MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh Yani Kusmayani 1021.0473
SEKO LA H DAN IL
AN URU G ID IKAN
GG TIN PENI KE U D M
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINEKTIK PADA SISWA KELAS VI SDN JAYARAGA 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 Yani Kusmayani 1021.0473
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan mengenai pembelajaran bahasa Indonesia di Kelas VI SDN Jayaraga 2 Tarogong, yaitu mengenai rendahnya kemampuan siswa dalam menulis puisi. Hal tersebut dikarenakan kurangnya motivasi, interaksi, dan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menulis puisi. Adapun hipotesis yang dirumuskan di antaranya “Apabila keterlibatan siswa yang secara aktif daiam pelaksanaannya dilakukan dengan benar, maka pembelajaran dengan penggunaan metode sinektik akan meningkatkan kemampuan menulis puisi karena metede sinektik ini akan lebih mendorong keterlibataan siswa dalam proses pembelajaran”. Mengacu pada latar belakang masalah, untuk mengetahui gambaran dan kemampuan, serta hasil dari penggunaan metode sinektik dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa di kelas VI SDN Jayaraga 2 Tarogong. Sebagai realisasi pencapaian tujuan tersebut, maka proses pelaksanaan tindakan di dalam kelas didasarkan pada konsep pembelajaran dengan langkah-langkah pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kolaboratif partisipatcris. Kolaboratif merupakan kerjasama antara guru dan peneliti. Guru merupakan mitra kerja peneliti, yang berperan secara aktif dalam perencanaan sampai pada evaluasi dan refleksi hasil tindakan. Untuk mencapai hasil penelitian, penulis menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian memberikan indikasi bahwa dengan menggunakan metode sinektik yang diterapkan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VI SDN Jayaraga 2 Tarogong bisa dikatakan berhasil setelah melihat hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi dari setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai siswa yang diperoleh sebesar 4,25% dari pretesa ke postes meningkat sebesar 5,25%. Dengan demikian ditarik kesimpulan bahwa akhirnya siswa bisa memahami tentang puisi, baik dari bentuk penulisannya maupun dalam penggunaan bahasanya. Peningkatan dari segi bahasa, bisa dikatakan siswa telah dapat memilih kata-kata dan ungkapan secara jelas dan bervariasi dari tiap pembelajaran. Kata Kunci : Menulis Puisi, Sinektik
PENDAHULUAN Pengajaran sastra bertujuan agar siswa memperoleh pengalaman sastra dan pengetahuan sastra. Pengalaman sastra akan diperoleh melalui kegiatan berapresiasi dan berekspresi sastra, sedangkan pengetahuan sastra diantaranya mencakup pengetahuan teoritis dan pengetahuan historis. Akan tetapi, kecenderungan yang terjadi saat ini adalah kurangnya pengajaran sastra yang mengarah kepada pemberian pengalaman bersastra siswa di sekolah.
Menurut penulis, faktor kegagalan pembelajaran sastra terutama puisi disebabkan oleh kurangnya pengajar yang profesional dibidang sastra, buku-buku yang dipergunakan sedikit, kurangnya minat serta kemampuan siswa dalam mengapresiasi dan menulis puisi. Kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas pun masih kurang proporsional dalam pemberian materi. Pemberian teori lebih dominan dibandingkan dengan praktik dalam menulis puisi. Sehubungan dengan hal itulah penulis menawarkan suatu bentuk alternatif pembelajaran sastra, khususnya pembelajaran puisi dengan
menggunakan metode sinektik. Dalam hal ini, penulis sesuaikan dengan suatu bentuk pembelajaran puisi yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu menulis berbagai karya sastra (puisi dan cerpen). Dalam kurikulum tersebut diharapkan siswa mampu menemukan tema puisi, dan mampu mengembangkan ide dalam bentuk puisi dengan memperhatikan pilihan kata dan majas yang sesuai. Pembelajaran dengan menggunakan metode sinektik dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa. Pelaksanaan metode sinektik memberikan pengaruh terhadap hasil belajar ranah kognitif aspek pengetahuan dan juga memberikan pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar ranah afektif aspek penerimaan (Hodijab, 1999 : 48). KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Menulis Pengertian menulis menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena; melahirkan pikiran dan perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan, mengarang di majalah; mengarang roman (cerita, membuat surat) (KBBI, 2001 : 968). Sedangkan Tarigan mendefinisikan menulis yaitu menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Lebih lanjut Tarigan memaparkan bahwa menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuankesatuan ekspresi bahasa. Ahli lain memberikan istilah menulis dengan mengarang yaitu suatu proses kegiatan pekerjaan manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam tulisan. (Widyamarta, 1991 : 9). S Takala dalam Ahmadi (1989 : 2) mengungkapkan pengertian mengarang atau menulis yaiiu suatu proses menyusun. mencatat, dan mengkomunikasikan makna, dalam tatanan ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvensional yang dapat dilihat (dibaca). Dari pengertian-pengertian menulis atau mengarang di atas dapat disimpulkan bahwa menulis yaitu suatu proses untuk mengkomunikasikan alau mcmaparkan pikiran atau perasaan melalui suatu sistem dan lambang-lambang tulisan yang dapat dipahami orang lain. Pengertian Puisi Puisi ditinjau dari segi etimologi, berasal dari bahsa Yunani “poisis” yang berarti penciptaan, tetapi arti semula lama kelamaan semakin dipersempit
menjadi hasil karya sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata tulisan (Tarigan, 1984 : 4). Menurut Wordworth dalam Sapardi Djoko Darmono (2000 : 6) puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif yaitu perasaan yang direkankan atau diangankan. Sedangan Lukseinburg, (1987 :73) ditinjau dari segi isi sajak/puisi memberi kemungkinan isi yang jauh lebih luas selain mengungkapkan perasaan. juga menggambarkan suatu kesan, melukiskan suatu suasana. suatu pengamatan, pujian. keluhan, dan pemikiran filsafat umum. Menurut Hudson dalam Aminuddin (2000 : 134) puisi adalah bahwa pengertian puisi itu adalah salah satu karya sastra yang berisi ungkapan pikiran, perasaan. kesan, menggambarkan suasana, pengamalan, pujian. keluhan. dan pemikiran serta imajinasi pengarang dengan bahasa sebagai medium. Pengertian Metode Sinektik Sinektik merupakan salah satu metode baru yang sangat menarik unluk mengembangkan kreativitas yang dirancang oleh William John Jaqub Gordon dan kawan-kawan. Mereka menilai bahwa bekerja dengan prosedur sinektik akan mengembangkan kreativitas kelompok dalam setiap orgamsasi yang individunya dilatih agar dapat bekerja sama, sehnigga mereka mampu memecahkan masalah atau mengembangkan produksi. Dengan demikian, metode pembelajaran sinektik dirancang untuk mengembangkan kreativitas individu atau keiompok. Model sinektik ini dapat membangkitkan tingkat kreativitas siswa dalam mengapresiasi puisi (karya sastra), juga dapat digunakan untuk memperoleh gagasan-gagasan baru, penemuan-penemuan di bidang ilmu dan teknologi, serta untuk merangsang gagasan-gagasan asli dalam mengarang atau menulis karangan. Model sinektik juga merupakan suatu teknik pengajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan. METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu jalan yang ditempuh dengan menggunakan berhagai tenik sesuai dengan pendekatan yang dianutnya untuk mencapai suatu tujuan. Metode yang baik adalah metode yang dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam suatu kegiatan. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Berikut ini penulis mengutip pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana, sebagai berikut “Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
kegiatan yang terjadi pada saat sekarang. Dengan perkataan pendekatan Deskriptif mengambil masalah atau sebagaimana adanya. Pada saat penelitian dilaksanakan (1989 :64). Teknik Penelitian Pengumpulan data yang dimaksudkan di sini adalah pengumpulan data hasil penelitian dari berbagai bentuk yang berasal dari sumber data yang ada. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1) Tes Tes digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis mencakup prates (dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis puisi sebelum mendapatkan perlakuan) dan postes (dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis puisi pada siswa setelah mendapatkan perlakuan). Adapun jenis tes yang digunakan adalah tes tulis dari masing-masing siswa dalam menulis puisi. 2) Angket Teknik angket dilakukan untuk-mengetahui kemampuan afektif siswa melalui sikap dari tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode sinektik. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pretes dan postes Siswa Berdasarkan hasil penelitian, pada umumnya nilai puisi siswa dalam setiap pembelajaran mengalarni peningkatan, hanya ada beberapa orang siswa yang kemampuannya tetap dan ada juga yang menurun. Peningkatan terjadi karena siswa telah memahami tentang puisi, baik dari bentuk penulisannya maupun dalam penggunaan bahasanya. Peningkatan dari segi bahasa, siswa telah dapat memilih kata-kata dan ungkapan secara jelas dan bervariasi. Siswa juga telah terampil dalam memainkan kata-kata secara “lincah” sehingga dalam puisinya diwarnai dengan adanya rima, imaji, dan gaya bahasa. Sedangkan pada siswa yang kemampuan menulisnya tetap atau menurun karena siswa masih merasa kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat untuk puisinya. Tingkat Kemampuan Tingkat kemampuan tertinggi Tingkat kemampuan terendah Tingkat kemampuan rata-rata
Pretes 78 41 59.5%
Postes 83 44.5 63.75%
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa tingkat kemampuan siswa dari pretes ke postes mengalami peningkatan. Tingkat kemampuan tertinggi mulai dari pretes sampai postes menunjukkan peningkatan. Begitu juga dengan
tingkat kemampuan terendah yang terus mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswa yang mengalami kesulitan pada tindakan pertama kemudian mengalami peningkatan kemampuan pada tindakan berikutnya. Peningkatan ini terjadi karena guru senantiasa memberikan arahan dan motivasi agar siswa dapat menulis puisi seindah mungkin. Peningkatan juga terjadi karena siswa merasa nyaman dan terbantu dengan metode sinektik yang digunakan sebagai metode pembelajaran dalam menulis puisi. Pembahasan Hasil Penelitian Penggunaan metode sinektik dalam pembelajaran menulis puisi telah membantu siswa untuk mendapatkan inspirasi untuk puisinya. Kebiasaan siswa dalam menyimak penjelasan materi dan guru terlebih dahulu, rupanya membekas pada diri siswa. Hampir seluruhnya siswa menginginkan hal tersebut tetap tidak diubah seperti pada pembelajaran yang peneliti kembangkan. Siswa pun berpendapat bahwa guru senantiasa memberikan bimbingan dalam memunculkan ide atau gagasan untuk menulis puisi. Hampir seluruhnya siswa menginginkan agar topiktopik lain diajarkan dengan model yang baru saja mereka ikuti. Alasannya siswa merasa nyaman dan tertarik terhadap pembelajaran yang berlangsung. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada bab I sebelumnya berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media metode sinektik, dapat diambil simpulan sebagai berikut. a. Pertama, perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan media metode sinektik cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Perencanaan tersebut disusun berdasarkan masalah-masalah yang ditemukan di lapangan. Dalam menyusun perencanaan model pembelajaran dengan menggunakan metode sinektik sebagai media pembelajaran menulis puisi, ada empat komponen yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu (1) tujuan pembelajaran khusus, (2) kegiatan belajar mengajar, (3) media pembelajaran, dan (4) penilaian. Keempat komponen tesebut harus sesuai dengan prosedur Penelitian pembelajaran yang mencakup siklus-siklus pembelajaran. Tujuan pembelajaran khusus harus dibatasi sesuai dengan tampilan pembelajaran pada setiap Siklus. KBM lebih menekankan pada aktivitas belajar siswa melalui teknik berlatih
dengan metode sinektik sebagai sumber inspirasi dalam menumbuhkan dan mengembangkan imajinasi-imajinasi kreatif siswa untuk dapat menuliskan pikiran dan perasaannya dalam bentuk puisi. Media yang digunakan dalam pembelajaran tentu saja metode sinektik yang terdapat di lingkungan siswa belajar yaitu lingkungan sekitar sekolah dengan memperhatikan kebutuhan saat pembelajaran. Penilaian yang dilakukan yaitu penilaian proses yaitu penilaian terhadap aktivitas siswa pada saat pembelajaran dan penilaian hasil yaitu penilaian terhadap hasil menulis puisi siswa yang ditulis setiap siklus pembelajaran. b. Kedua pelaksanaan perencaanaan pembelajaran menulis puisi, telah memunculkan beberapa prilaku belajar siswa yang lebih baik. Perilaku tersebut berupa aktivitas siswa yang aktif dalam belajar, seperti siswa yang aktif bertanya, mengemukakan pendapat, dan berani tampil di depan. c. Ketiga, hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi dari setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai siswa. Pada pretes rata-rata siswa mencapai 59,5 %, pada postes mencapai 63,75%,. Berarti nilai yang diperoleh siswa meningkat sebesar 4,25% dari pretes ke postes, meningkat lagi sebesar 5,25%. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa juga ditunjukkan dengan menurunnya siswa yang termasuk kategori rendah. Siswa yang berkategori rendah, pada pretes berjumlah 7 orang, postes berjumlah 2 orang. Meskipun masih ada siswa yang berkategori rendah namun siswa mengalami kemajuan (progres) dalam kompetensi menulis puisinya. Pada postes, masih ditemukan seorang siswa berkategori rendah, hal tersebut dikarenakan karakteristik siswa tersebut yang belum dapat membaca dan menulis secara optimal, menjadikan siswa tersebut mengalami kesulitan, baik dalam hal menata kata ataupun cara menuliskannya. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa juga ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang termasuk kategori cukup dan kategori tinggi dan setiap siklusnya. Siswa yang berkategori cukup, pada pretes berjumlah 9 orang, postes berjumlah 12 orang,. Siswa yang berkategori tinggi, pada pretes berjumlah 5 orang, postes berjumlah 7 orang. Peningkatan kemampuan menulis puisi siswa juga diperkuat dengan adanya siswa yang termasuk kategori sangat tinggi, yaitu pada postes.
DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, S, et al. (1988). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Aminudin, (1995). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dahlan M. (1990). Model-Model Pembelajaran, Jogjakarta, CV. Diponegoro. Departemen Pendidikan Nasional LIPI. (2004). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Laporan Buku, Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi). Bandung: LIPI. Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Djojosunoto, et al. (2004). Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa. Hidayat, K. (1991). Perencanaan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Bina Cipta. Ibrahim, et al. (2002). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grasindo Persada. Keraf, G. (1985). Diksi dan Goya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia. Mulyana, Yoyo. (2003). Sanggar Sastra. Jakarta: Depdiknas. Nurgiyantoro, B. (2002). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rusyana, Y. (1986). Dalam Gamit Sastra, Bandung, CV. Diponegoro. Semi, Atar, (1993). Pokoknya Menulis, Bandung. Tarigan, HG. (1994). Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.