PENGARUH PEMBINAAN ROHANI ISLAM TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWANDI PT.UNITED TRACTORS Tbk, CAKUNG JAKARTA TIMUR Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Titian Wahyu NIM : 108052000008
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H. / 2013 M.
ABSTRAK
Titian Wahyu Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Di Pt.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur Pembinaan Rohani Islam dilingkungan dunia kerja atau perusahaan belum secara intensif dilakukan oleh banyak perusahaan. Hal serupa dilakukan oleh PT.United Tractor Tbk, Cakung Jakarta Timur yang baru memulai Pembinaan Rohani Islam kurang lebih 4 tahun terakhir. Selain sebagai tempat bekerja atau mencari rizki, perusahaan juga dapat menjadi lapangan dalam membentuk ketahanan spiritual dan akhlak mulia. Kepedulian perusahaan terhadap agama salah satunya dibuktikan dengan dibentuknya pembinaan rohani yang diharapkan dapat membina para karyawan di bidang keagamaan sehingga memiliki ketahanan spiritual dan akhlak mulia yang dapat diwujudkan dalam penyelenggaraan pembangunan, pemberdayaan dan pelayanan masyarakat serta pelaksanaan tugas dan kewajiban seorang karyawan.Atas latar belakang tersebut penulis bermaksud menguji seberapa besar Pengaruh Pembinaan Rohani Islam terhadap Motivasi Kerja karyawan di PT.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan dan karyawati PT.United Tractors Cabang Jakarta bagian Workshop dan Counter yang beragama islam dan yang mengikuti kegiatan Pembinaan Rohani Islam berjumlah 55 orang. Jumlah sampel yang akan ditetapkan dalam penelitian ini adalah 30 responden. Adapun instrumen penelitian menggunakan angket, sementara analisis data menggunakan perhitungan statistik yang kemudian dihitung dengan rumus Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat disimpulkan terdapat Pengaruh pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors tergolong lemah sebagaimana ditunjukkan dengan korelasi sebesar (r= 0,390) dan ditunjukkan dalam keeratan hubungan (koefisien korelasi) yaitu pengaruh pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan sebesar 15,21% dan sisanya ((100% - 15,12% = 84,88%) ditentukan oleh variabel lain yaitu indikator kesempatan berkreatifitas diduga minim waktu untuk melakukan kreatifitaskreatifitas yang dimiliki masing-masing karyawan, kelompok kerja yang belum mendukung ide-ide kreatif karyawan dan situasi lingkungan yang kurang mendukung ketrampilan-ketrampilan bekerja karyawan serta faktor ketidakmampuan menghadapi permasalahan di tempat kerja, kemudian keterlibatan dalam mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam tidak rutin. Keyword : Pembinaan Rohani Islam dan Motivasi Kerja
LEMBAR PERSEMBAHAN
Ku persembahkan untuk-MU, Ya Rabbi Kecintaanku padamu Ya Habibi Rasulullah SAW Do’aku untukmu Ayahanda tercinta Khidmatku untukmu Ibunda tiada terkira Untuk ketiga adikku tersayang Terima kasihku pada Budhe-budhe dan pakde yang terus mensupportku Untuk saudara-saudariku Untuk kemenakanku yang selalu menghiburku Dan untuk teman-teman dan sahabat yang berjuang bersama menggapai cita dalam suka dan duka.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu’alaikum.Wr.Wb Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sholawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW dan atas ridho Allah pulalah sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur” dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini tak mungkin terselesaikan tanpa bantuan, bimbingan dan petunjuk dari banyak pihak. Untuk itu kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta bimbingan penulis menyampaikan ucapan terima kasih serta teriring do’a semoga mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Pada kesempatan ini pula secara khusus penulis ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu, baik selama masa perkuliahan maupun penyelesaian skripsi ini, antara lain: 1. Dr.Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs.Wahidin Saputra, M.Ag selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs.H.Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs.Study Rizal LK, MA Pembantu Dekan 3 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Dra.Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Kajur Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Drs.Sugiharto, MA selaku Wakil Kajur Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Dr.Suhaimi, M.Si selaku pembimbing akademik Jurusan
Bimbingan
Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kholis Ridho, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan, saran, serta pelajaran yang sangat bermanfaat bagi penulis. 9. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dengan tulus memberi ilmu. 10. Teristimewa keluargaku tercinta, saudara-saudara, mba, mas, adik-adik serta bapak dan ibuku tercinta yang telah membesarkanku dengan penuh kasih sayang, telah memberikan dorongan baik moril maupun materiil dan tak henti selalu mendo’akanku. 11. Suharto selaku Brand Manajer Cabang Jakarta di PT.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur serta karyawan dan karyawati yang telah membantu dalam pengumpulan data. 12. Teman-teman dan sahabat seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam angkatan 2008, suka duka bersama kalian di masa perkuliahan akan selalu terkenang. 13. Serta semua pihak yang turut memberikan kontribusi pada penulis secara langsung maupun tidak langsung baik dalam kehidupan sehari-hari, masa perkuliahan serta dalam menyelesaikan skipsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan penulis. Dengan segala kerendahan hati penulis memohon kepada semua pihak untuk memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini. Karena “Sesungguhnya Kesempurnaan hanyalah milik Allah semata, kesalahan dan kekhilafan adalah milik manusia, namun manusia diwajibkan berusaha dan kepada Allah pulalah kita serahkan segala urusan.” Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya dapat menambah khasanah keilmuan dan teknologi di masa yang akan datang. Wasalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 27 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK LEMBAR PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR........................................................................................ i DAFTAR ISI........................................................................................................ iii DAFTAR TABEL................................................................................................ v DAFTAR GAMBAR........................................................................................... v BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1 B. Perumusan dan Pembatasan Masalah.......................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 6 D. Tinjauan Pustaka......................................................................................... 7 E. Sistematika Penulisan................................................................................. 8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembinaan Rohani Islam.......................................................................... 10 1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam................................................. 10 2. Dasar – Dasar Pembinaan.................................................................. 12 3. Bentuk Pembinaan Rohani Islam....................................................... 14 4. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam............................................... 15 B. Motivasi Kerja.......................................................................................... 20 1. Pengertian Motivasi Kerja................................................................. 20 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi...................................... 24
v
3. Prinsip-Prinsip Motivasi.................................................................... 27 C. Kerangka Pemikiran................................................................................ 28 D. Hipotesis.................................................................................................. 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 30 B. Teknik Penentuan Sampel....................................................................... 31 C. Variabel Penelitian................................................................................... 33 D. Definisi Operasional................................................................................ 33 E. TeknikPengumpulan Data....................................................................... 35 F. Instrument............................................................................................... 36 G. Kisi-Kisi Instrument................................................................................ 36 H. Teknik Analisis data............................................................................... 38 BAB IV PENGARUH
PEMBINAAN
ROHANI
ISLAM
TERHADAP
MOTIVASI KERJA KARYAWAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian.......................................................... 40 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya PT.United Tracktors............ 40 2. Visi, Misi dan Tujuan......................................................................... 42 3. Struktur Organisasi dan Pengelolaanya...............................................43 B. Penemuan dan Pembahasan.......................................................................46 1. Deskripsi Data......................................................................................46 2. Uji Koefisien Korelasi..........................................................................63 3. Pembahasan Analisis............................................................................65 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 67 B. Saran......................................................................................................... 69 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 70 LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL Tabel.1
Progam Kegiatan dan Jadwal Penelitian.............................. 30
Tabel.2
Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian....... 33
Tabel.3
Daftar Nilai Skala Likert...................................................... 36
Tabel.4
Disiplin Waktu Ibadah Shalat.............................................. 47
Tabel.5
Melaksanakan Shalat Fardhu Dengan Benar....................... 48
Tabel.6
Berusaha Dan Berdo’a Dalam Menyelesaikan Masalah...... 49
Table.7
Berusaha memelihara keaktifan shalat jama’ah………….. 50
Table.8
Mengkaji Al-Qur’an dengan baik………………………… 51
Table.9
Menjaga silaturahim……………………………………… 51
Table.10
Berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan….. 52
Table.11
Beribadah dengan ikhlas………………………………… 53
Table.12
Persepsi Individu…………………………………………
Table.13
Harga diri dan prestasi…………………………………… 56
Table.14
Harapan…………………………………………………… 57
Table.15
Kepuasan kerja……………………………………………
Table.16
Kelompok kerja dan situasi lingkungan…………………. 59
Table.17
Kesempatan berkreatifitas…………………………………..
60
Table.18
Hasil Dari Setiap Indikator-Indikator Variabel X……….
61
Table.19
Hasil Dari Setiap Indikator-Indikator Variabel Y……….
62
Table.20
Tabel Perhitungan Korelasi X & Y………………………
63
55
58
DAFTAR GAMBAR Gambar.1
Struktur Orgaisasi............................................................... 43
Gambar.2
Struktur Organisasi dan Anggota Pengurus Masjid Al-Furqon............................................................................ 44
v
BAB II LANDASAN TEORI A. Pembinaan Rohani Islam 1. Pengertian Pembinaan Rohani Islam Kata pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti bangun; bentuk.1 Jika mendapat awalan me-menjadi “membina yang mempunyai arti membangun; medirikan, mengusahakan supaya lebih baik. Sedangkan pembinaan itu sendiri berarti “usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang
lebih
baik.”2Pembinaan
dalam
Kamus
Bahasa
Indonesia
Kontemporer adalah proses membina, membangun atau menyempurnakan, upaya mendapat hasil yang lebih baik.3 Selanjutnya pengertian rohani secara etimologi, kata “rohani” dalam kamus bahasa Indonesia berarti: 1.roh, 2.berupa roh yang bertalian dengan yang tidak berbadan jasmani.4 Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer dijelaskan rohani adalah “kondisi kejiwaan seseorang di mana terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia dengan sesama manusia denga ajaran agama yag dianutnya.5
1
Peter salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English, 1991), hal.13. 2 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998, dalam Ibid., hal.13. 3 Opcit, hal.205. 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, (Jakarta:Balai Pustaka,tt), hal. 152. 5 Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, hal. 12-13.
10
11
Islam ditinjau dari bahasa berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata salama yang berarti “selamat, penyerah, damai dan sentosa”.6 Sedangkan dari istilah Islam adalah agama yang ajaran-ajaranya diwahyukan Tuhan melalui Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia.7 Dan Prof.DR.Harun Nasution menyatakan, Islam agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan untuk masyarakat manusia kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Islam pada hakekatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi saja, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. Sumber dari ajaran-ajaran yang mengambil berbagai aspek itu ialah Al-Qur’an dan Hadist. Islam diturunkan sebagai pedoman agar manusia dapat menekankan mana yang baik dan mana yang buruk serta yang hak dan yang bathil. Sejak awal penciptaan manusia, Allah SWT telah menurunkan agama bagi manusia, yang dibawa oleh seorang Rasul pada setiap masa tertentu. Hal itu terus berlangsung sampai datang Nabi Muhammad SAW, nabi dan rasul terakhir yang diutus membawa agama bagi seluruh umat manusia dan berlaku untuk sepanjang zaman.8 Bedasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pembinaan Rohani Islam adalah segala upaya atau tindakan yang mewujudkan kegiatan dalam memperbaiki, mengarahkan serta meningkatkan kondisi jiwa seseorang bedasarkan Al-Qur’an dan Hadist. 6
Fakhrudin, Ensiklopedia Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, tt), Hal. 521 Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI press 1979) Jilid 1, Hal. 24 8 H. Hafidz Anshari dkk. Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve). Jilid ke-2 Hal. 247 7
12
2. Dasar – Dasar Pembinaan Rohani a. Pembinaan Iman Pengertian secara umum pembinaan iman mencakup keseluruhan bagian agama baik yang berkaitan amalan hati dan anggota tubuh. Iman juga merupakan menampakan ketundukan syariat Allah swt dan terhadap apa yang dibawa oleh Nabi, serta meyakini dan membenarkannya dengan hati, tanpa ada kebimbangan dan keraguan. 9 Urgensi pembinaan keimanan lahir dari kedudukannya sebagai landasan utama dalam pembentukan kepribadian manusia, baik secara pikiran maupun perilaku dan jasmani iman merupakan gizi bagi rohani dan unsur dalam menggerakan perasaan dan mengarahkan kehendakNya. Maka ketika unsur-unsuriman itu tumbuh dan tertanam dengan benar dalam diri mausia maka setiap perbuatannya akan dilandasi dengan nilainilai keimanannya tersebut. b. Pembinaan Pemikiran Menurut Ahmad Izzat Rajih di kutip dalam Ahmad bin Abdul Azzis Al-Hulaiby mendefinisikan pembinaan pemikiran dalam dua definisi: pertama, definisi umum yaitu “ setiap akal yang berusaha menyingkap dan mengungkap berbagai hal. Sosok sikap dan peristiwa dengan
simbol-simbolnya
tanpa
melakukan
upaya
fisik
untuk
menyelesaikannya.” Definisi ini merupakan keseluruhan definisi akal, mulai dari yang paling mudah hingga yang paling rumit. Kedua, yang bersifat khusus, yaitu “ menyelesaikan kerumitan dalam pemikiran, baik 9
174
Abdul Aziz, Dasar-Dasar Pembinaan Rohani Anak (Yogyakarta: kanikus, 2011) hal.
13
dengan perbuatan”. Urgensi pembinaan pemikiran dapat dilihat dari nilai pemikiran yang dicapai oleh akal dan pengaruh dalam kehidupan manusia. Nilai pemikiran itu akan nampak pada hasil wawasan dan paradigma yang dicapai oleh akal seseorang manusia setelah mengarahkan seluruh upayanya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kemudian itu semuanya di ikuti dengan terefleksinya pengaruh pengetahuan itu bagi kehidupan manusia, baik dalam arah hidup maupun prilaku.10 c. Pembinaan Ibadah Ibadah merupakan mencakup keseluruhan yang dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT, baik berupa perkataan dan perbuatan yang lahir maupun batin. Ibadah menurut Muhammad Abu Al-Fath Al-Bayanuni dalam Ahmad bin Abdul Azzis yaitu “ibadah merupakan amalan hamba yang berlandaskan kehendaknya yang sesuai dengan tuntuan Tuhan yang disembah”, sedangkan menurut Sayyid Quthb dikutip dalam Ahmad bin Abdul Azzis ibadah yaitu”merupakan penghambaan terhadap Tuhan dalam keseluruhan urusan dunia maupun akhirat.”11 Dari pendapat diatas dapat disimpulkan jika seseorang di berikan pembinaan ibadah maka setiap sifat dan tingkah lakunya akan melandaskan diri pada Tuhannya. Ketika dia melakukan perbuatan yang salah maka dia akan selalu ingat Tuhannya.
10
Ibid, hal.175 Ibid, hal.262
11
14
3. Bentuk Pembinaan Rohani Islam Bedasarkan pengertian dari pembinaan rohani islam itu sendiri, maka menurut Ainur Rahim Faqih, pembinaan atau bimbingan rohani islam dapat dilakukan baik secara langsung atau tidak langsung, yaitu sebagai berikut: 12 a. Bimbingan Langsung, yaitu komunikasi langsung dimana pembimbing dan klien langsung bertatap muka. Dalam bimbingan langsung, pembimbing dapat menggunakan teknik: 1.
Individual, cara ini memungkinkan pembimbing dan klien berbicara langsung empat mata. Hal ini dapat dilakukan pada saat percakapan pribadi, kunjungan kerumah dan observasi kerja klien.
2.
Kelompok, pembimbing melakukan komunikasi lagsung dengan klien dalam kelompok. Hal yang dapat diterapkan dalam bimbingan kelompok adalah diskusi kelompok, karyawisata, sosiodrama dan group teaching.
b. Bimbingan Tidak Langsung adalah bimbingan yang dilakukan media komunikasi massa. Bimbingan tidak langsung dapat pula dilakukan secara individual maupun kelompok. Teknik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Individual, dilakukan melalui surat, telepon, fax, email, dan sebagainya. 2) Kelompok, dapat dilakukan melalui papan bimbingan, surat kabar atau majalah, brosur, radio dan televisi.
12
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UI Press 2001), Cet. Ke-2, h.55.
15
4. Unsur-unsur Pembinaan Rohani Islam Dalam upaya mencapai tujuan dari pembinaan rohani islam yang telah ditetapkan, diperlukan adanya unsur-unsur pendukung. Adapun unsur-unsur tersebut adalah: a. Materi Pada dasarnya materi pembinaan rohani islam itu tergantung pada tujuan pembinaan rohani islam yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi pembinaan rohani islam dapat diklasifikasikan menjadi 3 hal pokok yaitu: masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syari’ah), dan masalah budi pekerti. Keseluruhan materi pembinaan rohani islam pada dasarnya bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist serta Ijtihad para ulama. b. Pembina Pembina adalah seseorang yang membina sekelompok orang dalam pembinaan dan memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1) Kemampuan Profesionalitas 2) Memiliki sifat dan kepribadian yang baik 3) Memiliki kemampuan bermasyarakat 4) Bertaqwa kepada Allah SWT c. Metode Metode berasal dari bahasa Jerman “methodica” artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani, “metode” berasal dari bahasa “methods” artinya jalan, yang dalam bahasa Arab disebut “thoriq”. Metode yaitu cara yang telah teratur dan terfikirkan baik-baik untuk mencapai
16
sesuatu yang dimaksud ( dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya). 13 Secara sematik metode berarti cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Dengan demikian metode pembinaan rohani rohani islam adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk tercapainya suatu tujuan pembinaan islam yang efektif dan efisien. 14 Pada uraian berikut ini penulis akan mengungkapkan secara singkat beberapa metode yang digunakan dalam kegiatan pembinaan rohani islam pada umumnya, yaitu: 1. Metode ceramah Metode
yang
dilakukan
dengan
maksud
untuk
menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar menggunakan lisan.15 Metode ceramah merupakan suatu teknik dakwah yang bayak diwarnai oleh ciri-ciri karakteristik bicara oleh seseorang da’i pada suatu aktivitas dakwah. Metode ini harus diimbangi dengan kepandaian khusus tentang retorika, diskusi dan faktor-faktor lain yang membuat pendengar merasa simpatik dengan ceramahnya. Metode ceramah ini, sebagai metode dakwah bi al-lisan, dapat berkembang menjadi metode-metode lain seperti metode diskusi dan tanya jawab. 16
13
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah Indonesia, (jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-1, h.35 14 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.99 15 Dzikron Abdullah, Metodologi Dakwah, Diktat Kuliah, Semarang: Fakultas Dakwah IAIN Walisongo, 1988, h.45 16 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.101
17
2. Metode Tanya Jawab (Dialog) Metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami dan menguasai materi dakwah, disamping itu juga untuk merangsang perhatian penerima dakwah.17 Metode tanya jawab sebagai suatu cara menyajikan dakwah harus digunakan bersamasama dengan metode lainnya, seperti metode ceramah. Metode ini sifatnya membantu kekurangan-kekurangan yang yang terdapat pada metode ceramah. Tanya jawab salah satu metode yang cukup dipandang efektif apabila ditempatkan dalam usaha dakwah, karena objek dakwah dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum dikuasai oleh mad’u sehingga akan terjadi hubungan timbal balik antara subjek dakwah dengan objek dakwah. 18 3. Metode Diskusi Metode yang sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran (gagasan pedengar dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan membahasa suatu masalah tertentu yang dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran. 19 Dakwah menggunakan metode diskusi dapat memberikan peluang peserta diskusi untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran terhadap suatu masalah dalam materi dakwah. Melalui metode diskusi ini dapat mengembangkan kualitas mental dan pengetahuan agama para peserta
17
A Kadir Munawir, Metode Diskusi Dalam Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1978) h.3132 18 Samsul Munir, Opcit, h.102 19 A. Kadir Munawir, Opcit, h.31-32
18
dan dapat memperluas pandangan tentang materi dakwah yang didiskusikan. Dakwah dengan menggunakan metode diskusi ini dapat menjadikan peserta terlatih menggunakan pendapat secara tepat dan benar tentang materi dakwah yang didiskusikan, dan mereka akan terlatih berpikir secara kreatif dan logisa(analisis) dan objektif. 4. Metode propagada Metode suatu upaya menyiarkan islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara massal, persuasif dan secara otoritatif (paksaan).20 Propagada dapat digunakan sebagai salah satu metode dakwah. Metode ini dapat digunakan untuk menarik perhatian dan simpatik seseorang. Pelaksanaan dakwah dengan menggunakan metode propaganda dapat digunakan melalui berbagai macam media, baik auditif, visual maupun audio visual. Kegiatan yang dapat disalurkan melalui pengajian akbar, pertunjukan seni hiburan, pamlet dan lain-lain.21 5. Metode keteladanan Yaitu dakwah menggunakan metode keteladanan dan demonstrasi, berarti suatu cara penyajian dakwah dengan memberikan keteladanan langsung sehingga mad’u akan tertarik untuk mengikuti kepada apa yang dicontohkannya. 22 Metode dakwah dengan metode ini dapat dipergunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan akhlak, cara bergaul, cara beribadah, berumah tangga dan segala aspek
20
Dzikron Abdullah, Opcit, h.37 Samsul Munir Amin, Opcit, h.103 22 Dzikron Abdullah, Opcit, h.18
21
19
kehidupan manusia. Nabi sendiri dalam perikehidupannya merupakan teladan bagi setiap manusia. 6. Metode drama Metode ini adalah suatu cara menjajakan materi dakwah dengan mepertunjukkan dan mempertontonkan kepada mad’u agar dakwah dapat tercapai sesuai yang ditargetkan. 23 Dakwah dengan menggunakan
metode
drama
dapat
dipentaskan
untuk
menggambarkan kehidupan sosial menurut tuntunan islam dalam suatu lakon dengan bentuk pertunjukan yang bersifat hiburan. Kini sudah banyak dilakukan dakwah dengan metode drama melalui media film, radio, televisi, teater dan lain-lain. 7. Metode silaturahim (Home Visit) Metode dakwah yang dilakukan dengan mengadakan kunjungan kepada suatu objek tertentu dalam rangka menyampaikan isi dakwah kepada penerima dakwah. Dakwah dengan menggunakan metode ini dapat dilakukan melalui silaturahim, menengok orang sakit, ta’ziyah dan lain-lain. Dengan cara seperti ini manfaatnya cukup besar dalam rangka mencapai tujuan dakwah seperti mempererat persahabatan dan persaudaraan juga dapat dipergunakan oleh da’i itu sendiri untuk mengetahui kondisi masyarakat disuatu daerah yang dia kunjungi.24
23 24
Ibid, h.35 Samsul Munir Amin, Opcit, h.105.
20
d. Media Media pembinaan rohani adalah segala suatu yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembinaan rohani islam yang telah ditentukan. Media pembinaan rohani islam ini dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya. Media juga merupakan sarana pencapaian tujuan yang efektif dalam sebuah pembinaan jika penggunaanya tepat pada apa yang diinginkan sesuai dengan kebutuha pembinaan rohani islam. Contoh media dalam pembinaan rohani islam adalah pembina, untuk materi, sarana dan prasarana yaitu gedung, papan tulis, alat tulis, buku panduan pembinaan rohani islam. B. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi Kerja Secara etimologis motivasi berasal dari bahasa latin yaitu kata movere yang berarti dorongan atau penggerak, maksudnya motivasi merupakan sesuatu yang mendorong atau menggerakkan seseorang untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan tertentu. 25 Seperti disebutkan oleh Hasibuan, motif adalah suatu perangsang keinginan dan daya gerak kemauan bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.26 Kemudian Moekijat memberikan definisi motif adalah suatu pengertian yang mengandung alat penggerak alasan-alasan atau dorongan-
25
Hasibuan,Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, ( Jakarta:Ghalia Indonesia, 1984) hal. 92 26 ,Ibid, hal. 220
21
dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Bereson Steiner memberikan definisi motif adalah suatu dorongan dari dalam untuk beraktifitas atau bergerak secara langsung atau mengarah kepada sasaran akhir. Sejalan dengan hal tersebut Hasibuan menyebutkan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja dengan efektif dan teritegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kepuasan.27 Sedangkan The Liang Gie, mengatakan motivasi adalah dorongan mental terhadap perorangan atau orang-orang sebgai anggota kelompok dalam menggapai suatu peristiwa dalam masyarakat, dan ini dibagi dalam dua macam yaitu, motivasi pribadi (Personal Motivation) yaitu dorongan mental pribadi dalam menggapai suatu peristiwa dalam masyarakat dan motivasi kelompok (Group Motivation) yaitu dorongan mental dari orangorang, golongan, atau kelompok dalam menggapai suatu peristiwa dalam masyarakat.28 Sondang P. Siagian, merumuskan bahwa “Motivasi adalah keseluruhan pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomi”.29
27
Ibid, hal. 223 The Liang Gie, Kamus Administrasi,(Jakarta:PT.Gunung Agung, 1978), hal.211. 29 Sondang P.Siagian MPA, PH.D, Filsafat Administrasi,(Jakarta:PT.Gunung Agung, 1978), hal.128. 28
22
Ada tiga jenis atau tingkatan motivasi seseorang, yaitu: a. Motivasi pertama yang didasarkan atas ketakutan (fear motivation) dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang buruk akan terjadi. Misalnya seorang karyawan yang patuh pada atasannya karena takut dikenai sangsi jika melakukan kesalahan yang berakibat kehilangan pekerjaan. b. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation). Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama karena sudah ada tujuan didalamnya. Karyawan mau melakukan sesuatu dan rela untuk lembur karena ia ingin mencapai suatau sasaran atau prestasi tertentu. c.
Motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan hidupnya. Seseorag yang telah menemukan misi hidupnya bekerja bedasarkan nilai yang diyakininya. Nilai-nilai itu bisa berupa rasa mengembangkan dirinya. Sehingga akhirnya orang belajar atau melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya(to leave a legacy).30 Menurut Asyraf Hj Ab Rahman (dalam Khayatun, 2008), istilah
“kerja” dalam Islam bukanlah semata-mata merujuk kepada mencari rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan waktu siang maupun malam, dari pagi hingga sore, terus menerus tak kenal lelah,
30
(http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri/2002/01/4/man01.html)
23
tetapi kerja mencakup segala bentuk mempunyai
amalan
atau pekerjaan yang
unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga dan
masyarakat sekelilingnya serta negara. Dengan kata lain, orang yang berkerja adalah mereka yang menyumbangkan jiwa dan tenaganya untuk
kebaikan
diri,
keluarga, masyarakat dan negara
tanpa
menyusahkan orang lain. Untuk mengetahui motivasi kerja dalam Islam, kita perlu memahami terlebih dahulu fungsi dan kedudukan bekerja. Mencari nafkah dalam Islam adalah sebuah kewajiban. Islam adalah agama fitrah, yang sesuai dengan kebutuhan manusia, diantaranya kebutuhan fisik. Dan, salah satu cara memenuhi kebutuhan fisik itu ialah dengan bekerja.31 Bedasarkan penjelasan diatas, motivasi kerja adalah suatu dorongan yang berasal dari faktor interen dan eksteren untuk mencapai tujuan yang akan membawanya terlibat aktif dalam mengelola emosi diri saat belajar. Motivasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari kehidupan
manusia
untuk
menjalankan
segala
aktivitas
yang
diinginkannya. Motivasi sangat diperlukan bagi para karyawan untuk menjalankan aktivitasnya dimana fungsinya adalah sebagai dorongan untuk melakukan sesuatu kegiatan secara optimis.
31
Rahmat, 2010. Motivasi Kerja Dalam Islam. http://www.motivasi-islami. com/motivasi-kerja-dalam-islam/. Diakses 29 Mei 2011.
24
Sarwoto menyatakan pendapat sebagai berikut :32 1. Diantara fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen maka fungsi akan kegiatan motivasi adalah yang tergolong paling erat hubungannya dengan unsur manusia bahkan tidak salah bila dikatakan masalah manusia dalam manajemen (Manajemen Humman Problem). 2. Secara konkrit motivasi dapat diberikan batasan sebagai proses motif penggerak bekerja pada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efesien. Memberi motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memberi inspirasi semangat dan dorongan kepada orangorang yang bekerja lebih baik. 3. Urgensi yang menonjol dari faktor manusia dalam managemen menyebabkan motivasi sebagai fungsi dan kegiatan yang menggerakan manusia ini menunjukka fungsi yang sangat penting dalam setiap manajer yang praktis berpendapat bahwa motivasi adalah kegiatan terpenting dalam proses manajemen. Dari berbagai pengertian motivasi menurut para ahli tersebut di atas, maka dapat penulis ambil kesimpulan bahwa motivasi adalah kegiatan dari setiap pemimpin dalam memberi motif bekerja atau menggerakan dan mendorong kepada para bawahannya sedemikian rupa, sehingga mereka mau dan mampu bekerja dengan penuh semangat demi tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi motivasi adalah penumbuhan kemampuan dengan penuh keikhlasan pada diri seorang karyawan, sehingga secara sukarela atau ikhlas mau memberikan sumbangsihnya terhadap kepentingan organisasi demi tercapainya tujuan organisasi yang ditetapkan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Motivasi masih sulit untuk diukur akan kelakuan itu tidak hanya disebabkan oleh sesuatu motif atau desakan saja tetapi ada faktor-faktor
32
Sarwoto. Dasar-Dasar Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. (Jakarta:Ghalia Indonesia, 1986) hal. 136
25
yang membuatkan seseorang itu terdorong untuk membuatkan sesuatu. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi, perlu dilakukan pengkajian terhadap teori motivasi. Berbagai teori motivasi kerja telah dikemukakan para ahli sebagai berikut: a. Teori-teori yang sangat terkenal diantaranya : 1). Hirarki kebutuhan dari Abraham H. Maslow Abraham
Maslow
dalam
Mangkunegara,
2005
mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk rasa memiliki (sosial),
kebutuhan
akan
harga
diri,
dan
kebutuhan
untuk
mengaktualisasikan diri.33 2). Teori dua faktor dari Frederick Herzberg Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg dengan asumsi bahwa hubungan seorang individu dengan pekerjaan adalah mendasar dan bahwa sikap individu terhadap pekerjaan bisa sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan. Herzberg memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari keberadaan motivator intrinsik dan bawa ketidakpuasan kerja berasal dari
ketidakberadaan faktor-faktor
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi kerja dan memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan staf. Motivasi ini sering juga disebut motivasi murni, yakni motivasi yang sebenarnya timbul daridalam diri sendiri. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar. Motivasi ekstrinsik tetap 33
hal. 61
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja, (Bandung : Refika Aditama, 2005)
26
diperlukan sebab tidak semua pekerjaan dapat menarik minat bawahan atau sesuai dengan kebutuhan.34 3). Teori prestasi dari David Mc. Cleland. Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu:35 a)
Kebutuhan pencapaian (need for achievement) : Dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.
b) Kebutuhan akan kekuatan (need for pewer) : kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya. c)
Kebutuhan hubungan (need for affiliation) : Hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.
Menurut Sudrajat, motivasi adalah ketekunan (energy) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasme dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu
(motivasi ektrinsik).36 Sejalan dengan itu Wahjodumidjo menyatakan, motivasi sebagai proses dapat muncul yang diakibatkan oleh faktor didalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor diluar yang disebut ekstrinsik. 34
Robbbins dan Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta : Salemba Empat) hal. 137 Anwar Prabu Mangkunegara, opcit, hal. 68 36 Sudrajat. Akhmad. 2008. Teori-teori Motivasi. http://www.psb-psma.org/blogs/ akhmadsudrajat?page=5. Diakses pada tanggal 28 Mei 2012. 35
27
Menurut Gomes motivasi kerja seseorang biasanya melibatkan faktor-faktor
individual
dan
organisasional.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi motivasi yang sifatnya individual adalah kebutuhankebutuhan(needs),
tujuan(goals),
sikap(attitude)
dan
kemampuan-
kemampuan(abilities). Sedangkan yang tergolong pada faktor-faktor yang
berasal
dari
organisasi meliputi pembayaran atau gaji (pay),
keamanan pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan (supervision), pujian (praise) dan pekerjaan itu sendiri.37 3. Prinsip-Prinsip Motivasi Untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien maka seorang pimpinan dituntut harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam suatu lingkungan kerja, baik pada swasta ataupun pemerintah. Dr. Wasty Soemanto, menyimpulkan bahwa motivasi memiliki dua prinsip,38 yaitu: 1. Motivasi adalah suatu proses dalam individu. Pengetahuan tentang proses ini membantu kita untuk menerangkan tingkah laku yang kita amati dan meramalkan tingkah laku-tingkah laku dari orang itu. 2. Kita menentukan diri dari proses ini dengan menyimpulkan dari tingkah laku yang diamati.
37
Gomes, Faustino C, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Andi,
2003) 38
Drs, RB, Khatib Pahlowon Kayo, Manajemen Dakwah dari Dakwah Konvensional Menuju Dakwah Profesional, (Jakarta: Amzah, 2007), Cet.Ke-1, h.95
28
C.
Kerangka Pemikiran Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam merumuskan
masalah ini adalah sebagai berikut : Gambar.1 Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja Karyawan di PT.United Tracktors tbk Cakung Jakarta Timur Pembinaan Rohani Islam
Motivasi Kerja Karyawan
X
Y Variable Bebas
Pembinaan
Rohani
Variable Terikat
merupakan
upaya
keseluruhan
pihak
yang
dilaksanakan terus menerus guna mengembangkan diri yang sesuai dengan apa yang benar-benar diperintahkan oleh Tuhannya, dan sebagai dasar dalam seseorang untuk bersikap, agar segala sikap dan tingkah lakunya mencerminkan nilai-nilai religius, sesuai dengan tuntunan agama sebagai pedoman hidup. Diharapkan nantinya seseorang dalam bersikap sesuai dengan nilai-nilai agama dan pancasila sebagai warga Negara serta dengan pembinaan rohani Islam diharapkan dapat mendorong seseorang untuk berperilaku jujur, tanggung jawab, disiplin dan sebagainya. Pembinaan Rohani Islam dalam penelitian ini terdapat 6 (enam) aspek yag mempengaruhi motivasi kerja karyawan, yaitu; motivasi beribadah, menjalankan agama secara konsisten, perwujudan tingkah laku suatu ajaran agama, keyakinan dan kepercayaan yang mendalam, perasaan senang tidak senang dalam suatu ajaran agama serta kecenderungan ketika menghadapi masalah. Motivasi kerja dalam Islam itu adalah untuk mencari nafkah yang merupakan bagian dari ibadah. Rahmat(2010) juga mengatakan bahwa motivasi
29
kerja dalam Islam bukanlah untuk mengejar hidup hedonis, bukan juga untuk status, apa lagi untuk mengejar kekayaan dengan segala cara. Motivasi kerja dalam Islam, bukan hanya memenuhi nafkah semata tetapi sebagai kewajiban beribadah kepada Allah setelah ibadah fardlu lainnya. Bekerja untuk mencari nafkah adalah hal yang istimewa dalam pandangan Islam. D.
Hipotesis Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula dengan hipotesis alternatif (Ha).39 Adapun kriteria penelitian ini adalah: Ha : β0 ≠ 0
Ho ditolak atas Ha diterima, berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors tbk, Cakung-Jakarta Timur.
H0 : β0 = 0
Ho system atau Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors tbk, Cakung-Jakarta Timur.
39
28
Harris Clemes, Mengajarkan Disiplin Kepada Anak, ( Jakarta: Mitra Utama, 1996) h.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Ruang Lingkup Penelitian 1.
Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian dimulai September 2012 sampai
dengan Desember 2012, penelitian ini bertempat di PT.United Tractors Tbk, JL.Raya Bekasi km 22 Cakung, Jakarta Timur. Peneliti melakukan observasi untuk memperoleh informasi atau keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Adapun tahap pelaksanaan penelitian sebagai berikut: a.
Persiapan angket yang akan disebarkan kepada karyawan.
b.
Izin kepada HRD untuk meneliti karyawan dari cabang Jakarta bagian workshop dan counter.
c.
Pemilihan karyawan (responden) berkelompok dan yang beragama Islam.
d.
Pembagian angket pada karyawan.
e.
Pengambilan kembali angket yang dilakukan langsung oleh peneliti. Tabel.1 Progam Kegiatan dan Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Waktu/Bulan
Keterangan
1. Perencanaan
Juli
Judul dan Bab I
2. Pembuatan Instrumen
September
Kisi-kisi dan Bab II
3. Pemberian Angket
Oktober
Bab III
4. Pengolahan dan Analisa data
Desember
Bab IV
5. Penyusunan Laporan
Maret
Bab V
30
31
Adapun alasan penulis melakukan penelitian di tempat tersebut yaitu: Bedasarkan informasi yang penulis dapatkan dari salah satu seorang karyawan HRD PT.United Tractors, bahwa kegiatan pembinaan rohani Islam di PT.United Tractors aktif dalam memberikan fasilitasfasilitas keagamaan bagi para karyawan di lingkungan PT.United Tracktors. Dengan adanya karyawan HRD PT.United Tractors yang penulis kenal, maka mempermudah penulis dalam memperoleh informasi serta dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya penulis dalam pengumpulan data guna memperlancar penulis dalam penulisan skripsi. Sedangkan penelitian diakhiri dengan penyebaran angket terhitung dari awal September sampai akhir Desember 2012. Teknik penulisan yang digunakan penulis untuk memudahkan penulisan ini maka penulis menggunakan teknik penulisan bedasarkan pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2007. B.
Teknik Penentuan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah sekumpulan orang/objek yang memiliki kesamaan
dalam satu atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus.1Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yag menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
1
M.Hariwijaya dan Triton P.B, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi, (Yogyakarta : Tugu Publisher, 2007), cet.ke-1, h. 66
32
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. 3 Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: populasimerupakan objek atau subjek yang berada pada suatau wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap atau tidak tetap yang telah mendapatkan pembinaan rohani Islam dari Cabang Jakarta bagian Workshop dan Counter. 2.
Sampel Sample adalah himpunan bagian (subyek) dari unit populasi. 4
Sample dalam penelitian ini adalah karyawan yang terpilih yang mendapatkan pembinaan rohani
Islam
pada PT.United Tracktors tbk
Cabang Jakarta yang terpilih menjadi responden. Penelitian dilakukan terhadap sample sebanyak 30 orang dengan teknik cluster random sampling. Cluster Random sampling yaitu teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.5 dimana seluruh karyawan Cabang Jakarta diambil bagian Workshop dan Counter yang beragama Islam dan yang mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009) hal. 57 3 Riduwan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2010) hal.8 4 Mudrajat Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta : Erlagga, 2003), h.103 5 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009) hal. 83
33
C. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen ( Variabel Bebas) yaitu Pembinaan Rohani Islam yang meliputi: a. Disiplin waktu dalam ibadah shalat b. Melaksanakan shalat fardu dengan benar c. Berusaha dan berdo’a dalam menyelesaikan masalah d. Berusaha memelihara keaktifan shalat jama’ah e. Menjaga silaturahim f. Beribadah dengan ikhlas g. mengkaji Al-Qur’an dengan benar h. berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan 2. Variabel Dependent (Vaiabel terikat) yaitu: Motivasi Kerja a) Faktor intern - Persepsi individu - Harga diri dan prestasi - Harapan - Kepuasan kerja b) Faktor ekstern - Kelompok kerja dan situasi lingkungan - Kesempatan berkreatifitas D. Definisi Operasional Tabel.2 Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian
Variabel
Definisi Oprasional
Pengaruh
Pembinaan rohani Islam
pembinaan
adalah segala upaya atau
Dimensi - segala upaya atau tindakan yang
Indikator 1. disiplin waktu dalam ibadah shalat
34
2. melaksanakan
rohani
tindakan yang
mewujudkan
Islam (X)
mewujudkan kegiatan
kegiatan dalam
shalat fardu dengan
dalam disiplin waktu
memperbaiki
benar
dalam ibadah shalat,
keadaan jiwa
melaksanakan shalat fardu
seseorang
berdo’a dalam
dengan benar, berusaha
berdasarkan Al-
menyelesaikan
dan berdo’a dalam
Qur’an dan Hadits.
masalah 4. berusaha
menyelesaikan masalah, berusaha memelihara
3. berusaha dan
- segala upaya atau
memelihara
keaktifan shalat jama’ah, ,
tindakan yang
keaktifan shalat
menjaga silaturahim,
mewujudkan
jama’ah
beribadah dengan ikhlas,
kegiatan dalam
mengkaji Al-Qur’an
mengarahkan
dengan benar dan
keadaan jiwa
berserah diri kepada Allah
seseorang
dalam setiap permasalahan
berdasarkan Al-
berdasarkan Al-Qur’an
Qur’an dan Hadits.
dan Hadits.
- segala upaya atau tindakan yang
5. menjaga silaturahim 6. beribadah dengan ikhlas 7. mengkaji AlQur’an dengan benar 8. berserah diri
mewujudkan
kepada Allah dalam
kegiatan dalam
setiap permasalahan
meningkatkan kondisi atas keadaan jiwa seseorang berdasarkan AlQur’an dan Hadits. Motivasi
Upaya karyawan dalam
Upaya karyawan
Upaya karyawan
Kerja (Y)
meningkatkan
dalam meningkatkan
dalam meningkatkan
kebutuhan sebagai
kebutuhan sebagai
kebutuhan sebagai
kekuatan pendorong
kekuatan pendorong
kekuatan pendorong
perilaku manusia yang
perilaku manusia yang
perilaku manusia yang
berasal dari faktor
berasal dari faktor
berasal dari :
35
intern dan ekstern
intern dan ekstern
a. Faktor intern
seperti persepsi
-
individu, hargadiri dan
Persepsi individu
prestasi, harapan dan
-
kepuasan kerja serta
Harga diri dan prestasi
faktor ekstern seperti
-
Harapan
kelompok kerja dan
-
Kepuasan
situasi lingkungan dan
kerja
kesempatan
b.
Faktor ekstern -
berkreatifitas.
Kelompok kerja dan situasi lingkungan
-
Kesempatan berkreatifitas
E.
Teknik Pengumpulan Data Dalam mencari dan mengumpulkan data, penulis menggunakan penelitian sebagai berikut: 1.
Angket Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia
memberikan
respons
(responden)
sesuai
dengan
permintaan.6 2.
Observasi Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia,
6
Dr.Riduwan, Dasar-Dasar Statistika (Bandung, Alfabeta:2010), hal.52-53.
36
fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden kecil.7 Hal ini diharapkan agar mendapatkan gambaran nyata tentang keadaan karyawan dan kegiatan pembinaan rohani islam. F. Instrument Instrument yang digunakan peneliti pada saat penelitian berupa agket. G. Kisi-Kisi Instrument Pengukuran atas pengaruh antara variable X dan variable Y dilakukan dengan menggunakan skala Likert dalam bentuk angket yang berupa daftar pertanyaan. Untuk variable bebas (X) yaitu pembinaan rohani islam, disusun secara ordinal denga memberi skor antara 1 sampai 5 menurut tingkat jawabannya. Dengan instrument ini peneliti meminta responden yang diteliti untuk memberi jawaban atas pertanyaan dan pernyataan yang diajukan. Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan angket, yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang diisi oleh karyawan dan dikelompokkan menjadi 5 peringkat. Peringkat jawabannya adalah sebagai berikut: Tabel.3 Daftar nilai skala Likert Peringkat Jawaban
7
SKOR
SS = Sangat Setuju
5
S = Setuju
4
Riduwan, Ibid. Hal. 57
37
RR = Ragu-Ragu
3
TS = Tidak Setuju
2
STS = Sangat Tidak Setuju
1
Penyampaian maupun pengambilan kembali angket dari responden dilakukan sendiri oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa angket benar-benar diterima oleh seluruh responden. Selanjutnya dilakukan pengujian alat ukur dengan mengetahui validitas dan realibilitasnya. Valid ialah
suatu
kesahihan
ukuran
suatu alat
yang ukur,
menunjukkan sedangkan
tingkat reliabel
keandalan adalah
atau
keajekan
(konsistensi) alat pengumpul data penelitian.8 a.
Validitas butir angket Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat
evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Uji validitas butir angket ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana angket ini mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Pada instrument ini, jumlah butir-butir pernyataan yang dibuat sejumlah 80 butir dimana 40 butir untuk instrument Pengaruh Pembinaan Rohani Islam (variable X) dan 40 butir untuk instrument Motivasi Kerja (variable Y).
8
Riduwan, ibid. hal. 1
38
b. Reliabilitas Butir Angket Reliabilitas
mengukur
sejauh
mana
alat ukur
dapat
9
dipercaya. Untuk butir angket, reabilitas (keterhandalan) digunakan rumus Alfa Cronbach:
=
Keterangan : = Koefisien realibilitas angket = Varians skor butir ke-i = Varians skor total = Banyaknya butir soal Ketentuan Realibilitas :
≥ 0,7 = Reabilitas tinggi ≤ 0,7 = Belum memiliki reabilitas tinggi
H. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Koefisien Korelasi Product Moment. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan PT United Tractors, digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment sebagai berikut : r
=
Dimana :
9
r
= koefisien korelasi antara variable X dengan variable Y
n
= jumlah sampel penelitian
X
= Variable X yaitu pembinaan rohani Islam
Y
= Variable Y yaitu motivasi kerja karyawan
∑X
= Jumlah seluruh skor X
∑Y
= Jumlah seluruh skor Y
Azwar Saifuddin, Metode Penelitian, ed.I, (Pustaka Pelajar: Jakarta, 1997) hal.4
39
∑
= Jumlah Kuadrat seluruh skor X
∑
= Jumlah Kuadrat seluruh skor Y
∑XY = jumlah perkalian skor X dan skor Y Dengan ketentuan : a. Data dibuat berpasangan b. Pengujian hipotesis dengan menggunakan taraf signifikan α = 0,05 Interprestasi nilai “r” : 0,71 s/d 1,00
, berarti pengaruh X terhadap Y adalah kuat sempurna.
0,51 s/d 0,70 , berarti pengaruh X terhadap Y adalah kuat. 0,31 s/d 0,50
, berarti pengaruh X terhadap Y adalah cukup kuat.
0,21 s/d 0,30
, berarti pengaruh X terhadap Y adalah lemah.
0,0 s/d 0,20
, berarti pengaruh X terhadap Y adalah sangatlemah.
c. Pengujian Hipotesis Kriteria pengujian : Ha : β0 ≠ 0
Yang
berarti
terdapat
pengaruh
yang
signifikan dari pembinaan rohani Islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors tbk, Cakung-Jakarta Timur. H0 : β0 = 0
Yang berarti tidak ada pengaruh yang
signifikan dari pembinaan rohani
Islam terhadap motivasi kerja
karyawan di PT.United Tracktors tbk, Cakung-Jakarta Timur.
BAB IV PROFIL LEMBAGA DAN HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum Lembaga1 1.
Sejarah PT United Tracktors PT United Tractors Tbk (UT) berdiri pada 13 Oktober 1972 dengan
nama PT Astra Motor Works dan PT Astra International Tbk sebagai pemegang saham mayoritas. Selanjutnya nama tersebut diubah menjadi United Tractors (UT). Segera setelah beroperasi, UT memperoleh kepercayaan sebagai agen tunggal berbagai macam alat berat yang memiliki reputasi internasional, antara lain merek KOMATSU dari Komatsu Ltd, Japan yang sudah sejak awal menjadi perintis kerja sama dengan UT. Sepanjang
dasawarsa
tahun1970-an,UT
yang
telah
mengembangkan industri pada areal seluas 20 ha di Jl. Raya Bekasi km. 22, Cakung, Jakarta Timur, terus membangun reputasi pemasar yang paling berorientasi ke service atau product support. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, sejak 1981 UT mulai melangkah ke bidang produksi. Selanjutnya UT mulai mendirikan beberapa Affiliated Company (Affco) yang semakin memperkokoh usaha yang digelutinya. PT United Tractors Tbk ( UT / Perseroan ) berdiri pada tanggal 13 Oktober 1972 sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Pada tanggal 19 September 1989, Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta danBursa Efek Surabaya dengan kode perdagangan UNTR, dimana PT AstraInternational Tbk menjadi pemegang saham mayoritas. Selain dikenal
1
AD/ART PT.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur.2009
40
41
sebagai distributor alat berat terkemuka di Indonesia, PT United Tractors Tbk dan Grupnya yang bergerak di bidang kontraktor penambangan dan bidang pertambangan batu bara. Ketiga unit usaha ini dikenal dengan sebutan Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan Pertambangan. Kesuksesan perusahan ini tidak luput dari kerja keras para karyawan yang termotivasi untuk terus memberikan yang terbaik untuk PT United Tracktors Tbk. Karyawan yang mayoritas agamanya beragama islam di PT. United Tracktors Tbk ini selalu rajin menjalankan shalat lima waktu dengan disediakanya sarana mushalla dan masjid yang disediakan oleh perusahaan untuk memenuhi kegiatan spiritual para karyawan. Di mushalla dan masjid inilah para karyawan memulai kegiatan islami untuk menambah wawasan dan spiritual agama mereka. Sehingga sebagian karyawan yang menjadi pioneer dalam kegiatan islami ini mendirikan kegiatan-kegiatan tentang pembinaan rohani islam para karyawan di PT.United Tracktors Tbk. Pembinaan Rohani Islam di PT.United Tracktors yang kurang lebih sudah berjalan selama 4 (empat) tahun memberikan gambaran bahwa karyawan yang waktu kerjanya hampir satu hari masih memiliki keinginan untuk terus menambah pengetahuan rohaninya. Terbentuknya Masjid ini menjadi salah satu Pusat Pengembangan dan Pembinaan Dakwah, Seni, Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Mengikuti kegiatan pembinaan rohani islam di perusahan dilakukan untuk terus membentengi diri dari hal-hal bersifat negatif dan dapat mendorong seseorang untuk berprilaku jujur, tanggung jawab, disiplin dan sebagainya. Sehingga menjalani hidup dan bekerja bukan sekedar di dorong oleh motivasi yang bersifat fisik maupun emosi namun juga spiritual.
42
2. Visi, Misi dan Tujuan Masjid Al-Furqon Visi dari Masjid Al-Furqon adalah: a. Semangat menjiwai keutamaan memakmurkan masjid b. Ikatan persaudaraan sesama muslim semakin erat c. Mewujudkan Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin d. Munculnya sikap ikhlas dalam menjalankan setiap ibadah Misi dari Masjid Al-Furqon adalah: a. Bertambahnya jumlah jama’ah dan kaderisasi, baik kuantitas maupun kualitas. b. Terbentuknya Sistem Management yang profesional dalam Sumber Daya Manusia Pemasaran, informasi, administrasi, keuangan, hukum, keamanan dan hubungan lingkungan kemasyarakatan. c. Terciptanya peningkatan kualitas kegiatan-kegiatan masjid yang kreatif dan inofatif. d. Terbentuknya etos kerja dan budaya organisasi ke arah yang lebih islami dan profesional. e. Terciptanya jaringan/hubungan organisasi yang kuat, baik internal maupun eksternal. f. Terciptanya media masjid yang berkualitas dan berkesinambungan. g. Terciptanya Gerakan Moral h. Terbentuknya Yayasan Amaliah PT.United Tracktors. Tujuan dari Masjid Al-Furqon adalah:
43
Tujuan dari Masjid ini yaitu untuk meningkatkan IMTAQ serta menjadi salah satu Pusat Pengembangan dan Pembinaan Dakwah, Seni, Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 3. Struktur Organisasi2 a. Struktur Organisasi Gambar.1 Struktur Organisasi
22
AD/ART PT.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur.2009
44
Gambar.2 Struktur Organisasi dan Anggota Pengurus Masjid Al-Furqon
Tugas dan Tanggung Jawab Umum Pengurus Masjid Al-Furqon PT.United Tractors yaitu sebagai berikut : 1. Melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab secara bersungguhsungguh, jujur, disiplin dan akuntabel. 2. Melakukan perencanaan, implementasi dan evaluasi kerja rutin secara professional. 3. Melakukan koordinasi secara terpadu, bersama bidang terkait. 4. Membuat system pelaporan secara rutin dana taubila sewaktu-waktu diperlukan. 5. Melaksanakan amanat AD/ART
45
Pembinaan
Rohani
Islam
dilaksanakan
guna
memberikan
penyegaran disela aktifitas para karyawan dan karyawati di lingkungan PT.United Tractors, kegiatan pembinaan tersebut yaitu: Peningkatan IMTAQ dengan kajian-kajian islam ba’da shalat zuhur, kajian ini diperuntukkan bagi seluruh karyawan dan karyawati PT.United Tractors. Kajian Muslimah dimana kajian ini diperuntukan bagi seluruh karyawati PT.United Tractors yang beragama islam hari jum’at siang adapun kegiatan tersebut terlampir. Ta’lim senja, kajian ini bersifat umum karena selain karyawan dan karyawati PT.United Tractors banyak juga masyarakat umum dilingkungan sekitar PT.United Tractors. Kajian ini dilaksanakan setiap hari rabu pukul 17.00 ditutup dengan sholat magrib berjama’ah, adapun kegiatan tersebut terlampir. Mabit, kegiatan ini diperuntukan bagi karyawan PT. United Tractors yang mana kegiatan ini untuk mempererat silahturrahmi antara karyawan dan pengurus masjid Al – Furqaan PT. United Tractors. Sholat subuh Gabungan, Masjid Al – Furqaan PT. United Tractors tergabung dalam forum ulama dan umaro sekecamatan cakung, kegiatan ini dilaksanakan setahun sekali secara bergiliransesuai jadwal yang sudah ditetapkan, kegiatan ini juga bersifat umum yang mana diikuti oleh para jama’ah dari masing – masing masjid yang juga tergabung dalam forum ini.
46
SholatJum’at, Masjid Al – Furqaan PT. United Tractors melaksanakan sholat jum’at setiap pekannya, pada pelaksanaannya bersifat umum yang mana jama’ahnya bukan hanya dari karyawan PT.United Tractors saja tapi juga masyarakat sekitar / masyarakat umum. Masjid Al – Furqaan PT. United Tractors dalam kegiatannya tidak hanya menitik beratkan kepada peningkatan IMTAQ saja tapi juga dibidang pendidikan, maka didalam bidang pendidikan ini terdapat banyak kegiatan diantaranya, pelatihan manajemen masjid, training entrepreneur, pelatihan MC dan pidato, seminar kesehatan, ekonomi islam dan pendidikan anak, bedah buku dan tafakur alam yang dilakukan untuk meningkatkan wawasan
keislaman sekaligus
mempererat silaturahmi antar sesama.Serta kegiatan keislaman lainnya yang dapat meningkatkan IMTAQ dan IPTEK para karyawan dan karyawati di PT.United Tractors. Kegiatan pembinaan di atas bertujuan untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai karyawan dengan baik, mempererat ukhuwah islamiah serta untuk menambah ketaatan kepada Allah SWT. B. Penemuan dan Pembahasan 1. Deskripsi Data Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti yaitu pengaruh pembinaan rohani islam sebagai variabel bebas atau variabel X dan motivasi kerja sebagai variabel terikat atau variabel Y. Data diperoleh dari pemberian angket pada karyawan yang terpilih dan memenuhi syarat untuk
47
mengetahui pengaruh pembinaan terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors Tbk. Pemberian angket didistribusikan sebanyak 30 buah. Angket ini disebarkan kepada karyawan Cabang Jakarta pada bagian workshop dan counter yang mengikuti Pembinaan Rohani Islam. Responden dalam penelitian ini dapat dikategorikan dalam beberapa karakteristik, yaitu bedasarkan bagian pekerjaan karyawan di Cabang Jakarta seperti workshop dan counter. Pengaruh Pembinaan Rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors Tbk. Cakung, Jakarta Timur setelah daftar angket terkumpul dapat dilihat dalam tabel berikut ini yang berkenaan tentang variabel Pembinaan Rohani Islam atau variabel X :
No 1 2 3
Tabel. 4 Disiplin waktu ibadah shalat Pernyataan SS S TS STS SKOR RANGKING Saya selalu shalat tepat 10 20 0 0 130 2 waktu Saya tidak pernah 9 21 0 0 129 3 menunda shalat Saya tidak pernah menjalakan shalat 5 0 0 12 18 138 1 waktu JUMLAH 397 MEAN 1323,3 Bedasarkan pada tabel no.4 peneliti menduga tingginya skor pada
butir no.3 dengan pernyataan responden saya tidak pernah menjalakan shalat 5 waktu tidak pernah dilakukan oleh responden terlihat dari skor jawaban responden yang tinggi dan tidak setuju jika mereka tidak menjalankan shalat lima waktu, terlihat juga ketika shalat zuhur berjama’ah banyak dari mereka antusias untuk
48
mengikuti shalat berjama’ah di mushola yang sudah disediakan. Hal ini sesuai dengan teori Abdul Aziz tentang pembinaan iman dimana iman seseorang merupakan ketundukan syari’at Allah SWT dan terhadap apa yang dibawa oleh Nabi, serta meyakini dan membenarkannya dengan hati, tanpa ada kebimbangan dan keraguan. Dimana seseorang seharusnya dapat menjalankan ibadah sholat dengan keyakinan dan kekhusu’an sehingga akan membentuk kepribadian manusia yang dilandasi dengan nilai-nilai keimanan yang baik serta merupakan penghambaan terhadap Tuhan dalam keseluruhan urusa dunia maupun akhirat.3 Tabel. 5 Melaksanakan shalat fardhu dengan benar Pernyataan Saya senang shalat dengan khusu’ menciptakan kematangan dan kebijakan dalam menghadapi masalah Saya tidak serius dalam menjalankan shalat Saya senang shalat fardhu dengan teratur Saya tidak yakin dengan shalat fardhu dapat meningkatkan motivasi kerja Saya selalu melaksanaka shalat fardhu dengan baik dan benar JUMLAH MEAN
No 1
2 3 4
5
SS
S
TS
STS
SKOR
Rangking
13
17
0
0
133
3
0
0
15
15
135
1
15
15
0
0
135
2
0
1
20
9
127
5
10
20
0
0
130
4
329 1306,6
Bedasarkan pada tabel no.5 peneliti menduga tingginya skor pada butir nomor 2 dengan pernyataan responden tidak serius menjalankan sholat dikarenakan oleh faktor
waktu istirahat yang sangat sedikit sehingga
mengakibatkan responden terburu-buru dalam mengerjakan sholat hal ini sejalan dengan tabel nomor empat teori Abdul Aziz tentang pembinaan iman yang 3
Abdul Aziz, Dasar-dasar Pembinaan Rohani Anak(Yogyakarta: kanikus,2011) hal. 175
49
mencakup keseluruhan agama baik yang berkaitan dengan amalan hati dan anggota tubuh. Dimana iman seseorang merupakan ketundukan syari’at Allah SWT dan terhadap apa yang dibawa oleh Nabi, serta meyakini dan membenarkannya dengan hati, tanpa ada kebimbangan dan keraguan. Dimana seseorang seharusnya dapat menjalankan ibadah sholat dengan keyakinan dan kekhusu’an sehingga akan membentuk kepribadian manusia yang dilandasi dengan nilai-nilai keimanan yang baik. 4 Tabel.6 Berusaha dan berdo’a dalam menyelesaikan masalah Pernyataan Saya selalu berzikir karena didorong oleh keinginan mengatasi frustasi dalam kehidupan Saya selalu berbohong dalam melakukan pekerjaan Saya frustasi karena tidak dapat mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari Saya selalu bertanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaan Saya tidak pernah menyelesaikan pekerjaan dengan baik JUMLAH MEAN
No 1
2 3
4 5
SS
S
TS
STS
SKOR
Rangking
7
21
2
0
123
5
0
0
15
15
135
1
0
0
17
13
133
2
10
20
0
0
130
3
0
0
25
5
125
4
646 2153,3
Bedasarkan pada tabel no.3 peneliti menduga tingginya skor pada butir no 2 dengan pernyataan responden saya selalu berbohong dalam melakukan pekerjaan tidak pernah dilakukan oleh responden terlihat skornya lebih besar maka diduga bahwa responden melakukan pekerjaan dengan jujur dan baik. Hal ini sesuai dengan teori Abdul Aziz tentang pembinaan ibadah yang mencakup keseluruhan yang dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT, baik berupa perkataan
4
Ibid, hal. 174
50
dan perbuatan yang lahir maupun batin dimana ibadah baik dari sifat dan tingkah lakunya akan melandaskan diri pada Tuhannya. Ketika dia melakukan salah maka dia akan selalu ingat Tuhannya. 5 Tabel.7 Berusaha memelihara keaktifan shalat jama’ah No 1
Pernyataan Saya yakin dengan shalat berjama’ah dapat meningkatkan etos kerja dan disiplin yang tinggi Saya tidak yakin dengan shalat berjama’ah dapat meningkatkan etos kerja dan disiplin yang tinggi Saya malas shalat jama’ah karena banyak menghabiskan waktu Saya selalu shalat berjama’ah dimasjid atau musholla JUMLAH MEAN
2
3 4
SS
S
TS
STS
SKOR
Rangking
15
15
0
0
135
1
0
0
19
11
131
3
0
0
17
13
133
2
9
21
0
0
129
4
528 1760
Berkenaan dengan tabel nomor 7 dapat diambil kesimpulan bahwa rangking yang tertinggi adalah pada butir nomor 1 dengan pernyataan responden saya yakin dengan shalat berjama’ah dapat meningkatkan etos kerja dan disiplin yang tinggi. Hal tersebut diduga responden memiliki hubungan yang baik dengan sesama, ingin lebih memperbaiki diri dan menambah ukhuwah islamiah pada rekan kerja. Dugaan tersebut sejalan dengan teori Prof. Harun Nasution menyatakan kondisi kejiwaan seseorang dimana terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia dengan sesama manusia dengan ajaran agama yang dianutnya.6
5
Ibid, hal.175 Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI press, 1979) jilid 1, hal.24 6
51
Tabel.8 Mengkaji Al-Qur’an dengan baik Pernyataan SS S TS Saya senang mengkaji Al-Qur’an dapat membandingkan yang baik 15 15 0 dan buruk, benar dan salah untuk memutuskan suatu tindakan Saya malas mengkaji Al-Qur’an 0 0 21 Saya senang membaca Al-Qur’an 14 16 0 setelah shalat Saya bosan membaca Al-Qur’an 0 0 23 Saya tidak dapat membaca Al10 20 0 Qur’an dengan baik dan benar JUMLAH MEAN
No 1
2 3 4 5
STS
SKOR
Rangking
0
135
1
9
129
4
0
134
2
7
127
5
0
130
3
655 2183,3
Berkenaan dengan tabel nomor 8 dapat diambil kesimpulan bahwa rangking yang tertinggi adalah pada butir nomor 1 dengan pernyataan responden saya senang mengkaji Al-Qur’an dapat membandingkan yang baik dan buruk, benar dan salah untuk memutuskan suatu tindakan. Hal tersebut diduga responden senang mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam, mengikuti kajian zuhur dan ba’da ashar mengenai kajian-kajian yang berkenaan dengan Al-Qur’an. Dugaan tersebut sejalan dengan teori Harun Nasution dimana sumber-sumber ajaran Islam yang mengatur sistem kehidupan manusia yaitu hal-hal yang berhubungan dengan Allah SWT, sesama manusia, sesama alam atau lingkungannya dan seluruh kehidupan terdapat didalam Al-Qur’an.7 Tabel.9 Menjaga silaturahim No 1
Pernyataan SS Saya selalu menjalin hubungan baik 18 dengan sesama manusia Saya tidak mempunyai teman baik 0 Saya senang dengan pembinaan 15 rohani islam semakin
2 3
7
S
TS
STS
SKOR
Rangking
12
0
0
138
1
0
23
7
127
4
15
0
0
135
2
Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta: UI Press, 1986) cet-5, hal.106
52
meningkatkan ukhuwah islamiyah sesama karyawan Saya tidak pernah bekerjasama dengan baik sesama rekan kerja JUMLAH MEAN
4
0
0
22
8
128
3
528 1760
Berkenaan dengan tabel 9 dapat diambil kesimpulan bahwa rangking yang tertinggi adalah pada butir nomor 1 dengan pernyataan responden Saya selalu menjalin hubungan baik dengan sesama manusia. Hal tersebut diduga responden selalu bersikap ramah, saling bekerjasama dalam pekerjaan, dan membantu teman yang membutuhkan pertolongan. Dugaan tersebut sejalan dengan pernyataan pada tabel 8 oleh teori Prof. Harun Nasution menyatakan kondisi kejiwaan seseorang dimana terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia dengan sesama manusia dengan ajaran agama yang dianutnya.8 Tabel.10 Berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan No 1
Pernyataan SS Saya tidak pernah bersyukur atas kesehatan yang diberikan Allah 0 SWT Saya tidak yakin berserah diri kepada Allah akan menyelesaikan 0 segala urusan dan permasalahan Saya selalu bersyukur atas kesehatan dan rizki yang diberikan 11 Allah SWT Saya tidak yakin bahwa ajaran 0 agama bersumber dari wahyu Illahi Saya yakin bahwa ajaran agama 14 bersumber dari wahyu Illahi Saya mengikuti pembinaan rohani 10
2
3
4 5 6 8
Ibid, hal.24
S
TS
STS
SKOR
Rangking
0
17
13
133
3
0
22
8
128
7
19
0
0
131
4
0
20
10
130
5
16
0
0
134
1
20
0
0
130
6
53
islam karena didorong keinginan untuk dapat beribadah dengan baik Saya merasa tenang setelah berdo’a ketika sedang dalam menghadapi permasalahan
7
14
16
0
0
134
2
920 3066,6 Bedasarkan tabel nomor sepuluh di atas peneliti menduga tingginya skor pada butir no 5 dengan pernyataan responden Saya yakin bahwa ajaran agama bersumber dari wahyu Illahi. Hal tersebut diduga responden merasa lebih tenang setelah berdo’a dan berserah diri, lebih matang dalam menghadapi permasalahan, serta selalu aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan pembinaan rohani Islam. Dugaan tersebut sejalan dengan teori Imam Ahmad bin Hambal dimana seseorang berserah diri (tawakal) merupakan perbuatan yang dibenarkan oleh hati, bukan hanya dengan lisan akan tetapi menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya kepada Allah SWT. 9 Tabel.11 Beribadah dengan ikhlas No 1
Pernyataan SS Saya tidak yakin beribadah dengan baik membuat diri saya mampu 0 menghadapi masalah Saya tidak istiqomah dalam 0 menjalankan beribadah Saya selalu beribadah dengan 8 ikhlas Saya malas beribadah karena 0 membuang waktu saja Saya merasa pembinaan rohani islam menambah ketaqwaan kepada 14 Allah Saya yakin pembinaan rohani islam 9 membuat diri saya mampu
2 3 4 5
6
9
S
TS
STS
SKOR
Rangking
0
23
7
127
6
0
22
8
128
5
22
0
0
128
4
0
13
17
137
1
16
0
0
134
2
21
0
0
129
3
Al-Jauzi, Terjemahan Tahdzib Madarijis Salikin (Solo: Ramadhani,1975) hal.37
54
menghadapi masalah 7
Saya beribadah karena terpaksa
0
0
17
13
133
JUMLAH
916
MEAN
3053,3
Bedasarkan tabel nomor 11 di atas peneliti menduga tingginya skor pada butir no 4 dengan pernyataan responden saya malas beribadah karena membuang waktu saja hal ini tidak pernah dilakukan oleh responden terlihat skor tidak setuju lebih besar maka diduga bahwa responden melakukan ibadah dengan ikhlas,
melakukan
shalat
dengan
baik,
sehingga
mampu
menghadapi
permasalahan kehidupan dengan terus selalu beribadah dan berserah diri kepada Allah SWT. Dugaan ini sesuai dengan teori Abdul Azzis dimana ibadah merupakan mencakup keseluruhan yang dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT, baik berupa perkataan dan perbuatan yang lahir maupun batin. Jika seseorang jarang atau tidak sama sekali melakukan ibadah dipastikan dia memiliki kadar keimanan yang tipis, sehingga wajar saja jika pada saat sekali saja melakukan ibadah dan keinginannya tidak terkabul akan timbul pikiran dan sangkaan yang negatif kepada penciptanya. Karena untuk mendapatkan pondasi yang kuat yaitu dengan beribadah yang ikhlas dan menerima segala cobaan hidup. Dengan rajinnya melakukan ibadah maka timbul ketenangan dalam hati dan akan selalu berfikir positif bahwa apapun yang terjadi kita harus tetap berusaha dan belajar dari kegagalan tanpa menyalahkan siapa-siapa apalagi menyalahkan Tuhan yang
55
notabenenya adalah zat yang sudah memberikan segalanya yang terbaik untuk umat manusia.10 Adapun daftar angket yang terkumpul dapat dilihat dalam tabel berikut ini yang berkenaan tentang variabel Motivasi Kerja atau variabel Y adalah sebagai berikut: Tabel.12 Persepsi Individu No 1
2 3
4 5 6
Pernyataan SS Saya merasa dengan hadir tepat waktu 13 akan meningkatkan disiplin kerja di dalam kantor Saya selalu memberitahukan pimpinan 14 jika berhalangan hadir Saya selalu menggunakan waktu sebaik mungkin dalam menjalankan 7 tugas Saya selalu telat masuk kantor 0 Saya tidak pernah meminta izin saat 0 berhalangan hadir Saya selalu menyia-nyiakan waktu 0 dalam menjalankan tugas JUMLAH MEAN
S
TS
STS
SKOR
Rangking
17
0
0
133
3
15
1
0
132
4
23
0
0
127
6
0
16
14
134
2
0
9
21
141
1
0
18
12
132
5
799 2663,3
Bedasarkan tabel nomor 12 di atas peneliti menduga tingginya skor pada butir nomor lima dengan pernyataan responden saya tidak pernah meminta izin saat berhalangan hadir hal ini tidak pernah dilakukan oleh responden terlihat skor tidak setuju lebih besar maka diduga bahwa responden selalu izin jika berhalangan hadir, masuk kerja tepat waktu, serta disiplin dalm pekerjaannya. Dugaan tersebut sesuai dengan pernyataan dimana motivasi kerja dapat terlihat melalui arah perilaku (direction of behavior) menyatakan perilaku
10
Abdul Aziz, Dasar-dasar Pembinaan Rohani Anak(Yogyakarta: kanikus,2011) hal. 173174
56
yang dipilih karyawan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yaitu dengan kehaditannya, ketepatan masuk kerja dan mengikuti peraturan yang berlaku.11 Tabel.13 Harga diri dan prestasi No 1
Pernyataan SS Saya selalu mematuhi peraturan yang 12 berlaku di dalam kantor Saya selalu mengikuti cara kerja yang 13 ditentukan oleh kantor Saya merasa dengan mematuhi peraturan yang berlaku akan 8 meningkatkan ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan Saya selalu melanggar peraturan yang 0 berlaku dikantor Saya tidak pernah mengikuti cara kerja 0 yang ditentukan oleh kantor Saya malas mematuhi peraturan yang 0 ada dikantor Saya bosan mematuhi peraturan 0 dikantor Saya mematuhi peraturan didorong oleh rasa tanggung jawab sebagai 14 karyawan JUMLAH MEAN
2 3
4 5 6 7 8
S
TS
STS
SKOR
Rangking
18
0
0
132
6
17
0
0
133
3
21
1
0
126
8
0
20
10
130
7
0
16
14
134
1
0
18
12
132
4
0
18
12
132
5
16
0
0
134
2
1053 3510
Bedasarkan tabel nomor 13 di atas peneliti menduga tingginya skor pada butir nomor lima dengan pernyataan responden saya tidak pernah mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh kantor
hal ini tidak pernah dilakukan oleh
responden terlihat skor tidak setuju lebih besar maka diduga bahwa responden selalu mengikuti peraturan yang berlaku. Dugaan ini sejalan dengan
Hasibuan yang menunjukkan pada
bobot kemampuan individu di dalam memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada di dalam pekerjaannya serta bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.12 11
George dan Jones, Teori Motivasi ( Jakarta: 2005), hal.175
57
Tabel.14 Harapan No 1
2
3 4
Pernyataan SS Saya tidak pernah berputus asa jika mendapatkan kegagalan dalam bekerja 7 Saya merasa dengan disiplin dan bersungguh-sungguh dalam bekerja akan mempermudah dan mempercepat pekerjaan Saya pesimis karena gagal dalam melakukan pekerjaan saya tidak pernah disiplin dalam bekerja JUMLAH MEAN
S
TS
STS
SKOR
Rangking
23
0
0
127
3
10
18
2
0
126
4
0
0
23
7
127
2
0
2
16
12
128
1
508 1693,3
Bedasarkan tabel nomor 14 di atas peneliti menduga tingginya skor pada butir nomor 4 dengan pernyataan responden saya tidak pernah disiplin dalam bekerja hal ini tidak pernah dilakukan oleh responden terlihat skor tidak setuju lebih besar maka diduga bahwa responden selalu displin dalam bekerja. Hal ini diduga berkaitan dengan tabel 12 dan 13 dimana persepsi individu dan harga diri dan prestasi kerja yang sejalan dengan harapan karyawan dimana karyawan ingin bekerja sebaik mungkin dan menghasilkan prestasi kerja yang baik untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan di perusahaan. Dugaan ini sejalan dengan pernyataan Sarwoto dimana kedisiplinan karyawan dalam bekerja merupakan proses motivasi yang diberikan sebagai penggerak bekerja para karyawan mengharapkan para karyawan mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien. 13
12 Hasibuan S.P., Malayu. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2000) hal.102. 13 Sarwoto. Dasar-Dasar Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi. (Jakarta:Ghalia Indonesia: 1986) hal.136.
58
Tabel.15 Kepuasan kerja No 1 2
3 4
5 6 7
8 9 10
Pernyataan SS Saya selalu bekerja keras dalam 12 mengerjakan pekerjaan kantor Saya merasa kegagalan dalam melakukan pekerjaan adalah 13 pembelajaran untuk lebih gigih dalam bekerja Saya selalu konsisten dalam 5 mengerjakan tugas Saya merasa kegigihan dalam mengahadapi rintangan dalam bekerja 11 akan meningkatkan etos kerja karyawan Saya selalu menyelesaikan tugas 8 dengan sebaik mungkin Saya malas dalam mengerjakan 0 pekerjaan kantor Saya gagal dalam melakukan pekerjaan sehingga membuat malas 0 bekerja Saya tidak memiliki kegigihan dalam 0 bekerja Saya tidak pernah konsisten dalam 0 mengerjakan tugas kantor Saya tidak pernah menyelesaikan 0 tugas dengan baik JUMLAH MEAN
S
TS
STS
SKOR
Rangking
18
0
0
132
3
17
0
0
133
2
25
0
0
125
10
19
0
0
131
5
22
0
0
128
7
0
18
12
132
4
2
19
9
125
8
0
25
5
125
9
0
21
9
129
6
0
15
15
135
1
1295 4316,6
Berkenaan dengan tabel 15 diatas atas peneliti menduga tingginya skor pada butir nomor 4 dengan pernyataan responden
saya tidak pernah
menyelesaikan tugas dengan baik. Pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan oleh responden terlihat dari jawaban mereka tidak setuju skornya lebih besar diduga responden selalu menyelesaikan pekerjaannya, terlihat dari kegigihan mereka yang jarang sekali menggunakan waktu istirahatnya lebih lama bahkan sebagian dari mereka rela
kehilangan waktu istirahatnya demi untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya dan menghasilkan yang terbaik untuk perusahaan.
59
Dugaan tersebut sesuai dengan teori herzberg yang memandang bahwa kepuasan kerja berasal dari ketidakberadaan faktor-faktor ekstrinsik yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran atau gaji, keamanan bekerja, pengawasan pujian dan pekerjaan itu sendiri. 14 Tabel.16 Kelompok kerja dan situasi lingkungan No 1
2 3
4 5 6
Pernyataan Saya selalu berusaha membantu teman yang membutuhkan bantuan dalam mengerjakan tugas kantor Saya selalu berhubungan baik dengan rekan kerja Saya yakin dengan berhubungan baik dengan rekan kerja meningkatkan kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan Saya tidak pernah berhubungan baik dengan rekan kerja Saya malas membantu teman dalam mengerjakan tugas kantor saya tidak yakin dengan berhubungan baik dengan rekan kerja meningkatkan kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan JUMLAH MEAN
SS
S
TS
STS
SKOR
Rangking
8
22
0
0
128
5
8
22
0
0
128
4
13
17
0
0
133
3
0
0
17
13
133
2
21
9
0
0
141
1
0
0
19
10
126
6
789 2630
Berkenaan dengan tabel 16 diatas atas peneliti menduga tingginya skor pada butir nomor 5 dengan pernyataan responden saya malas membantu teman dalam mengerjakan tugas kantor. Pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan oleh responden terlihat dari jawaban mereka tidak setuju skornya lebih besar diduga responden senang membantu temannya dan berhubungan baik dengan rekan kerja. Dugaan tersebut sejalan dengan teori McCleland yang
14
hal. 61
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja, (Bandung : Refika Aditama, 2005)
60
berfokus pada tiga kebutuhan yang salah satunya kebutuhan hubungan (need for affiliation) yaitu hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.15 Tabel.17 Kesempatan berkreatifitas
No 1 2 3
4 5 6
Pernyataan SS Saya selalu mempunyai ide kreatif 13 dalam mengerjakan pekerjaan Saya selalu mempunyai inisiatif dalam 5 menyelesaikan pekerjaan Saya merasa bahwa ketrampilan dan inisiatif dalam bekerja dapat 9 meningkatkan etos kerja. Saya tidak mempunyai ide kreatif dalam 0 mengerjakan pekerjaan Saya tidak mempunyai inisiatif dalam 0 menyelasaikan pekerjaan Saya merasa tidak terampil dan 0 memiliki inisiatif dalam bekerja JUMLAH MEAN
S
TS
STS
SKOR
Rangking
17
0
0
133
3
25
0
0
125
6
21
0
0
129
4
0
17
13
133
2
0
22
8
128
5
0
15
15
135
1
783 2610
Berkenaan dengan tabel 17 diatas atas peneliti menduga tingginya skor pada butir nomor 6 dengan pernyataan responden Saya merasa tidak terampil dan memiliki inisiatif dalam bekerja. Pernyataan tersebut tidak pernah dilakukan oleh responden terlihat dari jawaban mereka tidak setuju skornya lebih besar diduga responden mempunyai inovasi-inovasi dalam mengerjakan tugas, mempunyai ide kreatif terlihat dari kegiatan-kegiatan kantor seperti family gathering, pemilihan karyawan teladan dan sebagainya. Dugaan tersebut sejalan dengan teori McCleland yang berfokus pada tiga kebutuhan yang salah satunya kebutuhan pencapaian (need for achievement)yaitu dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil.16
15 16
Robbbins dan Judge, Perilaku Organisasi, (Jakarta : Salemba Empat) hal. 137 Ibid, hal. 137
61
Adapun tabel di bawah ini menunjukan hasil perolehan nilai rata-rata tertinggi yaitu pada variabel X (Pembinaan Rohani Islam) dengan hasil sebagai berikut: Tabel. 18 Hasil Dari Setiap Indikator-Indikator Variabel X Variabel
X
No
Iindikator
Mean
Rangking
1
Disiplin waktu ibadah shalat
1323,3%
7
2
Melaksanakan shalat fardhu dengan benar
1306,6%
8
3
Berusaha dan berdo’a dalam menyelesaikan masalah
2153,3%
4
Berusaha memelihara keaktifan shalat jama’ah
5
Mengkaji Al-Qur’an dengan baik
6
1760%
4 5
2183,3%
3
Menjaga silaturahim
1760%
6
7
Berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan
3066,6
8
Beribadah dengan ikhlas
3053,3
Bedasarkan tabel diatas bahwa hasil perolehan nilai rata-rata tertinggi dari Pembinaan Rohani Islam terdapat pada indikator Berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan. Diduga indikator ini berkaitan dengan indikator ke delapan dimana responden rataannya mendapat rangking ke 2 dimana seseorang berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan tidak lepas dari ketaatan mereka beribadah dengan ikhlas sehingga mampu mengahadapi permasalahan dengan tenang. Dugaan ini sejalan dengan teori Imam Ahmad bin Hambal dimana seseorang berserah diri (tawakal) merupakan perbuatan yang
1 2
62
dibenarkan oleh hati, bukan hanya dengan lisan akan tetapi menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya kepada Allah SWT. 17 Tabel. 19 Hasil Dari Setiap Indikator-Indikator Variabel Y Variabel
No
Y
Iindikator
Mean
Rangking
2663,3%
4
3510%
2
1
Persepsi individu
2
Harga diri dan prestasi
3
Harapan
1693,3%
3
4
Kepuasan kerja
4316,6%
1
5
Kelompok kerja dan situasi lingkungan
2630%
5
6
Kesempatan berkreatifitas
2610%
6
Kemudian pada tabel 19 yang memperoleh nilai terendah pada variabel Y dengan hasil rata-rata dari indikator identifikasi sebesar rata-rata sebesar 2610%. Diduga hasil indikator ke enam mengenai kesempatan berkreatifitas karyawan rendah berkaitan dengan indikator nomor 5 seperti minimnya waktu untuk melakukan kreatifitas-kreatifitas yang dimiliki masingmasing karyawan, kelompok kerja yang belum mendukung ide-ide kreatif karyawan serta situasi lingkungan yang kurang mendukung ketrampilanketrampilan bekerja karyawan. Dugaan ini sejalan dengan teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland dan kawan-kawannya. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan, yaitu: a). kebutuhan pencapaian (need for achievement) seperti dorongan untuk berprestasi dan mengungguli, mencapai standar-standar, dan berusaha keras untuk berhasil. B). Kebutuhan akan kekuatan 17
Al-Jauzi, Terjemahan Tahdzib Madarijis Salikin (Solo: Ramadhani,1975) hal.37
63
(need for pewer) kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya. c). Kebutuhan hubungan (need for affiliation) seperti hasrat untuk hubungan antar pribadi yang ramah dan akrab.18 2. Uji Koefisien Korelasi Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan PT United Tractors, digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment maka penulis membuat tabel perhitungan korelasi X dan Y sebagai berikut: Tabel.20 Tabel Perhitungan Korelasi X & Y Rsp
X
Y
XY
Resp
X
Y
1
193
169
37249
2 3 4 5 6 7 8 9
168 173 187 161 176 157 175 193
161 169 174 156 194 161 160 185
28224 29929 34969 25921 30976 24649 30625 37249
28561 25921 28561 30276 24336 37636 25921 25600 34225
10
165
165
27225
11
164
162
12
162
13
32617
16
179
193
32041
37249
34547
27048 29237 32538 25116 34144 25277 28000 35705
17 18 19 20 21 22 23 24
173 181 165 171 165 175 168 180
168 173 165 161 176 157 175 193
29929 32761 27225 29241 27225 30625 28224 32400
28224 29929 27225 25921 30976 24649 30625 37249
29064 31313 27225 27531 29040 27475 29400 34740
27225
27225
25
176
165
30976
27225
29040
26896
26244
26568
26
164
165
26896
27225
27060
184
26244
33856
29808
27
178
175
31684
30625
31150
184
186
33856
34596
34224
28
172
168
29584
28224
28896
14
186
165
34596
27225
30690
29
175
180
30625
32400
31500
15
174
165
30276
27225
28710
30
170
176
28900
30976
29920
N=30
5210
5146
907220
886130
894808
18
XY
Anwar Prabu Mangkunegara, Evaluasi Kinerja, (Bandung : Refika Aditama, 2005)
hal. 68
64
(∑
= ∑
=
) (∑ ).(∑ )
(∑ ) ).
∑
= (∑ ) )
26844240 26810660 √27216600 27144100.26583900 26481316
=
33580 √7437340000
=
33580 86240,01
30(894808) (5210).(5146) 30(907220) (5210)2 .30(886130) (5146)2
=
33580 √72500.102584
= 0,390
Bedasarkan tabel perhitungan diatas diperoleh korelasi pengaruh antara pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors sebesar (r= 0,390), data tersebut dalam perhitungan statistik tergolong cukup lemah. Selanjutnyauntuk menentukan seberapa besar keeratan pengaruh (koefisien korelasi) variabel X terhadap variabel Y, maka dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut: KP =
2
. 100% = 0,3902 . 100% = 15,21%
Artinya : pengaruh pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan berpengaruh sebesar 15,21% dan sisanya ((100% - 15,12% = 84,88%) ditentukan oleh variabel lain. Hal ini menunjukkan bahwa 84,88% variabel lain yaitu indikator kesempatan berkreatifitas diduga minim waktu untuk melakukan kreatifitas-kreatifitas yang dimiliki masing-masing karyawan, kelompok kerja yang belum mendukung ide-ide kreatif karyawan serta situasi lingkungan yang kurang
mendukung
ketrampilan-ketrampilan
ketidakmampuan menghadapi permasalahan
bekerja di tempat
karyawan kerja,
faktor
kemudian
keterlibatan dalam mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam tidak rutin. Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dari pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors Tbk tidak signifikan dengan nilai 15,12%.
65
3. Pembahasan dan Analisis Bedasarkan data hasil penyebaran angket kepada 30 responden (karyawan) yang berisikan 80 butir soal pertanyaan tes, 40 butir tentang Pembinaan Rohani Islam dan 40 butir untuk Motivasi Kerja karyawan PT.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur, maka penulis akan menjelaskan keadaan dan kondisi yang sebenarnya sesuai dengan data yang diperoleh, mengenai Pengaruh Pembinaan Rohani Islam Terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT.United Tractors Tbk, Cakung Jakarta Timur bedasarkan variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aktitivitas Pembinaan Rohani Islam karyawan PT.United Tractors tbk, Cakung Jakarta Timur memiliki peran yang sangat baik terhadap motivasi kerja karyawan. Melalui kegiatan rutin Pembinaan Rohani Islam yang diwujudkan dalam tingkah laku dalam membangun motivasi kerja karyawan sesuai dengan nilai-nilai religius yang diajarkan dalam pembinaan tersebut. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian terdapat pengaruh antara pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors sebesar (r= 0,390) tergolong cukup lemah. Pengaruh pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan berpengaruh sebesar 15,21% dan sisanya ((100% - 15,12% = 84,88%) ditentukan oleh variabel lain. Hal ini menunjukkan bahwa 84,88% variabel lain yaitu indikator kesempatan berkreatifitas diduga minim waktu untuk melakukan kreatifitas-kreatifitas yang dimiliki masing-masing karyawan, kelompok kerja yang belum mendukung ide-ide kreatif karyawan dan situasi lingkungan yang kurang mendukung ketrampilan-ketrampilan bekerja
66
karyawan serta faktor ketidakmampuan menghadapi permasalahan di tempat kerja, kemudian keterlibatan dalam mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam tidak rutin. 2. Aktifitas
kegiatan
Pembinaan
Rohani
Islam
cukup
berpengaruh
khususnya pada karyawan PT.United Tractors, melalui disiplin waktu dalam ibadah shalat, melaksanakan shalat fardu dengan benar, berusaha dan berdo’a dalam menyelesaikan masalah,
berusaha memelihara
keaktifan shalat jama’ah, , menjaga silaturahim, beribadah dengan ikhlas, mengkaji Al-Qur’an dengan benar dan berserah diri kepada Allah dalam setiap permasalahan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits serta sejalan dengan dasar-dasar pembinaan iman, pemikiran dan pembinaan ibadah sehingga dapat membentuk karyawan yang memiliki sikap sesuai dengan nilai-nilai religius yang diajarkan dalam pembinaan rohani islam tersebut.
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Sesuai hasil penelitian, analisis data maupun pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Sesuai hasil hipotesis ternyata ada pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors Tbk Cakung, Jakarta. Melalui kegiatan rutin Pembinaan Rohani Islam yang diwujudkan dalam tingkah laku dalam membangun motivasi kerja karyawan sesuai dengan nilai-nilai religius yang diajarkan dalam pembinaan tersebut. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian terdapat pengaruh antara pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors sebesar (r= 0,390) tergolong cukup lemah.pengaruh pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan berpengaruh sebesar 15,21% dan sisanya ((100% - 15,12% = 84,88%) ditentukan oleh variabel lain. Hal ini menunjukkan bahwa 84,88% variabel lain yaitu indikator kesempatan berkreatifitas diduga minim waktu untuk melakukan kreatifitas-kreatifitas yang dimiliki masing-masing karyawan, kelompok kerja yang belum mendukung ide-ide kreatif karyawan dan situasi lingkungan yang kurang mendukung ketrampilan-ketrampilan bekerja karyawan serta faktor ketidakmampuan menghadapi permasalahan di tempat kerja, kemudian keterlibatan dalam mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam tidak rutin.
67
68
b. Pengaruh antara pembinaan rohani islam terhadap motivasi kerja karyawan di PT.United Tractors tergolong cukup kuat sebagaimana ditunjukkan nilai koefisien korelasi product moment dari Pearson, sebesar (r= 0,390). Aktifitas kegiatan Pembinaan Rohani Islam mempunyai pengaruh yang besar khususnya pada karyawan PT.United Tractors, melalui motivasi beribadah, menjalankan agama secara konsisten, perwujudan dalam tingkah laku, keyakinan dan kepercayaan yang
mendalam, perasaan
senang tidak senang dalam suatu ajaran serta kecenderungan seseorang dalam menghadapi masalah sesuai dengan dasar-dasar pembinaan iman, pemikiran dan pembinaan ibadah sehingga dapat membentuk karyawan yang memiliki sikap sesuai dengan nilai-nilai religius yang diajarkan dalam pembinaan rohani islam tersebut. Bedasarkan deskripsi data melalui disiplin waktu dalam ibadah shalat, melaksanakan shalat fardu dengan benar, berusaha dan berdo’a dalam menyelesaikan masalah,
berusaha
memelihara keaktifan shalat jama’ah, , menjaga silaturahim, beribadah dengan ikhlas,
mengkaji Al-Qur’an dengan benar dan
berserah diri
kepada Allah dalam setiap permasalahan berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits serta sejalan dengan dasar-dasar pembinaan iman, pemikiran dan pembinaan ibadah sehingga dapat membentuk karyawan yang memiliki sikap sesuai dengan nilai-nilai religius yang diajarkan dalam pembinaan rohani islam tersebut. Hal tersebut menunjukan bahwa responden sudah mengetahui hal-hal yang berhubungan di atas, jadi pembinaan rohani Islam berpengaruh positif terhadap motivasi kerja karyawan.
69
B.
Saran Sesuai dengan kesimpulan dari penelitian ini, dimana terdapat pengaruh yang cukup signifikan Pembinaan Rohani Islam terhadap Motivasi Kerja Karyawan, maka kepada Pimpinan perusahaan diharapkan dapat tetap mempertahankan atau meningkatkan pemberian Pembinaan Rohani Islam kepada
para
karyawan.
meningkatkan praktik
Pentingnya
pembinaan rohani islam untuk
keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari,
dan
diharapkan ada waktu/jam khusus untuk para karyawan mengikuti Pembinaan Rohani Islam secara intensif serta diberikannya kesempatan para karyawan untuk berkreatifitas dalam bekerja. Pada akhirnya dengan adanya Pembinaan Rohani Islam dapat membantu perusahaan menghasilkan karyawan yang memiliki Imtaq dan Iptek yang seimbang sehingga mampu mengembangkan perusahaannya.
70
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Dzikron. 1988. Metodologi Dakwah, Diktat Kuliah, Semarang: Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo.
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. Anshari, Hafidz H.,dkk. Ensiklopedi Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve). Jilid ke-2 Arifin, M. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT Golden
Terayon Press), Cet. Ke-1,Hal.1
Arikunto,Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Bina
Aksara, 1989), edisi revisi V
Fakhrudin, Ensiklopedia Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta) Faqih, Ainur Rahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UI Press. Gie,The Liang. 1978. Kamus Administrasi. Jakarta:PT.Gunung Agung. Hasanuddin. 1996. Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah Indonesia. Hasibuan. 1984.
Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta:Ghalia
Indonesia. Judge, Robbbins. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat Khayatun. 2008. Etos Kerja dalam Islam. Disampaikan pada pengajian rutin Lutfi, M.
DKSI-IPB tanggal 27 Juni 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam,
(Jakarta: Lembaga
Penelitin UIN Syarif Hidayatullah. 2008)
Mangkunegara, Anwar Prabu., 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama. Moleong, Lexi J.
Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya,2006) Munawir, A Kadir. 1978. Metode Diskusi Dalam Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas. Nasution, Harun.
Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI
press,1979) Jilid 1 Noer, Deliar. Pembangunan Di Indonesia, Jakarta:Mutiara, 1997
71
Prayitno,
dasar-Dasar
Bimbingan
Mahasatya, 2004),
dan
Konseling,
(Jakarta:
PT.
Asdi
Cet. Ke-2
Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistika, Bandung: Alfabeta. Samsudin, Sadili. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia. Sarwoto. 1986.
Dasar-Dasar
Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku
Administrasi. Jakarta:Ghalia Indonesia. Sondang P.Siagian MPA, PH.D. 1978. Filsafat Administrasi. Jakarta:PT.Gunung Agung. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas Umar, Drs.H.M. dan Sartono, Drs..1998. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: CV Walgito,
PUSTAKA SETIA. BimoBimbingan
Penyuluhan
di
Sekolah,
(Yogyakarta:
Andi
Offset,1993), Cet. Ke-2 Yenny, Salim . Dik, Bud, Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, tt), Cet. Ke -1,
Kamus Bahas Indonesia Kontemporer