2013, No.1395
4
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 50B TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN INSTRUKTUR NASIONAL SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Sesuai Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1997 tentang
Statistik, penyelenggaraan Sensus Penduduk, Sensus Pertanian, dan Sensus Ekonomi dilakukan 10 tahun sekali. Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik disebutkan bahwa waktu penyelenggaraan Sensus Penduduk adalah pada tahun berakhiran angka 0 (nol), Sensus Pertanian pada tahun berakhiran angka 3 (tiga), dan Sensus Ekonomi pada tahun berakhiran angka 6 (enam). Penyelenggaraan Sensus Pertanian dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sejak tahun 1963. Artinya, Sensus Pertanian 2013 (ST2013) adalah yang keenam kalinya. Kegiatan pertanian yang dicakup dalam sensus pertanian sebelumnya dan dalam ST2013 meliputi 6 subsektor, yaitu: tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. ST2013 merupakan kegiatan besar sehingga pelaksanaannya harus dilakukan
dalam
beberapa
tahapan,
baik
dalam
persiapan
maupun
pelaksanaannya. Persiapan ST2013 sudah dilaksanakan mulai tahun 2010. Pada tahun 2012 dilaksanakan updating Direktori Perusahaan Pertanian (DPP). Tahun 2013 dilaksanakan pencacahan lengkap rumah tangga usaha pertanian pada bulan Mei dan pencacahan sampel Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian (SPP) pada bulan November. Tahun 2014 dilaksanakan pencacahan sampel Survei Subsektor. 1.2
Tujuan Umum ST2013 Tujuan Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian Tahun 2013
(SPP 2013) adalah:
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
5
1) Mendapatkan data pendapatan/penerimaan rumah tangga pertanian beserta struktur pendapatan menurut subsektor. 2) Mendapatkan data mengenai penguasaan, penggunaan, dan konversi lahan dari rumah tangga pertanian. 3) Mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi dan ketahanan pangan rumah tangga pertanian. BAB II KEGUNAAN DATA SPP2013 Kegiatan SPP 2013 merupakan salah satu kegiatan ST2013 yang sangat penting dan hasilnya paling banyak ditunggu oleh berbagai kalangan. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan peserta latih (instruktur maupun petugas) dalam upaya menumbuhkan minat, pemahaman, dan motivasi untuk mengikuti pelatihan secara baik dan sungguh-sungguh. Setiap instruktur harus mampu meyakinkan kepada peserta latih bahwa SPP 2013 merupakan suatu kegiatan yang sangat penting serta menghasilkan sesuatu yang kegunaannya sangat besar, baik bagi pemerintah maupun bagi pengguna data yang lain. Dilihat dari sisi pengerahan sumber daya manusia maupun penggunaan anggaran, kegiatan ini merupakan kegiatan statistik yang sangat besar. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali ikut serta menyukseskannya. Dilihat dari keseluruhan kegiatan, SPP 2013 merupakan suatu rangkaian proses yang panjang dari ST2013 serta saling mempengaruhi sehingga output dari satu tahapan kegiatan akan memengaruhi output dari tahapan kegiatan berikutnya. Tahapan
kegiatan
pelatihan
petugas
pasti
akan
memengaruhi
tahapan
pengumpulan data dan kualitas data yang akan dihasilkan. Berbagai manfaat dari kegiatan SPP 2013 adalah diperolehnya data yang lebih detail terkait kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga. Salah satunya adalah data pendapatan dari rumah tangga yang melakukan usaha pertanian.
Pendapatan rumah tangga usaha pertanian dapat diperoleh
dari berbagai sumber pendapatan yang dimiliki oleh rumah tangga, antara lain dari usaha pertanian, usaha di luar sektor pertanian, buruh pertanian, buruh di luar sektor pertanian, dan
pendapatan/penerimaan lainnya. Selain diperoleh
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
6
data pendapatan rumah tangga, kegiatan SPP 2013 juga mampu menghasilkan data yang lebih komprehensif mengenai profil suatu rumah tangga usaha pertanian. Data hasil SPP 2013 juga dapat digunakan untuk menunjang berbagai analisis terkait indikator kesejahteraan petani, analisis cost benefit ratio, ketahanan pangan, dan pelengkap data kemisikinan. BAB III TANGGUNG JAWAB DAN TUGAS INNAS Innas bertanggung jawab dalam menyiapkan petugas SPP 2013 yang berkualitas. Petugas dikatakan berkualitas, jika mereka memenuhi kualifikasi sebagai berikut: a) Memahami secara menyeluruh ruang lingkup tugas. b) Memahami secara memadai konsep-konsep materi SPP 2013. c) Memahami secara mantap mekanisme pengumpulan data di lapangan. d) Memahami arti penting proses data cleaning di tingkat lapangan. Tanggung jawab Innas adalah mempersiapkan petugas lapangan yang berkualitas secara langsung yang akan dihadapi dalam pelatihan petugas. Tugas utama Innas adalah melatih petugas.. Mengingat peserta pelatihan yang beragam, maka Innas dituntut untuk memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai SPP 2013 karena Innas akan langsung melatih petugas. Innas diharapkan
akan
berperan
sebagai
narasumber
SPP
2013
yang
dapat
diandalkan. Walaupun komposisi pelatihan petugas bervariasi, tetapi yang harus menjadi fokus Innas dalam pelatihan adalah petugas itu sendiri. Ini penting untuk dicatat, karena waktu pelatihan relatif terbatas padahal petugas harus menguasai semua materi SPP 2013. Selama pelatihan harus dihindari diskusi yang berkepanjangan dan tidak produktif. Jelasnya, tugas utama Innas ada dua, yaitu melatih petugas dalam kelas pelatihan yang akan diselenggarakan oleh BPS Provinsi, dan berperan sebagai narasumber SPP 2013 di tingkat provinsi.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
7
BAB IV PERSIAPAN PELATIHAN Kegiatan persiapan pelatihan, antara lain mencakup persiapan teknis dalam
bentuk
pemantapan
penguasaan
materi
dan
bahan
pelatihan,
meyakinkan kelengkapan dan alat dukung proses pelatihan serta persiapan fisik dan mental. Persiapan fisik perlu karena instruktur akan bertugas dalam waktu relatif lama. Persiapan mental juga perlu karena instruktur akan menghadapi peserta latih yang terdiri dari puluhan orang dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang bervariasi. Dalam situasi pelatihan semacam itu, instruktur dituntut untuk siap secara mental mengelola potensi ’konflik’ yang mungkin terjadi antar peserta latih. Selain itu, instruktur juga dituntut untuk memiliki pengetahuan dasar dalam metode pengajaran. 4.1
Persiapan Teknis Yang
penguasaan
pertama materi
harus ajar
disiapkan
yang
perlu
oleh
pelatih
disampaikan
adalah
kepada
pemantapan peserta
latih.
Sebelumnya Innas harus mampu membedakan mana materi yang perlu dan yang tidak perlu dilatihkan serta topik mana yang perlu ditekankan dan mana yang tidak perlu ditekankan. Sebagai contoh yang tidak perlu disinggung dalam pelatihan, misalnya masalah non-teknis yang merupakan porsi panitia pelatihan. Sementara yang perlu ditekankan adalah topik yang terkait dengan materi pokok dan konsep pendapatan/penerimaan rumah tangga usaha pertanian. Untuk memantapkan pemahaman peserta mengenai konsep dasar ini, jika perlu Innas mendorong dan memfasilitasi peserta latih untuk mendiskusikannya di luar jam pelatihan. Penguasaan materi yang mantap merupakan prasyarat bagi Innas untuk memiliki kepercayaan diri dalam “menguasai” kelas. Berikut ini disajikan beberapa topik permasalahan yang perlu mendapat perhatian calon Innas dalam rangka melakukan persiapan teknis. a) Belajar ulang. Innas harus membaca ulang semua buku pedoman, power point bahan ajar, ralat buku pedoman (jika ada) dan tambahan penegasan yang ditetapkan sebagai bahan ajar. Innas harus yakin bahwa dalam
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
8
mengajar nanti dapat lebih banyak menjelaskan daripada membacakan. Oleh karena itu, Innas harus benar-benar menguasai konsep dan definisi yang digunakan dalam SPP 2013. Penguasaan materi hanya ketika mengikuti pelatihan Innas saja tidak akan cukup karena memori bisa terhapus dengan adanya tenggang waktu antara pelatihan Innas dan pelatihan petugas. Innas juga harus mencoba memperkaya diri dengan berbagai contoh kasus yang terjadi di lapangan, khususnya yang sering terjadi di daerah tempat Innas mengajar. Ketika membaca ulang, siapkan alat tulis untuk membuat catatancatatan pendek. b) Menyiapkan catatan pendek. Innas harus memperlengkapi diri dengan catatan pendek versi instruktur sendiri (di luar yang telah ada pada bahan ajar). Catatan pendek dapat terdiri dari beberapa kata kunci, seperti skema alur pikir yang dianggap perlu dituliskan di papan tulis ketika menjelaskan topik tertentu. Tanpa persiapan ini, Innas akan kelihatan kurang siap di depan peserta. Menyiapkan catatan pendek pada dasarnya merupakan kegiatan menarasikan ide-ide yang ada dalam pikiran sehingga menjadi lebih konkret. Jangan pernah merasa rugi mendalami suatu konsep pemikiran karena profesionalisme seseorang sangat dipengaruhi oleh banyaknya konsep yang dipahami. Seorang Innas yang menganggap pemahaman konsep hanya perlu
untuk pelatihan
(sehingga merasa cukup hanya
mengandalkan
pembacaan buku pedoman di kelas), di kemudian hari akan mengalami kerugian dari sisi penguasaan aset intelektual yang pada dasarnya bersifat dinamis dan akumulatif. c) Pemeriksaan
jenis
dan
jumlah
dokumen.
Innas,
sebelum
memulai
pelatihan, perlu memeriksa jenis dan kelengkapan dokumen dan peralatan peserta. Jika ada dokumen dan peralatan yang belum diterima peserta, segera mintakan kepada panitia. Jika perlu, bantulah panitia mengatasi masalah kelengkapan dokumen dan peralatan pelatihan bagi peserta. 4.2.
Persiapan Bahan Ajar Bahan ajar disediakan dalam bentuk powerpoint presentation. Bahan ajar
ini merupakan alat bantu yang seragam untuk setiap kelas di semua pusat
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
9
pelatihan. Innas dituntut memiliki keterampilan untuk mengoperasikan bahan ajar secara optimal dan paham lokasi materi tertentu di dalam bahan ajar. Bahan ajar terdiri dari beberapa bagian dan masing-masing bagian ditayangkan sesuai kebutuhan. 4.3
Pengaturan Ruang Pelatihan Ruang pelatihan perlu diatur sehingga proses pelatihan dapat berlangsung
secara
efektif
dan
nyaman.
Pengaturan
ruang
pelatihan
perlu
mempertimbangkan letak papan tulis dan atau layar, posisi dan jarak tempat duduk Innas dengan peserta, serta susunan tempat duduk peserta. Yang terakhir ini perlu diatur sedemikian rupa sehingga semua peserta dapat melihat Innas dan papan tulis dengan leluasa serta mendengar suara Innas secara jelas. Perlu diatur juga agar tempat duduk peserta tidak terlalu saling berjauhan. Jika memungkinkan tersedia viewer dan papan tulis putih (white board), maka atur sedimikian rupa sehingga sewaktu-waktu tayangan (layar) bisa ditampilkan pada papan tulis ketika memberi contoh pengisian daftar. Ketika menayangkan penjelasan, yang tidak memerlukan coretan, maka tayangan sebaiknya ke layar atau tembok agar papan tulis tetap bisa dipakai. Tata letak tempat duduk pada kelas pelatihan petugas diupayakan sebagai berikut:
Papan Tulis Innas Layar
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
10
Persiapan dan Pelaksanaan Role Playing
4.4
Berdasarkan serangkaian uji coba dan gladi bersih, diketahui bahwa petugas lapangan mutlak perlu melakukan role playing sebelum ke lapangan. Role playing sangat penting agar calon petugas memiliki pemahaman yang benar dan mantap mengenai konsep-konsep yang diajarkan di kelas, menghayati mekanisme pendataan di lapangan, serta memiliki pengalaman. Mengingat pentingnya fungsi role playing,
maka Innas perlu menyiapkan secara cermat,
mengawasi proses, dan mendiskusikan hasilnya secara tuntas. Praktik utama dalam pelatihan Innas adalah latihan mengajar dan role playing. Bagi Innas, role playing adalah ajang untuk berlatih yang sesungguhnya. Dengan role playing akan dapat diketahui apakah pemahaman yang diperoleh dari Instruktur Utama (Intama) sudah optimal atau belum. Mekanisme umum pelaksanaan role playing adalah sebagai berikut: a) Role playing dilakukan dengan wawancara di kelas. Petani sebagai responden sebanyak 2 (dua) orang per kelas didatangkan langsung ke dalam kelas. b) Panitia menyiapkan Daftar ST2013-SPP.S. c) Secara urut dan
bergantian,
petugas
setiap kelompok
mewawancarai
responden dalam kelompok tersebut. d) Setelah masing-masing memeriksa hasil kerjanya, lakukan pemeriksaan silang (saling tukar menemukan kesalahan atau kekurangan dalam hasil Daftar ST2013-SPP.S), lalu diskusikan permasalahan yang ditemukan. e) Role playing dilaksanakan 1 sesi atau 1,5 jam, dengan rincian 15 menit pengarahan, 45 menit untuk pencacahan, dan 30 menit pembahasan. f) Pembahasan disusun masing-masing tim dan dikumpulkan sebagai bahan laporan/evaluasi Innas. Pembahasan diharapkan dapat menjawab minimum 4 butir pertanyaan berikut: i.
Apa
kesulitan
dan
permasalahan
selama
pencacahan?
Mengapa?
Bagaimana mengatasinya? ii.
Pertanyaan mana yang sering sulit menanyakannya? Mengapa? Bagaimana mengatasinya?
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
11
iii.
Pertanyaan
mana yang sering sulit dijawab responden?
Mengapa?
Bagaimana mengatasinya? iv.
Apa yang menurut Anda perlu dipersiapkan lagi untuk siap menjalankan tugas Anda?
g) Proses kegiatan role playing merupakan bagian dari laporan yang harus disiapkan oleh Innas. Laporan role playing mencakup: i.
Bagaimana
Anda
membagi
kelompok
peserta,
bagaimana
peserta
melakukan pencacahan? ii.
Waktu (jam berapa mulai, berapa lama rata-rata mencacah, jam berapa selesai mencacah, serta berapa lama diskusi pembahasan).
iii.
Pengamatan terhadap kelemahan peserta dalam mencacah, dan apa yang Anda lakukan?
iv. 4.5
Rangkuman laporan peserta. Mengenali Calon Peserta Latih Agar proses pelatihan berlangsung lancar, hidup, dan dinamis, maka Innas
perlu mengenali calon peserta secara memadai dengan mempelajari kelengkapan dan kebenaran biodata peserta latih. Selain itu, informasi mengenai latar belakang sosial ekonomi budaya peserta akan berguna bagi Innas dalam mempersiapkan diri mengatur strategi pelatihan. Perlu dicatat bahwa secara umum berlaku bahwa peserta yang usianya lebih muda akan lebih mudah menyerap informasi yang diberikan dengan cepat dibandingkan peserta yang usianya lebih tua. Secara umum juga berlaku bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah dan cepat informasi akan diserap, begitu pula sebaliknya. Selain itu, agar kehadiran dapat diterima secara cepat dan tidak dianggap ’orang asing’ oleh peserta, Innas dapat melakukan pendekatan budaya dengan, misalnya menggunakan jargon-jargon khas daerah setempat yang sering digunakan. Dengan memahami berbagai karakteristik peserta pelatihan di atas, Innas dapat memilih bahasa dan cara mengajar yang paling tepat untuk diterapkan ke peserta latih. Hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan, demi tercapainya tujuan pelatihan petugas secara optimal.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
12
Innas perlu menyiapkan catatan perorangan mengenai partisipasi setiap peserta dalam kelas, ketepatan waktu hadir, perhatian mengikuti kelas, penyerapan materi, dan sebagainya yang menyangkut perilaku sebagai peserta. Akhirnya, perlu diingat bahwa mempersiapkan setiap peserta agar memiliki kualifikasi yang diinginkan sangat penting karena kinerja masing-masing petugas akan terkait dengan data ribuan bahkan ratusan ribu petani. 4.6
Persiapan Fisik dan Mental Persiapan fisik di sini mencakup persiapan kondisi tubuh yang fit dan
prima, latihan sendiri di rumah, serta persiapan pakaian yang digunakan. Innas harus ingat bahwa mereka akan mengajar dalam jangka waktu yang relatif panjang sehingga kondisi tubuh yang fit merupakan salah satu modal yang cukup penting dalam mengajar yang harus selalu dijaga. Innas harus mengkonsumsi makanan berkualitas serta vitamin yang cukup untuk menjaga vitalitas tubuh. Untuk mengatasi rasa grogi dan meningkatkan rasa percaya diri pada saat mengajar, Innas harus melatih diri sendiri dalam hal penampilan dan suara. Lakukan latihan di rumah atau di depan cermin setiap hari. Perhatikan penampilan dan intonasi suara, kembangkan kemampuan bicara dari hari ke hari, sehingga pada waktu tampil mengajar yang sesungguhnya akan percaya diri. Tidak ada keahlian yang muncul tiba-tiba atau yang sudah dibawa sejak lahir. Keterampilan mengajar akan menjadi bagian penting keahlian secara keseluruhan. Seseorang dikatakan mengerti suatu konsep ditandai dengan kemampuannya menjelaskan kepada orang lain. Keberhasilan dalam mengajar merupakan langkah-langkah peningkatan profesionalisme dalam berkarir. Pakaian yang digunakan oleh Innas juga tidak kalah penting untuk dipersiapkan karena pakaian yang digunakan dapat mencerminkan kepribadian seseorang. Cara Innas dalam berpakaian juga akan mempengaruhi penilaian peserta. Innas harus menggunakan busana yang formal dan sopan agar mendapat kesan pertama yang baik dari peserta.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
13
Persiapan mental juga tidak kalah pentingnya dari persiapan fisik. Seorang Innas
harus
menyadari
bahwa
petugas
tidak
mempunyai
pengetahuan,
pengalaman, dan keahlian mengajar SPP 2013. Maka, jangan berharap bahwa dengan sendirinya mereka mampu memahami suatu konsep pada SPP 2013 dengan konsep survei/sensus lainnya. Bisa atau tidak bisa mereka melakukan tugasnya dengan benar di lapangan sangat tergantung kepada Innas. Oleh karena itu, jika terjadi kesalahan petugas di lapangan, maka nama Innas akan terbawa-bawa. Menyadari kondisi yang akan dihadapi dalam tugas ini, maka Innas perlu mempersiapkan mental bagaimana membuat peserta yang tidak tahu menjadi tahu. BAB V CAKUPAN MATERI Materi pokok dan jumlah sesi pelatihan pada dasarnya sama untuk setiap jenjang pelatihan. Materi pokok pelatihan mencakup topik-topik bahasan sebagai berikut: a) Konsep pendapatan dari berbagai sumber pendapatan: usaha pertanian menurut subsektor, usaha non pertanian, pendapatan/penerimaan lainnya, dan pendapatan dari buruh/karyawan/pegawai menurut subsektor. b) Konsep nilai produksi dan biaya produksi. c) Tata cara pengisian kuesioner. d) Mekanisme pendataan di lapangan. e) Mekanisme pengawasan dan pemeriksaan hasil pencacahan. Seluruh materi teknis harus dipahami dan dikuasai oleh para Innas yang selanjutnya harus disampaikan kepada petugas yang nantinya akan bertugas di lapangan. Dalam pelatihan petugas, materi lebih difokuskan pada topik-topik yang sesuai dengan tugas pokok mereka, yaitu tata cara pengisian kuesioner, penguasaan konsep dan definisi, dan mekanisme kunjungan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sementara untuk yang bertugas sebagai pengawas/pemeriksa (PML), pembahasan konsep perlu lebih diperdalam agar mereka lebih siap
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
14
menjadi tempat bertanya para PCL. Selain itu, PML dituntut untuk memiliki kemampuan mengorganisasikan kegiatan lapangan. Panduan umum pemberian materi pelatihan termasuk sesi-sesinya adalah sebagai berikut: a) Disiapkan 16 sesi dengan masing-masing sesi berdurasi rata-rata 120 menit. b) Materi pelatihan mencakup penjelasan teori, praktek, dan pendalaman. Topik dan durasi disajikan pada jadwal terlampir. c) Materi pendahuluan biasanya disampaikan oleh pejabat yang bertugas untuk membuka pelatihan dengan dihadiri oleh seluruh peserta. Apabila pejabat tersebut hanya membuka pelatihan, maka Innas akan menyampaikan materi pendahuluan. d) Apabila diadakan acara seremonial penutupan (secara resmi), maka waktunya adalah pada sesi terakhir maksimum 60 menit. Jika tidak diadakan acara seremonial penutupan, maka Innas menutup pelatihan di kelasnya masingmasing dengan menyampaikan harapan agar petugas dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. e) Tidak
diperkenankan
memadatkan
materi,
memperpanjang waktu per sesi dengan
meskipun
dengan
maksud mempercepat
cara jadwal
pelatihan. Satu hari maksimum hanya 4 sesi. Jika lebih dari itu, maka akan berdampak pada kejenuhan peserta. f) Diperbolehkan mengadakan sesi tambahan untuk diskusi dan penjelasan halhal yang dianggap penting untuk pemantapan. g) Diharapkan Innas menyiapkan latihan soal yang dibawa pulang ke kamar penginapan. h) Pola aktivitas pelatihan adalah: i. Penjelasan teori, konsep, definisi, dan tata cara pengisian. ii. Praktek mengisi daftar. iii. Pendalaman. 5.2
Materi Non Teknis Yang penting untuk diingat adalah bahwa tugas Innas bukan hanya
sekadar memberikan pelatihan teknis, tetapi juga memberikan pembekalan non
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
15
teknis, termasuk pemberian motivasi untuk menjalani pelatihan secara sungguhsungguh dan pembangunan moral kerja agar petugas memilki komitmen menjalankan tugas secara penuh tanggung jawab. Materi non teknis ini meskipun tidak dipersiapkan secara khusus, namun perlu disampaikan oleh Innas. Hal ini penting karena pada akhirnya kualitas hasil pendataan ditentukan oleh kinerja petugas lapangan yang tidak semata-mata ditentukan oleh penguasaan materi teknis, tetapi juga moral kerja petugas lapangan. Metode penyampaian materi non teknis tidak harus disampaikan secara khusus atau pada waktu tersendiri, namun dapat disisipkan pada saat penyampaian materi teknis. BAB VI METODE PELATIHAN YANG EFEKTIF Semua Innas dituntut untuk menguasai serta menerapkan metode pelatihan yang efektif. Suatu metode dikatakan efektif jika sasaran yang ditetapkan dapat tercapai. Sebenarnya metode yang efektif merupakan syarat yang perlu, bukan syarat yang cukup untuk mencapai sasaran. Artinya, metode pelatihan yang efektif memang diperlukan, tetapi tidak cukup untuk menjamin tercapainya sasaran. Untuk menjamin tercapainya sasaran diperlukan syarat lain, antara lain penguasaan materi pelatihan dari Innas, kedisiplinan, serta motivasi aktor pelatihan (Innas dan peserta latih) untuk menyukseskan pelatihan. Metode pelatihan yang efektif adalah metode yang dapat mengantarkan tercapainya sasaran akhir pelatihan, yaitu menyiapkan petugas lapangan yang andal dalam arti memiliki pemahaman, keterampilan, dan motivasi kerja yang memadai. Agar para peserta latih memiliki pemahaman yang memadai, dalam arti mampu menyerap materi pelatihan secara optimal, ada beberapa kiat yang dapat dijadikan sebagai pedoman oleh Innas. 6.1
Pembukaan Pelatihan Mulailah pelatihan dengan ungkapan-ungkapan pembukaan (opening)
yang menggugah atau menggelitik secara intelektual sehingga tumbuh perhatian,
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
16
minat, dan motivasi peserta untuk mengikuti pelatihan. Meskipun demikian ungkapan-ungkapan itu tidak boleh kaku, vulgar, atau datar. Jelaskan secara sistematis bahwa kegiatan SPP 2013 merupakan kegiatan nasional dengan sasaran yang sangat luas, berjangka panjang, dan banyak ditunggu
pengguna
data,
bahkan
merupakan
pekerjaan
mulia
karena
menyangkut kepentingan orang banyak. Penegasan semacam itu diharapkan dapat memberi kesan kepada peserta bahwa keterlibatan mereka dalam SPP 2013 berarti terlibat dalam kegiatan yang besar dan mulia. Tegaskan bahwa kinerja mereka sebagai petugas lapangan nantinya akan turut menentukan keberhasilan atau kegagalan kegiatan nasional yang besar dan mulia ini. Kepada Innas dapat diilustrasikan bahwa dengan mengajar sekitar 50 PCL, mereka bertanggung jawab terhadap kualitas data sekitar 2400 rumah tangga usaha pertanian yang terkena sampel SPP Jelaskan secara gamblang sasaran yang ingin dicapai dari pelatihan SPP 2013, yang pada prinsipnya mencakup empat isu besar: 1) Peserta menguasai konsep-konsep secara benar. 2) Peserta memilki keterampilan melakukan wawancara pada pencacahan sampel menggunakan instrumen yang sesuai secara cermat. 3) Peserta menyadari pentingnya untuk menerapkan konsep dan keterampilan itu secara konsisten di lapangan. 4) Peserta menyadari pentingnya menjaga kualitas data yang dihasilkan. 6.2
Membangun Suasana yang Kondusif Selama pelatihan berlangsung, bangunlah suasana akrab dengan peserta.
Keakraban perlu untuk memperluas rasa kepemilikan (sense of belonging) terhadap SPP 2013. Tunjukkan wajah yang cerah dan antusiasme yang tinggi dalam mengajar serta sedikit gurauan (ice breaking) untuk menghilangkan kekakuan suasana atau rasa bosan peserta. Tunjukkan rasa percaya diri yang cukup agar peserta memiliki kesan bahwa Innas memiliki kemampuan mengajar yang handal. Pandangan Innas
www.djpp.kemenkumham.go.id
17
2013, No.1395
dapat menjangkau semua peserta selama mengajar, maka usahakan untuk selalu lebih tinggi dari peserta dengan tidak banyak duduk. Separuh badan Innas sebaiknya dapat terlihat oleh peserta paling belakang. Selama berbicara, Innas seharusnya dalam sikap berdiri, baik ketika membaca maupun menjelaskan. Innas juga harus menjadi pusat perhatian sehingga setiap gerakannya bermakna mendukung penjelasannya.
Gambar 6.1 Suasana Ruang Pelatihan yang Baik
Gambar 6.2 Suasana Ruang Pelatihan yang Kurang Baik 6.3
Penyajian Materi Pelatihan
6.3.1 Umum Usahakan supaya volume suara dapat didengar oleh semua peserta secara jelas. Selain itu, usahakan juga supaya ketika menjelaskan konsep, definisi, dan mekanisme lapangan disinggung secara meyakinkan tentang latar belakang tujuannya. Sebagai contoh: i. Ketika menjelaskan pemeriksaan, jelaskan bahwa sistem itu dipilih untuk memastikan kelengkapan, kewajaran, dan konsistensi isian kuesioner terjaga di tingkat lapangan.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
18
ii. Ketika menjelaskan sketsa peta ST2013-SPP.WB, jelaskan bahwa hal tersebut perlu dilakukan untuk memastikan agar tidak ada rumah tangga yang terlewat maupun cacah ganda. iii.Ketika menjelaskan “data cleaning”, jelaskan bahwa hal tersebut mutlak dilakukan untuk menggaransi kualitas kerja petugas. Penjelasan konsep, definisi, dan mekanisme lapangan dalam SPP 2013 harus tuntas dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak menyisakan keraguan bagi peserta. Dapat membagi waktu secara efektif dan efisien kapan harus menjelaskan dan kapan harus menggunakan alat peraga. Berikan
kesempatan
sebanyak-banyaknya
kepada
peserta
untuk
bertanya. Berikan pujian kepada pertanyaan yang baik dan bermakna untuk penyerapan materi. Klarifikasikan maksud pertanyaan kepada peserta sebelum menjawabnya. Jawaban harus tetap merujuk pada konsep dan definisi di buku pedoman serta menggunakan analogi dan logika. Jika tidak dapat dijawab, maka tunda pertanyaan tersebut untuk didiskusikan dengan sesama Innas atau pengawas. Catatlah setiap ada masalah yang tidak diterangkan di dalam buku pedoman. Berikan banyak contoh kasus dan latihan pengisian daftar. Adakan latihan wawancara sesama peserta. Setiap nomor pertanyaan pada kuesioner harus dipraktikkan kepada setiap peserta. Gunakan berbagai cara untuk membuat kelas menjadi hidup dan dinamis, antara lain dengan cara mendorong para peserta supaya berani dan termotivasi untuk berpartisipasi secara aktif di kelas. Cara lain adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta pelatihan dalam bentuk kasus yang realistis di mana pertanyaan yang diajukan sebaiknya ditulis di papan tulis. 6.3.2 Sistematika Penyajian Sistematika penyajian materi setiap sesi harus tetap terjaga serta mengikuti jadual yang telah ditetapkan. Sebelum mulai penyajian materi dalam suatu sesi, terlebih dahulu kemukakan topik (spesifik) yang akan dibahas serta sasaran yang akan dicapai dalam sesi ini. Sebagai contoh, ketika memulai suatu
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
19
sesi, instruktur dapat menyampaikan kalimat-kalimat pembukaan berikut, “Sore ini
kita akan
membahas kegiatan
yang sangat
penting untuk melihat
kesejahteraan petani kita, yaitu keadaan sosial ekonomi dan ketahanan pangan rumah tangga. Setelah penyajian topik ini selesai, dalam 10 menit terakhir kita akan mengadakan semacam tes untuk memastikan apakah kita semua memahami semua materi pada sesi ini.” Bagian awal penyajian materi dalam suatu sesi sebaiknya berisi penjelasan mengenai cakupan materi secara keseluruhan. Dalam menyajikan materi secara keseluruhan, Innas dituntut memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memanfaatkan flow chart, tabel atau model visual lain secara optimal. Penjelasan materi secara keseluruhan sebaiknya juga disajikan dalam bagian akhir penyajian sebelum diadakan tes. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa topik yang dijadwalkan dalam suatu sesi telah dicakup semuanya.
• Hindari pengajaran yang monoton • Hidupkan suasana diskusi di kelas • Sentuh rasa ingin tahu dan emosi peserta untuk memperoleh perhatian BAB VII MEMOTIVASI PESERTA 7.1
Mengikuti Pelatihan Dengan Baik Innas harus memotivasi peserta agar mengikuti pelatihan secara tertib,
disiplin, dan penuh perhatian. Beberapa peserta mungkin terlihat antusias sedangkan beberapa peserta yang lain membutuhkan atau mengharapkan Innas dapat memberikan inspirasi, dorongan atau menstimulasi minat mereka terhadap pelatihan ini. Seorang Innas akan dapat menerapkan pembelajaran yang efektif apabila memiliki keterampilan dalam memotivasi sehingga peserta selalu terlihat penuh perhatian selama pelatihan berlangsung. Peserta akan tertib, disiplin, dan memberikan respon yang positif terhadap pelatihan yang
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
20
tersusun/terstruktur dengan baik yang diberikan oleh seorang Innas yang antusias dan penuh perhatian terhadap peserta dan materi yang diajarkan. Beberapa strategi umum yang harus diperhatikan Innas dalam memotivasi peserta seperti dirumuskan oleh Barbara Gross Davis (1993) adalah sebagai berikut: a) Menunjukkan wajah cerah dan antusiasme yang tinggi dalam mengajar Antusiasme dari Innas merupakan faktor yang sangat penting dalam memotivasi peserta. Biasanya antusiasme datang dari rasa percaya diri, ketertarikan
terhadap
materi
yang
diajarkan
dan
kesenangan
dalam
mengajar. b) Memperhatikan kebutuhan peserta Beberapa kebutuhan yang dapat memotivasi peserta apabila terpenuhi adalah kebutuhan untuk mempelajari sesuatu untuk tujuan tertentu, kebutuhan untuk mencari pengalaman baru, kebutuhan untuk mengatasi tantangan, kebutuhan untuk menjadi kompeten, dan kebutuhan untuk merasa terlibat serta berinteraksi dengan orang lain. c) Membuat peserta berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran di kelas Peserta
belajar
menciptakan, kesempatan
dengan
dan
melakukan,
memecahkan
sebanyak-banyaknya
membuat,
masalah. untuk
menulis,
Berikan
bertanya
mendesain,
pertanyaan dan
hargai
serta setiap
pertanyaan dari peserta. Jangan memberitahu sesuatu, jika hal tersebut bisa dijadikan pertanyaan untuk peserta. Dorong peserta untuk memberikan saran pemecahan terhadap suatu masalah. d) Memiliki harapan yang realistis terhadap peserta Harapan dari Innas mempunyai pengaruh yang kuat terhadap peserta. Jika Innas mengharapkan para peserta mempunyai motivasi, bekerja keras dan memiliki perhatian yang besar terhadap pelatihan, maka hal itu akan terwujud apabila harapan tersebut juga diwujudkan dalam contoh sikap yang nyata. Misalnya, jika Innas memiliki harapan agar peserta dapat menjadi
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
21
petugas yang baik, maka Innas juga harus dapat memberikan contoh, misal cara mengajar yang baik. e) Memberitahu
peserta
yang
mereka
butuhkan
agar
berhasil
dalam
pelatihan Pastikan kepada peserta bahwa mereka dapat melakukan yang terbaik dan beritahu apa yang harus mereka lakukan agar berhasil dalam pelatihan. Ucapkan sesuatu yang bisa memberikan efek positif, seperti “Jika Anda bisa memecahkan masalah dari contoh ini, maka Anda akan berhasil dalam tes nanti” atau “Bagi Anda yang tidak bisa memecahkannya, saya akan membantu Anda”. Jangan mengucapkan kata-kata seperti “Anda sangat ketinggalan sekali” atau “Kalau kemampuan Anda seperti ini, bagaimana bisa saya membantu Anda?” f) Meningkatkan motivasi diri peserta Hindari kata-kata yang menonjolkan posisi anda sebagai Innas. Pergunakan kata-kata, seperti “Menurut saya, akan lebih baik jika.…” daripada “Saya minta….” atau “Anda harus….” g) Harus spesifik dalam memberikan feedback yang negatif Feedback negatif sangat berpengaruh dan bisa membuat atmosfir negatif di kelas. Ketika Innas mengidentifikasi kelemahan peserta, pastikan untuk menggunakan kata-kata yang bijak yang tidak akan menyinggung perasaan peserta. h) Hindari komentar yang menjatuhkan Innas harus ingat bahwa setiap peserta memiliki tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Sehingga Innas harus menunjukkan sikap yang positif apabila ada peserta yang meminta Innas untuk mengulangi lagi suatu penjelasan yang telah diberikan. Innas juga harus menghargai setiap pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Hindari komentar yang dapat menjatuhkan mental peserta karena komentar yang bersifat negatif akan membuat peserta menjadi malas untuk bertanya. Jika hal ini sampai terjadi, maka Innas akan dianggap tidak
berhasil
memotivasi
peserta
untuk
belajar
serta
menghambat
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
22
tercapainya tujuan pelatihan SPP 2013, yaitu untuk mendapatkan petugas yang berkualitas. 7.2
Menjadi Petugas Lapangan yang Penuh Tanggung Jawab Pelaksanaan lapangan SPP 2013 akan dilakukan oleh petugas pencacah
(PCS) dan diawasi oleh petugas pengawas (PMS). Sistem tim ini dipilih untuk memastikan agar pengawasan melekat dapat dilakukan di tingkat lapangan sehingga hasil pendataan sudah ‘bersih’ (clean) di tingkat lapangan pula. Dalam kaitan ini, keberhasilan dalam menyelenggarakan pelatihan sangat menentukan keberhasilan untuk mencapai sasaran tersebut. Oleh karena itu, penyelenggara pelatihan berkewajiban untuk memiliki perhatian yang lebih serta komitmen yang tinggi untuk memastikan keberhasilan proses pelatihan. Proses pelatihan calon petugas akan lebih baik jika calon peserta sebelumnya telah memahami ruang lingkup wilayah dan jadwal kerja, kewajiban serta hak mereka nantinya selaku petugas lapangan SPP 2013 yang tertuang dalam kontrak kerja. Dengan demikian, perlu ada semacam briefing singkat mengenai kontrak kerja sebelum proses pelatihan dimulai. Setelah peserta memahami hak dan kewajiban sebagai petugas lapangan SPP 2013, Innas harus memberikan motivasi bahwa para petugas akan mengemban tugas mulia negara sehingga mereka harus melaksanakannya dengan penuh keikhlasan dan tanggung jawab. Pendekatan ini juga dapat dilakukan untuk menghadapi peserta yang mengeluh mengenai honor yang tidak sesuai dengan beban kerja. Innas harus menjelaskan bahwa keberhasilan SPP 2013 akan mempunyai dampak yang tidak langsung terhadap pembangunan pertanian di Indonesia. Petugas yang berkualitas akan berkorelasi positif dengan kualitas data yang dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan akurat dan valid, maka perencanaan pembangunan pertanian akan tepat sasaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa para petugas SPP 2013 juga mempunyai sumbangsih terhadap perbaikan kehidupan masyarakat Indonesia, termasuk kehidupan mereka sendiri.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
23
Menghadapi peserta yang mengeluh mengenai beratnya beban tugas yang akan diemban dalam SPP 2013, Innas harus mampu memberikan kata-kata yang memunculkan motivasi pada diri setiap peserta bahwa mereka mampu untuk melakukannya. Ceritakan kisah-kisah inspiratif yang mampu menggugah semangat peserta. Sampaikan bahwa setiap hambatan merupakan sebuah tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan kualitas diri. Seperti kata pepatah, bahwa keberhasilan kita ditentukan oleh seberapa besar kemauan kita untuk berhasil. Namun kemauan saja tidak cukup, karena harus diiringi dengan tindakan nyata. Secara bertahap, dengan mulai menikmati tugas yang diemban, maka perlahan-lahan tidak akan merasa berat lagi untuk menjalankannya, bahkan akan semakin menikmatinya. Ingat juga kata pepatah Cina kuno, bahwa perjalanan 1000 mil dimulai dengan 1 langkah. BAB VIII EVALUASI PELATIHAN Evaluasi pelatihan dapat didefinisikan sebagai proses sistematis untuk menganalisis tingkat pencapaian tujuan pelatihan. Penggunaan kata proses menunjukkan bahwa kegiatan evaluasi tidak hanya sekali melainkan dilakukan secara menyeluruh mulai dari awal pelatihan, di saat pelatihan berlangsung, dan di akhir masa pelatihan. Pengertian sistematis di sini berarti terencana dan berkesinambungan. Setiap
kegiatan
evaluasi
tidak
dapat
dilepaskan
dari
tujuan
dilaksanakannya pelatihan, yang dalam hal ini adalah pelatihan SPP 2013. Dengan merujuk pada tujuan dilaksanakannya pelatihan SPP 2013, yaitu untuk memperoleh petugas yang berkualitas, maka beberapa karakteristik dari setiap peserta akan dinilai. Karakteristik pertama adalah daya serap peserta terhadap konsep dan definisi yang dipakai dalam SPP 2013 serta mekanisme pelaksanaan lapangan. Daya serap peserta dapat dilihat dari keaktifan di kelas dan nilai-nilai pada saat kuis maupun pendalaman. Perilaku peserta pelatihan pada saat mengikuti pelajaran di kelas juga menjadi salah satu acuan untuk melihat kualitas petugas. Dalam SPP 2013, petugas lapangan diharapkan dapat bertingkah laku
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
24
sopan karena mereka bertugas dengan membawa atribut BPS. Dengan demikian apabila petugas SPP 2013 tidak dapat membawa diri dengan baik pada saat melaksanakan tugasnya, maka nama BPS juga akan tercemar. Evaluasi juga dapat dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan jalannya proses belajar mengajar (Purwanto 2008: 5). Hal ini dapat dilakukan oleh Innas dengan cara mengajukan pertanyaan untuk mengetahui sampai sejauh mana peserta mengerti akan penjelasan yang diberikan oleh Innas. Apabila ternyata masih ada peserta yang belum mengerti, Innas harus mencari metode lain untuk memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta. Hasil evaluasi ini selanjutnya harus dibuat dalam bentuk laporan. Laporan dibuat oleh setiap Innas dan memuat semua kelas/gelombang yang diajar. Laporan
juga
diharapkan
menyertakan
foto-foto
pelatihan.
Agar
dapat
terdokumentasi secara permanen, maka laporan yang dikirim sebaiknya berupa softcopy pdf file. Bentuk laporan Innas dapat dilihat pada daftar lampiran dan dilengkapi dengan lampiran-lampiran lain termasuk: a) Laporan pelatihan SPP 2013. b) Jadwal pelatihan petugas yang ada di pusat pelatihan. c) Daftar fasilitas belajar dan akomodasi/konsumsi. d) Rekapitulasi biodata peserta pelatihan. e) Nilai pendalaman dan pengamatan. f)
Masalah dan pemecahan selama pelatihan.
g) Laporan pelaksanaan role playing. h) Rangkuman catatan lainnya dari pelaksanaan pelatihan.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
25
Lampiran 1. Jadwal Pelatihan Innas Hari/ Tanggal (1)
Pemimpin Jam
Kegiatan
Pembicara (2) 14.00 – 16.00
(3)
19.30 – 20.00
17 Sept.
(4)
Registrasi peserta Pembukaan
Selasa/
Rapat/
Panitia
(Menyanyikan
lagu Indonesia Raya, Do’a Pembukaan
dan
Laporan
Panitia
Panitia Penyelenggara)
2013
Arahan 20.00 – 20.45
Kepala
sekaligus
BPS
Membuka
Pelatihan Innas SPP ST2013 20.45 - 21.00
Coffe Break
21.00 - 21.15
Pengumuman Panitia Penjelasan
08.00 – 10.00
BPS
RI
Panitia Umum,
Metodologi, Daftar
Kepala
Instruktur
ST2013-SPP.DSRT Utama
dan Peta ST2013-WB Rabu/ 18 Sept. 2013
10.00 – 10.15
10.15 – 12.15 12.15 – 13.15
Coffe Break Pembahasan
kuesioner Instruktur
ST2013-SPP.S Blok I-IV
Utama
Ishoma
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
13.15 – 15.15
15.15 – 15.30
26
Pembahasan
kuesioner Instruktur
ST2013-SPP Blok V-VII Coffe Break Pembahasan
15.30 – 17.30
Utama
kuesioner
ST2013-SPP Blok VIII-XI
Utama
Assignment I 08.00 – 10.00
10.00 – 10.15 Kamis/ 19 Sept. 2013
Pembahasan
kuesioner Instruktur
ST2013-SPP Blok XII-XV
Utama
Coffe Break Assignnment
10.15 – 12.15
Instruktur
Pembahasan ST2013-SPP
II
,
kuesioner Instruktur Blok
XVI
- Utama
XVIII 12.15 – 13.15
Ishoma
13.15 – 15.15
Role Playing
15.15 – 15.30
Coffe Break
15.30 – 17.30
Role Playing
17.15 – 19.00
Ishoma
19.00 – 21.00
Evaluasi role playing
07.30 – 09.00
Review penegasan
Instruktur Utama
Instruktur Utama
materi
Instruktur Utama dan Instruktur Utama
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
27
09.00 – 09.15
Coffe Break Panitia
Jum’at
09.15 – 11.15
Pendalaman
Instruktur
20 Sept. 2013
/
Utama 11.15 – 13.15
13.15 – 15.15
15.15 – 15.30
Ishoma Tata
Pemeriksaan Instruktur
Kuesioner
Utama
Coffe Break Tata
15.30 – 17.30
Cara
Cara
Kuesioner
Pemeriksaan dan
Editing
Coding 17.15 – 19.00
Instruktur Utama
Ishoma Deputi
19.00 – 21.00
Penutupan
Bidang Stat. Produksi
Sabtu/21 Sept. 2013
08.00-10.00
Penyelesaian dan chek out
administrasi
Panitia
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
28
Lampiran 2. Jadwal Pelatihan Petugas Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 (SPP2013) Hari
Jam
Pemimpin
Kegiatan
Rapat/ Pembicara (1)
(2)
I
12.00 – 14.00
Registrasi Peserta
Panitia
14.00 – 14.30
Pembukaan
BPS Provinsi
14.30 – 15.30
15.30 – 15.45
(3)
Daftar
ST2013-SPP.DSRT Instruktur
dan Peta ST2013-WB
Nasional
Ishoma Pembahasan
15.45 – 17.15
(4)
kuesioner Instruktur
ST2013-SPP-S Blok I-IV
Nasional
Assignment I 17.15 – 19.00
Ishoma
19.00 – 21.00
Mengerjakan Assignment I Review
Materi
Pertama dan 08.00 – 10.00
Mandiri
Hari Instruktur
Assignment Nasional
I Review Pembahasan
kuesioner
ST2013-SPP.S Blok V-VII
II 10.00 – 10.15
Istirahat
10.15 – 12.15
Pembahasan
kuesioner Instruktur
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
29
Hari
Jam
Pemimpin
Kegiatan
Rapat/ Pembicara (1)
(2)
(3)
(4)
ST2013-SPP Blok VIII-XI 12.15 – 13.15
13.15 – 15.15
15.15 – 15.30
Ishoma Pembahasan
kuesioner Instruktur
ST2013-SPP Blok XII-XV
Nasional
Ishoma Pembahasan ST2013-SPP
15.30 – 17.30
Nasional
kuesioner Instruktur Blok
XVI- Nasional
XVIII dan Assignment II
17.30 – 19.00
Ishoma
19.00 – 21.00
Mengerjakan Assignment II Mandiri
08.00 – 10.00
10.00 – 10.15
III
10.15 – 12.15
12.15 – 13.15
13.15 – 15.15
Review Materi Hari Kedua Instruktur dan Assignment II
Nasional
Istirahat Role Playing (2 Responden Instruktur per Kelas)
Nasional
Ishoma Evaluasi Role Playing
Instruktur Nasional
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
Hari
30
Jam
Pemimpin
Kegiatan
Rapat/ Pembicara (1)
(2) 15.15 – 15.30
15.30 – 17.30 IV 08.00 - 10.00
(3)
(4)
Ishoma Pendalaman
Instruktur Nasional
Evaluasi
Instruktur
Pendalaman,Pemeriksaan
Nasional
Kuesioner
dan
Editing
Coding
10.00 - 10.30
10.30 – 12.00
Istirahat
Instruktur Nasional
Pemeriksaan
Kuesioner Instruktur
dan
Coding
Editing
( Nasional
Lanjutan) Penutupan
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
31
Lampiran 3. BENTUK LAPORAN INNAS TENTANG PELATIHAN Perihal: Laporan Pelatihan
.........., ……………….. 2013
Petugas (PCS dan PMS) SPP 2013 Kepada Yang Terhormat Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan BPS di Jakarta
Bersama ini kami sampaikan laporan pelaksanaan pelatihan petugas (PCS dan PMS) Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian 2013 (SPP 2013).
1. Nama
: ……………………………..…………
2. NIP/NMS
: ……………………………..…………
3. Tempat Pelatihan
: ……………………………..…………
4. Waktu Pelatihan
: ……………………………..…………
5. Jumlah Peserta Pelatihan : PMS
: …... Orang
PCS
: …... Orang
Jumlah
: …... Orang
6. Daftar fasilitas belajar dan akomodasi/konsumsi dilihat pada Lampiran ..... 7. Rekapitulasi biodata peserta pelatihan dapat dilihat pada Lampiran ..... 8. Daftar nilai peserta pelatihan dan wilayah kerjanya dapat dilihat pada Lampiran .....
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
32
9. Masalah dan pemecahan selama pelatihan dapat dilihat pada Lampiran ..... Demikan laporan yang dapat disampaikan untuk dijadikan bahan evaluasi.
………, …………………. 2013 Innas,
(
)
NIP. Tembusan Kepada Yth: 1.
Kepala BPS Provinsi ………………………………...
2.
Kepala BPS Kabupaten/Kota*) ……………………..
*) coret yg tidak sesuai
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
33
Lampiran 4.
DAFTAR FASILITAS BELAJAR DAN AKOMODASI/KONSUMSI TEMPAT PELATIHAN
A. Faslitas Belajar 1.
Kapasitas
ruang
belajar
: ………………. orang : Listrik
2. Penerangan
1
3. Papan Tulis
: Putih dengan spidol
-
Lainnya
2
Lainnya dengan kapur 4. Alat-alat tulis peserta : Buku tulis/block note
-1 -2 -1
Ballpoint
-2
Pensil
-3
Penghapus
-4
Peruncing
-5
Tas
-6
Fasilitas B. Akomodasi/Konsumsi
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
34
Tidak
1. Apakah peserta Ya
menginap 2.
-
-1
2 (ke P. 7)
Banyaknya orang per kamar
3.
a.
: …………………..……
Penerangan
kamar b.
orang
Cukup
Lainnya : Listrik
-1
-2
terang
untuk membaca
Tidak : Ya
-1
-2 Lainnya
4. Air untuk mandi 5.
: Leding
-1
-2
Lokasi tempat menginap dan tempat belajar bersama: Ya
6.
-1 (ke P.8)
Jarak tempat menginap ke tempat
Tidak
-2
belajar:
.....…………………
meter Tidak
7. Transportasi lokal
: Ada
-1
2
(sebutkan ……….........………………………….) : 8. Meja
10. Makan
-1
(…..buah/kamar) :
9. Kursi
Ada
Ada (…..buah/kamar)
Lainnya
-2
Lainnya
-2
-1
: ……….kali/hari
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
35
11.
Jumlah
makan
selama pelatihan 12. Tempat makan
13.
Jumlah
selama
: ……….kali : di penginapan
-1
di kelas
-2
snack
pelatihan
: ……….kali
………, …………………. 2013
Innas,
(
)
NIP.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
36
Lampiran 5. REKAPITULASI BIODATA PESERTA PELATIHAN Ada Pengalaman
No. Nama
Jenis
Pendidikan
Kelamin
Terakhir
Pekerjaan NIP/NMS
Bertugas Sebagai
dalam Sensus/Survei BPS? (Ya -1, Tidak -2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
………, …………………. 2013 Innas,
(
)
NIP.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
37
Lampiran 6. DAFTAR NILAI PESERTA PELATIHAN PETUGAS No.
Nama
(1)
(2)
Bertugas
Nilai
Nilai
Sebagai
Pendalaman
Mengajar
(3)
(4)
(5)
Total
(6)
………, …………………. 2013
Innas,
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
38
No.
Permasalahan
Penyelesaian
(1)
(2)
(3)
NIP.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
39
Lampiran 7.
DAFTAR PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN SELAMA PELATIHAN Kelas
: ………….....
Gelombang
: ………….....
………, …………………. 2013
Innas,
(
)
NIP.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
40
PERMASALAHAN DAN PENEGASAN SPP ST2013
No .
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1) 1.
Apakah jumlah sampel selalu 10 rumah Jumlah sampel tidak selalu 10 ruta, tangga (ruta) dalam 1 blok sensus?
2.
bisa lebih atau kurang dari 10.
Mengapa harus menggunakan dokumen Penyiapan dokumen scanner sudah scanner?
diputuskan
oleh
Pimpinan
mempertimbangkan
dan segala
kemungkinan. 3.
Apakah ruta terpilih harus sama dengan Bisa saja terjadi ruta terpilih tidak jenis strata yang ada, misal ruta yang sama
dengan
jenis
strata
yang
terpilih perkebunan, tetapi ada di strata sama. tanaman pangan? 4.
Bagaimana penulisan pada peta Blok Pada peta Blok Sensus Sensus untuk rumah tangga pengganti?
berikan
tanda panah pada simbol posisi rumah
tangga
sampel
pengganti
tersebut dan berikan tanda silang pada tanda panah rumah tangga sampel utama. 5.
Bagaimana jika rumah tangga pengganti Penggantian sampel hanya dapat tidak bisa dicacah sampai dengan batas diganti satu kali kesempatan saja. waktu pencacahan?
Jika
sampai
dengan
masa
pencacahan berakhir tidak dapat diwawancarai,
maka
kuesioner
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
41
No . (1)
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3) ST2013-SPP.S hanya dapat terisi sampai dengan Blok IIB R. 205.
6.
Referensi
pencacahan
1-30
November PMS harus mengatur strategi agar
2013, bagaimana kalau sampel utama pelaksanaan berjalan
tidak dapat dicacah?
pencacahan
sesuai
jadwal
dapat yang
ditentukan. 7.
Apakah petugas PCS dan PMS boleh PCS adalah Mitra Terbaik/ KSK/ petugas BPS organik?
Staf. PMS adalah Kortim Terbaik/ KSK/ Staf/ Kasi.
8.
Bila ada ketidaksesuaian antara no. urut Tanda panah digambar pada posisi DSRT dengan letak/posisi gambar pada yang sebenarnya di lapangan. peta, apakah tanda panah dibiarkan pada no. urut yang salah
atau diperbaiki
sesuai dengan letak yang sebenarnya? 9.
Apa tindak lanjut peta yang telah dibuat Peta hasil SPP 2013 yang telah untuk pelaksanaan SPP 2013?
sesuai
kondisi
lapangan
akan
digunakan untuk kegiatan ST2013 selanjutnya. Oleh karena itu, peta hasil SPP2013 harus di-scan untuk dokumentasi. 10. Apakah peta bisa di-update?
Peta harus dilakukan update sesuai keadaan
lapangan,
tetapi
tidak
mengubah batas Blok Sensus.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
No .
42
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1)
Update: menambah legenda penting, memperbaiki
posisi/letak
jalan,
gang, lorong. 11. Untuk pelaksanaan SPP 2013, apakah Peta di-print di kertas A3 oleh BPS peta di-print di kertas A4 atau A3?
Kabupaten/Kota.
12. Apakah penggantian sampel tidak melihat Tidak, subsektor atau jenis komoditasnya?
hanya
nomor
urut
sampel
melihat yang
utama
pasangan
sama dan
antara sampel
pengganti. 13. Bagaimana wilayah-wilayah yang tidak Dalam
pendataan
ST2013-SPP.S
konsentrasi (biasanya lokasi antar rumah target rumah tangga sampel per tangga berjauhan) agar target 1 bulan blok pencacahan bisa terpenuhi?
sensus,
baik
blok
sensus
konsentrasi maupun tidak adalah sekitar 10 rumah tangga. Petugas harus
mengatur
strategi
pencacahan sehingga diperkirakan target 1 bulan pencacahan bisa terpenuhi. 14. Pekerja
serabutan
juga
merupakan Ya, dicatat di Blok III Kolom (11)
sebagai pendapatan ruta, apakah dicatat untuk sektor pertanian dan atau di Blok III?
Kolom (13) untuk di luar sektor pertanian.
15. Jika sampel adalah ruta padi ternyata Tidak perlu diganti sampel. Selama tidak
pernah
tanam
padi
(salah rumah tangga tersebut merupakan
identifikasi pada Daftar ST2013-L) tetapi rumah
tangga
pengelola
usaha
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
43
No .
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1)
menanam singkong, apakah harus ganti pertanian sampel?
tetap
dilanjutkan.
16. Konsep “Bukan rumah tangga pertanian” (kode
wawancara
2)
pada
Rincian
205,
apakah
hanya untuk kesalahan pada pencacahan Daftar ST2013-L atau sesuai keadaan
a. Jika terjadi karena
kesalahan
listing pada pencacahan lengkap bahwa ruta tersebut sebenarnya bukan
ruta
pertanian,
maka
dilakukan penggantian sampel.
lapangan pada saat pencacahan? Misal, pada waktu pencacahan SPP 2013, ruta tersebut sudah tidak berusaha di sektor pertanian lagi.
b. Jika selama setahun yang lalu mempunyai meskipun
usaha saat
pertanian, pencacahan
sudah alih usaha di luar sektor pertanian, maka ruta tersebut tetap dicacah.
17. Untuk daerah sulit (biaya besar, misal Jika terpilih di daerah sulit, maka menggunakan pesawat seperti di Papua), tetap harus dilakukan pencacahan apakah sampel blok sensus bisa diganti?
di lapangan karena dasar penarikan sampel adalah probability sampling dan keterwakilan subsektor.
18. Untuk
pembantu
dan
sopir
yang Ya, tetap diperkirakan.
menginap (menjadi ART), apakah biaya makan dan minum diperkirakan sebagai upah/gaji? 19. Responden
(pengelola)
yang
sudah Responden harus pengelola usaha
diketahui sampai dengan batas waktu pertanian, jika diperkirakan sampai pencacahan masih pergi, apakah bisa dengan batas waktu pencacahan, diganti
dengan
responden
lain
yang pengelola tidak bisa dicacah, maka
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
No .
44
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1) mengetahui?
lakukan penggantian sampel.
20. a. Blok III ART pengelola sudah tidak ada a. Jika pengelola sudah tidak ada dalam
ruta
(misal,
menikah
dan
pindah rumah) pada saat pencacahan
dalam
ruta,
maka
dilakukan
penggantian sampel.
dan ruta tersebut tidak ada petani lagi. b. Jika ruta tersebut masih ada Apakah tetap dicacah atau ganti pengelola usaha pertanian yang sampel? lain, maka tidak perlu dilakukan b.
Jika
ruta
tersebut
pertanian,
apakah
masih usaha
ruta
penggantian
sampel
ART
wawancara dilanjutkan.
dan
tersebut tetap dimasukkan ke dalam ruta tersebut? 21. Jika
KRT
mengusahakan
tanaman Sampel ruta diganti.
pertanian, tetapi pada saat pencacahan KRT
tersebut
meninggal
dunia
dan
digantikan oleh anak/menantunya yang tidak berusaha di sektor pertanian serta tidak
mengetahui
ongkos-ongkosnya,
pengelolaan bagaimana
dan
dengan
perlakuan untuk ruta tersebut? 22. Rumah tangga sampel pecah, terdiri dari Karena KRT semula adalah ayahnya ayah
dan
anaknya,
pertama)
tidak
pertanian
sedangkan
ayahnya
mempunyai anaknya
(ruta yang usaha usaha
ternyata
tidak
pertanian,
mempunyai
maka
sampel
(ruta diganti dengan sampel pengganti
kedua) mempunyai usaha pertanian. Jika pasangannya pada Daftar ST2013KRT awal adalah ayahnya, maka ruta SPP.DSRT(C).
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
45
No .
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1)
manakah yang dicacah SPP 2013? 23. Apakah penggunaan traktor milik sendiri Tidak, hanya pengeluaran BBM dan juga diimputasi nilai sewanya?
perawatan/perbaikan kecil.
24. Dua rumah tangga sampel menjadi satu KRT rumah
tangga
sampel.
Yang
dari
ruta
dicacah tercantum
salah satu atau kedua-duanya?
gabungan
dan
DSRT
tetap
pada
dilakukan pencacahan sedangkan yang tidak menjadi KRT pada ruta gabungan
dilakukan
penggantian
sampel. 25.
a. Mengapa
harus
ada
strata
non- a.
Agar mewakili dalam estimasi.
konsentrasi? b. Adakah BS nonkonsentrasi terpilih sebagai sampel?
b. Ada
sampel
dari
BS
non-
konsentrasi.
26. Pembagian tugas Blok Sensus, apakah Untuk PCS (Mitra/KSK) tidak boleh boleh lintas kecamatan?
lintas kecamatan, akan tetapi untuk PMS dari BPS Kabupaten/Kota hal ini dimungkinkan.
27. Jika ada 3 pengelola dalam 1 ruta, ketika Tidak
ganti
wawancara ada 1 pengelola tidak dapat dilanjutkan ditemui sampai batas pencacahan karena pengelola naik haji. Apakah ganti sampel?
sampel. meskipun sebagai
Pencacahan hanya
1
pemberi
informasi.
28. Apakah Daftar ST2013-SPP.DSRT(C) bisa Daftar ST2013-SPP.DSRT(C) tetap langsung diberikan kepada PCS?
dipegang oleh PMS.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
No .
46
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1)
29. Pada Blok III konsep setahun yang lalu, Sehari apakah bulan atau hari?
sebelum
pencacahan,
mundur setahun ke belakang.
30. Pada saat pencacahan SPP 2013, ruta Ya, karena masih usaha pertanian. tersebut
sedang
menunggu
musim
panen, apakah tetap dicacah? 31. Untuk Blok III Kolom (10), pegawai baru Kolom (10) berkode 1 dan Kolom sektor pertanian belum mendapat gaji, (11) diisi perkiraan gaji yang akan bagaimana perlakuannya?
diterima sesuai hari kerja.
32. Apakah ruta berkode 4 (mengelola milik Mempunyai peluang untuk terpilih orang lain dengan menerima upah) dapat menjadi sampel. terpilih menjadi sampel? 33. Bagaimana jika ruta menyewakan lahan Pendapatan yang diterima dibagi transaksinya
bukan
pada
saat per tahun.
pencacahan, tetapi sejak 5 tahun yang lalu? 34. Jika hanya sewa tanaman saja, apakah Lahan lahannya dicatat atau tidak?
dicatat
dan
berasal
dari
pihak lain.
35. Menanam tanaman di lahan Perhutani Luas lahan yang dikuasai tetap yang
sudah
ada
tanaman
tahunan, dicatat dan berasal dari pihak lain.
apakah luas lahannya dicatat atau tidak? 36. Untuk Blok VII R.A.2, apakah termasuk Tidak, Tanaman (TSTM)
hanya
untuk
Tanaman
Sedang Tidak Menghasilkan Belum Menghasilkan (TBM). dan
Tanaman
Tidak
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
47
No .
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1)
Menghasilkan (TTM)? 37. Sawah yang dialiri dari pompa, apakah Tidak, termasuk sawah irigasi?
sawah
tersebut
termasuk
sawah non irigasi.
38. Jika lahan sawah menjadi sarang walet, Ya, dari lahan sawah menjadi lahan apakah dianggap konversi?
bukan pertanian.
39. Bagaimana dengan tanaman semusim Pendapatan dicatat di R. 1501.g yang ditanam di sekeliling rumah dan Lainnya. tidak bisa dihitung luasnya? 40. Jagung
muda,
singkong
yang
jagung
manis,
diambil
dan Jagung
selama
tidak
menjadi
daunnya pipilan kering dimasukkan sebagai
dimasukkan kemana?
produk
ikutan
tanaman
jagung
(palawija) dan dikategorikan panen. Hal yang sama berlaku untuk daun singkong. 41. Bagaimana
struktur
ongkos
yang Nilai produksi yang dicatat adalah
dikeluarkan untuk tanaman cabai yang nilai produksi yang di panen mulai panen pertamanya dimulai pada referensi periode pencacahan sampai dengan pencacahan dan perkiraan selesai panen perkiraan (dibongkar) diluar referensi pencacahan?
tanaman
tersebut
dibongkar. Nilai
pengeluaran
adalah tanaman
nilai
yang
pengeluaran
cabai
tersebut
dicatat dari mulai
ditanam sampai dengan tanaman tersebut dibongkar.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
No .
48
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1)
42. Untuk tanaman hortikultura semusim
a. Nilai produksi panen sebelum
seperti cabai rawit, jika sebelum referensi
referensi
pencacahan (Nov 2012- Nov 2013) ada
dicatat.
panen yang seharusnya tanaman cabai tersebut
dibongkar
dibongkar,
tetapi
kemudian
tidak
diberikan
perawatan (pemupukan, penyemprotan, dll) sehingga pada referensi pencacahan kembali panen. Tanaman cabai tersebut akan
dibongkar
setelah
referensi
pencacahan. Bagaimana pencatatan nilai
b. Nilai
pencacahan
produksi
dicatat
adalah
tidak
panen nilai
yang
produksi
yang di panen pada referensi pencacahan perkiraan
sampai tanaman
dengan tersebut
dibongkar. c. Nilai pengeluaran yang dicatat adalah nilai pengeluaran dari tanaman cabai tersebut mulai
produksi dan ongkosnya?
ditanam
sampai
dengan
tanaman tersebut dibongkar. 43. Bagaimana bibit untuk tanaman tebu Ongkos-ongkosnya adalah termasuk yang dipanen beberapa kali?
biaya bibit sejak penanaman sampai dengan pada saat pencacahan.
44. Ruta mengambil karet dari karet yang Lahan
tidak
ada
karena
ditanam di lahan adat dengan sistem pemungutan hasil hutan. bebas
ambil.
Bagaimana
penggunaan
lahannya? 45. Beberapa perkebunan
karyawan kelapa
perusahaan sawit
ditugasi
Karyawan/buruh
subsektor
perkebunan.
mengurus sapi yang dikelola perusahaan, dimasukkan
subsektor
manakah
karyawan/buruh tersebut?
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
49
No .
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1)
46. Ruta A menyewa pohon kelapa seluas 1 Pada blok V, ruta B memiliki lahan Ha dari ruta B. Di lahan tersebut, ruta B yang mengusahakan
tanaman
digunakan
kehutanan sengon
untuk
sedangkan
tanaman ruta
A
(sengon). Apakah lahan tersebut dicatat menguasai lahan yang berasal dari sewa
di ruta A atau ruta B?
dan
digunakan
untuk
tanaman kelapa. 47. Untuk ternak bagi hasil dan hilang, Bagi
hasil
masuk
Blok
XV
apakah masuk Blok XV R.1501.f.ii atau R.1501.f.ii sedangkan hilang masuk R.1502.d?
Blok XV R. 1502.d.
48. Apakah yang memelihara ternak kadang- Pada pelaksanaan SPP 2013 tidak kadang menjual juga dimasukkan ke mengenal BMU, jika selama setahun pendapatan usaha peternakan?
yang lalu menjual ternaknya, maka tetap
dicatat
sebagai
usaha
peternakan. 49. Apakah ayam pedaging tidak disamakan Tetap selama setahun yang lalu. dengan
tanaman semusim atau tetap
mengikuti periode selama setahun yang lalu? 50. Penjualan sapi perah betina produktif, Tidak nilainya masuk mana?
masuk
kemanapun
alias
diabaikan karena dianggap sebagai pengurangan
barang
modal
(investasi). 51. JIka ada sapi yang mati karena tertabrak Jumlah sapi yang mati dicatat dan mobil
dan
diganti
dengan
sapi
lagi, nilainya
‘0’
sedangkan
sapi
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
No .
50
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1)
bagaimana penghitungannya?
penggantian
harus
penambahan
lain,
dicatat baik
di
jumlah
maupun nilainya. 52. Di Sulawesi Tengah, ada sapi yang tidak Tetap
dianggap
sebagai
usaha
dikandangkan dan dilepas sama sekali sedangkan mutasi dan ongkos tetap (tidak
diurus
setahun
yang
sama
sekali),
lalu
responden
selama dicatat. tidak
pernah mengecek jumlah sapi tersebut, bagaimana cara pencatatannya? 53. Bagaimana jika pada saat pencacahan Tetap masuk Blok IX. ada usaha ternak walaupun pada Daftar ST2013-L hanya sebagai buruh? 54. Kambing/kuda
yang
khusus
diambil Tidak, kuda dan kambing tetap
susunya, apakah diperlakukan seperti dianggap seperti sapi potong (tidak sapi perah?
dianggap barang modal). Dalam hal ini
hasil
berupa
susu
dicatat
sebagai produksi ikutan. 55. Budidaya
perikanan
di
laut
yang Satuan produksi dikosongkan, yang
menghasilkan rumput laut, kerapu, dan terisi kerang mempunyai satuan produksi yang dari
hanya nilai produksi total rumput
laut,
kerapu,
dan
berbeda, bagaimana cara mengisi satuan kerang. produksi? 56. Kerang mutiara memiliki produksi berupa Mutiara adalah produksi primer dan mutiara (bukan kerang), apakah dianggap satuannya butir. produksi primer atau ikutan (Blok X) dan
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
51
No .
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1) apakah satuannya?
57. Bagaimana dengan penangkapan ikan Satuan produksi dikosongkan, yang hias
yang
sedangkan
satuannya Blok
XI
ekor terisi hanya nilai produksinya.
adalah
R.2a
satuannya
adalah kg? 58. Bagaimana
perlakuan
untuk Tetap dicatat dalam ikan segar,
penangkapan ikan yang dijual dalam harga diperkirakan sesuai harga bentuk ikan asin/ikan asap dan tidak setempat. pernah dijual dalam bentuk ikan segar?
Sedangkan
pengolahan
ikan
asin/ikan asap masuk ke dalam industri pengolahan. 59. Untuk komoditas
budidaya perikanan Dicatat
nilainya
saja
sedangkan
yang sama, jika produksi mencakup ikan volumenya dikosongkan. dan biota lain dengan satuan berbeda, bagaimana pencatatan produksinya? 60. Pada penangkapan ikan, jika responden 1 trip karena maksimal 1 hari 1 memiliki dua perahu dan melakukan trip. Hasil per trip dijumlahkan dari penangkapan
pada
hari
yang
sama, 2 perahu tersebut.
apakah dihitung 1 trip atau 2 trip? 61. Di Sumsel, penangkapan ikan di rawa 1 hari 1 trip tanpa melihat jumlah dilakukan
dengan
sistem
lelang.
Si buruhnya.
Hasil
per
trip
pemenang lelang membayar buruh untuk dijumlahkan dari seluruh buruh. menangkap ikan. Berapa jumlah tripnya? 62. Apakah ikan pengganggu pada kegiatan Jika
ikan
pengganggu
tersebut
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
No .
52
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
(1) budidaya
ikan
termasuk
produksi dijual, maka pendapatannya dicatat
ikutan?
sebagai produk ikutan. Jika ikan penganggu tersebut tidak dijual, maka pendapatannya dicatat di Blok XV R.1501.a.i.
63. Bagaimana cara menghitung trip untuk Jumlah trip dihitung sesuai konsep kapal penampung di laut?
dari pelabuhan asal sampai kembali lagi.
64. Biaya yang dikeluarkan untuk mengupah Masuk upah pekerja. orang yang menjualkan hasil produksinya ke TPI masuk ke mana? 65. Menangkap belut masuk ke mana?
Bila dilakukan di perairan umum, maka masuk Bila
penangkapan ikan.
dilakukan
di sawah,
maka
tidak termasuk penangkapan ikan. Penghasilan dari menangkap belut diisikan pada Blok XV R.1501.a.i. 66. Bagaimana mengambil
pencatatan kayu
di
hutan
dibuat arang dan dijual?
kegiatan Mengambil kayu hutan dicatat di kemudian Blok
XIV.A1
diperkirakan.
dengan Arang
nilai yang
yang dijual
dicatat di Blok XIV.B1 dengan nilai pendapatan sebesar nilai jual arang dikurangi (perkiraan) nilai kayu dan biaya lainnya.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2013, No.1395
53
No . (1)
Permasalahan
Penegasan
(2)
(3)
67. Jika menanam jati untuk pagar, apakah Ya, Luas lahan yang digunakan luasnya dimasukkan pada Blok V?
untuk menanam jati sebagai pagar termasuk pekarangan
lahan
rumah
dan
serta
diisikan
pada
lahan bukan pertanian.
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK,
SURYAMIN
www.djpp.kemenkumham.go.id