PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR STUDI PAI DI SMP NEGERI 1 AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh: ISNA ATIK WILDAYATI NIM: 083111072
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama NIM Jurusan/Program Studi
: Isna Atik Wildayati : 083111072 : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, akan tetapi terdapat bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 28 Maret 2012 Saya yang menyatakan,
Isna Atik Wildayati NIM: 083111072
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987 Semarang 50185
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan; Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Bidang Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 Nama : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Semarang, 27 Juni 2012 DEWAN PENGUJI Penguji I,
Penguji II,
Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag NIP. 19580805 198703 1 002
Mufidah, S.Ag., M.Pd NIP. 19690707 199703 2 001
Penguji III,
Penguji IV,
Prof. Dr. H. M. Erfan Soebahar, M.Ag NIP. 19560624 198703 1 002
Fakrur Rozi, M.Ag NIP. 19691220 199503 1 001
Pembimbing I,
Pembimbing II
H. Mursid, M.Ag NIP: 19670305 200112 1 001
Dr. H. Hamdani Mu’in, M.Ag NIP: 19720405 199903 1 001
iii
Semarang, 28 Maret 2012
NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Bidang Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012 Nama : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. Pembimbing I,
H. Mursid, M.Ag NIP: 19670305 200112 1 001
iv
Semarang, 28 Maret 2012
NOTA PEMBIMBING Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Semarang Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Bidang Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012 Nama : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. Pembimbing II,
Dr. H. Hamdani Mu’in, M.Ag NIP: 19720405 199903 1 001
v
ABSTRAK : Pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012 Penulis : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072 Skripsi ini membahas pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui tingkat pendidikan formal orang tua peserta didik di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. (2) Untuk mengetahui prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. (3) Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 40 peserta didik dari 186 peserta didik kelas IX di SMP N 1 Ambarawa atau 20% dari keseluruhan populasi. Adapun dalam pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik dengan menggunakan rumus analisis regresi satu prediktor. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pendidikan ayah dan ibu tidak sama tingkatannya. Untuk tingkat pendidikan ayah yang lulus SD/MI ada 14 orang, lulus SMP/MTs ada 8 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 13 orang, dan lulus peguruan tinggi ada 5 orang. Sedangkan untuk tingkat pendidikan ibu yang lulus SD/MI ada 16 orang, lulus SMP/MTs ada 10 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 11 orang, dan lulus perguruan tinggi ada 3 orang. (2) Prestasi studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang adalah sedang. Hal ini dibuktikan dari mean (rata-rata) nilai peserta didik yaitu 81,175 yang berada pada kategori sedang, karena berada pada nilai dengan rentang 80-84. (3) Tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan prestasi peserta didik pada bidang studi PAI di SMP N 1 Ambarawa tahun ajaran 2011/2012. Hal itu dibuktikan dari hasil analisis regresi satu prediktor, diperoleh Freg = 0,033. Kemudian dikonsultasikan dengan Ft pada taraf signifikansi 5% (Ft = 4,08) dan pada taraf signifikansi 1% (Ft =7,31), jadi Freg < Ft yang artinya tidak signifikan. Sedang besar pengaruhnya setelah melewati uji statistik dengan koefesien determinasi diketahui variabel X (tingkat pendidikan orang tua) berpengaruh 1,3% terhadap variabel Y (prestasi belajar peserta didik) sedangkan sisanya variabel Y dipengaruh oleh variabel-variabel lain. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan masukan bagi orang tua dan guru dalam membimbing anak dan peserta didiknya dalam belajar, khususnya bagi orang tua peserta didik dan guru di SMP N 1 Ambarawa. Judul
vi
TRANSLITERASI ARAB-LATIN Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya. ا
a
ط
Ń
ب
b
ظ
J
ت
t
ع
‘
ث
ś
غ
g
ج
j
ف
f
ح
h}
ق
q
خ
kh
ك
k
د
d
ل
l
ذ
Ŝ
م
m
ر
r
ن
n
ز
z
و
w
س
s
Q
h
ش
sy
ء
’
ص
ş
ي
y
ض
d}
Bacaan Mad:
Bacaan Diftong:
a> = a panjang
ْ = َاوau
i> = I panjang
ْ = َايa
ū = u panjang
vii
MOTTO
Yq `q ،sّkm وbpkZ j اhّkl j\ل اm`ل رo : آ` ن ^]\لbّdة اf^f هhi اYZ ( )رواbd `tّuv^ وbd اfّwx^ وbd\ّداz^ {\اi|} ةf~ اhkZ \^ ّ \\د اq “Dari Abi Hurairah sesungguhnya dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, Tidaklah setiap bayi yang lahir kecuali dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang tuanyalah yang dapat menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Muslim) Muslim)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang dengan limpahan taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan atas junjungan kita, Nabi Muhammad yang telah diutus oleh Allah SWT membina dan mengajarkan ilmu dan nilai-nilai kemanusiaan. Juga para sahabat dan tabi’in, para ulama’ dan para mushonnif yang telah rela menyumbangkan tenaga dan fikirannya demi kelangsungan perjuangan menegakkan kalimat Allah SWT dimuka bumi ini. Amin Ya Robbal Alamin. Dalam penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari hambatan dan rintangan, terkadang harus berhenti sebentar karena membutuhkan pemikiran dan analisa yang matang untuk menentukan langkah dan strategi yang tepat agar penelitian berjalan sesuai dengan harapan. Penulis mensyukuri sepenuhnya bahwa terselesainya skripsi ini bukan sematamata usaha penulis, namun melalui bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripi ini.
2.
Bapak H. Mursid, M.Ag dan Bapak Dr. H. Hamdani Mu’in, M.Ag, selaku pembimbing yang telah banyak memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Bapak Prof. Dr. H. M. Erfan Soebahar, M.Ag, Bapak Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag, Bapak Fakrur Rozi, M.Ag dan Ibu Mufidah, S.Ag., M.Ag, selaku penguji yang telah membantu membimbing guna penyempurnaan skripsi ini.
4.
Bapak Sumardi Azis, S.Pd., M.Pd, selaku Kepala Sekolah, Ibu Wagirah, S.Ag, selaku guru Pendidikan Agama Islam, dan para staf tata usaha SMP N
ix
1 Ambarawa yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian guna mendapatkan data dalam menyusun skripsi ini. 5.
Ayahanda Masrur dan Ibunda Markonah, selaku orang tua yang selalu mendoakan dan mendorongku untuk selalu optimis selama hidupku.
6.
Keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang dan dorongan untuk selalu bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
7.
Muhamad Faris Suprobo yang telah rela berkorban banyak dan selalu memberi semangat dan dorongan selama perkuliahan, terima kasih juga atas doanya.
8.
Keluarga kecil kos yang selalu memberi semangat.
9.
Teman-teman PAI-B angkatan 2008.
10. Semua pihak yang telah membantu dari awal hingga skripsi ini tersusun yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 28 Maret 2012 Penulis
Isna Atik Wildayati
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .........................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................
ii
PENGESAHAN .................................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................ .....
iv
ABSTRAK .........................................................................................................
vi
TRANSLITERASI ............................................................................................. vii MOTTO ...........................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................
ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................
4
PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR A. Kajian Pustaka ...........................................................................
6
B. Kerangka Teoritik .....................................................................
9
1. Pendidikan Orang Tua ........................................................
9
2. Prestasi Belajar .................................................................... 16 3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar ................................................................................. 20 C. Rumusan Hipotesis .................................................................... 26 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................... 27 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 27 C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 27 D. Variabel dan Indikator Penelitian .............................................
29
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 30 F. Teknik Analisis Data ................................................................ 31
xi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................
35
1. Sejarah SMP N 1 Ambarawa .............................................. 35 2. Visi dan Misi SMP N 1 Ambarawa ..................................... 39 3. Guru dan Karyawan ............................................................ 40 B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 42 1. Data tentang Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden ... 42 2. Data Tentang Prestasi Responden ....................................... 44 C. Analisis Pendahuluan ...............................................................
46
1. Memberi Code Data Variabel X (Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua) .......................................................................... 46 2. Variabel Y (Prestasi Belajar) .............................................. 48 D. Analisis Uji Hipotesis ............................................................... 50 E. Analisis Lanjut .......................................................................... 54 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 56 B. Saran-saran ................................................................................ 57 C. Penutup ...................................................................................... 57
DAFTAR KEPUSTAKAAN DAFTAR TABEL LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah “Pendidikan adalah kesadaran untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah dan berlangsung seumur hidup”,1 yang dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Suatu lembaga pendidikan pasti mengharapkan tercapainya tujuan pendidikan yang mana dapat membantu terwujudnya tujuan nasional. Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk kepribadian dan kemampuan anak. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat melalui pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keterpaduan pendidikan baik keluarga, sekolah dan masyarakat sangat menentukan keberhasilan dalam dunia pendidikan. Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang pertama dan utama dialami oleh anak dan lembaga pendidikan yang bersifat kodrat.2 Sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal
hakekatnya
merupakan
lembaga
yang
mendapat
kepercayaan dari orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan tanggung jawab yang terbatas, sesuai dengan fungsi dan tujuan lembaga pendidikan tersebut. Orang tua mempunyai andil keberhasilan anaknya. Kadang-kadang tanggung jawab itu kurang disadari oleh orang tua sehingga sering timbul bahwa kurangnya keberhasilan anaknya merupakan akibat dari kurangnya perhatian dan tanggung jawab pengelola pendidikan. Orang tua adalah pendidik pertama, utama dan kodrat.3 Prestasi belajar anak bukan semata-mata merupakan hasil proses belajar di sekolah saja.
1
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), cet. 2., hlm. 70. 2 3
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1982), cet. 1., hlm. 66. Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan., hlm. 90.
1
Melainkan ditunjang dari peran orang tua di rumah. Peran orang tua terhadap anak terasa sekali bilamana didukung oleh latar belakang pendidikan yang memadai. Karena keberhasilan pendidikan anak tidak semata-mata hanya ditentukan oleh sekolah saja. Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan di dalam keluarga. Orang tua secara langsung memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, sebagai pengasuh, sabagai pembimbing, sabagai pembina maupun sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya. Ini adalah tugas kodrati dari tiap-tiap manusia. Anak menyerap norma-norma pada anggota keluarga, baik ayah ibu maupun kanak-kanaknya. Maka orang tua di dalam keluarga harus dan merupakan
kewajiban
kodrati
untuk
memperhatikan
anak-anak
serta
mendidiknya, sejak anak-anak itu kecil, bahkan sejak anak itu masih dalam kandungan. Jadi tugas orang tua mendidik anak-anaknya itu terlepas sama sekali dari kedudukan, keahlian atau pengalaman dalam bidang pendidikan yang legal. Bahkan menurut Imam Ghozali, “anak adalah suatu amanat Tuhan kepada ibu bapaknya”. Anak adalah anggota keluarga, dimana orang tua adalah pemimpin keluarga, sebagai penanggung jawab atas keselamatan warganya di dunia dan khususnya di akhirat.4 Dalam hal ini, peranan orang tua selaku pendidik dalam keluarga adalah pangkal ketentraman dan kedamaian hidup. Untuk menjaga keselamatan keluarga, keluarga berkewajiban mendidik anak-anaknya agar terhindar dari kehancuran dan api neraka. Dari pernyataan di atas, orang tualah yang paling besar tanggung jawabnya terhadap pendidikan anak-anaknya dari segi pandangan agama Islam. Kewajiban mendidik itu secara tegas dinyatakan Allah SWT. dalam firmanNya (Q.S. al-Tahrim/66:6): . . . #Y‘$tΡ ö/ä3‹Î=÷δr&uρ ö/ä3|¡àΡr& (#þθè% (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ
4
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, hlm. 177.
2
“Hai orang-orang yang keluargamu dari api neraka ...”.5
beriman,
peliharalah
dirimu
dan
Seperti yang ada di SMP Negeri 1 Ambarawa, tingkat pendidikan orang tua peserta didik dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Dikarenakan peserta didik yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendidikannya lebih tinggi seharusnya akan mendapat prestasi yang lebih baik dibandingkan dengan yang mempunyai orang tua dengan tingkat pendidikan lebih rendah. Tingkat pendidikan yang dialami orang tua berpengaruh terhadap pengetahuan orang tua, keyakinan, nilai, dan tujuan tentang pengasuhan, sehingga berbagai perilaku orang tua berkaitan berkaitan secara tidak langsung dengan prestasi sekolah anak-anak. Sebagai contoh, tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat meningkatkan ‘fasilitas’ orang tua untuk terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka, dan juga memungkinkan orang tua untuk memperoleh model keterampilan sosial dan strategi pemecahan masalah yang kondusif bagi sekolah untuk keberhasilan anak-anak. Dengan demikian, peserta didik yang orang tuanya memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi mungkin memiliki hal untuk kesempurnaannya belajar, keyakinan akan kemampuan yang lebih positif, orientasi kerja yang kuat, dan mereka mungkin menggunakan strategi belajar yang lebih efektif daripada anak-anak dengan orang tua yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah. Dari uraian dan pengamatan sementara dari penulis terhadap latar belakang pendidikan formal orang tua peserta didik SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012 terutama dalam pencapaian keberhasilan prestasi belajar peserta didik. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua terhadap pencapaian prestasi belajar peserta didik, maka penulis hendak meneliti masalah tersebut dan mengambil judul “Pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar
5
Departemen Agama RI, AL-JUMANATUL ‘ALI Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), hlm. 560.
3
studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012”. B. Rumusan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah dan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat pendidikan formal orang tua peserta didik di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012? 2. Bagaimanakah prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012? 3. Adakah pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi
bidang studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui tingkat pendidikan formal orang tua peserta didik di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. b. Untuk mengetahui prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. c. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti antara lain: a. Secara Teoritis 1) Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori dengan tema dan judul yang serupa. 2) Bagi orang tua peserta didik, sebagai bahan pemikiran untuk meningkatkan diri dalam bidang pendidikan, pengetahuan dan
4
pengalamannya agar dapat membimbing anaknya untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. b. Secara Praktis Penelitian ini berguna bagi warga sekolah dan teknisi pendidikan lainnya yaitu sebagai berikut: 1) Bagi peserta didik, akan memberikan motivasi peserta didik untuk belajar dengan atau tanpa peran orang tua. 2) Bagi guru, sebagai tolak ukur dalam pembelajaran kepada siswa. 3) Bagi sekolah, sebagai bahan masukan mengenai pentingnya tingkat pendidikan orang tua bagi peserta didik sehingga dapat membantu dalam membuat kebijaksanaan yang berkaitan dengan tugas-tugas pengajar dalam pembelajaran.
5
BAB II PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR A. Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam penelitian untuk mencari dasar pijakan atau informasi untuk memperoleh dan membangun landasan teori, kerangka berfikir, dan menentukan dugaan sementara atau sering pula disebut dengan hipotesis penelitian, sehingga dengan adanya hal itu maka para peneliti dapat mengerti, melokasikan, mengorganisasikan dan kemudian mengunakan variasi kepustaka dalam bidangnya. Dengan kajian pustaka atau studi kepustakaan peneliti mempunyai pendalaman yang lebih luas dan mendalam terhadap masalah-masalah yang hendak diteliti.1 Berdasarkan pegamatan kepustakaan yang penulis lakukan, kajian mengenai pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar peserta didik bidang studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang, belum ada yang mengkaji. Akan tetapi sudah ada hasil karya yang relefan yang penulis teliti hanya objek yang dikaji sangat berbeda. Pertama skripsi Bukhori (073111617) mahasiswa jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, berjudul “Pengaruh Motivasi Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Al Quran Hadits Siswa Kelas V A MI Al-Khoiriyah 2 Semarang Tahun Pelajaran 2008/2009”. Hipotesis yang diajukan adalah “Adanya pengaruh motivasi orang tua terhadap prestasi belajar Al Quran Hadits siswa kelas V A MI Al-Khoiriyah 2 Semarang tahun pelajaran 2008/2009. Hasil analisa dengan menggunakan rumus persentase diperoleh hasil bahwa motivasi orang tua dalam kategori baik dengan persentase 57,14%, sedangkan prestasi belajar Al Quran Hadits siswa kelas V A dlm kategori sedang dengan persentase 33,33%. Sedangkan analisa dengan rumus korelasi product moment diperoleh hasil -0,038 dan ini kurang dari rtabel product 1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. 6., hlm. 34.
6
moment pada taraf signifikan 5% (90,433) dan 1% (0,549) terdapat korelasi negatif dan tidak signifikan antara motivasi orang tua terhadap prestasi belajar Al Quran Hadits siswa kelas V A MI Al-Khoiriyah 2 Semarang tahun pelajaran 2008/2009. Kedua skripsi Anis Farochatin (573111579) mahasiswa jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang , berjudul “Studi Korelasi antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Pembinaan Akhlak Anak dalam Keluarga di Desa Bawu kecamatan Batealit Kabupaten Jepara Tahun 2009”. Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat korelasi antara tingkat pendidikan orang tua dengan pembinaan akhlak anak dalam keluarga di desa Bawu kecamatan Batealit Kabupaten Jepara tahun 2009 ”. Adapun hasil akhirnya, Tidak terdapat korelasi atau hubungn antara tingkat pendidikan orang tua dengan pembinaan akhlak anak dalam keluarga, dengan kata lain tidak signifikan”. Hal ini, mungkin disebabkan karena sedikitnya waktu orang tua terhadap pembinaan akhlak bagi yang berpendidikan tinggi karena kesibukan kerja atau karena pendidikan yang tinggi tidak menjamin akhlak orang tua menjadi baik pula. Ketiga skripsi Siti Mutmainah (073111469) mahasiswa jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, dengan judul “Hubungan antara Bimbingan Orang Tua dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Siswa MI Nurul Qu’ran Tegalwero Kecamatn Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian ini meggunakan metode survei dengan teknik korelasional, dan menggunakan teknik proporsional random sampling. Untuk pengumpulan data menggunakan teknik analisis deskriptif dan inferensial. Dengan hasil akhir menunjukkan (1) Hubungan bimbingan orang tua dalam keluarga dengan hasil belajar mata pelajarn akidah akhlak siswa MI Nurul Qu’ran Tegalwero Kecamatn Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2008/2009 berdasarkan perhitungan sudah cukup baik. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 26 responden ada 12% kategori sngat tinggi, 46% kategori tinggi, 26% kategori sedang dan 12% kategori rendah. Dengan demikian jelaslah bahwa hubungan bmbingan orang tua dalam
7
keluarga dengan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa MI Nurul Qu’ran Tegalwero Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2008/2009 sudah cukup baik. (2) Hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa MI Nurul Qu’ran Tegalwero Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2008/2009 dapat dikatakan baik. Hal tersebut tercermin dari nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 79,26. (3) Hasil penelitian menunjukkan bahwa rxy = 0,525 lebih tinggi atau lebih besar dari rt = 0,388 dalam taraf signifikansi 5% dan 0,496 pada taraf signifikansi 1% sehinga dapat dikatakan ada hubungan positif antara bimbingan orang tua dalam keluarga dengan hasil belajar mata pelajaran akidah akhlak siswa MI Nurul Qu’ran Tegalwero Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Tahun Ajaran 2008/2009. Keempat skripsi Ima Mariyaningsih (073111446) mahasiswa jurusan PAI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, dengan judul “Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas III SDN Maron I Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo”. Tujuan dri penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Perhatian orang tua siswa di SDN Maron I Loano Purworejo (2) Prestasi belajar siswa SDN Maron I Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo (3) Pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa di SDN Maron I Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana lebih menekankan analisisnya pada data–data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik, dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Adapun pengujian penelitian menunjukkan bahwa “Terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI siswa kelas III SDN Maron I Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo”, hal ini ditunjukkan oleh data yang telah diolah dengan hasil antara ro dengan rt diperoleh ro > rt yaitu 0,530077 > 0,349 dalam taraf signifikansi 5% dan 0,530077 > 0,499 dalam taraf signifikansi 1%. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya terutama yang merupakan hasil karya dari Anis Farochatin, pada variabel X-nya tiu tingkat pendidikan orang tua secara keseluruhan dan variabel Y-nya adalah pembinaan
8
akhlak anak, penulis akan melakukan penelitian tentang tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI. Selanjutnya penulis memilih judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012”. Penulis mengumpulkan data dengan angket dan dokumentasi, dengan hipotesis ada pengaruh antara tingkat pendidikan formal orang tua dengan prestasi belajar studi PAI. Untuk menguji benar ada tidaknya hipotesa tersebut penulis menggunakan Analisis Regresi. B. Kerangka Teoritik 1. Pendidikan Orang Tua Dapat kita ketahui bahwa setiap orang tua mempunyai tingkat kehidupan yang berbeda-beda. Ada yang berasal dari keluarga mampu, dan ada yang berasal dari keluarga kurang mampu. Ada yang berasal dari keluarga berpendidikan tinggi, ada pula yang berasal dari keluarga berpendidikan rendah. Kesemuanya itu mengakibatkan perbedaan tingkat pendidikan yang dialami seseorang. Bagi mereka yang berasal dari keluarga mampu banyak mendapatkan kesempatan yang setinggi-tingginya untuk sekolah, karena biaya mendukung. Dan sebaliknya pula bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, tidak banyak mendapatkan kesempatan yang tinggi untuk sekolah karena biaya yang tidak mendukung. Demikian juga bagi mereka yang berasal dari keluarga berpendidikan tinggi,merekapun mungkin akan memperoleh kesempatan untuk sekolah yang tinggi karena orang tuanya akan mempunyai tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Akan tetapi, bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang pendidikannya, mungkin mereka kurang banyak mendapat kesempatan untuk sekolah karena orang tua kurang tahu akan tanggung jawabnya pada pendidikan anak-anaknya. Oleh karena itu pengalaman yang dialami seseorang khususnya pengalaman pendidikan berbeda-beda, baik dilihat dari jalur maupun
9
jenjang pendidikannya. Untuk lebih jelasnya, maka penulis uraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan, antara lain: a. Pengertian Pendidikan Pendidikan pada umumnya berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain, menuju kearah suatu citacita
tertentu.2
Pendidikan
merupakan
kegiatan
yang
bersifat
kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan
perkembangan
individu
dalam
menguasai
pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal seperti di sekolah, madrasah, dan institusi-institusi lainnya.3 “Education is a process of overcoming natural inclination and subtituting in its place habits acquired under external pressure”.4 (Pendidikan adalah proses mengatasi kecenderungn alami dan menggantikannya dalam kebiasaan yang diperoleh dengan keadaan tertekan). Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan adalah arahan dan bimbingan kepada seseorang dan merupakan pengaruh dari pengalaman belajar yang terus-menerus dialami seseorang untuk mencapai sutu tingkat kedewasaan. b. Pengertian Orang Tua Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anakanak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk utama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
2
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru, 1982), cet. 1.,
hlm. 6. 3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. 15., hlm. 11. 4
John Dewey, Experience and Education, 1st. Ed., (New York: Touchstone Rockefeller Center, 1997), hlm. 17.
10
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak. Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada disampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai dan biasanya, seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila itu menjalankan tugasnya dengan baik. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya dan mula-mula
dipercayainya.
Apapun
yang
dilakukan
ibu
dapat
dimanfaatkannya, kecuali apabila ia ditinggalkan. Dengan memahami segala sesuatu yang terkandung di dalam hati anaknya, juga jika anak telah mulai agak besar, disertai kasih sayang, dapatlah ibu mengambil hati anaknya untuk selama-lamanya. Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula. Di mata anaknya ia seorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai diantara orang-orang yang dikenalnya. Cara ayah melakukan pekerjaannya sehari-hari berpengaruh pada cara pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong utama, lebih-lebih bagi anak yang agak besar, baik laki-laki maupun perempuan, bila mau mendekati dan dapat memahami hati anaknya. Pada dasarnya kenyataan-kenyataan yang dikemukakan di atas itu berlaku dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga dengan yang bagaimanapun juga keadaannya. Hal itu menunjukkan ciri-ciri dari watak rasa tanggung jawab dari setiap orang tua atas kehidupan anakanak mereka untuk masa kini dan masa mendatang, bahkan para orang tua umumnya merasa bertanggung jawab atas segala dari kelangsungan hidup anak-anaknya. Karenanya tidaklah diragukan bahwa tanggung
11
jawab pendidikan secara mendasar terpikul kepada orang tua. Apakah tanggung jawab pendidikan itu diakuinya secara sadar atau tidak, diterima dengan sepenuh hatinya atau tidak, hal itu adalah merupakan “fitrah” yang telah dikodratkan Allah SWT, kepada setiap orang tua. Mereka tidak bisa mengelakkan tanggung jawab itu karena telah menjadi amanah Allah SWT yang dibebankan kepada mereka.5 Di tilik dari hubungan dan tanggung jawab orang tua kepada anak, maka tanggung jawab pendidikan itu pada dasarnya tidak bisa dipikulkan kepada orang lain, sebab guru dan pemimpin umat umpamanya, dalam memikul tanggung jawab pendidikan yang dipikul oleh para pendidik selain orang tua adalah merupakan pelimpahan dari tanggung jawab orang tua yang karena satu dan lain hal tidak mungkin melaksanakan pendidikan anaknya secara sempurna.6 c. Jalur Pendidikan Pendidikan Formal Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.7 Biasanya lembaga formal ini berbentuk sekolah-sekolah. Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum. 1) Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki
dan
memperdalam/memperluas,
tingkah
laku
anak/peserta didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat. 5
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cet. 9, hlm. 36. 6
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 38.
7
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), cet. 2., hlm 162.
12
2) Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurikulum agar: a) Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan dengan temannya sendiri dan masyarakat sekitar. b) Peserta didik belajar taat kepada peraturan/tahu disiplin. c) Mempersiapkan
peserta
didik
terjun
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
di
masyarakat
8
d. Jenjang Pendidikan Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.9 Jenjang pendidikan formal di Negara Indonesia sebagimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Repubik Indonesia, dibagi menjadi tiga, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi:10 1) Pendidikan Dasar Pendidikan melandasi
dasar merupakan jenjang pendidikan
jenjang
pendidikan
menengah.
Pendidikan
yang dasar
berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. 2) Pendidikan Menengah Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Jenjang pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejujuran. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madarsah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. 8
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, hlm. 162-163.
9
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
10
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Naasional,
hlm. 4. hlm. 12.
13
3) Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang terdiri atas pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi. Pendidikan tinggi berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Dengan demikian bentuk tingkat pendidikan orang tua dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu tungkat pendidikan dasar (SD, MI, atau yang sederajat serta SMP, MTs, atau yang sederajat), tingkat pendidikan menengah (SMA, MA, SMK, MAK atau yang sederajat), pendidikan tinggi (perguruan tinggi, akademi, institut atau universitas). e. Tingkat Pendidikan Orang Tua Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang dialami dalam suatu lembaga formal (maupun informal). Sedangkan orang tua diartikan ayah-ibu kandung.11 Adapun tingkat pendidikan orang tua yang dimaksud disini adalah jenjang pendidikan formal yang dialami orang tua yaitu tingkat pendidikan dasar (lulusan SD/MI dan SMP/MTs), tingkat pendidikan menengah (SMA/MA/SMK atau lainnya yang sederajat) dan tingkat pendidikan tinggi (perguruan tinggi, diploma atau sarjana), jenjang pendidikan informal dan jenjang pendidikan non formal. f. Fungsi Tingkat Pendidikan Orang Tua Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anakanak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dri pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.12 Kegagalan orang tua dalam membina anak untuk menjadikan anak yang baik tidak akan terjadi manakala orang 11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet. 3., hlm. 802. 12
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 35.
14
tuanya menjalankan fungsi atau perannya sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap anaknya. Dalam keluarga, orang tua mempunyai peranan yang sangat vital terhadap kemajuan keluarganya yang meliputi pendidikan anakanaknya. Sehingga menurut M. Ngalim Purwanto, orang tua dapat dikatakan sebagai pendidik sejati, pendidik karena kodratnya.13 Setiap orang tua memiliki keinginan agar anak-anaknya tumbuh berkembang menjadi anak-anak yang berprestasi dalam pendidikan. Orang tua ingin agar anak-anak mereka dapat meraih prestasi yang maksimal di sekolah. Mereka pun mengharapka agar anak-anaknya memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia yang dicintai oleh banyak orang. Orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi dan pengalaman
yang banyak
tentunya
akan
mempengaruhi
gaya
kepemimpinannya di dalam keluarga. Sebab semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka akan bertambah luas pandangan dan wawasannya, termasuk dalam mengatur keuarganya. Bahkan di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa antara orang yang “tahu” (berilmu dan tingkat pendidikannya tinggi)berbeda dengan orang yang “tidak tahu” (sedikit ilmunya dan berpendidikan rendah) dalam cara berpikirnya. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam (Q.S. azZumar/39:9):
(#θä9'ρé& ã©.x‹tGtƒ $yϑ‾ΡÎ) 3 tβθßϑn=ôètƒ Ÿω tÏ%©!$#uρ tβθçΗs>ôètƒ tÏ%©!$# “ÈθtGó¡o„ ö≅yδ ö≅è% ... ∩∪ É=≈t7ø9F{$# ... Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.14 13
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), cet. 13., hlm. 80. 14
Departemen Agama RI, AL-JUMANATUL ‘ALI Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005), hlm. 459.
Al-Qur’an
dan
15
Di dalam ayat lain juga dijelaskan bahwa manusia yang beriman dan berilmu (tinggi) akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Di dalam al-Quran Allah SWT. telah berfirman dalam (Q.S. alMujadalah/58:11):
$yϑÎ/ ª!$#uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9$# (#θè?ρé& tÏ%©!$#uρ öΝä3ΖÏΒ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ª!$# Æìsùötƒ ... ∩⊇⊇∪ ×Î7yz tβθè=yϑ÷ès? ... “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.15 Dengan demikian dapat dipahami bahwa fungsi tingkat pendidikan orang tua dalam keluarga adalah akan dapat memajukan kepemimpinannya dalam keluarga, terutama dalam mendidik anakanaknya. 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi adalah hasil yang telah dicapai.16 Sedangkan belajar adalah serangakaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.17 Yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah penguasaan terhadap materi pelajaran tertentu yang diperoleh dari hasil belajar yang dinyatakan dengan skore setelah mengikuti kegiatan belajar. Dapat pula 15
Departemen Terjemahnya, hlm. 543. 16
Agama
RI,
AL-JUMANATUL
‘ALI
Al-Qur’an
dan
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed.
.
3, hlm 895. 17
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Ed. 2, 2008), hlm. 13.
(Jakarta: Rineka Cipta,
16
diambil kesimpulan bahwa prestasi seseorang itu tidak selalu merupakan gambaran dari kemampuan yang sebenarnya dari orang yang bersangkutan. Dengan kata lain, prestasi belajar tidak selalu sama dengan kecakapan sebenarnya hanya merupakan sebagian dari unsurunsur pembentukan suatu prestasi.
)رو.4*?@ A آC*D >=<:9 4*50*; ا+ ن ّ 19،-./0 12 (0 و4*50*)(ا ا+ ا 18 (CFG.)0ا “Carilah ilmu walau di negeri Cina, sesungguhnya mencari ilmu wajib atas setiap muslim.” (H.R.Al Baihaqi) Berdasarkan hadits diatas, menunjukkan bahwa belajar adalah sesuatu yang sangat ditekankan dan dianjurkan bahkan diwajibkan bagi kaum muslim. Sehingga kecakapan yang tinggi bukan jaminan yang mutlak atas tercapainya prestasi yang tinggi. Sebaliknya kecakapan yang rendah tidak selalu menghasilkan prestasi yang rendah pula. b. Ranah Prestasi Belajar Prestasi belajar ini dilihat dari tiga ranah yang meliputi:19 1) Ranah cipta (kognitif), menitik beratkan pada kecerdasan dan kemampuan akal dalam menguasai pengetahuan yang diterima. Meliputi: a) Pengamatan: dapat menunjukkan, dapat membandingkan dan dapat menghubungkan. b) Ingatan: dapat menyebutkan dan dpat menunjukkan kembali. c) Pemahaman: dapat menjelaskan dan dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri. d) Penerapan: dapat memberikan contoh dan dapat menggunakan secara tepat. e) Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti): dapat menguraikan dan dapat mengklasifikasikan/memilah-milah. 18
Imam Abi Bakar Ahmad bin Husain Al Baihaqi, Syu’bul Iman, Juz. 2., (Libanon: Darul Kutub Al Ilmiyah, 384-458 H), hlm. 254 19
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 148-
150.
17
f) Sintesis
(membuat
menghubungkan,
paduan dapat
baru
dan
utuh):
dapat
dan
dapat
menyimpulkan
menggeneralisasikan (membuat prinsip umum). 2) Ranah rasa (afektif), yang menyangkut pada bidang sikap. Meliputi: a) Penerimaan: menunjukkan sikap menerima dan menunjukkan sikap menolak b) Sambutan:
kesediaan
berpartisipasi
dan
kesediaan
memanfaatkan. c) Apresiasi (sikap menghargai): menganggap penting dan bermanfaat, menganggap indah dan harmonis dan mengagumi. d) Internalisasi (pendalaman): mengakui dan meyakini, dan mengingkari. e) Karakterisasi (penghayatan): melembagakan atau meniadakan dan menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari. 3) Ranah karsa (psikomotor), menekankan pada ketrampilan atau skill. Meliputi: a) Keterampilan bergerak dan bertindak: mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya. b) Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal: mengucapkan dan membuat mimik dan gerakan jasmani. Dari ketiga ranah tersebut yang lebih penting adalah ranah afektif, karena walaupun mempunyai kecerdasan yang tinggi dan ketrampilan yang memadai, namun dalam diri anak itu tidak mempunyai sifat yang terpuji, tentunya kedua ranah yang lain tidak berfungsi. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam, yakni:20
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 129-
136.
18
1) Faktor
internal
(faktor
dari
dalam
diri
siswa),
yakni
keadaan/kondisi jasmani (aspek fisiologis) dan rohani (aspek psikologis) siswa. a) Aspek fisiologis, seperti: (1) Tonus (tegangan otot): yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dalam mengikuti pelajaran. (2) Mata dan telinga. b) Aspek psikologis, meliputi: (1) Inteligensi siswa: kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. (2) Sikap siswa: gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. (3) Bakat siswa: kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. (4) Minat siswa: kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. (5) Motivasi siswa: keadaan internal organisme, baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. 2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. a) Lingkungan sosial, meliputi orang tua dan keluarga, tenaga pendidik dan kependidikan, teman sebaya, dan masyarakat. b) Lingkungan nonsosial, meliputi: gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan.
19
3) Faktor pendekatan belajar (appoarch to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materimateri pelajaran. 3. Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar a. Keluarga sebagai lembaga pendidikan Keluarga
merupakan
kelompok
sosial
dimana
ia
belajar
mengatakan dirinya sebagai manusia sosial. Kehidupan sosial dalam keluarga ini sangat mempengaruhinya bila kelak ia berhubungan atau berinteraksi dengan orang luar lingkungan keluarga. Orang tua dituntut berbagai macam kebutuhan yang antara lain adalah kebutuhan akan pendidikan. Maka pengaruh keluarga besar sekali atas perkembangan anak. Dasar-dasar kelakuan daripada anak didik tertanam sejak dalam keluarga, juga sikap hidup dan kebiasaanya. Didalam keluargalah anak itu hidup sebagian dari waktunya. Jelaslah bahwa pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Pada dasarnya, dalam lingkungan keluarga telah terjadi proses pendidikan bagi pembentukan kepribadian anak. Hal ini karena segala sesuatu yang ada dalam keluarga, sangat berpengaruhdan menentukan corak perkembangan anak. Keluarga memiliki karakteristik tersendiri, terhadap bagaimana fungsi dan perannya sehingga dominasi dalam pembinaan anak, kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tualah sebagai pendidik pertama dan utama, dituntut agar pandai mensiasati dan bertanggung jawab atas keberhasilan pendidikan putra-putrinya agar mencapai kebahagiaan. b. Kedudukan orang tua dalam keluarga Pada umumnya pendidikan dalam keluarga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya
20
memberikan kemungkinan-kemungkinan alami membangun situasi dan interaksi pendidikan di dalam lingkungan keluarga. Bukan hal yang aneh bila dikatakan bahwa orang tua adalah segalagalanya bagi anak, sebagai pelindung, figur yang harus ditiru tingkah lakunya, termasuk pula pengalaman akademisnya. Orang tua memiliki andil yang besar dalam kemajuan pendidikan anak. Karena kemungkinan adanya kemampuan membeikan bantuan yang sangat diperlukan anak, baik sebagai pembimbing dalam belajar dan dalam memecahkan kesulitan belajar maupun sebagai motivator, sebagai tumpahan bertanya dan sebagai sumber informasi bagi anak. Di samping itu, hal yang perlu disebutkan meskipun kurang begitu dominan bagi anak, yaitu bahwa orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang baik dapat juga mempengaruhi proses identifikasi anak dengan dengan orang tuanya. Identifikasi itu sendiri dapat diarikan sebagai dorongan untuk menjadi atau sama dengan orang lain. Dalam kedudukannya memang sudah seharusnya orang tua melaksanakan pendidikan dan pengajaran terhadap anak. Maka dalam hal ini jelas orang tua harus mampu bertindak seperti guru untuk mendidik dan mengajar sebaik-baiknya kepada anak mengenai bekal utama dalam mengarungi bahtera kehidupan kelak setelah ia dewasa. Orang tua sebagai kepala keluarga bertanggung jawab untuk mencukupi segala kebutuhan hidup. Demikian pula orang tua berkewajiban untuk menjaga keselamatan diri dalam keluarga dari segala macam ancaman dan gangguan agar dapat mencapai kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, kesejahteraan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Sebagimana firman Allah SWT dalam (Q.S. At-Tahrim/66: 6): . . . #Y‘$tΡ ö/ä3‹Î=÷δr&uρ ö/ä3|¡àΡr& (#þθè% (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ
21
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.21
Dalam hadits juga disebutkan bahwa orang tualah yang paling berperan dalam pendidikan anaknya, yaitu hadis yang berbunyi:
(د0(@ -@ 1@ ،4ّ*V وP.*D W اCّ*X W(ل اVل ر1Z : (لF< ن1 آPّQة ا:<: هC2 ا-D 22 (4*?@ ^ )رواPQ 1?ّ[\< وPQ ا:ّ/]< وPQ(ّداG< ^(ا2_9 ة:`a0 اC*D b0 (< cّ ا “Dari Abi Hurairah sesungguhnya dia berkata: Rasulullah saw. bersabda, Tidaklah setiap bayi yang lahir kecuali dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua orang tuanyalah yang dapat menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Muslim) Maksud dari ayat dan hadits di atas, ditetapkan secara kodrati bahwa tanggung jawab pendidikan terletak pada orang tua. Dengan demikian orang tua harus dapat memberikan bimbingan, pengarahan, dan tauladan yang baik terhadap anaknya baik dalam bentuk ucapan maupun sikap. Karena pada hakekatnya sikap dapat dibentuk dalam beberapa suasana dan lingkungan. c. Kewajiban orang tua terhadap anaknya Anak adalah buah kasih sayang keluarga, buah cinta suami istri. Anak merupakan dambaan setiap keluarga. Seperti diketahui, anak dilahirkan dalam sutu lingkungan keluarga. Keluarga merupakan wadah yang pertama-tama dan merupakan dasar yang fundamental bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Kebiasaan dan jalan hidup orang tua memberikan dasar terhadap pembentukan kepribadian anak. Dan ini dapat menjurus kearah yang positif/baik dan kearah negatif/buruk. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan bersifat alamiah. Dalam lingkungan keluarga dipersiapkan, anak jalani tingkatan perkembangan untuk memasuki dunia orang dewasa dalam bahasa adat istiadat dan kebiasaan, ibu dan bapak saling melengkapi, isi mengisi dalam menerima dan mengolah proses pembudayan itu. Maka orang 21
Departemen Terjemahnya, hlm. 560.
Agama
RI,
AL-JUMANATUL
‘ALI
Al-Qur’an
dan
22
Imam Abi Husain Muslim bin Hujad Ibnu Muslim Al Khusairi An Naisa Nuri, Jami’ As sahih, Juz. 7., (Libanon: Darul Fikr, t.t), hlm. 52.
22
tualah menjadi pendidik utama dan pertama. Karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dan pendidikan orang tua akan menetukan baik buruknya anak. “In more and more families today, both parents hold full-time or part-time jobs outside the home. This means that these parents must make special arrangements for the needs of their children”.23 (Dalam keluarga semakin banyak hari ini, baik orang tua memiliki pekerjaan penuh waktu atau paruh waktu dari luar rumah. Ini berarti bahwa orang tua harus membuat pengaturan khusus untuk kebutuhan anak-anak mereka. Semakin banyak perempuan memasuki dunia kerja, maka perlu cara-cara kreatif untuk memberikan perawatan yang berkualitas dalam program pendidikan anak-anak). Oleh karena itu, orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya dalam semua bidang, apakah itu ilmu pengetahuan umum, agama, adab, moral, kepribadian serta perilaku yang utama. Berhasil tidaknya proses pendidikan anak, tergantung bagaimana cara orang tuanya dalam memberikan arahan dan bimbingan. Adapun kewajiban orang tua terhadap anak-anaknya tidak cukup dengan bekal pendidikan formal. Pendidikan formal dapat dilakukan lembaga pemerintah maupun swasta, adapun tujuan pendidikan formal adalah untuk memberikan bekal bagi kehidupa anak-anak dimasa mendatang sehingga akan menjadi anak yang berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. d. Perlunya kebijakasanaan orang tua dalam mendidik anak Keluarga merupakan lingkungan yang primer dan bersifat fundamental. Di dalam keluargalah anak dibesarkan untuk memperoleh penemuan-penemuan dan belajar yang memungkinkan dirinya untuk perkembangan lebih lanjut.
23
Hildebrand, Parenting and Teaching Young Children, from The Home Ec Professionals Webster/ Mc Grow-Hill, hlm. 345.
23
Sebagai orang tua yang bertangung jawab mengasuh dan mendidik aankanya, segala keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tanggung jawab tidak lepas dari tudingan mereka. Berbagai macam cara mendidik yang dilakukan oleh orang tua antara satu dengan yang lain tidak sama sesuai dengan prinsip mereka masing-masing. Namun banyak juga yang sering mengeluh keadaan anak-anaknya, misalnya saja nakal, tidak mau belajar, tidah patuh dan sebagainya. Sehingga tidak semua cara dan taknik mendidik yang dilaksanakan orang tua dalam mendidik anak dalam keluarga bisa menghasilkan sesuai yang diharapkan. Adapun sifatsifat kepemimpinan orang tua di dalam keluarga meliputi:24 1) Sifat kepemimpinan otoriter Orang tua adalah pemegang peranan utama dan semua kekuasan ada padanya. Sedang anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk mengemukakan pendapat. Anak selalu dianggap sebagai anak kecil dan
tidak
mendapat
kesempatan
untuk
bereksplorasi
dan
berexperimen sendiri. Karena semuanya ditentukan oleh orang tua, akibatnya tidak pernah terpenuhi semua kebutuhan anak yang akhirnya merupakan tekanan jiwa anak. Sebagai akibat yang lebih jauh akan berpengaruh kepada sifatsifat kepribadaian anak. Sehingga kemungkinan sifat anak dari keluarga otoriter adalah kurang inisiatif, gugup, ragu-ragu, suka membangkang, menentang kewibawaan orang tua, penakut, dan penurut. 2) Sifat kepemimpinan yang liberal Pimpinan orang tua di dalam keluarga kurang begitu tegas. Anak menentukan sendiri apa yang dikehendaki, karena orang tua memberikan kebebasan kepada anaknya.orang tua tidak memegang fungsi sebagai pemimpi yang berwibawa, sehingga suasana keluarga menjadi bebas. Karena tidak adanya norma-norma yang harus dianut. 24
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, 1984), hlm. 123.
24
Keadaan yang demikian mempunyai pengaruh yang negatif kepada perkembangan kepribadian anak. Anak tidak mengenal tata tertib, tidak dapat mematuhi pimpinan, tidak dapat memimpin tidak dapat untuk dipimpin. Anak tidak dapat menghargai orang lain sehingga
anak
selalu
mementingkan
diri
sendiri.
Sehingga
kemungkinan sifat anak adalah agresif, menentang atau tak dapat bekerja sama dengan orang lain, emosi kurang stabil, selalu berekspresi bebas dan selalu mengalami kegagalan karena tidak ada bimbingan. 3) Sifat kepemimpinan yang demokratis Keluarga seperti ini memandang anak sebagai individu yang sedang berkembang. Sebab itu perlu adanya kewibawaan yang memimpinnya atau pendidikannya (orang tua), tetapi bukan kekuasaan otoriter. Pimpinan ini disesuaikan dengan taraf-taraf perkembangan anak dengan cita-citanya, minatnya, kecakapan-kecakapan dan pengalamannya. Anak mempunyai kebebasan untuk berinisiatif dan aktif, sehingga anak mempunyai sifat terbuka dan bersedia mendengarkan pendapat orang lain. Anak dapat dipimpin dan dapat memimpin, dengan penuh kreatif dan aktif. Sifat-sifat pribadi dari keluarga yang demokrasi antara lain anak aktif di dalam hidupnya, penuh inisiatif, percaya pada diri sendiri, perasaan sosial, penuh tanggung jawab, menerima kritik dengan terbuka, emosi lebih stabil, dan mudah menyesuaikan diri. Meskipun demikian namun sulit bahkan tidak mungkin diterapkan satu persatu dalam mendidik anak secara tepat. Karena mengingat bahwa anak selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan, maka pertumbuhan luas artinya mencakup mengenai perkembangan jiwa, penguasaan ilmu, penguasaan diri terhadap lingkungan sosial.
25
C. RUMUSAN HIPOTESIS Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.25 Berdasarkan dari pengertian dan landasan teori sebagaimana telah diuraikan di atas serta permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini, maka penulis mengajukan hipotesis adanya pengaruh antara tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.
25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. Rev., (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet. 14., hlm. 110.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dimaksudkan disini adalah jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk
memperoleh data yang benar terjadi di lapangan.
Sedangkan penelitian kuantitatif sebagaimana diungkapkan oleh Prof. Dr. Sugiyono adalah: Penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.1 Jadi penelitian ini adalah penelitian kuantitatif lapangan yang tidak sekedar untuk memperoleh data, akan tetapi juga untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar peserta didik bidang studi PAI di SMP N 1 Ambarawa.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini adalah di SMP N 1 Ambarawa Kabupaten Semarang. Tepatnya di Jl. Bandungan 42 Baran Telp. (0298) 591093 Ambarawa 50651. Adapun waktu penelitian, dilakukan peneliti dari bulan November sampai dengan bulan Desember 2011.
C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet. 11., hlm. 14.
27
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Sedangkan populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas IX di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang yang berjumlah 186 siswa. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.4 Menurut Suharsimi Arikunto, jika populasi dalam penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil diantara 10%15% atau 20%-25% atau lebih.5 Karena populasi cukup banyak, sedang waktu, tenaga, dan dana terbatas, maka penelitian ini hanya meneliti sebagian populasi atau disebut penelitian sampel. Adapun sampel yang diambil peneliti adalah 20% dari jumlah keseluruhan 186 siswa yaitu 40 siswa. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan proportionate stratified random sampling, yakni bila populasi mempunyai anggota atau unsur yag tidak homogen dan berstrata secara proporsional.6 Oleh karena itu, yang diambil dari penelitian yaitu (20%) dari jumlah populasi yang ada sehingga sampelnya menjadi 40 siswa yang ada di kelas IX SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang sebanyak 186 siswa.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 117. 3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. rev., (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet. 14., hlm. 173. 4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 118. 5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed. rev., (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), cet. 12., hlm. 112. 6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 120.
28
D. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu peneliti.7 Sedangkan indikator merupakan sub-variabel yaitu kategorikategori yang dipecahkan dari variabel.8 Variabel yang akan dikaji peneliti terbagi dalam dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependent sebagai berikut: a. Variabel independen atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).9 Adapun yang menjadi variabel bebasnya adalah “tingkat pendidikan orang tua”, dengan indikator: 1.) Untuk orang tua yang SD/sederajat 2.) Untuk orang tua yang SMP/sederajat 3.) Untuk orang tua yang SMA/sederajat 4.) Untuk orang tua yang PT/sederajat. b. Variabel dependent atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.10 Dalam hal ini variabel
terikatnya
adalah
“prestasi
belajar
peserta
didik”,
indikatornya: 1.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 91-100 2.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 81-90 3.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 71-80 4.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 61-70 5.) Untuk anak yang mendapatkan nilai 51-60.
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. rev., cet. 14.,
hlm. 161. 8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed. rev., cet. 14.,
hlm. 163. 9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 61. 10
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm.61.
29
E. Teknik Pengumpulan Data Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan (field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Teknik pemgumpulan data seperti ini cocok digunakan untuk bila jumlah responden cukup besar atau tersebar diwilayah yang luas.11 Dengan angket ini peneliti mempersiapkan sejumlah pertanyaan tertentu, kemudian disebarkan kepada responden, untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara langsung. Angket diberikan kepada peserta didik untuk diisi untuk dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua dan prestasi siswa. 2. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.12 Metode dokumen ini digunakan untuk mendapatak data mengenai profil sekolah seperti visi dan misi, dan juga untuk mendapatkan data nama-nama peserta didik. Setelah data-data terkumpul langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data-data, menafsirkan dan menginterpretasikan hasil penelitian.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 199. 12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 329.
30
F. Teknik Analisis Data Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya analisa data yaitu mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.13 Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan adalah statistik. Adapun peneliti menggunakan statistik probabilitas yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.14 Tahap-tahap untuk menganalisis data adalah sebagai berikut: a. Editing Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan diserahkan kembali kapada peneliti, kemudian peneliti memeriksa satu persatu angket tersebut. Tujuan editing yang peneliti lakukan adalah untuk mengurangi kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang diselesaikan.15 b. Cooding Pengcodean terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket, dimaksudkan agar dapat mempermudah dalam penghitungan data. Tanda-tanda code dapat disesuaikan dengan pengertian yang lebih
13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 207. 14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G,
hlm. 209. 15
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Ed. 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), cet. 4., hlm. 77.
31
menguntungkan peneliti, sehingga bisa dibuat oleh peneliti sendiri karena berguna untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa.16 Adapun pengkodean dalam tingkat pendidikan orang tua (variabel X) adalah sebagai berikut : 1) Untuk orang tua yang SD/sederajat adalah 2 2) Untuk orang tua yang SMP/sederajat adalah 3 3) Untuk orang tua yang SMA/sederajat adalah 4 4) Untuk orang tua yang PT/sederajat adalah 5. c. Tabulating Tabulating adalah mengolah data dengan memindahkan jawabanjawaban yang terdapat dalam angket dan telah dikelompokkan ke dalam bentuk table frekuensi. Tujuannya untuk mudah dibaca dan maknanya segera dipahami.17 d. Analisis Uji Hipotesa Analisis yang dipergunakan untuk mengetahui atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang diajukan, maka perlu dianalisis dengan menggunakan metode statistik dengan rumus Analisis Regresi Satu Prediktor dengan persamaan:18 Y = aX + K Keterangan: Y
: kriterium
a
: bilangan koefisien
X
: prediktor
K
: bilangan konstan.
Untuk mengoperasikan rumus-rumus di atas, masih dibutuhkan rumus-rumus pembantu dengan metode skor kasar:19 (1) ΣXY = aΣX2 + KΣX 16
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Ed. 1, cet. 4., hlm. 78.
17
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Ed. 1, cet. 4., hlm. 79.
18
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: ANDI, 2001), cet. 8., hlm. 1.
19
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, hlm. 6.
32
(2) ΣY = aΣX +NK Dari hasil rumus diatas diteruskan dengan mencari nilai Freg untuk menguji signifikansi pengaruh tersebut dengan rumus-rumus dibawah ini:20 Sumber
db
JK
RK
Freg
JK reg
RK reg
db reg
RK res
Variasi Regresi
1
Residu
(N-2)
Total
N-1
aΣXY + KΣY −
(ΣY ) 2 N
ΣY 2 − aΣXY − KΣY
ΣY 2 −
JK res db res
(ΣY ) 2 N
Keterangan: Freg
: harga bilangan
RKreg : rerata kuadrat regresi RKres : rerata kuadrat residu JKreg
: jumlah kuadrat regresi
JKres
: jumlah kuadrat residu
db
: derajat bebas
a
: bilangan koefisien
K
: bilangan konstan
N
: number of casses
ΣXY
: jumlah perkalian skor variabel X dan Y
ΣX
: jumlah skor variabel X
ΣY
: jumlah skor variabel Y
Σ X2
: jumlah penguadratan skor variabel X
Σ Y2
: jumlah penguadratan skor variabel Y.
Selanjutnya untuk mencari berapa persen variabel X berpengaruh terhadap variabel Y digunakan koefisien determinasi dengan rumus:21 20
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, hlm. 18.
33
rdeterminasi = (r)2 x 100% Untuk memperoleh nilai r digunakan rumus product moment dengan perhitungan sebagai berikut:22
rxy =
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) [ NΣX 2 − (ΣX ) 2 ][ NΣY 2 − (ΣY ) 2 ]
Keterangan: rxy
: Angka indeks Korelasi “r” Product Moment
N
: Number of Cases
ΣX
: Jumlah seluruh skor X
ΣY
: Jumlah seluruh skor Y
ΣX²
: Jumlah penguadratan seluruh skor X
ΣY²
: Jumlah penguadratan seluruh skor Y
ΣXY
: Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y.
e. Analisis Lanjut Analisis ini merupakan analisis pengolahan lebih lanjut dari hasil-hasil analisis uji hipotesis. Dalam analisis ini peneliti membuat interpretasi dari hasil analisis regresi dengan skor kasar yang telah diketahui dengan cara membandingkan antara Freg dengan Ft 1% dan 5% dengan kemungkinan sebagai berikut: a. Jika Freg lebih besar atau sama dari Ft 1% dan 5%, maka Freg yang diperoleh signifikan (Hipotesis diterima) b. Jika Freg lebih kecil dari Ft 1% dan 5%, maka Freg yang diperoleh non signifikan (Hipotesis ditolak).
21
Sudjana, Metoda Statistika, Ed. 6., (Bandung: PT Tarsito, 2005), Cet. 3., hlm. 369.
22
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Ed. 19., (Rajawali Pers, 2009), hlm.
206.
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah SMP N 1 Ambarawa Sekolah Tehnik Negeri II Ambarawa yang berlokasi di Jalan Pemuda No.6 Ambarawa diganti menjadi SMP Negeri, pada tanggal 17 Februari 1979. Adapun sekolah Tehnik sendiri didirikan pada tahun 1956. Dengan seiring kemajuan bangsa SMP di Ambarawa mulai bertambah, sehingga pada tahun 1982 SMP Negeri Ambarawa diganti menjadi SMP Negeri 1 Ambarawa. Tahun 1982 sebagian peserta didik sudah menempati lokasi baru SMP Negeri Ambarawa di Jalan Bandungan 42 Baran Ambarawa. Proses pembangunan dan perpindahan proses belajar mengajar dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 1982 sampai dengan tahun 1988. Lokasi gedung sekolah SMP Negeri 1 Ambarawa di Jalan Bandungan 42 Baran Ambarawa mulai ditempati penuh mulai tahun 1988 sampai dengan sekarang. Bangunan di SMP Negeri 1 Ambarawa pada mulanya tahun 1982 hanya terdiri dari 2 ruang kelas saja, sehingga saat itu sampai dengan tahun 1988 menjadi 8 kelas. SMP Negeri 1 Ambarawa membangun berbagai fasilitas belajar mengajar hingga dapat ditempati sepenuhnya oleh semua warga SMP Negeri 1 Ambarawa. Karena banyaknya peserta didik yang berminat bersekolah di SMP N 1 Ambarawa, kembali membangun ruang kelas baru sehingga menjadi 12 kelas. Tiap tahun ajaran baru SMP Negeri 1 Ambarawa selalu menolak beberapa calon pesrta didik yang mendaftar karena keterbatasan ruang kelas. Dan dari tahun ke tahun jumlah peserta yang ditolak semakin bertambah. Maka pada tahun 2003, bekerja dengan komite sekolah dan orang tua/wali murid, membangun fasilitas ruang kelas karu sebanyak 2 ruang dan toilet siswa 1 lokal. Dan pada tahun 2004 membangun 1 ruang kelas, 1 lokal toilet siswa dan ruang musik dibangun atas bantuan Komite Sekolah dan Orang
35
Tua/Wali Murid, dan dari bantuan pengadaan ruang kelas baru, dapat membangun 1 ruang kelas. Tahun 2005 membangun juga ruang kelas baru dari bantuan ruang kelas baru dan tahun 2006 membangun 1 ruang kelas baru dari bantuan Imbal Swadaya. Dan Tahun 2008 membangun 1 ruang kelas baru dari bantuan dana APBD II. Untuk menambah fasilitas sekolah pada tahun 2007 membangun Laboratorium Bahasa dari bantuan dana pemerintah daerah kabupaten Semarang, pada tahun 2009 membangun 1 ruang labortorium IPA dan tahun 2010 membangun ruang bimbingan dan konseling dari dana bantuan orang tua/wali murid. Sampai dengan tahun pelajaran 2010/2011 SMP Negeri 1 Ambarawa memiliki 19 ruang kelas. Pada tahun 2004, SMP Negeri 1 Ambarawa mendapat penilaian akresitasi : A berlanjut sampai dengan sekarang. Dan tahun 2007 mendapat predikat Sekolah Standar Nasional (SSN) yang mulai tahun 2010 menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN) Mandiri.1 a. Letak Geografis SMP Negeri 1 Ambarawa berlokasi di Jalan Bandungan 42 Baran Ambarawa 50651. Lokasi tersebut berada disebelah Jalan Raya Ambarawa-Bandungan. Lokasi dimana SMP Negeri 1 Ambarawa berada adalah merupakan tempat yang strategis. Karena bila dilihat dari segi tempat lokasi tersebut berada jauh dari keramaian kota dan bila dilihat dari segi transportasi maka lokasi tersebut mudah dijangkau karena dekat dengan jalan raya.2 b. Sarana/Fasilitas Belajar Mengajar Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan perlu adanya sarana dan prasarana/fasilitas pendukung. Adapun di SMP Negeri 1 Ambarawa mempunyai fasilitas atau sarana pendidikan sebagaimana dalam tabel berikut ini:
1 2
http://smp1ambarawa.sch.id//page431.htm. 05-02-2012//13:22. http://smp1ambarawa.sch.id//page1083.htm. 05-01-2012//13:25.
36
Tabel 1 Sarana Ruang dan Lapangan SMP Negeri 1 Ambarawa3 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Jenis Ruang Kepala Sekolah Guru Tata Usaha Tamu Kelas Perpustakaan Lab. IPA Lab. Bahasa Lab. Komputer Ketrampilan Muitimedia Kesenian Gudang Dapur KM/WC Guru KM/WC Siswa BK UKS OSIS Lap. Upacara Lap. Bola Basket Lap. Bola Volley Lap. Lompat Jauh Lap. Sepak bola Pos jaga
Jumlah 1 1 1 1 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 21 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Tabel 2 Perabot Sekolah SMP Negeri 1 Ambarawa4 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 3 4
Jenis Barang Meja Siswa Kursi Siswa Papan Tulis Meja Perpustakaan Kursi Perpustakaan Almari/rak buku perpustakaan Meja Lab. IPA
Jumlah 453 701 38 14 24 10 14
Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa. Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa.
37
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51.
Kursi Lab. IPA Almari/rak alat Lab. IPA Meja ruang ketrampilan Kursi ruang ketrampilan Almari/rak alat ruang ketrampilan Meja multimedia Kursi multimedia Almari ruang multimedia Meja Lab. Bahasa Kursi Lab. Bahasa Meja Lab. Komputer Kursi Lab. Komputer Almari Lab. Komputer Meja ruang kesenian Kursi ruang kesenian Meja ruang Kepala Sekolah Kursi ruang Kepala Sekolah Almari/rak buku ruang Kepsek Meja guru Kursi guru Almari/rak buku guru Meja TU Kursi TU Almari/rak buku TU Meja tamu Kursi tamu Almari ruang tamu Meja BK Kursi BK Almari/rak buku ruang BK Meja UKS Kursi UKS Almari ruang UKS Tempat tidur UKS Kotak P3K Meja OSIS Kursi OSIS Almari/rak buku ruang OSIS Meja koperasi Kursi koperasi Almari/rak alat koperasi Meja pos jaga Kursi pos jaga Komputer perpustakaan
40 11 3 40 1 11 11 1 43 44 28 40 2 1 1 5 4 3 27 25 4 9 12 14 2 5 1 2 8 1 1 2 1 2 2 2 3 1 5 6 4 1 1 1
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
38
52.
TV
1
Baik
Tabel 3 Data Buku Perpustakaan SMP Negeri 1 Ambarawa5 No. 1. 2. 3.
Jenis Buku pelajaran Buku bacaan Buku penunjang ensiklopedia) Jurnal Majalah Surat kabar
4. 5. 6.
Jumlah
(kamus,
1.761 1.346 364
Kondisi Rusak Baik 12 1.749 60 1.286 11 353
668 92 186
15 10 20
653 82 166
Tabel 4 Data Alat/Bahan Laboratorium dan Media Pendidikan SMP Negeri 1 Ambarawa6 No.
Alat/Bahan ≤ 25%
1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah 25%- 50%50% 75%
Kondisi 75%100%
Lab. IPA Lab. Bahasa Lab. Komputer Ketrampilan Kesenian
Baik Baik Baik Baik Baik
2. Visi dan Misi SMP N 1 Ambarawa a. Visi Lingkungan Berbudaya pembentuk manusia berkualitas. b. Misi Mewujudkan: • Pelaksanaan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa • Peningkatan Kompetensi kelulusan 5 6
Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa. Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa.
39
• Peningkatan prestasi akademik • Peningkatan prestasi non akademik. • Penyusunan kurikulum (KTSP) • Peningkatan silabus dan RPP • Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. • Pengembangan dan pemenuhan sarana dan prasarana minimal • Pengembangan dan pemenuhan keuangan dan pembiayaan • Terselenggaranya penyusunan penataan pengembangan struktur organisasi sekolah dan mekanisme kerja.7
3. Guru dan Karyawan a. Keadaan Guru Dalam lembaga tertentu tidak lepas adanya tenaga pengajar sebagai guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik. Dalam hal ini SMP Negeri 1 Ambarawa mempunyai tenaga pengajar sebanyak 39 orang guru. Untuk lebih jelasnya dapat diihat dalam tabel berikut ini: Tabel 5 Daftar Guru di SMP Negeri 1 Ambarawa8 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 7
8
Nama Pendidikan Mapel Sumardi Azis, S.Pd., S.2 IPA M.Pd Yuni Astuti, S.Pd S.1 OR Nurchayati, S.Pd S.1 IPA Dra. Indah D. S.1 IPA Ratna Meiana, S.Sn S.1 Seni budaya Dwi Suparlan, S.Pd S.1 B. Ing Sumidah, S.Th S.1 Ag. Kristen Susilarini Wijayantidewi D.3 BK Suratmin S.1 BK Sarwo Endah Sari, S.Pd S.1 BK
Status PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS CPNS
http://smp1ambarawa.sch.id//page1083.htm. 05-01-2012//13:25 Dokumentasi, Data Guru PNS/CPNS dan Non PNS SMP Negeri 1 Ambarawa.
40
11. 12. 13.
S.1 S.1 D.3
IPA B. Ing TIK
PNS PNS GTT
14.
Haryati, S.Pd Sujarwo, S.Pd A. Iwan Sugiyanto, A.Md Parmini
D.3
PNS
15.
H. Sugiyono, S.Pd
S.1
16.
Lilik Mulyati, S.Ag
S.1
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Dwi Slamet Subagyo Ndaru Nur W, SE Riswanti Fauziyah, S.Pd Sri Mulani Esti M, S.Pd Riana Subekti, S.Pd Muchamad Guntjahyo Tutik Yuliati, S.Pd Merta Irawan, S.Pd Sri Suprapti, S.Pd Endah Tri W, S.Com Sri Wahyuni, S.Pd Triasanti Novi H, S.Pd Dyah Purnamawati Harliana Mike R, S.Pd Onny Setianingsih, S.Pdi
D.1 S.1 S.1 S.1 S.1 D.3 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 S.1 D.3 S.1 S.1
32. 33. 34. 35.
Eni Lestari, S.Pd Endang Sulastri, S.Pd Sri Sudaryani Wagirah, S.Ag
S.1 S.1 S.1 S.1
36. 37. 38. 39.
Siti Kamimah, S.Pd Retno P, S.Pd Mintarsih, S.Pd Ita Anggreany, S.Pd
S.1 S.1 S.1 S.1
Pustaka wan Seni budaya Ag. Katolik OR IPS PKn B. Indo PKn Mtk IPS IPS B.Ing TIK B. Jawa IPA TIK B.Indo Ag. Islam Mtk B. Jawa Mtk Ag. Islam B. Indo IPS Mtk B.Ing
PNS GTT PNS GTT PNS PNS PNS PNS PNS PNS PNS CPNS PNS GTT PNS PNS GTT GTT PNS PNS PNS PNS PNS PNS GTT
b. Keadaan karyawan Untuk memperlancar administrasi pendidikan, SMP Negeri 1 Ambarawa mempunyai 15 tenaga tata usaha yang mengurus keuangan sekolah, administrasi pendidikan, perpustakaan siswa dan sebagainya. Untuk lebih jelasnnya disajikan dalam tabel berikut:
41
Tabel 6 Keadaan karyawan SMP Negeri 1 Ambarawa9 No 1. 2. 3.
Nama Setiaji, S.Pd Junaidi Ngartiman
4.
Yuning Setiyowati
5.
Murdiana Sari
6.
Sutrismiyati
7. 8.
Sri Idayati, S.Pd Sri Ratnawati
9.
Suwanti Rajabani
10. 11.
Fitri Eliyah Subardi
12.
Iwan Amunarto
13.
Fajar Wibowo
14.
Achmad Rifa’i
15.
Ervan Murtiadi
Pendidikan Tugas S.1 Kepala TU SMA Kepegwaian 1/Sarpras Kepegawaian 2/Bendahara BOS SMK Pemb. Bend. BOS/SSN/ GRANT/KOMITE/Ad m Keuangan SMU Kesiswaan/Surat menyurat/Agendaris SMK Kop. Siswa/Pembantu Umum S.1 Perpustakaan SMK Pembantu Sarpras/Perlengkapan SMU Pemb. Adm. Kurikulum/Lab. IPA SMK Perpustakaan SMP Petugas Kebersihan Siang/Satpam/Jaga malam SLTA Petugas Kebersihan/Jaga malam Tidak Lulus Petugas SD Kebersihan/Jaga siang SMP Petugas Kebersihan/Jaga malam SMP Jaga malam/Foto copy
B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Data tentang Tingkat Pendidikan Orang Tua Responden Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya (dalam Bab III, populasi dan sampel penelitian) bahwa dalam penelitian ini penulis mengambil
9
Dokumentasi, Tata Usaha SMP Negeri 1 Ambarawa.
42
sampel penelitian sejumlah 40 peserta didik, pemilihan dilakukan secara acak dari kelas IX di SMP N 1 Ambarawa Kabupaten Semarang. Dalam mengumpulkan data tentang tingkat pendidikan orang tua, peneliti menggunakan angket. Angket penelitian ini diberikan dan diambil langsung oleh peneliti kepada para responden untuk menjaga keotentikan data yang diperoleh. Sehingga benar-benar dapat diyakini bahwa data tersebut diisi oleh responden. Adapun gambaran mengenai data tentang tingkat pendidikan orang tua peserta didik yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 7 Keadaan Pendidikan Orang Tua Responden No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Nama Responden Adila NR. Afni S. Agrees Eka Desta PN. Annisa’ Nur Hidayah Ayu Asti Noor Rochmah Citra Alia Y. Dania Almas Ghaisani Deygo Benino N. Diah Ayu Ningtyas Dinda Nuraeni Era Roichatul Jannata Eva Yuliana Febriana DS. Fitriana Kusumaning Dewi Gita Dwi Sari Hanifa Ika Aprilia Indri Setiyoningsih Intan Dwi Marcelina Laelatul Nazila L. Dama J. Malik Kurnia Putra Pratama Maulidya Vyanidhea K. Meisya DC. Ninda Arum I. Nisak Jamilatus Sakila
Tingkat Pendidikan Orang Tua Ayah Ibu SD SLTP SD SMP SLTA SLTA SI SMA MA MTs SD MA SI SLTP SMA SMA MA MTs SD SD MA SD SMP SD SD SMP SD SMP SMP SMA SI SI SMA SD SD SMP MI SLTP SD SD SLTP MI SI SLTA SMA SD SLTA SLTA SLTP SLTA SD MI
43
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nurma Yunita Purwanti Putri Kusuma W. Ragil Tri H. Rara Sita Rosa Ratna Hapsari Putri Rochmah Yulika M. Romandina A. Rona Setiana Shintara KWP. Ulin Nasekhah Utari Nurjanah Wildan Maulana Aksan Yusuf Alfaqih
SD SD SLTA SLTP SLTA SLTA MA SMP SLTA SI SLTP SLTP SD SD
SD SD SLTA SD SLTA SI SD SD SLTA SI SD SD SLTP SD
Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa masing-masing peserta didik yang menjadi responden antara pendidikan ayah dan ibu tidak pasti sama tingkatannya. Untuk tingkat pendidikan ayah yang menempuh pendidikan informal/non formal tidak ada, lulus SD/MI ada 14 orang, lulus SMP/MTs ada 8 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 13 orang, dan lulus peguruan tinggi ada 5 orang. Sedangkan untuk tingkat pendidikan ibu yang menempuh pendidikan informal/non formal tidak ada, lulus SD/MI ada 16 orang, lulus SMP/MTs ada 10 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 11 orang, dan lulus peguruan tinggi ada 3 orang.
2. Data Tentang Prestasi Responden Dalam mengumpulkan data tentang prestasi peserta didik, peneliti menggunakan angket. Angket penelitian ini diberikan dan diambil langsung oleh peneliti kepada para responden untuk menjaga keotentikan data yang diperoleh. Sehingga benar-benar dapat diyakini bahwa data tersebut diisi oleh responden. Adapun gambaran mengenai data tentang prestasi peserta didik yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut:
44
Tabel 8 Data Nilai Rata-rata Prestasi Responden No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Nama Responden 2 Adila NR. Afni S. Agrees Eka Desta PN. Annisa’ Nur Hidayah Ayu Asti Noor Rochmah Citra Alia Y. Dania Almas Ghaisani Deygo Benino N. Diah Ayu Ningtyas Dinda Nuraeni Era Roichatul Jannata Eva Yuliana Febriana DS. Fitriana Kusumaning Dewi Gita Dwi Sari Hanifa Ika Aprilia Indri Setiyoningsih Intan Dwi Marcelina Laelatul Nazila L. Dama J. Malik Kurnia Putra Pratama Maulidya Vyanidhea K. Meisya DC. Ninda Arum I. Nisak Jamilatus Sakila Nurma Yunita Purwanti Putri Kusuma W. Ragil Tri H. Rara Sita Rosa Ratna Hapsari Putri Rochmah Yulika M. Romandina A. Rona Setiana Shintara KWP. Ulin Nasekhah Utari Nurjanah Wildan Maulana Aksan Yusuf Alfaqih
Nilai rata-rata 3 82 76 88 70 90 75 81 79 79 78 89 85 75 92 77 86 83 79 83 80 75 79 89 76 82 87 79 80 83 81 73 95 79 70 80 84 93 74 76 79
45
C. Analisis Pendahuluan 1. Memberi Code Data Variabel X (Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua) Untuk memberikan skor data dari tingkat pendidikan orang tua, di sini penulis menggunakan pedoman kriteria penilaian yang telah ditentukan sebelumnya yaitu: a. Untuk orang tua yang SD/sederajat diberi code 2 b. Untuk orang tua yang SMP/sederajat diberi code 3 c. Untuk orang tua yang SMA/sederajat diberi code 4 d. Untuk orang tua yang PT/sederajat diberi code 5. Adapun hasil pemberian code tingkat pendidikan orang tua selanjutnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 9 Skor Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua No. Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tingkat Pendidikan Ayah SD SD SLTA SI MA SD SI SMA MA SD MA SMP SD SD SMP SI SMA SD MI SD
Ibu SLTP SMP SLTA SMA MTs MA SLTP SMA MTs SD SD SD SMP SMP SMA SI SD SMP SLTP SD
Code Ayah
Ibu
Jumlah Skor
2 2 4 5 4 2 5 4 4 2 4 3 2 2 3 5 4 2 2 2
3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 2 3 3 4 5 2 3 3 2
5 5 8 9 7 6 8 8 7 4 6 5 5 5 7 10 6 5 5 4
46
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
SLTP SI SMA SLTA SLTP SD SD SD SLTA SLTP SLTA SLTA MA SMP SLTA SI SLTP SLTP SD SD
MI SLTA SD SLTA SLTA MI SD SD SLTA SD SLTA SI SD SD SLTA SI SD SD SLTP SD
2 5 4 4 3 2 2 2 4 3 4 4 4 3 4 5 3 3 2 2
2 4 2 4 4 2 2 2 4 2 4 5 2 2 4 5 2 2 3 2
4 9 6 8 7 4 4 4 8 5 8 9 6 5 8 10 5 5 5 4
Tabel 10 Frekuensi Jumlah Skor Tingkat Pendidikan Orang Tua Skor X 4 5 6 7 8 9 10
f 7 12 5 4 7 3 2 N=40
fX 28 60 30 28 56 27 20 ΣfX=249
Dengan demikian, dari tabel di atas sudah dapat diketahui skor tingkat pendidikan orang tua para responden penelitian yang selanjutnya akan dikorelasikan dengan skor prestasi PAI para responden.
47
2. Variabel Y (Prestasi Belajar) Dari tabel mengenai data nilai peserta didik, dapat diketahui bahwa skor atau nilai peserta didik bervariasi. Dari skor tersebut selanjutnya akan mencari milai mean (rata-rata) maka dilakukan tabulating sebagai berikut: Tabel 11 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Skor Y 70 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 92 93 95
f 2 1 1 3 3 1 1 7 3 2 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 N=40
fY 140 73 74 225 234 77 78 553 240 162 164 249 84 85 86 87 88 178 90 92 93 95 ΣfY=3241
Sehingga nilai yang diperoleh adalah: My (Mean) = ΣfY N = 3241 40 = 81,025.
48
Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat peneliti membuat interval kategori dengan langkah-langkah sebagai berikut : R = 10 → 2010 i
Keterangan : i
: Interval class
R
: Range
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : = H - L + 111
R
Keterangan: H : Skor nilai tertinggi L : Skor nilai terendah 1 R
: Bilangan konstan
=H–L+1 = 95 - 70 = 26 =
i
26 5
= 5,2 Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 5,2 sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 5, sehingga untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5
Interval 90 – 95 85 – 89 80 – 84 75 – 79 70 – 74
Kategori Sangat baik Baik Sedang Kurang Sangat kurang
10
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Ed. 19., (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
11
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 52.
hlm. 53.
49
Tabel di atas menunjukkan mean variabel Y (prestasi belajar) adalah 81,025, dan termasuk berkategori sedang karena masuk dalam interval (80 – 84).
D. Analisis Uji Hipotesis Analisis dipergunakan untuk mengetahui atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesisi yang diajukan, maka perlu dianalisis dengan menggunakan metode statistik dengan rumus analisis regresi satu prediktor dengan skor kasar, dengan ringkasan rumus sebagai berikut: Sumber
db
JK
RK
Freg
1
(ΣY ) 2 aΣXY + KΣY − N
JK reg
RK reg
db reg
RK res
JK res db res
Variasi Regresi
Residu
(N-2)
ΣY 2 − aΣXY − KΣY
TotaL
N-1
(ΣY ) 2 ΣY − N 2
Untuk mengoperasikan rumus-rumus di atas, masih dibutuhkan rumus pembantu Y = aX + K dimana harga a dan K diperoleh dengan: (1) ΣXY = aΣX2 + KΣX (2) ΣY
= aΣX +NK.
Untuk memulai perhitungan langkah pertama adalah membuat tabel kerja regresi satu prediktor, berikut tabel kerja regresi untuk X pada Y:
Tabel 12 Tabel Kerja Regresi Satu Prediktor No. Resp 1 1. 2. 3. 4.
X 2 5 5 8 9
Y 3 82 76 88 70
X² 4 25 25 64 81
Y² 5 6724 5776 7744 4900
XY 6 410 380 704 630
50
1 2 3 4 5 5. 7 90 49 8100 6. 6 75 36 5625 7. 8 81 64 6561 8. 8 79 64 6241 9. 7 79 49 6241 10. 4 78 16 6084 11. 6 89 36 7921 12. 5 85 25 7225 13. 5 75 25 5625 14. 5 92 25 8464 15. 7 77 49 5929 16. 10 86 100 7396 17. 6 83 36 6889 18. 5 79 25 6241 19. 5 83 25 6889 20. 4 80 16 6400 21. 4 75 16 5625 22. 9 79 81 6241 23. 6 89 36 7921 24. 8 76 64 5776 25. 7 82 49 6724 26. 4 87 16 7569 27. 4 79 16 6241 28. 4 80 16 6400 29. 8 83 64 6889 30. 5 81 25 6561 31. 8 73 64 5329 32. 9 95 81 9025 33. 6 79 36 6241 34. 5 70 25 4900 35. 8 80 64 6400 36. 10 84 100 7056 37. 5 93 25 8649 38. 5 74 25 5476 39. 5 76 25 5776 40. 4 79 16 6241 N=40 249 3241 1679 264015 Dari tebel kerja tersebut di atas dapat diketahui bahwa : ΣX
= 249
ΣY²
ΣY
= 3241
ΣXY = 20224
ΣX²
= 1679
6 630 450 648 632 553 312 534 425 375 460 539 860 498 395 415 320 300 711 534 608 574 348 316 320 664 405 584 855 474 350 640 840 465 370 380 316 20224
= 264015
51
Sebelum data dimasukkan dalam rumus analisis regresi satu prediktor dengan skor mentah Y = aX + K, maka harus mencari harga a dan K dengan rumus-rumusnya sebagai berikut: (1) ΣXY = aΣX2 + KΣX (2) ΣY = aΣX +NK (1) 20224 = a 1679 + K 249 (2) 3241 = a 249 + 40 K dengan penyelesaian persaman simultan akan ketemukan (dengan membagi persamaan 1 dengan 249 dan persamaan 2 dengan 40): (3) 81,2209
= 6,742972 a + K
(4) 81,025
= 6,225 a + K
(5)
-
0,195884 = 0,517972 a a = 0,378174
(4) 81,025 = (6,225) (0,378174) + K K = 81,025 – 2,354134 = 78,67087 Sehingga dari persamaan Y = aX + K diperoleh Y = 0,378 X + 78,671. Sedang untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP N 1 Ambarawa adalah dengan perhitungan berikut: JKreg = aΣXY + KΣY −
(ΣY ) 2 N
= (0,378174) (20224) + (78,67087) (3241) – (3241)2 40 = 7648,192285 + 254972,2782 – 10504081 40 = 7648,192285 + 254972,2782 – 262602,025 = 18,44544001 JKres = ΣY 2 − aΣXY − KΣY = 264015 – (0,378174) (20224) – (78,67087) (3241) = 264015 – 7648,192285 – 254972,2782
52
= 1394,52956 RKreg = =
JK reg db reg 18,4454400 1 1
= 18,44544001 JK res db res
RKres = =
1394,52956 40 - 2
= 36,69814632 Freg = =
RK reg RK res 18,44544001 36,69814632
= 0,502625932 Ft 1% (0,01) = (regresi 1 prediktor pada N=40) adalah 7,31 Ft 5% (0,05) = (regresi 1 prediktor pada N=40) adalah 4,08 Jadi Freg = 0,503 ≤ Ft 1% (0,01) Freg = 0,503 ≤ Ft 5% (0,05) Selanjutnya untuk mencari berapa persen variabel X berpengaruh terhadap variabel Y digunakan koefisien determinasi dengan rumus: rdeterminasi = (r)2 x 100% Untuk memperoleh nilai r digunakan rumus product moment dengan perhitungan sebagai berikut
rxy =
rxy =
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) 2
[ NΣX − (ΣX ) 2 ][ NΣY 2 − (ΣY ) 2 ] 40 (20225) - (249) (3241) [40 (1679) - (249) 2 ][40 (264015) - (3241) 2 ]
53
rxy =
809000 − 807009 ( 67160 − 62001 )(10560600 − 105040810 )
rxy =
1991 (5159)(56519)
rxy =
1991 291581521
rxy =
1991 17075,75828
rxy = 0,116598043 Selanjutnya untuk mencari berapa persen variabel X berpengaruh terhadap variabel Y digunakan koefisien determinasi dengan rumus: (r)2 x 100% = (0,116)2 x 100% =0.013 x 100%
=1,3%
E. Analisis Lanjut Sebagai langkah akhir dalam menganalisis data dari penelitian lapangan ini adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah adanya pengaruh antara tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Analisis ini menguji kebenaran hipotesis tersebut, sehingga apabila data lapangan dapat menjawab hipotesis yang diajukan tersebut maka diterima (signifikan), tetapi apabila data lapangan tidak dapat menjawab berarti hipotesis yang diajukan ditolak (non signifikan). Untuk
menguji
hipotesis
tersebut,
maka
langkahnya
adalah
mengkonsultasikan antara Fregresi (Freg) dengan F pada tabel (Ft). jika hasilnya menunjukkan Freg lebih besar atau sama dengan Ft, maka Freg yang diperoleh signifikan. Ini artinya rumusan hipotesis yang diajukan diterima. Sebaliknya jika Freg tersebut lebih kecil dari Ft berarti non signifikan yang artinya hipotesis ditolak.
54
Adapun untuk mengetahui nilai Freg tersebut signifikan atau tidak, adalah dengan menguji pada taraf signifikansi 5% dan 1% dengan operasionalnya sebagai berikut: - Pada taraf signifikansi 5% diperoleh Freg= 0,503 dan Ft= 4,08; Jadi Freg < Ft artinya Freg tidak signifikan. - Sedang pada taraf signifikansi 1% diperoleh Freg= 0,503 dan Ft =7,31: jadi Freg < Ft artinya Freg tidak signifikan. Dikarenakan variabel X hanya mempengaruhi 1,3% terhadap variabel Y (atau tingkat pendidikan formal orang tua mempengaruhi 1,3% terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP N 1 Ambarawa). Sedangkan sisanya yaitu 100% - 1,3% = 98,7% variabel Y (pretasi belajar peserta didik) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Berdasarkan hasil analisis lanjut di atas membuktikan bahwa baik dalam taraf signifikansi 1% dan signifikansi 5% keduanya menunjukkan tidak adanya kesesuaian, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan yaitu “adanya pengaruh antara tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012” ditolak. Dengan ditolaknya hipotesis yang diajukan oleh penulis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pendidikan formal orang tua tidak mempengaruhi prestasi belajar pada studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang. Kenyataan bahwa tidak terdapat pengaruh antara tingkat pendidikan orang tua yang berpendidikan tinggi dengan prestasi belajar peserta didik yang lebih baik, mungkin disebabkan karena sedikitnya waktu orang tua terhadap anak bagi orang tua yang berpendidikan tinggi karena kesibukan kerja atau karena pendidikan orang tua yang tinggi tidak menjamin prestasi anak menjadi baik pula. Sebab prestasi peserta didik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain, seperti kesibukan orang tua, kurangnya perhatian orang tua, lingkungan sekolah dan lain sebagainya. Artinya tingkat pendidikan orang tua bukan satusatunya faktor yang mempengaruhi prestasi peserta didik di sekolah.
55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh tingkat pendidikan formal orang tua terhadap prestasi belajar studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Kab. Semarang Tahun Ajaran 2011/2012” dari hasil data dilapangan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan ayah dan ibu tidak sama tingkatannya. Untuk tingkat pendidikan ayah yang lulus SD/MI ada 14 orang, lulus SMP/MTs ada 8 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 13 orang, dan lulus peguruan tinggi ada 5 orang. Sedangkan untuk tingkat pendidikan ibu yang lulus SD/MI ada 16 orang, lulus SMP/MTs ada 10 orang, lulus SMA/MA/sederajat ada 11 orang, dan lulus perguruan tinggi ada 3 orang. 2. Prestasi bidang studi PAI di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang adalah sedang. Hal ini dibuktikan dari mean (rata-rata) nilai peserta didik yaitu 81,025 yang berada pada kategori sedang, karena berada pada nilai dengan rentang 80-84. 3. Tingkat pendidikan formal orang tua tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan prestasi bidang studi PAI di SMP N 1 Ambarawa tahun ajaran 2011/2012. Hal itu dibuktikan dari hasil analisis regresi satu prediktor, diperoleh Freg = 0,503. Kemudian dikonsultasikan dengan Ft pada taraf signifikansi 5% (Ft = 4,08) dan pada taraf signifikansi 1% (Ft =7,31), jadi Freg < Ft yang artinya tidak signifikan. Sedangkan besar pengaruhnya setelah melewati uji statistik dengan koefesien determinasi diketahui variabel X (tingkat pendidikan formal orang tua) berpengaruh 1,3% terhadap variabel Y (prestasi belajar) sedangkan sisanya, variabel Y dipengaruhi oleh variabel-variabel lain.
56
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang diperoleh, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Kepada orang tua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya dalam belajar di rumah. Karena keberhasilan seorang anak dalam belajar sangat berpengaruh pada aspek-aspek lain seperti pelajaran agama di sekolah, menghormati guru di sekolah, menghormati orang tua, dan menghormati sesama. 2. Kepada orang tua untuk meningkatkan diri dalam bidang pendidikan, pengetahuan dan pengalamannya agar dapat membimbing anaknya untuk memperoleh prestasi belajar yang baik. 3. Kepada sekolah, lebih mendorong peserta didik agar lebih giat dalam belajar terutama mata pelajaran PAI.
C. Kata Penutup Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih layak menerima penyempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan ide, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak agar skripsi ini menjadi lebih baik. Akhirnya, semoga apa yang penulis lakukan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Amin.
57
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007, cet. 2. Al Baihaqi, Imam Abi Bakar Ahmad bin Husain, Syu’bul Iman, Juz. 2., Libanon: Darul Kutub Al Ilmiyah, 384-458 H. An Naisa Nuri, Imam Abi Husain Muslim bin Hujad Ibnu Muslim Al Khusairi, Jami’ As sahih, Juz. 7., Libanon: Darul Fikr, t.t. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed. rev., Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, cet. 12. _______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed. rev., Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, cet. 14. Barnadib, Sutari Imam, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, 1984. Daradjat, Zakiah, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, cet. 9. Departemen Agama RI, AL-JUMANATUL ‘ALI Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit J-ART, 2005. Dewey, John, Experience and Education, 1st. Ed., New York: Touchstone Rockefeller Center, 1997. Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Ed. 2, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Dokumentasi, Data Guru PNS/CPNS dan Non PNS SMP Negeri 1 Ambarawa. Dokumentasi, Profil Sekolah (SSN) SMP Negeri 1 Ambarawa. Dokumentasi, Tata Usaha SMP Negeri 1 Ambarawa. Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: ANDI, 2001, cet. 8. Hildebrand, Parenting and Teaching Young Children, from The Home Ec Professionals Webster/ Mc Grow-Hill. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Ed. 1, Jakarta: Bumi Aksara, 1999, cet. 4. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, cet. 13. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Ed. 19, Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Sudjana, Metoda Statistika, Ed. 6, Bandung: PT Tarsito, 2005, Cet. 3. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&G, Bandung: Alfabeta, 2010, cet. 11.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, cet. 6. Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta: Aksara Baru, 1982, cet. 1. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, cet. 15. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, cet. 3. Undang-undang No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika, 2003. http://smp1ambarawa.sch.id//page431.htm. http://smp1ambarawa.sch.id//page1083.htm.
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Sarana Ruang dan Lapangan SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 2
Perabot Sekolah SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 3
Data Buku Perpustakaan SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 4
Data Alat/Bahan Laboratorium dan Media Pendidikan SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 5
Daftar Guru di SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 6
Keadaan karyawan SMP Negeri 1 Ambarawa.
Tabel 7
Keadaan Pendidikan Orang Tua Responden.
Tabel 8
Data Nilai Rata-rata Prestasi Responden.
Tabel 9
Skor Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua.
Tabel 10
Frekuensi Jumlah Skor Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua.
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar.
Tabel 12
Tabel Kerja Regresi Satu Prediktor.
ANGKET PENELITIAN A. Tujuan dan Petunjuk 1. Angket ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam rangka studi kesarjanaan (SI) di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Mohon dijawab dengan jujur, demi pentingnya penelitian ini! 3. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih. 4. Selamat mengisi! B. Biodata Responden 1. Nama
:
2. Kelas/Semester
:
3. Nama Ibu Kandung
:
Pendidikan terakhir
:
4. Nama Ayah Kandung
:
Pendidikan terakhir
:
5. Nilai Mid Semester
:
ANGKET PENELITIAN A. Tujuan dan Petunjuk 1. Angket ini bertujuan ilmiah, disebarkan untuk mengumpulkan data dalam rangka studi kesarjanaan (SI) di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Mohon dijawab dengan jujur, demi pentingnya penelitian ini! 3. Atas perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih. 4. Selamat mengisi! B. Biodata Responden 1. Nama
:
2. Kelas/Semester
:
3. Nama Ibu Kandung
:
Pendidikan terakhir
:
4. Nama Ayah Kandung
:
Pendidikan terakhir
:
5. Nilai Mid Semester
:
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615987 Semarang 50185
No. : In.06.3/D.1/TL.00/4921/2011 Lamp. : 1 (bendel) Proposal Hal. : Surat Pengantar Riset A.n. : Isna Atik Wildayati NIM : 083111072
Semarang, 5 Desember 2011
Kepada Yth. Kepala SMP Negeri 1 Ambarawa di Ambarawa Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dalam rangka melengkapi bahan-bahan umtuk menyusun proposal/skripsi, maka bersama ini kami hadapkan kepada bapak/ibu/saudara : Nama
: Isna Atik Wildayati
NIM
: 083111072
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Keperluan
: Mohon bantuan untuk memberikan keterangan tentang, Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Bidang Studi PAI di SMP Negeri 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012
Demikian atas bantuan bapak/ibu/saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
An. Dekan, Pembantu Dekan I
Drs. H. Shodiq, M.Ag NIP. 19681205 199403 1 003
Tembusan: Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan, Semarang, Telp. (024)7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
Nomor : In.06.3/J.1/PP.00.9/4654/2011
Semarang, 11 Oktober 2011
Lamp : Hal
: Penunjukan Pembimbing Skripsi Kepada Yth.: Sdr. 1.
H. Mursid, M.Ag
2.
Dr. H. Hamdani Muin, M.Ag
di Semarang.
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Berdasarkan hasil pembahasan usulan judul penelitian di Jurusan Pendidikan Agama Islam, maka fakultas Tarbiyah menyetujui judul skripsi mahasiswa: Nama : Isna Atik Wildayati NIM
: 083111072
Judul : PENGARUH
TINGKAT
PENDIDIKAN
ORANG
TUA
TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK BIDANG STUDI PAI DI SMP NEGERI 1 AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 dan menunjuk Saudara: 1. H. Mursid, M.Ag
(sebagai Pembimbing I)
2. Dr. H. Hamdani Muin, M.Ag
(sebagai Pembimbing II)
Demikian penunjukan pembimbing skripsi ini disampaikan dan atas kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. A.n Dekan, Sekretaris Jurusan PAI
H. Mursid, M.Ag NIP. 19670305 200112 1 001 Tembusan: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo sebagai laporan 2. Mahasiswa yang bersangkutan
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 1 AMBARAWA SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) Jl Bandungan 42 Telp. (0298) 591093 Ambarawa 50651 Email :
[email protected] Website : smp1ambarawa.sch.id
SURAT KETERANGAN Nomor : 800/271/2011
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kepala Sekolah SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang menerangkan dengan sebenar-benarnya bahwa: Nama
: Isna Atik Wildayati
NIM
: 083111072
Tempat Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 4 September 1990 Alamat
: Dusun Ngawinan Rt.01 Rw.IV No.21 Desa Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
PT/Fak.
: IAIN Walisongo Semarang/Tarbiyah
Telah melaksanakan tugas riset di SMP N 1 Ambarawa Kab. Semarang mulai tanggal 26 November 2011 sampai dengan 3 Desember 2011 sebagai persyaratan penulisan karya ilmiah (skripsi) dengan tema ”Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar peserta didik bidang studi PAI”, untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan Islam di IAIN Walisongo Semarang. Demikian surat keterangan ini kami berikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ambarawa, 3 Desember 2011 Kepala SMP N 1 Ambarawa
SUMARDI AZIS, S. Pd, M. Pd NIP. 19561105 197711 1 001
Foto-foto
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap
: Isna Atik Wildayati
2. Tempat& Tgl. Lahir : Kab. Semarang, 4 September 1990 3. NIM
: 083111072
4. Alamat Rumah
: Dusun Ngawinan Rt.01 Rw.IV No.21 Desa Jetis Kec. Bandungan Kab. Semarang.
HP
: 085740608434
E-mail
:
[email protected]
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal: a. MI Jetis
Lulus 2002
b. SMP N 1 Ambarawa
Lulus 2005
c. SMA N 1 Ungaran
Lulus 2008
d. IAIN Walisongo Semarang S1 Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2008 2. Pendidikan Non Formal a. TPQ Uswatun Khasanah
Lulus 2002 Semarang, 28 Maret 2012
Isna Atik Wildayati NIM: 083111072