MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KLEPU KECAMATAN MINGGIR SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh: KADEK SITI ROKHAYATI NIM. G000070143
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
ABSTRAK
Arti dari manajemen pembelajaran adalah Suatu seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran aktif dan kondusif melalui usaha-usaha yang terencana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aspek-aspek manajemen pembelajaran meliputi Perencanaan, proses kegiatan belajar mengajar (KBM), dan evaluasi pembelajaran. SD Muhammadiyah Klepu adalah satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan program enam tahun, berada di bawah organisasi Muhammadiyah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Cabang Minggir. Terletak di wilayah kristianisasi Sleman Barat, namun tetap mampu menunjukkan eksistensinya dalam dunia pendidikan di Minggir. Pendidikan Agama Islam di SD Muhammadiyah Klepu dalam praktiknya banyak menerapkan kebijakankebijakan dari Departemen Agama (Depag). Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI di SD Muhammadiyah Klepu, hal apa saja yang menjadi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Guru PAI dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI, dan bagaimana cara mengatasi hambatanhambatan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI di SD Muhammadiyah dan hambatan apa saja yang terjadi serta tindakan atau cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut oleh GPAI. Data-data yang ada dikumpulkan dengan metode dokumentasi, observasi, dan wawancara semi terstruktur yang kemudian penulis susun dalam tulisan ini. Adapun tehnik analisis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yang meliputi reduction/merangkum data, data display/penyajian data, dan verification/penarikan kesimpulan. Temuan hasil penelitian ini adalah GPAI SD Muhammadiyah Klepu telah melaksanakan manajemen pembelajaran PAI dengan baik. Hal ini terbukti dengan telah ditempuhnya program-program manajemen pembelajaran PAI. Aspek-aspek dari manajemen pembelajaran berupa perencanaan pembelajaran, proses KBM, dan evaluasi telah terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan manajemen PAI ditemukan beberapa hambatan, di antaranya adalah keterlambatan informasi Dinas, keterbatasan waktu dalam menyusun administrasi pembelajaran, manajemen waktu saat mengajar, dan metode ceramah yang masih mendominasi tiap pembelajaran. Namun hal tersebut tidak banyak mempengaruhi kelancaran pembelajaran. Di antara kelebihan dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI di SD Muhammadiyah Klepu adalah GPAI memiliki kemampuan yang mumpuni dalam pengelolaan kelas serta memiliki inisiatif dalam menghadapi permasalahan yang menghambat pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI. Kata kunci: Manajemen Pembelajaran PAI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manajemen yang kurang baik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat menimbulkan kesulitan pemahaman atau penyerapan ilmu bagi anak. Imbas dari hal tersebut maka akan terjadi kesenjangan hasil prestasi belajar, kejenuhan peserta didik terhadap pelajaran, dan perilaku mereka tidak banyak menunjukkan perubahan ke arah perbaikan, atau dapat dikatakan, materi yang disampaikan tidak berarti apa-apa. Baik dan buruk suatu proses kegiatan belajar mengajar di kelas banyak di tentukan oleh bagaimana cara guru mengelola pengajarannya. Problematika dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, yang meliputi berbagai aspek mulai dari dasar dan landasan pembelajaran, sarana dan prasarana, evaluasi dan pembiayaan, secara keseluruhan mengandung permasalahan yang hingga kini belum ada penyelesaiannya (Nata, 2003: 5).
Pemilihan Sekolah Dasar Muhammadiyah dalam penelitian ini dilatar belakangi oleh keberadaan Kecamatan Minggir sebagai daerah misionaris, di mana penduduk setempat menganut beragam agama, yaitu ajaran Islam, Kristen, dan Katolik. Masing-masing agama memiliki persaingan dalam memajukan pendidikan umat mereka. Kecamatan Minggir memiliki 12 (dua belas) Sekolah
Dasar Swasta dan 12 (dua belas) Sekolah Dasar Negeri.
Sekolah Dasar Swasta tersebut meliputi 8 (delapan) Sekolah Dasar Muhammadiyah, 3 (tiga) Sekolah Dasar Kanisius, dan 1 (satu) Sekolah Dasar
Bopkri. Kecamatan Minggir terletak pada wilayah terpencil, merupakan daerah pinggiran dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya dan Kabupaten Sleman pada khususnya. Lokasi kecamatan ini membuat Sekolah Dasar di kecamatan tersebut kekurangan perhatian dari Pemerintah Daerah setempat dan kurang terpenuhinya sarana dan fasilitas penunjang pembelajaran,
lebih-lebih jika dibandingkan dengan kecamatan-
kecamatan lain yang berada di wilayah Kabupaten Sleman. Namun demikian, Sekolah Dasar Muhammadiyah di Kecamatan ini ternyata mampu bersaing dan menciptakan lulusan-lulusan yang berkualitas dan bisa melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) unggulan atau faforit di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sekolah Dasar Muhammadiyah Klepu dipilih dengan alasan meskipun terletak di lingkungan gereja, namun sekolah ini mampu mempertahankan eksistensinya dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah prestasi yang diraih, baik dalam bidang keagamaan maupun kategori umum. Selain itu, jumlah siswa di sekolah ini jauh lebih stabil dibanding dengan sekolah-sekolah
dasar
Muhammnadiyah
lain
di
kecamatan
Minggir
(wawancara dengan M. Syarif, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelaksana Tehnik (KTUUPT) & Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Godean, pada tanggal 21 Juli 2010) Berdasarkan hal di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH
KLEPU KECAMATAN
MINGGIR SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012. B. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Pelaksanaan manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar Muhammadiyah Klepu di Kecamatan Minggir serta hambatan apa saja yang terjadi serta tindakan atau cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut oleh para guru Pendidikan Agama Islam di Klepu Kecamatan Minggir dalam pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI. C. Landasan Teori/Kajian Pustaka Penelitian ini merupakan kajian tentang manajemen/pengelolaan pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar Muhammadiyah di Kecamatan
Minggir Sleman Yogyakarta tahun
pelajaran 2009/2010. Untuk menghindari adanya kesamaan dengan hasil penelitian terdahulu, maka penulis memaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pembahasanya relevan dengan penulisan ini, di antaranya adalah: 1. Agus Susilo (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), 2007), dalam skripsinya yang berjudul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Menggunakan Bahasa Arab (Studi Kelas Kuliyyatul Muallimin/muallimat Al-Islamiyah (KMI) Putra) di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta, menyimpulkan bahwa faktor yang mendukung pembelajaran adalah: (a) Terbentuknya lingkungan bahasa Arab yang sudah berjalan
dalam kehidupan sehari-hari, (b) Adanya pengajar-pengajar atau para ustadz yang ahli bahasa, profesional, dan memiliki dedikasi tinggi, (c) Adanya usaha dari pihak sekolah dengan adanya berbagai fasilitas di antaranya adalah buku-buku berbahasa Arab yang memadai, dan (d) Metode yang dipakai adalah konvensional (kuno), di antaranya metode diskusi, tanya jawab, ceramah, demonstrasi, dan lain-lain. Hal ini dijalankan dengan maksud agar para santri mendapatkan pemahaman ilmu agama yang lebih mendalam. 2. Mohammad Thohirin (Institut Agama Islam Negeri (IAIN), 2002) dalam skripsinya yang berjudul Pembelajaran Tauhid di Islamic Centre Bin Baz Dusun Karang Gayam Sitimulyo Piyungan Bantul Yogyakarta Tahun 2002, menjelaskan bahwa pembelajaran tauhid di Islamic Centre Bin Baz dilaksanakan secara klasikal yaitu pengajar memberikan penjelasan kepada sejumlah peserta didik secara lisan dalam waktu yang bersamaan dengan menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, metode membaca, dan metode pemberian tugas. Selain hal itu, disebutkan pula bahwa model pembelajaran yang digunakan adalah model prosedur pengembangan sistem instruksional (PPSI) yang menekankan pada perumusan tujuan, melaksanakan program yang mencakup program-progam yang digunakan saat KBM, teks akhir, serta melaksanakan program pengajaran tanpa harus mengarah kepada satuan pembelajaran. 3. Endang Rahayu (IAIN, 2003), dalam skripsinya yang berjudul Pembelajaran Akhlak di SLTP Muhammadiyah Semin Gunung Kidul
Berdasarkan Kurikulum ISMUBA 2002, menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran akhlak di SLTP Muhammadiyah Semin Gunung Kidul berlangsung dengan baik serta menggunakan berbagai macam metode seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, sosiodrama, pemberian tugas, dan metode lain yang sesuai. Adapun faktor pendukung pembelajaran di sekolah tersebut adalah telah diterbitkannya buku kurikulum Ismuba 2002 oleh majelis Dikdasmen DIY, kemauan siswa untuk mengikuti mata pelajaran akhlak, dan sikap guru yang familiar dan penyabar. Sedangkan faktor yang menghambat pembelajaran adalah belum diterbitkannya buku paket mata pelajaran akhlak dari majelis Dikdasmen DIY. 4. Dian Novitasari (Universitas Islam Negri (UIN), 2007) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Pengelolaan Kelas oleh Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Kelas XI MAN I Yogyakarta II), menjelaskan bahwa efektivitas pengelolaan kelas dilakukan dengan berbagai persiapan dan kemampuan yang dimiliki guru, yaitu mulai dengan mengetahui tujuan pengelolaan kelas, persiapan sebelum mengajar dimulai dari pembuatan perencanaan pengajaran sampai pada pengorganisasian dalam proses belajar mengajar dan pengadaan sumber belajar, menguasai pendekatan, ketrampilan dan teknik pengelolaan kelas sampai kepada evaluasinya. Berpijak dari kajian pustaka di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa belum pernah dilakukan penelitian tentang Manajemen Pembelajaran PAI di Sekolah Dasar Muhammadiyah Klepu Kecamatan Minggir, sehingga
penelitian ini memenuhi unsur kebaruan dan layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. D. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, di mana temuantemuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Afifudin & Saebani, 2009: 56). 2. Sumber Data Data-data yang akan diambil berasal dari objek penelitian itu sendiri, yakni Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) SD Muhammadiyah Klepu. Penentuan sampel ini menggunakan tehnik purposive sampling, yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal (Afifuddin & Saebani, 2009: 66). 3. Tehnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah: a. Observasi Data yang akan diambil adalah pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI, dari segi fasilitas, keadaan lingkungan sekitar, pelaksanaan belajar mengajar, dan praktik evaluasi yang dilakukan oleh guru. b. Dokumentasi
Dokumen yang diteliti adalah letak geografis, sejarah berdirinya, tujuan pendidikan, struktur organisasi, sarana dan prasarana, visi dan misi sekolah, persiapan mengajar (RPP dan silabi), program evaluasi, serta sumber dan media pembelajaran di Sekolah Dasar Muhammadiyah Klepu. c. Wawancara Adapun jenis interview atau wawancara yang penulis gunakan adalah interview bebas terpimpin. Wawancara ini akan dilakukan secara mendalam mengenai segala sesuatu yang terkait dengan persiapan mengajar yang ditujukan kepada Kepala Sekolah, dan GPAI dalam rangka konfirmasi data dari dokumentasi terkait dengan pelaksanaan manajemen pendidikan agama Islam, kondisi atau keadaan peserta didik dan GPAI, serta fasilitas dan sarana dan prasarana. 4. Tehnik Analisis Data Tehnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, adapun langkah-langkahnya yaitu: a. Data Reduction (Reduksi Data), yaitu merangkum, memilih data/halhal pokok, kemudian memfokuskan pada data yang penting atau diperlukan, dicari tema dan polanya, dan membuang data yang tidak dipakai. Proses ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk malakukan pengumpulan dan mencari data selanjutnya bila diperlukan (Sugiyono, 2010: 247).
b. Data Display (Penyajian Data), setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya (Sugiyono, 2010: 249). Dalam penelitian ini, data akan disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif . c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan), adalah merupakan temuan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2010: 252). E. Hasil Penelitian/Kesimpulan 1. GPAI SD Muhammadiyah Klepu telah melaksanakan manajemen pembelajaran PAI dengan baik. Hal ini terbukti dengan telah ditempuhnya program-program manajemen pembelajaran PAI. Aspek-aspek dari manajemen pembelajaran berupa perencanaan pembelajaran, proses KBM, dan evaluasi dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Perencanaan pembelajaran SD Muhammadiyah Klepu disusun mengacu pada permintaan Depag yang terdiri dari 28 point, namun dari 28 point tersebut GPAI hanya menyusun 10 point disebabkan oleh faktor keterbatasan waktu yang dimiliki. 10 point tersebut adalah program tahunan, program semester, silabus, RPP, SK pembagian tugas, presensi siswa, soal-soal ulangan, analisis butir soal, buku ulangan bergilir, dan
daftar nilai. Meskipun GPAI hanya menyusun 10 dari 28 administrasi yang diminta, hal itu tidak mengganggu kelancaran proses KBM. b. Proses KBM SD Muhammadiyah Klepu terdiri dari tahap membuka pelajaran, tahap menyampaikan materi, dan tahap menutup pelajaran. c. Evaluasi yang dilakukan oleh guru SD Muhammadiyah Klepu terdiri dari 3 (tiga) program, yaitu post test, analisis evaluasi, dan perbaikan. 2. Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi oleh GPAI selama pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI, di antaranya adalah keterlambatan informasi Dinas, keterbatasan waktu dalam menyusun administrasi pembelajaran, manajemen waktu saat mengajar, dan metode ceramah yang masih mendominasi tiap pembelajaran sehingga menimbulkan kebosanan peserta didik dan rasa kantuk. GPAI mengatasi hambatan-hambatan di atas dengan berbagai cara, di antaranya adalah dengan menanyakan informasi kepada Pengawas PAI melalui telpon atau sort message servise (SMS), menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan informasi kedinasan, namun hal itu tidak banyak membantu; menyusun administrasi ketika memiliki waktu luang di sela-sela mengajar dan sering juga membawa tugas tersebut di rumah; meminta peserta didik untuk mempercepat penyelesaian tugasnya untuk mengejar waktu yang tidak cukup; dan memberi isyarat mata maupun isyarat tangan, lalu menegur dengan teguran halus, dan jika masih berlanjut guru pun mendekati dan menyentuh peserta didik yang tidak menurut.
Di
antara
kelebihan
dalam
pelakasanaan
manajemen
pembelajaran PAI di SD Muhammadiyah Klepu adalah GPAI memiliki
kemampuan yang mumpuni dalam pengelolaan kelas serta memiliki inisiatif dalam menghadapi permasalahan yang menghambat pelaksanaan manajemen pembelajaran PAI. F. Saran-saran Berpijak pada hasil temuan penelitian di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1.
Kepada Kepala Sekolah a. Agar menambah alat-alat peraga serta fasilitas lain yang dibutuhkan dalam memperlancar pembelajaran PAI. b. Berupaya untuk mengadakan workshop/pelatihan bagi guru yang mengangkat tema tentang manajemen pembelajaran sehingga guru mampu melaksanakan manajemen pembelajaran dengan konsisten dan sistematis. c. Melakukan komunikasi aktif terhadap Dinas/Depag setempat terkait informasi kedinasan yang ada sehingga dapat meminimalisir keterlambatan informasi agar pelaksanaan manajemen tidak terganggu. d. Mempertahankan dan menambah warna Muhammadiyah dalam segala aspek manajemen sekolahnya.
2. Kepada GPAI a. Hendaknya memaksimalkan alat dan media yang tersedia sehingga tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.
b. Memperkaya hasanah keilmuan yang berkaitan dengan PAI dan manajemen pembelajaran, seperti metode pembelajaran, manajemen waktu, tehnik menggunakan alat dan media, dan lain sebagainya. c. Melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) yang nantinya dapat digunakan sebagai tolok ukur dan analisis terhadap evaluasi proses KBM yang selama ini diterapkan, sehingga ke depannya dapat bermanfaat untuk mengembangkan gaya mengajar yang berdampak pada peningkatan kwalitas sekolah. 3. Kepada Dinas/Depag setempat a. Hendaknya melakukan komunikasi aktif dan mengumumkan informasi jauh-jauh hari kepada Kepala Sekolah atau GPAI terkait dengan informasi kedinasan agar tidak terjadi lagi keterlambatan informasi kepada pihak sekolah. b. Mengadakan
bimbingan
secara
mendalam
terkait
administrasi
pembelajaran sehingga GPAI dapat melengkapi administrasinya dengan mudah dan tepat waktu. 4. Kepada Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sleman Seyogyanya melakukan monitoring pelaksanaan kurikulum AlIslam dan Kemuhammadiyahan di Sekolah-Sekolah Muhammadiyah, agar ke-khasan pendidikan Muhammadiyah dapat terwujud sesuai dengan tujuan didirikannya lembaga pendidikan Muhammadiyah. G. Daftar Pustaka
Afifuddin, dan Saebani, Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Al Kadari, Komar. Ringkasan Kurikulum TKA TPA. http: http://komari-alkadiri.blogspot.com/2011/03/ringkasan-kurikulum-tka-tpawahdah.html. dikutip/diakses pada tanggal 26 Juli 2012. Alwi, dkk. 20002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Darajat, Zakiah. 2001. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Desmita, 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. ________. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Fattah, Nanang. 1999. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhaimin, dkk. 2008. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Natta, Abuddin. 2007. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Grafindo Persada. Nawawi, Hadari. 1993. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta: PT. Gunung Agung. Novitasari, Dian. 2007. Dalam Skripsi Efektivitas Pengelolaan Kelas oleh Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Kelas XI MAN I Yogyakarta II). Yogyakarta: UIN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Rahayu, Endang. 2003. Dalam skripsi Pembelajaran Akhlak di SLTP Muhammadiyah Semin Gunung Kidul Berdasarkan Kurikulum ISMUBA 2002. Yogyakarta: IAIN. Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. IAIN
_______. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Shobahiya, Mahasri, dkk. 2005. Studi Kemuhammadiyahan Kajian Historis, Ideologi, dan Organisasi. Surakarta: LPID UMS. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukirman, http://Lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/08710030sukirman.ps, dikutip /diakses pada 03 Juli 2012). Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Susilo, Agus. 2007. Dalam Skripsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Menggunakan Bahasa Arab (Studi Kelas Kuliyyatul Muallimin/muallimat Al-Islamiyah (KMI) Putra) di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Tegalsari Surakarta. Surakarta: STAIN. Tafsir, Ahmad dan Surjaman, Tjun. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Thohirin, Mohammad. 2002. Dalam skripsi Pembelajaran Tauhid di Islamic Centre Bin Baz Dusun Karang Gayam Sitimulyo Piyungan Bantul Yogyakarta Tahun 2002. Yogyakarta: IAIN. Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.