MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENERAPAN STRATEGI PERISTIWA BELAJAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI O11 SEI JALAU KECAMATAN KAMPAR UTARA
OLEH
NURHASANAH NIM. 10818004734
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG MELALUI PENERAPAN STRATEGI PERISTIWA BELAJAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI O11 SEI JALAU KECAMATAN KAMPAR UTARA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh
NURHASANAH NIM. 10818004734 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Persegi dan Persegi Panjang melalui Penerapan Strategi Peristiwa Belajar Murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara, yang ditulis oleh Nurhasanah NIM. 10818004734 dapat diterima dan disetujui untuk diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Pekanbaru, 19 Dzulqa`dah 1432 H 17 Oktober 2011 M
Menyetujui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Pembimbing
Sri Murhayati, M.Ag.
Drs. H. Mas`ud Zein, M.Pd.
i
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Persegi dan Persegi Panjang melalui Penerapan Strategi Peristiwa Belajar Murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara yang ditulis oleh Nurhasanah NIM 10818004734 telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tanggal 21 Safar 1434 H/04 Januari 2013 M skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Pada program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Pekanbaru, 21 Safar 1434 H 04 Januari 2013 M Mengesahkan Sidang Munaqasyah Ketua
Sekretaris
Drs. Hartono, M.Pd.
Amirah Diniaty, M.Pd.Kons.
Penguji I
Penguji II
Dra. Hj. Nurhayati B, M.Ag.
Melly Andriani, M.Pd. Dekan
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Hj. Helmiati, M.Ag. NIP. 197002221997032001
ii
PENGHARGAAN
Puji syukur penulis ucapkan pada Allah SWT yang telah memberikan izin pada penulis untuk meneyelesaikan penulisan skripsi ini dan Slawat beserta salam buat panutan umat Nabi besar Muhammad SAW yang telah berhasil merubah fikiran manusia yang hanya berlandaskan fikiran semata kepada tradisi yang berlandaskan Al-qur`an dan hadis Rosulullah SAW. Semoga kita tetap berpegang pada dua pusaka yang ditinggalkan Nabi Muhammad SAW. Skripsi ini berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Persegi dan Persegi Panjang Melalui Penerapan Strategi Peristiwa Belajar Murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara”.yang merupakan hasil karya penulis yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UniVersitas Islam Negeri Suska Riau. Dalam penyusunan skripsi ini penulis manyadari sepenuhnya telah banyak melibatkan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak lansung sehingga penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. 1. Yang terhormat Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir. 2. Yang terhormat Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Ibu Dr. Hj Helmiati, M.Ag serta seluruh Fakultas akademik yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini.
iii
3. Kepada ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Ibu Sri Murhayati, M.Ag
yang sebelumnya telah mengarahkan penulisan
skripsi ini. 4. Drs. Mas`ud Zein., M.Pd yang telah memberikan bimbingan serta arahan yang berguna bagi penulis. 5. Dosen yang telah memberikan ilmunya tampa kenal lelah, semoga jasajasanya dibalas oleh Allah SWT. 6. Kepada kepala SDN 011 Sei Jalau serta majelis guru dan seluruh pegawai administrasi. 7. Kehadapan Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa mendo`akan penulis dan memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 8. Seluruh teman dan sahabatku Arma Wilis, Linda Sutrisna, Gusti dan yang lainnya kiranya tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Selain itu sebagai manusia biasa tentunya tidak akan terlepas dari khilaf dan salah, dan penulis menyadari penulisan skripsi ini masih belum sempurna dan masih ada kelemahan-kelehannya. Akhirnya kepada yang kuasa penulis selalu bermohon semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua. Amiin.
Pekanbaru, Oktober 2011 Penulis
NURHASANAH NIM. 10818004734
iv
ABSTRAK
Nur Hasanah (2011) : Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Persegi dan Persegi Panjang melalui Penerapan Strategi Peristiwa Belajar Murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara.
Memperhatikan hasil refleksi awal pada murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara, yaitu rendahnya hasil belajar matematika pada materi Persegi dan Persegi Panjang, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan Penerapan Strategi pembelajaran Peristiwa Belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah melalui penerapan Strategi Peristiwa Belajar dapat meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Persegi dan Persegi Panjang pada siswa Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara pada Tahun Pelajaran 2010-2011. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Instrumen penelitian ini terdiri dari observasi terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan teknik pengumpulan data berupa tes yang dilakukan pada bagian akhir proses pembelajaran dengan materi pelajaran yang telah dipelajari. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui 2 siklus, pada siklus I diketahui bahwa hasil belajar matematika murid dengan nilai rata-rata mencapai angka 59 dengan ketuntasan kelas 55% dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus kedua maka meningkat dan telah mencapai angka 63,5 dengan ketuntasan kelas mencapai 80%. Dari data ini menunjukkan bahwa apabila diterapkan Strategi Peristiwa Belajar dalam proses pembelajaran matematika pada materi Persegi dan Persegi Panjang secara benar akan dapat meningkatkan hasil belajar matematika murid.
v
ABSTRACT
Nur Hasanah ( 2011) : Improving Result Learn Square and Square Mathematics Items of Length Through Applying Of Strategy Event Learn Pupil Class of III SDN 011 Sei Jalau District of Camphor North.
Paying attention result of refleksi early at Class pupil of III SDN 011 Sei Jalau District of Camphor North, that is lowering of result learn mathematics at Square and Square items of Length, hence writer interest to do/conduct research with Applying of Strategy study of Event Learn. This Research aim to to know do passing applying of Strategy Event Learn can improve Result Learn Square and Square Mathematics Items of Length at Class student of III SDN 011 Sei Jalau District of Camphor North. This research is executed by in Class of III SDN 011 Sei Jalau District of Camphor North in the year Iesson 2010-2011. This Research form is research of class action. This Research instrument consist of observation to activity learn and student during study process take place and data collecting technique in the form of done/conducted tes at the end process study with Iesson items which have been studied. Pursuant to result of research which have been executed to pass/through 2 cycle, at cycle of I known that result learn pupil mathematics with tired average value of number 59 completely class 55% and after done/conducted by repair at both/ second cycle hence mounting and have reached number 63,5 completely tired class 80%. From this data indicate that if applied by Strategy Event Learn in course of study of mathematics at Square and Square items of Length real correctly will be able to improve result learn pupil mathematics.
vi
vii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN.............................................................................................. PENGESAHAN .............................................................................................. PENGHARGAAN........................................................................................... ABSTRAK....................................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
i ii iii v viii x xi xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
1
B. Penegasan Istilah.................................................................................
4
C. Rumusan masalah...............................................................................
5
D. Tujuan dan manfaat Penelitian............................................................
6
BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis ..............................................................................
7
1. Pengertian Belajar Matematika ........................................................
7
2. Hasil Belajar Matematika ................................................................
8
3. Strategi Peristiwa Belajar..................................................................
12
B. Penelitian yang Relevan.....................................................................
17
C. Indikator Keberhasilan........................................................................
18
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian..............................................................
23
B. Tempat Penelitian…………………………………………………
23
C. Rancangan Penelitian………………………………………………
23
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data………………………………
26
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian………………………………………..
28
1. Sejarah Berdirinya SDN 046 Sawah .........................................
28
2. Keadan Guru................................................................................
29
3. Keadan Siswa...............................................................................
30
4. Sarana dan Prasarana....................................................................
31
5. Kurikulum.....................................................................................
33
6. Visi dan Misi ................................................................................
34
B. Hasil Penelitian..................................................................................
35
1. Senelum Tindakan .......................................................................
35
2. Deskripsi Proses Pembelajaran Siklus I .....................................
37
3. Deskripsi Proses Pembelajaran Siklus II.....................................
46
C. Pembahasan.........................................................................................
55
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................................
60
B. Saran...................................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
IV.1 Data Keadaan Guru SDN 011 Sei Jalau……………...........................
29
IV.2 Keadaan Murid SDN 011 Sei Jalau .....................................................
30
IV.3 Nama-Nama Siswa Kelas V SDN 011 Sei Jalau.................................
31
IV.4 Data Sarana dan Prasarana SDN 011 Sei Jalau....................................
32
IV.5 Hasil Belajar Matematika Sebelum Tindakan ................. ....................
36
IV.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ..........................................
39
IV.7 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 1 Siklus I...................
40
IV.8 Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus I..................
41
IV.9 Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I............................................
43
IV.10 Observasi Aktivitas Guru Siklus II ...................................................
48
IV.11 Aktivitas Siswa Pertemuan 1 siklus II..............................................
49
IV.12 Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan 2 Siklus 2 ................................
50
IV.13 Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus 2 .........................................
52
IV.14 Peningkatan Aktivitas Guru Siklus ke I dan Siklus ke II .................
54
IV.15 Peningkatan Aktivitas siswa Siklus I dan II .....................................
55
IV.16 Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa ...................................
56
IV.17 Peningkatan Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar siswa Penerapan Strategi Peristiwa Belajar .........................................
57
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ......................................
24
2. Grafik Peningkatan Aktivitas guru, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar....
57
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
A. Silabus ....................................................................................................
63
B1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus I ......................................
64
B2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus I ......................................
66
B3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 Siklus II ......................................
68
B4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 Siklus II ......................................
70
C1. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ..........................................
72
C2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 1 Siklus I ..........................................
73
C3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 2 Siklus I ..........................................
74
C4. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ..........................................
75
C5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 3 Siklus II .......................................... 76 C6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 4 Siklus II .......................................... 77
xii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Banyak faktor yang diperlukan dalam upaya menunjang hasil belajar untuk sesuatu dengan potensi dan bakat yang dimiliki. Adapun inti dari pada kegiatan pendidikan di sekolah adalah proses belajar mengajar yang berlangsung melalui interaksi antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang diingini pada diri murid-murid.1 Menyadari pentingnya pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar maka guru dituntut untuk melakukan perbaikan dalam cara menyajikan dalam penyampaian pada mata pelajaran matematika di dalam proses belajar mengajar di kekelas, hal itu dapat dilakukan dengan pemilihan metode atau cara-cara mengajar yang tepat dan sesuai, sehingga pengajaran menjadi berkualitas yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar murid. Kualitas pembelajaran yang dimaksud adalah efektif atau tidaknya proses pembelajaran. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila murid terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, yang mana hal itu tentunya tidak terlepas dari aktivitas guru dalam menyampaikan pelajaran dengan
1
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung, Remaja Rosda Karya 2006) h.. 3
2
metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembalajaran yang diharapkan. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar murid. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap ulangan yang dilakukan pada tengah semester tahun pelajaran 2009-2010 terhadap mata pelajaran matematika khususnya materi keliling, luas persegi, dan persegi panjang, penguasaan murid masih rendah. Dengan jumlah murid 20 orang kelas III SDN 011 Sei Jalau, ternyata 12 orang di antaranya mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan, atau sekitar 60%. Sedangkan KKM yang ditetapkan di SDN 011 Sei Jalau adalah 60. Dengan demikian hanya terdapat 8 orang murid yang mencapai KKM dari 20 orang murid. atau 40%. Rendahnya hasil belajar murid di SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara ini disebabkan belum berhasilnya guru menciptakan proses pembelajaran yang dapat membuat murid senang dan tertarik. Guru masih mengajar dengan cara konvensional, dimana ceramah selama proses pembelajaran berlangsung lebih dominan. Guru hanya mengajar dengan contoh-contoh soal yang dibahas bersama murid. Murid hanya diberi soal-soal yang ada di buku. Murid ditugaskan menyelesaikan soal dengan cara-cara yang telah dicontohkan. Hal ini merupakan salah satu penyebab lemahnya kemampuan murid dan kurangnya aktivitas murid dalam membangun pengalamannya. Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan sebelumnya maka guru dituntut untuk melakukan perbaikan dengan menerapkan berbagai strategi pembelajaran, salah satunya adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran
3
peristiwa belajar. Peristiwa belajar merupakan suatu strategi atau model peristiwa pembelajaran, termasuk strategi mikro yang digunakan khusus untuk menata sajian atau konsep, atau prinsip atau prosedur pada pokok bahasan tertentu. Pada dasarnya hakikat dari tahapan pembelajaran bergantung pada tujuan belajar yang diharapkan akan menjadi hasil pembelajaran. Keterampilan prasyarat belajar adalah keterampilan yang harus dikuasai murid agar dapat belajar secara efesien seperti yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran. 2 Pada mata pelajaran matematika khususnya materi keliling, luas persegi, dan persegi panjang, siswa diharapkan terampil dalam menggunakan rumus dan mencari hasilnya Berbagai masalah yang timbul di SD Negeri 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara khususnya dalam proses pembelajaran matematika antara lain adalah : 1. Guru kurang memberikan fariasi pada metode pengajaran yang digunakan, metode yang digunakan hanya berupa pemberian tugas. 2. Dalam proses pembelajaran guru lebih dominan, sehingga murid terkesan fasif dan kurang kreatif. 3. Guru dalam memberikan latihan jarang sekali memberikan balikan dari latihan yang diberikan. Sementara itu dilain pihak ditemukan pula beberapa masalah pada murid antara lain : 1. Motivasi murid dalam belajar matematika yang rendah 2
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovativ , (Jakarta, Bumi Aksara, 2009) h. 236
4
2. Murid kurang kreatif dalam membangun pengalamannya sehingga perolehan murid dalam belajar belum optimal 3. Murid tidak bisa mengkomunikasikan dan memberikan balikan dari apa yang telah dipelajarinya. Dari berbagai masalah yang dikemukakan mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika murid, maka penulis ingin melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika murid. Melihat kenyataan yang telah diuraikan di atas dan penjelasan langkah pembelajaran dari strategi peristiwa belajar maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh dalam uapaya meningkatkan hasil belajar matematika murid dengan judul : Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Persegi dan Persegi Panjang Melalui Penerapan Strategi Peristiwa Belajar Murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara”
B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dari pengertian yang ada dalam penulisan ini, maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan definisi yang berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu :
5
1. Strategi pembelajaran merupakan rencana pertemuan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan
metode
dan
pemanfaatan
berbagai
sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran.3 2. Peristiwa Belajar adalah tahapan-tahapan dalam belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran yang memiliki urutan tertentu yang disebut dengan peristiwa belajar.4 3. Hasil belajar matematika merupakan suatu kemampuan yang dimiliki murid setelah menerima pengalaman belajar.5 Maksud judul di atas adalah suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi persegi dan persegi panjang dengan penerapan strategi peristiwa belajar atau tahapan-tahapan dalam belajar.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, dapat dirumuskan masalah Bagaimana Penerapan Strategi Peristiwa Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar pada mata pelajaran Matematika Materi Persegi dan Persegi Panjang murid kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara?
3 4 5
Ibid, h., 236 Ibid, h. 234 Djamarah, Guru dan Anak Didik (Jakarta, Rineka Cipta, 2005) h..35
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran Peristiwa Belajar dalam meningkatkan hasil belajar matematika Murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian tindakan kelas ini maka diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi : a. Bagi murid, penggunaan strstegi pembelajaran Peristiwa Belajar dapat meningkatkan hasil belajar IPS Murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara. b. Bagi guru, Penggunaan Strategi pembelajaran Peristiwa Belajar ini dapat dijadikan sebagai salah satu strategi pembelajaran di SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara. c. Bagi sekolah, tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu masukan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan pada mata pelajaran IPS Murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara. d. Bagi peneliti sendiri, hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan sebagai suatu landasan dalam rangka menindak lanjuti penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi.
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangaka Teoretis. 1. Pengertian Belajar Matematika Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.6 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.7 Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampialn, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.8 Belajar adalah sesuatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap orang dan berlangsung seumur hidup. Semenjak dia lahir sampai keliang lahat nanti, salah satu tanda orang belajar adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, perubahan tingkah laku
6
tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan
Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta, Bumi Aksara, 2003.) h.. 23 7 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta, Bumi Aksara, 1991). h.. 2 8 Nana Sudjana, Cara Belajar murid Aktif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1989). h. 5
8
(konitif) dan keterampilan( Psicomotor) maupaun yang menyangkut nilai dan sikap(afektif).9 Disamping pengertian-pengertian tersebut, ada beberapa pengertian lain dan cukup banyak, baik yang dilihat secara mikro, dilihat dalam arti luas ataupun terbatas/khusus. Dalam arti luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksud sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagaian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan maka belajar matematika merupakan proses interaksi murid dengan guru dalam uasa penguasaan materi pada mata pelajaran matematika.
2. Hasil Belajar Matematika a. Pengertian Dari berbgai pendapat tentang pengertian belajar, maka penulis mengemukakan di anatranya adalah belajar adalah suatu usaha atau perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis dengan mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental, panca indera, otak dan anggota tubuh lainnya.10 Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada
9
S.Sadiman Dkk, Media Pendidikan, ( Jakarta : Rinneka Cipta, 2007). h. 2 Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Rhineka Cipta, 1997). h. 35
10
9
diri seseorang11. Belajar ialah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang berubah secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri setelah berinteraksi dengan lingkungannya 12. Belajar adalah suatu usaha perubahan atau perubahan dalam diri seseorang dinyatakan dalam tingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan 13. Pendapat di atas menyatakan bahwa belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan yang dikehendaki dalam tingkah laku, ilmu pengetahuan dan keterampilan seorang murid. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih baik. Perubahan ilmu pengetahuan yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika murid. Hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam pendidikan. Secara umum hasil belajar selalu dipandang sebagai perwujudan nilai yang diperoleh murid melalui proses pembelajaran murid dan guru merupakan orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Setelah proses pembelajaran berlangsung, guru selalu mengadakan evaluasi terhadap murid dengan tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan murid terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil evaluasi merupakan hasil belajar bagi murid dalam pembelajaran.
11
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya. 2004). h. 56. 12 Slameto. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.1989). h. 48 13 Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2003). h. 21
10
Dalam proses pembelajaran peranan guru sangat mutlak diperlukan, dimana guru harus membangun interaksi antara guru dengan murid, merupakan suatu system yang saling terkait antara satu sama lain demi terwujudnya suatu tujuan yang hendak dicapai yaitu peningkatan hasil belajar. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh tiga faktor utama yaitu dari dalam diri murid, faktor dari luar diri murid dan faktor pendekatan belajar14. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor atau nilai yang menggambarkan tingkat penguasaan murid terhadap materi yang diperoleh dari tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran matematika dilaksanakan.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Mtematika Slameto menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu :15 faktor intern (dari dalam anak itu sendiri) faktor ekstern (dari luar anak itu sendiri). 1. Faktor intern a. Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan, cacat tubuh b. Faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motiv, kematangan, kesiapan. c. Faktor kelelahan
14 15
Dalyono, M. Op. Cit. h. 34 Slameto,Op Cit, h., 54
11
2. Faktor ekstern a. Keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan b. Faktor sekolah yaitu metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan murid, relasi murid dengan murid, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah c. Faktor masyarakat yaitu kegiatan murid dalam masyarakat , media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Menurut pendapat Hamalik keberhasilan belajar dalam menempuh studi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a. Faktor kesehatan rohani seperti sabar, percaya diri, tidak mencontoh, disiplin, bekerja keras, tanggung jawab, tidak rendah diri, mudah beradaptasi, suka menghargai tidak mudah tersinggung. b. Faktor bakat dan minat belajar c. Faktor motivasi belajar, yaitu mempunyai motif untuk berprestasi, karena hal ini akan mendorong belajar secara maksimal d. Faktor kesehatan yang Fit e. Faktor lingkungan keluarga untuk memotivasi belajar f. Faktor ekonomi yang memadai
12
g. Faktor lingkungan sosial yang aman dan tentram.16
3. Strategi Peristiwa Belajar a. Pengertian Gagne dalam Made mengemukakan bahwa tahapan-tahapan dalam belajar dapat dimudahkan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang memiliki urutan tertentu, yang ia sebut dengan “peristiwa pembelajaran (the events of instruction)”.17 Peristiwa-peristiwa pembelajaran ini mempreskripsikan kondisi belajar internal dan ekternal utama untuk kapabilitas apa pun yang dipelajari. Hal ini terkait dengan teori belajar pengelolahan informasi yang mendiskripsikan bahwa tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Peristiwa pembelajaran ini dibagi menjadi sembilan tahapan, yang diasumsikan sebagai cara-cara ekternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam belajar. Hakikat suatu peristiwa pembelajaran berbeda tergantung pada kapabilitas apa yang diharapkan akan menjadi hasil pembelajaran. “learning intellectual skills requires a different design of instructional events from those required for learning verbal informasion or of those required for learning motor skills, and so on.” (gagne, 1985) Dilihat dari taksonomi variabel pembelajaran yang dikembangkan oleh Reigeluth (1983) model rancangan peristiwa pembelajaran termasuk sub variabel
16 17
Hamalik, Op Cit, h.. 27 Made Wena, Op Cit. h. 234
13
pengorganisasian isi pembelajaran yang merupakan bagian variabel metode pembelajaran. Ditinjau dari tingkat kegiatan pengorganisasian isi, model peristiwa pembelajaran, termasuk strategi mikro yang digunakan khusus untuk menata sajian atau konsep, atau prinsip atau prosedur pada pokok bahasan tertentu; berbeda dengan strategi makro yang diacukan untuk menata keseluruhan isi bidang studi (Degeng, 1989). Pada dasarnya hakikat dari tahapan pembelajaran berbeda bergantung pada tujuan belajar yang diharapkan akan menjadi hasil pembelajaran. b. Keunggulan dan Kelemahan Kelebihan dari strategi pembelajaran peristiwa belajar antara lain adalah digunakan khusus untuk menata sajian atau konsep atau prinsip atau prosedur pada pokok bahasan tertentu dari materi pelajaran yang dipelajari dan dengan demikian akan memudahkan pemahaman bagi murid. Kelemahan dari strategi pembelajaran peristiwa belajaran, dalam proses pembelajaran pada materi-materi yang sulit akan menyita waktu pelajaran lain, karena dalam penanaman konsep yang rumit akan menggunakan waktu yang lama sehingga murid benar-benar mengerti dari konsep dan prinsip yang ditanamkan. c. Langkah-Langkah Penerapan Tahapan pembelajaran yang dikembangkan Gagne (1985) meliputi: a. menarik perhatian b. memberitahuan tujuan pembelajaran, c. merangsang ingatan pada prasyarat belajar,
14
d. menyajikan bahan perangsang, e. memberikan bimbingan belajar, f. menampilkan unjuk kerja, g. memberi balikan, h. menilai unjuk kerja, dan i. meningkatkan retensi dan alih belajar.18 Langkah strategi pembelajaran Peristiwa Belajar dalam pelaksanaannya menempuh tahapan-tahapan yaitu :19 a. Menarik perhatian Menarik perhatian merupakan kegiatan paling awal dalam proses pembelajaran. Menurut Dick & Carey (1985) menarik perhatian murid dan mempertahankannya selama pembelajaran merupakan langkah awal strategi pembelajaran. Hidi (1990) mengungkapkan bahwa perhatian merupakan hal penting dalam menentukan pemilihan dan melakukan pemrosesan informasi. Perhatian juga memegang peran utama dalam kegiatan aktivitas mental pada pembelajaran agar terjadi proses belajar. Berkaitan dengan pembelajaran dalam bidang sains atau teknik, Martinez dan Haertel (1991) mengatakan bahwa variabel perhatian merupakan suatu yang penting karena memengaruhi prestasi akademik janka pendek.
18 19
Ibid, h.. 235-236 Ibid, h.. 236-238
15
b. Menginformasikan Tujuan Pembelajaran Tahap berikutnya memberitahukan tujuan pembelajaran pada murid dengan maksud agar murid dapat menjawab pertanyaan, “bagaimana saya tahu bahwa saya sudah belajar?” Tujuan pembelajaran merupakan uraian rinci tentang suatu (isi pembelajaran) yang akan mampu dikerjakan murid selesai mengikuti satu satuan pembelajaran. Ditinjau dari susut murid, tujuan pembelajaran diartikan sebagai deskrifsi tentang perilaku yang diharapkan dapat dimiliki setelah mengikuti pembelajaran (David, 1976). Sedangkan dari segi bentuknya, tujuan belajar berarti deskripsi unjuk kerja yang akan ditunjukkan murid sebagai hasil pembelajaran (Mader, 1975); atau dapat juga dikatakan sebagai deskripsi terici tetang sesuatu yang diharapkan dapat dilakukan murid setelah menyelesaikan suatu unit pembelajaran tertentu (Dick and Carey, 1985) c. Merangsang Ingatan pada Prasyarat Belajar Keterampilan prasyarat belajar adalah keterampilan yang harus dikuasai murid agar dapat belajar secara efesien seperti yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran (Dick and Carey, 1985). Dalam proses pembelajaran prasyarat belajar ini harus dimunculkan kembali dalam memori murid, karena merangsang ingatan pada prasyarat belajar dapat memudahkan belajar kapabilitas baru (Gagne, 1985). d.menyajikan bahan perangsang Tahap berikutnya menyajikan bahan perangsang, yang bertujuan untuk membangkitkan perhatian murid terhadap pembelajaran. Menurut Gagne (1977)
16
agar kegitan pembelajaran berjalan dengan baik maka pada proses pembelajaran, guru harus menyajikan bahan perangsang . e. Memberikan bimbingan belajar Memberi bimbingan belajar berguna untuk membantu murid guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Menurut Gagne dalam setiap kegiatan kadang-kadang murid akan mengalami kesulitan dalam belajar misalnya dalam memahami konsep, prosedur, maupun prinsisp. Untuk memudahkan murid memahami masalah tersebut perlu diberi bimbingan belajar oleh guru. f. Menampilkan unjuk kerja. Tahap menampilkan unjuk kerja berguna untuk meyakinkan murid bahwa ia telah menguasai kepabilitas. Oleh karena itu, murid perlu menampilkan dalam bentuk yang dapat diamati. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaanpertanyaan pada murid, melalui jawaban murid tersebut akan dapat diketahui tingkat kemampuan murid. g. Memberi balikan. Tahap ini adalah tahap yang paling penting, guna dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Menurut Degeng dalam Made mengatakan bahwa suatu balikan hendaknya bersifat informatif. Balikan akan memberikan informasi tentang perolehan unjuk kerja individu. Dari balikan tersebut individu memperoleh hasil dari pengalaman itu.
17
h. Menilai unjuk kerja. Menilai unjuk kerja untuk mengetahui sejauh mana murid telah mencapai tujuan pembelajaran, berdasarkan hasil nilai unjuk kerja guru dapat merevisi kelemahan-kelemahan yang terjadi. Dick dalam Wena menjelaskan bahwa guna menilai unjuk kerja murid dapat dilakukan melalui proses penilain sumatif maupun formatif. Alat penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan alat tes bail tes tulisan maupun lisan ataupun perbuatan, ini tergantung dari karekteristik isi pembelajaran. i. Meningkatkan retensi dan alih belajar. Meningkatkan retensi dan alih belajar merupakan tahap terakhir, yang secara aksplisit dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran, Retensi merupakan jumlah hasil belajar yang masih mampu diingat atau diproduksi oleh murid setelah selang waktu tertentu. Menurut Gagne dalam Wena menjelaskan bahwa makin banyak jumlah hasil belajar yang mampu diingat oleh murid dalam selang waktu tertentu, berarti tingkat retensi tinggi, jadi pembelajaran dianggap efektif. 20
B. Penelitian Relevan Kajian tentang penelitian yang relevan yang penulis baca yaitu: a. Oleh Ermesda dengan judul Penggunaan Alat Peraga Simetris Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Pengelompokan Bangun yang
20
Ibid, h.. 243
18
Simetris Murid Kelas IV SD Negeri 075 Kampar Kecamatan Kampar Timur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui 2 siklus, pada siklus I diketahui bahwa hasil belajar Matematika murid hanya mencaai 59,92” dengan ketuntasan kelas 59% dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus kedua maka meningkat dan telah mencapai 66,66, dengan ketuntasan kelas mencapai 88%. b. Oleh Neti Hastuti dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Berpandu Pada Teori Bruner Dikelas IV SDN 026 Rumbio Kecamatan Kampar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan melalui 2 siklus, pada siklus I diketahui bahwa hasil belajar Matematika siswa hanya dengan rata-rata 57,2 dengan ketuntasan kelas 56% dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus kedua maka meningkat lagi dengan nilai rata-rata 67,4 dengan ketuntasan kelas mencapai 96%. Berdasarkan bacaan penulis persamaan dengan peneletian yang penulis lakukan yaiyu sama-sama meneliti tentang mata pelajaran matematika di sekolah dasar. Sedang perbedaannya adalah pada sekolah yang berbada dan menggunakan strategi dan media yang berbada.
C. Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil apabila setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan penerapan Strategi Peristiwa Belajar murid yang mempunyai hasil belajar tinggi dalam belajar mencapai 75% dari keseluruhan
19
murid atau di atas ketuntasan kelas yang telah ditetapkan dengan KKM 60. Tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila hasil belajar murid pada siklus I dengan penerapan Strategi Peristiwa Belajar lebih baik dari hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, dan hasil belajar murid pada siklus ke II lebih baik dari hasil belajar pada siklus pertama. a. Kegiatan Guru Data tentang kegiatan guru berguna untuk mengetahui apakah proses pembelajaran yang diterapkan/ dilakukan telah sempurna atau tidak sempurna dan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang direncanakan sebelumnya yang terdiri atas 7 indikator dalam pelaksanaannya yaitu: 1. Menarik perhatian 2. Memberi tahukan tujuan pembelajaran 3. Merangsang ingatan pada persyarat belajar 4. Menyajikan bahan perangsang 5. Memberikan bimbingan belajar 6. Menampilkan unjuk kerja 7. Memberikan balikan 8. Menilai unjuk kerja 9. Meningkatkan retensi dan alih belajar Pengukurannya adalah dengan melihat porsentase kegiatan yang dilakukan guru, maka data yang diperoleh diinterprestasikan sesuai dengan tujuan penelitian.
20
Sangat sempurna
:
81% -- 100%
sempuran
:
61% – 80%
Cukup Sempurna
:
41% -- 60%
Kurang sempurna
:
21% – 40%
Tidak sempurna
:
0% – 20%. 21
b. Aktivitas Murid Aktivitas siswa dalam belajar terlahir dari aktivitas yang dilakukan guru, aktivitas yang dilakukan siswa diantaranya adalah: 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 2. Antusias
dengan
mendengarkan
tujuan
pembelajaran
yang
disampaikan guru 3. Antusias dengan persyarat belajar yang diberikan guru 4. Mendengarkan bahan pelajaran yang diberikan guru 5. Bertanya pada guru hal-hal yang belum mengerti 6. Melakukan unjuk kerja yang diperintahkan guru 7. Merespon balikan yang dilakukan guru 8. Menerima hasil kerja yang diberikan guru 9. Meningkatkan retensi dan alih belajar
21
Riduan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Jakarta : Alfabeta, 2008). h., 89
21
Kemudian ditentukan tingkat aktivitas belajar siswa dengan melihat porsentase aktivitas yang dilakukan dan data yang diperoleh diinterprestasikan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu : Sangat tinggi
: 81% -- 100%
Tinggi
: 61% – 80%
Cukup Tinggi
: 41% -- 60%
Rendah
: 21% -- 40%
Sangat Rendah
:
0 % – 20%22
c. Analisis Data Hasil Belajar Matematika Analisis data tentang ketercapaian pembelajaran matematika murid pada materi pelajaran yang telah dipelajari dilakukan dengan mencatat ketuntasan belajar murid secara individu dan klasikal. Ketuntasan individu tercapai apabila hasil belajar murid sekurang-kurangnya adalah 60 dan ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator adalah 75. Hasil belajar murid dilihat dari nilai skor dasar, Tes setelah siklus I dan tes setelah siklus II. Data ini dianalisis, apakah mencapai KKM yang telah ditetapkan. Analisis data berguna untuk melihat hasil belajar matematika setelah dilakukan tindakan. Hasil belajar dikatakan meningkat apabila hasil belajar yang diperoleh setelah penerapan strategi pembelajaran Peristiwa Belajar lebih baik dari hasil sebelum tindakan, atau murid dikatakan tuntas secara individu jika hasil
22
Ibid.
22
belajar murid adalah 60. atau di atas KKM yang telah ditetapkan. Untuk menetukan ketuntasan belajar murid secara umum maka dilihat dari nilai rata-rata yang diperoh murid secara keseluruhan penulis menggunakan rumus : M=
X
N Keterangan : M = (mean) rata-rata ∑X = Jumlah nilai N = Banyaknya nilai.23
23
Hartono, Statistik Untuk Penelitian, (Pekanbaru ; Pustaka Pelajar Offset, 2006) h. 30
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek dan Objek Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada murid kelas Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara, dengan jumlah murid yaitu 24 orang, murid laki-laki berjumlah 12 orang dan murid perempuan berjumlah 12 orang. Subjek dalam penelitian adalah guru Kelas III SDN 011 Sei Jalau yang berjumlah 1 orang dan murid Kelas III SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara yang berjumlah 24 orang. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan Strategi Pembelajaran Peristiwa Belajar dan hasil belajar matematika murid.
B. Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara. SDN 011 Sei Jalau tidak berapa jauh dari ibu kota kecamatan yaitu lebih kurang 2km dan jarak dari ibu kota kabupaten sekitar 10km, sedangkan jarak dengan ibu kota propinsi yaitu lebih kurang 48km.
C. Rancangan Penelitian. Pelaksanaan PTK yang digunakan dalam penelitian tindakan ini adalah yang dikemukakan oleh Gunawan Undang yang melalui empat tahapan yaitu
24
perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi, dan direncanakan penelitian ini melalui dua siklus yang berkesinambungan dari siklus pertama kesiklus berikutnya dan dapat didesain sebagai berikut : Identifikasi masalah
Perencanaan
Aksi
Refleksi
SIKLUS I Pengamatan
Pengamata
Perencanaan Ulang
Refleksi
SIKLUS II
Aksi
Gambar :1. Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 24 Berdasrkan refleksi awal peneliti telah memiliki data yang dapat dijadikan tema dalam penelitian ini kemudian diikuti dengan perencanaan, , pelaksanaan, pengamatan, dan refelksi. a. Perencanaan Dalam perencanaan tindakan kelas ini adapun hal-hal yang akan dilakukan adalah : 1) Menyusun RPP berdasarkan standar kompetensi denan langkah-langkah penerapan Strategi Pembelajaran Peristiwa Belajar
24
Gunawan Undang, Teknik Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Sayagatama, 2008) h. 104
25
2) Meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi pengamat (observer) dalam pelaksanaan tindakan. 3) Menyusun format pengamatan (lembar observasi) tentang aktifitas guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung 4) Menyiapkan tes berdasarkan materi pelajaran yang akan diberikan pada murid diakhir pembelajaran 5) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur peningkatan hasil belajar murid dalam mencapai kompetensi dasar b. Implementasi Tindakan 1) Menarik perhatian 2) Memberi tahukan tujuan pembelajaran 3) Merangsang ingatan pada persyarat belajar 4) Menyajikan bahan perangsang 5) Memberikan bimbingan belajar 6) Menampilkan unjuk kerja 7) Memberikan balikan 8) Menilai unjuk kerja 9) Meningkatkan retensi dan alih belajar c. Observasi Observasi yaitu penelitian yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian ditempat berlangsungnya peristiwa dan peneliti berada bersamaan objek yang diteliti.
26
d. Refleksi Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan penulis melakukan diskusi dengan observer, hasil dari pengamatan dan diskusi tersebut penulis melakukan refleksi diri untuk mengetahui keberhasilan tindakan dan merencanakan tindakan selanjutnya.
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah : a. Data aktivitas guru dalam proses pembelajaran b. Data hasil belajar matematika murid Adapun teknik pengumpulan data yang akan dianalisis dalam penelitian adalah sebagai berikut : a. Data aktivitas yang dilakukan guru dilihat dari hasil pengamatan (observasi). Pengamatan yaitu penelitian yang dilakukan melalui observasi dan pencatatan terhadap gejala yang tampak pada subjek penelitian ditempat berlangsungnya peristiwa dan peneliti berada bersamaan objek yang diteliti adapun objek yang di observasi adalah aktivitas guru dan murid selma proses pembelajaran dalam penerapan strategi pembelajaran peristiwa belajar. b. Hasil dari tes (test) Test sebagai instrument pengumpul data adalah serangkaian latihan yang digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil dan tingkat pemahaman
27
yang dimiliki murid setelah pembelajaran matematika. Sedangkan tes yang dilakukan dengan soal-soal berbentuk objektif dari materi pelajaran yang dipelajari dan terdiri dari 10 soal.
28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrifsi Setting Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SDN 011 Sei Jalau Awal berdiri SD Negeri 011 Sei Jalau adalah inisiatif dari masyarakat yang di Desa tersebut yang dipelopori oleh seorang tokoh masyarakat yang bernama H. Alimin Muhammad. Alasan berdirinya SD tersebut dikarenakan oleh SDN 009 Sei Jalau Kecamatan Kampar sudah banyak menampung murid dan jarak antara rumah dengan sekolah sangat jauh. Tahun 1980 dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jauhnya SD 009 dari pendududk yang berada di Dususn Sai Jalau maka didirikanlah sekolah SD Negeri 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar pecahan dari SD 009 Sei Jalau Kecamatan Kampar yang hanya terdiri dari 3 kelas. Karena terjadinya pemekaran daerah
maka Kecamatan Kampar menjadi 4 Kecamatan yaitu Kecamatan
Kampar, Kecamatan Kampar Uatara, Kecamatan Rumbio Jaya dan Kecamatan Kampar Timur. Sedangkan Desa Sei Jalau terletaj di Kecamatan Kampar Uatara maka Dusun Sai Jalau dimekarkan pula menjadi Desa Sai Jalau. Dahulunya SD Negeri 011 Sei Jalau berada di desa Sei Jalau Kecamatan Kampar utara berganti nama yaitu SD Negeri 011 Sai Jalau Kecamatan Kampar Uatara. Semenjak mulai berdirinya SD Negeri 011 Sei jalau telah terjadi beberapa kali pergantian kepala sekolah. Mulanya awal berdiri kepala sekolah pertama
29
adalah bapak Nasaruddin semenjak tahun 1981 sampai tahun 1999. Kemudian digantikan oleh bapak Bukori mulai dari tahun 1999 sampai tahun 2004 dan semenjak tahun 2004 digantikan pula oleh bapak Alizar Abdul Hamid sampai saat sekarang ini. 2. Keadaan Guru Guru sebagai tenaga pendidik adalah merupakan elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan di suatu sekolah, keberhasilan guru sangat menentukan dalam pelaksanaan pendidikan. Keberadaan dan kualitas seorang guru akan sangat menentukan terhadap kualitas suatu lembaga pendidikan. Untuk mengetahui keadaan guru-guru SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel IV.1 di bawah ini. Tabel IV.1 Data Keadaan Guru SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara Tahun Pelajaran 2010/2011 No Nama Pendidikan Jabatan 1. Alizar Abdul Hamid, S. Pd S-I Kepala Sekolah 2. Juidah, S.Pd S-I Guru Kelas 3. Yulizar D-II Guru Kelas 4. Hasan Basri D-II Guru PAI 5. NurAzmi, S.Pd S-I Guru Kelas 6. Roslinar, S.Pd S-I Guru Kelas 7. Sambah, S.Pd S-I Guru Penjas 8. Ernawati, S.Pd S-I Guru Kelas 9. Jiddan SD Jaga Sekolah 10. Herda Ningsih, S.Pd S-I Guru Kelas 11 Sri Susmita, S.Pd S-I Guru Kelas 12 Rosdiani D-II Guru Kelas 13 Trisnawati D-II Guru Penjas 14 Nurhasanah D-II Guru Kelas 15 Daswir D-II Guru Kelas 16 Gusti Zulhelma D-II Guru Penjas 17 Rosliah, S.Pd S-I Guru Kelas Sumber data : Statistik Keadaan Guru SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara
30
3. Keadaan murid Faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah adalah keberadaan murid, murid adalah objek atau sasaran pendidikan, anak didik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tiap orang atau kelompok yang menjalan kegiatan pendidikan. Proses pendidikan tidak akan terlaksana jika murid tidak ada. Penelitian ini dilakukan pada kelas V. Untuk mengetahui keadaan murid kelas V SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara dapat dilihat pada tabel IV.2 di bawah ini Tabel IV.2 Nama-nama Murid Kelas V SDN 011 Sei Jalau yang di Observasi No Nama Murid Jenis Kelamin 1 Ahmad Ridho L 2 Arnaili L 3 Abdul Muis L 4 Cintia Kasih P 5 Candrawani P 6 Darusman L 7 Darwita P 8 Dahliah P 9 Eka Putri P 10 Fajar L 11 Fajri Hakim L 12 Gunawan L 13 Herman L 14 Herlina P 15 Irfan L 16 Kaharuddin L 17 Lasmita P 18 Mawarni P 19 Mawaddah P 20 Siti Aisiah P Sumber data : SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara
31
4.Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan faktor yang paling dominan dalam kelangsungan proses belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan. Sehingga dengan tersedianya sarana dan prasarana tersebut dapat menunjang tujuan pendidikan. Adapun sarana dan prasarana yang ada di SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel IV.3 di bawah ini. Tabel IV.3 Data Keadaan Sarana dan Prasaran SDN 011 Sei Jalau Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Nama Barang/Bangunan
Jumlah
1. Ruang Belajar 6 lokal 2. Ruang Kantor 1 unit 3. Ruang Kepala Sekolah 1 unit 4. Ruang Majelis Guru 1 unit 5. Meja dan Kursi Guru 18 unit 6. Kursi Murid 150 unit 7. Meja Murid 80 unit 8. Meja dan Kursi Kepala Sekolah 1 unit 9. Papan Tulis 7 buah 10. Jam Dinding 4 buah 11. Lonceng 1 buah 12. Lemari 9 buah 13. Dispenser 1 buah 14. WC 1 unit Sumber data : SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara Selain sarana dan prasarana di atas, SD Negeri 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara dilengkapi dengan : a. Alat-alat pelajaran seperti : 1) Alat peraga Matematika
5 unit
32
2) Alat pembelajaran Sains
2 unit
3) Alat pembelajaran matematika
6 unit
4) Peta dinding Indonesia
5 buah
5) Peta dunia (globe)
3 buah
6) Gambar Presiden dan Wakil Presiden
7 pasang
7) Gambar burung garuda
7 buah
b. Sarana Olahraga seperti : 1) Bola kaki
1 buah
2) Bola volley
2 buah
3) Bola kasti
3 buah
4) Bola takraw
2 buah
5) Net
2 buah
5. Kurikulum Kurikulum dalam dunia pendidikan islam dikenal dengan kata-kata “manhaj” yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. William. B Ragan, sebagaimana dikutip S. Nasution berpendapat bahwa kurikulum meliputi sebuah program dan kehidupan di sekolah.25
25
Armei, Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,(Jakarta : Ciputat Pers, 2002), h.. 30
33
Sementara itu Harold B. Alberty mendefinisikan kurikulum adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh sekolah terhadap para muridnya. 26 Kurikulum merupakan bahan tertulis yang dimaksud untuk digunakan oleh para guru di dalam melaksanakan pengajaran untuk muridnya. Dalam suatu sekolah kurikulum memegang peranan penting karena proses pendidikan dan pengajaran di suatu lembaga pendidikan mengacu kepada kurikulum. Adapun kurikulum yang dijadikan acuan di SDN 011 Sei Jalau adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
6. Visi dan Misi a. Visi Mewujudkan murid didiknya berbudi luhur, berprestasi kreatif dan dapat menjadi pelopor ditengah-tengah masyarakat berdasarkan iman dan taqwa b. Misi 1) Memberikan keteladanan kepada murid didik dan warga masyarakat SDN 011 Sei Jalau 2) Meningkatkan pelaksanaan pendidikan dan agama secara isentif 3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
secara
efektif
guna
meningkatkan ketifan anak didik 4) Menciptakan suasana yang Islami
26
Syafrudin, Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), h.. 34
34
5) Menciptakan suasana yang bersih, indah, nyaman, dan tertib sesuai dengan syriat Islam 6) Melibatkan orang tua, guru dan murid serta masyarakat untuk berperan aktif dalam mewujudkan SDN 011 Sei Jalau yang kondusif.
B. Hasil Penelitian 1. Sebelum dilakukan Tindakan Sebelum dilakukan tindakan penelitian dengan penerapan strategi pembelajaran Peristiwa Belajar, guru masih mengajar dengan cara-cara lama, yang mana dalam mengajarkan mata pelajaran matematika guru selama ini hanya mengguakan metode ceramah dan latihan yang bersumber pada buku paket, yang muaranya pada hasil belajar yang kurang baik pula. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru selalu mendominasi proses pembelajaran sehingga murid terkesan menoton, kaku, kurang kreatif dan tidak mampu untuk mengemukakan pendapat ataupun bertanya dari apa yang telah dijelaskan guru. Kondisi proses pembelajaran tersebut mengakibatkan tidak tercapainya indikator yang diharapkan, hasil belajar murid rendah, tidak tecapainya KKM yang telah ditetapkan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
35
TABEL. IV.4 HASIL BELAJAR MATEMATIKA SEBELUM TINDAKAN Ketuntasan Kelas Nilai Hasil Tuntas Belum Belajar Tuntas 1 Ahmad Ridho 70 √ 2 Arnaili 50 √ 3 Abdul Muis 55 √ 4 Cintia Kasih 60 √ 5 Candrawani 60 √ 6 Darusman 60 √ 7 Darwita 55 √ 8 Dahliah 65 √ 9 Eka Putri 55 √ 10 Fajar 65 √ 11 Fajri Hakim 65 √ 12 Gunawan 50 √ 13 Herman 50 √ 14 Herlina 60 √ 15 Irfan 55 √ 16 Kaharuddin 55 √ 17 Lasmita 50 √ 18 Mawarni 50 √ 19 Mawaddah 55 √ 20 Siti Aisiah 50 √ N=20 ∑X = 1135 8 Orang 12 Orang Nilai rata-rata 56,75 40% 60 % KKM 60 (Enam Puluh) Sumber data : SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara No
Nama Murid
Data sebelum perbaikan : M =
X N
1135 56,75 20
Berdasarkan tabel hasil tes awal yang dilakukan di atas dapat dilihat nilai rata-rata yang diperoleh murid hanya mencapai 56,75 dan ketuntasan kelas hanya mencapai 40%. Setelah itu guru melakukan tindakan penelitian dengan penerapan strategi
pembelajaran
Peristiwa
Belajar
dengan
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
tahapan-tahapan
yaitu
36
2. Deskripsi Proses Pembelajaran Siklus I a. Perencanaan. Setelah memperoleh data dari refleksi awal selanjutnya diikuti perencanaan tindakan, adapun hal-hal yang akan dilakukan adalah menyusun RPP-1 dan RPP-2 berdasarkan standar kompetensi dengan langkah-langkah strategi pembelajaran pristiwa belajar, meminta kesediaan teman sejawat (observer), menyusun format pengamatan (lembar observasi) tentang aktifitas murid selama proses pembelajaran berlangsung, menyusun daftar pertanyaan yang akan diberikan pada murid diakhir pembelajaran, menyusun alat evaluasi untuk mengukur peningkatan hasil belajar murid dalam mencapai kompetensi dasar. Setelah merencanakan dan menyusun segala sesuatu yang diperlukan dalam penelitian maka dilanjutkan dengan pelaksanaan. b. Pelaksanaan Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu dengan menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar dan melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang akan dipelajari Kegiatan inti dimulai oleh guru menarik perhatian siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang pelajaran yang akan dipelajari, memberitahukan tujuan pembelajaran dan merangsang ingatan pada persyarat belajar tentang keliling persegi dengan contoh sebuah persegi yaitu:
37
A
B
D C Guru menyajikan bahan perangsang dengan menanyakan yaitu keliling persegi ABCD adalah ..cm dan memberikan bimbingan belajar cara menentukan keliling sebuah persegi, menampilkan unjuk kerja cara menentukan keliling sebuah persegi, memberikan balikan dari jawaban siswa. Selanjutnya guru menilai unjuk kerja yang telah dilakukan siswa dan meningkatkan retensi dan alih belajar. Kegiatan akhir guru memberikan pos tes c. Pengamatan Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran Peristiwa Belajar yang dilakukan maka dilakukan pengamatan dengan menggunakan format pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel IV.5 di bawah ini.
38
TABEL. IV.5 HASIL PENGAMATAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS I No AKTIVITAS YANG DIAMATI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Menarik perhatian Memberi tahukan tujuan pembelajaran Merangsang ingatan pada persyarat belajar Menyajikan bahan perangsang Memberikan bimbingan belajar Menampilkan unjuk kerja Memberikan balikan Menilai unjuk kerja Meningkatkan retensi dan alih belajar JUMLAH Persentase
ALTERNATIF Pertemuan I Pertemuan II Ya √ √
Tidak
Ya √ √
x
x
√
x x
√ √
5 56%
Tidak
x x 4 44%
√ √ x x √ 5 56%
4 44%
Keterangan : Tanda (x) Tidak dilakukan Tanda (√) Dilakukan Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap aktivitas guru dengan melakukan 2 kali pertemuan di siklus pertama ternyata dalam pelaksanaan strategi pembelajaran Peristiwa Belajar belum dilakukan guru dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang disusun dalam RPP-1 dan RPP-2 Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama ini, dapat dilihat dalam proses pembelajaran terutama dalam merangsang ingatan pada persyarat belajar, memberikan bimbingan belajar, menilai unjuk kerja dan meningkatkan retensi dan alih belajar ternyata belum dilakukan guru. Sedangkan pada pertemuan kedua guru belum merangsang ingatan pada persyarat belajar, menyajikan bahan perangsang, memberikan balikan, dan menilai unjuk kerja
39
Hal ini dikarenakan guru belum begitu menguasai langkah-langkah strategi pembelajaran Peristiwa Belajar. Kelemahan-kelamahan yang dilakukan guru pada pertemuan pertama pada pertemuan kedua nanti guru harus lebih menguasai langkah-langkah pembelajaran yang disusun dalam RPP sehingga proses pembelajaran berjalan lebih maksimal. Aktivitas yang dilakukan guru pada pertemuan pertama hanya dilaksanakan 5 aktivitas (56%) dari 9 aktivitas yang harus dilakukan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara umum proses pelaksanaan pada pertemuan pertama siklus pertama yang telah dilakukan guru hanya berada pada kategori “Cukup Sempurna” antara rentang persen 41% -- 60%. Sedangkan pada pertemuan kedua juga dilaksanakan 5 aktivitas (56%) dari 9 aktivitas yang harus dilakukan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara umum proses pelaksanaan pada pertemuan kedua siklus pertama yang telah dilakukan guru hanya berada pada kategori “Cukup Sempurna” antara rentang persen 41% -60%. Kesempurnaan guru dalam mengajar dalam menerapkan strategi pembelajaran sangat mempengaruhi aktivitas kegiatan belajar murid hasil observasi yang dilakukan terhadap murid dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
40
TABEL IV.6 AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN I SIKLUS I No
Nama Siswa 1 √
2 √
3
Aktivitas Siswa 4 5 6 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 10 10 9 60 50 50 45 Cukup Tinggi
Jumlah 8 √
9 √
1 Ahmad Ridho 5 2 Arnaili √ 4 3 Abdul Muis √ √ √ 5 4 Cintia Kasih √ √ √ 4 5 Candrawani √ √ 5 6 Darusman √ √ √ √ 6 7 Darwita √ √ 4 8 Dahliah √ √ √ 4 9 Eka Putri √ √ 5 10 Fajar √ √ √ 5 11 Fajri Hakim √ √ √ 5 12 Gunawan √ √ 4 13 Herman √ √ √ 5 14 Herlina √ √ 4 15 Irfan √ √ 5 16 Kaharuddin √ √ √ 5 17 Lasmita √ √ 5 18 Mawarni √ √ √ 6 19 Mawaddah √ √ √ 5 20 Siti Aisiah √ √ √ √ 6 Jumlah 11 12 11 9 11 96 Persentase (%) 55 60 55 45 55 53,3% Klasifikasi Keterangan: 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 2. Antusias dengan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 3. Antusias dengan persyarat belajar yang diberikan guru 4. Mendengarkan bahan pelajaran yang diberikan guru 5. Bertanya pada guru hal-hal yang belum mengerti 6. Melakukan unjuk kerja yang diperintahkan guru 7. Merespon balikan yang dilakukan guru 8. Menerima hasil kerja yang diberikan guru 9. Meningkatkan retensi dan alih belajar
Hasil observasi pada pertemuan pertama yang dilakukan ternyata jumlah dari seluruh aktivitas yang dilakukan siswa setiap indikator yaitu 96. Dapat ketahui aktivitas belajar murid yaitu 53.3% (96 x 100 : 9 indikator : 20 siswa)
41
berdasarkan klasifikasi ternyata aktivitas belajar murid siklus pertama berada pada klasifikasi tingkatan “Cukup Tinggi” di antara rentang 41% -- 60%. TABEL IV.7 AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN 2 SIKLUS I No
Nama Siswa 1 √
2 √
3
Aktivitas Siswa 4 5 6 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12 10 11 11 60 50 55 55 Cukup Tinggi
Jumlah 8 √ √
9 √
1 Ahmad Ridho 6 2 Arnaili √ 5 3 Abdul Muis √ √ √ 5 4 Cintia Kasih √ √ √ 4 5 Candrawani √ √ 5 6 Darusman √ √ √ √ 6 7 Darwita √ √ 4 8 Dahliah √ √ √ √ 5 9 Eka Putri √ √ 5 10 Fajar √ √ √ 5 11 Fajri Hakim √ √ √ 5 12 Gunawan √ √ 4 13 Herman √ √ √ √ 6 14 Herlina √ √ √ 5 15 Irfan √ √ √ 6 16 Kaharuddin √ √ √ 5 17 Lasmita √ √ 4 18 Mawarni √ √ √ 6 19 Mawaddah √ √ √ 5 20 Siti Aisiah √ √ √ √ 7 Jumlah 12 12 11 11 13 103 Persentase (%) 60 60 55 55 65 57,2% Klasifikasi Keterangan: 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 2. Antusias dengan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 3. Antusias dengan persyarat belajar yang diberikan guru 4. Mendengarkan bahan pelajaran yang diberikan guru 5. Bertanya pada guru hal-hal yang belum mengerti 6. Melakukan unjuk kerja yang diperintahkan guru 7. Merespon balikan yang dilakukan guru 8. Menerima hasil kerja yang diberikan guru 9. Meningkatkan retensi dan alih belajar
Hasil observasi pada pertemuan ke II siklus pertama yang dilakukan ternyata jumlah dari seluruh aktivitas yang dilakukan siswa setiap indikator yaitu
42
103. Berdasarkan jumlah tersebut dapat ketahui persentase aktivitas belajar siswa yaitu 57,2% (103 x 100 : 9 indikator : 20 siswa) maka berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan ternyata aktivitas belajar siswa pada siklus pertama masih berada pada klasifikasi tingkatan “Cukup Tinggi” yang berada di antara rentang persen 41% -- 60%. Kondisi aktivitas guru dan murid tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar murid, berdasarkan hasil tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran pada siklus pertama ternyata hasil belajar murid belum seperti harapan dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel IV.8 di bawah ini. TABEL. IV.8 HASIL BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS I Nilai Hasil Ketuntasan Kelas Nama Murid Belajar Tuntas Belum Tuntas Ahmad Ridho 70 √ Arnaili 60 √ Abdul Muis 55 √ Cintia Kasih 60 √ Candrawani 60 √ Darusman 65 √ Darwita 55 √ Dahliah 65 √ Eka Putri 55 √ Fajar 70 √ Fajri Hakim 65 √ Gunawan 50 √ Herman 50 √ Herlina 60 √ Irfan 55 √ Kaharuddin 60 √ Lasmita 50 √ Mawarni 55 √ Mawaddah 55 √ Siti Aisiah 65 √ N=20 ∑X = 1180 11 Orang 9 Orang Nilai rata-rata 59 55% 45 % KKM 60 (Enam Puluh) Sumber data : SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
43
Data setelah tindakan: M =
X N
1180 59 20
Berdasarkan tabel hasil tes matematika di atas dapat diketahui bahwa murid yang memperoleh nilai ≥ 60 ada 11 orang atau 55% dan murid yang memperoleh nilai ≤ 60 ada 9 orang atau 45%. Dari data hasil belajar matematika murid pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar murud dari sebelum dilakukan tindakan ke siklus I. d. Refleksi Memperhatikan deskripsi proses pembelajaran yang dikemukakan di atas dan melihat peningkatan hasil belajar matematika siswa, maka berdasarkan hasil diskusi peneliti dan observer sebagai pengamat terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus pertama, terdapat beberapa kekuatan dan kelemahan sebagai catatan diantaranya adalah : 1. Penggunaan strategi Peristiwa Belajar belum dilakukan guru dengan optimal, terutama dalam merangsang ingatan pada persyarat belajar belum terlaksana dengan baik 2. Dalam menilai unjuk kerja belum terlaksana dengan baik 3. Menyajikan
bahan
perangsang,
memberikan
bimbingan
belajar,
meningkatkan retensi dan alih belajar belum terlihat terlaksana. Sedangkan kebaikan ataupun kelebihan yang terjadi selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
44
1. Prangkat pembelajaran sudah dipersiapkan dengan lengkap sebelum memasuki ruang kelas, sehingga proses pembelajaran lebih terarah. 2. Secara umum aktivitas belajar siswa pada siklus pertama berada pada klasifikasi tingkatan “Cukup Tinggi” yang berada di antara rentang persen 41% -- 60%. 3. Hasil belajar siswa sudah meningkat berdasarkan tes matematika dapat diketahui bahwa murid yang memperoleh nilai ≥ 60 ada 11 orang atau 55% dan murid yang memperoleh nilai ≤ 60 ada 9 orang atau 45%. Dengan melihat kondisi proses pembelajaran yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran siklus pertama, maka perbaikan yang ingin penulis lakukan pada siklus berikutnya adalah: 1. Pada siklus berikutnya guru harus lebih merangsang ingatan pada persyarat belajar dengan sempurna 2. Dalam menilai unjuk kerja belum terlaksana dengan baik guru harus melakukannya lebih baik dan sempurna. 3. Menyajikan
bahan
perangsang,
memberikan
bimbingan
belajar,
meningkatkan retensi dan alih belajar harus diberikan lebih optimal dan sempurna. Melihat kenyataan yang terjadi bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan strategi Peristiwa Belajar belum sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran yang tersusun dalam RPP-1 dan RPP-2 sehingga hasil belajar murid belum menunjukkan peningkatan yang lebih baik maka peneliti dan
45
observer menyimpulkan bahwa penelitian ini harus dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus ke II.
3. Deskripsi Proses Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan. Setelah memperoleh data dari refleksi awal selanjutnya diikuti perencanaan tindakan, siklus pertama adapun hal-hal yang akan dilakukan adalah menyusun RPP-3 dan RPP-4 berdasarkan standar kompetensi dengan langkahlangkah strategi pembelajaran pristiwa belajar, meminta kesediaan teman sejawat (observer), menyusun format pengamatan (lembar observasi) tentang aktifitas murid selama proses pembelajaran berlangsung, menyusun daftar pertanyaan yang akan diberikan pada murid diakhir pembelajaran, menyusun alat evaluasi untuk mengukur peningkatan hasil belajar murid dalam mencapai kompetensi dasar. Setelah merencanakan dan menyusun segala sesuatu yang diperlukan dalam penelitian maka dilanjutkan dengan pelaksanaan. b. Pelaksanaan Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu dengan menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk belajar dan melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi pelajaran yang lalu dengan pelajaran yang akan dipelajari Kegiatan inti dilaksanakan guru dengan menarik perhatian siswa dengan mengajukan pertanyaan tentang pelajaran yang akan dipelajari, memberitahukan
46
tujuan pembelajaran yaitu menghitung keliling bangun datar persegi panjang dengan rumus keliling persegi panjang Selanjutnya kegiatan inti dengan merangsang ingatan pada persyarat belajar tentang menghitung keliling bangun datar persegi dengan rumus keliling persegi panjang dengan contoh sebuah persegi yaitu: A
5cm
B
2cm D C Selanjutnya pada kegiatan inti guru menyajikan bahan perangsang dengan menanyakan yaitu keliling persegi panjang ABCD adalah ..cm, memberikan bimbingan belajar cara menghitung keliling bangun datar persegi panjang dengan rumus keliling persegi panjang dan menampilkan unjuk kerja cara menghitung keliling bangun datar persegi panjang dengan rumus keliling persegi panjang. Selanjutnya guru memberikan balikan dari jawaban siswa selanjutnya menilai unjuk kerja yang telah dilakukan siswa dan meningkatkan retensi dan alih belajar pada kegiatan akhir guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dari kegiatan yang telah dilakukan. c. Pengamatan Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran siklus ke II dengan penerapan strategi pembelajaran Peristiwa Belajar yang dilakukan maka dilakukan pengamatan dengan menggunakan format pengamatan yang telah
47
disiapkan sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. TABEL. IV.9 HASIL PENGAMATAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU SIKLUS II No AKTIVITAS YANG DIAMATI 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Menarik perhatian Memberi tahukan tujuan pembelajaran Merangsang ingatan pada persyarat belajar Menyajikan bahan perangsang Memberikan bimbingan belajar Menampilkan unjuk kerja Memberikan balikan Menilai unjuk kerja Meningkatkan retensi dan alih belajar JUMLAH Persentase
ALTERNATIF Pertemuan I Pertemuan II Ya √ √
Tidak
Ya √ √
√
√
√ √ √ √
√ √ √
7 78%
Tidak
x x x
√ √
2 22%
8 88%
1 12%
Keterangan : Tanda (x) Tidak dilakukan Tanda (√) Dilakukan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap aktivitas guru dengan melakukan 2 kali pertemuan di siklus ke II ternyata dalam pelaksanaan strategi pembelajaran Peristiwa Belajar telah dilakukan guru dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang disusun dalam RPP-3 dan RPP-4 Hasil pengamatan pada pertemuan pertama siklus ke II telah terlihat lebih baik dari pada pertemuan 1,2 siklus pertama, namun masih ditemukan kelemahan
48
dalam proses pembelajaran terutama dalam menilai unjuk kerja dan meningkatkan retensi dan alih belajar masih belum dilakukan guru. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus ke II guru masih belum ingat memberikan balikan. Namun secara umum aktivitas yang dilakukan guru pada siklus ke II lebih baik dari siklu pertama. Aktivitas yang dilakukan guru pada pertemuan pertama siklus ke II dilaksanakan 7 aktivitas (78%) dari 9 aktivitas yang harus dilakukan. Pada pertemuan ke 2 dilakukan guru dengan baik 8 aktivitas (88%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa secara umum proses pelaksanaan pada siklus ke II yang telah dilakukan guru pada pertemuan pertama berada pada kategori “Sempurna” antara rentang persen 61% -- 80%. Pada pertemuan ke 2 dengan kategori “sangat sempurna” antara rentang 81%-100%. Kesempurnaan guru dalam mengajar mempengaruhi aktivitas kegiatan belajar murid berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dapat dilihat pada tabel IV.11 di bawah ini.
49
TABEL IV.10 AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN I SIKLUS II No
Nama Siswa
1 Ahmad Ridho 2 Arnaili 3 Abdul Muis 4 Cintia Kasih 5 Candrawani 6 Darusman 7 Darwita 8 Dahliah 9 Eka Putri 10 Fajar 11 Fajri Hakim 12 Gunawan 13 Herman 14 Herlina 15 Irfan 16 Kaharuddin 17 Lasmita 18 Mawarni 19 Mawaddah 20 Siti Aisiah Jumlah Persentase (%) Klasifikasi
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 √ √ √ √ √
3 √ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ 13 65
√ √ 13 65
√ √ √ 13 65
Aktivitas Siswa 4 5 6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 13 12 12 65 60 60
Jumlah 7 √ √
8 √ √
9 √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 65
√ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ 12 60
√ 12 60
6 6 5 5 5 6 6 5 5 5 6 5 6 6 5 6 5 7 6 6 113 63 %
Tinggi
Keterangan: 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 2. Antusias dengan mendengarkan tujuan pembelajaran disampaikan guru 3. Antusias dengan persyarat belajar yang diberikan guru 4. Mendengarkan bahan pelajaran yang diberikan guru 5. Bertanya pada guru hal-hal yang belum mengerti 6. Melakukan unjuk kerja yang diperintahkan guru 7. Merespon balikan yang dilakukan guru 8. Menerima hasil kerja yang diberikan guru 9. Meningkatkan retensi dan alih belajar
yang
Hasil observasi pada pertemuan pertama siklus ke II yang dilakukan ternyata aktivitas yang dilakukan siswa setiap indikator yaitu 108. Berdasarkan
50
jumlah tersebut dapat ketahui persentase aktivitas belajar siswa yaitu 63% (113 x 100 : 9 indikator : 20 siswa) maka berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan ternyata aktivitas belajar siswa pada siklus pertama berada pada klasifikasi tingkatan “Tinggi” yang berada di antara rentang persen 61% -- 80%. TABEL. IV.11 AKTIVITAS BELAJAR SISWA PERTEMUAN 2 SIKLUS II No
Nama Siswa
1 Ahmad Ridho 2 Arnaili 3 Abdul Muis 4 Cintia Kasih 5 Candrawani 6 Darusman 7 Darwita 8 Dahliah 9 Eka Putri 10 Fajar 11 Fajri Hakim 12 Gunawan 13 Herman 14 Herlina 15 Irfan 16 Kaharuddin 17 Lasmita 18 Mawarni 19 Mawaddah 20 Siti Aisiah Jumlah Persentase (%) Klasifikasi
1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 80
2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 17 85
3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 80
Aktivitas Siswa 4 5 6 7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 14 14 14 80 70 70 70 Tinggi
Jumlah 8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ 14 70
√ √ √ √ 16 80
7 8 7 5 6 8 7 5 6 6 7 7 8 8 7 6 5 8 8 9 137 76,1%
Keterangan: 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 2. Antusias dengan mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru 3. Antusias dengan persyarat belajar yang diberikan guru 4. Mendengarkan bahan pelajaran yang diberikan guru 5. Bertanya pada guru hal-hal yang belum mengerti 6. Melakukan unjuk kerja yang diperintahkan guru 7. Merespon balikan yang dilakukan guru 8. Menerima hasil kerja yang diberikan guru 9. Meningkatkan retensi dan alih belajar
51
Hasil observasi pada pertemuan ke 2 siklus ke II yang dilakukan ternyata jumlah dari seluruh aktivitas yang dilakukan siswa setiap indikator yaitu 137. Berdasarkan jumlah tersebut dapat ketahui persentase aktivitas belajar siswa yaitu 76,1% (137x 100 : 9 indikator : 20 siswa) maka berdasarkan klasifikasi yang telah ditentukan ternyata aktivitas belajar siswa pada siklus pertama masih berada pada klasifikasi tingkatan “Tinggi” yang berada di antara rentang persen 61% -80%. Kondisi aktivitas guru dan murid tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar murid, berdasarkan hasil tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran pada siklus ke II ternyata hasil belajar murid telah seperti harapan dalam penelitian ini yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
52
TABEL. IV.12 HASIL BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS II No
Nama Murid
Nilai Hasil Ketuntasan Kelas Belajar Tuntas Belum Tuntas 1 Ahmad Ridho 75 √ 2 Arnaili 60 √ 3 Abdul Muis 70 √ 4 Cintia Kasih 60 √ 5 Candrawani 65 √ 6 Darusman 70 √ 7 Darwita 55 √ 8 Dahliah 65 √ 9 Eka Putri 60 √ 10 Fajar 75 √ 11 Fajri Hakim 70 √ 12 Gunawan 55 √ 13 Herman 55 √ 14 Herlina 60 √ 15 Irfan 65 √ 16 Kaharuddin 60 √ 17 Lasmita 55 √ 18 Mawarni 65 √ 19 Mawaddah 60 √ 20 Siti Aisiah 70 √ N=20 ∑X = 1270 16 Orang 4 Orang Nilai rata-rata 63,5 80% 20 % KKM 60 (Enam Puluh) Sumber data : SDN 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara
Data setelah tindakan: M =
X N
11270 63,5 20
Berdasarkan tabel hasil tes matematika di atas dapat diketahui bahwa murid yang memperoleh nilai ≥ 60 ada 16 orang atau 80% dan murid yang memperoleh nilai dibawah angka 60 atau di bawah KKM ada 4 orang atau 20%. Dari data hasil belajar matematika murid pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar murud dari siklus I ke siklus ke II.
53
d. Refleksi Memperhatikan deskripsi proses pembelajaran yang dikemukakan di atas dan melihat peningkatan hasil belajar matematika siswa, maka berdasarkan hasil diskusi peneliti dan observer sebagai pengamat terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus ke II, terdapat beberapa kekuatan dan kelemahan sebagai catatan diantaranya adalah : 1. Aktivitas yang dilakukan guru dalam penerapan proses pembelajaran siklus ke II dengan dua kali pertemuan diketahui pada pertemuan pertama telah berada pada kategori “Sempurna” dan pada pertemuan ke 2 telah berada pada kategori “sangat sempurna” 2. Aktivitas yang dilakukan siswa diketahui bahwa pada siklus ke II telah berada pada klasifikasi “Tinggi” 3. Hasil belajar matematika murid telah meningkat dibandingkan dengan sebelum dilakukan tindakan dan siklus ke I. Hasil belajar murid diketahui dengan rata-rata 63,5 dan ketuntasan kelas mencapai 80%. Melihat kenyataan yang terjadi bahwa proses pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan strategi Peristiwa Belajar belum sesuai dengan langkahlangkah pembelajaran yang tersusun dalam RPP-3 dan RPP-4 sehingga hasil belajar murid mengalami peningkatan yang lebih baik maka peneliti dan observer menyimpulkan bahwa penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
54
B. Pembahasan Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan penelitian dengan penerapan strategi Peristiwa Belajar dalam meningkatkan hasil belajar matematika Murid mulai dari siklus pertama sampai ke siklus ke II. 1. Aktivitas Guru Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas yang dilakukan guru pada siklus ke I dan siklus ke II dapat dilihat pada tabel perbandingan aktivitas guru berikut. Tabel IV.13 Peningkatan Aktivitas Guru Siklus ke I dan Siklus ke II AKTIVITAS GURU
KATEGORI
SIKLUS I Tnd- I Tind- II Prek % Prek % 5 56 5 56
SIKLUS II Tind- I Tind- II Prek % Prek % 7 78 8 88
Cukup Sempurna
Sempurna
Cukup Sempurna
Sangat Sempurna
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat peningkatan aktivitas yang dilakukan guru siklus pertama ke siklus ke II. Aktivitas yang dilakukan guru pada siklus pertama pertemuan pertama terlaksana 5 aktivitas (56%) kategori “Cukup Sempurna” pada pertemuan ke 2 terlaksana 5 aktivitas (56%) kategori “Cukup Sempurna”. Siklus ke II pada pertemuan pertama terlaksana 7 aktivitas (78%) kategori “Sempurna” dan pada pertemuan ke 2 terlaksana 8 aktivitas (88%) kategori “ Sangat Sempurna”
55
2. Aktivitas Siswa Dengan penerapan strategi Peristiwa Belajar yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran ternyata juga mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran siswa sudah mulai aktif sesuai dengan harapan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya peningkatan aktivitas yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran siklus I dan siklus ke II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel IV.14 Peningkatan Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Siklus I dan II AKTIVITAS SISWA KLASIFIKASI
Siklus I Tind -1 Tind-2 Prek % Prek % 96 53,3 103 57,2 Cukup Cukup Tinggi Tinggi
Siklus II Tind -1 Tind-2 Prek % Prek % 113 63 137 76,1 Tinggi Tinggi
Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus pertama pada pertemuan pertama dengan persentase 53,3% dan pada pertemuan ke dua dengan persentase 57,2% pada klasifikasi tingkatan “Cukup Tinggi” antara rentang persen 41% -60%. Sedangkan pada siklus ke II ativitas siswa meningkat pada pertemuan pertama 63% dan pertemuan ke 2 dengan persentase 76,1% dengan klasifikasi “Tinggi” antara rentang 61%-80%.
56
3. Hasil Belajar Siswa Berdasarkan hasil tes yang dilakukan tergadap mata pelajaran Matematika yang dipelajari dengan penerapan strategi Peristiwa Belajar telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus ke II yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. IV.15 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan
Siklus I
Siklus II
8
11
16
40%
55%
80%
56,75
59
63,5
Jumlah siswa yang mencapai KKM 60 % Jumlah siswa yang mencapai KKM 60 Nilai Rata-rata Sumber: Data olahan peneliti
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah murid yang bernilai di atas KKM yaitu sebelum dilakukan tindakan 8 orang (40%) dengan nilai rata-rata 56,75 siklus ke I hanya 11 orang dengan persentase (55%) dengan nilai rata-rata 59 dan setelah siklus ke II meningkat hingga 16 orang dengan persentase (80%) dengan nilai rata-rata 63,5. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dengan penerapan strategi peristiwa belajar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat pada tabel peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa dan peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut.
57
Tabel IV.16 NO
Peningkatan Aktivitas Guru, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar siswa Penerapan Strategi Peristiwa Belajar Hasil Siklus I Siklus II Perubahan %
%
%
1
Hasil Akhir Aktivitas Guru
56%
88%
32%
2
Hasil Akhir Aktivitas Siswa
57,2%
76,1%
18,9%
3
Hasil Belajar
55%
80%
25%
Untuk lebih jelasnya peningkatan yang terjadi dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 2. Grafik Peningkatan Aktivitas guru, Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar 100% 90% 80% Hasil Akhir Aktivitas Guru
70% 60% 50%
Hasil Akhir Aktivitas Siswa
40%
Hasil Belajar
30% 20% 10% 0% Siklus I
Siklus II
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut menunjukkan bahwa penerapan strategi Peristiwa Belajar secara benar oleh guru dalam pembelajaran matematika yang penulis gunakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa yang
58
kurang aktif akan menjadi lebih aktif dalam belajar sehingga perolehan siswa lebih baik dari sebelumnya. Hal ini didukung oleh penjelasan Made Wena bahwa Peristiwa belajar merupakan suatu strategi atau model peristiwa pembelajaran, termasuk strategi mikro yang digunakan khusus untuk menata sajian atau konsep, atau prinsip atau prosedur pada pokok bahasan tertentu. Pada dasarnya hakikat dari tahapan pembelajaran bergantung pada tujuan belajar yang diharapkan akan menjadi hasil pembelajaran. Keterampilan prasyarat belajar adalah keterampilan yang harus dikuasai murid agar dapat belajar secara efesien seperti yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran.27
27
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovativ , (Jakarta, Bumi Aksara, 2009) h. 236
59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Bertitik tolak dari hasil analisis dan pembahasan seperti yang telah disampaikan pada bab IV dapat diambil kesimpulan seperti berikut. Penerapan strategi Peristiwa Belajar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Negeri 011 Sei Jalau Kecamatan Kampar Utara. Keberhasilan ini disebabkan dengan strategi Peristiwa Belajar yang dilakukan guru telah berada pada klasifikasi tingkat kesempurnaan ”Sangat Sempurna” sehingga siswa cenderung lebih positif dalam menerima pelajaran yang diberikan guru dengan klasifikasi “tinggi” dengan demikian tingkat perolehan siswa akan meningkat dan pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajarnya. Penerapan strategi Peristiwa Belajar secara benar dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa yang kurang aktif akan menjadi lebih aktif dalam belajar sehingga perolehan siswa lebih baik dari sebelumnya. Namun walau demikian masih ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran di antaranya adalah: 1. Guru terkesan kaku dalam penyampain materi, sehingga sebagian murid merasa kebingungan dengan penyampaian guru.
60
2. Proses belajar selalu didominasi oleh guru dan kurang memberikan balikan dengan wawasan yang lebih luas
B. Saran Bertitik tolak dari kesimpulan dan pembahasan hasil penelitian di atas, berkaitan dengan strategi Peristiwa Belajar yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran. 1. Supaya penerapan strategi Peristiwa Belajar dapat berjalan dengan baik, maka sebaiknya guru lebih sering melaksanakannya dalam proses belajar mengajar di kelas, tentunya disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan 2. Agar pembelajaran tidak didominasi oleh guru, sebaiknya guru dalam menyampaikan materi pelajaran harus seimbang dengan pertanyaanpertanyaan dari murid, sehingga adanya hubungan timbal balik antara guru dan murid dalam pembelajaran.
61
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Rhineka Cipta. Jakarta, 1997 Djamarah, Strategi belajar mengajar, Rineka Cipta : Jakarta, 1994 Gunawan Undang, Teknik Penelitian Tindakan Kelas Jakarta : Sayagatama, 2008. Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta, Bumi Aksara, 2003. ----------- Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta 2003 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovativ , Bumi Aksara : Jakarta, 2009. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya : Bandung, 2006 ------------ Cara Belajar murid Aktif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1989. Riduan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Jakarta : Alfabeta, 2008. S.Sadiman Dkk, Media Pendidikan, Jakarta : Rinneka Cipta, 2007. Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta, Bumi Aksara, 1991 Wina Sanjaya, Strtaegi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan Kencana , Jakarta, 2008