perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS II SDN 1 BALINGASAL TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI Oleh : WAHYU KURNIANINGSIH X7111550
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: WAHYU KURNIANINGSIH
NIM
: X7111550
Jurusan/program studi : Ilmu Pendidikan/PGSD menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN
SEDERHANA
PADA
SISWA
KELAS
II
SDN
1
BALINGASAL KECAMATAN PADURESO TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta,
Mei 2012
Yang membuat pernyataan
Wahyu Kurnianingsih
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS II SDN 1 BALINGASAL TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh : WAHYU KURNIANINGSIH X7111550
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user
2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Mei 2012
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Idam Ragil WA, S.Pd. M.Si
Karsono, S.Sn.,M.Sn
NIP. 19830813 200912 1 004
NIP 19800706 200812 1 003
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Kamis
Tanggal
: 21 Juni 2012
Tim Penguji Skripsi Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Hadi Mulyono, M.Pd
……………..
Sekretaris
: Drs. A. Dakir, M.Pd
Anggota I
: Idam Ragil WA, S.Pd. M.Si
……………..
Anggota II : Karsono, S.Sn, M.Sn
……………..
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n Dekan Pembantu Dekan I
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP 19660415 199103 1 002
……………..
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Wahyu Kurnianingsih. PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS II SDN 1 BALINGASAL TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana melalui media gambar seri pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Didalam setiap siklus berisi kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SDN 1 Balingasal yang berjumlah 35 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi atau arsip. Validitas data data menggunakan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Analisis data menggunakan model analisis interaktif. Prosedur penelitian adalah metode spiral yang saling berkaitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Proses pembelajaran pada prasiklus, guru belum menggunakan media pembelajaran sehingga kemampuan menulis karangan sederhana siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan kemampuan menulis karangan sederhana siswa meningkat menjadi tinggi sehingga bisa mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan pada kondisi awal sebelum digunakan tindakan nilai rata-rata kelas 54,04 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 28,57%, setelah dilaksanakan tindakan siklus I nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 63,59 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 51,43%, dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 74,1 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,6%. Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Kata kunci: gambar seri, kemampuan menulis karangan.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Wahyu Kurnianingsih. THE USING OF ROW MEDIA PICTURE TO IMPROVE WRITING SIMPLE DRAFT SKILLS TO THE SECOND GRADE STUDENTS OF BALINGASAL 1 ELEMENTARY SCHOOL OF THE YEAR 2011/2012. Skripsi, Teaching Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta. June 2012. The aim of this research used to improve writing simple draft skills by using row media picture to the second grade students of Balingasal 1 elementary school of the year 2011/2012. This research was classroom action research. This research was do in in two cycles, in every cycles consists of four session, they were planning, action of research, observation and reflection. The subjects of the research were students in the second grade of Balingasal 1 Elementary School which consist of 35 students. The source of the dta came from the teacher and the student. The technique of collecting the data which used were observation, interview and documentation or records. The validity of the data was used triangulation technique of the data’s source and triangulation of collecting the data’s method. The analysis of data was interactive analysis. The procedure of the research was spirally method which has relationship. The research shows that by using row media picture could improve the the writing simple draft skills of students from pre-cycle to first cycle and from first cycle to second cycle. The process of learning in pre-cycle, the teacher does not use learning media so that the skill of writing simple draft skills low. The increasing in first cycle eventhough it would not optimal. In doing second cycle was caused the skill of writing simple draft become bigger so that could be encourage of learning which has good quality. Based on this research can be conclude that Indonesian language learning by using row media picture could be improve the writing simple draft skills to the second grade students of Balingasal 1 elementary school of the year 2011/2012. It can be prove that in the first condition before used an action the classroom range score was 54,04 by the percentage of classical finishing was 28,57%, after the first cycle action the classroom range score increased become 63,59 by the percentage of classical finishing was 86,6%. Based on it, can be profposed a recommendation that row media picture could be improve the writing of simple draft skills to the second grade students of Balingasal 1 in Padureso District, Kebumen Regency of the year 2011/2012. Key word : row picture, writing draft skills.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS Al-Baqarah: 286)” “Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. (QS Al-Insyirah: 6)” “Barang siapa yang meringankan kesusahan yang dialami seorang muslim didunia, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan yang ada di hari Kiamat” (Hadits) “Nothing is more simple than greathness; infact a simple a means of greathness” (Ralp Watson)
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT Penulis persembahkan skripsi ini untuk:
Ibunda tersayang, Ibu Rusminem yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan motivasi dalam setiap langkah kebaikan. Anak-anakku, Naufal Yuan Ramadhan dan Muhammad Arkan Yassar yang selalu memberi arti dan warna dalam hari-hariku serta menjadi penyemangat dalam setiap langkahku. Kalian adalah anugerah yang terindah dan perhiasan yang paling berharga dalam hidupku. Saudara-saudaraku, yang memberikan doa dan senantiasa mengobarkan bara semangat di dadaku. Sahabatku, Jumiati yang selalu menemani, memberikan semangat dan keteduhan hati, serta bantuan setiap saat. Kedua dosen pembimbing skripsi, Bapak Idam Ragil WA, dan Bapak Karsono. Teman-teman mahasiswa S1 PGSD PPKHB angkatan 2011. Keluarga Besar Kampus PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul ”Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Pada Siswa Kelas II SDN 1 Balingasal Kecamatan Padureso Tahun Ajaran 2011/2012” dapat diselesaikan tepat waktu. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang baik ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. A. Dakir, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Idam Ragil WA, S.Pd. M.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 6. Karsono, S.Sn.,M.Sn, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 7. Ngalimun, S.Pd, selaku kepala sekolah SDN 1 Balingasal yang telah memberikan ijin peneliti untuk mengadakan penelitian di SD tersebut. 8. Bapak/Ibu Guru SDN 1 Balingasal yang banyak memberikan bantuan dan dorongan. 9. Saniyah, S.Pd selaku teman sejawat. commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Siswa-siswi kelas II SD Negeri 1 Balingasal. 11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu tersusunnya skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat membantu mengatasi masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di SD, khususnya di SD Negeri 1 Balingasal, UPTD Dikpora Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen dan bagi para pembaca umumnya.
Surakarta, Mei 2012
Wahyu Kurnianingsih
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN …………………………………………..
ii
HALAMAN PENGAJUAN ………………………………………….....
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………….....
iv
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….....
v
HALAMAN ABSTRAK ………………………………………………..
vi
HALAMAN MOTTO …………………………………………………...
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………...
ix
KATA PENGANTAR …………………………………………………..
x
DAFTAR ISI …………………………………………………………....
xii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………
xv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………...
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………....
xviii
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................
1
A. Latar Belakang Masalah …................................................
1
B. Rumusan Masalah ………...............................................
3
C. Tujuan Penelitian ...............................................................
3
D. Manfaat Penelitian .............................................................
4
BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................
5
A. Tinjauan Pustaka …………………………………………
5
1. Hakikat Media Gambar Seri ........................................
5
a. Pengertian Media ……….........................................
5
b. Pengertian Media Pembelajaran …………………..
6
c. Ciri-ciri Media Pembelajaran ……………………..
7
d. Jenis Media Pembelajaran ………………………...
7
e. Manfaat Media Pembelajaran ……………………..
8
f. Fungsi dan Tujuan commit………………………………... to user
10
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Prinsip-prinsip Pemilihan Suatu Media …………...
11
h. Pengertian Gambar Seri …………………………
14
i. Fungsi Gambar Seri ………………………………
15
j. Keunggulan Media Gambar Seri …………………
15
k. Kelemahan Media Gambar Seri ……………….....
15
2. Hakikat Menulis Karangan Sederhana ……………….
16
a. Pengertian Menulis ..……………………………...
16
b. Proses Menulis …………………………………...
18
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menulis …....
18
d. Karangan Sederhana ……………………………...
19
e. Kemampuan Mengarang Berdasarkan Gambar Seri
19
f. Tahap Mengarang ………………………………...
20
B. Penelitian Yang Relevan ..............................................
21
C. Kerangka Berpikir........................................................
22
D. Hipotesis Tindakan ........................................................
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………. ...
25
A. Tempat Dan Waktu Penelitian …………………………... ..
25
B. Subjek Penelitian ……………………………………..........
25
C. Bentuk Dan Strategi Penelitian………………………….. ..
26
D. Sumber Data …………………………………………….. .
26
E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………......
26
F. Validitas Data …………………………………………......
27
G. Teknik Analisis Data ……………………………………...
28
H. Indikator Kinerja …………………………………………...
29
I. Prosedur Penelitian …………………………………………. 29 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ………………….. 34 A. Hasil Tindakan ……………………………………………
34
1. Deskripsi Lokasi Penelitian …………………………….
34
2. Deskripsi Pratindakan ………………………………….
34
B. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………. commit to user 1. Siklus I ………………………………………………….
38
xiii
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Siklus II ………………………………………………… 54 3. Perbandingan Antar Siklus ……………………………... 70 C. Pembahasan ………………………………………………… 74 1. Pratindakan ……………………………………………... 74 2. Siklus I ………………………………………………….. 75 3. Siklus II ………………………………………………… 76 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN …………………….. 78 A. Simpulan ……………………………………………………
78
B. Implikasi ……………………………………………………
79
C. Saran ……………………………………………….............
80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
82
LAMPIRAN ………………………………………………………………..
84
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Kerangka Berpikir ................................................................................
21
2. Tahap-tahap Prosedur PTK dengan Model Spiral ……………………
26
3. Daur Penelitian Tindakan Kelas ……………………………………….
27
4. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Kondisi Pratindakan …………………………………………………………….
34
5. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Siklus I Pertemuan I …………………………………………………………….
43
6. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Siklus I Pertemuan II ……………………………………………………………
45
7. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Setelah Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siklus I ……………………………………………..
51
8. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I …..
52
9. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan Sederhana Pada Siklus II Pertemuan I …………………………………………………..
60
10. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan Sederhana Pada Siklus II Pertemuan II ………………………………………………….
62
11. Grafik Nilai Hasil Menulis Karangan Sederhana Setelah Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siklus II ……………………………………..
67
12. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II ….
69
13. Grafik Perbandingan Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi Selama Pelaksanaan Tindakan ………………………………………………….
71
14. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Menulis Karangan Sederhana dengan Menggunakan Media Gambar Seri ………………..
72
15. Grafik Perbandingan Prosentase Ketuntasan Belajar ………………….
73
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
4.1 Distribusi Frekuensi Data Hasil Menulis Karangan Sederhana Pada Pelaksanaan Pratindakan ………………………………….
36
4.2 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I Pertemuan I ………………………….............
43
4.3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I Pertemuan II …………………………………
45
4.4 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I ……………………………
47
4.5 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II …………………………..
48
4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan Sederhana setelah Penggunaan Media Gambar Seri pada Siklus I (Pertemuan I dan II) ………….................................................. 4.7 Perkembangan
Penggunaan
Media
Gambar
Seri
50
pada
Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I
52
4.8 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II Pertemuan I …………................................
60
4.9 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II Pertemuan II ……………………………….
61
4.10 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I ………………………….
63
4.11 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II …………………………..
64
4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan Sederhana setelah Penggunaan Media Gambar Seri pada Siklus II (Pertemuan I dan II) ………………………………………… 4.13 Perkembangan
Penggunaan
Media
Gambar
Seri
67
pada
Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II ………………………………………………………………….
68
4.14 Perbandingan Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi selama Pelaksanaan Tindakan …………………………………………… commit to user
xvi
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.15 Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Menulis Karangan Sederhana dengan Menggunakan Media Gambar Seri ………… 4.16 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar ……………………
commit to user
xvii
72 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.
Jadwal Pelaksanaan Penelitian …………………………………...
2.
Pedoman Wawancara untuk Guru Sebelum Penggunaan Media Gambar Seri ……………………………………………………...
3.
85
Pedoman Wawancara untuk Siswa Sebelum Penggunaan Media Gambar Seri ……………………………………………………...
4.
84
87
Tabel Nilai Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Pada Pelaksanaan Pratindakan …………………………………………
88
5.
Silabus Pembelajaran Kelas II …………………………………...
89
6.
RPP Siklus I ……………………………………………………...
92
7.
Lembar Observasi Siswa Dalam Proses Pembelajaran Menulis Karangan Sederhana dengan Media Gambar Seri Siklus I dan II .
8.
Lembar
Penilaian
Pengamatan
Kegiatan
Guru
dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ……………….. 9.
101 102
Instrumen Penilaian Menulis Karangan Sederhana Siklus I dan Siklus II …………………………………………………………..
104
10. Tabel Nilai Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I Pertemuan I ……………………………………………………... 11.
105
Tabel Pengelompokkan Nilai Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I Pertemuan II …………………………………
106
12. Hasil Penilaian Pengamatan Kegiatan Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I ………………………………
107
13. Hasil Penilaian Pengamatan Kegiatan Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II ……………………………
109
14. Hasil Rekapitulasi Nilai Siklus I …………………………………
111
15. RPP Siklus II ……………………………………………………..
112
16. Tabel Nilai Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II Pertemuan I ……………………………………………………. commit to user
xviii
121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17. Tabel Nilai Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II Pertemuan II ……………………………………………………...
122
18. Hasil Penilaian Pengamatan Kegiatan Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I ……………………………
123
19. Hasil Penilaian Pengamatan Kegiatan Guru Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II ……………………………
125
20. Hasil Rekapitulasi Nilai Siklus II ……………………………….
127
21. Pedoman Wawancara Untuk Guru Setelah Penggunaan Media Gambar Seri ……………………………………………………...
128
22. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Setelah Penggunaan Media Gambar Seri ……………………………………………………...
commit to user
xix
129
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas rendah lebih menekankan pada kegiatan baca dan tulis. Di dalam kemampuan berbahasa harus memberikan perhatian khusus pada kemampuan bahasa menulis. Karena keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dimiliki seseorang agar dapat melakukan komunikasi tertulis dengan baik. Keterampilan menulis menuntut seseorang untuk kaya akan pengalaman dan pengetahuan agar dapat menuangkan ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan. Kurangnya pengalaman dan pengetahuan seseorang akan menjadi penghambat kreativitas orang tersebut dalam menulis. Dalam hal ini, kemampuan menulis khususnya mengarang siswa sekolah dasar
banyak
mengalami
permasalahan
yang
kurang
mendukung,
ketidakberhasilan siswa terhadap materi pelajaran dan rendahnya minat belajar siswa terbukti pada hasil perolehan nilai ulangan harian. Berdasarkan wawancara dengan Suprapto, S.Pd selaku guru kelas II di SDN 1 Balingasal Kecamatan Padureso Kabupaten Kebumen, bahwa prestasi belajar menulis karangan sederhana siswa masih rendah. Peneliti membuktikan rendahnya hasil prestasi belajar menulis karangan sederhana siswa melalui pengamatan terhadap arsip nilai-nilai ulangan harian siswa kelas II SDN 1 Balingasal pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya aspek menulis. Dari pengamatan terhadap arsip nilai-nilai ulangan harian, yang dilakukan oleh peneliti di kelas II SDN 1 Balingasal, kemampuan menulis karangan sederhana siswa masih rendah. Hal tersebut merupakan masalah yang dihadapi guru. Adapun latar belakang permasalahan kemampuan menulis cerita dan rendahnya minat belajar siswa tersebut secara umum antara lain: 1. Bagi siswa pelajaran menulis cerita dirasakan sebagai beban dan kurang menarik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 2. Dalam pembelajaran berlangsung, guru hanya menggunakan metode ceramah, tanpa ada metode tanya jawab dan pemodelan. 3. Siswa kurang aktif bertanya apabila ada materi yang kurang dimengerti. 4. Sikap tidak profesional guru dalam mengoreksi atau menilai tulisan cerita siswa. Dalam menilai tulisan cerita hanya melihat baik tidaknya tulisan tersebut, tanpa melihat isinya, ejaannya, tanda bacanya, dan sebagainya. Berdasarkan kenyataan tentang ketersediaan media pembelajaran dan intensitas pemanfaatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 1 Balingasal khususnya kelas II menunjukkan bahwa: 1. Sebagaian besar media untuk menghasilkan kemampuan menulis karangan sederhana bagi siswa masih belum memadai. 2. Pemanfaatan media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana sangat jarang dilakukan oleh guru kelas. 3. Kurangnya kesadaran guru terhadap pemanfaatan media pembelajaran dalam hal ini media gambar seri untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana. Berdasarkan hasil pre test pelajaran menulis karangan sederhana yang dilakukan, hanya ada 8 siswa (22,86%.) dari 35 siswa yang mendapat nilai ≥ 70. Siswa yang sudah tuntas sesuai KKM 65 yaitu sebanyak 10 siswa (28,57%) dengan nilai ≥ 66 dengan perolehan nilai tertinggi yaitu 76, sedangkan yang tidak tuntas atau < 65 (nilai KKM) sebanyak 25 siswa (71,43%) dengan perolehan nilai terendah 37 yang dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 88 . Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terutama aspek menulis karangan sederhana. Dari hasil refleksi tersebut teridentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan siswa terhadap aspek menulis karangan sederhana yang diajarkan guru masih rendah. 2. Siswa kurang bersungguh-sungguh dalam belajar. Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, peneliti mencoba to user melakukan analisis masalah, commit berdiskusi dengan teman sejawat tentang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 pembelajaran yang telah dilaksanakan. Beberapa kemungkinan yang menjadi faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah: 1. Kurangnya penjelasan guru tentang cara menerapkan tanda baca (tanda titik, tanda koma, huruf kapital, dan pemisahan kata dalam kalimat). 2. Keterbatasan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran. 3. Model pembelajaran yang hanya berfokus pada guru sehingga tidak memotivasi kesungguhan belajar siswa dalam menulis karangan sederhana. Kondisi tersebut haruslah didukung sumber daya manusia dalam bentuk kompetensi guru kelas dalam bidang pendidikan, pembelajaran dan kemampuan menggunakan serta memanfaatkan sarana dan prasarana secara tepat termasuk menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Dengan memperhatikan permasalahan tersebut maka alternatif pemecahan masalahnya adalah dengan menggunakan pendekatan komunikatif, melalui pendekatan ini diharapkan siswa dapat menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan alternatif pemecahan masalah di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penggunaan gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012?”. C. Tujuan Penelitian Dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan dampak pemanfaatan gambar seri terhadap kemampuan menulis karangan sederhana siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Temuan-temuan dari kegiatan penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan positif terhadap usaha pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Sebagai bahan masukan bagi guru, kepala sekolah, sehingga mereka menyadari bahwa pentingnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran. 2) Dapat dijadikan sebagai penunjang dan memberi kontribusi positif guna meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya, khususnya peningkatan kemampuan guru dalam memberikan materi tentang menulis cerita. b. Bagi Siswa 1) Memberikan manfaat bagi siswa berupa peningkatan proses dan keterampilan menulis berdasarkan gambar berseri. 2) Dengan mengetahui hasil tulisannya sendiri, diharapkan dapat memacu diri mengembangkan kemampuan menulis pada tingkat yang lebih tinggi. c. Bagi sekolah 1) Dapat meningkatkan mutu keberhasilan dalam pembelajaran. 2) Membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya kemampuan guru dan pendidikan di sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Media Gambar Seri a. Pengertian Media Guna menunjang kelancaran kegiatan pembelajaran dibutuhkan alat yang dapat membantu mempermudah penyampaian pesan serta rangsangan belajar dari pembawa pesan kepada penerima pesan untuk belajar. Alat yang digunakan biasa disebut dengan media. Arief S. Sadiman (2009: 6) menyatakan bahwa kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan Gearlach dan Ely seperti yang dikutip Azhar Arsyad (2005: 3) berpendapat bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampumemperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan seolah merupakan media. Secara khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sementara itu Leslie J. Briggs seperti yang dikutip Arief S. Sadiman (2003: 6) berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film,kaset, film bingkai adalah sebagian contohnya. Dengan banyaknya pendapat dari para ahli, Arief S. Sadiman (2003: 7) turut mengurai pendapat bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan adalah siswa. Media interaksi dengan siswa melalui udara mereka. Siswa dirangsang untuk menerima pesan tersebut, bahkan adakalanya digunakan kombinasi beberapa indera untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 menerima pesan yang lebih lengkap. Pesan yang ingin disampaikan adalah isi pelajaran yang berasal dari penjabaran kurikulum. Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media adalah segala bentuk perantara atau penyalur yang terdiri dari berbagai jenis alat fisik dalam lingkungan siswa yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. b. Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Yudhi Munadi, 2010: 7). Sumber pesan disini adalah guru, dosen, tentor, atau pengajar lainnya yang menyampaikan sebuah pesan berupa materi ajar kepada penerima yaitu peserta didik. Pesan tersebut akan sampai dengan baik kepada penerima apabila media yang digunakan untuk menyampaikan pesan baik dan tidak ada hambatannya. Apabila
seorang
guru
ingin
menyampaikan
menyampaikan
materi
pembelajaran, kemudian terdapat gangguan pada proses komunikasinya (noise) maka pesan tersebut tidak akan diterima siswa dengan baik. Gangguan-gangguan tersebut dapat berupa gangguan pada media yang digunakan, pada sumber pesan, dan pada penerima pesan itu sendiri. Selaras dengan Yudhi Munadi, pengertian media pembelajaran menurut Arief S. Sadiman (2003: 4) dimaknai sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa demikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Pengertian tersebut bermakna sangat luas, berbeda dengan pengertian yang diungkapkan oleh Gene L. Wilkson (2004: 5). Menurutnya, media pembelajaran adalah segala alat dan bahan selain buku teks yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam situasi belajar mengajar. Melengkapi pendapat-pendapat pengertian media pembelajaran dari commit user dimana pesan tersebut adalah pembelajaran merupakan wadah darito pesan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 materi yang ingin disampaikan dalam proses pembelajaran. Penggunaan media secara kreatif akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mengoptimalkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat yang berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan sebuah pesan (materi) kepada penerima (siswa) secara rinci sehingga dapat memacu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dengan optimal pada proses pembelajaran. c. Ciri-ciri Media Pembelajaran Ciri-ciri media pembelajaran menurut Gerlach & Ely (dalam Azhar Aryad, 2009: 12) ada 3 yaitu: 1) Ciri Fiksatif (Fixative Property) Ciri
ini
menggambarkan
keterampilan
media
merekam,
menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. 2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property) Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berharihari dapat disajikan dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. 3) Ciri Distributif (Distributive Property) Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama terhadap kejadian tersebut. d. Jenis Media Pembelajaran Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 35), jenis media pembelajaran dibedakan menjadi 4, yaitu media audio, media visual, media audio visual dan media serbaneka. 1) Media Audio berfungsi untuk commit to user menyalurkan pesan audio dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif verbal, non verbal, maupun kombinasi keduanya. Media audio berkaitan erat dengan indera pendengaran. Ada beberapa jenis media audio, yakni radio, piringan audio, pita audio, telepon dan tape recorder. 2) Media Visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak. Media visual diam antara lain: foto, ilustrasi, flash card, gambar kartun bisu yang diproyeksikan,peta dan globe. Contoh media visual gerak adalah film. 3) Media Audio Visual memiliki kemampuan untuk mengatasi kelemahan dari media visual dengan suara. Media ini menjadi lebih efektif penggunaanyan bila dibandingkan dengan media visual saja. Sesuai karakteristiknya, media audio visual dibedakan menjadi dua, yaitu media audio visual diam dan media audio visual gerak. Contoh media audio visual diam antara lain: Slow scan TV, TV diam, film rangkai bersuara, dan buku bersuara. Contoh media audio visual gerak adalah film bersuara, pita video, ilm TV, dan gambar bersuara. 4) Media Serbaneka. Media ini memiliki kesamaan sekaligus perbedaan karakteristik dengan ketiga media sebelumnya. Yang termasuk ke dalam media ini adalah papan tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat seperti karya wisata dan kemah kerja. e. Manfaat Media Pembelajaran Menurut Azhar Arsyad (2009: 26) beberapa manfaat praktis penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan keterampilan siswa dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang
peristiwa-peristiwa
di
lingkungan
mereka,
serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya. Sedangkan manfaat media menurut Kemp & Dayton, yaitu sebagai berikut: 1)
Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.
2)
Pembelajaran bisa lebih menarik. Media bisa diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan.
3)
Pembelajaran menjadi lebih interaktif
4)
Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat.
5)
Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
6)
Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja setiap kali diinginkan atau diperlukan.
7)
Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8)
Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Dari
beberapa
pendapat
para
ahli
diatas,
penulis
dapat
menyimpulkan manfaat media antara lain: 1) Media bermanfaat untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran. 2) Media dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan indera. 3) Media dapat menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya. 4) Media dapat memberikan rangsangan, kesamaan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 5) Media memungkinkan anak untuk belajar mandiri sesuai dengan bakat dan keterampilannya. f. Fungsi dan Tujuan Secara umum, penggunaan media pembelajaran bertujuan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar terhindar dari gejala verbalisme, yaitu mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya. Secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut: 1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap,dan keterampilan tertentu. 2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar. 3) Memudahkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu. 4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atau menyampaikan pesan berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan makna yang disampaikan itu. Adapun fungsi media pembelajaran menurut Sumantri (2001) adalah : 1) Membangkitkan motivasi belajar (engage the student’s motivation). 2) Mengulang apa yang telah dipelajari (Recall earlier learning) 3) Menyediakan stimulus belajar (Provide new learning stimuli) 4) Mengaktifkan respon peserta didik (activate the student’s response) 5) Memberikan balikan dengan cepat/segera (give speedy feed back) 6) Menggalakan latihan yang serasi (encourage appropriate practice) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 g. Prinsip-prinsip Pemilihan Suatu Media Dalam proses pembelajaranhendaknya seorang guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Adapun prinsip-prinsip pemilihan media meliputi: 1) Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan ajar yang akan disampaikan. 2) Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. 3) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam pengadaan dan penggunaannya. 4) Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. 5) Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri. (Mulyani Sumantri, 2001: 156) Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media adalah: 1) Objektivitas Artinya pemilihan media tidak didasarkan karena kesukaan pribadi atau sekedar hiburan, sehingga menghiraukan kegunaan dan relevansinya dengan bahan dan karakteristik peserta didik. 2) Program Pembelajaran Artinya memilih media harus disesuaikan dengan program pembelajaran karena tidak semua media dapat digunakan untuk semua program pengajaran. 3) Situasi dan kondisi Artinya pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi belajar mengajar yaitu disesuaikan dengan metode mengajar, materi pelajaran serta lingkungan sekolah dan kelas. 4) Kualitas teknik Artinya kesiapan operasional media sebelum digunakan misalnya user baik atau ada kerusakan. untuk tape recorder apakahcommit masih to berjalan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 5) Keefektifan dan efisiensi penggunaan Artinya penggunaan media semata-mata karena melaksanakan salah satu komponen-komponen tetapi apakah media itu betul-betul berguna untuk memudahkan pemahaman peserta didik. (Mulyani Sumantri, 2001: 156) Kriteria-kriteria yang menjadi fokus dalam pemilihan media menurut Yudhi Munadi (2010: 187-194) antara lain: 1) Karakteristik siswa Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi belajar-mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteristik siswa senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebuh baik, yang menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa. Guru akan dapat merekonstruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, memilih dan menentukan metode dan media yang lebih tepat, sehingga akan terjadi proses interaksi dari masing-masing komponen belajarmengajar secara optimal. 2) Tujuan belajar Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai, yakni yang dapat membantu pencapaian ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3) Sifat bahan ajar Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas yang ingin dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya menuntut adanya aktivitas dari para siswanya. Setiap kategori pembelajaran itu menuntut
aktivitas
atau
perilaku
yang
berbeda-beda,
sehingga
mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya. Apabila berbagai macam kegiatan didukung oleh media pembelajaran yang tepat, maka lingkungan belajar akan lebih dinamis, tidak membosankan dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal bahkan akan mempelancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan. 4) Pengadaan media Dilihat dari segi pengadaannya, media dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu: a) Media jadi (by utilization), yakni media yang sudah menjadi komoditi perdagangan. Walaupun hemat waktu, tenaga, dan biaya bila dilihat dari kestabilan materi dan penggunaanya, namun kecil kemungkinan sesuai dengan tujuan pembelajaran. b) Media rancangan (by design), yaitu media yang dirancang cesara khusus untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu. 5) Sifat pemanfaatan media Dilihat dari sifat pemanfaatannya, media pembelajaran terdapat dua macam, yaitu: a) Media primer, yaitu media yang diperlukan atau harus digunakan guru untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran atau sering disebut alat bantu proses belajar-mengajar. b) Media sekunder, yaitu media yang digunakan untuk dijadikan sumber belajar dimana para siswa dapat belajar secara mandiri atau berkelompok. Guru
hendaknya
mengetahui
potensi
media,
sehingga
harus
mengetahui karakteristik masing-masing jenis media. Jika tidak, maka media tersebut akan kehilangan peranannya dalam proses pembelajaran. Media yang digunakan peneliti dalam melaksanakan tindakan atau penelitian adalah media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Jenis media visual yang digunakan yaitu media gambar diam (still pctures). Media ini adalah hasil potretan dari berbagai peristiwa / kejadian, objek yang dituangkan dalam penulis gambar-gambar, garis, katakata, simbol maupun gambaran : media visual berupa gambar mempunyai fungsi sebagai berikut : commit to user 1) Untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 2) Menerangkan perkembangan dan perbandingan suatu objek atau peristiwa yang berhubungan secara singkat dan jelas. 3) Untuk mengundang interpretasi terhadap simbol dari gambar. h. Pengertian Gambar seri Kunaefi (2001: 13) menjelaskan gambar seri merupakan salah satu bentuk media gambar yang memiliki suatu urutan waktu tertentu yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian dan dapat pula berbentuk suatu cerita tersusun. Media gambar seri sangat cocok digunakan untuk membentuk pikiran yang teratur. Media ini juga disebut dengan flow chart atau gambar susun. Media gambar seri dapat dibuat dari kertas manila lebar yang berisi beberapa buah gambar atau dibuat dari kertas biasa yang berisi beberapa buah gambar kemudian dibagikan kepada siswa. Gambar tersebut berhubungan satu sama lain sehingga merupakan rangkaian cerita. Setiap gambar diberi nomor urut sesuai dengan jalan cerita. Media ini sangat sesuai untuk melatih keterampilan menulis terutama menulis karangan. Dalam kamus Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008: 435) gambar adalah tiruan barang (orang, bimatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada kertas dsb. Sedangkan seri adalah rangkaian berturut-turut. Jadi gambar seri adalah rangkaian tiruan barang (orang, bimatang, tumbuhan, dsb) yang dibuat dengan coretan pensil dsb pada kertas dsb yang berturut-turut. Azhar Arsyad (2009: 119) mengungkapkan gambar seri adalah gambar yang merupakan rangkaian kegiatan atau cerita yang disajikan secara berurutan. Siswa berlatih menceritakan setiap gambar, yang nantinya hasil cerita setiap gambar apabila dirangkaikan akan menjadi suatu karangan yang utuh. Noor, A.Y (dalam Tri Diana Rahmawati, 2007: 35) menyatakan bahwa gambar seri adalah sejumlah gambar dimana antara gambar yang satu dengan gambar yang lain saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Artinya, commit to usergambar seri seseorang harus ketika menceritakan kejadian dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 memperhatikan
urutan
kejadian
dalam
gambar
tersebut,
dan
cara
menceritakannya harus runtut sesuai dengan gambar. Jadi yang dimaksud dengan gambar seri adalah kumpulan gambar yang berbeda antara yang satu dengan yang lain tetapi saling berurutan dan berkaitan satu sama lain. i. Fungsi Gambar Seri 1) Untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti 2) Menerangkan perkembangan dan perbandingan suatu objek atau peristiwa yang sehubungan secara singkat dan jelas. 3) Untuk mengundang interpretasi terhadap simbol-simbol dari gambar. j. Keunggulan Media Gambar Seri 1) Memberi informasi secara simbolis. 2) Sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. 3) Gambarnya dapat membatasi batas ruang waktu. Tidak semua benda, objek atau pariwisata dapat dibawa ke kelas, dan tidak semua anak-anak dibawa ke objek/pariwisata tersebut. 4) Media gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman. 5) Harganya murah dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. k. Kelemahan Media Gambar Seri 1) Gambar hanya memerlukan persepsi indera mata. 2) Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. 3) Ukurannya sangat terbatas untuk kompleks besar. 4) Pada umumnya hanya dua dimensi yang nampak pada satu gambar, sehingga dimensi yang lainnya tidak terlalu jelas. 5) Tidak dapat memperlihatkan suatu pola gerakan utuh suatu gambar, kecuali jika menampilkan sejumlah gambar dalam suatu urutan peristiwa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis karangan melalui
media gambar seri merupakan suatu teknik pengajaran
menulis yang sangat cocok digunakan, karena gambar yang kelihatannya diam sebenarnya banyak berkata bagi mereka yang peka dan penuh imajinasi. Oleh karena itu pemilihan gambar harus tepat, menarik dan merangsang siswa. 2. Hakikat Menulis Karangan Sederhana a. Pengertian Menulis Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang tidak dapat lepas dari aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi. Pengalaman dan masukan yang diperoleh dari menyimak, berbicara, dan membaca, akan memberikan kontribusi berharga dalam menulis. Begitu pula sebaliknya, apa yang diperoleh dari menulis akan berpengaruh pula terhadap ketiga corak kemampuan berbahasa lainnya. Namun demikian, menulis memiliki karakter khas yang membedakan dari yang lainnya. Sifat aktif, produktif, dan tulis dalam menulis, memberikan ciri khusus dalam hal cara, medium, dan ragam bahasa yang digunakannya. Menurut Henry Tarigan (2006: 23), menulis adalah kegiatan penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa memiliki fungsi dan tujuan: personal, interaksional, informatif, instrumental, heuristiK dan estetis. Bobbi De Poter dan Mike Hernacki (2010: 179) menuliskan bahwa menulis merupakan aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Keduanya memiliki peran dalam keberhasilan menulis. Meski begitu, peran otak kanan harus didahulukan karena pada otak kananlah gagasan baru, gairah dan emosi muncul. Ketiga hal tersebut merupakan bahan bakar dalam menulis. Bila commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 kekurangan bahan bakar tersebut, seseorang akan mengalami masa kemacetan. Keadaan seperti ini menjadi hambatan dalam menulis. Menurut Suparno dan M. Yunus (2008: 1.3) menjelaskan menulis sebagai
suatu
kegiatan
penyampaian
pesan
(komunikasi)
dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Memiliki
kemampuan
menulis
memungkinkan
manusia
mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pengalaman ke berbagai pihak, terlepas dari ikatan waktu dan tempat. Pada umumnya ilmu pengetahuan, peristiwa-peristiwa penting, penemuan-penemuan, kita peroleh melalui tulisan. Demikian juga melalui tulisan kita mendapatkan hiburan, misalnya dengan membaca bermacam-macam karya fiksi, baik cerpen, novel maupun roman. Untuk memiliki kemampuan menulis diperlukan adanya penguasaan keterampilan mendengar, berbicara, menyimak. Oleh karena itu, keterampilan menulis harus dikaitkan dengan ketiga keterampilan di atas secara hierarkhis. Ini berarti bahwa gangguan dalam mendengarkan, berbicara dan menulis akan mempengaruhi proses menulis siswa, karena untuk dapat menulis dengan baik, seorang siswa harus dapat membaca dan dapat memahami bahasa orang lain secara logis dan rasional. Sementara itu, David (dalam Slamet, 2008: 108) menyatakan, proses menulis yang baik sekurang-kurangnya mencakup lima unsur, yaitu isi karangan, bentuk karangan, tata bahasa, gaya bahasa, ejaan dan tanda baca. Isi karangan merupakan gagasan atau ide yang dikemukakan oleh penulis. Bentuk karangan adalah susunan atau penyajian isi karangan. Tata bahasa merupakan kaidah-kaidah bahasa termasuk didalamnya pola-pola kalimat. Gaya bahasa adalah pilihan struktur dan kosakata untuk memberi nada tertentu terhadap karangan agar terlihat lebih indah. Sedangkan ejaan dan tanda baca adalah penggunaan tata cara penulisan lambang-lambang bahasa tertulis yang sesuai dengan kaidah yang berlaku. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan yang terangkum dalam otak commit usersebagai medianya. dengan menggunakan bahasa tulis atautoalat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 b. Proses Menulis Henry Guntur Tarigan (2006: 23) menyatakan sebagai proses menulis melibatkan serangkaian kegiatan yang terdiri atas tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. 1) Prapenulisan Fase prapenulisan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan sebuah tulisan. Di dalamnya terdiri dari kegiatan memilih topik, tujuan dan sasaran karangan, mengumpulkan bahan, serta menyusun kerangka karangan. 2) Penulisan Fase penulisan dimulai dengan pengembangan butir demi butir atau menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut, logis dan enak dibaca kemudian dituangkan dalam bentuk paragraf. Selanjutnya paragraf-paragraf itu dapat dirangkai secara utuh menjadi satu karangan. 3) Pascapenulisan Fase pascapenulisan dimulai dengan penyuntingan dan perbaikan ketika buram (draft) karangan selesai. Pada fase ini koreksi penyuntingan dan perbaikan dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebahasaan dan dilakukan berkali-kali untuk memperoleh sebuah karangan yang sesuai dengan harapan penulisnya. c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menulis Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasilnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil/prestasi siswa adalah: 1) Faktor dalam atau internal a) Kondisi fisik Kondisi kesempurnaan
fisik anggota
siswa tubuh
baik
itu
sangat
kesehatannya
maupun
mempengaruhi
prestasi
belajar/hasil belajar. Dengan demikian proses belajar siswa akan terganggu jika keadaan fisiknya terganggu atau dalam keadaan tidak sehat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 b) Kondisi psikologis Kondisi psikologis siswa yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa adalah bakat, kecerdasan, minat dan motivasi. 2) Faktor eksternal/luar Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. d. Karangan Sederhana Karangan mempunyai makna gubahan atau anggitan. Menulis karangan atau dengan kata lain disebut juga mengarang, mempunyai makna menyusun atau mengubah (Kamus Bahasa Indonesia, 1976: 445). Karangan merupakan hasil dari kegiatan mengarang, yaitu perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain. Karangan sederhana adalah mengorganisasikan ide atau gagasan secara tertulis dalam bentuk karangan sederhana yang terdiri atas beberapa kalimat. Dalam karangan sederhana, kriteria jumlah barisnya sekitar lima sampai sepuluh baris. Secara singkat menulis karangan sederhana dapat dikatakan bahwa pengarang menggunakan bahasa tulis untuk menyatakan isi hati dan pikirannya secara menarik dan mengena pada pembaca, serta susunan cerita tidak banyak seluk beluknya atau kesulitannya. e. Kemampuan Mengarang Berdasarkan Gambar Seri Kemampuan menulis cerita berdasarkan gambar seri adalah kecakapan menulis cerita dengan baik, cerita yang melukiskan dan mengemukakan tingkah laku seseorang, suasana, keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain sesudah melihat beberapa gambar yang ditampilkan secara berurutan dan bertautan. Kemampuan menulis seseorang ditentukan oleh kekayaan batin, mutu intelektual, dan kecerdasan dan kesanggupan menggunakan tenaga bahasa yang kuat dan segar. Kemampuan menulis cerita bukanlah merupakan proses commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 alamiah yang dengan begitu saja dapat dimiliki seseorang, namun diperlukan belajar dan berlatih. Pada proses perolehan hasil belajar dan memberikan/menumbuhkan kemampuan-kemampuan dasar untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan-kemampuan yang meliputi: (1) kemampuan mengamati; (2) kemampuan mengukur; (3) kemampuan mengklasifikasi; (4) kemampuan menemukan hubungan; (5) kemampuan membuat prediksi; (6) kemampuan mengkomunikasikan hasil dan sebagainya. f. Tahap Mengarang 1) Mencontoh Mencontoh adalah kegiatan yang bersifat mekanis, meski demikian mencontoh bukan berarti bahwa tidak belajar apa-apa. Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mencontoh, misalnya menulis tepat sesuai contoh, belajar mengajar dengan tepat dan membiasakan diri menggunakan bahasa yang baik. 2) Reproduksi Menurut arti katanya re berarti mengulang dan produksi berarti hasil. Reproduksi bermakna mengulang hasil. Kegiatan reproduksi sendiri adalah menulis apa yang telah dipelajari secara lisan dan tulis. Kegiatan reproduksi diawali dengan kegiatan menyimak atau pembaca, yang hasilnya dituangkan kembali dalam bentuk karangan yang tersusun dengan kata-kata sendiri. 3) Rekombinasi dan transpormasi Rekombinasi
merupakan
latihan
menggabungkan
beberapa
karangan menjadi satu karangan, misalnya menggabungkan kalimat, paragraf, atau wacana. Jadi rekombinasi mencakup pengertian gabungan beberapa pokok pikiran dan beberapa wacana menjadi satu karangan ke dalam bentuk karangan lain, misalnya mengubah bentuk puisi ke dalam prosa. Dalam arti yang luas transformasi berarti penterjemahan, penyaduran, alih aksara, transkripsi dan pembuatan sinopsis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 4) Menulis terpimpin Menulis terpimpin dilakukan dengan bantuan gambar dan kerangka karangan atau dapat juga dilakukan dengan menyusun kalimat dan katakata tertentu dan penyusunan alinea berdasarkan kalimat-kalimat tertentu. 5) Mengarang bebas Mengarang bebas dapat dilakukan dengan memberi tugas kepada siswa untuk membuat karangan secara bebas. Agar mudah dalam evaluasi ada baiknya apabila judul karangan, tema dan jumlah kata ditentukan oleh guru. Secara umum, karangan terdiri atas tiga kejadian, yaitu pendahuluan, pengembangan dan penutup. Pada bagian pendahuluan dapat dikemukakan latar belakang masalah. Pengembangan masalah dapat dilakukan dengan pola alamiah dan rasional. Pola alamiah adalah pola pengembangan yang disesuaikan dengan urutan waktu terjadinya peristiwa (kronologis) dan urutan tempat atau ruang (space order). Sementara itu, pola pengembangan rasional dapat dilakukan berdasarkan 1) urutan sebab akibat atau sebaliknya, 2) pemecahan masalah atau problem solving, 3) aspek, dan 4) topik. B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang memiliki persamaan pada variabel yang digunakan. Penelitian Andhang Setyo Prabowo (2010) dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dawung 2 Jenar Sragen Tahun Ajaran 2009/2010 dapat disimpulkan adanya peningkatan keterampilan menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri. Pada siklus I skor rata-rata kelas meningkat sebesar 10,09 dengan rata-rata awal 63,27 menjadi 73,36. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai adalah sebesar 82,73 dan termasuk kategori baik. Dengan demikian, terjadi peningkatan yaitu sebesar 9,36 dari hasil siklus I dan 19,45 dari kondisi awal. Penelitian Andhang Setyo Prabowo ini memiliki persamaan dengan penelitian commit to user yang dilaksanakan oleh peneliti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 pada variabel bebasnya, yaitu sama-sama menggunakan media gambar seri. Adapun perbedaannya yaitu, penelitian Andhang Setyo Prabowo meneliti tentang keterampilan menulis narasi pada siswa kelas V, sedangkan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti tentang menulis karangan sederhana pada siswa kelas II. Demikian pula dengan Penelitian Muslihatun (2011) yang berjudul Penggunaan Media Gambar Seri Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siswa Kelas II SD Negeri Sirnoboyo Tahun Pelajaran 2011-2012. Penelitian ini didasarkan pada tiga tahap, yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri. Pada siklus I skor rata-rata kelas meningkat sebesar 27,28% dengan rata-rata awal 47,04 menjadi 56,81. Ini berarti kenaikan nilai rerata sebesar 9,77. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 9,09%, dan kenaikan nilai rerata sebesar 6,59. Dari beberapa siswa yang berhasil diwawancarai, 75% dari mereka mengatakan gambar seri dapat membantu mereka mempermudah menulis karangan sederhana. Ini terbukti dengan jumlah siswa yang tuntas belajar naik menjadi 13 siswa dari 22. Pada siklus III, setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran, jumlah siswa yang tuntas menjadi 18 siswa dari 22 siswa (81,81 %) dengan nilai rata-rata kelas 70,22. Ini berarti ada kenaikan ketuntasan belajar sebesar 22,72 %, kenaikan nilai rerata sebesar 5,48 dan kenaikan kesungguhan belajar sebesar 6,82 %. Persamaan penelitian Muslihatun dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti pada variabel bebas yaitu sama-sama menggunakan media gambar seri dan variabel terikat yaitu menulis karangan sederhana. C. Kerangka Berpikir Pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, guru terlihat belum menggunakan media pembelajaran sebagai stimulus untuk memancing perhatian dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran terutama dalam commit to user menuangkan idenya ke dalam sebuah kalimat. Sehingga produk karangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 yang dihasilkan siswa belum memenuhi standar yang ditentukan. Hal tersebut menyebabkan masalah dalam keterampilan menulis, khususnya kemampuan menulis karangan sederhana siswa masih rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengadakan sharing dengan guru untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Melalui sharing yang dilakukan dengan guru, menghasilkan suatu solusi bahwa diantara beberapa media pembelajaran yang ada, media gambar seri diharapkan cocok untuk digunakan dalam memperbaiki kualitas proses maupun hasil pembelajaran menulis karangan sederhana pada siswa kelas II. Selanjutnya peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan tindakan perbaikan yaitu dengan penggunaan media gambar seri sebagai stimulus untuk meningkatkan minat dan keaktifan siswa. Serta sebagai alat bantu siswa dalam menemukan idenya dalam menulis karangan sederhana. Penggunaan media gambar seri ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I menggunakan media gambar seri secara klasikal yang dipajang di papan tulis. Berdasarkan masukan dari observer, pada siklus II peneliti mengganti gambar seri dengan tema kesukaan/ketidaksukaan dan gambar seri tersebut diperbanyak sejumlah siswa. Pada kondisi akhir diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Kondisi Awal
GURU
SISWA
Belum menggunakan media pembelajaran
Kemampuan siswa menulis karangan sederhana masih rendah
Tindakan
Menggunakan media gambar seri
GURU SIKLUS I Menggunakan media gambar seri secara klasikal
KESIMPULAN Kondisi Akhir
Pembelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal.
SIKLUS II Menggunakan media gambar seri diperbanyak sejumlah siswa
Gambar 1. Kerangka Berpikir D. Hipotesis Tindakan Dengan memperhatikan dan merujuk kepada beberapa pendapat di atas, disusunlah hipotesis tindakan sebagai berikut “Penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi yang akan digunakan sebagai tempat penelitian adalah SDN 1 Balingasal, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen. Sekolah ini dipimpin oleh Ngalimun, S.Pd. Tempat tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan, diantaranya: a. Adanya masalah pembelajaran dalam materi menulis karangan sederhana siswa. b. Belum pernah dilaksanakan objek penelitian yang sejenis. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 (genap) tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan, yakni dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Mei 2012. Adapun tabel perincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1 (halaman 84). B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDN 1 Balingasal, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa yang dijadikan penelitian adalah 35 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Usia rata-rata 8 tahun, ada 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan yang sudah mencapai usia 9 tahun. Mayoritas siswa berasal dari keluarga petani, sebagian lagi berasal dari keluarga wiraswasta dan 1 anak yang orangtuanya bekerja sebagai PNS (ABRI). Keadaan fisik siswa kelas II pada umumnya baik, tidak ada anak yang mengalami kelainan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 C. Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan dalam kelas (Suharsimi Arikunto, 2008: 2). Untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan tindakan, penelitian dilaksanakan dengan strategi bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. D. Sumber Data Sumber Data : sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Sumber data atau informasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Sumber data primer (pokok), yaitu siswa kelas II, guru kelas II, kepala sekolah atau pihak lain yang berhubungan. 2. Sumber data sekunder, yaitu meliputi arsip atau dokumen, rencana pembelajaran dan tes hasil belajar. E. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Teknik Tes Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes subjektif untuk mengumpulkan data kemampuan menulis karangan sederhana siswa.siswa diminta untuk menulis pendapatnya berdasarkan pengamatan pada media gambar seri yang disiapkan oleh guru. 2. Teknik Observasi Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada saat proses belajar mengajar menulis karangan. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui commit to user kekurangan atau kesulitan siswa dalam menulis sebuah karangan dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 media yang digunakan guru pada proses pembelajaran. Selain itu, observasi ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. 3. Teknik Wawancara Teknik wawancara ini dilakukan pada guru dan siswa. Wawancara yang dilakukan pada siswa digunakan untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam pembelajaran menulis karangan, bagaimana pendapat siswa mengenai cara mengajar guru dan media yang digunakan guru, serta bagaimana minat dan motivasi siswa itu sendiri untuk mengikuti pembelajaran menulis karangan sederhana. Sedangkan wawancara yang dilakukan pada guru berguna untuk mengetahui bagaimana kondisi siswa selama proses pembelajaran menulis karangan dan bagaimana hasil yang diperoleh siswa pada pembelajaran menulis karangan. Dalam teknik pengumpulan data peneliti dibantu oleh teman sejawat yaitu: Nama
: Saniyah, S.Pd.
NIP
: 19630709 199203 2 004
Jabatan
: Guru Kelas I
Tugas
: 1. Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran mulai siklus pertama sampai dengan selesai. 2. Memberikan
masukan
tentang
kelebihan
dan
kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. 3. Ikut merencanakan perbaikan pembelajaran. F. VALIDITAS DATA Teknik pemeriksaan validitas data yang digunakan peneliti yaitu menggunakan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari penggunaan huruf kapital dan tanda bacanya. Peneliti commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 melakukan hal-hal berikut: (1) mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung dan memberikan tes pada akhir setiap siklus; (2) melakukan diskusi dengan teman sejawat tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa, media yang digunakan, berlangsungnya pembelajaran, dan penilaian yang dilakukan. G. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif. Semua data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis untuk menuju ke suatu kesimpulan. Kegiatan pokok analisa model ini meliputi: reduksi data, penyajian data, kesimpulan-kesimpulan penarikan/verifikasi. Adapun rincian model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses seleksi, pemusatan perhatian serta penyederhanaan dan abstraksi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Pelaksanaan reduksi data ini dilakukan selama penelitian berlangsung, sedangkan kegunaannya adalah untuk lebih memfokuskan pokok permasalahan yang sedang diteliti. 2. Penyajian Data Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan penyajian data, peneliti akan mudah memahami apa yang sedang terjadi dan tindakan apa yang akan diambil, lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut. 3. Penarikan Kesimpulan Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannnya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 H. INDIKATOR KINERJA Indikator kinerja merupakan pedoman yang dijadikan tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau atau keefektifan penulisan. Pada penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012. Nilai yang digunakan sebagai indikator kinerja penelitian ini yaitu perolehan nilai tes formatif 65 atau lebih (sesuai KKM). Intervensi yang dilakukan dinyatakan berhasil apabila ketuntasan belajar siswa mencapai 80% dari 35 siswa kelas II SDN 1 Balingasal. I. PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini menggunakan prosedur kerja dari Kemmis dan Mc. Taggart yang berupa siklus spiral meliputi : 1) perencanaan (plan), 2) tindakan (action), 3) pengamatan (observastion) , 4) refleksi ( reflection) dan perencanaan perbaikan dalam siklus ulang jika masih diperlukan. Prosedurnya dapat dijelaskan seperti gambar 2 berikut: Tindakan (action) Observasi (observation)
Observasi (observation)
Refleksi (reflection)
Rencana (plan)
Tindakan (action) Refleksi (reflection)
Rencana (plan)
Gambar 2. Tahap-tahap Prosedur PTK dengan Model Spiral dari Kemmis dan Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 68) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Setelah siklus ini berlangsung beberapa tahap, barangkali perbaikan yang diinginkan sudah tercapai. Dalam hal ini daur PTK dengan perbaikan pembelajaran sudah berakhir. Namun biasanya akan muncul masalah akan kerisauan baru. Masalah ini akan kembali dipecahkan melalui daur PTK. Secara lebih rinci dapat dilihat pada gambar 3. H. Awal Refleksi Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan SIKLUS II
Refleksi I.
Pelaksanaan
Pengamatan Gambar 3. Daur Penelitian Tindakan Kelas
1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Peneliti dalam tahap perencanaan ini menyusun langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri. 2) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan 3) Merancang tes siklus I dan kunci jawabannya. 4) Menyiapkan lembar penilaian. 5) Membuat lembar observasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan
tindakan
dengan
mengimplementasikan
dari
perencanaan yang dipersiapkan yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri pada materi menulis karangan sederhana dengan bahasa tulis. c. Tahap Observasi Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menggunakan media gambar seri. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator. 1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai: a) Penampilan guru di depan kelas b) Cara menyampaikan materi pelajaran c) Cara pengelolaan kelas d) Cara-cara menggunakan alat peraga e) Suara guru dalam menyampaikan materi pelajaran f) Cara guru berinteraksi dengan siswa g) Cara guru memotivasi siswa h) Cara guru memberikan pujian atas keberhasilan siswa 2) Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai: a) Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran b) Keaktifan siswa c) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat d) Banyaknya siswa yang bertanya e) Peningkatan kemampuan siswa mengerjakan tugas dengan media gambar seri f) Ketepatan siswa dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
d. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap ini, peneliti beserta teman sejawat menganalisis kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri yang telah dilakukan. Hasil analisis ini yang akan menjadi kesimpulan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang dilakukan dan menentukan perlu tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. 2. Rancangan Siklus II Pada rancangan siklus II ini tindakan diambil dari hasil yang telah dicapai pada siklus I sebagai usaha perbaikan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam siklus II hampir sama dengan siklus I. a. Perencanaan Ulang 1) Mengidentifikasi masalah dan rumusan masalah berdasarkan pada permasalahan yang muncul pada siklus I 2) Guru menyusun dan menyiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan media gambar seri. 3) Guru menyiapkan alat peraga yang diperlukan 4) Merancang tes siklus II dan kunci jawabannya. 5) Menyiapkan lembar penilaian. 6) Membuat lembar observasi. b. Pelaksanaan Pada
tahap
ini
guru
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan media gambar seri dengan materi yang berbeda namun kompetensi dasar masih sama. c. Observasi Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator. 1) Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai: a) Penampilan guru di depan kelas commit user b) Cara menyampaikan materitopelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 c) Cara pengelolaan kelas d) Cara-cara menggunakan alat peraga e) Suara guru dalam menyampaikan materi pelajaran f) Cara guru berinteraksi dengan siswa g) Cara guru memotivasi siswa h) Cara guru memberikan pujian atas keberhasilan siswa 2) Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai: a) Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran b) Keaktifan siswa c) Kemampuan siswa mengemukakan pendapat d) Banyaknya siswa yang bertanya e) Peningkatan kemampuan siswa mengerjakan tugas dengan media gambar seri f) Ketepatan siswa dalam penggunaan tanda baca dan huruf kapital d. Refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan tahap observasi serta pencapaian indikator keberhasilan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tindakan 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Balingasal yang terletak di Jalan Wadaslintang Km 7, desa Balingasal, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen. Akses menuju sekolah ini tergolong sangat mudah karena letaknya di pinggir jalan raya menuju ke Wadaslintang atau ke Wonosobo. Selain itu juga terletak di sebelah utara pertigaan Bendung Pejengkolan. SDN 1 Balingasal dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Ngalimun, S.Pd sejak tahun 2011 sampai sekarang. Untuk menunjang terwujudnya Visi dan Misi sekolah, kepala sekolah dibantu oleh 6 guru kelas, 4 guru mata pelajaran, 1 pegawai perpustakaan, dan 1 penjaga sekolah. Jumlah seluruh siswa pada tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 170 siswa. Sarana danprasarana pembelajaran di SDN 1 Balingasal tergolong baik. Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. 1 ruang perpustakaan dan UKS. Ruang guru dan ruang kepala sekolah masih jadi 1 ruangan. Ruang KKG terletak disebelah selatan ruang guru yang sudah dilengkapi dengan toilet didalamnya. Dibagian depan dan samping sekolah terdapat tempat parkir guru dan karyawan serta parkir siswa. Dibagian belakang sekolah terdapat gudang masak, toilet siswa dan guru, bak sampah serta mushola. Keadaan fasilitas sekolah ini juga lengkap. Terdapat berbagai jenis alat peraga dan media pembelajaran yang dapat digunakan guru atau siswa dalam proses pembelajaran. Adapun fasilitas tersebut meliputi alat peraga akademik dan non akademik yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar. Misalnya berbagai KIT IPA, torso, globe, alat peraga matematika (bangun ruang, bangun datar, blok diens dsb), alat-alat olah raga, alat kesenian (rebana), perlengkapan sholat, alat peraga pramuka, peralatan UKS, peralatan kebersihan (sapu lantai, sapu halaman, tempat sampah, kemoceng, dsb), bahkan peralatan TIK (laptop, commit to user LCD, printer).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas II. Kelas ini berjumlah 35 siswa yang terdiri dari 20 siswa lakilaki dan 15 siswa perempuan. Dengan wali kelas bernama Suprapto, S.Pd. 2. Deskripsi Pratindakan Pelaksanaan survey awal dilaksanakan pada hari Selasa 14 Februari 2012 selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang kelas II SD Negeri 1 Balingasal. Dalam pelaksanaannya guru mengajar di kelas dengan materi menulis karangan
sederhana,
sekaligus
melakukan
observasi
terhadap
proses
pembelajaran. Guru mengajarkan materi keterampilan menulis karangan sederhana hanya menggunakan metode mengajar yang biasa digunakan seharihari, yaitu menjelaskan materi dengan metode ceramah. Kemudian siswa langsung diberi tugas untuk menulis karangan sederhana. Adapun urutan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: a) Guru memberikan apersepsi dengan menggalai pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi menulis. b) Guru menjelaskan materi menulis karangan sederhana dan siswa menyimak. c) Guru menugasi siswa menulis karangan sederhana. d) Siswa mengerjakan tugas. e) Siswa mengumpulkan tugas. f) Guru mengakhiri proses pembelajaran. Beberapa kelemahan yang terlihat dalam kegiatan pratindakan yang dilakukan oleh guru, yaitu: a) Tidak adanya umpan balik kepada siswa tentang seberapa jauh tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. b) Posisi guru yang lebih banyak di depan kelas, menyebabkan kurang interaksi dengan siswa secara maksimal terutama siswa yang duduk di bagian belakang. c) Tidak menggunakan alat ajar lain selain buku pegangan. d) Siswa belum terlihat sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 e) Siswa masih kesulitan dalam menulis karangan sederhana, terbukti dengan banyaknya siswa yang masih bertanya dan tidak menyelesaikan tugas dengan tepat waktu bahkan masih ada yang baru menulis tiga kalimat. Rendahnya keterampilan menulis karangan sederhana ini didukung dengan dokumentasi nilai menulis siswa pada kondisi pratindakan (lampiran 4, halaman 88) yaitu dengan KKM 65. Dari 35 siswa hanya 10 siswa yang tuntas atau 28,57% dan 8 siswa atau 22,86% siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70. Tabel distribusi frekuensi nilai menulis karangan sederhana pada kondisi pratindakan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan Sederhana pada Pelaksanaan Pratindakan No 1 2 3 4 5
Interval Nilai
Frekuensi
Nilai Tengah (xi) 40,5 48,5 56,5 64,5 72,5
Persentase (fi) (%) 37 - 44 7 283,5 20% 45 - 52 14 679 40% 53 - 60 4 226 11,43% 61 - 68 2 123 5,71% 69 - 76 8 580 22,86% Jumlah 35 80,5 100% Nilai Rata-rata = 1891,5 : 35 = 54,04 Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 28,57% (10 siswa) Nilai Tertinggi = 76 Nilai Terendah = 37 fi.xi
Keterangan Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas
Dari hasil distribusi frekuensi nilai menulis karangan sederhana siswa pada pelaksanaan pratindakan dapat disajikan dalam bentuk gambar 4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Kondisi Pratindakan
16
40%
14 12 Jumlah Siswa
10 8
22,86% 20%
6 11,43%
4
5,71%
2 0 37-44
45-52
53-60
61-68
69-76
Interval Nilai
Gambar 4. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Kondisi Pratindakan Berdasarkan gambar 4 diketahui bahwa dari hasil penelitian pelaksanaan pratindakan dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa kelas II SD Negeri 1 Balingasal dalam menulis karangan sederhana masih cukup rendah. Ini terbukti dengan nilai rata-rata kelas sebesar 54,04 dan yang mendapatkan nilai 37 – 44 sebanyak 7 siswa atau sebesar 20%. Yang mendapatkan nilai antara 45 – 52 sebanyak 14 siswa atau sebesar 40%. Siswa yang mendapatkan nilai 53 – 60 ada 4 siswa atau sebesar 11,43%. Yang mendapatkan nilai 61 – 68 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%, dan yang mendapatkan nilai 69 - 76 hanya 8 siswa atau sebesar 22,86%. Berdasarkan hasil kemampuan pada pelaksanaan pratindakan tersebut maka peneliti ingin meningkatkan lagi hasil kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SD Negeri 1 Balingasal. Peningkatan tindakan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II dengan pembelajaran menggunakan media gambar seri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 B. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus dalam kurun waktu 4 minggu yaitu dimulai pada tanggal 21 Februari 2012 sampai dengan 13 Maret 2012. Setiap siklus terdapat 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit atau 70 menit tiap pertemuan. Dalam tiap siklusnya, terdapat 4 tahapan langkah setiap pelaksanaannya, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut adalah deskripsi pelaksanaan tindakan dalam masing-masing siklus. 1. Siklus I a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi dengan teman sejawat untuk menentukan langkah-langkah tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Adapun hal-hal yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Guru merancang skenario pembelajaran menulis karangan sederhana dengan media gambar seri, yakni dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Guru membuka pelajaran. b) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi. c) Guru menjelaskan penggunaan huruf kapital dan tanda baca pada sebuah kalimat. d) Guru memberikan contoh penulisan huruf kapital dan tanda baca pada sebuah kalimat di papan tulis. e) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah disampaikan. f) Guru memasang gambar seri pada papan tulis. g) Siswa mengerjakan tugas. h) Siswa mengumpulkan tugas. i) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan kelas. commit to user j) Guru mengakhiri pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 2) Guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) RPP disusun dalam bentuk 1 siklus dengan 2 kali pertemuan untuk materi menulis karangan sederhana pada siswa kelas II berdasarkan silabus dari sekolah, dapat dilihat pada lampiran. 3) Guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar seri. 4) Guru menyusun instrumen penelitian. Instrumen yang dipersiapkan antara lain berupa lembar kerja siswa, lembar observasi siswa selama proses pembelajaran, serta lembar observasi pelaksanaan mengajar guru. b. Tindakan Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Peneliti
berkolaborasi
dengan
guru
dalam
upaya
meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal dengan menggunakan media gambar seri. Peneliti bertindak sebagai guru yang melaksanakan tindakan, sedangkan teman sejawat bertindak sebagai observer yang mengamati peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. Adapun pelaksanaan tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Pertemuan I Tindakan I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21 Februari 2012 selama 2 jam pelajaran di ruang kelas II SD Negeri 1 Balingasal. Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan I ini guru mengajar menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri yang telah direncanakan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka. Guru memeriksa kesiapan siswa yaitu dengan meminta siswa merapikan bangku, membuang sampah yang ada disekitar bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat tulis. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberi motivasi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Menulis Kalimat”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab tentang penulisan huruf kapital untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Guru melanjutkan dengan penjelasan cara menulis kalimat yang baik menggunakan huruf kapital. Guru memasang media gambar seri yang masih acak di papan tulis. Guru bersama siswa mengurutkan gambar seri yang masih acak tersebut agar menjadi sebuah rangkaian cerita yang runtut. Guru memberikan contoh cara menulis karangan sederhana berdasarkan gambar dan siswa memperhatikan dengan baik. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS tersebut siswa diminta untuk mengurutkan gambar seri yang masih acak dan menuliskan kalimat yang belum selesai yang sesuai dengan gambar sehingga menjadi sebuah karangan sederhana yang baik. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya pada guru apabila telah selesai. Guru bersama siswa mengadakan refleksi pada proses kegiatan belajar mengajar
yang telah dilaksanakan.
Selanjutnya, guru
membimbing siswa dalam membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Guru meminta siswa menulis kesimpulan yang diperoleh dalam buku catatan masing-masing. Di akhir kegiatan, guru memberikan tindak lanjut berupa pesan, kemudian menutup pelajaran dengan salam. 2) Pertemuan II Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 28 Februari 2012 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada pertemuan kedua ini guru mengajarkan tahapan menulis yang kedua yaitu fase penulisan. Pada fase penulisan ini siswa dituntut untuk dapat menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut, logis dan enak dibaca kemudian dituangkan dalam bentuk paragraf. Selanjutnya paragraf-paragraf itu dapat dirangkai secara utuh menjadi satu karangan. Guru
mengawali
kegiatan
pembelajaran
dengan
salam
pembuka. Dilanjutkan memeriksa kesiapan siswa yaitu dengan commitbangku, to user membuang sampah yang ada meminta siswa merapikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 disekitar bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat tulis. Guru melakukan presensi kehadiran siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir. Kemudian guru mengulang sekilas materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang penulisan huruf kapital. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberi motivasi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Menulis Kalimat”. Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab tentang penulisan huruf kapital dan tanda baca. Guru memasang media gambar seri di papan tulis. Berdasarkan gambar yang disediakan, siswa diminta untuk mengurutkan gambar terlebih dulu kemudian menceritakan ke dalam beberapa kalimat dan menuliskannya kedalam sebuah karangan yang utuh. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS tersebut siswa diminta untuk mengurutkan gambar terlebih dulu kemudian menuliskan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut sehingga dapat dirangkai secara utuh menjadi satu karangan yang baik. Dalam
waktu
yang
telah
ditentukan
siswa
diminta
untuk
mengumpulkan hasil pekerjaannya. Setelah
semua
siswa
selesai
mengerjakan
LKS
dan
mengumpulkan hasil pekerjaannya pada guru, guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan hasil pekerjaan siswa yang sudah baik di depan kelas. Siswa lain mendengarkan dengan baik. Guru memberikan tanggapan pada hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya, guru mengadakan refleksi pelaksanaan proses pembelajaran. Guru bersama siswa membuat rangkuman kesimpulan materi pelajaran. Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas, dan memberikan tindak lanjut berupa pesan. Guru menutup pelajaran dengan salam. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 c. Observasi Observasi dilaksanakan pada siswa dan guru, baik selama pembelajaran berlangsung maupun pada produk atau hasil dari pelaksanaan
pembelajaran
menulis
karangan
sederhana
dengan
menggunakan media gambar seri. Dalam melaksanakan observasi ini, peneliti dibantu oleh seorang teman peneliti. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut: 1) Observasi hasil menulis karangan sederhana siswa a) Pertemuan I Pada pertemuan I guru memberikan tes menulis pada tahap prapenulisan, yaitu guru menyajikan gambar seri yang masih acak yang sudah diberi sebuah kalimat yang rimpang. Siswa diminta untuk mengurutkan gambar seri tersebut kemudian menyelesaikan kalimat yang sudah disediakan berdasarkan gambar agar menjadi sebuah karangan yang utuh dan runtut. Hasil penulisan karangan sederhana tersebut dinilai berdasarkan 4 aspek penilaian yaitu: (1) ketepatan urutan gambar; (2) kesesuaian cerita dengan gambar; (3) ketepatan penulisan huruf kapital dan tanda baca; (4) kerapian. Data nilai siswa hasil menulis karangan sederhana pada pertemuan I siklus I dapat dilihat pada lampiran 10 (halaman 105). Data tersebut diolah menjadi data kelompok yang disajikan dalam tabel 4.2 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I Pertemuan I No 1 2 3 4 5 6
Interval Nilai
Frekuensi
Nilai Tengah (xi) 40,5 48,5 56,5 64,5 72,5 80,5
Persentase Keterangan fi.xi (fi) (%) 37 - 44 4 283,5 11% Tdk Tuntas Tdk Tuntas 45 - 52 8 679 23% Tdk Tuntas 53 - 60 5 226 14,29% 61 - 68 7 123 20% Tuntas 69 - 76 9 580 25,71% Tuntas 77 - 84 2 161 5,71% Tuntas Jumlah 35 2052,5 100% Nilai Rata-rata = 2052,5 : 35 = 58,64 Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 51,43% (18 siswa) Nilai Tertinggi = 80 Nilai Terendah = 37 Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk gambar 5.
Siklus I Pertemuan I
10
25,71%
9
22,86%
8
20%
Jumlah Siswa
7 6 5 4
14,29% 11,43%
3
5,71%
2 1 0 37-44
45-52
53-60 61-68 Interval Nilai
69-76
77-84
Gambar 5. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada Siklus I Pertemuan I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Berdasarkan gambar 5
diperoleh nilai rata-rata kelas
sebesar 60,57. Siswa yang mendapat nilai 37 – 44 sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43%. Yang mendapat nilai 45 – 52 sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86%. Siswa yang memperoleh nilai 53 – 60 sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29%. Yang memperoleh nilai 61 – 68 sebanyak 7 siswa atau sebesar 20%. Yang memperoleh nilai 69 -76 sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71%. Dan yang memperoleh nilai 77 – 84 ada 2 siswa atau sebesar 5,71%. Sebanyak 18 siswa dari 35 siswa memperoleh nilai ≥ 66, sedangkan 17 siswa masih mendapatkan nilai dibawah KKM dalam pembelajaran menulis karangan sederhana. Dalam siklus I pertemuan
I
sudah
mengalami
peningkatan
dari
kondisi
pratindakan. b) Pertemuan II Pada pertemuan II guru memberikan tes menulis pada fase penulisan, yaitu tes untuk menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut, logis dan enak dibaca dan dirangkai secara utuh menjadi satu karangan sesuai dengan gambar seri. Hasil keterampilan
menulis
karangan
sederhana
tersebut
dinilai
berdasarkan 4 aspek penilaian yaitu: (1) ketepatan urutan gambar; (2) kesesuaian cerita dengan gambar; (3) ketepatan penulisan huruf kapital dan tanda baca; (4) kerapian. Data nilai siswa pada pertemuan II siklus I ini dapat dilihat pada lampiran 11 (halaman 106). Data tersebut diolah menjadi data kelompok yang disajikan dalam tabel 4.3 .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I Pertemuan II Interval No Nilai 1 2 3 4 5 6
Frekuensi
Nilai Tengah (xi) 40,5 48,5 56,5 64,5 72,5 80,5
Persentase Keterangan fi.xi (fi) (%) 37 - 44 0 0 0% 45 - 52 2 97 6% Tdk Tuntas 53 - 60 11 621,5 31,43% Tdk Tuntas 61 - 68 6 387 17,14% Tuntas 69 - 76 12 870 34,29% Tuntas 77 - 84 4 322 11,43% Tuntas Jumlah 35 2297,5 100% Nilai Rata-rata = 2297,5 : 35 = 65,64 Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 62,86% (22 siswa) Nilai Tertinggi = 86 Nilai Terendah = 50 Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut.
Siklus I Pertemuan II
14
34,29%
12
31,43%
Jumlah Siswa
10 8 17,14%
6
11,43%
4 2
5,71%
0 45-52
53-60
61-68 Interval Nilai
69-76
77-84
Gambar 6. Grafik Nilai Menulis Karangan Sederhana Siswa Pada to user Siklus commit I Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Berdasarkan gambar 6 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas sebesar 66,71. Pada pertemuan II siklus I ini sudah mengalami kenaikan sebesar 6,14 dari pertemuan I. Siswa yang mendapat nilai 37 – 44 sudah tidak ada atau sebesar 0%. Yang mendapat nilai 45 – 52 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%. Siswa yang memperoleh nilai 53 – 60 sebanyak 11 siswa atau sebesar 31,43%. Yang memperoleh nilai 61 – 68 sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14%. Yang memperoleh nilai 69 -76 sebanyak 12 siswa atau sebesar 34,29%. Dan yang memperoleh nilai 77 – 84 ada 4 siswa atau sebesar 11,43%. Sebanyak 22 siswa dari 35 siswa memperoleh nilai ≥ 66 atau sebesar 62,86% siswa yang tuntas, sedangkan siswa yang tidak tuntas (dibawah KKM) dalam pembelajaran menulis karangan sederhana sebanyak 13 siswa atau sebesar 37,14%. Nilai ketuntasan meningkat sebesar 11,43% dari pertemuan I atau sebesar 34,29% dari kondisi awal. Dengan nilai tertinggi 86 dan nilai terendah 50. 2) Observasi proses pembelajaran siswa a) Pertemuan I Observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dengan media gambar seri pada siswa kelas II SD Negeri 1 Balingasal. Observasi dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan juga dibantu oleh seorang teman peneliti. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer. Kegiatan observasi difokuskan pada jenis perilaku siswa dalam pembelajaran menulis karangan sederhana dengan media gambar seri. Berikut akan dipaparkan tabel hasil observasi pada siklus I pertemuan I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 Tabel 4.4. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I No Aspek yang Diamati 1 Keaktifan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru: a) Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru b) Memperhatikan media pembelajaran yang digunakan c) Mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran 2 Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sampai akhir a) Aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu b) Bercerita/berbicara dengan teman sebangku c) Berusaha melihat pekerjaan teman d) Siswa yang bermain-main e) Izin keluar kelas (ke kamar kecil, buang sampah, dan meraut pensil)
Frekuensi
%
21
60
20
57,14
1
2,86
16
45,71
8
22,86
9 5 6
25,71 14,29 17,14
Berdasarkan data pada tabel 4.4 tersebut dapat di deskripsikan bahwa hasil observasi pada siklus I pertemuan I hampir sebagian siswa sudah memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru yaitu sebanyak 21 siswa atau sebesar 60%. Pemerolehan nilai siswa yang memperhatikan media pembelajaran sebanyak 20 siswa atau sebesar 57,14%. Kegiatan siswa yang mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran masih sangat rendah, ini ditandai sebanyak 1 siswa atau sebesar 2,86%. Sekitar 16 siswa atau sebesar 45,71% siswa yang aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu. Pemerolehan nilai siswa yang bercerita/berbicara dengan teman sebangku sebanyak 8 siswa atau sebesar 22,86%. Sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71% masih ada siswa yang kurang percaya diri, ini dapat dilihat dari commit siswa yang berusaha melihat pekerjaan teman. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Terdapat siswa yang kurang peduli dengan pembelajaran menulis karangan sederhana, ini ditandai dengan siswa yang bermain-main sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29%. Sedangkan siswa yang izin keluar kelas sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14%. b) Pertemuan II Hasil observasi siklus I pertemuan II yang dilakukan pada siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan II No Aspek yang Diamati 1 Keaktifan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru: a) Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru b) Memperhatikan media pembelajaran yang digunakan c) Mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran 2 Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sqampai akhir a) Aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu b) Bercerita/berbicara dengan teman sebangku c) Berusaha melihat pekerjaan teman d) Siswa yang bermain-main e) Izin keluar kelas (ke kamar kecil, buang sampah, dan meraut pensil)
Frekuensi
%
21
60
33
94,29
3
8,57
25
71,43
6
17,14
9
25,71
5 6
14,29 17,14
Berdasarkan data pada tabel 4.5 tersebut dapat di deskripsikan bahwa hasil observasi pada siklus I pertemuan II hampir sebagian siswa sudah memperhatikan/mendengarkan commit to user penjelasan guru yaitu sebanyak 21 siswa atau sebesar 60%. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 yang memperhatikan media pembelajaran tergolong baik, ini dibuktikan dengan antusias siswa yang serius memperhatikan media yang disajikan guru sebanyak 33 siswa atau sebesar 94,29%. Namun masih sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, ini ditandai sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,57%. Siswa yang aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu cukup baik dengan ditandai sebanyak 25 siswa atau sebesar 71,43% yang terlibat aktif dalam kegiatan menulis karangan sederhana. Pemerolehan nilai siswa yang bercerita/berbicara dengan teman sebangku sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14%. Pemerolehan nilai siswa yang berusaha melihat pekerjaan teman sebanyak 9 siswa atau sebesar 25,71%. Pemerolehan nilai siswa yang bermain-main sebanyak 5 siswa atau sebesar 14,29%. Pemerolehan nilai siswa yan izin keluar kelas sebanyak 6 siswa atau sebesar 17,14%. Data tersebut menunjukkan bahwa beberapa siswa memiliki sikap yang cukup baik dalam proses pembelajaran. Meskipun demikian beberapa siswa masih ada yang memiliki sikap negatif dan kurang bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri. Hal ini disebabkan karena siswa belum siap menyesuaikan pola pembelajaran yang diterapkan guru. Fenomena seperti itu perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari guru dan segera dicari solusinya agar perilaku negatif yang muncul dalam pembelajaran dapat diatasi sehingga KBM dapat berjalan sesuai dengan harapan. 3) Observasi kinerja guru a) Pertemuan I Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada siklus I pertemuan I dapat dilihat dalam lampiran 12 (halaman 107). Secara umum
guru
sudah baik dalam commit to user
melaksanakan
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru yaitu 3,0 dengan kategori cukup baik. b) Pertemuan II Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada siklus I pertemuan II dapat dilihat dalam lampiran 13 (halaman 109). Secara umum guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru mengalami peningkatan dibanding pertemuan pertama yaitu 3,3 dengan kategori baik. d. Refleksi Setelah intervensi dilakukan terjadi perubahan yang berarti disemua sektor, walau belum mencapai batas kriteria yang telah ditetapkan. Data-data yang diperoleh dari siklus I pertemuan I dan pertemuan II dianalisis dan direfleksi guna mengetahui hambatan dan kendala yang dialami, kemudian dicari solusinya untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Data hasil menulis karangan sederhana siswa yang telah direkapitulasi pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 14 (halaman 111). Data tersebut dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk tabel kerja pada tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan Sederhana Setelah Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siklus I (Pertemuan I dan II) No 1 2 3 4 5 6
Interval Nilai 37 - 44 45 - 52 53 - 60 61 - 68 69 - 76 77 - 84 Jumlah
Frekuensi
Nilai Tengah (xi) 40,5 48,5 56,5 64,5 72,5 80,5
Persentase (fi) (%) 1 40,5 3% 2 97 6% 12 678 34,29% 9 580,5 25,71% 7 507,5 20% 4 322 11,43% 35 2225,5 100% commit to user : 35 = 63,59 Nilai Rata-rata = 2225,5 fi.xi
Keterangan Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tdk Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 51,43% (18 siswa) Nilai Tertinggi = 83 Nilai Terendah = 43,5 Dari nilai rata-rata hasil menulis karangan sederhana setelah penggunaan media gambar seri pada siklus I (pertemuan I dan II) dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 7.
Rata-rata Nilai Menulis Karangan pada Siklus I 14 34,29%
12
Jumlah Siswa
10
25,71%
8
20%
6 11,43%
4 2
6% 3%
0 37-44
45-52
53-60
61-68
69-76
77-84
Interval Nilai
Gambar 7. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan Sederhana Setelah Penggunaan Media Gambar Seri Pada Siklus I Berdasarkan gambar 7 diatas, dapat diperoleh data bahwa hasil pelaksanaan siklus I selama 2 kali pertemuan, pencapaian nilai rata-rata kelas sebesar 63,64 dengan jumlah 35 siswa. Sebanyak 1 siswa yang mendapat nilai antara 37-44 atau sebesar 3%. 2 siswa memperoleh nilai antara 45-52 atau sebesar 6%. 12 siswa memperoleh nilai antara 53-60 atau sebesar 34,29%. 9 siswa memperoleh nilai antara 61-68 atau sebesar 25,71%. 7 siswa memperoleh nilai antara 69-76 atau sebesar 20%. 4 siswa commit to user memperoleh nilai antara 77-84 atau sebesar 11,43%. Ketuntasan belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 secara klasikal pada siklus I mencapai 51,43%, dengan rincian 18 siswa memperoleh nilai ≥ 66 dan 17 siswa memperoleh nilai < 66. Dari daftar nilai yang diperoleh siswa pada siklus I ini, nilai tertinggi yaitu 83 dan nilai terendah 43,5. Hasil penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran kemampuan menulis karangan sederhana pada
siklus I menunjukkan
adanya
kondisi
perkembangan
dibandingkan
dengan
pratindakan.
Perkembangan pelaksanaan siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut. Tabel 4.7. Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus I Tindakan
Ketuntasan
Rata-rata
Pratindakan Siklus I
28,57% 51,43%
54,04 63,59
Nilai Tertinggi 76 83
Nilai Terendah 37 43,5
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, maka dapat disajikan dalam bentuk grafik berikut ini. 90
83 76
80 70
63,59
60
54,04
50
43,5 37
40 30 20 10
51,43% 28,57%
0 Ketuntasan
Rata-rata Pra siklus
Nilai Tertinggi Siklus I
Nilai Terendah
Gambar 8. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada Pembelajaran commit Kemampuan to user Menulis Karangan Sederhana Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Perkembangan kemampuan menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri pada pelaksanaan siklus I didukung adanya peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan kondisi pratindakan. Dengan perincian sebagai berikut: ketuntasan klasikal meningkat menjadi 8 siswa atau sebesar 22,86% dari pratindakan. Nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 9,55 dari pratindakan. Nilai tertinggi pada siklus I adalah 83 dan nilai terendahnya adalah 43,5. Merujuk pada indikator kerja yang ditetapkan yaitu apabila lebih dari 80% dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai ≥ 65 dikatakan tuntas, maka hasil dari siklus I masih belum mencapai ketuntasan. Hal ini dikarenakan masih banyak kekurangan maupun kendala yang ditemui pada tindakan siklus I. Kekurangan-kekurangan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu guru, siswa, dan media pembelajaran. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Faktor Guru Dalam pelaksanaan siklus I pertemuan I, guru masih belum cekatan dalam melaksanakan kegiatan pra pembelajaran, yaitu memeriksa kesiapan siswa. Ketika guru memulai pelajaran, kondisi siswa masih ramai dan belum siap menerima pelajaran sehingga dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya siswa kurang konsentrasi. Selain itu, guru masih kurang dalam memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa. Pada siklus I pertemuan II secara umum guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, hal ini terbukti dengan nilai ratarata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru mengalami peningkatan dibanding pertemuan pertama yaitu 3,3 dengan kategori baik, namun masih terdapat kekurangan. Antara lain yaitu penguasaan kelas. 2) Faktor Siswa Dari hasil observasi siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh observer, sikap dan perilaku siswa masih menunjukkan commit bersemangat to user sikap negatif dan kurang dalam mengikuti proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri. Keaktifan siswa dalam bertanya masih sangat rendah sekali. Masih ada siswa yang bercerita/berbicara dengan teman sebangkunya, bahkan bermain-main sendiri. Berjalan-jalan dalam kelas untuk melihat pekerjaan teman serta izin keluar kelas. Baru sebagian siswa yang mau secara aktif mengerjakan tugas untuk menulis karangan sederhana secara individu. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 4.4 (halaman 47) dan tabel 4.5 (halaman 48). Observer memberi masukan untuk memberi motivasi dan reward kepada siswa yang sudah berhasil dalam menulis karangan sederhana. 3) Faktor Media Pembelajaran Faktor media pembelajaran sangat menunjang keberhasilan suatu pembnelajaran. Media yang digunakan dalam tindakan yaitu media gambar seri secara klasikal, oleh karenanya media ini memiliki kekurangan yaitu media hanya dipajang di papan tulis sehingga siswa kurang fokus dalam menerima materi/penjelasan dari guru. 2. Siklus II a) Perencanaan Setelah mengakomodasi masukan dari siklus I, dalam pelaksanaan perbaikan siklus II, alternatif pemecahan masalah dengan mengoptimalkan gambar seri dalam pemebelajaran pendekatan komunikatif semakin terasa lebih baik, walau belum mencapai batas kriteria yang telah ditetapkan. Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat untuk menentukan langkah-langkah tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tahap perencanaan tindakan II pertemuan I meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran. 2) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang commit to user berkaitan dengan materi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 3) Guru menjelaskan penggunaan huruf kapital dan tanda baca pada sebuah kalimat. 4) Guru memberikan contoh penulisan huruf kapital dan tanda baca pada sebuah kalimat di papan tulis. 5) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah disampaikan. 6) Guru membagikan lembar jawab yang telah ditempel gambar seri pada sejumlah siswa. 7) Siswa mengerjakan tugas. 8) Siswa mengumpulkan tugas. 9) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan kelas. 10) Guru mengakhiri pembelajaran. Pada tahap perencanaan tindakan data yang diperoleh berupa RPP siklus II yang dibuat dengan tambahan sesuai perubahan-perubahan perbaikan setelah mengakomodasi masukan dari siklus I, dapat dilihat pada lampiran 15 (halaman 112). Seperangkat instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data, dan data pendukung pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS). Tahap perencanaan tindakan II pertemuan II meliputi kegiatan sebagai berikut: a) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan sebelumnya dengan mengadakan tanya jawab dengan siswa mengenai materi menulis karangan sederhana. b) Guru membagikan lembar jawab yang telah ditempel gambar seri pada sejumlah siswa. c) Siswa mengerjakan tugas dari guru. d) Guru membagikan tugas yang telah dinilai. e) Guru memberi motivasi berupa pemberian hadiah kepada siswa yang mendapat nilai terbaik. f) Guru membahas kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam commit to user mengerjakan tugas pada pertemuan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 g) Guru mengakhiri pembelajaran. b) Tindakan Tindakan pada siklus II ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Peneliti
berkolaborasi
dengan
guru
dalam
upaya
meningkatkan
kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal dengan menggunakan media gambar seri. Peneliti bertindak sebagai guru yang melaksanakan tindakan, sedangkan teman sejawat bertindak sebagai observer yang mengamati peneliti selama proses pelaksanaan tindakan. Adapun pelaksanaan tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Pertemuan I Tindakan II pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Maret 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang kelas II SDN 1 Balingasal. Dalam pelaksanaan tindakan II pertemuan I ini, guru mengaplikasikan solusi untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran menulis karangan sederhana dalam siklus I. Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka. Guru memeriksa kesiapan siswa yaitu dengan meminta siswa merapikan bangku, membuang sampah yang ada disekitar bangku, dan mempersiapkan buku pelajaran serta alat tulis. Guru melakukan presensi kehadiran siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberi motivasi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Menulis Kalimat”. Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab tentang penulisan huruf kapital dan tanda baca untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Guru melanjutkan dengan penjelasan cara menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung. Guru memberikan contoh cara menulis kalimat menggunakan huruf tegak bersambung di papan tulis dan siswa memperhatikan dengan baik. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS user tersebut siswa dimintacommit untuk tomengurutkan gambar seri yang masih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 acak dan menuliskan kalimat yang belum selesai menggunakan huruf tegak bersambung yang sesuai dengan gambar sehingga menjadi sebuah karangan sederhana yang baik. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya pada guru sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan hasil karangan yang sudah baik. Guru bersama siswa mengadakan refleksi pada proses kegiatan belajar mengajar
yang telah dilaksanakan.
Selanjutnya, guru
membimbing siswa dalam membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari. Guru meminta siswa menulis kesimpulan yang diperoleh dalam buku catatan masing-masing. Di akhir kegiatan, guru memberikan tindak lanjut berupa pesan, kemudian menutup pelajaran dengan salam. 2) Pertemuan II Tindakan II pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 13 Februari 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) di ruang kelas II SDN 1 Balingasal. Kegiatan belajar mengajar diawali dengan pendahuluan, dan melakukan presensi. Kemudian guru memberikan motivasi berupa lagu “Huruf Kapital” gubahan dari lagu Menanam Jagung. Selanjutnya guru menyegarkan kembali ingatan siswa seputar materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini guru mengajarkan tahapan menulis yang kedua yaitu fase penulisan. Pada fase penulisan ini siswa dituntut untuk dapat menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut, logis dan enak dibaca kemudian dituangkan dalam bentuk paragraf. Selanjutnya paragraf-paragraf itu dapat dirangkai secara utuh menjadi satu karangan. Guru
mengawali
kegiatan
pembelajaran
dengan
salam
pembuka. Dilanjutkan memeriksa kesiapan siswa yaitu dengan meminta siswa merapikan bangku, membuang sampah yang ada to user buku pelajaran serta alat tulis. disekitar bangku, dan commit mempersiapkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 Guru melakukan presensi kehadiran siswa untuk mengetahui siswa yang tidak hadir. Kemudian guru mengulang sekilas materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang penulisan huruf tegak
bersambung.
Selanjutnya
guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran serta memberi motivasi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Menulis Kalimat”. Pada kegiatan inti, guru mengadakan tanya jawab tentang penulisan huruf kapital dan tanda baca. Guru memberi contoh cara penulisan huruf kapital dengan menggunakan huruf tegak bersambung di papan tulis. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS yang sudah ditempel gambar seri yang masih acak, siswa diminta untuk mengurutkan gambar terlebih dulu kemudian menuliskan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut sehingga dapat dirangkai secara utuh menjadi satu karangan yang baik. Dalam waktu yang telah ditentukan siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya. Setelah
semua
siswa
selesai
mengerjakan
LKS
dan
mengumpulkan hasil pekerjaannya pada guru, guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan hasil pekerjaan siswa yang sudah baik di depan kelas. Siswa lain mendengarkan dengan baik. Guru memberikan tanggapan pada hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya, guru memberikan hadiah pada siswa yang hasil menulis karangan yang terbaik dan telah berhasil menyelesaikan karangannya dengan tepat waktu. Guru bersama siswa membuat rangkuman kesimpulan materi pelajaran. Dalam kegiatan akhir, guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas, dan memberikan tindak lanjut berupa pesan. Guru menutup pelajaran dengan salam. c) Observasi Pelaksanaan observasi siklus II sama dengan pelaksanaan observasi userguru, baik selama pembelajaran pada siklus I, yaitu padacommit siswatodan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 berlangsung
maupun
pada
produk
atau
hasil
dari
pelaksanaan
pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri. Dalam melaksanakan observasi ini, peneliti dibantu oleh seorang teman peneliti. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer. Hasil observasi digunakan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang menjadi sumber kesulitan siswa dalam menulis karangan dengan baik. Observasi pada guru digunakan untuk mengetahui kekurangan maupun kelebihan guru selama pelaksanaan tindakan dalam setiap pertemuan. Dengan mengetahui kekurangan-kekurangannya, maka guru akan merefleksi diri sehingga pada pertemuan selanjutnya guru akan jauh lebih baik dalam mengajarnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut: 1) Observasi hasil menulis karangan sederhana siswa a) Pertemuan I Pada pertemuan I guru memberikan tes menulis pada tahap prapenulisan, yaitu guru menyajikan gambar seri yang masih acak yang sudah diberi sebuah kalimat yang rimpang. Siswa diminta untuk mengurutkan gambar seri tersebut kemudian menyelesaikan kalimat yang sudah disediakan berdasarkan gambar agar menjadi sebuah karangan yang utuh dan runtut dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Kriteria penilaian pada siklus kedua pertemuan pertama ini meliputi 4 aspek penilaian, yaitu; (1) ketepatan urutan gambar; (2) kesesuaian cerita dengan gambar; (3) ketepatan penulisan huruf kapital dan tanda baca; (4) kerapian. Data nilai siswa hasil menulis karangan sederhana pada siklus II pertemuan I dapat dilihat pada lampiran 16 (halaman 121). Data tersebut diolah menjadi data kelompok yang disajikan dalam tabel 4.8 berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Data Hasil Kemampuan Menulis Karangan Sederhana pada Siklus II Pertemuan I No 1 2 3 4 5 6 7
Interval Nilai
Frekuensi
Nilai Tengah (xi) 40,5 48,5 56,5 64,5 72,5 80,5 88,5
Persentase Keterangan fi.xi (fi) (%) 37 - 44 0 0 0% 45 - 52 0 0 0% 53 - 60 4 226 11,43% Tdk Tuntas 61 - 68 8 516 22,86% Tuntas 69 - 76 12 870 34,29% Tuntas 77 - 84 8 644 22,86% Tuntas 85 - 92 3 265,5 8,57% Tuntas Jumlah 35 2521,5 100% Nilai Rata-rata = 2521,5 : 35 = 72,04 Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 82,86% (29 siswa) Nilai Tertinggi = 90 Nilai Terendah = 60
Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut.
Siklus II Pertemuan I
14
34,29%
12
Jumlah Siswa
10 22,86%
8
22,86%
6 4
11,43% 8,57%
2 0 53-60
61-68
69-76
77-84
85-92
Interval Nilai
Gambar 9. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan Sederhana Pada Siklus II Pertemuan I Berdasarkan gambar 9, dapat dijabarkan bahwa terdapat 4 siswa commit to user mendapatkan nilai antara 53-60 atau sebesar 11,43%. 8 siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 mendapatkan nilai antara 61-68 atau sebesar 22,86%. 12 siswa mendapatkan nilai antara 69-76 atau sebesar 34,29%. 8 siswa mendapatkan nilai antara 77-84 atau sebesar 22,86%. 3 siswa mendapatkan nilai antara 85-92 atau sebesar 8,57%. Dengan nilai rata-rata kelas 72,04. Dan ketuntasan klasikal sebanyak 29 siswa atau sebesar 82,86%. b) Pertemuan II Pada pertemuan II guru memberikan tes menulis pada fase penulisan, yaitu tes untuk menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan yang runtut, logis dan enak dibaca dan dirangkai secara utuh menjadi satu karangan sesuai dengan gambar seri. Kriteria penilaian pada siklus kedua pertemuan kedua ini meliputi 4 aspek penilaian, yaitu; (1) ketepatan urutan gambar; (2) kesesuaian cerita dengan gambar; (3) ketepatan penulisan huruf kapital dan tanda baca; (4) kerapian. Data nilai siswa pada siklus II pertemuan II ini dapat dilihat pada lampiran 17 (halaman 122). Data tersebut diolah menjadi data kelompok yang disajikan dalam tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Data Hasil Kemampuan Menulis Karangan Sederhana pada Siklus II Pertemuan II No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nilai Interval Frekuensi Tengah Persentase Keterangan fi.xi Nilai (fi) (xi) (%) 37 - 44 0 40,5 0 0% 45 - 52 0 48,5 0 0% 53 - 60 0 56,5 0 0% 61 - 68 5 64,5 322,5 14,29% Tuntas 69 - 76 16 72,5 1160 45,71% Tuntas 77 - 84 10 80,5 805 28,57% Tuntas 85 - 92 2 88,5 177 5,71% Tuntas 93-100 2 96,5 193 5,71% Tuntas Jumlah 35 2657,5 100% Nilai Rata-rata = 2657,5 : 35 = 75,93 Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 91,43% (32 siswa) Nilai Tertinggi = 94 Nilai Terendah = 63 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 Distribusi nilai tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut.
Siklus II Pertemuan II
18
45,71%
16 14
Jumlah Siswa
12 28,57%
10 8 6
14,29%
4 2
5,71%
5,71%
85-92
93-100
0 61-68
69-76
77-84 Interval Nilai
Gambar 10. Grafik Nilai Hasil Pelaksanaan Menulis Karangan Sederhana Pada Siklus II Pertemuan II Berdasarkan gambar 10, dapat dijabarkan bahwa 5 siswa mendapatkan nilai antara 61-68 atau sebesar 14,29%. 16 siswa mendapatkan nilai antara 69-76 atau sebesar 45,71%. 10 siswa mendapatkan nilai antara 77-84 atau sebesar 28,57%. 2 siswa mendapatkan nilai antara 85-92 atau sebesar 5,71%. Dan 2 siswa memperoleh nilai antara 93-100 atau sebesar 5,71%.
Dengan nilai
tertinggi 94 dan nilai terendah 63. Dalam pertemuan II siklus II ini nilai rata-rata kelas mencapai 75,93. Dengan ketuntasan klasikal mencapai 91,43% atau sebanyak 32 siswa. Ini berarti mengalami kenaikan rata-rata menjadi 3,89 dari siklus II pertemuan I dan nilai ketuntasan klasikal meningkat menjadi 8,57% dari siklus II pertemuan I. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 2) Observasi proses pembelajaran siswa a) Pertemuan I Observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dengan media gambar seri pada siswa kelas II SD Negeri 1 Balingasal. Observasi dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan juga dibantu oleh seorang teman sejawat. Hal ini dilakukan agar hasil observasi dapat lebih baik karena segala tindakan yang dilakukan oleh siswa dapat terpantau oleh observer. Kegiatan observasi difokuskan pada jenis perilaku siswa dalam pembelajaran menulis karangan sederhana dengan media gambar seri. Berikut akan dipaparkan tabel hasil observasi pada siklus II pertemuan I. Tabel 4.10. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan I Aspek yang Diamati Frekuensi No 1 Keaktifan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru: a) Mendengarkan/memperhatikan 28 penjelasan guru b) Memperhatikan media pembelajaran 35 yang digunakan 3 c) Mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran 2 Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sampai akhir a) Aktif dalam menulis karangan 26 sederhana secara individu b) Bercerita/berbicara dengan teman 4 sebangku c) Berusaha melihat pekerjaan teman 2 d) Siswa yang bermain-main 3 e) Izin keluar kelas (ke kamar kecil, 4 buang sampah, dan meraut pensil)
% 80 100 8,57
74,29 11,43 5,71 8,57 11,43
Berdasarkan data pada tabel 4.10 tersebut dapat di deskripsikan bahwa hasil observasi pada siklus II hampir seluruh commit to user siswa sudah memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru yaitu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 sebanyak 28 siswa atau sebesar 80%. Pemerolehan nilai siswa yang memperhatikan media pembelajaran sebanyak 35 siswa atau sebesar 100%. Pemerolehan nilai siswa yang mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,57%. Pemerolehan nilai siswa yang aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu sebanyak 26 siswa atau sebesar 74,29%. Pemerolehan nilai siswa yang bercerita/berbicara dengan teman sebangku sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43%. Pemerolehan nilai siswa yang berusaha melihat pekerjaan teman sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%. Pemerolehan nilai siswa yang bermain-main sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,57%. Pemerolehan nilai siswa yang izin keluar kelas sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43%. b) Pertemuan II Hasil observasi siklus II pertemuan II yang dilakukan pada siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut. Tabel 4.11. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan II Aspek yang Diamati Frekuensi No 1 Keaktifan mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru: a) Mendengarkan/memperhatikan penjelasan 31 guru b) Memperhatikan media pembelajaran yang 35 digunakan c) Mengajukan pertanyaan jika mengalami 3 kesulitan dalam proses pembelajaran 2 Keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sampai akhir a) Aktif dalam menulis karangan 30 sederhana secara individu b) Bercerita/berbicara dengan teman 2 sebangku commit to userteman c) Berusaha melihat pekerjaan 2
% 88,57 100 8,57
85,71 5,71 5,71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 d) Siswa yang bermain-main e) Izin keluar kelas (ke kamar kecil, buang sampah, dan meraut pensil)
0 4
0,0 11,43
Berdasarkan data pada tabel 4.11 tersebut dapat di deskripsikan bahwa hasil observasi pada siklus II hampir seluruh siswa sudah memperhatikan/mendengarkan penjelasan guru yaitu sebanyak 31 siswa atau sebesar 88,57%. Pemerolehan nilai siswa yang memperhatikan media pembelajaran sebanyak 35 siswa atau sebesar 100%. Pemerolehan nilai siswa yang mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran sebanyak 3 siswa atau sebesar 8,57%. Pemerolehan nilai siswa yang aktif dalam menulis karangan sederhana secara individu sebanyak 30 siswa atau sebesar 85,71%. Pemerolehan nilai siswa yang bercerita/berbicara dengan teman sebangku sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%. Pemerolehan nilai siswa yang berusaha melihat pekerjaan teman sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%. Pemerolehan nilai siswa yang bermain-main sebanyak 0 siswa atau sebesar 0,0%. Pemerolehan nilai siswa yan izin keluar kelas sebanyak 4 siswa atau sebesar 11,43%. Berdasarkan hasil observasi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa sudah banyak mengalami perubahan sikap menuju pada perilaku positif. Sebagian besar siswa sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Kondisi seperti ini tentu saja merupakan sesuatu hal yang sangat diharapkan guru dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti siswa dapat menerima dengan baik penggunaan media gambar seri dalam kemampuan menulis karangan sederhana. 3) Observasi kinerja guru a) Pertemuan I Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada siklus II pertemuan I dapat dilihat dalam lampiran 18 (halaman 123). Secara umum
guru
sudah baik dalam commit to user
melaksanakan
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru yaitu 3,4 dengan kategori baik. b) Pertemuan II Hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada siklus II pertemuan II dapat dilihat dalam lampiran 19 (halaman 125). Secara umum guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru mengalami peningkatan dibanding pertemuan pertama yaitu 3,6 dengan kategori sangat baik. d) Refleksi Setelah intervensi dilakukan terjadi perubahan yang berarti disemua sektor, hal ini terbukti dengan observasi kinerja guru dan observasi siswa selama proses pembelajaran. Dari hasil observasi kinerja guru yang diperoleh pada siklus II pertemuan I, secara umum guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Perolehan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru yaitu 3,4 dengan kategori baik. Pada siklus II pertemuan II nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil observasi kinerja guru mengalami peningkatan dibanding pertemuan pertama yaitu 3,6 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil observasi, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa sudah banyak mengalami perubahan sikap menuju pada perilaku positif. Sebagian besar siswa sudah mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Kondisi seperti ini tentu saja merupakan sesuatu hal yang sangat diharapkan guru dalam proses pembelajaran. Hal ini berarti siswa dapat menerima dengan baik penggunaan media gambar seri dalam kemampuan menulis karangan sederhana. Hasil observasi siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 (halaman 63) dan tabel 4.11 (halaman 64). Data hasil menulis karangan sederhana yang telah direkapitulasi pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 20 (halaman 127). Data tersebut commit to bentuk user tabel 4.12 berikut. dikelompokkan dan disajikan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan Sederhana Setelah Penggunaan Media Gambar Seri pada Siklus II Nilai Interval Frekuensi Tengah Persentase Keterangan No fi.xi Nilai (fi) (xi) (%) 1 37 - 44 0 40,5 0 0% 2 45 - 52 0 48,5 0 0% 3 53 - 60 0 56,5 0 0% 4 61 - 68 11 64,5 709,5 31,43% Tuntas 5 69 - 76 10 72,5 725 28,57% Tuntas 6 77 - 84 10 80,5 805 28,57% Tuntas 7 85 - 92 4 88,5 354 11,43% Tuntas 8 93-100 0 96,5 0 0% Jumlah 35 2593,5 100% Nilai Rata-rata = 2593,5 : 35 = 74,1 Ketuntasan Klasikal (nilai ≥ 66) = 85,71% (30 siswa) Nilai Tertinggi = 92 Nilai Terendah = 61,5 Dari nilai hasil menulis karangan sederhana setelah penggunaan media gambar seri pada siklus II dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 11. 12
Rata-rata Nilai Menulis Karangan pada Siklus II 31,43% 28,57%
Jumlah Siswa
10
28,57%
8 6 11,43%
4 2 0 61-68
69-76 Interval Nilai 77-84
85-92
Gambar 11. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Menulis Karangan Sederhana Setelah Penggunaan Media commit to user Gambar Seri Pada Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Berdasarkan gambar 11, dapat diperoleh data bahwa dari hasil pelaksanaan siklus II selama 2 kali pertemuan, pencapaian nilai rata-rata kelas adalah sebesar 74,1 dari jumlah siswa 35. Sebanyak 11 siswa memperoleh nilai antara 61-68 atau sebesar 31,43%. 10 siswa memperoleh nilai antara 69-76 atau sebesar 28,57%. 10 siswa memperoleh nilai antara 77-84 atau sebesar 28,57%. Dan 4 siswa memperoleh nilai antara 85-92 atau sebesar 11,43%. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II mencapai 85,71%, dengan rincian 30 siswa memperoleh nilai ≥ 66 dan 5 siswa memperoleh nilai < 66. Persentase siswa yang tidak tuntas sebesar 14,29%. Dari daftar nilai yang diperoleh siswa pada siklus II ini, nilai tertinggi yaitu 92 dan nilai terendah 61,5. Hasil penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran kemampuan menulis karangan sederhana pada
siklus II menunjukkan
adanya perkembangan dibandingkan dengan siklus I. Perkembangan pelaksanaan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13. Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri pada Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Sederhana Siklus II Tindakan Siklus I Siklus II
Ketuntasan 51,43% 85,71%
Rata-rata 63,59 74,1
Nilai Tertinggi 83 92
Nilai Terendah 43,5 61.5
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, perkembangan penggunaan media gambar pada pembelajaran menulis karangan sederhana siklus II dapat disajikan dalam grafik berikut ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 100
92
90
83
80
74,1
70
63,59
61,5
60 50
43,5
40
85,71%
30 20
51,43%
10 0 Ketuntasan
Rata-rata Siklus I
Nilai Tertinggi Siklus II
Nilai Terendah
Gambar 12. Grafik Perkembangan Penggunaan Media Gambar Seri Pada Pembelajaran Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Siklus II Perkembangan kemampuan menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri pada pelaksanaan siklus II didukung adanya peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan siklus I. Dengan perincian sebagai berikut: ketuntasan klasikal meningkat menjadi 16 siswa atau sebesar 45,71% dari siklus I. Nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 10,51 dari siklus I. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 92 dan nilai terendahnya adalah 61,5. Keberhasilan pelaksanaan siklus II ini disebabkan karena peneliti telah melaksanakan tindakan perbaikan kekurangan dan kelemahan dari hasil pelaksanaan siklus I. Upaya perbaikan tersebut telah dapat meningkatkan di berbagai sektor, antara lain (1) kinerja guru, (2) keaktifan siswa dalam mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, (3) keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sampai akhir. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Merujuk masukan dari observer, pada siklus I bahwa siswa yang sudah berhasil diberi motivasi dan pemberian reward (hadiah), agar siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis karangan sederhana. Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II dalam dua kali pertemuan, tindakan yang dilakukan pada siklus II dikatakan sudah berhasil mencapai indikator ketercapaian yaitu ketuntasan hasil belajar menulis karangan sederhana sebesar 85,71%. Dengan demikian, hasil dari pelaksanaan siklus II ini membuktikan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012. Berarti upaya perbaikan pembelajaran berakhir di siklus II. 3. Perbandingan Antar Siklus Pembahasan hasil penelitian disajikan dalam bentuk perbandingan hasil pelaksanaan pratindakan, siklus I, dan siklus II. Perbandingan yang dilakukan antara lain berdasarkan perolehan nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata kelas, dan persentase ketuntasan klasikal. Berikut akan disajikan tabel dan grafik perbandingannya. Tabel 4.14. Perbandingan Nilai Terendah Dan Nilai Tertinggi Selama Pelaksanaan Tindakan Tindakan Pratindakan Siklus I Siklus II
Nilai Terendah 37 43,5 61,5
Nilai Tertinggi 76 83 92
Berdasarkan tabel 414, maka dapat disajikan dalam bentuk gambar dibawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
Perbandingan Nilai Terendah dan Tertinggi 100
92
90
83 76
80 70
61,5
Nilai
60 50
43,5 37
40 30 20 10 0
Pratindakan
Siklus I Nilai Terendah
Gambar 13.
Siklus II
Nilai Tertinggi
Grafik Perbandingan Nilai Terendah dan Tertinggi Selama Pelaksanaan Tindakan
Berdasarkan
gambar
13
diatas,dapat
dilihat
bahwa
pelaksanaan
pratindakan perolehan nilai terendah adalah 37 dan nilai tertinggi adalah 76. Nilai terendah dan nilai tertinggi mengalami kenaikan setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I, yaitu dengan perolehan nilai terendah 43,5 dan nilai tertinggi 83. Pada pelaksanaan tindakan pada siklus II terus mengalami kenaikan baik yang memperoleh nilai terendah maupun nilai tertinggi. Perolehan nilai terendah 61,5 dan nilai tertinngi mencapai 92. Peningkatan hasil pembelajaran menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri juga terlihat dari perolehan nilai rata-rata kelas mulai dari pelaksanaan pratindakan, siklus I maupun siklus II. Berikut adalah perbandingan data nilai rata-rata kelas dalam bentuk tabel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Tabel 4.15. Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Menulis Karangan Sederhana dengan Menggunakan Media Gambar Seri Tindakan Pratindakan Siklus I Siklus II
Nilai Rata-rata 54,04 63,59 74,1
Berdasarkan tabel 4.15 tentang perbandingan nilai rata-rata kelas yang diperoleh selama pelaksanaan pratindakan, siklus I, dan siklus II, dapat divisualisasikan dalam bentuk gambar 14. 80
Perbandingan Nilai Rata-rata
70
Rata-rata
60
74,1
63,59 54,04
50 40 30 20 10 0 Pratindakan
Gambar 14.
Siklus I
Siklus II
Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dalam Menulis Karangan Sederhana dengan Menggunakan Media Gambar Seri
Berdasarkan tabel 4.15 dan gambar 14, maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan mulai dari pelaksanaan studi awal yaitu 54,04, siklus I yaitu 63,59, dan siklus II yaitu 74,1. Dengan adanya peningkatan proses belajar siswa tersebut, maka hasil belajar siswa pun meningkat. Tindakan perbaikan yang dilaksanakan oleh peneliti secara umum dikatakan berhasil memenuhi syarat ketuntasan belajar dan indikator kinerja. Hal commit to user ini didasarkan dari perolehan persentase ketuntasan klasikal dari pelaksanaan studi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 awal, siklus I, dan siklus II yang terus mengalami peningkatan hingga mencapai ketuntasan klasikal 85,71%. Adapun perbandingan persentase ketuntasan belajar dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16. Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Tindakan Pratindakan Siklus I Siklus II
Persentase (%) 28,57% 51,43% 86,6%
Berdasarkan tabel 4.16 tersebut, dapat divisualisasikan ke dalam bentuk gambar 15.
Persentase Ketuntasan Belajar 100% 86,60%
90% 80% 70% 60%
51,43%
50% 40% 30%
28,57%
20% 10% 0% Studi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 15. Grafik Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Berdasarkan tabel 4.16 dan gambar 15, dapat dijabarkan bahwa persentase ketuntasan belajar pada studi awal kemampuan menulis karangan sederhana adalah 28,57%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan proses maupun hasil belajar. Upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam memperbaikinya yaitu dengan menggunakan media gambar seri. Setelah digunakan media gambar seri dalam tindakan siklus I, terjadi peningkatan yaitu mencapai 51,43%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Meskipun demikian, hasil tersebut masih jauh dari harapan peneliti dan belum memenuhi syarat teori ketuntasan belajar dan indikator kinerja. Sehingga perlu dilakukan tindakan lanjutan dari siklus I yaitu pelaksanaan siklus II. Kelemahan dan kekurangan yang direfleksi pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Pelaksanaan tindakan pada siklus II menghasilkan peningkatan persentase ketuntasan belajar sebesar 85,71 %. C. Pembahasan 1. Pratindakan Kemampuan siswa kelas II SD Negeri 1 Balingasal dalam menulis karangan sederhana masih cukup rendah. Ini terbukti dengan nilai rata-rata kelas sebesar 54,04, ketuntasan klasikal 28,57% (10 siswa), dengan perolehan nilai tertinggi 76 dan nilai terendah 37. Dengan perincian perolehan nilai 37 – 44 sebanyak 7 siswa atau sebesar 20%. Yang mendapatkan nilai antara 45 – 52 sebanyak 14 siswa atau sebesar 40%. Siswa yang mendapatkan nilai 53 – 60 ada 4 siswa atau sebesar 11,43%. Yang mendapatkan nilai 61 – 68 sebanyak 2 siswa atau sebesar 5,71%, dan yang mendapatkan nilai 69 - 76 hanya 8 siswa atau sebesar 22,86%. Hal ini terjadi karena guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran, khususnya aspek menulis karangan sederhana. Selain itu, guru belum menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Guru tidak menggunakan bahan ajar lain selain buku pegangan. Siswa langsung ditugasi untuk menulis karangan berdasarkan pengalamannya sendiri. Kondisi semacam ini yang menjadikan problematika dan kurangnya minat dari siswa dalam menulis sebuah karangan. Sebagian besar dari siswa merasa bosan dan malas pada pembelajaran menulis karangan. Kondisi siswa yang terlalu banyak mengakibatkan kurangnya pengawasan dari guru, sehingga banyak anak yang ramai dan bermain sendiri. Posisi guru yang lebih banyak di depan kelas, menyebabkan kurang interaksi dengan siswa secara maksimal terutama siswa yang duduk di bagian belakang. Keadaan seperti ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana. 2. Siklus I Berdasarkan pengamatan dari pelaksanaan pratindakan tersebut, peneliti bersama guru mengadakan musyawarah untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pratindakan. Hasil dari musyawarah bersama yaitu menetapkan gambar seri sebagai media pembelajaran yang diharapkan cocok dengan permasalahan yang sedang dihadapi. Hasil penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran kemampuan menulis karangan sederhana
pada
siklus
I menunjukkan adanya
perkembangan dibandingkan dengan kondisi pratindakan. Hal ini terbukti dengan pencapaian nilai rata-rata kelas sebesar 63,64 dengan jumlah 35 siswa. Ketuntasan klasikal meningkat menjadi 8 siswa (22,86%) dari pratindakan. Nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 9,55 dari pratindakan. Ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus I mencapai 51,43%, dengan rincian 18 siswa memperoleh nilai ≥ 66 dan 17 siswa memperoleh nilai < 66. Dari daftar nilai yang diperoleh siswa pada siklus I ini, nilai tertinggi yaitu 83 dan nilai terendah 43,5. Berdasarkan nilai pencapaian diatas, terjadi peningkatan dari pratindakan ke siklus I. Keaktifan siswa pun sudah meningkat ke arah perilaku yang positif. Hal ini terjadi karena guru sudah menggunakan media gambar seri sebagai alternatif pemecahan masalah dalam pembelajaran. Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode yang digunakan guru. Namun kenaikan ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Baru 18 siswa (51,43%) dari 35 siswa yang sudah tuntas. Sehingga perlu diadakan perbaikan lagi ke siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 3. Siklus II Perkembangan kemampuan menulis karangan sederhana dengan menggunakan media gambar seri pada pelaksanaan siklus II didukung adanya peningkatan dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan siklus I. Dengan perincian sebagai berikut: ketuntasan klasikal meningkat menjadi 16 siswa atau sebesar 45,71% dari siklus I. Nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 10,51 dari siklus I. Nilai tertinggi pada siklus II adalah 92 dan nilai terendahnya adalah 61,5. Keberhasilan pelaksanaan siklus II ini disebabkan karena peneliti telah melaksanakan tindakan perbaikan kekurangan dan kelemahan dari hasil pelaksanaan siklus I. Upaya perbaikan tersebut telah dapat meningkatkan di berbagai sektor, antara lain (a) kinerja guru, (b) keaktifan siswa dalam mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, (c) keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan sederhana dari awal sampai akhir. Berarti upaya perbaikan pembelajaran berakhir di siklus II. Secara
keseluruhan,
penggunaan
media
gambar
seri
dalam
pembelajaran menulis karangan sederhana dapat meningkatkan proses maupun hasil belajar siswa. Dengan media gambar seri membuat siswa merasa terbantu dalam menuliskan ide-idenya sehingga menjadi sebuah karangan sederhana yang runtut dan baik. Bahwa penggunaan media dalam pengajaran khususnya media gambar sangat membantu mempercepat pemahaman atau pengertian dari murid sebagai peserta didik. Dari hasil penelitian Spaulding (dalam Soeparno, dkk, 1998: 25) mengemukakan bahwa: keefektifan penggunaan alat bantu gambar dalam proses belajar-mengajar dapat diuraikan sebagai berikut: gambar merupakan seperangkat pengajaran yang dapat menarik siswa secara efektif, gambar harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar minat siswa menjadi efektif, dan gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran terutama menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang menyertainya. Kesimpulannya, media gambar seri, efektif digunakan dalam menulis to userdasar. Selain itu media gambar karangan pada siswa tingkatcommit pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 berpengaruh positif terhadap penulisan karangan pada siswa tingkat pendidikan dasar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dengan
melaksanakan
perbaikan
pembelajaran
guru
dapat
mengetahui kekurangan atau kelemahan dari pembelajaran yang dilakukan. Sehingga guru tidak akan melimpahkan kesalahan atau pun sumber kegagalan pembelajaran pada siswa-siswanya. Guru akan segera dapat mengetahui faktor penyebab kegagalan pembelajaran tersebut dan segera merencanakan dan melakukan tindakan perbaikan agar memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang diperoleh pada siklus I dan II. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada siswa kelas II SDN 1 Balingasal tahun ajaran 2011/2012. Peningkatan kemampuan menulis karangan sederhana siswa ini terbukti dari data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian. Nilai ketuntasan siswa pada kondisi awal menunjukkan bahwa terdapat 10 siswa (28,57%) dari 35 siswa. Setelah dilaksanakan tindakan perbaikan dengan menggunakan media gambar seri, keaktifan siswa menjadi lebih baik dan meningkat. Sehingga kemampuan menulis karangan sederhana siswa juga meningkat. Pada siklus I ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 51,43% (18 siswa) dengan rata-rata kelas 63,59, dan siklus II meningkat menjadi 85,71% (30 siswa) dengan rata-rata kelas 74,1. Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada siklus I dan II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penggunaan media gambar seri dalam proses pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam menulis karangan sederhana. 2. Penggunaan media gambar seri dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kesungguhan belajar siswa yang berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkrit. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 3. Ada korelasi positif antara kesungguhan belajar siswa dengan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kesungguhan belajar siswa maka semakin tinggi pula angka keberhasilan siswa dalam belajar. 4. Pembelajaran
akan
lebih
efektif
dalam
proses
pembelajaran
memperhatikan perkembangan kognitif siswa, sehingga siswa mempunyai kesungguhan dalam belajar. B. Implikasi Berdasarkan simpulan hasil penelitian dapat diketahui bahwa media gambar seri efektif digunakan dalam pembelajaran menulis karangan sederhana siswa kelas II. Sehingga implikasi yang dapat diperoleh antara lain yaitu: 1. Implikasi Teoritis Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan tentang manfaat media dalam pembelajaran. Berdasarkan temuan membuktikan keberhasilan media gambar seri dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana siswa baik dari segi proses maupun hasil. Penelitian ini menggambarkan bahwa proses dan hasil pembelajaran meningkat setelah media gambar seri digunakan. Penelitian ini dapat sebagai pertimbangan bagi guru lain yang yang ingin menggunakan media sejenis sebagai media pembelajaran. 2. Implikasi Praktis Setelah
penelitian
dilaksanakan,
terlihat
dengan
jelas
bahwa
keberhasilan proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa hal. Dilihat dari sisi guru yaitu: keterampilan mengelola kelas, kemampuan guru dalam membangkitkan keaktifan, perhatian, dan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, serta metode, teknik atau media yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. Sementara itu dari sisi siswa, minat dan motivasi serta lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 C. Saran Berdasarkan uraian simpulan dan implikasi diatas, maka peneliti memberikan saran bagi beberapa pihak sebagai berikut: 1. Bagi Sekolah Mengingat
penggunaan
media
gambar
seri
terbukti
dapat
mempermudah siswa dalam menulis karangan sederhana, sebaiknya sekolah mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan. Selain itu, kepala sekolah juga perlu melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang menunjang pembelajaran, khususnya bagi SD Negeri 1 Balingasal. 2. Bagi Guru a. Guru dapat menggunakan media gambar seri dalam pembelajaran menulis karangan sederhana sebagai stimulus untuk memancing perhatian dan keaktifan siswa dalam menuangkan idenya. b. Guru dapat menemukan teknik-teknik baru dalam pembelajaran menulis karangan sederhana. Teknik menulis cerita/karangan dengan gambar seri ini sebaiknya sebagai permulaan dan selanjutnya dikembangkan ke teknikteknik yang lain. c. Guru hendaknya lebih kreatif dalam pemilihan media untuk pembelajaran. Dan dapat memanfaatkan media yang tersedia untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. d. Guru hendaknya mampu menggunakan media pembelajaran dan dapat mengembangkannya dengan jenis – jenis
media yang lainnya dalam
proses pembelajaran. 3. Bagi siswa Siswa harus banyak berlatih menulis, karena keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tidak dapat berkembang bila tidak dilatih secara terus-menerus. Selain itu, siswa juga harus rajin membaca agar kosakata yang dimilikinya semakin banyak. Hal ini akan membantu siswa dalam kelancaran menulis dan mengembangkan ide-idenya ke dalam bentuk tulisan atau commit to user karangan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 4. Bagi Peneliti Lain Gambar seri dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Dalam pembuatan dan penggunaan gambar seri sangat diperlukan kreativitas serta inovasi untuk menstimulus proses pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Sehingga diharapkan bagi peneliti lain dapat mengembangkan media gambar seri jauh lebih baik lagi.
commit to user