PENGARUH PENGUASAAN MATERI PAI ASPEK KOGNITIF TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh:
AISYAH IDA ZAIRINA NIM: 073111040
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Aisyah Ida Zairina
NIM
: 073111040
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 16 April 2012 Saya yang menyatakan,
Aisyah Ida Zairina NIM: 073111040
ii
NIP. 19460715 197612 1 001 3
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 16 April 2012
Kepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Pengaruh Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012
Nama
: Aisyah Ida Zairina
NIM
:073111040
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I,
Drs. Abdul Rahman, M.Ag NIP. 19691105 199403 1 003
4
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 16 April 2012
Kepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
: Pengaruh Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Ajaran 2011/2012
Nama
: Aisyah Ida Zairina
NIM
: 073111040
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing II,
Drs. Soediyono, M.Ag NIP. 19460715 197612 1 001
ABSTRAK
Judul
Penulis NIM
: Pengaruh Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang Tahun Ajaran 2011/20 1 : Aisyah Ida Zairina : 073111040
Penelitian ini membahas tentang pengaruh penguasaan materi PAI aspek kognitif Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) penguasaan materi PAI Aspek kognitif siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, 2) Perilaku Keagamaan kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, 3) pengaruh penguasaan materi PAI aspek kognitif Terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research. Penelitian ini merupakan penelitian sampel karena responden yang berjumlah 169 siswa diambil dari 55% jumlah populasinya. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode tes tertulis untuk memperoleh data variabel X yaitu penguasaan materi PAI aspek kognitif dan menggunakan metode angket untuk memperoleh data variabel Y yaitu perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik statistik inferensial, pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: Penguasaan materi PAI aspek kognitif siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang tahun ajaran 2011/2012 dalam kategori Sedang. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan nilai mean 85,56 yaitu terdapat antara interval 82-89. Perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang tahun ajaran 2011/2012 dalam kategori Sedang. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan nilai mean 69,92 yaitu terdapat antara interval 66-72. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara penguasaan materi PAI aspek kognitif terhadap perilaku keagamaan. Berdasarkan pada analisis kuantitatif dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari r observasi adalah 0,257 berada diatas r product moment batas penolakan 5% sebesar 0,210 dengan kata lain 0,257>0,210. Sedangkan untuk F regresi adalah 11,0619 berada diatas F tabel baik pada taraf signifikansi 5% sebesar 3,91 maupun 1% sebesar 6,81. Dengan demikian hasilnya dinyatakan signifikan dan hipotesis yang diajukan diterima. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para guru dan calon guru khususnya guru mata pelajaran PAI dalam meningkatkan hasil belajar PAI dan memberikan motivasi kepada siswa untuk mengaplikasikan dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
TRANSLITERASI ARAB LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya. a
t}
b
z}
t
‘
s|
gh
j
f
h}
q
kh
k
d
l
z|
m
r
n
z
w
s
h
sy
’
s}
y
d} Bacaan madd:
Bacaan diftong:
a> = a panjang
= au
i> = i panjang
= ai
u> = u panjang
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa tetap terlimpahkan kepada beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Dr. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang telah memberikan ijin penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini. 2. Nasirudin, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan selaku dosen wali yang senantiasa sabar dalam memberi pengarahan demi kelancaran dalam perkuliahan. 3. Drs. Abdul Rahman, M.Ag., selaku pembimbing I dan Drs. Soediyono, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah berkenan memberi bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi. 4. Dewan penguji yang telah memberikan masukan dan pengarahan selama berlangsungnya sidang munaqosyah. 5. Segenap keluarga, terutama ayah H. Thohari, Ibu Hj. Sri Hadiyati dan adik tersayang Abdul Rahman Akbar, yang selalu mencurahkan kasih sayang, perhatian, kesabaran, ketabahan serta untaian do’a yang tulus sepanjang waktu demi keberhasilan peneliti. 6. Keluarga besar Bani Rajab, yang telah mengajarkan ilmu kehidupan kepada penulis.
7. Febrian Budi Setiawan yang selalu memberikan semangat dan dukungan demi terselesainya skripsi ini. 8. Sahabat-sahabat seperjuangan cikoer, nusan, memey, uud yang selalu memberikan bantuan, motivasi, inspirasi, nasehat semangat hidup, pelajaran hidup, dan dukungan untuk selalu bangkit dari keputusasaan dan keterpurukan yang selalu datang melanda. Semoga dapat meraih segala impian dan kesuksesan hidup yang dicita-citakan. Kepada mereka semua peneliti tidak dapat memberikan apa-apa, hanya ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dan melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan Inayah-Nya. Pada akhirnya peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif untuk mengevaluasi dan memperbaikinya. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin...
Semarang, 16 April 2011 Peneliti,
Aisyah Ida Zairina NIM. 073111040
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................
ii
PENGESAHAN .............................................................................................
iii
NOTA PEMBIMBING ..................................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
vi
TRANSLITERASI .........................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang.........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...................................................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................
4
BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Penelitian Yang Relevan ..............................................
6
B. Kerangka Teoritik ....................................................................
7
1. Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif ..........................
7
a. Pengertian Penguasaan Materi ..................................
7
b. Macam-Macam Penguasaan Materi ..........................
8
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penguasaan Materi 11 d. Fungsi Penguasaan Materi.........................................
15
e. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ........
15
f. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .......
17
2. Perilaku Keagamaan .........................................................
18
a. Pengertian Perilaku Keagamaan ................................
18
b. Macam-Macam Perilaku Keagamaan .......................
19
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Keagamaan ................................................................
22
d. Aspek-Aspek Perilaku Keagamaan ...........................
24
3. Kerangka Berpikir ...........................................................
24
C. Hipotesis . ................................................................................
29
BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................
30
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................
30
C. Variabel Penelitian ..................................................................
31
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...............
32
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
33
F. Teknik Analisis Data ...............................................................
35
BAB IV : PEMBAHASAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang ......
38
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang ..........................................................................
38
2. Struktur Organisasi SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang ..........................................................................
40
3. Visi, Misi dan Tujuan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang ..........................................................................
40
4. Keadaan Umum SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang .
42
B. Deskriptif Data Hasil Penelitian ..............................................
44
1. Deskripsi data ..................................................................
44
2. Pengajuan Hipotesis .........................................................
48
3. Pembahasan ......................................................................
55
C. Keterbatasan Penelitian ...........................................................
56
BAR V: PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................
57
B. Saran ........................................................................................
58
C. Penutup ....................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Keadaan Guru SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang
Tabel 2
Jumlah Siswa SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Perilaku Keagamaan
Tabel 5
Kategori Kualitas Variabel X (Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif)
Tabel 6
Kategori Kualitas Variabel Y (Perilaku Keagamaan)
Tabel 7
Ringkasan Hasil Analisis Regresi dengan Metode Skor Deviasi
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah mengembangkan individu sebagai manusia. Sehingga dapat hidup optimal, baik sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidup. Dengan demikian pendidikan dipandang sebagai usaha sadar yang bertujuan untuk proses pendewasaan anak).1 Seseorang dapat memperoleh pendidikan dalam berbagai bentuk. Salah satu diantaranya melalui pendidikan formal (sekolah) yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang sudah tersusun secara sistematis dan terlembaga. Diantara komponen tersebut adalah bahan ajar (PAI) yang memiliki kompetensi terhadap pertumbuhan kepribadian siswa secara sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran islam, sehingga terjalin kebahagiaan di dunia dan akhirat. 2 Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu bidang studi, dalam pendidikan kurikulum menengah merupakan pengembangan pengetahuan agama yang mendasar dalam hubungannya dengan masalah kehidupan kemasyarakatan dan kebudayaan serta penggalian, pemeliharaan dan pengembangan sumber alam untuk kelestarian alam itu sendiri dan menjadi sarana kehidupan umat manusia. Proses dalam pembelajaran PAI seharusnya melibatkan secara aktif orang yang belajar sehingga ia dapat menyalurkan segala potensi yang mereka miliki dan mampu menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan, sehingga tujuan pendidikan akan tercapai. PAI harus mengarah pada pembentukan pribadi muslim yang taat berilmu dan beramal. Pendidikan harus berorientasi pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. 1
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah cet. Kedua, (Bandung:
Sinar Baru, 1999), hlm. 2 2
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhan, 1993), hlm. 11
1
Menurut Muhibbin Syah, ranah psikologi siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah kejiwaan yang berkedudukan pada otak ini dalam perspektif psikologi kognitif adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya yaitu ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Tidak seperti organ-organ tubuh lainnya, otak sebagai penggerak aktivitas akal pikiran sebagai pengontrol aktivitas perasaan dan perbuatan. Itulah sebabnya pendidikan dan pengajaran perlu diupayakan sedemikian rupa agar ranah kognitif para siswa dapat berfungsi secara positif dan tanggung jawab.3 Otak tidak hanya berpikir dengan kesadaran tetapi juga berpikir dengan ketidaksadaran. Pemikiran tidak sadar sering terjadi dalam diri manusia, ketika tertidur misalnya bermimpi. Mimpi merupakan sebuah bentuk berpikir dengan gambar-gambar tanpa disadari. Kebiasaan bangun, disiplin waktu merupakan aktivitas otak yang dalam psikologi kognitif disebut berpikir yang tak disadari oleh manusia sendiri. Tanpa ranah kognitif sulit dibayangkan seorang siswa dapat berpikir. Selanjutnya, tanpa kemampuan berpikir mustahil siswa tersebut dapat memahami dan meyakini faidah-faidah materi-materi pelajaran yang ia ikuti. Sedangkan ranah lainnya adalah hasil atau dampak dari aktivitas fungsi kognitif.4 Ranah kognitif terdiri dari enam aspek diantaranya pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Penguasaan materi PAI aspek kognitif sangat berpengaruh terhadap perilaku keagamaan siswa. Karena dengan mempelajari materi PAI diharapkan siswa memiliki perilaku keagamaan yang baik yang akan membuat manusia memiliki iman, amal sholeh dan berakhlakul karimah. Perintah untuk menguasai ilmu pengetahuan sesuai dengan QS. AlMujadalah ayat 11 yang berbunyi:
3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda Karya, 2010),
hlm. 82 4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm. 82
2
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadalah: 11) Ayat tersebut menerangkan bahwa manusia itu dituntut untuk mencari ilmu pengetahuan jika ia menginginkan derajat yang tinggi disisi Allah dan tentunya penguasaan ilmu haruslah disertai dengan pengamalan dalam kehidupan. Ilmu pengetahuan itu dapat diperoleh melalui proses belajar yang merupakan suatu usaha yang menghasilkan perubahan tingkah laku. Sedangkan tingkah laku yang dihasilkan meliputi kemampuan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Keberhasilan belajar siswa pada aspek kognitif akan mengantarkannya kepada suatu pengamalan dalam tingkah lakunya. Keberhasilan aspek kognitif ini menjadi potensi yang akan menghantarkan pada suatu keyakinan yang mantap dan penghayatan dan pengamalan yang mendalam terhadap ajaran-ajaran islam. Namun fenomena yang ada saat ini banyak siswa yang memiliki tingkat penguasaan materi yang tinggi tetapi mereka belum bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Siswa hanya menganggap materi yang mereka dapat di sekolah hanya sebagai mata pelajaran saja, tanpa perlu ditunjukkan melalui perilaku yang sesuai dengan syariat Islam. Berangkat dari latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “ PENGARUH PENGUASAAN MATERI PAI ASPEK
3
KOGNITIF TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA KELAS XI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012”. B. Perumusan Masalah Sehubungan dengan judul dengan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka fokus permasalahannya dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah penguasaan materi PAI aspek kognitif siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang? 2. Bagaimanakah perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung1 Semarang? 3. Adakah pengaruh penguasaan materi PAI aspek kognitif terhadap perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penguasaan materi PAI aspek kognitif siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penguasaan materi PAI aspek kognitif terhadap perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, dengan meneliti penguasaan materi PAI aspek kognitif maka akan dapat menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pentingnya menguasai materi PAI dan perilaku keagamaan. 2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan sebagai masukan bagi sekolah terkait, dalam meningkatkan berbagai hal yang diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan pembelajaran yang efektif.
4
3. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Tarbiyah umumnya, dan jurusan PAI khususnya.
5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Penelitian Yang Relevan Penelitian yang penulis lakukan bukanlah satu-satunya penelitian yang pernah diteliti, untuk itu berikut ini penulis kemukakan penelitian yang terdahulu yang hampir sama dengan penelitian penulis sebagai bahan telaah dan bahan acuan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut. Penelitian tersebut diantaranya adalah: Pertama, penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Penguasaan Materi PAI dengan Akhlak Siswa SMA Negeri 7 Semarang” yang ditulis oleh Athi’ Fauziyah UIya (3103009), penelitian ini menggunakan metode angket dan dokumentasi. Temuan dan penelitian ini adalah adanya hubungan antara penguasaan materi PAI terhadap akhlak siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata penguasaan materi PAI adalah 86,106 dan akhlak siswa berada dalam kategori “baik”.1 Kedua, penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Aspek Kognitif dan Perilaku Keagamaan Siswa kelas V ini Luthful Ulum Pasucen Kec. Trangkil Kab. Pati” yang ditulis oleh Nur Salim (073111464). Dalam penelitian tersebut ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar Aqidah Akhlak aspek kognitif dan perilaku keagamaan Siswa kelas V ini Luthful Ulum Pasucen Kec. Trangkil Kab. Pati. Dengan kata lain, semakin tinggi prestasi belajar Aqidah Akhlak aspek kognitif, maka semakin baik pula perilaku keberagamaan siswa. Hal itu terlihat dari perhitungan analisis korelasi product moment dimana rxy lebih besar dari r tabel.2 Ketiga, penelitian yang berjudul “Studi komparasi prestasi belajar kognitif bidang studi aqidah akhlak kelas XI siswa yang tinggal di pondok pesantren 1
Athi’ FauziyahUlya, Hubungan Antara Penguasaan Materi PAI dengan Akhlak Siswa SMA Negeri 7 Semarang, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah, 2009) 2
Nur Salim, Hubungan Antara Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Aspek Kognitif dan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas V ini Luthful Ulum Pasucen Kec. Trangkil Kab. Pati, Skripsi, (Semarang: Fakultas Tarbiyah, 2010)
6
dengan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren di MAN Rembang tahun ajaran 2007 / 2008” yang ditulis oleh Agus Syukron (3103063). Dalam penelitian tersebut prestasi belajar kognitif bidang studi Aqidah Akhlak kelas XI siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih baik daripada prestasi yang tidak tinggal di pondok. Prestasi belajar kognitif bidang studi aqidah akhlak kelas XI siswa yang tinggal di pondok pesantren dalam kategori baik sekali dengan penilaian 81-90 dengan mean 81,123. sedangkan prestasi belajar kognitif yang tidak tinggal di pondok dalam kategori 71-80 dengan mean 74,375.3
B. Kerangka Teoritik 1.
Penguasaan Materi PAI aspek Kognitif
a.
Pengertian Penguasaan Materi Secara asal kata, penguasaan adalah perbuatan (hal dan sebagainya) menguasai atau menguasakan.4 Sedangkan materi adalah sesuatu yang jadi bahan berfikir, berunding, mengarang dan sebagainya.5 Penguasaan materi merupakan pencapaian taraf penguasaan minimal dimana materi untuk setiap unit bahan pelajaran tercantum dalam GBPP. Bila memungkinkan siswa dapat diberi program pengayaan baik secara horisontal maupun vertikal tentang materi yang dipelajarinya.6 Kognitif berasal dan kata “Cognition” yang berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, kognitif adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.7
3
AgusSyukron, Studi Komparasi Prestasi Belajar Kognitif Bidang Studi Aqidah Akhlak Kelas XI siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan Siswa yang Tidak Tinggal di Pondok Pesantren di MAN Rembang tahun Ajaran 2007/2008, Skripsi (Semarang: Fakultas Tarbiyah, 2009) 4
WJSPoerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),
hlm. 529 5
WJSPoerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, hlm. 638
6
Moh. UzerUsman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995),
hlm. 51 7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010), hlm. 65
7
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa penguasaan materi adalah hasil atau kemampuan yang dicapai siswa pada sejumlah mata pelajaran setelah melakukan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan hasil pembelajaran siswa itu nantinya akan dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. b. Macam-Macam Penguasaan Materi Dalam pengkajian mengenai macam-macam penguasaan materi pelajaran mestinya berkaitan dengan daya kemampuan berpikir siswa dalam menguasai bahan yang akan diajarkan dalam proses pembelajaran (aspek kognitif). Kemampuan dalam aspek kognitif ini meliputi enam tingkatan yaitu: 1) Pengetahuan Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pemah dipelajari. Hal ini dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip serta metode yang diketahuinya. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan digali pada saat dibutuhkan untuk diproduksi kembali.8 Bentuk penguasaan siswa ini untuk meningkatkan kembali bahan pelajaran yang telah diperoleh, baik berupa pengalaman, fakta yang ia alami maupun dari mempelajari buku mata pelajaran tertentu untuk dipelajari siswa dalam proses pembelajaran. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa adalah: menyebutkan, menghafal, mengulangi, mengenali, mengurutkan, menyusun, mengaitkan. 2) Pemahaman Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari mata pelajaran yang telah diperoleh.9 Dalam kaitan ini difokuskan pada kemampuan siswa untuk menguraikan isi pokok pelajaran sedetail
8
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT. Gramedia, 1989), hlm. 150
9
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, hlm. 150
8
mungkin, sehingga pelajaran yang diajarkan akan dengan mudah diterima, dimengerti dan dipahami. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa adalah : menjelaskan. mengemukakan, menguraikan, memilih, menunjukkan, menjabarkan. 3) Penerapan Penerapan artinya kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode kerja pada masalah yang nyata atau baru.10 Adapun kemampuan ini dinyatakan dalam penerapan suatu pengalaman dan metode dan pelajaran yang telah dimiliki kedalam bentuk pengajaran. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan suatu kaidah adalah: menerapkan, menggunakan, menentukan, mendemonstrasikan, menafsirkan. 4) Analisis Analisis mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.11 Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengetahui kemampuan
siswa
dalam
menganalisis
adalah:
membedakan,
membandingkan. menganalisis, mengkategorikan. 5) Sintesis Sintesis merupakan kemampuan untuk menggunakan bagianbagian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh.12 Hasil belajar sintesis
menekankan
pada
perilaku
siswa
yang
kreatif
dengan
menggunakan perumusan pola atau struktur yang barn dan unik.
10
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, hlm. 150
11
WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, hlm. 150
12
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi, (Bandung: Pakar Raya,2004), hlm. 60
9
Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membuat sintesis adalah: menyiapkan, menyusun, menulis, mengkonstruksi. 6) Penilaian Penilaian merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu materi (pernyataan) untuk tujuan tertentu. Hasil belajar penilaian merupakan tingkatan kognitif paling tinggi sebab berisi unsurunsur dari semua kategori, termasuk kesadaran untuk melakukan pengujian yang sarat nilai dan kejelasan kriteria. Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memberikan penilaian adalah: menghargai, menyanggah, menilai, menguji, mempertahankan dan mengevaluasi).13 Dalam aspek kognitif ini memiliki hubungan erat terhadap perilaku keberagamaan (aspek psikomotor). Banyak contoh yang membuktikan bahwa kecakapan kognitif itu berpengaruh besar terhadap berkembangnya kecakapan psikomotor. Para siswa yang berprestasi baik (dalam arti yang luas dan ideal) dalam bidang pelajaran agama misalnya sudah tentu akan lebih rajin beribadah sholat, puasa dan mengaji (psikomotor). Dia juga tidak akan segansegan memberi pertolongan atau bantuan kepada orang yang memerlukan. Sebab, ia merasa memberi bantuan itu adalah kebajikan (afektif), sedangkan perasaan yang berkaitan dengan kebajikan tersebut berasal dan pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran agama yang dia terima dari gurunya (kognitif).14 Dari penjelasan tersebut bisa dibuat bagan tentang penguasaan materi aspek kognitif seperti dibawah ini:15
13
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi, hlm. 61
14
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm.87 15
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, hlm.87
10
c.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Materi Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua siswa kepada tujuan pendidikan itu sendiri. Apa yang diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua siswa. Tujuan guru mengajar adalah agar bahan yang disampaikannya dikuasai sepenuhnya oleh semua siswa, bukan hanya beberapa orang saja yang diberikan angka tertinggi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan materi pelajaran adalah: 1) Bakat untuk mempelajari sesuatu Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk
11
mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.16 Menurut Guillford ada tiga macam komponen bakat yaitu komponen intelektual, perseptual dan psikomotor. Komponen intelektual terdiri dari atas beberapa aspek yaitu aspek pengenalan, ingatan, berpikir konvergen, berpikir divergen dan evaluasi. Komponen perseptual juga meliputi beberapa aspek yaitu pemusatan perhatian, ketajaman indera, orientasi ruang dan waktu, keluasan dan kecepatan mempersepsi. Komponen psikomotor terdiri atas aspek-aspek rangsangan, kekuatan dan kecepatan gerak, ketepatan, koordinasi gerak dan kelenturan.17 Sesuatu bakat dibentuk oleh kombinasi dari aspek-aspek tersebut. Tinggi rendahnya sesuatu bakat yang dimiliki oleh seseorang bukan saja ditentukan oleh kualitas dari tiap aspek yang mendukung bakat tersebut, tetapi juga oleh keterpaduan antara aspek-aspek tersebut. Ada dua kelompok bakat yang dimiliki individu yaitu bakat sekolah dan bakat pekerjaan. Bakat sekolah (scholastic aptitude), merupakan bakat yang dimiliki seseorang yang mendukung penyelesaian tugas-tugas atau perkembangan sekolah atau pendidikan. Bakat ini terutama berkenaan dengan kapasitas dasar untuk menguasai pelajaran/materi. Sedangkan bakat pekerjaan (vocational aptitude), merupakan bakat yang dimiliki seseorang berkenaan dengan bidang pekerjaan.18 Dalam buku Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, John Carrol mengemukakan pendapat bahwa bakat merupakan perbedaan waktu yang diperlukan untuk menguasai sesuatu. Dimana bakat tidak menentukan tingkat penguasaan atau jenis bahan yang dipelajari, melainkan waktu untuk belajarlah yang akan mempengaruhi penguasaan materi.
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 135
17
Nana SyaodihSukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 102 18
Nana SyaodihSukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, hlm. 102
12
Sehubungan dengan hal itu, dapat diakui bahwa setiap siswa mempunyai bakat yang berbeda-beda. Akan tetapi perbedaan bakat tidak menentukan tingkat penguasaan atau jenis bahan yang dipelajari.19 2) Mutu Pengajaran Sejak Pestalozzi pengajaran klasikal menjadi populer sebagai pengganti pengajaran individual oleh seorang tutor. Pengajaran klasikal merupakan keharusan dalam menghadapi jumlah murid yang membanjiri sekolah sebagai akibat demokrasi, industrialisasi, pemerataan, pendidikan atau
kewajiban
belajar.
Dengan
sendirinya
dicari
usaha
untuk
memperbaiki pengajaran klasikal itu. Kurikulum dijadikan uniform bagi seluruh negara, ujian akhir dan tes masuk sedapat mungkin disamakan untuk semua jenis sekolah. Selain itu, juga dicari metode penyampaian klasikal yang paling efektif, jadi metode mengajar atau proses belajar mengajar yang Paling baik bagi kelas atau kelompok. Pada dasarnya anak-anak tidak belajar secara kelompok, akan tetapi secara individual, menurut caranya masing-masing sekalipun ia berada dalam kelompok. Caranya yaitu belajar dari orang lain untuk menguasai bahan tertentu. Itu sebabnya setiap anak memerlukan bantuan individual. Bantuan itu tidak lain adalah seorang guru yang dapat membimbing setiap anak secara individual hingga ia menguasai bahan pelajaran sepenuhnya. Untuk itu, ia harus berusaha mencari langkahlangkah, metode mengajar, serta sumber pelajaran. Walaupun pengajaran klasikal sekarang sangat umum dijalankan ini tidak berarti bahwa perbedaan individu dapat diabaikan. Dengan adanya pengajaran klasikal guru harus dengan sengaja dan sadar memaksa dirinya memberi perhatian kepada setiap anak secara individual. Kelemahan pengajaran kita adalah kurangnya usaha guru memberi perhatian kepada perbedaan individu, sehingga selalu jumlah terbesar
19
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2000), hlm. 39
13
murid-murid tidak sampai mencapai penguasaan penuh atas bahan pelajaran tertentu.20 3) Kesanggupan untuk memahami pengajaran Kemampuan seorang murid untuk menguasai suatu bidang studi banyak bergantung pada kemampuannya untuk memahami ucapan guru. Sebaliknya guru yang tidak sanggup menyatakan buah pikirannya dengan jelas sehingga tidak dipahami oleh murid, juga tidak dapat mencapai penguasaan penuh oleh murid atas bahan pelajaran yang disampaikannya. Dalam proses belajar mengajar sering digunakan komunikasi verbal, dimana guru menyampaikan bahan pelajaran melalui bahasa. Oleh karena itu, bahasa merupakan pelajaran yang penting. Pelajaran bahasa harus menunjang pemahaman dalam semua pelajaran lainnya. Untuk itu pelajaran bahasa juga harus ditujukan ke arah peningkatan kemampuan dan kecepatan menangkap dan menyatakan buah pikiran. Agar pelajaran dapat dipahami, guru sendiri harus fasih berbahasa dan mampu menyesuaikan bahasanya dengan kemampuan murid sehingga murid-murid dapat memahami bahan yang disampaikannya.21 4) Ketekunan Ketekunan itu nyata dari jumlah waktu yang diberikan oleh murid untuk belajar mempelajari sesuatu. Ketekunan belajar berhubungan dengan sikap dan minat terhadap pelajaran. Bila suatu pelajaran, karena suatu hal tidak menarik minatnya, maka ia segera mengesampingkannya jika menjumpai kesulitan. Sebaliknya ia dapat berjam-jam melakukan tugas jika suatu tugas menarik. Bahan pelajaran dapat dianalisis menjadi langkah-langkah tertentu yang dapat dilalui oleh setiap murid dengan hasil baik. Keberhasilan dalam melakukan tugas akan menambah semangat belajar dan ketekunan belajar. Semakin sering anak mendapat kepuasan atas kemampuannya menguasai bahan pelajaran, maka makin besar pula ketekunannya.22 20
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, hlm. 41
21
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, hlm. 43
14
5) Waktu yang tersedia untuk belajar Dalam sistem pendidikan kita kurikulum dibagi dalam bahan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, misalnya untuk satu semester atau satu tahun. Guru dapat menguraikannya menjadi tugas bulanan atau mingguan. Maksudnya ialah agar bahan yang sama dikuasai oleh semua murid dalam jangka waktu yang sama. Dapat dipahami bahwa waktu yang sama untuk bahan yang sama tidak akan sesuai bagi semua murid dengan kondisi yang berbeda. Bagi murid yang pandai, waktu itu terlampau lama. Sedangkan untuk murid yang tidak begitu pandai waktu itu mungkin tidak cukup. Jumlah waktu saja tidak mempertinggi keberhasilan belajar dan penguasaan materi. Selain waktu masih perlu sikap dan minat anak untuk mempelajari bahan pelajaran itu, kemampuan bahasa, mutu pengajaran dalam kelas.23 d. Fungsi Penguasaan Materi dalam Pembelajaran Penguasaan materi tidak akan lepas dari proses belajar, karena penguasaan materi merupakan hasil yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar. Sedangkan hasil proses belajar siswa itu sendiri nantinya akan dinyatakan dalam bentuk perubahan tingkah laku baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun dalam masyarakat. Dalam pendidikan, penguasaan materi ini berfungsi agar para siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan pada saat proses belajar mengajar sebagai dasar untuk mencapai tingkatan hasil belajar yang lebih tinggi. e.
Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pendidikan di sekolah merupakan kesempatan yang sangat baik untuk membina anak setelah lingkungan keluarga. Begitu juga pendidikan agama Islam. Di sekolah pendidikan agama islam merupakan dasar bagi pembinaan sikap dan jiwa agama pada anak. Apabila guru PAI mampu membina sikap
22
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, hlm. 48
23
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, hlm. 49
15
positif siswa terhadap agama dan berhasil dalam membentuk pribadi dan akhlak siswa, maka untuk mengembangkan sikap tersebut pada masa selanjutnya akan lebih mudah. Untuk itu perlu disusun suatu kurikulum PAI untuk SMA yang sesuai dengan tingkat kejiwaan siswa-siswa usia SMA untuk mewujudkan pribadi muslim. Karena membina pribadi muslim adalah wajib dan hal ini tidak mungkin terwujud kecuali dengan jalan pendidikan.24 Dalam UU no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional telah mensyaratkan beberapa hal yang harus dipenuhi dalam menyusun kurikulum pendidikan. Dua hal pertama yang harus diperhatikan adalah peningkatan iman dan taqwa serta peningkatan akhlak mulia.25 Untuk merealisasikan hal ini, pendidikan nasional memfungsikan pendidikan agama sebagai mata pelajaran yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.26 Dari penjelasan tentang isi materi diatas, maka standar kompetensi pelajaran PAI untuk jenjang SMA adalah: 1. Mampu membaca dengan mengetahui hukum bacaannya, menulis dan memahami ayat Al-Qur’an serta mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Beriman kepada Allah SWT, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan qadha qodar dengan mengetahui fungsi dan hikmahnya serta terefleksi dalam sikap, perilaku dan akhlak peserta didik pada dimensi kehidupan sehari-hari. 3. Terbiasa berperilaku dengan sifat-sifat terpuji, menghindari sifat-sifat tercela, dan bertata krama dalam kehidupan sehari-hari.
24
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 17
25
UU Sisdiknas, Bab X pasal 36 ayat 3, (Bandung: Citra Umbara)
26
UU Sisdiknas, Bab X pasal 37 ayat 1, (Bandung: Citra Umbara)
16
4. Memberi sumber hukum dan ketentuan hukum islam tentang ibadah, muamalah, mawaris, munakahat, jenazah, dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 5. Memahami dan mampu mengambil manfaat dan hikmah perkembangan Islam di Indonesia dan dunia serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.27 f.
Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Tujuan Pendidikan agama Islam yang dikemukakan oleh Muhammad Athiyah Al-Abrasi adalah:28 1) Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. 2) Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat. 3) Persiapan mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. 4) Menumbuhkan semangat ilmiah (scientific spirit) pada pelajaran dan memuaskan keinginan. Artinya untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu itu sendiri. 5) Menyiapkan belajar dari segi profesional teknis supaya dapat menguasai profesi tertentu, dan keterampilan tertentu agar ia dapat mencapai rejeki dalam hidup disamping memelihara segi kerohanian.29 Sedangkan menurut Al-Ghozali tujuan Pendidikan Agama Islam yang hendak dicapai adalah “pertama kesempurnaan manusia, yang puncaknya adalah dekat dengan Allah SWT. Kedua kesempatan manusia, yang puncaknya kebahagiaan di dunia dan akhirat karena itu berusaha mengajar manusia agar mampu mencapai tujuan-tujuan yang dirumuskan tadi.”30 Jadi menurut Al-Ghozali ada dua tujuan pendidikan yang ingin dicapai sekaligus, yaitu kesempurnaan manusia yang bertujuan mendekatkan diri dalam arti kuantitatif kepada Allah SWT. Kesempurnaan manusia yang
27
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 159 28
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm. 17
29
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, hlm. 17
30
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, hlm. 16
17
dimaksud adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat. Untuk menjadikan insan kamil (manusia paripurna) yang panjang dan ada prasarat-prasarat yang harus dipenuhi diantaranya mempelajari berbagai ilmu, mengamalkannya dan menghadapi
berbagai
cobaan
yang mungkin
terjadi
dalam
proses
kependidikan itu.31 Untuk itulah Pendidikan Agama Islam sangat penting karena pada usia ini diberi pendidikan agama dengan tujuan membimbing, menuntun siswa dengan berbagai pengetahuan agama sesuai dengan perkembangannya baik tentang dasar-dasar atau hikmah hukum islam maupun tentang praktek ibadah baik di sekolah maupun di luar sekolah untuk meningkatkan aqidah dan pengetahuan agama agar menjauhkan diri dari berbagai kepercayaan.
2.
Perilaku Keagamaan
a.
Pengertian Perilaku Keagamaan “Perilaku” adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.32 Dalam psikologi dijelaskan bahwa behavior come with the transition for external to internal authority and consists of conduct regulated from within.33 Artinya perilaku muncul bersamaan dengan peralihan kekuasaan eksternal ke internal dan terdiri atas tingkah laku yang diatur dari dalam, yang disertai perasaan tanggung jawab pribadi untuk tindakan masingmasing. Menurut Mursal H.M. Taher tingkah laku atau perilaku keagamaan adalah “Tingkah laku yang didasarkan atas kesadaran tentang adanya Yang Maha Kuasa, misalnya aktivitas keagamaan, shalat dan sebagainya.”34 Dengan demikian dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku keagamaan adalah segala aktivitas atau aspek perilaku yang
31
Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, hlm. 17
32
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 859
33
Elizabeth B Hurlock, Child Development, (McGraw-Hill, 1978), hlm 387
34
Drs. Mursal H.M. Taher, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, Bandung: Al-Ma’arif, l977), hlm. 121.
18
didasarkan pada nilai-nilai keagamaan, baik dari dimensi vertikal yakni hubungan manusia dengan Tuhannya ataupun dimensi horisontal yakni hubungan antara sesama manusia dan juga dengan lingkungan. Dari pengertian perilaku keagamaan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku keberagamaan adalah sikap mental yang tercermin melalui kenyataan dengan berdasarkan pada nilai-nilai agama. Seseorang dikatakan memiliki perilaku keberagamaan yang baik apabila mampu dengan sungguhsungguh melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Perilaku keagamaan dapat diartikan bagaimana setiap manusia mampu mengaplikasikan ajaran keimanan dan ketakwaan dalam kehidupan seharihari. b. Macam-Macam Perilaku Keagamaan Secara garis besar perilaku atau akhlak dibagi menjadi dua yaitu akhlak terhadap khalik (pencipta) dan akhlak terhadap makhluk sekitar (ciptaan Allah). Akhlak terhadap sesama makhluk dapat dibagi menjadi dua yaitu:35 1) Akhlak terhadap manusia (keluarga, diri sendiri dan masyarakat) 2) Akhlak terhadap lingkungan Berdasarkan
keterangan
diatas
maka
macam-macam
perilaku
keagamaan dapat dikategorikan menjadi:36 1) Perilaku Terhadap Allah dan Rasul-Nya a) Mengesakan-Nya atau tidak menyekutukan-Nya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah QS. Al-Ikhlas 1-4 yang berbunyi: 1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan
35
Kaelany, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm.
58 36
Kaelany, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, hlm. 58
19
tidak pula diperanakkan, 4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. A1-Ikhlas: 1-4)37 b) Taqwa Taqwa adalah memelihara diri dari siksa Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Bila ajaran Islam dibagi menjadi iman, islam, dan ihsan, maka taqwa adalah integralisasi ketiganya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah QS. Ali Imran 132 yang berbunyi: Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat. (QS. Ali Imran: 132)38 c) Tawakal Tawakal adalah membebaskan hati dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan segala sesuatunya kepada Allah.39 d) Syukur Syukur adalah memuji si pemberi nikmat atas kebaikan yang telah dilakukannya. Syukur memiliki tiga dimensi yaitu hati, lisan, dan anggota badan. Hati yaitu dengan mengakui nikmat itu secara batin, lisan yaitu membicarakannya secara lahir. Anggota badan yaitu dengan menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepada Allah.40 e) Taubat Taubat berarti kembali pada kesucian. Sedangkan bertaubat berarti menyadari kesalahan, memohon ampun kepada Allah, menyesali
37
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia), hlm.
1118 38
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia), hlm.
97 39
Kaelany, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, hlm. 58
40
Abdullah Salim, Akhlak Islami Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, hlm. 72
20
perbuatan, berjanji tidak akan mengulangi dosa yang telah dilakukan serta mengganti dengan perbuatan yang baik.41
2) Perilaku Terhadap Diri Sendiri Perilaku terhadap diri sendiri maksudnya berbuat baik terhadap dirinya, sehingga tidak mencelakakan dirinya kedalam keburukan, lebihlebih berpengaruh kepada orang lain. Akhlak ini meliputi jujur, disiplin, pemaaf, hidup sederhana.42 a) Jujur, artinya menyatakan sesuatu dengan apa adanya. Kejujuran merupakan keseimbangan antara lidah dan hati secara lahir dan batin. b) Disiplin, artinya taat pada tata tertib. Dalam kehidupan pribadi diperlukan tata tertib yang mengikat diri agar dapat memanfaatkan waktu yang ada. c) Pemaaf, adalah sikap lapang dada terhadap segala persoalan baik yang menimpa dirinya ataupun orang lain. d) Hidup Sederhana atau hemat adalah menggunakan nikmat dari Allah sebagaimana mestinya. 3) Perilaku Terhadap Keluarga Wajib hukumnya bagi umat Islam untuk menghormati kedua orang tuanya yaitu berbakti, mentaati perintahnya dan berbuat baik kepada ayah dan ibu mereka itu.43 Selain itu kita harus berbuat baik kepada saudara kita. Dan bagi suami istri harus saling menghormati. 4) Perilaku Terhadap Tetangga Setiap umat harus mengetahui bahwa tetangganya mempunyai hak. Oleh karena itu perlu berakhlak yang baik terhadap tetangga dan menghormati haknya. Hak terhadap tetangga meliputi tidak boleh
41
Abdullah Salim, Akhlak Islami Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, hlm. 67
42
Kaelany, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, hlm 59
43
Abdullah Salim, Akhlak Islami Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, hlm. 72
21
menyebarkan rahasia tetangga, tidak boleh membuat gaduh, saling menolong bila ada yang kesusahan.44 5) Perilaku Terhadap Masyarakat Akhlak atau sikap seseorang terhadap masyarakat atau orang lain diantaranya adalah menghormati perasaan orang lain, memberi salam dan menjawab salam, pandai berterima kasih, memenuhi janji, tidak boleh mengejek.45 c.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Keagamaan Ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi terbentuknya perilaku keagamaan: 1) Faktor Internal (Pembawaan) Setiap manusia yang lahir ke dunia ini menurut fitrah kejadiannya mempunyai potensi beragama atau keimanan kepada Tuhan atau percaya adanya kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup dan kehidupan alam semesta. Dalam perkembangannya, fitrah beragama ini ada yang berjalan secara alamiah dan ada juga yang mendapat bimbingan dari para rasulullah, sehingga fitrahnya itu berkembang sesuai dengan kehendak Allah SWT. Keyakinan bahwa manusia itu mempunyai fitrah atau kepercayaan kepada Tuhan didasarkan pada firman Allah QS. Ar-Rum 30 yang berbunyi: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum: 30)46
44
Abdullah Salim, Akhlak Islami Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, hlm. 114
45
Abdullah Salim, Akhlak Islami Membina Rumah Tangga dan Masyarakat, hlm. 115
46
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta Departemen Agama Republik Indonesia), hlm.
645
22
2) Faktor Eksternal (Lingkungan) Faktor pembawaan atau fitrah beragama merupakan potensi yang mempunyai kecenderungan untuk berkembang. Namun, perkembangan itu tidak akan terjadi manakala tidak ada faktor luar (eksternal) yang memberikan rangsangan atau stimulus yang memungkinkan fitrah itu berkembang dengan sebaik-baiknya. a) Keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan fitrah beragama anak. Orang tua hendaknya memelihara hubungan yang harmonis antar anggota keluarga. Hubungan yang harmonis, penuh pengertian dan kasih sayang akan membuahkan perkembangan perilaku yang baik.47 b) Sekolah Sekolah
merupakan
lembaga
pendidikan
formal
yang
mempunyai program yang sistematik dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya. Dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan fitrah beragama siswa, maka sekolah terutama guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan wawasan pemahaman, pembiasaan mengamalkan ibadah atau akhlak yang mulia dan sikap apresiatif terhadap ajaran agama.48 c) Masyarakat Dalam masyarakat, individu akan melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau anggota masyarakat lainnya. Apabila teman sepergaulan itu menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilainilai agama (berakhlak baik) maka anak remaja pun cenderung akan
47
Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) , hlm. 139 48
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hlm. 140
23
berakhlak baik. Namun apabila temannya menampilkan perilaku yang kurang baik, maka anak cenderung akan terpengaruh untuk mengikuti atau mencontoh perilaku tersebut. Hal ini akan terjadi apabila anak kurang mendapatkan bimbingan agama dalam keluarganya.49 Berikut adalah bagan terbentuknya perilaku beragama seorang individu:50 Keluarga
Sekolah
Memberikan pengajaran, bimbingan, pembiasaan, keteladanan dalam beribadah dan berakhlakul karimah. Serta menciptakan situasi kehidupan yang memperlihatkan ajaran agama.
Anak yang sholeh (pola pikir, sikap dan perilaku) sesuai dengan ajaran agama.
Masyarakat
Dari bagan diatas terlihat bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan perilaku itu terbentuk dari sikap dan tuntutan. d. Aspek-Aspek Perilaku Keagamaan Perilaku beragama mencakup tiga aspek yaitu iman, islam dan ihsan:51 1) Iman Iman secara etimologi ialah yakin, sedangkan menurut terminologi syariat adalah keyakinan yang bersifat khusus yaitu keyakinan kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan takdir baik ataupun buruk.52 Berkenaan dengan iman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
49
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hlm. 141
50
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, hlm. 141
51
Kaelany, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, hlm 30
52
Kaelany, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, hlm 54
24
Iman adalah asas diterimanya amal. Orang yang tidak beriman amalnya akan ditolak Allah dan tidak akan mendapatkan pahala. Hal ini sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Anbiya’ 94 yang berbunyi: Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya. (QS. AlAnbiya’: 94)53 Iman bukan sekedar keyakinan, karena iman yang benar mencakup dua hal, yaitu keyakinan yang tidak dicampuri keraguan dan amalan sebagai pembenaran keyakinan. Iman harus utuh tidak boleh setengahsetengah. Iman bisa bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. 2) Islam Islam secara bahasa berarti tunduk dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah. Sedangkan menurut syariat Islam adalah agama yang datangnya dari Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan ramadhan dan berhaji bagi yang mampu.54 Lima rukun tersebut bisa dikategorikan lagi menjadi dua jenis yaitu perkataan (mengikrarkan dua kalimat syahadat) dan perbuatan (shalat, puasa, zakat, haji). 3) Ihsan Ihsan adalah beribadah kepada Allah dengan penuh antusias dan bermunajat kepada-Nya. Jika hal itu sulit diraih, tingkatan dibawahnya ialah beribadah kepada Allah dengan rasa takut dan lari dari azab-Nya.
53
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia), hlm.
507 54
Kaelany, Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, hlm 33
25
Seperti dalam hadis yang berbunyi:
Ihsan itu adalah bahwa engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak dapat melihat-Nya maka dia melihatmu (HR. Al-Bukhari) Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai dimensi. Adapun
dimensi
keberagamaan
menurut
Glock
&
Stark
(Robertson, 1988), yang dikutip oleh Djamaludin Ancok ada lima macam diantaranya:55 a) Dimensi Keyakinan Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui
kebenaran
doktrin-doktrin
tersebut.
Setiap
agama
mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. b) Dimensi Praktik Agama Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Dalam
islam
perintah-.perintah
yang
harus
dijalankan
diantaranya adalah Shalat, Puasa, dan Zakat. c) Dimensi Pengalaman 55
DjamaludinAncok Fuad NashoriSuroso, Psikologi Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), hlm.77
26
Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai
kenyataan
terakhir.
Dimensi
ini
berkaitan
dengan
pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan dan persepsi-persepsi. d) Dimensi Pengetahuan Agama Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama Paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, kitab suci dan tradisi-tradisi.56 Dimensi pengetahuan agama meliputi pengetahuan siswa tentang materi pendidikan islam sebagai bekal kehidupan beragama dalam melaksanakannya pada kehidupan sehari-hari. e) Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman dan pengetahuan seseorang.57 Dimensi konsekuensi mencakup perbuatan. Orang yang mempunyai konsekuensi beragama mempunyai pegangan agama yang teguh dan tercermin dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak hanya dilihat dari perbuatan seseorang dalam bentuk kelompok seperti berdoa bersama, shalat berjamaah dan sebagainya. Sedangkan dari individu ia akan menjauhkan perbuatan yang dilarang oleh Allah, kapan saja dan dimana saja. Jadi, ia hanya takut kepada Allah. Dengan demikian maka akan tercermin kepribadian yang luhur.
3.
Kerangka Berpikir Islam adalah agama yang memberikan derajat yang tinggi kepada orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu mereka
56
DjamaludinAncok Fuad NashoriSuroso, Psikologi Islami, hlm.78
57
DjamaludinAncok Fuad NashoriSuroso, Psikologi Islami, hlm.78
27
akan melaksanakan ibadah dengan sepenuh hati dan sesuai dengan syarat dan aturan yang telah ditetapkan. Dalam QS. Al-Mujadalah ayat 11 dijelaskan bahwa Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat. Penjelasan ayat tersebut menerangkan bahwa manusia itu dituntut mencari ilmu pengetahuan jika ia menginginkan derajat yang tinggi disisi Allah, dan tentunya penguasaan ilmu ini harus disertai dengan pengamalan dalam kehidupan. Ilmu pengetahuan itu didapat melalui proses belajar yang merupakan suatu usaha untuk menghasilkan perubahan tingkah laku, sedangkan tingkah laku yang dihasilkan meliputi kemampuan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Keberhasilan belajar siswa pada aspek kognitif akan mengantarkannya kepada suatu pengamalan dalam tingkah lakunya. Keberhasilan aspek kognitif ini menjadi potensi yang akan menghantarkan pada suatu keyakinan yang mantap dan penghayatan serta pengamalan yang mendalam terhadap ajaran-ajaran islam. Hubungan antara penguasaan materi dengan perilaku keagamaan menurut Hamka dalam bukunya yang berjudul Falsafah Hidup dijelaskan bahwa “Ilmu yang tidak diikuti amal tidaklah ada gunanya bagi hayat. Karena ilmu itu membekas keluar diri dan kepada yang lain”58 Artinya bahwa ilmu pengetahuan mempunyai pengaruh yang besar terhadap amal. Karena dengan kita mempunyai ilmu pengetahuan maka kita akan berperilaku sesuai dengan syariat Islam. Jadi apabila seorang siswa yang mempunyai penguasaan materi Pendidikan Agama Islam yang sempurna maka perilaku keagamaannya akan lebih baik dibanding dengan siswa yang kurang mempunyai penguasaan atau pengetahuan materi Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian perilaku
58
Hamka, Falsafah Hidup, (Jakarta: Pustaka, 1994), hlm. 73
28
keagamaan siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuan dan kesadaran serta sikap mentalnya. Dari penjelasan diatas, jelaslah bahwa penguasaan materi memiliki peranan penting dalam pengamalan agama, sehingga apabila siswa memiliki cara penguasaan yang tinggi akan memiliki harapan yang besar terhadap pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari, apabila didukung oleh faktorfaktor belajar yang lain. C. Hipotesis Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti dibawah dan “thesa” yang artinya kebenaran. Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.59 Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.60 Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam skripsi ini adalah terdapat pengaruh antara penguasaan materi PAI aspek kognitif terhadap perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Dengan kata lain semakin siswa menguasai materi PAI aspek kognitif, maka akan semakin baik pula perilaku keagamaannya.
59
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm.71 60
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), hlm. 64
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian
yang
dilakukan
adalah
penelitian
kuantitatif
dengan
menggunakan teknik statistik inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya berlaku untuk populasi).1 Metode ini digunakan untuk menggambarkan seluas-luasnya mengenai penguasaan materi PAI aspek kognitif dan perilaku keberagamaan, survei ini diadakan dengan menggunakan
tes
pengetahuan
dan
angket
sebagai
instrumen
untuk
mengumpulkan data. Dengan demikian dapat diselidiki dan dikorelasikan dengan menggunakan rumus Analisis Regresi. Dalam penelitian ini menggunakan teknik survei dengan teknik analisis Regresi. Teknik analisis Regresi ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenam taraf hubungan yang terjadi antara variabel (ubahan) kriterium dan prediktor. Metode survei dilaksanakan untuk mengumpulkan data tentang perilaku keagamaan, dengan menggunakan angket sebagai instrument penelitian. Dan data tentang penguasaan materi PAI aspek kognitif diperoleh dan hasil tes. Sedangkan teknik analisis Regresi yang digunakan adalah teknik analisis Regresi satu prediktor dengan skor deviasi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 15 hari (2 minggu) mulai tanggal 30 Januari-14 Februari 2012 di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV.
Alfabeta, 2009), hlm. 209
30
C. Variabel Penelitian Variabel dapat diartikan sesuatu yang menjadi obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.2 Menurut Hatch dan Farhady, dalam bukunya Sugiono, secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek-obyek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau obyek satu dengan obyek lain.3 Sedangkan menurut Karlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Dalam bagian lain Karlinger mengartikan bahwa variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda, dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.4 Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini bahwa variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.5 Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu: a. Penguasaan materi PAI aspek kognitif sebagai variabel pengaruh (independent variabel) atau variabel X. Variabel X meliputi 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam hal ini penulis membatasi hanya 2 aspek yang dijadikan sebagai indikatornya yaitu: 1) Pengetahuan 2) Pemahaman Alasan hanya mengambil dua aspek karena dua aspek tersebut bisa mewakili untuk dijadikan tes tertulis untuk siswa.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 161 3
Sugiono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), hlm. 38
4
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 38
5
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 38
31
b. Perilaku Keagamaan sebagai variabel terpengaruh (dependent variabel) atau variabel Y. Penulis menyamakan variabel Y dengan akhlak, sehingga yang dijadikan indikator adalah: 1) Perilaku yang berhubungan dengan Allah 2) Perilaku yang berhubungan dengan manusia 3) Perilaku terhadap Lingkungan sekitar
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.6 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini keseluruhan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 2. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.7 Sampel yang baik adalah sampel yang representatif mewakili populasi. Berapa jumlah anggota sampel yang akan digunakan sebagai sumber data tergantung pada tingkat kepercayaan yang dikehendaki. Bila dikehendaki data sampel dipercaya 100% mewakili populasi, maka jumlah anggota sampel sama dengan jumlah anggota populasi. Bila tingkat kepercayaan 95% maka jumlah sampel akan lebih kecil dari jumlah anggota populasi. Mengingat jumlah siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang mencapai 298, maka dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sampel sejumlah 55% dari populasi yaitu 169 siswa sebagai responden.8 3. Teknik pengambilan sampel yang diterapkan adalah random sampling yaitu teknik pengumpulan data secara acak atau individu tanpa ada perbedaan untuk menjadi subyek penelitian. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh karena hak setiap
6
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 130
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 174
8
Sugiyono, Statistika, untuk Penelitian, hlm.63
32
subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.9 Pengambilan sampel dilakukan dengan Simple Random Sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Dalam hal ini penulis mengambil sampel 6 kelas dimana masing-masing kelas diambil beberapa siswa untuk dijadikan sampel. Adapun yang dijadikan sampel adalah: 1. XI IPA 2 sejumlah 21 siswa 2. XI IPA 3 sejumlah 24 siswa 3. XI IPA Imensi sejumlah 30 siswa 4. XI IPS 2 sejumlah 25 siswa 5. XI IPA 1 sejumlah 26 siswa 6. XI IPS I sejumlah 21 siswa
E. Teknik Pengumpulan Data Jenis penelitian ini adalah field research atau penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data dan persoalanpersoalan yang konkrit dalam kancah penelitian. Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan dalam menyusun skripsi ini digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: 1.
Metode Angket atau kuesioner Metode Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.10 Untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan angket ini, peneliti tidak harus bertemu langsung dengan subjek tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis untuk mendapatkan informasi.
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 177
10
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm. 142
33
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Yaitu angket yang disusun dengan menyediakan alternatif jawaban sehingga memudahkan responden dalam memberi jawaban dan memudahkan peneliti dalam menganalisa. Kuesioner disebarkan kepada sampel yang tersebar dan atau banyak jumlahnya. Subjek atau responden berusaha untuk menjawab pertanyaan atau pernyataan itu secara tertulis, serta mengembalikan kuesioner yang telah diisi jawaban kepada evaluator. 2.
Metode Tes Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan.11 Tes ini berbentuk tes tertulis yang digunakan untuk mengetahui penguasaan materi PAI Aspek Kognitif.
3.
Metode Dokumentasi Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barangbarang tertulis. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya.12 Metode ini digunakan setelah pengumpulan data selesai, maka peneliti mencari data pelengkap, seperti keadaan umum SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, keadaan guru, murid dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
F. Teknik Analisis Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut, dalam analisa ini penulis menggunakan teknik analisa data statistik. Langkah-langkah dalam analisis data ini adalah:
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 53 12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 201
34
1.
Deskripsi data hasil penelitian Dalam analisis ini akan dicari gambaran tentang pengaruh penguasaan materi PAI aspek kognitif terhadap perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang melalui pemberian tes dan angket. Tes penguasaan materi PAI aspek kognitif penulis lakukan dengan menjumlah jawaban yang benar dikalikan 5. Sedangkan untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa kelas XI maka menggunakan metode angket. Adapun pertanyaan yang diberikan terdiri dari empat alternatif jawaban yang mempunyai bobot nilai tersendiri. Untuk memudahkan penggolongan data statistiknya, maka dari empat alternatif jawaban dari setiap soal dari variabel perilaku keagamaan diberi skor sebagai berikut: 1) Bila jawaban A maka nilainya 4 2) Bila jawaban B maka nilainya 3 3) Bila jawaban C maka nilainya 2 4) Bila jawaban D maka nilainya 1 Penilaian diatas digunakan untuk pertanyaan yang positif, sedangkan untuk pertanyaan yang negatif maka digunakan penilaian sebaliknya.
2.
Pengajuan Hipotesis Analisis ini sifatnya adalah melanjutkan dari analisis pendahuluan. Analisis ini dimaksudkan untuk menguji data tentang pengaruh variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Dalam hal ini menggunakan rumus Regresi satu prediktor dengan skor deviasi. Adapun untuk menganalisis data dengan tahapan sebagai berikut: 1) Mencari hubungan antara prediktor dan kriterium melalui teknik korelasi product moment, dengan rumus: rxy
xy ( x )( y 2
2
)
Keterangan: rxy
: indeks korelasi yang dicari
35
xy : jumlah nilai deviasi X kali Y dikuadratkan x2
: deviasi variabel X kuadrat
y2
: deviasi variabel Y kuadrat13
2) Uji signifikan hubungan berkonsultasi dengan tabel r 3) Mencari persamaan regresi: = aX + k14
Ŷ
Keterangan: Ŷ
= kriterium
X
= predictor
a
= bilangan koefisien prediktor
k
= bilangan konstan.
4) Analisis varian garis regresi Freg
RK reg RK res
Keterangan: Freg
: harga bilangan F untuk garis regresi
RK reg : rerata kuadrat garis regresi
RK res : rerata kuadrat residu Adapun
ringkasan
langkah-langkahnya
dibawah
ini
dengan
menggunakan skor deviasi: Sumber
Db
Regresi
1
Residu
N–2
Total
N-1
JK
RK
( xy) 2
x
y
2
2
JKreg
y
2
Freg
JKreg dbreg JKres dbres
RK reg RK reg
JKtot dbtot
13
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi, 2001), hlm 4
14
Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, hlm 6
36
3.
Pembahasan Setelah memperoleh Freg maka langkah selanjutnya adalah tabel baik membandingkan harga Freg dengan F pada taraf signifikansi 5%maupun 1 % dengan kemungkinan: a. Jika Freg lebih besar daripada 1% atau 5% maka signifikan (hipotesis diterima) b. Jika Freg lebih kecil daripada F 1% atau 5% maka non signifikan (hipotesis ditolak).
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data Umum Hasil Penelitian 1.
Sejarah Berdirinya SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah lembaga pendidikan yang
berada di bawah yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Semarang. Yayasan ini semula bernama Yayasan Badan Wakaf yang didirikan oleh sekelompok cendekiawan muslim Jawa Tengah (Semarang) yang sadar dan menaruh perhatian terhadap perkembangan dan keadaan umat Islam dan bangsa Indonesia pada umumnya sejak awal proklamasi kemerdekaan RI. Status sebagai Badan Wakaf diperoleh secara resmi pada tanggal 13 Juli 1950 dengan akta notaris Tan A Sioe nomor 86 dengan pengurus perdana sebagai berikut: Pelindung
: Residen Malino
Ketua
: Dr. Abdul Gaffar Sd.M
Wakil Ketua
: Ustad Abu Bakar Assegaf
Penulis I
: R.Suryadi
Penulis II
: Ali Al Idrus
Komisaris Komisaris : Moh Toyib Tohari Zaenal Amien Abdul Kadir Al Idrus Wartono Seiring dengan perkembangan zaman badan hukum ini mengalami beberapa kali perubahan sedangkan yang terakhir dengan akta notaris RMSutomo no 8 Tanggal 13 Oktober 1980. Dalam akta tersebut diantaranya menyebutkan bahwa yayasan Badan Wakaf Sultan Agung berlandaskan Pancasila dan bertujuan menyebarkan pendidikan dan ajaran Islam yang dijiwai oleh dakwah Islamiyah. Untuk mencapai tujuan tersebut diantaranya dengan usaha mendirikan lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah
38
lanjutan sampai Perguruan tinggi dan pesantren serta lembaga lainnya guna menyebarkan syiar Islam. Pada tanggal 2 Januari 1966 SMA Sultan Agung 1 Semarang didirikan dengan lokasi Gedung di jalan Suromenggalan No 62. Pada tahun 1968 pindah ke jalan Seroja untuk beberapa bulan saja dan akhirnya pindah ke jalan Mataram 657 Semarang. Pada tanggal 1 Juni 1970 SMA Sultan Agung 1 memperoleh status terdaftar. Beracuan dari perolehan status terdaftar inilah sebagai tanda berdirinya SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang yang seterusnya diperingati sebagai “Milad SMA ISSA 1” setiap tahun. Pada awalnya gedung yang berada di jalan Mataram hanya satu unit gedung. Kemudian secara berangsur-angsur gedung diperbaharui dan ditambah hingga tiga lantai dan menjadi lima unit serta satu unit kantin yang representatif. Sejak awal berdirinya hingga tahun pelajaran 2011/2012, SMA ISSA 1 telah dipimpin oleh enam kepala sekolah yaitu: 1. Drs. Iswoyo PIA
(1966-1970)
2. Hj. Hudahaniem, B.Sc
(1970-1997)
3. Drs. DadiBasuki
(1997-2002)
4. Drs. RisnoSetiyono
(2002-2006)
5. Much. Muchlis Hidayatullah,S.Pd
(2006-2010)
6. Drs. Sardjana
(2010-sekarang)
39
3.
Visi, Misi dan Tujuan SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang
a.
Visi Sebagai lembaga pendidikan Menengah Umum Islam terkemuka dalam
pendidikan, pendalaman dan penghayatan nilai-nilai Islam, dan penguasaan dasardasar ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk mempersiapkan kader-kader generasi khairaummah.
40
b. Misi Menyelenggarakan pendidikan menengah umum Islam dalam rangka dakwah Islamiyah yang berorientasi pada kualitas dan kesetaraan universal dengan: 1. Mengembangkan konsep operasional kader generasi khairaummah, dan proses pendidikannya. 2. Mengembangkan kualitas bahan pendidikan dan bahan ajar sejalan dengan nilai-nilai Islam dan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). 3. Mengembangkan kualitas sistem, metode dan teknologi pendidikan dalam pendidikan nilai-nilai Islam dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), sejalan dengan perkembangan pendidikan. 4. Membangun kualitas guru atau pendidik profesional yang tafaqquhfiddin. 5. Menyelenggarakan sarana dan prasarana pendidikan sejalan dengan kebutuhan pendidikan yang bermutu tinggi. 6. Menciptakan budaya sekolah Islami. 7. Menjadikan kemajuan dan keberhasilan peserta didik dalam proses pendidikan sebagai pusat orientasi dan tujuan yang paling diutamakan dalam semua kegiatan. c.
Tujuan
1. Tersusunnya konsep dinamis dan operasional tentang kader generasi khairaummah dan proses pendidikannya. 2. Terselenggaranya
proses
pendidikan
membangun
kader
generasi
khairaummah. 3. Terselenggaranya proses peningkatan mutu bahan ajar secara terus menerus, berkelanjutan dan terwujud dalam budaya sekolah Islami. 4. Terselenggaranya proses peningkatan mutu bahan ajar secara tents menerus, berkelanjutan dan teruji secara universal. 5. Terwujudnya jamaah sekolah dipimpin para guru tafaqquhfiddin. 6. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas sistem dan metode pendidikan secara terus menerus dan berkelanjutan.
41
7. Terwujudnya pemanfaatan dan pemutakhiran teknologi pendidikan. 8. Terselenggaranya sarana dan prasarana pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan pendidikan sekolah menengah umum.
4.
Keadaan Umum SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang
a.
Keadaan Sekolah Gedung SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang terletak di Jl. Mataram
657 Semarang. Bagian gedung yang digunakan untuk kelas dan lapangan olahraga terletak di jalan Wonodri Kebondalem. Di sebelah utara terletak gedung berlantai tiga yang terdiri atas ruang-ruang kelas, koperasi, studio musik, ruang OSIS atau pramuka dan musholla. Selain itu, juga terdapat tempat parkir siswa, lapangan olahraga, tempat upacara, ruang guru, ruang BK, ruang perpustakaan dan tujuh ruang kelas. Di sebelah selatan berdiri gedung berlantai dua, berfungsi sebagai ruang komite sekolah, ruang OSIS, ruang alumni, dua belas ruang kelas, dan dapur. Di bagian belakangnya, berupa gedung terpadu berlantai tiga yang digunakan untuk laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium biologi, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, ruang audiovisual dan tempat parkir kendaraan guru. Adapun fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang antara lain: 1. Laboratorium
: terdiri dari 7 ruang (laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium biologi, laboratorium komputer, laboratorium
bahasa,
laboratorium
seni
rupa,
laboratorium IPS) 2. Ruang Audio Visual (pandang dengar dan multimedia) 3. Perpustakaan
: memuat berbagai jenis buku bacaan dan buku paket pelajaran dengan kapasitas 150 kursi.
4. Koperasi 5. Masjid
: Berkapasitas 600 orang
6. Studio Musik 7. Kantin
42
8. Halaman Parkir 9. Lapangan Basket dan volly, Tennis meja, Badminton.
b. Keadaan Guru dan Siswa 1) Keadaan Guru SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang memiliki guru atau pengajar yang cukup memadai dan profesional untuk mengembangkan kecakapan seluruh siswa. Kondisi pada tahun terakhir sebagai berikut: TABEL 1 Status
Jumlah
Guru Tetap
29
Guru DPK
6
Guru Tidak Tetap
25
Adapun data guru dan pegawai SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang sebagaimana terlampir. 2) Keadaan Siswa SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang adalah termasuk sekolah menengah swasta favorit di wilayah Semarang.Ini terbukti bahwa setiap tahun ajaran, sekolah ini harus menyeleksi dengan teliti setiap calon siswanya yang mendaftar. Berikut akan disajikan jumlah siswa pada tahun ajaran 2011/2012: TABEL 2
Kelas
Jumlah Kelas
Jumlah Siswa
7 Kelas
220 Siswa
a. Kelas XI prog. Bahasa
1 Kelas
17 Siswa
b. Kelas XI prog. IPA
4 Kelas
123 Siswa
c. Kelas Xl prog. IPS
5 Kelas
158 Siswa
Kelas X Kelas Xl
Kelas XII
43
a. Kelas XII prog. Bahasa
1 Kelas
19 Siswa
b. Kelas XII prog. IPA
4 Kelas
125 Siswa
c. Kelas XII prog. IPS
6 Kelas
213 Siswa
28 Kelas
875 Siswa
Jumlah
B. Deskriptif Data Hasil Penelitian Untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara penguasaan materi PAI aspek Kognitif terhadap perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, maka perlu diadakan deskripsi data. Deskripsi data ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu penguasaan materi PAI Aspek Kognitif, perilaku keagamaan dan pembahasan. 1. Deskripsi Data Tentang Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif Pada bagian ini akan dideskripsikan pengaruh penguasaan materi PAI Aspek Kognitif. Adapun data hasil penelitian tentang pengaruh penguasaan materi PAI aspek kognitif diperoleh dari instrumen tes sebanyak 20 soal. Dari hasil tes tentang penguasaan materi PAI aspek kognitif telah diketahui data skor masing-masing responden yaitu sebagaimana dalam pemaparan tabel yang ada di lampiran dimana diketahui ∑ X = 14460. Setelah itu kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor penguasaan materi PAI aspek kognitif dan skor rata-rata (mean). Adapun langkahlangkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mencari Jumlah Interval K
= 1+3,3logn =1 +3,3log 169 = 1 + 3,3 (2,227) =1 +7,3491 = 8.3491 dibulatkan menjadi 8
2) Menentukan Range R
=H – L+1 = 95 – 65+ 1 =31
44
Keterangan R =Range H = Nilai Tertinggi L = Nilai Terendah 3) Menentukan interval kelas i
=
R K
31 8
= 3,875 dibulatkan menjadi 4 Jadi jumlah interval adalah 8 dan interval kelas adalah 4. Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi dan interval nilai seperti pada tabel berikut: Tabel 3 Distribusi Frekuensi Skor Data X (Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif)
No
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
1 2 3 4 5 6 7 8
93-96 89-92 85-88 81-84 77-80 73-76 69-72 65-68 Jumlah
48 45 27 2 11 8 19 9 196
Frekuensi Relatif (%) 28,40 26,63 19,98 1,18 6,51 4,73 11,24 5,33 100
Dari tabel distribusi diatas, selanjutnya dapat dibuat histogram sebagaimana dibawah ini:
45
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 65-68
69-72
73-76
77-80
81-84
85-88
89-92
93-96
Dari gambar histogram diatas dapat dilihat bahwa pada interval 93-96 merupakan nilai yang paling banyak muncul dengan frekuensi sebesar 48.
2. Deskripsi Data Tentang Perilaku Keagamaan Adapun data hasil penelitian tentang perilaku keagamaan diperoleh dari penelitian angket yang diberikan kepada 169 responden, dengan soal sebanyak 20 pertanyaan. Setiap pertanyaan terdapat 4 alternatif jawaban dengan nilai 4, 3, 2, 1 untuk pertanyaan positif dan 1, 2, 3, 4 untuk pertanyaan negatif. Dari hasil angket tentang perilaku keagamaan telah diketahui data skor masing-masing responden yaitu sebagaimana dalam pemaparan tabel yang terdapat dalam lampiran dimana ∑ Y = 11818. Kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi skor perilaku keagamaan siswa dan skor rata-rata (mean). Adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Mencari Jumlah Interval K
= 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 169 = 1 + 3,3 (2,227)
46
= 1 + 7,3491 = 8.3491 dibulatkan menjadi 8 2) Menentukan interval kelas i
=
R K
Keterangan: i
= Interval Kelas
R = Rentang Nilai (Nilai Tertinggi - Nilai Terendah + 1) K = Jumlah Kelas i
(80 51 1) 8
30 8
= 3,75 dibulatkan menjadi 4 Jadi interval kelasnya dan 4 jumlah interval adalah 8. Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi dan interval nilai seperti pada tabel berikut: Tabel 4 Distribusi Frekuensi Skor Data Y (Perilaku Keagamaan) No
Kelas Interval
Frekuensi Absolut
1 2 3 4 5 6 7 8
79-82 75-78 71-74 67-70 63-66 59-62 55-58 51-54 Jumlah
21 22 44 33 22 13 11 3 169
Frekuensi Relatif (%) 12,43 13,01 26,04 19,53 13,01 7,69 6,51 1,78 100
Dari tabel distribusi di atas, selanjutnya dapat dibuat histogram sebagaimana di bawah ini:
47
45 40 35 30 25 20 15
10 5 0 51-54 55-58 59-62 63-66 67-70 71-74 75-78 79-82
Dari gambar histogram diatas dapat dilihat bahwa pada interval nilai 71-74 merupakan nilai yang paling banyak muncul dengan frekuensi sebesar 44.
C. Pengajuan Hipotesis Untuk membuktikan kuat lemahnya pengaruh dan diterima tidaknya hipotesa yang diajukan peneliti dalam penelitian ini, maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisien korelasi antara variabel X (penguasaan materi PAI aspek kognitif) dengan variabel Y (perilaku keagamaan). Dalam hal ini, peneliti menggunakan rumus regresi sederhana (1 prediktor). Tetapi sebelumnya akan disajikan terlebih dahulu tabel koefisien korelasi untuk menghitung regresi linier sederhana (1 prediktor). Adapun tabel koefisien korelasi bisa dilihat sebagaimana terdapat dalam lampiran
48
(b) Mean dan Simpangan Baku (SD) variabel Y (Perilaku Keagamaan)
2) Menentukan Kualitas Variabel (a) Menentukan Kualitas Variabel X (Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif) dengan standar lima M + 1,5 SD = 85,56 + 1,5 (9,4086) = 99,6729 M + 0,5 SD = 85,56 + 0,5 (9,4086) 90,2643 M - 0,5 SD = 85,56 - 0,5 (9,4086) = 81,0357 M - 1,5 SD = 85,56 - 1,5 (9,4086) = 71,9871
49
TABEL 8 Kualitas Variabel X (Penguasaan Materi PA! Aspek Kognitif)
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai distribusi frekuensi penguasaan materi PAI aspek kognitif siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam kategori Sedang. Hal ini dapat dilihat dan hasil analisis yang menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 85,56 yaitu terdapat pada interval 82-89.
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai distribusi frekuensi perilaku keagamaan siswa kelas Xl SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang dalam kategori
50
Sedang. Hal ini dapat dilihat dan hasil analisis yang menunjukkan nilai rata-rata (mean) sebesar 69,93 yaitu terdapat pada interval 66-72. Untuk melakukan uji hipotesis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mencari nilai korelasi antara variabel x, yaitu penguasaan materi PAI aspek kognitif dan variabel y, yaitu perilaku keagamaan, dengan menggunakan rumus:
Dari hasil indeks koefisien korelasi product moment variabel X terhadap variabel Y kemudian diperoleh indeks koefisien korelasi determinasi r2 xy = 0.066. Kemudian diuji dengan menggunakan t
hitung
untuk membuktikan tingkat
koefisien hubungan antara variabel X dengan Variabel Y menggunakan rumus : th
r n2 =
=
=
=
=
1 r2
0,257 169 2 1 0,066 0,257 167 1 0,066
0,257 x12,922 0,934
3,321 0,966
51
= 3,437
52
53
54
D. Pembahasan Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan analisis regresi satu prediktor dengan metode skor deviasi diperoleh nilai Freg 1 1,06. Kemudian dikonsultasikan pada Ftabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% dengan kemungkinan: a. Jika Freg lebih besar daripada Ftabel, baik 1% maupun 5% maka hasilnya signifikan dan hipotesis yang diajukan diterima. b. Jika Freg lebih kecil daripada Ftabel, baik 1% maupun 5% maka hasilnya non signifikan dan hipotesis yang diajukan ditolak. Diketahui bahwa Ftabel pada taraf signifikansi 5% 3,91 dan pada taraf signifikansi 1% 6,81 . Maka nilai Freg sebesar 1 1,06 lebih besar daripada Ftabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Dengan demikian, hasilnya dinyatakan signifikan dan hipotesis yang diajukan diterima. Artinya ada
55
pengaruh positif antara penguasaan materi PAI aspek kognitif terhadap perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang.
D. Keterbatasan Penelitian Walaupun peneliti telah melakukan penelitian dengan sungguh-sungguh serta berdasarkan dan data fakta, namun skripsi ini memiliki beberapa keterbatasan. Peneliti menyadari dalam suatu penelitian pasti terjadi banyak hambatan dan kendala. Adapun beberapa faktor yang menjadi kendala dan hambatan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Dalam mengerjakan soal dimungkinkan adanya jawaban responden yang kurang jujur, misalnya saling mencontek satu sama lain. 2. Waktu juga memegang peranan yang sangat penting. Namun demikian, peneliti menyadari bahwa dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti kurang dapat membagi waktu. 3. Berikutnya kendala yang dihadapi oleh peneliti adalah pada data yang diperoleh dalam penelitian. Pada dasarnya data yang akurat sangatlah penting bagi seorang peneliti, tetapi peneliti menyadari dalam penelitian ini peneliti kurang mendapatkan data yang akurat. 4. Berdasarkan perhitungan indeks koefisien korelasi determinasi diatas diketahui bahwa hanya 0,06 % pengaruh penguasaan materi PAI aspek kognitif terhadap perilaku keagamaan siswa. Hal ini dikarenakan Penguasaan materi PAI aspek kognitif bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan. Perilaku keagamaan lebih dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik dari lingkungan keluarga ataupun sekolah. Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang hams dihadapi dalam melakukan penelitian ini, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
56
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian lapangan seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penguasaan materi PAI Aspek Kognitif siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, menurut perhitungan rata-rata sebesar 85,56. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan materi PAI aspek kognitif siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang termasuk dalam kategori Sedang yaitu pada interval 82-89. 2. Perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, perlu dipertahankan. ini terbukti dengan rata-rata jawaban angket perilaku keagamaan sebesar 69,93. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang termasuk dalam kategori Sedang, yaitu pada interval 66-72. 3. Penguasaan materi PAI Aspek Kognitif memberikan pengaruh yang positif terhadap perilaku keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, hal ini terbukti berdasarkan analisis regresi satu prediktor yaitu bahwa Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,91 dan pada taraf signifikansi 1 % = 6,8 1 . Maka nilai Freg sebesar 1 1,06 lebih besar daripada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Dengan demikian, hasilnya dinyatakan signifikan dan hipotesis yang diajukan diterima. Artinya ada pengaruh positif antara penguasaan materi PAI Aspek Kognitif terhadap Perilaku Keagamaan siswa kelas XI SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang.
57
B. Saran-saran 1. Untuk Guru Guru sebagai pendidik hendaknya memberikan motivasi kepada siswa agar memiliki pengetahuan khususnya pengetahuan agama yang lebih dalam lagi. 2. Untuk Siswa Untuk siswa harus belajar lebih giat lagi supaya dapat menguasai materi sepenuhnya sehingga bisa diterapkan dalam perilaku sehari-hari. Karena kedua hal tersebut sangat berkaitan satu sama lain.
C. Kata Penutup Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sangat sederhana ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dan semua pihak yang sangat penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan dan khasanah bagi dunia pendidikan dan dapat menambah wawasan bagi pembaca. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT menyertai setiap langkah-langkah kita menuju kesuksesan. Amin ya robbal alamin.
58
DAFTAR KEPUSTAKAAN
A1-Qur’an dan Terjemahnya . (Jakarta : Departemen Agama Republik Indonesia) Arikunto, Suharsimi . Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan . (Yogyakarta: Bumi Aksara, 2007) _______,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . (Jakarta Rineka Cipta . 2010) Daradjat, Zakiah . Ilmu Pendidikan Islam . (Jakarta : Bumi Aksara . 1996) Depdikbud . Kamus Besar Bahasa Indonesia . (Jakarta : Balai Pustaka . 2005) Fauziyah, UlyaAthi’ . Hubungan Antara Penguasaan Materi PAI dengan Akhlak Siswa SMA Negeri 7 Semarang . Skripsi .(Semarang : Fakultas Tarbiyah . 2009) Hadi, Sutrisno . Analisis Regresi. (Yogyakarta: ANDI . 2009) Hamka . Falsafah Hidup . (Jakarta : Pustaka . 1994) Hurlock, Elizabet B . Child Development . ( McGraw-Hill, 1978) Kaelany . Islam dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan . (Jakarta : Bumi Aksara . 2000) NashoriSuroso Fuad, DjamaludinAncok . Psikologi Islami . (Jakarta: Grafika Offset . 2000) Nasution . Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2000) Majid, Abdul dan Dian Andayani . Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya . 2006) Poerwadarminto, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia . (Jakarta: Balai Pustaka. 1976) Salim, Nur . Hubungan antara Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Aspek Kognitfdan Perilaku Keagamaan Siswa Kelas V ini LuthfulUlumPasucenKec.Trangkil Kab. Pati . Skripsi (Semarang : Fakultas Tarbiyah . 2010) Subagyo, P. Joko . Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. (Jakarta; Rineka Cipta. 1991)
Sudjana, Nana . Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung : Sinar baru . 1991) Sugiyono . Metode Penelitian Kuantitatf, Kualitatfdan R&D . (Bandung : CV Alfabeta . 2009) __________. Statistika Untuk Penelitian . (Bandung : CV Alfabeta . 2002) Sukmadinata, Nana Syaodih . Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya . 2009 SurahmadWinarno. Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung : Tarsito Rimbun. 1972) Syah Muhibbin . Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru . (Bandung: Rosdakarya . 2006) __________. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru . (Bandung: Rosdakarya . 2010) SyukronAgus . Studi Komparasi Prestasi Belajar KognitfBidang studi Aqidah Akhlak Kelas XI Siswa yang Tinggal di Pondok Pesantren dengan Siswa yang Tidak Tinggal di Pondok Pesantren di MAN Rembang Tahun Ajaran 2007/2008 . Skripsi . (Semarang : Fakultas Tarbiyah . 2009) Taher Mursal . Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan . ( Bandung : A1-Ma’arif. 1977) Usman, Moh Uzer , Menjadi Guru Profesional, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 1995) UU Sisdiknas, Bab X pasal 36 ayat 3 UU Sisdiknas, pasal 37 ayat 1 WinkelWS. Psikologi Pengajaran . (Jakarta: PT. Gramedia. 1989) Yusuf LN, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008). Zuhairini, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhan, 1993)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Lampiran 2
Tes Variabel X (Penguasaan Materi PAI Aspek Kognitif)
Lampiran 3
Angket Variabel Y (Perilaku Keagamaan)
Lampiran 4
Hasil Nilai Angket
Lampiran 5
Daftar Nama Responden
Lampiran 6
Daftar Nama Guru dan Karyawan
Lampiran 7
Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran 8
Surat Mohon Izin Riset
Lampiran 9
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 10 Keterangan Laboratorium Lampiran 11 Piagam KKN Lampiran 12 Piagam PASSKA Institut Lampiran 13 Piagam PASSKA Fakultas
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Aisyah Ida Zairina
Tempat Tanggal Lahir
: Semarang, 1 Maret 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Karang Kimpul II no 6 Rt. 4 Rw. I Kel. Tambakrejo, Kec. Gayamsari Semarang.
Riwayat Pendidikan a. SD Islam Sultan Agung 4 Semarang b. SMP Negeri 36 Semarang c. SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang angkatan 2007
Semarang, 16 April 2012 Peneliti,
Aisyah Ida Zairina MM 073111040