PENGARUH JUMLAH BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH, TINGKAT IMBALAN SBIS, SUKU BUNGA SIMPANAN BERJANGKA 1 BULAN, DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DEPOSITO MUDHARABAH (STUDI KASUS PT. BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2007-2011)
Oleh Suratman 108081000135
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Curriculum Vitae)
Data Pribadi Nama lengkap Panggilan Tempat&tanggal lahir Jenis Kelamin Agama Alamat Telepon Email Pendidikan Formal 2008 – 2013 2004 – 2007 2001 – 2004 1995 – 2001
: Suratman : Mamen : Tangerang, 8 Mei 1988 : Laki-laki : Islam : Jl. Swadaya II No. 48 Kp. Utan, Pdk. Pucung, Pdk. Aren, Tangerang Selatan, Banten 15229 : 085694606819 :
[email protected]
: Program Sarjana (S-1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : SMK Yuppentek 6 Ciledug : SMP Negeri 2 Pondok Aren : SD Negeri 2 Pondok Pucung
Pendidikan Informal Seminar-seminar Pengalaman Organisasi 1. Ketua Majelis Ta’lim Ribathul Musthofa 2011/2012 2. Koordinator Departemen Keagamaan BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2010/2011 3. Bendahara Pembangungan Pondok Pesantren Yatim Piatu (P4YP) Kampung Utan periode 2010-2011 4. Anggota Ikatan Remaja Masjid Sabilul Muttaqin (IRSA) 5. Anggota Pramuka SMK Yuppentek 6 Ciledug 6. Bendahara OSIS SMK Yuppentek 6 Ciledug 7. Anggota Pramuka SD Negeri 02 Pondok Pucung Pengalaman Bekerja Pengajar Private/Bimbingan Belajar Pribadi tahun 2013 sampai saat ini Magang/KKN selama 1 bulan di UKM Aneka Kue Andika tahun 2011 Karyawan PT. Melawai Group tahun 2007-2008 Magang selama 2 bulan di PDAM Tirta Kerta Raharja Tangerang tahun 2006
v
Keahlian Komputer Olahraga
: Microsoft Office (Word, Excel, Power Point) : Sepak Bola, Futsal, Badminton
vi
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence of the total profit sharing mudharabah deposits, rate of return for SBIS, 1 month time deposit rates, and inflation against the total of mudharabah deposits at Syariah Mandiri Bank. The data for assessing this research are acquired monthly data from January 2007 to December 2011. This research used multiple linier regression method. Data processing in this research uses SPSS software 19.0 and Microsoft Excel 2010. The results of the analysis indicated that partially, total of profit sharing mudhrabah deposits, rate of return for SBIS, 1 month time deposit rates, and inflation are significant to total of mudharabah deposits. Simultaneously variables total of profit sharing mudhrabah deposits, rate of return for SBIS, 1 month time deposit rates, and inflation are significant to total of mudharabah deposits. This is proved by value of sig-F 0.000 which is smaller than 5% of significance. Predictive ability of the four variables of the financing is 68,8%, as indicated by the amount of the adjusted R-square, while the remaining amount of 31,2% influenced by other factors that are not included in the study variables.
Keywords: The Total of Profit Sharing Mudhrabah Deposits, Rate of Return for SBIS, 1 Month Time Deposit Rates, Inflation, The Total of Mudharabah Deposits, Multiple Linier Regression
vii
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data bulanan dari Januari 2007 sampai Desember 2011. Penelitian ini menggunakan metode analisis linier regresi berganda dengan menggunakan program komputer SPSS versi 19.0 dan Microsoft Excel 2010. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial, jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Secara simultan variabel jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Hal ini dibuktikan dengan nilai sig-F 0,000 yang lebih kecil dari signifikansi 5%. Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap jumlah deposito mudharabah adalah 68,8%. sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square, sedangkan sisanya 31,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam variabel penelitian ini. Kata kunci : Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan, Inflasi, Jumlah Deposito Mudharabah dan Analisis Regresi Linier Berganda
viii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan Salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya guna memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2007-2011)”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca. Tentunya keberhasilan penyusunan skripsi ini tak lepas dari adanya orangorang yang selalu siap membantu dan terus memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua Orang Tua Penulis, Ayahanda tercinta Sanin dan Ibunda tercinta Hj. Pesoh, terima kasih atas doa dan kasih sayang serta kesabarannya selama ini telah merawat dan mendidik anakmu tanpa lelah dan tanpa pamrih. Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada Ibu dan Ayah tercinta. Aamiin. 2. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Arief Mufraini, LC., M.Si selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEB, Ibu Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan FEB, Ibu Leis Suzanawaty, SE., M.Si selaku Pudek I FEB, Ibu Yulianti, SE., M.Si selaku Pudek II FEB, dan Bapak Herni
ix
Ali HT, SE., MM selaku Pudek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Ahmad Dumyathi Bashori, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen, Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Manajemen dan Bapak Dr. Suhendra, S.Ag., MM selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk berkarya. 5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah mengajarkan ilmu, semoga amal baktinya dijadikan amalan sholeh. Aamiin. 6. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Pak Heri, Pak Ismet, Bu Siska, Bu Umi, dan Pak Sofyan. 7. Kakak-kakakku tercinta Ibu Artinah, Ibu Halimah, Ibu Sopiah, Bapak Dodi, Bapak Aden dan Bapak Nizan yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Terima kasih atas perhatian, kasih sayang, motivasi dan dukungannya baik moril, materil maupun spiritual. 8. Untuk guru - guruku tercinta, Ust. Labiib, Habib Nabiel, Habib Hasan, Habib Mundzir, Mu’allim Ubaidillah, terimakasih atas do’a dan motivasinya. 9. Keluarga besar penulis yang senantiasa menanti kelulusan saya, terima kasih atas do’a, semangat dan motivasi yang selalu diberikan. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 10. Sahabat-sahabatku Rezza Yolanda, Azizah Utami, Nur Fauziyah, Qonitia Lutfiah, Inggrit, Dian Dewati, Anggun, Trin, Levy, Vita, Kiki, Hera, Iza, Permana Sukma, Hasan Arrafi, Ali Fasihi, Nur Padilah, Arief Rahman Hakim, Hendi Setiawan, Hafidz Setia Kurniawan, Nurdin Rohendy, Arya, Bojes, Noe, Ade, Rivai, Helmi, Ervan, Rizky Boz, Maul, Habibi, Saddad, Ismy, Ajenk, Neneng, Imro yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis, serta selalu ada dalam keadaan susah dan senang. Semoga persahabatan kita selalu dirahmati Allah SWT. Aamiin.
x
11. Teman-temanku Manajemen D angkatan 2008, terima kasih atas dukungannya, maaf tidak disebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa bangga dan rasa persahabatan diantara kita semua. 12. Teman-teman Manajemen Perbankan A angkatan 2008, semoga kita bisa menjadi ahli perbankan yang handal dan tangguh, terlebih penting lagi semoga ilmu kita bisa bermanfaat untuk diri kita dan orang lain. 13. Teman-teman Manajemen angkatan 2008. 14. Teman-teman Anggota BEM, baik BEM Fakultas maupun BEM Jurusan, terima kasih atas kerjasama dan persahabatannya. 15. Teman-teman angkatan 2006 dan 2007 yaitu Ka Reksa, Ka Muiz, Ka Sofwan, Ka Gita, dan kakak-kakak yang lainnya yang tidak disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa terimakasih dan hormat saya. 16. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, semoga bantuan yang telah diberikan baik berupa moril maupun materil menjadi amal ibadah yang selalu berlipat ganda pahalanya. Aamiin yaa robbal’alamiin.
Jakarta, Mei 2013 Penulis
(Suratman)
xi
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v ABSTRACT ............................................................................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................................ viii KATA PENGANTAR .............................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvi BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ........................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 14 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 14 1. Tujuan Penelitian..................................................................................... 14 2. Manfaat Penelitian................................................................................... 15 BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ............................................................................................ 17 1. Pengertian Bank Secara Umum ................................................................ 17 2. Pengertian Perbankan Syariah .................................................................. 18 3. Tujuan Bank Syariah ................................................................................ 20 4. Fungsi dan Peran Bank Syariah ............................................................... 21 5. Keunggulan Perbankan Syariah ............................................................... 22 6. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional ............................. 23 7. Deposito Mudharabah.............................................................................. 24 a. Pengertian ............................................................................................. 24 b. Landasan Hukum Deposito Mudharabah ............................................ 26 c. Macam-macam Deposito Mudharabah ................................................ 28 8. Implementasi Prinsip Mudharabah pada Produk Deposito ..................... 29 9. Bagi Hasil (Profit Sharing) ...................................................................... 31 a. Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil .............................................. 33 b. Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah.................................................. 35 c. Perhitungan Bagi Hasil Deposito ........................................................ 36 10. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)............................................... 37 a. Pengertian dan Karakteristik SBIS ...................................................... 37 b. Ketentuan dan Mekanisme Penerbitan SBIS ...................................... 39 c. Pihak – Pihak dalam Lelang SBIS....................................................... 40 d. Pembatalan Hasil dan Transaksi Lelang SBIS .................................... 40 e. Sanksi .................................................................................................. 40 f. Skema SBIS ......................................................................................... 41
xii
11. Suku Bunga ............................................................................................. 42 12. Inflasi ....................................................................................................... 44 a. Teori Inflasi Konvensional .................................................................. 44 b. Teori Inflasi Islam ............................................................................... 49 B. Keterkaitan antar Variabel ........................................................................... 50 C. Penelitian Sebelumnya ................................................................................. 52 D. Kerangka Berpikir........................................................................................ 56 E. Hipotesis ....................................................................................................... 58 BAB. III. METODELOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 60 B. Metode Penentuan Sampel .......................................................................... 60 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 61 D. Metode Analisis Data.................................................................................. 62 E. Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 71 BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 74 1. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri ...................................................... 76 2. Produk-produk Bank Syariah Mandiri .................................................... 77 B. Hasil Analisis dan Pembahasan ................................................................... 85 1. Analisis Deskriptif ................................................................................... 85 2. Pengujian Asumsi Klasik ......................................................................... 87 a. Uji Normalitas Data ............................................................................. 88 b. Uji Multikolinearitas ........................................................................... 90 c. Uji Heteroskedatisitas .......................................................................... 91 d. Uji Autokorelasi .................................................................................. 93 3. Koefisien Determinasi (R Square) ........................................................... 94 4. Pengujian Hipotesis ................................................................................. 94 a. Uji F (Uji Simultan)............................................................................. 94 b. Uji t (Uji Parsial) ................................................................................. 95 BAB. V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ..................................................................................................105 B. Implikasi ......................................................................................................106 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................109 LAMPIRAN ..............................................................................................................113
xiii
DAFTAR TABEL No. 1.1 1.2 1.3 2.1 2.2 2.3 2.4 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8
Keterangan
Halaman
Profit Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Triwulan 2011 ............ Perkembangan Deposito Mudharabah dan Bagi Hasil Deposito .............. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ........................ Perbedaan Bank Syariah dengan Bank konvensional ............................... Perhitungan Bagi Hasil ............................................................................. Perbedaan antara Bagi Hasil dan Bunga ................................................... Penelitian Sebelumnya .............................................................................. Hasil Statistik Deskriptif ........................................................................... Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ............................................................... Hasil Uji Multikoliniearitas dengan Nilai Tolerance dan VIF .................. Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Bresch Pagan Godfrey ................. Hasil Uji Durbin Watson (DW) ................................................................ Koefisien Determinasi (R Square) ............................................................ Hasil Uji F ................................................................................................. Hasil Uji t ..................................................................................................
xiv
3 5 7 23 36 42 52 85 90 91 92 94 95 96 97
DAFTAR GAMBAR No. 1.1 2.1 2.2 2.3 4.1 4.2 4.3
Keterangan
Halaman
Grafik Perkembangan Inflasi .................................................................. Mudharabah pada Penghimpunan Dana ................................................ Skema SBIS ............................................................................................ Kerangka Pemikiran ............................................................................... Histogram ............................................................................................... Grafik P-P Plot........................................................................................ Scatterplot ...............................................................................................
xv
10 31 41 57 89 89 92
DAFTAR LAMPIRAN No. 1 2 3 4 5 6
Keterangan
Halaman
Data-data Variabel Penelitian dari Tahun 2007-2011 ............................ 113 Tabel Deskriptif Statistik ........................................................................ 115 Tabel Model Regresi, Anova, dan Koefisien.......................................... 116 Hasil Uji Normalitas ............................................................................... 117 Hasil Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi ......................................... 118 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 119
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Di negara-negara seperti Indonesia, peranan bank cenderung lebih penting dalam pembangunan karena bukan hanya sebagai sumber pembiayaan untuk kredit investasi kecil, menengah, dan besar, tetapi juga mampu mempengaruhi siklus usaha dalam perekonomian secara keseluruhan. Bank di Indonesia menggunakan dual system banking, yakni sistem konvensional dan syariah. Perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan nasional mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah dalam aktivitas ekonomi Indonesia tidak jauh berbeda dengan perbankan konvensional. Perbedaan mendasar antara keduanya adalah prinsip-prinsip dalam transaksi keuangan/operasional. Salah satu prinsip dalam operasional perbankan syariah adalah penerapan bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Prinsip ini tidak berlaku di perbankan konvensional yang menerapkan sistem bunga. (Husni, 2009:1) Secara umum bank syariah dapat didefinisikan sebagai bank dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala operasinya, baik dalam produk pendanaan, pembiayaan, maupun dalam produk lainnya. Produkproduk bank syariah mempunyai kemiripan tetapi tidak sama dengan produk bank konvensional karena adanya pelarangan riba, gharar, dan maysir. Oleh
1
karena itu, produk-produk pendanaan dan pembiayaan pada bank syariah harus menghindari unsur-unsur yang dilarang tersebut. (Ascarya, 2008:2) Melihat dari fungsi utama yang dijalankan perbankan syariah, semakin lama perbankan syariah semakin berkembang. Perkembangan perbankan syariah didorong oleh dua alasan utama yaitu (Rodoni & Hamid, 2008:17): 1. Adanya kehendak sebagian masyarakat untuk melaksanakan transaksi perbankan atau kegiatan ekonomi secara umum yang sejalan dengan nilai dan prinsip syariah, khususnya bebas riba. 2. Adanya keunggulan sistem operasional dan produk perbankan syariah, antara lain: mengutamakan pentingnya masalah moralitas, keadilan dan transparansi dalam kegiatan operasional perbankan syariah. Salah satu Bank Umum Syariah (BUS) yang mempunyai peran penting dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Pada hari senin tanggal 1 November 1999 atau bertepatan dengan 25 Rajab 1420 H merupakan hari pertama beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri. Lahirnya Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT. Bank Susila Bakti dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT. Bank Mandiri (persero) tbk. Bank Syari’ah Mandiri merupakan bank komersial Syari’ah yang kedua setelah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1998 pasar bank syariah mulai diramaikan dengan hadirnya PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) anak perusahaan Bank Mandiri, bank BUMN terbesar di Indonesia. Bank Syariah 2
Mandiri adalah salah satu lembaga perbankan syariah di Indonesia yang terus berkembang. Berdasarkan Laporan Laba/Rugi secara triwulan tahun 2011, profit (laba) PT Bank Syariah Mandiri terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tabel 1.1 Profit Bank Umum Syariah di Indonesia Periode Triwulan 2011 (dalam Jutaan Rupiah) Nama Bank PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mega PT Bank BRI Syariah PT Bank Syariah Bukopin Sumber: Bank Indonesia
Triwulan 1 - 4 Tahun 2011 Maret Juni September Desember 69.430 141.253 197.239 274.331 134.893 270.001 409.120 548.834 18.710 39.448 53.393 78.034 4.007 7.417 23.316 60.265 3.311 7.010 11.033 15.105
Pada tahun 2011, sebagaimana perbankan konvensional, kinerja perbankan syariah juga menunjukkan perkembangan yang positif. Meskipun di tengah kondisi keuangan global yang belum membaik, perkembangan perbankan syariah kurang terpengaruh oleh kondisi global tersebut. Hal ini terjadi karena eksposur perbankan syariah sangat kecil penempatannya di financial market baik domestik maupun global. Sesuai amanat UU No.21 tahun 2008, perbankan syariah menjalankan fungsi utama yaitu menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Selain itu, perbankan syariah juga melakukan fungsi sosial dalam bentuk lembaga baitul mal yaitu menerima dana yang berasal dari zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat. Fungsi sosial lainnya adalah dalam bentuk 3
penghimpunan dana wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola wakaf. Pencapaian positif perbankan syariah dapat dilihat dari peningkatan yang tinggi dalam penghimpunan dana yang sebagian besar digunakan untuk pembiayaan. Ekspansi pembiayaan tetap dilakukan dengan memperhatikan prudential banking sebagaimana arah kebijakan Bank Indonesia dan tetap memperhatikan syariah compliance sebagaimana yang digariskan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Dengan demikian, rasio pembiayaan bermasalah cukup terkendali, selain tetap berpegang teguh dalam koridor kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Kondisi permodalan perbankan syariah juga tetap dapat terjaga antara lain didukung oleh profitabilitas usaha yang cukup tinggi. (Laporan Pengawasan Perbankan 2011: 19) Berdasarkan perkembangan pada setiap jenis produknya, produk deposito merupakan produk yang stabil mengalami peningkatan sepanjang tahun 2011. Deposito merupakan produk yang tingkat pertumbuhannya sangat tinggi yaitu sekitar 61,06% dari posisi tahun lalu Rp 39,23 triliun menjadi Rp 62,02 triliun. Dari sisi preferensi masyarakat terhadap produk-produk perbankan syariah, masyarakat masih cenderung memilih produk yang memberikan imbal hasil yang tinggi. Imbal hasil deposito berfluktuasi antara 7,24% sampai dengan 9,11% (equivalent rate), sedangkan imbal hasil tabungan sekitar 2,91% dan giro sekitar 1,47% (equivalent rate). Dengan demikian wajarlah apabila produk simpanan berjangka (deposito) lebih diminati dibandingkan produk tabungan. Lebih lanjut, produk deposito yang paling diminati masyarakat adalah deposito 1 (satu) bulan (Outlook Perbankan Syariah Indonesia 2012). 4
Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu Bank Umum Syariah (BUS) dengan aset terbesar. Pada bulan November 2011, posisi aset BSM sebesar Rp 45,17 triliun, dengan perolehan dana pihak ketiga (DPK) Rp 40,26 triliun dengan total deposito sebesar Rp 23,022 triliun (57% dari total DPK) dan pembiayaan Rp 36,06 triliun (Sumber: http://www.syariahmandiri.co.id, 2012). Berikut adalah penghimpunan dana khususnya simpanan berjangka (deposito mudharabah) dan tingkat bagi hasil deposito hak pihak ketiga (nasabah) pada Bank Syariah Mandiri mengalami peningkatan yang pesat selama 3 tahun terakhir ini (lihat Tabel 1.2). Tabel 1.2 Perkembangan Deposito Mudharabah dan Bagi Hasil Deposito (dalam jutaan Rupiah) TOTAL
Des-2009
Des-2010
Des-2011
Deposito Mudharabah 9,583,761 15,110,402 23,524,711 Bagi Hasil Deposito 629,271 848,727 1,367,853 Sumber : Laporan Keuangan Publikasi BSM pada Bank Indonesia, data diolah Fatwa DSN Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam transaksi deposito mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Pada bank syariah tidak berorientasi pada keuntungan bunga namun berorientasi pada konsep bagi hasil. Bagi hasil atau profit loss sharing adalah prinsip pembagian laba yang diterapkan dalam kemitraan kerja, dimana porsi bagi hasil ditentukan pada saat akad kerja sama. Jika usaha mendapatkan 5
keuntungan, porsi bagi hasil adalah sesuai kesepakatan namun jika terjadi kerugian maka porsi bagi hasil disesuaikan dengan kontribusi modal masingmasing pihak. Dasar yang gunakan dalam perhitungan bagi hasil adalah berupa laba bersih usaha setelah dikurangi dengan biaya operasional (Suseno, 2003:46). Dalam memelihara keseimbangan moneter di Indonesia, bank Islam juga dapat ikut berperan dengan melakukan investasi dalam pasar uang syariah dengan menggunakan instrumen pasar uang syariah yang diatur oleh otoritas meneter (Bank Indonesia) berupa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), sama halnya pada bank konvensional dengan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai instrumen pasar uang (Emilianshah dan Hermana, 2005:E136). Disamping itu, SBIS juga berfungsi sebagai salah satu instrumen untuk membantu dalam investasi bank Islam apabila terjadi kelebihan dana (Overlikuiditas). Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 10/11/PBI tanggal 31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan menggantikan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Dalam PBI baru tersebut, SBIS didefinisikan sebagai surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI). SBIS menggunakan akad jualah. Dengan akad tersebut, maka bank syariah yang menempatkan dana pada SBIS berhak mendapatkan upah (ujrah) atas jasa membantu pemeliharaan keseimbangan moneter Indonesia. PBI menyebutkan, SBIS dapat diagunkan kepada BI, tapi tidak bisa 6
diperdagangkan di pasar sekunder. Mekanisme penerbitan SBI Syariah menggunakan sistem lelang. Peserta yang diperbolehkan ikut hanya bank umum syariah (BUS) atau unit usaha syariah (UUS) dengan rasio minimal pembiayaan terhadap dana pihak ketiga (Financing to Deposit Ratio/FDR) yang ditetapkan BI, kemudian bank mendapat keuntungan berupa bonus SBIS atau tingkat imbalan dari hasil lelang tersebut (www.bi.go.id, 2008) Tabel 1.3 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Periode : Januari 2010 – Desember 2011 Tahun 2010 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
SBIS (%) 6,08 6,70 6,72 7,17 7,36 7,36 7,27 6,77 6,28 5,77 5,22 5,04
Tahun 2011 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
SBIS (%) 6,45 6,41 6,27 6,20 6,30 6,26 6,63 6,63 6,64 6,37 6,42 6,26
Sumber: Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, data diolah Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) diperuntukkan untuk penitipan dana jangka pendek bagi bank yang mengalami kelebihan likuiditas. (Husni, 2009:13). Berdasarkan tabel 1.3 diatas terlihat bahwa Setifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) mengalami perubahan setiap bulannya. Pada bulan Desember 2010 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sebesar 6,26%, bila dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2010 sebesar 5,24%, maka Sertifikat Bank Indonesia Syariah mengalami peningkatan sebesar 1,22%. 7
Kondisi yang tejadi di Indonesia dengan menghadapi gejolak moneter yang diwarnai oleh tingkat bunga yang sangat tinggi belakangan ini yang disebabkan oleh inflasi, perbankan syariah terbebas dari negative spread, karena perbankan islam tidak berbasis pada bunga uang. Konsep islam menjaga keseimbangan antara sektor riil dengan sektor moneter, sehingga pertumbuhan pembiayaannya tidak akan lepas dari pertumbuhan sektor riil yang dibiayainya. Pada saat perekonomian dunia lesu, maka yield yang diterima oleh perbankan islam menurun, dan pada gilirannya return yang dibagi hasilkan kepada para penabung juga turun. Sebaliknya, pada saat perekonomian booming, maka return yang dibagi hasilkan akan booming pula. Dengan kata lain, kinerja perbankan islam ditentukan oleh kinerja sektor riil, dan bukan sebaliknya. Dalam pandangan islam, uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan merupakan barang dan komoditas. Islam tidak mengenal time value of money, tetapi islam mengenal economic value of time. Jadi dengan kata lain , yang berharga menurut pandangan islam adalah waktu itu sendiri (Arifin, 2001:56). Bunga atau riba adalah penambahan, perkembangan, peningkatan dan pembesaran yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam pada jumlah pinjaman pokok sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagian modalnya selama periode waktu tertentu. Secara umum riba adalah pengambilan tambahan yang harus dibayarkan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam yang bertentangan dengan prinsip syariah (Sudarsono, 2003:10-11). 8
Konsep mengenai bunga sangat berlawanan dengan konsep yang ada pada sistem perbankan syariah yang mana perbankan syariah menekankan pada profit sharing, dengan pengertian bahwa simpanan yang ditabung atau di depositokan pada bank syariah nantinya akan digunakan untuk pembiayaan ke sektor riil oleh bank syariah, kemudian hasil atau keuntungan yang didapat akan di bagi menurut nisbah yang disepakati bersama. Konsekuensi dari sistem mudharabah adalah adanya untung rugi (profit and loss sharing), jika keuntungan yang didapat besar maka bagi hasil yang didapat juga besar, tetapi jika merugi maka keduanya menanggung risiko atas usaha tersebut. Di tengah terus menurunnya suku bunga bank konvensional, margin bagi hasil memberikan keuntungan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bunga yang ditawarkan bank konvensional. Hal ini terjadi karena sistem bagi hasil yang diberikan berdasarkan nisbah keuntungan yang disepakati saat nasabah membuka rekening. Selain itu, selama periode krisis moneter, bank syariah masih dapat menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan lembaga perbankan konvensional (Banowo dan Hermana, 2005:134). Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. (Boediono, 2001:161). Dibidang moneter, laju inflasi yang tinggi tidak terkendali dapat mengganggu upaya perbankan dalam pengerahan dana masyarakat. Dapat ditambahkan, laju inflasi yang sangat tinggi (hyperinflation)
akan menimbulkan ketidakpastian dalam berusaha
sehingga akan menggangu kegiatan operasional perbankan seperti pembuatan 9
anggaran belanja dan perencanaan kredit yang akan mempengaruhi keadaan keuangan bank-bank. (Pohan, 2008:54) Inflasi umumnya memberikan dampak yang kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tingkat pengangguran,
atau
inflasi
dapat
dijadikan
salah
satu
cara
untuk
menyeimbangkan perekonomian negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi (Putong dan Andjaswati, 2010 : 142). Grafik 1.1
Berdasarkan grafik1.1 diatas, Tahun 2010 laju inflasi meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.Sepanjang tahun 2010 terjadi inflasi kecuali pada bulan Maret yang mengalami deflasi sebesar 0,14 % (mtm). sampai akhir tahun 2010 tercatat laju inflasi kumulatif mencapai 6,96 persen (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2009 yang hanya 2,78%. Namun, inflasi 10
tahun 2010 tersebut masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai 11,06 %. Hingga triwulan I tahun 2011, perkembangan harga-harga secara umum cukup terkendali. Sampai dengan Maret 2011, laju inflasi tahunan tercatat sebesar 6,65 % (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi akhir triwulan IV 2010 sebesar 6,96 %. Selama triwulan I tahun 2011, inflasi pada Januari 2011 masih relatif tinggi sebagai dampak lanjutan dari masih tingginya harga beberapa komoditas utama dunia sehingga mendorong kenaikan harga komoditas sejenis di dalam negeri. Namun, sejak Februari 2011, harga komoditas beras dan bumbu-bumbuan domestik mulai mengalami penurunan sehingga mendorong penurunan inflasi kelompok bahan pangan, yang selanjutnya turut mendorong penurunan inflasi komponen volatile foods. Musim panen yang terjadi di beberapa daerah sentra produksi telah menekan harga beras dan komoditas bahan pangan nasional lainnya. Penurunan harga beras ini memberikan kontribusi terjadinya deflasi pada Maret 2011 sebesar 0,32 % (mtm), terbesar dalam 10 tahun terakhir. Laju inflasi kumulatif sampai dengan triwulan I tahun 2011 menjadi 0,70 % (ytd), lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,99 % (ytd). Berdasarkan kelompok pengeluarannya hingga triwulan I tahun 2011 (yoy), menurunnya indeks harga kelompok pengeluaran untuk bahan pangan merupakan pendorong utama terjadinya deflasi pada Maret 2011. Penurunan laju inflasi kumulatif tersebut disebabkan oleh penurunan harga beberapa komoditas bahan pangan utama yaitu beras dan bumbu-bumbuan. Penurunan 11
harga beras diperkirakan masih akan berlangsung hingga triwulan II tahun 2011 seiring masih berlangsungnya panen raya di beberapa sentra beras nasional. Sebaliknya, lima kelompok pengeluaran lainnya menunjukkan tren peningkatan, dengan kelompok sandang menyumbang kenaikan tertinggi sebesar 7,71 %, yang didorong oleh peningkatan harga emas di pasar internasional dan domestik. Kenaikan inflasi lain didorong oleh inflasi pada kelompok pengeluaran untuk pendidikan sebesar 3,84 % dan kesehatan sebesar 3,17 %. Beberapa penelitian tentang deposito mudharabah yang dipengaruhi oleh variabel lain seperti variabel makro ekonomi dan lainnya memberi indikasi bahwa kondisi ekonomi suatu negara sangat mempengaruhi fungsi intermediasi bank yang berpengaruh terhadap pertumbuhan pembangunan suatu negara dan profitabilitas bank. Beberapa penelitian tersebut antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Ani dan Wasilah (2010) yang melakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (deposito mudharabah 1 bulan) Bank Muammalat Indonesia. Menyimpulkan bahwa variabel tingkat suku bunga deposito berjangka 1 bulan, tingkat bagi hasil, inflasi dan ukuran bank berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah, sedangkan FDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Husni (2009) yang melakukan penelitian faktor – faktor yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga pada perbankan syariah di Indonesia (periode : Januari 2007 – Desember 12
2007) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara SWBI terhadap DPK, dan terdapat pengaruh negatif antara bagi hasil terhadap DPK. Penelitian ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan penelitian lainnya mulai dari variabel dan data yang diambil dalam kurun waktu yang berbeda. Dengan menggunakan data yang terbaru sehingga hasil yang didapat akan lebih menggambarkan situasi perbankan pada saat ini. Disamping itu, Penelitian ini juga memberikan manfaat yang paling dominan terhadap Bank Syariah Mandiri, diharapkan dengan hasil yang didapat dari penenelitian ini manajemen Bank Syariah Mandiri mampu menjalankan fungsinya sebagai intermediasi dan mampu mengevaluasi hasil operasi perusahaan dalam mengambil keputusan sehubungan dengan intermediasi bank. Berdasarkan fenomena yang terjadi dan penelitian tedahulu yang telah dijelaskan maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH JUMLAH BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH, TINGKAT IMBALAN SBIS, SUKU BUNGA SIMPANAN BERJANGKA 1
BULAN
DAN
INFLASI
TERHADAP
JUMLAH
DEPOSITO
MUDHARABAH (STUDI KASUS PT. BANK SYARIAH MANDIRI TAHUN 2007 - 2011).”
13
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibuat perumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi secara simultan terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri ? 2. Bagaimana pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri ? 3. Bagaimana pengaruh tingkat imbalan SBIS secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri ? 4. Bagaimana pengaruh suku bunga simpanan berjangka 1 bulan secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri ? 5. Bagaimana pengaruh inflasi secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri ?
C. Tujuan & Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menganalisis pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan 14
dan inflasi secara simultan terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. b. Untuk menganalisis pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. c. Untuk menganalisis pengaruh tingkat imbalan SBIS secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. d. Untuk menganalisis pengaruh suku bunga simpanan berjangka 1 bulan secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. e. Untuk menganalisis pengaruh inflasi secara parsial terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Penulis Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman bagi penulis tentang bagaimana pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah di bank syariah pada umumnya dan khususnya Bank Syariah Mandiri (BSM). b. Bagi Perbankan Syariah Pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi 15
terhadap salah satu produk perbankan syariah yaitu deposito mudharabah menjadi topik yang dibahas lebih lanjut. Kajian pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi terhadap salah satu produk perbankan syariah ini dapat bermanfaat untuk evaluasi perkembangan sistem perbankan syariah serta sebagai bahan awal kajian dalam menentukan metode kebijakan sistem syariah. c. Bagi Mahasiswa Dengan adanya penelitian yang penulis lakukan terkait dengan bidang manajemen perbankan. Diharapkan penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut (bagi yang berminat) di masa yang akan datang. d. Bagi Perguruan Tinggi Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang manajemen perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan. e. Bagi Nasabah Penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi nasabah bank terutama terkait dengan produk deposito mudharabah. Sehingga dapat di jadikan landasan dalam pengambilan keputusan terkait dengan investasi dalam bentuk deposito mudharabah.
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Secara Umum Menurut Mishkin (2007:8) Bank sebagai lembaga keuangan yang menerima deposito dan memberikan pinjaman. Bank merupakan perantara keuangan (financial intermediaries), Bank menimbulkan interaksi antara orang yang membutuhkan pinjaman untuk membiayai kebutuhan hidupnya, orang yang memiliki kelebihan dana dan berusaha menjaga keuangannya dalam bentuk tabungan dan deposito lainnya di bank.
Pengertian bank menurut Rodoni (2006:21) adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara (financial intermediary) untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit pada yang ditentukan. Pengertian menurut UU. 7 Tahun 1992, tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU NO. 10 Tahun 1998 adalah: a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. b. Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7/1992 tentang Perbankan).
17
c. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan hal itu (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7/1992 tentang Perbankan). Ditinjau dari segi imbalan atau jasa penggunaan dana, baik simpanan maupun pinjaman, bank dapat dibedakan menjadi: a. Bank Konvensional Bank konvensional adalah bank yang dalam aktivitasnya; baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. b. Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah (Rodoni dan Hamid, 2008:14). 2. Pengertian Perbankan Syariah Bank
syariah
adalah
bank
yang
beroperasi
dengan
tidak
mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadis Nabi SAW (Muhammad, 2005:1). 18
Bank syariah yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik dalam penghimpunan
dana
maupun
dalam
rangka
penyaluran
dananya
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah (Rodoni, 2008:14). Bank syariah adalah lembaga keuangan yang tata cara beroperasinya dalam penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dana, memberikan dan mengenakan imbalan didasarkan pada tata cara bermuamalat secara Islami atau prinsip syariah, yakni mengacu pada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits atau dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasian disesuaikan dengan prinsip syariah Islam (Mufraini, 2008:17). Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba, serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.
19
3. Tujuan Bank Syariah Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut : (Sudarsono, 2008:43) 1) Mengarahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalah secara Islam, khususnya muamalah yang berhubungan dengan perbankan, agar terhindar dari praktek-praktek riba atau jenis-jenis usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan), dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. 2) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana. 3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka peluang usaha yang lebih besar terutama kelompok miskin, yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju terciptanya kemandirian usaha. 4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya merupakan
program
utama
dari
negara-negara
yang
sedang
berkembang. Upaya bank syariah didalam mengentaskan kemiskinan ini berupa pembinaan nasabah seperti: program pembinaan pengusaha produsen,
pembinaan
pedagang
perantara,
program
pembinaan
konsumen, program pengembangan modal kerja dan program 20
pengembangan usaha bersama. 5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi moneter, dengan melalui aktivitas perbankan syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi yang diakibatkan oleh adanya inflasi, menghindari persaingan usaha yang tidak sehat antara lembaga keuangan. 6) Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap bank nonsyariah. 4. Fungsi dan Peran Bank Syariah Fungsi dan peran bank syariah yang tercantum dalam pembukuan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organizing for Islamic Financial Institution), yaitu sebagai berikut : (Sudarsono 2008:43) 1) Manajer Investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. 2) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. 3) Penyedia jasa keuangan dan lalu-lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan
kegiatan
jasa-jasa
layanan
perbankan
sebagaimana
mestinya. 4) Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun, mengadministrasikan, mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya. 21
Pada dasarnya tiga fungsi utama perbankan (menerima titipan dana, meminjamkan uang dan jasa pengiriman uang) adalah boleh dilakukan, kecuali bila dalam pelaksanaan fungsi perbankan tersebut dilarang menurut syariah. Praktek perbankan konvensional yang dikenal saat ini, fungsinya menggunakan sistem bunga dan dapat digolongkan sebagai transaksi riba. 5. Keunggulan Perbankan Syariah Keunggulan perbankan syariah adalah sebagai berikut : 1) Dengan adanya negosiasi antara pihak nasabah dengan pihak bank, tercapai suatu hal yang saling menguntungkan, maka dengan prinsip ini kedua belah pihak akan merasa saling diuntungkan. 2) Dengan menggunakan prinsip jual beli, apabila nasabah hendak menaikan usahanya tetapi kekurangan alat angkut untuk kegiatan produksinya, maka dapat mengajukan pembiayaan, sehingga dapat menerima alat angkut dengan resiko yang lebih rendah dari pada dengan pinjaman kredit ke bank konvensional. 3) Dapat
mendorong
para
pengusaha
kecil
untuk
dapat
lebih
mengembangkan usahanya dengan baik yaitu dengan adanya bantuan dari pihak bank syariah. 4) Resiko kerugian yang diterima baik nasabah maupun bank dengan menggunakan prinsip jual beli. Hal ini dikarenakan apabila terjadi kerugian, maka kerugian tersebut dibagi menurut perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. 22
5) Pihak bank akan mendapatkan banyak nasabah dengan menggunakan prinsip jual beli, karena menggunakan prinsip kreditur dan debitur sehingga bank yang dapat menentukan margin yang akan ditetapkan dan nasabah dapat dijadikan agen bank. 6. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, perbankan nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional disajikan dalam tabel berikut. Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Bank Islam 1. Melakukan investasi-investasi yang halal. 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa. 3. Profit dan falah oriented 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan.
Bank Konvensional 1. Investasi yang halal dan haram. 2. Memakai perangkat bunga. 3. Profit oriented. 4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan debitur-kreditur.
5. Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.
5. Tidak terdapat Dewan Pengawas Syariah.
(Sumber: Antonio, 2001:34)
23
7. Deposito Mudharabah a.
Pengertian Deposito adalah bentuk simpanan yang mempunyai jumlah minimal tertentu, jangka waktu tertentu dan hasilnya lebih tinggi dari pada tabungan. Nasabah membuka deposito dengan jumlah minimal tertentu dengan jangka waktu yang telah disepakati, sehingga nasabah tidak dapat mencairkan dananya sebelum jatuh tempo. Produk penghimpunan dana ini biasanya dipilih oleh nasabah yang memiliki kelebihan dana, sehingga selain bertujuan untuk menyimpan dananya, bertujuan pula untuk salah satu sarana berinvestasi. (Nurianto, 2010:35) Menurut UU No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 7, deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan (Karim, 2004:277). Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank (Siamat, 2005:284). Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga (rupiah dan valuta asing) yang diterbitkan atas nama nasabah pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antar penyimpan dengan bank yang bersangkutan (Rivai, 2007:417).
24
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya (Antonio, 2009:95). Mudharabah adalah sistem kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih di mana pihak pertama (shahib al-mâl) menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai penyuntik sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu proyek), sedangkan nasabah sebagai pengelola (mudharib) mengajukan permohonan pembiayaan dan untuk ini nasabah sebagai pengelola (mudharib) menyediakan keahliannya (Rivai, 2007:471). Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian
keuntungan
(Rodoni
dan
Hamid,
2008:27-28).
Mudharabah merupakan salah satu bentuk dari perkongsian, yang mana salah satu pihak disebut pemilik modal (sahib al-mal) yang menyediakan sejumlah uang tertentu dan berperan pasif, sementara pihak lain disebut pengelola dana (rab al-mal atau mudarib) yaitu orang yang menjalankan usaha, ke pengurusan atau jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan (Hulwati, 2009:71). Mudharabah adalah satu bentuk kontrak antara penyedia dana (shahibul maal) dengan pengusaha (mudharib). Pada saat proyek sudah selesai maka mudharib mengembalikan modal tersebut kepada 25
penyedia dana berikut porsi keuntungan yang telah disetujui sebelumnya. Bank syariah, dalam hubungannya dengan pengusaha, bertindak sebagai shahibul maal. Sedangkan dalam hubungannya dengan deposan, bank syariah bertindak sebagai mudharib (Edwin dkk, 2007:296). Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional No: 03/DSNMUI/IV/2000, menetapkan bahwa deposito yang dibenarkan secara syariah, yaitu deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah (Burhanuddin, 2010:61). Dari beberapa pendapat di atas, maka pengertian deposito mudharabah adalah simpanan masyarakat yang disimpan kepada bank, dapat berupa rupiah ataupun valuta asing dimana penarikannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati antara nasabah dengan pihak bank dalam baik dengan prinsip syariah (bagi hasil) dengan akad mudharabah. Biasanya memiliki jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan. b. Landasan Hukum Deposito Mudharabah Adapun dasar hukum deposito dalam hukum positif dapat kita jumpai dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. (Karim, 2004:303) Secara Teknis mengenai deposito mudharabah ini dalam pasal 36 huruf a poin 3 PBI Nomor 6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang 26
melaksanakan kegiatan Usaha berdasarkan prinsip syariah. Pasal ini intinya menyebutkan bahwa wajib menerapkan prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan usahanya dalam melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi antara lain dalam bentuk deposito berjangka dalam bentuk mudharabah. Selain itu mengenai deposito ini juga telah diatur dalam Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/IV/2000, tanggal 1 April 2000 yang menyatakan
bahwa
keperluan
kesejahteraan dan dalam
masyarakat
bidang investasi,
dalam
peningkatan
memerlukan jasa
perbankan. Salah satu produk perbankan di bidang penghimpunan dana dari masyarakat adalah deposito, yaitu simpanan dana berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan baik. (DSN MUI&BI, 2006:18-19) Berdasarkan DSN MUI ini deposito yang dibenarkan secara syariah adalah yang berdasarkan prinsip mudhrabah, dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. 2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip 27
syariah
dan
mengembangkannya,
termasuk
didalamnya
mudhrabah dengan pihak lain. 3. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai dan bukan piutang. 4. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. 5. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 6. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan. c.
Macam – Macam Deposito Mudharabah Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak pemilik dana, terdapat 2 (dua) bentuk mudharabah, yakni (Karim, 2009:304) : 1) Mudharabah Muthlaqah (Unrestricted Investment Account, URIA) Dalam deposito Mudharabah Muthlaqah (URIA), pemilik dana tidak memberikan batasan atau persyaratan tertentu kepada Bank Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank Syariah mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana URIA ini keberbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan. Dalam menghitung bagi hasil deposito Mudharabah Muthlaqah (URIA), basis perhitungan adalah hari bagi hasil sebenarnya, termasuk tanggal tutup buku, namun tidak termasuk 28
tanggal pembukaan deposito Mudharabah Mutlaqah (URIA) dan tanggal jatuh tempo. Sedangkan jumlah hari dalam sebulan yang menjadi angka penyebut/angka pembagi adalah hari kalender bulan yang bersangkutan (28 hari, 29 hari, 30 hari, 31 hari). 2) Mudharabah Muqayyadah (Restricted Investment Account, RIA) Berbeda halnya dengan Deposito Mudharabah Mutlaqah (URIA), dalam deposito Mudharabah Muqayyadah (RIA), pemilik dana memberikan batasan atau persyaratan tetentu kepada Bank Syariah dalam mengelola investasinya, baik yang berkaitan dengan tempat, cara, maupun objek investasinya. Dengan kata lain, Bank Syariah tidak mempunyai hak dan kebebasan sepenuhnya dalam menginvestasikan dana RIA ini ke berbagai sektor bisnis yang diperkirakan akan memperoleh keuntungan. 8. Implementasi Prinsip Mudharabah dalam Produk Deposito Deposito sebagai salah satu produk perbankan dalam perbankan syariah menggunakan skema mudharabah. Hal ini sejalan dengan tujuan dari nasabah menggunakan instrument deposito yakni sebagai sarana investasi dalam memperoleh keuntungan (Anshori, 2007:95). Secara teknis pemakaian prinsip akad mudharabah ke dalam produk deposito sebagai instrument penghimpunan dana dari masyarakat pada bank syariah telah diatur dalam pasal 5 Peraturan Bank Indonesia No.7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. 29
Dalam kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk tabungan atau deposito berdasarkan mudharabah berlaku persyaratan sebagai berikut: a. Bank bertindak sebagai pengelola dana dan nasabah bertindak sebagai pemilik dana. b. Dana disetor penuh kepada bank dan dinyatakan dalam jumlah nominal. c. Pembagian keuntungan dari penggolongan dan investasi dinyatakan dalam bentuk nisbah. d. Pada akad tabungan berdasarkan mudharabah, nasabah wajib menginvestasikan minimum dana tertentu yang jumlahnya ditetapkan oleh bank dan tidak dapat ditarik oleh nasabah kecuali dalam rangka penutupan rekening. e. Nasabah tidak boleh menarik dana diluar kesepakatan. f. Bank adalah mudharib menutup biaya operasional tabungan atau deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. g. Bank tidak boleh mengurangu bagiuan keuntungan nasabah tanpa persetujuan nasabah yang bersangkutan. h. Bank tidak menjamin dana nasabah, kecuali diatur berbeda dalam perundang-undangan yang berlaku.
30
Gambar 2.1 Mudharabah pada Penghimpunan Dana
NASABAH
Titip dana
BANK
Bagi hasil
Pemanfaatan dana Pemanfaat dana
DUNIA USAHA
Dalam hal ini, Bank Syariah bertindak sebagai mudharib (pengelola dana), sedangkan nasabah bertindak sebagai shahibul mal (pemilik dana). Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, Bank Syariah dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad mudharabah dengan pihak ketiga (Karim, 2004:277) Dari hasil pengelolaan dana mudharabah, Bank Syariah akan membagikan kepada pemilik dana sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Dalam mengelola dana tersebut, bank tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaiannya. Namun, apabila yang terjadi adalah mis management (salah urus), bank bertanggung jawab penuh terhadap kerugian tersebut (Karim, 2004:278). 9. Bagi Hasil (Profit Sharing) Bagi hasil adalah pendapatan dari pembiayaan investasi almudharabah dan al-musyarakah berupa bagi hasil usaha, dari pembiayaan pengadaan barang al-murabahah, al-baitsaman ajil, dan al-ijarah berupa mark up dan sewa, dari pemberian pinjaman berupa biaya administrasi,
31
dan dari penggunaan fasilitas berupa fee. (Perwataatmadja dan Antonio, 1999:43). Akad berpola bagi hasil pada prinsipnya, merupakan suatu transaksi yang mengupayakan suatu nilai tambah (added value) dari suatu kerja sama antarpihak dalam memproduksi barang dan jasa (Ascarya, 2008:214). Menurut Agustianto (2005:56), bagi hasil adalah keuntungan atau hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana baik investasi maupun transaksi jual beli yang diberikan nasabah. Perhitungan bagi hasil disepakati menggunakan pendekatan atau pola: (1) Revenue Sharing Perhitungan
bagi
hasil
didasarkan
kepada
total
seluruh
pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Revenue Sharing mengandung kelemahan, karena apabila tingkat pendapatan bank sedemikian rendah maka bagian bank, setelah pendapatan didistribusikan oleh bank, tidak mampu mempunyai kebutuhan operasionalnya (yang lebih besar daripada pendapatan fee) sehingga merupakan kerugian bank dan membebani para pemegang saham sebagai penanggung kerugian (Arifin, 2009:70). (2) Profit & Loss Sharing Adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada seluruh pendapatan, baik hasil investasi dana maupun pendapatan fee atas 32
jasa-jasa
yang diberikan bank setelah dikurangi
biaya-biaya
operasional bank. Pada saat akad terjadi, wajib disepakati sistem bagi hasil yang digunakan, apakah Revenue Sharing, Profit & Loss Sharing, atau Gross Profit. Jika tidak disepakati, akad itu menjadi gharar. Pembayaran imbalan bank syariah kepada deposan (pemilik dana) dalam bentuk bagi hasil besarnya sangat tergantung dari pendapatan yang diperoleh oleh bank sebagai mudharib atas pengelolaan dana mudharabah tersebut, apabila bank syariah memperoleh hasil usaha yang besar maka distribusi hasil usaha didasarkan pada jumlah yang besar, sebaliknya apabila bank syariah memperoleh hasil usaha yang sangat kecil. Konsep ini terdapat unsur keadilan, dimana tidak ada suatu pihak yang diuntungkan sementara pihak yang lain dirugikan antara pemilik dana dan pengelola dana sehingga besarnya benefit yang diperlukan deposan
sangat
tergantung
kepada
kemampuan
bank
dalam
menginvestasikan dana-dana yang diamanahkan kepadanya (Wiroso, 2005:88). a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil Menurut Antonio (2001:139) ada dua faktor yang mempengaruhi bagi hasil, yaitu:
33
1. Faktor Langsung Diantara
faktor-faktor
langsung
(direct
factor)
yang
mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah sebagai berikut: a) Investment rate, merupakan persentase aktual dana yang diinvestasikan dari total dana. Jika bank menentukan investment rate sebesar 80 persen, hal ini berarti 20 persen dari total dana dialokasikan untuk memenuhi likuiditas. b) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah dana dari berbagai sumber dana yang tersedia untuk diinvestasikan.
Dana
tersebut
dapat
dihitung
dengan
menggunakan salah satu metode ini: 1) Rata-rata saldo minimum bulanan 2) Rata-rata saldo harian Investment rate dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan, akan menghasilkan jumlah dana aktual yang digunakan. c) Nisbah (Profit Sharing Ratio) 1) Salah satu ciri al-mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan dan disetujui pada awal perjanjian. 2) Nisbah antara satu bank dan bank lainnya dapat berbeda. 3) Nisbah juga dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. 34
4) Nisbah juga dapat berbeda antara satu account dan account lainnya sesuai dengan besarnya dana dan jatuh temponya. 2. Faktor Tidak Langsung a) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah 1) Bank dan nasabah melakukan share dalam pendapatan dan biaya (profit and sharing). Pendapatan yang dibagi hasilkan merupakan pendapatan yang akan diterima dikurangi biayabiaya. 2) Jika semua biaya ditanggung bank, hal ini disebut revenue sharing. b) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akunting) Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh berjalannya aktivitas
yang
diterapkan,
terutama
sehubungan
dengan
pengakuan pendapatan dan biaya. b. Perhitungan Bagi Hasil Mudharabah Prinsip perhitungan bagi hasil pendapatan sangat penting untuk ditentukan di awal dan untuk diketahui oleh kedua belah pihak yang akan melakukan kesepakatan kerja sama bisnis karena apabila hal ini tidak dilakukan, maka berarti telah menjadi gharar, sehingga transaksi menjadi tidak sesuai dengan prinsip syariah (Yaya dkk, 2009:370). Dalam praktek di lapangan terdapat istilah revenue sharing dan profit sharing. Adapun revenue yang dimaksud dalam dasar bagi hasil bank syariah dan yang di praktekkan selama ini adalah pendapatan 35
dikurangi harga pokok yang dijual. Dalam akuntansi, konsep ini biasa dinamakan dengan gross profit (Yaya dkk, 2009:371). Prinsip perhitungan bagi hasil dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.2 Perhitungan Bagi Hasil Uraian Jumlah Penjualan Xx Harga Pokok Penjualan (xx) Laba Kotor Xx Beban (xx) Laba/Rugi bersih Xx (Sumber : Yaya dkk, 2009:371)
Metode Bagi Hasil
Gross Profit Sharing Profit sharing
Rumus gross profit sharing: Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Kotor Rumus profit sharing: Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi Bersih
c. Perhitungan Bagi Hasil Deposito Adapun Perhitungan bagi hasil deposito yang diterima nasabah sebelum pajak dan zakat pada Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut: Jika deposito mudharabah per bulan (1 bulan)
Sumber: www.syariahmandiri.co.id
36
Contoh : 1) Diketahui nominal Deposito Syariah Mandiri Rupiah jangka waktu 1 bulan sebesar Rp. 10.000.000,00 2) Diketahui saldo rata-rata seluruh Deposito Syariah Mandiri Rupiah jangka waktu 1 bulan Rp 7.419.489.107.191,12 3) Diketahui saldo pendapatan distribusi bagi hasil seluruh Deposito Syariah Mandiri Rupiah jangka waktu 1 bulan (lihat tabel) Rp 65.489.891.451.14 4) Diketahui NISBAH bagi hasil Deposito Syariah Mandiri Rupiah jangka waktu 1 Bulan (lihat tabel) 51,00% 5) Bagi hasil yang diterima nasabah = Rp 45.016, 37 [(10.000.000,00/7.419.489.107.191,12)
x
65.489.891.451,14
x
51,00% = 45.016,37] 10. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) a. Pengertian dan Karakteristik SBIS Menurut Husni (2009:7) SWBI/SBIS merupakan mekanisme penitipan dana ke Bank Indonesia pada saat Bank Syariah mengalami kelebihan dana. SWBI adalah instrument moneter berdasarkan prinsip Syariah yang dapat dimanfaatkan oleh Bank Syariah untuk mengatasi kelebihan likuiditasnya. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah (selanjutnya disingkat SBIS), bahwa definisi SBIS adalah
surat berharga berdasarkan prinsip syariah 37
berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Hal ini sedikit berbeda dengan SBI Konvensional yang diterbitkan melalui lelang dengan tingkat diskonto yang berbasis bunga
(interest),
sedangkan
SBIS
diterbitkan
menggunakan
akad/kontrak transaksi ju’alah. Akad ju’alah adalah janji atau komitmen (iltizam) untuk memberikan imbalan tertentu (‘iwadah/ju’l) atas pencapaian hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu perkerjaan. Para peserta yang diperbolehkan untuk mengikuti lelang SBIS diantaranya Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) atau pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS/UUS. Ketentuan lainnya, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia. SWBI/SBIS digunakan oleh bank Syariah dalam hal terjadi kelebihan dana, SWBI merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dengan menggunakan prinsip wadi’ah yad adh dhamanah. Dengan demikian bank Indonesia memberikan bonus tertentu atas penempatan dana tersebut. SWBI/SBIS merupakan kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip Syariah. (Husni, 2009:7) SWBI yang sekarang disebut SBIS merupakan instrumen kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. Beberapa karakteristik SBIS sebagai berikut : (Perwataatmadja dkk 2006:149). 38
1) Merupakan tanda bukti penitipan dana berjangka pendek. 2) Diterbitkan oleh Bank Indonesia. 3) Merupakan instrumen kebijakan moneter dan sarana penitipan dana sementara. 4) Ada bonus atas transaksi penitipan dana b. Ketentuan dan Mekanisme Penerbitan SBIS Berdasarkan fatwa DSN-MUI dan peraturan Bank Indonesia, instrumen SBIS dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme lelang sebagaimana hal ini pun diberlakukan bagi SBI konvensional. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.10/16/DPM Tanggal 31 Maret 2008 tentang tata cara penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Syariah
melalui
lelang
dan
Surat
Edaran
Bank
Indonesia
No.10/16/DPM Tanggal 31 Maret 2008 tentang tata cara Repo Sertifikat Bank Indonesia Syariah dengan Bank Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan atas hal-hal yang berkaitan dengan peraturan diatas. Berkaitan dengan penatausahaan SBIS, sebagaimana yang telah dioperasikan terhadap SBI Konvensional, BI menggunakan sistem pencatatan dan penatausahaan secara elektronis yang dikenal dengan sistem BI-SSSS (Scripless Securities Settlement System) atau Sistem Penyelesaian Surat Berharga Tanpa Warkat, yaitu transaksi dengan Bank Indonesia termasuk penatausahaanya dan penatausahaan surat berharga secara elektronik dan terhubung langsung antara peserta, penyelenggara dan sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement 39
(BI-RTGS). Berikut adalah karakteristik dari SBIS, yaitu : 1) Menggunakan akad ju'alah. 2) Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah). 3) Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan. 4) Diterbitkan tanpa warkat (scripless). 5) Dapat diagunkan kepada Bank Indonesia dan 6) Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. c. Pihak-Pihak dalam Lelang SBIS 1) Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) atau pialang yang bertindak untuk dan atas nama BUS/UUS dan 2) BUS atau UUS, baik sebagai peserta langsung maupun peserta tidak langsung, wajib memenuhi persyaratan Financing to Deposit Ratio (FDR) yang ditetapkan Bank Indonesia. d. Pembatalan Hasil dan Transaksi Lelang SBIS 1) Hasil lelang SBIS dapat dibatalkan oleh Bank Indonesia. 2) Transaksi SBIS (Settlement lelang SBIS, Settlement first leg Repo SBIS, dan Settlement second leg Repo SBIS) dinyatakan batal apabila saldo rekening giro dan saldo rekening surat berharga BUS atau UUS di Bank Indonesia tidak mencukupi. e. Sanksi 1) Terhadap setiap transaksi SBIS yang dinyatakan batal dikenakan sanksi berupa : a) Teguran tertulis dan 40
b) Kewajiban membayar sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai transaksi SBIS yang dinyatakan batal atau paling banyak sebesar Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 2) Selain dikenakan sanksi tersebut di atas, BUS atau UUS juga dikenakan sanksi : a) Pemberhentian sementara mengikuti lelang SBIS minggu berikutnya dan b) Larangan mengajukan repo SBIS selama 5 (lima) hari kerja berturut-turut, terhitung sejak BUS atau UUS dikenakan teguran tertulis ketiga dalam kurun waktu 6 (enam) bulan. f. Skema SBIS Adapun skema SBIS dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2.2 Skema SWBI/SBIS
(Sumber: Husni, 2009:8)
41
11. Suku Bunga Suku bunga adalah penghasilan yang diperoleh oleh orang-orang yang memberikan kelebihan uangnya atau surplus spending unit untuk digunakan sementara waktu oleh orang-orang yang membutuhkan dan menggunakan uang tersebut untuk menutupi kekurangannya atau defisit spending units (Judisseno, 2005:80-81). Suku bunga adalah biaya pinjaman atau harga yang dibayarkan untuk dana pinjaman tersebut (biasanya dinyatakan sebagai persentase per tahun) (Mishkin, 2008:4). Dari beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga adalah harga atau biaya yang harus dibayar atau di berikan oleh si peminjam atau pihak yang membutuhkan dana kepada pihak yang kelebihan dana atau meminjamkan dana sebagai timbal balik dari penggunaan dana tersebut dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, orang yang diberi kesempatan mendapatkan pinjaman dana harus membayar biaya atas pinjamannya tersebut. Biaya peminjaman, diukur dalam rupiah per tahun yang di pinjam, adalah suku bunga. Jumlah pinjaman yang di berikan disebut Principal dan harga yang dibayar biasanya diekspresikan sebagai persentase dari principal per unit waktu (umumnya setahun). Berikut ini adalah perbedaan bunga dan bagi hasil: Tabel 2.3 Perbedaan antara Bagi Hasil dan Bunga Bagi hasil Besarnya rasio bagi berdasarkan pada keuntungan yang diperoleh
Bunga hasil jumlah
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung
42
Bagi hasil
Bunga
Besarnya rasio bagi berdasarkan pada keuntungan yang diperoleh
hasil jumlah
Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan
Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
Pembayaran bunga tetap seperti dijanjikan apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi.
Tidak ada yang keabsahan bagi hasil.
Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama termasuk islam.
meragukan
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming.
(Sumber : Sudarsono, 2003:50) Keynes dalam teori menyebutkan bahwa, tingkat bunga di tentukan oleh permintaan dan penawaran uang, menurut teori ini ada tiga motif, mengapa seseorang bersedia untuk memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi (Boediono, 1985:82). Tiga motif inilah yang merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi istilah Liquidity preference, adanya permintaan uang menurut teori Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa umumnya orang menginginkan dirinya tetap likuid untuk memenuhi tiga motif tersebut. Teori Keynes menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi, dalam hal ini permintaan besar apabila tingkat bunga rendah dan permintaan kecil apabila bunga tinggi.
43
Menurut Hermawan, tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam beberapa kegiatan perekonomian sebagai berikut: (Darmawi, 2006:182) a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan untuk melakukan investasi
yang
pada
akhirnya
akan
mempengaruhi
tingkat
pertumbuhan ekonomi. b. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan pemilik modal apakah ia akan berinvestasi pada real assets ataukah pada financial assets. c. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank dan lembaga keuangan lainnya. d. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar 12. Inflasi a. Teori Inflasi Konvensional Menurut Samuelson, inflasi dapat digolongkan menurut tingkat keparahannya, yaitu sebagai berikut (Karim, 2007:137) : 1) Moderate inflation Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang lambat. Umumnya disebut sebagai inflasi satu digit. Pada tingkat inflasi seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang daripada dalam bentuk aset riil.
44
2) Galopping inflation Inflasi tingkat ini terjadi pada tingkatan 20% sampai dengan 200% per tahun. Pada tingkatan inflasi seperti ini orang hanya mau memegang uang seperlunya saja, sedangkan kekayaan disimpan dalam bentuk aset-aset riil. Orang akan menumpuk barang-barang, membeli rumah dan tanah. Pasar uang akan mengalami penyusutan dan pendanaan akan dialokasikan melalui cara-cara selain dari tingkat bunga serta orang tidak akan memberikan pinjaman kecuali dengan tingkat bunga yang amat tinggi. Banyak perekonomian yang mengalami inflasi seperti ini tetap berhasil walaupun sistem harga yang berlaku sangat buruk. Perekonomian seperti ini cenderung mengakibatkan
terjadinya
gangguan
gangguan
besar
pada
perekonomian karena orang-orang akan cenderung mengirimkan dananya untuk berinvestasi di luar negeri dari pada di dalam negeri (Capital Outflow). 3) Hyper inflation Inflasi jenis ini terjadi pada tingkatan yang sangat tinggi yaitu sampai triliunan persen per tahun. Walaupun sepertinya banyak pemerintahan yang perekonomiannya dapat bertahan menghadapi galopping inflation, akan tetapi tidak pernah ada pemerintahan yang dapat bertahan menghadapi jenis inflasi ini. Contohnya adalah Weimar Republic di Jerman pada tahun 1920-an.
45
Selain itu, inflasi dapat digolongkan karena penyebabpenyebabnya yaitu sebagai berikut (Karim, 2007 : 138): 1) Natural inflation dan Human error inflation Sesuai dengan namanya natural inflation adalah inflasi yang terjadi karena sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Human error inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri. 2) Actual/
anticipated/
expected
inflation
dan
unanticipated/
unexpected inflation Pada expected inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi sedangkan pada unexpected inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi. 3) Demand pull dan cost push inflation Inflasi ini diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi permintaan agregatif (AD) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian. Cost push inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi penawaran agregatif (AS) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian.
46
4) Spiralling inflation Inflasi ini diakibatkan oleh inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu seterusnya. 5) Imported inflation dan domestic inflation Imported inflation adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan internasional. Domestic inflation adalah inflasi yang hanya terjadi di dalam negeri suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya. Inflasi
umumnya
memberikan
dampak
yang
kurang
menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi sebagaimana dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tingkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian negara, dan lain sebagainya. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi adalah sebagai berikut ( Putong dan Andjaswati, 2010 : 142): 1) Bila harga barang secara umum naik terus-menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong barang sementara yang kekurangan uang tidak bisa 47
membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya. 2) Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana yang berdampak pada kebangkrutan bank, atau rendahnya dana investasi yang tersedia. 3) Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasaran, sehingga harga akan terus menerus naik. 4) Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang. 5) Bila inflasi berkepanjangan maka produsen banyak yang bangkrut karena produk relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli. 6) Jurang kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan. 7) Dampak positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang-barang mewah (high end) yang mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin tinggi (masalah prestise).
48
8) Masyarakat akan semakin selektif dalam mengonsumsi, produksi akan diusahakan secara efisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan. 9) Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh. 10) Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha, dll. b. Teori Inflasi Islam Menurut para ekonom Islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian karena (Karim, 2007 : 139): 1) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terhadap fungsi tabungan (nilai simpanan), fungsi dari pembayaran di muka, dan funsi dari unit penghitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga telah mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau dengan kata lain “self feeding inflation”. 2) Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat (turunnya Marginal Propensity to Save). 3) Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk nonprimer dan barang-barang mewah (naiknya Marginal Propensity to Consume).
49
4) Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan (hoarding) seperti: tanah, bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti: pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.
B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 1) Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan Deposito Mudharabah Penelitian yang dilakukan oleh Ani dan Wasilah (2010), Raditiya (2007), Andika (2010), dan Erwin (2010) menyimpulkan bagi hasil deposito mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap deposito mudharabah dikarenakan para nasabah dalam menempatkan dananya di bank syariah masih dipengaruhi oleh motif untuk mencari profit sehingga jika tingkat bagi hasil bank semakin besar maka akan semakin besar pula dana pihak ketiga khususnya deposito yang disimpan bank. 2) Tingkat Imbalan SBIS dengan Deposito Mudharabah Penelitian yang dilakukan Husni (2009) menyimpulkan bahwa variabel SWBI atau tingkat imbalan SBIS berhubungan positif dengan DPK (Deposito Mudharabah). Hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah deposito mudharabah tidak hanya bergantung pada jumah bagi hasil yang diberikan tapi bergantung juga pada tingkat imbalan SBIS.
50
3) Suku
Bunga
Simpanan
berjangka
1
bulan
dengan
Deposito
Mudharabah Penelitian yang dilakukan oleh Raditya (2007), Erik (2006), Delvin (2010), dan Widiastama (2006) menyimpulkan bahwa suku bunga deposito mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap deposito mudharabah. Hal ini menunjukkan bahwa sifat nasabah untuk mendepositokan dananya di bank adalah karena keuntungan semata. Dilihat dari keuntungan yang menjanjikan oleh setiap bank, kalau pada bank konvensional sendiri dilihat dari tingkat suku bunga tersebut, jika tingkat suku bunga bank konvensional lebih tinggi dari bagi hasil, maka nasabah memilih untuk menyimpan dananya di bank konvensional atau risiko displacement fund (pengalihan dana dari bank syariah ke bank konvensional). Terlihat dari penelitian ini dimana terbukti suku bunga berpengaruh negatif pada volume deposito mudharabah Bank Syariah. 4) Inflasi dengan Deposito Mudharabah Penelitian yang dilakukan oleh Ani dan Wasilah (2010) disimpulkan bahwa tingkat inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan
deposito
mudharabah
berjangka
1
bulan.
Hal
ini
mengindikasikan apabila tingkat inflasi naik maka nilai deposito mudharabah berjangka 1 bulan akan mengalami kenaikan juga. Hal ini disebabkan
karena
mempertahankan
pada
tingkat
saat
terjadi
konsumsinya
inflasi
masyarakat
mampu
dan
melindunginya
dari
51
ketidakpastian atau fluktuasi di masa depan sehingga justru akan meningkatkan jumlah simpanannya di bank syariah. C. Penelitian Sebelumnya Adapun penelitian sebelumnya yang relevan dan menjadi landasan dalam penelitian ini antara lain: Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya No
1
Penulis
Haron dan Norafifah (2000)
Judul Penelitian
Data dan Variabel
The effects of conventional interest Rate of Profit On funds deposited with Islamic banking system in Malaysia (periode198 4-1998)
Deposito mudharabah, tingkat keuntungan deposito mudharabah yang di ekspektasi, suku bunga deposito bank konvensional, jumlah tabungan mudharabah pada bank Islam, tingkat keuntungan tabungan mudharabah yang di ekspektasi dan suku bunga
Model Analisis Adaptive expectation model
Kesimpulan
Bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat keuntungan deposito mudharabah dan suku bunga deposito masingmasing bank, adanya hubungan negatif antara suku bank konvensional dengan jumlah deposito pada bank Islam, terdapat hubungan yang positif
52
No
Penulis
Judul Penelitian
Data dan Variabel
Model Analisis
tabungan bank konvensional
2
Erna Rachmawati dan Ekki (2004)
Factors Affecting Mudharaba Deposits in Indonesia
Tingkat bagi hasil, tingkat suku bunga, pendapatan nasional, jumlah kantor cabang pembantu, dan deposito mudharabah (Y).
Kesimpulan
antara tingkat keuntungan tabungan mudharabah dengan jumlah tabungan pada bank Islam Econometric’s Cointergration Methode
GDP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap deposito mudharabah hanya dalam jangka waktu pendek, KCP berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka panjang dan pendek, tingkat bagi hasil berpengaruh positif dan signifikan dalam jangka waktu panjang dan pendek, dan tingkat suku bunga 53
No
Penulis
Judul Penelitian
Data dan Variabel
Model Analisis
Kesimpulan
mempunyai hubungan yang positif dan tidak signifikan dalam jangka waktu pendek dan panjang 3
Assriwijaya Raditiya (2007)
Pengaruh tingkat suku bunga dan bagi hasil terhadap deposito mudharabah pada Bank Syariah Mandiri
Suku bunga (X1), bagi hasil (X2), dan deposito mudharabah (Y).
Ordinary Least Bahwa Square tingkat suku bunga ( OLS ) atau berpengaruh metode negatif kuadrat terhadap terkecil dengan volume model regresi deposito Partial mudharabah Adjusment dan bagi hasil Model (PAM) mempunyai hubungan yang positif tetapi tidak berpengaruh terhadap volume deposito mudharabah
4
Azhary Husni (2009)
Faktor – Faktor yang Mempengar uhi Penghimpun an Dana Pihak Ketiga pada
Sertifikat Regresi Wadiah Bank Berganda Indonesia (X1), Bagi Hasil (X2) dan Dana Pihak Ketiga (Y)
Terdapat pengaruh positif antara SWBI terhadap DPK, terdapat pengaruh 54
No
Penulis
Judul Penelitian
Data dan Variabel
Model Analisis
Perbankan Syariah di Indonesia (periode : Januari 2007 – Desember 2007)
Kesimpulan
negatif antara Bagi Hasil terhadap DPK
5
Eko Agus Haryanto (2010)
Faktorfaktor yang mempengar uhi deposito mudharabah pada bank umum syariah
Tingkat bagi hasil (X1), tingkat suku bunga (X2), jumlah deposito periode sebelumnya (X3), SWBI (X4) dan jumlah deposito mudharabah (Y)
Analisis Regresi Berganda
Bahwa variabel jumlah deposito periode sebelumnya berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan
6
Ani dan Wasilah (2010)
Faktorfaktor yang mempengar uhi jumlah penghimpun an dana pihak ketiga (deposito mudharabah 1 bulan)
Suku bunga deposito berjangka 1 bulan pada bank umum konvensional (X1), Bagi hasil (X2), FDR (X3), Inflasi (X4),
Analisis regresi berganda denga metode kuadrat terkecil (least square)
Bahwa variabel tingkat suku bunga deposito berjangka 1 bulan, tingkat bagi hasil, inflasi dan ukuran bank 55
No
Penulis
Judul Penelitian
Data dan Variabel
Bank Muammalat Indonesia
Ukuran (X5), dan Deposito mudharabah (Y)
Model Analisis
Kesimpulan
berpengaruh signifikan terhadap deposito mudharabah, sedangkan FDR tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
D. Kerangka Berfikir Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya (Hamid, 2010:15). Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 bulan, dan Inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan model regresi linear berganda antara variabel dependen dan independen. Kerangka teori yang akan dituangkan dalam penelitian kali ini adalah sebagai berikut: 56
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Badan Pusat Statistik
Bank Indonesia Laporan Keuangan Publikasi Bank Syariah Mandiri
Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah (X1)
Tingkat Imbalan SBIS (X2)
Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan (X3)
Inflasi (X4)
Jumlah Deposito Mudharabah (Y) Model Regresi Linear Berganda
a. b. c. d.
Uji Asumsi Klasik: Normalitas Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi
Koefisien Determinasi (R2) Uji Hipotesis: a. Uji F b. Uji t
Interpretasi dan Kesimpulan
57
E. Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dapat debedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotesis kerja, dan hipotesis statistik atau hipotesis nol. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis statistik atau hipotesis nol yang bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah (Hamid, 2010:16). Adapun alasan dalam menggunakan hipotesis ini karena penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat-alat statistik, karakteristik ini sama dengan yang dimiliki hipotesis statistik yang juga menggunakan alat-alat analisis dalam membuktikan dugaan objek-objek yang diteliti. Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis di bawah ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. H01 : Jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. Ha1 : Jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. 58
2. H02 : Jumlah bagi hasil deposito mudharabah tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. Ha2 : Jumlah bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. 3. H03 : Tingkat imbalan SBIS tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. Ha3 : Tingkat imbalan SBIS berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. 4. H04 : Suku bunga simpanan berjangka 1 bulan tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. Ha4 : Suku bunga simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. 5. H05 : Inflasi tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. Ha5 : Inflasi berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah.
59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi
terhadap jumlah deposito mudharabah
pada Bank Syariah
Mandiri. Periode yang diteliti dari Januari 2007 - Desember 2011. Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series). B. Metode Penentuan Sampel Sebelum menentukan sampel, maka terlebih dahulu peneliti harus menentukan populasi. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:115). Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan PT. Bank Syariah Mandiri, laporan bulanan Bank Indonesia dan laporan bulanan Badan Pusat Statistik. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:116). Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purpossive Sampling artinya sampel dipilih agar dapat mewakili populasinya, sampel yang dipilih adalah menurut aturan umum bahwa pengambilan sampel disyaratkan minimal 5 periode untuk tiap 60
independen. Sedangkan teknik pemilihan sampel Non Probability Sampling adalah metode pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, hanya elemen populasi yang memenuhi kriteria tertentu dari penelitian saja yang dijadikan sampel. Dari kriteria yang diajukan diatas didapat sampel yakni Laporan Keuangan Bank Syariah Mandiri, Tbk, Laporan Bank Indonesia dan Laporan Badan Pusat Statistik periode 2007-2011. C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, data jumlah deposito mudharabah yang dihimpun oleh Bank Syariah Mandiri pada laporan keuangan publikasi bank pada Bank Indonesia dengan melihat laporan neraca dan laba rugi dari bulan Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 yang diperoleh dari situs www.bi.go.id. Data jumlah bagi hasil deposito mudharabah diperoleh dari Laporan Profit Distribution Bank Syariah Mandiri, data bulanan historis suku bunga simpanan berjangka (deposito) 1 bulan pada bank umum konvensional (BUK), tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) pada website www.bi.go.id dengan rentang waktu yang sama, serta inflasi diperoleh data bulanan historis Inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada website www.bps.co.id. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk melakukan penelitian ini adalah studi kepustakaan (Library Research). Data yang diperoleh dari berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, internet dan lain61
lain yang berhubungan dengan aspek penelitian sebagai upaya untuk memperoleh data yang valid D. Metode Analisis Data Penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh antara jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program komputer (software) SPSS versi 19.0 dan Microsoft Excel 2010. Berikut adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data pada penelitian ini: 1. Statistik Deskriptif Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan untuk memberikan
penjelasan
yang
memudahkan
peneliti
dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar deviasi), nilai maksimum dan minimum (Ghozali, 2011:19). 2. Pengujian Asumsi Klasik Uji asumsi klasik merupakan dasar dari teknis analisis regresi. Dalam penggunaan regresi linear rentan dengan beberapa permasalahan yang sering 62
timbul, sehingga akan menyebabkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan menjadi kurang akurat. Oleh karena itu dilakukan pengujian sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji ini dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal. Menurut Santoso (2012:230), tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, error yang dihasilkan mempunyai distribusi normal atau tidak. Maksud data distribusi normal adalah data akan mengikuti arah garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah (Santoso, 2012:233): a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis grafik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah sebagai berikut: 1) Normal Probability Plot (Normal P-P Plot) Menurut Ghazali (2005:161), metode yang lebih handal adalah dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan 63
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. 2) Metode Kolmogorov-Smirnov Uji normalitas menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov merupakan uji normalitas menggunakan fungsi distribusi kumulatif. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal jika K hitung < K tabel atau nilai Sig. > alpha (Suliyanto, 2011:75). b. Multikolinearitas Yaitu munculnya peluang diantara beberapa variabel bebas untuk saling berkorelasi, pada praktiknya multikolinearitas tidak dapat dihindari. Menurut Santoso (2012:234), tujuan uji multikolinearitas adalah menguji apakah pada sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar-variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinearitas (Multiko). Imam Ghazali (2011:106) mengukur multikolinearitas dapat dilihat dari nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Varian Inflation Factor). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian multikolinearitas adalah: a) Ho: VIF > 10, terdapat multikolinearitas b) H1: VIF < 10, tidak terdapat multikolinearitas c. Heteroskedastisitas 64
Menurut Nachrowi dan Usman (2006:109) Heteroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua residual atau error mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. Tujuan uji asumsi ini adalah ingin mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians pada residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Santoso, 2012:238). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji heteroskedastisitas dengan analisis grafik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji ini adalah sebagai berikut:
1) Metode Grafik dengan Scatterplot Pengujian heteroskedastisitas untuk penelitian ini menggunakan grafik
scatterplot.
Dasar
pengambilan
keputusan
dalam
uji
heteroskedastisitas (Santoso, 2012:240): a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Heteroskedastisitas. b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
65
Salah satu kelemahan pengujian secara grafis adalah tidak jarang kita ragu terhadap pola yang ditunjukkan grafik. Keputusan secara subjektif tentunya dapat mengakibatkan berbedanya keputusan antara satu orang dengan lainnya. Oleh karena itu, penulis melakukan pengujian heteroskedastisitas dengan metode Bresch Pagan Godfrey untuk mendukung bahwa dalam model regresi ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. 2) Metode Bresch Pagan Godfrey Model Bresch-Pagan Godfrey (BPG) dilakukan dengan meregresikan antara variabel bebas terhadap pi. nilai pi diperoleh dari,
sedangkan nilai
jumlah data. Jika nilai
α2 diperoleh dari∑
dimana T adalah
hitung lebih besar dari
tabel dengan df+
jumlah variabel bebas, maka dalam model ini terdapat masalah heteroskedastisistas. Nilai
hitung dalam metode ini diperoleh dari
dimana ESS (Explained Sum of Square) =
x TSS (Total Sum of
Square). Jika uji heteroskedastisitas dengan kriteria besar dari
hitung lebih
tabel dengan df = p-1 (p=jumlah variabel bebas tanpa
kostanta) maka terjadi masalah heteroskedastisitas. (Suliyanto, 2011:117). d. Autokorelasi
66
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Santoso, 2012:241). Salah satu uji formal yang paling populer untuk mendeteksi Otokorelasi adalah uji Durbin-Watson, yang secara umum bisa diambil patokan sebagai berikut (Santoso, 2012:243): a) Angka D-W di bawah -2 berarti ada otokorelasi positif. b) Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada otokorelasi. c) Angka D-W di atas +2 berarti ada otokorelasi negatif. 3. Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien Determinasi (R Square) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R Square berada diantara 0 – 1, semakin dekat nilai R Square dengan 1 maka garis regresi yang digambarkan menjelaskan 100% variasi dalam Y. Sebaliknya, jika nilai R Square sama dengan 0 atau mendekatinya maka garis regresi tidak menjelaskan variasi dalam Y (Ghazali, 2011:97). Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R Square meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantungnya.
67
Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2adj). Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam model (Suliyanto, 2011:59). 4. Pengujian Hipotesis Dari perhitungan dengan SPSS 19.0 akan diperoleh keterangan atau hasil mengenai Uji F, dan Uji t untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut yaitu sebagai berikut :
1) Uji F (Uji Simultan) Menurut Nachrowi dan Usman (2006:17) Uji-F digunakan untuk menguji koefisien bersama-sama, sehingga nilai dari koefisien regresi tersebut dapat diketahui secara bersama. Uji ini digunakan untuk mengetahui
apakah
model
regresi
dapat
digunakan
untuk
mempengaruhi variabel dependent secara simultan atau tidak, dengan kriteria pengujian tingkat signifikan α = 0,05. Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:
68
a. Apabila F hitung > F tabel atau memiliki tingkat signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. b. Apabila F hitung < F tabel atau memiliki tingkat signifikansi > 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak. Adapun cara pengujian baik dalam regresi sederhana maupun regresi berganda sama, yaitu dengan menggunakan suatu tabel yang disebut dengan Tabel ANOVA (Analysis of Variance) melalui bantuan program SPSS versi 19.0 2) Uji t Menurut Nachrowi dan Usman (2006 : 18) setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu, dengan menggunakan suatu uji yang dikenal dengan sebutan Uji-t. Adapun hipotesis dalam uji ini adalah sebagai berikut: H0 ditolak apabila : t - hit > t - tabel atau –t hit < -t - tabel H0 diterima apabila : t - hit < t - tabel atau –t hit > -t - tabel 5. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dependen dengan variabel independen. Tujuan regresi berganda adalah memprediksi besar variabel tergantung (dependent variable) menggunakan data dari duaatau lebih variabel bebas (independent variable) yang sudah diketahui besarnya. Bila hanya ada satu variabel dependen dan satu independen, disebut analisis regresi sederhana. Sedangkan apabila 69
terdapat beberapa variabel independen, analisisnya disebut dengan analisis regresi berganda (Winarno, 2009:41). Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena menggunakan empat variabel bebas yaitu jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi, serta satu variabel terikat yaitu jumlah deposito mudharabah, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Y = β0+ β1BHNt+β2SBISt+β3SBt+ β4INFt+e Keterangan: Y
= Jumlah deposito mudharabah
β0
= Intercept
β1BHNt
= Jumlah bagi hasil deposito mudharabah
β2SBISt
= Tingkat imbalan SBIS
β3SBt
= Suku bunga simpanan berjangka 1 bulan
β4INFt
= Tingkat inflasi
e
= Tingkat kesalahan atau gangguan
E. Operasional Variabel Operasional variabel merupakan definisi dari serangkaian variabel yang digunakan dalam penulisan (Hamid, 2010:20). Pengertian operasional variabel adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati (di observasi) dari definisi operasional tersebut dapat ditentukan alat pengambilan data yang cocok dipergunakan. Definisi dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 70
1. Variabel Dependent (Y) Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah Deposito Mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja sama antara pemilik modal dengan pengelola di mana keuntungan di bagi berdasarkan akad. Deposito Mudharabah adalah simpanan berdasarkan prinsip bagi hasil yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jumlah keseluruhan deposito mudharabah dengan jangka waktu deposito 1, 3, 6 dan 12 bulan baik berupa deposito mudharabah rupiah atau valas periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 yang diperoleh dari laporan neraca Bank Syariah Mandiri pada laporan keuangan publikasi bank di Bank Indonesia. Data dalam bentuk satuan jutaan Rupiah (Rp). 2. Variabel Independent (X) Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah (X1) Jumlah bagi hasil disini adalah total perolehan bagi hasil untuk nasabah pemilik deposito mudharabah yang menitipkan dananya pada bank tersebut. Data operasional yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data yang dikeluarkan oleh Bank Syariah Mandiri (BSM) pusat berdasarkan perhitungan bulanan, yaitu dari tahun 2007-2011 yang dinyatakan dalam bentuk milyar rupiah. b. Tingkat Imbalan SBIS (X2) 71
Tingkat Imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan variabel bebas kedua (X2). Maksud dari variabel ini adalah tingkat imbalan yang didapatkan dari simpanan berjangka 1 bulan dalam Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011. Data didapat dari tingkat imbalan SBIS pada operasi meneter Bank Indonesia atau Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia. Data dalam bentuk persentase (%).
c. Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan (X3) Suku bunga deposito 1 bulan pada bank umum konvensional (BUK) adalah tingkat bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah dalam memberikan keuntungan dari hasil menyimpan dananya (deposito) di bank umum konvensional. Dalam penelitian ini menggunakan suku bunga simpanan berjangka 1 bulan (bulanan). Data yang digunakan bersumber dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia (SEKI) periode Januari 2007 sampai Desember 2011 berupa persentase (%). d. Inflasi (X4) Inflasi adalah peningkatan tingkat harga secara keseluruhan. Terjadi ketika banyak harga meningkat secara serentak. Data inflasi
72
diperoleh dari Badan Pusat Statitik (BPS), periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2011 berupa persentase (%).
73
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-undang No. 10 tahun 1998, tentang perubahan atas Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. PT. Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. 74
Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Syariah Mandiri (Persero). PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah.langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran 75
Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero). PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia. 1. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Bank Syariah Mandiri mempunyai visi yaitu menjadi bank syariah tepercaya pilihan mitra usaha. Sedangkan misi Bank Syariah Mandiri antara lain : a. Menciptakan
suasana
pasar
perbankan
syariah
agar
dapat
berkembang dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan baik b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. c. Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti operasional perbankan syariah 76
d. Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional perbankan dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian e. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat menengah dan ritel, memperbesar portofolio pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infak dan shadaqah yang lebih efektif sebagai cerminan kepedulian sosial f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain, segenap lapisan masyarakat dan investor asing 2. Produk-Produk Bank Syariah Mandiri Produk-produk pada Bank Syariah Mandiri terdiri dari produk, pembiayaan, pendanaan dan jasa. a. Produk-produk Pembiayaan Bank
Syariah
Mandiri
memiliki
banyak
produk-produk
pembiayaan antara lain : 1) BSM customer network financing BSM customer network financing selanjutnya disebut BSMCNF adalah fasilitas pembiayaan modal kerja yang diberikan kepada Nasabah
(agen,
dealer,
persediaan/inventory
dan
barang
sebagainya) dari
untuk
pembelian
rekanan
(ATPM,
produsen/distributor, dan sebagainya) yang menjalin kerjasama dengan bank. 77
2) Pembiayaan Resi Gudang Pembiayaan
Resi
Gudang
adalah
pembiayaan
transaksi
komersial dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independen (independently controlled warehouse). 3) Pembiayaan Edukasi BSM Pembiayaan Edukasi BSM adalah pembiayaan jangka pendek dan menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya dengan akad ijarah. 4) BSM Impian BSM Impian adalah pembiayaan konsumer dalam valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap perusahaan yang pengajuannya dilakukan secara massal (kelompok). BSM Impian dapat mengakomodir kebutuhan pembiayaan bagi para karyawan perusahaan, di mana perusahaan berada dalam kondisi tertentu misalnya perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.
78
5) Pembiayaan Dana Berputar Pembiayaan Dana Berputar adalah fasilitas pembiayaan modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan danannya dapat dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah. 6) Pembiayaan Umrah Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan jangka pendek yang digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umrah namun tidak terbatas untuk tiket, akomodasi dan persiapan biaya umrah lainnya dengan akad ijarah. 7) Pembiayaan Griya BSM DP 0% Pembiayaan Griya BSM DP 0% adalah pembiayaan untuk pembelian rumah tinggal (konsumer), baik baru maupun bekas di lingkungan developer maupun non developer tanpa dipersyaratan adanya uang muka bagi nasabah (nilai pembiayaan 100% dari nilai taksasi). Akad yang digunakan adalah akad murabahah. 8) Pembiayaan Griya BSM bersubsidi Pembiayaan Griya BSM Bersubsidi adalah pembiayaan untuk pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (RS Sehat/RSH) yang dibangun oleh pengembangan dengan dukungan fasilitas subsidi uang muka dari pemerintah. Akad yang digunakan adalah akad murabahah.
79
9) Pembiayaan Mudharabah BSM Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. 10) Pembiayaan musyarakah BSM Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati. 11) Pembiayaan Murabahah BSM Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati. b. Produk-produk Dana 1) Tabungan a. Tabungan Berencana BSM Tabungan Berencana BSM adalah simpanan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan. b. Tabungan simpatik BSM Tabungan Simpatik BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya 80
dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. c. Tabungan BSM Tabungan BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di counter BSM atau melalui ATM. d. Tabungan Dollar BSM Tabungan BSM Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM dengan menggunakan slip penarikan. e. Tabungan Mabrur Tabungan Mabrur BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan membantu masyarakat muslim dalam merencanakan ibadah haji dan umrah, tabungan ini dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah. f.
Tabungan Qurban BSM Tabungan Kurban BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan membantu nasabah dalam perencanaan dan
pelaksanaan
ibadah
kurban
dan
aqiqah.
Dalam
pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.
81
g. Tabungan BSM Investa Cendikia Tabungan
BSM
Investa
Cendikia
adalah
tabungan
berjangka dalam valuta rupiah dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) yang dilengkapi perlindungan asuransi. 2) Deposito a. Deposito BSM Deposito BSM adalah produk investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Mutlaqah. b. Deposito Valas Deposito Valas adalah produk investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Mutlaqah. 3) Giro a. Giro BSM Vallas Giro BSM Valas adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang US Dollar yang disediakan bagi nasabah perusahaan/badan hukum dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanan dan ketersediaannya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha.
82
b.
Giro BSM Singapore Dollar Giro BSM Singapore Dollar adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang Singapore Dollar yang disediakan bagi nasabah perorangan atau perusahaan/badan hukum dengan pengelolaan
berdasarkan
prinsip
wadiah
yaddhamanah.
Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diperlakukan sebagai titipan yang dijaga keamanan dan ketersediannya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha. c. Produk-produk Jasa 1) BSM Card BSM Card merupakan sarana untuk melakukan transaksi penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuan dana pada ATM BSM, ATM Mandiri, jaringan ATM Prima-BCA dan ATM Bersama, serta ATM Bankcard. BSM Card juga berfungsi sebagai kartu Debit yang dapat digunakan untuk transaksi belanja diseluruh merchant yang menggunakan EDC Prima BCA. 2) Sentra Bayar BSM Sentra Bayar BSM merupakan layanan bank dalam menerima pembayaran tagihan pelanggan. 3) Jual Beli Valas BSM Pertukaran mata uang rupiah dengan mata uang asing atau mata uang asing dengan mata uang asing lainnya yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri dengan nasabah. 83
4) BSM SMS Banking BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan. 5) BSM Electronic Payrol Pembayaran gaji karyawan institusi melalui teknologi terkini Bank Syariah Mandiri secara mudah, aman dan fleksibel. 6) BSM Mobile Banking GPRS BSM Mobile Banking GPRS (MBG) memudahkan Anda dalam melakukan transaksi perbankan dengan teknologi GPRS di ponsel Anda. Kini, dilengkapi fitur untuk melakukan transfer real time antar bank dengan biaya pulsa paling murah. 7) SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang mengikat Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembuka untuk membayar kepada penerima atau order-nya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen (untuk saat ini khusus BSM dengan BSM).
84
8) BSM Net Banking BSM Net Banking merupakan produk layanan perbankan berbasis teknologi internet yang memberikan kemudahan melakukan berbagai transaksi perbankan. 9) BSM Letter of Credit Janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis nasabah (applicant) yang mengikat Bank Syariah Mandiri sebagai bank pembuka untuk membayar kepada penerima atau order-nya atau menerima dan membayar wesel pada saat jatuh tempo yang ditarik penerima, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima, atau untuk menegosiasikan wesel-wesel yang ditarik oleh penerima atas penyerahan dokumen. B. Hasil Analisis dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Statistik Deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar deviasi), nilai maksimum dan minimum. Berikut adalah hasil statistik deskriptif penelitian yang dapat dilihat pada tabel 4.1: Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N DM BHN SBIS SB INF Valid N (listwise)
60 60 60 60 60 60
Minimum Maximum 3411515.0000 23524711.0000 20992.0000 1367853.0000 .0038 .0094 .0053 .0090 -.0033 .0246
Mean 9940807.016667 372698.150000 .005850 .006296 .005028
Std. Deviation 5451546.3836796 302748.5559274 .0011816 .0009195 .0054609
Sumber: Data diolah 85
Dari tabel 4.1 di atas, dapat dilihat nilai N=60 merupakan banyaknya data sampel (data bulanan selama 5 tahun dari 1 perusahaan). Data deposito yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jumlah Deposito Mudharabah yang dihimpun PT Bank Syariah Mandiri pada periode 2007-2011 yang tercatat dalam statistik Bank Umum Syariah (PT Bank Syariah Mandiri) yang dipublikasi dalam situs www.bi.go.id. Kemudian dari tabel tersebut menunjukkan bahwa variabel terikat (dependent) Jumlah Deposito Mudharabah memiliki nilai minimum 3.411.515 (jutaan) pada bulan Februari tahun 2007 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 23.524.711 (jutaan) pada bulan Desember 2011. Nilai rata-rata Jumlah Deposito Mudharabah sebesar 9.940.807,0167 (jutaan) dan standar deviasinya sebesar 5.451.546,38 (jutaan). Variabel bebas jumlah bagi hasil deposito mudharabah memiliki nilai minimum 20.992 (jutaan) pada bulan Januari tahun 2007 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 1.367.853 (jutaan) pada bulan Desember 2011. Nilai rata-rata (mean) jumlah bagi hasil deposito mudharabah sebesar 372.698,15 (jutaan) dan ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar deviasi) sebesar 302.748,55 (jutaan). Variabel bebas 0,0038 atau 0,38 %
tingkat imbalan SBIS memiliki nilai minimum pada bulan Februari 2011 sedangkan untuk nilai
maksimumnya sebesar 0,0094 atau 0,94% pada bulan November 2008. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,005850 atau 0,59% dan ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar deviasi) sebesar 0,0011816 atau 0,12%. 86
Variabel bebas suku bunga simpanan berjangka 1 bulan memiliki nilai minimum 0,0053 atau 0,53% pada bulan Desember 2011 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 0,0090 atau 0,90% pada bulan Desember 2008. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,006296 atau 0,63% dan ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar deviasi) sebesar 0,0009195 atau 0,09 %. Variabel bebas inflasi memiliki nilai minimum -0,0033 atau -0,33% pada bulan Desember 2009 sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 0,0246 atau 2,46% pada bulan Juni 2008. Nilai rata-rata (mean) sebesar 0,005028 atau 0,50% dan ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (standar deviasi) sebesar 0,0054609 atau 0,55 %. 2. Pengujian Asumsi Klasik Suatu model dinyatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat best linear estimator (BLUE). Disamping itu, suatu model dikatakan cukup baik dan dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian ekonometrik yang melandasinya. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model analisis yang paling tepat digunakan. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari Uji normal P Plot untuk menguji normalitas data secara statistik, Uji Multikolinearitas dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF), Uji Otokorelasi dengan menggunakan Durbin 87
Watson statistik, serta Uji heteroskedastisitas dengan melihat hasil olah data berupa Scatterplot. Dalam penelitian ini, data-data yang telah diperoleh adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel-variabel antara jumlah jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal. Maksud data distribusi normal adalah data akan mengikuti arah garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut adalah hasil dari uji ini:
88
1) Analisa Grafik Histogram Gambar 4.1 Histogram
Sumber: Data diolah Berdasarkan gambar diatas histogram Regression Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal atau data berdistribusi normal. 2) Analisa Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P Plot) Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
Sumber: Data diolah Berdasarkan grafik diatas, titik-titik mengikuti atau merapat ke garis diagonal maka data dalam penelitian ini normal atau berdistribusi normal. 89
3) Uji Kolmogorov-Smirnov Tabel 4.2 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Standardized Residual 60 .0000000 .96550680 .083 .083 -.069 .642 .805
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, maka dapat disimpulkan data dalam penelitian ini berdistribusi normal dilihat dari nilai Sig. > α atau 0,805 > 0,05. b. Uji Multikolinearitas Yaitu munculnya peluang diantara beberapa variabel bebas untuk saling berkorelasi, pada praktiknya multikolinearitas tidak dapat dihindari. Mengukur multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10. Berikut adalah hasil dari uji Multikolinearitas pada tabel 4.3:
90
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas dengan Nilai Tolerance dan VIF
Model 1(Constant)
Coefficientsa Standardize d Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 17337523.196 3351741.103
BHN 11.847 1.414 SBIS 1.086E9 5.075E8 SB -2.707E9 7.000E8 INF -2.228E8 79374355.113 a. Dependent Variable: DM
t Sig. 5.173 .000
.658 8.378 .000 .235 2.140 .037 -.457 -3.868 .000 -.223 -2.806 .007
Collinearity Statistics Tolerance VIF .857 .437 .379 .836
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, nilai tolerance variabel bebas jumlah bagi hasil deposito mudharabah = 0,857, tingkat imbalan SBIS = 0,437, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan = 0,379 dan inflasi = 0,836 sedangkan nilai VIF variabel bebas jumlah bagi hasil deposito mudharabah = 1,166, tingkat imbalan SBIS = 2,288, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan = 2,636 dan inflasi = 1,196. Dapat disimpulkan bahwa model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas karena nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas yaitu kondisi dimana semua residual atau error mempunyai varian yang tidak konstan atau berubah-ubah. Untuk mengetahui apakah suatu data bersifat heteroskedastisitas atau tidak, maka perlu pengujian. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode analisis grafik Scatterplot dan metode Park. Berikut adalah hasil dari metode yang dilakukan: 1. Metode Analisis Grafik Scatterplot Berikut adalah tampilan scatterplot pada gambar 4.3 di bawah ini: 91
1.166 2.288 2.636 1.196
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber: Data diolah Berdasarkan tampilan Scatterplot pada gambar 4.3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa plot menyebar secara acak diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Regression Studentized Residual. Oleh karena itu pada model regresi yang dibentuk dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. 2. Metode Bresch Pagan Godfrey Berikut adalah hasil dari pengujian heteroskedastisitas dengan metode Bresch Pagan Godfrey pada tabel 4.4 dibawah ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Metode Bresch Pagan Godfrey Model Summary Adjusted Model R R Square R Square 1 .356a .127 .064 a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB
Model 1Regression Residual Total
ANOVAb Sum of Squares df 1.465E29 4 1.007E30 55 1.154E30
Std. Error of the Estimate 1.35315E14
Mean Square 3.663E28 1.831E28
F 2.001
Sig. .107a
59
a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: pi
92
Berdasarkan tabel Model Summary dapat diperoleh nilai R Square yaitu 0,127. sedangkan nilai dari tabel ANOVAb diperoleh nilai TSS (Total Sum of Square), yaitu 1,54. Dengan demikian dapat dihitung besarnya nilai ESS (Explained Sum of Square ) yaitu : ESS=
x TSS
ESS=0,127 x 1,154 = 0,147 Dengan diketahuinya nilai ESS maka dapat dihitung
hitung yaitu :
=
=
= 0,0735 Berdasarkan nilai hitung (0,0735) <
tabel dengan df=0,05, 4-1 =7,815 karena nilai tabel (7,815) maka pada model regresi yang
terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas d. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time-series) atau ruang (cross section). Salah satu penyebab munculnya masalah Autokorelasi adalah adanya kelembaman (inertia) artinya kemungkinan
besar
akan
mengandung
saling
ketergantungan
(interdependence) pada data observasi periode sebelumnya dan periode sekarang. 93
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah otokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Berikut adalah hasil uji otokorelasi dengan metode Durbin Watson (DW) pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Uji Durbin Watson (DW) Model Summaryb Adjusted R Model R R Square Square 1 .842a .709 .688 a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM
Std. Error of the Estimate 3044969.8013788
Durbin-Watson .733
Sumber: Data diolah Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 0,733. Maka dapat disimpulkan pada model regresi ini tidak terdapat gejala otokorelasi karena nilai DW diantara -2 dan +2. 3. Koefisien Determinasi (R Square) Koefisien determinasi atau R square merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R Square meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan
94
tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square (R2adj). Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam model. Selengkapnya mengenai hasil uji Adjusted R Square (R2adj) dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Adjusted R Square (R2adj) Model Summaryb Adjusted R Model R R Square Square 1 .842a .709 .688 a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM
Std. Error of the Estimate 3044969.8013788
Sumber : Data diolah Besarnya angka Adjusted R Square adalah 0,688 atau sebesar 68,8%. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah pada Bank Syariah Mandiri adalah 68,8%, sedangkan sisanya sebesar 31,2% (100% - 68,8%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini seperti Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Return On Asset, PDB, tingkat pengangguran, BI rate, kurs dan lainnya. Adapun angka koefisien korelasi (R) menunjukkan nilai sebesar 0,842 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel 95
bebas dan variabel terikat adalah kuat karena memiliki nilai lebih dari 0,5 (R > 0,5) atau 0,842 > 0,5. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji F Uji Fhitung digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikatnya atau untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel terikat maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit. Adapun cara pengujian dalam uji F ini, yaitu dengan menggunakan suatu tabel yang disebut dengan Tabel ANOVA (Analysis of Variance) dengan melihat nilai signifikasi (Sig < 0,05 atau 5 %). Jika nilai signifikasi > 0,05 maka H1 ditolak, sebaliknya jika nilai signifikasi < 0,05 maka H1 diterima. Berikut adalah tabel ANOVA pada tabel 4.7 di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Uji F Model 1 Regression Residual
Sum of Squares 1.243E15 5.100E14
Total
ANOVAb Df
1.753E15
4 55
Mean Square 3.109E14 9.272E12
F 33.529
Sig. .000a
59
a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM
Sumber: Data diolah
96
Berdasarkan tabel 4.7 di atas nilai Fhitung diperoleh 33,529 dengan tingkat signifikansi 0,000, karena tingkat signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima dan nilai Fhitung > Ftabel (33,529 > 2,758) dengan nilai F tabel df:α, (k-1), (n-k) atau 0,05, (4-1), (60-4) = 2,758. Dapat disimpulkan bahwa jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan, dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. b. Uji t Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara individu atau uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi (Sig. 0,05 atau 5%) maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada tabel 4.8 di bawah ini: Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficientsa
Model 1(Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 17337523.196 3351741.103
BHN SBIS SB INF a. Dependent Variable: DM
11.847 1.086E9 -2.707E9 -2.228E8
1.414 5.075E8 7.000E8 79374355.113
Standardized Coefficients Beta .658 .235 -.457 -.223
t 5.173
Sig. .000
8.378 2.140 -3.868 -2.806
.000 .037 .000 .007
Sumber : Data diolah
97
1) Uji t terhadap jumlah bagi hasil deposito mudharabah Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.8 variabel dana pihak ketiga secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung X1 = 8,378 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel (8,378 > 1,671). Maka Ho ditolak atau menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh
terhadap jumlah deposito
mudharabah. 2) Uji-t terhadap tingkat imbalan SBIS Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.8 variabel tingkat imbalan SBIS secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,037 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung X2 = 2,140 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel (2,140 > 1,671). Maka Ho ditolak atau menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat imbalan SBIS berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. 3) Uji-t terhadap suku bunga simpanan berjangka 1 bulan Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.8 variabel suku bunga simpanan berjangka 1 bulan secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai -t hitung X3 = -3,868 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga -t hitung < -t tabel (-3,868 < -1,671). Maka Ho 98
ditolak atau menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga simpanan bejangka 1 bulan berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. 4) Uji-t terhadap inflasi Hasil perhitungan yang didapat pada tabel 4.8 variabel inflasi secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α (0,007 < 0,05). Sedangkan nilai -t hitung X4 = -2,806 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga -t hitung < -t tabel (-2,806 < -1,671). Maka Ho ditolak atau menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah.
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut: Y = 17337523.196 + 11.847X1 + 1.086E9X2 – 2.707E9X3 – 2.228E8X4
Dimana : Y
= Jumlah Deposito Mudharabah (dalam jutaan rupiah)
X1 = Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah (dalam jutaan rupiah) X2 = Tingkat Imbalan SBIS (dalam jutaan rupiah) X3 = Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan (dalam persentase) X4 = Inflasi (dalam persentase)
99
Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Berdasarkan pada persamaan regresi di atas, apabila X1, X2 X3 dan X4 bernilai 0, maka nilai Y adalah Rp 17.337.523.196.000,maksudnya adalah jika dalam PT Bank Syariah Mandiri tidak ada tidak ada jumlah bagi hasil deposito mudaharabah, tidak tingkat imbalan SBIS, jumlah suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan tidak ada inflasi dapat dikatakan bahwa dalam periode 2007 2011
jumlah
deposito
mudharabah
berjumlah
Rp
17.337.523.196.000,2) Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah dengan Jumlah Deposito Mudharabah Berdasarkan pada persamaan regresi di atas, jumlah bagi hasil deposito mudharabah (X1) = 11,847 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1 juta jumlah bagi hasil deposito mudharabah (X1)
akan
menyebabkan
meningkatnya
jumlah
deposito
mudharabah (Y) sebesar Rp. 11.847.000.000,- Dari hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel , jumlah bagi hasil deposito mudharabah α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung (X1) = 8,378 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel (8,378 > 1,671). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah bagi
100
hasil deposito mudharabah berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas, variabel bagi hasil mempunyai nilai signifikasi 0,000 kurang dari 0,05. Hal ini berarti menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah bagi hasil deposito berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Haron dan Norafifah (2000), Rachmawati dan Ekki (2004), Ani dan Wasilah (2010), Raditiya (2007), Andika (2010), dan Erwin (2010) menyimpulkan bagi hasil
deposito
berpengaruh
signifikan
terhadap
deposito
mudharabah dikarenakan para nasabah dalam menempatkan dananya di bank syariah masih dipengaruhi oleh motif untuk mencari profit sehingga jika tingkat bagi hasil bank semakin besar maka akan semakin besar pula dana pihak ketiga khususnya deposito yang disimpan bank. 3) Tingkat Imbalan SBIS dengan Jumlah Deposito Mudharabah Berdasarkan pada persamaan regresi di atas, tingkat imbalan SBIS (X2) = 1.086E9 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1 juta tingkat imbalan SBIS (X2) akan menyebabkan meningkatnya jumlah deposito mudharabah (Y) sebesar Rp 10,86 Triliun. Dari hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel tingkat imbalan SBIS α (0,037< 0,05). 101
Sedangkan nilai t hitung (X1) = 2,140 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga t hitung > t tabel (2,140 > 1,671). Sehingga imbalan
SBIS
dapat disimpulkan bahwa tingkat
berpengaruh
terhadap
jumlah
deposito
mudharabah. Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas, variabel tingkat imblan SBIS mempunyai nilai signifikasi 0,037 kurang dari 0,05. Hal ini berarti menerima H1 sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat imbalan SBIS berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Husni (2009:16) menyimpulkan variabel SWBI berhubungan positif dengan DPK. Hal ini bisa dijelaskan bahwa jika nilai SBIS meningkat maka nilai jumlah Deposito Mudharabah akan meningkat. 4) Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan dengan Jumlah Deposito Mudharabah Berdasarkan persamaan regresi diatas, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan (X3) = -2.707E9 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% suku bunga simpanan berjangka 1 bulan (X3) akan menyebabkan menurunnya
jumlah deposito
mudharabah (Y) sebesar 27,07 Triliun. Dari hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel suku bunga simpanan berjangka 1 bulan α (0,000 < 0,05). Sedangkan nilai t 102
hitung X3 = -3,868 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga -t hitung < -t tabel (-3,183 < -1,671). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh
terhadap jumlah
deposito mudharabah. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Haron dan Norafifah (2000), Raditya (2007), Erik (2006), Delvin (2010), Ani dan Wasilah (2010) dan Widiastama (2006) menyimpulkan bahwa suku bunga deposito mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap deposito mudharabah. Hal ini menunjukkan bahwa sifat nasabah untuk
mendepositokan
dananya
di
bank
adalah
karena
keuntungan semata. Dilihat dari keuntungan yang menjanjikan oleh setiap bank, kalau pada bank konvensional sendiri dilihat dari tingkat suku bunga tersebut, jika tingkat suku bunga bank konvensional lebih tinggi dari bagi hasil, maka nasabah memilih untuk menyimpan
danaya
di
bank
konvensional
atau
risiko
displacement fund (pengalihan dana dari bank syariah ke bank konvensional). Terlihat dari penelitian ini dimana terbukti suku bunga berpengaruh negatif pada jumlah deposito mudharabah Bank Syariah Mandiri.
103
5) Pengaruh Inflasi dengan Jumlah Deposito Mudharabah Berdasarkan persamaan regresi diatas, inflasi
(X4) =
-2.228E8 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% inflasi (X4) akan menyebabkan menurunnya jumlah deposito mudharabah (Y) sebesar 2,23 Triliun. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa tingkat signifikansi variabel Inflasi α (0,007 < 0,05). Sedangkan nilai t hitung X4 = -3,868 dan t tabel sebesar 1,671 (df (n – k) 60 – 4 = 56, α = 0,05), sehingga -t hitung < -t tabel (-2,806 < 1,671). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel suku bunga simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh
terhadap jumlah
deposito mudharabah. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ani dan Wasilah (2010) yang menyimpulkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan jumlah deposito mudharabah berjangka 1 bulan. Hal ini dikarenakan pada saat terjadi inflasi masyarakat mampu
mempertahankan
tingkat
konsumsinya
dan
melindunginya dari ketidak pastian atau fluktuatif di masa depan sehingga justru akan meningkatkan jumlah simpanannya di bank syariah.
104
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengaruh jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah, menggunakan data time series oleh PT. Bank Syariah Mandiri pada tahun 2007-2011. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda, dari pembahasan yang telah diuraikan di atas berdasarkan data yang penulis peroleh dari penelitian sebagaimana yang telah dibahas dalam skripsi ini maka, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan analisis regresi berganda dengan menggunakan uji-F (secara simultan) dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah dengan probabilitas sebesar 0,000 dan F-hitung sebesar 33,529.
2.
Berdasarkan analisis regresi berganda dengan menggunakan uji-t (secara parsial) dapat disimpulkan bahwa: a) variabel jumlah bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Dengan nilai signifikan α (0,000 < 0,05) dan t hitung > t tabel (8,378 > 1,671). 105
b) variabel tingkat imbalan SBIS berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Dengan nilai signifikan α (0,037 < 0,05) dan t hitung > t tabel (2,140 > 1,671). c) variabel suku bunga simpanan berjangka 1 bulan berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Dengan nilai signifikan α (0,000 < 0,05) dan -t hitung < -t tabel (-3,868 < -1,671). d) variabel inflasi berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. Dengan nilai signifikan α (0,007 < 0,05) dan -t hitung < -t tabel (-2,806 < -1,671). 3. Nilai R Square atau nilai koefisien determinasi adalah sebesar 68,8% dari variabel dependen yaitu deposito mudharabah dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi sedangkan sisanya yaitu sebesar 31,2% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti seperti Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Return On Asset, PDB, tingkat pengangguran, BI rate, kurs, ukuran bank dan lainnya.
B. IMPLIKASI Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka terdapat beberapa implikasi yang perlu memperoleh penekanan. Hasil penelitian ini merupakan informasi yang perlu dipertimbangkan oleh bank syariah, akademis dan nasabah. Peneliti menyarankan untuk diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
106
1. Bank Syariah Dengan adanya temuan bahwa jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 bulan dan inflasi berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah dengan tingkat kontribusi yang berbeda-beda. Di kalangan praktisi perbankan syariah, masih sedikit kalangan yang memperhatikan instrumen internal yang justru mereka anggap kurang diperhatikan oleh para nasabah dalam menentukan pilihannya terhadap perbankan syariah. Tingkat imbalan SBIS memang tidak ditampilkan secara langsung ke muka masyarakat, akan tetapi laporan yang disediakan oleh Bank Indonesia dalam
publikasinya
sedikit
banyak
membawa
pengaruh
kepada
masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap perbankan syariah. Performa perbankan syariah dapat diukur dari variabel tersebut, oleh karena itu bagi para praktisi diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja perbankannya secara positif dengan tujuan apabila dihitung dalam skala nasional, performa perbankan syariah secara keseluruhan pun akan menjadi positif dengan ukuran diatas. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk evaluasi perkembangan sistem perbankan syariah khususnya Bank Syariah Mandiri serta sebagai bahan awal kajian dalam menentukan metode kebijakan moneter sistem syariah 2. Bagi Nasabah Dengan adanya temuan bahwa bahwa jumlah bagi hasil deposito mudharabah, tingkat imbalan SBIS, suku bunga simpanan berjangka 1 107
bulan dan inflasi berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah dengan tingkat kontribusi yang berbeda-beda. Variabel inflasi merupakan ukuran minat menabung nasabah, dengan menabung tentunya inflasi dapat ditekan secara bersama – sama. Akan tetapi dalam memilih jenis perbankan tentunya banyak faktor yang dipertimbangkan. Dalam perbankan syariah misalnya, nasabah melihat besarnya bagi hasil yang diberikan bank syariah tersebut selain itu nasabah juga masih terpengaruh oleh besarnya suku bunga yang diberikan bank konvensional sebagai pemicu mereka menyimpan uangnya dibank tersebut. Penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang akan menambah wawasan dan pengetahuan bagi nasabah bank. Sehingga dapat dijadikan pedoman sebagai pengambilan keputusan dalam berinvestasi yang dapat memberikan tingkat keuntungan yang sesuai dengan harapan investor. 3. Bagi Akademisi Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang manajemen perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan, khususnya tentang jumlah deposito mudharabah. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperbanyak jumlah variabel dari faktor internal maupun eksternal bank, misalnya: Capital Adequacy Ratio, Financing to Deposit Ratio, Return On Asset, PDB, tingkat pengangguran, BI rate, kurs, ukuran bank dan lainnya. Selain itu juga bisa dengan menambah instrumen pembiayaan bank syariah seperti pembiayaan bagi hasil, pembiayaan jual beli, pembiayaan sewa. 108
DAFTAR PUSTAKA
Agustianto, Penentuan Bagi Hasil Deposito Mudharabah di Bank Syariah, Dalam www.iaei-pusat.net. Al Arif, Nurianto. “Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah”. Cet. 1. CV. Al Fabeta, Bandung, 2010. Andriyanti, Ani dan Wasilah. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah 1 Bulan) Bank Muamalat Indonesia (BMI)”. Jurnal, Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010, Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, 2010. Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan”. Cetakan pertama. Bank Indonesia, Tazkia, 1999. ------------------------------. “Bank Syariah Dari Teori ke Praktik”. Gema Insani, Jakarta, 2001. ------------------------------. “Bank Syariah dari Teori Ke Praktik”. 1st edition. Gema Insani Press, Jakarta, 2009. Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Azkia Publisher. Jakarta, 2009. Ascarya. Akad & Produk Bank Syariah. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2008. Boediono.”Ekonomi Moneter: Seri Sinopsis, Pengantar Ilmu Ekonomi No.5”. BPFE, Yogyakarta, 1985. Burhanuddin S. “Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah”. Graha Ilmu. Yogyakarta, 2010. DSN MUI&BI.“Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional”. cet III. CV. Gaung Persada, Ciputat, 2006. --------------------.”Outlook Perbankan Syariah Indonesia 2012”. Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia, Jakarta, 2011. Edwin, Mustafa. dkk. “Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam”. Kencana, Jakarta, 2007. Ghazali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 19 Edisi 5. UNDIP, Semarang, 2011. Hamid, Abdul. “Buku Pedoman Penulisan Skripsi”. FEB UIN Jakarta, Jakarta, 2010. 109
Haron, Sudin dan Norafifah Ahmad. “The Effects of Conventional Interest Rates and Rate of Profit on Funds Deposited with Islamic Banking System in Malaysia”. Jurnal, International Journal of Islamic Financial Services Vol.1 104, 2000. Haryanto, Eko Agus. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2010. Hermawan Darmawi. “Pasar Finansial dan Lembaga-Lembaga Finansial”. PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2006. Hulwati. “Ekonomi Islam”, Ciputat Press Indonesia Jakarta, Jakarta, 2009. Husny, Azhari. “Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada Perbankan Syariah di Indonesia periode: Januari 2006 – Desember 2007”. 2009. Judisseno, Rimsky. “Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia”. 2nd edition, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Laporan Pengawasan Perbankan 2011. Mishkin Frederic. “The Economics of Money, Banking, and Financial Markets”, Eighth Edition, Colombia University. 2007. ----------------------. “Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan”. 8th edition, Salemba Empat, Jakarta, 2008. Karim, Adiwarman. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2004. ------------------------. Ekonomi Makro Islami. 2nd edition, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. ------------------------. ”Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”. 3rd edition, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2009. Mufraini, Arief. “Modul Perbankan Syariah Landasan Teori dan Praktik”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta, Jakarta, 2008. Muhammad. ”Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”. UPP APM YKPN, Yogyakarta, 2005. ----------------. “ Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah”. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008. Nachrowi, Usman. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. LP-FEUI, Jakarta, 2006. 110
Perwataatmadja dkk. “Bank dan Asuransi Islam di Indonesia”, Kencana dan Fakultas Hukum UI, 2006. Pohan, Aulia. “ Potret Kebijakan Moneter Indonesia”. Edisi 1, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008. Putong, Iskandar. “Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro”. Jakarta, Ghalia Indonesia. 2000 Rachmawati, Erna dan Ekki Syamsulhakim. “Factors Affecting Mudaraba Deposits in Indonesia”. Jurnal, 2nd International Islamic Banking and Finance Conference 2004 (Refereed Paper), 2004. Raditiya, Assriwijaya. “Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Bagi Hasil Terhadap Deposito Mudharabah Studi Kasus Bank Syariah Mandiri”. Skripsi, dipublikasikan, ekonomi pembangunan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. 2007. Rivai, Veithzal. dkk. “Bank and Financial Instituation Management Conventional And Sharia System”. 1st edition, PT Raja Gafindo Persada, Jakarta, 2007. Rodoni, Ahmad. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. CSES Press, Jakarta, 2006. Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. “Lembaga Keuangan Syariah”. Zikrul Hakim, Jakarta, 2008. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan”. 5th edition, Lembaga Penerbit FEUI, Jakarta, 2005. Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (deskripsi dan ilustrasi)”. Ekonisia, Yogyakarta, 2003. Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi”, Ekonisia, Yogyakarta, 2008 Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Alfabeta, Bandung, 2009. Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Andi, Yogyakarta, 2011. Winarno, Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi Kedua. UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2009. Yaya, Rizal. dkk. “Akuntansi Perbankan Syariah”. Salemba Empat, Jakarta, 2009. 111
Undang- Undang RI Nomor 7 Tahun 1992 Undang- Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 http://www.bi.go.id/statistikkeuangan http://www.bps.co.id http://www.syariahmandiri.co.id
112
Lampiran 1: Data-data Variabel Penelitian dari Tahun 2007-2011
Deposito Mudharabah TAHUN BULAN (Jutaan)
2007
2008
2009
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Oktb Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Oktb Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Y 3,456,015 3,411,515 3,454,951 4,393,787 4,430,996 3,849,011 3,939,181 4,086,822 4,746,726 5,030,122 5,113,729 5,387,826 5,232,654 5,723,895 6,134,602 6,696,483 6,298,423 6,681,816 6,756,192 6,968,853 7,098,350 7,275,193 7,583,930 7,802,322 7,765,849 7,937,765 7,952,787 6,090,330 8,012,166
Bagi Hasil Deposito (Jutaan) X1 20,992 42,184 63,873 90,792 114,376 137,978 160,303 185,859 213,625 244,958 276,652 306,198 35,490 68,075 105,244 140,169 178,388 216,065 256,553 295,935 340,167 392,070 446,705 509,073 58,503 115,933 169,731 220,989 263,184
SBIS (%) X2 0.673 0.378 0.540 0.523 0.522 0.444 0.476 0.429 0.551 0.539 0.573 0.567 0.496 0.505 0.527 0.666 0.693 0.728 0.769 0.773 0.809 0.915 0.937 0.903 0.792 0.728 0.684 0.633 0.604
Suku Bunga INFLASI Deposito (%) 1 Bulan (%) X3 X4 0.720 1.040 0.703 0.620 0.678 0.240 0.661 -0.160 0.633 0.100 0.622 0.230 0.605 0.720 0.597 0.750 0.594 0.800 0.597 0.790 0.598 0.180 0.599 1.100 0.589 1.770 0.579 0.650 0.573 0.950 0.572 0.570 0.582 1.410 0.599 2.460 0.626 1.370 0.670 0.510 0.772 0.970 0.845 0.450 0.867 0.120 0.896 -0.040 0.877 -0.070 0.824 0.210 0.785 0.220 0.753 -0.310 0.731 0.040 113
7,991,910 322,033 0.579 Jun 7,452,907 364,971 0.559 Jul 7,824,576 417,836 0.548 Agst 8,036,013 476,326 0.540 Sept 8,437,882 524,005 0.541 Oktb 8,620,397 576,305 0.539 Nov 9,583,761 629,271 0.538 Des 9,957,412 57,308 0.538 Jan 10,222,510 111,387 0.534 Feb 10,902,750 173,817 0.523 Mar 11,502,232 242,765 0.517 Apr 11,541,841 315,339 0.525 Mei 9,142,094 381,454 0.522 Jun 2010 9,603,320 446,599 0.553 Jul 12,322,805 516,339 0.553 Agst 12,817,417 597,914 0.553 Sept 12,999,616 680,261 0.531 Oktb 13,389,538 760,655 0.535 Nov 15,110,402 848,727 0.522 Des 14,956,511 81,025 0.507 Jan 15,341,027 180,985 0.558 Feb 17,449,883 274,195 0.560 Mar 16,623,765 391,076 0.598 Apr 17,270,458 499,409 0.613 Mei 18,687,254 602,640 0.613 Jun 2011 19,463,013 714,607 0.606 Jul 20,165,632 849,098 0.564 Agst 21,393,987 959,858 0.523 Sept 21,778,450 1,095,498 0.481 Oktb 23,022,056 1,232,269 0.435 Nov 23,524,711 1,367,853 0.420 Des Sumber: Laporan Keuangan Publikasi BI, PT Bank Syariah Badan Pusat Statistik
0.710 0.110 0.693 0.450 0.662 0.560 0.619 1.050 0.615 0.190 0.597 -0.030 0.573 -0.330 0.591 0.840 0.578 0.300 0.564 -0.140 0.574 0.150 0.563 0.290 0.566 0.970 0.566 1.570 0.563 0.760 0.560 0.440 0.568 0.060 0.565 0.600 0.569 0.920 0.560 0.890 0.560 0.130 0.569 -0.320 0.567 -0.310 0.571 0.120 0.568 0.550 0.572 0.670 0.567 0.930 0.569 0.270 0.563 -0.120 0.547 0.340 0.529 0.570 Mandiri, Tbk &
114
Lampiran 2 : Tabel Deskriptif Statistik Descriptive Statistics N DM BHN SBIS SB INF Valid N (listwise)
60 60 60 60 60 60
Minimum Maximum 3411515.0000 23524711.0000 20992.0000 1367853.0000 .0038 .0094 .0053 .0090 -.0033 .0246
Mean 9940807.016667 372698.150000 .005850 .006296 .005028
Std. Deviation 5451546.3836796 302748.5559274 .0011816 .0009195 .0054609
115
Lampiran 3: Tabel Model Regresi, Anova, dan Koefisien Model Summaryb Adjusted R Model R R Square Square a 1 .842 .709 .688 a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM
Model 1 Regression Residual
Sum of Squares 1.243E15 5.100E14
Total
Std. Error of the Estimate 3044969.8013788
ANOVAb df
1.753E15
4 55
Mean Square 3.109E14 9.272E12
F 33.529
Sig. .000a
59
a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM
Coefficientsa
Model 1 (Constant) BHN SBIS SB INF a. Dependent Variable: DM
Unstandardized Coefficients B Std. Error 17337523.196 3351741.103 11.847 1.086E9 -2.707E9 -2.228E8
1.414 5.075E8 7.000E8 79374355.113
Standardized Coefficients Beta .658 .235 -.457 -.223
t 5.173
Sig. .000
8.378 2.140 -3.868 -2.806
.000 .037 .000 .007
116
Lampiran 4: Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Standardized Residual 60 .0000000 .96550680 .083 .083 -.069 .642 .805
117
Lampiran 5: Uji Multikolinieritas dan Autokorelasi Uji Tolerance dan VIF
Model 1
(Constant)
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 17337523.196 3351741.103
BHN SBIS SB INF a. Dependent Variable: DM
11.847 1.086E9 -2.707E9 -2.228E8
1.414 5.075E8 7.000E8 79374355.113
.658 .235 -.457 -.223
t 5.173
Sig. .000
8.378 2.140 -3.868 -2.806
.000 .037 .000 .007
Collinearity Statistics Tolerance VIF .857 .437 .379 .836
Uji D-W Model Summaryb Adjusted R Model R R Square Square 1 .842a .709 .688 a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: DM
Std. Error of the Estimate 3044969.8013788
Durbin-Watson .733
118
1.166 2.288 2.636 1.196
Lampiran 6: Uji Heteroskedastisitas
Uji Bresch Pagan Godferey Model Summary Adjusted Model R R Square R Square 1 .356a .127 .064 a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: pi
Model 1Regression Residual Total
ANOVAb Sum of Squares df 1.465E29 4 1.007E30 55 1.154E30
Std. Error of the Estimate 1.35315E14
Mean Square 3.663E28 1.831E28
F 2.001
59
a. Predictors: (Constant), INF, SBIS, BHN, SB b. Dependent Variable: pi
119
Sig. .107a