perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: AMBAR SULISTYO WARDHANI K 3308001
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama
: Ambar Sulistyo Wardhani
NIM
: K3308001
Jurusan/Program Studi
: PMIPA/Pendidikan Kimia
Menyatakan
bahwa
skripsi
saya
berjudul
“ANALISIS
PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Ambar Sulistyo Wardhani
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
AMBAR SULISTYO WARDHANI K 3308001
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D. NIP. 19680904 199403 1 001
Budi Utami, S.Pd., M.Pd. NIP. 19741015 200501 2 003
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Senin
Tanggal
: 30 Juli 2012
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dra. Bakti Mulyani, M.Si.
..................
Sekretaris
: Dra. Kus Sri Martini, M.Si.
..................
Anggota I
: Drs. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D.
..................
Anggota II
: Budi Utami, S.Pd., M.Pd.
...................
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n Dekan Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si. NIP. 19660415 199103 1 002 commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Hidup adalah kesulitan, akan tetapi tidak ada kesulitan yang tidak dapat diatasi. Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang yang khusuk. (Q.S. Al Baqoroh :45)
Dibalik kesusahan dan penderitaan maka terdapat kesenangan dan kemudahan maka bersabarlah atas penderitaan yang menimpa dirimu. (Q. S. Alam Nasyroh : 3-4)
Jangan merasa bangga pada diri kita jika karena ditakuti oleh banyak orang tetapi berbanggalah jika karena disegani. (Penulis)
Hormati dan sayangilah kedua orang tuamu karena mereka yang telah membesarkanmu hingga menjadi orang, ingatlah surga berada ditelapak kaki ibu. (Penulis)
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: Ibu dan Bapak yang telah memberikan nasehat,
bimbingan,
dan
kasih
sayang yang belum bisa terbalas. Adikku
tersayang
yang
selalu
memberi dukungan selama ini. Adhita Yoga Pratama yang tak pernah letih menyemangatiku. My Best Friends (Uland, Mey, Oka, Mira). Teman-teman ‘08 Almamater commit to user vii
seperjuanganku
Kimia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ambar Sulistyo Wardhani. K3308001. ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Pencapaian pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar. (2) Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar. (3) Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meminimalisir hambatan dalam pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian diperoleh melalui informan, tempat dan peristiwa, serta dokumen atau arsip. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan kuisioner. Pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi data dan trianggulasi metode. Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif, dengan model evaluasi yang digunakan adalah evaluasi model CIPP. Prosedur Penelitian meliputi: tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan, tahap analisis data, tahap penulisan laporan. Dari penelitian diperoleh: 1) Pencapaian pelaksanaan program imersi dari tahun 2006/2007 sampai saat ini kurang sesuai dengan tujuan penyelenggaraan imersi karena ada ketentuan dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi yang tidak terpenuhi, antara lain sistem administrasi, struktur organisasi, perekrutan guru, metode pembelajaran, mata pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris, serta proses belajar mengajar. 2) Faktor yang mendukung pelaksanaan imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar antara lain adanya sarana dan prasarana yang memadai dengan jumlah rombongan belajar yaitu 24 siswa per kelasnya. Sedangkan faktor yang paling menghambat dari guru dan siswa yakni faktor bahasa. 3) Upaya yang dilakukan SMA Negeri 2 Karanganyar untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan bahasa Inggris bagi guruguru yang akan mengajar di kelas imersi.
Kata kunci : program imersi, mata pelajaran kimia, kelas XI IPA, CIPP
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ambar Sulistyo Wardhani. K3308001. ANALYSIS ON THE IMPLEMENTATION OF IMMERSION PROGRAM IN CHEMISTRY SUBJECT CLASS XI SCIENCE OF SMA NEGERI 2 KARANGANYAR, ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Thesis, Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. July 2012. The purposes of this research were to know: (1) the achievement of immersion program implementation in SMAN 2 Karanganyar, (2) the factors supporting and inhibiting the implementation of immersion program in SMAN 2 Karanganyar, (3) the attemps taken to minimize the obstacles in the implementation of immersion program in SMAN 2 Karanganyar. This research was a descriptive qualitative research. The data source of research derived from informant place and event, as well as document or archive. The sampling techniques werw used purposive sampling. Techniques of collecting data were used interview, observation, documentation, and questionnarie. The data validation was done using data and method triangulations. This research employed an interactive model of analysis, with CIPP model of evaluation. The procedure of research involved: pre-field, field activity, data analysis, and report writing stages. From the research obtained, it can be seen: 1) The achievement of immersion program implementation from 2006/2007 to now has not been consistent completely with the objective of immersion implementation because some provisions included in the Immersion Class Implementation Guidelines are not fulfilled including administration system, organizational structure, teacher recruitment, learning method, subject using English and teaching-learing process. 2) The factors supporting the implementation of immersion in SMA Negeri 2 Karanganyar included adequate infrastructure by the number of classes is 24 students per class. Meanwhile, the factor most inhibiting the teacher and students is language factor. 3) Efforts SMA Negeri 2 Karanganyar to overcome these obstacles is to conduct English language training for teachers that will teach in immersion class. Keywords: immersion program, chemistry subject, XI science class, CIPP
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan perhatian dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati perkenankan penulis menghaturkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan skripsi. 2. Bapak Sukarmin, S.Pd., M.Si., Ph.D selaku Ketua Jurusan P. MIPA, yang telah menyetujui atas permohonan penulisan skripsi ini. 3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si. selaku ketua Program Pendidikan Kimia yang telah memberikan pengarahan dan izin penulisan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Sulistyo Saputro, M.Si., Ph.D selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Ibu Budi Utami, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang telah pula memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga memperlancar penulisan skripsi ini. 6. Ibu Dra. Kus Sri Martini, M.Si. selaku Sekretaris Tim Penguji Skripsi atas bimbingan dan semangat yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. 7. Bapak Drs. Haryono, M.Pd. atas saran dan masukan yang telah diberikan kepada commit to user penulis. x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Bapak Drs. Bambang Sugeng Maladi, M.M. selaku Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian. 9. Ibu Sri Padmini S.Pd., M.Pd. selaku guru Kimia SMA Batik 2 Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian. 10. Bapak Drs. Sunardi, M.H selaku ketua imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah memberikan banyak informasi selama penulis melakukan penelitian. 11. Siswa-siswi kelas XI Imersi 1 dan XI Imersi 2. Terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. 12. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................. i HALAMAN PERNYATAAN.................................................................................. ii HALAMAN PENGAJUAN...................................................................................iii HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iv HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ v HALAMAN MOTTO.............................................................................................vi HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................vii ABSTRAK.................................................................................................................... viii ABSTRACT.......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR …………………………………………….………………….. x DAFTAR ISI ……………………………………………………..………..……….. xii DAFTAR TABEL………………………………………………..………………... xiv DAFTAR GAMBAR..…………………………………………..…….…..…….... xv DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xvi BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah .………………………………..…….. 1
B.
Perumusan Masalah………………………………….….……… 4
C.
Tujuan Penelitian………………………………………….......... 4
D.
Manfaat Penelitian ………………………………….…….…... 4
LANDASAN TEORI A.
Tinjauan Pustaka …………………………………………… 6 1. Manajemen Pendidikan...................................................... 6 2. Peningkatan Kualitas Pendidikan....................................... 7 3. Pengelolaan Kualitas Pembelajaran.................................... 9 4. Program Imersi.................…………………………….... 10
B.
Hasil Penelitian yang Relevan................................................. 21
C.
Kerangka Berfikir ………………………………………… commit to user xii
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 25
B.
Tahap Pengumpulan Data……………………………………. 26
C.
Sumber data............................................................................
D.
Teknik Pengambilan Sampel..................................................... 28
E.
Pengumpulan Data..................................................................... 28
F.
Validitas data..........................................................................
G.
Analisis Data.............................................................................. 31
H
Prosedur Penelitian.................................................................... 33
26
30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A.
Deskripsi Objek Penelitian………………………………………… 34
B.
Deskripsi Temuan Penelitian……………………………………….. 36
C.
Pembahasan
44
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.
Simpulan…………………………………..…………………. 55
B.
Implikasi.................................................................................... 55
C.
Saran.......................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 57 LAMPIRAN....................................................................................................... 59
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman 25
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian...................................……......................
Tabel 4.1
Tabulasi perbandingan Penyelenggaraan Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar dengan Standar Depdiknas................. Penerapan Model CIPP dalam Proses Pembelajaran Kimia pada Program Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar.............
Tabel 4.2
commit to user xiv
49 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Bagan Kerangka Pemikiran…………………....................
Halaman 24
Gambar 3.1
Model Analisis Interaktif.................................................
31
Gambar 3.2
Bagan Prosedur Penelitian…...........................................
33
Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar............
35
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Observasi…………………..…………………………
Halaman 60
Lampiran 2 Hasil Wawancara……………………………………….......
72
Lampiran 3 Silabus......................……........………………………..........
81
Lampiran 4 RPP........................................................………………........
82
Lampiran 5 Contoh Pamflet dan Soal ujian masuk.........................…....
88
Lampiran 6 Dokumentasi............................…………………………….
99
Lampiran 7 Trianggulasi Data dan Metode..............................................
100
Lampiran 8 Perijinan.................................................................................
104
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sebab pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam pembentukan generasi yang akan datang, selain itu pendidikan diharapkan dapat membentuk serta menghasilkan manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing dalam pembangunan berkelanjutan. Pendidikan yang mengacu pada pembangunan berkelanjutan juga erat kaitannya dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini karena kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut dunia pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan diarahkan pada peningkatan mutu pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Di era globalisasi seperti saat ini, penguasaan teknologi informasi menjadi sangat penting bagi keberadaan suatu negara. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek penting dalam penguasaan teknologi informasi. SDM berkualitas yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkesinambungan. Pendidikan menjadi tumpuan harapan bagi peningkatan kualitas SDM suatu negara untuk menghadapi globalisasi. Bidang pendidikan merupakan jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Menurut Mulyasa (2004 : 5), pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan SDM sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Tiga jenjang pendidikan di Indonesia, yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Setiap jenjang pendidikan tersebut memiliki ciri khusus yang berbeda satu sama lain dari segi tujuan, sasaran, bahan yang commit user diajarkan, kurikulum dan lain-lain. Fase toperkembangan individu secara didaktis 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 terbagi dalam masa usia pra sekolah (0-6 tahun), masa usia sekolah dasar (6-12 tahun), masa usia sekolah menengah (12-18 tahun), masa usia mahasiswa (18-25 tahun) (Syamsu Yusuf, 2004 : 23). Masa usia sekolah menegah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja adalah masa yang penting karena masa ini merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja adalah mampu berpikir secara dewasa dan rasional serta memiliki pertimbangan yang lebih matang dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini merupakan tugas lembaga pendidikan menengah untuk membantu remaja mencapai tugas perkembangannya mengingat bahwa waktu yang mereka miliki lebih banyak digunakan di sekolah. Melihat perkembangan zaman, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan menjadi suatu masalah yang tak dapat diabaikan dan harus segera dipenuhi. Oleh karena itu pendidikan harus melakukan sebuah inovasi dalam rangka peningkatan kualitas SDM. Sejalan dengan hal tersebut, Diknas Jateng telah berupaya menciptakan sebuah terobosan baru dalam usaha meningkatkan kualitas SDM di wilayah tersebut dengan menyelenggarakan program kelas imersi (immersion class). Hal ini tidak terlepas dari diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 sebagai revisi Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, dimana bidang pendidikan yang semula menjadi kewenangan pemerintah pusat ikut serta diotonomikan menjadi kewenangan pemerintah daerah. Dengan demikian pemerintah daerah didorong untuk memajukan pendidikan di daerahnya masing-masing. Program imersi adalah program penyelenggaraan pendidikan yang dalam proses belajar mengajarnya menggunakan pengantar bahasa Inggris. Program tersebut saat ini baru diterapkan pada jenjang pendidikan menengah yaitu SMP dan SMA. Dalam program imersi, bahasa Inggris bukan sebagai mata pelajaran semata, tetapi sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran mata pelajaran lainnya. Mata pelajaran yang menggunakan pengantar bahasa Inggris yaitu Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geografi, Sejarah, Ekonomi pada jenjang pendidikan SMA (Dinas P dan K Jateng, 2008 : 10). Dalam jurnal karya to user Sanesac (2002 : 85) yang berjudulcommit “Two-Way Bilingual Immersion : A Portrait of
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Quality Schooling” menyatakan bahwa penyelenggaraan program imersi di Amerika dapat meningkatkan prestasi siswa dalam menulis dan membaca dalam bahasa Inggris yang dulunya kurang dari 50%. Dasar penerapan kelas imersi adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab VII pasal 33 ayat (3) yang berbunyi, “Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik”. Selain itu kelas Imersi merupakan pemberlakuan pasal 50 ayat (3) yang berbunyi, “Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional”. Program imersi telah dimulai sejak tahun 2004/2005. Salah satu sekolah yang menyelenggarakan imersi di provinsi Jawa Tengah adalah SMA Negeri 2 Karanganyar. Sekolah tersebut membuka kelas imersi sejak tahun 2006/2007 dan merupakan pilot project penyelenggara kelas imersi di Kabupaten Karanganyar. Siswa yang mengikuti kelas imersi sengaja dibatasi. Siswa sebelumnya telah lulus sejumlah tes dan penyaringan, baik tes potensi akademik, tes bahasa inggris maupun tes wawancara. Sarana dan prasarananya pun sedikit berbeda dengan kelas reguler. Dengan adanya program imersi diharapkan dapat meningkatkan kompetensi lulusan siswa dalam penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta mengembangkan potensi sekolah yang dapat menghasilkan SDM yang memiliki potensi untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bulan Februari, menunjukkan bahwa pelaksanaan program imersi di SMA N 2 Karanganyar belum berjalan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul, “ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM IMERSI PADA MATA PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diungkapkan diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pencapaian pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar? 2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar? 3. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan untuk meminimalisir hambatan dalam pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar?
C. Tujuan Penelitian Sesuai
dengan
perumusan
permasalahan,
tujuan
penelitian
ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai : 1. Pencapaian pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar. 2. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar. 3. Upaya-upaya yang telah dilakukan untuk meminimalisir hambatan dalam pelaksanaan program imersi di SMAN 2 Karanganyar.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini penulis golongkan menjadi dua, yaitu: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang pendidikan mengenai pelaksanaan program imersi. b. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian tentang pelaksanaan program imersi 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai sumbangan dalam rangka pelaksanaan dan usaha untuk memperbaiki dan peningkatan program imersi khususnya pada mata pelajaran kimia sehingga menghasilkan lulusan terbaik melalui peningkatan prestasi belajar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 b. Bagi guru khususnya guru mata pelajaran kimia, menjadikan masukan apa yang harus diperbaiki untuk meningkatkan prestasi belajar siswanya dalam pelaksanaan program imersi. c. Bagi siswa sebagai masukan mengenai langkah-langkah yang harus ditempuh agar dalam pelaksanaan program imersi dapat berjalan secara optimal. d. Bagi penulis, untuk menambah wawasan mengenai konsep pelaksanaan program imersi sehingga nantinya dapat menerapkan ilmu yang telah didapat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Manajemen Pendidikan Pendidikan merupakan suatu proses dalam pembentukan manusia seutuhnya. Manusia diajarkan untuk tumbuh dan berkembang serta melakukan interaksi sosial lewat pendidikan. Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar agar peserta secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Menurut Sukmadinata (2011 : 24), Pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Proses
pengendalian
kegiatan
kelompok
tersebut
mencakup
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) sebagai suatu proses untuk menjadikan visi menjadi aksi (Mulyasa, 2004 : 7). Menurut Engkoswara dalam Mulyasa (2004 : 8) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan dalam arti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama. Tujuan pendidikan yang produktif berupa prestasi yang efektif dan suasana atau proses yang efisien, sedangkan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan yang produktif dapat dilihat dari sudut administratif psikologis dan ekonomis. commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan pada hakekatnya menyangkut tujuan pendidikan, manusia yang melakukan kerjasama, proses sistemik dan sistematik, serta sumber-sumber yang didayagunakan. Manajemen pendidikan merupakan suatu cabang ilmu manajemen yang mempelajarai penataan SDM, kurikulum, fasilitas, sumber belajar dan dana serta upaya mencapai tujuan lembaga secara dinamis.
2. Kualitas Pendidikan Pendidikan yang berkualitas adalah motto dari arus globalisasi. Sementara itu kualitas pendidikan nasional di negara kita belum merata karena masih adanya kesenjangan kualitas dalam berbagai jenjang pendidikan. Dalam kehidupan global, yang berpikiran maju akan terpacu untuk lebih cepat maju, sedangkan yang terbelakang akan semakin ketinggalan. Peningkatan kualitas pendidikan berkaitan erat dengan peningkatan kualitas SDM (Sucipta, 2005 : 2). Total Quality Management (TQM) dapat diartikan sebagai pengelolaan kualitas semua komponen yang berkepentingan dengan visi dan misi organisasi. Jadi, pada dasarnya TQM itu bukanlah pembebanan ataupun pemeriksaan. Tetapi, TQM adalah lebih dari usaha, untuk melakukan sesuatu yang benar setiap waktu, daripada melakukan pemeriksaan pada waktu tertentu ketika terjadi kesalahan. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor, antara lain : manajemen pendidikan, kualitas guru, sarana dan prasarana yang ada dan peran serta masyarakat. Oleh karena itu, guna meningkatkan kualitas SDM di Indonesia, langkah yang perlu dilakukan adalah dengan memfokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan yaitu dengan penerapan TQM (Widodo , 2008 : 20). Prinsipnya, TQM adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya. Karena itu, TQM memiliki beberapa karakteristik: 1) fokus pada pelanggan, 2) baik pelanggan internal maupun eksternal, 3) memiliki obsesi yang tinggi terhadap commitilmiah to user kualitas, 4) mengggunakan pendekatan dalam pengambilan keputusan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 pemecahan masalah, 5) memiliki komitmen jangka panjang, 6) membutuhkan kerja sama tim (teamwork), 7) memperbaiki proses secara berkesinambungan, 8) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, 9) memberikan kebebasan yang terkendali, memiliki kesatuan tujuan, 10) adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (Goetsch dan Davis dalam Rochaety, dkk., 2006 : 97). TQM masuk dalam bidang pendidikan pada sekitar tahun 1980, utamanya dilaksanakan di perguruan tinggi pendidikan. Upaya itu terus menerus meningkat di Inggris dan Amerika pada tahun 1990. Fokus utamanya pada peningkatan kualitas pendidikan melalui reorganisasi praktek pendidikan. Keberhasilan TQM ini dapat dilihat dari pernyataan bahwa jaminan kualitas pendidikan sangat diperlukan dan agar setiap lembaga pendidikan menetapkan sistem TQM-nya. Menurut Bil Creech dalam Novania (2008 : 2) menyatakan bahwa implementasi TQM dapat mencapai kesuksesan apabila memenuhi 4 krieria, antara lain : a. Pertama, program tersebut harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam aktivitasnya, termasuk dalam setiap proses dan produk/jasa. b. Kedua, program tersebut harus memiliki sifat kemanusiaan yang kuat untuk menerjemahkan kualitas dalam cara memperlakukan karyawan, selalu diikutsertakan dan diberi inspirasi. c. Ketiga, program TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang di semua tingkatan terutama pada lini depan sehingga antusias keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan dan bukan sekedar slogan. d. Keempat, TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijakan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah-celah organisasi. Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan yang berfokus pada peningkatan kualitas sekolah. TQM membantu sekolah dalam mengelola manajemen menjadi lebih terpadu dan terarah pada layanan pendidikan yang commit to user bermutu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
3. Pengelolaan Kualitas Pembelajaran Pembelajaran tidak sekedar proses transfer of knowledge tetapi juga transfer of value, artinya proses yang dilakukan dalam pembelajaran tidak sekedar memindahkan ilmu antara guru dengan siswa tetapi sekaligus mendidik siswa bagaimana menjadi manusia yang memiliki moral dan tingkah laku yang baik dan benar. Menurut Sa’ud (2008 : 124), pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar siswa, dalam implikasinya bahwa pembelajaran sebagai suatu proses yang harus dirancang, dikembangkan, dan dikelola secara kreatif, dinamis, dengan menerapkan pendekatan multi
untuk
menciptakan suasana dan
proses
pembelajaran yang kondusif bagi siswa. Pengelolaan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran meliputi pengelolaan tempat belajar/ruang kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan kegiatan pembelajaran, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, dan pengelolaan strategi dan evaluasi pembelajaran. Menurut Martinis dan Maisah (2009 : 165), ada sembilan komponen yang mempengaruhi kualitas pembelajaran, antara lain : a. Siswa, meliputi : lingkungan sosial ekonomi, budaya dan geografis, intelegensi, kepribadian, bakat dan minat. b. Guru, meliputi : latar belakang pendidikan, pengalaman kerja, beban mengajar, kondisi ekonomi, motivasi kerja, komitmen terhadap tugas, disiplin dan kreatif. c. Kurikulum, d. Sarana dan Prasarana Pendidikan, meliputi: alat peraga/ alat praktik, laboratorium, perpustakaan, ruang keterampilan, ruang Bimbingan Konseling, ruang UKS dan ruang serba guna. e. Pengelolaan Sekolah, meliputi: pengelolaan kelas, pengelolaan guru, pengelolaan siswa, srana dan prasarana, peningkatan tata tertib/disiplin, dan kepemimpinan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 f. Pengelolaan proses pembelajaran, meliputi: penampilan guru, penguasaan materi/kurikulum,
penggunaan
metode/strategi
pembelajaran,
dan
pemanfaatan fasilitas pembelajaran. g. Pengelolaan Dana, meliputi : Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS), sumber dana, penggunaan dana, laporan dan pengawasan. h. Monitoring dan Evaluasi, meliputi: Kepala Sekolah sebagai supervisor di sekolahnya, pengawas sekolah dan komite sekolah. i. Kemitraan, meliputi: hubungan sekolah dengan instansi pemerintahan, hubungan dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat, lembaga pendidikan lainnya. Komponen-komponen tersebut jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sebuah institusi sekolah. Oleh karena itu, sekolah yang memiliki kualitas yang baik tentunya komponen-komponen di dalamnya juga berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
4. Program Imersi a. Pengertian Program Imersi Imersi berasal dari bahasa Inggris to immerse yang artinya mencelupkan, menyerap atau melibatkan secara mendalam. Dalam kajian pembelajaran bahasa asing (bahasa Inggris), immersion class mengandung pemahaman bahwa siswa dapat belajar bahasa Inggris lebih efektif bila mereka menggunakan bahasa tersebut sebagai alat untuk memperoleh informasi yang bermakna dan kontekstual (Dinas P dan K, 2008 : 5). Dalam konteks ini bahasa Inggris bukan sebagai mata pelajaran semata, tetapi sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran mata pelajaran lainnya. Dalam kelas imersi, siswa mempelajari materi pelajaran yang disampaikan oleh pengajar mereka menggunakan pengantar bahasa Inggris. Kelas imersi memungkinkan siswa mendapat kesempatan lebih banyak dalam menggunakan bahasa Inggris untuk melakukan interaksi pada saat proses belajar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 mengajar di kelas yang pada gilirannya mampu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa secara aktif baik lisan maupun tertulis. Penyelenggaraan kelas imersi yang efektif memerlukan perencanaan yang seksama dan mendetail terkait dengan komponen mikro maupun makro. Komponen mikro yang perlu disiapkan seperti kompetensi berbahasa Inggris guru, materi ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), evaluasi, strategi, dan teknik mengajar. Komponen makro yang perlu disiapkan meliputi kebijakan, kelembagaan, koordinasi, dukungan anggaran, dan dukungan dengan pihak terkait. Kedua komponen di atas harus benar benar disiapkan secara matang dan sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan kelas imersi yang matang dan terkoordinir perlu dilakukan agar sesuai maksud dan tujuan penyelenggaraan kelas imersi sebagai salah satu upaya mewujudkan pendidikan berkualitas di propinsi Jawa Tengah dapat diwujudkan (Dinas P dan K, 2008 : 6). b. Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Imersi 1). Maksud a) Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah pada khususnya dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini. b) Menghasilkan SDM yang berkualitas dan mempunyai daya saing global melalui penguasaan bahasa Inggris. c) Melaksanakan amanah pemerintah daerah untuk menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan yang bertaraf internasional. 2). Tujuan a) Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris bagi para guru, tenaga kependidikan dan siswa. b) Meningkatkan kompetensi lulusan siswa dalam penguasaan IPTEK. c) Mengembangkan potensi sekolah beserta SDM yang dimiliki untuk menciptakan keunggulan kompetitif (Dinas P dan K, 2008 : 7-8). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 c. Desain Kelas Imersi 1) Rancangan Kelas a) Jumlah rombongan belajar/ kelas imersi maksimal 24 0rang. Dengan jumlah yang kecil ini diharapkan guru dan siswa mempunyai banyak kesempatan untuk berinteraksi sehingga memungkinkan terjadinya pembelajaran
yang efektif
yang akan mempercepat perolehan
(acquisition) bahasa asing. b) Kelas imersi didukung oleh berbagai fasilitas pendukung program imersi yang memadai, meliputi: kamus khusus, referensi yang sesuai, alat bantu ajar, dan sebagainya. Selain itu, kelas juga harus diatur agar mendukung terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien yang mengacu pada Pendekatan yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM). 2) Persyaratan penyelenggaraan kelas imersi Persyaratan kelas imersi yaitu memperoleh rekomendasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Rekomendasi tersebut merupakan penilaian terhadap : a) Standar Kompetensi Kelulusan Kompetensi kelulusan masing-masing mata pelajaran sekurangkurangnya mencapai 7,00. b) Standar Isi Proses Belajar Mengajar, meliputi : (1) Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional sesuai standar nasional pendidikan. (2) Telah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (3) Mata pelajaran yang disiapkan menggunakan pengantar bahasa Inggris mencakup : (a) SMP, meliputi : Matematika, Biologi, Fisika, Sejarah, Geografi, dan Kertangkes atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 (b) SMA, meliputi : Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geografi, Ekonomi,
Sejarah,dan
atau
Teknologi
Informasi
dan
Komunikasi (TIK). c) Proses Belajar Mengajar, meliputi : (1) Pendekatan kelas imersi menggunakan pendekatan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). (2) Penggunaan metode belajar secara interaktif dan multi arah dengan siswa sebagai subjek belajar. (3) Proses
belajar
kelas
imersi
sama
dengan
kelas
reguler.
Perbedaannya terletak pada penggunaan bahasa asing (bahasa Inggris) sebagai bahasa pengantar. (4) Waktu belajar sama dengan waktu belajar kelas reguler, apabila diperlukan sekolah dapat menambah jam pelajaran sesuai dengan kebutuhan. (5) Jadwal pelajaran ketujuh mata pelajaran yang diimersikan disarankan agar diajarkan pada jam-jam awal dimana kondisi para siswa masih segar sehingga siswa bisa menangkap materi pelajaran yang diajarkan dengan baik, selain itu kelas imersi harus tetap mengikuti kalender pendidikan nasional. (6) Buku pelajaran yang digunakan untuk kelas imersi adalah buku teks yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris maupun buku-buku lain yang belum diterjemahkan dalam bahasa Inggris. d) Tenaga Pendidik dan Kependidikan, meliputi : (1) Mampu menggunakan bahasa inggris yang aktif sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran yang dinilai oleh tim pengembang kelas imersi provinsi Jawa Tengah. (2) Mampu menyusun rencana pengajaran dan silabus dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar. (3) Mampu menyusun materi pelajaran dalam bahasa Inggris yang commit to user mudah dipahami oleh para siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 (4) Mampu menyusun instrument penilaian yang diperlukan dalam bahasa Inggris. (5) Memiliki kualifikasi pendidikan S1/D4. (6) Memiliki sertifikat pelatihan bahasa Inggris. (7) Rasio guru berbanding siswa adalah 1:25. (8) Tenaga kependidikan dalam jangka panjang mampu memberikan layanan dan informasi pendidikan bahasa Inggris. e) Sarana dan Prasarana, meliputi : (1) Memiliki ruang kelas yang memadai sesuai dengan standar nasional pendidikan. (2) Memiliki sarana dan prasarana penunjang pembelajaran sesuai standar nasional pendidikan. f) Standar Pengelolaan, meliputi : (1) Terakreditasi A oleh badan akreditasi provinsi sekolah/madrasah (2) Memiliki perencanaan sekolah (3) Didukung oleh masyarakat dibuktikan dengan surat dukungan komite sekolah. g) Standar Pembiayaan, meliputi : (1) Pembiayaan kelas imersi bersumber dari pemerintah/pemerintah daerah. (2) Guna akselerasi peningkatan mutu, dimungkinkan dukungan dan partisipasi pembiayaan yang bersumber dari orang tua dan masyarakat. h) Standar Penilaian Penilaian kelas imersi menggunakan penilaian nasional sesuai standar nasional pendidikan (Dinas P dan K, 2008 : 9-12). d. Manajemen Program Imersi Penyelenggaraan kelas imersi juga memerlukan persiapan yang matang. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh sekolah guna mempersiapkan kelas imersi dengan baik termasuk dalam hal pengelolaannya commitagar to user ketika kelas imersi siap untuk dibuka dalam pelaksaan program imersi ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 bisa berlangsung dengan baik dan tidak menyimpang dari ketentuan. Adapun halhal yang perlu dilakukan sekolah, antara lain : 1) Perencanaan, meliputi : a) Persiapan dan kelayakan sumber daya manusia (SDM) (1) Siswa, guru, karyawan, wakil kepala sekolah dan kepala sekolah serta SDM yang terlibat dalam kelas imersi. (2) Rapat-rapat pendahuluan untuk menentukan unsur-unsur SDM pendukung program kelas imersi yang merupakan persiapanpersiapan yang dilakukan oleh sekolah penyelenggara. b) Administrasi (1) Administrasi kelas imersi sama dengan kelas reguler (2) Administrasi kelas imersi diusahakan oleh sekolah penyelenggara ditulis dalam bahasa Inggris, seperti daftar hadir dan satuan pelajaran. c) Struktur organisasi Struktur organisasi kelas imersi atau tim imersi berada dibawah struktur organisasi sekolah dan struktur kepala sekolah yang merupakan ketua tim imersi. d) Perekrutan guru (1) Pemilihan guru kelas imersi dilakukan oleh tim imersi sekolah penyelenggara. (2) Guru kelas imersi diutamakan berasal dari sekolah penyelenggara dan apabila diperlukan sekolah dapat merekrut guru dari luar sekolah yang bersangkutan dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan. e) Seleksi penerimaan siswa (1) Calon siswa kelas imersi berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten/Kota tempat sekolah penyelenggara (2) Siswa diseleksi oleh sekolah penyelenggara dan kriteria seleksi dapat ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 2) Pengelolaan kelas imersi, kegiatannya meliputi : a) Pembentukan tim imersi Kepala sekolah bekerja sama dengan dewan guru dan komite sekolah dari sekolah penyelenggara membutuhkan dan mengangkat tim imersi sebagai pelaksana kegiatan kelas imersi yang bertugas : (1) Menyusun program imersi yang meliputi kurikulum, silabus, sistem pengujian, sarana dan prasarana serta pendanaan. (2) Melaksanakan sosialisasi ke dalam dan kel luar sekolah (3) Menentukan dan memilih calon siswa kelas imersi (4) Menyiapkan bahan ajar yang sesuai dengan standar kompetensi (5) Membangun kerjasama dengan lembaga lain pada tingkat lokal, regional, nasional atau internasional (6) Mengevaluasi program imersi dan mencari solusi masalah yang dihadapi (7) Menyusun laporan kegiatan program kelas imersi. b) Koordinasi tim imersi Koordinasi tim dilaksanakan secara vertikal dan horizontal beserta kepala sekolah/wakilnya dan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, kepala Dinas P&K Provinsi bertugas sebagai pelaksana koordinasi vertikal. Sedangkan wakil kepala sekolah untuk urusan sarana dan prasarana beserta humas, kesiswaan, komite sekolah, MGMP, Perguruan Tinggi, Pemerintah Daerah/instansi terkait dan stake holder nya bertugas sebagai pelaksana koordinasi horizontal. c) Kegiatan kelas (1) Kegiatan tambahan berupa pembelajaran dengan bahasa pengantar bahasa Indonesia dapat dilaksanakan untuk semua mata pelajaran imersi. (2) Evaluasi hasil belajar siswa pelaporannya ditulis dalam bahasa Inggris, sedangkan buku rapor tetap dalam bahasa Indonesia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 3) Pelaksanaan kegiatan Hal-hal yang menunjang pelaksanaan program imersi, antara lain : a) Sosialisasi kelas imersi (1) Sekolah atau tim imersi melakukan sosialisasi secara internal melalui tatap muka langsung atau tidak langsung lewat media massa. (2) Sosialisai internal ditujukan kepada semua warga sekolah dan komite sekolah, sedangkan sosialisai eksternal ditujukan kepada stake holder pendidikan, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat pendidikan, pemda dan lembaga atau instansi terkait lainnya. b) Pelatihan bahasa Inggris (1) Sekolah menyelenggarakan pelatihan bahasa Inggris bagi guru kelas imersi sekurang kurangnya dua kali seminggu selama 90 menit untuk setiap pertemuannya dibawah koordinasi tim imersi Provinsi, Kabupaten/Kota sebelum membuka kelas imersi. (2) Pengajar dalam pelatihan bahasa Inggris bagi guru-guru kelas imersi berasal dari perguruan tinggi atau lembaga bahasa yang ditunjuk oleh tim imersi sekolah. (3) Pada periode enam bulan berikutnya, sekolah menyelenggarakan peer dan micro teaching bagi guru yang telah mengikuti pelatihan bahasa Inggris. 4) Pengawasan Hal-hal yang berkaitan dengan pengawasan kelas imersi, antara lain : a) Pelaksanaan pengawasan Pengawasan kegiatan kelas imersi dilaksanakan oleh satu tim yang terdiri dari unsur-unsur : (1) Internal Dinas P&K Provinsi Jawa Tengah membutuhkan tim khusus untuk melakukan pengawasan yang terdiri dari unsur-unsur : (a) Dinas P&K Provinsi Jateng commit to user (b) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 (c) Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota (d) Perguruan Tinggi (e) Lembaga bahasa asing (f) Pengawas SMP/SMA Kabupaten/Kota (g) Komite sekolah penyelenggara kelas imersi (2) Eksternal Pengawasan dilakukan secara langsung dan terus-menerus tanpa adanya tim khusus yang terdiri dari : (a) Masyarakat sekitar (b) Orang tua/wali siswa (c) Unsur legislatif Kabupaten/Kota b) Obyek pengawasan Meliputi pelaksanaan belajar mengajar, kurikulum, personalia, evaluasi, keuangan, dan fasilitas. c) Tujuan pengawasan (1) Untuk mengetahui jalannya pelaksanaan kelas imersi (2) Untuk mengukur keberhasilan dalam prlaksanaan kegiatan kelas imersi. (3) Untuk
memberikan
masukan
guna
menungkatkan
kualitas
pelaksanaan kegiatan kelas imersi. d) Jenis pengawasan Pengawasan dalam kegiatan kelas imersi dilaksanakan secara langsung baik secara internal maupun secara eksternal. e) Metode pengawasan Meliputi pengamatan, kuisioner dan wawancara. f) Pelaporan hasil pengawasan Kepada Dinas P&K Provinsi Jawa Tengah dengan tembusan kepada semua pihak yang terkait hasil pengawasan dilaporkan secara berkelanjutan sekurang-kurangnya tiga kali dalam satu semester, yaitu awal semester, pertengahan, dan akhir semester. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 Penyelenggaraan kelas imersi membutuhkan banyak persiapan yang matang sehingga pencapaian hasil yang diharapkan dari adanya kelas imersi dapat optimal.
Sekolah
juga
perlu
melakukan
evaluasi
terus-menerus
untuk
meningkatkan kualitas kelas imersi karena kelas imersi bukan hanya fokus pada pengajaran bahasa Inggris, tetapi kompetensi dasar siswa juga harus terpenuhi (Dinas P dan K, 2008 : 15-25). e. Komponen Pokok Pembelajaran Imersi Pada dasarnya pembelajaran dalam bahasa Inggris menggunakan pendekatan sistem sehingga sekolah dipandang sebagai sistem. Sekolah sebagai sistem yang tersusun dari komponen-komponen baku dan saling terkait untuk mencapai tujuan, yaitu konteks, input, proses, output, dan outcome. 1) Konteks Konteks adalah eksternalisasi sekolah yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan dan karenanya harus diinternalisasikan ke sekolah. Sekolah yang mampu menginternalisasikan konteks ke dalam dirinya akan membuat sekolah sebagai bagian dari konteks dan bukannya mengisolasi darinya. Konteks meliputi kemajuan ipteks, nilai dan harapan masyarakat, dukungan pemerintah, tuntutan globalisasi dan otonomi, tuntutan pengembangan diri dan sebagainya. 2) Input Input adalah segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses. Input yang dimaksud meliputi harapan sekolah (visi, misi, tujuan), kurikulum, ketenagaan, peserta didik, sarana dan prasarana, dana, peraturan perundangundangan termasuk regulasi sekolah, struktur organisasi yang disertai deskripsi tugas dan fungsi, dan sistem administrasi. 3) Proses Proses adalah kejadian berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses disebut input dan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (sekolah), proses yang dimaksud meliputi proses belajar mengajar, manajemen sekolah dan commit to user kepemimpinan sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 4) Output Output merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses pendidikan di sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari segi kualitas, efektivitas, produktivitas, efisiensi, dan inovasi dalam proses penyelenggaraan sekolah. Khusus yang berkaitan dengan kualitas dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar peserta didik menunjukkkan pencapaian yang tinggi dalam prestasi akademik dan prestasi non akademik. 5) Outcome Outcome adalah dampak tamatan setelah kurun waktu agak lama. Outcome pendidikan meliputi kesempatan melanjutkan sekolah, kesempatan kerja, pengembangan diri, dan pengembangan sosial-ekonomi masyarakat. Untuk mengetahui outcome, sekolah harus melakukan studi penelusuran pengamatan (Depdiknas dalam Handayani, 2007 : 22). f. Tipe Pembelajaran dalam Imersi Implementasi pembelajaran dalam bahasa Inggris harus menghindari dihasilkannya lulusan dengan bahasa Inggris kelas dua karena jeleknya tata bahasa dan ucapan. Perlu diperhatikan beberapa hal agar program pembelajaran dalam bahasa Inggris dapat diimplementasikan dengan tingkat pencapaian yang tinggi dalam kompetensi bidang studi maupun kompetensi dalam bahasa Inggris. Tingkat pencapaian kompetensi yang tinggi dalam bahasa Inggris ditandai dengan keterampilan berbahasa Inggris yang lancar dan akurat, baik dari segi tata bahasa maupun ucapan. Beberapa negara yang telah mengimplementasikan program semacam ini (misalnya Kanada, Australia, Hongaria, Firlandia, dan Hongkong) dengan guru yang kompetensinya dalam bahasa target tinggi (bahkan dengan penutur asli) dan sarana pendukung yang memadai pada umumnya melaporkan hasil bahwa : 1) Capaian kompetensi dalam bidang studi di kelas tersebut sebanding dengan kelas reguler. 2) Penguasaan yang tinggi dan seimbang dalam bahasa target (bahasa yang to user sulit dicapai secara bersamaan. hendak dikuasai) dan bidangcommit studi biasanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 Artinya, pencapaian yang tinggi dalam satu aspek cenderung disertai dengan pencapaian yang agak rendah dalam aspek lainnya. Apabila pencapaian dalam bahasa target tinggi, pencapaian kompetensi dalam bidang studi tidak setinggi pencapaiannya dalam bahasa target dan sebaliknya. 3) Penguasaan bahasa lulusan/siswa dalam bahasa target jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan/siswa yang mengikuti kelas reguler, tetapi tidak sepadan dengan kemampuan penutur asli karena diwarnai oleh sejumlah kesalahan tata bahasa dan ucapan. Pembelajaran imersi menurut Lenker & Rhodes (2007) terdiri dari 2 tipe utama, yaitu: a. Imersi parsial (partial immersion program) Adalah suatu program dimana pembelajaran dilaksanakan kira-kira 50% dari kegiatan pembelajaran yang ada dengan menggunakan bahasa kedua atau bahasa target. Tujuan imersi parsial yaitu secara fungsional lancar dalam penggunaan bahasa kedua, untuk penguasaan (mastery) materi ajar mata pelajaran tertentu yang diajarkan dengan menggunakan bahasa asing. b. Imersi total (total immersion program) Adalah suatu program dimana semua mata pelajaran di tingkat yang lebih rendah (lower grade/grade 1-2) diajarkan dalam bahasa target. Instruksi dalam bahasa Inggris biasanya meningkat sekitar 20-50% pada tingkat sekolah dasar yang lebih tinggi (upper grade/grade 3-6), tergantung pada program yang akan dilaksanakan. Program ini biasanya disusun secara berurutan, kumulatif, berkesinambungan. Program ini mungkin berlanjut untuk jenjang SMP (middle school) dan SMA (high school) dengan kelas yang diajarkan dalam bahasa target.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Sanesac (2002 : 85) dalam jurnalnya “ Two-Way Bilingual Immersion : A Portrait of Quality Schooling” menyatakan bahwa telah banyak sekolah yang menawarkan program imersi di Amerika. Variabilitas dalam desain program dan pelaksanaanya berguna untuk mengidentifikasi commit to userfaktor apa saja yang berpengaruh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 terhadap efektivitas program tersebut. Prestasi siswa dalam membaca dan menulis dalam bahasa Inggris, studi matematika dan sains dalam bahasa Inggris yang dulunya tidak lebih dari 50% mengalami peningkatan. Variability in program design and delivery of such programs, it is useful to identify factors that may contribute to the effectiveness of this model. Provides evidence that student consistently attan high level of achievement in english reading and writing, math, science, and social studies despite receiving instruction in english for no more than 50% of the time (Sanesac, 2002 : 85). Dalam jurnal “The Astounding Effectiveness of Dual Language Education for All”, Collier dan Thomas (2004 : 1) menyatakan bahwa sekolah dual bahasa dapat mengubah pengalaman guru, administrator, dan orang tua menjadi komunitas sekolah inklusif dan mendukung bagi semua. Akan tetapi dengan adanya model dual bahasa maka akan timbul dwibudaya. Bagi siswa lulusan kelas bilingual maka cenderung akan lebih mahir berbahasa Inggris dari pada bahasa warisan mereka. Dual language schooling also can transform the experience of teachers, administrators, and parents into an inclusive and supportive school community for all. Dual language models, including heritage language programs for students of bilingual and bicultural ancestry who are more proficient in English than in their heritage language (Collier and Thomas, 2004 : 1). Fifin dan Sjahudi (2010 : 75) dalam jurnalnya yang berjudul “Perbedaan Self-Confidence dan Self-Regulated Learning antara Siswa Kelas Imersi dan Siswa Reguler” menyatakan bahwa, tujuan diselenggarakan program Imersi antara lain untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris bagi guru dan siswa. Siswa yang dapat mewujudkan tujuan diselenggarakannya program Imersi adalah siswa yang mempuyai self-confidence yang tinggi dan selfregulated learning yang baik. Dan dari penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan self-confidence dan self regulated learning yang sangat signifikan antara siswa kelas imersi dan kelas reguler. Self-confidence itu ditentukan oleh pengalaman-pengalaman yang dilalui sejak kecil. Seorang anak yang mempuyai self-confidence, umumnya akan lebih merasa commit to usertenang dan dapat berfikir positif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Jika seorang siswa mempuyai self-confidence yang baik, maka tidak menutup kemungkinan self-regulated learning yang dimiliki akan ikut meningkat. Dibanding dengan penelitian terdahulu mengenai pelaksanaan program imersi, penelitian ini tidak hanya berfokus kepada penelitian tentang penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar maupun meneliti kepercayaan diri dan belajar mandiri dari anak imersi. Akan tetapi, dalam penelitian ini nantinya akan diteliti mengenai seperti apa pencapaian pelaksanaan program imersi jika dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah dari segala aspek yang ada, termasuk proses pembelajarannya.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada masalah penelitian yang digambarkan dengan skema menyeluruh dan sistematis. Setelah mempunyai teori yang mendukung penelitian ini, maka dapat dibuat suatu kerangka berpikir sebagai berikut : Kemajuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi informasi menuntut dunia pendidikan untuk dapat menyesuaikan diri dalam proses penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan diarahkan pada peningkatan mutu pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yanag memiliki kompetensi yang diisyaratkan, sedangkan outcome pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi atau terserap pada dunia kerja atau dunia industri. Aspek-aspek tersebut diimplementasikan ke dalam upaya peningkatan mutu di bidang pendidikan terutama sekolah. Salah satu bentuk implementasinya yaitu dengan penyelenggaraan program imersi. Program imersi merupakan salah satu program pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jateng. Penguasaan bahasa Inggris dan perkembangan iptek yang pesat merupakan latar belakang penyelenggaraan kelas imersi. Bahasa Inggris menjadi perantara komunikasi di dunia internasional serta commit user iptek yang lebih banyak berasal dari tomancanegara menuntut pemerintahan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 menyelenggarakan program pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. SMAN 2 Karanganyar adalah salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai penyelenggara program kelas imersi. Salah satu ukuran keberhasilan suatu program pendidikan dapat dilihat dari berlangsungnya proses belajar mengajar. Baik buruknya pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas Imersi menentukan berhasil tidaknya program tersebut. Dalam pelaksanaannya, program imersi tidak selalu berjalan mulus, terdapat kendala baik dari segi persiapan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Oleh karena itu, sekolah penyelenggara program imersi terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi berbagai kendala tersebut agar tercapai tujuan penyelenggaraan kelas imersi, yaitu mencetak siswa yang mahir berbahasa Inggris, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat melanjutkan studinya ke luar negeri. Berdasarkan uraian di atas, penyelenggaraan program imersi oleh pemerintah provinsi Jawa Tengah terdapat mengalami berbagai kendala dalam segi persiapan maupun pelaksanaan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi untuk dapat diberikan saran demi keberhasilan program. Untuk mempermudah pemahaman diberikan ilustrasi kerangka pemikiran seperti pada Gambar 2.1 berikut:
Program imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar
Persiapan
Pelaksanaan
Evaluasi
Hasil evaluasi
Saran untuk Keberhasilan Progam Imersi commitKerangka to user Pemikiran Gambar 2.1 Bagan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 2 Karanganyar, Jl. Ronggowarsito, Bejen. Alasan pemilihan SMAN 2 Karanganyar sebagai tempat penelitian ini adalah karena merupakan salah satu SMA yang menyelenggarakan kelas imersi di daerah Karanganyar, mempunyai data atau informasi yang memadai untuk kepentingan penelitian, dan di SMA tersebut belum pernah dijadikan obyek penelitian mengenai penyelenggaraan imersi sehingga diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan manfaat pada sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan lamanya penelitian ini berlangsung, mulai dari persiapan sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Dibawah ini disajikan tabel rincian kegiatan penelitian. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Kegiatan
2012 Feb
Mar
a. Persiapan 1) Pengajuan Judul 2) Penyusunan Proposal 3) Ijin Penelitian b. Pelaksanaan 1) Pengumpulan Data 2) Analisis Data 3) Penarikan Kesimpulan c. Penyusunan Laporan commit to user 25
Apr
Mei
Jun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Dalam mengkaji sebuah permasalahan secara utuh dan lengkap diperlukan suatu pendekatan permasalahan melalui bentuk penelitian yang tepat. Penelitian ini menggunakan bentuk deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
fenomena-fenomena
yang
ada
dengan
memperhatikan
karakteristik, kualitas, serta keterkaitan antara kegiatan (Sukmadinata, 2011 : 72). Pada penelitian ini, peneliti berusaha memecahkan masalah yang diselidiki mengenai penyelenggaraan kelas imersi dengan cara menggambarkan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ditemui sebagaimana adanya baik berupa kata-kata tertulis, lisan dari orang-orang maupun perilaku yang dapat diamati.
2. Strategi Penelitian Agar penelitian dapat mencapai hasil yang optimal, diperlukan suatu strategi penelitian. Starategi penelitian dapat dikatakan sebagai cara seorang peneliti dalam melakukan penelitian. Strategi-strategi yang digunakan seorang peneliti ini akan menentukan hasil dari apa yang ia teliti, dan juga mengenai sumber-sumber data yang dicari. Penelitian ini menggunakan strategi tunggal terpancang. Tunggal dalam artian penelitian terarah pada sasaran dengan satu karakteristik. Artinya penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi, atau satu subyek). Sedangkan terpancang maksudnya adalah sudah terarah pada batasan atau fokus tertentu yang dijadikan sasaran dalam penelitian (H.B Sutopo, 2006 : 114). Jadi penelitian ini terarah pada satu lokasi yaitu SMA Negeri 2 Karanganyar dengan batasan penelitian tentang pelaksanaan kelas imersi pada mata pelajaran kimia.
C. Sumber data Sumber data merupakan sumber dimana data diperoleh. Data tidak akan commit to user diperoleh tanpa adanya sumber data. Dalam memilih sumber data, peneliti harus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 benar-benar berfikir mengenai kemungkinan kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan juga validitasnya. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil data atau informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian melalui informan, tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip. 1. Informan Dalam penelitian pada umumnya, jenis sumber data yang berupa manusia dikenal sebagai responden. Istilah ini digunakan karena peneliti dianggap memiliki posisi yang lebih penting dibanding dengan responden yang hanya sekedar memberikan tanggapan terhadap apa yang diinginkan oleh peneliti. H.B Sutopo (2006 : 58) menyatakan bahwa di dalam penelitian kualitatif lebih tepat disebut dengan informan daripada responden, karena posisi peneliti dan informan dipandang memiliki kedudukan yang sama pentingnya. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai informan adalah Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar, Ketua Bidang Imersi, Guru Kimia kelas XI imersi, dan Siswa kelas imersi.
2. Tempat dan Peristiwa Tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah SMA Negeri 2 Karanganyar. Dari lokasi tersebut akan muncul beragam fenomena yang merupakan peristiwa yang ;akan digunakan sebagai data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu tentang pelaksanaan kelas imersi pada mata pelajaran kimia.
3. Dokumen dan Arsip Sekolah merupakan lembaga formal. Oleh karena itu kerapian dalam administrasi menjadi bagian yang penting sehingga dokumen atau arsip yang telah tertata dapat dijadikan sebagai sumber data apabila terdapat hubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Dokumen dan arsip biasanya merupakan bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Bila ia merupakan catatan yang bersifat commit formal to danuser terencana dalam organisasi sebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 bahan dari mekanisme kegiatannya, ia cenderung disebut arsip (H.B Sutopo, 2006 : 61). D. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif dalam arti mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya (Sukmadinata, 2011 : 252). Dalam penelitian ini, sampel yang diambil tidak mutlak jumlahnya. Artinya sampel yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memiliki tujuan atau dilakukan dengan sengaja, cara penggunaan sampel ini diantara populasi sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Mardalis, 2007 : 58). Sampel juga diambil dari berbagai sumber dan dapat dipilih lagi untuk memperluas dan menambah informasi yang telah diperoleh sehingga dapat saling mengisi. Sampel penelitian ini adalah : 1. Guru kimia kelas XI imersi 2. Siswa kelas XI imersi 3. Proses belajar mengajar kimia di kelas imersi
E. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk mendapatkan data yang diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Untuk memecahkan permasalahan dengan tuntas, dalam penelitian ini diperlukan data yang valid dan reliabel. Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Menurut Sugiyono (2009 : 317), “wawancara merupakan teknik commit user pengumpulan data apabila peneliti inginto melakukan studi pendahuluan untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam”. Sedangkan Mardalis (2007 : 64), menyatakan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan
keterangan-keterangan
lisan
melalui
bercakap-cakap
dan
berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada si peneliti. Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan percakapan atau dialog antara dua pihak sehingga diperoleh keterangan yang mendalam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan terlebih dahulu menyusun kerangka pertanyaan yang relevan dengan permasalahan. Kerangka pertanyaan tersebut dimaksudkan sebagai pedoman sehingga dalam melaksanakan wawancara meskipun informan dibebaskan untuk menjawab tetapi tetap mengarah pada maksud pewawancara.
2. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011 : 220). Sedangkan observasi menurut Mardalis (2007 : 63) merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan,
atau
suatu
studi
yang
disengaja
dan
sistematis
tentang
keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik observasi berperan pasif dan terstruktur untuk mengamati perilaku yang muncul di lokasi penelitian. Dalam observasi ini, peneliti telah merancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati dan di mana tempatnya, serta peneliti sifatnya hanya mengamati fenomena dan tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas yang sedang diamati. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 3. Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2011 : 221). Teknik tersebut dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mencatat apa yang tertulis dalam dokumen atau arsip yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti kemudian berusaha memahami maknanya.
4. Kuisioner Angket atau kuisioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung, dalam artian peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden (Sukmadinata, 2011 : 219). Dipandang dari cara menjawabnya, kuisioner dibedakan menjadi (1) kuisioner terbuka, yaitu yang memberi kesempatan responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri dan (2) kuisioner tertutup, dimana kuisioner sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuisioner tertutup.
F. Validitas Data Ketepatan dan kemantapan data tergantung dari ketepatan memilih sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik pengembangan validitas data. Dalam penelitian ini, pemeriksaan data dilakukan dengan cara trianggulasi. Pengertian trianggulasi menurut Sugiyono (2009 : 330) yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada sekaligus menguji kredibilitas data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Trianggulasi data disebut juga trianggulasi sumber. Jenis trianggulasi ini dilakukan dengan dua cara. Pertama, data yang sejenis dikumpulkan dengan berbagai sumber data yang tersedia dengan teknik pengambilan data sama. Kedua, data yang sejenis dikumpulkan dari sumber data commit to userdata yang berbeda. Sedangkan yang berbeda dengan teknik pengambilan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber data yang sama tapi dengan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dari sini akan diketahui keabsahan data-data tersebut.
G. Analisis Data Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif, dimana aktivitas dalam tiga komponen analisis yang terdiri dari reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan/verifikasi dilakukan dengan cara interaktif dari tiga komponen tersebut. Dalam model analisis interaktif ketiga komponen analisis berjalan bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data. Begitu peneliti menyusun catatan lapangan lengkap, reduksi data segera dibuat dan diteruskan dengan pengembangan bentuk susunan sajian data. Dari membaca sajian data dengan kelengkapan berbagai pendukungnya, peneliti mengusahakan pemikiran yang mengarah pada kesimpulan yang bersifat sementara karena pengumpulan data masih berlangsung. Apabila peneliti menemukan data baru dengan penahaman baru, maka simpulan sementara tadi perlu dirubah secara tepat. Apabila data baru lebih memperkuat simpulan sementaranya, maka simpulan tersebut dapat dikembangkan menjadi semakin mantap. Demikian seterusnya sehingga pengumpulan data dirasa telah lengkap. Berikut ini gambar model analisis interaktif : Data Collection Data display
Data Reduction
Conclusions : drawing/verifying Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif commit (Sumberto: user Miles & Huberman, 1992 : 20)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Model evaluasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Model Evaluasi CIPP. CIPP merupakan singkatan dari context, input, process dan product, dimana keempatnya merupakan sasaran evaluasi yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program. Konsep model tersebut pertama kali ditawarkan oleh Stufflebeam pada tahun 1965 sebagai hasil usahanya mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act). Stufflebeam dalam Widoyoko (2011 : 181) mempunyai pandangan bahwa pentingnya evaluasi adalah bukan untuk membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. Evaluasi model CIPP dapat diterapkan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, manajemen, perusahaan, dan sebagainya serta dalam berbabagi jenjang, baik itu proyek, program maupun institusi. 1. Evaluasi Konteks (Context Evaluation) Evaluasi konteks merupakan penggambaran dan spesifikasi tentang lingkungan program, kebutuhan yang belum dipenuhi, karakteristik populasi dan sampel dari individu yang dilayani dan tujuan program. Evaluasi konteks membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program. 2. Evaluasi Masukan (Input Evaluation) Evaluasi masukan membantu mengatur keputusan, mementukan sumbersumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. 3. Evaluasi Proses (Process Evaluation) Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau memperbaiki rancangan prosedur
atau
rancangan
implementasi
selama
tahap
implementasi,
menyediakan informasi untuk keputusan program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang terjadi. 4. Evaluasi Produk/Hasil (Product Evaluation) Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Data yang dihasilkan akan sangat menentukan apakah program diteruskan, dimodifikasi commit to user atau dihentikan (Widoyoko, 2011 : 181-183).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 H. Prosedur Penelitian 1. Tahap Pra Lapangan Tahap ini dilakukan mulai dari pembuatan usulan penelitian, menyusun rancangan, memilih obyek penelitian, hingga pencarian berkas perizinan lapangan. 2. Tahap Kegiatan Lapangan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu menggali data yang relevan dengan tujuan penelitian. Peneliti sudah terjun ke lokasi penelitian untuk memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri memasuki lapangan serta sambil mengumpulkan data. 3. Tahap Analisis Data Tahap ini dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup untuk memenuhi tujuan penelitian, kemudian data dianalisis kembali secara lebih mendalam kemudian ditarik sebuah kesimpulan dari analisis tersebut. 4. Tahap Penulisan Laporan Kegiatan pada tahap penulisan laporan antara lain : a. b. c. d.
Menyusun konsep laporan Review konsep laopran atas dasar saran perbaikan dari tim penguji Perbaikan konsep dan penyusunan laporan akhir Penggandaan laporan, legalisasi dan pelaporan kepada yang terkait. Bagan berikut disajikan untuk lebih memudahkan dalam melakukan
penelitian : Penarikan kesimpulan
Proposal
Penulisan laporan Persiapan pelaksanaan
Pengumpulan data dan analisis awal
Analisis akhir
commit to user Gambar 3.2 Prosedur Penelitian
Perbanyakan laporan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Karanganyar SMA Negeri 2 Karanganyar berdiri pada tahun 1992. Berdiri untuk pertama kalinya bergabung dengan SMA Negeri 1 Karanganyar dan pertama kalinya dikepalai oleh Bapak Winarno dan wakilnya Bapak Darto. Proses belajar mengajar SMA Negeri 2 Karanganyar dilakukan pada siang hari setelah proses kegiatan belajar mengajar SMA Negeri 1 Karanganyar selesai. Setahun kemudian, tahun 1993 SMA Negeri 2 Karanganyar membangun gedung baru di jalan Ronggowarsito, Bejen, Karanganyar. SK/ Ijin Pendirian sekolah dari Kanwil/ Disdik/ Depag (Nomor/ Tanggal SK) : 748/ 103.13/ M92/ 08-06-1992. Awal pembangunan, SMA Negeri 2 Karanganyar hanya memiliki empat kelas. Setelah penjurusan, empat kelas tersebut dibagi menjadi Kelas Biologi 1, Kelas Biologi 2, Kelas IPS 1, dan Kelas IPS 2. Seiring dengan itu, dari tahun ke tahun gedung sekolah mulai dilengkapi, baik dengan penambahan kelas atau fasilitas sekolah lainnya seperti laboratorium, perpustakaan, masjid, dan lain-lain. Pembangunan terakhir dilaksanakan pada akhir Agustus 2010 dengan merenovasi kelas XII IPS 1 – IPS 4. SMA Negeri 2 Karanganyar memiliki status sekolah Negeri dan diklasifikasikan sekolah Mandiri, sekarang sudah SSN (tahun 2000 ke atas). SK terakhir status sekolah di SMA Negeri 2 Karanganyar : 076/103.E1/B.93/01-041993 dengan Akreditasi A. SK Akreditasi terakhir (Nomor/ Tanggal SK) : Prop03 MO-79/ 29-09-2007.
2. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Karanganyar a. Visi Sekolah “Unggul dalam Prestasi Bernuansa Imtaq dan Penguasaan Iptek”. commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 b. Misi Sekolah 1) Menumbuhkan rasa semangat dan disiplin yang tinggi bagi seluruh warga sekolah. 2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dan efisien. 3) Siap menghantarkan para siswa kejenjang yang lebih tinggi. 4) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi diri. 5) Menanamkan dan membentuk sikap etos kerja yang professional, jujur dan agamis.
3. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar Sekolah merupakan suatu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan. Suatu lembaga pendidikan bertanggung jawab terhadap peningkatan pendidikan dan pembentukan generasi yang berbudi luhur. Untuk memenuhi tuntutantuntutan tersebut suatu lembaga harus mempunyai strategi dalam penanganannya. Oleh sebab itu SMA Negeri 2 Karanganyar dalam pengeloalaannya memiliki struktur organisasi yaitu : KOMITE Sri Desto U.R.S, S.Sos, M.Si
KEPALA SEKOLAH Drs. Bambang Sugeng Maladi, M.M NIP. 19540625 197803 1 005 KEPALA TATA USAHA Kardoyo NIP. 19640510.198602.1 .007
WAKASEK SARPRAS Dra.Hj.Suliyastuti, M.M
WAKASEK HUMAS Drs. Sumarno
WAKASEK KURIKULUM Drs. Lanang Kuntadi NIP. NIP. 196610816 19630702.199003.1. 198303 1 014GURU-GURU 012
SISWA
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Karanganyar commit to user
WAKASEK KESISWAAN Drs. Sukirno NIP.19550619.19 8403.1.002
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 B. Deskripsi Temuan Penelitian 1. Penyelenggaraan Kelas Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar a. Sejarah Penyelenggaraan Kelas Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar SMA
Negeri
2
Karanganyar
merupakan
salah
satu
sekolah
penyelenggara kelas imersi di kabupaten Karanganyar. Menurut informan 1 menjelaskan bahwa SMA Negeri 2 Karanganyar ditunjuk oleh kantor Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Karanganyar sebagai penyelenggara imersi. Adapun pelaksanaan kelas imersi dimulai pada tahun ajaran 2006/2007, tahun ajaran 2011/2012 adalah tahun keenam penyelengaraan kelas imersi di SMA ini. Hal ini berarti tidak ada prosedur penyeleksian khusus dan SMA Negeri 2 Karanganyar dipandang telah memenuhi kriteria sebagai sekolah penyelenggara kelas imersi. b. Persiapan Penyelenggaraan Kelas Imersi Penerapan suatu program pendidikan baru membutuhkan berbagai persiapan. Begitu juga dengan penerapan program kelas imersi. SMA Negeri 2 Karanganyar selaku sekolah penyelenggara kelas imersi mempersiapkan berbagai hal berkaitan dengan penerapan kelas tersebut di sekolah ini, antara lain : Struktur Organisasi, Perekrutan Guru, Penyeleksian Siswa, Sarana dan Prasarana, dan Pendanaan. Persiapan – persiapan tersebut akan diuraikan di bawah ini. 1) Struktur Organisasi Program kelas Imersi merupakan program pendidikan yang berada di bawah naungan SMA Negeri 2 Karanganyar sebagai lembaga formal, untuk itu diperlukan pengelola khusus dalam mengelolanya. Informan 1 menyatakan bahwa hanya terdapat koordinator yang diberi tanggung jawab untuk mengelola kelas imersi, dalam tugasnya koordinator tersebut dibantu oleh kepala sekolah, para wakil kepala sekolah (wakasek) dan guru – guru pengajar kelas imersi. Informan 2 menambahkan bahwa selama ini kelas imersi dikelola oleh pengelola tunggal yaitu bapak Sunardi sebagai ketua bidang imersi (Lampiran 2). Penjelasan di atas dapat diartikan bahwa sampai dengan tahun pelajaran 2011/2012 SMA Negeri 2 Karanganyar selaku sekolah penyelenggara kelas commit to khusus user untuk mengelola kelas imersi. imersi belum memiliki struktur organisasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 Baru terdapat ketua bidang imersi yang diberi tanggung jawab untuk mengelolanya dan tugas – tugasnya dibantu oleh pihak sekolah, seperti kepala sekolah, para wakasek, dan guru – guru pengajar kelas imersi. 2) Perekrutan Guru Guru merupakan salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan proses pembelajaran. Menurut informasi yang didapat, pihak sekolah menunjuk sejumlah guru yang dipandang mampu kemudian menawarkan kepada mereka tentang kesediaannya untuk mengajar di kelas imersi. Mereka yang bersedia mendapatkan pelatihan-pelatihan dari beberapa instansi terkait sebagai bekal persiapan untuk menjadi pengajar di kelas imersi. Senada dengan hal diatas, informan 1 mengatakan bahwa perekrutan guru untuk mengajar di kelas imersi, ditunjuk langsung oleh pihak sekolah dengan kriteria mereka capable, dalan artian mampu menguasai materi pelajaran dan mampu menyampaikannya kepada siswa dalam bahasa Inggris (Lampiran 2). Guru yang ditunjuk mendapatkan berbagai pelatihan dari instansi terkait. Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui bahwa SMA Negeri 2 Karanganyar melakukan perekrutan guru sebagai pengajar kelas imersi melalui penunjukan langsung oleh pihak sekolah kepada guru-guru yang dipandang memiliki kemampuan penguasaan bahan ajar sekaligus penyampaiannya dalam bahasa Inggris. Dan juga sekolah mempersiapkan agar para guru tersebut mendapat pelatihan dari beberapa instansi yang bekerjasama dengan sekolah. 3) Penyeleksian Siswa Siswa merupakan input dari sebuah proses pendidikan. Kualitas dan kuantitas mereka mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Menurut informan 1, selama ini target jumlah rombongan belajar untuk kelas imersi bisa dikatakan terpenuhi (Lampiran 2). Terbukti sejak 2 tahun terkahir jumlah siswa kelas imersi mencapai 2 kelas dengan jumlah hampir 50 anak dan berasal dari sekolah-sekolah di daerah kabupaten Karanganyar. Untuk tahun pertama dibukanya kelas imersi, yaitu 2006/2007 sampai 2009/2010 hanya membuka satu kelas dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 24 anak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Informan 1 mengungkapkan bahwa persyaratan bagi siswa kelas imersi adalah nilai rata-rata raport semester 1-5 untuk 3 mata pelajaran UN minimal 7,50 atau nilai UN murni (NEM) rata-rata minimal 6,50. Hal ini berkaitan dengan penjurusan yang akan dilakukan ketika masuk SMA nanti, yaitu mereka akan diarahkan ke jurusan IPA. Pertimbangannya adalah secara logika kemampuan siswa dengan jurusan IPA dipandang lebih baik daripada jurusan IPS dan ketika masuk perguruan tinggi, mereka memiliki kesempatan lebih luas untuk mengambil jurusan (Lampiran 2). Informan 3 menambahkan bahwa proses seleksi untuk masuk kelas imersi pada tahun pelajaran 2010/2011 meliputi tes tertulis dalam bahasa Inggris, tes lisan melalui wawancara, dan nilai raport untuk 3 mata pelajaran UN tidak boleh kurang dari 7,50. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat diketahui bahwa proses penyeleksian siswa kelas imersi di SMA Negeri 2 Karangannyar tahun pelajaran 2010/2011 meliputi nilai rapor ketika SMP rata-rata 7,50 untuk 3 mata pelajaran UN, tes tertulis dalam bahasa Inggris dan tes wawancara (Lampiran 2). Selain itu, rombongan belajar dibatasi hanya 2 kelas dengan jumlah siswa 24 anak per kelas dan berasal dari SMP di daerah Karanganyar. 4) Sarana dan Prasarana Kelengkapan sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan kelas imersi berpengaruh pada tingkat keberhasilan penyelenggaraan program itu. Adanya sarana dan prasarana yang lengkap akan memberikan kemudahan dan kelancaran proses pembelajaran. Informan 1 menjelaskan bahwa sekolah menyediakan sarana dan prasarana yang sedikit berbeda untuk kelas imersi, seperti : LCD, seperangkat komputer, AC dan ruangan kelas yang lebih besar dibanding kelas regular (Lampiran 2). Berdasarkan informasi di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 2 Karanganyar dapat dimanfaatkan oleh siswa baik kelas reguler maupun imersi. Namun sekolah memberikan kebijakan pada kelas imersi mengenai sarana-dan prasarana yang berada di dalam kelasnya berupa LCD, seperangkat komputer, dan AC yang tidak terdapat di kelas reguler. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 5) Pendanaan Berbagai bentuk persiapan penyelenggaraan kelas imersi membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sumber utama pembiayaan kelas imersi berasal dari sumbangan pengembangan pendidikan yang dibebankan kepada orang tua/wali siswa kelas X,XI dan XII. Pada awal pembukaan kelas imersi, sebagian besar dana tersebut digunakan untuk penyediaan sarana dan prasarana kelas imersi. Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa adanya kebutuhan dana yang besar dalam penyelenggaraan kelas imersi. Kebutuhan dana tersebut dipenuhi oleh pihak sekolah dan orang tua/wali siswa kelas imersi. Hal ini berarti bahwa belum adanya bantuan dana dari pihak pemerintah pusat maupun daerah. c. Sosialisasi Kelas Imersi Setiap
program
pendidikan
hendaknya
disosialisasikan
kepada
stakeholder pendidikan, dalam artian diberitahukan kepada pihak internal maupun eksternal sekolah agar diketahui keberadaannya. Informan 1 mengungkapkan bahwa selama ini sosialisasi kelas imersi dilakukan dengan pengiriman leaflet atau surat khusus yang ditujukan ke SMP di daerah Karanganyar kepada kelas IX sebagai sasarannya. Selain itu sosialisasi ditempuh dengan media eletronik dengan menulis pengumuman di web SMA Negeri 2 Karanganyar, spanduk di jalan,dan lain sebagainya(Lampiran 2). Berdasarkan penjelasan di atas, sosialisasi kelas imersi memiliki sasaran khusus yaitu siswa kelas IX yang berada di sekolah-sekolah se-kabupaten Karanganyar. Banyak cara yang ditempuh untuk sosialisasi tersebut baik melalui media elektronik seperti website maupun pembuatan leaflet untuk dikirim ke sekolah-sekolah di Karanganyar dan pembuatan spanduk untuk dipasang di jalan. d. Kegiatan Belajar Mengajar Kelas Imersi Kegiatan belajar mengajar merupakan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas. Beberapa komponen pembelajaran berhubungan satu sama lain, diantaranya: bahan ajar, metode, media, sumber, dan lain-lain. Menurut informan 2, hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran dan pengaturan waktu belajar untuk kelas imersi sama dengan kelas reguler, hanya berbeda dalam penggunaan to user bahasa Inggris dan hal ini hanyacommit berlaku untuk empat mata pelajaran, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 fisika, kimia, biologi, dan matematika (Lampiran 2). Kurikulum yang digunakan adalah KTSP. Penggunaan fasilitas belajar tergantung pada masing-masing guru. Untuk evaluasi kelas imersi dengan soal yang sama dengan kelas reguler tapi menggunakan bahasa Inggris, kecuali untuk Ujian Nasional sesuai dengan ketetapan pemerintah. Informan 1 memberikan uraian bahwa kegiatan mengajar kelas imersi sama dengan kelas reguler kecuali empat mata pelajaran yaitu : fisika, kimia, biologi, matematika dengan pengantar bahasa Inggris. Kurikulum merupakan hak sekolah penyelenggara imersi. Guru-guru pengajar kelas imersi sudah banyak yang menggunakan multimedia. Evaluasi hanya dilakukan dua kali per semester, mid dan semester (Lampiran 2). Berdasarkan uraian dijelaskan bahwa pembelajaran kelas imersi sama dengan kelas reguler termasuk komponen-komponennya. Sekolah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Materi pelajaran dan bukubukunya sama kecuali untuk empat mata pelajaran yang meliputi : fisika, kimia, biologi dan matematika menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Penggunaan media dan metode pembelajaran beragam tergantung pada kemampuan guru dan kebutuhan yang disesuaikan dengan kemampuan pokok materi yang disampaikan. Pengaturan waktu belajar diatur sekolah, termasuk tes untuk evaluasi hasil belajar yaitu dua kali per semester. e. Evaluasi Kelas Imersi Dalam penyelenggaraan sebuah program pendidikan diperlukan adanya evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian keberhasilannya. Dari evaluasi ini diperoleh kelebihan dan kekurangan program dan dimungkinkan untuk dicarikan solusinya untuk meningkatkan kelebihan dan memperbaiki kekurangannya sehingga dalam penyelenggaraan kedepannya menjadi lebih baik. Menurut informan 1, evaluasi kelas imersi meliputi evaluasi mengenai kegiatan belajar mengajar di kelas imersi. Evaluasi ini dilaksanakan dengan jalan diskusi bersama yang melibatkan kepala sekolah, wakasek, dan guru-guru yang mengajar di kelas imersi. Informan 2 menambahkan, bahwa diskusi ini biasanya to user dilaksanakan untuk mencari solusicommit dari permasalahan yang telah disampaikan oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 masing-masing guru mengenai kesulitan yang dihadapi ketika mengajar di kelas imersi (Lampiran 2). Berdasarkan informasi yang diperoleh, bahwa evaluasi mengenai pelaksanaan kelas imersi di SMA Negeri 2 Karangannyar dilaksanakan melalui diskusi bersama antara jajaran pihak internal sekolah. Sementara itu sampai saat ini evaluasi kelas imersi dari pemerintah belum ada.
2. Kendala - kendala yang Dihadapi dalam Penyelenggaraan Kelas Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar Serbagaimana diketahui bahwa kelas imersi diterapkan di SMA Negeri 2 Karanganyar sejak tahun 2006/2007. Beberapa kendala dalam penyelenggaraan kelas imersi di SMAN 2 Karanganyar dari tahun 2006/2007 sampai sekarang adalah sebagai berikut : a. Kesulitan Memperoleh Guru yang Capable Penerapan kelas imersi mempersyaratkan dua kompetensi khusus yaitu kompetensi penguasaan bahan ajar dan penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas. Informan 1 menyatakan bahwa untuk mendapatkan guru yang capable, yaitu menguasai materi sekaligus mampu menyampaikan dalam bahasa Inggris cukup sulit. Informan 2 mengatakan bahwa tidak semua pengajar kelas imersi sepenuhnya mampu menerapkan model pembelajaran dengan bahasa Inggris, terkadang pelaksanaanya masih menggunakan bahasa Indonesia dipadu dengan bahasa Inggris. Hal ini diperkuat dengan informan 3, bahwa masih ada guru pengajar kelas imersi kurang konsisten dalam penggunaan bahasa Inggris, karena terkadang masih banyak menggunakan bahasa Indonesia (Lampiran 2). Dari uraian diatas diketahui bahwa SMA Negeri 2 Karanganyar mengalami kendala dalam penyelenggaraan kelas imersi berupa kesulitan merekrut guru yang dapat mengajar dengan menggunakan bahasa Inggris. Dan masih banyak guru yang terkadang menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan materi pada saat mengajar di kelas imersi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 b. Beban Belajar yang Lebih Berat bagi Siswa Informan 2 mengungkapkan bahwa hambatan yang ditemui dari pihak siswa adalah mereka mempunyai beban belajar double, karena mereka dituntut menguasai mata pelajaran dalam bahasa Inggris. Meskipun kelas imersi memiliki suasana yang kondusif karena jumlah siswa yang sedikit, tetapi penggunaan bahasa
Inggrus
sebagai
bahasa
pengantar
dalam
proses
pembelajaran
menyebabkan mereka harus menguasai bahan pelajaran tersebut juga dalam bahasa Inggris (Lampiran 2). Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah bahwa siswa kelas imersi memiliki beban belajar yang lebih berat, karena mereka dituntut untuk menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam bahasa Inggris. c. Kesulitan Mendapatkan Sumber Referensi yang Sesuai Mata pelajaran yang diajarkan dalam bahasa Inggris di kelas imersi, seharusnya buku penunjang juga menggunakan bahasa Inggris. Menurut informan 2, pihak guru telah mengusahakan untuk memilikinya, tetapi dari pihak siswa masih ditemukan ada yang tidak memilikinya sehingga hal ini cukup menghambat proses pembelajaran. Untuk kelancaran proses belajar-mengajar, seharusnya setiap siswa kelas imersi memiliki buku penunjang. Akan tetapi, karena keterbatasan dana menyebabkan tidak semua siswa mampu memilikinya (Lampiran 2). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penyelenggaraan kelas imersi, ketersedian dan kepemilikan buku penunjang yang relevan untuk materi yang disampaikan dalam bahasa Inggris merupakan salah satu kendala yang dihadapi. d. Evaluasi Program yang Kurang Menyeluruh Suatu program yang sedang berjalan membutuhkan evaluasi agar diketahui sampai sejauh mana keberhasilan program tersebut. Menurut informan 1, evaluasi yang diadakan berupa diskusi yang membahas tentang kesulitan yang dialami guru yang mengajar di kelas imersi. Informan 2 mengatakan bahwa evaluasinya berupa penyampaian kesulitan yang dialami oleh guru pengajar di kelas imersi kemudian dicari solusinya (Lampiran 2). Dari aspek evaluasi dapat commit to user hanya didominasi oleh hal yang dilihat bahwa sasaran evaluasi program imersi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 berkaitan dengan proses belajar mengajar dan disampaikan dengan diskusi. Hal ini berarti sasaran evaluasi lainnya masih belum teridentifikasi dan hanya menggunakan metode diskusi dalam proses evaluasinya, serta kurangnya pihak yang dilibatkan. 3. Upaya – upaya yang Dilakukan SMA Negeri 2 Karanganyar untuk Mengatasi Kendala - kendala dalam Penyelenggaraan Kelas Imersi Suatu program baru tidak selalu berjalan mulus, akan banyak kendala yang mengiringinya. Hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Harus ada upayaupaya untuk mengatasinya. Berikut ini beberapa upaya yang dilakukan oleh SMA Negeri 2 Karanganyar untuk menanggulangi kendala yang timbul selama penyelenggaraan program imersi : a. Masalah Kesulitan Memperoleh Guru yang Capable SMA Negeri 2 Karanganyar cukup mengalami kesulitan dalam hal merekrut guru yang capable dalam artian guru yang mampu menguasai materi pelajaran sekaligus dapat menyampaikannya dalam bahasa Inggris. Menurut informan 2, sekolah mengadakan pelatihan untuk para guru yang mengajar kelas imersi dengan bekerja sama dengan lembaga pelatihan bahasa Inggris. Hal ini diperkuat oleh informan 1 yang mengatakan bahwa solusi untuk mengatasi masalah perekrutan guru diupayakan oleh sekolah dengan bekerja sama dengan instansi di luar sekolah dalam bentuk kursus bahasa Inggris (Lampiran 2). Dari aspek kesulitan mencari guru yang capable SMA Negeri 2 Karanganyar telah mengupayakan solusi atas kendala dalam penyelenggaraan kelas imersi dengan mengadakan kursus bahasa Inggris yang bekerja sama dengan instansi di luar sekolah. b. Masalah Kesulitan Memperoleh Referensi yang Sesuai Buku penunjang untuk kelas imersi harusnya dalam bahasa Inggris. Tetapi saat ini tidak semua siswa memiliki buku referensi sebagai penunjang proses belajar mengajar. Hal ini dapat menghambat kelancaran proses belajar mengajar. Selama ini siswa hanya dibekali LKS yang menggunakan bahasa usermodul yang di buat oleh guru mata Indonesia yang sama dengan siswacommit regulertodan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 pelajaran tersebut. Karena mahalnya buku referensi yang menggunakan bahasa Inggris sehingga tidak semua siswa dapat memilikinya. Maka pihak sekolah memberikan solusi untuk mengadakan sejumlah buku penunjang dalam bahasa Inggris di perpustakaan sekolah. Sehingga para siswa kelas imersi sewaktu-waktu bisa meminjamnya untuk belajar. Dalam hal kesulitan referensi belajar, SMA Negeri 2 Karanganyar telah mengupayakan untuk menambah beberapa koleksi perpustakaan sekolah dengan buku penunjang yang berbahasa Inggris untuk bahan belajar siswa kelas imersi pada khususnya maupun untuk tambahan ilmu bagi siswa kelas reguler pada umumnya.
C. Pembahasan Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis dengan berdasarkan pada variabel-variabel yang dikaji sesuai dengan rumusan masalah yang kemudian dikaitkan dengan teori yang ada. 1. Penyelenggaraan Kelas Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar Pembukaan kelas imersi di Jateng merupakan proyek pendidikan Jeteng untuk menjawab tantangan global. SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan salah satu sekolah penyelenggara kelas imersi yang pemilihannya ditunjuk langsung oleh Dikpora kabupaten Karanganyar. Dinas P dan K Jateng dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi mempersyaratkan kriteria sekolah penyelenggara imersi yaitu : 1) Memiliki ruang kelas dan sarana-prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran 2) Memiliki guru bidang studi yang proporsional dengan bidang studi yang diajarkan 3) Memiliki pembiayaan yang cukup untuk mendukung pelaksanaan program imersi 4) Adanya dukungan semua pihak di sekolah termasuk komite sekolah Berdasarkan observasi yang dilakukan, peneliti memperoleh temuan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 2 Karanganyar cukup to user lengkap dan layak digunakan, commit diantaranya : laboratorium IPA, laboratorium
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 multimedia, perpustakaan, lapangan olahraga. Dengan demikian, terdapat kesesuaian antara temuan di lapangan dengan teori yang telah diuraikan bahwa SMA Negeri 2 Karanganyar memenuhi kriteria sekolah penyelenggara kelas imersi dipandang dari kelengkapan sarana-prasarana yang memadai. a. Persiapan-persiapan Penyelenggaraan Kelas Imersi Berbagai persiapan telah dilakukan SMA Negeri 2 Karanganyar untuk menyelenggarakan kelas imersi, diantaranya perencanaan dalam hal struktur organisasi, perekrutan guru, penyeleksian siswa, srana-prasarana, dan pendanaan. SMA Negeri 2 Karanganyar telah memiliki koordinator yang bertanggungjawab dalam pengelolaan kelas imersi yang berda di bawah struktur organisasi sekolah. Sesuai dengan Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi tentang pengorganisasian bahwa tim pengelola kelas imersi tingkat satuan pendidikan terdiri dari unsur Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan Guru yang berfungsi sebagai Badan Standarisasi Kelas imersi serta mengevaluasi pelaksanaan kelas imersi dan memberikan pertanggungjawaban kepada stakeholder. Antara teori dan kenyataan di lapangan terdapat kesesuaian, hanya terdapat sedikit perbedaan yaitu secara formal baru terdapat ketua bidang imersi bukan tim imersi. Pihak sekolah mengadakan perekrutan guru melalui penunjukkan langsung atas dasar bahwa guru tersebut mampu untuk menjadi pengajar di kelas imersi. Dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi tertulis bahwa : 1) Pemilihan guru kelas imersi dilakukan oleh tim imersi sekolah penyelenggara. 2) Guru kelas imersi diutamakan berasal dari sekolah penyelenggara dan apabila diperlukan sekolah dapat merekrut guru dari luar sekolah yang bersangkutan dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan. Kenyataan yang berada di lapangan cukup sesuai dengan teori dimana sekolah merekrut guru pengajar kelas imersi yang berasal dari guru-guru yang telah ada di sekolah tersebut meskipun tidak dilakukan oleh tim imersi karena belum memilikinya. Akan tetapi, ada beberapa kriteria guru yang tertulis dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi yang belum dipenuhi persyaratannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Proses seleksi untuk masuk kelas imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar pada tahun pelajaran 2011/2012 meliputi tes tertulis dalam bahasa Inggris, tes lisan melalui wawancara, nilai rapor rata-rata 7.50 untuk 3 mata pelajaran UN dan berasal dari SMP se-kabupaten Karanganyar. Hal ini sesuai dengan seleksi penerimaan mahasiswa yang tertulis dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi bahwa : 1) Calon siswa kelas imersi berasal dari berbagai wilayah di Kabupatrn/Kota tempat sekolah penyelenggara. 2) Siswa diseleksi oleh sekolah penyelenggara dan kriteria seleksi dapat ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan. Sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 2 Karanganyar antara lain : laboratorium IPA, laboratorium multimedia, perpustakaan, lapangan olahraga, dan lain-lain untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran. Sekolah memberikan kebijakan mengenai sarana dan prasarana yang berada dalam kelas imersi berupa LCD, komputer, dan AC yang tidak terdapat dalam kelas reguler. Dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi tertulis bahwa : 1) Memiliki ruang kelas yang memadai sesuai dengan standar nasional pendidikan. 2) Memiliki sarana dan prasarana penunjang pembelajaran sesuai standar nasional pendidikan. Terdapat kesesuaian antara kenyataan di lapangan dengan teori yang ada mengenai fasilitas yang terdapat di kelas imersi. Kelas imersi juga memiliki standar fasilitas kelas reguler, ditambah fasilitas penunjang berupa LCD, komputer, dan AC yang mendukung terciptanya PBM dengan pendekatan PAKEM. b. Sosialisasi Kelas Imersi Sosialisasi kelas imersi memiliki sasaran khusus yaitu siswa kelas IX yang berada di sekolah-sekolah se-kabupaten Karanganyar. Sosialisasi dapat ditempuh dengan berbagai cara baik melalui media elektronik, seperti website, pembuatan leaflet untuk dikirim ke SMP di wilayah kabupaten Karanganyar, commit to user pembuatan spanduk untuk dipasang di jalan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi mengenai sosialisasi kelas imersi tertulis bahwa : 1) Sekolah atau tim imersi melakukan sosialisasi secara internal melalui tatap muka langsung atau tidak langsung lewat media massa. 2) Sosialisai internal ditujukan kepada semua warga sekolah dan komite sekolah, sedangkan sosialisai eksternal ditujukan kepada stakeholder pendidikan, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat pendidikan, pemda dan lembaga atau instansi terkait lainnya. Kenyataan di lapangan telah sesuai dengan teori. Terbukti bahwa sosialisasi kelas imersi dilakukan dengan berbagai cara. Pemberitahuan kepada komite sekolah ketika pengambilan rapor untuk sosialisasi kepada pihak internal sekolah. Pembuatan spanduk dan pemberitahuan melalui website untuk pihak eksternal sekolah dilakukkan sebelum dibukanya pendaftaran kelas imersi. c. Kegiatan Belajar Mengajar Kelas Imersi Proses pembelajaran kelas imersi memiliki komponen-komponen, antara lain : kurikulum, metode pembelajaran, mata pelajaran, waktu belajar, buku-buku pelajaran. Kurikulum yang diterapkan SMA Negeri 2 Karanganyar adalah kurikulum KTSP. Sehingga, hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar akan disesuaikan dengan kurikulum yang dipakai oleh sekolah. Mata pelajaran yang berlaku di kelas imersi sama dengan kelas reguler hanya untuk pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Hal ini ada sedikit ketidaksesuaian dengan teori dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi yang menyatakan bahwa “Mata pelajaran yang disiapkan menggunakan pengantar bahasa Inggris di SMA, meliputi : Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah,dan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)”. Selain ketidaksesuaian jumlah mata pelajaran yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris, kebanyakan guru mata pelajaran di kelas imersi khususnya mata pelajaran kimia tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar melainkan tetap menggunakan bahasa Indonesia commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini tidak sesuai dengan pengertian kelas imersi itu sendiri. Waktu belajar kelas imersi dimulai dari pukul 07.00-13.00 WIB. Pengaturan waktu belajar ini sesuai dengan kebijakan sekolah. Dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi dikemukakan bahwa “waktu belajar sama dengan waktu belajar kelas reguler, apabila diperlukan sekolah dapat menambah jam pelajaran sesuai dengan kebutuhan”. Kenyataan dilapangan terdapat kesesuaian antara teori dengan temuan di lapangan yaitu pengaturan waktu belajar siswa kelas imersi dari pukul 07.00-13.00 WIB sama dengan kelas reguler. Metode belajar yang diterapkan di kelas imersi pada mata pelajaran kimia adalah metode ceramah. Hal ini kurang sesuai dengan teori yang telah diuraikan dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi, bahwa : “Pendekatan kelas imersi menggunakan pendekatan PAKEM (pendekatan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dengan penggunaan metode belajar secara interaktif dan multi arah dengan siswa sebagai subjek belajar”. Metode ini pada kenyataannya kurang membuat siswa aktif dalam PBM. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada metode yang berbeda yang diterapkan pada kelas imersi maupun reguler. d. Evaluasi Kelas Imersi SMA Negeri 2 Karanganyar selama ini telah melakukan evaluasi secara internal dengan melakukan diskusi antara kepala sekolah, wakasek dan para guru yang mengajar di kelas imersi untuk bersama-sama mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung. Sementara itu evaluasi dari pemerintah selama ini menurut informasi yang didapat belum ada. Dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi, sasaran pengawasan meliputi pelaksanaan belajar mengajar, kurikulum, personalia, evaluasi, keuangan, dan fasilitas. Sebenarnya ada keterkaitan antara teori dengan kenyataan di lapangan meskipun tidak semuanya sesuai. Hal ini dapat dilihat dari adanya evaluasi terhadap kegiatan belajar mengajar yang merupakan salah satu sasaran evaluasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Sebagaimana diungkapkan dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi tentang pelaporan hasil evaluasi yang tertulis bahwa “Hasil pengawasan dilaporkan kepada Kepada Dinas P&K Provinsi Jawa Tengah dengan tembusan kepada semua pihak yang terkait hasil pengawasan dilaporkan secara berkelanjutan sekurang-kurangnya tiga kali dalam satu semester, yaitu awal semester, pertengahan, dan akhir semester”. Faktanya di lapangan sampai saat ini belum ada evaluasi dari pemerintah maupun pelaporan hasil evaluasi kepada pemerintah. Hal ini berarti kurang adanya kesinambungan dalam hal evaluasi. Berdasarkan analisis tersebut, peneliti mentabulasikan hasil penelitian dengan standar yang ditetapkan oleh Depdiknas tentang Penyelenggaraan Program Imersi. Tabel 4.1 Tabulasi Perbandingan Penyelenggaraan Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar dengan Standar Depdiknas No.
Indikator
1.
Standar Kompetensi Lulusan
2.
Standar Isi
3.
Proses Belajar Mengajar
Standar
Pelaksanaan di SMA Negeri 2 Karanganyar Kompetensi kelulusan masing- Sudah terpenuhi dengan masing mata pelajaran standar kelulusan minimal sekurang-kurangnya mencapai 7,50 7,0 a. Kurikulum yang digunakan Sudah terpenuhi adalah kurikulum nasional sesuai standar Nasional Pendidikan b. Telah mengembangkan Sudah menerapkan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). c. Mata pelajaran yang Mata pelajaran yang disiapkan menggunakan menggunakan bahasa Inggris bahasa pengantar bahasa sebagai bahasa pengantar, Inggris mencakup : baru diterapkan pada Matematika, Fisika, Kimia, Matematika, Kimia, Fisika Biologi, Geografi, Ekonomi, dan Biologi. Sejarah dan atau Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). a. Pembelajaran kelas imersi Belum menerapkan menggunakan pendekatan pendekatan PAKEM PAKEM (Pendekatan aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). b. Penggunaan metode belajar Belum menerapkan metode secara interaktif dan multi multiarah. commit to user arah dengan siswa sebagai subjek belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 No.
4.
5.
6.
Indikator
Standar
c. Proses belajar kelas imersi sama dengan kelas reguler. Perbedaannya terletak pada penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar Tenaga a. Mampu menggunakan Pendidik dan bahasa inggris yang aktif Kependidikan sebagai bahasa pengantar dalam proses pembelajaran yang dinilai oleh tim pengembang kelas imersi provinsi Jawa Tengah. b. Mampu menyusun rencana pengajaran dan silabus dalam bahasa Inggris dengan baik dan benar. c. Mampu menyusun materi pelajaran dalam bahasa Inggris yang mudah dipahami oleh para siswa. d. Mampu menyusun instrument penilaian yang diperlukan dalam bahasa Inggris. e. Memiliki kualifikasi pendidikan S1/D4. f. Memiliki sertifikat pelatihan bahasa Inggris. g. Rasio guru berbanding siswa adalah 1:25. h. Tenaga kependidikan dalam jangka panjang mampu memberikan layanan dan informasi pendidikan bahasa Inggris. Sarana dan a. Memiliki ruang kelas yang Prasarana memadai sesuai dengan standar nasional pendidikan. b. Memiliki sarana dan prasarana penunjang pembelajaran sesuai standar nasional pendidikan. Standar a. Pembiayaan kelas imersi Pembiayaan bersumber dari pemerintah/pemerintah daerah. b. Guna akselerasi commitpeningkatan to user mutu, dimungkinkan
Pelaksanaan di SMA Negeri 2 Karanganyar Belum menerapkan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Belum diterapkan
Belum terpenuhi
Belum terpenuhi
Belum terpenuhi
Sudah terpenuhi Sudah terpenuhi Sudah terpenuhi Belum terpenuhi
Sudah terpenuhi
Sudah terpenuhi
Belum ada pemerintah
bantuan
Sudah diterapkan
dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 No.
Indikator
Standar
Pelaksanaan di SMA Negeri 2 Karanganyar
dukungan dan partisipasi pembiayaan yang bersumber dari orang tua dan masyarakat.
Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa terdapat ketidaksesuaian antara standar dari Depdiknas dengan pelaksanaan program imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar. SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan salah satu penyelenggara kelas imersi dari tahun 2006/2007 sampai 2011/2012. Pelaksanaan program imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar belum berhasil dengan baik, kekurangberhasilan penyelenggaraan kelas imersi merupakan suatu kewajaran untuk dapat dimaklumi. Perlu adanya kerjasama yang baik antara semua pihak yang terlibat dalam program ini sehingga hambatan-hambatan yang terjadi dapat teratasi serta pelaksanaan program imersi dari tahun ke tahun akan semakin memenuhi standar dari Depdiknas.
2. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar Program Imersi merupakan sebuah inovasi dalam dunia pendidikan Indonesia, dimana mencoba mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan yang bermutu dan memiliki daya saing kelas dunia. Diharapkan dengan adanya program ini lembaga pendidikan atau pemerintah daerah akan berpacu meningkatkan persaingan mulai dari perbaikan sarana, tenaga pendidik, kurikulum, sistem pengajaran, demi meningkatkan kualitas pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil yang dianggap sebagai faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan program imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar. a. Faktor Pendukung 1). Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Sarana menjadi salah penentu seberapa besar materi commitsatu to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 pembelajaran yang dapat diterima siswa. SMA Negeri 2 Karanganyar dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai, berdasarkan observasi peneliti ruang kelas untuk program imersi dilengkapi dengan media pembelajaran modern, seperti LCD dan komputer sehingga memudahkan pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK. Kemudian terdapat juga Wi-Fi yang bisa dimanfaatkan siswa kelas imersi untuk mengakses materi dari berbagai sumber. SMA Negeri 2 Karanganyar juga dilengkapi fasilitas olahraga yang cukup representative. Sarana dan Prasarana yang terdapat di SMA Negeri 2 Karanganyar tersebut mendukung terlaksananya program imersi. Seiring dengan berjalannya waktu, pihak sekolah terus melakukan perbaikan dalam hal sarana dan prasarana agar pelaksanaan program imersi dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan. 2). Kualitas Input siswa yang Baik Input siswa sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran suatu program pendidikan. Siswa kelas imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar merupakan siswa hasil seleksi yang ketat yang berasal dari SMP se-Kabupaten Karanganyar. Seleksi dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain dengan seleksi nilai rapot SMP semester 1-5 yang rata-ratanya tidak boleh kurang dari 7,50, tes tertulis dalam bahasa Inggris, kemudian tahap terakhir adalah tes wawancara. Selain itu, rombongan belajar untuk kelas imersi juga dibatasi sengan jumlah siswa per kelasnya dalah 24 siswa. Dengan adanya seleksi yang ketat untuk dapat terpilih sebagai siswa kelas imersi dan juga jumlah rombongan belajar yang dibatasi maka dapat mendukung pelaksanaan program imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar. b. Faktor Penghambat Menurut Sanesac (2002 : 85) dalam jurnalnya “ Two-Way Bilingual Immersion : A Portrait of Quality Schooling” menyatakan bahwa prestasi siswa dalam membaca dan menulis dalam bahasa Inggris, studi matematika dan sains dalam bahasa Inggris yang dulunya tidak lebih dari 50% mengalami peningkatan. Akan tetapi pada kenyataannya berdasarkan hasil penelitian, bahasa merupakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 faktor penghambat dalam pelaksanaan program imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar baik dari segi guru maupun siswa adalah bahasa. Untuk itu sekolah telah mengupayakan untuk menyelenggarakan pelatihan bahasa Inggris bagi guruguru yang mengajar kelas imersi dengan bekerjasama dengan pihak luar sekolah. Namun pada kenyataanya dilapangan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar tidak berjalan sebagaimana mestinya. Bagi siswa, sulit untuk memahami soal dalam bahasa Inggris. Karena pada kenyataannya pada saat proses belajar mengajar guru tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar dalam penyampaian materi. Akan tetapi pada saat evaluasi siswa kelas imersi ada evaluasi khusus dengan soal bahasa Inggris. Dengan kata lain bahasa merupakan penghambat dalam proses pelaksanaan program imersi. Apabila kendala-kendala tersebut dapat diatasi, maka sangat mungkin untuk menciptakan keunggulan kompetitif sehingga tujuan meningkatkan kemampuan menghadapi persaingan internasional dapat tercapai.
3. Penerapan Model CIPP dalam mengevaluasi program imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar. Hasil penelitian Tseng, et al. (2010) dalam jurnalnya yang berjudul “Using the Context, Input, Process, and Product Model to Assess an Engineering Curriculum” menyatakan bahwa penggunaan model CIPP cocok untuk mengevaluasi suatu program pendidikan karena telah terfokus dibeberapa aspek. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tersebut, peneliti menggunakan model CIPP untuk mengevaluasi pelaksanaan program imersi pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 2 Karanganyar. Dari proses pengamatan, pemberian angket dan wawancara dengan ketua imersi, guru mata pelajaran kimia, maupun siswa kelas imersi maka dapat dibuat tabel Penerapan Model CIPP sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Tabel 4.2 Penerapan Model CIPP dalam Proses Pembelajaran Kimia pada Program Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar CIPP Implementasi penerapan Model CIPP pada Program Imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar.
Context Evaluation Konteks dari program imersi : 1. Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. 2. Kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum KTSP 3. Pembelajaran menggunakan pendekatan PAKEM
Input Evaluation Input dari program imersi : 1. Siswa memiliki kemampuan akademik yang baik. 2. Guru pengajar kelas imersi yang memiliki kualifikasi S2. 3. Penggunaan bahasa Inggris dalam proses pembelajaran 4. Guru membuat RPP dalam proses pembelajaran. 5. Di dalam ruang kelas terdapat fasilitas yang cukup memadai.
commit to user
Process Evaluation Proses dari pembelajaran pada program imersi : 1. Guru sering menggunakan metode tanya jawab dan ceramah pada saat proses pembelajaran 2. Guru belum memanfaatkan fasilitas dengan maksimal 3. Guru sering menggunakan bahasa Indonesia di dalam kelas. 4.Buku pegangan siswa terbatas terutama yang berbahasa Inggris atau Bilingual. 5. Soal untuk ulangan harian masih dalam bahasa Indonesia.
Product Evaluation Hasil dari proses pembelajaran pada program imersi adalah rata-rata kelasnya tidak lebih baik dari siswa kelas reguler Saran : 1. Guru menggunakan metode yang variatif dalam proses pembelajaran di kelas imersi 2. Memaksimalkan penggunaan laboratorium dan sarana dan prasarana yang terdapat dalam kelas imersi. 3. Soal ulangan harian akan lebih baik jika berbahasa Inggris.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Hasil penelitian Analisis Pelaksanaan Program Imersi pada Mata Pelajaran Kimia Kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pencapaian pelaksanaan program imersi dari tahun 2006/2007 sampai saat ini kurang sesuai dengan tujuan penyelenggaraan imersi karena ada ketentuan dalam Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi yang tidak terpenuhi, antara lain sistem administrasi, struktur organisasi, perekrutan guru, metode pembelajaran, mata pelajaran yang menggunakan bahasa Inggris, serta proses belajar mengajar.. 2. Ada beberapa faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar. Faktor yang mendukung tersebut antara lain adanya sarana dan prasarana yang memadai dengan jumlah rombongan belajar yang tidak terlalu besar yakni 24 siswa per kelas. Sedangkan faktor yang paling menghambat dari guru dan siswa yakni faktor bahasa. 3. Upaya-upaya yang dilakukan SMA Negeri 2 Karanganyar untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi adalah dengan mengadakan pelatihan bahasa Inggris bagi guru-guru yang akan mengajar di kelas imersi.
B. Implikasi Dari hasil penelitian ini, secara praktis dapat memberikan informasi bahwa penyelenggaraan kelas imersi di SMA Negeri 2 Karanganyar baik dari segi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi sebagian berjalan sesuai dengan pedoman yang ada. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, sekolah menemui beberapa kendala dalam hal struktur organisasi, perekrutan guru, proses pembelajaran dan evaluasi. Kendala tersebut dapat mempengaruhi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 dalam penyelenggaraan kelas imersi sehingga sekolah berupaya mencari solusi untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi yang telah diuraikan diatas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Sebaiknya pihak sekolah membentuk tim imersi untuk mengelola kelas imersi secara khusus sehingga tanggung jawab atas pelaksanaan kelas imersi menjadi lebih jelas dan tidak meluas. 2. Akan lebih baik apabila sekolah mengadakan cek atas nilai TOEFL yang telah dicapai para guru pengajar kelas imersi pada saat perekrutan guru. Sehingga kemampuan bahasa Inggrisnya tidak diragukan lagi. 3. Sekolah mengarahkan evaluasi secara menyeluruh pada program kelas imersi dengan beberapa metode selain diskusi, seperti membuat angket untuk disebarkan ke pihak guru maupun siswa sehingga hasil evaluasi menjadi lebih objektif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Collier, V.P. dan Wayne P.T. 2004. The Astounding Effectiveness of Dual Language Education for All. NABE Journal of Research and Practice, 2:1 Winter 2004. George Mason University. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. 2008. Buku Pedoman Penyelenggaraan Kelas Imersi. Semarang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Handayani, R.D. 2007. Pelaksanaan Pembelajaran Biologi pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan di Kelas X Imersi SMA Negeri 2 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Semarang: UNNES. Ismawati, F. dan Sirodj, S. 2010. Perbedaan Self-Confidence dan Self-Regulated Learning antara Siswa Kelas IMERSI dan Siswa Reguler. Jurnal Penelitian Psikologi 2010, Vol. 01, No. 01, 75-86. Surabaya: Program Studi Psikologi IAIN Sunan Ampel Surabaya Lenker, A and Nancy R. 2007. Foreign Language Immersion Programs. Washington. Mardalis. 2007. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. Miles, M. B. dan Huberman, A .M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI-Press Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Novania, N.D. 2008. Diktat Pengendalian Kualitas-Modul IX : Total Quality Management. Jakarta: Universitas Mercu Buana. Rochaety, E., Rahayuningsih, P., dan Yanti, P.G. 2006. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sa’ud, U.S. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sagala, S. 2008. Budaya dan Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Sanesac, B.V.K. 2002. Two-Way Bilingual Immersion : A Portrait of Quality Schooling. Bilingual Research Journal; Spring 2002; 26, 1; Education Module pg. 85. Central Michigan University. Sucipta, N. 2005. Mei 3. “Pendidikan, Penunjang ke arah Kesadaran Global”. Balipost. 2. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sukmadinata, N.S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Tseng, K.H., Diez, C.R., Lou, S.J., Tsai, H.L., & Tsai, T.S. 2010. "Using the Context, Input, Process and Product model to assess an engineering curriculum". World Transactions on Engineering and Technology Education. Vol.8, No.3, 2010. Taiwan: Meiho University. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Widodo. 2008. Standar Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah: Sebuah Pergulatan antara Realita dengan Harapan. Malang: Universitas Wisnuwardhana. Widoyoko, E.P. 2011. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yamin, M. dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada. Yusuf, S. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
commit to user