BUKTI MENGENAI DAMPAK PENGENDALIAN INTERNAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana
Oleh: Vivi Lestari NIM: 109082000038
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
BUKTI MENGENAI DAMPAK PENGENDALIAN INTERNAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Disusunoleh:
VIVI LESTARI NIM. 109082000038
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434H/2013M
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Selasa, 30 Juli 2013 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: Nama
: Vivi Lestari
NIM
: 109082000038
Jurusan
: Akuntansi/Audit
Judul Skripsi
: Bukti Mengenai Dampak Pengendalian Internal dan Good Corporate Governance Terhadap Audit Fee.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 30 Juli 2013
1. Yoghi Citra Pratama, M.Si NIP. 19830717 201101 1 011
2. Atikah, SE., M.Si NIP. 19820120 200912 2 004
3. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak NIP. 19760924 200604 2 002
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Kamis, 19 September 2013 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa: Nama
: Vivi Lestari
NIM
: 109082000038
Jurusan
: Akuntansi/Audit
Judul Skripsi
: Bukti Mengenai Dampak Pengendalian Internal dan Good Corporate Governance Terhadap Audit Fee.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 19 September 2013
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 1985 03 1 002
5. Dr. Rini, Ak., CA NIP. 19760315 200501 2 002
6. Yessi Fitri, SE., M.Si, Ak NIP. 19760924 200604 2 002
7. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si NIP. 19730615 200501 1 009
8. Reskino, SE., M.Si, Ak NIP. 19740928 200801 2 004 iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan Dibawah ini, Nama
: Vivi Lestari
No Induk Mahasiswa : 109082000038 Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungiawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di FakultasE konomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pemyataanini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 19 September 2013
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap
: Vivi Lestari
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 10 September 1991
3. Alamat
: Jl. Swadaya 1 Rt. 008/ Rw. 09 No.24 Kel. Pejaten Timur Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510
II.
III.
4. Telepon
: 085716094913
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD N 01 Pagi Pejaten Timur
Tahun 1997-2003
2. MTS Al-Awwabin Depok
Tahun 2003-2006
3. MA Al-Awwabin Depok
Tahun 2006-2009
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2009-2013
PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Lembaga Bahasa Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika (LPIA), 2001-2003
vi
IV.
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Ketua OPPTA (Organisasi Perempuan Pesantren Terpadu Al-Awwabin), periode 2007-2008 2. Bendahara Mahkamah Lughah (Pusat Bahasa) Al-Awwabin, periode 2006-2007 3. Ketua Mahkamah Lughah (Pusat Bahasa) Al-Awwabin, periode 2008-2009
V.
SEMINAR DAN WORKSHOP 1. Talkshow Pemberantasan Korupsi bersama KPK, 9 September 2009 2. Insurance Goes To Campus, “Peran Asuransi Dalam Era Globalisasi”, 20 Mei 2010 3. Seminar Marketing Social Media Network, 26 Mei 2011 4. Seminar Nasional “Pengembangan Wirausaha Untuk Memperkuat Kemandirian Bangsa”, 11 Septembar 2012
VI.
LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah
: Alm. Syamsuddin Kaoy
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Sigli, 01 Januari 1963
3. Ibu
: Mahdalena
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Mila, 12 Oktober 1969
5. Alamat
: Jl. Swadaya 1 Rt.008/ Rw.09 No.24 Kel. Pejaten Timur Kec. Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510
6. Telepon
: (021) 78836427
7. Anak ke dari
: 1 dari 5 bersaudara
vii
EVIDENCE ON THE IMPACT OF INTERNAL CONTROL AND CORPORATE GOVERNANCE ON AUDIT FEES
ABSTRACT This research purposed to examine the effect of internal control and good corporate governance to audit fees. Respondents in this research were auditors who work in public accounting firms in Jakarta. Based on purposive sampling method, total sample in this research was 44 respondents of 25 public accounting firms in Jakarta. Hypothesis in this research used multiple regression analysis. The results of this research indicate that internal control positive and significant effect on audit fees, and good corporate governance is positive and significant effect on audit fees. Keywords: Internal Control, Good Corporate Governance, Audit Fees
viii
BUKTI MENGENAI DAMPAK PENGENDALIAN INTERNAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengendalian internal dan goodcorporate governance terhadap audit fee. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Jakarta. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel dalam penelitian ini adalah 44 responden dari 25 Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit fee, dan good corporate governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit fee. Kata kunci: Pengendalian Internal, Good Corporate Governance, Audit Fee
ix
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT, Al-Azhiim Yang Maha Agung, yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada: 1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ayahanda Alm. Syamsuddin Kaoy dan Ibunda Mahdalena terkasih, yang selalu mencurahkan perhatian, cinta dan sayang, dukungan serta doa tiada henti yang tertuju hanya untuk ananda, semoga semakin hari ananda semakin mampu membuat bangga ayah dan ibunda. 3. Adik-adik tercinta Riyan Ivandy, Fitri Mentari, Risa Hilwannida, Najwatul Zakiyyah yang tiada henti memberi semangat disetiap harinya dan juga selalu membantu do’a sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Keluarga besar yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Dr. Rini, Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi FakultaS Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Bapak Dr.Amilin, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini. 9. Ibu Reskino, SE., Ak., M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis. Terimakasih atas semua saran yang Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi. 10. Seluruh Dosen yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 11. Teman-teman Akuntansi A angkatan 2009 walau tak dapat disebutkan satu persatu tetapi telah menemani baik suka maupun duka, dan selalu memberikan motivasi dan semangat yang besar. 12. Sahabatku Rizka Amalia, Siti Aisyah, Andhia Puspita, dan Ulya Nur
L.
Misriyyah kita dipersatukan dalam ikatan silaturahmi yang indah dalam persahabatan “Tabski”, terimakasih atas semangat dan doa yang telah tercurahkan selama ini, dan tidak pernah bosan mendengarkan keluhan dan memberikan pendapat kepada penulis serta banyak memberikan motivasi. 13. Sahabat seperjuanganku dalam ujian sidang Dwi Ranti Cahayu, Lira Azhimatinnur R, Efi Kurniawati yang memberikan pendapat dan saran saat terdapat permasalahan dalam penyelesaian skripsi. 14. Pamanku Cek Muhammad Kaoy dan Cek Yus, yang telah membantu dalam penyebaran kuesioner keliling DKI Jakarta.
xi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 19 September 2013
(Vivi Lestari)
xii
DAFTAR ISI Keterangan
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..............................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJI KOMPHERENSIF ........................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJI SKRIPSI........................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN BEBAS PLAGIAT ..............................................................
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................................
vi
ABSTRACT......................................................................................................................
viii
ABSTRAK ........................................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
x
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................................
xviii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
1
B. Perumusan Masalah..................................................................
13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
13
1. Tujuan Penelitian ..................................................................
13
2. Manfaat Penelitian ................................................................
14
TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
16
A. Telaah Literatur ........................................................................
16
1. Teori Keagenan (Agency Theory).........................................
16
2. Teori Tata Laksana (Stewardship Theory) ...........................
19
3. Pengendalian Internal ...........................................................
21
4. Tujuan Pengendalian Internal ...............................................
24
BAB II
xiii
BAB III
BAB IV
5. Komponen-komponen Pengendalian Internal ......................
25
6. Good Corporate Governance ...............................................
26
7. Teori Kepuasan Kerja (Theory of Job Satisfaction) .............
30
8. Audit fee ................................................................................
33
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .............................................
35
C. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ..............
39
1. Pengendalian Internal dengan Audit fee ...............................
39
2. Good Corporate Governance dengan Audit fee ...................
39
D. Kerangka Pemikiran .................................................................
40
METODE PENELITIAN..............................................................
42
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
42
B. Metode Penentuan Sampel .......................................................
42
C. Metode Pengumpulan Data .....................................................
42
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ...............................
43
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ................................
43
D. Metode Analisis Data ...............................................................
43
1. Statistik Deskriptif ..............................................................
44
2. Uji Kualitas Data.................................................................
44
3. Uji Asumsi Klasik ...............................................................
45
4. Uji Hipotesis .......................................................................
47
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ........................................
49
1. Pengendalian Internal..........................................................
50
2. Good Corporate Governance .............................................
50
3. Audit fee ..............................................................................
51
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ..........................................
53
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ..............................
53
1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................
53
xiv
2. Karakteristik Profil Responden ...........................................
55
B. Hasil Uji Instrumen penelitian .................................................
59
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ...............................................
59
2. Hasil Uji Kualitas Data .......................................................
61
3. Hasil Uji Asumsi Klasik .....................................................
64
4. Hasil Uji Hipotesis .............................................................
67
PENUTUP.....................................................................................
79
A. Kesimpulan ..............................................................................
79
B. Implikasi ...................................................................................
81
C. Saran .........................................................................................
82
Daftar Pustaka ...................................................................................................................
83
Lampiran-Lampiran ..........................................................................................................
90
BAB V
xv
DAFTAR TABEL No.
Keterangan
Halaman
1.1
Contoh Kasus ....................................................................................................
2
2.1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................................
36
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitia ...................................................................
52
4.1
Data Sampel Penelitian ......................................................................................
54
4.2
Data Distribusi Sampel Penelitian .....................................................................
54
4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................
56
4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia.............................................
56
4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir............................
57
4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...................
58
4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja .....................
59
4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif ..............................................................................
59
4.9
Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal..........................................................
61
4.10
Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance ............................................
62
4.11
Hasil Uji Validitas Audit Fee .............................................................................
62
4.12
Hasil Uji Reliabilitas ..........................................................................................
63
4.13
Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................................
64
4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................................
68
4.15
Hasil Uji Statistik t .............................................................................................
69
4.16
Hasil Uji Statistik F............................................................................................
77
xvi
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
3.1
Skema Kerangka Pemikiran ......................................................................
40
4.1
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ...................................
65
4.2
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ............................
66
4.3
Grafik Scatterplot ......................................................................................
67
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Surat izin Penelitian ..................................................................................
91
2.
Surat Keterangan dari KAP ......................................................................
92
3.
Kuesioner Penelitian .................................................................................
93
4.
Daftar Jawaban Responden .......................................................................
100
5.
Output Hasil Pengujian Data ....................................................................
118
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berbagai media massa baik media cetak, maupun media elektronik sering kali memberitakan peristiwa-peristiwa mengenai adanya suatu indikasi fraud (kecurangan) pada suatu perusahaan atau instansi pemerintah yang dilakukan oleh para pegawainya. Sorotan utama topik tersebut diarahkan pada manajemen puncak perusahaan atau terlebih lagi terhadap pejabat tinggi suatu instansi pemerintah, namun sebenarnya penyimpangan perilaku tersebut bisa juga terjadi di berbagai lapisan kerja organisasi (Puspitadewi dan Irwandi, 2012:159). Menurut Rae dan Subramaniam (2008:106), menyatakan bahwa prosedur pengendalian internal yang jelek dipandang sebagai faktor dimana memungkinkan kecurangan untuk terjadi. Jika pengendalian internal suatu perusahaan lemah maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan fraud sangat besar. Sebaliknya, jika pengendalian internal kuat, maka kemungkinan terjadinya kesalahan dan fraud dapat diperkecil. Kalaupun kesalahan dan fraud masih terjadi, bisa diketahui dengan cepat dan dapat segera diambil tindakan-tindakan perbaikan sedini mungkin (Hermiyetti, 2011:3). Salah satu contoh kecurangan yang terjadi adalah skandal Internasional yang dilakukan oleh perusahaan Enron, yang juga melibatkan kantor akuntan publik terbesar di Amerika Serikat yaitu Arthur Andersen.
1
Berikut
ini
adalah
contoh
beberapa
perusahaan
yang
memilki
pengendalian internal yang lemah, antara lain: Tabel 1.1 Contoh Kasus No. Nama Entitas Kasus yang terjadi 1. PT. Waskita Karya Diduga melakukan rekayasa keuangan dengan (2010) memasukkan proyeksi pendapatan multitahun kedepan sebagai pendapatan tahun tertentu. 2. PT. Kereta Api Adanya perbedaan pandangan antara Indonesia (2005) Manajemen dan Komisaris, khususnya Komisaris yang merangkap sebagai Ketua Komite Audit dimana Komisaris tersebut menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal. Dan Komisaris meminta untuk dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta yang ada. 3. PT. Kimia Farma (2001) Adanya salah saji dalam laporan keuangan yang mengakibatkan lebih saji laba bersih untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2001, dengan melebihsajikan penjualan dan persediaan yang dilambungkan harganya 4. Enron Corporation Memanipulasi laporan keuangan dengan (2001) mencatat keuntungan padahal perusahaan tengah mengalami kerugian, dan sebab manipulasi ini adalah agar harga saham tetap diminati investor Sumber: Data diperoleh dari beberapa sumber Untuk mengembalikan kepercayaan investor, US SEC (Secuties and Exchange Commission) bereaksi dengan mengeluarkan Sarbanes-Oxley Act of 2002 yang mengatur good governance perusahaan-perusahaan yang go public di Amerika Serikat untuk melindungi kepentingan para investor dari praktek-praktek bisnis yang tidak sehat oleh perusahaan publik. Dalam Section 302 SarbanesOxley Act dinyatakan bahwa direksi perusahaan harus bertanggung jawab secara pribadi terhadap pernyataan prosedur pengendalian, pengendalian internal, dan jaminan atas fraud. Sedangkan dalam Section 404 tercantum ketentuan yang
2
mewajibkan direksi perusahaan untuk menyatakan tanggung jawab manajemen untuk menghasilkan dan memelihara kecukupan bukti-bukti dari struktur pengendalian internal dan prosedur pengendalian internal dalam setiap pelaporan keuangan. Selain itu assessment pada tiap akhir periode harus mencakup mengenai keefektifan struktur pengendalian (lingkungan pengendalian, sistem akuntansi, dan prosedur pengendalian) dalam pelaporan keuangan perusahaan. Peraturan ini menuntut perusahaan untuk memahami, mendokumentasi, dan menyempurnakan pengendalian internal terkait pelaporan keuangan bagi perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud (Kristanto, 2009:42). Suatu perusahaan dengan sistem pengendalian internal (SPI) yang benar dan kuat maka setidaknya penyimpangan-penyimpangan dapat diminimumkan (Astuti, 2010:2). Tujuan dibentuknya SPI untuk menyediakan laporan yang lengkap, benar, tepat waktu dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan
keputusan
yang
tepat
dan
dapat
dipertanggungjawabkan
(Firmansyah, 2010:82). Menurut Wiratmaja (2010:79), pengendalian internal yang dipahami sebagai usaha manajemen dalam menjaga aktiva (kekayaan) organisasi melalui penerapan prosedur tertentu bekerja melalui tiga dimensi dalam menjaga aktiva perusahaan. Pengendalian intern yang baik dan disertai praktekpraktek yang sehat dalam tata kelola keuangan akan menjaga kekayaan perusahaan secara preventif, detektif dan korektif. Pengendalian internal yang baik, potensial mengurangi audit fee karena waktu (audit hours) yang digunakan untuk menyelesaikan audit menjadi lebih
3
pendek (Means dan Kazenski (1987) dalam Herawati, 2012:8). dan menurut Keane et. al., (2012:379), pengendalian internal yang dianggap efektif, maka mampu mengurangi waktu pengujian dan pemeriksaan, dan penelitian sebelumnya pun menemukan bahwa kelemahan pengendalian internal merupakan resiko yang berarti bagi pengguna laporan keuangan dan biaya audit yang lebih tinggi bagi perusahaan-perushaan pada tahun setelah diimplementasikannya SOX. Kelemahan material dalam pengendalian internal dan jumlah kekurangan pengendalian signifikan sebagai faktor yang sangat penting dalam biaya audit, pengamatan ini konsisten dengan Raghunandan dan Rama (2006) serta Hoitash et. al., (2008), bahwa masalah pengendalian internal sangatlah terkait dengan peningkatan audit fee. Selain itu Holgan dan Wilkins (2008), mengamati bahwa biaya audit secara signifikan lebih tinggi untuk perusahaan dengan kekurangan pengendalian internal dan tampak meningkat dengan masalah pengendalian. Adanya kelemahan pengendalian internal diharapkan dapat menghasilkan premi tambahan, karena adanya upaya yang ekstra dari auditor, namun perbaikan dari kelemahan pengendalian internal tersebut, kemungkinan akan mengurangi resiko salah saji material dalam laporan keuangan dan dapat mengurangi upaya ekstra dari auditor dan juga mengurangi biaya premi (Mitra, 2009:369). Menurut Kawedar (2010:2), peran sistem pengendalian internal adalah untuk meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas. Dan hal-hal tersebut merupakan bagian dari implementasi good corporate governance. Menurut Astuti (2010:1), good corporate governance (GCG) bukan merupakan pola baru atau merupakan sebuah inovasi, tetapi merupakan suatu pertanggungjawaban kepada
4
publik mengenai perkembangan yang ada. Konsep GCG ini mempunyai maksud tata kelola organisasi atau pemerintahan yang baik, ditinjau dari konsep tersebut maka GCG mencakup tidak hanya diterapkan pada sektor pemerintah saja tetapi juga pada sektor swasta, yang jelas tuntutan untuk transparan dan akuntabel diperlukan dalam konsep ini. Istilah good corporate governance ini kian popular bahkan juga ditempatkan diposisi terhormat. Hal itu setidaknya terwujud dalam dua keyakinan. Pertama, good corporate governance merupakan satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis ekonomi dunia di kawasan Asia dan Amerika Latin diyakini muncul karena kegagalan penerapan good corporate governance (Ristifani, 2009:3). Hampir disemua negara berkembang maupun yang sedang dalam transisi memiliki sistem corporate governance. Bahkan di Indonesia dan Negara-negara Asia lainnya yang mengalami krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 1997. Good corporate governance penting dalam rangka mendukung pemulihan kegiatan dunia usaha dan pertumbuhan perekonomian setelah masa krisis tersebut (Hidayah, 2008:53). Terdapat beberapa manfaat apabila perusahaan menerapkan good corporate governance, yang jelas karena perusahaan semakin tertata rapi maka kinerja perusahaan akan semakin meningkat, akibatnya kemungkinan paling besar adalah perusahaan akan dapat memaksimumkan laba, dan juga dapat mengurangi penyalahgunaan wewenang (Astuti, 2010:4).
5
Corporate governance memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Tata kelola perusahaan menjamin kualitas informasi akuntansi yang diungkap melalui seperangkat penetapan institusional. Tata kelola perusahaan yang sempurna dapat menguatkan pengendalian intraperusahaan, mengurangi tindakan oportunis dan menurunkan asimetri informasi (Siagian dan Ghozali, 2012:1). Menurut Murwaningsari (2009:31), Pengaturan dan pengimplementasian Good Corporate Governance memerlukan komitmen dari seluruh jajaran organisasi dan dimulai dengan penetapan kebijakan dasar serta tata tertib yang harus dianut oleh top manajemen dan penerapan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua pihak yang ada didalamnya. Menurut Theresia (2005) yang dikutip oleh Saputro dan Syafruddin (2012:1), pada prinsipnya tata kelola perusahaan menyangkut kepentingan pemegang saham yaitu dengan memberikan perlindungan dan jaminan hak terhadap stakeholder, termasuk di dalamnya yaitu shareholders, lenders, employers, executives, government, customers, dan stakeholders yang lain. Melalui surat edaran BAPEPAM No SE.03 IPM/ 2000, yang diterbitkan tanggal 5 Mei 2000 disebutkan bahwa dalam rangka Good Corporate Governance, perusahan tercatat wajib memiliki komisaris independen, komite audit, dan sekretaris perusahaan (Corporate Secretary) (Murwaningsari, 2009:31). Menurut Juanda (2008:7), ada empat mekanisme Corporate Governance yang sering dipakai dalam berbagai penelitian mengenai Corporate Governance yang
6
bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan, yaitu komite audit, komisaris independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial. Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai serta dilaksanakannya good corporate governance. Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka control terhadap perusahaan akan lebih baik sehingga, konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi. Menurut Sefiana (2009:212), komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar tercipta perusahaan yang good corporate governance. Menurut Kusumawati dan Riyanto (2005) dalam Juanda (2008:8), adanya komisaris independen diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta Good Corporate Governance didalam perusahaan. Manfaat Corporate Governanceakan dilihat dari premium yang bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika ternyata investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance juga akan lebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek Good Corporate Governance mereka. Struktur kepemilikan menjadi hal yang menarik karena dalam suatu perusahaan terdiri atas berbagai kepemilikan dan pemilik sangat berkepentingan terhadap kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan
7
yaitu maksimalisasi nilai perusahaan, hal ini disebabkan karena adanya kontrol yang mereka miliki. Menurut Astuti (2010:6), pada saat perusahaan sudah berkembang pesat dengan pertanggungjawaban tidak hanya kepada pihak manajemen perusahaan saja tetapi sudah berkembang kepada dewan direksi, komisaris dan pemegang saham.
Pihak-pihak
tersebut
juga
membutuhkan
informasi
mengenai
perkembangan usaha suatu perusahaan, bahkan pihak tersebut mempunyai fungsi sebagai pengawas dalam suatu perusahaan. Pihak yang berperan dalam hal ini adalah Komite Audit. Perusahaan yang sudah terdaftar dalam bursa saham sebaiknya membentuk komite audit aturan tersebut berlaku juga bagi BUMN, hal ini didukung oleh UU tentang BUMN yang menyatakan bahwa Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN wajib membentuk Komite Audit yang bekerja secara kolektif atau berfungsi membantu Komisaris atau Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya (UU Nomor 19, 2003). Didukung pula dengan Surat Keputusan (SK) yang menyatakan bahwa Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki Komite Audit (yang terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya berasal dari luar emiten atau perusahaan publik), selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2004 (Bapepam, SK:KEP-41/PM/2003). Menurut Jati (2009:4), komite audit merupakan sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota independen. Komite audit ditugaskan untuk memberikan pengawasan pada auditor perusahaan internal dan eksternal,
8
serta memastikan manajemen tersebut melakukan tindakan korektif yang tepat secara berkala dan dapat mengontrol kelemahan, ketidak sesuaian dengan kebijakan, hukum dan regulasi. Menurut Sulistiarini dan Sudarno (2012:4), komite Audit juga berperan dalam hal pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan oleh manajemen, dengan demikian tindakan manajemen untuk memakmurkan dirinya dapat diminimalisir. Salah satu tujuan dari dibentuknya komite audit adalah merekomendasikan seleksi auditor eksternal untuk mengaudit perusahaan. Badan ini bertugas memilih dan menilai kinerja perusahaan kantor akuntan publik, dengan demikian komite audit tersebut harus melakukan kerjasama dengan internal auditor maupun eksternal auditor dalam menghasilkan laporan keuangan yang dapat mencerminkan kondisi good governance. Selain komisaris independen, intensitas pertemuan dewan komisaris serta ukuran dewan komisaris (board size) turut berperan penting dalam penerapan good corporate governance. Beasley (1996) dalam Yatim et. al., (2006:757) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris secara signifikan mempengaruhi adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran dewan komisaris maka semakin besar pula kemungkinan adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Sebaliknya semakin tinggi intensitas pertemuan dewan komisaris diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam efektivitas fungsi pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan. Dari perspektif auditor, dewan komisaris yang independen, rajin (sering mengadakan pertemuan atau rapat), dan memiliki anggota lebih sedikit diharapkan dapat mengurangi penilaian auditor terhadap
9
risiko pengendalian serta luasnya prosedur audit sehingga dapat mengurangi audit fee. Hubungan antara komite audit dan auditor eksternal cukup kompleks, baik dalam hal kebutuhan layanan audit oleh klien serta dalam hal ketersediaan layanan audit oleh auditor eksternal (Collier dan Gregory, 1996 dalam Stewart dan Kent, 2006:389). Dari sisi permintaan, kehadiran komite audit memiliki hubungan yang positif dengan audit fee karena komite audit memastikan bahwa lama proses audit tidak akan dikurangi sampai pada tingkat kualitas audit yang diinginkan (Cadburry Committee, 1992:389). Dari sisi penawaran, keterlibatan komite audit dalam memperkuat pengendalian internal yang menuntun auditor eksternal mengurangi penilaian dari risiko pengendalian, menghasilkan uji substantif yang lebih sedikit, dan audit fee yang lebih rendah (Collier dan Gregory, 1996 dalam Stewart dan Kent, 2006:389). Terdapat beberapa penelitian yang membahas peranan komite audit, seperti penelitian yang dilakukan oleh Lawrence (2003), menguji hubungan antara karakteristik komite audit dengan audit fee, dengan menggunakan data-data perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham, hasil penelitian menyatakan bahwa komite audit berhubungan positif dengan audit fee. Penelitian ini juga membahas tentang peran komite audit, yaitu dapat membantu manajer dalam memilih auditor yang mempunyai kompetensi dan reputasi yang tinggi (Astuti, 2010:7). Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Wahab, Zain, dan James (2011:393), yang melakukan pengujian antara hubungan corporate governance dengan fee audit, dan hasil dari penelitian menyatakan bahwa corporate
10
governance berhubungan positif dengan audit fee. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Desender et. al., (2011:3), Auditor eksternal merupakan instrumen penting untuk meningkatkan perlindungan hak-hak investor. Auditor membuktikan bahwa seluruh pemegang saham diperlakukan sama dan bahwa laporan keuangan sesuai dengan komitmen kontrak. Auditor mempertimbangkan dewan sebagai yang client, karena dewan yang meninjau keseluruhan ruang lingkup audit dan yang merencanakan audit fee. Terdapat dua pandangan pada hubungan antara internal control, corporate governance, terhadap audit fee. Pandangan pertama adalah apa yang disebut sebagai control pengganti (substitution control view) yang menyatakan bahwa hubungan antara audit eksternal dan sumber-sumber pengendalian atau control yang ada saling menggantikan. Pandangan kedua adalah apa yang disebut control tambahan (complementary control view) yang menyatakan bahwa hubungan antara pengendalian atau control, dan corporate governance saling melengkapi bukan saling menggantikan serta penambahan terhadap suatu komponen pengendalian akan menguatkan komponen pengendalian yang lain (Hay et. al., 2008:9). Permasalahan mengenai penetapan audit fee yang diterima oleh kantor akuntan publik dari kliennya, masih menjadi pro dan kontra antara orang yang menginginkan aturan tentang audit fee dengan orang yang menolak adanya aturan tentang audit fee. Pendukung gagasan ini pada umumnya beranggapan bahwa dengan adanya aturan audit fee maka persaingan antara kantor akuntan publik dapat dikurangi sedangkan yang menolak beranggapan bahwa kantor akuntan
11
publik memiliki efisiensi yang bervariasi. Akuntan yang menjalankan kantornya dengan efisiensi tinggi maka wajar apabila memiliki tingkat persaingan yang tinggi pula (Agoes, 2002). Bukan hanya mengenai permasalahan audit fee saja, tetapi juga permasalahan mengenai pengimplementasian good corporate governance yang masih belum begitu baik, sehingga belum bisa meminimalisasi kecurangan yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengendalian internal dan implementasi good corporate governance seringkali mempengaruhi audit fee yang diberikan oleh klien kepada kantor akuntan publik, Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Bukti Mengenai Dampak Pengendalian Internal dan Good Corporate Governance terhadap AuditFees” Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hay et. al., (2008), yang menguji pengaruh antara pengendalian internal dan good corporate governance terhadap audit fee. Dengan sampel 130 perusahaan yang terdaftar di Bursa New Zealand antara tahun 1995 sampai tahun 2005, ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dansignifikan antara pengendalian internal dan good corporate governance terhadap audite fee. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Hay et. al., (2008) adalah: 1. Objek penelitian yang dilakukan di Negara Indonesia yaitu Negara berkembang yang sedang beradaptasi untuk menerapkan good corporate governance, dan penelitian ini dilakukan pada tahun 2012.
12
2. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian saat ini dengan menggunakan data pimer sebagai metode pengumpulan data. Alasan peneliti menggunakan data primer sebagai metode pengumpul data adalah karena data diperoleh secara langsung dari sumber asli (tanpa perantara) yang telah ditentukan, sehingga data yang diperoleh lebih relevan dan dapat dipercaya keasliannya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang penelitian, maka secara spesifik rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah dampak pengendalian internal dan good corporate governance secara parsial terhadap audit fee? 2. Bagaimanakah dampak pengendalian internal dan good corporate governance secara simultan terhadap audit fee? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang: 1. Bukti mengenai dampak pengendalian internal dan good corporate governance secara parsial terhadap audit fee. 2. Bukti mengenai dampak pengendalian internal dan good corporate governance secara simultan terhadap audit fee
13
2. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti penting dengan harapan dapat memberikan kegunaan dalam menjawab permasalahan yang ada. Disamping itu diharapkan mempunyai kegunaan teoritis untuk mengembangkan ilmu lebih lanjut maupun kegunaan praktis menyangkut pemecahan-pemecahan permasalahan yang aktual. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis: 1) Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi, Penelitian ini memberikan informasi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan pengendalian internal dan good corporate governance terutama mengenai audit fee. 2) Bagi peneliti, dapat digunakan untuk membandingkan teori akuntansi yang didapat dibangku kuliah dengan yang terjadi dilapangan. Dan juga sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai auditing, terutama tentang kinerja audit yang berdampak terhadap audit fee sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti di masa yang akan datang. 3) Peneliti berikutnya, Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian mendatang mengenai dampak pengendalian internal dan good corporate governance terhadap audit fee. 2. Secara Praktis: 1) Bagi Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk penentuan audit fee
14
terhadap jasa-jasa audit bagi para pelaku binis khususnya dan masyarakat pada umumnya. 2) Bagi Perusahaan atau User dari jasa KAP, diharapkan dapat bermanfaat dalam menilai fee audit yang didapat auditor, serta dampak dari pengendalian internal dan good corporate governance terhadap audit fee. 3) Bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif sehingga dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang berkenaan mengenai audit fee. 4) Bagi Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai tambahan informasi mengenai audit fee dan dampak pengendalian internal dan good corporate governance terhadap audit fee tersebut.
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Literatur 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Mursalim (2005), yang dikutip olehWidyaningdyah dan Listiyana (2009:23), teori keagenan dapat dipandang sebagai suatu versi dari game theory, yang membuat suatu model kontraktual antara dua orang atau lebih (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak yang lain disebut principal. Principal mendelegasikan pertanggungjawaban atas decision making kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati. Wewenang dan tanggung jawab agent maupun principal diatur dalam kontrak atas persetujuan bersama. Perusahaan mempunyai banyak kontrak kerja antara perusahaan dengan para manajernya dan kontrak pinjaman antara perusahaan dengan krediturnya. Kontrak kerja yang dimaksud adalah kontrak kerja antara pemilik modal dengan manejer perusahaan. Dimana antara agent dan principal ingin memaksimumkan utility masing-masing dengan informasi yang dimilki. Tetapi di satu sisi agent memilki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan principal di sisi lain, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi. Informasi yang lebih banyak dimiliki oleh manajer dapat memicu untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan keinginan dan kepentingan untuk memaksimumkan utilitinya. Sedangkan bagi pemilik modal, dalam hal ini investor, akan sulit untuk mengontrol secara efektif tindakan yang
16
dilakukan oleh manajemen karena hanya memilki sedikit informasi yang ada. Oleh karena itu terkadang ada kebijakan-kebijakan tertentu yang dilakukan oleh manajer perusahaan tanpa sepengetahuan pihak pemilik modal atau investor (Scott, 2000 dalam Widyaningdyah dan Listiyana, 2009:3). Teori keagenan (agency theory) mengemukakan, jika antara pihak principal (pemilik) dan agent (manajer) memiliki kepentingan yang berbeda, maka akan muncul konflik yang dinamakan agency conflict (Jensen dan Meckling, 1976). Pemisahan kepemilikan akan menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan badan usaha, disebabkan para manajer tidak bertindak sesuai keinginan pemilik atau pemegang saham (Puspitasari dan Ernawati, 2010:190). Menurut Purwandari dan Purwanto (2012:2), dalam kerangka teori keagenan, terdapat tiga macam hubungan keagenan, yaitu: 1) hubungan keagenan antara manajer dengan pemilik, 2) hubungan keagenan antara manajer dengan kreditur dan 3) hubungan keagenan antara manajer dengan pemerintah. Hal ini berarti ada kecenderungan bagi manajer untuk melaporkan sesuatu dengan cara-cara tertentu dalam rangka memaksimalkan utilitas mereka dalam hal hubungannya dengan pemilik, kreditur maupun pemerintah. Kelengkapan
pengungkapan
informasi
harus
se-transparan
mungkin
sebagaimana yang dikehendaki dalam kontrak keagenan. Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan
dengan
suatu
mekanisme
pengawasan
yang
dapat
mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Akibat dari
17
munculnya mekanisme pengawasan tersebut menyebabkan timbulnya suatu cost yang disebut dengan agency cost, yang meliputi monitoring costs, bonding costs, dan residual losses (Ahmad, 2008:49). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2011:148), menurut Eisenhardt (1989), teori keagenan berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang terjadi jika pihak-pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda. Teori keagenan ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan keagenan, yaitu masalah keagenan yang timbul pada saat keinginan-keinginan principal dan agent berlawanan dan merupakan suatu hal yang sulit atau mahal bagi principal untuk melakukan verifikasi apakah agent telah melakukan sesuatu secara tepat. Menurut Setyadi et al. (2009:101), untuk mengurangi terjadinya biaya keagenan (Agency Cost) yaitu dengan adanya good corporate governance serta dengan adanya kepemilikan perusahaan. Dan menurut Shleifer dan Vishny (1997) sertaMcColgan (2001), menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan dan komisaris independen merupakan kunci penentu dalam mengurangi agency cost, karena dengan adanya pemerintahan dan struktur kepemilikan, konflik kepentingan antara pelaku dan agent dapat dikurangi jika kepemilikan kurang terkonsentrasi dan jika pemantauan antara agent dapat ditingkatkan dengan pengawasan lebih independen. Cara untuk menanggulangi konflik kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
keagenan adalah melalui
institusional,
kebijakan
hutang,
18
kebijakan dividen, risiko, kebijakan insentif, aliansi, dan memahami perannya (Ahmad, 2008:50). Menurut Johnson et. al., (2000) dalam Susanti (2011:148), corporate governance sebagai keefektifan mekanisme yang bertujuan meminimisasi agency conflict, dengan penekanan khusus pada mekanisme legal yang mencegah dilakukannya ekspropriasi atas pemegang saham minoritas. 2. Teori Tata Laksana (Stewardship Theory) Bila teori agency menyatakan bahwa agen dan prinsipal memiliki kepentingan
yang
berbeda,
masing-masing
ingin
mengoptimalkan
kepentingannya. Implikasi hipotetis dari teori agency adalah manajer akan cenderung menghindari penurunan nilai aktiva, karena mereka tidak menginginkan performance laporan keuangannya menjadi buruk sehingga mereka akan menghindari penerapan standar akuntansi penurunan nilai. Teori stewardship memiliki pandangan yang berbeda, bahwa manajer akan berperilaku sebagai steward, dan cenderung mengikuti keinginan principal (Ardianto, 2009:1). Teori Stewardship adalah teori yang menggambarkan situasi dimana para manajer tidaklah termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil utama mereka untuk kepentingan organisasi. Teori ini mempunyai dasar psikologi dan sosiologi yang telah dirancang dimana para eksekutif sebagai steward termotivasi untuk bertindak sesuai keinginan prinsipal, selain itu perilaku steward tidak akan meninggalkan organisasinya sebab steward berusaha mencapai sasaran organisasinya. Teori
19
Stewardship didesain bagi para peneliti untuk menguji situasi dimana para eksekutif dalam perusahaan sebagai pelayan dapat termotivasi untuk bertindak dengan cara terbaik pada principalnya (Donaldson dan Davis, 1989, 1991). Sedangkan (Chinn, 2000) Stewardship theory dibangun di atas asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran terhadap pihak lain (Usamah, 2010:5). Teori tata laksana (Stewardship theory) ini memandang manajemen sebagai pihak yang dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya maupun shareholders pada khususnya (Puspitarini, 2012:3). Dalam teori stewardship manajer akan berperilaku sesuai kepentingan bersama. Ketika kepentingan steward dan pemilik tidak sama, steward akan berusaha bekerja sama daripada menentangnya, karena steward merasa kepentingan bersama dan berperilaku sesuai dengan perilaku pemilik merupakan pertimbangan yang rasional karena steward lebih melihat pada usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Teori stewardship mengasumsikan hubungan yang kiat antara kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan melindungi dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan, sehingga dengan demikian fungsi utilitas akan maksimal. Asumsi penting dari stewardship adalah manajer meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan pemilik. Namun demikian tidak berarti steward tidak mempunyai kebutuhan hidup (Raharjo, 2007:39).
20
3. Pengendalian Internal Menurut
Committee
of
Sponsoring
Organization
(COSO),
pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh direksi organisasi, manajemen, dan personel lainnya, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai akan tercapainya tujuan dalam kategori berikut: (a) Efektivitas dan efisiensi operasi; (b) Keandalan pelaporan keuangan; (c) Ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku (Puspitadewi, 2012:160). Pengendalian intern merupakan bagian integral dari proses manajemen karena konsep dasar dari pengendalian intern meliputi (1) berbagai kegiatan (a process), (2) dipengaruhi oleh manusia (is affected by people), dan (3) diharapkan dapat mencapai tujuan (objectives) (Yadnyana, 2009:5). Pengendalian internal yang berkualitas adalah pengendalian yang efektif dan mengacu pada pencapaian dan sasaran organisasi atas pengendalian yang dirancang. Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengendalian internal dikatakan efektif apabila memahami tingkat sejauh mana tujuan operasi entitas tercapai, laporan keuangan yang diterbitkan dipersiapkan secara handal, hukum dan regulasi yang berlaku dipatuhi. Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi: Direksi dan manajemen mendapat pemahaman akan arah pencapaian tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga
21
kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumber daya (asset) perusahaan. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah taati dan dipatuhi dengan semestinya (Puspitadewi, 2012:161). Selain manajemen perusahaan, pengendalian intern juga diperlukan oleh auditor independen yang ditugaskan untuk memeriksa kewajaran laporan keuangan serta kegiatan opersi perusahaan. Arti pentingnya sistem pengendalian intern bagi manjemen dan auditor sudah lama diakui oleh profesi akuntansi dan pengakuan tersebut semakin meluas dengan alasan (Boyntn, 2003:371): 1) Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif; 2) Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian internal yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidak beresan; 3) Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menguntungkan pada sistem pengendalian internal. Internal control merupakan serangkaian tindakan, kebijakan metode dan prosedur sebagai suatu proses yang melibatkan orang dalam
22
melaksanakan keseluruhan operasi organisasi. Internal control ada dalam proses manajemen, baik perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang melibatkan dewan komisaris, manajemen dan personal lainnya untuk mencapai: 1) tujuan operasi dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif; 2) penyajian dan pengungkapan pelaporan keuangan yang dapat dipercaya; dan 3) mendorong kepatuhan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Makhdalena, 2009:62). Menurut Hartadi (1987:142) dalam Kristanto (2009:45), sistem pengendalian internal yang kuat, yaitu melalui kebijakan akuntansi yang sehat, penyelenggaraan sistem perkiraan yang cukup lengkap dan efektif, adanya perlindungan aktiva perusahaan dan berfungsinya staff pemeriksaan internal. Pengendalian intern yang dipahami sebagai usaha manajemen dalam menjaga aktiva (kekayaan) organisasi melalui penerapan prosedur tertentu bekerja melalui tiga dimensi dalam menjaga aktiva perusahaan. Pengendalian intern yang baik dan disertai praktek-praktek yang sehat dalam tata kelola keuangan akan menjaga kekayaan perusahaan secara preventif, detektif dan korektif (Wiratmaja, 2010:79). Menurut Agoes (2004:79), pemahaman dan evaluasi atas pengendalian intern merupakan bagian yang sangat penting bagi proses pemeriksaan oleh akuntan publik, auditor harus mendokumentasikan pemahamannya tentang komponen pengendalian intern entitas yang diperoleh untuk merencanakan audit, karena baik buruknya pengendalian intern akan memberikan pengaruh yang besar terhadap:
23
a. Keamanan harta perusahaan b. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan c. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntansi d. Tinggi rendahnya audit fee e. Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik
4. Tujuan Pengendalian Internal Pengendalian intern harus memberikan keyakinan bahwa seluruh transaksi telah mendapatkan otorisasi dan dilaksankan dengan benar sesuai dengan kebijakan perusahaan, serta pencatatan transaksi tersebut dengan benar. Di bawah ini terdapat 5 tujuan pengendalian intern atas transaksi, yaitu (Suharli, 2006:55): 1) Otoritas
(wewenang),
Setiap
transaksi
harus
mendapat
otorisasi
semestinya berdasarkan struktur dan kebijakan perusahaan. Dalam keadaan atau masalah-masalah tertentu sangat perlu ditentukan otorisasi khusus. 2) Pencatatan, Pencatatan atas transaksi harus dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pada waktu yang tepat dengan uraian yang wajar. Transaksi yang dicatat adalah transaksi yang benar-benar terjadi dan lengkap. 3) Perlindungan, Harta fisik berwujud tidak boleh berada dibawah pengawasan atau penjagaan dari mereka yang bertanggungjawab. Dalam hal ini pengendalian intern memperkecil resiko terjadinya kecurangan oleh karyawan atau manajemen sekalipun.
24
4) Rekonsiliasi, secara continue dan periodik antara pencatatan dengan harta fisik harus dilakukan misalnya mencocokkan jumlah persediaan barang antara kartu persediaan dengan persediaan fisik di gudang 5) Penilaian, Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa seluruh harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar. Tidak boleh terjadi over atupun under valved atas atas harta tersebut.
5. Komponen-Komponen Pengendalian Internal Menurut Utomo (2006:72), komponem-komponen dari pengendalian Internal mencakup: 1) Lingkungan Lingkungan pengendalian (Control Environment), Komponen ini memperlihatkan bahwa hal yang terkandung pada kontrol terutama pada sistem akuntansi dan prosedur harus dijalankan. 2) Penetapan risiko, (Risk Assesment), komponen ini mengidentifikasikan dan menganalisis resiko yang dihadapi perusahaan dan bagaimana cara mengelola resiko tersebut. 3) Aktivitas pengendalian, memastikan bahwa setiap transaksi telah diotorisasi oleh yang berwenang, telah ada pemisahan fungsi, dokumentasi dan pencatatan yang memadai, harta dan catatan telah diamankan, dan pengecekan oleh pihak independent telah dilakukan serta penilaian terhadap pencatatan telah dilaksanakan 4) Pemrosesan Informasi dan Komunikasi (Information Processing and Communication), pada komponen ini informasi diidentifikasi, diambil dan
25
diubah
sepanjang
waktu
dan
menyediakan
formulir
untuk
memperbolehkan karyawan mengubah tanggung jawabnya 5) Pemantauan
(Monitoring),
pada
komponen
ini
berfungsi
untuk
memastikan bahwa pengendalian internal telah berjalan dengan baik Jadi dapat disimpulakan bahwa pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan organisasi yaitu: keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan berlaku. 6. Good Corporate Governance Pada dasarnya Good Corporate Governance itu sendiri terkait dengan stewardship theory dan agency theory. Stewardship theory dibangun atas dasar asumsi filosifi mengenai sifat manusia yakni pada hakekatnya manusia dapat dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan kejujuran pada pihak lain. Dengan kata lain teori ini memandang manajemen dapat dipercaya untuk bertindak sebaik-baiknya bagi kepentingan publik pada umumnya ataupun pemegang saham pada khususnya (Murwaningsari, 2009:31). Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Michael Johnson, memandang bahwa manajemen perusahaan sebagai agents bagi para pemegang saham, akan bertindak dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan bijaksana serta adil terhadap pemegang saham sebagaimana yang diasumsikan oleh stewardship model.
26
Menurut Benhart dan Rosenstein (1998) yang dikutip oleh Puspitasari dan Ernawati (2010:190), menyatakan bahwa suatu mekanisme yang dapat mengatasi
masalah
keagenan
tersebut,
yaitu
mekanisme
corporate
governance. Dalam mekanisme corporate governance, terdapat mekanisme internal, seperti struktur dan kepemilikan dewan komisaris, serta mekanisme eksternal, seperti pasar modal. Corporate governance berkaitan erat dengan mekanisme dalam suatu badan usaha di mana berbagai pihak yang berkepentingan terhadap badan usaha tersebut dapat memastikan bahwa pihak manajer dan pihak internal badan usaha lainnya dapat memenuhi kepentingan stakeholder. Dengan menerapkan good corporate governance, maka konflik keagenan menjadi berkurang, sehingga pihak manajer dapat meningkatkan kemakmuran pemilik (pemegang saham). Dengan kata lain, corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan badan usaha yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Corporate governance yang efektif dalam jangka panjang dapat meningkatkan kinerja badan usaha dan menguntungkan pemegang saham. Forum for Corporate Governancein Indonesia (FCGI) merumuskan tujuan dari Corporate Governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Corporate Governance yang mengandung empat unsur penting yaitu keadilan, transparansi, pertanggungjawaban dan akuntabilitas, diharapkan dapat menjadi suatu jalan dalam mengurangi konflik keagenan. Dengan adanya tata kelola perusahaan
27
yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor (Juanda, 2008:5). Corporate governance merupakan sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder) seperti kreditur, supplier, asosiasi bisnis, konsumen, karyawan, pemerintah dan masyarakat luas (Hidayah, 2008:56). Corporate governance dapat diartikan sebagai seperangkat aturan dan prinsip-prinsip antara lain fairness, transparency, accountability, dan responsibility yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manajemen perusahaan (direksi dan komisaris), pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta stakeholders lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban masingmasing pihak. Tujuannya adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi seluruh stakeholders dalam perusahaan. Adanya nilai tambah bagi stakeholders ini akan menarik investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan yang bersangkutan (Juanda, 2008:6). Menurut Astuti (2010:3), ditinjau dari arti kata secara harfiah Good Governance, maka good adalah baik, sedangkan governance adalah pemerintahan, sehingga secara sederhana diartikan pemerintahan yang baik yang bebas dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Karakteristik untuk dapat dikatakan memenuhi kriteria good governance adalah (BPKP, 2000):
28
1) Participation, maksudnya setiap warga Negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan. 2) Rule of Law, hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu. 3) Transparency, transparansi dibangun atas dasar arus informasi. 4) Responsiveness, lembaga dan proses hukum harus mencoba melayani setiap stakeholders. 5) Consensus Orientation, sebagai perantara kepentingan yang berbeda untuk memberikan pilihan terbaik bagi keputusan yang lebih luas. 6) Equity, semua warga Negara mempunyai kesempatan untuk menjaga kesejahteraan masyarakat. 7) Effectiveness and effsiciency, lembaga harus menghasilkan sesuai dengan tujuan semula 8) Accountability, para pembuat keputusan, baik dalam pemerintahan sektor swasta dan masyarakat bertanggung jawab kepada publik dan lembaga lain. 9) Strategic Vision, para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektik good governance. Corporate governance memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Tata kelola perusahaan menjamin kualitas informasi akuntansi yang diungkap melalui seperangkat penetapan institusional. Tata kelola perusahaan yang sempurna dapat menguatkan
29
pengendalian
intra-perusahaan,
mengurangi
tindakan
oportunis
dan
menurunkan asimetri informasi (Siagian dan Ghozhali, 2012:1). Ada dua (2) hal yang ditekankan dalam mekanisme corporate governance, pertama, pentingnya hak pemegang saham atau investor untuk memperoleh informasi dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya, dan kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder (Guna dan Herawaty, 2010:56). Dalam menjalankan pengendalian internal ada faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam menegakan prinsip tata kelola perusahaan yang baik antara lain, (1) Charter (pedoman perilaku) (2) struktur perusahaan (3) karyawan (4) fasilitas atau sarana (5) budaya (Firmansyah , 2010:89). Jadi dapat disimpulkan bahwa
Good Corporate Governance
merupakan sistem dan prosedur dalam entitas atau organisasi untuk melindungi kepentingan dari berbagai pihak yang terkait dengan entitas tersebut.
7. Teori Kepuasan Kerja (Theory of Job Satisfaction) Dalam sebuah organisasi, terdapat fenomena permasalahan yang sering muncul yang mana organisasi harus dapat mempertahankan karyawan yang dimiliki untuk dapat tetap bekerja sesuai dengan tuntutan yang ada. Seringkali hal ini terkait dengan Kepuasan Kerja, yang mana secara umum dapat dikatakan bahwa kepuasan ini merupakan sebuah sikap karyawan secara emosional yang menyenangkan, mencintai pekerjaannya dengan sepenuh hati.
30
Hal ini akan tercermin dalam moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja yang baik dari karyawan. Kepuasan kerja juga memiliki hubungan yang erat dengan sikap karyawan atas pekerjaan mereka, situasi kerja setiap harinya, kerjasama antar karyawan baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja. Kepuasan kerja secara lebih jauh, juga menunjukkan kesesuaian antara sebuah harapan terhadap pekerjaan yang ada dan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan tersebut (Han et. al., 2012:110) Kepuasan kerja merupakan refleksi dari seorang karyawan terhadap pekerjaannya yang timbul bukan hanya sebagai hasil interaksi antara karyawan dengan pekerjaannya, tetapi juga dengan lingkungan kerja, situasi dan kondisi kerja serta rekan kerja karyawan. Konsep kepuasan kerja ini meliputi lima faktor antara lain pekerjaan itu sendiri, mutu pengawasan supervisi, gaji atau upah, kesempatan promosi, dan rekan kerja (Kartika dan Kaihatu, 2010:104) Definisi lain terkait dengan Kepuasan Kerja, dikatakan bahwa Kepuasan Kerja secara umum dapat ditentukan dengan perbedaan yang terjadi antara perasaan yang seharusnya dirasakan oleh karyawan dari pekerjaan yang dilakukan dengan kondisi nyata yang saat ini dirasakan oleh karyawan. Dikatakan juga bahwa Kepuasan Kerja merupakan sebuah kondisi emosional yang menyenangkan sebagai hasil dari penilaian seseorang atas pekerjaannya dalam mencapai sebuah prestasi kerja yang telah dilakukannya (Astrauskaite, Vaitkevicius, & Perminas, 2011:42).
31
Kepuasan Kerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dilihat dan dialami oleh karyawan terhadap pekerjaannya, sehingga kepuasan ini sangat berkaitan erat dengan sikap dari karyawan atas pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama dengan pimpinan serta rekan kerja. Sampai dengan saat ini kepuasan kerja banyak dihubungkan dengan tingkat produktifitas dan kuantitas hidup, oleh karena itu masyarakat maju banyak yang memperhatikan kepuasan kerja pegawai atau karyawan dengan memberi kepedulian dan ganjaran material yang memadai dan bahkan ada anggapan bahwasanya organisasi-organisasi sekarang harus bertanggung jawab untuk memberikan kepada pegawai atau karyawan pekerjaan yang menantang dan secara intrinsik mengganjar (Zanaria, 2007:34). Tolok ukur tingkat untuk kepuasan kerja secara mutlak memang tidak ada, karena setiap individu tenaga kerja berbeda kepuasannya. Indikator kepuasan kerja ini hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan turn over kecil, maka secara relatif kepuasan kerja karyawan baik, tetapi sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja dan turn over karyawan besar, maka kepuasan kerja pegawai kurang (Zanaria, 2007:36) Pegawai akan mampu dan mau bekerja dengan baik serta memiliki kepuasan kerja yang tinggi apabila pegawai ditempatkan pada posisi jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan serta dapat memenuhi berbagai kebutuhan dengan melakukan pekerjaan. Pegawai harus ditempatkan pada posisi dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuan dengan
32
mempertimbangkan upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia. (Fathonah dan Utami, 2012:3). Setiap pekerja atau karyawan pasti memiliki tingkat kepuasan tersendiri yang dapat diukur dengan kinerja karyawan tersebut bekerja di dalam perusahaan, tetapi setiap karyawan yang satu dengan yang lain belum tentu memiliki tingkat kepuasan kerja yang sama. Oleh karena itu, untuk membentuk suatu tingkat kepuasan kerja yang baik, perusahaan perlu melakukan suatu tindakan agar para karyawan dapat merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya dengan baik. Tindakan yang dilakukan perusahaan harus dipikirkan dengan baik oleh para pemimpin perusahaan. Pemimpin memiliki peranan yang penting dalam membangun keberlangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu para pemimpin perusahaan harus memiliki gaya masing-masing dalam membangun suatu perusahaan (Putra dan Laksito, 2012:2). 8. Audit Fee Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mengeluarkan peraturan tentang bagaimana penetapan audit fee nomor KEP.024/IAPI/VII/2008. Peraturan ini mengatur tentang penetapan imbal jasa (fee) audit yang dibayar oleh Kantor Akuntan Publik dengan membuat jumlah jam kerja setiap anggota tim audit dan tarifnya (Herawaty, 2011:8). Menurut standar professional akuntan publik dan kode etik akuntan Indonesia, nomor 302 tentang audit fee (Agoes, 2004:45):
33
a. Besaran Fee Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. b. Fee Kontijen Merupakan fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontijen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika ditetapkan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee kontijen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi independensi. Teori kepuasan kerja yang telah dijabarkan diatas tersebut pun bukan hanya menjelaskan mengenai kepuasan kerja terhadap kondisi pekerjaannya saja, tetapi juga menjelaskan mengenai kepuasan kerja seseorang yang dipengaruhi oleh faktor gaji. Menurut Herawaty (2011:7) bagi akuntan publik fee adalah pendapatan bagi mereka, fee adalah ongkos yang dibebankan untuk pelayanan yang diberikan, terkait nilai moneter atas pelayanan tersebut, pembayaran professional yang diterapkan oleh akuntansi, pajak dan pekerjaan resmi, mungkin dengan dasar yang rata atas dasar waktu/jam. Menurut Siegel dan Shin (1996: 180) fee adalah suatu permasalahan yang dilematis karena
34
auditor karena auditor mendapat fee dari perusahaan (klien) yang diaudit, dimana disatu sisi auditor harus independen memberikan opininya tapi di sisi lain auditor juga menerima imbalan dari klien atas pekerjaan yang dilakukannya. Menurut Halim (1995) yang dikutip oleh Suharli dan Nurlaelah (2008:134), menyebutkan bahwa jumlah fee audit ditentukan banyak faktor. Namun secara prinsip ada empat faktor dominan yang menentukan yaitu karakteristik keuangan, lingkungan, karakteristik operasi, dan kegiatan auditor eksternal. Oleh karena itu tidak dibenarkan bila fee audit yang diberikan menyimpang dari keempat faktor di atas misalnya atas dasar penggunaan laporan audit. Menrut Iskak (1999) yang dikutip oleh suherli dan Nurlelah (2008:137), mendefinisikan audit fee adalah honorarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik terhadap laporan keuangan. Besarnya audit fee berfungsi sebagai pedoman dalam penyusunan anggaran yang dibutuhkan saat melakukan kegiatan audit. Audit fee yang diterima harus berdasarkan besarnya komptensi yang dilakukan oleh auditor. Auditor tidak diperkenankan untuk menawarkan audit fee yang tidak sewajarnya. B. Hasil Penelitian Terdahulu Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam table 2.1:
35
No.
1
2
3
Peneliti (tahun) David Hay, W. Robert Knechel, Helen Ling (2008)
Effiezal Aswadi Abdul Wahab, Mazlina Mat Zain, Kieran James (2011) Mary Jane Lenard, Karin A. Petruska, Pervaiz A (2012)
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Evidence on the Variable Internal Penelitian di Negara New Impact of Internal Control, Corporate Zeland Control and Governance Corporate dan Audit Fees Model ordinary least squares Governance on (OLS) yang menggunakan Audit Fees 2SLS dengan OUT dan Mayor diperlakukan sebagai endogen Political Variabel Corporate Variabel Political connections connections, Governance dan Audit dan tidak ada Pengendalian corporate Fees Internal governance and audit Penelitian dilakukan di fees in Malaysia Negara Malaisya
Indictor of Audit Fess and Fraud Classification: Impact of SOX
Variabel Corporate Governance dan Audit Fees
Hasil Penelitian Internal Control dan Good Corporate Governance positif mempengaruhi fee audit
Hubungan Politik tidak berpengaruh terhadap audit fee tetapi good corporate governance berpengaruh positif terhadap audit fee
Metoderegresi panel, data dari 2001-2003 Tidak terdapat riabel Terdapat hubungan antara Good Pengendalian Internal corporate governance terhadap audit fees
Bersambung kehalaman selanjutnya
36
No
4
5
6
Peneliti (tahun) Masdiah Abdul Hamid dan Azizah Abdullah (2012)
Netty Herawaty (2011)
Judul Penelitian Influence of Corporate Governance on Audit and NonAudit Fees: Malaysian Evidence
Pengaruh Pengendalian Internal dan Lamanya waktu Audit terhadap Fee Audit Matthew The effect of the J.Keane, type and number Randal J. of internal control Eldar, Susan weaknesses and M. Albring their remediation (2012) on audit fees
Tabel 2.1 (lanjutan) Hasil Penelitian Terdahulu Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Corporate Governance Variabel pengendalian dan Audit Fees internal. Penelitian dilakukan di Negara Malaisya.
Hasil Penelitian Audit fees positif dan signifikan berhubungan degan dewan komisaris, sementara perusahaan pemerintah signifikan negative terhadap audit fees
Metodeordinary least squares(OLS)regresi linier multivariabelpada97 perusahaanhanyaterdaftarperusa haan di Bursa Malaysia
Pengendalian Internal dan Audit fee Menggunakan alat analisis regresi berganda
Variabel Good Corporate Governance
Internal Control dan Audit Fees
Variabel Good corporate governance Penelitian dilakukan di Negara Malaisya Metode yang digunakan ordinary least squares (OLS) regression
Penelitian dilakukan di Kota Jambi dan Palembang
Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu Audit memiliki pengaruh Terhadap Fee Audit dan secara parsial Pengendalian Intern dan LamanyaWaktu Audit memiliki pengaruh positif Terhadap Fee Audit
Internal control berpengaruh secara signifikan terhadap audit fees
Bersambung kehalaman selanjutnya
37
No 7
8
Peneliti (tahun) Santanu Mitra (2009)
Harjinder Singh, Rick Newby (2010)
Judul Penelitian
Tabel 2.1 (lanjutan) Hasil Penelitian Terdahulu Metode Penelitian Persamaan Perbedaan Internal Control dan Variabel Good corporate Audit fees governance
Pervasiveness, severity, and remediation of internal control material weaknesses under SOX Section 404 and audit fees Internal audit and Audit fees audit fees: further evidence
Hasil Penelitian Internal Control berpengaruh secara signifikan terhadap audit fees
Model regresi multivariate untuk sampel yang diungkapkan ICMW pada tahun 2004, 2005, dan 2006 Internal control, dan Good corporate governance
Internal audit berpengaruh secara postif terhadap audit fees
Penelitian dilakukan di Negara Australia Penelitian dilakukan dengan metode ordinary least squares (OLS) regression
Sumber: data yang diolah
38
C. Keterkaitan antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Pengendalian Internal dengan Audit Fee Banyak faktor yang mempengaruhi audit fee, salah satu diantaranya adalah adanya pengendalian internal. Pengendalian intern adalah suatu proses dari aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari proses manajemen, seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Pengendalian Internal bukan merupakan pengganti (subtitusi) melainkan pelengkap (complementary) dalam suatu perusahaan, dan pengendalian internal tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap audit fees. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2011), Keane (2011), Mitra (2009), dan Hay et. al., (2008) yang menyatkan bahwa pengendalian internal berpengaruh secara signifikan terhadap audit fee, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha1: Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Audit Fee 2. Good Corporate Governance dengan Audit Fee Good Corporate Governance merupakan sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang berkepentingan dengan perushaan. Dalam struktur corporate governance dalam penelitian ini mencakup dewan komisaris dan komite audit, yaitu sebagai wakil dari pemegang saham, yang mempunyai kekuasaan kuat untuk mencegah dan mendeteksi perilaku oportunistik manajemen dalam pelaporan keuangan. Dengan demikian struktur governance yang baik cenderung akan mengurangi
39
dan mengontrol risiko sehingga mengarah kepada fee audit eksternal yang rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Hay et. al., (2008), Yatim, (2006), Wahab et. al., (2011), Hamid dan Abdullah (2012), Lenard et. al., (2012) memberikan hasil yang sama yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara good corporate governance terhadap audit fee, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha2: Good corporate governance berpengaruh positif terhadap audit fee D. Kerangka Pemikiran Gambaran menyeluruh penelitian ini mengenai dampak terhadap pemberian audit fee, berikut merupakan kerangka pemikiran dari penelitian ini:
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Adanya Skandal Akuntansi dan Pelanggaran yang Dilakukan oleh Akuntan Publik
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Audit Fee
Basis Teori: Teori Keagenan, Teori Tata Laksana, Teori Kepuasan Kerja Bersambung pada halaman selanjutnya
40
Gambar 2.1 (Lanjutan) Basis Teori: Teori Keagenan, Teori Tata Laksana, Teori Kepuasan Kerja
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengendalian Internal (X1)
Audit Fee (Y) Good Corporate Governance (X2)
Model Analisis: Regresi
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, dan Saran
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu pengendalian internal, good corporate governance terhadap variabel dependen, yaitu audit fee. Populasi dalam penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di wilayah DKI Jakarta. B. Metode Penentuan Sampel Sampel pada penelitian ini adalah akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik wilayah Jakarta dengan kriteria auditor yang telah memiliki pengalaman kerja dua (2) tahun dan bukan merupakan junior auditor. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling dalam hal ini lebih difokuskan pada penggunaan judgment sampling. Judgment sampling menggunakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). C. Metode Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan
42
1. Penelitian Pustaka (Library Reasearch) Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian 2. Penelian Lapangan (Field Research) Data utama penelitian diperoleh melalui penelitian lapangan, penelitian memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Data primer merupakan sumber penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, tidak melalui perantara. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode survey yaitu dengan cara mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara langsung, agar dapat diterima langsung oleh subjek penelitian yaitu auditor eksternal yang bekerja di kantor akuntan publik tersebut. Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah dibagikan kepada auditor yang bekerja di kantor akuntan publik sebagai responden.
D. Metode Analisis Data Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan
43
metode kuantitatif diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat tentang respon yang diberikan responden, sehingga data yang berbentuk angka tersebut dapat diolah dengan menggunakan metode statistik. 1. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan generalisasi. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori jenis kelamin, pendidikan, umur, posisi, dan lamanya responden bekerja (Ghozali, 2011:19) 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52). Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan pearson correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila pearson
44
correlation yang didapat memilki nilai dibawah 0,05 berarti data yang diperoleh valid. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk, suatu kuesioner dikatakan realiabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:45). Ghozali (2011:46), menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilkukan dengan dua cara, yaitu: a. Reapted Measure atau pengukuran ulang, disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. b. One Shot atau pengukuran sekali, disini pengukuran hanya dilakukan sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain, atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian cronbach Alpha (α) suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach Alpha > 0,70 (Nunnaly, 1994 dalam Ghozali, 2011:48).
3. Uji Asumsi Klasik Untuk melakukan Uji klasik data primer ini, maka peneliti melakukan Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Normalitas
45
a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel-variabel independent. Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2011:96). b. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dan satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka homokedasitas dan jika berbeda
disebut
heterokedasitas.
Deteksi
ada
atau
tidaknya
heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:125-126). c. Uji Normalitas Data Uji Normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah model regresi, variable independent, variable dependent atau keduanya mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
46
pada grafik. Dasar pengembilan jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti atau garis diagonal, maka regresi mengikuti garis normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari garis diagonal atai tidak mengikuti arah garis diagonal maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 4. Uji Hipotesis Pada penelitian ini penulis menggunakan dua variable independent dan satu variable dependent. Metode analisi yang digunakan adalah metode regresi berganda (multiple regression), yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable independent terhadap variable dependent. yang digunakan untuk menguji Ha1, Ha2, dengan pendekatan interaksi yang bertujuan untuk memenuhi ekspektasipenelitian mengenai bukti tentang dampak pengendalian internal dan good corporate governance terhadap audit fee, persamaan regresinya adalah sebagi berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan : Y
= Audit Fee
a
= Konstanta
b1, b2, b3
= Koefisien variabel independent
X1
= Pengendalian Internal
X2
= Good Corporate Governance
e
= Eror
47
Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan oleh model regresi berganda, uji statistik ini meliputi: a) Koefisian Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independent menjelaskan variabel dependent dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada table model summary dan tertulis Adjusted R Square. Nilai Adjusted R2 sebesar 1 berarti fluktuasi variabel dependent seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independent dan tidak ada faktor lain yang dapat menyebabkan fluktuasi variabel dependent, jika nilai Adjusted R2 berkisar antara 0 sampai 1 berarti semakin kuat kemampuan variabel independent dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependent (Ghozali, 2011:97). b) Uji t ( Uji Parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masingmasing variabel independent secara individual terhadap variabel dependent. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada table coefficients. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independent secara individual terhadap variabel dependent, maka digunakan tingkat signifikan 0,05, jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independent terhadap dependent (koefisien regresi tidak signifikan), sedangkan jika nilai probability t lebih
48
kecil dari 0,05 maka ada pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependent (koefisien regresi signifikan) (Ghozali, 2011:98). c) Uji Fisher (Uji Simultan) Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independent secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependent. Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada table ANOVA. Untuk mengetahui hubungan variabel independent secara bersamasama (simultan) terhadap variabel dependen, maka digunakan tingkat signifikan sebesar 0,05, jika nilai probability F lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependent, dengan kata lain variabel independent secara bersama berpengaruh terhadap variabel dependent. Sebaliknya jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independent atau dengan kata lain variabel independent secara bersama tidak berpengaruh terhadap variabel dependent (Ghozali, 2011:98). A. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan dan disertai dengan operasionalisasi variabel-variabel tersebut, adalah sebagai berikut:
49
1) Pengendalian Internal (X1) Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga tujuan, yaitu: keandalan laporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kesepakatan terhadap hukum dan peraturan berlaku. Salah satu faktor yang mempengaruhi audit fee adalah pengendalian internal, dan pengendalian internal dalam suatu perusahaan bukanlah pengganti dari auditor eksternal, melainkan pelengkap terhadap auditor eksternal. Variabel ini juga diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Sawyer, Dittenhofer, dan Sceiner (2005:61). Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain. Dalam variabel ini terdapat 10 (sepuluh) pertanyaan. Berdasarkan skala interval 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. 2) Good Corporate Governance (X2) Good Corporate Governance merupakan sistem dan prosedur didalam entitas untuk melindungi kepentingan dari berbagai pihak yang terkait dengan entitas tersebut. Komponen Good Corporate Governance adalah transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran dan kesetaraan.
50
Variabel ini juga yang diukur dengan mengadopsi instrument dari Effendi (2009:4). Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain. Dalam variabel ini terdapat 15 (lima belas) pertanyaan. Berdasarkan skala interval, 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. 3) Audit fee (Y) Audit fee adalah ongkos yang dibebankan untuk pelayanan yang diberikan, terkait nilai moneter atas pelayanan tersebut, pembayaran professional yang diterapkan oleh akuntansi, pajak dan pekerjaan resmi, mungkin dengan dasar yang rata atas dasar waktu/jam. Variabel ini juga diukur dengan mengadopsi instrument dari Nor (2011). Variabel ini diukur berdasarkan skala interval (likert) yaitu, skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat, dan jarak construct yang diukur. Dan juga mengukur jarak antara yang satu dengan yang lain. Dalam variabel ini terdapat 9 (sembilan) pertanyaan.Berdasarkan skala interval, 1 sampai 5, Jawaban yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (5) sangat setuju, (4) setuju, (3) netral, (2) tidak setuju, dan (1) sangat tidak setuju. Variabel dan skala pengukuran yang terdapat dalam penelitian disajikan secara ringkas dalam table 3.1 berikut:
51
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel dan Pengukuran No 1.
2.
3.
Variabel
Sub Variabel
Pengendalian 1. Lingkungan Internal (X1) Pengendalian
Indikator
1. Lingkungan pengendalian dasar pengendalian internal 2. Pemahaman pengendalian yang (Sawyer, diterapkan klien 2005) 2. Penaksiran Resiko 3. Identifikasi risiko klien 4. Penaksiran resiko klien 3. Aktivitas 5. Kebijakan dan prosedur klien Pengendalian 6. Aktivitas pengendalian 4. Komunikasi dan 7. Pentingnya sistem informasi Informasi 8. Dampak kualitas informasi 5. Pemantauan 9. Pemantauan pengoprasian 10. Menilai kinerja sistem informasi Good 1. Transparansi 11. Informasi akurat, tepat waktu Corporate 12. Menerbitkan laporan keuangan Governance 2. Akuntabilitas 13. Pedoman GCG (X2) 14. Pengawasan jalannya peraturan 15. Pemisahan tugas (Effendi, 3. Kemandirian 16. Susunan program kerja 2009) 17. Adanya tekanan pihak internal dan eksternal 4. Kewajaran 18. Pemberian informasi kepada pemangku kepentingan 19. Perlakuan setara kepada pemangku kepentingan 5. Pertanggung20. Tanggung jawab sosial jawaban 21. Daftar pemegang saham 22. Taat prinsip dan hukum yang ada Audit fee (Y) 1. Karakteristik klien 23. Kompleksitas jasa yang diberikan 24. Resiko audit (Nor, 2011) 25. Ukuran Perusahaan 26. Upaya yang diperlukan 2. Besarnya KAP 27. Struktur KAP 28. Ukuran KAP
Butir soal 1
Skala Pengukuran Interval
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11,12 13 14 15 16 17
Interval
18,19 20,21 22 23 24 25 26,27 28 33,34 29,30 31 32
Interval
52
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap akuntan publik (auditor) yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Jakarta. Auditor yang berpartisipsi dalam penelitian ini meliputi partner, manajer, supervisor, auditor senior maupun auditor junior yang melaksanakan pekerjaan di bidang auditing. Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden serta secara tidak langsung melalui perantara kepada responden yang bekerja pada KAP diwilayah Jakarta dan terdaftar dalam Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 8 Mei 2013 hingga19 Juni 2013. Peneliti mengambil sampel sebanyak 25 KAP dari keseluruhan KAP yang berada di wilayah Jakarta. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 170 buah dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 140 kuesioner atau 82,35%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 30 buah atau 17,65%, hal ini mungkin dikarenakan waktu penyebaran kuesioner yang kurang tepat. Kuesioner yang dapat diolah 53
berjumlah 44 buah atau 25,88%, sedangkan kuesioner yang tidak dapat diolah karena tidak memenuhi kriteria sebagai sampel dan tidak diisi secara lengkap oleh responden sebanyak 96 buah atau 56,47%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada table 4.1. Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. Keterangan Jumlah 1. Jumlah kuesioner yang disebar 170 Disebar kuesioner yang kembali 2. Jumlah 140 3. Jumlah kuesioner yang tidak 30 Kembali 4. Jumlah kuesioner yang tidak dapat 96 diolah 5. Jumlah kuesioner yang dapat 44 diolah Sumber: Data primer yang diolah
Persentase 100% 82,35% 17,65% 56,47% 25,88%
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian No.
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama Kantor Kuntan Publik
Kuisioner dikirim
Kuisioner dikembalikan
Razikun Tarkosunaryo 10 7 DRS. A. Salam Rauf & 5 5 Rekan Doli, Bambang, Sulistiyanto, 10 10 Dadang & Ali Herman, Dody, 10 10 Tanumihardja & Rekan (Pusat) Pieter Uways & Rekan 10 10 Krisnawan, Busroni, Achsin 8 8 & Alamsyah (Pusat) Rizal Yahya 5 4 Labib Y. Wardiman & Rekan 5 5 DRS. Danny Sughanda 3 3 Weddie Adriyanto & Rekan 8 0 Bersambung pada halaman selanjutnya 54
Tabel 4.2 (Lanjutan) No.
Nama Kantor Akuntan Publik
Darmawan, Hendang & Yogi (Pusat) 12. Armen, Budiman & Rekan 13. Kanakan, Puradireja & Suharto 14. Hendrawinata Eddy & Siddharta (Pusat) 15. DRS. Usman & Rekan (Pusat) 16. Djajarizki 17. DRS. Abdurrahman Hasan Salipu 18. Agus Ubaidillah & Rekan 19. Hertanto, Sidik & Rekan 20. Murni & Bachtiar (Cabang) 21. Muljawati, Rini & Rekan 22. Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 23. Idris & Sudiharto (Pusat) 24. Mahlizar, Jailani & Rekan 25. Riza, Adi, Syahril & Rekan (Pusat) Sumber: Data primer yang diolah
Kuisioner dikirim
Kuisioner dikembalikan
5
5
5
5
5
0
10
9
10
10
5 5
1 0
8 6 5
7 6 5
8 8
6 8
6 5 5
6 5 5
11.
2. Karakteristik Profil Responden Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2013 yang diterbitkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, posisi terakhir, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja responden.
55
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Laki-laki 22 50.0 Perempuan 22 50.0 Total 44 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Valid Cumulative Percent Percent 50.0 50.0 50.0 100.0 100.0
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sekitar 22 orang atau 50% responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sebesar 22 orang atau 50% responden berjenis kelamin perempuan. b. Deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan usia Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Usia
Frequency Percent Valid >40 tahun 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun Total
4 5 28 5 2 44
9.1 11.4 63.6 11.4 4.5 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
9.1 11.4 63.6 11.4 4.5 100.0
9.1 20.5 84.1 95.5 100.0
Sumber: Data primer yang diolah 56
Tabel 4.4 menunjukkan responden yang bekerja pada kantor akuntan publik sebesar 11,4% berusia 31-35 tahun dan 20-25 tahun, yang berusia 36- 40 tahun sebanyak 4,5%, dan yang berusia di atas 40 tahun sebanyak 9,1%. Mayoritas responden yang bekerja pada kantor akuntan publik berusia 26-30 tahun atau 63,6%. c. Deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir Posisi Terakhir
Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Auditor Senior 37 84.1 84.1 84.1 Partner Supervisor Total
3 4 44
6.8 9.1 100.0
6.8 9.1 100.0
90.9 100.0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.5 diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas reponden sebanyak 37 orang atau sebesar 84,1% menduduki posisi sebagai auditor senior, sedangkan sisanya yaitu supervisor, dan partner, masing-masing sebesar 4, dan 3 orang atau sekitar 9,1%, dan 6,8%. Hal tersebut mungkin dikarenakan semakin tinggi jabatan auditor di kantor akuntan publik, semakin tinggi pula tingkat kesibukannya, sehingga responden dalam penelitian ini didominasi oleh auditor senior. 57
d. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir Table
4.6
menyajikan
hasil
uji
deskripsi
responden
berdasarkan pendidikan terakhir Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Valid D3 S1 S2 Total
Frequency Percent 1 2.3 40 90.9 3 44
6.8 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 2.3 2.3 90.9 93.2 6.8 100.0
100.0
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 40 responden atau 90,9%. Sisanya sebesar 6,8% atau sebanyak 3 orang berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) dan sebesar 2,3% atau sebanyak 1 orang berpendidikan terakhir Diploma III (D3). e. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja Table 4.7 berikut ini adalah menyajikan hasil uji deskriptif responden berdasarkan pengalaman kerja.
58
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman kerja Pengalaman Kerja
Frequency Percent Valid 2 Tahun 31 70.5 > 2 Tahun 13 29.5 Total 44 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Valid Cumulative Percent Percent 70.5 70.5 29.5 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 70,5% atau sekitar 31 auditor memiliki pengalaman bekerja 2 tahun, sisanya 29,5% atau sekitar 13 auditor memiliki pengalaman bekerja >2 tahun.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi pengendalian Internal, good corporate governance dan audit fee akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Deskriptif Std. N Minimum Maximum Mean Deviation PI 44 31 50 40.80 4.811 GCG 44 40 69 57.20 6.726 AF 44 23 42 33.16 5.839 Valid N (listwise) 44 Sumber: Data primer yang diolah 59
Tabel 4.8 menjelaskan bahwa pada variabel pengendalian internal jawaban minimum responden sebesar 31 dan maksimum sebesar 50, dengan rata-rata total jawaban 40,80 dan standar deviasi sebesar 4,811. Variabel good corporate governance jawaban minimum responden sebesar 40 dan maksimum sebesar 69, dengan rata-rata total jawaban 57,20 dan standar deviasi sebesar 6.726. Sedangkan, pada variabel audit fee jawaban minimum responden sebesar 23 dan maksimum sebesar 42, dengan rata-rata total jawaban 33,16 dan standar deviasi sebesar 5,839. Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, semakin kecil standar deviasi maka data tersebut lebih bagus dari pada yang memiliki standar deviasi yang besar, apabila standar deviasi suatu data tersebut kecil maka hal tersebut menunjukkan data-data tersebut berkumpul disekitar rata-rata hitungnya. Jika nilai standar deviasi jauh lebih besar dibandingkan nilai mean, maka nilai mean merupakan representasi yang buruk dari keseluruhan data. Sedangkan jika nilai standar deviasi sangat kecil dibandingkan nilai mean, maka nilai mean dapat digunakan sebagai representasi dari keseluruhan data.
60
2. Hasil Uji Kualitas Data a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pengendalian internal (PI), good corporate governance (GCG), dan audit fee (AF), dengan 44 sampel responden. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal Nomor Pearson Sig Keterangan SButir Pertanyaan Corelation (2-Tailed) 1 (PI1) 0,363* 0,016 Valid 2 (PI2) 0,714** 0,000 Valid 3 (PI3) 0,750** 0,000 Valid 4 (PI4) 0,670** 0,000 Valid 5 (PI5) 0,647** 0,000 Valid 6 (PI6) 0,681** 0,000 Valid 7 (PI7) 0,598** 0,000 Valid 8(PI8) 0.673** 0,000 Valid 9(PI9) 0,903** 0,000 Valid 10(PI10) 0,807** 0,000 Valid Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.9 menunjukkan variabel pengendalian internal mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
61
Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Good Corporate Governance Nomor Pearson Butir Pertanyaan Corelation 1 (GCG1) 0,494** 2 (GCG2) 0,388** 3 (GCG3) 0,681** 4 (GCG4) 0,433** 5 (GCG5) 0,321* 6 (GCG6) 0,707** 7 (GCG7) 0,798** 8(GCG8) 0,548** 9(GCG9) 0,845** 10(GCG10) 0,424** 11(GCG11) 0,470** 12(GCG12) 0,802** 13(GCG13) 0,667** 14(GCG14) 0,341* 15(GCG15) 0,700** Sumber: Data primer yang diolah Tabel
4.10
menunjukkan
Sig (2-Tailed) 0,001 0,009 0,000 0,003 0,034 0,000 0,000 0,000 0,000 0,004 0,001 0,000 0,000 0,023 0,000
variabel
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
good
corporate
governance mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas Audit Fee Nomor Pearson Butir Pertanyaan Corelation 1 (AF1) 0,476** 2 (AF2) 0,677** 3 (AF3) 0,556** 4 (AF4) 0,894** 5 (AF5) 0,882** 6 (AF6) 0,844** 7 (AF1) 0,673** 8 (AF2) 0,746** 9 (AF3) 0,503** Sumber: Data primer yang diolah
Sig (2-Tailed) 0,001 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
62
Tabel 4.11 menunjukkan variabel audit fee mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. b. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,70. Tabel 4.12 menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk tiga (3) variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas No. Cronbach’s Variabel Alpha 1. Pengendalian Internal 0,876 2. Good Corporate Governance 0,868 3. Audit Fee 0,871 Sumber: Data primer yang diolah
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel
Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel pengendalian internal sebesar 0,876, good corporate governance sebesar 0,868, dan audit fee sebesar 0,871. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya. 63
3. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolonieritas Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa
Collinearity Statistics Model 1(Constant) PI GCG
Tolerance
VIF .488
2.050
.488
2.050
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance masing-masing variabel bebas yang lebih besar dari 0,1 dan hasil penghitungan VIF juga menunjukkan bahwa nilai VIF masingmasing variabel bebas kurang dari 10, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance untuk pengendalian internal 0,488, dan good corporate governance 0,488, serta VIF 2,050 dan 2,050. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini. Artinya tidak ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas yang di uji dalam penelitian ini.
64
b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data primer yang diolah Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan pada gambar berikut ini.
65
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram
Sumber: Data primer yang diolah Pada gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. 66
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi
audit
fee
berdasarkan
variabel
yang
mempengaruhinya, yaitu pengendalian internal dan good corporate governance. 4. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah 67
disesuaikan atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variable yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Berikut ini disajikan hasil uji koefisien determinasi. Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary
Std. Error of the Model 1
R .774
R Square a
Adjusted R Square
.599
.579
Estimate 3.786
a. Predictors: (Constant), GCG, PI b. Dependent Variable: AF
Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.14 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,579. Hal ini menandakan bahwa variasi variable pengendalian internal dan good corporate governance peran hanya bisa menjelaskan 57,9% variasi variabel audit fee. Sedangkan sisanya, yaitu 42,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini seperti ukuran perusahaan, kompleksitas tugas, resiko audit, ukuran KAP (Herawatty: 2012) b. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel independen secara individu memiliki dampak yang signifikan terhadap variable dependent, serta untuk membuktikan variable mana yang paling 68
dominan. Hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel 4.15, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha .Tabel 4.15 dibawah ini menunjukkan bahwa pengendalian internal dan good corporate governance berpengaruh terhadap variable audit fee. Variabel pengendalian internal dan good corporate governance mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,032; 0,001. Tabel 4.15 Hasil Uji Statistik t Coefficients
a
Unstandardized
Standardized
Collinearity
Coefficients
Coefficients
Statistics
Std. Model
B
1(Constant)
Error
Beta
t
Sig.
-1.518
.137
Tolerance
VIF
-8.086
5.325
PI
.380
.172
.313
2.214
.032
.488 2.050
GCG
.450
.123
.518
3.658
.001
.488 2.050
a.
Dependent Variable: AF
Hasil Uji Ha1: Pengendalian internal berpengaruh terhadap audit fee. Tabel 4.15 menunjukkan hasil bahwa variabel pengendalian internal memiliki tingkat signifikansi 0,032. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha diterima sehingga dapat dikatakan bahwa pengendalian internal berpengaruh secara signifikan terhadap audit fee. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Means dan Kazenski (1987) dalam 69
Herawaty (2011:8), menyatakan bahwa pengendalian internal yang baik cenderung menurunkan audit fee yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik karena waktu yang digunakan untuk menyelesaikan audit menjadi lebih pendek. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2011), Penelitian ini memperlihatkan bahwa pengendalian intern yang baik akan menurunkan audit fee yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik. Hay et. al., (2008) menyatakan bahwa control bukan sebagai pengganti melainkan pelengkap sehingga dengan adanya control tersebut dapat menaikkan audit fee. Menurut Keane (2012:379), pengendalian internal yang dianggap efektif, maka mampu mengurangi waktu pengujian dan pemeriksaan, dan penelitian sebelumnya pun menemukan bahwa kelemahan pengendalian internal merupakan resiko yang berarti bagi pengguna laporan keuangan dan biaya audit lebih tinggi bagi perusahaan-perusahaan pada tahun setelah diimplementasikannya SOX. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan. Hal ini berarti adanya pengendalian internal dalam perusahaan memiliki pengaruh untuk menaikkan audit fee pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hal ini terjadi karena lingkungan pengendalian internal merupakan dasar utama untuk semua pengendalian
internal,
dan
merupakan
dasar
untuk 70
mempertimbangkan berapa jumlah audit fee yang akan di ajukan kepada klien. Resiko penugasan yang diterima oleh auditor pun dapat dijadikan dasar untuk menetapkan audit fee oleh karena tu auditor harus dapat mengidentifikasi resiko yang dihadapi oleh klien, karena penentuan resiko mencakup semua aspek organisasi yang akan terlihat melalui evaluasi resiko. Adanya aktivitas pengendalian dalam perusahaanpun penting untuk dilakukan, bukan hanya dengan membuat desain saja ataupun hanya dengan mengidentifikasi kebijakan dan prosedur dalam perusahaan. Sistem informasi
yang terdapat dalam
perusahaan guna menyediakan informasi yang akurat dan relevan pun bisa dijadikan suatu ukuran untuk mengukur baik atau buruknya pengimplementasian pengendalian internal dalam suatu perusahaan, begitu pula dengan kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat memberikan dampak terhadap pengambilan keputusan. Sampai akhirnya pada proses pemantauan terhadap pengoprasian sistem untuk menilai kualitas dari kinerja sistem untuk dapat melihat apakah pengendalian internal dalam perusahaan telah berjalan dengan baik, sehingga dapat menurunkan audit fee. Bukan hanya pengendalian internal saja tetapi masih banyak faktor atau pertimbangan lainnya yang bisa dijadikan dasar untuk penetapan audit fee, Herawati (2012), menyatakan lamanya waktu pengauditan dapat mempengaruhi audit fee, begitu pula 71
menurut Sankarguswamy yang menyatakan keahlian dan efisiensi auditor dapat mempengaruhi audit fee. Perusahaan dengan pengendalian internal yang benar dan kuat
maka
setidaknya
penyimpangan-penyimpangan
dapat
diminimumkan (Astuti, 2010:2). Kelemahan material dalam pengendalian internal dan jumlah kekurangan pengendalian signifikan sebagai faktor yang sangat penting dalam biaya audit, pengamatan ini konsisten dengan Raghunandan dan Rama (2006) serta Hoitash et. al.(2008), bahwa masalah pengendalian internal sangatlah terkait dengan peningkatan audit fee. Selain itu Holgan dan Wilkins (2008), mengamati bahwa biaya audit secara signifikan lebih tinggi untuk perusahaan dengan kekurangan pengendalian internal dan tampak meningkat dengan masalah pengendalian. Adanya kelemahan pengendalian internal diharapkan dapat menghasilkan premi tambahan, karena adanya upaya yang ekstra dari auditor, namun perbaikan dari kelemahan pengendalian internal tersebut, kemungkinan akan mengurangi resiko salah saji material dalam laporan keuangan dan dapat mengurangi upaya ekstra dari auditor dan juga mengurangi biaya premi (Mitra, 2009:369).
Hasil Uji Ha2: Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap audit fee. 72
Tabel 4.15 menunjukkan hasil bahwa variabel good corporate governance memiliki tingkat signifikansi 0,001. Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa good corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap audit fee. Maka penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Boo dan Sharma (2008:28) bahwa tidak ada hubungan signifikan antara corporate governance dan audit fee karena perusahaan dengan corporate governance yang baik tidak membutuhkan assurance (keamanan) lebih dari auditor eksternal sebab perusahaan telah diawasi berbagai regulator. Hasil yang sama pun didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Beasley (1996) dan Dechow et al. (1996) dalam Yatim et al. (2006:757) menyatakan bahwa dewan komisaris yang lebih independen akan menurunkan risiko yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. Hal ini akan mengurangi penaksiran risiko yang dilakukan oleh auditor sehingga akan mengurangi audit fee. Begitu pula dengan penelitian Carcello et. al. (2000) dan GoodwinSteward dan Kent (2006:389) dalam Yatim et. al. (2003) bahwa good corporate governance terutama strukturnya berpengaruh positif terhadap audit fee karena perusahaan dengan corporate governance yang kuat cenderung dituntut kualitas audit yang tinggi, sehingga membayar lebih tinggi untuk audit fee. Hal ini 73
menunjukkan bahwa perusahaan dengan struktur governance yang kuat cenderung mencari jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Kualitas audit yang tinggi menuntut audit fee yang lebih tinggi pula. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Wahab et. al (2011:393) pun menunjukkan hasil yang sama yaitu, bahwa tata kelola perusahaan yang kuat mengarah ke permintaan yang lebih tinggi, menarik risiko audit yang lebih tinggi, sehingga biaya audit yang lebih tinggi pula. Untuk menyelidiki hubungan antara tata kelola perusahaan dan biaya audit pada perusahaan yang memiliki hubungan dengan politik. Dengan demikian penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan. Hal ini berarti bahwa adanya good corporate governance dalam perusahaan memiliki kemampuan untuk meningkatkan audit fee pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hal ini terjadi karena didalam good corporate governance terdapat prinsip-prinsip, yang mana dengan penerapan prinsip-prisip tersebut dapat meningkatkan kualitas perusahaan. Prinsip pertama yang terdapat dalam good corporate
governane
adalah
transparan,
perusahaan
yang
menerbitkan laporan keuangan secara transparan serta analisa manajemnnya guna memperluas informasi dengan menerbitkannya melalui media elektronik (internet), maka perusahaan telah dapat menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada 74
berbagai pihak yang berkepentingan. Sehingga dengan demikian para pihak yang berkepentingan dalam perushaan akan menaruh kepercayaan lebih besar kepada perusahaan untuk mengelola investasi meraka. Kemudian prinsip akuntabilitas, dengan adanya pedoman kode etik dan tingkah laku misalnya, yang wajib dipatuhi oleh seluruh karyawan, kemudian juga dengan adanya rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan akan lebih meningkatkan kinarja perusahaan sehingga dapat menghasilkan kualitas yang baik, dengan begitu perusahaan akan dituntut untuk menggunakan auditor eksternal yang berkualitas dan independen, sehingga dapat menaikkan audit fee. Prinsip selanjutnya adalah kemandirian, sifat kemandirian ini dapat digambarkan seperti dengan menjalankan aktivita perusahaan dengan baik dan dinamis, serta menggunakan tenaga ahli untuk pekerjaan disegala bidang. Agar setiap pekerjaan dapat terkontrol dengan baik, dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan serta dapat menguntungkan pemegang saham. Prinsip kewajaran dalam good corporate governance pun harus diperhatikan, sifat kewajaran ini dapat terlihat dengan memberikan perlakuan setara kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan konstribusi yang diberikan pada organisasi. Kemudian juga dengan disediaknnya informasi keuangan pada pemangku kepentingan untuk menunjukkan perbandingan guna 75
pengambilan keputusan, serta memberikan kesempatan bagi para pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan sehingga dapat memberikan masukan guna kepentingan organisasi. Prinsip terakhir dalam good corporate governance adalah petanggungjawaban, yaitu dengan peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, kemudian juga menetapkan kebijakan untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan bersikap professional dan mematuhi etika. Bila prinsip-prinsip tersebut telah dijalankan oleh perusahaan dengan baik, maka perusahaan telah berusaha menaikkan kualitas kerjanya untuk dapat memberikan keuntungan kepada para pemangku kepentingan. Adanya penerapan good corporate governance dapat mengurangi terjadinya biaya keagenan (agency cost), perusahaan dengan corporate governance yang kuat cenderung dituntut kualitas audit yang tinggi, sehingga membayar lebih tinggi untuk audit fee. Corporate governance memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kerja. Tata kelola perusahaan menjamin kualitas informasi akuntansi yang diungkap melalui seperangkat penetapan institusional. Tata kelola perusahaan yang sempurna dapat menguatkan pengendalian intra perusahaan, mengurangi tindakan oportunis dan menurunkan asimetri informasi (Siagian dan Ghozali, 2012:1). 76
Berdasarkan tabel 4.15 maka dapat diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:
Y= -8.086 +0,380X1+0,450 X2+e Keterangan: Y
= Audit Fee
a
= Konstanta
X1
= Pengendalian Internal
X2
= Good Corporate Governance
e
= error
a) Kontanta sebesar -8,086 menunjukkan bahwa variable audit fee sebesar tanpa dipengaruhi oleh variable independent akan bernilai -8,086. b) Koefisien regresi variabel pengendalian internal (X1) sebesar 0,380 (38%), artinya jika pengendalian internal mengalami kenaikan 1%, maka a udit f ee akan mengalami kenaikan sebesar 38%, dengan catatan bahwa variabel independen lainnya tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara pengendalian internal terhadap audit fee. Semakin besar pengendalian internal maka akan semakin menaikkan audit fee. c) Koefisien regresi variable igood corporate governance (X2) sebesar 0,450 (45%), artinya jika good corporate governance mengalami kenaikan 1%, maka audi t f ee akan mengalami peningkatan sebesar 45%, dengan catatan bahwa variable 77
independent lainnya tetap. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara good corporate governance terhadap audit fee. Semakin baik good corporate governance yang diciptakan oleh auditor maka akan semakin meningkatkan audit fee. c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.16, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha. Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik F Variabel Y dan X b
ANOVA Model
Sum of Squares
df
1Regression
878.126
2
Residual
587.760
41
1465.886
43
Total
Mean Square
F
439.063 30.627
Sig. .000
a
14.336
a. Predictors: (Constant), GCG, PI b. Dependent Variable: AF
Sumber: Data primer yang diolah Tabel tersebut menunjukkan bahwa variabel audit fee berpengaruh dalam pengendalian internal dan good corporate governance. Tabel dari F test didapat nilai F hitung sebesar 30.627 dengan tingkat signifikansi 0,000. Probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi audit fee atau dapat dikatakan pengendalian internal dan good corporate governance berpengaruh terhadap audit fee. 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengendalian internal berpengaruh signifikan terhadap a u d i t f e e . Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,32. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Herawaty (2011) bahwa pengendalian intern yang baik akan menurunkan audit fee yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan. Dan juga sesuai
dengan
Keane
(2011)
bahwa
pengendalian
internal
berpengaruh terhadap audit fee. Means dan Kazenski (1987) dalam Herawaty (2011) menyatakan bahwa pengendalian internal yang baik cenderung menurunkan audit fee yang ditetapkan oleh Kantor Akuntan Publik karena waktu yang digunakan untuk menyelesaikan audit menjadi lebih pendek. 2. Good corporate governance berpengaruh signifikan dan positif terhadap audit fee. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,001. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Hay et. al., (2008), Wahab et. al., (2011), dan Hamid dan Abdullah (2012) bahwa good corporate governance 79
berpengaruh signifikan dan positif terhadap audit fee. Hal ini mengindikasikan bahwa good corporate governance terutama strukturnya berpengaruh positif terhadap audit fee karena perusahaan dengan corporate governance yang kuat cenderung dituntut kualitas audit yang tinggi, sehingga membayar lebih tinggi untuk audit fee. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan struktur governance yang kuat cenderung mencari jasa audit dengan kualitas yang lebih tinggi untuk melindungi nama baik perusahaan dan melindungi kekayaan pemegang saham. Kualitas audit yang tinggi menuntut audit fee yang lebih tinggi pula. 3. Pengendalian internal dan good corporate governance secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap audit fee. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Hay et. al., (2008). Hal ini mengindikasikan bahwa pengendalian internal dan good corporate governance berpengaruh terhadap audit fee karena perusahaan dengan pengendalian internal yang baik setidaknya dapat meminimumkan kecurangan, sehingga dengan adanya pengendalian internal yang efektif akan meningkatkan kepercayaan para pihak yang berkepentingan, karena adanya pengendalian internal setidaknya dapat mengontrol bahkan menekan kecurangan-kecurangan yang dapat merugikan para pihak yang berkepentingan.
80
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, menunjukkan bahwa variable pengendalian internal dan good corporate governance berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap audit fee pada kantor akuntan publik yang berada diJakarta. Dalam lingkungan kerja, pengendalian internal sangatlah diperlukan. Pengendalian internal adalah suatu proses dari aktivitas operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari proses manajemen. Pengendalian internal yang baik dan disertai praktek-praktek yang sehat dalam tata kelola keuangan akan menjaga kekayaan perusahaan secara preventif, detektif, korektif. Sehingga untuk terjadinya kecurangan dapat diminimumkan, dan juga dengan adanya pengendalian internal yang baik dapat memperkecil waktu pengauditan yang nantinya dapat menurunkan biaya audit. Demikian pula dengan diterapkannya Good corporate governance yang dapat mengurangi terjadinya biaya keagenan (agency cost), perusahaan dengan corporate governance yang kuat cenderung dituntut kualitas audit yang tinggi, sehingga
membayar lebih tinggi untuk audit fee. Good
corporate governance ini merupakan sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan serta mengatur dan mengendalikan badan usaha yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan stakeholder lainnya.
81
C. Saran Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat merubah atau menambahkan variable dependen maupun independen serta menambahkan variable moderating atau intervensi guna mengetahui variable-variabel lain yang dapat memperkuat atau memperlemah variable dependen 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel penelitian serta memperluas wilayah sampel penelitian, bukan hanya di Jakarta tetapi
juga di kota-kota besar lainnya, sehingga dapat
diperoleh hasil penelitian dengan tingkat generalisasi yang lebih tinggi, dan juga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda seperti metode wawancara langsung kepada responden untuk memperoleh data yang lebih nyata dan berkualitas dan bisa keluar dari pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang mungkin terlalu
sempit
atau
kurang
menggambarkan
keadaan
yang
sesungguhnya, dan sebaiknya penelitian tidak dilakukan pada waktu auditor sibuk, sehingga tingkat pengembalian kuesioner dapat lebih tinggi, dan mendapatkan hasil yang lebih akurat.
82
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Afridian Wirahadi., Yossi Septriani, ”Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya”, Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol. 3, No. 2, 1SSN 1858-3687, Hal: 47-55, Desember 2008 Agoes, Sukrisno, “Auditing (Pemeriksaan Auditing) oleh kantor akuntan publik”, edisi ketiga cetakan pertama, Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI 2004 Ardianto,“Pengaruh Motivasi, Kekuasaan dan Orientasi Resiko terhadap Keterbukaandan Fleksibilitas Penerapan Standar Akuntansi Penurunan Nilai Aktiva (PSAK No 48.)”, Hal: 1-14, Tahun 2009 Astuti, Dewi Saptantinah Puji, ”Peran Internal Audit dan Komite Audit dalam mewujudkan Good Corporate Governance”, Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 8, No. 1, hal: 1-9, April 2010 Astrauskaite, M., Vaitkevicius, R., Perminas, A.,”Job Satisfaction Survey: A Confirmatory Factor Analysis based on Secondary School Teachers’ Sample,” International Journal of Business and Management, Vol. 6, No. 5, Hal: 41-50, Tahun 2011. Boo, El'Fred., Divesh Sharma, “The association between corporate governance and audit fees of bank holding companies”, Emerald, Vol. 8, NO. 1, Hal: 28-45, Tahun 2008, Boynton,
William. C., Raymond N. Johnson, Walter G. Kell. “Modern Auditing:Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting”, (terjemahan edisi ketujuh). Erlangga: Jakarta. 2003.
Desender, Kurt A., Ruth V. Aguilera, Rafel Crespi, Miguel A. García-Cestona, “Board Characteristic and Audit Fees: When does Ownwership Matter?”, Hal: 1-24, Desember, 2011 Effendi, M. Arief, “The Power Good Corporate Governance Teori dan Implementasi”, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
83
Fathonah, Siti., Utami Ida. “Pengaruh kompensasi, pengembangan karir, lingkungan kerja dan komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja pegawai secretariat daerah kabupaten karang anyar dengan keyakinan diri (self efficacy) sebagai variable pemoderasi.” Excellent Jurnal Manajemen, Vol. 1, No. 1, Hal: 1-20, Maret, 2011 Firmansyah, Arif,”Peranan Komite Audit Mengoptimalkan Fungsi Auditor Internal dalam Penerapan Good Corporate Governance di PT BNI.tbk”, FH.UNISBA. Vol. XII. NO. 1, hal: 81-96, Maret 2010. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS”,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2011 Guna, Welvin I., dan Arleen Herawaty, “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, kualitas Audit dan Factor lainnya terhadap Manajemen Laba”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 1, hlm: 53-68, April 2010 Hamid, Masdiah Abdul., Azizah Abdullah, “Influence of Corporate Governance on Audit and Non-Audit Fees: Malaysian Evidence”. Journal of Business and Policy Research, Vol. 7, No. 3, Pp. 140 – 158, September 2012 Han, Sia Tjun., Agustinus Nugroho, Endo W. Kartika, dan Thomas S. Kaihatu, “Komitmen Afektif Dalam Organisasi Yang Dipengaruhi Perceived Organizational Support Dan Kepuasan Kerja”,Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol. 14, No. 2, Hal: 109-117, September 2012 Hay, David, W. Robert Knechel, Helen Ling, “Evidence on the Impact of Internal Control and Corporate Governance on Audit Fees”, International Journal of Auditing Int. J. Audit. 12: 9–24 (2008) Herawaty, Netty, “Pengaruh Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu Audit terhadap Fee Audit (Studi Kasus Pada Kap Kota Jambi Dan Palembang)”, Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Humaniora ISSN 0852-8349, Volume 13, Nomor 1, Hal: 07-12 Januari – Juni 2011 Hermiyetti, “Pengaruh Penerapan Pengendalian Internal terhadap Pencegahan Fraud Pengadaan Barang”, diakses pada tanggal 20 Desember 2012, dari http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article/viewFile/2252/2054,
84
Hidayah, Erna,“Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”, JAAI Vol. 12, No. 1, Hal: 53-64, Juni 2008 Indriantoro, Nur, Bambang Supomo,”Metodelogi penelitian bisnis”, Yogyakarta: BPFE, 2002 Jati, Framudyo,”Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Hal: 111, Tahun 2009 Juanda, Ahmad, “Analisis Konseptual Good Corporate Governance”, Research Report Universitas Muhammadiyah Malang, Hal: 1-24, Tahun 2008 Kartika E.W., dan Kaihatu, T.S, “Analisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada Karyawan Restoran di Pakuwon Food Festival Surabaya)”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 12, No. 1, Hal. 100-112, Tahun 2010 Kawedar, Warsito, “Opini Audit dan Sistem Pengendalian Intern (StudiKasus di Kabupaten PWJ Yang Mengalami Penurunan Opini Audit)”, Jurnal Akuntansi dan Audit, Vol. 6, No. 1, Hal: 1-9, Tahun 2009 Keane, Matthew J., Randal J. Elder dan Susan M. Albring, “The effect of the type and number of internal control weaknesses and their remediation on audit fees”, Review of Accounting and Finance, Vol. 11, No. 4, pp. 377399, Tahun 2012 Kurniasih, Lulus., Arif Lukman Santoso, ”Bukti Empiris Fenomena Underpricing dan Pengaruh Mekanisme Corporate Governance”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Vol. 8, No. 1, Hal: 1-15, April 2008 Kusumawati, D. W. dan Riyanto, B. “Corporate Governance dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan terhadap Kinerja”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Hal: 248-261, September, 2005
85
Kristanto, Septian Bayu, ”Pengaruh Ukuran Pemerintahan, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Belanja Modal sebagai Prediktor Kelemahan Pengendalian Internal”,Jurnal Akuntansi, Vol. 9, No. 1, hal: 41-62, Januari 2009 Lenard, Mary Jane., Karin A. Petruska, Pervaiz Alam, Bing Yu, ”Indicator of Audit Fees and Fraud Classification: Impact of SOX”, Managerial Auditing Journal Vol. 27, No. 5, Tahun 2012 Makhdalena,“Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Internal Control”, Pekbis Jurnal, Vol. 1, No. 1, Hal: 58-65, Maret 2009 Mitra, Santanu, “Pervasiveness, severity, and remediation of internal control material weaknesses under SOX Section 404 and audit fees”, Review of Accounting and Finance, Vol. 8, No. 4, pp. 369 – 387, Tahun 2009 Murwaningsari, Etty, ”Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continuum”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, NO. 1, Hal: 3041, Mei 2009 Nor, Wahyudin, “Pengaruh Fee Audit, Kompetensi Auditor dan Perubahan Regulasi terhadap Motivasi Auditor dan Implikasinya pada Kualitas Audit (Survei pada Auditor Eksternak KAP terdaftar di BPK RI)”, Tesis Univesitas Padjajaran, 2011 Purwandari, Arum., Agus Purwanto, “Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Struktur Kepemilikan dan Status Perusahaan terhadap Pengungkapan Laporan Keuanganpada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”, Diponegoro Journalof Accounting, Volume 1, Nomor 1, Halaman 1-10, Tahun 2012 Puspitadewi, Paramita., Soni Agus Irwandi, “Hubungan Keadilan Organisasional dan Kecurangan Pegawai dengan Moderating Kualitas Pengendalian Internal” ,The Indonesian Accounting Review Volume 2, No. 2, pages 159 – 172, July 2012 Puspitarini, Noviana Dyah, “Peran Satuan Pengendalian Internal dalam Pencapaian Good University pada Perguruan Tinggi berstatus PKBLU”, Accounting Analysis Journal, 1 (2), Hal: 1-8, Tahun 2012
86
Puspitasari, Filia., Endang Ernawati, ”Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha”, Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 3, No. 2, Hlm: 189-215, Agustus 2010 Putra, Rando., Meidiansyah Herry Laksito, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Job Satisfaction Auditor yang Bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 1, Halaman 1-13, Tahun 2012 Rae, Kirsty., Nava Subramaniam,”Quality of internal control procedures: Antecedents and moderating effect on organisational justice and employee fraud”, Managerial Auditing Journal, Vol. 23, No. 2, pp. 104124, Tahun 2008 Raharjo, Eko, “Teori Agency dan Teori Stewardship dalam Perspektif Akuntansi”, Fokus Ekonomi, Vol. 2 No. 1, Halm: 37-46, Juni 2007 Ristifani, “Analisis Implementsi Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Dan Hubungannya Terhadap Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.”, Jurnal Ekonomi Gunadarma, Hal: 1-27, 2009 Saputro, Aga Nugroho., Muchamad Syafruddin, ”Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Biaya Keagenan (Studi Empiris Pada Perusahaan Keuangan Terdaftar di BEI Tahun 20082010)”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 1, Halaman 1-13, Tahun 2012 Sawyer, Laurence B., Mortimer A. Dittenhofer, James H Sceiner, “Internal Auditing”, Jakarta: SalembaEmpat, 2005 Sefiana,
Eka,”Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Manejement Laba pada perusahaan Perbankan yang telah Go Publik di BEI”, Jurnal Ekonomi Bisnis dan akuntansi ventura, Vol. 12, No. 3, Hal: 211-222, Desember 2009
Setyadi, Agus., Rusmin., Greg Tower., Alistair M. Brown,“Indonesia’s Aggregated Accounting Regulatory Complience”, JAAI Volume 13, No. 2, Hal: 99 –129, Desember 2009
87
Siagian, Gedie E., Imam Ghozhali, “Pengaruh Struktur dan Aktivitas Good Corporate Governance terhadap Luas Pengungkapan Informasi Strategis secara Sukarela pada Website Perusahaan yang Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 1, Halaman: 1-11, Tahun 2012 Singh, Harjinder, Rick Newby, ”Internal audit and audit fees: further evidence”, Managerial Auditing Journal, Vol. 25, No. 4, pp. 309-327, Tahun 2010 Stewart, Jenny Goodwin., and Kent, P. (n.d.), “The relation between external audit fees, audit committee characteristics and internal audit”, Accounting and Finance 46, Halaman: 387–404, Tahun 2006 Suharli, Michell, “Audit financial, Audit Manejemen, dan Sistem Pengendalian Internal” BEJ Vol. 3, No.1, Hal: 1-24, Tahun 2006 Suharli, Michell, Nurlaelah,”konsentrasi auditor dan penetapan fee audit: investigasi pada BUMN”, JAAI Vol. 12, No. 2, Hal: 133-148, Desember 2008 Sulistiarini, Endina., Sudarno,“Analisis Faktor-faktor Pergantian Kantor Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010)”, Diponegoro Journal of Accounting, Volume 1, Nomor 1, Hal: 1-12, Tahun 2012 Susanti, Serli Ike Ari, “Pengaruh Kualitas Corporate Governance, Kualitas Audit, dan Earnings Management terhadap Kinerja Perusahaan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 2, Hal. 145-161, Juli 2011, Usamah,”Peran Kompetensi dan Model Pengorganisasian Dewan Pengawas Syariah terhadap Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Perbankan Syariah di Indonesia”, Tesis Universitas Diponegoro, 2010 Utomo, Agus Prasetyo, “Dampak Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Proses Auditing dan Pengendalian Internal”, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, Volume XI, No. 2, Hal: 66-74, Juli 2006
88
Wahab, Effiezal Aswadi Abdul., Mazlina Mat Zain, Kieran James, “Political connections, corporate governance and audit fees in Malaysia”, Managerial Auditing Journal, Vol. 26, No. 5, pp. 393-418, Tahun 2011 Widyaningdyah, Agnes Utari., dan Octa Fenny Listiyana, “Kecendrungan Manejemen Laba Industri Tekstil dan Produk tekstil di Bursa Efek Indonesia yang diprediksi Mengalami Kebangkrutan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1, Hlm: 19-32, April 2009 Wiratmaja, I D. N.,”Penerapan Sistem Pengendalian Intern untuk Mengantisipasi Praktek-praktek yang tidak Sehat dalam Tata Kelola Keuangan Koperasi diKabupaten Gianyar”, Udayana Mengabdi Vol. 9, No. 2, hal: 79-82, Tahun 2010 Yadnyana, I Ketut, “Pengaruh Kualitas Jasa Auditor Internal Terhadap Efektifitas Pengendalian Intern pada Hotel Berbintang Empat dan Lima di Bali”, Volume 4, nomor 1, Halaman 1-13, Januari 2009 Yatim, Puan., Pamela Kent and Peter Clarkson. “Governance Structures, Ethnicity, and Audit Fees of Malaysian Listed Firms”. Managerial Auditing Journal Vol. 21 No. 7, pp. 757-782, Tahun 2006 Zanaria, Yulita, “Perbedaan Persepsi Atribut Pekerja dan kepuasan Kerja dalam Perspektif Laki-laki, Perempuan, Tua dan Muda terhadap Profesi Akuntansi (Studi Empiris pada Profesi Akuntansi di Propinsi Lampung)”, Tesis Universitas Diponegoro, 2007
89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
90
LAMPIRAN 1 SURAT IZIN PENELITIAN
91
LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN KAP
92
LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN
93
KUESIONER BUKTI MENGENAI DAMPAK PENGENDALIAN INTERNAL DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AUDIT FEE
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
94
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, 09 April 2013
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat
Dengan hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Vivi Lestari
NIM
: 109082000038
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Bukti Mengenai Dampak Pengendalian Internal dan Good Corporate Governance Terhadap Audit Fee”. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah menggangu waktu bekerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui pengaruh pengendalian internal dan good corporate governance terhadap audit fee. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda.
95
Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya (telpon dan e-mail tertera di bawah). Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih.
Dosen Pembimbing
Hormat saya, Peneliti
(Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si)
(Vivi Lestari)
96
Nomor : ……… (diisi oleh peneliti)
IDENTITAS RESPONDEN : …………………….
Nama
(boleh tidak diisi) Nama KAP
: …………………….
Jenis Kelamin
:
Umur
: ………… tahun
Posisi Terakhir
:
Laki-laki
Perempuan
Partner
Manajer
Auditor Senior
Auditor Junior
Pendidikan Terakhir :
D3
S1
Pengalaman Kerja
1 tahun
2 tahun
:
Supervisor
S2
S3
>2 tahun.
1. Variabel Pengendalian Internal (X1) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
5= Sangat Setuju (SS)
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua pengendalian internal. Bagi auditor memahami pengendalian internal yang diterapkan oleh klien merupakan suatu hal yang penting. Auditor harus mengidentifikasi resiko yang akan dihadapi oleh klien. Auditor harus melakukan penaksiran terhadap resiko internal dan eksternal klien. Auditor harus mengidentifikasi kebijakan dan prosedur yang dijalankan oleh klien. Melakukan aktivitas pengendalian itu penting, bukan hanya membuat desain saja. Sistem informasi berperan menyediakan data yang akurat dan relevan. Kualitas informasi akan berdampak terhadap kemampuan manajemen dalam membuat keputusan. 97
9. 10.
Auditor perlu melakukan pemantauan terhadap pengoprasian sistem yang diterapkan oleh klien. Auditor perlu melakukan proses pemantauan untuk menilai kualitas dari kinerja sistem dan pengendalian internal.
2. Variabel Good Corporate Governance (X2) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No.
5= Sangat Setuju (SS)
Pernyataan
STS
TS
N
S
SS
Transparansi 11. Selama ini klien anda selalu menerbitkan laporan keuangan dan analisa manajemennya kepada para analis. 12. Selama ini klien anda menempatkan laporan keuangan dan analisa manajemennya melalui internet sebagai perluasan informasi. 13. Selama ini klien anda menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Akuntabilitas 14. Selama ini klien anda memiliki pedoman kode etik dan tingkah laku yang tertulis, dan didistribusikan kepada seluruh karyawan. 15. Selama ini klien anda menggunakan auditor eksternal yang berkualitas dan independen. 16. Selama ini klien anda menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan. Kemandirian 17. Selama ini klien anda menjalankan aktivitas perusahaan dengan baik dan dinamis 18. Selam ini klien anda tidak melibatkan pihak luar yang tidak sesuai dengan prinsip korporasi yang sehat 19. Selama ini klien anda menggunakan tenaga ahli untuk pekerjaan disegala bidang Kewajaran 20. Selama ini klien anda menyediakan informasi keuangan kepada pemangku kepentingan yang menunjukkan perbandingan untuk pengambilan keputusan. 21. Selama ini klien anda memberikan kesempatan kepada pemegang saham untuk memeriksa laporan keuangan dan memberikan masukan guna kepentingan organisasi. 22. Selama ini klien anda memberikan perlakuan yang setara 98
kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan kotribusi yang diberikan kepada organisasi. Pertanggungjawaban 23. Selama ini klien anda melaksanakan tanggung jawab sosial dengan peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan. 24. Selama ini klien anda menetapkan kebijakan untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan 25. Selama ini klien anda selalu bersikap professional dan mematuhi etika
3. Variabel Audit fee (Y) Berilah tanda silang (X) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS)
3= Netral (N)
2= Tidak Setuju (TS)
4= Setuju (S)
No. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
5= Sangat Setuju (SS)
Pernyataan Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh kompleksitas audit yang dilakukan Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh tingkat keahlian auditor Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh risiko audit yang dihadapi Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh usaha untuk mendapatkan klien Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh usaha untuk mempertahankan klien Selama ini besarnya fee audit tidak dipengaruhi oleh struktur biaya dari KAP Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh besarnya KAP Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh besarnya ukuran perusahaan. Selama ini besarnya fee audit ditentukan oleh kondisi keuangan klien anda.
STS
TS
N
S
SS
99
LAMPIRAN 4 DAFTAR JAWABAN RESPONDEN
100
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
PI1 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3
PI2 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 3 4 4
PI3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4
PI4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 3 3 3 3 3 3
PI5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4
PI6 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3
PI7 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
PI8 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
PI9 4 3 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 2 2 4 3
PI10 4 3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 5 5 2 2 2 2 2 4 4
PI 40 40 45 44 48 42 45 41 42 43 40 40 40 40 40 50 41 40 40 32 46 40 43 43 37 41 41 31 31 31 31 31 38 35
101
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL (LANJUTAN)
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 5 4 5 5 4 5 5 5 4
5 5 4 5 5 4 4 4 4 5
4 4 5 5 5 4 5 5 4 4
5 5 4 4 4 4 4 4 5 4
4 5 5 4 4 5 5 5 4 5
5 4 4 5 5 4 4 4 4 5
5 5 4 5 5 4 5 4 5 5
4 5 4 5 5 4 4 4 4 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
45 46 42 46 46 42 44 43 43 46
102
No.
GCG1
GCG2
GCG3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4
3 4 4 3 2 5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE GCG4 GCG5 GCG6 GCG7 GCG8 GCG9 GCG10 GCG11 GCG12
4 4 4 3 3 5 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 3 4 5 3 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
4 3 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
GCG13
GCG14
GCG15
TGCG
4 3 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4
4 3 5 4 3 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
57 54 61 52 53 69 56 54 58 60 63 60 61 52 52 59 58 58 50 60 60 58 60
103
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 5 3 5
5 4 4 4 3 3 2 1 3 3 4 3 3 3 2 4 2 2 4 2 4
5 4 3 4 5 5 4 5 3 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 3 4
5 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4
5 4 3 4 5 5 5 5 3 4 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5
4 4 4 4 1 1 2 1 3 4 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 2 2 2 2 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 2 4 2
5 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4
4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 5 3 4 5 4 4 5 4 4 4
5 4 3 4 5 5 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 3 5 2 3 2
4 4 4 5 1 1 2 1 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4
4 4 4 5 2 2 2 2 3 5 4 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3
4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 5 2 2 2 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4
104
66 60 55 64 46 45 48 47 45 58 50 57 48 56 55 56 48 56 56 48 56
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT FEE
No. AF1 1 4 2 4 3 4 4 4 5 4 6 4 7 5 8 4 9 4 10 4 11 4 12 4 13 4 14 4 15 4 16 5 17 4 18 4 19 4 20 5 21 5 22 4 23 5 24 5 25 3 26 4 27 4 28 3 29 3 30 3 31 3 32 3 33 3
AF2 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 1 1 1 4 4 4 4 3 5 4 3 3 3 3 3 4
AF3 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 3 3 3 3 3 4
AF4 AF5 AF6 3 4 4 3 3 3 2 2 4 2 2 2 4 5 5 2 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 1 2 2 1 2 2 1 4 4 4 4 2 3 3 4 5 3 4 5 4 3 3 4 4 5 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4
AF7 3 3 2 2 4 3 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4
AF8 4 3 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 1 1 1 4 4 3 3 4 5 5 3 3 3 3 3 4
AF9 3 3 2 3 1 2 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 4 4 4 2 2 2 2 2 4
AF 32 30 29 28 38 30 41 36 37 37 26 34 36 41 36 38 36 24 24 25 38 32 35 35 31 40 35 23 23 23 23 23 35
105
JAWABAN RESPONDEN VARIABEL AUDIT FEE (LANJUTAN)
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4
4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 3
4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4
4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 2
4 3 2 4 5 5 4 4 4 4 2
4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3
4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4
36 35 34 34 42 42 37 39 37 39 30
106
IDENTITAS RESPONDEN No
Jenis Kelamin
Usia
Posisi Terakhir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
>40 tahun 26-30 tahun >40 tahun >40 tahun 26-30 tahun >40 tahun 31-35 tahun 31-35 tahun 31-35 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 20-25 tahun 20-25 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 31-35 tahun 20-25 tahun 20-25 tahun 26-30 tahun 20-25 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 36-40 tahun 36-40 tahun
Partner Auditor Senior Supervisor Partner Auditor Senior Partner Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Supervisor Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Supervisor
Pendidikan Terakhir S1 S1 D3 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1
Pengalaman Kerja >2 tahun 2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun 2 tahun 2 tahun 2 tahun 2 tahun >2 tahun 2 tahun 2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun 2 tahun 2 tahun >2 tahun 2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun
107
IDENTITAS RESPONDEN (LANJUTAN) 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki
26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun 26-30 tahun
Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Supervisor Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior Auditor Senior
S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1
2 tahun 2 tahun >2 tahun 2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun >2 tahun
108
LAMPIRAN 5 OUTPUT PENGUJIAN DATA
109
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL Correlations PI1 PI1
Pearson Correlation
PI2 1
Sig. (2-tailed) N PI2
Pearson Correlation
.047
Sig. (2-tailed)
.764
N PI3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PI4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
PI6
PI7
PI8
.026
.008
.192
.016
44
44
44
44
.142
.264
**
**
.066
.170
.764
.601
.642
.668
.269
.000
44
44
44
44
44
44
1
**
**
**
**
.710
.606
.396
.542
.714
**
.008
.358
.083
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
1
**
.258
.345
.674
.000
44
44
44
-.072
**
**
.710
.639
.639
**
.626
**
.516
**
.750
**
.022
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
1
**
**
.141
.234
**
**
.000
.001
.361
.127
.001
.001
.000
44
44
44
44
44
44
44
1
**
-.013
.284
**
**
.000
.932
.062
.003
.006
.000
44
44
44
44
44
44
.227
.383
*
**
*
.138
.010
.000
.011
.000
44
44
44
44
.526
.485
Pearson Correlation
.066
**
Sig. (2-tailed)
.668
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
Pearson Correlation
.170
**
**
**
**
Sig. (2-tailed)
.269
.008
.000
.001
.000
44
44
44
44
44
44
44
**
.142
.258
.141
-.013
.227
1
.000
.358
.091
.361
.932
.138
44
44
44
44
44
44
.516
.572
.091
44
.396
**
.000
**
.626
.593
.000
44
.606
*
.000
**
N
.527
*
.000
44
Sig. (2-tailed)
.395
.000
.601
.510
.335
.000
44
Pearson Correlation
PI .363
-.072
*
PI10 .201
-.081
.674
PI9 **
.510
**
.047
.000
N PI7
-.081
PI5
.000
N PI6
44
PI4
.642
N PI5
44
PI3
.526
.485
.570
.570
1
44
.809
**
.466
.440
.536
.605
**
.479
.406
.380
.432
**
.670
.647
.681
.598
**
**
**
**
.000
.000
.003
.000
44
44
44
44
110
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL PENGENDALIAN INTERNAL PI8
Pearson Correlation
.335
*
.264
.345
*
.234
.284
.383
Sig. (2-tailed)
.026
.083
.022
.127
.062
.010
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
**
**
**
**
**
**
**
**
N PI9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.593
.466
.440
.536
.605
**
1
.591
.591
**
.427
**
.673
**
.000
.004
.000
44
44
44
1
**
.857
.903
**
.000
.000
.001
.003
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
Pearson Correlation
.201
**
**
**
**
*
**
**
Sig. (2-tailed)
.192
.000
.000
.001
.006
.011
.003
.004
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
*
**
**
**
**
**
**
**
**
**
1
N PI
.527
.809
.008
N PI10
.395
*
.542
.750
.479
.670
.406
.647
.380
.681
.432
.598
.427
.673
.000
44
44
44
**
1
.857
.903
.807
**
.000
Pearson Correlation
.363
Sig. (2-tailed)
.016
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
N
.714
.572
.000
.807
44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
111
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE Correlations
GCG1
Pearson Correlation
GCG1
GCG2
GCG3
GCG4
GCG5
GCG6
GCG7
GCG8
GCG9
GCG10
1
.325
*
.186
-.151
.149
.280
.199
-.075
.424
**
.313
.031
.227
.327
.336
.066
.195
.629
.004
44
44
44
44
44
44
44
Sig. (2-tailed) N GCG2
.325
Sig. (2-tailed)
.031
GCG6
GCG7
*
.151
.039
.002
.269
.012
.327
.000
.001
44
44
44
44
44
44
44
44
**
*
.255
.198
.009
.036
.010 .388
**
**
.236
.077
.797
.002
.011
.095
.197
.953
.817
.950
.009
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
.109
-.057
**
.169
.207
44
44
44
-.151
.073
**
.327
.637
.000
44
44
44
Pearson Correlation
.149
.000
Sig. (2-tailed)
.336 1.000
.380
.494
.637 1.000
.227
.463
**
.522
.207
Sig. (2-tailed)
44
44
**
.151
.000
.327
.007
.000
.003
.001
.480
.712
.000
.002
.274
.000
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
.196
**
.284
.325
*
*
-.049
-.081
.372
*
.274
.156
.210 .433
.202
.008
.062
.031
.028
.750
.601
.013
.072
.312
.171
.003
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
.151
.196
1
.220
.117
.264
.172
.086
.272
.129
.133
.196
.192
.321
.327
.202
.151
.450
.084
.265
.577
.074
.405
.389
.202
.212
.034
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
**
.220
1
**
.156
**
*
**
**
.279
.167
.308
*
.003
.312
.000
.017
.000
.000
.067
.278
.042
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
1
**
.195
.131
**
.129
.000
.000
.205
.396
.000
.000
.402
.000
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
.543
.401
.543
1
.395
**
.280
.182
Sig. (2-tailed)
.066
.236
.007
.008
.151
44
44
44
44
44
Pearson Correlation
.199
.269
**
.284
.117
Sig. (2-tailed)
.195
.077
.000
.062
.450
.003
44
44
44
44
44
44
.662
.395
44
.401
Pearson Correlation
N
.376
-.040
1
N
.170
.456
GCG
.269
.194
44
**
*
GCG15
.182
.186
N
GCG14
.000
Pearson Correlation
N
GCG13
.073
44
Pearson Correlation
GCG12
.194
44
Sig. (2-tailed)
GCG5
1
44
N GCG4
*
Pearson Correlation
N GCG3
44
GCG11
.436
.662
.436
**
44
.442
.519
**
**
.465
.331
.702
.618
.357
.593
.523
.590
.786
**
**
.452
.622
112
.570
.645
**
**
.681
.707
.798
**
**
*
**
**
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE (LANJUTAN) GCG8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
GCG10
.084
.312
.000
44
44
44
44
44
44
44
**
**
*
.172
**
**
*
44 **
.424
.463
.465
.331
.702
.519
.618
**
1
.351
*
-.012
.030
.019
.936
.844
.000
.001
.020
.007
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
1
**
**
**
**
.118
.383
*
.351
.004
.002
.001
.028
.265
.000
.000
.019
44
44
44
44
44
44
44
44
44
*
*
.109
-.049
.086
.357
*
.195
-.012
**
.500
.506
.712
**
.491
.426
**
.348
*
.399
**
.548
.845
**
**
.001
.000
.000
.004
.444
.010
.000
44
44
44
44
44
44
44
1
**
.206
-.046
.185
.036 .424
.000
.179
.767
.229
.816
.004
44
44
.605
**
.480
.750
.577
.017
.205
.936
.001
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
.131
.030
**
**
1
.242
.024
.295
.051 .470
.113
.876
.052
.744
.001
44
44
44
44
44
1
**
.032
**
.000
.836
.000
.000
44
44
44
44
.196
**
Pearson Correlation
.380
.500
.531
.011
**
.255
-.057
-.081
.272
.002
.095
.712
.601
.074
.000
.396
.844
.000
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
*
.129
**
**
**
**
.206
.242
.456
.523
.372
.593
.590
.786
.531
.506
.712
.605
44
Pearson Correlation
.170
.198
Sig. (2-tailed)
.269
.197
.000
.013
.405
.000
.000
.000
.000
.179
.113
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
**
**
-.046
.024
**
44
44
Pearson Correlation
.376
*
.009
**
.274
.133
.279
Sig. (2-tailed)
.012
.953
.002
.072
.389
.067
.000
.001
.004
.767
.876
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
*
.118
.185
.295
N
.452
.622
.491
.426
.548
.548
1
44
44
44
.032
.196
1
.192
.341
.212
.023
44
44
.156
.196
.167
.129
.348
Sig. (2-tailed)
.327
.817
.274
.312
.202
.278
.402
.020
.444
.229
.052
.836
.203
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
*
**
**
*
.036
.051
**
**
.192
Sig. (2-tailed) N
44
44
**
.010
**
.210
.192
.308
.000
.950
.000
.171
.212
.042
.000
.007
.010
.816
.744
.000
.000
.212
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
.645
.399
.383
**
44
.169
.570
.667
**
.000
.036
.522
.783
.802
.000
.151
Pearson Correlation
.596
**
.203
Pearson Correlation
N GCG15
.031
.797
.325
.039
N
GCG14
.003
.629
**
Sig. (2-tailed)
N
GCG13
.156
.442
.313
Sig. (2-tailed)
GCG12
.264
-.040
Pearson Correlation
N GCG11
*
-.075
.596
.783
113
1 .700
*
**
.000 44
44
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL GOOD CORPORATE GOVERNANCE (LANJUTAN) GCG
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.494
**
.388
**
.681
**
.433
**
.321
*
.707
**
.798
**
.548
**
.845
**
.424
**
.470
**
.802
**
.667
**
.341
*
.700
**
.001
.009
.000
.003
.034
.000
.000
.000
.000
.004
.001
.000
.000
.023
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
114
1
44
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL AUDIT FEE Correlations AF1 AF1
Pearson Correlation
AF2 1
Sig. (2-tailed) N AF2
Pearson Correlation
.149
Sig. (2-tailed)
.335
N AF3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
AF7
AF9
AF
.274
.268
.340
*
.291
.091
.379
.335
.000
.072
.079
.024
.055
.558
.011
.001
44
44
44
44
44
44
44
44
44
1
**
**
**
**
.130
**
-.113
.606
.387
.548
.511
.681
.793
*
.476
.677
**
**
.010
.000
.000
.000
.400
.000
.463
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
1
.335
*
.218
.361
.387
*
.308
*
44
Pearson Correlation
.274
**
*
Sig. (2-tailed)
.072
.000
.026
44
44
44
44
Pearson Correlation
.268
**
*
**
Sig. (2-tailed)
.079
.000
.042
.000
44
44
44
44
44
*
**
*
**
**
.548
.511
.681
.335
.308
.320
.320
*
.298
*
.556
**
.026
.042
.034
.155
.016
.049
.000
44
44
44
44
44
44
44
1
**
**
**
**
**
.827
.697
.827
.697
.512
.894
**
.000
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
44
1
**
**
**
**
.808
.808
.384
.882
**
.000
.010
.000
44
44
44
44
44
1
**
**
.155
.004
.000
.314
.000
44
44
44
44
44
**
1
.243
.000
.034
.000
.000
44
44
44
44
44
Pearson Correlation
.291
.130
.218
Sig. (2-tailed)
.055
.400
.155
.000
.000
.004
44
44
44
44
44
44
**
.590
.000
.024
.697
.697
.000
Sig. (2-tailed)
**
.644
.000
.340
.648
.648
.000
Pearson Correlation
N
AF8
**
.149
44
N AF7
**
AF6
44
N AF6
.606
AF5
.010
N AF5
44
AF4
.000
N AF4
44
AF3
.426
.426
44
.699
.637
**
.844
.673
**
**
.112
.000
.000
44
44
44
115
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL AUDIT FEE (LANJUTAN)
AF8
AF9
.644
**
Sig. (2-tailed)
.558
.000
.016
.000
44
**
.243
.000
.000
.112
.590
**
.699
1
.055
.746
**
.721
.000 44
44
44
44
44
44
44
44
44
Pearson Correlation
.379
*
-.113
.298
*
**
**
.155
**
.055
1
Sig. (2-tailed)
.011
.463
.049
.000
.010
.314
.000
.721
44
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**
**
**
**
**
**
**
**
**
1
N AF
.361
*
.091
N
.793
**
Pearson Correlation
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.476
.677
.556
.512
.894
.384
.882
.844
.637
.673
.746
.503
**
.000
.503
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
44
44
44
44
44
44
44
44
44
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
116
44
HASIL UJI RELIABILITAS PENGENDALIAN INTERNAL Case Processing Summary N Cases
Valid
% 44
100.0
0
.0
44
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .876
N of Items .872
10
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
PI1
4.02
.549
44
PI2
4.27
.660
44
PI3
4.14
.594
44
PI4
4.09
.640
44
PI5
4.05
.608
44
PI6
4.07
.728
44
PI7
4.11
.655
44
PI8
4.30
.594
44
PI9
3.86
.979
44
PI10
3.89
.868
44
117
Inter-Item Correlation Matrix PI1 PI1 PI2
PI2
PI3
PI4
PI5
PI6
.047
-.081
-.072
.066
.170
.510
.335
.395
.201
.047 1.000
.674
.710
.606
.396
.142
.264
.527
.542
.639
.626
.516
.258
.345
.593
.572
.526
.485
.141
.234
.466
.479
.570
-.013
.284
.440
.406
.570 1.000
.227
.383
.536
.380
1.000
PI7
PI8
PI9
PI10
PI3
-.081
.674 1.000
PI4
-.072
.710
.639 1.000
PI5
.066
.606
.626
.526 1.000
PI6
.170
.396
.516
.485
PI7
.510
.142
.258
.141
-.013
.227
1.000
.809
.605
.432
PI8
.335
.264
.345
.234
.284
.383
.809
1.000
.591
.427
PI9
.395
.527
.593
.466
.440
.536
.605
.591
1.000
.857
PI10
.201
.542
.572
.479
.406
.380
.432
.427
.857
1.000
Item-Total Statistics Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
PI1
36.77
21.529
.258
.530
.885
PI2
36.52
19.046
.636
.651
.862
PI3
36.66
19.207
.688
.700
.859
PI4
36.70
19.422
.587
.598
.865
PI5
36.75
19.727
.564
.683
.867
PI6
36.73
18.901
.586
.510
.865
PI7
36.68
19.803
.500
.845
.871
PI8
36.50
19.651
.596
.779
.865
PI9
36.93
15.600
.852
.864
.841
PI10
36.91
17.154
.728
.782
.854
Scale Statistics Mean 40.80
Variance 23.143
Std. Deviation 4.811
N of Items 10
118
HASIL UJI RELIABILITAS GOOD CORPORATE GOVERNANCE Case Processing Summary N Cases
%
Valid
44
100.0
0
.0
44
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .868
N of Items .857
15
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
GCG1
3.59
.726
44
GCG2
3.66
.776
44
GCG3
3.84
.713
44
GCG4
4.02
.549
44
GCG5
4.00
.431
44
GCG6
3.86
.979
44
GCG7
3.82
.922
44
GCG8
3.73
.817
44
GCG9
3.64
.942
44
GCG10
3.73
.624
44
GCG11
4.14
.594
44
GCG12
3.64
.838
44
GCG13
3.75
.811
44
GCG14
3.98
.549
44
GCG15
3.82
.843
44
119
Inter-Item Correlation Matrix GCG1
GCG2
GCG3
GCG4
GCG5
GCG6
GCG7
GCG8
GCG9
GCG10
GCG11
GCG12
GCG13
GCG14
GCG15
GCG1
1.000
.325
.186
-.151
.149
.280
.199
-.075
.424
.313
.456
.170
.376
.151
.522
GCG2
.325
1.000
.194
.073
.000
.182
.269
-.040
.463
.380
.255
.198
.009
.036
.010
GCG3
.186
.194
1.000
.543
.151
.401
.662
.442
.465
.109
-.057
.523
.452
.169
.570
GCG4
-.151
.073
.543
1.000
.196
.395
.284
.325
.331
-.049
-.081
.372
.274
.156
.210
GCG5
.149
.000
.151
.196
1.000
.220
.117
.264
.172
.086
.272
.129
.133
.196
.192
GCG6
.280
.182
.401
.395
.220
1.000
.436
.156
.702
.357
.593
.590
.279
.167
.308
GCG7
.199
.269
.662
.284
.117
.436
1.000
.519
.618
.195
.131
.786
.622
.129
.645
GCG8
-.075
-.040
.442
.325
.264
.156
.519
1.000
.351
-.012
.030
.531
.491
.348
.399
GCG9
.424
.463
.465
.331
.172
.702
.618
.351
1.000
.500
.506
.712
.426
.118
.383
GCG10
.313
.380
.109
-.049
.086
.357
.195
-.012
.500
1.000
.605
.206
-.046
.185
.036
GCG11
.456
.255
-.057
-.081
.272
.593
.131
.030
.506
.605
1.000
.242
.024
.295
.051
GCG12
.170
.198
.523
.372
.129
.590
.786
.531
.712
.206
.242
1.000
.548
.032
.596
GCG13
.376
.009
.452
.274
.133
.279
.622
.491
.426
-.046
.024
.548
1.000
.196
.783
GCG14
.151
.036
.169
.156
.196
.167
.129
.348
.118
.185
.295
.032
.196
1.000
.192
GCG15
.522
.010
.570
.210
.192
.308
.645
.399
.383
.036
.051
.596
.783
.192
1.000
120
Item-Total Statistics Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
GCG1
53.61
40.940
.406
.749
.864
GCG2
53.55
41.789
.284
.440
.871
GCG3
53.36
39.214
.617
.708
.855
GCG4
53.18
42.338
.363
.558
.866
GCG5
53.20
43.562
.261
.224
.869
GCG6
53.34
36.881
.622
.749
.854
GCG7
53.39
36.196
.738
.791
.846
GCG8
53.48
39.883
.454
.634
.863
GCG9
53.57
35.414
.797
.819
.842
GCG10
53.48
42.069
.343
.529
.867
GCG11
53.07
41.832
.397
.759
.865
GCG12
53.57
36.902
.750
.820
.846
GCG13
53.45
38.626
.591
.724
.855
GCG14
53.23
43.017
.266
.369
.869
GCG15
53.39
38.010
.627
.838
.853
Scale Statistics Mean 57.20
Variance 45.236
Std. Deviation 6.726
N of Items 15
121
HASIL UJI RELIABILITAS AUDIT FEE Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
44
100.0
0
.0
44
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .871
N of Items .868
9
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
AF1
4.05
.608
44
AF2
3.61
.970
44
AF3
4.27
.660
44
AF4
3.36
1.014
44
AF5
3.32
1.052
44
AF6
3.48
1.131
44
AF7
3.70
.734
44
AF8
3.82
.995
44
AF9
3.55
.999
44
122
Inter-Item Correlation Matrix AF1 AF1
1.000
AF2
AF3
AF4
AF5
AF6
AF7
AF8
AF9
.149
.606
.274
.268
.340
.291
.091
.379
AF2
.149 1.000
.387
.548
.511
.681
.130
.793
-.113
AF3
.606
.387 1.000
.335
.308
.320
.218
.361
.298
AF4
.274
.548
.335 1.000
.827
.697
.648
.644
.512
AF5
.268
.511
.308
.827 1.000
.808
.697
.590
.384
AF6
.340
.681
.320
.697
.808
1.000
.426
.699
.155
AF7
.291
.130
.218
.648
.697
.426 1.000
.243
.637
AF8
.091
.793
.361
.644
.590
.699
.243
1.000
.055
AF9
.379
-.113
.298
.512
.384
.155
.637
.055
1.000
Item-Total Statistics Corrected Item-
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
AF1
29.11
31.080
.389
.536
.874
AF2
29.55
27.370
.570
.740
.861
AF3
28.89
30.243
.470
.528
.869
AF4
29.80
24.539
.849
.806
.833
AF5
29.84
24.369
.830
.850
.834
AF6
29.68
24.222
.772
.803
.841
AF7
29.45
28.858
.595
.672
.860
AF8
29.34
26.416
.654
.732
.853
AF9
29.61
29.219
.359
.633
.881
Scale Statistics Mean 33.16
Variance 34.090
Std. Deviation 5.839
N of Items 9
123
HASIL UJI ASUMSI KLASIK 1. HASIL UJI MULTIKOLONIARITAS
Coefficients Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
a
Collinearity Statistics
Std. Model 1
a.
B
Error
-8.086
5.325
PI
.380
.172
GCG
.450
.123
(Constant)
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
-1.518
.137
.313
2.214
.032
.488
2.050
.518
3.658
.001
.488
2.050
Dependent Variable: AF
Coefficient Correlations Model 1
a
GCG Correlations
Covariances
PI
GCG
1.000
-.716
PI
-.716
1.000
.015
-.015
-.015
.030
GCG PI
a. Dependent Variable: AF
124
2. HASIL UJI NORMALITAS
125
3. HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS
b
Model Summary
Model 1
R .774
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.599
.579
3.786
a. Predictors: (Constant), GCG, PI b. Dependent Variable: AF
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
878.126
2
439.063
Residual
587.760
41
14.336
1465.886
43
Total
F
Sig.
30.627
.000
a. Predictors: (Constant), GCG, PI b. Dependent Variable: AF
126
a
4. HASIL UJI REGRESI BERGANDA Variables Entered/Removed
Model
Variables Entered
1
GCG, PI
b
Variables Removed
a
Method
. Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AF b
Model Summary
Model
R
1
.774
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.599
.579
3.786
a. Predictors: (Constant), GCG, PI b. Dependent Variable: AF b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
878.126
2
439.063
Residual
587.760
41
14.336
1465.886
43
Total
Sig.
30.627
.000
a
a. Predictors: (Constant), GCG, PI b. Dependent Variable: AF
Coefficients
Model 1
b.
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
a
Std. Error
-8.086
5.325
PI
.380
.172
GCG
.450
.123
Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
-1.518
.137
.313
2.214
.032
.488
2.050
.518
3.658
.001
.488
2.050
Dependent Variable: AF
127