STRATEGI PENINGKATAN MUTU GURU DI MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL ULUM DEMAK TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) dalam Program Studi Kependidikan Islam (KI)
Oleh:
KHOIRUL ANWAR NIM: 063311002
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Khoirul Anwar
NIM
: 063311002
Jurusan / Program Studi
: Kependidikan Islam
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 9 Desember 2011
Saya yang menyatakan,
Khoirul Anwar NIM. 063311002
ii
iii
Semarang, 8 Desember 2011
NOTA PEMBIMBIN BING
Kepada Yth. Dekan Fakultas ltas Tarbiyah T IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb Dengan ini diberitahu ritahukan bahwa saya telah melakukan bimbinga bingan, arahan dan koreksi naskah skripsi kripsi dengan: Judul Nama NIM Jurusan
: STRATEGI STRA PENINGKATAN MUTU GUR GURU DI MA MIFT MIFTAHUL ULUM DEMAK TAHUN AJARAN ARAN 2011/2012 : Khoirul Khoiru Anwar : 063311 63311002 : Kepend ependidikan Islam
Saya memandang g bahwa bah naskah skripsi tersebut sudah dapat pat diajukan di kepada Fakultas Tarbiyah h IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang ng munaqasah. mu Wassalamu’alaikum m wr.wb. w
iv
Semarang, 8 Desember D 2011
NOTA PEMBIMBIN BING
Kepada Yth. Dekan Fakultas ltas Tarbiyah T IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb Dengan ini diberitahu ritahukan bahwa saya telah melakukan bimbinga bingan, arahan dan koreksi naskah skripsi kripsi dengan: Judul Nama NIM Jurusan
: STRATEGI STRA PENINGKATAN MUTU GUR GURU DI MA MIFT MIFTAHUL ULUM DEMAK TAHUN AJARAN ARAN 2011/2012 : Khoirul Khoiru Anwar : 063311 63311002 : Kepend ependidikan Islam
Saya memandang g bahwa bah naskah skripsi tersebut sudah dapat pat diajukan di kepada Fakultas Tarbiyah h IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang ng munaqasah. mu Wassalamu’alaikum wr.wb. w
v
ABSTRAK Judul Penulis NIM
: Strategi Peningkatan Mutu Guru di MA Miftahul Ulum Demak Tahun Ajaran 2011/2012 : Khoirul Anwar : 063311002
Tujuan dari penelitian ini adalah 1). Untuk mengetahui bagaimana strategi peningkatan mutu guru Di MA Miftahul Ulum Demak, 2). Untuk mengetahui bagaimana pencapaian program peningkatan mutu guru Di MA Miftahul Ulum Demak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data berbentuk uraian deskriptif. Metode pengumpulan data dengan menggunakan: observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang peneliti gunakan ialah analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang berupa katakata, gambar dan bukan angka. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Pertama, Strategi yang di lakukan MA Miftahul Ulum Demak dalam meningkatkan mutu guru diantaranya: Strategi peningkatan kompetensi pedagogik yaitu kerja sama dengan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP) Jawa Tengah, pembinaan rutin yang dilakukan oleh kepala madrasah, melakukan studi banding. Strategi peningkatan kompetensi profesional yaitu pemberian beasiswa atau tugas belajar dari pemerintah, pemberian beasiswa atau tugas belajar dari madrasah.Kedua, Dari pencapaian program diketahui bahwa hasil dari diterapkannya berbagai strategi dan program meningkatkan mutu guru di MA Miftahul Ulum Demak sudah mengalami penigkatan. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari segi kompetensi guru dan latar belakang pendidikan MA Miftahul Ulum Demak sudah sesuai dengan standar kualifikasi akademik dan mata pelajaran yang di ajarkan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. namun masih ada yang belum dan materi yang diajarkan masih ada belum sesuai dengan kompetensinya. Jumlah guru MA Miftahul Ulum Demak terdapat 28 guru. Guru yang S2 ada 2 guru termasuk Kepala Madrasah. Guru yang lulusan S1 ada18 guru. Guru yang lulusan SMA ada 5 guru, dan yang D3 ada 3 guru. Dalam hal pembelajaran pencapain yang pertama kompetensi pedagogik yaitu: guru MA Miftahul Ulum Demak dalam menerapkan metode mengajar secara efektif sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa dalam memahami atau menyikapi siswa sesuai dengan psikologisnya. Kemudian sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas penataan tata kelas sudah ada perubahan, dan guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik agar mempunyai kesiapan penuh dalam pembelajaran, sebelum mengajar masih ada guru yang belum mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk siswa yang hubungannya dengan materi yang akan diajarkan. Kedua kompetensi profesional yaitu: guru MA Miftahul Ulum Demak mampu memahami materi pembelajaran
vi
secara luas, karena latar belakang pendidikannya sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Akan tetapi masih sedikit yang belum memahami materi pembelajaran secara luas karena latar belakang pendidikannya masih ada yang belum memenuhi standar kualifikasi akademik. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para guru sebagai tenaga pengajar dan para mahasiswa, sekaligus semua pihak terutama dalam memberi dorongan akan pentingnya sebuah kesuksesan yang dilakukan oleh guru terhadap proses belajar mengajar sehingga tercapainya tujuan pendidikan.
vii
TRANSLITERASI ARAB LATIN Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.
ﺍ
a
ﻁ
t}
ﺏ
b
ﻅ
z}
ﺕ
t
ﻉ
‘
ﺙ
s|
ﻍ
gh
ﺝ
j
ﻑ
f
ﺡ
h}
ﻕ
q
ﺥ
kh
ﻙ
k
ﺩ
d
ﻝ
l
ﺫ
z|
ﻡ
m
ﺭ
r
ﻥ
n
ﺯ
z
ﻭ
w
ﺱ
s
ﻩ
h
ﺵ
sy
ﺀ
’
ﺹ
s}
ﻱ
y
ﺽ
d}
Bacaan madd:
Bacaan diftong:
a> = a panjang
ﻭ = ﹶﺍau ﻱ = ﹶﺍa
i> = i panjang u> = u panjang
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa atas limpahan taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Peningkatan Mutu Guru di Madrasah
Skripsi yang berjudul “Strategi
Aliyah Miftahul Ulum Demak” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Fahrurrozi, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing I dan Drs. Wahyudi, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Para Dosen Pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, yang telah membekali berbagai bekal disiplin ilmu pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi. 4. Kepala Madrasah (Drs. Taukhid. M.PdI) yang telah memberikan ijin penelitian, segenap guru dan karyawan (Keluarga Besar Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak) yang banyak membantu dan mengarahkan peneliti 5. Ayahanda Markum dan Ibunda tercinta Siti Fatimah yang memberikan motivasi dan do’a serta restunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Kakak tercinta Syamsul Arifin, Murtafiah, Abas Junaidi, semoga diberi kesehatan dan diberi rizqi halal dan barokah.
ix
7. Segenap Sahabatku yang selalu memberikan support, semangat dan dukungannya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Berbagai pihak yang secara tidak langsung telah membantu baik moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini. Tak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan doa yang tulus dan ikhlas semoga amal baik mereka dapat diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari, bahwa penulisan skripsi ini tidak luput dari kekurangan, karena itu saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 9 Desember 2011 Peneliti,
Khoirul Anwar NIM.063311002
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................................
ii
PENGESAHAN ..........................................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ...............................................................................................
iv
ABSTRAK ...................................................................................................................
vi
TRANSLITERASI ARAB LATIN ............................................................................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
xi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI STRATEGI PENINGKATAN MUTU GURU A. Kajian Pustaka ..............................................................................
9
B. Mutu Guru .................................................................................... 10 1. Pengertian Mutu ..................................................................... 10 2. Pengertian Guru ..................................................................... 13 3. Mutu Guru .............................................................................. 14 C. Manajemen Strategi ..................................................................... 19 1. Pengertian Manajemen Strategi ............................................. 19 2. Analisis Kondisi Organisasi ................................................... 20 3. Formulasi Strategi .................................................................. 22 4. Implementasi Strategi ............................................................. 22 5. Evaluasi Strategi ..................................................................... 23 BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ......................................................................... 28 1. Jenis Penelitian ....................................................................... 28 2. Sumber Penelitian ................................................................... 28
xi
3. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29 4. Teknik Analisis Data .............................................................. 30 B. Alokasi Waktu, Tempat Dan Setting Penelitian ........................... 30 1. Alokasi Waktu, Tempat Dan Tempat Penelitiaan ................... 30 2. Setting Penelitian .................................................................... 31 a. Profil/ Sejarah berdirinya MA Miftahul Ulum Demak ..... 31 b. Visi dan Misi MA Miftahul Ulum Demak ........................ 32 c. Tujuan Pendidikan MA Miftahul Ulum Demak ............... 32 d. Struktur Kepemimpinan MA Miftahul Ulum Demak ....... 32 e. Kegiatan Pembelajaran MA Miftahul Ulum Demak ........ 32 f. Sarana dan Prasarana MA Miftahul Ulum Demak .......... 34 g. Kegiatan Belajar Mengajar ............................................... 35 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian.............................................................................. 36 1. Strategi Peningkatan Mutu Guru di MA Miftahul Ulum Demak .................................................................................... 36 2. Pencapaian Program Peningkatan Mutu Guru di MA Miftahul Ulum Demak ........................................................................... 38 B. Pembahasan .................................................................................. 41 1. Strategi Peningkatan Mutu Guru di MA Miftahul Ulum Demak ................................................................................... 41 2. Pencapaian Program Peningkatan Mutu Guru di MA Miftahul Ulum Demak .......................................................................... 44 BAB V. PENUTUP A. Simpulan ...................................................................................... 51 B. Saran ............................................................................................. 52 C. Penutup.......................................................................................... 53 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MA Miftahul Ulum Ulum Demak Tahun Ajaran 2011-2012 ............................................
31
Tabel 3.2 Data Siswa Tiga Tahun Terakhir MA Miftahul Ulum Ulum Demak Tahun Ajaran 2008-2011 ........................................................
32
Tabel 4.1 Data Guru Lama MA Miftahul Ulum Demak .........................
34
Tabel 4.2 Data Guru Baru MA Miftahul Ulum Demak ..........................
40
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
Lampiran 2
Hasil Wawancara
Lampiran 3
Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 4
Surat Izin Riset
Lampiran 5
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 6
Piagam Passka
Lampiran 7
Piagam KKN
Lampiran 8
Transkrip Ko Kurikuler
Lampiran 9
Surat Bebas Kuliah
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1 Berbicara tentang tujuan pendidikan tak dapat lepas dari tujuan hidup dan isi Undang-Undang Pendidikan Nasional, sebab pendidikan bertujuan memelihara kehidupan manusia. Dalam konteks Islam Al-Qur’an dengan tegas mengatakan bahwa apapun tindakan yang dikerjakan oleh manusia haruslah dikaitkan dengan Allah, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Karim, yang berbunyi :
∩⊇∉⊄∪ tÏΗs>≈yèø9$# Éb>u‘ ¬! †ÎA$yϑtΒuρ y“$u‹øtxΧuρ ’Å5Ý¡èΣuρ ’ÎAŸξ|¹ ¨βÎ) ö≅è% Artinya: “Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam” (QS. Al-An’Am : 162).2 Juga perbincangan tentang tujuan kependidikan memastikan kita berbincang pula tentang sifat-sifat alami manusia (nature). Sebab manusia itulah yang dicitacitakan oleh pendidikan agar mampu menjaga alam dan lingkungan ini. Kalau tujuan pendidikan berbeda dengan sifat alami manusia maka kandungan kurikulum pendidikanpun harus berbeda pula. Jadi tidak ada kandungan pendidikan yang berbeda dengan sifat alami manusia, yang dipersetujui oleh semua pendidik dan sekolahan. Secara nasional, pemerintah sebetulnya telah merencanakan bahwa fokus pembangunan adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan 1
DEPDIKNAS, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: BP.Cipta Jaya, 2003, Cet.ke-2, hlm.7 2
Al-Qur’an, Surat Al-An’am Ayat 162, Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsiran AlQur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag RI, 1992. hlm. 216.
1
pendidikan sebagai kunci utamanya. Mesti terbilang sulit untuk menentukan karakteristik atau ukuran yang tepat dalam mengukur mutu pendidikan, tetapi ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukurnya, yaitu "(1) kualitas guru dan (2) alat bantu proses pendidikan".3 Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah RI dalam bidang pendidikan tidak hanya berbentuk Undang-Undang saja. Undang-Undang itu masih diiringi pula dengan peraturan pemerintah (PP) sebagai ketentuan hukum yang bersifat terkait dalam mewujudkan ketentuan hukum di dalam Undang-Undang. Selain itu kebijakan juga dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Nasional adalah "sebuah sistem yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional".4 Kemudian seiring tuntutan pembaharuan pendidikan di Indonesia, kebijakan pendidikan telah mengalami beberapa kali perubahan. Undang-Undang No.2/1989 sejak tahun 2003 telah diganti dengan Undang- Undang No.20/2003, yang disyahkan pada tanggal 11 Juni 2003. Undang-Undang No.20/2003 ini merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi Sistem Pendidikan Nasional, yang memuat visi, misi, fungsi dan tujuan pendidikan Nasional, serta strategi pembangunan pendidikan nasional, untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu serta relevan dengan kebutuhan masyarakat dan berdaya saing dalam kehidupan global. "Sehubungan dengan ini maka ditetapkan peraturan pemerintah (PP) No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan".5 Salah satunya memuat Standar pendidik yang dijadikan sebagai acuan standar yang harus dimiliki oleh seorang guru atau pendidik dalam peningkatan profesionalitas pendidik dalam lembaga pendidikan di Indonesia. Dan pada bulan Desember 2005 pemerintah juga telah mengeluarkan Undang-Undang tentang Guru3
Munawar Sholeh, Politik Pendidikan, (Jakarta: IPE, Grafindo Khasanah Ilmu, 2005) Cet. 1, hlm. 91-92. 4
H. Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam SISDIKNAS di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2004) Cet.1, hlm. 10. 5
PP. No. 19/2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: BP.Cipta Jaya, 2005), hlm.
53
2
Dosen dalam UU No.14/2005. Undang-undang ini dikeluarkan untuk mengatur guru dan dosen pendidikan di Indonesia. Adapun latar belakang diterbitkannya UU ini, adalah "guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat".6 Profesionalisme berarti “the skill or qualities or expected of members of a profession”7, yaitu ketrampilan atau kualitas yang dibutuhkan atau diharapkan oleh profesi seseorang. Dalam kamus besar bahasa Indonesia profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.8 Dikeluarkannya Undang-Undang karena secara profesional guru di negara kita masih belum memenuhi harapan dan dari segi kuantitatif jumlah guru masih belum memadai terutama guru agama.9 Sehingga diharapkan guru harus bersikap profesional dalam menjalankan tugas dalam proses belajar mengajar. Guru dalam arti profesional adalah "setiap orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam melakukan tugas di bidang keguruan untuk memberi ilmu pengetahuan, kecakapan
dan
ketrampilan
kepada
peserta
didik
yang bertujuan
untuk
mengembangkan seluruh aspek pribadinya".10 Guru memang bukan satu-satunya sumber belajar, walaupun tugas, peranan, fungsinya waktu proses pembelajaran sangat penting. Dengan kondisi demikian guru diharapkan melaksanakan tugas mulia untuk mendidik generasi muda. Artinya, guru adalah ujung tombak pendidikan yang secara langsung berinteraksi dengan anak didik, karena itu guru sesungguhnya merupakan penentu masa depan.
6
Tim Penyusun, Undang-Undang No.14/2005, tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Nuansa Aulia, 2006), hlm. 6 7 AS. Hornby, Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, (Oxford University Press, 2000), hlm. 1010. 8 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 789. 9
Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional; Rekonstruksi dan Demokrasi, (Jakarta: Kompas, 2002), Cet.1, hlm. xvii 10
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), Cet.11, hlm. 4.
3
Pendidik atau guru merupakan kunci pokok bagi keberhasilan pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu, profesionalisme guru harus ditingkatkan dan dikembangkan. Adapun peningkatan dan pengembangan profesionalisme tersebut meliputi berbagai aspek antara lain: (1) kemampuan guru dalam menguasai kurikulum; (2) materi pelajaran; (3) kemampuan dalam menggunakan metode dan sarana pembelajaran; (4) melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar; dan (5) disiplin, komitmen terhadap tugas.11 Keberhasilan institusi pendidikan dalam mengembangkan misinya sangat ditentukan oleh mutu keinterelasian unsur-unsur sistemik yang terdapat di dalamnya. Dari sekian banyak unsur tersebut, unsur tenaga kependidikan terutama guru telah memainkan peranan yang paling esensial. Di lembaga pendidikan formal, guru menjalankan tugas pokok dan fungsi yang bersifat multi peran, yaitu sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Istilah pendidik merujuk pada pembinaan dan pengembangan afeksi peserta didik. Istilah pengajar merujuk pada pembinaan dan pengembangan pengetahuan asah otak intelektual. Istilah pelatih, meskipun tidak lazim menjadi sebutan untuk seorang guru, merujuk pembinaan dan pengembangan ketrampilan peserta didik, seperti yang dilakukan oleh guru ketrampilan.12 Peningkatan mutu pendidikan di sekolah perlu didukung kemampuan manajerial para guru dan kepala sekolah. Sekolah perlu berkembang maju dari tahun ke tahun. Karena itu, hubungan baik antara guru perlu diciptakan agar terjalin iklim dan suasana kerja yang kondusif dan menyenangkan. Demikian halnya penataan penampilan fisik dan manajemen sekolah perlu dibina agar sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang dapat menumbuhkan kreativitas, kedisiplinan, dan semangat belajar peserta didik. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya profesionalitas guru yang mempunyai kompetensi pendidikan.13 11
Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 91. 12
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 15-16. 13
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. I, hlm. 3.
4
Selanjutnya
di
lingkungan
pendidikan
formal,
pengkajian
terhadap
pembinaan dan pengembangan kemampuan profesionalitas guru, seperti sudah klise dalam makna selalu didiskusikan. Sesungguhnya hal itu tidak klise, karena dari waktu ke waktu, persyaratan guru yang ideal senantiasa berubah, sehingga pertumbuhan profesionalitasnya harus terus-menerus dirangsang. Lebih lagi pada era globalisasi yang makin pasif dan ekstensif ini, tanpa didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, baik dalam bidang politik, pendidikan, kemajuan teknologi, ataupun ekonomi, suatu negara akan tertinggal jauh. Negara manapun di dunia ini memerlukan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan berdisiplin (Iptek) serta beriman dan bertaqwa (Imtaq). Sumber daya manusia yang menguasai Iptek dan ber-Imtaq itu dipersiapkan melalui proses pendidikan yang dilembagakan secara luas. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan untuk bekal hidup dengan titik tekan keduniaan dan terutama keakhiratan.14 Kompetensi dan profesionalisme seorang tenaga pendidik (guru) sangat dituntut, karena perkembangan ilmu semakin pesat. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pasal 42 ayat 1 yang berbunyi: “pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Pasal tersebut menggambarkan persyaratan kemampuan guru sebagai pendidik, sedangkan pasal 43 ayat 1 yang menjelaskan bahwa: “Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan”.15 Tenaga pendidik (guru) mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya dibidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermanfaat dan
14
Sudarwan, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Pustaka setia, Bandung 2002, Cet. I , hlm. 19. 15
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan Penjelasannya, (Yogjakarta: Media Wacana Press, 2003), Cet. 1, hlm. 30
5
professional. Katanya, guru mempunyai titik tolak sentral dari peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Tetapi, mengapa peningkatan guru tidak dilakukan secara sungguh-sungguh? Padahal, guru professional akan menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang berkualitas dalam rangka mewujudkan manusia Indonesia yang cerdas dan kompetitif, sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS). Dalam perwujudannya, tanggung jawab perlu ditekankan dan dikedepankan, karena pada saat ini banyak lulusan pendidikan yang cerdas dan trampil, tetapi tidak memiliki tanggung jawab dalam mengamalkan ilmu dan ketrampilan yang dimilikinya sehingga seringkali menimbulkan masalah bagi masyarakat, menjadi beban masyarakat dan bangsa bahkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam kerangka inilah dirasakan perlunya standar kompetensi dan sertifikasi tenaga pendidik (guru), agar nantinya memiliki tenaga pendidik (guru) professional yang memiliki standar dan lisensi yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan tenaga pendidik (guru) yang demikianlah, kita berharap dapat membangun kembali masyarakat dan bangsa yang sudah hampir porak-poranda.16 MA Miftahul Ulum Demak adalah sebuah lembaga yang berada dibawah Yayasan Miftahul Ulum yang berada di Kabupaten Demak. Yayasan ini terdiri dari RA, MI, MTs, dan MA. Yayasan ini lebih mengutamakan berakhlakul karimah. Atas dasar penulis mengajukan judul “Strategi Peningkatan Mutu Guru Di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak” dikarenakan pada sebuah lembaga pendidikan atau madrasah, seorang siswa selain dituntut mendapatkan ilmu pengetahuan, tidak hanya teori melainkan juga perlu dipraktikkan/dilaksanakan. Disinilah peran guru dalam membina dan membimbing para siswa. Begitu pula dengan adanya Strategi Peningkatan Mutu Guru yang baik di sebuah lembaga pendidikan yang dapat menunjang peningkatan mutu guru itu sendiri dan mensukseskan pembelajaran. Peran guru yang berada di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak serta peran kepala sekolah yang selalu meningkatkan kompetensi para guru dalam mengembangkan potensi anak didiknya. Kaitannya dengan ini, maka penulis tertarik 16
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 3, hlm. 5-6
6
untuk mengangkat judul “Strategi Peningkatan Mutu Guru Di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan penerapan di atas, maka kajian penelitian ini akan difokuskan pada Strategi Peningkatan Mutu Guru Di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak. Selanjutnya dari fokus tersebut dirinci menjadi sub-sub fokus sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi peningkatan mutu guru di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak? 2. Bagaimana pencapaian program peningkatan mutu guru di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang diangkat, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui bagaimana strategi peningkatan mutu guru di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak.
2.
Untuk mengetahui bagaimana pencapaian program peningkatan mutu guru di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak. Bila tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian akan memiliki
manfaat praktis dan teoritis. 1. Manfaat praktis Diadakannya penelitian ini, dapat memberikan gambaran pada pembaca mengenai keadaan Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak terutama mengenai strategi peningkatan mutu guru dan memberikan masukan kepada pihak Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak tentang bagaimana menciptakan manajemen yang baik dalam rangka menciptakan mutu guru sebagai wujud lembaga pendidikan yang lebih unggul dan lebih kompetitif.
7
2. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah dapat menambah wawasan dan khasanah dalam mengembangkan ilmu kependidikan islam untuk memberikan pengetahuan tentang strategi peningkatan mutu guru.
8
BAB II STRATEGI PENINGKATAN MUTU GURU
A. KAJIAN PUSTAKA Peneliti menyadari bahwa secara substansial penelitian ini tidaklah sama sekali baru. Dalam kajian pustaka ini, peneliti akan mendeskripsikan beberapa karya yang relevansinya dengan judul skripsi Strategi Peningkatan Mutu Guru Di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak. Beberapa karya itu antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan Amiruddin, dalam tesisnya meneliti tentang “Peningkatan
Kemampuan
Profesional
dan
Kesejahteraan
Guru”.1
Menurutnya kondisi kesejahteraan seorang guru saat ini masih belum terpenuhi karena banyak kendala yang menyebabkan tidak tumbuhnya profesionalisme. Untuk meningkatkan profesionalisme guru, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu pembenahan LPTK dan menghasilkan guru yang professional, dibentuknya sistem tunggal dalam pengelolaan guru, dibentuknya sistem pengembangan guru yang efektif dan dibentuknya badan kesejahteraan guru nasional (national board of teacher welfare). Disamping itu profesionalisme guru perlu ditunjang dengan kompetensi akademik. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Rokhmat NIM 3101179 berjudul Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru PAI DI SMPN 18 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006.2 Hasil penelitian skripsi adalah kepemimpinan kepala sekolah di SMPN 18 telah berjalan dengan baik, dalam artian kepemimpinan dijalankan dengan gaya demokratis, kooperatif, partisipatif, dan delegatif tidak memaksa atau otoriter, karena kepala sekolah pada SMPN 18 dilihat selalu mengajak guru bahkan karyawan dalam mengambil
keputusan
suatu
masalah
(problem
solving),
peranan
1
Amiruddin, “Peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru PAI di Kabupaten Cilacap, Tesis Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2004), t.d. 2
Nur Rokhmat NIM 3101179 , Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru PAI DI SMPN 18 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006 ,(skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005), t.d.
9
kepemimpinan kepala sekolah di SMP N 18 Semarang dalam peningkatan profesionalisme guru PAI sudah menunjukkan hasil yang efektif, keefektifan tersebut dapat dilihat dari peranan kepemimpinan kepala sekolah dalam melaksanakan peranannya secara penuh terhadap guru pendidikan agama islam pada khususnya, seperti memberikan kesejahteraan terhadap guru, melakukan kontrol dan memberikan arahan serta bimbingan terhadap guru pendidikan agama islam. 3. Penelitian Dadang Utomo yang berjudul “Upaya Sekolah Dalam Membina Profesionalisme Guru PAI SD Al-Azhar 14 Semarang”. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa sekolah memberi kesempatan kepada semua guru PAI untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan
yang
dapat
meningkatkan
kemampuan
profesionalisme baik yang bersifat intern maupun ekstern dam melakukan evaluasi atau penilaian yang dilakukan secara periodik.3 Adapun perbedaan penelitian ini dengan hasil penelitian-penelitian diatas, disini penulis lebih menitikberatkan strategi peningkatan mutu guru yang mana banyak guru-guru yang kurang memperhatikan kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu dari pihak madrasah diharapkan lebih banyak memberi pembinaan/pengembangan/pelatihan bagi guru di MA Miftahul Ulum Demak.
B. MUTU GURU 1. Pengertian Mutu Secara umum mutu diartikan sebuah proses terstuktur untuk memper baik keluaran yang dihasilkan.4 Pada konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan, proses, luaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari berbagai sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material alat peraga, buku-buku kurikulum, prasarana 3
Dadang Utomo, Upaya Sekolah Dalam Membina Profesionalisme Guru PAI SD Al-Azhar 14 Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007) t.d. 4
Jeromes A. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Dan Tata Langkah Langkah Penerapan, Terjemah Yosal Irinatala,(Yogyakarta; Pustaka Pelajar,2005), hlm 75
10
dan sarana sekolah. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturan struktur organisasi, deskripsi kerja, dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan, seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.5 Menurut Hensler dan Bruneel ada empat prinsip utama mutu, diantaranya: a. Kepuasan Pelanggan Dalam mutu pendidikan, konsep mengenai mutu dan pelanggan diperluas. Mutu tidak hanya bermakna kesesuaian dengan spesifikasispesifikasi tertentu, tetapi mutu tersebut ditentukan oleh pelanggan. Pendidikan hanya pelayanan jasa. Sekolah harus memberikan pelayanan jasa sebaikbaiknya kepada pelanggannya. Pelanggan sekolah meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal sekolah. Pelanggan eksternal sekolah adalah orang tua siswa, pemerintah dan masyarakat termasuk komite sekolah. Pelanggan internal sekolah adalah siswa, guru dan staf tata usaha. Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, aktifitasnya harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan. Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pelanggan, semakin tinggi nilai yang diberikan maka makin besar pula kepuasan pelanggan. b. Respek Terhadap Setiap Orang Dalam sekolah yang bermutu kelas dunia, setiap orang disekolah dipandang memiliki potensi. Orang yang ada diorganisasi dipandang sebagai sumber daya organisasi yang paling bernilai dan dipandang sebagai aset organisasi. Oleh karena itu, setiap orang diperlakukan dengan baik dan diberikan kesempatan untuk berprestasi, berkarier, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
5
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah LembagaAkademik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.53.
dari
Unit
Birokrasi
ke
11
c. Manajemen Berdasarkan Fakta Sekolah kelas dunia berorientasi pada fakta, maksudnya setiap keputusan selalu didasarkan pada fakta, bukan pada perasaan (feeling) atau ingatan semata. Ada dua konsep yang berkaitan dengan hal ini: (1) prioritatisasi, yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Dengan menggunakan data, manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu; (2) variasi atau variabilitas kinerja manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. d. Perbaikan Terus Menerus Agar dapat sukses setiap sekolah perlu melakukan proses sistematis dalam melaksanakan perbaikan berkesinambungan. Konsep yang berlaku adalah langkah perencanaan, melaksanakan rencana, memeriksa hasil pelaksanaan rencana, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.6 Stakeholder sekolah itu terdiri dari tiga komponen utama. Pertama, stakeholder primer, yakni siswa atau pihak-pihak yang menerima jasa pendidikan secara langsung. Kedua, stakeholder sekunder, yakni pihak-pihak yang berkepentingan terhadap mutu jasa pendidikan, antara lain orang tua siswa, instansi atau penyandang dana/beasiswa, tenaga administratif sekolah dan sebagainya. Ketiga stakeholder tersier, yakni pelanggan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan jasa pendidikan, mereka memanfaatkan hasil jasa layanan, antara lain masyarakat, dunia usaha dan pemerintah. Stakeholder sekolah juga dapat dibedakan atas status mereka sebagai pengelola pendidikan atau bukan. Perspektif ini stakeholder jasa pendidikan dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, stakeholder internal, yaitu stakeholder jasa pendidikan yang bersifat cenderung permanen, yaitu pengelola pendidikan. Kedua, pelanggan eksternal, yaitu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jasa 6
Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 1, hlm. 535-536
12
layanan sekolah, tetapi bersifat tentative, yaitu siswa reguler dan non reguler, orang tua atau wali siswa, dunia usaha dan pemerintah.7
2. Pengertian Guru Guru adalah "salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, yang membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing".8 Guru sebagai salah satu komponen terpenting pada proses belajar mengajar dan pada pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Bahkan seseorang dikatakan sebagai guru tidak hanya cukup ”tahu” sesuatu materi yang akan diajarkan, kemudian mengajarkan pada anak didiknya, akan tetapi guru tersebut mampu melatih beberapa ketrampilan dan sikap mental anak didiknya (transfer of value) sekaligus membangunnya.9 Tugas
guru
bukanlah
hal
yang
mudah,
guru
harus
mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya. Guru harus dapat memuliakan dan mendidik murid-muridnya dengan budi pekerti yang baik. Seperti dalam Hadits:
ﺍﻥ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﷲ ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ:ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻌﺒﺎﺱ ﺭﺿﻰ ﺍﷲ ﻋﻨﻪ ﻗﺎﻝ ( )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ.ﻢ ﻬ ﺑﺩ ﺍ ﹶﺃﻨﻮﺴ ِ ﺣ ﻭﹶﺃ ,ﻢ ﺩ ﹸﻛ ﻭ ﹶﻻ ﺍ ﹶﺃﻣﻮ ﹶﺃ ﹾﻛ ﹺﺮ:ﻗﺎﻝ Dari: Ibnu Abbas ra. Berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah bersabda: “ Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik". (HR. Ibnu Majah)10 Sesuai dengan hadits di atas, jelaslah bahwa urusan pendidikan ataupun pengajaran adalah merupakan urusan dari seorang guru. Dalam hal ini seorang guru yang mampu/berkompetenlah yang dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik dan pengajar sekaligus penentu dari keberhasilan proses belajar mengajar, sebaliknya proses belajar – mengajar tidak akan berhasil dengan baik 7
Sudarman Denim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 54 8 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet 1, hlm.166. 9 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 136. 10 Al-Hafidz Abi Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwaini, Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Darul Fikr, 275 H), Juz II, hlm. 1211.
13
jika diserahkan pada orang yang tidak berkompeten di bidangnya. Di sinilah arti pentingnya profesionalitas dari seorang guru, terlebih-lebih urusan tersebut adalah urusan yang berhubungan dengan profesi yang menyangkut orang banyak, dalam hal ini yaitu anak didik selaku orang yang menerima jasa dari penerima profesi. Sebagaimana
diketahui
bahwa
pendidikan
berfungsi
membantu
karakteristik pribadinya ke arah yang positif. Proses pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan pengembangan diri peserta didik.11 peserta didik untuk mengembangkan semua potensi, kecakapan, serta Di sisi lain Uzer Usman memberikan pengertian spesifik tentang guru yaitu sebagai jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Dengan kata lain, pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian khusus melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.12
3. Mutu Guru Pada format pengelolaan pendidikan yang sentralistik, sekolah menjadi unit birokrasi dan tenaga pendidik (guru) sering diposisikan sebagai karyawan birokrasi pemerintah. Sebaliknya pada format pengelolaan pendidikan yang desentralisasikan, sekolah dikonsepkan sebagai unit akademik dan tenaga pendidik (guru) merupakan tenaga profesional. Supaya mempunyai lulusan peserta didik yang diharapkan maka sekolah harus meningkatkan mutu guru. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mengacu pada masukan, proses, keluaran dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dari berbagai sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukan sumber daya manusia seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha, dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan material berupa alat peraga, buku-buku kurikulum, prasarana dan sarana sekolah. Ketiga, memenuhi atau tidaknya kriteria masukan yang berupa alat lunak, 11
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,, 2003), hlm. 4. 12 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. 13, hal. 5
14
seperti peraturan struktur organisasi, deskripsi kerja, dan struktur organisasi. Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.13 Tenaga pendidik dikatakan bermutu berdasarkan Undang-Undang Guru pasal 8 bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal ini meliputi; Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi social, dan Kompetensi Profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Pasal 10 ayat 1). Dalam Peraturan Pemerintah No.19/2005, pasal 28 ayat (3) menyebutkan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi; Kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.14 Definisi lain tentang kompetensi adalah sebagaimana diungkapkan Richard J. Mirabile, yaitu: competency is knowledge skill, ability or characteristic associated with high performance an a job. Some definition of competency include motives, beliefs and values.15 Kompetensi pedagogik, adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, rancangan dan pelaksanaan dan pembelajaran, evaluasi, hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. kompetensi kepribadian, adalah kemampuan kepribadian yang mantap stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. kompetensi profesional, adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkanya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan dan kompetensi 13
Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003), Cet. 1, hlm. 53 14 Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, Jawa Tengah: Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, 2006, hlm 33 15 Richard J. Mirabile, “Everything Yau Wanted to Know Abuot Competency Modelling” , http:/www.umich.edu.1997, hlm. 73-77.
15
social, adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kemudian dalam PP No 19 Tahun 2005 pasal 2 (1) bahwa: “Standar Nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala”. Standar pendidik dan tenaga kependidikan dalam SNP pasal 28 (1) bahwa: “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Sedangkan ayat (2) menjelaskan bahwa: “kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku”. Adapun pada ayat (3) menjelaskan bahwa: “kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial”. Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 10 (1), kompetensi guru ada 4, meliputi: a.
Kompetensi Pedagogik Standar Nasional Pendidikan (SNP), penjelasan pasal 28 (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimilikinya.16 Menurut Slamet PH yang dikutip oleh Syaiful Sagala mengatakan kompetensi pedagogik terdiri dari sub-kompetensi (1) berkontribusi dalam 16
http://kpmu.unila.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/pp-no-19-2005.pdf Januari 2011
diakses
21
16
pengembangan KTSP yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan; (2) mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD); (3) melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus yang telah dikembangkan; (4) merancang
manajemen
melaksanakan
pembelajaran
pembelajaran
dan
pro-perubahan
manajemen (aktif,
kelas;
kreatif,
(5)
inovatif,
eksperimentasi, efektif dan menyenangkan); (6) menilai hasil belajar peserta didik secara otentik; (7) membimbing peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya: pelajaran, kepribadian, bakat, minat dan karir; dan (8) mengembangkan profesionalisme sebagai guru.17 b. Kompetensi Profesional Standar Nasional Pendidikan (SNP), penjelasan pasal 28 (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.18 Kompetensi profesional seorang guru sekurang-kurangnya harus memiliki penguasaan diantaranya: 1) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu, dan 2) Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.19
17
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. 1, hlm. 31-32 18
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi., hlm. 135
19
PP-no-47tahun2008,’’kompetensiguru’’ Http://Sitimasruroh.Blogspot.Com/2009/11/Kompetensi-Guru.Html diakses 2 Maret 2011
17
c. Kompetensi Kepribadian Istilah kepribadian digunakan dalam disiplin ilmu psikologi yang mempunyai pengertian sebagai “sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang”. Kata kepribadian diambil dari terjemahan kata yang berasal dari bahasa inggris, yaitu kata personality, yang mempunyai pengertian sebagai sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain (Kartini Kartono dan Dali Gulo: 1987).20 Standar Nasional Pendidikan (SNP), penjelasan pasal 28 (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Kompetensi pertumbuhan
dan
kepribadian perkembangan
sangat pribadi
besar
pengaruhnya
peserta
didik.
terhadap
Kompetensi
kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya.21 d. Kompetensi Sosial Standar Nasional Pendidikan (SNP), penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.22 Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa standar kompetensi tenaga pendidik (guru) adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berperilaku
20
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 2, hlm. 36 21
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, hlm. 117
22
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi hlm. 173
18
layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan supaya mutu guru dapat diketahui. Standar
kompetensi
tenaga
pendidik
(guru)
bertujuan
untuk
memperoleh acuan baku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
C.
MANAJEMEN STRATEGI
1.
Pengertian Manajemen Strategi Strategi adalah cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu,
dan merupakan rencana permanen untuk sebuah kegiatan yang didalamnya terdapat formulasi tujuan dan kumpulan rencana kegiatan.23 Sedangkan Menurut istilah (terminologi) terdapat banyak sekali pendapat mengenai pengertian manajemen. Berikut ini disebutkan beberapa pendapat tokoh-tokoh dalam mendefinisikan arti manajemen. Pendapat para tokoh memang ada perbedaan dan kesaman, hal ini di sebabkan karena sudut pandang dan pengalaman mereka berbeda. Pendapat tersebut diantaranya : Secara terminologis dalam buku Principles of Management disebutkan management is the coordination of all resources through the processes of planning, organizing, directing and controlling in order to attain stated objectives.24 Artinya manajemen adalah proses pengkoordinasian seluruh sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen
strategi
adalah
perencanaan
berskala
besar
(disebut
perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (visi), dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan
23
Sjafri Mangkuprawira, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, (Jakarta: Ghalia Indomesia, 2003), hlm. 13. 24 Henry L Sisk, Principles of Management, (Ohio: South Western Publishing Company, 1969), hlm. 10.
19
operasional yang menghasilkan barang dan/jasa serta pelayanan) yang berkualitas, serta dengan diarahkan dengan pada sasaran (tujuan operasional) organisasi.25 2. Analisis Kondisi Organisasi Organisasi hidup dalam suatu system yang saling berhubungan dan mempengaruhi, sehingga untuk mempertahankan eksistensinya, organisasi perlu mengenali dan menguasai berbagai informasi lingkungan strategiknya. Untuk mendapatkan strategi yang tepat dan valid, perlu dilakukan suatu analisis lingkungan strategic.26 Yang dimaksudkan di sini meliputi kondisi, situasi, keadaan, peristiwa dan pengaruh-pengaruh di dalam dan di sekeliling organisasi yang berdampak pada kehidupan organisasi berupa kekuatan internal, kelemahan internal, peluang eksternal dan tantangan eksternal.27 a. Lingkungan Internal, meliputi: 1) Kekuatan (Strength) adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang memungkinkan organisasi memenuhi keuntungan strategic dalam mencapai visi dan misi. 2) Kelemahan Internal (Weakness) adalah situasi dan factor-faktor dalam organisasi yang bersifat negatif, yang menghambat organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi. b. Lingkungan Eksternal, meliputi: 1) Peluang (Opportunity) adalah situasi dan factor-faktor luar organisasi yang bersifat positif, yang membantu organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi.
25
H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), hlm. 183. 26
Akdon, Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan), (Bandung: Alfabeta, 2007), cet. 2. hlm. 106 27
Akdon, Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan, hlm. 111
20
2) Tantangan/ancaman (Threat) adalah faktor-faktor luar organisasi yang bersifat negatif, yang dapat mengakibatkan organisasi gagal dalam mencapai visi dan misi.28 Setelah dilakukan analisis SWOT tersebut, hasil analisis kemudian digunakan sebagai acuan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya memaksimalkan dan memanfaatkan kekuatan, serta secara bersamaan berusaha untuk meminimalkan kelemahan dan mengatasi ancaman. Analisis SWOT dapat menghasilkan matriks yang merupakan matching tool penting untuk membantu leader lembaga dalam mengembangkan strategi pendidikannya. Strategi dihasilkan dari matriks ini yaitu: Ekstern
Opportunity
Threat
SO
ST
WO
WT
Intern Strength Weakness
1.
Strategi Strength-Opportunity (SO) merupakan strategi yang menggunakan kekuatan lembaga untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar lembaga. Ketiga strategi yang lain dapat dilaksanakan untuk menerapkan strategi SO ini. Sehingga jika pada hasil analisis ternyata diketahui bahwa lembaga memiliki banyak kelemahan, mau tidak mau lembaga harus mengatasi kelemahan tersebut agar menjadi kuat. Sedangkan jika lembaga menghadapi banyak ancaman, maka ia harus berusaha menghindarinya dan berusaha konsentrasi pada berbagai peluang yang ada.
2.
Strategi Weakness-Opportunity (WO) merupakan strategi yang bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan lembaga dengan memanfaatkan peluang-peluang. Bisa terjadi lembaga kesulitan memanfaatkan peluang-
28
Akdon, Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan, hlm. 111-112
21
peluang yang ada karena banyaknya kelemahan internal pada lembaga tersebut. 3.
Strategi Strength-Threat (ST) merupakan strategi di lembaga untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman.
4.
Strategi Weakness-Threat (WT) merupakan strategi untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan serta mengurangi ancaman.29 Analisis SWOT merupakan alat untuk menetapkan strategi yang didasarkan
pada strengths (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threats (tantangan) yang akan dikembangkan menjadi program jangka panjang dan menengah pada lembaga pendidikan. Analisis ini pada akhirnya berfungsi untuk mengarahkan sekolah untuk menentukan strategi yang akan dilaksanakan. 3. Formulasi Strategi Terdapat lima langkah formulasi strategi, yaitu: (1) perumusan misi (mission determination), yaitu pencitraan bagaimana seharusnya sekolah bereksistensi; (2) assessment lingkungan eksternal (environmental external assessment), yaitu mengakomodasi kebutuhan lingkungan akan mutu pendidikan yang dapat disediakan oleh sekolah; (3) assessment organisasi (organization assessment), yaitu merumuskan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal; (4) perumusan tujuan khusus (objective setting), yaitu penjabaran dari pencapaian misi sekolah yang ditampakkan dalam tujuan sekolah dan tujuan tiaptiap mata pelajaran; dan (5) penentuan strategi (strategy setting), yaitu memilih strategi yang paling tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan menyediakan anggaran, sarana dan prasaran, maupun fasilitas yang dibutuhkan untuk itu.30 4. Implementasi Strategi Implementasi strategi bertalian dengan struktur organisasi serta sumber daya manusia (Staff) dan pengembangannya (memperoleh kecakapan dan kemampuan.
29
Riza Abdul Qodir (3104024), Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Nasima Semarang), Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2009), hlm. 18. t.d. 30
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, hlm. 133
22
Implementasi strategi merupakan “action orient” yang menciptakan sesuatu agar terjadi, implementasi strategi merupakan tugas merubah kondisi sekarang, motivasi SDM, mengembangkan kompetensi inti, memperbaiki kemampuan dan proses, menciptakan budaya organisasi, mencapai target berdasarkan potensi yang ada, serta berupaya untuk menghadapi perlawanan atas perubahan. 31 Dalam implementasi agar tujuan tercapai diperlukan adanya pergerakan (Motivating) dapat didefinisikan: “Keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis”.32 5. Evaluasi Strategi Fokus utama dalam strategy evaluation adalah pengukuran kinerja dan penciptaan mekanisme umpan balik yang efektif. Pengukuran kinerja merupakan tahap yang penting untuk melihat dan mengevaluasi capaian tau hasil pekerjaan yang telah dilakukan organisasi untuk mencapai tujuan yang menjadi sasaran pekerjaan tersebut. Tahap selanjutnya setelah pengukuran kinerja adalah analisis dan evaluasi kinerja yang bertujuan untuk mengetahui progress realisasi kinerja yang dihasilkan, maupun kendala dan tantangan yang dihadapi dalam mencapai sasaran kinerja. Analisis dan evaluasi ini dapat digunakan untuk melihat efisiensi, efektifitas, ekonomi maupun perbedaan kinerja (gap). Hasil analisis evaluasi lebih lanjut dapat digunakan sebagai umpan balik untuk mengetahui pencapaian implementasi perencanaan strategis.33 Untuk mendukung suksesnya peningkatan mutu guru melalui model strategi yang harus diperlukan, dengan tujuan agar pembelajaran yang efektif, guru perlu memahami benar-benar prilaku siswa sebagai indikator keberhasilan, proses dan hasil pada setiap kegiatan.
31
Sukanto Resohadiprojo, Manajemen Strategi, (Yogyakarta, BPEE-Yogyakata, 2003), cet 1, hlm. 69. 32
P. Siagian, Filsafat Administrasi, (Jakarta: Haji Masagung, 1989), Cet. 20, hlm. 128.
33
P. Siagian, Filsafat Administarsi, hlm. 79-85
23
Oleh karena itu guru mempunyai peranan penting, maka mutu guru harus ditingkatkan melalui program strategi peningkatan mutu guru, Adapun identifikasi bidang kegiatan dari tiap langkah strategi peningkatan mutu guru tersebut dapat dikemukakan dalam 10 komponen portofolio sebagai berikut:34 1. Kualifikasi Akademik Kualifikasi akademik, yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi,baik pendidikan gelar ( S-1, S-2, atau S3) maupun nongelar (D-4 atau post graduate diploma), baik didalam maupun diluar negeri. 2. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan, yaitu pengalaman dalam megikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan peningkatan kopetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, profinsi, nasional, maupun internasional. Strategi 3. Pengalaman Mengajar Pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru (termasuk guru bimbingan dan konseling) dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat
dari
pemerintah
dan/atau
kelompok
masyarakat
penyelenggara
pendidikan). 4. Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran, yaitu persiapan pengelola paembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan atau kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan dan sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, penilaian proses dan hasil belajar. Pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dan pembelajaran individual. Kegiatan ini mencakup tahapan prapembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (peguasaan materi, strategi 34
Masnur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Guru, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm 13-18
24
pembelajaran, pemanfaatan media/belajar, evalusi, serta penggunaan bahasa). Dan penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut). Bukti fisik yang dilampirkan berupa berupa hasil dokumen hasil penilaian oleh kepala sekolah dan /ayau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru dengan format yang telah dibakukan. 5. Penilaian dari atasan Penilaian ini bersifat rahasia antara personil guru dengan kepala madrasah, adapun yang dinilai diantaranya adalah dari kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, kedisiplinan dan sebagainya. 6. Prestasi Akademik Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahlianya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, nasional maupun internasional. 7. Karya pengembangan profesi Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dihasilkan oleh guru. 8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah Keikutsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dalam bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, nasional maupun internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. 9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu Pengalaman guru menjadi pengurus organisasi pendidikan, organisasi sosial, dan mendapat tugas tambahan. 10. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan dan keagamaan Penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil dan lokasi /geografis), kualitatif (komitmen dan etos kerja); relevansi (dalam bidang/rumpun
25
bidang)
baik
pada
tingkat
kabupaten/kota,
propinsi,
nasional
maupun
internasional. Tenaga pendidik yang bermutu merupakan dambaan bagi kostumer atau pelanggan, banyak strategi yang dilakukan oleh perorangan guru dan lembaga untuk meningkatkan mutu guru, seperti: (1) melalui peningkatan jenjang akademik, (2) workshop, (3) penataran, (4) peningkatan kinerja, (5) studi bading, dan lain sebagainya. Penambahan pengetahuan dan pengalaman dapat mengangkat mutu tenaga pedidik, artinya mereka harus selalu mengembangkan kapasitas dirinya selalu tenaga pendidik untuk menjadi panutan, mejadi contoh, berdiskusi bagi pelanggannya. Hal yag terpenting bermutu harus mampu medesain pembelajaran.35 Adapun langkah strategi yng dilakukan untuk meningkatkan mutu guru di madrasah adalah sebagai berikut: 1. Strategi peningkatan melalui pendidikan dan latihan (off the job training). Guru
dilatih
secara
individual
maupun
dalam
kelompok
untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan terbaik dengan menghentikan kegiatan mengajarnya. Kegiatan pelatihan seperti ini memiliki keunggulan karna guru lebih terkonsentrasi dalam mencapai tujuan yang diharapkan, namun demikian kegiatan seperti ini tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan terlalu sering, pelatihan ini dilakukan, semakin meningkat dampak kontra produktifitasnya terhadap efektifitas belajar siswa. 2. Pelaksanaan dalam melaksanakan tugas (on the job training) Model ini dikenal dengan istilah magang bagi guru baru untuk mengikuti guru yang sudah dinilai baik sehingga guru baru dapat belajar dari seniornya. Pemagangan dapat dilakukan pada ruang lingkup satu sekolah atau dapa sekolah lain yang memiliki mutu yang lebih baik. 3. Pelatihan lesson stadi Kegiatan ini pada prinsipnya merupakan bentuk kolaborasi guru dalam memperbaiki kinerja dalam mengajarnya dengan berkonsentrasi pada studi 35
Martinis, Yamin, dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), hlm 34-35
26
tentang dampak positif guru terhadap kinerja belajar siswa dalam kelas. Kelompok guru ini yang melakukan studi pada dasarnya merupakan proses kolaborasi dalam bembelajaran siswa di pacu untuk menujukan prestasinya. Namun disisi lain guru melaksanakan proses belajar untuk memperbaiki pelaksanaan tugasnya. 4. Melakukan perbaikan melaui kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) Kegiatan ini dilakukan guru dalam kelas dalam proses pembelajaran. PTK dapat dilakukan sendiri dalam pelaksaan tugas, melakukan penilai proses maupun hasil untuk mendapatkan data mengenai prestasi maupun kendala yang dihadapi siswa serta menentukan solusi perbaikan. Karena perlu ada solusi perbaikan, maka PTK sebaiknya dilakukan melalui bebrapa putaran atau siklus sampai guru mencapai prestasi kinerja yang diharapkan.36 Peningkatan dan pegembangan mutu guru tersebut meliputi berbagai aspek antara lain kemampuan guru dalam penguasai kurikulum dan materi pengajaran, kemampuan dalam menggunakan metode dan sarana dalam proses pembelajaran, melaksanakan dan hasil belajar, dan kemampuan memamfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, disiplin dan komitmen guru terhadap tugas. Tujuan utama diterapkannya program peningkatan mutu adalah untuk meningkatkan kompetensi guru sehingga mutu pendidikan semakin meningkat, dengan demikian, diklat merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang bertujuan untuk memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan dan kesanggupan menjalan tugas-tugas sesuai dengan kewajibannya. Dengan demikian strategi untuk menjadi guru yang bermutu dapat dimulai dari guru itu sendiri, atau dorongan untuk memperbaiki diri dan dari pihak luar yang turut membantu dalam peningkatan mutu guru.
36
Suharto, ‘’cara mengembangkan kompetensi guru’’ http: //gurupembaharu.com/sdm/pendidik/menerapkan-penjaminan-mutu-guru-sesuai-standarnasional-pendidikan/, diakses 18 April 2011
27
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka.1 Menurut Bog dan Taylor, metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, 2 adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini untuk membuat pencandraan secara sisitematis,faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan manajerial madrasah dalam melakukan pembinaan dan rehabilitasi terutama yang berhubungan pembelajaran disekolah tersebut. Dalam
penelitian ini adalah
strategi peningkatan mutu guru yang dilakukan di MA Miftahul Ulum Demak. 2. Sumber Penelitian Adapun sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah sumber yang memberikan data langsung dalam penelitian ini. Adapun yang dimaksud dengan sumber data primer adalah Komite madrasah, Kepala madrasah, dan Guru MA Miftahul Ulum Demak. b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung atau penunjang dalam penelitian ini. Adapun sebagai data penunjang peneliti mengambil dari buku-buku yang berhubungan dengan strategi peningkatan mutu guru.
1
Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, presentasi, dan publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), Cet.I, hlm.51. 2
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm. 4
28
3. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian menggunakan beberapa metode: a.
Observasi Observasi adalah metode yang digunakan melalui pengamatan yang meliputi
kegiatan
pemusatan,
perhatian
terhadap
satu
objek
yang
menggunakan keseluruhan alat indra.3 Metode ini untuk memperoleh data tentang gambaran umum mutu guru, siswa dan proses kegiatan belajar mengajar sebagai hasil pencapaian program dan strategi peningkatan mutu guru MA Miftahul Ulum Demak b.
Wawancara Metode wawancara adalah metode yang dilakukan melalui dialog secara
langsung
antara
pewawancara
dengan
terwawancara
untuk
4
memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan. Interview dilakukan untuk memperoleh data mengenai strategi peningkatan mutu guru. digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan keadaan umum di MA Miftahul Ulum Demak. Selain itu, metode wawancara ini juga digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan-tanggapan yang berhubungan kegiatan strategi peningkatan mutu guru MA Miftahul Ulum Demak. c.
Studi Dokumen Metode studi dokumen yaitu salah satu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.5Metode ini digunakan untuk mengungkap masalah atau hasil dari strategi peningkatan mutu guru, serta data-data lain yang bersifat dokumen. 3
Khoirul Wahadin dan Taqiudin Mashuri, Metode Penelitian, (Cirebon: STAIN Press, 2003), hlm. 146 4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), cet IV, hlm. 231 5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 231.
29
Dokumentasi dilakukan sebagai pelengkap untuk mendapatkan data tentang gambaran umum, sejarah singkat, letak geografis, struktur, organisasi, sarana-prasarana, dan dokumentasi yang ada hubungannya dengan peneliti lakukan. 4. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam satu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sehingga dapat di temukan tema, dan dapat dirumuskan hipotesis (ide) kerja seperti yang disarankan data.6 Untuk memperjelas penulisan ini maka peneliti menetapkan metode analisis deskriptif yaitu menyajikan dan menganalisis fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi.7 Metode deskriptif yang peneliti gunakan ini mengacu pada analisis data secara induktif, karena: 1) Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataankenyataan jamak yang terdapat dalam data, 2) Lebih dapat membuat hubungan peneliti dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan akuntabel, 3) Lebih dapat menguraikan latar belakang secara penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya, 4) Analisa induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan, 5) Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit sebagai bagian struktur analitik.8 Analisis ini digunakan untuk menganalisis Strategi Peningkatan Mutu Guru Di MA Miftahul Ulum Demak.
B. Alokasi Waktu, Tempat Dan Setting Penelitian 1.
Alokasi Waktu, Tempat Dan Tempat Penelitiaan Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Juli sampai dengan tanggal
15 Agustus 2011, bertempat di MA Miftahul Ulum Demak. 6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm. 248
7
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 6-7.
8
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 10
30
2.
Setting Penelitian Gambaran Umum MA Miftahul Ulum Demak.
a. Profil/sejarah singkat berdirinya MA Miftahul Ulum Demak. Permulaan berdirinya MA Miftahul Ulum Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak berangkat dari sistem pendidikan Salafiyyah yang dipelopori oleh K. H. Ma’shum yang di dirikan bersama warga masyarakat pada tahun 1986. Kemudian pada tahun berikutnya tepatnya tahun 1997 Ketua Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Ulum telah mengangkat Bapak Drs. Tulusmono menjadi Kepala Madrasahnya sebagai pengganti Bapak Muhyiddin, beliau berbekal pengalaman menjadi Waka Kurikulum di MTs Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak, Dimasa kepemimpinan beliau Drs Tulusmono tepatnya tahun 1998 MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak memperoleh izin pendirian Madrasah dari kantor Wilayah Departemen
Agama
Provinsi
Jawa
Tengah,
dengan
nomor
SK
:
wk/5.a/pp.03.2/3991/1998 tanggal 15 Oktober 1998 dengan status terdaftar dan Nomor Statistik : 321332101337. Sudah barang tentu dengan turunnya izin pendirian Madrasah tersebut menjadi semakin berkembangnya MA Miftahul Ulum, dari tahun ke tahun jumlah siswanya terus meningkat. Pada tahun 2005 MA. Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak diakreditasi oleh tim Akreditasi Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah, dan berkat kebersamaan antara Ketua Yayasan, Kepala Madrasah, dan para dewan Guru dan Karyawan. Serta orang tua murid dalam Akreditasi ini MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak mendapat status “Terakreditasi B” dengan surat keputusan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen
Agama
Provinsi
Jawa
Tengah
Nomor:
Kw.
11.4/4/PP.03.2/625/2005 tanggal 27 Juni 2005.Kemudian pada setelah tanggal itu juga beliau, diganti Bapak Drs. Taukhid sebagai Kepala Madrasah hingga saat ini.9
9
Wawancara dengan Bp mustahar, selaku Ka.Bid IT.Staf TU MA Miftahul Ulum Demak, pada tanggal 5 Agustus 2011.
31
b. Letak geografis MA Miftahul Ulum Demak MA Miftahul Ulum merupakan salah satu lembaga pendidikan pemerintah yang ada di Desa Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Tepatnya Mranggen-Onggorawe Km + 5 Desa Ngemplak Kec. Mranggen Kab. Demak Telp. (024) 707782279. Keberadaan lembaga tersebut di bangun di Rt 11Rw II Desa Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. c. Visi, Misi dan Tujuan MA Miftahul Ulum Demak10 1) Visi Terwujudnya Anak Didik Yang Bertagwa, Berakhlakul Karimah, Berprestasi, Mampu Hidup Mandiri, Dan Siap Menghadapi Era Modernisasi 2) Misi a) Taat beribadah sesuai syariat islam b) Berbudi pekerti luhur c) Sopan santun pada orang tua, guru, dan masyarakat d) Berani berkompetensi dalam kancah pendidikan e) Berani berkompetensi dalam kancah olah raga f)
Berani berkompetensi dalam kancah iptek dan ketrampilan
g) Dapat menolong dan mandiri h) Mampu mengatasi masalah pribadi dan sosial i)
Berkemampuan menghadapi era globalisasi
3) Tujuan Mewujudkan Kualitas Iman Dan Taqwa Serta Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Anak Didik d. Struktur Organisasi MA Miftahul Ulum Demak11 1) Kepala Madrasah
: Drs. Taukid, M. PdI
2) Kabid Kurikulum
: Ainul Ghurri, S.PdI
10
Wawancara dengan Bp mustahar, selaku Ka.Bid IT.Staf TU MA Miftahul Ulum Demak, pada tanggal 5 Agustus 2011. 11
Dokumentasi MA Miftahul Ulum Demak.
32
3) Kabid Kesiswaan
: Abdul Muhib, S.Kom
4) Kabid BP-BK
: Abdul Makin, S.PdI
5) Ka.Bid IT.Staf TU
: Mustahar, S.PdI
6) Staf Tata Usaha
: Mukromin, S.PdI
7) Wali Kelas 8) Guru 9) Osis 10) Siswa e. Keadaan guru dan karyawan dan siswa MA Miftahul Ulum demak 1) Keadaan guru dan karyawan MA Miftahul Ulum Demak Tenaga pengajar MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak saat ini berjumlah 28 orang, adapun daftar nama-nama guru MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak. Tabel 3.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MA Miftahul Ulum Ulum Demak Tahun Ajaran 2010-2011 No
Keterangan
Jumlah
1
Guru PNS diperbantukan Tetap
1
2
Guru Tetap Yayasan
25
3
Guru Honorer
0
4
Guru Tidak Tetap
6
Pendidik
Tenaga Kependidikan 1
K.a TU
1
2 3
Staf TU Ka Perpus
2 1
2) Keadaan Siswa MA Miftahul Ulum Demak Jumlah siswa MA Miftahul Ulum Ngemplak dari kelas I sampai kelas III pada tahun akademik 2010/2011 adalah 320 siswa. Kesemuanya jumlah tersebut tersebar dalam 6 kelas sebagai berikut :
33
Kelas X
: 126
Kelas XI
: 109
Kelas XII
: 85
Kemudian keterangan lebih lanjut dapat dilihat dalam daftar data siswa tiga tahun terahir sebagai berikut ini : Tabel 3.2 Data Siswa Tiga Tahun Terakhir MA Miftahul Ulum Ulum Demak Tahun Ajaran 2008-2011 Kelas X
Tahun
Kelas XI
Kelas XII
Jumlah (X+XI+XII)
Pelajaran Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah siswa
rombel
siwa
rombel
siwa
rombel
siwa
rombel
2008/2009
90
2
104
2
116
2
310
6
2009/2010
110
3
88
2
102
2
300
7
2010/2011
126
3
109
3
85
2
320
8
f. Sarana dan Prasarana MA Miftahul Ulum Demak MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak memiliki fasilitas yang cukup membanggakan. Segala fasilitas sebenarnya sudah sedikit mencukupi, hanya saja pemanfaatannya yang kurang optimal, walau ada kekurangan-kekurangan karena terbatasnya kemampuan dan jumlah ruangan. MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak memiliki fasilitas sebagai berikut : 1) Gedung madrasah dengan kapasitas ruangan yang terdiri dari : a) Ruang Kepala Madrasah 1 Ruang b) Ruang Tamu 1 Ruang c) Ruang Tata Usaha dan Staf TU 1 Ruang d) Ruang kelas sebanyak 6 Ruang e) Ruang UKS 1 Ruang f) Ruang Drumband 1 Ruang g) Ruang Perpustakaan 1 Ruang
34
h) Kamar kecil 5 Ruang i) Asrama 1 Ruang j) Ruang laborat komputer 1 Ruang k) Ruang laborat seni jahit 1 Ruang 2) Lapangan, yang terdiri atas : a) Lapangan volly ball 2 buah b) Lapangan sepak bola 1 buah c) Tempat parkir 1 buah g. Kegiatan Belajar Mengajar Proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas berlangsung dengan baik, yakni masuk jam 07.00 WIB dan pulang 13.30 WIB. Adapun kegiatan belajar mengajar di MA Miftahul Ulum di alokasikan menjadi dua bagian yaitu : 1)
Kegiatan Kurikuler Yaitu Suatu Kegiatan terencana yang disusun untuk melancarkan proses kegiatan belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
2)
Kegiatan Extra Kurikuler Suatu kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu.
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab IV ini, dari hasil penelitian penulis berusaha menganalisis data sesuai dengan rumusan masalah pada Bab I, yaitu Bagaimana strategi dan program peningkatan mutu guru di MA Miftahul Ulum Demak? Bagaimana pencapaian program peningkatan mutu guru di MA Miftahul Ulum Demak? A. Hasil Penelitian 1. Strategi Peningkatan Mutu Guru MA Miftahul Ulum Demak Guru merupakan pemegang tonggak peradaban bangsa, selain itu juga sebagai rahim peradaban bagi kemajuan zaman, karena dialah sosok yang berperan aktif dalam mentransfer ilmu pengetahuan bagi anak didiknya kelak. Dalam rangka peningkatan mutu guru kepala MA Miftahul Ulum Demak mempunyai beberapa strategi dalam meningkatkan kompetensi gurunya yaitu:1 a. Strategi peningkatan mutu kompetensi pedagogik 1) Kerja sama dengan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP) Jawa Tengah Guru MA Miftahul Ulum Demak selalu mengikuti pelatihan yang diadakan oleh pihak lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP) dalam setahun yang diadakan LPMP 3 kali, dan guru MA Miftahul Ulum Demak mengikutinya secara bergilir. Kerjasama yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dan latihan (Diklat) terhadap guru, kemudian tindak lanjut dari LPMP yaitu meninjau langsung ke MA Miftahul Ulum Demak untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan dan latihan (Diklat) tersebut. 2) Pembinaan rutin yang dilakukan oleh kepala madrasah a) Mengadakan pertemuan antar guru, setiap minggu sekali pada hari Selasa yang dilaksanakan pada waktu istirahat atau selesai dari proses belajar mengajar yang membahas tentang kelemahan atau kekurangan 1
Wawancara dengan Bp Taukhid, selaku kepala sekolah MA Miftahul Ulum Demak, pada tanggal 10 Agustus 2011
36
dalam proses belajar mengajar selama satu minggu kemarin. Hal ini baik untuk dilakukan sebab dengan adanya pertemuan antar guru dalam satu minggu sekali akan menilai sejak dini kekurangan dan kelemahan selama proses belajar mengajar berlangsung selama satu minggu kemarin. b) Percakapan Pribadi, percakapan pribadi yang dilakukan kepala madrasah dengan guru mata pelajaran agama dalam rangka pembinaan mutu guru baik dilakukan setelah observasi langsung ataupun waktu perjalanan pulang sebagai obrolan. c) Melakukan observasi kelas setiap satu bulan sekali atau sewaktu-waktu bila diperlukan. Dengan observasi kelas ini begitu melihat adanya guru yang mengalami kesulitan maka kepala madrasah dapat langsung membantunya. 3) Melakukan studi banding Kepala madrasah MA Miftahul Ulum Demak beserta waka kurikulum, waka kesiswaan, waka humas mengadakan studi banding ke MA lain, hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran yang dilakukan di ma tersebut, selain itu juga untuk mengetahui strategi yang dilakukan kepala madrasah untuk meningkatkan mutu gurunya. b. Strategi peningkatan mutu kompetensi profesional Kepala madrasah MA Miftahul Ulum Demak memberikan tugas belajar atau beasiswa bagi guru yang masih SMA ke S1 dan S1 ke S2 baik dari pemerintah maupun dari madrasah itu sendiri. Selain itu upaya strategi untuk meningkatkan mutu guru salah satunya memotivasi guru agar dapat memperoleh pendidikan yang lebih tinggi melalui pendidikan lanjutan. Dengan adanya program dan kegiatan yang dilakukan oleh pihak MA Miftahul Ulum Demak menciptakan kegiatan Pendidikan madrasah yang terencana dan terarah dengan baik dalam meningkatkan kualitas guru dan pengelola madrasah sehingga tercipta proses belajar mengajar yang kondusif
37
dan menghasilkan lulusan (out put) yang baik, serta adanya tanggung jawab bersama diantara mereka. Berdasarkan hal tersebut, nyatalah bahwa fungsi pembinaan guru adalah memelihara program pengajaran sebaik-baiknya serta menilai dan memperbaiki proses dan hasil belajar dalam rangka upaya pembinaan terhadap guru-guru dalam layanan profesional. Jadi
Strategi
yang
dilakukan
oleh
kepala
madrasah
untuk
meningkatkan mutu guru di MA Miftahul Ulum Demak sudah cukup baik, yaitu mengikuti guru-guru seminar-seminar, Diklat dll dan mengarahkan guru pada proses pembelajaran yang tidak hanya teori tetapi aktif dalam pendampingan siswa harian (praktek dan teori baik) agar tercapai standar pada diri peserta didik, memberikan arahan kepada guru untuk menyusun sistem evaluasi yang baik. Mulai dari cara membuat soal (praktek dan teori) sampai cara melakukan penilaian, karena bagaimanapun tolak ukur keberhasilan peserta didik dalam belajar salah satunya adalah hasil dari evaluasi yang dilakukan. 2. Pencapaian Program Peningkatan Mutu Guru MA Miftahul Ulum Demak Pencapaian ini sudah begitu baik meskipun masih ada sebagian kecil yang belum mengalami perubahan, Setelah Bapak Drs. Taukid, M. Pd.I selaku kepala madrasah MA Miftahul Ulum membuat berbagai strategi yang telah dijelaskan diatas, terdapat peningkatan kualitas mutu guru. Karena setelah diterapkan berbagai strategi di atas terjadi perubahan dalam diri guru. Untuk kualifikasi Akademik seluruh guru sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu sarjana (S1) atau D-IV. Bahkan sudah terdapat guru yang S2 termasuk Kepala Madrasah. Berdasarkan data guru dari masa jabatan kepala madrasah sebelum ini banyak perubahan peningkatan dari segi kualifikasi akademik. Guru yang lulusan S1 dari 9 guru, sekarang menjadi 18 guru bergelar S1. Guru yang lulusan SMA sudah berkurang yang dulunya 8 guru sekarang 5 guru, dan yang D3 sudah berkurang yang dulunya 4 guru, sekarang menjadi 3 guru, Berikut data
38
rincian kualifikasi akademik seluruh guru dari masa jabatan Kepala Madrasah Drs. Taukid, M. Pd.I (2005-2011) yaitu:2 a. Lulusan SMA
: 5 Orang
b. Lulusan D3
: 3 Orang
c. Lulusan S1
: 18 Orang
d. Lulusan S2
: 2 Orang
Tabel: 4.1 Data Guru Baru MA Miftahul Ulum Demak3 Mata Pelajaran Nama Guru Kualifikasi Akademik NO Yang Diajar 1 K. M. Amir SMA Tauhid 2 K.H Ma’sum D3 Hukum Islam Nahwu 3 Sugiono D3 Pendidikan Islam PPKN 4 Ali Mustajab S1 PAI Sosiologi 5 Nur Haryanto S1 Ushul Fiqih 6 Taukhid S2 PAI Biologi 7 Isnadi Ahmad S1 Agama Geografi 8 Mulyani S1 Th.I Sejarah Nasional 9 Abdul Makin S1 Pendidikan Islam PPKN, Penjaskes 10 A. Afifudin D3 Pendidikan Islam Bahasa Arab 11 M. Said S1 PAI & S.Pd Bahasa Indonesia 12 M. Ridwan S1 Pendidikan Islam Mulok 13 M. Rohim S1 PAI Qur’an Hadits 14 Ahmad, Wazir S1 Agama Hadist Salaf 15 Muhyiddin S1 Pendidikan Islam Ushul Fiqih 16 Erbawati S1 Pendidikan Bahasa Inggris 17 Masrokim SMA Ta’lim 18 Khasan Anwar S1 Pendidikan Islam Shorof 19 K. Shodiq SMA Ilmu Tafsir 20 Ali Mustofa SMA Aqidah Akhlak 21 Shofhal Jamil S2 Pendidikan Islam SKI 22 Mustahar S1 Pendidikan Islam TIK 23 Mukromin SMA Penjaskes 24 Sri wahyunigsih S1 Pendidikan Bahasa Inggris 25 Hijroh Kurniasih S1 pendidikan Matematika 26 Abdul Muhib S1 Komputer TIK 27 Muhammad Ishaq D3 Pendidikan Akuntansi 28 Ainul Ghurri S1 Pendidikan Islam Hadist Salaf 2
Wawancara dengan Bp Mustahar, selaku Ka.Bid IT.Staf TU MA Miftahul Ulum Demak, pada tanggal 5 Agustus 2011. 3
Dokumentasi data guru baru MA Miftahul Ulum Demak.
39
Berdasarkan data tabel di atas MA Miftahul Ulum Demak sudah mengalami peningkatan dari segi kualifikasi akademik. Guru yang lulusan S1 dari
9 guru, sekarang menjadi 18 guru bergelar S1. Pada masa jabatan kepala madrasah sekarang sudah banyak mengalami perubahan yang lebih baik. Guru MA Miftahul Ulum Demak dalam pencapaiannya sudah cukup maksimal, yaitu: a. Kompetensi pedagogik 1) Guru MA Miftahul Ulum Demak dalam mengelola pembelajaran atau mengajar sudah efektif sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Walaupun masih ada. Dari pada sebelum ada strategi peningkatan mutu guru. Karena sikap prilaku siswa yang berbeda-beda. guru harus memilih metode yang tepat dan mengelola strategi yang tepat serta menyusun rencana pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. agar penerapannya sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa tersebut. akan tetapi ada guru yang sesuai dengan kondisi dam karakteristik siswa. 2) Guru MA Miftahul Ulum Demak dalam memahami atau menyikapi siswa sesuai dengan piskologisnya, walaupun sebagian kecil belum memahami. 3) Guru MA Miftahul Ulum Demak sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas menata latar kelas sesuai dengan materi pembelajaran, jadi masalah materi yang diajarkan oleh guru, siswa masih kurang efektif dalam menangkap materi yang diajarkan oleh guru. 4) Guru MA Miftahul Ulum Demak selalu mengarahkan dan selalu memberikan motivasi terhadap siswa, agar mempunyai kesiapan penuh dalam pembelajaran. 5) Guru MA Miftahul Ulum Demak sebelum mengajar sudah mempersiapkan pertanyaan untuk siswa yang hubungannya dengan materi yang akan diajarkan, jadi seorang guru sudah mengetahui sejauh mana kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, dan sejauh mana siswa mengetahui materi yang akan diajarkan. Sehingga guru bisa menjelaskan sesuai dengan kondisi siswa ataupun kesiapan siswa.
40
6) Guru MA Miftahul Ulum Demak sudah melakukan evaluasi pembelajaran disetiap akhir pembelajaran. b. Kompetensi profesional Kompetensi profesional guru MA Miftahul Ulum Demak sudah mampu memahami materi pembelajaran secara luas, karena latar belakang pedidikannya sudah banyak yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, Akan tetapi masih ada yang belum sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Sekarang guru yang mengajar sudah sesuai dengan jurusannya sudah lebih banyak dari dulu. Pada masa sekarang proses pembelajaran sudah ada peningkatan, guru sudah menguasai materi yang diajarkan. Sehingga proses KBM bisa berjalan optimal. Jadi bisa dikatakan ada pencapaian yang tercapai, salah satunya ada peningkatan guru yang bergelar S1 yang dari 9 menjadi 18. Dan sebagian besar guru sudah mengajar sudah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
B. Pembahasan Dari semua teori dan data yang diperoleh, akhirnya dilakukan pengolahan dari lapangan yang kemudian dilakukan sebuah analisis. Analisis ini dilakukan atas data-data yang diperoleh dari lapangan dan berdasarkan pada teori / konsep yang sudah ada. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif (analisis non statistik) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini dibahas dalam tiga sub, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Strategi Dan Program Peningkatan Mutu Guru Di MA Miftahul Ulum Demak Untuk meningkatkan mutu guru dibutuhkan peran serta semua pihak untuk saling memberikan keteladanan sehingga guru yang belum bermutu menjadi bermutu dan yang sudah bermutu menjadi lebih bermutu. Untuk meningkatkan mutu guru dibutuhkan peran serta semua pihak untuk saling memberikan keteladanan sehingga guru yang belum bermutu menjadi bermutu dan yang sudah bermutu menjadi lebih bermutu. Kepala madrasah mempunyai perang yang sangat penting dalam memperdayakan para
41
tenaga pendidik. Kepala madrasah adalah pemegang tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berkenaan dengan mutu yang berkenaan di sebuah madrasah. Sehingga menghasilkan lulusan atau output yang diharapkan oleh pelanggan pendidikan. Oleh sebab itu, kepala madrasah mengambil langkah dengan meningkatkan mutu di sebuah madrasah dengan cara meningkatkan mutu tenaga pendidik, yang nantinya dengan kompetensi yang dimiliki bisa mendidik siswa dengan terampil dan menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan pelanggan pendidikan. Dalam proses pembelajaran di madrasah, tenaga pendidik merupakan sumber daya yang edukatif, sekaligus sebagai aktor dalam proses pembelajaran yang utama. Karena itu upaya pemberdayaan guru harus dilakukan. Menurut Gaff dan Sith yang dikutip oleh Hadikoemoro, pemberdayaan guru atau pembinaan guru biasanya menggunakan tiga pendekatan: Pertama menggunakan pendekatan personal, pendekatan personal lebih menekankan pada aspek-aspek seperti efektivitas mengajar, pengembangan profesional, pertumbuhan pribadi serta peningkatan kemampuan teknik dan keterampilan mengajar. Kedua pendekatan instruksional, ditekankan pada perbaikan pengajaran (instruksional), seperti pengembangan kurikulum, desain dan sistem pembelajaran, bahan-bahan pelajaran, pengembangan teori ke arah efektifitas belajar siswa, serta media dan teknologi pembelajaran. Pendekatan ini telah digunakan oleh kepala madrasah MA Miftahul Ulum Demak dalam meningkatkan mutu atau pembinaan kompetensi guru. Beberapa strategi MA Miftahul Ulum Demak dalam peningkatan mutu atau komperensi guru berdasarkan pendekatan personal dan instruksional yaitu: a. Strategi peningkatan mutu kompetensi pedagogik 1) Kerja sama dengan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP) Jawa Tengah 2) Pembinaan rutin yang dilakukan oleh kepala madrasah a) Mengadakan pertemuan antar guru, setiap minggu sekali pada hari b) Percakapan Pribadi
42
c) Melakukan observasi kelas setiap satu bulan sekali atau sewaktu-waktu bila diperlukan. 3) Melakukan studi banding b. Strategi peningkatan mutu kompetensi profesional 1) Tugas belajar atau beasiswa dari pemerintah 2) Tugas belajar atau beasiswa dari madrasah 3) Keinginan sendiri Dengan adanya strategi-strategi yang telah ditempuh oleh MA Miftahul Ulum Demak yang juga bekerjasama dengan pihak yayasan maupun dengan lembaga-lembaga yang terkait dalam peningkatan mutu guru. peningkatan mutu guru, tidak terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan potensi individu guru, tetapi juga dituntut untuk berusaha melibatkan potensi tersebut secara penuh bagi pengembangan institusinya. Meskipun para guru di MA Miftahul Ulum Demak sudah dapat dikatakan bermutu atau kualitas cukup baik, akan tetapi suatu pengembangan mutu tetap dilaksanakan demi meningkatnya kualitas atau mutu para guru. Pembinaan yang baik adalah pembinaan yang dilaksanakan terus menerus dan rutin dilaksanakan tidak hanya sekali. Artinya bahwa di MA Miftahul Ulum Demak dalam pembinaan sudah banyak dilaksanakan baik dari madrasah oleh kepala madrasah ataupun dari instansi lain yaitu dari pemerintah Depag dari tingkat lokal maupun nasional atau pusat. Dalam satu bulan sekali misalnya pembinaan berupa rapat staf yang dipimpin langsung oleh kepala madrasah yang diikuti oleh seluruh guru dan karyawan. Pembinaan kesejahteraan yaitu kompensasi atau gaji yang dapat mensejahterakan para pekerja yaitu guru dan karyawan. Hal ini diutamakan sekali karena memang guru adalah kunci pokok keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemberdayaan guru sangat penting dalam mutu guru, karena dengan adanya pemberdayaan guru berarti memberi kesempatan kepada guru untuk mencoba ide-ide baru meskipun tantangan yang dihadapi kegagalan. Akan tetapi tidak menyurutkan kepala sekolah untuk mewujudkan tujuannya meraih mutu. Dan begitu juga sebagai guru, tujuannya mendidik anak-anak menjadi anak didik yang unggul dan berprestasi
43
harus dilaksanakan, serta memberikan peluang dan kesempatan kepada anak didik untuk terus belajar dan menggali potensi yang dimilikinya.
2. Pencapaian Program Peningkatan Mutu Guru Di MA Miftahul Ulum Demak Hasil penelitian diatas, diketahui bahwa hasil dari diterapkannya berbagai strategi dan program strategi meningkatkan mutu guru di MA Miftahul Ulum Demak sudah bagus apabila dibandingkan dengan mutu guru sebelumnya. Karena setelah diterapkan berbagai strategi di atas terjadi perubahan dalam diri guru. Pada masa jabatan kepala madrasah sekarang sudah banyak mengalami perubahan yang lebih baik. Sekarang guru yang mengajar lebih dari mata pelajaran sudah mulai berkurang, dan guru yang mengajar sudah sesuai dengan jurusannya sudah lebih banyak dari pada yang dulu. Pada masa sekarang proses pembelajaran sudah ada peningkatan, guru sudah menguasai materi yang diajarkan. Sehingga proses KBM bisa berjalan optimal. Jadi bisa dikatakan ada pencapaian yang tercapai, salah satunya ada peningkatan guru yang bergelar S1 yang dari 9 menjadi 18. Dan sebagian besar guru sudah mengajar sudah sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Sementara itu dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru untuk mengetahui mutu seorang guru apakah dapat dikatakan baik, cukup atau kurang, sebagaimana tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, yaitu:4
a. Kompetensi pedagogik 1) Guru MA Miftahul Ulum Demak dalam mengelola pembelajaran atau mengajar sudah efektif sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Walaupun masih ada. Dari pada sebelum ada strategi peningkatan mutu guru. Karena sikap prilaku siswa yang berbeda-beda. guru harus memilih metode yang tepat dan mengelola strategi yang tepat serta menyusun rencana pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. agar penerapannya
4
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta: Depag RI, 2006), hlm. 131.
44
sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa tersebut. akan tetapi ada guru yang sesuai dengan kondisi dam karakteristik siswa. 2) Guru MA Miftahul Ulum Demak dalam memahami atau menyikapi siswa sesuai dengan psikologisnya, walaupun sebagian kecil belum memahami, padahal siswa mempunyai intelektual yang berbeda-beda. Dengan latar belakang tersebut besar pengaruhnya proses belajar mengajar. 3) Guru MA Miftahul Ulum Demak sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas menata latar kelas sesuai dengan materi pembelajaran, jadi masalah materi yang diajarkan oleh guru, siswa masih kurang efektif dalam menangkap materi yang diajarkan oleh guru. 4) Guru MA Miftahul Ulum Demak selalu mengarahkan dan selalu memberikan motivasi terhadap siswa, agar mempunyai kesiapan penuh dalam pembelajaran. 5) Guru MA Miftahul Ulum Demak sebelum mengajar sudah mempersiapkan pertanyaan untuk siswa yang hubungannya dengan materi yang akan diajarkan, jadi seorang guru sudah mengetahui sejauh mana kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, dan sejauh mana siswa mengetahui materi yang akan diajarkan. Sehingga guru bisa menjelaskan sesuai dengan kondisi siswa ataupun kesiapan siswa. 6) Guru MA Miftahul Ulum Demak sudah melakukan evaluasi pembelajaran disetiap akhir pembelajaran. b. Kompetensi profesional Kompetensi profesional yaitu merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran yang luas dan mendalam yang meliputi; (a) konsep, struktur dan metode keilmuwan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi ini sudah dimiliki oleh para guru MA Miftahul Ulum Demak karena memang mereka dalam kenyataannya sudah menerapkan ketiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga mereka langsung mempraktekkan apa yang telah mereka ajarkan.
45
Kompetensi profesional guru MA Miftahul Ulum Demak sudah mampu memahami materi pembelajaran secara luas, karena latar belakang pendidikannya sudah banyak yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, Akan tetapi masih ada yang belum sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Untuk mengetahui bermutu tidaknya seorang guru dapat dinilai dari 10 komponen portofolio baik yang sudah sertifikasi ataupun belum. Hasil yang penulis peroleh untuk mengetahui mutu guru di MA Miftahul Ulum Demak yang sudah ataupun belum sertifikasi yaitu melalui dokumen portofolio dari beberapa guru yang sudah sertifikasi dan wawancara dengan Kepala Madrasah. Adapun 10 komponen portofolio pada guru di MA Miftahul Ulum Demak tersebut yaitu:5 1) Kualifikasi Akademik Untuk kualifikasi Akademik seluruh guru sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu sarjana (S1) atau D-IV. Bahkan sudah terdapat guru yang S2 termasuk Kepala Madrasah. Berdasarkan data guru dari masa jabatan kepala madrasah sebelum ini banyak perubahan peningkatan dari segi kualifikasi akademik. Guru yang lulusan S1 dari 9 guru, sekarang menjadi 18 guru bergelar S1, Guru yang lulusan SMA sudah berkurang yang dulunya 8 guru sekarang 5 guru, dan yang D3 sudah berkurang yang dulunya 4 guru, sekarang menjadi 3 guru. Untuk kualifikasi akademiknya sudah banyak mengalami perubahan dari jumlah 28 guru, walaupun masih ada yang belum sesuai dengan akademiknya. 2) Pendidikan dan pelatihan Berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan ini berupa workshop, pelatihan-pelatihan, seminar-seminar, dan diklat KTSP, yang telah diikuti oleh seluruh guru dikarenakan ini merupakan salah satu upaya Madrasah dalam meningkatkan mutu guru. para guru tidak hanya dibekali pengetahuan yang diperoleh dari penataran-penataran tetapi juga 5
Masnur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Guru, Aksara, 2007), hlm 13-18
(Jakarta: Bumi
46
mempraktekannya
dalam
kemampuan
ketrampilan
dan
pelatihan
ini
dan
mengajarnya
dapat
meningkatkan
sehingga
dapat
lebih
mengembangkan proses belajar mengajar menjadi lebih baik. 3) Pengalaman mengajar Pengalaman mengajar, yaitu masa kerja guru (termasuk guru bimbingan dan konseling) dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah dan/atau kelompok masyarakat penyelenggara
pendidikan).
Secara
keseluruhan
guru
sudah
berpengalaman karena memang sebagian guru sudah lama mengabdi di MA Miftahul Ulum Demak sehingga sudah berpengalaman dalam mengajar.
Namun
masih
ada
yang
baru
mengajar
atau
masa
pengabdiannya belum lama dan baru pertama kali mengajar, dan adapula guru yang menampung mata pelajaran lebih dari satu mata pelajaran. 4) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan atau kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan dan sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, penilaian proses dan hasil belajar. Setiap guru diwajibkan untuk membuat perencanaan pembelajaran berupa RPP/RP/SP sebelum memulai pembelajaran dalam kelas. Setelah perencanaan secara otomatis apa yang direncanakan harus dilaksanakan. Dan pelaksanaan pembelajaran itu sendiri sudah sesuai perencanaan pembelajaran yang dibuat. 5) Penilaian dari atasan Penilaian sudah dilakukan oleh Kepala Madrasah setiap saat dengan melalui supervisi dari komponen kepribadian selama berada di MA Miftahul Ulum Demak dan juga kompetensi sosial. Penilaian ini bersifat rahasia antara personil guru dengan kepala madrasah, adapun yang dinilai diantaranya adalah dari kejujuran, kerja keras, tanggung jawab, kedisiplinan dan sebagainya. Kepala madrasah harus mampu menilai kinerja para staf pengajarnya guna mengetahui tingkatan prestasi para guru
47
apakah baik, cukup ataupun kurang. Di MA Miftahul Ulum Demak, kepala madrasah dalam penilaianya melalui supervisi atau pengawasan dalam kinerjanya selama di MA Miftahul Ulum Demak tidak hanya dari segi pengajaran di dalam kelas tetapi juga ketepatan dalam masuk mengajar dan dari segi kepribadiannya juga. Hal ini sangat baik karena memang seorang guru tidak hanya pandai dalam kelas tetapi juga berkepribadian baik di lingkungan sekitarnya. 6) Prestasi Akademik Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, utamanya yang terkait dengan bidang keahlianya yang mendapat pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, nasional maupun internasional.Prestasi akademik ini biasa dimiliki para guru dalam pembimbingan siswa sampai mendapatkan penghargaan. Pembimbingan ini para guru lakukan saat mendampingi anak didiknya dalam mengikuti perlombaan-perlombaan sesuai mata pelajaran yang diampu masing-masing guru dan juga perlombaan-perlombaan ekstrakurikuler yang dibina para guru. 7) Karya pengembangan profesi Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dihasilkan oleh guru. Para guru dalam hal karya pengembangan profesi, yang mereka miliki berupa pembuatan media dan alat pembelajaran, seperti media pembelajaran hukum “Al” dan “Mad” untuk mata pelajaran Qur'an Hadits dan untuk mata pelajaran Akidah Akhlak seperti poster/skema pembelajaran sifat-sifat Allah dan para Rasul Ulul Azmi. 8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah Keikutsertaan dalam forum ilmiah yaitu partisipasi dalam kegiatan ilmiah yang relevan dalam bidang tugasnya pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, nasional maupun internasional, baik sebagai pemakalah maupun sebagai peserta. Berbagai bentuk forum ilmiah telah
48
diikuti oleh para guru dikarenakan forum ilmiah ini merupakan salah satu pengembangan mutu bagi para guru yang dianjurkan oleh Kepala Madrasah, sehingga seminar-seminar sering mereka hadiri guna menambah pengetahuan. 9) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial yaitu Pengalaman guru menjadi pengurus organisasi pendidikan, organisasi sosial, dan mendapat tugas tambahan Berbagai pengalaman organisasi baik di lingkungan madrasah ataupun diluar madrasah telah para guru alami baik hanya sebagai anggota, pengurus maupun ketua. Kebanyakan pengalaman ini berupa organisasi Islam dan juga sebagai KPPS dalam pemilu-pemilu. Pengalaman mendapat tugas tambahan juga banyak dialami oleh para guru dari menjadi wali kelas, team work, team MGMP, team bimbingan belajar dan komite Madrasah. 10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan dan keagamaan Penghargaan yang diperoleh karena guru menunjukkan dedikasi yang baik dalam melaksanakan tugas kriteria kuantitatif (lama waktu, hasil dan lokasi /geografis), kualitatif (komitmen dan etos kerja); relevansi (dalam bidang/rumpun bidang) baik pada tingkat kabupaten/kota, propinsi, nasional maupun internasional. Komponen ini jarang sekali dimiliki oleh para guru baik berupa penghargaan maupun penugasan didaerah khusus. Kecuali kepala madrasah sendiri yaitu salah satu jenis penghargaannya berupa beasiswa S2 untuk guru. Diterapkannya berbagai strategi dan program meningkatkan mutu guru di MA Miftahul Ulum Demak sudah begitu memuaskan apabila dibandingkan dengan mutu guru tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut sesuai dengan yang ada dalam peraturan-peraturan yang dicanangkan oleh pemerintah standar pendidik dan kependidikan pasal 29 ayat 4 yang berbunyi pendidik SMA/MA sederajat kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV)atau sarjana (SI). Walaupun masih ada yang belum. Akan tetapi harus diperlukan adanya pengembangan, pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terus menerus.
49
Agar mutu guru di MA Miftahul Ulum Demak semakin meningkat, akan tetapi bila tidak dilakukan akan terjadi dari aspek tersebut akan mengalami penurunan, walaupun dari kualifikasi akademik (pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.), kompetensi guru (pedagogik, kepribadian, sosial,dan profesional) sertifikasi pendidik.
50
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Strategi Peningkatan Mutu Guru Di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Demak, yaitu : 1. Strategi yang di lakukan MA Miftahul Ulum Demak dalam meningkatkan mutu guru diantaranya: Strategi peningkatan kompetensi pedagogik yaitu kerja sama dengan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP) Jawa Tengah, pembinaan rutin yang dilakukan oleh kepala madrasah, melakukan studi banding. Strategi peningkatan kompetensi profesional yaitu pemberian beasiswa atau tugas belajar dari pemerintah, pemberian beasiswa atau tugas belajar dari madrasah. 2. Dari pencapaian program diketahui bahwa hasil dari diterapkannya berbagai strategi dan program meningkatkan mutu guru di MA Miftahul Ulum Demak sudah mengalami penigkatan. Peningkatan tersebut dapat diketahui dari segi kompetensi guru dan latar belakang pendidikan MA Miftahul Ulum Demak sudah sesuai dengan standar kualifikasi akademik dan mata pelajaran yang di ajarkan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. namun masih ada yang belum dan materi yang diajarkan masih ada belum sesuai dengan kompetensinya. Jumlah guru MA Miftahul Ulum Demak terdapat 28 guru. Guru yang S2 ada 2 guru termasuk Kepala Madrasah. Guru yang lulusan S1 ada18 guru. Guru yang lulusan SMA ada 5 guru, dan yang D3 ada 3 guru. Dalam hal pembelajaran pencapain yang pertama kompetensi pedagogik yaitu: guru MA Miftahul Ulum Demak dalam menerapkan metode mengajar secara efektif sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa dalam memahami atau menyikapi siswa sesuai dengan psikologisnya. Kemudian sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas penataan tata kelas sudah ada perubahan, dan guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik agar mempunyai kesiapan penuh dalam pembelajaran, sebelum mengajar masih ada guru yang belum mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk siswa yang hubungannya
51
dengan materi yang akan diajarkan. Kedua kompetensi profesional yaitu: guru MA Miftahul Ulum Demak mampu memahami materi pembelajaran secara luas, karena latar belakang pendidikannya sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Akan
tetapi masih sedikit yang belum memahami materi
pembelajaran secara luas karena latar belakang pendidikannya masih ada yang belum memenuhi standar kualifikasi akademik.
B. Saran-saran Sebagai akhir dari penulisan skripsi ini, dengan mendasarkan pada penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti ingin memberikan saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi aktivitas MA Miftahul Ulum Demak, antara lain sebagai berikut: 1. Guru yang kualifikasi akademik banyak yang belum sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah, yaitu S1/DIV, hendaknya pihak madrasah berupaya
meningkatkan
kualifikasi
akademik,
agar
sesuai
dengan
kompetensinya dan sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah. 2.
Bagi pihak MA Miftahul Ulum demak strategi yang digunakan sudah cukup baik, hendaknya bekerjasama dalam strategi peningkatan mutu guru diperluas lagi, agar kompetensi dan kualifikasi akademiknya semakin meningkat, dan dalam pelaksanaan strateginya tidak mengalami kejenuhan.
3. Guru yang kualifikasi akademik banyak yang sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah, yaitu S1/DIV, Demak hendaknya meningkatkan lagi mutu gurunya, agar kompetensi gurunya semakin berkembang, agar tidak ada lagi guru yang belum sesuai standar kualifikasi akademik yang ditetapkan pemerintah, karena mutu guru yang baik akan membawa perubahan dalam pembelajaran.
52
C. Penutup Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga selesailah penyusunan skripsi ini dengan harapan semoga bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari kesalahan dan ketidaksempurnaan, namun juga diyakini dalam skripsi terdapat hal-hal baik dan semoga hal-hal yang baik tersebut dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.
53
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, Strategic Management for Educational Management (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan), Bandung: Alfabeta, 2007, cet. 2. Al-Qazwaini, Al-Hafidz Abi Abdullah Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Darul Fikr, 275 H, Juz II. Amiruddin, “Peningkatan Kemampuan Profesional dan Kesejahteraan Guru PAI di Kabupaten Cilacap, Tesis Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2004, t.d. Arcaro, Jeromes A., Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-Prinsip Dan Tata Langkah Langkah Penerapan, Terjemah Yosal Irinatala, Yogyakarta; Pustaka Pelajar,2005. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Azra, Azyumardi, Paradigma Baru Pendidikan Nasional; Rekonstruksi dan Demokrasi, Jakarta: Kompas, 2002, Cet.1. Azwar, Saifuddin, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. Danim, Sudarwan, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003, Cet. 1. _______, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, , 2002. _______, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Ke Lembaga Akademik, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. _______, Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, presentasi, dan publikasi hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Penelitian pemula Bidang Ilmu Sosial, Pendidikan dan Humaniora, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002, Cet.I. Daulay, H. Haidar Putra, Pendidikan Islam dalam SISDIKNAS di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004, Cet.1. Departemen Agama R.I, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: CV. Wicaksana, 1994. DEPDIKNAS, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: BP.Cipta Jaya, 2003, Cet.ke-2. Hornby, AS., Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 2000.
http:
//gurupembaharu.com/sdm/pendidik/menerapkan-penjaminan-mutu-gurusesuai-standar-nasional-pendidikan/, diakses 18 April 2011
http://kpmu.unila.ac.id/wp-content/uploads/2010/09/pp-no-19-2005.pdf diakses 21 Januari 2011 Http://Sitimasruroh.Blogspot.Com/2009/11/Kompetensi-Guru.Html, diakses tanggal 2 Maret 2011. Kompilasi Kebijakan Pendidikan Nasional, Jawa Tengah: Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, 2006. Majid, Abdul, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet 1. Mangkuprawira, Tb. Sjafri, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Jakarta: Ghalia Indomesia, 2003. Marno, dan M. Idris, Strategi Dan Metode Pengajaran Menciptakan Ketrampilan Mengajar Yang Efektif Dan Edukatif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Medis, 2009, cet, 4. Mirabile, Richard J., “Everything Yau Wanted to Know Abuot Competency Modelling” ,http:/www.umich.edu.1997. Moloeng, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002. Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implementasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Cet. I. _______, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008, cet 7. _______, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, Cet. 3. Muslich, Masnur, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Naim, Ngainun, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2009, cet. 2. Nawawi, H. Hadari, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000. PP
No. 47 Tahun 2008, ’’kompetensi Http://Sitimasruroh.Blogspot.Com/2009/11/Kompetensi-Guru.Html 2 Maret 2011
guru’’ diakses
PP. No. 19/2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: BP.Cipta Jaya, 2005. Qodir, Riza Abdul, (3104024), Efektivitas Manajemen Strategik di Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus di SMP Nasima Semarang), Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, 2009, t.d. Resohadiprojo, Sukanto, Manajemen Strategi, Yogyakarta, BPEE-Yogyakata, 2003, cet 1. Rokhmat, Nur, NIM 3101179 , Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Profesionalisme Guru PAI DI SMPN 18 Semarang Tahun Ajaran 2005/2006 ,(skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005), t.d. Sagala, Syaiful, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta, 2009, Cet. 1. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. Sholeh, Munawar, Politik Pendidikan, Jakarta: IPE, Grafindo Khasanah Ilmu, 2005 Cet. 1. Siagian, P., Filsafat Administrasi, Jakarta: Haji Masagung, 1989, Cet. 20. Sisk, Henry L, Principles of Management, Ohio: South Western Publishing Company, 1969. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008, cet IV. Syaodih, Nana, Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003. Tim Penyusun, Undang-Undang No.14/2005, tentang Guru dan Dosen, Bandung: Nuansa Aulia, 2006. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) dan Penjelasannya, Yogjakarta: Media Wacana Press, 2003, Cet. 1. Usman, Husaini, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, Cet. 1. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, Cet. 13.
Utomo, Dadang, Upaya Sekolah Dalam Membina Profesionalisme Guru PAI SD AlAzhar 14 Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007) t.d. Wahadin, Khoirul, dan Taqiudin Mashuri, Metode Penelitian, Cirebon: STAIN Press, 2003. Yamin, Martinis, dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
PEDOMAN WAWANCARA
1.
Bagaimana latar belakang atau sejarah berdirinya MA Miftahul Ulum Demak?
2.
Apa visi misi dan tujuan MA Miftahul Ulum Demak?
3.
Ada berapakah guru dan staf karyawan yang ada di MA Miftahul Ulum Demak?
4.
Bagaimana kualifikasi pendidikan guru di MA Miftahul Ulum Demak?
5.
Strategi apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau mutu kompetensi guru di MA Miftahul Ulum Demak?
6.
Faktor apa saja yang mejadi pendukung dalam usaha peningkatan mutu guru?
7.
MA Miftahul Ulum Demak apa pernah melakukan studi banding ke MA lain dan apa tujuannya tersebut?
8.
Apakah para guru diberikan tugas belajar atau beasiswa untuk meningkatkan kompetensinya?
9.
Bagaimana pembelajaran yang dilakukan di MA Miftahul Ulum Demak?
HASIL WAWANCARA 1.
2.
Bagaimana latar belakang atau sejarah berdirinya MA Miftahul Ulum Demak? (Wawancara dengan Bp mustahar, selaku Ka.Bid IT.Staf TU MA Miftahul Ulum Demak , pada tanggal 5 Agustus 2011) Permulaan berdirinya MA Miftahul Ulum Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak berangkat dari sistem pendidikan Salafiyyah yang dipelopori oleh K. H. Ma’shum yang di dirikan bersama warga masyarakat pada tahun 1986. Kemudian pada tahun berikutnya tepatnya tahun 1997 Ketua Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Ulum telah mengangkat Bapak Drs. Tulusmono menjadi Kepala Madrasahnya sebagai pengganti Bapak Muhyiddin, beliau berbekal pengalaman menjadi Waka Kurikulum di MTs Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak, Dimasa kepemimpinan beliau Drs Tulusmono tepatnya tahun 1998 MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak memperoleh izin pendirian Madrasah dari kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah, dengan nomor SK : wk/5.a/pp.03.2/3991/1998 tanggal 15 Oktober 1998 dengan status terdaftar dan Nomor Statistik : 321332101337. Sudah barang tentu dengan turunnya izin pendirian Madrasah tersebut menjadi semakin berkembangnya MA Miftahul Ulum, dari tahun ke tahun jumlah siswanya terus meningkat. Pada tahun 2005 MA. Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak diakreditasi oleh tim Akreditasi Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah, dan berkat kebersamaan antara Ketua Yayasan, Kepala Madrasah, dan para dewan Guru dan Karyawan. Serta orang tua murid dalam Akreditasi ini MA Miftahul Ulum Ngemplak Mranggen Demak mendapat status “Terakreditasi B” dengan surat keputusan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah Nomor : Kw. 11.4/4/PP.03.2/625/2005 tanggal 27 Juni 2005.Kemudian pada setelah tanggal itu juga beliau, diganti Bapak Drs. Taukhid sebagai Kepala Madrasah hingga saat ini. Apa visi misi dan tujuan MA Miftahul Ulum Demak? (Wawancara dengan Bp mustahar, selaku Ka.Bid IT.Staf TU MA Miftahul Ulum Demak , pada tanggal 5 Agustus 2011) a. Visi, Misi dan Tujuan MA Miftahul Ulum Demak 1) Visi Terwujudnya Anak Didik Yang Bertagwa, Berakhlakul Karimah, Berprestasi, Mampu Hidup Mandiri, Dan Siap Menghadapi Era Modernisasi 2) Misi a) Taat beribadah sesuai syariat islam b) Berbudi pekerti luhur c) Sopan santun pada orang tua, guru, dan masyarakat d) Berani berkompetensi dalam kancah pendidikan e) Berani berkompetensi dalam kancah olah raga f) Berani berkompetensi dalam kancah iptek dan ketrampilan g) Dapat menolong dan mandiri
3.
4.
5.
6.
7.
8.
h) Mampu mengatasi masalah pribadi dan sosial i) Berkemampuan menghadapi era globalisasi 3) Tujuan Mewujudkan kualitas iman dan taqwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi anak didik Ada berapakah guru dan staf karyawan yang ada di MA Miftahul Ulum Demak? (Wawancara dengan Bp mustahar, selaku Ka.Bid IT.Staf TU MA Miftahul Ulum Demak , pada tanggal 5 Agustus 2011) Guru dan staf karyawan yang ada di MA Miftahul Ulum Demak pada ada 28. Bagaimana kualifikasi pendidikan guru di MA Miftahul Ulum Demak? (Wawancara dengan Bp mustahar, selaku Ka.Bid IT.Staf TU MA Miftahul Ulum Demak , pada tanggal 5 Agustus 2011) kualifikasi akademik seluruh guru dari masa jabatan Kepala Madrasah sekarang Drs. Taukid, M. Pd.I (2005-2011) yaitu: a. Lulusan SMA : 5 Orang b. Lulusan D3 : 3 Orang c. Lulusan S1 : 18 Orang d. Lulusan S2 : 2 Orang Strategi apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau mutu kompetensi guru? (Wawancara dengan Bp Taukhid, selaku kepala sekolah MA Miftahul Ulum Demak , pada tanggal 10 Agustus 2011) a. Kerja sama dengan lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP) jawa tengah b. Pembinaan rutin yang dilakukan oleh kepala madrasah c. Melakukan stadi banding d. pemberian beasiswa atau tugas belajar dari pemerintah dan madrasah Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam usaha peningkatan mutu guru? Peran pihak yayasan baik dari pengawas maupun dari kepala bidang yang terus memotivasi dan memberikan dukungan untuk tidak berhenti dalam meningkatkan mutu guru. (Wawancara dengan Bp Taukhid, selaku kepala sekolah MA Miftahul Ulum Demak , pada tanggal 10 Agustus 2011) MA Miftahul Ulum Demak apa pernah melakukan studi banding ke MA lain dan apa tujuannya tersebut? (Wawancara dengan Bp Taukhid, selaku kepala sekolah MA Miftahul Ulum Demak , pada tanggal 10 Agustus 2011) Kepala madrasah MA Miftahul Ulum Demak beserta waka kurikulum, waka kesiswaan, waka humas mengadakan stadi banding ke MA lain, hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran yang dilakukan di ma tersebut, selain itu juga untuk mengetahui strategi yang dilakukan kepala madrasah untuk meningkatkan mutu gurunya. Apakah para guru diberikan tugas belajar atau beasiswa untuk meningkatkan kompetensinya?(Wawancara dengan Bp Taukhid, selaku kepala sekolah MA Miftahul Ulum Demak , pada tanggal 10 Agustus 2011) guru diberikan tugas belajar atau beasiswa untuk meningkatkan kompetensinya supaya dalam pembelajaran yang dilakukan di MA Miftahul Ulum Demak berjalan dengan efektif dan efesien.
9.
Bagaimana dalam hal pembelajaran yang dilakukan di MA Miftahul Ulum Demak sebelum kepala madrasah sekarang dan kepala madrasah sekarang?( Wawancara dengan Bp Shofhal Jamil, selaku guru MA Miftahul Ulum Demak , pada tanggal 12 Agustus 2011) Dalam pembelajaran yang dilakukan di MA Miftahul Ulum Demak sebelum kepala madrasah sekarang: a. Kompetensi pedagogik guru MA Miftahul Ulum Demak dalam penerapan metode mengajar masih banyak yang belum efektif sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Dalam memahami atau menyikapi siswa belum sesuai dengan piskologisnya.. Kemudian masalah sebelum pelaksanaan pembelajaran dikelas penataan tata kelas belum ada perubahan, dan guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik agar mempunyai kesiapan penuh dalam pembelajaran, sebelum mengajar masih banyak guru yang belum mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk siswa yang hubungannya dengan materi yang akan diajarkan. b. Kompetensi profesional guru MA Miftahul Ulum Demak masih banyak yang belum mampu memahami materi pembelajaran secara luas, karena latar belakang pedidikannya masih banyak yang belum sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Dalam pembelajaran yang dilakukan di MA Miftahul Ulum Demak sebelum kepala madrasah sekarang: a. Kompetensi pedagogik Guru MA Miftahul Ulum Demak dalam menerapkan metode mengajar efektif sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa dalam memahami atau menyikapi siswa sesuai dengan piskologisnya.. Kemudian masalah sebelum pelaksanaan pembelajaran dikelas penataan tata kelas sudah ada perubahan, dan guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik agar mempunyai kesiapan penuh dalam pembelajaran, sebelum mengajar masih ada guru yang belum mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk siswa yang hubunganya dengan materi yang akan diajarkan. b. Kompetensi profesional guru MA Miftahul Ulum Demak mampu memahami materi pembelajaran secara luas, karena latar belakang pedidikannya sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Akan tetapi masih sedikit yang belum memahami materi pembelajaran secara luas karena latar belakang pendidikanya masih ada yang belum memenuhi standar kualifikasi akademik.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama
: Khoirul Anwar
Tempat, tanggal lahir
: Demak, 31 Desember 1987
Alamat
: Ngemplak, Rt. 19 Rw. 02 Mranggen Demak
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Phone/ HP
: 085641904148
Pendidikan Formal
: MI Miftahul Ulum Demak
(Lulus 2000)
MTs Miftahul Ulum Demak
(Lulus 2003)
MAN 1 Semarang
(Lulus 2006)
S1 IAIN Walisongo Semarang tahun 2006 Non formal
: TPQ Al-Fathiyyah Demak
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 9 Desember 2011
Khoirul Anwar NIM. 063311002