PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS SISWA (Quasi eksperimen di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: HILYATUL ULYA NIM 107011000647
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
.l {rn
I
/"!
i
LEMBAR PENGBSAHANPEMBIMBING SKRIPSI PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURTVAMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS SISWA (Qu,asieksperinrcn di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara)
SKRIPSI DiajukanKepadaFakultasIlmu Tarbiyahdan Keguruan(FITK) Untuk MemenuhiSyaratMencapaiGelarSarjanaPendidikan(S.Pd.I)
OIeh: HILYATUL ULYA NrM. 107011000647
Pembimbing:
Tanenji, MA NIP. 197207121998031 004
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434H/2013M
a;$
lr
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH Skripsi ini berjudul Pengaruh Model PembelajaranKooperatif TeamsGames Tournament terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis siswa (euasi Eksperimendi MTs Nur-Attaqwa lakartaUtara)disusunoleh HILyATUL UiyA Nomor Induk Mahasiswa 107011000647,diajukan kepada Fakultas Ilmu Jgbiyah dan KeguruanUIN Syarif Hidayatullah Jakartaian telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah,pada tanggal 14 Mei 2013 di hadapandewan ggnguji.Karenaitu, penulis berhakmemperolehgelar Sarjanas1 (s.id.D dalam bidangPendidikanAgamaIslam. Jakarta,14Mei 2013 Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal KetuaPanitia(KetuaJurusanpAI) Bahrissalim. M.Ag. NIP. 196803071998031 002 Sekretaris(SekretarisJurusanpAI) Drs.SapiudinShidiq.M.A NrP. 19670328200003 1 001
tlf s -17
PengujiI Dr. Zaimmudin.MA NIP. 19590705 199103| 002 Penguji2 Dra.Eni RosdaSyarbaini.M.psi NIP.19530813 19S003 2 00r
s20s20198103 1 001
TandaTansan
r
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertandatangandi bawahini: Nama
Hilyatul Ulya
NIM
107011000647
Jurusan
PendidikanAgamaIslam
Alamat
JalanPegangsaan Dua Km.4 No.157 JakartalJtara
MEI\IYATAKAN DENGAN SESUNGGIJHII.YA BahwaskripsiyangberjudulPengaruhModer pembelajaranKooperatif Teams Games Tournamenr terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis siswa adalahbenarhasil karyasendiridi bawahbimbingandosen: NamaPembimbing
: Tanenji,MA
NIP
:19720712 199803 I 004
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan AgamaIslam
Demikiansuratpernyataan ini sayabuatdengansesungguhnya dan saya siapmenerimasegalakonsekuensi apabilateibuktibahwaskripsiini bukanhasil karyasendiri.
Jakarta,0S April2013
Hilvatul UIya t0701100647
lv
ABSTRAK HILYATUL ULYA (107011000647). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prestasi belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament bagi siswa kelas IX MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara tahun ajaran 2012/2013. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX.A (penerapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament) dan siswa kelas IX.B (penerapan model pembelajaran konvensional). Metode Penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 butir. Data hasil instrumen tes dianalisis secara statistik menggunakan uji perbandingan selisih nilai pretest postest kedua kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teams games tournament lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional dan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada aspek kognitif walaupun tidak terlalu besar. Hal tersebut terlihat dari selisih peningkatan rata-rata nilai pretest postest antara kedua kelas. Kelas yang diterapkan model pembelajaran kooperatif teams games tournament memiliki selisih rata-rata nilai pretest postest sebesar 23.63 dan kelas yang diterapkan model pembelajaran konvensional memiliki selisih rata-rata nilai pretest postest sebesar 17.21. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar alquran hadis siswa. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t terhadap selisih nilai pretest postest kedua kelas. Berdasarkan pengujian hipotesis tersebut, diperoleh nilai thitung sebesar 1.70, dan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah 2.06. Dengan demikian, terlihat bahwa nilai thitung < ttabel, sehingga hipotesis nihil diterima. Kata Kunci: Prestasi Belajar Alquran Hadis, Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament, Model Pembelajaran Konvensional
iv
ABSTRACT HILYATUL ULYA (107011000647). Effect of Cooperative Learning Teams Games Tournament Model from Alquran Hadis Achievement of the Students. Thesis, Islamic Education Department, Faculty of Tarbiya and Teachers Training, Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. The aim of this research was to find out the students achievement through the application model of cooperative learning teams games tournament for students class IX MTs Nur-Attaqwa North Jakarta the school year 2012/2013. Subjects in the study were IX.A class (that was applicated of cooperative learning teams games tournament model) and IX.B (that was applicated conventional learning model). Quasi experiment method was used in this research with purposive sampling technique. The test instrument that used was multiple choices 20 items. The data taken from test instrument was analyzed by comparison statistical test, that was comparison between gain in pretest postest results of both classes. The result of the research showed that cooperative learning teams games tournament model is higher than conventional learning model and it can effect the students achievement in the cognitive aspects but it not so big. It was showed by the improve of gain in pretest postest score between two experiment classes. The improve of gain in pretest postest score at class that applicated cooperative learning teams games tournament model is 23.63 and the improve of gain in pretest postest score at class that applicated conventional learning model is 17.21. Moreover, The result of the research showed that there are not significant effect of cooperative learning teams games tournament model from alquran hadis achievement of the students. It can be conclude that based on the result of statistical test of hyphothetical testing that used t-test from both of gain in pretest postest score showed that tcount value is 1.70, and ttable value in degree of significance 5% is 2.06. It can be seen that tcount < ttable value, so that the null hyphothesis is received.
Keywords: Alquran Hadis Achievement, Cooperative Learning Teams Games Tournament Model, Conventional Learning Model
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya bagi Allah yang telah menciptakan kita dalam keadaan mencintai agamanya dan berpegang pada syariat-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad yang telah berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya, sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah. Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT) terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa Kelas IX di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan kemampuan dan kurangnya pengalaman yang dimiliki telah melahirkan adanya hambatan dan kesulitan yang senantiasa ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Terselesaikannya skripsi ini terjadi atas bimbingan-Nya dan semua pihak yang memberikan arahan, bimbingan, motivasi dan petunjuk. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta beserta staf-stafnya. 2. Bapak Bahrissalim, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag., Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam sekaligus pembimbing akademik penulis. 4. Bapak Tanenji, MA., pembimbing skripsi yang telah memberikan waktu dan tenaganya untuk membimbing, mengarahkan, dan mengembangkan pemikiran kepada penulis demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini dengan baik. Terima kasih pak atas bimbingannya. vi
5. Bapak Dr. Zaimmudin, MA dan Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi., selaku dosen penguji peneliti. 6. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Fakultas beserta staf-stafnya yang telah memberikan fasilitas untuk mencari atau mengadakan studi kepustakaan. 7. Segenap Bapak/Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri pribadi penulis. Khususnya, untuk Bapak Yudhi Munadi, Bapak Muhammad Zuhdi, Bapak Muhammad Furqon, Ibu Nuraida, Ibu Husnawaty yarhamahallah, dan Ibu Heny yang kesemuanya telah mengajari arti ketulusan, semangat dan kerja keras. Terima kasih pak bu atas hard skill dan soft skill yang kini penulis miliki. 8. Bapak H. Ali Muchtar dan Bapak Abdul Latif selaku Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru beserta staf Tata Usaha yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta seluruh siswa kelas IX di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara. 9. Teruntuk kedua makhluk yang indah, jantung yang berdetak dengan rasa cinta dan kasih sayang, yang menanggung banyak beban demi mencetak masa depan yang gemilang untuk anak-anaknya dengan jari-jarinya yang suci, hidup demi anak-anaknya dengan ikhlas, jujur, dan setia demi memetik buah yang ditanam dan dirawatnya. Yang telah kusakiti hatinya, namun keteladananya dalam pengorbanan bagaikan aliran sungai yang tiada henti. Bapak tercinta H. Mashuri Muchtar dan Mamah tercinta Hj. Yayah Nurfathia. Semoga keridhoan dan doa keduanya selalu bersama penulis. 10. Teruntuk pembimbing, teladan, cahaya hati, penguat jiwa, orang yang memberi tanpa batas, bijaksana, berhati besar, lambang kepercayaan dan kasih sayang. Suami tersayang Husain Al Adib. Semoga Allah berkahi ikatan suci ini. 11. Teruntuk mutiara yang sangat berharga, belahan hati, cita-cita yang tercapai, bayangan, bagian, jiwa raga yang memberi penulis rasa agungnya sifat keibuan, yang menambah semangat untuk menekuni skripsi ini. Anak tersayang Abdullah Isy Kareeman dan adikmu yang sudah 2 bulan
vii
bersemayam di rahim ini. Semoga Allah menjadikan agama dan Alquran mulia di tangan kalian. 12. Teruntuk Bani Mashuri harapan hati. Keenam adik tercinta, Hilwan Khulaifi, Sahlan Rizqi Sofwani, Aqlia Nurmawaddah, Ahmad Faqih, Annisa Syifa Fadliah, dan Ratu Sabil el-Islamy. Semoga terjauhkan dari hubbuddunya wa karohiyatul maut. 13. Teruntuk keluarga slawi tambatan jiwa. Bapak&Ibu mertua terkasih, Haryono&Kholifaturrahmah. Mas huda, mbak hilya, dek evania, dan dek azimah. Semoga kasih sayang ini semakin erat. 14. Teruntuk laskar usman yang seperti bara memberi semangat menyala. Segenap almamater Al-Zaytun tercinta. Khususnya, Agis ackka, Laely, Zizah&Fuad, Ummu&Abu Amara, Kak ana, Cete, Pipit, Rahmat, Andi, Ubed, Arif, Ali, Fulki, Agam, Soleh, Hadi, Daus, Awang dan Enjoymuh. 15. Teruntuk makhluk berharga yang seperti udara memberi kesejukan. Ummu&Abu Syakir, Ummu Halwa, Ummu&Abu Iffah, Ummu Junnah, Eni, Esha, Eva, Ibu Budi, Ibu Bambang, Devi, Iim, Nida, Vira, Zeky, Ibu Sari, Mbak Nur, Abu Diva, Ummu&Abu Abthol, Ummu&Babeh Saung, Abu&Ummu Ismail, Febri dan Ahmad. 16. Teruntuk pengemban amanah pendidikan yang seperti bumi memberi dukungan. Segenap kawan-kawan PAI Angkatan 2007. Terlebih, Che Laskar Mania. Khususnya, Siti Nurul Karimah, Qiro, Imeh, Lina dan Kodri. Serta Hilda Nurul Mawaddah, Erna dan Aknes. 17. Teruntuk seluruh umat Islam yang istiqomah meninggikan kalimat Allah. Sungguh, seperti air yang memberi inspirasi. 18. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, 08 April 2013
Penulis
viii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR DIAGRAM
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
6
C. Pembatasan Masalah
6
D. Perumusan Masalah
7
E. Tujuan Penelitian
7
F. Kegunaan Penelitian
7
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
8
A. Deskripsi Teoritik
8
BAB II
1. Pembelajaran Alquran Hadis
8
a. Hakikat Pembelajaran Alquran Hadis
8
b. Pembelajaran Alquran Hadis di MTs
10
2. Prestasi Belajar Alquran Hadis
14
a. Pengertian Prestasi Belajar Alquran Hadis
14
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
15
c. Pengukuran Prestasi Belajar Alquran Hadis
17
ix
3. Model Pembelajaran Kooperatif
20
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
20
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
21
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
23
d. Model-model Pembelajaran Kooperatif
26
4. Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament 26
BAB III
BAB IV
BAB V
a. Pengertian Pembelajaran TGT
26
b. Langkah-langkah Pembelajaran TGT
27
c. Pembelajaran TGT dan Prestasi Belajar
34
d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT
35
B. Hasil Penelitian yang Relevan
37
C. Kerangka Berpikir
40
D. Hipotesis Penelitian
41
METODOLOGI PENELITIAN
42
A. Tempat dan Waktu Penelitian
42
B. Metode dan Desain Penelitian
43
C. Populasi dan Sampel
46
D. Prosedur Penelitian
47
E. Teknik Pengumpulan Data
48
F. Teknik Analisis Data
55
G. Hipotesis Statistik
58
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
59
A. Gambaran Umum MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara
59
B. Deskripsi Data
61
C. Pengujian Hipotesis
66
D. Pembahasan Hasil Penelitian
68
E. Keterbatasan Penelitian
69
KESIMPULAN DAN SARAN
70
A. Kesimpulan
70
B. Saran
71
DAFTAR PUSTAKA
72
x
LAMPIRAN
74
BIODATA PENULIS
161
xi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Alquran Hadis MTs Kelas IX
12
Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional
22
Tabel 2.3 Perhitungan Poin Turnamen untuk Tiga Pemain
33
Tabel 2.4 Contoh Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok
33
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian
42
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
44
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
49
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Hasil Ujian Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa
59
Tabel 4.2 Gambaran Guru MTs Nur-Attaqwa Tahun Pelajaran 2012/2013
60
Tabel 4.3 Gambaran Siswa MTs Nur-Attaqwa Tahun Pelajaran 2012/2013
61
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
62
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
64
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Pretest, Postest dan Selisih (Gain) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
65
Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
66
Tabel 4.8 Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
66
Tabel 4.9 Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
67
Tabel 4.10 Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
67
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji-t Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
xii
68
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Alur Penempatan Peserta Pada Meja Turnamen
30
Gambar 3.1 Desain Penelitian
45
xiii
DAFTAR DIAGRAM Diagram 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen
61
Diagram 4.2 Hasil Pretest Kelas Kontrol
62
Diagram 4.3 Hasil Postest Kelas Eksperimen
63
Diagram 4.4 Hasil Postest Kelas Kontrol
64
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke-1
74
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke-2
82
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke-3
88
Lampiran 4
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
93
Lampiran 5
Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
94
Lampiran 6
Soal Pretest dan Postest
98
Lampiran 7
Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
101
Lampiran 8
Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest
102
Lampiran 9
Validitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
103
Lampiran 10 Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
109
Lampiran 11 Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
112
Lampiran 12 Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
114
Lampiran 13 Kesimpulan Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
118
Lampiran 14 Nilai Pretest Kelas Eksperimen
121
Lampiran 15 Nilai Pretest Kelas Kontrol
122
Lampiran 16 Nilai Postest Kelas Eksperimen
123
Lampiran 17 Nilai Postest Kelas Kontrol
124
Lampiran 18 Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
125
Lampiran 19 Normalitas Pretest Kelas Kontrol
127
Lampiran 20 Normalitas Postest Kelas Eksperimen
129
Lampiran 21 Normalitas Postest Kelas Kontrol
131
Lampiran 22 Homogenitas Pretest
133
Lampiran 23 Homogenitas Postest
135
Lampiran 24 Test “t”
137
Lampiran 25 Langkah-langkah Praktis Model Teams Games Tournament
139
Lampiran 26 Lembar Skor Model Teams Games Tournament
140
Lampiran 27 Soal Turnamen Pertemuan Ke-1
141
Lampiran 28 Soal Turnamen Pertemuan Ke-2
142
Lampiran 29 Soal Turnamen Pertemuan Ke-3
143
xv
Lampiran 30 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-1
144
Lampiran 31 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-2
145
Lampiran 32 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-3
146
Lampiran 33 Kelompok Belajar Model Teams Games Tournament
147
Lampiran 34 Kelompok Turnamen Model Teams Games Tournament
148
Lampiran 35 Daftar Skripsi TGT Mahasiswa UIN Syahid Jakarta
150
Lampiran 36 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Sekolah
153
Lampiran 37 Lembar Uji Referensi
154
Lampiran 38 Gambar Media Pembelajaran
159
Lampiran 39 Gambar Hasil Penelitian
160
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tak ada satu pun manusia berakal mengingkari bahwa pendidikan manusia merupakan tugas yang berat dan mulia. Karena mendidik manusia agar menjadi insan yang lurus (baik dari semua sisi) membutuhkan pengetahuan (ilmu), kesabaran, fleksibelitas, dan kecakapan. Hidayatullah Ahmad mendefinisikan pendidikan secara lengkap sebagaimana yang tertera dibawah ini. Pendidikan ialah pengarahan atau pembentukan pola hidup, adaptasi dengan alam sekitarnya, peradaban, penentuan kehidupan, transfer informasi dan kecakapan, pembentukan motivasi internal untuk menghadapi tantangan eksternal, perkembangan di setiap hal yang ada di masyarakat dan kehidupan, pemurnian tradisi dan peninggalan, penemuan bakat dan persiapan diri dengan baik.1 Pendidikan
memegang
peranan
penting
dalam
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, bahkan pendidikan akan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Hal ini sesuai dengan firman Allah:
1
Hidayatullah Ahmad, Ensiklopedi Pendidikan Anak Muslim, Terj. dari Mausu’atut Tarbiyatil ‘Amaliah lith Thifl oleh Sari Narulita dan Umron Jayadi, (Jakarta: Fikr, 2008), Cet. I, h. 18.
1
2
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Mujaadalah: 11)2 Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia yang berilmu memiliki derajat (harkat) dan martabat yang lebih tinggi daripada makhluk Allah lainnya. Namun, menuntut ilmu pengetahuan harus disertai pula dengan keimanan yang kuat agar mencapai derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat. Islam memerintahkan dan mewajibkan manusia agar berusaha keras dalam menuntut ilmu pengetahuan sepanjang hidupnya. Dalam kehidupan, manusia akan menemui berbagai macam problematika kehidupan. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah menyelesaikannya lewat ilmu pengetahuan. Begitu penting pendidikan sehingga harus dijadikan prioritas utama dalam pembangunan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa ”pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara”.3 Mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu indikasi paling nyata dari rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan prestasi belajar siswa. Khususnya, di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara. Pemerintah, guru, dan orang tua memiliki peranan yang penting dan signifikan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mutu pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum dan sistem belajar 2
Kementrian Agama RI, Alquran, Tajwid dan Terjemahnya, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2010), h. 543. 3 Direktorat Jendral Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta: Eko Jaya, 2003), Cet. I, h. 5.
3
mengajar, peningkatan kualitas pengelola sekolah dan guru, pemenuhan sarana belajar mengajar, penyempurnaan sistem penilaian dan sebagainya. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, salah satu diantaranya yang harus dikembangkan terletak pada sistem belajar mengajar yang merupakan kegiatan paling pokok dalam proses pendidikan. Pendidikan
tidak
dapat
dipisahkan
dari
proses
pembelajaran,
”pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi”.4 Guru adalah pemberi informasi yang berfungsi sebagai sumber belajar, pengelola kelas dan
pembelajaran,
fasilitator
(mediator),
pembimbing,
motivator,
demonstrator dan evaluator bagi siswa. Di mana guru merupakan salah satu faktor pendukung yang dapat mengantarkan keberhasilan siswa di sekolah. Adapun siswa adalah penerima informasi yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi yang masih perlu dikembangkan. Di mana siswa merupakan subjek dan objek pendidikan yang memerlukan bimbingan (guru) untuk membantu membimbingnya menuju kedewasaan dan mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya menuju sebuah keberhasilan. Persaingan yang semakin kompetitif saat ini, menjadikan prestasi akademik yang tinggi sebagai dambaan setiap siswa dan orang tua. Dengan banyaknya materi yang dibebankan dan indikator keberhasilan yang ingin dicapai, siswa diharuskan untuk mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan tanpa adanya perubahan proses pembelajaran. Hampir di semua sekolah, guru menjadi satu-satunya sumber pengetahuan dengan ceramah menjadi pilihan utama untuk penyampaian materi. Kemudian terjadilah situasi kelas yang tidak efektif dan tidak menyenangkan. Padahal, saat ini siswa dapat belajar lewat internet, perpustakaan, media cetak, televisi dan masih banyak lagi. Tugas pengajar saat ini seharusnya memotivasi siswa untuk mencari pengetahuan di luar kelas serta membimbing 4
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2010), Cet. VII, h. 135.
4
penggunaan pengetahuan tersebut. Saat ini guru harus menekankan how daripada what ketika sebuah proses pembelajaran dilangsungkan di sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution dalam Syah bahwa ”mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaikbaiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar”.5 Di mana proses belajar tersebut diartikan sebagai proses menanamkan ilmu pengetahuan sebagaimana pernyataan Smith dalam Sanjaya
bahwa
”mengajar
adalah
menanamkan
pengetahuan
atau
ketrampilan”.6 Untuk mencapai prestasi belajar maksimal, siswa dan guru harus memahami dulu proses belajar dan seluruh faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Umumnya siswa sangat memerlukan suatu model pembelajaran yang sederhana, praktis, serta mudah diterapkan untuk dapat belajar secara efektif dan menyenangkan. Joyce dan Weil dalam Suyono mengemukakan bahwa ”model pembelajaran adalah suatu deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia, dan bantuan belajar melalui program komputer”.7 Adapun Soekamto dalam Trianto mendefinisikan model pembelajaran sebagai ”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), Cet. VIII, h. 182. 6 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. I, h. 208. 7 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 20.
5
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”.8 Proses belajar yang efektif dan menyenangkan di sekolah sangat sulit diterapkan khususnya pada mata pelajaran Alquran Hadis, karena selain faktor model pembelajaran yang hanya memfokuskan penyampaian informasi kepada siswa, banyak siswa tidak menyukai mata pelajaran Alquran Hadis. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran Alquran Hadis dianggap menjemukan dan mudah untuk dipahami. Salah satu diantaranya “Hukum Bacaan Mad”. Siswa menganggap materi “Hukum Bacaan Mad” merupakan materi yang sangat mudah untuk dipahami, sehingga siswa tidak memiliki minat untuk mempelajari bab ini. Agar masalah pada mata pelajaran Alquran Hadis tersebut dapat dihindari serta memudahkan siswa dalam proses pembelajaran, diperlukan suatu
model
pembelajaran
yang tepat
dan
menyenangkan.
Model
pembelajaran yang tepat akan memungkinkan siswa tertarik untuk mempelajari mata pelajaran tersebut dan siswa dapat menguasai ilmu lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Dengan kata lain, model pembelajaran yang tepat tersebut akan menciptakan cara belajar yang efektif sehingga siswa tertarik untuk mempelajari mata pelajaran Alquran Hadis. Selain itu, siswa tidak hanya dapat memahami dan menghapalnya tapi juga dapat mengamalkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat memahami hukum bacaan mad dengan baik adalah model pembelajaran kooperatif teams games tournament. Teams games tournament merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif. Di mana pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas dengan membentuk kelompok-kelompok kecil,
guru
mengadakan 8
memberikan turnamen
permainan-permainan atau
kompetisi
antar
akademik kelompok.
dan Hal
guru ini
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Impelemntasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. III, h. 22.
6
memungkinkan siswa yang belum memahami hukum bacaan mad yang disampaikan oleh guru dapat bertanya kepada teman satu timnya untuk memperoleh informasi lebih, sehingga dalam kegiatan turnamen siswa telah memahami materi pelajaran dan siap bersaing dengan lawannya Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa tertarik untuk memahami lebih dalam tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif team games tournament. Sehingga ditulis dalam penelitian ini dengan judul ”PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS SISWA Di Madrasah Tsanawiyah Nur-Attaqwa Jakarta Utara”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
di
atas,
maka
penulis
mengidentifikasi permasalahan pada beberapa hal sebagai berikut: 1. Pembelajaran Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara yang dilakukan belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 2. Pembelajaran Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara yang dilakukan hanya berpusat pada guru. 3. Pembelajaran Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara masih diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. 4. Prestasi belajar Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa belum menunjukkan hasil yang optimal.
C. Pembatasan Masalah Melihat luasnya permasalahan yang dihadapi berkenaan dengan judul di atas, maka masalah ini dibatasi pada: 1. Subjek dan Tempat Penelitiannya adalah siswa MTs kelas IX semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di Nur-Attaqwa Jakarta Utara. 2. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah teams games tournament, yang meliputi presentasi, belajar kelompok, game dalam
7
turnamen, menentukan skor kelompok dan memberikan penghargaan kelompok. 3. Prestasi belajar siswa diambil dari nilai pretest dan postest siswa pada materi hukum bacaan mad.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah yang ingin diajukan adalah: “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa?”
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa kelas IX pada pokok bahasan hukum bacaan mad di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara.
F. Kegunaan Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan adalah : 1. Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. 2. Dapat menyelesaikan masalah secara teoritis. 3. Dapat menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dipelajari. 4. Dapat mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1.
Pembelajaran Alquran Hadis a. Hakikat Pembelajaran Alquran Hadis Sebelum membahas dan memahami tentang pembelajaran Alquran Hadis, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian belajar, pembelajaran, Alquran dan Hadis. Belajar dan Pembelajaran memiliki makna yang berbeda, hal tersebut dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan para ahli. Menurut Winkel, “belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas”.1 Senada dengan itu, menurut Sanjaya, “belajar adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun psikomotor”.2
1
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2009), Cet. X, h. 59. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. I, h. 229. 2
8
9
Adapun Jerome Brunner dalam Trianto mengemukakan, “belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya”.3 Gage dalam Suyono berpendapat bahwa, “belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman”.4 Berdasarkan pengertian belajar yang telah dikemukakan para ahli di atas maka dapat disintesiskan bahwa belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas mental yang dilakukan seseorang secara sadar yang melibatkan unsur jiwa dan raga dalam membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya sehingga terjadi perubahan-perubahan prilaku yang relatif menetap (secara kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam dirinya, serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Kemudian, berkenaan dengan pengertian pembelajaran, menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar”.5
Senada
dengan
itu,
Chatib
mengemukakan,
“pembelajaran adalah proses transfer ilmu dua arah, antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi”.6 menurut Trianto, “pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya”.7 Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi yang melibatkan peserta didik, pendidik dan sumber belajar dalam 3
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implemntasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. III, h. 15. 4 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 12. 5 Direktorat Jendral Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta : Eko Jaya, 2003), Cet. I, h. 7. 6 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2010), Cet. VII, h. 135. 7 Trianto, op. cit., h. 17.
10
lingkungan yang kondusif untuk belajar secara optimal dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Adapun pengertian Alquran menurut al-Qaththan adalah “kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad, yang pembacaannya merupakan suatu ibadah”.8 Kemudian menurut al-Jurjani, “Alquran adalah yang diturunkan kepada Rasulullah, ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawattir tanpa keraguan”.9 Sedangkan menurut para Ulama Ahli Bahasa berpendapat, “Alquran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad mulai awal dari al-Fatihah sampai akhir surah an-Nas”.10 Sedangkan pengertian Hadis menurut al-Qaththan adalah “apa saja yang disandarkan kepada Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan atau sifat”.11 Senada dengan itu Khon berpendapat, “Hadis adalah sesuatu yang datang dari Nabi, baik berupa perkataan atau berupa perbuatan dan atau persetujuan”.12 Jadi, sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dapat disintesiskan bahwa pembelajaran Alquran Hadis adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik, di mana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer ilmu) yang intens dan terarah, berkaitan dengan kalam Allah (Alquran) dan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi (Hadis) dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar secara optimal dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
b. Pembelajaran Alquran Hadis di MTs Dalam pendidikan formal terdapat beberapa bidang studi salah satunya adalah bidang studi Alquran Hadis yang merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam wajib dilaksanakan di lembaga pendidikan seperti lingkungan keluarga, masyarakat, dan di sekolah-sekolah 8
Manna‟ Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Alquran, Terj. dari Mabahits fi Ulum Alquran oleh Mudzakir, (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), h. 17. 9 Abduh Djalal, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), h. 31. 10 Rosihan Anwar, Ulumul Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), h. 8. 11 al-Qaththan, op. cit.,h. 23. 12 Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. III, h. 3.
11
baik di tingkat TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA maupun tingkat perguruan tinggi. Mata pelajaran Alquran Hadis yang merupakan bagian dari Pendidikan Agama Islam di MTs yang syarat dengan muatan nilai kehidupan Islam, perlu diupayakan melalui perencanaan pembelajaran yang baik, agar dapat meningkatkan mutu belajar dan kehidupan siswa. Oleh karena itu salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah membuat perencanaan pembelajaran
secara
profesional
dalam
melaksanakan
tugas
dan
tanggungjawabnya sebagai seorang pendidik, pembelajar, sekaligus sebagai perancang pembelajaran dengan memperhatikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dicapai oleh siswa. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah satu dari 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang merupakan kompetensi lulusan minimal yang berlaku di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Definisi SKL menurut Sanjaya adalah ”kemampuan minimal yang harus dicapai oleh peserta didik, setelah tamat mengikuti pada jenjang atau satuan pendidikan tertentu”.13 Adapun Standar Kompetensi Lulusan mata pelajaran Alquran Hadis di MTs menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 yaitu: 1) Memahami dan mencintai Alquran dan hadis sebagai pedoman hidup umat Islam. 2) Meningkatkan pemahaman Alquran, al-Faatihah, dan surat pendek pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya, menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan. 3) Menghafal dan memahami makna hadis-hadis yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.14
13
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), Cet. IV, h. 135. 14 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, 2012, (www.pendis.kemenag.go.id).
12
Dengan adanya SKL, kita memiliki barometer yang menjadi patokan dalam mengevaluasi mutu pendidikan, baik evaluasi bersifat mikro seperti kualitas proses dan kualitas produk pembelajaran, maupun evaluasi makro seperti efektivitas dan efisiensi program pendidikan, sehingga ke depan pendidikan
kita
akan
melahirkan
standar
mutu
yang
dapat
dipertanggungjawabkan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan. SKL mata pelajaran selanjutnya dijabarkan ke dalam SK dan KD. ”Standar Kompetensi (SK) adalah kemampuan minimal yang harus dicapai setelah anak didik menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap jenjang pendidikan yang diikutinya”.15 Adapun ”Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penguasaan konsep atau materi pelajaran yang diberikan dalam kelas pada jenjang pendidikan tertentu”.16 Kemampuan ini berorientasi pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Alquran Hadis kelas IX di MTs menurut Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Alquran Hadis MTs Kelas IX Semester 1 dan Semester 2 Semester 1 Standar Kompetensi 1) Membaca Alquran surat pendek pilihan
15 16
Sanjaya, loc. cit. Ibid., h. 136.
Kompetensi Dasar a) Menerapkan hukum mad silah dalam QS al-Qaari’ah dan alZalzalah b) Menerapkan hukum mad laazim mukhaffaf kilmi, mutsaqqal kilmi, dan farqi dalam Alquran
13
2) Menerapkan Alquran suratsurat pendek pilihan tentang hukum fenomena alam
3) Memahami hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam
a) Memahami isi kandungan QS alQaari’ah dan al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam b) Memahami keterkaitan isi kandungan QS al-Qaari’ah dan al-Zalzalah tentang hukum fenomena alam dalam kehidupan c) Menerapkan kandungan alQaari’ah, al-Zalzalah dalam fenomena kehidupan sehari-hari dan akibatnya
a) Menulis hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam b) Menerjemahkan makna hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam c) Menghafal hadis tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam d) Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadis dalam perilaku menjaga dan melestarikan lingkungan alam dalam fenomena kehidupan dan akibatnya Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1) Membaca Alquran surat a) Menerapkan hukum bacaan mad, pendek pilihan lam dan ra' dalam QS al-Ashr dan al-‘Alaq b) Menerapkan hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam Alquran 2) Menerapkan Alquran surat- a) Memahami isi kandungan QS alsurat pendek pilihan tentang Ashr dan al-‘Alaq tentang menghargai waktu dan menghargai waktu dan menuntut menuntut ilmu ilmu b) Memahami keterkaitan isi kandungan QS al-Ashr dan al‘Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu dalam fenomena kehidupan c) Menerapkan kandungan QS alAshr dan al-‘Alaq tentang menghargai waktu dan menuntut ilmu dalam fenomena kehidupan sehari-hari 3) Memahami hadis tentang a) Menulis hadis tentang menuntut
14
menuntut ilmu menghargai waktu
2.
dan
ilmu dan menghargai waktu b) Menerjemahkan makna menuntut ilmu dan menghargai waktu c) Menghafal hadis tentang menuntut ilmu dan menghargai waktu d) Menjelaskan keterkaitan isi kandungan hadis dalam perilaku menuntut ilmu dan menghargai waktu dalam fenomena kehidupan dan akibatnya 17
Prestasi Belajar Alquran Hadis a. Pengertian Prestasi Belajar Alquran Hadis Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “prestasi ialah hasil yang telah dicapai”.18 Mas‟ud Hasan Abdul Qohar berpendapat, “prestasi adalah apa yang telah kita dapat ciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan”.19 Dengan demikian, ada dua unsur dalam prestasi yaitu adanya keuletan dan hasil yang dicapai. Berangkat dari unsur-unsur ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang telah diciptakan seseorang dengan keuletan atau usaha yang sungguh-sungguh, baik hasil tersebut menyenangkan hati ataupun tidak. Adapun pengertian prestasi belajar itu sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “prestasi belajar ialah hasil yang telah dicapai atau penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan
oleh
guru”.20
Senada
dengan
itu,
Abdurrahman
Saleh
mengemukakan, “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tertentu dengan alat ukur berupa evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, kata atau
17
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, 2012, (www.pendis.kemenag.go.id). 18 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 700. 19 Blog Kabar Pendidikan, Pengertian Prestasi Belajar, 2012, (www.majalahpendidikan.com). 20 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, loc. cit.
15
simbol”.21 Adapun menurut Sanjaya, “prestasi belajar ialah pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan”.22 Kemudian Made Wena juga mendefinisikan bahwa, “prestasi belajar ialah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda”.23 Jadi, sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dapat disintesiskan bahwa prestasi belajar Alquran Hadis adalah hasil yang dicapai siswa dalam mempelajari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan Alquran Hadis dari penggunaan strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda dengan alat ukur berupa evaluasi, yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, kata atau simbol. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Muhibbin Syah mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menjadi tiga, yaitu: 1) Faktor internal yang terdiri dari: a. Faktor fisiologis yang berkaitan dengan fisik siswa. b. Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa. 2) Faktor eksternal yang terdiri dari: a. Faktor sosial yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. b. Faktor non sosial yang meliputi keadaan dan letak gedung sekolah, keadaan dan letak rumah tempat tinggal keluarga, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa 3) Faktor pendekatan belajar peserta didik yakni segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.24 Adapun
Yudhi
Munadi
mengklasifikasikan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut: 21
Blog Kabar Pendidikan, loc. cit. Sanjaya, op.cit., h. 13. 23 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional , (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. II, h. 6. 24 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), Cet. VIII, h. 132-139. 22
16
1) Faktor internal yang terdiri dari: a) Faktor fisiologis b) Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar (persepsi, mengingat, dan berpikir realistik) 2) Faktor eksternal a) Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik atau alam yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya, maupun lingkungan sosial. b) Faktor instrumental yang meliputi kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.25 Berdasarkan pendapat di atas, dapat disintesiskan bahwa pada dasarnya secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua ahli di atas sepakat bahwa faktor fisiologis atau jasmani merupakan faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dapat dilihat di lapangan bagaimana siswa yang memiliki kondisi tubuh yang sehat dan normal cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Kesepakatan juga terjadi dalam faktor psikologis yang juga merupakan bagian dari faktor internal. Namun dalam pengembangannya, Syah hanya membaginya kembali menjadi 5 yakni intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan Munadi sepakat dengan kelima pembagian di atas dan menambahkannya dengan perhatian serta kognitif dan daya nalar. Di mana kognitif dan daya nalar yang menurut hemat peneliti mungkin bisa saja hal tersebut
masih
berkaitan
dengan
intelegensi
sehingga
Syah
tidak
menyebutkannya, namun jika ditelaah lebih mendalam aspek kognitif dan daya nalar memang memerlukan perhatian khusus agar mendapatkan prestasi belajar yang lebih maksimal lagi. Berkaitan dengan faktor eksternal, peneliti lebih sepakat dengan pengembangan yang dipaparkan oleh Munadi yaitu faktor lingkungan dan instrumental. Di mana seperti yang dikemukakan oleh Syah yakni faktor sosial dan non sosial, menurut hemat peneliti faktor tersebut bisa 25
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), Cet. III, h. 24-35.
17
digabungkan ke dalam satu faktor yaitu faktor lingkungan. Syah juga menempatkan faktor pendekatan belajar dalam pembagian faktor secara umum, yang menurut hemat peneliti lebih cocok dimasukkan ke dalam faktor eksternal saja sebagaimana yang dikemukakan oleh Munadi dengan kalimat faktor instrumental.
b. Pengukuran Prestasi Belajar Alquran Hadis Pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi pendidikan merinci kegiatan evaluasi prestasi belajar ke dalam enam langkah pokok, yaitu: 1) Menyusun rencana evaluasi prestasi belajar yang meliputi perumusan tujuan dilaksanakan evaluasi, penetapan aspek-aspek yang akan dievaluasi, penentuan teknik yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi, penyusunan alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian prestasi belajar, penentuan tolak ukur atau kriteria yang akan dijadikan pegangan dalam memberikan interpretasi data hasil evaluasi, dan menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi prestasi belajar itu sendiri. 2) Menghimpun data yaitu melaksanakan pengukuran. 3) Melakukan verifikasi data. 4) Mengolah dan menganalisis data. 5) Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan. 6) Tindak lanjut hasil evaluasi.26 Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah, dikenal adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes dan teknik non-tes. 1) Teknik tes prestasi belajar “Teknik tes prestasi belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran”.27 Teknik tes ini lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi prestasi belajar peserta didik dari segi ranah proses berpikirnya (cognitive domain). Apabila ditinjau dari segi jenis soalnya, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 26
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. X, h. 59-62. 27 Ibid., h. 99.
18
a) Tes uraian terbagi menjadi dua bentuk: Tes uraian bentuk terbuka “Pada tes uraian bentuk terbuka, jawaban yang dikehendaki muncul dari testee sepenuhnya”28 Tes uraian bentuk terbatas “Pada tes uraian bentuk terbatas, jawaban yang dikehendaki muncul dari testee adalah jawaban yang sifatnya sudah lebih terarah (dibatasi)”.29 b) Tes obyektif terbagi menjadi lima bentuk: Tes obyektif bentuk benar–salah (true-false test) “Tes obyektif bentuk benar–salah (true-false test) adalah salah satu bentuk tes obyektif di mana butir-butir soal yang diajukan dalam tes prestasi belajar itu berupa pernyataan (statement) pernyataan mana ada yang benar dan ada yang salah”.30 Tes obyektif bentuk menjodohkan (matching test) “Tes obyektif bentuk menjodohkan (matching test) adalah tes di mana disediakan dua kelompok bahan dan testee harus mencari pasangan-pasangan yang sesuai antara yang terdapat pada kelompok pertama dengan yang terdapat pada kelompok kedua, sesuai dengan petunjuk yang diberikan dalam tes tersebut”.31 Tes obyektif bentuk isian (fill in test) “Tes obyektif bentuk isian (fill in test) adalah tes di mana ada kata-kata penting dalam cerita atau karangan yang beberapa di antaranya dikosongkan, sedangkan tugas testee adalah mengisi bagian-bagian yang telah dikosongkan itu”.32
28
Ibid., h. 100. Ibid., h. 101. 30 Ibid., h. 107. 31 Ibid., h. 111. 32 Ibid., h. 114. 29
19
Tes obyektif bentuk melengkapi (completion test) “Tes obyektif bentuk melengkapi (completion test) adalah tes yang mirip sekali dengan tes obyektif bentuk isian (fill in test). Letak perbedaannya adalah bahwa pada tes obyektif bentuk fill in, bahan yang diteskan itu merupakan satu kesatuan cerita, sedangkan pada tes obyektif bentuk completion tidak harus demikian”.33 Tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item) “Tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item) adalah salah satu tes bentuk obyektif yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan
yang
sifatnya
belum
selesai,
dan
untuk
menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang bersangkutan”.34 Tes obyektif bentuk pilihan ganda (multiple choice item) ini dalam perkembangannya terbagi menjadi 9 model yaitu model melengkapi lima pilihan, model asosiasi dengan lima atau empat pilihan, model melengkapi berganda, model analisis hubungan antarhal, model analisis kasus, model hal kecuali, model hubungan dinamik, model perbandingan kuantitatif dan model pemakaian diagram, grafik, peta atau gambar.35 2) Teknik non-tes prestasi belajar “Teknik non-tes prestasi belajar merupakan penilaian atau evaluasi prestasi belajar peserta didik yang dilakukan dengan tanpa „menguji‟ peserta didik, melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis
(observation),
melakukan
wawancara
(interview),
menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary analysis)”.36 Teknik nontes ini pada 33
Ibid, h. 116. Ibid, h. 118. 35 Ibid, h. 119-120. 36 Ibid, h. 76. 34
20
umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi prestasi belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah ketrampilan (psychomotoric domain). Adapun pengukuran prestasi belajar Alquran Hadis di MTs NurAttaqwa Jakarta Utara adalah teknik tes berbentuk uraian dan obyektif dalam rangka mengukur ranah proses berpikir (cognitive domain) siswa dan teknik non-tes berbentuk pengamatan secara sistematis (observation) dalam rangka mengukur ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah ketrampilan (psychomotoric domain) siswa. 3.
Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Wina Sanjaya, “pembelajaran kelompok merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen)”.37 Eggen dan Kauchak dalam Trianto mendefinisikan “pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.38 Di pihak lain menurut Slavin dalam Solihatin, “pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen”.39 Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa pembelajaran
kooperatif
adalah
suatu
model
pembelajaran
yang
memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil atau tim untuk saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi dalam menyelesaikan 37
Sanjaya, op.cit., h. 194. Trianto, op. cit., h. 58. 39 Etin Solihatin, Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. I, h. 4. 38
21
sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama dalam pembelajaran.
b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif Menurut Johnson & Johnson dan Sutton dalam Trianto, terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu: 1) Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Seorang siswa tidak akan sukses kecuali semua anggota kelompoknya juga sukses. 2) Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini, terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif adalah dalam hal tukar-menukar ide mengenai masalah yang sedang dipelajari bersama. 3) Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak dapat hanya sekadar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya. 4) Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. Bagaimana siswa bersikap sebagai anggota kelompok dan menyampaikan ide dalam kelompok akan menuntut keterampilan khusus. 5) Proses Kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.40 Dalam pembelajaran konvensional juga dikenal belajar kelompok. Meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan prinsipil antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar konvensional. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel 2.2 dibawah ini.
40
Trianto, op. cit., h. 60-61.
22
Tabel 2.2 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional Kelompok Belajar Kooperatif Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat meberikan bantuan Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya. Ketua kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok. Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.
Kelompok Belajar Konvensional Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya “enakenak saja” di atas keberhasilan temannya yang dianggap “pemborong” Kelompok belajar biasanya homogen
Ketua kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih ketuanya dengan cara masing-masing. Keterampilan sosial sering tidak diajarkan secara langsung.
Pemantauan melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung
Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar
23
Penekanan tidak hanya pada Penekanan sering penyelesaian tugas tetapi juga penyelesaian tugas41 hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai)
hanya
pada
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Keunggulan pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya sebagaimana berikut ini: 1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. 2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain. 3) Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan. 4) Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar. 5) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. 6) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggungjawab kelompoknya. 7) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil). 8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.42 Sanjaya
juga
mengemukakan
kooperatif, yaitu:
41 42
Ibid., h. 58-59. Sanjaya, op. cit., h. 249-250.
kelemahan
dalam
pembelajaran
24
1) Untuk memahami dan mengerti filosofis pembelajaran kooperatif memang perlu waktu. Sangat tidak rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa akan mengerti dan memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok. 2) Ciri utama pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa. 3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari, bahwa sebenarnya prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa. 4) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini. 5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.43 Menerapkan pembelajaran kooperatif merupakan sebuah tantangan yang besar dan pengalaman yang menarik bagi seorang guru. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Sanjaya, ada lima kelemahan dalam pembelajaran kooperatif. Di mana kelima hal tersebut haruslah menjadi pokok perhatian para guru dalam menjalankan pembelajaran kooperatif agar guru dapat mensiasati kelemahan tersebut, sehingga proses pembelajaran kooperatif benar-benar dapat berjalan secara efektif dan menyenangkan. Menurut hemat penulis, guru dapat mensiasati kelemahan-kelemahan tersebut sebagai berikut: 1) Berkaitan dengan sulitnya memberikan pemahaman dan pengertian akan filosofis pembelajaran kooperatif dalam waktu yang cepat, sebaiknya guru memberikan ice breaking sebelum memulai pelajaran 43
Ibid., h. 250-251.
25
yang berkaitan dengan filosofis pembelajaran kooperatif, baik berbentuk games, cerita atau tayangan visual sederhana yang menyenangkan. Sehingga siswa dapat lebih cepat dan mudah mencerna akan filosofis pembelajaran kooperatif. 2) Berkaitan dengan peer teaching atau tutor sebaya yang kurang efektif, selain guru yang harus lebih aktif berkeliling kelas untuk membantu peer teaching yang kurang efektif, guru sebaiknya menyiapkan handout yang berisi langkah-langkah praktis berkenaan dengan sistematika materi pokok dalam setiap materi pelajaran. 3) Berkaitan dengan penilaian dalam pembelajaran kooperatif yang didasarkan kepada hasil kerja kelompok, sebaiknya dalam setiap penilaian, guru juga harus memiliki catatan khusus berkenaan dengan penilaian individu siswa. 4) Berkaitan
dengan
keberhasilan
kooperatif
dalam
upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok yang memerlukan periode yang cukup panjang, sebaiknya guru juga melakukan pendekatan di luar jam belajar kepada siswa dalam rangka menumbuhkan motivasi intrinsik siswa terhadap kesadaran berkelompok. Guru juga bisa bekerjasama dengan seluruh civitas akademik sekolah, maupun dengan orangtua siswa dalam menumbuhkan budaya kebersamaan. Sehingga diharapkan kesadaran berkelompok dalam pembelajaran kooperatif di kelas tidak akan memerlukan periode yang cukup panjang. 5) Berkaitan dengan banyaknya aktivitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual, di mana hal tersebut berseberangan dengan filosofi pembelajaran kooperatif, guru sebaiknya memang harus mampu mampu membangun kepercayaan diri siswa sebagaimana yang telah dikemukakan Sanjaya di atas, dengan cara melakukan pendekatan personal dan menyelami setiap individu siswa yang menjadi anak didiknya.
26
d. Model-model Pembelajaran Kooperatif Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi dari model tersebut, yaitu STAD atau Student Teams Achievement Division (Pembagian Pencapaian Tim Siswa), TGT atau Teams Games Tournament atau (Turnamen Game Tim), Jigsaw (Teka Teki), CIRC atau Cooperative Integrated Reading and Composition (Mengarang dan Membaca Terintegrasi yang Kooperatif) dan TAI atau Team Accelerated Instruction. Kelima model ini melibatkan penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. “Tiga diantaranya (STAD, TGT dan Jigsaw) adalah model pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas. Sedangkan dua yang lain (CIRC dan TAI) adalah kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu”.44
4.
Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament a. Pengertian Pembelajaran TGT “Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward”.45 Pada pembelajaran ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Model pembelajaran kooperatif teams games tournament adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif teams games tournament 44
Robert E. Slavin, Coopertive Learning; Teori, Riset, dan Praktik, Terj. dari Cooperative Leraning: Theory, Research and Practice oleh Nurulita, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. IV, h. 11. 45 Trianto, op. cit., h. 83.
27
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Secara umum teams games tournament sama saja dengan student teams achievement division, namun teams games tournament menggantikan kuis dengan turnamen akademik, di mana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Ada 4 langkah atau komponen utama yang dilakukan dalam TGT yaitu:46 1) Presentasi di kelas Materi dalam TGT pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah presentasi itu haruslah benar-benar berfokus pada unit teams games tournament. 2) Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game dalam turnamen. 3) Game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa yang mewakili tim yang berbeda. 4) Turnamen Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan tim sudah melaksanakan kerja tim terhadap lembar kegiatan. 4) Rekognisi Tim Menentukan skor tim dan memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya. b. Langkah-langkah Pembelajaran TGT 1) Persiapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament: a) Materi Materi dalam model pembelajaran kooperatif teams games tournament dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran 46
Robert E. Slavin, op.cit., h. 166-167.
28
berkelompok, oleh karena itu, guru harus mempersiapkan handout yang berisi materi yang akan menjadi bahan pokok dalam presentasi kelas dan yang harus dikuasai pada saat belajar kelompok. Selain itu guru juga harus mempersiapkan soal-soal turnamen dan langkah-langkah praktis model pembelajaran kooperatif teams games tournament dalam bentuk tertulis yang berisi aturan main di setiap langkah pembelajarannya untuk memudahkan siswa dalam proses belajar. b) Membagi siswa ke dalam kelompok belajar Dalam kelompok belajar, guru harus mengelompokkan siswa dalam satu kelas menjadi 6-9 kelompok yang kemampuannya heterogen. Cara pembentukan kelompok belajar dilakukan dengan mengurutkan siswa dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas berdasarkan kemampuan akademiknya (bisa di lihat dari hasil ujian terakhir), dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut dibagi menjadi 4 bagian yaitu bagian kriteria nilai tinggi, rata-rata atas, rata-rata bawah dan rendah. Kelompok-kelompok yang terbentuk diusahakan berimbang baik dalam hal kemampuan akademik maupun jenis kelamin dan rasnya. c) Membagi siswa ke dalam kelompok turnamen Dalam turnamen, guru harus mengelompokkan siswa dalam satu kelas menjadi 8-12 kelompok turnamen yang terdiri dari 3 orang yang memiliki kemampuan akademik homogen. Cara pembentukan kelompok turnamen dilakukan dengan melihat prestasi akademik atau kriteria nilai masing-masing individu. d) Media Guru harus membuat 8-12 set kotak kartu bernomor yang masingmasing kotak berisi kartu bernomor yang jumlahnya setara dengan jumlah soal turnamen yang telah dibuat. Guru juga sebaiknya membuat nametag untuk setiap siswa yang berisi kode kelompok belajar dan kode kelompok turnamen untuk memudahkan siswa
29
menemukan teman kelompok belajarnya maupun kelompok turnamennya. Guru juga membuat lembar skor game turnamen untuk setiap kelompok. e) Penghargaan Kelompok Guru harus mempersiapkan hadiah yang akan diberikan pada kelompok terbaik, bisa berupa sertifikat, alat tulis, makanan dan sebagainya yang menyenangkan siswa. 2) Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif teams games tournament a) Tahapan pertama: presentasi kelas Pada awal pembelajaran, saat absensi kelas, guru membagikan satu buah nametag, satu buah handout dan satu lembar langkah-langkah praktis model pembelajaran kooperatif teams games tournament pada masing-masing siswa. Kemudian setelah apersepsi, ice breaking, penyampaian indikator pembelajaran dan penjelasan langkah-langkah praktis model pembelajaran kooperatif teams games tournament, guru mempresentasikan materi pembelajaran. b) Tahapan kedua: belajar kelompok (tim) Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok belajarnya masing-masing sesuai keterangan kode kelompok belajar yang ada pada nametag. Kelompok biasanya terdiri dari 4 atau 5 siswa yang anggotanya heterogen. Dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnis. Guru meminta kepada siswa
untuk
belajar
dalam
kelompok
belajarnya
dan
memperhatikan aturan main yang ada dalam tahap belajar kelompok. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama
teman
kelompoknya
dan
lebih
khusus
untuk
mempersiapkan anggota agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. Biasanya belajar kelompok ini mendiskusikan masalah bersama-sama,
membandingkan
jawaban
dan
memperbaiki
pemahaman yang salah tentang suatu materi. Kelompok merupakan bagian yang utama dalam model pembelajaran kooperatif teams
30
games tournament. Dalam segala hal, perhatian ditempatkan pada anggota kelompok agar melakukan yang terbaik untuk kelompok dan dalam kelompok melakukan yang terbaik untuk membantu sesama anggota. Jika ada satu anggota yang tidak memahami materi, maka teman sekelompoknya mempunyai tanggungjawab untuk menjelaskan materi tersebut. Jika dalam satu kelompok tersebut tidak ada yang memahami materi tersebut, maka siswa bisa meminta bimbingan guru. Dalam model pembelajaran kooperatif teams games tournament guru bertugas sebagai fasilitator yang berkeliling dalam kelompok jika ada kelompok yang mengalami kesulitan. c) Tahapan ketiga: Game Turnamen Guru meminta siswa untuk berkumpul sesuai dengan kelompok turnamennya masing-masing sesuai keterangan kode kelompok turnamen yang ada pada nametag. Kelompok biasanya terdiri dari 3 siswa yang anggotanya homogen, dilihat dari prestasi akademik masing-masing siswa. Alur penempatan peserta turnamen menurut Slavin dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini:47 Gambar 2.1 Alur Penempatan Peserta pada Meja Turnamen
47
Ibid., h. 168.
31
Pada turnamen ini mereka akan memainkan game akademik yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari presentasi kelas dan belajar kelompok. Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga atau empat siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Penjelasan dari gambar di atas diuraikan sebagai berikut:
Kelompok A terdiri dari 4 siswa yaitu A-1, A-2, A-3, dan A-4, kelompok B terdiri dari 4 siswa yaitu B-1, B-2, B-3, dan B-4, dan kelompok C terdiri dari C-1, C-2, C-3, dan C-4. Kelompok A, B, dan C merupakan kelompok belajar.
A-1, B-1, dan C-1 saling dipertandingkan dimeja 1 karena ketiganya
mempunyai
kemampuan
yang
sama
yaitu
berkemampuan tinggi semua. A-2, B-2, dan C-2 saling dipertandingkan di meja 2 karena ketiganya mempunyai kemampuan yang sama yaitu berkemampuan rata-rata atas semua. A-3, B-3, dan C-3 saling dipertandingkan di meja 3 karena ketiganya mempunyai kemampuan yang sama yaitu berkemampuan rata-rata bawah semua. A-4, B-4, dan C-4 saling dipertandingkan di meja 4 karena ketiganya mempunyai kemampuan yang sama yaitu berkemampuan rendah semua. Setelah masing-masing siswa berada dalam kelompok turnamen berdasarkan prestasi akademik masing-masing, kemudian guru membagikan satu set seperangkat soal turnamen. Satu set seperangkat turnamen terdiri dari 1 kotak kartu bernomor, soal game turnamen, lembar jawaban game turnamen dan lembar skor game turnamen. Semua seperangkat soal untuk masing-masing kelompok adalah sama. Adapun bentuk game turnamen secara rinci diuraikan sebagai berikut:
32
Pertama, Guru meminta siswa menentukan jabatan pertama masing-masing siswa yaitu pembaca, penantang 1 dan penantang 2. Kedua, Guru mendemonstrasikan kepada siswa aturan main dalam game turnamen. Dimana pembaca mengambil kartu bernomor dan melihat nomor berapakah yang berada di dalam kartu. Misalnya kartu bernomor 8, maka pembaca melihat, membaca dan menjawab soal nomor 8 di lembar soal game turnamen dengan suara keras di hadapan penantang 1 dan penantang 2. Jika penantang 1 merasa jawaban pembaca salah, penantang 1 boleh menantang dengan memberi jawaban berbeda atau boleh melewatinya. Jika penantang 1 melewati, penantang 2 baru boleh menantang atau boleh melewati, kemudian penantang 2 memeriksa lembar jawaban. Jika ada yang menjawab benar, dia berhak menyimpan kartu bernomornya. Tapi jika ada yang salah, harus mengembalikan kartu bernomor yang dimiliki ke dalam kotak (jika ada). Kemudian bergantian jabatan dengan memutar, penantang 1 menjadi pembaca dan seterusnya. d) Tahapan keempat: rekognisi tim Setelah turnamen selesai, siswa menjumlahkan kartu yang mereka dapat dan menuliskannya di lembar skor game turnamen. Siswa menyerahkan kembali satu set perlengkapan game turnamen. Guru mengambil lembar skor game turnamen dan memberikan poin turnamen pada masing-masing siswa dan menjumlahkan skor yang didapatkan pada masing-masing siswa pada game turnamen dalam kelompok belajarnya. Berikut contoh perhitungan poin turnamen dengan tiga pemain menurut Slavin dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini: 48
48
Ibid., h. 175.
33
Tabel 2.3 Perhitungan Poin Turnamen untuk Tiga Pemain Pemain
Tidak ada Seri nilai Seri nilai Seri 3yang seri tertinggi terendah macam 60 poin 50 poin 60 poin 40 poin
Peraih skor tertinggi Peraih skor tengah Peraih skor rendah Kemudian
guru
40 poin
50 poin
30 poin
40 poin
20 poin
20 poin
30 poin
40 poin
memberikan
penghargaan
kelompok
pada
kelompok-kelompok terbaik dengan hadiah berupa sertifikat, alat tulis, makanan dan sebagainya. Menurut Slavin, diberikan 3 tingkat penghargaan, yang didasarkan pada skor rata-rata tim, dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini:49 Tabel 2.4 Contoh Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok Kriteria (Rata-rata Tim) 40 45 50
Penghargaan Tim Baik Tim Sangat Baik Tim Super
Pendidik boleh memberikan sertifikat kepada tim-tim yang memenuhi kriteria. Tim baik hanya akan menerima ucapan selamat di dalam kelas. Selain atau sebagai tambahan sertifikat tim, tim yang sukses bisa ditampilkan pada papan mingguan, menempatkan foto dan nama tim mereka pada tempat kehormatan. Apapun yang dilakukan untuk merekognisi tim berprestasi, sangat penting untuk mengkomunikasikan bahwa kesuksesan tim itu (bukan hanya kesuksesan individu) merupakan sesuatu yang penting, karena inilah yang akan memotivasi para siswa untuk membantu teman satu timnya belajar. 49
Ibid.
34
c. Pembelajaran TGT dan Prestasi Belajar Model pembelajaran kooperatif teams games tournament adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam model pembelajaran kooperatif teams games tournament memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Model pembelajaran kooperatif teams games tournament dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. “prestasi belajar ialah hasil yang telah dicapai atau penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.50 Prestasi belajar yang ingin dicapai seorang
siswa
merupakan
interaksi
antara
berbagai
faktor
yang
mempengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Model pembelajaran kooperatif teams games tournament merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Slavin menyatakan dalam tabel bahwa persentase kajian model pembelajaran kooperatif teams games tournament sebesar 100% positif secara signifikan dalam 8 kajian.51 Okebukola dalam slavin juga berpendapat bahwa, “mengajar ilmu pengetahuan di Nigeria, menemukan pencapaian yang substansial jauh lebih besar pada STAD dan TGT sebagai model-model yang menggunakan tujuan kelompok dan tanggungjawab individu, daripada dalam bentuk Jigsaw dan lainnya”.52 Slavin juga menyatakan bahwa, “sebuah kajian selama 2 tahun terhadap sekolah-sekolah yang menggunakan pembelajaran kooperatif pada sebagian besar pengajaran harian mereka menemukan bahwa siswa dengan pencapaian tinggi, sedang dan rendah semuanya berhasil
50
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Loc. Cit. Robert E. Slavin, op.cit., h. 86. 52 Ibid., h. 87. 51
35
meraih pencapaian lebih baik dibandingkan kontrol pada tingkat pencapaian serupa”.53 Dari uraian di atas dapat menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif teams games tournament dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah.
d. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran TGT Seperti halnya model pembelajaran kooperatif yang lain teams games tournament juga mempunyai keunggulan dan kelemahan, keunggulan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif teams games tournament secara inplisit dikemukakan Slavin dalam laporan hasil penelitian tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa dan keluaran lain yang diperoleh selain pencapaian. Keunggulannya sebagai berikut: 1) Dalam
hasil
penelitian
terhadap
pembelajaran
kooperatif
dan
pencapaian belajar siswa, ditemukan hasil bahwa “para siswa TGT dengan pencapaian tinggi, sedang dan rendah semuanya berhasil meraih pencapaian lebih baik dibandingkan kontrol pada tingkat pencapaian serupa”.54 2) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan hubungan antarkelompok, ditemukan hasil bahwa “para siswa di dalam kelaskelas yang menggunakan TGT memperoleh teman yang secara signifikan lebih banyak dari luar kelompok rasial mereka daripada siswa yang ada dalam kelas kontrol”.55 3)
Dalam
hasil
penelitian
terhadap
pembelajaran
kooperatif
dan
mainstreaming (khusus bagi remaja-remaja dengan gangguan emosi), ditemukan hasil bahwa “para siswa TGT melakukan tugasnya lebih baik secara signifikan daripada siswa yang ada di kelas kontrol, berkurangnya perilaku mengganggu di dalam kelas TGT dibandingkan
53
Ibid., h. 90. Ibid. 55 Ibid., h. 106. 54
36
dengan kelas kontrol dan jumlah kehadiran di kelas TGT yang lebih tinggi dibandingan dengan kelas kontrol”. 56 4) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif pada norma kelompok dalam mendukung pencapaian prestasi individual, ditemukan hasil bahwa “adanya pengaruh positif TGT pada skala kuesioner yang terdiri atas pertanyaan-pertanyaan seperti „siswa di dalam kelas ingin agar aku masuk sekolah tiap hari‟ dan „siswa lain ingin agar aku bekerja keras di dalam kelas ini‟”.57 5) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan lokus kontrol, ditemukan hasil bahwa “TGT meningkatkan perasaan para siswa bahwa hasil yang mereka keluarkan tergantung pada kinerja dan bukannya pada keberuntungan”.58 6) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan perilaku dalam kelas, ditemukan hasil bahwa “siswa berprestasi rendah yang melaksanakan TGT, lebih sedikit yang menerima skors dan dikeluarkan saat jam belajar dibandingkan dengan siswa yang berada di dalam kelas kontrol”.59 7) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif kesukaan terhadap teman sekelas dan merasa disukai oleh teman sekelas, ditemukan hasil bahwa “TGT meningkatkan skor skala kuesioner perhatian-mutual siswa, tetapi tidak pada skala keterpaduan atau pada jumlah teman yang disebutkan”.60 8) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan perilaku kooperatif di sekolah, ditemukan hasil bahwa “para siswa yang pernah mengikuti TGT menunjukkan kerja sama verbal dan non verbal yang lebih banyak dan kompetisi yang lebih sedikit daripada para siswa kelas kontrol”.61 56
Ibid., Ibid., 58 Ibid., 59 Ibid., 60 Ibid., 61 Ibid., 57
h. 121. h. 128. h. 129. h. 131. h. 135. h. 138.
37
Adapun kelemahannya, yaitu: 1) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan rasa harga diri, ditemukan hasil bahwa “TGT meningkatkan rasa harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa harga diri akademik mereka”.62 Menyikapi kelemahan pada TGT ini, dikemukakan pula oleh Slavin bahwa guru dapat memadukan TGT dengan model pembelajaran kooperatif yang lainnya dalam meningkatkan rasa harga diri akademik mereka. 2) Dalam hasil penelitian terhadap pembelajaran kooperatif dan waktu mengerjakan tugas, ditemukan hasil bahwa “TGT memiliki proporsi waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol”.63 Menyikapi proporsi waktu yang lebih tinggi pada model pembelajaran kooperatif TGT ini, guru dapat mengadakan tahapan penghargaan kelompok yang merupakan bagian dari model TGT ini di luar jam belajar seperti pada waktu istirahat atau jam pulang sekolah sehingga dapat mengurangi proporsi waktu yang tinggi.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Sebagai
bahan
penguat
penelitian
tentang
pengaruh
model
pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa, penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan di antaranya: Nuril
Milati
dalam
penelitiannya
yang
berjudul
“Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah.” Memberikan kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V MI pada sub pokok bangun datar trapesium.
62 63
Ibid., h. 123. Ibid, h. 130.
38
Hilda Nur Fitriani dalam penelitiannya yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Antara Metode Teams Games Tournament dengan Number Head Together Pada Konsep Klasifikasi Makhluk Hidup di MTs Hidayatul Umam Cinere”. Memberikan kesimpulan bahwa terdapat perbandingan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar dengan metode teams games tournament dan metode number head together. Ahmad Fauzi Ridho dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Teams Games Tournament Berbasis Permainan Kartu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa di MAN 14 Jakarta”. Memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran teams games tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan ketuntasan kelas. Berdasarkan ketiga hasil penelitian di atas yang didapat melalui media internet, dapat disintesiskan bahwa benarlah apa yang dikatakan oleh Slavin bahwa model pembelajaran kooperatif teams games tournament dapat diadaptasikan pada berbagai tingkatan kelas.64 Di mana dari ketiga skripsi tersebut mencerminkan adanya tiga tingkatan kelas yaitu MI/SD, MTs/SMP dan MA/SMA. Kemudian, ketiga hasil penelitian relevan yang terangkum di atas ditemukan beberapa kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan, baik dari segi mata pelajaran, posisi peneliti, variabel bebas, variabel terikat, aplikasi dalam pelaksanaan tahapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament seperti tahapan turnamen dan metode penelitian yang dipilih. Dalam skripsi yang disusun oleh Nuril Millati, terdapat kesamaan dalam hal variabel bebas dan variabel terikat. Meskipun prestasi belajar yang Nuril Millati teliti berbeda yaitu prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Selain itu, dalam posisi peneliti juga berbeda, Nuril Millati hanya bertindak sebagai peneliti yang bertugas menjadi instrumen kunci dan pemberi tindakan, sedangkan yang akan mengajar dan mempraktekkan model pembelajaran kooperatif teams games tournament di kelas adalah guru mata 64
Robert E. Slavin, loc. cit.
39
pelajaran. Sedangkan dalam pelaksanaan tahapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament itu sendiri juga ditemukan perbedaan, salah satunya dalam tahapan turnamen, di mana dalam skripsi tersebut dijabarkan bahwa pada saat turnamen, siswa diberi beberapa soal untuk dikerjakan dilembar jawaban dan dari lembar jawaban itu siswa baru akan mendapatkan skor turnamen sehingga turnamen itu terkesan pasif dan kurang menantang. Terakhir, metode penelitian yang dipilih Nuril Millati juga berbeda yaitu penelitian tindakan kelas yang dalam pelaksanaanya biasanya terjadi beberapa siklus, menekankan pada proses dan hasil akhir penelitiannya untuk perbaikan rencana kegiatan. Adapun penelitian eksperimen semu yang penulis pilih biasanya terjadi satu kali siklus, menekankan pada hasil dan hasil akhir penelitiannya untuk pemberian saran. Dalam skripsi yang disusun oleh Hilda Nur Fitriani, terdapat kesamaan dalam hal posisi peneliti, variabel terikat dan metode penelitian. Adapun mata pelajaran yang diteliti berbeda dengan penulis yaitu Biologi. Begitu pula dengan variabel bebasnya yang tidak hanya teams games tournament saja, namun juga number head together. Kemudian dalam pelaksanaan tahapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament itu sendiri juga hampir sama, namun yang membedakan adalah jenis soal turnamen yang dibuat bersifat uraian. Dalam skripsi yang disusun oleh Ahmad Fauzi Ridho, terdapat kesamaan dalam hal posisi peneliti, variabel bebas dan variabel terikat. Adapun mata pelajaran yang diteliti berbeda dengan penulis yaitu Kimia. Kemudian dalam pelaksanaan tahapan model pembelajaran kooperatif teams games tournament itu sendiri juga hampir sama, namun yang membedakan adalah jenis soal turnamen yang dibuat bersifat uraian. Terakhir, metode penelitiannya pun mengalami perbedaan dengan penulis yaitu penelitian tindakan kelas. Slavin juga menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif teams games tournament dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran. Dalam bukunya Cooperative Learning dikemukakan beberapa mata pelajaran
40
yang pernah menjadi penelitiannya dalam model pembelajaran kooperatif teams games tournament ini yaitu Seni Berbahasa, Analogi Verbal, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, Sejarah Amerika, Ejaan dan Ilmu Pengetahuan.65 Dalam Katalog Perpustakaan Utama UIN Jakarta pada kata kunci TGT dan teams games tournament, ditemukan 21 dokumen skripsi yang berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif teams games tournament. Di mana terdapat 10 dokumen skripsi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, 5 dokumen skripsi mata pelajaran Matematika, 1 dokumen skripsi mata pelajaran Bahasa Inggris, dan 5 dokumen skripsi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Namun, dari 21 dokumen skripsi tersebut belum adanya mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang meneliti permasalahan model pembelajaran kooperatif teams games tournament pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, sehingga penulis tertarik untuk mengetahui dan memahami lebih jauh pengaruh model pembelajaran kooperatif teams games tournament ini pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya Alquran Hadis.
C. Kerangka Berpikir Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Namun
kenyataan
menunjukkan
bahwa
berbagai
strategi,
pendekatan, metode, teknik dan model yang dikembangkan secara inovatif dibidang pendidikan belum berhasil sepenuhnya meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut. Semua itu, dapat dilihat dari masih rendahnya prestasi belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu faktor internal atau faktor yang bersumber dari dalam diri individu siswa dan faktor eksternal atau faktor yang bersumber dari luar diri individu siswa.
65
Ibid., h. 58-60.
41
Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis, sedangkan faktor eksternal meliputi aspek lingkungan dan aspek instrumental. Model pembelajaran kooperatif teams games tournament merupakan salah satu faktor eksternal pada aspek instrumental yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Model pembelajaran kooperatif teams games tournament sebagai salah satu
model pembelajaran
yang telah
teruji
meningkatkan kualitas
pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam memperbaiki mutu pendidikan. Dalam proses pembelajaran kooperatif teams games tournament terdapat game akademik dan penghargaan kelompok untuk membuat siswa senang akan mata pelajaran Alquran Hadis. Siswa lebih banyak belajar pada teman sebaya. Siswa dapat saling mengungkapkan ide bersama temannya, melakukan diskusi dan mengerjakan tugas bersama sehingga model pembelajaran kooperatif teams games tournament akan lebih berpengaruh terhadap pencapaian maksimal prestasi belajar siswa. Dengan demikinan dapat diduga terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teams games tournament dengan prestasi belajar siswa.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H : Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams a
games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa. H : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif o
teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada sebuah Madrasah Tsanawiyah di Jakarta Utara, tepatnya MTs Nur-Attaqwa yang berlokasi di Jalan Terusan Kelapa Hybrida Km.4 Pegangsaan Dua Kelapa Gading - Jakarta Utara 14250. Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu terhitung dari tanggal 20 Desember 2012 sampai dengan 12 Februari 2013 pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Rangkaian kegiatan penelitian terlihat pada tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Tanggal 20 Desember 2013 22 Januari 2013 22 Januari 2013 29 Januari 2013 29 Januari 2013 05 Februari 2013 05 Februari 2013 12 Februari 2013 12 Februari 2013
Kegiatan Uji coba Instrumen soal Pretest Pretest pertemuan pertama kelas eksperimen pertemuan pertama kelas kontrol Pertemuan kedua kelas eksperimen Pertemuan kedua kelas kontrol Postest dan pertemuan ketiga kelas eksperimen Postest dan pertemuan ketiga kelas kontrol
42
43
B. Metode dan Desain Penelitian 1.
Metode Penelitian Metode
penelitian
yang
digunakan
adalah
metode
penelitian
eksperimen, yaitu “metode penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kondisi”.1 Menurut John W. Best dalam Zuriah, ada tiga kategori dalam metode penelitian eksperimen yaitu “pre eksperimen, eksperimen semu dan eksperimen murni”.2 Metode penelitian eksperimen ini dapat dikategorikan sebagai eksperimen semu (Quasi Eksperiment). Pada hakikatnya kuasi-eksperimen adalah eksperimen, namun dalam pelaksanaan studi itu ada kendala-kendala pemenuhan kriteria, yaitu terkait pemilihan subyek sampel secara random (random selection) dan penguasaan subyek secara random (random assignment). Penelitian ini tidak memenuhi salah satu kriteria yang dibutuhkan oleh eksperimen sesungguhnya, yaitu randomisasi subjek penelitian, sehingga kemungkinan sukar sekali dapat digunakan eksperimen murni. Sebagaimana telah diketahui, penentuan sampel pada penelitian eksperimen harus dipilih secara random. Hal ini tidak mungkin dilakukan pada penelitian ini, karena subjek penelitian sudah terbentuk dalam kelas secara alami, sehingga tidak mungkin melakukan randomisasi. Untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dari tidak adanya randomisasi, maka kedua sampel yang dipilih harus memiliki karakteristik yang sama. Siswa terbagi menjadi dua kelompok, di mana kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan yang berbeda, dengan tujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Zuriah, “variabel penelitian adalah gejala yang menjadi objek penelitian”.3 Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar pada pembelajaran Alquran Hadis yang kemunculannya diasumsikan disebabkan oleh variabel bebas, sedangkan variabel bebasnya adalah model 1
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet. II, h. 57-58. 2 Ibid., h. 64-65. 3 Ibid., h. 157.
44
pembelajaran kooperatif teams games tournament yang menjadi penyebab munculnya variabel lain. Secara sederhana variabel penelitian dapat ditunjukkan pada tabel 3.2 di bawah ini. Tabel 3.2 Variabel Penelitian Kelompok R (e) R (k)
Variabel Bebas Xe Xk
Variabel Terikat Y Y
Keterangan: R = Proses pemilihan subyek tidak secara random e
= Kelompok eksperimen
k = Kelompok kontrol Xe = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen (model pembelajaran kooperatif teams games tournament) Xk = Perlakuan yang diberikan kepada kelompok kontrol (model pembelajaran konvensional) Y = Tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) yang sama pada kedua kelompok
2.
Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian eksperimental. “Desain penelitian eksperimental adalah kerangka konseptual pelaksanaan eksperimen”.4 Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa metode penelitian eksperimen ini dapat dikategorikan sebagai eksperimen semu, jadi desain
penelitian
eksperimental
semu
yang
akan
digunakan
yaitu
nonrandomized pre and pos-test control group design, yang melibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebelum proses belajar dimulai, kedua kelompok mendapat tes awal yang sama. Setelah itu, kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan 4
Donald Ary, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Terj. dari Introduction to Research in Education oleh Arief Furchan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet. I, h. 337.
45
menerapkan model pembelajaran kooperatif teams games tournament pada mata pelajaran Alquran Hadis, sedangkan kelompok kontrol menerapkan model pembelajaran konvensional. Setelah proses pembelajaran selesai, masing-masing mendapatkan tes akhir yang sama. Adapun desain atau kerangka konseptual dalam pelaksanaan eksperimen semu ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 3.1 Desain Penelitian Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Akhir
Mengurus surat izin
Mengadakan tes awal (pretest)
Analisis data hasil tes awal (pretest)
Kegiatan belajar mengajar (3 kali pertemuan) Kelas eksperimen (model pembelajaran TGT) Kelas kontrol (model pembelajaran konvensional)
Analisis data hasil tes akhir (postest)
Observasi Menentukan sampel Menyusun RPP Menyusun kisi-kisi instrumen Menyusun instrumen penelitian Konsultasi kepada dosen pembimbing Melakukan uji coba instrumen Analisis data hasil uji coba instrumen Revisi
Mengadakan tes akhir (postest)
Menarik kesimpulan Menyusun laporan hasil penelitian Konsultasi kepada dosen pembimbing Revisi
46
C. Populasi dan Sampel 1.
Populasi “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”.5 Populasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu populasi target dan populasi akses atau terjangkau. Yang menjadi populasi target dalam penelitian ini adalah Seluruh siswa-siswi MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 6 kelas. Sedangkan yang menjadi populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara di mana I kelas terdiri dari 27 siswa.
2.
Sampel “Sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh (master) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu”.6 Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non random sampling atau pengambilan sampel tidak secara acak. Adapun jenis non random sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu ”pemilihan sampel yang didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan populasi yang diketahui sebelumnya”.7 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelompok yaitu: a. Kelompok
eksperimen,
yaitu
kelompok
siswa
yang
mendapat
pembelajaran Alquran Hadis menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament. Sampel yang terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas IX A yang berjumlah 27 siswa. b. Kelompok kontrol, yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran Alquran Hadis menggunakan model pembelajaran konvensional. Sampel yang terpilih sebagai kelas kontrol adalah siswa kelas IX B yang berjumlah 27 siswa.
5
Zuriah, op. cit., h. 116. Ibid., h. 119. 7 Ibid., h. 124. 6
47
D. Prosedur Penelitian 1.
Tahap Persiapan Sebelum Penelitian a. Langkah awal yang penulis lakukan pada tahap persiapan sebelum malakukan penelitian adalah mengurus surat izin pelaksanaan penelitian dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Mengadakan survei tempat untuk melihat karakteristik populasi yang akan diteliti. c. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive sampling. d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Alquran Hadis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament pada materi hukum bacaan mad. e. Menyusun kisi-kisi soal untuk instrumen penelitian. f. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat. g. Melakukan konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai RPP dan Instrumen yang telah dibuat. h. Setelah RPP dan instrumen penelitian telah disusun, langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan pihak sekolah untuk melakukan uji coba di luar kelas eksperimen dan kelas kontrol. i. Setelah melakukan uji coba, mengolah data dengan hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen. j. Menentukan butir soal yang layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
2.
Tahap Pelaksanaan Penelitian a. Mengadakan tes awal (pretest) pada kedua kelompok penelitian dengan menggunakan soal-soal hasil analisis data uji instrumen penelitian. b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran. Untuk kelompok eksperimen, diberikan perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif teams games
48
tournament, sedangkan kelompok kontrol diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. c. Mengadakan tes akhir (postest) untuk kedua kelompok penelitian menggunakan soal yang sama ketika dilakukan tes awal.
3.
Tahap Akhir Penelitian a. Menganalisis data hasil tes awal (pretest) kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji statistik. b. Menganalisis data hasil tes akhir (postest) kedua kelompok penelitian dengan menggunakan uji statistik. c. Melakukan penarikan kesimpulan terhadap hasil penelitian berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian diambil dari hasil prestasi belajar Alquran Hadis pada kelompok eksperimen dan kontrol yang diperoleh dari skor pretest dan postest pada pokok bahasan hukum bacaan mad untuk mengukur kemampuan belajar Alquran Hadis siswa. Di mana tes yang dikerjakan oleh kedua kelompok tersebut sama dan telah dianalisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembedanya. Instrumen awal yang akan diuji coba dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang berjumlah 30 soal, sedangkan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 20 soal terpilih dari 30 soal yang telah diuji coba. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menentukan konsep dan sub konsep berdasarkan kurikulum satuan pendidikan untuk tingkat MTs. 2. Membuat
kisi-kisi
instrumen
penelitian
berdasarkan
pembelajaran Alquran Hadis sebagaimana tabel 3.3 dibawah ini.
indikator
49
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar No
1
Kompetensi Dasar
Materi
Menerapkan hukum Hukum bacaan mad, lam dan Bacaan ra' dalam QS al-Ashr Mad dan al-‘Alaq
Indikator
2
Menerapkan hukum Hukum bacaan mad laazim Bacaan mukhaffaf harfi dan Mad mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an
Jumlah
No. Butir Soal 9, 13, Siswa mampu 14, 20, menjelaskan hukum bacaan 23, 27, mad, lam dan ra' 29 dalam QS al-Ashr dan al-‘Alaq Siswa mampu 8, 10, mengidentifikasi 11, 12, hukum bacaan 21, 24, mad, lam dan ra' 28 dalam QS al-Ashr dan al-‘Alaq 1, 4, 5, Siswa mampu 7, 15, menjelaskan 17, 19, hukum bacaan 25, 26, mad laazim 30 mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam alQur'an 2, 3, 6, Siswa mampu 16, 18, mengidentifikasi 22 hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam alQur'an 30
3. Membuat soal instrumen sesuai dengan kisi-kisi instrumen 4. Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing skripsi 5. Melaksanakan uji coba instrumen penelitian 6. Analisis validitas, realibitas, taraf kesukaran dan daya pembeda
50
a. Uji Validitas Menurut Sudijono, “validitas adalah ketepatan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan”.8 Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Jika skor butir dikotomi (misalnya 0.1) maka untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total instrumen digunakan teknik korelasi point biserial, yaitu sebagai berikut:
√
Keterangan: rpbi
= Koefisien korelasi point biserial
Mp
= Mean skor yang dicapai oleh siswa yang menjawab benar
Mt
= Mean skor total
SDt
= Deviasi standar skor total
P
= Proporsi siswa yang menjawab benar
q
= Proporsi siswa yang menjawab salah Langkah-langkah korelasi point biserial perhitungan validitas item hasil
belajar:9 a. Menyiapkan tabel perhitungan analisis validitas item nomor 1 – 30. b. Mencari proporsi menjawab benar (p) dengan persamaan ∑ c. Mencari mean dari skor total, yaitu M , dengan menggunakan rumus: t
∑
d. Mencari deviasi standar total, yaitu SD dengan menggunakan rumus: t
√∑
(
∑
)
e. Mencari (menghitung) Mp untuk butir item nomor 1 - 30. f. Mencari (menghitung) koefisien korelasi rpbi dari nomor 1 - 30, dengan menggunakan rumus: √
8
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. X, h. 93. 9 Ibid., h. 187-190
51
g. Untuk menentukan valid tidaknya butir soal, rpbi dibandingkan dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan terlebih dahulu mencari db dengan persamaan: Db= N-nr Keterangan: Db = derajat bebas N = jumlah responden nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan h. Menentukan kriteria pengujian Jika r > r maka soal tersebut valid pbi
Jika r
pbi
tabel
tabel
maka soal tersebut tidak valid
Untuk langkah perhitungan disiapkan pada tabel. Dalam pemberian interpretasi rpbi digunakan db sebesar (N-nr) yaitu (30-2) = 28. Derajat kebebasan tersebut lalu dikonsultasikan kepada tabel “r” product moment pada taraf signifikan 5% hasilnya adalah sebagai berikut rtabel atau rt pada taraf signifikan 5% adalah 0.361. Jika rtabel > dari rpbi maka soal dianggap tidak valid atau sebaliknya jika rtabel < rpbi maka soal dianggap valid. Berdasarkan perhitungan validitas instrumen pada tes membaca al-quran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 11 item soal dengan validitas baik yaitu nomor 6, 9, 10, 11, 13, 18, 20, 23, 27, 29, 30 dan 19 item soal dengan validitas buruk yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 26. Adapun hasil keseluruhan validitas butir soal dapat dilihat pada lampiran 9.
b. Uji Reliabilitas Sudijono kemantapan”.
mengungkapkan, 10
“Reliabilitas
adalah
keajegan
atau
Suatu instrument evaluasi, dikatakan mempunyai nilai
reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Tidak reliabelnya suatu tes evaluasi, pada prinsipnya dapat dikatakan sia-sialah tes tersebut, karena jika dilakukan pengetesan kembali hasilnya akan berbeda. Untuk mencari reliabilitas terhadap tes perlu dilakukan analisis butir soal dari tes tersebut. Penulis menggunakan metode split half reliability, di mana metode ini dipakai untuk mengetahui reliabilitas tes dengan jalan 10
Ibid., h. 95.
52
membelah tes menjadi dua bagian, baik membelah antara skor ganjil dengan skor genap, ataupun membelah antara belahan nomor atas dan nomor bawah. Kemudian skor kedua belahan tersebut dikorelasikan dengan rumus tertentu. Adapun rumus yang penulis gunakan adalah rumus Spearman-Brown model gasal genap. Rumus:
Keterangan: rtt
= Koefisien reliabilitas tes total (satu tes penuh)
rhh
= Koefisien korelasi product moment (setengah tes)
1 & 2 = Bilangan konstan Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:11 a. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor gasal dan genap. b. Mencari (menghitung) koefisien korelasi setengah tes dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. √*
∑
∑
∑
– ∑
+
∑ ∑
– ∑
c. Menghitung koefisien korelasi satu tes penuh dengan rumus SpearmanBrown. d. Memberikan interpretasi terhadap rtt dengan patokan sebagai berikut: Jika r ≥ 0,70 maka reliabilitas tinggi. tt
Jika r ≤ 0,70 maka reliabilitas belum tinggi. tt Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen pada tes membaca alquran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat tingkat
reliabilitas tinggi dengan nilai 0.81. Adapun hasil keseluruhan reliabilitas seluruh butir soal yang sudah dinyatakan reliabel dapat dilihat pada lampiran 10.
11
Ibid., h. 219.
53
c. Uji Taraf Kesukaran Sudijono mengatakan, “butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau cukup”. 12 Dalam penelitian ini peneliti melakukan perhitungan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Du Bois: 13 ` Keterangan: P
= Angka indek kesukaran item
Np
= Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
N
= Jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar
n
= jumlah peserta test Interpretasi terhadap angka indek kesukaran item menurut Thorndike
dan Hagen dalam Sudijono: 14 P = Kurang dari 0,30 : Terlalu Sukar P = 0,30 - 0,70
: Cukup (sedang)
P = Lebih dari 0,70
: Terlalu Mudah
Berdasarkan perhitungan taraf kesukaran instrumen pada tes membaca alquran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 20 item soal dengan taraf kesukaran cukup (sedang) yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 30 dan 10 item soal dengan taraf kesukaran terlalu mudah yaitu nomor 1, 8, 9, 12, 13, 17, 23, 24, 27, 29. Adapun hasil keseluruhan taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada lampiran 11.
d. Uji Daya Pembeda “Daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan (mendiskriminasi) antara testee yang 12
Ibid., h. 370. Ibid., h. 371-372. 14 Ibid., h. 372. 13
54
berkemampuan tinggi (= pandai), dengan testee yang berkemampuan rendah (= bodoh)”.15 Rumus yang digunakan untuk pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut: 16
Keterangan: D
= Indeks daya pembeda
JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Interpretasi terhadap angka indek daya pembeda item: 17
D = Kurang dari 0,20 : Poor (Jelek) D = 0,20 - 0,40
: Satisfactory (Cukup)
D = 0,40 – 0,70
: Good (Baik)
D = 0,70 – 1,00
: Excellent (Baik Sekali)
Berdasarkan perhitungan daya pembeda instrumen pada tes membaca alquran surah pendek pilihan yang terdiri dari 30 soal objektif, didapat 6 item soal dengan daya pembeda baik yaitu nomor 11, 13, 14, 18, 20, 23 dan 13 item soal dengan daya pembeda cukup yaitu nomor 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 16, 21, 24, 25, 26, 29 serta 11 soal dengan daya pembeda buruk yaitu nomor 1, 2, 3, 8, 15, 17, 19, 22, 27, 28, 30. Adapun hasil keseluruhan daya pembeda butir soal dapat dilihat pada lampiran 12. Dengan demikian, kesimpulan yang didapat berdasarkan keseluruhan hasil perhitungan 30 soal objektif pada uji coba instrument di atas, yang akan dipakai pada saat pretest dan postest ialah 20 soal objektif yang meliputi 5 soal yang sangat ideal (nomor 6, 10, 11, 18, 20) dikarenakan memenuhi
15
Ibid., h. 385-386. Ibid., h. 389-390. 17 Ibid., h. 389. 16
55
keseluruhan kriteria soal yang baik yaitu valid, reliabel, taraf kesukaran cukup (sedang) dan daya pembeda item baik atau cukup, 13 soal yang ideal (4, 5, 7, 9, 13, 14, 16, 21, 23, 25, 26, 29, 30) dikarenakan adanya satu dari keseluruhan kriteria soal yang baik yang belum terpenuhi, dan 2 soal yang cukup ideal (27, 12) dikarenakan adanya dua dari keseluruhan kriteria soal yang baik yang belum terpenuhi. Adapun kesimpulan seluruh butir soal dapat dilihat pada lampiran 13.
F. Teknik Analisis Data 1.
Pengujian prasyarat analisis a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran data yang akan dianalisis. Maka, uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normal yang digunakan adalah Chi Square (X2), yaitu: ∑ Keterangan: fo = Frekuensi dari hasil penelitian fe = Frekuensi yang di harapkan Adapun langkah-langkah dalam uji normalitas menggunakan uji chi square, yaitu:18 1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil 2) Menentukan rentangan (R) dengan cara: R = nilai paling besar – nilai paling kecil 3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara: K = 1+3,3 log n 4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara: 5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. Interval
18
Titik Tengah (Xi)
Firdaus, Statistik Pendidikan II.
fi
Xi2
fi Xi
fi Xi2
56
∑
6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara: ̅
∑
√
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara:
∑
∑
8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square dengan cara: a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval. ̅
b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus: c) Mencari F(z), dari tabel z. Di mana bila nilai z + (z positif), maka F(z) = 0,5 + ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) = 1 – (0,5 + ztabel) d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus: LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus: Fe = LTKI x N Interval
Batas Kelas (X)
Z
F (z)
Luas Tiap Kelas Interval
fe
fo
9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus: ∑ 10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan (db) = k-1. 11) Menentukan kriteria pengujian: Jika X2hitung > Xtabel maka Ho ditolak = berdistribusi tidak normal Jika X2hitung < Xtabel maka Ho diterima = berdistribusi normal b. Uji Homogenitas Setelah kedua sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah mencari nilai homogenitasnya. Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kehomogenan populasi. Adapun uji homogenitas dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan uji Fisher, dengan rumus: , di mana
∑
(∑
)
Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan uji fisher adalah:19
19
Ibid.
57
1) Membagi data menjadi dua kelompok. 2) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok dengan rumus: ∑
∑
3) Menentukan F
hitung
dengan rumus:
4) Mencari db1 pembilang (varians terbesar) dan db2 penyebut (varians terkecil), dengan rumus: Db = n – 1 1
1
Db = n - 1 2
2
5) Mencari F
tabel
6) Menentukan kriteria pengujian: Jika F < F , maka H diterima = populasi homogen. hitung
Jika F
hitung
2.
tabel
>F
o
, maka H ditolak = populasi tidak homogen.
tabel
o
Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji “t” Test. “Test “t” atau “t” Test adalah salah satu alat tes statistik yang dipergunakan untuk menguji kebenaran dan kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa di antara dua buah Mean Sample yang diambil tidak secara random dari populasi yang sama tidak terdapat perbedaan yang signifikan”.20 Rumus uji t yang digunakan adalah rumus Fisher, adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah:21 1) Menyiapkan Tabel Perhitungan Sektor Var. X1 Var. X2
X1
X2
X12
X22
2) Mencari Mean Variabel Pertama (X1) dengan rumus: ∑
3) Mencari Mean Variabel Kedua (X2) dengan rumus: ∑
20
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), Cet. I,
21
Ibid., h. 317.
h. 278.
58
4) Mencari deviasi skor Variabel Pertama (X1) dengan rumus: X1 = X1 – M1 5) Mencari deviasi skor Variabel Kedua (X2) dengan rumus: X2 = X2 – M2 6) Mengkuadratkan X1, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X12 7) Mengkuadratkan X2, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X22 8) Mencari to dengan rumus: ∑
∑
√(
)(
)
9) Memberikan Interpretasi terhadap “to” dengan prosedur kerja sebagai berikut: a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya (Ha) dan Hipotesis nihilnya (Ho) b. Menguji signifikansi to c. Mencari harga kritik “t”” yang tercantum pada Tabel Nilai “t” dengan berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1% 10) Melakukan perbandingan antara to dengan tt , dengan patokan sebagai berikut: a. Jika to sama dengan atau lebih besar dari pada tt maka Hipotesis Nihilnya ditolak; sebaliknya Hipotesis alternatif diterima atau disetujui. b. Jika to sama dengan atau lebih kecil dari pada tt maka Hipotesis Nihilnya diterima; sebaliknya Hipotesis alternatif ditolak atau tidak disetujui. 11) Menarik kesimpulan hasil penelitian
G. Hipotesis Statistik Ho: µ1 = µ2 Ha: µ1 ≠ µ2 Kriteria pengujian: Ho ditolak jika t
hitung
Ha diterima jika t
>t
hitung
tabel
tabel
Keterangan: Ho = Hipotesis Nihil Ha = Hipotesis Alternatif µ1 = prestasi belajar Alquran Hadis kelas eksperimen µ2 = prestasi belajar Alquran Hadis kelas kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara 1. Sejarah Sekolah MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara berdiri pada tahun 1992 dipimpin oleh H. Mashuri Muchtar, Lc. dan di lanjutkan oleh H. M. Ali Muchtar, M.MPd hingga sekarang. MTs Nur-Attaqwa merupakan lembaga pendidikan yang bergerak dalam pendidikan formal dalam bentuk MTs yang mengambil sistem dan kurikulum semi pondok modern Darussalam (Gontor) dan salafiyah yang tawazun dan pendidikan non formal yang mengembangkan paduan ilmu dan keterampilan sebagai solusi terbaik menuju masa depan. Adapun nilai rata-rata hasil ujian Alquran Hadis dapat di lihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Hasil Ujian Alquran Hadis MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara Kelas VII VIII XI
2008/2009 7.20 6.78 7.16
2009/2010 7.35 6.80 6.98
59
2010/2011 7.40 7.08 6.88
2011/2012 7.44 7.38 7.04
60
2.
Gambaran Guru Untuk mengetahui gambaran guru MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Gambaran Guru Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara Tahun Pelajaran 2012/2013
Nama Guru H. M. Ali Muchtar, M.MPd Abdul Latif, S.Ag Udin Akhmad Khairudin, S.HI Nurhaniah, S.Pd H. Muhaimin, SH Suko Raharjo, ST Dedy Suwandi, S.Hum H. Mashuri Muchtar, Lc. Agus Hanafi, S.Pdi Siti Saidah, SE Fahrudin Ahmad, S.HI Abdul Sobur, S.Pdi Ahmad Zuhdi Ubaidillah Syaipudi, S.HI Dzikrun Al-Amin Fadli Kurniawan, S.Pdi 3.
Pendidikan Terakhir
Mata Pelajaran
Jenis Kelamin
Status NON PNS PNS √
S.2
B. Arab
L
S.1 S.1
Fiqih Aqidah Akhlak
L L
√ √
S.1 S.1 S.1 S.1
Matematika PPKN IPA IPS
P L L L
√ √ √ √
S.1
Alquran Hadis
L
√
S.1 S.1 S.1
Seni Budaya TIK B. Indonesia
L P L
√ √ √
S.1
Penjaskes
L
√
SKI Mulok Alquran Hadis dan B. Arab Mulok B. Inggris
L L L
√ √ √
L L
√ √
MA SMA S.1 MA S.1
Gambaran Siswa Untuk mengetahui gambaran siswa MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
61
Tabel 4.3 Gambaran Siswa Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara Tahun Pelajaran 2012/2013 Data Kelas 1 Kelas VII 2 Kelas VIII 3 Kelas IX Jumlah
No
Jumlah Rombel 2 2 2 6
Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan 45 21 38 25 34 20 117 66
Jumlah 66 63 54 183
B. Deskripsi Data Prestasi Belajar Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan pretest, diketahui bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa kelompok eksperimen sebelum diberikan perlakuan adalah 75 dan terendah adalah 35. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 56.15 dan standar deviasi sebesar 11.03. Sedangkan hasil perhitungan pretest kelas kontrol menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa adalah 65 dan nilai terendah adalah 15. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa sebesar 42.33 dan perolehan standar deviasi kelas kontrol sebesar 60.05. Untuk lebih jelas mengenai deskripsi data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada diagram 4.1 dan 4.2 di bawah ini: Diagram 4.1 Hasil Pretest Kelas Ekperimen 10 Jumlah Siswa
1.
8 6 4 2 0 35-41
42-48
49-55
56-62
Prestasi Belajar Siswa
63-69
70-76
62
Jumlah Siswa
Diagram 4.2 Hasil Pretest Kelas Kontrol 14 12 10 8 6 4 2 0 15-22 23-30 31-38 39-46 47-54 55-62 63-70 Prestasi Belajar Siswa
Dari diagram 4.1 dan 4.2 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai pretest sebagian besar siswa pada kelas eksperimen, yaitu sebanyak 9 orang siswa atau sekitar 33,3% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai antara 6369. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat bahwa sebagian besar siswa, sebanyak 12 orang siswa atau 44,4% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai 39-46. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen sebelum menjalankan proses pembelajaran sudah cukup baik, sedangkan kemampuan awal siswa kelas kontrol sebelum menjalankan proses pembelajaran masih buruk. Rekapitulasi hasil pretest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data N Max Min Mean SD
Kelas Eksperimen 27 75 35 56.15 11.03
Kelas Kontrol 27 65 15 42.33 60.05
63
Tabel 4.4 di atas memperlihatkan bahwa nilai tertinggi dan terendah yang behasil dicapai siswa pada pretest kedua sampel penelitian, baik kontrol maupun eksperimen menunjukkan angka yang berbeda yaitu untuk kelas eksperimen nilai tertinggi 75 dan terendah 35 sedangkan kelas kontrol nilai tertinggi 65 dan terendah 15. Sementara itu nilai rata-rata yang berhasil diperoleh kelas eksperimen adalah sebesar 56.15 dengan standar deviasi 11.03. Sementara itu nilai rata-rata kelas kontrol adalah sebesar 42.33 dengan standar deviasi 60.05. hasil ini menunjukkan bahwa hasil pretest kedua sampel penelitian tergolong kurang baik.
Prestasi Belajar Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan postest, diketahui bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa kelompok eksperimen sesudah diberikan perlakuan adalah 85 dan terendah adalah 60. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa kelas eksperimen adalah 79.78 dan standar deviasi sebesar 7.64. Sedangkan hasil perhitungan psottest kelas kontrol menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang berhasil diperoleh siswa adalah 80 dan nilai terendah adalah 35. Nilai rata-rata yang berhasil diperoleh siswa sebesar 59.54 dan perolehan standar deviasi kelas kontrol sebesar 13.52. Untuk lebih jelas mengenai deskripsi data hasil postest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada diagram 4.3 dan 4.4 di bawah ini. Diagram 4.3 Hasil Postest Kelas Ekperimen 15 Jumlah Siswa
2.
10 5 0
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 Prestasi Belajar Siswa
64
Jumlah Siswa
Diagram 4.4 Hasil Postest Kelas Kontrol 8 6
4 2 0 35-41 42-48 49-55 56-62 63-69 70-76 77-83 Prestasi Belajar Siswa
Dari diagram 4.3 dan 4.4 di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai postest sebagian besar siswa pada kelas eksperimen, yaitu sebanyak 10 orang siswa atau sekitar 37,1% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai antara 8589. Sedangkan pada kelas kontrol terlihat bahwa sebagian besar siswa, sebanyak 7 orang siswa atau 25,9% dari keseluruhan siswa memperoleh nilai 70-76. Hasil ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen sesudah menjalankan proses pembelajaran mengalami peningkatan dari baik menjadi sangat baik. Begitu pula dengan kemampuan siswa kelas kontrol sesudah menjalankan proses pembelajaran mengalami peningkatan dari buruk menjadi baik. Rekapitulasi hasil postest kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data N Max Min Mean SD
Kelas Eksperimen 27 85 60 79.78 7.64
Kelas Kontrol 27 80 35 58.48 13.44
Tabel 4.5 di atas, memperlihatkan bahwa perolehan nilai rata-rata siswa pada kedua sampel penelitian menunjukkan angka yang berbeda. Nilai rata-
65
rata yang berhasil diperoleh siswa pada kelas eksperimen adalah 79.78, dengan standar deviasi sebesar 7.64. sedangkan pada kelas kontrol, nilai ratarata yang diperoleh siswa adalah sebesar 58.48, dengan standar deviasi sebesar 13.44. Hasil ini menunjukkan bahwa prolehan nilai postest kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan perbedaan rata-rata hasil belajar pada kedua kelas tersebut yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament lebih tinggi dari model pembelajaran konvensional. Rekapitulasi keseluruhan nilai pretest dan postest, serta selisih (gain) nilai pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Tabel 4.6 Rekapitulasi Keseluruhan Nilai Pretest, Postest dan Selisih (Gain) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data Max Min Mean
Kelas Eksperimen Pretest Postest Gain 75 85 10 35 60 25 56.15 79.78 23.63
Kelas Kontrol Pretest Postest Gain 65 80 15 15 35 20 42.33 59.54 17.21
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini berisi hasil-hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis statistik yaitu uji-t atau test ”t”. Dalam teknik analisis statistik uji-t ini mensyaratkan pengujian normalitas dan homogenitas. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis, akan dijabarkan terlebih dahulu hasil uji normalitas dan homogenitas.
1.
Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest Hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagaimana terlampir pada lampiran 18 dan 19. Dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini.
66
Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data N ̅
S X2hitung X2tabel
Kelas Eksperimen 27 56.15 11.03 7.47 11.07
Kelas Kontrol 27 42.33 60.05 69.72 11.07 2
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa hasil X
hitung
pretest kelas
2
eksperimen menunjukkan angka yang lebih kecil dari pada X
, sedangkan
tabel
2
X
hitung
pretest kelas kontrol menunjukkan angka yang lebih besar dari pada
2
X
tabel
. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, maka kelas eksperimen
dapat dikatakan berdistribusi normal, sedangkan kelas kontrol dapat dikatakan tidak berdistribusi normal. Adapun Hasil uji normalitas postest kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagaimana terlampir pada lampiran 20 dan 21. Dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini. Tabel 4.8 Rekapitulasi Uji Normalitas Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data N ̅
S X2hitung X2tabel
Kelas Eksperimen 27 79.78 7.64 10.57 11.07
Kelas Kontrol 27 59.54 13.52 7.61 11.07 2
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa hasil X
hitung
postest kedua
sampel penelitian, baik eksperimen maupun kontrol menunjukkan angka 2
yang lebih kecil dari pada X
. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
tabel
67
2
yaitu nilai X
2 hitung
<X
tabel
maka kedua sampel dapat dikatakan berdistribusi
normal.
2.
Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest Hasil uji
homogenitas
pretest
kelas eksperimen dan kontrol
sebagaimana terlampir dalam lampiran 22 dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9 Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data S2eksperimen S2kontrol Fhitung Ftabel
Nilai 112.68 158.40 1.41 2.03
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa hasil F
hitung
pretest kedua
sampel penelitian, antara eksperimen dengan kontrol menunjukkan angka yang lebih kecil dari pada F
. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
tabel
yaitu nilai F
hitung
< F
tabel
maka kedua sampel dapat dikatakan memiliki
variansi homogen. Adapun hasil uji homogenitas postest kelas eksperimen dan kontrol sebagaimana terlampir dalam lampiran 23 dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini: Tabel 4.10 Rekapitulasi Uji Homogenitas Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data S2eksperimen S2kontrol Fhitung Ftabel
Nilai 58.33 179.99 3.09 2.03
68
Tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa hasil F
hitung
postest kedua
sampel penelitian, antara eksperimen dengan kontrol menunjukkan angka yang lebih besar dari pada F
. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
tabel
yaitu nilai F
hitung
> F
tabel
maka kedua sampel dapat dikatakan memiliki
variansi yang tidak homogen. Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji hipotesis dengan uji-t atau test “t”. Adapun hasil uji-t atau test “t” kelas eksperimen dan kontrol sebagaimana terlampir dalam lampiran 24 dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini. Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Uji-t Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Data N
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 27 27 23.63 17.21 1.69 2.06
̅ gain
to (hitung) ttabel
Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa hasil t
hitung
kedua sampel
penelitian, antara eksperimen dengan kontrol menunjukkan angka yang lebih kecil dari pada t t
hitung
tabel
. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, yaitu nilai
tabel
maka Hipotesis Nihil yang diajukan di muka diterima, ini berarti
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan deskripsi data yang telah dikemukakan di atas, pretest kelas eksperimen diperoleh rata-rata prestasi belajar Alquran Hadis sebesar 56.15 dan pretest kelas kontrol diperoleh rata-rata prestasi belajar Alquran
69
Hadis sebesar 42.33. Namun setelah diberikan perlakuan, postest kelas eksperimen diperoleh rata-rata prestasi belajar Alquran Hadis sebesar 79.78 dan postest kelas kontrol diperoleh rata-rata prestasi belajar Alquran Hadis sebesar 59.54. Sedangkan dari hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji "t" diperoleh nilai t hitung = 1.69 dan t tabel 5% = 2.06. Karena t hitung < t tabel (1.69 < 2.06), maka Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa pada materi hukum bacaan mad. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Materi yang di ambil dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif teams games tournament ini memiliki konsep yang rendah sehingga siswa tanpa dijelaskanpun sudah faham dengan materi yang diajarkan. 2. Terbatasnya waktu belajar, sehingga penggunaan model pembelajaran kooperatif teams games tournament kurang optimal. 3. Terbatasnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah. 4. Sikap para siswa yang belum terbiasa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif teams games tournament.
E. Keterbatasan Penelitian 1. Soal-soal yang disusun dalam instrument penelitian ini pada dasarnya sudah memiliki reliabilitas yang baik, namun belum semua butir soal memenuhi kriteria valid. Begitu pula dengan taraf kesukaran dan daya pembedanya, sehingga perlu diuji lebih lanjut. 2. Terbatasnya
waktu
penelitian
sehingga
implementasi
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament kurang optimal. 3. Penelitian ini hanya ditujukan pada materi hukum bacaan mad saja sehingga belum dapat dilihat hasilnya secara menyeluruh pada materi pembelajaran Alquran Hadis lainnya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, suasana dalam kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif telah memberikan kesempatan yang lebih besar dan merata kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dari pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Selain itu, kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament mengalami peningkatan rata-rata nilai pretest ke postest yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif teams games tournament terbukti memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa walaupun pengaruhnya tidak terlalu besar. Hasil analisis data dengan menggunakan statistik uji "t" juga menunjukkan bahwa thitung lebih kecil dari pada ttabel, sehingga Hipotesis Alternatif ditolak dan Hipotesis Nihil diterima. Dengan kata lain, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams games tournament terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa kelas IX MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara pada materi hukum bacaan mad.
70
71
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Hendaknya guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament pada materi Alquran Hadis lainnya yang mempunyai konsep luas. 2. Hendaknya guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan matei pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 3. Karena tidak adanya pengaruh yang signifikan, maka perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teams games tournament dapat memberikan prestasi belajar yang maksimal.
71
72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hidayatullah. Ensiklopedi Pendidikan Anak Muslim. Terj. dari Mausu’atut Tarbiyatil ‘Amaliah lith Thifl oleh Sari Narulita dan Umron Jayadi. Jakarta: Fikr, Cet. I, 2008. Anwar, Rosihan. Ulumul Quran. Bandung: Pustaka Setia, 2006. Ary, Donald. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terj. dari Introduction to Research in Education oleh Arief Furchan, Surabaya: Usaha Nasional, Cet. I, 1982. Blog
Kabar Pendidikan. “Pengertian www.majalahpendidikan.com, 10 Oktober 2012.
Prestasi
Belajar”.
Chatib, Munif. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa, Cet. VII, 2010. Direktorat Jendral Pendidikan. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003. Jakarta : Eko Jaya, Cet. I, 2003. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, “Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah”, www.pendis.kemenag.go.id, 7 November 2012a. ----------. “Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah”. www.pendis.kemenag.go.id, 7 November 2012b. Djalal, Abduh. Ulumul Quran. Surabaya: Dunia Ilmu, 2000. Firdaus. Statistik Pendidikan II. Kementrian Agama RI. Alquran, Tajwid dan Terjemahnya. Jakarta: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2010. Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadits. Jakarta: Sinar Grafika, 2009. Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, Cet. III, 2010. al-Qaththan, Manna‟ Khalil. Studi Ilmu-ilmu Alquran. Terj. dari Mabahits fi Ulum Alquran oleh Mudzakir. Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007.
73
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana, Cet. V, 2008a. ----------. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. I, 2008b. ----------. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. IV, 2011. Slavin, Robert E. Coopertive Learning; Teori, Riset, dan Praktik. Terj. dari Cooperative Leraning: Theory, Research and Practice oleh Nurulita. Bandung: Nusa Media, Cet. IV, 2009. Solihatin, Etin. Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 2008. Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, Cet. I, 2009. ----------. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. X, 2011. Suyono, dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2011. Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. VIII, 2003. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. I, 1988. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Impelemntasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, Cet. III, 2010. Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II, 2009. Winkel, W. S. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi, Cet. X, 2009. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. II, 2007. Zurinal, dan Sayuti, Wahdi. Ilmu Pendidikan Pengantar & Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. I, 2006.
74
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: MTs Nur-Attaqwa
MATA PELAJARAN
: Alquran Hadis
KELAS /SEMESTER
: IX/II
STANDAR KOMPETENSI : 1. Membaca alquran surat pendek pilihan KOMPETENSI DASAR
: 1.1 Menerapkan hukum mad, lam dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 Menit
PERTEMUAN KE-
: 1 (Satu)
Indikator Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan hukum bacaan mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq 2. Siswa dapat mengidentifikasi hukum bacaan mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq Karakter Siswa yang Diharapkan : Religius, Jujur, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat (Komunikatif), Gemar Membaca dan Tanggung Jawab. Materi Pokok Pembelajaran
: Hukum bacaan mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
Uraian Materi Pembelajaran
:
1. Pengertian dan Macam-macam Mad Mad ialah memanjangkan bunyi huruf (bacaan) karena di dalamnya terdapat salah satu huruf mad. Sedangkan huruf mad ada tiga macam yaitu: alif ( ), wawu ( ) dan ya ( ).
75
a. Huruf alif ( ) menjadi huruf mad, apabila huruf alif tidak berharakat dan huruf sebelumnya berharakat fathah. Contoh: b. Huruf wawu ( ) menjadi huruf mad, apabila huruf wawu sukun dan huruf sebelumnya berharakat dhamah. Contoh: c. Huruf ya ( ) menjadi huruf mad, apabila huruf ya sukun dan huruf sebelumnya berharakat kasrah. Contoh: Adapun Macam-macam Mad yaitu: a. Mad Thabi’i (Mad asli) Cara membaca Mad Thabi’i adalah dengan memanjangkan bacaan dua harakat atau satu alif. b. Mad Far’i. Mad Far’i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari Mad Thabi’i yang disebabkan oleh hamzah, sukun, waqaf, tasydid, dan sebab-sebab lain yang berfungsi membedakan panjang atau pendeknya suatu bacaan. Mad far’i terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya sebagai berikut: 1) Mad Wajib Muttasil Ialah Huruf Mad yang bertemu dengan huruf Hamzah dalam kalimah yang sama. Dibaca panjang empat harakat, lima harakat atau enam harakat ketika berhenti. 2) Mad Jaiz Munfasil Ialah huruf Mad yang disusuli oleh huruf Hamzah (secara berasingan) yang terdapat pada awal kalimah berikutnya. Dibaca panjang dua harakat, empat harakat atau lima harakat.
76
3) Mad ‘Arid Lissukun Ialah Mad yang bertemu dengan huruf Lin Sukun Aridh (Sukun yang mendatang) karena ingin menghentikan bacaan. Membacanya dengan tiga bentuk bacaan: membaca secara pendek dengan kadar dua harakat, membaca secara pertengahan dengan kadar empat harakat dan membacanya secara sempurna dengan kadar enam harakat 4) Mad Badal Ialah huruf Hamzah berada sebelum huruf Mad di dalam satu kalimah dan tidak terdapat huruf Hamzah atau Sukun selepas huruf Mad. Dibaca panjang dua harakat seperti Mad Tabi'i. 5) Mad ‘Iwad Ialah pemanjangan suara karena huruf yang bertanwin fathah diwaqafkan. Dibaca panjang 2 harakat, terkecuali pada (ta’marbuthah), karena bila diwaqafkan tetap menjadi ha’ sukun. 6) Mad lazim Mutsaqal Kilmi Ialah pemanjangan suara karena adanya huruf mad bertemu dengan huruf bertasydid dalam satu kalimat. Dibaca panjang 6 harakat. 7) Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi Mukhaffaf artinya diringankan, sedangkan pengertian mad lazim mukhaffaf kalimi adalah apabila ada mad thabi’i bertemu dengan huruf yang berharakat sukun tidak di akhir perkataan. Membacanya dipanjangkan sampai tiga alif atau enam harakat. 8) Mad Lazim Mutsaqal Harfi Ialah pemanjangan suara yang terdapat pada huruf-huruf permulaan surat-surat yang bertasydid. Dibaca panjang 6 harakat. Cara membacanya sesuai dengan nama asal dari masing-masing huruf tersebut. Sedangkan hurufnya ada 8, yaitu:
Huruf-huruf tersebut dikumpulkan dalam kalimat
77
9) Mad Lazim Mukhaffaf Harfi Ialah pemanjangan suara yang terdapat pada huruf-huruf permulaan surat-surat yang tidak bertasydid. Dibaca panjang 2 harakat. Huruf-hurufnya ada lima yaitu:
Huruf-huruf tersebut dikumpulkan dalam kalimat 10) Mad Layyin Ialah pemanjangan suara karena melakukan waqaf pada huruf yang sebelumnya ada wawu atau ya’ sukun dengan didahului harakat fathah. Dibaca panjang 2-6 harakat. 11) Mad Shilah a) Mad Shilah Qashirah Ialah pemanjangan suara karena adanya ha’ berharakat dhamir bertemu selain hamzah. Dibaca panjang 2 harakat. b) Mad Shilah Thawilah Ialah pemanjangan suara karena adanya ha’ berharakat dhamir bertemu dengan hamzah dalam kalimat terpisah. Dibaca panjang 2-6 harakat. 2. Menerapkan Hukum Bacaam Mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq a. QS al-Ashr ْكِ َو َتىَاصَى ّح َ ْصىْا بِال َ ت َو َتىَا ِ وَالْ َعصْزِ ِإىَّ اإلًْسَاىَ لَفِي خُسْزٍ إِال اّلَذِييَ آ َهٌُىا َوعَوِلُىا الصَّالِحَا ِبِالصَّبْز b. QS al-Alaq
78
Model Pembelajaran
: Teams Games Tournament
Media Pembelajaran
: 9 Set Kotak Kartu Bernomor Name Tag
Kegiatan Pembelajaran
:
No 1
Kegiatan
Waktu
Tahap Pendahuluan
10 Menit
a. Guru menyapa siswa dengan kalimat ”Assalamualaikum”,
(1 Menit)
meminta ketua kelas untuk memimpin teman-temannya membacakan doa belajar bersama dan menanyakan siswa yang tidak hadir. (Religius dan Disiplin) b. Guru
memberikan
penjelasan
tentang
indikator
(1 Menit)
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa setelah sesi ini. (Rasa Ingin Tahu) c. Guru mengadakan ice breaking yaitu titik di tengah lingkaran
dan
titik
sembilan.
(Kreatif
(2 Menit)
dan
Komunikatif/Bersahabat) d. Apersepsi materi, di mana guru memotivasi siswa dengan
(1 Menit)
cara memberikan gambaran umum terkait hukum bacaan mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq. (Rasa Ingin Tahu) e. Sebelum pembelajaran memasuki kegiatan inti, guru
(1 Menit)
membagikan handout berisi langkah-langkah praktis dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
teams
games
tournament,
materi
singkat
tambahan tentang hukum bacaan mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq yang dibuat oleh guru dan name tag yang nantinya berfungsi untuk memudahkan pembentukan kelompok belajar dan kelompok turnamen. (Disiplin dan Tanggung (2 Menit)
Jawab) f. Guru
menjelaskan
langkah-langkah
praktis
dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
79
kooperatif teams games tournament. (Rasa Ingin Tahu)
(2 Menit)
g. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok belajar, yang masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang siswa dan meminta siswa menuliskan namanya sendiri di belakang kertas name tag. (Disiplin) 2
Kegiatan Inti
65 menit
a. Eksplorasi Guru mempresentasikan materi pembelajaran dengan (23 Menit) menekankan pada handout yang berisi materi singkat tambahan yang dibuat oleh guru. (Disiplin dan Rasa Ingin Tahu) b. Elaborasi
Siswa
mendalami
materi
bersama
kelompoknya (15 Menit)
(Gemar Membaca, Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras).
Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok turnamen,
(2 Menit)
yang masing-masing kelompok berjumlah 3 orang siswa. (Disiplin)
Guru membagikan satu set perlengkapan turnamen (satu
(5 Menit)
lembar soal permainan, satu lembar jawaban, satu kotak kartu bernomor, dan satu lembar skor permainan) pada masing-masing
kelompok
turnamen,
kemudian
menjelaskan peraturan dalam turnamen. (Disiplin dan Tanggung Jawab)
Siswa melaksanakan games tournament terkait hukum (15 Menit) bacaan mad dalam QS al-Ashr dan al-Alaq. (Kerja Keras, Jujur, Disiplin dan Mandiri)
Menentukan Skor Tim. (Menghargai Prestasi)
(2 Menit)
c. Konfirmasi Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang
(3 Menit)
80
belum diketahui siswa, meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (Rasa Ingin Tahu dan Komunikatif/Bersahabat) 3
Penutup
5 menit
a. Guru melakukan refleksi bersama siswa mengenai kegiatan
(3 Menit)
belajar hari ini. (Jujur dan Komunikatif/Bersahabat) b. Guru membereskan peralatan untuk siap-siap meninggalkan
(2 Menit)
ruang kelas. Kemudian menutup proses pembelajaran dengan
bersama-sama
membaca
“Alhamdulillahirabbilalamin” dan menyapa siswa dengan ucapan “Assalamualaikum wr.wb” (Religius dan Disiplin)
Sumber Belajar
: LKS Alquran Hadis kelas IX Buku paket Alquran Hadis kelas IX Handout (Materi Tambahan) Buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid Mushaf Alquran
Penilaian Teknik Penilaian
: : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Isian Singkat Instrumen
:
No Butir Soal Kunci Jawaban 1 Pada surah al-Asr, lafal yang mengandung bacaan mad badal ialah ….. 2 Lafal dibaca mad Didahului huruf berharakat fathah layyin karena ….. 3 4
Mad pada lafal yang Mad Jaiz Munfashil digarisbawahi tersebut ialah ….. Mad badal pada lafal Dua yang digarisbawahi tersebut dibaca panjang ….. harakat.
Skor Nilai 20
20 20 20
81
5
Huruf-huruf mad thabi’i ialah …..
20
Mengetahui, Calon Guru Mata Pelajaran,
Hilyatul Ulya NIM. 107011000647
82
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: MTs Nur-Attaqwa
MATA PELAJARAN
: Alquran Hadis
KELAS /SEMESTER
: IX/II
STANDAR KOMPETENSI : 1. Membaca alquran surat pendek pilihan KOMPETENSI DASAR
: 1.1 Menerapkan hukum mad, lam dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 Menit
PERTEMUAN KE-
: 1 (Satu)
Indikator Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan hukum bacaan lam dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq 3. Siswa dapat mengidentifikasi hukum bacaan lam dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq Karakter Siswa yang Diharapkan : Religius, Jujur, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat (Komunikatif), Gemar Membaca dan Tanggung Jawab. Materi Pokok Pembelajaran
: Hukum bacaan lam dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq
Uraian Materi Pembelajaran
:
1. Pengertian dan Macam-macam Lam Lam terbagi menjadi dua yaitu lam tebal dan lam tipis. Adapun lam tebal pada lafdhul jalalah itu terbatas yakni ketika lafadh Allah itu jatuh setelah harakat Fathah atau dhommah. Alasan dibaca tebal adalah menandakan akan keagungan Dzat Allah.
83
Contoh: Sedangkan apabila lafadh Allah jatuh setelah harakat kasrah tetap dibaca tarqiq atau tipis. Alasannya adalah karena sulit untuk diucapkan. Contoh: 2. Pengertian dan Macam-macam Ra Hukum membaca ra itu ada tiga yaitu : a. Ra tebal Ra yang dibaca berat yaitu ketika mengucapkan huruf ini, maka bibir yang bawah terangkat naik. Sedangkan ukuran getaran ra paling banyak adalah tiga getaran atau boleh kurang dari tiga getaran dan tidak boleh lebih dari tiga getaran. Adapun ciri-ciri ra yang dibaca tebal adalah sebagai berikut : Ra yang berharokat fathah atau dhommah. Ra mati jatuh setelah harokat fathah atau dhommah (baik ra sukun asli atau karena waqaf. 3) Ra mati jatuh setelah harokat kasroh dan bertemu dengan huruf isti’la’ dalam satu kalimat (karena tinggi dan beratnya huruf isti’la’). Jumlah hurufnya ada tujuh yaitu yang terkumpul dalam lafadh Tetapi jika ra mati jatuh setelah kasrah dan meskipun bertemu dengan huruf isti’la’, tetapi tidak dalam satu kalimat, maka ra tetap dibaca tipis. 4) Ra mati didahului oleh hamzah washol (baik harakat fathah, dhommah atau kasrah), baik harakatnya itu asli atau aridli. b. Ra tarqiq Adapun ciri-ciri ra yang dibaca tipis adalah sebagai berikut : 1) Semua ra yang berharakat kasrah, baik diawal kalimat, tengah kalimat atau akhir kalimat. Semua itu baik dalam kalimat isim atau kalimat fi’il. 2) Ra mati jatuh setelah harakat kasrah asli dan sambung sekaligus tidak bertemu dengan salah satu huruf isti’la’ dalam satu kalimat.
84
3) Semua ra yang mati tidak asli (karena waqaf) baik ra berharakat fathah, dhommah atau kasrah dan selama ra tidak jatuh setelah harakat fathah atau dhommah. 4) Ra mati jatuh setelah harakat kasrah meski bertemu dengan huruf isti’la’ tetapi tidak dalam satu kalimat. 5) Ra mati sebab waqaf dan didahului oleh ya’ mati. c. Ra yang boleh dibaca tebal atau tipis (jawazul wajhain) 1) Ra sukun karena waqaf dan jatuh setelah kasrah yang terpisah dengan huruf isti’la’ yaitu pada lafadh ِعَيْنَ ال ِقطْرdan َمِصْر. Sedangkan cara yang bagus membacanya adalah untuk lafadh َمِصْرdibaca tebal karena jika dibaca ketika washol, maka ra dibaca dengan tebal. Sedangkan lafadh ِعَيْنَ ال ِقطْرdibaca tipis sebab jika diwasholkan dibaca tipis sebab berharokat kasroh. 2) Lafadh ٍ كُّلُ فِرْ قdibaca tebal karena ra sukun dan bertemu dengan huruf isti’la’. Dibaca tipis karena karena huruf isti’la’ (qaf) berharakat kasrah. 3. Menerapkan Hukum Bacaam Lam dan Ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq a. QS al-Ashr ْكِ َو َتىَاصَى ّح َ ْصىْا بِال َ ت وَ َتىَا ِ وَالْ َعصْزِ ِإىَّ اإلًْسَاىَ لَفِي خُسْزٍ إِال اّلَذِييَ آ َهٌُىا َوعَوِلُىا الصَّالِحَا ِبِالصَّبْز b. QS al-Alaq
Model Pembelajaran
: Teams Games Tournament
Media Pembelajaran
: 9 Set Kotak Kartu Bernomor Name Tag
85
Kegiatan Pembelajaran
:
No 1
Kegiatan
Waktu
Tahap Pendahuluan
10 Menit
a. Guru menyapa siswa dengan kalimat ”Assalamualaikum”,
(1 Menit)
meminta ketua kelas untuk memimpin teman-temannya membacakan doa belajar bersama dan menanyakan siswa yang tidak hadir. (Religius dan Disiplin) b. Guru
memberikan
penjelasan
tentang
indikator
(1 Menit)
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa setelah sesi ini. (Rasa Ingin Tahu) c. Guru mengadakan ice breaking yaitu totalnya sama.
(2 Menit)
(Kreatif dan Komunikatif/Bersahabat) d. Apersepsi materi, di mana guru memotivasi siswa dengan
(1 Menit)
cara memberikan gambaran umum terkait hukum bacaan lam dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq. (Rasa Ingin Tahu) e. Sebelum pembelajaran memasuki kegiatan inti, guru
(1 Menit)
membagikan handout berisi langkah-langkah praktis dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
teams
games
tournament,
materi
singkat
tambahan tentang hukum bacaan lam dan ra dalam QS alAshr dan al-Alaq yang dibuat oleh guru dan name tag yang nantinya
berfungsi
untuk
memudahkan pembentukan
kelompok belajar dan kelompok turnamen. (Disiplin dan (2 Menit)
Tanggung Jawab) f. Guru
menjelaskan
langkah-langkah
praktis
dalam
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament. (Rasa Ingin Tahu) g. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok belajar, yang masing-masing kelompok berjumlah 4-5 orang siswa dan
(2 Menit)
86
meminta siswa menuliskan namanya sendiri di belakang kertas name tag. (Disiplin) 2
Kegiatan Inti
65 menit
d. Eksplorasi Guru mempresentasikan materi pembelajaran dengan (23 Menit) menekankan pada handout yang berisi materi singkat tambahan yang dibuat oleh guru. (Disiplin dan Rasa Ingin Tahu) e. Elaborasi
Siswa mendalami materi bersama kelompoknya
(10 Menit)
Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok turnamen,
(2 Menit)
yang masing-masing kelompok berjumlah 3 orang siswa. (Disiplin)
Guru membagikan satu set perlengkapan turnamen (satu
(5 Menit)
lembar soal permainan, satu lembar jawaban, satu kotak kartu bernomor, dan satu lembar skor permainan) pada masing-masing
kelompok
turnamen,
kemudian
menjelaskan peraturan dalam turnamen. (Disiplin dan Tanggung Jawab)
Siswa melaksanakan games tournament terkait hukum (15 Menit) bacaan lam dan ra dalam QS al-Ashr dan al-Alaq. (Kerja Keras, Jujur, Disiplin dan Mandiri)
Menentukan Skor Tim. (Menghargai Prestasi)
(2 Menit)
f. Konfirmasi Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (Rasa Ingin Tahu dan Komunikatif/Bersahabat)
(8 Menit)
87
3
Penutup
5 menit
c. Guru melakukan refleksi bersama siswa mengenai kegiatan
(3 Menit)
belajar hari ini. (Jujur dan Komunikatif/Bersahabat) d. Guru membereskan peralatan untuk siap-siap meninggalkan
(2 Menit)
ruang kelas. Kemudian menutup proses pembelajaran dengan
bersama-sama
membaca
“Alhamdulillahirabbilalamin” dan menyapa siswa dengan ucapan “Assalamualaikum wr.wb” (Religius dan Disiplin) Sumber Belajar
: LKS Alquran Hadis kelas IX Buku paket Alquran Hadis kelas IX Handout (Materi Tambahan) Buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid Mushaf Alquran
Penilaian Teknik Penilaian
: : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Isian Singkat Instrumen No 1
: Butir Soal Huruf ra pada ayat
Kunci Jawaban Berharakat fathah
Skor Nilai 20
3
tersebut dibaca tafkhim karena ..... Pada Surah al-„Asr, terdapat Tidak ada bacaan ra tafkhim sebanyak ….. Huruf ra pada Tafkhim
4
ayat tersebut dibaca ….. Huruf ra pada ayat tersebut Jawazul wajhain
20
5
dibaca ….. Macam-macam lam ialah …..
20
2
Lam tebal dan lam tipis Mengetahui, Calon Guru Mata Pelajaran,
Hilyatul Ulya NIM. 107011000647
20 20
88
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NAMA SEKOLAH
: MTs Nur-Attaqwa
MATA PELAJARAN
: Alquran Hadis
KELAS /SEMESTER
: IX/II
STANDAR KOMPETENSI : 1. Membaca Alquran surat pendek pilihan KOMPETENSI DASAR
: 1.2 Menerapkan hukum bacaan mad lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal harfi dalam Alquran
ALOKASI WAKTU
: 2 x 40 Menit
PERTEMUAN KE-
: 3 (Tiga)
Indikator Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan hukum bacaan mad lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal harfi dalam Alquran 2. Siswa dapat mengidentifikasi hukum bacaan mad Lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal Harfi dalam Alquran Karakter Siswa yang Diharapkan : Religius, Jujur, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat (Komunikatif), Gemar Membaca dan Tanggung Jawab. Materi Pokok Pembelajaran
: Hukum bacaan mad lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal harfi dalam Alquran
89
Uraian Materi Pembelajaran
:
1. Mad Lazim Mukhaffaf Harfi Ialah pemanjangan suara yang terdapat pada huruf-huruf permulaan suratsurat yang tidak bertasydid. Dibaca panjang 2 harakat. Huruf-hurufnya ada lima yaitu: ط ٍ ر
ح ي
Huruf-huruf tersebut dikumpulkan dalam kalimat
حي طهز
Contoh: Tulisan الـر ـ طهdibaca رَا ـ طَـا ـ هَـا Tulisan يـس ـ حـمdibaca يَـا ـ حَـا 2. Mad Lazim Mutsaqqal Harfi Ialah pemanjangan suara yang terdapat pada huruf-huruf permulaan suratsurat yang bertasydid. Dibaca panjang 6 harakat. Cara membacanya sesuai dengan nama asal dari masing-masing huruf tersebut. Sedangkan hurufnya ada 8, yaitu: ى ق ص ع س ل ك م Huruf-huruf tersebut dikumpulkan dalam kalimat ًقص عسلكن Contoh: Tulisan الـمdibaca ْـ مِـيْـمْ الَم Tulisan يـس ـ حـمdibaca ْسِـيْـنْ ـ مِـيْـم Tulisan كـهـيـعـصdibaca ْكَا فْ ـ عَيْنْ ـ صَـا ف Tulisan ن ـ عسقdibaca ْنُوْنْ ـ عَيْنْ ـ سِـيْـنْ ـ قَاف
Model Pembelajaran
: Teams Games Tournament
Media Pembelajaran
: 9 Set Kotak Kartu Bernomor Name Tag
Kegiatan Pembelajaran No 1
: Kegiatan
Waktu
Tahap Pendahuluan
10 Menit
a. Guru menyapa siswa dengan kalimat ”Assalamualaikum”,
(1 Menit)
meminta ketua kelas untuk memimpin teman-temannya
90
membacakan doa belajar bersama dan menanyakan siswa yang tidak hadir. (Religius dan Disiplin) b. Guru mengadakan ice breaking yaitu teka-teki satu muatan.
(2 Menit)
(Kreatif dan Komunikatif/Bersahabat) c. Guru
memberikan
penjelasan
tentang
indikator
(1 Menit)
pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa setelah sesi ini. (Rasa Ingin Tahu) d. Apersepsi materi, di mana guru memotivasi siswa dengan
(1 Menit)
cara memberikan gambaran umum terkait hukum bacaan mad lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal harfi dalam Alquran. (Rasa Ingin Tahu) e. Sebelum pembelajaran memasuki kegiatan inti, guru
(1 Menit)
membagikan handout berisi langkah-langkah praktis dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament, materi singkat tambahan tentang hukum bacaan mad lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal harfi dalam Alquran yang dibuat oleh guru dan name tag yang nantinya berfungsi untuk memudahkan
pembentukan
kelompok
belajar
dan
kelompok turnamen. (Disiplin dan Tanggung Jawab) f. Guru menjelaskan kembali langkah-langkah praktis dalam
(2 Menit)
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teams games tournament. (Rasa Ingin Tahu) g. Guru Guru meminta siswa untuk duduk bersama dengan
(2 Menit)
teman kelompoknya. (Disiplin) 2
Kegiatan Inti
45 menit
a. Eksplorasi Guru mempresentasikan materi pembelajaran dengan (13 Menit) menekankan pada handout yang berisi materi singkat tambahan yang dibuat oleh guru. (Disiplin dan Rasa Ingin
91
Tahu) b. Elaborasi
Siswa
mendalami
materi
bersama
kelompoknya. (10 Menit)
(Gemar Membaca, Disiplin, Mandiri dan Kerja Keras).
Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok turnamen,
(2 Menit)
yang masing-masing kelompok berjumlah 3 orang siswa. (Disiplin)
Guru membagikan satu set perlengkapan turnamen (satu
(5 Menit)
lembar soal permainan, satu lembar jawaban, satu kotak kartu bernomor, dan satu lembar skor permainan) pada masing-masing
kelompok
turnamen,
kemudian
menjelaskan peraturan dalam turnamen. (Disiplin dan Tanggung Jawab)
Siswa melaksanakan games tournament terkait hukum (10 Menit) bacaan mad lazim mukhaffaf harfi dan mad lazim mutsaqqal harfi dalam Alquran. (Kerja Keras, Jujur, Disiplin dan Mandiri)
(2 Menit)
Menentukan Skor Tim. (Menghargai Prestasi)
c. Konfirmasi Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang
(3 Menit)
belum diketahui siswa, meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. (Rasa Ingin Tahu dan Komunikatif/Bersahabat) 3
Penutup
25 menit
e. Guru mengadakan postest (Jujur dan Kerja Keras)
(20 Menit)
f. Guru mengadakan rekognisi tim yaitu pemberian hadiah
(3 Menit)
sebagai
penghargaan
kepada
kelompok
terbaik
(Menghargai Prestasi) g. Guru membereskan peralatan untuk siap-siap meninggalkan
(2 Menit)
92
ruang kelas. Kemudian menutup proses pembelajaran dengan
bersama-sama
membaca
“Alhamdulillahirabbilalamin” dan menyapa siswa dengan ucapan “Assalamualaikum wr.wb” (Religius dan Disiplin) Sumber Belajar
: LKS Alquran Hadis kelas IX Buku paket Alquran Hadis kelas IX Handout (Materi Tambahan) Buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid Mushaf Alquran
Penilaian Teknik Penilaian
: : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Tes Isian Singkat Instrumen
:
No Butir Soal 1 Cara membaca mad musaqqal harfi ialah ….. 2 3
lazim
Cara membaca mad lazim mukhaffaf harfi ialah ….. Pada awal surah al-Baqarah, dimulai dengan lafal الــم. Lafal tersebut mengandung hukum bacaan …..
4
5
Kunci Jawaban Dipanjangkan enam harakat, kemudian diberatkan Dipanjangkan satu alif dan diringankan Mad lazim musaqqal harfi
Skor Nilai 20
Pada lafal كهيعصterdapat huruf Dua mad lazim mukhaffaf harfi sebanyak ….. Huruf-huruf yang tergolong dalam Lima mad lazim mukhaffaf harfi ada ….. Mengetahui, Calon Guru Mata Pelajaran,
Hilyatul Ulya NIM. 107011000647
20 20
20
20
93
Lampiran 4
Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar No
1
Kompetensi Dasar
Materi
Menerapkan hukum Hukum bacaan mad, lam dan Bacaan ra' dalam QS al-Ashr Mad dan al-‘Alaq
Indikator
2
Menerapkan hukum Hukum bacaan mad laazim Bacaan mukhaffaf harfi dan Mad mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an
No. Butir Soal 9, 13, Siswa mampu 14, 20, menjelaskan hukum bacaan 23, 27, mad, lam dan ra' 29 dalam QS al-Ashr dan al-‘Alaq Siswa mampu 8, 10, mengidentifikasi 11, 12, hukum bacaan 21, 24, mad, lam dan ra' 28 dalam QS al-Ashr dan al-‘Alaq 1, 4, 5, Siswa mampu 7, 15, menjelaskan 17, 19, hukum bacaan 25, 26, mad laazim 30 mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam alQur'an 2, 3, 6, Siswa mampu 16, 18, mengidentifikasi 22 hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam alQur'an
94
Lampiran 5 Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, atau d yang kamu anggap paling tepat di bawah ini! 1. Panjang bacaan huruf sad pada lafal
ialah ….. harakat
a. enam c. tiga b. empat d. dua 2. Berikut ini surah Alquran yang terdapat bacaan mad lazim mukhaffaf harfi ialah ….. a. al-Baqarah c. al-A’raf b. Sad d. Taha 3. Pada lafal
mengandung huruf mad lazim mukhaffaf harfi sebanyak …..
a. satu c. tiga b. dua d. empat 4. Cara membaca mad lazim musaqqal harfi ialah ….. a. dipanjangkan sesuai napas orang yang membaca b. diberatkan seberat-beratnya c. sebaiknya dipanjangkan dan diberatkan d. dipanjangkan enam harakat, kemudian diberatkan 5. Cara membaca mad lazim mukhaffaf harfi ialah ….. a. dipanjangkan satu setengah alif b. dipanjangkan satu alif dan diringankan c. dipanjangkan empat ketuk dan diringankan d. dipanjangkan dua alif dan diringankan 6. Pada awal surah al-Baqarah, dimulai dengan lafal
. Lafal tersebut
mengandung hukum bacaan ….. a. mad lazim mukhaffaf harfi b. mad lazim musaqqal harfi c. mad lazim musaqqal kilmi d. mad lazim mukhaffaf kilmi 7. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad lazim mukhaffaf harfi ialah ….. a. b.
c.
95
Huruf lam pada ayat tersebut yang harus dibaca tafkhim
8. ialah ….. a.
c.
b.
d. tidak ada Huruf ra pada ayat tersebut dibaca tafkhim karena …..
9.
a. lebih utama b. didahului huruf bersukun c. mempunyai arti khusus d. berharakat fathah 10. Pada surah al-Ashr, lafal yang mengandung bacaan mad badal ialah ….. .
a. b.
d.
11. Pada surah al-Ashr, terdapat bacaan ra tafkhim sebanyak ….. a. tiga c. satu b. dua d. tidak ada Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
12. a. gunnah b. tafkhim
dibaca mad layyin karena …..
13. Lafal a. b. c. d. 14.
c. tarqiq d. jawazul wajhain
tidak berada di akhir kalimat tidak enak didengarkan didahului huruf berharakat fathah mengikuti kebiasaan Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
a. gunnah c. tarqiq b. tafkhim d. jawazul wajhain 15. Huruf-huruf yang tergolong dalam mad lazim musaqqal harfi ada ….. a. lima c. tujuh b. enam d. delapan 16. Pada lafal a. satu b. dua
terdapat huruf mad lazim mukhaffaf harfi sebanyak ….. c. tiga d. empat
96
17. Membaca sepanjang dua ketuk atau satu alif pada lafal
, hukumnya
….. a. wajib c. jaiz b. bebas d. tidak wajib 18. Lafal berikut yang paling banyak mengandung bacaan mad lazim musaqqal harfi ialah ….. a.
c.
b.
d.
19. Berikut ini yang termasuk huruf mad lazim musaqqal harfi ialah ….. a.
c.
b. 20. Panjang bacaan huruf ya pada lafal a. lima b. empat
c. tiga d. dua Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
21.
c. Mad ‘Aridh Lissukun d. Mad ‘Iwad
a. Mad Wajib Muttasil b. Mad Jaiz Munfasil 22. Pada lafal a. satu b. dua 23.
ialah ….. harakat.
terdapat huruf mad lazim musaqqal harfi sebanyak ….. c. tiga d. empat Mad badal pada lafal yang digarisbawahi tersebut dibaca
panjang ….. harakat. a. satu c. tiga b. dua d. empat 24.
Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
a. Mad Thabi’I c. Mad ‘Aridh Lissukun b. Mad Badal d. Mad ‘Iwad 25. Huruf-huruf yang tergolong dalam mad lazim mukhaffaf harfi ada ….. a. lima c. tujuh b. enam d. delapan 26. Menurut bahasa, musaqqal berarti ….. a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan
97
27. Lafal
dibaca mad thabi’i karena …..
a. tidak berada di akhir kalimat b. tidak enak didengarkan c. ada alif sukun setelah harakat fathah d. mengikuti kebiasaan 28. Pada surah al-Ashr, terdapat bacaan mad ‘aridh lissukun sebanyak ….. a. tiga c. satu b. dua d. tidak ada 29. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad thabi’i ialah ….. a.
c.
b. 30. Menurut bahasa, mukhaffaf berarti ….. a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan
98
Lampiran 6 Soal Pretest dan Postest Berilah tanda silang (X) pada jawaban a, b, c, atau d yang kamu anggap paling tepat di bawah ini! 1. Cara membaca mad lazim musaqqal harfi ialah ….. a. dipanjangkan sesuai napas orang yang membaca b. diberatkan seberat-beratnya c. sebaiknya dipanjangkan dan diberatkan d. dipanjangkan enam harakat, kemudian diberatkan 2. Cara membaca mad lazim mukhaffaf harfi ialah ….. a. dipanjangkan satu setengah alif b. dipanjangkan satu alif dan diringankan c. dipanjangkan empat ketuk dan diringankan d. dipanjangkan dua alif dan diringankan 3. Pada awal surah al-Baqarah, dimulai dengan lafal
. Lafal tersebut
mengandung hukum bacaan ….. a. mad lazim mukhaffaf harfi b. mad lazim musaqqal harfi c. mad lazim musaqqal kilmi d. mad lazim mukhaffaf kilmi 4. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad lazim mukhaffaf harfi ialah ….. a.
c.
b. Huruf ra pada ayat tersebut dibaca tafkhim karena …..
5.
a. lebih utama b. didahului huruf bersukun c. mempunyai arti khusus d. berharakat fathah 6. Pada surah al-Ashr, lafal yang mengandung bacaan mad badal ialah ….. a. b.
. d.
99
7. Pada surah al-Ashr, terdapat bacaan ra tafkhim sebanyak ….. a. tiga c. satu b. dua d. tidak ada Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
8. a. gunnah b. tafkhim
c. tarqiq d. jawazul wajhain dibaca mad layyin karena …..
9. Lafal a. b. c. d.
tidak berada di akhir kalimat tidak enak didengarkan didahului huruf berharakat fathah mengikuti kebiasaan Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
10.
a. gunnah b. tafkhim 11. Pada lafal
c. tarqiq d. jawazul wajhain terdapat huruf mad lazim mukhaffaf harfi sebanyak …..
a. satu c. tiga b. dua d. empat 12. Lafal berikut yang paling banyak mengandung bacaan mad lazim musaqqal harfi ialah …. a.
c.
b.
d.
13. Panjang bacaan huruf ya pada lafal a. lima b. empat 14.
c. tiga d. dua Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
a. Mad Wajib Muttasil b. Mad Jaiz Munfasil 15.
ialah ….. harakat.
c. Mad ‘Aridh Lissukun d. Mad ‘Iwad
Mad badal pada lafal yang digarisbawahi tersebut dibaca
panjang ….. harakat. a. satu c. tiga b. dua d. empat 16. Huruf-huruf yang tergolong dalam mad lazim mukhaffaf harfi ada ….. a. lima c. tujuh b. enam d. delapan
100
17. Menurut bahasa, musaqqal berarti ….. a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan 18. Lafal
dibaca mad thabi’i karena …..
a. tidak berada di akhir kalimat b. tidak enak didengarkan c. ada alif sukun setelah harakat fathah d. mengikuti kebiasaan 19. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad thabi’i ialah ….. c.
c.
d. 20. Menurut bahasa, mukhaffaf berarti ….. a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan
101
Lampiran 7
Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
1.
A
11. D
21. B
2.
D
12. B
22. C
3.
B
13. C
23. B
4.
D
14. D
24. A
5.
B
15. D
25. A
6.
B
16. B
26. C
7.
A
17. A
27. C
8.
C
18. C
28. D
9.
D
19. A
29. C
10. C
20. D
30. D
102
Lampiran 8
Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest
1.
D
11. B
2.
B
12. C
3.
B
13. D
4.
A
14. B
5.
D
15. B
6.
C
16. A
7.
D
17. C
8.
B
18. C
9.
C
19. C
10.
D
20. D
103
Lampiran 9
Validitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
1. Tabel perhitungan dalam rangka analisis validitas item
Test ee A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD 30= N P Q
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23= N1 0.77 0.23
2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 15= N2 0.50 0.50
3 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 11= N3 0.37 0.67
4 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 21= N4 0.70 0.30
Skor untuk butir item nomor: 5 6 7 8 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 17= 19= 15= 27= N5 N6 N7 N8 0.57 0.63 0.50 0.90 0.43 0.37 0.50 0.10
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 23= N9 0.77 0.23
10 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 19= N10 0.63 0.43
11 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 16= N11 0.53 0.47
12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25= N12 0.83 0.17
104
13 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 22= N13 0.73 0.27
14 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 14= N14 0.47 0.53
15 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 16= N15 0.53 0.47
16 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 15= N16 0.50 0.50
Skor untuk butir item nomor: 17 18 19 20 21 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 23= 16= 14= 19= 19= N17 N18 N19 N20 N21 0.77 0.53 0.47 0.63 0.63 0.23 0.47 0.53 0.37 0.37
22 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 20= N22 0.67 0.33
23 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 22= N23 0.73 0.27
24 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23= N24 0.77 0.23
25 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 15= N25 0.50 0.50
105
Skor untuk butir item nomor: Xt Xt2 26 27 28 29 30 0 1 1 1 0 22 484 0 1 0 1 1 22 484 1 1 1 0 1 18 324 1 1 1 1 1 23 529 0 1 1 0 1 15 225 0 1 0 1 1 15 225 1 1 1 1 1 19 361 1 1 0 1 0 21 441 0 0 1 1 1 19 361 1 1 1 1 0 17 289 1 0 1 1 1 23 529 1 1 0 1 1 18 324 0 1 1 1 0 15 225 0 1 1 1 0 20 400 1 1 1 1 1 23 529 1 1 1 1 1 26 676 1 0 0 1 1 24 576 1 1 1 1 0 21 441 1 1 1 1 1 27 729 1 1 1 1 1 21 441 1 0 1 0 0 9 81 1 1 1 1 1 25 625 0 1 0 0 0 8 64 1 1 1 1 1 20 400 1 1 1 1 1 21 441 1 1 1 1 1 22 484 1 1 0 1 0 17 289 1 1 0 0 1 14 196 0 1 1 1 1 17 289 0 1 0 1 0 19 361 20= 26= 21= 25= 20= 581 11823= N26 N27 N28 N29 N30 = 0.67 0.87 0.70 0.83 0.67 0.33 0.13 0.30 0.17 0.33 2. Mencari mean dari skor total, yaitu M , dengan menggunakan rumus: t
= 19.366 = 19.37 3. Mencari deviasi standar total, yaitu SD dengan menggunakan rumus: t
=
=
= 4.347 = 4.35
106
4. Mencari (menghitung) Mp untuk butir item nomor 1 - 30. Mean (Rata-rata hitung) Nomor dari skor total yang Testee yang Jawabannya Betul Item dijawab dengan betul (Mp) 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
A-B-C-D-E-G-H-I-L-O-P-Q-R-SV-W-X-Y-Z-AA-BB-CCDD(N1= 23) A-B-D-E-F-G-I-K-M-N-O-P-VCC-DD(N2= 15) A-G-H-J-K-L-P-Q-Z-AADD(N3= 11) A-B-E-H-K-L-M-N-O-P-R-S-TU-V-Y-Z-AA-BB-CC-DD(N4= 21) B-D-H-I-J-K-O-P-Q-S-T-U-WX-Y-Z-BB(N5= 17) A-B-G-I-J-L-M-N-O-P-Q-R-S-TV-X-Y-CC-DD(N6= 19) A-B-C-E-H-O-Q-R-S-T-U-V-XY-AA(N7= 15) A-B-C-D-E-G-H-I-J-K-L-M-N-PQ-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AA-BBCC-DD(N8= 27) A-B-C-D-E-F-G-H-I-K-L-M-NO-P-Q-R-S-T-V-Z-AA-DD(N9= 23) A-B-D-F-G-H-I-J-K-P-Q-R-S-TV-Y-AA-BB-CC(N10= 19) A-D-E-F-H-I-K-L-M-O-P-Q-S-TV-Z(N11= 16) A-B-C-D-E-G-H-J-K-M-N-O-PQ-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AA-BBDD(N12= 25) A-B-C-D-F-H-I-J-K-L-N-O-P-QS-T-V-X-Y-Z-AA-BB(N13= 22) A-D-G-I-J-K-M-N-Q-R-S-T-VAA(N14= 14) C-E-F-H-L-M-O-P-Q-R-S-U-VZ-CC-DD(N15= 16) A-B-D-G-H-J-L-M-N-O-R-S-WX-DD(N16= 15) B-C-F-G-I-J-K-L-N-O-P-Q-R-ST-U-V-X-Y-Z-AA-CC-DD(N17= 23)
= 20.043
= 20.200
= 20.727
= 19.905
= 20.000
= 20.842
= 20.400
= 19.778
= 20.652
= 20.737
= 21.187
= 19.240
= 20.818
= 20.928
= 19.687
= 19.667
= 20.130
107
18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
A-B-C-D-F-J-K-L-N-P-Q-R-VY-Z-DD(N18= 16) C-E-G-I-J-N-O-Q-R-S-U-V-CCDD(N19= 14) A-D-E-F-H-J-K-N-O-P-Q-S-T-VX-Y-Z-CC-DD(N20= 19) A-B-C-D-F-I-K-P-Q-R-S-T-VW-X-Y-Z-AA-BB(N21= 19) A-B-D-E-H-K-L-M-P-R-Q-S-TV-W-X-Z-AA-CC-DD(N22= 20) A-B-D-F-G-H-K-L-M-N-O-P-QR-S-T-V-X-Y-Z-BB-DD(N23= 22) B-C-D-G-H-I-K-M-N-O-P-Q-RS-U-V-X-Y-Z-AA-BB-CCDD(N24= 23) A-C-D-F-I-K-N-O-S-T-V-X-YBB-CC(N25= 15) C-D-G-H-J-K-L-O-P-Q-R-S-TU-V-X-Y-Z-AA-BB(N26= 20) A-B-C-D-E-F-G-H-J-L-M-N-OP-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AA-BBCC-DD(N27= 26) A-C-D-E-G-I-J-K-M-N-O-P-R-ST-U-V-X-Y-Z-CC(N28= 21) A-B-D-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O-PQ-R-S-T-V-X-Y-Z-AA-CCDD(N29= 25) B-C-D-E-F-G-I-K-L-O-P-Q-S-TV-X-Y-Z-BB-CC(N30= 20)
= 21.000
= 19.500
= 21.105
= 20.421
= 20.200
= 20.954
= 20.217
= 20.533
= 20.450
= 20.192
= 20.143
= 21.240
= 20.600
5. Mencari (menghitung) koefisien korelasi rpbi dari nomor 1 - 30, dengan menggunakan rumus: Nomor Item
Mp
Mt
SDt
p
q
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20.043 20.200 20.727 19.905 20.000 20.842 20.400 19.778 20.652 20.737
19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37
4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35
0.77 0.50 0.37 0.70 0.57 0.63 0.50 0.90 0.77 0.63
0.23 0.50 0.63 0.30 0.43 0.37 0.50 0.10 0.23 0.37
Interpretasi 0.283 (rpbi < rt) 0.191 (rpbi < rt) 0.232 (rpbi < rt) 0.188 (rpbi < rt) 0.167 (rpbi < rt) 0.441 (rpbi > rt) 0.238 (rpbi < rt) 0.282 (rpbi < rt) 0.518 ((rpbi > rt) 0.410 (rpbi > rt)
Invalid Invalid Invalid Invalid Invalid Valid Invalid Invalid Valid Valid
108
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
21.187 19.240 20.818 20.928 19.687 19.667 20.130 21.000 19.500 21.105 20.421 20.200 20.954 20.217 20.533 20.450 20.192 20.143 21.240 20.600
19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37 19.37
4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35 4.35
0.53 0.83 0.73 0.47 0.53 0.50 0.77 0.53 0.47 0.63 0.63 0.67 0.73 0.77 0.50 0.67 0.87 0.70 0.83 0.67
0.47 0.17 0.27 0.53 0.47 0.50 0.23 0.47 0.53 0.37 0.37 0.33 0.27 0.23 0.50 0.33 0.13 0.30 0.17 0.33
0.444 (rpbi > rt) - 0.064 (rpbi < rt) 0.547 (rpbi > rt) 0.337 (rpbi < rt) 0.077 (rpbi < rt) 0.068 (rpbi < rt) 0.320 (rpbi < rt) 0.398 (rpbi > rt) 0.028 (rpbi < rt) 0.520 (rpbi > rt) 0.315 (rpbi > rt) 0.272 (rpbi < rt) 0.599 (rpbi > rt) 0.356 (rpbi > rt) 0.267 (rpbi < rt) 0.353 (rpbi < rt) 0.489 (rpbi < rt) 0.271 (rpbi < rt) 0.949 (rpbi > rt) 0.403 (rpbi > rt)
Valid Invalid Valid Invalid Invalid Invalid Invalid Valid Invalid Valid Invalid Invalid Valid Invalid Invalid Invalid Valid Invalid Valid Valid
Untuk langkah perhitungan disiapkan pada tabel. Dalam pemberian interpretasi rpbi digunakan db sebesar (N-nr) yaitu (30-2) = 28. Derajat kebebasan tersebut lalu dikonsultasikan kepada tabel “r” product moment pada taraf signifikan 5% hasilnya adalah sebagai berikut rtabel atau rt pada taraf signifikan 5% adalah 0,361. Jika rtabel > dari rpbi maka soal dianggap tidak valid atau sebaliknya jika rtabel < rpbi maka soal dianggap valid. Jadi, 11 Soal Valid yaitu nomor 6, 9, 10, 11, 13, 18, 20, 23, 27, 29 dan 30. 19 Soal Invalid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 25, 26 dan 28.
109
Lampiran 10
Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
1. Tabel perhitungan dalam rangka analisis reliabilitas Test ee A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
3 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
5 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
7 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1
2 1 1 0
4 1 1 0
6 1 1 0
8 1 1 1
10 1 1 0
Skor untuk butir item gasal nomor: 11 13 15 17 19 21 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0
23 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1
25 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
30= N Test ee A B C
Skor untuk butir item genap nomor: 12 14 16 18 20 22 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
24 0 1 1
26 0 0 1
28 1 0 1
30 0 1 1
Jml 12 12 10 10 9 10 11 11 10 7 10 10 6 9 13 13 12 10 14 11 5 13 4 10 10 12 9 7 8 10 298 = ∑X Jml 10 10 8
110
D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD
1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1
0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0
1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1
1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0
30= N
2. Mencari (menghitung) koefisien korelasi setengah tes dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment. Siswa: A B C D E F G H I J K L M N
Skor Item Bernomor Gasal (X) Genap (Y) 12 10 12 10 10 8 10 13 9 6 10 5 11 8 11 10 10 9 7 10 10 13 10 8 6 9 9 11
XY
X2
Y2
120 120 80 130 54 50 88 110 90 70 130 80 54 99
144 144 100 100 81 100 121 121 100 49 100 100 36 81
100 100 64 169 36 25 64 100 81 100 169 64 81 121
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0
13 6 5 8 10 9 10 13 8 9 11 10 13 12 11 13 10 4 14 4 10 11 10 8 7 9 9 285 = ∑X
111
O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD 30= N
13 13 12 10 14 11 5 13 4 10 10 12 9 7 8 10 298 = ∑X
10 13 12 11 13 10 4 14 4 10 11 10 8 7 9 9 285 = ∑Y
130 169 144 110 182 110 20 182 16 100 110 120 72 49 72 90 2951= ∑XY
169 169 144 100 196 121 25 169 16 100 100 144 81 49 64 100 3124 = ∑X2
100 169 144 121 169 100 16 196 16 100 121 100 64 49 81 81 2901 = ∑Y2
3. Menghitung koefisien korelasi satu tes penuh dengan rumus Spearman-Brown.
rtt = 0.805 = 0.81 4. Memberikan interpretasi terhadap rtt dengan patokan sebagai berikut: Jika r ≥ 0,70 maka reliabilitas tinggi. tt
Jika r ≤ 0,70 maka reliabilitas belum tinggi. tt Jadi = reliabilitas tinggi karena r ≥ 0,70 tt
112
Lampiran 11
Taraf Kesukaran Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
Nomor Item:
Testee yang Jawabannya Betul:
1
A-B-C-D-E-G-H-I-L-O-P-Q-RS-V-W-X-Y-Z-AA-BB-CCDD(N1= 23)
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12
13 14 15 16 17
A-B-D-E-F-G-I-K-M-N-O-P-VCC-DD(N2= 15) A-G-H-J-K-L-P-Q-Z-AADD(N3= 11) A-B-E-H-K-L-M-N-O-P-R-ST-U-V-Y-Z-AA-BB-CCDD(N4= 21) B-D-H-I-J-K-O-P-Q-S-T-U-WX-Y-Z-BB(N5= 17) A-B-G-I-J-L-M-N-O-P-Q-R-ST-V-X-Y-CC-DD(N6= 19) A-B-C-E-H-O-Q-R-S-T-U-VX-Y-AA(N7= 15) A-B-C-D-E-G-H-I-J-K-L-M-NP-Q-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AABB-CC-DD(N8= 27) A-B-C-D-E-F-G-H-I-K-L-M-NO-P-Q-R-S-T-V-Z-AA-DD(N9= 23) A-B-D-F-G-H-I-J-K-P-Q-R-ST-V-Y-AA-BB-CC(N10= 19) A-D-E-F-H-I-K-L-M-O-P-Q-ST-V-Z(N11= 16) A-B-C-D-E-G-H-J-K-M-N-OP-Q-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AABB-DD(N12= 25) A-B-C-D-F-H-I-J-K-L-N-O-PQ-S-T-V-X-Y-Z-AA-BB(N13= 22) A-D-G-I-J-K-M-N-Q-R-S-T-VAA(N14= 14) C-E-F-H-L-M-O-P-Q-R-S-UV-Z-CC-DD(N15= 16) A-B-D-G-H-J-L-M-N-O-R-SW-X-DD(N16= 15) B-C-F-G-I-J-K-L-N-O-P-Q-RS-T-U-V-X-Y-Z-AA-CC-
Angka Indek Kesukaran Item (P)
Interpretasi
= 0.77
Terlalu Mudah
= 0.50
Cukup (Sedang)
= 0.37
Cukup (Sedang)
= 0.70
Cukup (Sedang)
= 0.57
Cukup (Sedang)
= 0.63
Cukup (Sedang)
= 0.50
Cukup (Sedang)
= 0.90
Terlalu Mudah
= 0.77
Terlalu Mudah
= 0.63
Cukup (Sedang)
= 0.53
Cukup (Sedang)
= 0.83
Terlalu Mudah
= 0.73
Terlalu Mudah
= 0.47
Cukup (Sedang)
= 0.53
Cukup (Sedang)
= 0.50
Cukup (Sedang)
= 0.77
Terlalu Mudah
113
18 19 20 21 22
23
24 25 26 27 28 29 30
DD(N17= 23 A-B-C-D-F-J-K-L-N-P-Q-R-VY-Z-DD(N18= 16) C-E-G-I-J-N-O-Q-R-S-U-VCC-DD(N19= 14) A-D-E-F-H-J-K-N-O-P-Q-S-TV-X-Y-Z-CC-DD(N20= 19) A-B-C-D-F-I-K-P-Q-R-S-T-VW-X-Y-Z-AA-BB(N21= 19) A-B-D-E-H-K-L-M-P-R-Q-ST-V-W-X-Z-AA-CC-DD(N22= 20) A-B-D-F-G-H-K-L-M-N-O-PQ-R-S-T-V-X-Y-Z-BBDD(N23= 22) B-C-D-G-H-I-K-M-N-O-P-QR-S-U-V-X-Y-Z-AA-BB-CCDD(N24= 23) A-C-D-F-I-K-N-O-S-T-V-X-YBB-CC(N25= 15) C-D-G-H-J-K-L-O-P-Q-R-S-TU-V-X-Y-Z-AA-BB(N26= 20) A-B-C-D-E-F-G-H-J-L-M-NO-P-R-S-T-V-W-X-Y-Z-AABB-CC-DD(N27= 26) A-C-D-E-G-I-J-K-M-N-O-P-RS-T-U-V-X-Y-Z-CC(N28= 21) A-B-D-F-G-H-I-J-K-L-M-N-OP-Q-R-S-T-V-X-Y-Z-AA-CCDD(N29= 25) B-C-D-E-F-G-I-K-L-O-P-Q-ST-V-X-Y-Z-BB-CC(N30= 20)
= 0.53
Cukup (Sedang)
= 0.47
Cukup (Sedang)
= 0.63
Cukup (Sedang)
= 0.63
Cukup (Sedang)
= 0.67
Cukup (Sedang)
= 0.73
Terlalu Mudah
= 0.77
Terlalu Mudah
= 0.50
Cukup (Sedang)
= 0.67
Cukup (Sedang)
= 0.87
Terlalu Mudah
= 0.70
Cukup (Sedang)
= 0.83
Terlalu Mudah
= 0.67
Cukup (Sedang)
Jadi, 10 Soal Terlalu Mudah yaitu nomor 1, 8, 9, 12, 13, 17, 23, 24, 27, dan 29. 20 Soal Cukup (Sedang) yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28 dan 20.
114
Lampiran 12
Daya Pembeda Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar
1. Tabel perhitungan dalam rangka analisis daya pembeda item
Test ee A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD 30= N
1 (1) (1) 1 (1) 1 0 1 (1) 1 0 0 1 0 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0 0 (1) 1 1 (1) (1) 1 1 1 1 23= N1
2 (1) (1) 0 (1) 1 1 1 0 1 0 (1) 0 1 (1) (1) (1) 0 0 0 0 0 (1) 0 0 0 0 0 0 1 1 15= N2
3 (1) 0 0 0 0 0 1 (1) 0 1 (1) 1 0 0 0 (1) (1) 0 0 0 0 0 0 0 0 (1) 1 0 0 1 11= N3
13 (1)
14 (1)
15 0
16 (1)
4 (1) (1) 0 0 1 0 0 (1) 0 0 (1) 1 1 (1) (1) (1) 0 (1) (1) (1) 1 (1) 0 0 (1) (1) 1 1 1 1 21= N4
Skor untuk butir item nomor: 5 6 7 8 0 (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0 0 1 1 (1) 0 0 (1) 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 (1) 0 (1) (1) 1 1 0 1 1 1 0 1 (1) 0 0 (1) 0 1 0 1 0 1 0 1 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) 1 0 1 0 0 (1) (1) (1) 1 0 0 1 1 0 1 1 (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 17= 19= 15= 27= N5 N6 N7 N8
Skor untuk butir item nomor: 17 18 19 20 21 0 (1) 0 (1) (1)
9 (1) (1) 1 (1) 1 1 1 (1) 1 0 (1) 1 1 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) 0 0 0 (1) 1 0 0 1 23= N9
22 (1)
10 (1) (1) 0 (1) 0 1 1 (1) 1 1 (1) 0 0 0 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) 0 0 (1) 0 1 1 1 0 19= N10
23 (1)
11 (1) 0 0 (1) 1 1 0 (1) 1 0 (1) 1 1 0 (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 (1) 0 0 0 (1) 0 0 0 0 16= N11
24 0
12 (1) (1) 1 (1) 1 0 1 (1) 0 1 (1) 0 1 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) 1 1 (1) (1) 1 1 0 1 25= N12
25 (1)
115
(1) 1 (1) 0 1 0 (1) 1 1 (1) 1 0 (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 (1) 0 1 (1) (1) 1 1 0 0 22= N13
0 0 (1) 0 0 1 (1) 1 1 (1) 0 0 (1) 0 0 (1) (1) (1) (1) 0 (1) 0 0 0 0 1 0 0 0 14= N14
0 1 0 1 1 0 (1) 0 0 0 1 1 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0 1 (1) 0 0 0 (1) 0 0 1 1 16= N15
(1) 0 (1) 0 0 1 (1) 0 1 0 1 1 (1) (1) 0 0 (1) (1) 0 0 (1) 1 0 0 0 0 0 0 1 15= N16
(1) 1 0 0 1 1 0 1 1 (1) 1 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) 1 (1) 0 1 (1) (1) 1 0 1 1 23= N17
Skor untuk butir item nomor: 26 27 28 29 30 0 (1) (1) (1) 0 0 (1) 0 (1) (1) 1 1 1 0 1 (1) (1) (1) (1) (1) 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 (1) (1) 0 (1) 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0
(1) 1 (1) 0 1 0 0 0 1 (1) 1 0 (1) 0 (1) (1) (1) 0 0 0 (1) 0 0 (1) (1) 0 0 0 1 16= N18
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 (1) (1) 0 (1) (1) (1) 0 1 (1) 0 0 0 0 0 0 1 1 14= N19
0 0 (1) 1 1 0 (1) 0 1 (1) 0 0 (1) (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 (1) 0 1 (1) (1) 0 0 1 1 19= N20
Xt
Kelompok
22 22 18 23 15 15 19 21 19 17
Atas Atas Bawah Atas Bawah Bawah Bawah Atas Bawah Bawah
(1) 1 (1) 0 1 0 0 1 0 (1) 0 0 0 0 (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) 1 1 (1) (1) 1 1 0 0 19= N21
0 1 (1) 1 0 0 (1) 1 0 (1) 1 1 0 0 (1) (1) (1) (1) 0 0 (1) 1 1 0 (1) 1 0 1 1 20= N22
(1) 0 (1) 0 1 1 (1) 0 0 (1) 1 1 (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) 0 1 (1) (1) 0 1 0 1 22= N23
(1) 1 (1) 0 0 1 (1) 1 0 (1) 0 1 (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 1 (1) 0 1 (1) (1) 1 1 1 1 23= N24
0 1 (1) 0 1 0 0 1 0 (1) 0 0 (1) (1) 0 0 0 (1) (1) 0 (1) 0 1 (1) 0 0 1 1 0 15 = N25
116
(1) 1 0 0 (1) (1) (1) (1) (1) (1) 1 (1) 0 1 (1) (1) 1 1 0 0 20= N26
0 1 1 1 (1) (1) 0 (1) (1) (1) 0 (1) 1 1 (1) (1) 1 1 1 1 26= N27
(1) 0 1 1 (1) (1) 0 (1) (1) (1) 1 (1) 0 1 (1) (1) 0 0 1 0 21= N28
(1) 1 1 1 (1) (1) (1) (1) (1) (1) 0 (1) 0 1 (1) (1) 1 0 1 1 25= N29
(1) 1 0 0 (1) (1) (1) 0 (1) (1) 0 (1) 0 1 (1) (1) 0 1 1 0 20= N30
23 18 15 20 23 26 24 21 27 21 9 25 8 20 21 22 17 14 17 19 581=
Atas Bawah Bawah Atas Atas Atas Atas Atas Atas Atas Bawah Atas Bawah Bawah Atas Atas Bawah Bawah Bawah Bawah
2. Tabel hasil perhitungan BA, BB, PA, PB, dan D
Nomor Butir Item: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
BA
BB
JA
JB
12 8 6 13 11 12 10 14 14 12 11 15 14 10 8 9 12 11
11 7 5 8 6 7 5 13 9 7 5 10 8 4 8 6 11 5
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Interpretasi 0.80 0.53 0.40 0.87 0.73 0.80 0.67 0.93 0.93 0.80 0.73 1.00 0.93 0.67 0.53 0.60 0.80 0.73
0.73 0.47 0.33 0.53 0.40 0.47 0.33 0.87 0.60 0.47 0.33 0.67 0.53 0.27 0.53 0.40 0.73 0.33
0.07 0.06 0.07 0.34 0.33 0.33 0.34 0.06 0.33 0.33 0.40 0.33 0.40 0.40 0.00 0.20 0.07 0.40
Poor Poor Poor Satisfactory Satisfactory Satisfactory Satisfactory Poor Satisfactory Satisfactory Good Satisfactory Good Good Poor Satisfactory Poor Good
117
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
6 13 12 10 15 13 9 12 12 11 14 11
8 6 7 10 7 10 6 8 14 10 11 9
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
0.40 0.87 0.80 0.67 1.00 0.87 0.60 0.80 0.80 0.73 0.93 0.73
0.53 0.40 0.47 0.67 0.47 0.67 0.40 0.53 0.93 0.67 0.73 0.60
-0.13 0.47 0.33 0.00 0.53 0.20 0.20 0.33 -0.13 0.06 0.20 0.13
Poor Good Satisfactory Poor Good Satisfactory Satisfactory Satisfactory Poor Poor Satisfactory Poor
Jadi, 11 Soal Poor yaitu nomor 1, 2, 3, 8, 15, 17, 19, 22, 27, 28, dan 30. 13 Soal Satisfactory yaitu nomor 4, 5, 6, 7, 9, 10, 12, 16, 21, 24, 25, 26 dan 29. 6 Soal Good yaitu nomor 11, 13, 14, 18, 20 dan 23.
118
Lampiran 13 Kesimpulan Soal Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Standar Kompetensi: 1. Menerapkan hukum bacaan mad, lam dan ra' dalam QS al-Ashr dan al-‘Alaq a. Siswa mampu menjelaskan hukum bacaan mad, lam dan ra' dalam QS alAshr dan al-‘Alaq (7 nomor terpilih: 9, 13, 14, 20, 23, 27 dan 29) b. Siswa mampu mengidentifikasi hukum bacaan mad, lam dan ra' dalam QS al-Ashr dan al-‘Alaq (4 nomor terpilih: 10, 11, 21 dan 12/24) 2. Menerapkan hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an a. Siswa mampu menjelaskan hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an (6 nomor terpilih: 4, 5, 7, 25, 26 dan 30)
b. Siswa mampu mengidentifikasi hukum bacaan mad laazim mukhaffaf harfi dan mutsaqqal harfi dalam al-Qur'an (3 nomor terpilih: 6, 18 dan 16) Nomor Butir Item:
Materi
Validitas
Reliabilitas
1
2a
Invalid
Reliabel
2
2b
Invalid
Reliabel
3
2b
Invalid
Reliabel
4
2a
Invalid
Reliabel
5
2a
Invalid
Reliabel
6
2b
Valid
Reliabel
7
2a
Invalid
Reliabel
8
1b
Invalid
Reliabel
9
1a
Valid
Reliabel
10
1b
Valid
Reliabel
11
1b
Valid
Reliabel
12
1b
Invalid
Reliabel
13
1a
Valid
Reliabel
Taraf Kesukara n Terlalu Mudah Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Terlalu Mudah Terlalu Mudah Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Terlalu Mudah Terlalu
Daya Pembeda
Kesimpulan
Poor
Tidak Ideal
Poor Poor
Cukup Ideal Cukup Ideal
Satisfactory
Ideal
Satisfactory
Ideal
Satisfactory
Sangat Ideal
Satisfactory
Ideal
Poor
Tidak Ideal
Satisfactory
Ideal
Satisfactory Good Satisfactory Good
Sangat Ideal Sangat Ideal Cukup Ideal Ideal
119
14
1a
Invalid
Reliabel
15
2a
Invalid
Reliabel
16
2b
Invalid
Reliabel
17
2a
Invalid
Reliabel
18
2b
Valid
Reliabel
19
2a
Invalid
Reliabel
20
1a
Valid
Reliabel
21
1b
Invalid
Reliabel
22
2b
Invalid
Reliabel
23
1a
Valid
Reliabel
24
1b
Invalid
Reliabel
25
2a
Invalid
Reliabel
26
2a
Invalid
Reliabel
27
1a
Valid
Reliabel
28
1b
Invalid
Reliabel
29
1a
Valid
Reliabel
30
2a
Valid
Reliabel
Mudah Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Terlalu Mudah Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Terlalu Mudah Terlalu Mudah Cukup (Sedang) Cukup (Sedang) Terlalu Mudah Cukup (Sedang) Terlalu Mudah Cukup (Sedang)
Good
Ideal
Poor
Cukup Ideal
Satisfactory
Ideal
Poor
Tidak Ideal
Good Poor Good
Sangat Ideal Cukup Ideal Sangat Ideal
Satisfactory
Ideal
Poor
Cukup Ideal
Good
Ideal
Satisfactory
Cukup Ideal
Satisfactory
Ideal
Satisfactory
Ideal
Poor Poor
Cukup Ideal Cukup Ideal
Satisfactory
Ideal
Poor
Ideal
Menurut hemat saya, berdasarkan hasil uji instrument di atas: Saya memakai istilah Soal Sangat Ideal, yang terpenuhi 4 kriteria: 1. Valid 2. Reliabel 3. Taraf Kesukaran Cukup (Sedang) 4. Daya Pembeda Item Baik/Cukup Soal Ideal, jika salah satu kriteria tidak terpenuhi. Soal Cukup Ideal, jika terdapat dua kriteria yang tidak terpenuhi. Soal Tidak Ideal, jika terdapat tiga kriteria yang tidak terpenuhi.
120
Jadi, 5 Soal Sangat Ideal yaitu nomor 6, 10, 11, 18 dan 20. 13 Soal Ideal yaitu nomor 4, 5, 7, 9, 13, 14, 16, 21, 23, 25, 26, 29 dan 30. 9 Soal Cukup Ideal yaitu nomor 2, 3, 12, 15, 19, 22, 24, 27 dan 28. 3 Soal Tidak Ideal yaitu nomor 1, 8 dan 17. Dengan demikian, 20 soal pretest dan postest terpilih yaitu: Semua soal sangat ideal yang berjumlah =5 Semua soal ideal yang berjumlah = 13 Dan sisa dari soal cukup ideal =2 (nomor 27 karena valid dan nomor 12 karena satisfactory)
121
Lampiran 14
Nilai Pretest Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Agus Dwi Ariyanto Ahmad Fauzan Aeni Ariyanti Aulia Fitri Dinillah Dede Rifani Firdiansyah Putra Ikbal Fikriansyah Indra Lesmana Ishma Nurul Ilahiyah Junita Ababil Kanti Fitriani Kholimatun Hasanah Kiki Hariyanto Lalu Ilyas Muhammad Irfan Affandi Muhammad Irfani Muhammad Roma Neneng Pratiwi Radiyanto Reza Saputra Riyan Bagus Adi S Siti Aisyah Sulistiati Nurfadilah Supriyanti Sutantri Syauqi Abdul Faqih Yulia Kristina M
Nilai 65 45 60 40 75 45 65 45 65 65 50 45 65 55 55 45 35 65 65 65 60 70 40 65 60 55 55
122
Lampiran 15
Nilai Pretest Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Ajeng Nurul Anang Wibisono Andika Supriyatna Ayuk Riskiana Budi Santoso Candra Purnomo Dedy Maulana Giri Lesmana Imam Abdurrahman Khoyrunnisa Kurniawan Lukmanul Hakim Muhammad Abdurrohim Muhammad Fauzi Muhammad Furqon Muhammad Riski Maulana Muhammad Teguh A Mega Rahayu Nadiyah Mawaddah Nurdiana Rohandi Putra Rohman Sofyan Sitompul Su‟ud Ibrahim S Zhoidur Rosyid Ainayyah Tasyah
Nilai 55 40 40 65 55 45 35 50 40 65 35 45 40 45 50 35 25 65 45 45 40 45 15 25 45 20 35
123
Lampiran 16
Nilai Postest Kelas Eksperimen No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Agus Dwi Ariyanto Ahmad Fauzan Aeni Ariyanti Aulia Fitri Dinillah Dede Rifani Firdiansyah Putra Ikbal Fikriansyah Indra Lesmana Ishma Nurul Ilahiyah Junita Ababil Kanti Fitriani Kholimatun Hasanah Kiki Hariyanto Lalu Ilyas Muhammad Irfan Affandi Muhammad Irfani Muhammad Roma Neneng Pratiwi Radiyanto Reza Saputra Riyan Bagus Adi S Siti Aisyah Sulistiati Nurfadilah Supriyanti Sutantri Syauqi Abdul Faqih Yulia Kristina M
Nilai 80 80 85 85 85 70 80 70 85 65 85 75 80 85 80 70 70 85 85 60 85 70 80 85 75 65 80
124
Lampiran 17
Nilai Postest Kelas Kontrol No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Nama Ajeng Nurul Anang Wibisono Andika Supriyatna Ayuk Riskiana Budi Santoso Candra Purnomo Dedy Maulana Giri Lesmana Imam Abdurrahman Khoyrunnisa Kurniawan Lukmanul Hakim Muhammad Abdurrohim Muhammad Fauzi Muhammad Furqon Muhammad Riski Maulana Muhammad Teguh A Mega Rahayu Nadiyah Mawaddah Nurdiana Rohandi Putra Rohman Sofyan Sitompul Su‟ud Ibrahim S Zhoidur Rosyid Ainayyah Tasyah
Nilai 75 40 60 75 80 60 35 65 65 75 65 70 60 55 60 45 45 75 55 70 65 45 45 40 70 55 35
125
Lampiran 18
Normalitas Pretest Kelas Eksperimen 1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil nilai paling besar = 75 nilai paling kecil = 35 2) Menentukan rentangan (R) dengan cara: R = nilai paling besar – nilai paling kecil = 75 – 35 = 40 3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara: K = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 27 = 5.724 = 6 4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara: 5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. Titik Interval Tengah fi Xi2 fi Xi (Xi) 35 - 41 38 3 1444 114 42 – 48 45 5 2025 225 49 – 55 52 5 2704 260 56 – 62 59 3 3481 177 63 – 69 66 9 4356 594 70 – 76 73 2 5329 146 6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara: = = 56.148 = 56.15
fi Xi2 4332 10125 13520 10443 39204 10658
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara: =
= 11.027 = 11.03
8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square dengan cara: a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval. b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus: c) Mencari F(z), dari tabel z. Dimana bila nilai z + (z positif), maka F(z) = 0.5 + ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) = 1 – (0.5 + ztabel) d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus: LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus: Fe = LTKI x N
126
Batas Kelas Z F(z) (X) 35 – 41 34.5 -1.96 0.0250 42 – 48 41.5 -1.32 0.0934 49 – 55 48.5 -0.69 0.2451 56 – 62 55.5 -0.05 0.4801 63 – 69 62.5 0.58 0.7190 70 – 76 69.5 1.21 0.8869 76.5 1.85 0.9678 9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus: Interval
Luas Tiap Kelas Interval 0.0684 0.1517 0.2350 0.2389 0.1679 0.0809
fe
fo
1.85 4.09 6.35 6.45 4.53 2.18
3 5 5 3 9 2
= 0.715 + 0.202 + 0.287 + 1.845 + 4.411 + 0.005 = 7.465 = 7.47 10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan (db) = k - 1 = 6 – 1 = 5 = 11.070 = 11.07 11) Menentukan kriteria pengujian: X2hitung (7.47) < Xtabel (11.07) maka Ho diterima = berdistribusi normal
127
Lampiran 19
Normalitas Pretest Kelas Kontrol 1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil nilai paling besar = 65 nilai paling kecil = 15 2) Menentukan rentangan (R) dengan cara: R = nilai paling besar – nilai paling kecil = 65 – 15 = 50 3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara: K = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 27 = 5.724 = 6 4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara: 5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. Titik Interval Tengah fi Xi2 fi Xi (Xi) 15 – 23 19 2 361 38 24 – 32 28 2 784 56 33 – 41 37 9 1369 333 42 – 50 46 9 2116 414 51 – 59 55 2 3025 110 60 – 68 64 3 4096 192 6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara:
fi Xi2 722 1568 12321 19044 6050 12288
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara: =
= 60.049 = 60.05
8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square dengan cara: a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval. b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus: c) Mencari F(z), dari tabel z. Dimana bila nilai z + (z positif), maka F(z) = 0.5 + ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) = 1 – (0.5 + ztabel) d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus: LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus: Fe = LTKI x N
128
Batas Luas Tiap Kelas Z F(z) Kelas (X) Interval 15 – 23 14.5 -0.46 0.3228 0.0555 24 – 32 23.5 -0.31 0.3783 0.0581 33 – 41 32.5 -0.16 0.4354 0.0596 42 – 50 41.5 -0.01 0.4960 0.0597 51 – 59 50.5 0.14 0.5557 0.0584 60 – 68 59.5 0.29 0.6141 0.0559 68.5 0.44 0.6700 9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus: Interval
fe
fo
1.49 1.57 1.61 1.61 1.58 1.58
2 2 9 9 2 3
= 0.175 + 0.118 + 33.920 + 33.920 + 0.112 + 1.470 = 69.715 = 69.72 10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan (db) = k - 1 = 6 – 1 = 5 = 11.070 = 11.07 11) Menentukan kriteria pengujian: X2hitung (69.72) > Xtabel (11.07) maka Ho ditolak = tidak berdistribusi normal
129
Lampiran 20
Normalitas Postest Kelas Eksperimen 1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil nilai paling besar = 85 nilai paling kecil = 60 2) Menentukan rentangan (R) dengan cara: R = nilai paling besar – nilai paling kecil = 85 – 60 = 25 3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara: K = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 27 = 5.724 = 6 4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara: 5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. Titik Interval Tengah fi Xi2 fi Xi (Xi) 60 – 64 62 1 3844 62 65 – 69 67 2 4489 134 70 – 74 72 5 5184 360 75 – 79 77 2 5929 154 80 – 84 82 7 6724 574 85 – 89 87 10 7569 870 6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara: = = 79.777 = 79.78
fi Xi2 3844 8978 25920 11858 47068 75690
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara: =
= 7.637 = 7.64
8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square dengan cara: a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval. b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus: c) Mencari F(z), dari tabel z. Dimana bila nilai z + (z positif), maka F(z) = 0.5 + ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) = 1 – (0.5 + ztabel) d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus: LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus: Fe = LTKI x N
130
Batas Kelas Z F(z) (X) 60 – 64 59.5 -2.65 0.0040 65 – 69 64.5 -2.00 0.0228 70 – 74 69.5 -1.35 0.0885 75 – 79 74.5 -0.69 0.2451 80 – 84 79.5 -0.04 0.4840 85 – 89 84.5 0.62 0.7324 89.5 1.27 0.8980 9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus: Interval
Luas Tiap Kelas Interval 0.0188 0.0657 0.1566 0.2389 0.2484 0.1656
fe
fo
0.51 1.77 4.23 6.45 6.71 4.47
1 2 5 2 7 10
= 0,471 + 0,029 + 0,141 + 3,071 + 0,013 + 6,841 = 10,566 = 10.57 10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan (db) = k - 1 = 6 – 1 = 5 = 11.070 = 11.07 11) Menentukan kriteria pengujian: X2hitung (10.57) < Xtabel (11.07) maka Ho diterima = berdistribusi normal
131
Lampiran 21
Normalitas Postest Kelas Kontrol 1) Menentukan nilai paling besar dan nilai paling kecil nilai paling besar = 80 nilai paling kecil = 35 2) Menentukan rentangan (R) dengan cara: R = nilai paling besar – nilai paling kecil = 80 – 35 = 45 3) Menentukan banyakan kelas (K) dengan cara: K = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 27 = 5.724 = 6 4) Mencantumkan interval atau panjang kelas (i) dengan cara: 5) Membuat distribusi frekuensi dalam bentuk tabel. Titik Interval Tengah fi Xi2 fi Xi (Xi) 35 – 42 38.5 4 1482.25 154 43 – 50 46.5 4 2162.25 186 51 – 58 54.5 3 2970.25 163.5 59 – 66 62.5 8 3906.25 500 67 – 74 70.5 3 4970.25 211.5 75 – 82 78.5 5 6162.25 392.5 6) Menentukan rata-rata (mean) dengan cara: =
fi Xi2 5929 8649 8910.75 31250 14910.75 30811.25
= 59.537 = 59.54
7) Menentukan simpanan baku (s) dengan cara: = = 13.523 = 13.52 8) Membuat daftar frekuensi dalam bentuk tabel bantu chi-square dengan cara: a) Menentukan batas kelas dengan mengurangi 0.5 pada kelas bawah interval. b) Mencari nilai Z dengan menggunakan rumus: c) Mencari F(z), dari tabel z. Dimana bila nilai z + (z positif), maka F(z) = 0,5 + ztabel. Sedangkan bila nilai z – (z negatif), maka F(z) = 1 – (0,5 + ztabel) d) Mencari luas tiap kelas interval dengan menggunakan rumus: LTKI = F(z) bawah – F(z) atasnya e) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan rumus: Fe = LTKI x N
132
Batas Luas Tiap Kelas Z F(z) Kelas (X) Interval 35 – 42 34.5 -1.85 0.0322 0.0716 43 – 50 42.5 -1.26 0.1038 0.1476 51 – 58 50.5 -0.67 0.2514 0.2207 59 – 66 58.5 -0.07 0.4721 0.2264 67 – 74 66.5 0.52 0.6985 0.1680 75 – 82 74.5 1.11 0.8665 0.0889 82.5 1.70 0.9554 9) Menentukan harga Xhitung dengan rumus: Interval
fe
fo
1.93 3.99 5.96 6.11 4.54 2.40
4 4 3 8 3 5
= 2.220 + 0.000025 + 1.470 + 0.585 + 0.522 + 2.817 = 7.614 = 7.61 10) Menentukan harga Xtabel dengan taraf signifikan 0.05, pada derajat kebebasan (db) = k - 1 = 6 – 1 = 5 = 11.070 = 11.07 11) Menentukan kriteria pengujian: X2hitung (7.61) < Xtabel (11.07) maka Ho diterima = berdistribusi normal
133
Lampiran 22
Homogenitas Pretest 1) Membagi data menjadi dua kelompok Kelas Kelas No X2 No X2 Eksperimen Kontrol 1 75 5625 1 65 4225 2 70 4900 2 65 4225 3 65 4225 3 65 4225 4 65 4225 4 55 3025 5 65 4225 5 55 3025 6 65 4225 6 50 2500 7 65 4225 7 50 2500 8 65 4225 8 45 2025 9 65 4225 9 45 2025 10 65 4225 10 45 2025 11 65 4225 11 45 2025 12 60 3600 12 45 2025 13 60 3600 13 45 2025 14 60 3600 14 45 2025 15 55 3025 15 40 1600 16 55 3025 16 40 1600 17 55 3025 17 40 1600 18 55 3025 18 40 1600 19 50 2500 19 40 1600 20 45 2025 20 35 1225 21 45 2025 21 35 1225 22 45 2025 22 35 1225 23 45 2025 23 35 1225 24 45 2025 24 25 625 25 40 1600 25 25 625 26 40 1600 26 20 400 27 35 1225 27 15 225 2) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok dengan rumus: = = 3) Menentukan F
hitung
dengan rumus: =
134
4) Mencari db1 pembilang (varians terbesar) dan db2 penyebut (varians terkecil), dengan rumus: Db = n – 1 = 27 – 1 = 26 1
1
2
2
Db = n - 1 = 27 – 1 = 26 5) Mencari F
tabel
21
26
27
5 1 Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F (0.05, db = 26, 21) adalah 2.05 dan F (0,05, db = 27, 26) adalah 1.95 maka: Ftabel = = 2.033 = 2.03 6) Menentukan kriteria pengujian: F (1.41) < F (2.03) hitung
tabel
maka H diterima = populasi homogen o
135
Lampiran 23
Homogenitas Postest 1) Membagi data menjadi dua kelompok Kelas Kelas No X2 No X2 Eksperimen Kontrol 1 85 7225 1 80 6400 2 85 7225 2 75 5625 3 85 7225 3 75 5625 4 85 7225 4 75 5625 5 85 7225 5 75 5625 6 85 7225 6 70 4900 7 85 7225 7 70 4900 8 85 7225 8 70 4900 9 85 7225 9 65 4225 10 85 7225 10 65 4225 11 80 6400 11 65 4225 12 80 6400 12 65 4225 13 80 6400 13 60 3600 14 80 6400 14 60 3600 15 80 6400 15 60 3600 16 80 6400 16 60 3600 17 80 6400 17 55 3025 18 80 6400 18 55 3025 19 80 6400 19 55 3025 20 70 4900 20 45 2025 21 70 4900 21 45 2025 22 70 4900 22 45 2025 23 70 4900 23 45 2025 24 70 4900 24 40 1600 25 65 4225 25 40 1600 26 65 4225 26 35 1225 27 60 3600 27 35 1225 2) Mencari simpangan baku dari masing-masing kelompok dengan rumus: = = 3) Menentukan F
hitung
dengan rumus: =
136
4) Mencari db1 pembilang (varians terbesar) dan db2 penyebut (varians terkecil), dengan rumus: Db = n – 1 = 27 – 1 = 26 1
1
2
2
Db = n - 1 = 27 – 1 = 26 5) Mencari F
tabel
21
26
27
5 1 Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F (0.05, db = 26, 21) adalah 2.05 dan F (0.05, db = 27, 26) adalah 1.95 maka: Ftabel = = 2.033 = 2.03 6) Menentukan kriteria pengujian: F (3.08) > F (2.03) hitung
tabel
maka H ditolak = populasi tidak homogen o
137
Lampiran 24 Test “t” Sampel Kecil Yang Satu Sama Lain Tidak Ada Hubungannya 1) Menyiapkan Tabel Perhitungan Sektor
X1
X2
X12
X22
Var. X1 Var. X2 15 20 -6.3 3.7 39.69 13.69 35 0 13.7 -16.3 187.69 265.69 25 20 3.7 3.7 13.69 13.69 40 10 18.7 -6.3 349.69 39.69 10 25 -11.3 8.7 127.69 75.69 25 15 3.7 -1.3 13.69 1.69 15 0 -6.3 -16.3 39.69 265.69 25 15 3.7 -1.3 13.69 1.69 20 25 -1.3 8.7 1.69 75.69 0 10 -21.3 -6.3 453.69 39.69 35 30 13.7 13.7 187.69 187.69 30 25 8.7 8.7 75.69 75.69 15 20 -6.3 3.7 39.69 13.69 30 10 8.7 -6.3 75.69 39.69 25 10 3.7 -6.3 13.69 39.69 25 10 3.7 -6.3 13.69 39.69 35 20 13.7 3.7 187.69 13.69 20 10 -1.3 -6.3 1.69 39.69 20 10 -1.3 -6.3 1.69 39.69 -5 25 -26.3 8.7 691.69 75.69 25 25 3.7 8.7 13.69 75.69 0 0 -21.3 -16.3 453.69 265.69 40 30 18.7 13.7 349.69 187.69 20 15 -1.3 -1.3 1.69 1.69 15 25 -6.3 8.7 39.69 75.69 10 35 -11.3 18.7 127.69 349.69 25 0 3.7 -16.3 13.69 265.69 575 = ∑ 440 = ∑ 0 = ∑ 0 = ∑ 3529.63 2579.63 X1 X2 X1 X2 = X12 = X22 2) Mencari Mean Variabel Pertama (X1) dengan rumus: = 21.296 = 21.3 3) Mencari Mean Variabel Kedua (X2) dengan rumus: = 16.296 = 16.3
138
4) Mencari deviasi skor Variabel Pertama (X1) dengan rumus: X1 = X1 – M1 5) Mencari deviasi skor Variabel Kedua (X2) dengan rumus: X2 = X2 – M2 6) Mengkuadratkan X1, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X12 7) Mengkuadratkan X2, lalu dijumlahkan; diperoleh ∑X22 8) Mencari to dengan rumus: = 1.697 9) Memberikan Interpretasi terhadap “to” dengan prosedur kerja sebagai berikut: a. Merumuskan Hipotesis alternatifnya (Ha) dan Hipotesis nihilnya (Ho) Ha : “Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams games tournaments terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa” Ho : “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams games tournaments terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa” b. Menguji signifikansi to dengan cara membandingkan besarnya to (“t” hasil observasi atau “t” hasil perhitungan) dengan tt (harga kritik “t” yang tercantum dalam Tabel Nilai “t”), dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom-nya (df) atau derajat kebebasannya (db), yang dapat diperoleh dengan rumus: df atau db = N – 1 = 27 – 1 = 26 c. Mencari harga kritik “t”” yang tercantum pada Tabel Nilai “t” dengan berpegang pada df atau db yang telah diperoleh, baik pada taraf signifikansi 5% ataupun taraf signifikansi 1% ttabel signifikansi 5% = 2.06 dan ttabel signifikansi 1% = 2.78 9) Melakukan perbandingan antara to dengan tt Karena to lebih kecil dari pada tt maka Hipotesis Nihil yang diajukan di muka diterima; ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif teams games tournaments terhadap prestasi belajar Alquran Hadis siswa. 10) Menarik kesimpulan hasil penelitian Berdasarkan hasil uji coba tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif teams games tournament belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadapa prestasi belajar Alquran Hadis siswa.
139
Lampiran 25 Langkah-Langkah Praktis Model Teams Games Tournament 1. Siswa duduk dalam kelompok belajar yang telah ditentukan oleh guru. Ada kelompok 1 (Hijau Muda), 2 (Hijau Tua), 3 (Biru), 4 (Putih), 5 (Ungu), 6 (Kuning). 2. Penyajian/Presentasi Kelas a. Siswa menerima handout berisi materi singkat tambahan b. Siswa mendengarkan penyajian kelas oleh guru 3. Belajar kelompok selama waktu yang telah ditentukan oleh guru, PERHATIKAN RAMBU-RAMBU BERIKUT: a. Pastikan teman satu tim anda telah mempelajari materinya. b. Tidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim menguasai materinya. c. Mintalah bantuan dari semua teman satu tim jika ada yang tidak dipahami sebelum bertanya kepada guru. d. Sesama teman satu tim boleh berbicara satu sama lain dengan suara PELAN. 4. Games Tournament, PERHATIKAN CARANYA: Langkah 1: Temui lawan main anda yang telah ditentukan sesuai nomor tim. Ada kelompok turnamen MERAH – PUTIH – KUNING – OREN – UNGU – HIJAU MUDA – HIJAU TUA – BURU MUDA – BIRU TUA Langkah 2: Tentukan pembaca, penantang 1, penantang 2. Langkah 3: Pembaca a. Ambil kartu bernomor, cari soal sesuai nomor. b. Baca pertanyaan dengan keras c. Coba jawab Penantang 1: Jika merasa jawaban pembaca salah, boleh menantang dengan memberi jawaban berbeda atau boleh melewatinya Penantang 2: Jika penantang 1 melewati, ia boleh menantang atau melewati juga. Kemudian periksa lembar jawaban. Langkah 4: Jika ada yang menjawab benar, dia berhak menyimpan kartu bernomornya. Jika penantang salah, harus mengembalikan kartu yang dimiliki ke dalam kotak (jika ada). Langkah 5: Bergantian tugas dengan memutar. Penantang 1 menjadi pembaca dst. 5. Rekognisi tim Menentukan skor tim bersama dan pemberian hadiah.
140
Lampiran 26 Lembar Skor Model Teams Games Tournament Nama Kelompok Turnamen: ………………….. Nama Game Game Nama Pemain Kelompok 1 2 Belajar
Cara menghitung untuk poin turnamen Tidak ada seri Pemain seri tertinggi Peraih skor tertinggi 60 poin 50 poin Peraih skor tengah 40 poin 50 poin Peraih skor terendah 20 poin 20 poin
Game 3
seri terendah 60 poin 30 poin 30 poin
Total Kartu
seri 3macam 40 poin 40 poin 40 poin
Poin Turnamen
141
Lampiran 27 Soal Turnamen Pertemuan Ke-1 Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
1. a. Mad Thabi’I b. Mad Badal 2. Lafal
c. Mad ‘Aridh Lissukun d. Mad ‘Iwad
dibaca mad thabi’i karena …..
a. tidak berada di akhir kalimat b. tidak enak didengarkan c. ada alif sukun setelah harakat fathah d. mengikuti kebiasaan 3. Pada Surah al-„Asr, lafal yang mengandung bacaan mad badal ialah ….. a.
c.
b.
d.
4. Panjang bacaan Mad badal ialah ….. harakat.
a. satu
c. tiga
b. dua d. empat 5. 4 harakat sama dengan ….. alif a. satu c. tiga b. dua d. empat 6. Lafal a. b. c. d. 7.
dibaca mad layyin karena …..
tidak berada di akhir kalimat tidak enak didengarkan didahului huruf berharakat fathah mengikuti kebiasaan Mad pada lafal yang digarisbawahi tersebut ialah …..
a. Mad Wajib Muttasil
c. Mad ‘Aridh Lissukun
b. Mad Jaiz Munfasil d. Mad ‘Iwad 8. Mad jaiz munfasil ialah apabila ada huruf mad bertemu dengan hamzah di ….. a. Satu kalimat c. tiga kalimat b. Lain kalimat d. enam kalimat
142
Lampiran 28 Soal Turnamen Pertemuan Ke-2 Huruf lam pada ayat tersebut yang harus dibaca tafkhim ialah …..
1. a.
c.
b.
d. tidak ada
2. Hukum bacaan lam ada dua, yaitu lam tafkhim dan lam …… a. gunnah c. tarqiq b. bi gunnah d. jawazul wajhain Huruf ra pada ayat tersebut dibaca tafkhim karena …..
3. a. b. c. d.
lebih utama didahului huruf bersukun mempunyai arti khusus berharakat fathah Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
4. a. gunnah b. tafkhim 5.
c. tarqiq d. jawazul wajhain
Huruf ra pada ayat tersebut dibaca …..
a. gunnah c. tarqiq b. tafkhim d. jawazul wajhain 6. Pada Surah al-„Asr, terdapat bacaan ra’ jawazul wajhain sebanyak ….. a. tiga c. satu b. dua d. tidak ada 7. Hukum bacaan ra’ terbagi menjadi ….. a. tiga c. satu b. dua d. tidak ada 8. Jawazul wajhain bermakna ….. a. tipis c. boleh tebal dan boleh tipis b. tebal d. tidak boleh tebal dan tidak boleh tipis
143
Lampiran 29 Soal Turnamen Pertemuan Ke-3 Menurut bahasa, musaqqal berarti ….. a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan 12. Menurut bahasa, mukhaffaf berarti ….. a. huruf c. diberatkan karena di-idgam-kan b. panjang d. diringankan karena tidak di-idgam-kan 13. Cara membaca mad lazim mukhaffaf harfi ialah ….. e. dipanjangkan satu setengah alif f. dipanjangkan satu alif dan diringankan g. dipanjangkan empat ketuk dan diringankan h. dipanjangkan dua alif dan diringankan 14. Cara membaca mad lazim musaqqal harfi ialah ….. e. dipanjangkan sesuai napas orang yang membaca f. diberatkan seberat-beratnya g. sebaiknya dipanjangkan dan diberatkan h. dipanjangkan enam harakat, kemudian diberatkan
11.
5. Huruf-huruf yang tergolong dalam mad lazim mukhaffaf harfi ada ….. a. lima c. tujuh b. enam d. delapan 6. Berikut ini yang tidak termasuk huruf mad lazim mukhaffaf harfi ialah …..
c.
c.
d. 7. Berikut ini surah Al-Qur‟an yang terdapat bacaan mad lazim mukhaffaf harfi ialah ….. c. al-Baqarah c. al-A‟raf d. Sad d. Taha 8. Pada awal Surah al-Baqarah, dimulai dengan lafal . Lafal tersebut mengandung hukum bacaan ….. e. mad lazim mukhaffaf harfi f. mad lazim musaqqal harfi g. mad lazim musaqqal kilmi h. mad lazim mukhaffaf kilmi
144
Lampiran 30 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
A C C B B C B B
145
Lampiran 31 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
C C D B D A A C
146
Lampiran 32 Kunci Jawaban Soal Turnamen Pertemuan Ke-3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
C D B D A A D B
147
Lampiran 33 Kelompok Belajar Model Teams Games Tournament Nilai 75 70 65 65 65 65 65 65 65 65 65 60 60 60 55 55 55 55 50 45 45 45 45 45 40 40 35
Kriteria Nilai
Tinggi
Rata-rata Atas
Rata-rata Bawah
Rendah Atas
Rendah Bawah
Nama Dede Rifani Siti Aisyah Ikbal Fikriansyah Reza Saputra Agus Dwi Ariyanto Supriyanti Neneng Pratiwi Ishma Nurul Ilahiyah Junita Ababil Kiki Hariyanto Radiyanto Riyan Bagus Adi S Sutantri Aeni Ariyanti Yulia Kristina M Lalu Ilyas Muhammad Irfan Affandi Syauqi Abdul Faqih Kanti Fitriani Kholimatun Hasanah Indra Lesmana Muhammad Irfani Firdiansyah Putra Ahmad Fauzan Sulistiati Nurfadilah Aulia Fitri Dinillah Muhammad Roma
Kelompok Belajar Hijau Muda Hijau Tua Biru Putih Ungu Kuning Hijau Muda Hijau Tua Biru Putih Ungu Kuning Hijau Muda Hijau Tua Biru Putih Ungu Kuning Hijau Muda Hijau Tua Biru Putih Ungu Kuning Hijau Muda Hijau Tua Biru
148
Lampiran 34
Kelompok Turnamen Model Teams Games Tournament
Kelompok Belajar Hijau Muda Dede Rifani Neneng Pratiwi Sutantri Kanti Fitriani Sulistiati Nurfadilah
Kelompok Belajar Hijau Tua Siti Aisyah Ishma Nurul Aeni Ariyanti Kholimatun Hasanah Aulia Fitri Dinillah
Kelompok Belajar Biru Ikbal Fikriansyah Junita Ababil Yulia Kristina M Indra Lesmana Muhammad Roma
Kelompok Turnamen Merah
Kelompok Turnamen Putih
Kelompok Turnamen Kuning
Dede Rifani Vs Siti Aisyah Vs Ikbal F
Neneng P Vs Ishma Nurul Vs Junita Ababil
Sutantri Vs Aeni A Vs Yulia K
Kelompok Turnamen Oren
Kelompok Turnamen Ungu
Kanti F Vs Kholimatun Vs Indra L
Sulistiati N Vs Aulia Fitri Vs M Roma
149
Kelompok Belajar Putih Reza Saputra Kiki Hariyanto Lalu Ilyas Muhammad Irfani
Kelompok Belajar Ungu Agus Dwi Ariyanto Radiyanto Muhammad Irfan A Firdiansyah Putra
Kelompok Belajar Kuning Supriyanti Riyan Bagus Adi S Syauqi Abdul Faqih Ahmad Fauzan
Kelompok Turnamen Hijau Muda
Kelompok Turnamen Hijau Tua
Reza Saputra Vs Agus Dwi Vs Supriyanti
Kiki H Vs Radiyanto Vs Riyan Bagus
Kelompok Turnamen Biru Muda
Kelompok Turnamen Biru Tua
Lalu Ilyas Vs M Irfan Vs Syauqi A
M Irfani Vs Firdiansyah Vs Fauzan
150
Lampiran 35
Daftar Skripsi TGT Mahasiswa UIN Syahid Jakarta
No No. Panggil
Nama Pengarang
Judul Skripsi
1
6985 PMT t
Malkan Santoso
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Metode TGT (Teams Games Tournament) Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Konsep Kalor : studi eksperimen di MTS Islamiyah Sawangan-Depok
2
5930 IPA t
Hafidah Yupitriani
3
7214 IPA t
Heru Siswoko
4
5458 IPA t
Zaenal Zhulfikri
5
5597 IPS t
Agung Muzaky Khoir
Perbedaan Hasil Belajar Sejarah Melalui Metode Pembelajaran Student Team Achievment Division (STAD) Dengan Hasil Belajar Sejarah Melalui Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
6
4307 IPA t
Perani Puteri Habibi
Efektivitas pembelajaran metode TGT (Teams Games Tournament) dan NHT (Numberei Head Together) terhadap hasil belajar Kimia siswa MAN 9 Pondok Bambu Jakarta
7
7062 IPA t
Robiatul Adawiyah
Pengaruh pengintegrasian nilai pada pembelajaran kimia dengan pendekatan pembelajaran kooperatif teknik teams-gamestournament (TGT) terhadap sikap siswa
151
(eksperimen di Madrasah Aliyah alikhairiyah Jakarta) Efektivitas pembelajaran ekonomi pada materi pajak dengan model pembelajaran teams games tournament (TGT) (penelitian tindakan kelas di SMP N 87 Jakarta selatan)
8
6042 IPS t
Rizki Darmawanti
9
7366 IPS t
Zulhanita
10
6442 PBE t
M. Sifa Sofwan
11
3782 IPA t
Nina Arminia
12
3904 PMT t
Wida Hayati
13
7616 PMT t Syaiful Rohman
14
7653 IPA t
Ahmad Fauzi Ridho
15
5638 PMT t
Rita Hayati
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) untuk mengurangi kecemasan Siswa Dalam Belajar Matematika : penelitian tindakan kelas di SMP Negeri 1 Depok
16
3090 PMT t
Fitriah
Efektivitas Pendekatan pembeljaran kooperatif dengan metode TGT(teamsGames-tuornaments) terhadap hasil belajar matematika siswa : studi kasus kelas 11 mts manaratul islam,Jakarta
Perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe word square dan model pemeblejaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar sosialisasi siswa (quasi experimen di SMA Islamic Centre Tangerang) Teaching simple past tense by using teams games tournaments (TGT) Perbandingan metode pembelajaran kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) dan metode ceramah di Ma Darunnajah Pengaruh pembelajaran kooperatif metode TGT (teams-games tounament terhadap motivasi berprestasi matematika siswa di MTsn 12 Jakarta)
Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournaments (TGT) terhadap pemahaman konsep himpunan siswa kelas VII SMP Negeri 187 Jakarta Penerapan model teams, games, tournaments berbasis permainan kartu untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa
152
Selatan Perbedaan model pembelajaran numbered head together (NHT) dan teams games tourbament (TGT) untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan interaksi sosial kelas VII SMP Nurul Hikmah Cipondoh kota Tangerang Perbandingan hasil belajar siswa antara metode team games tournament dengan number head together pada konsep klasifikasi makhluk hidup (quasi eksperiemn di STs Hidayatul Umam Cinere)
17
7983 IPS t
Fitri
18
7703 IPA t
Hilda Nur Fitriani
19
4500 IPA t
Rozana
Perbandingan metode pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) dengan tipe jigsaw terhadap peningkatan penguasaan konsep biologi siswa di Man 7 Jakarta
20
7433 IPS t
Neneng Nuraeni
21
5201 IPA t
Widiastuti Purwanti Rahayu
Penerapan metode pembelajaran team games tourament dalam meningkatkan motivasi belajar sosiologi siswa Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa Pada Konsep Asam Basa:sebuah penelitian tindakan kelas di MA Annajah Jakarta
153
Lampiran 36
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Sekolah MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara menerangkan bahwa:
Nama
: Hilyatul Ulya
NIM
: 107011000647
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 16 Juni 1990
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Fakultas
: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah melakukan penelitian di MTs Nur-Attaqwa Jakarta Utara pada tanggal 22 Januari sampai tanggal 12 Februari 2013. Dalam rangka menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa”.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 12 Februari 2013 Mengetahui,
H. M. Ali Muchtar, M.MPd NIP. 19680911 200701 1 027
154
Lampiran 37
Lembar Uji Referensi
Nama
: Hilyatul Ulya
NIM
: 107011000647
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa
No
1
2
3
4
5
6
7 8
Judul dan Halaman Buku/Referensi BAB I Hidayatullah Ahmad, Ensiklopedi Pendidikan Anak Muslim, Terj. dari Mausu’atut Tarbiyatil ‘Amaliah lith Thifl oleh Sari Narulita dan Umron Jayadi, (Jakarta: Fikr, 2008), Cet. I, h. 18. Kementrian Agama RI, Alquran, Tajwid dan Terjemahnya, (Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema, 2010), h. 543. Direktorat Jendral Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta: Eko Jaya, 2003), Cet. I, h. 5. Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2010), Cet. VII, h. 135. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), Cet. VIII, h. 182. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. I, h. 208. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 20. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif: Konsep, Landasan, dan Impelemntasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. III, h. 22.
Paraf Pembimbing
155
1 2
3
4 5
6
7 8
9 10 11 12 13
14
15 16 17
BAB II W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi, 2009), Cet. X, h. 59. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. I, h. 229. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran InovatifProgresif: Konsep, Landasan, dan Impelemntasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. III, h. 15. Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 12. Direktorat Jendral Pendidikan, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta : Eko Jaya, 2003), Cet. I, h. 7. Munif Chatib, Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia, (Bandung: Kaifa, 2010), Cet. VII, h. 135. Trianto, op. cit., h. 17. Manna‟ Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Alquran, Terj. dari Mabahits fi Ulum Alquran oleh Mudzakir, (Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa, 2007), h. 17. Abduh Djalal, Ulumul Quran, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000), h. 31. Rosihan Anwar, Ulumul Quran, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), h. 8. al-Qaththan, op. cit.,h. 23. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadits, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), Cet. III, h. 3. Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), Cet. IV, h. 135. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, 2012, (www.pendis.kemenag.go.id). Sanjaya, loc.cit. Ibid., h. 136. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, 2012, (www.pendis.kemenag.go.id).
156
18
19 20 21 22 23
24
25
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
40 41 42 43 44
45 46
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. I, h. 700. Blog Kabar Pendidikan, Pengertian Prestasi Belajar, 2012, (www.majalahpendidikan.com). Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, loc. cit. Blog Kabar Pendidikan, loc. cit. Sanjaya, op.cit., h. 13. Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional , (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. II, h. 6. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), Cet. VIII, h. 132-139. Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), Cet. III, h. 2435. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. X, h. 59-62. Ibid., h. 99. Ibid., h. 100. Ibid, h. 101. Ibid, h. 107. Ibid, h. 111. Ibid, h. 114. Ibid, h. 116. Ibid, h. 118. Ibid, h. 119-120. Ibid, h. 76. Sanjaya, op.cit., h. 194. Trianto, op. cit., h. 58. Etin Solihatin, Cooperatif Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. I, h. 4. Trianto, op. cit., h. 60-61. Ibid., h. 58-59. Sanjaya, op. cit., h. 249-250. Ibid., h. 250-251. Robert E. Slavin, Coopertive Learning; Teori, Riset, dan Praktik, Terj. dari Cooperative Leraning: Theory, Research and Practice oleh Nurulita, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. IV, h. 11. Trianto, op. cit., h. 83. Robert E. Slavin, op.cit., h. 166-167.
157
47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65
1
2 3 4
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Ibid., h. 168. Ibid., h. 175. Ibid. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Loc. Cit. Robert E. Slavin, op.cit., h. 86. Ibid., h. 87. Ibid., h. 90. Ibid. Ibid., h. 106. Ibid., h. 121. Ibid., h. 128. Ibid., h. 129. Ibid., h. 131. Ibid., h. 135. Ibid., h. 138. Ibid., h. 123. Ibid., h. 130. Robert E. Slavin, loc.cit. Ibid., h. 58-60. BAB III Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet. II, h. 57-58. Ibid., h.64-65. Ibid., h. 157. Donald Ary, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Terj. dari Introduction to Research in Education oleh Arief Furchan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet. I, h. 337. Zuriah, op.cit., h. 116. Ibid., h. 119. Ibid., h. 124. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. X, h. 93. Ibid., h. 187-190 Ibid., h. 95. Ibid., h. 219. Ibid., h. 370. Ibid. h. 371-372. Ibid., h. 372. Ibid., h. 385-386. Ibid., h. 389-390. Ibid., h. 389. Firdaus, Statistik Pendidikan II.
158
19 20 21
Ibid. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), Cet. I, h. 278. Ibid., h. 317.
Pembimbing:
Tanenji, MA NIP. 19720712 199803 1 004
159
Lampiran 38
Gambar NameTag Kelompok Belajar dan Kelompok Turnamen
Kelompok Belajar 1 (Hijau Muda)
Kelompok Belajar 2 (Hijau Tua)
Kelompok Belajar 3 (Biru Muda)
Kelompok Belajar 4 (Putih)
Kelompok Belajar 5 (Ungu)
Kelompok Belajar 6 (Kuning)
Kelompok Turnamen (Merah)
Kelompok Turnamen (Putih)
Kelompok Turnamen (Ungu)
Kelompok Turnamen (Oren)
Kelompok Turnamen (Kuning)
Kelompok Turnamen (Biru Muda)
Kelompok Turnamen (Biru Tua)
Kelompok Turnamen (Hijau Muda)
Kelompok Turnamen (Hijau Tua)
160
Lampiran 39
Gambar Hasil Penelitian
Siswa yang sedang berusaha memecahkan soal ice breaking
Salah satu hasil presentasi kelas pada materi hukum bacaan mad
Suasana turnamen kelompok putih
Perhitungan skor kelompok
Suasana postest di kelas eksperimen
Suasana belajar kelompok pada kelompok hijau muda
Pemberian reward pada kelompok terbaik
161
BIODATA PENULIS
HILYATUL ULYA/ULIYA. Anak pertama dari Bapak H. Mashuri Muchtar, Lc. dan Ibu Hj. Yayah Nurfathia. Lahir dan dibesarkan di Jakarta pada tanggal 16 Juni 1990. Menikah sejak tahun 2011 dengan Husain Al-Adib dan Alhamdulillah baru dikarunia seorang mujahid cilik yang bernama Abdullah Isy Kareeman yang berumur 15 bulan dan janin 2 bulan. Ia mengaku terinspirasi oleh Rahmah el-Yunusiyyah dan bercitacita menjadi tokoh pendidikan islam wanita yang sukses dan andal memperbaiki kedudukan kaum wanita melalui pendidikan modern yang berlandaskan ajaran islam dibawah keridhoan Allah SWT. Pendidikan formal ditempuh dari MI Nur-Attaqwa Jakarta Utara (1995-2001), MTs AlZaytun Jawa Barat (2001-2004), dan MA Al-Zaytun Jawa Barat (2004-2007). Sekarang, sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, sejak tahun 2007. Pendidikan non formal yang pernah ditempuh adalah program sertifikasi ICDL (International Computer Driving Licence) dari NCC (National Computing Centre) Education di Al-Zaytun Global Information and Communication Technology (AGICT) pada tahun 2005 dan program sertifikasi ICCS (International Certificate in Computer Studies) dari NCC (National Computing Centre) Education di Al-Zaytun Global Information and Communication Technology (AGICT) pada tahun 2006. Selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, organisasi yang pernah diikuti adalah Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan (BEMJ) PAI, Departemen Litbang dan Keilmuan sebagai staff ahli (2008-2009). Kemudian Lembaga Dakwah Kampus (LDK) komda FITK, divisi PSDM sebagai anggota (2008-2009). Kegiatan yang pernah diikuti di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Program Pengenalan Studi dan Almamater (PROPESA) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2007), Orientasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam di Cisarua Bogor (2007), Program Character Building Guru Pendidikan Agama Islam di Depok (2008) dan Praktek Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan (2011) . Adapun pelatihan dan atau seminar yang pernah diikuti selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah yang diselenggarakan oleh BEMJ PAI (2007), Seminar Membedah Gerakan Sesat NII KWIX yang diselenggarakan oleh LDK UIN Syahid (2007), Latihan Kader-1 yang diselenggarakan oleh HMI Komisariat Tarbiyah Ciputat (2008), Training Wisata Islam Terpadu yang diselenggarakan oleh LDK Uin Syahid (2008), Training Public Speaking for Teaching yang diselenggarakan oleh BEM FITK (2008), Seminar Nasional Metodologi Pembelajaran Pemikiran Islam pada Tingkat Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh FITK UIN Syahid (2008), Talkshow Interaktif “brain, behavior,
162
beauty” yang diselenggarakan oleh Trainers Community Fakultas Psikologi UIN Syahid, Pelatihan Menulis yang diselenggarakan oleh Forum Lingkar Pena Ciputat (2009), Seminar Muslimah Pendidikan Kesehatan yang diselenggarakan oleh LDK UIN Syahid (2009), Seminar Pengenalan Kepribadian yang diselenggarakan oleh IGTKI PGRI (2009), Bedah Buku Sekolahnya Manusia yang diselenggarakan oleh BEMJ PAI (2010),
Pelatihan Pengembangan Kurikulum Dokumen 1 dan Dokumen 2 oleh IGTKI PGRI (2012) dan beberapa seminar lainnya yang diselenggarakan oleh LDK UIN Syahid dan BEMJ PAI. Saat ini yang memiliki semboyan “Hidup Hanya Sekali, Jangan Salah Jalan” bertempat tinggal di Jalan Pegangsaan Dua Km.4 No. 157 RT 03/03, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia dapat di hubungi melalui hp. 085692171262 dan bisa juga melalui email:
[email protected].