PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
POLA PENGEMBANGAN DAN STRUKTUR PARAGRAF PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD NEGERI NGARGOSARI, SAMIGALUH, KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun Oleh: Juwang Listriani 08 1224 070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN Karya kecil ini kupersembahkan sebagai tanda terima kasihku kepada: Allah SWT yang telah melancarkan studiku. Ibuku tersayang Ngadiyah dan Bapak subardi (Alm) yang selalu memberikan doa, dukungan, dan mengingatkanku untuk terus berjuang. Kakak-kakakku, Eko Timur Wiyanto dan Dwi Riyanto yang selalu mendukungku. Roni Prabowo, terima kasih atas kesetiaan, dukungan, dan bantuan baik suka duka sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan di dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 18 Februari 2013 Penulis,
Juwang Listriani
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTO
Tak ada kata bodoh selagi kita belajar Tak ada kata sulit selagi kita berusaha Tak ada kata takut selagi kita benar Tak ada kata putus asa selagi kita berdoa Tak ada kata menyesal selagi kita hadapi rintangan (Juwang Listriani)
Sedikit benih kebaikan dan sedikit kata-kata cinta dapat membuat bumi bahagia (Julia Carney)
Berfikir positif itu lebih penting daripada memikirkan hal-hal yang negatif Berdoa itu akan membuat kita lebih tenang daripada kita memegang buku yang tak ada ujungnya Tenang, yakin, dan percaya diri akan memudahkan jalan kita. (Juwang Listriani)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Juwang Listriani
Nomor Mahasiswa
: 081224070
Demi pengembangan ilmu dan pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang berjudul: POLA PENGEMBANGAN DAN STRUKTUR PARAGRAF PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS IV SD NEGERI NGARGOSARI, SAMIGALUH, KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 beserta perangkat yang ada bila diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 18 Februari 2013 Yang menyatakan,
Juwang Listriani vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Listriani, Juwang. 2013. Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengkaji pola pengembangan dan struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Tahun Ajaran 2011/2012. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, (2) mendeskripsikan pola pengembangan paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualititatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perintah menulis karangan deskripsi. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan paragraf deskripsi berdasarkan pola pengembangan dan struktur paragraf yang digunakan siswa. Setelah melakukan pengelompokan, peneliti menganalisis karangan dengan kode-kode yang sudah ditentukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sepuluh macam pola pengembangan dan tiga struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari. Kesepuluh pola itu adalah pola pengembangan deduktif, pola pengembangan induktif, pola pengembangan deduktif-induktif, pola pengembangan ineratif, pola pengembangan perbandingan, pola pengembangan pertanyaan, pola pengembangan sebab akibat, pola pengembangan contoh, pola pengembangan perulangan, pola pengembangan definisi. Dari Sepuluh pola pengembangan, pola pengembangan deduktif paling banyak digunakan siswa. Tiga struktur paragraf dalam karangan deskripsi siswa kelas IV SD Ngargosari yaitu (1) paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas), (3) kalimat dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi. Siswa banyak menggunakan paragraf dengan dua unsur. Berdasarkan hasil penelitian itu penulis memberikan saran bagi guru Bahasa Indonesia dan peneliti lain. Bagi guru Bahasa Indonesia hendaknya memberikan penjelasan dan contoh-contoh pola pengembangan dan struktur paragraf. Hal ini dilakukan agar siswa semakin terampil dan bervariasi dalam mengembangkan paragraf dengan pola-pola pengembangan yang ada dan struktur paragraf. Bagi peneliti lain diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian yang sejenis dengan karangan yang berbeda.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Listriani, Juwang. 2013. The Pattern of Paragraph Development and Paragraph Structure in Descriptive Compositions of the Students Grade IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Academic Year 2011/2012. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata Dharma University. This research examined the pattern of paragraph development and paragraph structure in descriptive compositions of the students grade IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Academic Year 2011/2012. This research was aimed to (1) describe the pattern of paragraph structure in descriptive compositions of the students grade IV SD Negeri Ngargosari, (2) describe the pattern of paragraph development in descriptive compositions of the students grade IV SD Negeri Ngargosari. This research was a descriptive qualitative research. The instrument used in this research was a task to write a descriptive composition. The data were analyzed by grouping the descriptive paragraphs based on the pattern of paragraph development and paragraph structure used by the students. After doing the grouping, the researcher analyzed the compositions using the determined codes. The results showed that there were nine patterns of paragraph development and three patterns of paragraph structures. The nine development patterns were deductive, inductive, deductive-inductive, inerative, comparison, questions, causeresult, example, repetition, and definition. From the nine development patterns, the most frequent to be used were deductive and inductive. The three paragraph patterns in the students’ descriptive compositions were (1) a paragraph with two elements (main sentence and supporting sentence), (2) a paragraph with three elements (main sentence, supporting sentence, and affirmatives), and (3) a paragraph with three elements (main sentence, supporting sentence, and transition). Most students wrote a paragraph with two elements. Based on the results, the researcher would like to give some suggestions to Indonesian language teachers and other researchers. The Indonesian language teachers should give explanation and examples of the paragraph development and structure patterns. It aims to make the student get the skill of developing paragraph. The other researcher could develop the other similar research with different writing.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Tahun Ajaran 2011/2012 dapat terselesaikan oleh penulis. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Sanata Dharma. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu dan memberi dorongan serta dukungannya dalam penulisan skripsi ini. 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. 3. Bapak Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar, teliti, menasehati, serta memberi motivasi sehingga penulis dapat menyeleseikan skripsi ini dengan baik. 4. Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar serta memberikan motivasi sehingga penulis menyeleseikan skripsi ini dengan baik. 5. Robertus Marsidiq, karyawan sekretariat PBSID yang dengan sabar memberikan pelayanan kepada penulis.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Kedua orang tuaku tercinta, bapakku Subardi dan ibuku Ngadiyah, serta kedua kakakku (Mas Eko dan Mas Dwi) yang selalu memberi motivasi, semangat, dan doanya untukku. 7. Bapak Haryanto, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SD Negeri Ngargosari yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di SD Negeri Ngargosari. 8. Bapak Yuwono, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Ngargosari yang telah banyak membantu peneliti baik saran maupun pelaksanaan. 9. Para Dosen PBSID, yang telah dengan sabar mendampingi penulis selama menempuh pendidikan di PBSID. 10. Roni Prabowo, terima kasih atas kesetiaan, dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyeleseikan skripsi ini. 11. Teman-temanku, Siti Sudarti, S.Pd., Binedigta Yuni P.L, Puspitaningtyas, Lisa, Nana dan teman-teman PBSID 2008. Terima kasih atas perhatian, kebersamaan, dan kerjasamanya selama ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Yogyakarta, 18 Februari 2013 Penulis
Juwang Listriani
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................
iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ............................................................
v
HALAMAN MOTO ....................................................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................................................................................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ABSTRACT ..................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xvi
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang ..................................................................................
3
B. Tujuan Penelitian ..............................................................................
3
C. Manfaat Penelitian .............................................................................
4
D. Batasan Istilah ...................................................................................
4
E. Sistematika Penyajian .......................................................................
6
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................
7
A. Penelitian Terdahulu ..........................................................................
7
B. Kajian Teori .......................................................................................
9
1. Paragraf ........................................................................................
9
2. Struktur Paragraf ..........................................................................
10
a. Kalimat Topik .................................................................
11
b. Kalimat Penjelas ..............................................................
11
c. Kalimat Penegas ..............................................................
13
d. Transisi ............................................................................
13
3. Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf ..........................................
15
a. Kesatuan ..........................................................................
15
b. Kepaduan ........................................................................
16
c. Kelengkapan ....................................................................
16
4. Pola Pengembangan Paragraf ......................................................
17
5. Karangan .....................................................................................
27
a. Pengertian Karangan ........................................................
27
b. Jenis Karangan ................................................................
27
6. Paragraf Deskripsi .......................................................................
29
a. Pengertian Paragraf Deskripsi ..........................................
29
b. Ciri-Ciri Paragraf Deskripsi ............................................
30
c. Jenis-Jenis Paragraf Deskripsi ........................................
30
7. Gambar ........................................................................................
32
8. Karakteristik Siswa Kelas IV ......................................................
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................
36
A. Jenis Penelitian ..................................................................................
36
B. Sumber Data ......................................................................................
37
C. Instrumen Penelitian .........................................................................
37
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................
38
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Teknik Analisis Data .........................................................................
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
42
A. Deskripsi Data ...................................................................................
42
B. Analisis Data .....................................................................................
42
1. Pola Pengembangan yang digunakan siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari ..........................................................
43
2. Unsur Paragraf yang digunakan siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari ...........................................................
43
C. Pembahasan .......................................................................................
44
a. Pola Pengembangan Paragraf ................................................
44
b. Struktur Paragraf ...................................................................
57
BAB V PENUTUP .......................................................................................
64
A. Kesimpulan .......................................................................................
64
B. Implikasi ............................................................................................
65
C. Saran ..................................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
68
LAMPIRAN .................................................................................................
70
BIODATA PENULIS ..................................................................................
100
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Data Penelitian
1. Kisi-kisi Wawancara 2. Hasil Wawancara Lampiran 2
: Soal
1. Perintah soal 2. Lembar Jawaban Lampiran 3
: Karangan Siswa
1. Data Karangan Siswa 2. Analisis Karangan 3. Daftar kode-kode pola pengembangan dan struktur paragraf Lampiran 4
: Surat Izin Penelitian
1. SD Negeri Ngargosari 2. Surat Keterangan Sudah Penelitian 3. Presensi Siswa
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
: Soal perintah mengarang 1
Gambar 2
: Soal Perintah mengarang 2
Gambar 3
: Soal Perintah mengarang 3
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
: kisi-kisi wawancara
Tabel 2
: Hasil pola pengembangan yang digunakan siswa.
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang lengkap dan utuh yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak bertatap muka dengan
orang
lain
(Tarigan,
1982:4).
Melalui
menulis,
manusia
dapat
mengekspresikan perasaan dan sikap dalam dirinya. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan-latihan yang teratur dan banyak. Karangan terdiri dari beberapa paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 1987:11). Paragraf yang tersusun baik merupakan alat bantu bagi pengarang dan pembaca. Seperangkat kalimat itu akan membantu pengarang mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis pula. Kemampuan mengembangkan paragraf diperlukan bagi siswa agar dapat mengembangkan kalimat-kalimat menjadi paragraf yang baik. Pola pengembangan paragraf ini erat hubungannya dengan struktur paragraf karena dalam pembentukan paragraf membutuhkan unsur-unsur paragraf agar paragraf tersusun logis dan sistematis.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola pengembangan paragraf dan struktur paragraf sangat penting dalam pembentukan paragraf. Pola pengembangan paragraf dan struktur paragraf perlu diajarkan siswa sejak duduk di bangku sekolah dasar sehingga mereka dapat membuat paragraf dengan baik dan sistematis. Banyaknya materi Bahasa Indonesia namun kurangnya waktu dalam proses belajar mengajar membuat materi pola pengembangan dan struktur paragraf kurang diperhatikan. Selain itu, masih ada guru yang kurang memahami jenis-jenis paragraf dan cara menulis paragraf yang baik. Paragraf terdiri dari empat macam yaitu cerita (narasi), lukisan (deskripsi), paparan (eksposisi), dan bincangan (argumentasi) (The Liang Gie, 2002:25). Fokus penelitian ini adalah bentuk paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi membutuhkan keterampilan dalam menggunakan pancaindra. Hal ini disebabkan paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1980:93). Peneliti memilih kelas IV sebagai objek yang diteliti karena di kelas IV terdapat materi yang berkaitan dengan menulis deskripsi, yaitu pada semester 2. Kompetensi Dasar yang mengacu pada materi tersebut, yaitu menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan (huruf besar,
tanda
titik,
tanda
koma,
dll).
Standar
Kompetensinya
berbunyi,
mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, pengumuman dan pantun anak. Peneliti ingin mengetahui siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari sudah dapat membuat karangan deskripsi dengan pola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pengembangan dan struktur paragraf yang baik. Selain itu, dipilihnya Sekolah Dasar Negeri Ngargosari karena dekat dengan tempat tinggal peneliti. Tempat tinggal peneliti yang dekat dengan SD Negeri Ngargosari memudahkan peneliti untuk mengambil data.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Struktur paragraf apa sajakah yang digunakan pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari? 2. Pola pengembangan apa sajakah yang digunakan pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari. 2. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat oleh sedikitnya tiga pihak yaitu pihak sekolah, guru kelas SD Negeri Ngargosari, dan peneliti lain. 1.
Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada sekolah tentang
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi dengan berbagai pola pengembangan dan struktur paragraf melalui media gambar kelas IV SD. 2.
Bagi Guru Kelas Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran kepada guru kelas untuk
menambah pengetahuan mengenai variasi pola pengembangan paragraf pada karangan deskripsi dengan media gambar siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari. 3.
Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan sebagai referensi penelitian lain untuk
mengembangkan topik yang berhubungan dengan paragraf deskripsi dan pola pengembangannya.
E. Batasan Istilah Berikut ini batasan istilah yang terdapat dalam penelitian ini. Istilah tersebut meliputi paragraf, pola pengembangan paragraf, struktur paragraf, karangan, dan karangan deskripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
1. Paragraf Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 1987:11). 2. Pola pengembangan paragraf Pola pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawah ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 1988:84). 3. Struktur paragraf Struktur paragraf adalah penulisan paragraf berdasarkan kelengkapan unsur atau posisi paragraf dalam paragraf (Tarigan, 1987:21). 4. Karangan Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (The Liang Gie, 2002:3). 5. Karangan deskripsi Karangan deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1982:93).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
F. Sistematika Penyajian Hasil penelitian ini disusun dalam lima bab. Bab I berisi pendahuluan. Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II memaparkan kajian teori. Kajian teori menguraikan penelitian terdahulu, pengertian paragraf, struktur paragraf, syarat pembentukan paragraf, pola pengembangan paragraf, karangan deskripsi, jenis-jenis karangan deskripsi, dan langkah-langkah menulis deskripsi. Bab III berisi metodologi penelitian. Metodologi penelitian menguraikan jenis penelitian, subjek penelitian, sumber data, instrumen penelitian, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV diuraikan tentang deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasannya. Selanjutnya, bagian terakhir atau bab V. Bab V memaparkan tentang kesimpulan, implikasi, dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
a. Penelitian Terdahulu Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian Pudyastuti (2009), Gitasari (2008), dan penelitian Verawati (2010). Penelitian Pudyastuti (2009) berjudul “Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi berdasarkan Observasi yang Digunakan Siswa Kelas X SMA Santa Maria, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian ini bertujuan: (1) mendeskripsikan pola pengembangan yang digunakan siswa kelas X Santa Maria,Yogyakarta, dalam membuat paragraf deskripsi berdasarkan observasi, dan (2) mendeskripsikan urutan pola pengembangan paragraf deskripsi jika dilihat dari tingkat keseringannya. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa pola pengembangan yang digunakan siswa
dalam menulis paragraf deskripsi adalah pola pengembangan statis dan pola pengembangan fisik. Pola pengembangan statis dibuat oleh dua puluh tujuh siswa dan pola pengembangan fisik dibuat oleh dua belas siswa. Penelitian Gitasari (2008) berjudul “Pola Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pola-pola pengembangan yang digunakan siswa dalam membuat paragraf deduktif berdasarkan grafik dan mendeskripsikan urutan pola pengembangan paragraf deduktif jika dilihat dari tingkat keseringan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pola
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
pengembangan rincian, sebab akibat, dan contoh merupakan pola pengembangan yang digunakan siswa kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, dalam membuat paragraf deduktif. Urutan pola pengembangan berdasarkan tingkat keseringan yang menduduki posisi pertama pola pengembangan rincian, sedangkan pola pengembangan sebab akibat, dan pola pengembangan contoh berada di bawahnya dengan jumlah yang terlalu jauh. Penelitian Verawati (2011) berjudul “Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun,
Magelang,
Tahun
Ajaran
2010/2011”.
Penelitian
ini
bertujuan
mendeskripsikan pola pengembangan paragraf dan struktur paragraf yang digunakan dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada
sembilan macam pola pengembangan dan empat struktur paragraf pada karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Kesembilan pola itu adalah (1) pola pengembangan deduktif,
(2) pola pengembangan induktif, (3) pola pengembangan
campuran, (4) pola pengembangan perulangan, (5) pola pengembangan menerangkan, (6) pola pengembangan pertanyaan, (7) pola pengembangan sebab akibat, (8) pola pengembangan contoh, dan (9) pola pengembangan merinci. Empat struktur paragraf itu adalah (1) paragraf dengan dua unsur paragraf (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas), (3) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
penjelas, dan transisi, (4) paragraf dengan empat unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, transisi, dan kalimat penjelas). Penelitian di atas dapat digunakan peneliti sebagai inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis. Peneliti memilih siswa SD kelas IV sebagai subjek penelitian dan paragraf deskripsi sebagai sumber data. Selain itu, peneliti juga meneliti struktur paragraf dan pola pengembangan pada paragraf deskripsi dengan media gambar yang belum diteliti peneliti lain.
b. Kajian Teori 1. Paragraf Bab ini akan memaparkan pengertian paragraf menurut beberapa ahli. Pengertian paragraf menurut beberapa ahli sebagai berikut. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 1987:11). Akhadiah dalam bukunya Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa menyebutkan bahwa paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Ramlan (1993:1) mendefinisikan lebih luas bahwa paragraf merupakan bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Pengertian lain, paragraf merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu kesatuan pikiran/ide/gagasan (Rahardi, 2009:158).
Keraf mendefinisikan sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
berbeda, yaitu paragraf atau alenia tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat (Keraf, 1980:62). Dari definisi-definisi yang telah disampaikan dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat yang tersusun secara logis yang di dalamnya berisi informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya, dan membentuk satu kesatuan pikiran.
2. Struktur Paragraf Struktur paragraf adalah penulisan paragraf berdasarkan kelengkapan unsur atau posisi unsur paragraf dalam paragraf (Tarigan, 1987:21). Paragraf harus tersusun secara logis sistematis. Kelengkapan unsur paragraf itu menyangkut unsur apa saja yang ada dalam paragraf. Menurut Tarigan (1987) alat bantu untuk menciptakan susunan logis sistematis ialah unsur-unsur paragraf yaitu kalimat utama, kalimat pengembang, kalimat penegas, dan transisi. a. Kalimat Topik atau Kalimat Utama Kalimat topik atau kalimat utama adalah perwujudan pernyataan ide pokok paragraf dalam bentuk umum atau abstrak (Tarigan,1987:18). Pokok pikiran itu dituangkan dalam satu kalimat diantara kalimat-kalimat yang tergabung dalam sebuah paragraf (Wiyanto, 2004:25). Kalimat yang mengandung ide pokok disebut dengan kalimat topik atau kalimat utama. Kalimat dalam bentuk umum atau abstrak merupakan kalimat yang belum jelas maksudnya sehingga diperlukan kalimat-kalimat berikutnya untuk memperjelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
maksud dari kalimat tersebut. Kalimat utama berperan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Kalimat utama harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Menurut Ramlan (1993: 2—3) setiap paragraf mempunyai ide poko, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Ide pokok yang tersurat mungkin terletak pada bagian awal paragraf, bagian akhir paragraf, dan mungkin terletak pada bagian awal dan akhir paragraf. Ide pokok yang tersirat tidak dinyatakan dalam sebuah kalimat, namun seluruh kalimat yang terdapat dalam paragraf tetap mendukung satu pikiran pokok. Contoh kalimat utama sebagai berikut. Kita ketahui bahwa tanah air kita dihuni oleh ribuan jenis tumbuh-tumbuhan yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Di antaranya ada yang sudah dibudidayakan, ada pula yang belum diketahui manfaatnya. Kita juga mengetahui adanya kekhawatiran bahwa jumlah persediaan makanan semakin gawat, berhubung jumlah bertambah terus, meskipun keluarga berencana dikatakan berhasil, (Akhadiah, 1988:146). Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang membicarakan tanah air kita yang dihuni berbagai tumbuh-tumbuhan. Kalimat berikutnya merupakan kalimat penjelas dari kalimat utama.
b. Kalimat Pengembang atau Kalimat Penjelas Kalimat pengembang atau kalimat penjelas adalah kalimat yang berisi pikiran penjelas yang diwujudkan dalam kalimat-kalimat yang isinya menjelaskan, merinci, membandingkan, atau memberi contoh secara khusus (Wiyanto, 2004:27). Susunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
kalimat pengembang tidak boleh sembarangan. Urutan kalimat pengembang harus sesuai dengan kalimat utama. Kalimat pengembang dapat dibedakan menjadi dua, yakni yang sifatnya utama atau mayor dan sifatnya minor atau tidak utama (Rahardi,2010:60). Kalimat penjelas mayor berfungsi menjelaskan secara langsung ide pokok dan kalimat utama yang terdapat di dalam paragraf itu. Jadi, hubungan antara kalimat utama dan kalimat penjelas utama di dalam sebuah paragraf itu bersifat langsung. Kalimat penjelas minor berfungsi menjelaskan langsung kalimat penjelas mayor dan dapat juga menjelaskan secara tidak langsung gagasan utama dan/atau kalimat utama suatu paragraf. Jadi, sebuah kalimat penjelas minor yang telah menjelaskan secara langsung kalimat penjelas utama tertentu tidak serta merta dapat digunakan untuk menjelaskan kalimat penjelas utama yang lainnya. Berikut contoh kalimat pengembang. Agaknya kita tidak akan ragu-ragu mengatakan bahwa setiap mahkluk hidup memerlukan air. Misalnya tumbuh-tumbuhan di sekitar rumah kita. Pada musim kemarau panjang, tumbuh-tumbuhan, terutama yang kecil, mati kekeringan. Tumbuhtumbuhan besar pun akan mati kalau tidak mendapatkan air dalam waktu yang lama. Demikian pula binatang piaraan kita, selain memerlukan makanan juga memerlukan air minum. Kebutuhan air itu lebih banyak lagi bagi manusia. Selain membutuhkan air untuk mandi, mencuci pakaian, dan memasak makanan, kita membutuhkan air untuk minum. (Wiyanto, 2004:27). Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang menginfomasikan bahwa setiap makhluk hidup memerlukan air. Kalimat berikutnya berupa uraian-uraian untuk memperjelas kalimat utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
c. Kalimat Penegas Kalimat penegas, yaitu kalimat di dalam paragraf yang tugasnya adalah untuk memberi penegasan (Rahardi, 2010:79). Wiyanto (2004:28) mengungkapkan bahwa kalimat penegas berfungsi menegaskan dengan cara mengulang kalimat topik pada bagian akhir paragraf. Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak mutlak, boleh ada atau tidak. Kalimat penegas ada bila pengarang merasa memerlukannya untuk menunjang kejelasan informasi. Kalimat penegas hadir apabila kalimat penjelas yang terlalu banyak dan membutuhkan sebuah kalimat penegas agar paragraf itu menjadi jelas maksudnya. Contoh paragraf penegas sebagai berikut. Gedung yang dibangun delapan belas tahun yang lalu itu kini keadaannya rusak berat. Tembok bagian depan mengelupas di beberapa tempat dan bagian belakang retak-retak. Gentingnya banyak yang pecah dan tentu saja bocor kalau hujan turun. Kayu penyangga genting banyak yang patah sehingga atap bangunan tampak bergelombang. Plafon sudah tidak utuh, lantai hancur, dan beberapa jendela kaca pecah. Bahkan sejumlah pintunya keropos dimakan rayap (Wiyanto, 2004:28).
Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang menginformasikan bahwa gedung yang dibangun delapan belas tahun rusak berat. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat penjelas yang meneruskan deskripsi kerusakan di gedung tersebut. Pada akhir paragraf merupakan kalimat penegas yang menerangkan bahwa sejumlah pintu sudah keropos.
d. Transisi Transisi merupakan perekat atau penghubung paragraf satu dengan paragraf lain sehingga hubungan itu terasa logis (Wiyanto, 2004:22). Kehadian transisi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
paragraf bergantung pada pertimbangan pengarang. Transisi juga berfungsi sebagai penghubung antarparagraf dalam suatu karangan agar padu, menyatu, dan utuh (Widjono, 2007:184). Berbeda dengan Rahardi (2010:15) yang mengungkapkan bahwa transisi adalah kata-kata yang berfungsi sebagai penanda peralihan atau transisi dari kalimat yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah paragraf. Dalam hal ini peneliti lebih mengacu pada pendapat Wiyanto dikarenakan transisi merupakan penghubung antar paragraf, sedangkan transisi dari kalimat yang satu dengan yang lain disebut penanda kohesi. Penanda kohesi adalah hubungan perkaitan antarproposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana (TBBI, 2003:427). Menurut Widjono (2007:184—185), kata-kata transisi yang menyatakan hubungan adalah sebagai berikut. a. Sebab,akibat: sebab, karena, akibatnya, maka, oleh karena itu, oleh sebab itu, dampaknya b. Hasil, akibat: akibatnya, hasilnya, dampaknya, akhirnya, jadi, sehingga. c. Pertentangan: tetapi, namun, berbeda dengan sebaliknya, kebalikan dari pada itu, kecuali itu, meskipun demikian, walaupun demikian. d. Waktu: ketika e. Syarat: jika, jikalau, apabila,kalau f. Cara: cara yang demikian, cara ini g. Penegasan: jadi, dengan demikian, jelaslah bahwa h. Tambahan informasi: tambahan pula, selain itu, oleh karena itu, lebih daripada itu, lebih lanjut, di samping itu, lebih-lebih, dalam hal demikian, sehubungan dengan hal itu, dengan kata lain,singkatnya, tegasnya. i. Urutan:mula-mula, pertama, kedua, akhirnya, proses ini,sesudah itu, selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
3. Syarat–syarat Pembentukan Paragraf Pengembangan sebuah paragraf diperlukan beberapa pesyaratan seperti, kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan. Menurut Akhadiah (1989) syarat pembentukan paragraf sebagai berikut. a. Kesatuan Dalam penulisan sebuah karangan setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik (Akhadiah, 1988:148).
Rahardi (2010: 117)
menyebutkan hal yang sama bahwa di dalam sebuah paragraf tidak dimungkinkan terdapat lebih dari satu ide atau pikiran. Pikiran atau ide yang hanya ada satu tersebut selanjutnya harus dijabarkan dengan secara terperinci, dengan secara jelas, dengan secara tuntas lewat kalimat-kalimat penjelas di dalam paragraf itu. Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa suatu paragraf harus memperlihatkan dengan jelas maksud atau tema tertentu. Maksud atau tema itu biasanya didukung oleh sebuah kalimat pokok atau kalimat topik. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok. jadi kesatuan lebih menitikberatkan hubungan gagasan pokok dengan kalimat yang lain dalam satu paragraf. Contoh paragraf yang mempunyai kesatuan sebagai berikut. Setiap Negara pada dasarnya harus mampu menghidupi dirinya sendiri dari kondisi, posisi, dan potensi wilayahnya masing-masing. Tetapi, tidak setiap wilayah kondisinya memungkinkan, posisinya menguntungkan, atau mempunyai potensi yang cukup untuk memberikan kesejahteraan kepada rakyat yang bermukim di wilayah itu., sehingga harus mencukupinya dari tempat lain yang hampir selalu menyangkut kepentingan negara lain. (Akhadiah, 1988:149).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
b. Kepaduan (Koherensi) Kepaduan dalam paragraf dapat dilihat dari susunan kalimat yang runtut dan teratur, sehingga hubungan antara kalimat yang satu dengan yang lainnya akan tersusun dengan logis (Akhadiah, 1988:150). Widjono (2007: 182) mengungkapkan bahwa paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Dari pengertian di atas kepaduan lebih mengutamakan pada hubungan antara kalimat yang satu dan kalimat yang lain. Contoh paragraf yang memiliki kepaduan sebagai berikut. Dalam mengajarkan sesuatu, langkah pertama yang perlu kita lakukan ialah menentukan tujuan mengajarkan sesuatu itu. Tana adanya tujuan yang sudah ditetapkan , materi yang kita berikan, metode yang kita gunakan, dan evaluasi yang kita susun, tidak akan banyak memberikan manfaat bagi anak didik dalam menerapkan hasil proses belajar-mengajar. Dengan mengetahui tujuan pengajaran, kita dapat menentukan materi yang akan kita ajarkan, metode yang kita gunakan, serta bentuk evaluasinya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif (Akhadiah, 1988: 150).
c. Kelengkapan Kelengkapan paragraf dapat dilihat dari kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Namun, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan (Akhadiah, 1988:152). Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa suatu paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat pokok. Contoh paragraf yang memiliki kelengkapan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut, seperti halnya penggemar penghuni darat atau burungburung yang indah. Tidak ada penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, kima, atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis mahkluk laut tertentu, tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa di kawasan Indonesia bagian barat kebanyakan sudah punah. Sangat sukar menemukan tiram hidup dewasa ini, padahal rumah tiram yang sudah mati mudah ditemukan. Demikian juga halnya dengan kepiting kelapa dan kepiting begal yang biasa menyebar dari pantai barat Afrika sampai bagian barat Laut Teduh, kini hanya dijumpai didaerah kecil yang terpencil. Dari mana dana diperoleh untuk melindungi semua ini? (Akhadiah, 1988:153).
4. Pola Pengembangan Paragraf Pada bagian ini akan dipaparkan pola pengembangan paragraf. Menurut Wiyanto (2004:59—64), pengembangan paragraf berdasarkan letak kalimat utama dibagi menjadi lima jenis. Berikut paparan dari kelima pola pengembangan. a. Paragraf Deduksi Paragraf deduksi adalah paragraf yang dimulai dengan kalimat topik. Kalimat topik itu kemudian dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas (Tarigan, 1987:30). Paragraf deduksi juga disebut paragraf umum-khusus. Paragraf umum-khusus yaitu paragraf yang dimulai dengan pernyataan kalimat topik berupa
kesimpulan,
kemudian
disusul
dengan
sejumlah
rincian
yang
menjelaskan/mendukung kesimpulan tersebut. Contoh paragraf deduksi adalah sebagai berikut. 1) Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. 2) Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. 3) Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
seluruh tanah air kita. 4) Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa”, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional (Akhadiah, 1988:161). Paragraf di atas diawali kalimat utama, yang ada pada kalimat (1). Berisi pikiran utama, yang menginformasikan bahwa Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional. Kalimat (2—5) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (2) menjelaskan bahwa kedudukan itu sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kalimat (3) menjelaskan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia menjadi lingua franca. Kalimat (4) menjelaskan bahwa adanya faktor tidak terjadinya “persaingan bahasa”.
b. Paragraf Induksi Paragraf induksi adalah paragraf yang dimulai dengan penjelasan bagian-bagian konkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang (Tarigan, 1987: 30). Paragraf induksi juga disebut paragraf khusus-umum. Paragraf khususumum yaitu paragraf yang dimulai dengan sejumlah kalimat penjelas yang kemudian disimpulkan pada akhir paragraf. Contoh paragraf induksi adalah sebagai berikut. 1) Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. 2) Setiap bulan ia pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. 3) Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk biaya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya yang masih belajar. 4) Anaknya yang tertua dan adiknya masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk di bangku SMA. 5) Sungguh berat beban hidupnya (Ramlan, 1993:6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Paragraf di atas diawali kalimat penjelas ditunjukkan pada kalimat (1—3) dan diakhiri kalimat utama (5). Kalimat (1) menjelaskan bahwa Ny. Ahmad sering sakit sejak suaminya meninggal. Kalimat (2) menjelaskan bahwa setiap bulan ia berobat. Kalimat (3) harta peninggalan suaminya semakin menipis. Kalimat (4) menjelaskan bahwa kakak tertua dan adiknya yang masih kuliah dan nomor tiga yang masih di bangku SMA. Kalimat (5) menjelaskan bahwa berat sekali penderitaan hidupnya.
c. Paragraf Deduktif-Induktif Pola paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf. Ciri paragraf ini ditandai oleh berulangnya gagasan utama pada awal yang ditegaskan kembali di bagian akhir. (Suwarna, 2012:73). Sebagai pengulangan atau penegas, wujud kalimat utama yang berada di akhir paragraf itu tidak selalu sama dengan kalimat yang berada di awal paragraf. Akan tetapi, kedua kalimat itu tetap menunjukkan pokok pikiran yang sama meskipun wujudnya bervariasi. Dengan kata lain, paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat topiknya di awal paragraf dan diulangi pada akhir paragraf. Pengulangan ini berfungsi untuk menegaskan kalimat topik. Contoh paragraf deduktif-induktif sebagai berikut. (1) Pasar tanah Abang mulai dibanjiri pedagang yang hendak mempersiapkan dagangannya sejak pukul 05.00. (2) Aktifitas jual beli di pasar ini mulai sekitar pukul 08.00. (3) Barang dagangannya sebagian besar berupa produk tekstil, dari yang paling murah dengan satuan harga berdasarkan timbangan sampai dengan tekstil berkualitas impor dan ekspor. (4) Pasar ini memperdagangkan berbagai jenis tekstil yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi tinggi, menengah, maupun lapis bawah. (5) Pasar Tanah Abang merupakan pusat perdagangan yang tidak pernah sepi oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
penjual maupun pembeli. (6) Para pembeli mulai berdatangan pukul 08.00. (7) Jumlah pembeli ini meningkat sampai pukul 11.30. (8) Pada tengah hari, jumlah pembeli menurun. (9) Namun, jumlah tersebut memuncak kembali pukul 14.00 sampai dengan 16.30 (Widjono, 2007:179). Paragraf di atas diawali dengan kalimat penjelas yang ditunjukkan pada kalimat (1—4). Kemudian kalimat (5) merupakan kalimat utama. Kalimat (6—9) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (1) menjelaskan bahwa Pasar Tanah Abang dibanjiri pedagang. Kalimat (2) menjelaskan bahwa ada aktivitas jual beli. Kalimat (3) menjelaskan bahwa barang diperdagangkan. Kalimat (4) menjelaskan bahwa tekstil kebutuhan masyarakat. Kalimat (5) merupakan kalimat utama yang menginformasikan bahwa Pasar Tanah Abang tidak pernah sepi. Kalimat (6) menjelaskan tentang kedatangan pembeli. Kalimat (7) menjelaskan tentang puncak kedatangan pembeli.
d.
Paragraf Ineratif Paragraf ineratif adalah paragraf yang menempatkan gagasan utama paragraf itu
di tengah-tengah paragraf (Rahardi, 2010:128). Kalimat-kalimat yang berada di awal paragraf seolah-olah merupakan pengantar untuk menuju puncak. Yang dianggap puncak disini adalah kalimat utamanya. Sesudah sampai bagian puncak, penulis masih menambahkan kalimat-kalimat penjelas lagi. Contoh paragraf ineratif sebagai berikut. (1) Etos kerja masyarakat sangat tinggi. (2) Mereka juga sangat disiplin. (3) Masalah disiplin ini sudah mendarah daging bagi mereka.(4) Dimana-mana, baik dirumah, di jalan, di tempat umum, maupun di kantor, semuanya sangat disiplin. (5) Masyarakat Jepang memang layak diteladani. (6) Mereka rajin untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. (7) Dimana saja, asal ada kesempatan, mereka membaca. (8) Bagi mereka, membaca tidak harus di ruang baca. (9) Mereka melakukannya di dalam gerbong kereta yang melaju, di stasiun, dan bahkan sambil berdiri antre beli tiket (Wiyanto, 2004:62). Kalimat utama pada paragraf di atas terletak di kalimat kelima, “Masyarakat Jepang memang layak diteladani.” Kalimat-kalimat yang terletak di awal merupakan pemaparan atau pengantar untuk menuju pada kalimat pokok, sedangkan kalimatkalimat yang terletak setelah kalimat utama merupakan kalimat penjelas.
e.
Paragraf Tanpa Kalimat Utama Adakalanya didapatkan bahwa sebuah paragraf tidak memiliki kalimat utama.
Artinya, gagasan pokoknya mungkin sekali ada, tetapi memang sengaja tidak dirumuskan dalam bentuk kalimat utama (Rahardi, 2010:130). Untuk menemukan gagasan utamanya, pembaca harus mengambil kesimpulan dari seluruh kalimat yang ada. Paragraf tanpa kalimat utama ini biasanya digunakan dalam cerita (narasi) atau lukisan (deskripsi). Berikut contoh paragraf tanpa kalimat utama. (1) Begitu upacara pengibaran bendera selesai, rakyat dan pemuda Magelang berduyun-duyun meninggalkan puncak Gunung Tidar. (2) Mereka menuruni lereng gunung bagian barat dengan rasa bangga sebagai bangsa merdeka. (3) Namun, tibatiba terdengar letusan senjata api dari balik gunung sebelah utara. (4) Bukan satu dua letusan, melainkan berondongan peluru tajam yang mengancam jiwa mereka (Wiyanto,2004:63). Seluruh kalimat di atas kedudukannya sama penting. Sangat sulit mencari kalimat topik dalam paragraf itu. Semuanya membentuk kesatuan dari paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
Selain jenis pola pengembangan paragraf menurut Wiyanto, penulis memaparkan pula jenis paragraf berdasarkan cara pengembangannya menurut Tarigan (1987). Paragraf berdasarkan cara pengembangannya meliputi enam macam, sebagai berikut.
a.
Paragraf Perbandingan Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topik berisi perbandingan
dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat konkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memperinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang konkret atau bagian-bagian kecil (Tarigan, 1987:31). Jadi, yang dimaksud dengan paragraf perbandingan adalah suatu cara penulis menunjukkan kesamaan dan perbedaan suatu objek atau ide dengan mempergunakan dasar tertentu. Contoh paragraf perbandingan sebagai berikut. (1) Ratu Elizabet tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. (2) Kalau keluar kota paling senang mengenakan pakaian yang praktis. (3) Ia menyenangi topi dan scraf. (4) Lain halnya dengan Margareth Thatcher. (5) Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. (6) Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. (7) Ia lebih cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. (8) Ia hanya memakai topi pernikahan, ke pemakaman dan upacara resmi pembukaan parlemen (Nasucha, 2009:46). Paragraf di atas berisi tentang perbedaan gaya berpakaian Ratu Elizabet dan Margareth Thatcher. Kalimat (1) menjelaskan Ratu Elizabet yang tidak begitu tertarik dengan mode. Kalimat (2) menjelaskan bahwa keluar kota menggunakan pakaian yang praktis. Kalimat (3) ia suka topi dan scraf. Kalimat (4) menjelaskan bahwa berbeda dengan Margareth Thatcher. Kalimat (5) Margareth melembutkan pakaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
dan rambutnya sejak menjadi pemimpin partai konservatif. Kalimat (6) menjelaskan bahwa ia membeli pakaian dua kali setahun. Kalimat (7) menjelaskan bahwa ia berbelanja di tempat murah. Kalimat (8) ia memakai topi penikahan ke pemakaman dan upacara pembukaan parlemen.
b. Paragraf Pertanyaan Paragraf pertanyaan adalah kalimat topik yang dikembangkan dengan kalimat tanya dan kalimat berita (Keraf, 1987:32). Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa kalimat topik dikembangkan dari kalimat berupa pertanyaan dan berita. Contoh paragraf pertanyaan sebagai berikut. (1) Mengapa Jepang yang miskin sumber daya alamnya bisa menjadi negara maju? Tidak mengherankan, (2) karena Jepang sudah mampu mengmbangkan sumber daya manusianya. (3) Orang jepang giat belajar dan tekun bekerja. (4) Semboyan hidupnya, “Jibun no koto de shinasai”. (5) Artinya, ‘lakukan sendiri keperluanmu’. (6) Dengan semboyan itu orang jepang tidak mengharapkan apalagi menggantungkan bantuan orang lain. (7) Apa yang dapat dikerjakan langsung dikerjakan sendiri. (8) Karena semuanya begitu, orang jepang sangat produktif sehingga negaranya maju (Wiyanto, 2004:72). Paragraf di atas diawali kalimat utama yang berupa kalimat tanya pada kalimat (1). Kemudian disusul dengan kalimat penjelas sebagai jawaban dari pertanyaan kalimat (1).
c. Paragraf Sebab akibat Paragraf sebab akibat adalah kalimat topik yang dikembangkan dengan memberikan sebab atau akibat dari pernyataan pada kalimat topik (Keraf, 1987:32).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Kalimat dalam suatu paragraf dapat membentuk sebab dan akibat. Dalam suatu kalimat sebab dapat berfungsi sebagai kalimat topik, dan akibat sebagai kalimat penjelas. Dapat juga sebaliknya, akibat sebagai kalimat topik. Untuk memahami akibat diperlukan sejumlah penyebab sebagai perinciannya. Contoh paragraf sebab akibat sebagai berikut. (1) Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. (2) Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan dan kaki lima. (3) Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. (4) Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. (5) Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas (Nasucha, 2009:47).
Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang berisi tentang akibat dari Jalan Kebon Jati macet dan semrawut. Hal itu ditunjukkan pada kalimat (1). Kalimat (2—5) merupakan kalimat penjelas yang berisi tentang sebab Jalan Kebon Jati menjadi macet dan semrawut.
d. Paragraf Contoh Paragraf contoh adalah paragraf yang dimulai dengan kalimat topik kemudian kalimat topik itu dikembangkan dengan memberikan contoh-contoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya (Keraf, 1987:33). Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa suatu paragraf yang sulit dipahami agar dapat memberikan penjelasan yang jelas diperlukan contoh-contoh konkret. Contoh paragraf contoh adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
(1) Masih berkisar tentang pencemaran lingkungan, Gubenur Jawa Tengah, Mardiyanto, memberi contoh tentang jambu mete di Mayong Jepara yang diserang ulat kipat atau Cricula Trifenestrata. (2) Ulat ini timbul akibat berdirinya perternakan ayam di tengah-tengah perkebunan tersebut. (3) Menurut Gubenur, izin pertenakan ayam di Mayong itu diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (Nasucha, 2009:47). Paragraf di atas diawali kalimat utama yang ditujukan pada kalimat (1). Kalimat (1) menginformasikan jambu mete di Mayong Jepara yang diserang ulat kipat. Kalimat (2—3) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (2) menjelaskan bahwa ulat itu timbul akibat pertenakan ayam di dekat perkebunan itu. Kalimat (3) menjelaskan bahwa izin pertenakan ayam untuk kesejahteraan rakyat.
e. Paragraf Perulangan Paragraf perulangan adalah kalimat topik yang dikembangkan dengan perulangan kata/kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang penting (Keraf, 1987:33). Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa pengulangan-pengulangan kata atau kalimat dapat digunakan untuk memperjelas suatu paragraf. Contoh paragraf perulangan sebagai berikut. (1) Ada kaitan yang erat antara makan, hidup, dan berfikir pada manusia. (2) Setiap manusia perlu makan, makan untuk hidup. (3) Namun, hidup tidak hanya makan. (4) Hidup manusia mempunyai tujuan tertentu. (5) Tujuan hidup dapat berbeda antara satu dengan lainnya, tetapi ada persamaannya, yakni, salah satu di antaranya melangsungkan keturunan. (6) Keturunan sebagai penerus generasi bangsa. (7) Generasi yang lebih baik dan tangguh. (8) Tangguh menghadapi segala rintangan dan tantangan. (9) Rintangan dan tantangan membuat manusia berfikir. (10) Berfikir bukan sembarang berfikir tetapi berfikir jernih untuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan (Tarigan, 1987:33—34).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang menginformasikan kaitan antara makan, hidup, dan berfikir pada manusia. Kemudian kalimat (2-9) merupakan penjelas dari kalimat (1). Kalimat (2) ada beberapa kata yang mengulang kalimat (1) seperti, manusia perlu makan, makan untuk hidup. Kemudian kata hidup diulang pada kalimat (2—4). Kata keturunan pada kalimat (4) diulang pada kalimat (5). Kata generasi pada kalimat (5) diulang pada kalimat (6). Kata tangguh yang terdapat pada kalimat (6) diulang pada kalimat (7) diulang pada kalimat (8), dan seterusnya.
f. Paragraf Definisi Paragraf definisi merupakan paragraf yang memiliki suatu pengertian atau istilah yang terkandung dalam kalimat topik. Istilah atau pengertian itu memerlukan penjelasan-penjelasan panjang agar maknanya dapat ditangkap oleh pembaca (Keraf, 1987:34). Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa penjelasan-penjelasan panjang digunakan untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Contoh paragraf definisi adalah sebagai berikut. (1) Apakah psikologi itu? R.S. Woodworth berpendapat, “Psikologi adalah ilmu”. (2) Menurut Crow dan Crow “Psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi dengan dunia sekitarnya.” (2) Sementara itu, Santian mengemukakan bahwa psikologi merupakan perwujudan tingkah laku manusia (Alek, 2011:227). Paragraf di atas diawali dengan kalimat utama yang membicarakan istilah psikologi yang dikemukakan R. S. Woodworth. Kalimat (2—3) merupakan penjelas dari beberapa ahli lain mengenai istilah Psikologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
5. Karangan a. Pengertian Karangan Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh masyarakat pembaca (The Liang Gie, 2002:3). Menurut Maryani dan Mumu
(2002:231) karangan adalah bentuk tulisan yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Pengungkapkan
buah pikiran tersebut harus jelas dan teratur sehingga
menyakinkan pembaca. Dari uraian di atas terdapat persamaan pendapat bahwa karangan adalah hasil pengungkapkan buah pikiran. Maka, dapat disimpulkan bahwa karangan adalah hasil karya tulis manusia yang isinya merupakan kumpulan beberapa paragraf.
b. Jenis Karangan Karangan dibagi menjadi lima berdasarkan jenisnya. Berikut pengertian dari masing-masing jenis karangan. 1) Karangan Narasi Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 1982:135-136).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
2) Karangan Deskripsi Karangan deskripsi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan sejelas-jelasnya suatu objek sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca (Keraf, 1982:135). 3) Karangan Eksposisi Karangan eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang (Keraf, 1983:3). 4) Karangan Argumentasi Karangan argumentasi adalah sebuah karangan untuk mempengaruhi pembaca mengambil sikap serta pandangan yang sesuai dengan keinginan penulis dengan mengajukan bukti-bukti yang benar dapat diyakini dan dirangkai melalui permainan bahasa (Sujanto, 1988:36). 5) Karangan Persuasi Karangan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 1982:118). Dari kelima jenis karangan di atas, peneliti akan menfokuskan salah satu jenis karangan yaitu karangan deskripsi. Hal ini dikarenakan peneliti menyesuaikan judul yang diambil yaitu “Pola pengembangan dan struktur paragraf pada karangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, tahun ajaran 2011/2012”. 6. Paragraf Deskripsi a. Pengertian Pada bagian ini, akan dipaparkan definisi paragraf deskripsi. Ketiga definisi tersebut sebagai berikut. 1) Paragraf deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1982:93). 2) Paragraf deskripsi adalah paragraf yang bertujuan memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap objek, gagasan, tempat, peristiwa, dan semacamnya yang ingin disampaikan penulis (Wiyanto, 2004:64). 3) Paragraf deskripsi disebut juga paragraf melukiskan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra. (Arifin& Tasai, 1984:146). Ketiga pengertian di atas memiliki kesamaan. Keraf menjelaskan bahwa paragraf deskripsi memberikan perincian-perincian objek yang sedang dibicarakan. Hal yang sama dijelaskan oleh Wiyanto yang menyebutkan bahwa paragraf deskripsi bertujuan untuk memberikan kesan kepada pembaca terhadap sesuatu yang ingin disampaikan penulis. Sedangkan Arifin & Tasai menjelaskan bahwa paragraf deskripsi untuk melukiskan sesuatu yang tertangkap pancaindra. Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf deskripsi adalah sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
bentuk tulisan yang tertangkap oleh pancaindra yang bermaksud untuk memberikan perincian terhadap objek yang ingin disampaikan penulis.
b. Ciri-ciri Paragraf Deskripsi Beberapa ciri khas paragraf deskripsi yang dapat membedakannya dengan jenis karangan lainnya. Menurut Keraf (1981), paragraf deskripsi memiliki beberapa ciri sebagai berikut. 1) Penulis memindahkan kesan-kesannya mengenai objek yang diamati 2) Mempunyai tujuan untuk menciptakan daya khayal pada pembaca seolahseolah mereka melihat objek itu sendiri. 3) Memberikan rincian-rincian dari objek yang sedang dibicarakan. Dari ketiga ciri di atas sangatlah jelas bahwa paragraf deskripsi lebih mengutamakan alat pancaindra. Selain pancaindra penulis juga dapat menggunakan perasaannya untuk menggambarkan objek yang diamati. Seperti yang diungkapkan oleh Sujanto (1988:11) paragraf deskripsi merupakan paparan tentang persepsi yang ditangkap oleh pancaindra. Kita melihat, mendengar, mencium, dan merasakan melalui alat-alat sensori kita, dan dengan kata-kata kita mencoba melukiskan apa-apa yang kita tangkap dengan pancaindra itu agar dapat dihayati oleh orang lain. c. Jenis-jenis Paragraf Deskripsi Paragraf deskripsi dapat dibagi menurut jenisnya. Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan jenis-jenis paragraf deskripsi. Paragraf deskripsi menurut Keraf (1981:94), dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
1) Deskripsi Sugestif Dalam deskripsi sugestif penulis bermaksud menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca, pengalaman karena perkenalan langsung dengan obyeknya. Sasaran deskripsi sugestif adalah dengan perantaraan tenaga, rangkaian kata-kata yang dipilih penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, dan watak dari objek tersebut, dapat menciptakan sugesti tertentu pada pembaca (Keraf, 1981:94). Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa deskripsi sugestif dapat menciptakan atau
memunculkan daya khayal para pembaca melalui kata-kata yang dipilih penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, dan watak objek. Berikut contoh paragraf deskripsi sugestif. Jauh di sana terhampar rumput hijau. Pada beberapa tempat lalang berbunga putih beralun-alun sama berayun dengan rumput diembus udara petang. Di bawah lengkungan pembatasan bumi dengan langit, segaris hijau kebiru-biruan pohonpohon. Langit yang kuning muda bersisik putih, diantaranya terjalin warna sepuhan emas perada. Dari balikgaris hijau kebiruan naik memancar warna merah bernyala yang makin ke atas hilang melayang warnanya. Jauh sedikit dari sana, tumpukan awan berbagi bentuk yang terkadang lekas berubah rupa, diembuskan kesenjaan, menyapu halus puspa warna. Diantara langit kebiruan bersisikan putih tersenyum simpul kemalu-maluan, bulan sabit (Keraf, 1981:102).
2) Deskripsi Ekspositoris Paragraf deskripsi ekspositoris adalah paragraf deskripsi yang hanya bertujuan memberikan identifikasi atau informasi objeknya sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi. Paragraf deskripsi ekspositoris tidak berusaha untuk menciptakan kesan atau imajinasi pada diri pembaca (Keraf, 1981:94). Berbeda dengan deskripsi sugestif, deskripsi ekspositoris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
bertujuan untuk menyampaikan informasi secara teknis dan tidak menimbulkan daya khayal pembaca. Pembaca dapat mengenali objek tersebut bila bertemu atau berhadapan dengan objek itu. Berikut contoh paragraf deskripsi ekspositoris. Di penghujung Agustus silam, kebun lengkeng seluas tujuh hektar di Sijangkung, Singkawang, Kalimantan Barat memang tengah banjir buah. Bulatanbulatan berwarna cokelat kekuningan nyaris menenggelamkan hijaunya daun. Karenanya seratnya buah, dahan pohon lengkeng setinggi satu meter itu doyong ke bawah. Satu dahan digelayuti dompol-dompol berisi puluhan buah hamper seukuran bola pimpong. Beberapa dahan disangga bambu supaya tidak patah (Wiyanto, 2004: 65). 7. Gambar Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagai curahan perasaan dan pikiran (Hamalik, 1994:43).
Sadiman,
2008:29 mengemukakan bahwa gambar adalah media yang paling umum dipakai. Gambar merupakan bahasa yang umum dapat dimengerti dan dinikmati. Gambar digunakan sebagai media dalam pengajaran yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan dapat menumbuhkan kreativitas siswa untuk berfikir secara kritis. Pengembangan paragraf dengan cara menganalisis gambar walaupun terasa agak sukar sangat banyak manfaatnya bagi siswa, antara lain: 1) Mengembangkan keterampilan melihat hubungan sebab akibat atau pesan yang tersirat dalam gambar, 2) Mengembangkan daya imajinatif siswa, 3) Melatih kecermatan dan ketelitian siswa dalam memperhatikan sesuatu, 4) Mengembangkan daya interpretasi bentuk visual ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
5) Merupakan hasil pengamatan ke dalam bentuk kalimat topik serta menggambarkan ke dalam kalimat-kalimat pengembang (Tarigan, 1987:56). Penggunaan gambar akan efektif apabila disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna, dan latar belakang yang perlu untuk tafsiran. Gambar dapat digunakan untuk suatu maksud dalam pelajaran, memberikan pengalaman dasar dalam bahasa, ilustrasi, dan menjelaskan konsep. Selain itudapat dijadikan alat untuk memperkaya fakta dan memperbaiki kekurangjelasan. Suatu gambar akan dikatakan baik jika memenuhi beberapa syarat. Syaratsyarat gambar menurut Sadiman (1986) sebagai berikut. 1) Autentik Gambar tersebut harus jujur melukiskan situasi seperti orang melihat benda sebenarnya. 2) Sederhana Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok gambar. 3) Ukuran relatif Gambar dapat memperbesar atau memperkecil benda sebenarnya. 4) Pembuatan Gambar sebaiknya mengandung gerak atau pembuatan. Gambar yang baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
5) Artistik Gambar hendaknya menunjukkan aktivitas tertentu. Anak-anak lebih tertarik dan akan lebih memahami gambar yang kelihatannya sedang bergerak (Hamalik, 1994:67—68).
8. Karakteristik Siswa SD Kelas IV Setiap anak mengalami tahap-tahap pertumbuhan. Menurut Waloejo (1960:36) ada 3 tahap pertumbuhan anak. Tahap-tahap pertumbuhan tersebut sebagai berikut. a. Pada usia 7/8 tahun anak mulai menghubung-hubungkan dengan kekuatan fantasi. b. Pada usia 8-9 tahun anak mulai mengesampingkan fantasi. Anak mencoba menguraikan dan mengenal bagian-bagian meskipun pengertian tentang hubungan arti belum ada. c. Pada usia 9-10 tahun anak mulai mengetahui hubungan waktu dan tempat serta sebab akibat. Menurut Semiawan (1988:11) bahwa pada usia sekolah hakikatnya adalah belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas. Siswa memperoleh pengalaman dari lingkungan sekitar seperti pergaulan,bermain, mengenal nama-nama tumbuhan dan binatang. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anak kelas IV SD berusia lebih kurang 9 sampai 10 tahun. Bagi anak yang normal seiring dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
pertumbuhannya perkembangan berfikirnya juga mengalami perubahan. Pada penelitian ini, gambar berfungsi sebagai media untuk menulis karangan deskripsi karena gambar sifatnya menarik, penuh warna, konkrit, dan mudah dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Arikunto
(1991:291) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Adapun yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah pola-pola pengembangan dan struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa. Penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006:4), penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moleong (2006:11) dalam
metode deskriptif, data yang dikumpulkan
adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Berdasarkan metode tersebut, peneliti akan meneliti struktur dan pola pengembangan paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV. Data-data yang telah dianalisis itu, kemudian dipisahkan berdasarkan kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegasnya sesuai dengan klasifikasi pola pengembangan dan stuktur paragraf.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
B. Sumber data Suharsimi Arikunto (1989:102) menyatakan bahwa sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini yaitu karangan deskripsi dari 17 orang
siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari,
Samigaluh, Kulon Progo. Hasil karangan tersebut kemudian dianalisis berdasarkan pola pengembangan dan struktur paragrafnya.
C. Instrumen Penelitian Penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini yaitu, (1) peneliti sendiri, (2) perintah membuat karangan, (3) gambar, dan (4) wawancara. Instrumen penelitian merupakan alat untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah perintah menulis paragraf deskripsi. Dalam penelitian ini peneliti berperan langsung dalam proses pengumpulan data dan analisis data. Dalam penelitian ini, informasi keadaan siswa dalam pembelajaran mengarang diperoleh melalui wawancara dengan guru kelas IV yang bernama Yuwono, SPd. Selanjutnya peneliti membuat soal mengarang berdasarkan hasil wawancara. Sebelum melakukan wawancara, dibuat kisi-kisi pedoman wawancara untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang sudah terlampir. Hasil wawancara akan menjadi dasar untuk membuat soal mengarang deskripsi. Media yang digunakan untuk memudahkan siswa mengarang adalah gambar.. Media gambar diharapkan lebih dapat membantu siswa menuangkan ide dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
gagasannya. Pemilihan gambar berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri Ngargosari. Berdasarkan hasil wawancara guru menyarankan agar gambar yang digunakan untuk penelitian yang bersifat konkret dan sederhana. Untuk mendapatkan data, peneliti menugaskan siswa untuk menulis karangan deskripsi berdasarkan gambar yang sudah disediakan. Siswa dapat memilih salah satu gambar untuk dibuat paragraf deskripsi. Peneliti menyajikan beberapa gambar dengan maksud agar siswa memiliki kebebasan dan disesuaikan dengan keadaan siswa. Instrumen penelitian ini sebagai berikut.
Petunjuk Mengerjakan Tugas 1. Tulis nama dan nomor presensimu di sudut kanan atas dalam lembar jawaban soal! 2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan! 3. Waktu yang tersedia untuk mengerjakan adalah 30 menit! 4. Buatlah paragraf deskripsi dengan berdasarkan gambar yang sudah disediakan. 5. Setelah selesai mengerjakan, lembar jawab diserahkan kembali kepada petugas!
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan tes. Wawancara dilakukan dengan guru Bahasa Indonesia SD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Negeri Ngargosari untuk mengetahui kondisi siswa sebelum peneliti melakukan penelitian. Selain wawancara, peneliti juga menggunakan teknik tes. Tes yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah tes yang menampilkan gambar sebagai bahan untuk mengarang paragraf deskripsi. Teknik ini dipilih karena cara ini merupakan cara yang tepat untuk mengetahui pola pengembangan dan struktur paragraf dalam karangan siswa. Langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut: 1. Peneliti dan guru yang bersangkutan menetapkan hari dan jam untuk pengambilan data. 2. Pada hari Rabu 6 Juni 2012, Kamis 7 Juni 2012, dan Jumat, 8 Juni 2012 diadakan pengambilan data yang diawasi langsung oleh peneliti. 3. Setelah selesai peneliti mengumpulkan hasil karangan siswa berupa karangan deskripsi. 4. Hasil penelitian dikumpulkan untuk dianalisis.
E. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen (via Moleong, 2006: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, disintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Peneliti menggunakan teknik deskriptif. Teknik ini digunakan untuk mengalisis data
hasil
karangan
siswa,
karena
peneliti
hanya
mendeskripsikan
pola
pengembangan paragraf dan struktur paragraf. Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Peneliti membaca karangan siswa dengan teliti. 2. Peneliti
mengelompokkan
hasil
karangan
deskripsi
berdasarkan
pola
pengembangan dan struktur paragraf yang digunakan. 3. Peneliti mengklasifikasikan dan memberikan kode di setiap paragraf yang ditulis siswa berdasarkan pola pengembangan yang digunakan. Kode-kode tersebut adalah sebagai berikut. Pola Peragraf Deduktif dengan kode PPD, Pola Paragraf Induktif dengan kode PPI, Pola paragraf Deduktif-Induktif dengan kode PPDI, Pola pengembangan Ineratif
dengan kode PPIn. Pola
pengembangan tanpa kalimat utama dengan kode PPTKU. Pola Pengembangan Perbandingan dengan kode PPP, Pola Pengembangan Pertanyaan dengan kode PPT,
Pola
Pengembangan
Sebab
Akibat
dengan
kode
PPSa,
Pola
Pengembangan Contoh dengan kode PPCon, Pola Pengembangan Perulangan dengan kode PPU, Pola Pengembangan Definisi dengan kode PPDe. 4. Setelah dilakukan pengelompokan dan pengkodean, peneliti melakukan penghitungan pola pengembangan dan struktur paragraf. Untuk memudahkan penghitungan peneliti membuat tabel yang dilengkapi dengan kode (01-17) digunakan untuk menandai nomor urut siswa. Angka 1-3 digunakan untuk menandai tahapan pengumpulan data, karena pengumpulan data dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
dengan tiga tahap. Apabila disajikan secara lengkap, kode untuk pola pengembangan paragraf deskripsi sebagai berikut. (01,1,{PPD}) dapat dibaca bahwa siswa nomor urut satu membuat paragraf deskripsi pada tahap satu dengan menggunakan pola pengembangan deduktif. 5. Setelah melakukan pengkodean, peneliti mulai menghitung dan menjumlah pola pengembangan paragraf yang digunakan berdasarkan jenisnya. Untuk memudahkan pembaca peneliti memasukkan hasil penghitungan ke dalam tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab empat ini mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan secara keseluruhan. Analisis akan difokuskan pada pola pengembangan dan struktur paragraf yang digunakan siswa dalam mengarang deskripsi. A. Deskipsi Data Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa hasil karangan siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo. Dari tiga tahap diperoleh 17 sumber data. Tahap pertama diambil pada tanggal 6 Juni 2012, tahap kedua diambil pada tanggal 7 Juni 2012, dan tahap terakhir pada tanggal 8 Juni 2012. Total hasil data yang diperoleh melalui tiga tahap itu adalah 41 karangan deskripsi, 11 paragraf tidak dapat diteliti. Dari ketiga tahap itu peneliti menemukan pola pengembangan dan struktur paragraf. B. Analisis Data Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai pola pengembangan dan struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa. Di bawah ini paparan mengenai hasil penelitian.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
1. Pola Pengembangan yang Digunakan Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari Penelitian berjudul “Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo Tahun Ajaran 2011/2012” dilakukan tiga tahap. Dari tiga tahap itu, peneliti menemukan 10 pola pengembangan. Kesepuluh pola pengembangan itu yaitu, 1) Pola Pengembangan Deduktif (PPD), 2) Pola Pengembangan Induktif (PPI),3) Pola Pengembangan Pengulangan (PPU), 4) Pola Pengembangan Contoh (PPCon), 5) Pola Pengembangan Definisi (PPDe), 6) Pola Pengembangan Deduktif-Induktif (PPDI), 7) Pola Pengembangan Sebab Akibat (PPSa), 8) Pola Pengembangan Perbandingan (PPP), 9) Pola Pengembangan Pertanyaan (PPT), 10) Pola Pengembangan Ineratif (PPIn).
2. Unsur Paragraf yang Digunakan Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari Penelitian berjudul “Pola pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo Tahun Ajaran 2011/2012, peneliti juga meneliti struktur paragraf yang digunakan siswa dalam mengarang deskripsi. Dalam penelitian ini, peneliti menemukan tiga bentuk unsur paragraf. Ketiga bentuk unsur paragraf itu adalah
(1) paragraf dengan
dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi), (3) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
C. Pembahasan Pada bagian ini akan dipaparkan
mengenai hasil pembahasan pola
pengembangan dan struktur paragraf. Hasil pembahasan pola pengembangan dan struktur paragraf sebagai berikut. 1. Pola Pengembangan Paragraf. Pada penelitian ini ditemukan sepuluh pola pengembangan paragraf. Kesepuluh pola itu adalah Pola Pengembangan Deduktif, Pola Pengembangan Induktif, Pola Pengembangan Deduktif-Induktif, Pola Pengembangan Ineratif, Pola Pengembangan Perbandingan, Pola Pengembangan Pertanyaan, Pola Pengembangan Sebab Akibat, Pola Pengembangan Contoh, Pola Pengembangan Pengulangan, dan Pola Pengembangan Definisi. a) Pola Pengembangan Deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan pernyataan kalimat topik berupa kesimpulan, kemudian disusul dengan sejumlah rincian yang menjelaskan/mendukung kesimpulan tersebut. Berdasarkan data yang di peroleh, peneliti menemukan paragraf yang menggunakan pola pengembangan deduktif pada karangan deskripsi. Berikut contoh paragraf yang menggunakan pola pengembangan deduktif. (1)
1)Pak Prabowo adalah seorang dokter di rumah sakit Wates. 2)Pak Prabowo berusia 50 (lima puluh tahun). 3) Ia memakai baju putih lengan pendek. 4) Pak Prabowo salah satu dokter senior di rumah sakit Wates. 5) Pak Prabowo adalah dokter yang baik hati, ia suka menolong orang yang sakit. 6) Dan Pak Prabowo bekerja setiap hari senin sampai jumat.(05,3,{PPD}).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Kalimat (1) Pak Prabowo adalah seorang dokter di rumah sakit Wates. Kalimat itu menginformasikan di rumah sakit Wates ada dokter yang bernama pak prabowo. Kalimat (2) Pak Prabowo berusia 50 (Lima puluh tahun). Kalimat kedua menginformasikan bahwa Pak Prabowo telah berumur 50 tahun. Kalimat (3) Ia memakai baju putih lengan pendek. Kalimat ketiga menginformasikan Pak Prabowo hari ini memakai baju putih lengan pendek. Kalimat (4) Pak Prabowo salah satu dokter senior di rumah sakit wates. Kalimat empat menginformasikan bahwa Pak Prabowo adalah dokter senior. Kalimat (5) Pak Prabowo adalah dokter yang baik hati, ia suka menolong orang yang sakit. Kalimat kelima menginformasikan bahwa Pak Prabowo baik hati dan suka menolong. Kalimat (6) Dan Pak Prabowo bekerja setiap hari senin sampai jumat. Kalimat keenam menginformasikan Pak Prabowo bekerja setiap hari senin sampai jumat. Berdasarkan paparan di atas dapat di simpulkan bahwa kalimat utama terdapat pada kalimat (1) yang menginformasikan bahwa di Rumah Sakit Wates ada seorang dokter bernama Pak Prabowo. Kalimat (2—6) merupakan kalimat penjelas atau pengembangan dari kalimat (1). Selain contoh di atas, pola pengembangan deduktif yang lain dapat dilihat pada lampiran 3.
b) Pola Pengembangan Induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan sejumlah kalimat penjelas yang kemudian disimpulkan pada akhir paragraf. Berdasarkan data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
diperoleh, peneliti menemukan paragraf deskripsi menggunakan pola pengembangan induktif. Berikut contoh paragraf dengan pola pengembangan induktif. (2)
1)Kereta api penumpangnya juga banyak. 2) Kereta api itu warnanya orange. 3) Kereta api itu jendelanya juga sangat banyak, relnya juga sangat panjang sampai relnya melingkar. 4)Kereta api itu mengantarkan penumpang antar kota. 5)Sungguh menyenangkan naik kereta api itu. (04,1{PPI}).
Kalimat (1) kereta api penumpangnya juga banyak. Kalimat pertama menginformasikan penumpang di kereta api banyak. Kalimat (2) Kereta api itu warnanya orange. Kalimat kedua menginformasikan warna kereta api orange. Kalimat (3) Kereta api itu jendelanya juga sangat banyak, relnya juga sangat panjang sampai relnya melingkar. Kalimat ketiga menginformasikan kereta api itu mempunyai candela banyak dan rel yang panjang sampai melingkar. Kalimat (4) Kereta api itu mengantarkan penumpang antar kota. Kalimat keempat menginformasikan kereta api sering mengantarkan penumpang antar kota. Kalimat (5) Sungguh menyenangkan naik kereta api. Kalimat kelima menginformasikan bahwa naik kereta api sangat menyenangkan. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1—4) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (1—4) menjelaskan ciri-ciri dari kereta api dan kegunaannya. Kalimat (5) merupakan kalimat utama berupa kesimpulan dari kalimat sebelumnya.
Kalimat
kelima
menginformasikan
naik
kereta
api
sangat
menyenangkan. Selain contoh di atas, pola pengembangan induktif yang lain dapat dilihat pada lampiran 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
C. Pola Pengembangan Deduktif-Induktif Paragraf Deduktif-Induktif adalah paragraf yang meletakkan kalimat topiknya di awal paragraf dan diulangi pada akhir paragraf. Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan pola pengembangan deduktif-induktif. Contoh paragraf dengan pola pengembangan deduktif-induktif sebagai berikut. (3)
1)Di kebun ada sebuah pohon yang besar. 2) Buahnya berduri dan tajam. 3) Bau buah ini sangat menyengat di hidung. 4) Buah itu namanya buah durian. 5) Buah durian itu rasanya enak dan lezat sekali. 6) Buah durian itu berwarna kuning.(11,2,{PPCam}). Kalimat (1) Di kebun ada sebuah pohon besar. Kalimat pertama
menginformasikan bahwa sebuah pohon besar tumbuh di kebun. Kalimat (2) Buahnya berduri dan tajam. Kalimat kedua menginformasikan bahwa ciri buah itu berduri dan tajam. Kalimat (3) Bau buah ini sangat menyengat di hidung. Kalimat ketiga menginformasikan bahwa
bau buah itu sangat terasa di hidung. Kalimat
(4) buah itu namanya buah durian. Kalimat keempat menginformasikan buah itu bernama durian. Kalimat (5) Buah durian itu rasanya enak dan lezat sekali. Kalimat kelima menginformasikan buah durian rasanya enak dan lezat. Kalimat (6) Buah durian itu berwarna kuning. Kalimat keenam menginformasikan bahwa durian warnanya kuning. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf ini memiliki dua kalimat utama yaitu kalimat (1) dan (4). Seperti yang dipaparkan dalam bab II bahwa kalimat utama dapat berada di awal kalimat, di tengah kalimat, dan di akhir kalimat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
Kalimat (2, 5, 6) merupakan kalimat penjelas dari kalimat utama. Peneliti juga menemukan pola pengembangan deduktif-induktif lain yang dilihat pada lampiran 3.
c) Pola Pengembangan Ineratif Paragraf ineratif adalah paragraf yang menempatkan gagasan utama paragraf itu di tengah-tengah paragraf. Dari pengertian di atas, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan pola pengembangan ineratif dari data yang diperoleh. Contoh paragraf dengan pola pengembangan ineratif sebagai berikut. (4) 1) Buah durian bisa di jual dimana-mana. 2) Di dalamnya berwarna putih, buahnya aneh. 3) Walau harganya mahal, orang tetap suka durian. 4) Isinya bisa ditanam di kebun. 5) Durinya tajam-tajam dan panjang (14,2,{PPIn}). Kalimat (1) Buah durian bisa di jual dimana-mana. Kalimat pertama menginformasikan bahwa buah durian mudah ditemukan karena dijual dimana-mana. Kalimat (2) di dalamnya berwarna putih, buahnya aneh. Kalimat kedua menginformasikan daging durian berwarna putih. Kalimat (3) walau harganya mahal, orang tetapa sukadurian. Kalimat tiga menginformasikan bahwa buah durian ini diminati banyak orang walaupun mahal harganya. Kalimat (4) Isinya bisa ditanam di kebun. Kalimat keempat menginformasikan bahwa isi durian dapat ditanam kembali. Kalimat (5) durinya tajam-tajam dan panjang. Kalimat kelima menginformasikan bahwa durian mempunyai duri yang panjang dan tajam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf di atas termasuk jenis paragraf ineratif karena kalimat utamanya terletak di tengah paragraf. Kalimat utama terdapat pada kalimat (3). Kalimat pertama merupakan pengantar untuk menuju puncak atau kalimat utamanya, sedangkan kalimat yang terletak setelah kalimat utama merupakan kalimat penjelas. d) Pola Pengembangan Perbandingan Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topik berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat konkret. Dari pengertian di atas, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan pola pengembangan perbandingan dari data yang diperoleh. Contoh paragraf dengan pola pengembangan perbandingan sebagai berikut. (5)
1) Buah durian itu unik. 2) Durian itu kulitnya tebal tetapi buahnya sedikit. 3) Rasanya enak, warnanya kuning tetapi harganya mahal. 4) Isi durian itu ada dua sampai empat lapis. 5) Pohonnya besar tetapi daunnya kecil. 6) Pohon durian itu tumbuh di kebun. (13,2,{PPP}).
Kalimat (1) Buah durian itu unik. Kalimat pertama menginformasikan bahwa durian adalah buah yang unik. Kalimat (2) Durian itu kulitnya tebal tetapi buahnya sedikit. Kalimat kedua menginformasikan bahwa kulit durian itu tebal tetapi dagingnya sedikit. Kalimat (3) rasanya enak, warnanya kuning tetapi harganya mahal. Kalimat ketiga menginformasikan bahwa buah durian itu enak, warnanya kuning tetapi harganya mahal. Kalimat (4) Isi durian itu ada dua lapis sampai empat lapis. Kalimat keempat menginformasikan bahwa isi durian bisa ada dua lapis atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
empat lapis. Kalimat (5) pohonnya besar tetapi daunnya kecil. Kalimat kelima menginformasikan bahwa pohon durian itu besar tetapi daunnya kecil. Kalimat (6) pohon durian itu tumbuh di kebun. Kalimat keenam menginformasikan bahwa durian tumbuhnya di kebun. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1) merupakan kalimat utama yang menjelaskan bahwa buah durian itu unik. Kalimat (1—6) merupakan kalimat penjelas atau pengembang dari kalimat utama yang berupa kalimat-kalimat perbandingan. e) Pola Pengembangan Pertanyaan Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan pola pengembangan pertanyaan. Paragraf pertanyaan adalah paragraf yang kalimat topik yang dikembangkan dengan kalimat tanya dan kalimat berita. Contoh paragraf dengan pola pengembangan pertanyaan sebagai berikut. (6) 1) Taukah kamu buah durian? 2) Buah durian biasanya berwarna kuning dan rasanya enak, baunya harum dan berduri kulitnya. 3) Durian dibelah menjadi lima lapis. 4) Isi durian besar-besar kalau yang berwarna hijau belum matang. 5) Ciri-cirinya berwarna kuning, rasanya enak, berduri, baunya harum dan harus berhati-hati membelahnya dan harganya mahal. 6) Pohonnya besar-besar, biasanya durian rasanya pahit dan manis.(14,2,{PPT}). Kalimat (1) Taukah kamu buah durian?. Kalimat pertama menginformasikan bahwa ada sebuah pertanyaan mengenai buah durian. Kalimat (2) Buah durian biasanya berwarna kuning dan rasanya enak, baunya harum dan berduri. Kalimat kedua menginformasikan bahwa durian yang sudah matang berwarna kuning dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
baunya harum. Kalimat (3) Durian dibelah menjadi lima lapis. Kalimat ketiga menginformasikan bahwa buah durian dapat di belah menjadi 5 lapis. Kalimat (4) Isi durian besar-besar kalau yang berwarna hijau belum matang. Kalimat keempat menginformasikan bahwa buah durian yang berwarna hijau belum matang serta isi dari durian matang besar-besar. Kalimat (5) ciri-cirinya berwarna kuning, rasanya enak, berduri, baunya harum dan harus berhati-hati membelahnya dan harganya mahal. Kalimat kelima menginformasikan bahwa ciri buah durian yaitu berduri, rasanya enak, baunya harum dan mahal. Kalimat (6) Pohonnya besar-besar, biasanya durian rasanya pahit dan manis. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1) merupakan kalimat utama yang berupa pertanyaan. Selanjutnya, kalimat (2—6) merupakan kalimat penjelas atau jawaban dari kalimat (1). f) Pola Pengembangan Sebab Akibat Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan pola pengembangan sebab akibat. Paragraf sebab akibat adalah paragraf yang kalimat topik yang dikembangkan dengan memberikan sebab atau akibat dari pernyataan pada kalimat topik. Contoh paragraf deskripsi dengan pola pengembangan sebab akibat sebagai berikut. (7)
1) Gajah itu sangat besar. 2)Gajah makannya rumput. 3)Belalainya sangat panjang. 4)Gajah berkembang biak dengan beranak. 5)Gajah adalah hewan yang langka jadi harus dilindungi. 6)Gajah tempat tinggalnya di kebun binatang, karena banyak di buru orang untuk diambil gadingnya. (07,2,{PPSa}).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
Kalimat (1) Gajah itu sangat besar. Kalimat pertama menginformasikan bahwa gajah yang besar. Kalimat (2) Gajah makannya rumput. Kalimat kedua menginformasikan bahwa gajah makan rumput. Kalimat (3) Gajah berkembang biak dengan
beranak.
Kalimat
ketiga
menginformasikan
bahwa
gajah
dapat
memperbanyak keturunan dengan beranak. Kalimat (4) Gajah adalah hewan yang langka jadi harus dilindungi. Kalimat keempat menginformasikan bahwa gajah adalah hewan langka yang harus dilindungi. Kalimat (5) Gajah tempat tinggalnya di kebun binatang, karena banyak di buru orang untuk diambil gadingnya. Kalimat kelima meginformasikan bahwa gajah dilindungi di kebun binatang karena banyak di buru manusia. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1—4) merupakan kalimat penjelas yang menyatakan sebab sedangkan kalimat (6) merupakan kalimat utama yang menyatakan akibat, yaitu gajah banyak di buru maka ditempatkan di kebun binatang. g) Pola Pengembangan Contoh Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf deskripsi dengan pola pengembangan contoh. Paragraf contoh adalah paragraf yang dimulai dengan kalimat topik kemudian kalimat topik itu dikembangkan dengan memberikan contohcontoh sehingga kalimat topik jelas pengertiannya. Contoh paragraf deskripsi dengan pola pengembangan contoh sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
(8)
1) Kereta api jendelanya juga sangat banyak. 2) Kereta api punya gerbong. 3) Kereta api itu mengangkut penumpang antar kota. 4) Contohnya ke Solo, Jakarta, Surabaya, dan lain-lain.5) Orang yang mau naik kereta api harus ke stasiun. (17,1,{PPCon}).
Kalimat (1) Kereta api jendelanya juga sangat banyak. Kalimat pertama menginformasikan bahwa kereta api mempunyai jendela banyak. Kalimat (2) kereta api punya gerbong. Kalimat kedua menginformasikan bahwa kereta api juga mempunyai gerbong. Kalimat (3) Kereta api itu mengangkut penumpang antar kota. Kalimat ketiga menginformasikan kereta api untuk mengantarkan penumpang antar kota. Kalimat (4) contohnya ke Solo, Jakarta, Surabaya, dan lain-lain. Kalimat keempat menginformasikan bahwa kota-kota yang dilalui kereta api seperti Solo, Jakarta, Surabaya, dan lain-lain. Kalimat (5) Orang yang mau naik kereta api harus ke stasiun. Kalimat kelima menginformasikan bahwa orang harus ke stasiun jika ingin naik kereta api. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (1—2) merupakan kalimat penjelas yang menjelaskan bahwa kereta api mempunyai gerbong dan candela yang banyak. Kalimat ketiga merupakan kalimat utama yang menjelaskan bahwa kereta api sering mengantarkan penumpang antar kota. Begitu juga dengan kalimat (4-5) merupakan kalimat penjelas dari kalimat (1) yang berupa contoh. Peneliti juga menemukan pola pengembangan contoh lain yang dapat dilihat pada lampiran 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
h) Pola pengembangan Pengulangan Seperti yang dijelaskan pada bab II, paragraf pengulangan adalah paragraf yang kalimat topik yang dikembangkan dengan perulangan kata/kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang penting. Berikut contoh pola pengembangan pengulangan dalam karangan deskripsi. (9) 1) Gajah itu sangat besar. 2) Gajah itu mempunyai belalai yang sangat panjang. 3) Belalai itu bisa digunakan untuk mencari makan dan minum. 4) Gajah itu mempunyai kaki empat dan bisa digunakan untuk berjalan. 5) Kaki gajah sangat besar. 6) Dia mempunyai ekor dibelakang. (05,2,{PPU}).
Kalimat (1) Gajah itu sangat besar. Kalimat (2) gajah itu mempunyai belalai yang sangat panjang. Kalimat (3) Belalai itu bisa digunakan untuk mencari makan dan minum. Ketiga kalimat di atas menginformasikan bahwa gajah besar itu mempunyai belalai yang panjang untuk mencari makan dan minum. Kalimat (4) Gajah itu mempunyai kaki empat dan bisa digunakan untuk berjalan. Kalimat keempat menginformasikan bahwa gajah mempunyai kaki empat untuk berjalan. Kalimat (5) kaki gajah sangat besar. Kalimat (6) Dia mempunyai ekor dibelakang. Kedua kalimat tersebut menginformasikan bahwa gajah mempunyai ekor dan kaki besar. Peneliti juga menemukan pola pengembangan pengulangan lain yang dapat dilihat pada lampiran 3.
i) Pola Pengembangan Definisi Paragraf definisi adalah paragraf yang memiliki suatu pengertian atau istilah yang terkandung dalam kalimat topik. Istilah atau pengertian itu memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
penjelasan-penjelasan panjang agar maknanya dapat ditangkap oleh pembaca. Dari pengertian
di
atas,
peneliti
menemukan
paragraf
deskripsi
dengan
pola
pengembangan definisi. Berikut contoh paragraf definisi dengan pola pengembangan definisi. (10) 1) Gajahnya ada bermacam-macam jenis. 2) Salah satunya gajah afrika yang ekornya juga panjang, telinganya tebal, telinganya besar. 3) Ada dua gajah warnanya abu-abu matanya hitam dan putih. 4) Gajah juga makan rumput seperti kambing, sapi, kerbau. 5) Gajah juga punya kuku. (04,2{PPDe). Kalimat
(1)
Gajah
ada
bermacam-macam
jenis.
Kalimat
pertama
menginformasikan bahwa gajah banyak jenisnya. Kalimat (2) Salah satunya gajah afrika yang ekornya juga panjang, telinganya tebal, telinganya besar. Kalimat kedua menginformasikan bahwa gajah afrika mempunyai ekor panjang, telinganya besar dan tebal. Kalimat (3) Ada dua gajah warnanya abu-abu, matanya hitam dan putih. Kalimat ketiga menginformasikan bahwa dua gajah berwarna abu-abu dan matanya hitam dan putih. Kalimat (4) Gajah juga makan rumput seperti kambing, sapi, kerbau. Kalimat keempat menginformasikan bahwa gajah makan rumput. Kalimat (5) gajah juga punya kuku. Kalimat kelima menginformasikan bahwa kaki gajah ada kukunya. Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat (2) merupakan kalimat utama yang menjelaskan tentang gajah afrika. Sedangkan kalimat (1,3,4,5) merupakan kalimat penjelas yang memperjelas tentang definisi gajah Afrika. Peneliti juga menemukan pola pengembangan definisi lain yang dapat dilihat pada lampiran 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Dari kesembilan pola pengembangan di atas, pola pengembangan deduktif dan induktif paling banyak digunakan siswa dalam membuat karangan deskripsi. Di bawah ini dipaparkan tabel penggunaan pola pengembangan dalam karangan siswa. Tabel 2 Pola Pengembangan yang Digunakan Siswa dalam Mengarang No
Pola Pengembangan
Jumlah
1
Pola pengembangan deduktif
32 paragraf
2
Pola pengembangan induktif
13 paragraf
3
Pola pengembangan Deduktif-Induktif
3 paragraf
4
Pola pengembangan Ineratif
1 paragraf
5
Pola pengembangan contoh
1 paragraf
6
Pola pengembangan pengulangan
12 paragraf
7
Pola pengembangan sebab akibat
1 paragraf
8
Pola pengembangan perbandingan
1 paragraf
9
Pola pegembangan pertanyaan
1 paragraf
10
Pola pengembangan definisi
4 paragraf
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari dalam mengarang paragraf deskripsi banyak menggunakan pola pengembangan
deduktif.
Hal
tersebut
terbukti
siswa
menggunakan
pola
pengembangan deduktif sebanyak 32 paragraf. Hal ini di sebabkan tingkat kemampuan siswa SD yang masih terbatas. Pada Bab II dijelaskan bahwa siswa kelas IV SD Ngargosari masuk dalam kategori usia 9-10 tahun. Anak mulai mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
hubungan waktu dan tempat serta sebab akibat. Faktor usia inilah yang menyebabkan jalan pikiran anak yang masih terbatas. Anak belum bisa membayangkan benda yang terlalu kompleks dan bervariasi. Sehingga dalam penelitian ini gambar yang sederhana digunakan untuk memudahkan siswa dalam mengarang. Selain itu, peneliti menemukan dalam satu paragraf terdapat dua pola pengembangan. Misalnya sebuah paragraf dapat masuk ke dalam pola pengembangan deduktif dikarenakan letak kalimat utama di awal paragraf. Namun, paragraf ini juga menggunakan pola pengembangan perulangan karena kalimat yang selalu diulangulang. Peneliti menafsirkan bahwa penyebab hal tersebut terjadi karena tingkat pemahaman anak yang terbatas sehingga siswa dalam membuat kalimat membutuhkan pemikiran yang cukup panjang dibandingkan anak SMP dan SMA. 2. Struktur Paragraf Pada bagian ini akan dipaparkan struktur paragraf. Peneliti menemukan tiga struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari meliputi 1) paragraf dengan dua unsur
(kalimat utama dan kalimat penjelas),
2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas), 3) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi). a. Paragraf dengan Dua Unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas) Dari data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf yang terdiri dari dua unsur paragraf. Kalimat itu terdiri dari kalimat utama dan kalimat penjelas. Di bawah ini contoh paragraf yang terdiri dari dua unsur pada karangan deskripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
(1) Kereta Api itu transportasi darat. Kereta api itu sangat panjang rodanya ada dua puluh empat. Kereta api itu ada roda, lampu, dan lain-lain. Kereta Api itu jalannya sangat cepat sekali. Kereta Api itu berhenti di stasiun. Kereta api itu berjalan di rel. (04,1,{PPU}). Paragraf di atas memiliki dua unsur paragraf yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas. Di bawah ini paparan dari analisisnya. 1) Kereta Api itu transportasi darat.KU. 2) Kereta api itu sangat panjang rodanya ada dua puluh empat. 3) Kereta api itu ada roda, lampu, dan lainlain. 4) Kereta Api itu jalannya sangat cepat sekali. 5) Kereta Api itu berhenti di stasiun. 6) Kereta api itu berjalan di rel.KPj Paragraf di atas memiliki dua unsur. Kalimat (1) merupakan kalimat utama yang menjelaskan bahwa kereta api merupakan transportasi darat.
Kalimat (2—6)
merupakan kalimat penjelas. Kalimat (2) menjelaskan kereta api itu rodanya ada dua puluh empat. Kalimat (3) menjelaskan kereta api memiliki roda, lampu, dan lain-lain. Kalimat (4) menjelaskan kereta api berjalan dengan cepat. Kalimat (5) menjelaskan kereta api berjalan di atas rel. Selain paragraf di atas, paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas) yang dapat dilihat pada lampiran 3. b. Paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas). Dari data yang diperoleh, peneliti menemukan paragraf yang terdiri dari tiga unsur yaitu, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Berikut contoh paragraf yang terdiri dari tiga unsur paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
(2)
Aku punya gajah yang besar. Gajahku telinganya besar dan hidungnya panjang. Gajahku kakinya ada empat dan besar semua. Aku senang punya gajah yang besar. (17,2,{PPD}).
Paragraf di atas memiliki tiga unsur paragraf yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Berikut paparan dari analisisnya. 1) Aku punya gajah yang besar. KU. 2) Gajahku telinganya besar dan hidungnya panjang. 3) Gajahku kakinya ada empat dan besar semua.KPj. 4) Aku senang punya gajah yang besar. KPg. Kalimat (1) merupakan kalimat utama yang menjelaskan gajah itu besar. Kalimat (2—3) merupakan kalimat penjelas. Kalimat (2) menjelaskan gajahnya bertelinga besar dan hidungnya panjang. Kalimat (3) menjelaskan gajahnya mempunyai kaki empat yang besar. Kalimat (4) merupakan kalimat penegas. Kalimat keempat menjelaskan rasa senang memiliki gajah besar. Selain paragraf di atas, paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas) dapat dilihat pada lampiran 3. c. Paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi) Dari data yang diperoleh peneliti menemukan paragraf yang terdiri dari tiga unsur paragraf. Kalimat itu terdiri dari kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi. Di bawah ini contoh paragraf yang terdiri dari tiga unsur pada karangan deskripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
(3) Karena waktu perkenalan sudah habis, bu Sri menerangkan perkalian dan pembagian. Bu sri dulu mengajar di SD Trayu. Bu Sri senang menjadi guru matematika karena menyenangkan. Guru yang sabar akan bisa mengajari murid yang bodoh. (02,3,{PPD}).
Paragraf di atas memiliki tiga unsur paragraf yaitu kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi. Berikut paparan dari analisisnya. 1) Karena waktu perkenalan sudah habis, bu Sri menerangkan perkalian dan pembagian. 2) Bu sri dulu mengajar di SD Trayu. 3) Bu Sri senang menjadi guru matematika karena menyenangkan. KPj. 4) Guru yang sabar akan bisa mengajari murid yang bodoh. KU. Kalimat (1—3) merupakan kalimat penjelas. Di awal kalimat di awali dengan kata transisi karena. Kalimat (1) menjelaskan Bu Sri menjelaskan perkalian dan pembagian karena waktu sudah habis. Kalimat (2) menjelaskan Bu Sri pernah mengajar di SD Trayu. Kalimat (3) Bu Sri yang suka menjadi guru matematika. Kalimat (4) menjelaskan bahwa guru sabar dapat mengajari murid yang kurang pintar. Dari pembahasan transisi jarang digunakan dalam karangan siswa. hal ini karena siswa belum mengetahui kegunaan dari transisi dan penempatannya. Siswa banyak menggunakan kata penghubung namun tidak pada tempatnya. Berikut contoh penggunaan kata penghubung yang berlebihan. Pak Yanto naik kereta api. Kereta itu sangat panjang sekali. Banyak rodanya dan banyak pintunya. Kereta apinya berwarna hitam, dan kereta apinya berbentuk kotak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
dan ada lebing. Ada banyak kaca. Pak Yanto menghitung rodanya ada 36, keretanya panjang sekali dan ada penumpangnya. Dari kutipan di atas sangat jelas siswa banyak menggunakan kata penghubung “dan” yang berlebihan dan tidak efektif. Selain paragraf di atas, paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi) dapat dilihat pada lampiran 3. Dari ketiga unsur paragraf di atas, siswa banyak menulis paragraf deskripsi menggunakan dua unsur. Hal ini terjadi dikarenakan siswa kurang memahami materi unsur-unsur paragraf. Selain itu tingkat pemahaman siswa yang terbatas membuat materi unsur-unsur paragraf belum dijelaskan secara rinci. Berdasarkan analisis pola pengembangan dan struktur paragraf, 11 paragraf tidak dipakai oleh peneliti karena tidak sesuai dengan topik yang digunakan pada penelitian. Berikut ini merupakan paragraf yang dianggap peneliti tidak sesuai dengan tema. Paragraf 1 Ada anak sedang belajar sepeda motor. Yang bernama C. Ronaldo. Ronaldo dibelikan motor oleh ayahnya. Ronaldo sedang belajar motor di lapangan. Dia dilatih oleh ayahnya di lapangan. Motor Ronaldo berwarna merah. Ronaldo besok Jumat ada balapan. Ronaldo sekarang sedang berlatih trel. Ronaldo disuruh memutari lapangan Banjor. Ronaldo disuruh memutari dengan kecepatan tinggi. Rodanya dua di depan dan belakang. Knalpotnya dibuat blobongan. Dia semakin cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Paragraf 2 Mobil Erlin Aku punya teman baru bernama Erlin, dia punya mobil. Dia punya mobil baru berwarna merah. Mobil Erlin bisa mengangkut barang. Erlin sangat senang sekali dan barang-barang yang berat bisa diangkut pakai mobil. Mobil Erlin sangat indah di dalamnya sangat rapi sekali. Erlin sering membersihkan barang-barang di dalam mobinya, kadang ia juga mencuci mobil.
Contoh paragraf di atas bukan paragraf deskripsi. Paragraf di atas melenceng dari tema yaitu menulis paragraf deskripsi. Kedua paragraf di atas lebih mengarah kepada paragraf narasi karena isinya mengisahkan atau menceritakan kegiatan yang dilakukan. Hasil karangan siswa dapat dianalisis berdasarkan struktur paragraf dan pola pengembangannya, selain itu karangan tersebut dapat di analisis berdasarkan jenis paragraf deskripsi. Seperti yang dipaparkan bab II, jenis paragraf deskripsi dibagi menjadi dua bagian. Kedua jenis paragraf deskripsi yakni deskripsi sugestif dan deskripsi ekspositoris. Peneliti hanya menemukan jenis deskripsi ekspositoris karena paragraf ini tidak bertujuan menimbulkan daya khayal. Berikut contoh paragraf deskripsi ekspositoris. Durian di Kebun (4)
1) Di kebun ada sebuah pohon besar. 2) Buahnya berduri dan tajam. 3) Bau buah ini sangat menyengat di hidung. 4) Buah itu namanya buah durian. 5) Buah durian itu rasanya enak dan lezat sekali. 6) Buah durian itu berwarna kuning. (11,2,{PPCam})
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Paragraf di atas merupakan salah satu contoh paragraf deskripsi ekspositoris. Hal ini dibuktikan dari judul paragraf dan isi paragraf. Judul paragraf di atas adalah “Durian di Kebun”. Judul tersebut membuktikan bahwa durian dapat ditemukan di kebun. Hal lain yang membuktikan bahwa paragraf di atas adalah paragraf deskripsi ekspositoris adalah isi paragraf. Seperti yang di paparkan bab II, paragraf deskrispsi ekspositoris bertujuan memberikan identifikasi atau informasi objeknya sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tadi. Dari pengertian di atas sangatlah jelas bahwa paragraf di atas termasuk paragraf deskripsi ekspositoris. Kalimat pertama menjelaskan dikebun ada sebuah pohon yang besar. Kalimat kedua menjelaskan bahwa durian itu berduri dan tajam. Kalimat ketiga menjelaskan bahwa durian yang matang baunya sangat menyengat. Kalimat keempat memberikan penjelasan dari ciri-ciri pada kalimat sebelumnya buah itu bernama buah durian. Kalimat kelima menjelaskan bahwa buah durian sangat lezat. Kalimat keenam menjelaskan bahwa buah durian yang matang berwarna kuning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab enam merupakan bab penutup laporan penelitian ini. Bab ini mencakup kesimpulan, implikasi, dan saran terhadap penelitian yang telah dilakukan dan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti lain yang berkaitan dengan topik penelitian. A. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data
yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa dalam membuat paragraf deskripsi, siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta menggunakan sepuluh pola pengembangan paragraf, yaitu 1) Pola Pengembangan Deduktif (PPD), 2) Pola Pengembangan Induktif (PPI), 3) Pola Pengembangan Deduktif-Induktif (PPDI), 4) Pola Pengembangan Ineratif, 5) Pola Pengembangan Pengulangan (PPU), 6) Pola Pengembangan Contoh (PPCon), 7) Pola Pengembangan Sebab Akibat (PPSa), 8) Pola Pengembangan Pertanyaan (PPT), 9) Pola Pengembangan Perbandingan (PPP), 10) Pola Pengembangan Definisi (PPDe). Dari kesembilan pola tersebut pola pengembangan deduktif dan paling banyak digunakan siswa yaitu sebanyak 32 paragraf. Hal tersebut terjadi karena tingkat kemampuan berfikir siswa yang masih terbatas. Selain itu, berdasarkan analisis peneliti tidak menemukan paragraf tanpa kalimat utama.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Berdasarkan analisis struktur paragraf, peneliti menemukan tiga struktur paragraf pada karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari, yaitu 1) paragraf dengan dua unsur (kalimat utama dan kalimat penjelas), 2) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas), 3) paragraf dengan tiga unsur paragraf (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi). Berdasarkan analisis siswa banyak menggunakan dua unsur dalam karangannya. Hal ini terjadi karena siswa belum dapat memahami materi unsur-unsur paragraf. Berdasarkan hasil penelitian transisi belum banyak digunakan oleh siswa. Peneliti menafsirkan bahwa siswa belum mengetahui keguanaan transisi dan penempatannya. Siswa banyak menggunakan kata penghubung tidak sesuai dan berlebihan sehingga kalimat dalam paragraf itu menjadi rancu.
B. Implikasi Hasil Penelitian Hasil penelitian menujukkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari sudah menggunakan sepuluh jenis pola pengembangan. Kebanyakan siswa kelas IV SD Negeri Ngagosari menggunakan pola pengembangan deduktif dalam karangannya. Dari hasil penelitian, siswa belum banyak menggunakan pola pengembangan perbandingan, petanyaan, dan sebab akibat . Oleh karena itu, pengajaran mengenai paragraf deskripsi harus diberikan secara berulang-ulang agar siswa semakin meningkatkan menulis paragraf dengan pola pengembangan yang beragam. Guru juga harus memberikan contoh-contoh pola pengembangan paragraf yang belum diketahui siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Selain pola pengembangan, siswa kelas IV SD Negeri Ngargosari belum banyak menggunakan unsur-unsur paragraf. Siswa kebanyakan menggunakan dua unsur paragraf yaitu, kalimat utama dan kalimat penjelas. Pengajaran dalam membuat paragraf, hendaknya memperhatikan unsur-unsur paragraf agar siswa memperoleh pemahaman mengenai paragraf sehingga hasil belajar dapat tercapai. Dari hasil penelitian menjukkan bahwa siswa belum memahami cara membuat paragraf yang baik dari pola pengembangan, struktur paragraf, maupun ejaannya.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan implikasi di atas, peneliti memberikan beberapa saran untuk guru bahasa Indonesia dan peneliti lain. 1. Guru Bahasa Indonesia Guru bahasa Indonesia hendaknya memberikan penjelasan dan contoh macam pola pegembangan dan unsur-unsur paragraf. Pelatihan menulis terus menerus akan memudahkan siswa dalam menulis. Hal ini perlu dilakukan agar siswa tidak hanya terfokus pada salah satu pola pengembangan saja tetapi dapat menggunakan pola pengembangan yang lain, mengingat dari hasil penelitian pola pengembangan deduktif dan induktif yang paling banyak digunakan siswa. Guru hendaknya menekankan pentingnya ejaan dalam sebuah tulisan. Dengan memperhatikan ejaan, maka diharapkan siswa terbiasa menulis dengan memperhatikan ejaan selain unsurunsur paragraf.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
2. Peneliti lain Bagi peneliti lain hasil pola pengembangan dan struktur paragraf deskripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan petimbangan bagi penelitian-penelitian yang akan diadakan pada masa yang akan datang pada jenjang SMP dan SMA. Penelitian ini juga bisa dikembangkan pada jenis paragraf yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa. Jakarta: Erlangga. Alex & Achmad. 2011. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Rawamangun. Arifin, E Zaenal dan Amran Tasai. 1984. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa. Hamalik, Oemar. 1994. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya Bakti Keraf, Gorys. 1981. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta: Nusa Indah. Maryani, Yani dan Mumu. 2002. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia untuk Kelas 1, 2, dan 3SMU. Bandung: Pustaka Setia. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, Agus Budi Wahyudi. 2009. Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Media Perkasa. Pudyastuti, Maria. 2009. Pola Pengembangan Paragraf Deskripsi Berdasarkan Observasi yang Digunakan Siswa Kelas X SMA Santa Maria.Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Rahardi, Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang. Yogyakarta: Erlangga. Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Erlangga. Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-Teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. Ramlan, M. 1993. Paragraf, Alur Pikiran & Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Sujanto. 1998. Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Suwarna, Dadan. 2012. Ceradas Bahasa Indonesia, Berbahasa dengan Pemahaman dan Pendalaman. Tangerang: Jelajah Nusa. Tarigan, Djago. 1987. Membina Keterampilan Pengembangannya. Bandung: angkasa.
Menulis
Paragraf
dan
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. The Liang Gie. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty. Verawati, Hedwigis Risa. 2011. Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2012. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Widjono. 2007. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Gramedia. Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius. Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Tabel 1 Tabel Kisi-kisi Pedoman Wawancara Untuk Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
No
Pertanyaan
Jumlah
Nomor
Butir Soal
Pertanyaan
1
Jenis karangan yang disukai siswa
1
1
2
Kondisi siswa dalam pembelajaran membuat
1
2
karangan
3.
Kesulitan yang dihadapi siswa saat mengarang
1
3
4.
Kebiasaan siswa dalam membuat karangan
1
4
5.
Media yang digunakan untuk mengarang
1
5
6.
Minat siswa untuk membuat karangan
1
6
7.
Keaktifan siswa dalam membuat karangan
1
7
8.
Hal-hal yang menyebabkan siswa aktif mengarang
1
8
9.
Motivasi siswa untuk membuat karangan
1
9
10
Hal-hal yang menyebabkan siswa termotivasi untuk
1
10
mengarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Hasil Wawancara dengan Guru Bahasa Indonesia
No Pertanyaan 1. Jenis karangan apa yang disukai siswa? 2. Bagaimana kondisi siswa dalam pembelajaran membuat
Jawaban Pertanyaan Siswa menyukai jenis karangan narasi dan deskripsi. Karena di kelas IV siswa harus bisa mengarang deskripsi, maka siswa banyak mengarang deskripsi walaupun masih sederhana. Ada beberapa siswa yang aktif dan pintar dalam mengarang, namun ada siswa yang susah jika di suruh mengarang,
karangan? 3. Apa kesulitan yang dihadapi
4.
5.
6.
7.
8.
Kesulitan siswa dalam mengarang yaitu siswa belum bisa merumuskan ide-ide yang siswa saat mengarang? dimilikinya ke dalam paragraf yang baik. Bagaimana kebiasaan siswa Siswa selalu melihat benda-benda yang ada sekitarnya untuk memudahkan mereka dalam dalam membuat karangan membuat paragraf, selain itu siswa selalu membuat judul terlebih dahulu kemudian paragraf inti. Media apa yang digunakan Untuk memudahkan dalam mengarang, guru menggunakan media gambar yang objektif dan untuk mengarang? sederhana. Siswa kelas IV masih membutuhkan gambar-gambar yang sederhana karena mereka masih kesulitan dalam membuat paragraf. Bagaimana minat siswa untuk Sebagian siswa sangat senang dan berminat dalam mengarang namun ada siswa yang kurang membuat karangan? berminat dalam mengarang. Bagimana keaktifan siswa dalam Saat ini semua siswa kelas IV aktif dalam mengarang, walupun ada beberapa hasil membuat karangan karangan kurang memuaskan. Hal-hal yang sajakah yang Siswa aktif mengarang jika mendapatkan pujian dari guru. Selain itu, mendapatkan nilai bagus menyebabkan siswa aktif dan hadiah membuat siswa aktif mengarang. mengarang?
9. Apa motivasi siswa untuk membuat karangan?
Motivasi siswa jika mendapatkan nilai bagus, mendapatkan hadiah, dan pujian dari guru.
10 Apa yang membuat siswa mudah Gambar yang digunakan masih sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, gambar dalam mengarang? dekat dengan lingkungan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 LAMPIRAN 2 PETUNJUK MENGERJAKAN Pilihlah gambar yang kamu sukai, kemudian tuliskan yang ada dalam gambar dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Tuliskan ciri-ciri dari gambar itu! 2. Rangkailah ciri-ciri gambar itu ke dalam beberapa paragraf dengan bahasa yang baik dan benar! 3. Kumpulkan kepada guru jika sudah selesai!
¾ Soal 1 A.
Mobil
B.
Kereta Api
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
C.
Sepeda motor
¾ Soal II A. Durian
B. Gajah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
¾ Soal III A. Dokter
B. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
Lampiran Lembar Jawab
Nama : Nomor : Kelas : SD
:
…………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
LAMPIRAN 3 DAFTAR KARANGAN SISWA No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
Nama Siswa Ade Kurniawan Cristian Tuwuh Kawiargo
Judul Karangan Kereta Api Di Lapangan ada Sebuah Anak Tri Wijayanto Mobil Baru Ahmad Alfin Hidayat Kereta Api Avi Lupi Rinasti Mobil-Mobilan Baru Erika Indriyani Mobil Erlin Erlin Prastika Dewi Mobil Rika Gabriel Yudha Putra Pradana Mobil Indra Indra Yudha Perdana Mobil Baru Milik Ade Milzam Maqinudin Mobil Baru Zulfan Muhammad Khanif Mobil Milzam Kurniawan Raden Dhimas Ageng Bermain Mobil Pambudhi Siwi Nur Pratiwi Mobil Zulfan Umi Nur Rahmatin Stasiun Kereta Api Utia Nafisa Rahmatin Mobil Baru Yusuf Zulfan Hasyim Mobil Baru Milik Milzam Bagas Anggit Prastyo Kereta Api Ade Kurniawan Gajah Dewasa Cristian Tuwuh Kawiargo Beli Durian Tri Wijayanto Durian Ahmad Alfin Hidayat Gajah yang Besar Avi Lupi Rinasti Gajah Erika Indriyani Gajah Erlin Prastika Dewi Gajah Milik Rika Gabriel Yudha Putra Pradana Gajahku Indra Yudha Perdana Gajah di Kebun Binatang Milzam Maqinudin Durian Muhammad Khanif Durian di Kebun Kurniawan Raden Dhimas Ageng Gajah Pambudhi Siwi Nur Pratiwi Durian Umi Nur Rahmatin Durian
Keterangan BD TD BD BD TD TD TD BD TD TD TD BD TD BD BD BD BD BD BD BD BD BD BD BD BD BD BD BD BD BD BD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45.
Utia Nafisa Rahmatin Yusuf Zulfan Hasyim Bagas Anggit Prastyo Ade Kurniawan Cristian Tuwuh Kawiargo Tri Wijayanto Ahmad Alfin Hidayat Avi Lupi Rinasti Erika Indriyani Erlin Prastika Dewi Gabriel Yudha Putra Pradana Indra Yudha Perdana Milzam Maqinudin Muhammad Khanif Kurniawan 46. Raden Dhimas Ageng Pambudhi 47. Siwi Nur Pratiwi 48. 49. 50. 51.
Umi Nur Rahmatin Utia Nafisa Rahmatin Yusuf Zulfan Hasyim Bagas Anggit Prastyo
Keterangan: TD
: Tidak Bisa Diteliti
BD
:Bisa Diteliti
Durian Gajah yang Besar Gajah Punyaku Dokter yang Baik Hati Guru Baru Matematika Guru Baru Dokter yang Baik Hati Dokter Memeriksa Pasien Guru Baik Dokter yang Baik Hati Dokter yang Baik Hati Dokter yang Baik Hati Guru Baru Dokter yang Baik Hati
TD BD BD BD BD BD TD BD BD BD BD BD TD BD
Guru Baru
BD
Guru Baru di SDN Ngargosari Guru Baru Dokter yang Baik Kakakku Dokter Guru yang Mulia
BD BD BD BD BD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Analisi Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf NO
Judul Karangan
1.
Kereta Api
2.
Mobil Baru
3.
Kereta Api
Unsur Utama Kal. Utama, Kal. Penjelas, Kal. Penegas
transisi
Pak Yanto naik kereta api.KU Kereta itu sangat panjang sekali. Banyak rodanya dan banyak pintunya. Kereta apinya berwarna hitam, dan kereta apinya berbentuk kotak dan ada lebing. Ada banyak kaca. Pak Yanto menghitung rodanya ada 36, keretanya panjang sekali dan ada penumpangnya.KPj Kereta api ada masinisnya. Kereta api berjalan di atas rel dan di dekat kereta api ada lampu untuk penerangan. Rel kereta api berwarna coklat. KPj.Kereta api adalah alat transportasi darat yang banyak disukai orang.KU. Setiap hari raya pasti banyak penumpang.KPg. Mobil baru itu milik Pak Ade. Mobil Pak Ade sangat bagus sekali.KU. Mobil dia berwarna merah. Mobil itu sangat canggih sekali mempunyai roda 4 (empat) dan ada lampu 2 (dua) di depan mobil itu.KPj Kereta Api itu transportasi darat.KU. Kereta api itu sangat panjang rodanya ada dua puluh empat. Kereta api itu ada roda, lampu, dan lain-lain. Kereta Api itu jalannya sangat cepat sekali. Kereta Api itu berhenti di stasiun. Kereta api itu berjalan di rel.KPj Kereta api penumpangnya juga banyak. Kereta api itu warnanya orange. Kereta api itu jendelanya juga sangat banyak, relnya juga sangat panjang sampai relnya melingkar.Kereta api itu mengantarkan penumpang antar kota. KPj.Sungguh menyenangkan naik kereta api itu. KU. Kalau Kalau penumpang mau naik kereta api harus membayar
Pola Pengembangan Paragraf PPD
Kode
(01, 1, {PPD})
PPI/ PPU
(01,1,{PPI}, {PPU})
PPD
(03,1,{PPD})
PPU/PPD
(04,1, {PPU}, {PPD})
PPI
(04,1,{PPI})
PPI
(04,1,{PPI})
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Mobil Indra
5.
Bermain Mobil
6.
Stasiun Kereta Api
karcis. Kereta api juga mengantarkan penumpang antar provinsi juga. Kereta api juga banyak punya gerbong yang lebar dan panjang. Pintunya juga banyak.KPj. Kereta api adalah benda yang luar biasa. KU. Mobil Indra yang baru.KU. Mobil indra warnanya merah putih. Mobil Indra bermerk terkenal. Jok mobil Indra berwarna hita m. Mobil indra baru dibelikan ayahnya, indra sangat senang sekali punya mobil baru. Indra mau bermain mobil-mobilan dengan riang, senang, dan gembira. Indra gembira karena menaiki mobil.KPj Mobil Indra mempunyai roda dua di depan, dua dibelakang. Mobil Indra mempunyai lampu 4 di depan dan dibelakang. Indra baru pertama kali dibelikan mobilmobilan sama ayahnya yang baik hati.KPj .Indra senang karena dibelikan mobil-mobillan.KU Andi sedang bermain mobil barunya dibelikan oleh ayahnya.KU Andi sangat senang sekali karena mobilnya sangat bagus sekali berwarna hitam. Mobil itu mempunyai empat roda di depan dan di belakang. Ada lampu juga di depan dan dibelakang. KPj Di stasiun ada banyak kereta api. Kereta api adalah alat transportasi darat.KU. Kereta api mempunyai banyak roda dan ada cendela, pintu, lampu, klakson, dan lainlain. Disamping kereta api ada tiang, di dekat klaksonnya ada asap. Kereta api bisa mengangkut orang, barang, dan mobil. KPj Kereta api mempunyai banyak gerbong. KU. Ada gerbong 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12. Di dalam kereta api ada penjual makanan dan minuman. Kereta api berjalan dengan cepat sekali dan membunyikan klaksonnya. Banyak penumpang yang memasuki kereta api. Bahan bakar kereta api adalah arang, warna kereta
PPD
(08,1, {PPD})
PPI
(08,1,{PPI})
PPD
(12,1, {PPD})
PPD
(14,1, {PPD})
PPD
(14,1,{PPD})
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
Mobil Baru
8.
Mobil Baru
9.
Kereta Api
10. Gajah Dewasa
11. Beli Durian
12. Durian
api adalah biru putih, di dalam kereta api tidak boleh merokok dan membuang sampah di dalamnya.KPj. Mobil Indra baru. KU. Mobil indra berwarna hijau. Mobil diberi paman. Indra sangat senang karena punya mobil baru. Indra diberikan mobil baru oleh pamannya. Mobil indra mempunyai kaca, roda, sepion, setir dan ada lampunya.KPj. Indra senang karena diberikan oleh pamannya. KPg Milzan dibelikan ayahnya mobil-mobilan baru. KU. Mobil baru milik milzam rodanya ada empat dan lampu di depan ada dua. Milzam menaiki mobil barunya dengan sangat gembira sekali. KPj Kereta api itu sangat panjang. Kereta api rodanya banyak sekali. Kereta api adalah transportasi darat.KU. Kereta api itu jalannya cepat sekali. Kereta api berhenti di stasiun. Kereta api berjalan di rel.KPj. Kereta api jendelanya juga sangat banyak. Kereta api punya gerbong. Kereta api itu mengangkut penumpang antar kota. KU. Contohnya ke Solo, Jakarta, Surabaya, dan lain-lain.Orang yang mau naik kereta api harus ke stasiun. KPj. Gajah itu sangat besar. KU. Gajah itu mempunyai belalai yang sangat panjang. Belalai itu bisa digunakan untuk mencari makan dan minum. Gajah itu mempunyai kaki empat dan bisa digunakan untuk berjalan. Kaki gajah sangat besar. Dia mempunyai ekor dibelakang. KPj Durian itu kulitnya dilapisi duri. Saya suka durian karena manis. KU.Rasanya manis dan lezat sekali. Saya suka membeli satu karung. Saya dan kakak membeli yang sangat kuning. Saya suka karena bentuknya bagus. Isinya besar dan dagingnya manis. KPj. Durian yang enak itu milik Pak Budi. KU. Pak Budi beli di pasar durian. Durian itu enak sekali dan duriannya
PPD
(15,1, {PPD})
PPD
(16,1,{PPD})
PPD
(17,1,{PPD})
PPCon
(17,1,{PPCon})
PPU
(01,2,{PPU})
PPU
(02,2,{PPU})
PPD
(03,2,{PPD})
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Gajah yang Besar
14. Gajah
15. Gajah
16. Gajah milik
berwarna kuning. Durian itu berduri jadi harus hati-hati jika membelahnya.KPj Di kebun binatang saya melihat gajah. KU. Belalainya panjang, kakinya ada empat, matanya ada dua, badannya besar, kakinya besar. Ada taringnya. Taringnya dua panjang, warnanya putih. KPj Gajahnya ada bermacam-macam jenis. Salah satunya gajah afrika yang ekornya juga panjang, telinganya tebal, telinganya besar. KU.Ada dua gajah warnanya abu-abu matanya hitam dan putih. Gajah juga makan rumput seperti kambing, sapi, kerbau. Gajah juga punya kuku. KPj Gajah itu kotor dan bau sekali tapi gajah itu kotorannya bisa dimanfaatkan sebagai pembersih lantai dan pupuk. Gajah makanannya tiga kali sehari. Gajah makannya banyak. Gajah juga punya anak. Anak gajah itu lucu. Gajah juga bisa diperlombakan . Gajah juga suka mengamuk kalau dipaksa-paksa. KPj.Kita juga harus melindungi gajah karena gajah termasuk satwa dilindungi.KU. Waktu itu aku melihat gajah. KU. Gajah ini belalainya panjang, telinganya besar, tanduknya dua, matanya dua, ekornya satu, kakinya empat, dan badannya kuat. Gajah itu suka makan rumput, dan buah-buahan yang segar. KPj. Aku akan memberi makan buah apel yang segar. KU. Gajah itu bertubuh besar. KU.Belalainya panjang, matanya ada dua. Dan kakinya ada empat. Badannya lebar. Gajah berwarna abu-abu. Gajah itu kulitnya tebal, gajah itu punya anak. Saya melihat gajah itu yang belalainya panjang. Gajah suka memakan tumbuhtumbuhan dan buah-buahan. KPj Gajah itu sangat besar. Gajah makannya rumput.
Waktu itu
PPD
(04,2,{PPD})
PPDe
(04,2,{PPDe})
PPU
(04,2,{PPU})
PPDI
(05,2,{PPDI})
PPD
(06,2,{PPD})
PPSa/PPU
(07,2,{PPSa},
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rika
17. Gajahku
18. Gajah di Kebun Binatang
19. Durian
20. Durian di Kebun
Belalainya sangat panjang. Gajah berkembang biak dengan beranak. Gajah adalah hewan yang langka jadi harus dilindungi. KPj. Gajah tempat tinggalnya di kebun binatang, karena banyak di buru orang untuk diambil gadingnya.KU. Gajah itu berwarna abu-abu. Telinganya sangat besar dan ada dua telinga. Matanya ada dua. Kakinya empat dan ekornya panjang. Mempunyai kulit tebal dan hangat.KPj. Jadi jika melihat gajah dengan dekat harus berhati-hati. KU Gajah yang kunaiki sama keluargaku berwarna hitam. KU. Gajah yang kunaiki sangat besar. Gajah yang kunaiki belalainya panjang, telinga yang besar ada dua, kaki ada empat, mata ada dua dan lain-lain. Gajah itu sudah memiliki anak dua.KPj. Gajah yang besar. KU. Gajah yang ada di kebun binatang sangat besar dan gemuk. Gajah mempunyai gading yang cukup besar. Gajah juga punya belalai yang panjang. KPj. Gajah yang gemuk. KU.Gajah mempunyai telinga yang lebar dan agak tebal. Gajah mempunyai dua mata, dan gajah mempunyai empat kaki dan satu ekor yang cukup panjang. KPj. Buah ini bernama durian. KU. Durian ini berwarna kuning. Durian ini tumbuhnya di kebun dan pohonnya besar. Durian ini rasanya enak. Durian ini ada durinya dan tajam. Durian bisa dibelah menjadi 4 bagian. Isi durian banyak. KPj. Di kebun ada sebuah pohon yang besar. KU. Buahnya berduri dan tajam. Bau buah ini sangat menyengat di hidung.KPj. Buah itu namanya buah durian. KU. Buah durian itu rasanya enak dan lezat sekali. Buah durian itu berwarna kuning. KPj.
{PPU})
PPI
(07,2,{PPI})
PPD
(08,2,{PPD})
PPU
(09,2,{PPU})
PPU
(09,2,{PPU})
PPU
(10,2,{PPU})
PPDI
(11,2,{PPDI})
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21. Gajah
22. Durian
23. Durian
Buah durian ini isinya besar. Buah durian ini biasanya dibelah menjadi dua bahkan buah durian ini bisa dibelah menjadi lima bagian. Buah durian ini hidupnya di tempat yang luas dan sejuk. KPj.Walaupun buah ini harganya mahal tapi buah ini diminati orang –orang asing. KU. Gajah itu sangat besar. KU. Belalainya sangat panjang, dan gadingnya panjang ada dua, kakinya besar ada empat. Telinganya besar ada dua. Matanya ada dua, warnanya hitam. KPj. Seperti hewan-hewan lain gajah itu makanannya rumput.KU. Gajah mempunyai ekor yang panjang. Badan gajah sangat besar sekali seperti raksasa yang sangat besar. Gajah juga makan buah-buahan. KPj. Buah durian itu unik.KU. Durian itu kulitnya tebal tetapi buahnya sedikit. Rasanya enak, warnanya kuning tetapi harganya mahal. Isi durian itu ada dua sampai empat lapis. Pohonnya besar tetapi daunnya kecil. Pohon durian itu tumbuh di kebun.KPj. Walaupun harganya mahal tetapi banyak yang suka dengan buah durian. Membelah durian harus perlahanlahan karena berduri. Durian sangat enak rasanya. KPj. Durian memang banyak disukai orang.KU Taukah kamu buah durian?KU.Buah durian biasanya berwarna kuning dan rasanya enak, baunya harum dan berduri kulitnya. Durian dibelah menjadi lima lapis. Isi durian besar-besar kalau yang berwarna hijau belum matang. Ciri-cirinya berwarna kuning, rasanya enak, berduri, baunya harum dan harus berhati-hati membelahnya dan harganya mahal. Pohonnya besarbesar biasanya durian rasanya pahit dan manis. KPj. Buah durian bisa di jual dimana-mana. Di dalamnya berwarna putih, buahnya aneh. Walau harganya mahal, orang tetap suka durian.KU. Isinya bisa ditanam di kebun.
Seperti
Walaupun
PPU
(11,2, {PPU})
PPD
(12,2,{PPD})
PPD
(12, 2,{PPD})
PPP
(13,2,{PPP})
PPI
(13,2,{PPI})
PPT/ PPDe
(14,2,{PPT}, {PPDe})
PPI / PPIn
(14,2,{PPI}, {PPIn})
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24. Gajah yang Besar
25. Gajah punyaku
26. Dokter yang Baik Hati
27. Guru Baru Matematika
Durinya tajam-tajam dan panjang . KPj. Di kebun binatang ada seekor gajah. KU. Gajah itu sangat besar sekali. Gajah itu mempunyai dua mata, gajah warna abu-abu. Di sana gajah dirawat dengan baik. Gajah itu dimandiin dan dikasih makan.KPj Makanannya adalah rumput dan buah-buahan. Gajah mempunyai empat ekor kaki, dua ekor gading, telinganya sangat besar sekali. KPj. Gajah itu sangat besar. KU. Aku punya gajah yang besar. KU. Gajahku telinganya besar dan hidungnya panjang. Gajahku kakinya ada empat dan besar semua.KPj. Aku senang punya gajah yang besar. KPg. Gajahku suka makan rumput. Gajahku punya gading dua. Ekornya pendek dan warnanya abu-abu. Gajahku bertelinga lebar dan besar.KPj. Gajahku memang hewan yang besar. KU. Pak Yanto adalah seorang dokter di Rumah Sakit Samigaluh. KU.Pak Yanto memakai baju berwarna putih. Setiap hari senin sampai sabtu Pak Yanto bekerja di rumah sakit. Pak Yanto dokter yang baik hati sehingga pasien banyak yang mengantri. Pak Yanto berusia 45 tahun. Rambutnya berwarna hitam dan kumisnya berwarna hitam. KPj. SD Totogan mempunyai guru yaitu guru matematika.Guru itu bernama Bu Sri.KU. Bu Sri masih muda. Bu Sri guru yang cerdas. Rambutnya panjang dan kulitnya putih. Pagi ini bu guru memakai rok pendek, pakai kacamata. Bu Guru sangat tertib, berangkat pagi. Guru itu cantik dan muda. KPj. Karena waktu perkenalan sudah habis, bu Sri menerangkan perkalian dan pembagian. Bu sri dulu mengajar di SD Trayu. Bu Sri senang menjadi guru
Karena
PPD
(16,2,{PPD})
PPI
(16,2,{PPI})
PPD
(17,2, {PPD})
PPI
(17,2,{PPI})
PPD
(01,3,{PPD})
PPD
(02,3,{PPD})
PPI
(02,3,{PPD})
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
matematika karena menyenangkan. KPj. Guru yang sabar akan bisa mengajari murid yang bodoh. KU. SD Negeri 121 Jakarta mempunyai guru baru. Guru itu bernama Bu Sari. KU.Bu Sari mengajar kelas V (lima) dan dia masih muda. Bu Sari memakai baju berwarna coklat lengan pendek dan rok panjang. Dia mengenalkan namanya kepada anak-anak. Bu guru memakai sepatu berwarna hitam. KPj. Pak Prabowo adalah seorang dokter di Rumah Sakit Wates. KU.Pak Prabowo berusia 50 (lima puluh tahun). Ia memakai baju putih lengan pendek. Pak Prabowo salah satu dokter senior di Rumah Sakit Wates. Pak Prabowo adalah dokter yang baik hati, ia suka menolong orang yang sakit. Dan Pak Prabowo bekerja setiap hari senin sampai jumat. KPj.
PPD
(03,3,{PPD})
PPD
(05,3,{PPD})
Pak Dokter memakai baju putih lengan pendek, berkaca mata, berkumis, dan berambut putih. Pak dokter itu sangat baik dia juga suka berbagi lelucon kepada para pasiennya. Ternyata pasien itu sakit sesak nafas dan harus dirawat di rumah sakit. Di rumah sakit ada meja, tirai, dan candela.KPj. Pak Prabowo memang dokter yang hebat.KU.
PPI
(05,3,{PPI})
30. Guru Baik
SD Ngargosari mempunyai guru yang baik hati bernama Bu Titik. KU. Bu Titik memakai jilbab. Bu Titik suka mengajar Bahasa Indonesia. Bu Titik sedang memegang kertas karangan, dan dibelakang Bu Titik ada kursi dan meja. Rambut Bu Titik pendek. Bu Titik sayang sama anak-anak. KPj.
PPD
(06,3,{PPD})
31. Dokter yang Baik Hati
Pak Prabowo adalah seorang dokter di Rumah Sakit Sarjito. KU. Pagi ini Pak Prabowo kedatangan pasien-
PPDe/PPD
(07,3,{PPDe}, {PPD})
28. Guru Baru
29. Dokter Memeriksa Pasien
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pasien yang sedang sakit tipes. Pak Prabowo kesusahan untuk mengatasinya. Ciri-ciri Pak Prabowo yaitu memakai kacamata, memakai baju warna putih, adakumisnya warna hitam, rambutnya warna hitam. Di lehernya ada stetoskop untuk memeriksa pasien. KPj. 32. Dokter yang Baik Hati
Pak Anton adalah seorang dokter di Rumah Sakit Jogja. KU. Pak Anton usianya 55 tahun. Rambutnya hampir putih dan mempunyai kumis. Setiap minggu sampai sabtu Pak Anton bekerja di rumah sakit. Pak Anton adalah dokter yang mulia dan baik hati sehingga banyak pasien yang merasa aman bila diperiksa. KPj.
PPD
(08,3,{PPD})
33. Dokter yang Baik Hati
Pak Prabowo adalah seorang dokter di Rumah Sakit Wates. KU. Pak Prabowo berusia 56 tahun. Rambutnya putih dan berkumis. Setiap hari senin sampai jumat Pak Prabowo bekerja di rumah sakit. Pak Prabowo memakai baju putih lengan panjang. Pak Prabowo sangat baik hati. Pak Prabowo sedang memeriksa pasiennya. KPj. SD Ngargosari mempunyai guru baru. Guru itu bernama Bu Fitri. KU.Bu Fitri masih muda. Rambutnya panjang dan berkulit putih. Pagi ini Bu Fitri memakai baju coklat lengan panjang dan rok pendek. Bu Fitri sangat anggun dengan sepatu hak tinggi yang dipakainya. Wajahnya bulat membuat terlihat guru itu masih muda. KPj. Pak Prabowo adalah seorang dokter di Rumah Sakit Wates. KU.Pak Prabowo sudah berusia 56 tahun. Pak Prabowo mendapatkan pasien yang bernama Doni. Doni di rawat di rumah sakit karena demam. Pak Prabowo buka praktek jam 05.00 sampai jam 17.00 sore. Pak Prabowo sudah berkumis putih, rambutnya juga putih. Pak Prabowo bekerja di rumah sakit wates setiap hari senin sampai sabtu. KPj.
PPD
(09,3,{PPD})
PPD
(10,3,{PPD})
PPD/PPU
(11,3,{PPD}, {PPU})
34. Guru Baru
35. Dokter yang baik hati
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36. Guru Baru
37. Guru Baru di SDN Ngargosari
38. Guru Baru
SD Ngargosari mempunyai guru baru bernama Bu Titik. KU. Bu Titik masih muda. Ia mengenalkan namanya. Ia berusia 40 tahun. Ia sedang menerangkan pelajaran IPS. Ia memakai baju berwarna coklat lengan pendek dan rok pendek. Bu titik anggun dengan hak tinggi yang dipakainya. KPj.Ia berambut pendek. Wajahnya yang bulat membuat terlihat guru itu masih muda. KPg. Bu Titik menunjukkan gambar dan memulai pelajaran tentang gambar itu. Rumah Bu Titik dekat dengan Balai Desa. Ia suka pelajaran IPS, teman-teman juga suka pelajaran IPS. Pelajaran IPS membuat pintar karena mudah diingat setiap hari. Teman-teman jelas dengan penjelasan Bu Guru. KPj. Akhirnya pelajaran sekolah hari ini berakhir dengan ceria dan menyenangkan. KU. SD Ngargosari mempunyai guru baru. Guru itu bernama Bu Marul. KU.Bu Marul masih muda. Bu Marul suka memakai kerudung warna putih. Pagi ini Bu Marul memakai baju coklat lengan panjang dan rok panjang. KPj.Bu Marul sangat baik sekali. KPg. Bu Marul memang istimewa.KU.Wajahnya cantik dan wajah Bu Marul bulat. Dia memakai kacamata. Bu Marul memakai sepatu hak yang tinggi. Bu Marul mulai pelajaran Bahasa Inggris. Bu Marul menunjukkan gambar yang akan dijelaskan. Suara yang keras membuat aku dan teman-teman dengar dan paham apa yang dikatakan Bu Marul. KPj.Akhirnya pelajaran sekolah selesai karena penjelasan Bu Marul keras dan jelas dan menyenangkan untuk didengar.KU. Sebelum Sebelum memulai palajaran Bu Titik bercerita dahulu.Kata Bu Titik, ia pindah karena dekat dengan rumah. KPj.Bu Titik bercerita mempunyai penyakit asma, jadi ia minta pindah tempat mengajar.KU. SD Ngargosari mempunyai guru baru. KU. Guru itu
PPD
(12,3,{PPD})
PPI
(12,3,{PPI})
PPD
(13,3,{PPD})
PPDI
(13,3,{PPDI})
PPI
(13,3,{PPI})
PPD
(14,3,{PPD})
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39.
40.
41.
Dokter yang Baik
Kakakku Dokter
Guru yang Mulia
bernama Bu Titik. Bu Titik masih muda, memakai kacamata, rambutnya pendek berkulit putih, memakai baju coklat lengan pendek, dan rok pendek. Bu Titik sangat menyukai sepatu hak tinggi yang dipakainya. Wajahnya yang bulat, hidungnya mancung, dan masih muda dan cantik. KPj. Dokter itu adalah orang yang baik. KU. Ia bisa mengobati berbagai macam penyakit. Seperti penyakit asma, tipes, kanker, batuk, pilek, dan lain-lain. Dokter juga bermacam-macam. Ada dokter gigi, dokter bedah, dokter hewan, dan lain-lain. KPj.Dokter selalu akan membantu orang yang sakit. KPg. Dokter bekerja di puskesmas atau di rumah sakit. Dokter sering membawa stetoskop untuk memeriksa pasien. Jika pasien sudah diperiksa, maka ia akan di berikan resep obat.KPj. Dokter adalah orang yang paling ahli mengobati orang sakit. KU. Aku mempunyai kakak seorang dokter. KU.Ia sangat cantik sekali. Kakak sering memakai jas warna putih. Rambut kakak yang panjang sering ia ikat dengan penjepit rambut. Kakak berangkat pukul 07.00 pulang pukul 21.00. KPj.Kakakku memang dokter yang hebat.KU. Kakak kadang tidak pulang jika ada pasien yang dioperasi. Kakak kadang memakai rok pendek kadang memakai celana panjang. Kakak selalu membawa tas kotak warna hitam jika berangkat kerja. KPj. Kakakku tidak memandang orang. Kakak selalu membantu orang yang sakit. Contohnya saat tetanggaku berobat tapi tidak bisa membayar kakak tidak minta bayaran.KPj. Kakak memang dokter yang baik hati.KU. Guru itu sangat mulia. KU. Ia mengajar murid-murid agar menjadi pintar. Guru mengajar dari pagi sampai siang, ada juga yang mengajar sampai sore. Dan guru
PPDe
(15,3,{PPDe})
PPI
(15,3,{PPI})
PPDI
(16,3,{PPDI})
PPCon
(16,3,{PPCon})
PPDe
(17,3,{PPDe})
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ada bermacam-macam. Ada guru matematika, guru bahasa Indonesia, guru olahaga, guru agama, dan lainlain. Guru selalu berpakaian rapi. KPj. Kemarin guru-guru memakai baju coklat semua karena hari senin. Guru selalu memakai sepatu hak tinggi yang perempuan. Guru mengajarkan kami banyak hal. Guru tidak pernah putus asa mengajari kami sampai paham. KPj.Guru memang orang yang sangat berjasa.KU. Keterangan
Kemarin
PPI
(17,3,{PPI})
:
KU
: Kalimat Utama
KPj
: Kalimat Penjelas
KPg
: Kalimat Penegas
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Tabel Kode Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf No
Pola Pengembangan
Kode
dan unsur paragraf 1. Pola Pengembangan Deduktif
(01,1,{PPD}), (03,1,{PPD}),(08,1,{PPD}), (12,1{PPD}),(14,1,{PPD}), (15,1,{PPD}), (16,1,{PPD}), (17,1,{PPD}), (03,2,{PPD}), (04,2,{PPD}), (06,2,{PPD}), (08,2,{PPD}), (12,2,{PPD}), (12,2,{PPD}), (16,2,{PPD}), (17,2{PPD}), (01,3,{PPD}), (02,3,{PPD}), (02,3,{PPD}), (03,3,{PPD}), (05,3,{PPD}), (06,3,{PPD}), (08,3,{PPD}), (09,3,{PPD}), (10,3,{PPD}), (11,3,{PPD}), (12,3,{PPD}), (13, 3,{PPD}), (14,3,{PPD}).
2. Pola pengembangan Induktif
(01,1,{PPI}), (04,1,{PPI}), (08,1,{PPI}), (07,2,{PPI}), (13,2,{PPI}), (14,2,{PPI}), (16,2{PPI}), (05,3,{PPPI}), (12,3,{PPI}), (13,3,{PPI}). (15,3,{PPI}), (17,3{PPI})
3. Pola pengembangan
(16,3,{PPDI})
Deduktif-Induktif 4. Pola pengembangan
(16,3,{PPCon}).
contoh 5. Pola pengembangan pengulangan
(04,1,{PPU}), (01,2,{PPU}), (02,2{PPU}), (04,2,{PPU}), (09,2,{PPU}), (09,2,{PPU}), (10,2,{PPU}), (11,2,{PPU}).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
6. Pola pengembangan
(15,3{PPDe}), (17,3,{PPDe})
definisi 7. Paragraf dengan dua unsur
(01,1,{PPD}), (03,1,{PPD}), (04,1,{PPU}), (04,1, {PPI}), (08,1,{PPD}), (08,1,{PPI}), (12,1,{PPD}), (14,1,{PPD}), (16,1,{PPD}), (17,1,{PPD}), (17,1,{PPCon}), (01,2,{PPU}), (02,2,{PPU}), (03,2,{PPD}), (04,2,{PPD}), (04,2,{PPDe}), (04,2,{PPU}), (06,2,{PPD}), (07,2,{PPSa}), (07,2,{PPI}), (08,2,{PPD), (09,2,{PPU}), (10,2,{PPU}), (11,2,{PPDI}), (11,2,{PPU}), (12,2,{PPD}), (13,2,{PPP}), (14,2,{PPT}), (14,2,{PPI}), (16,2,{PPD}), (16,2,PPD}), (17,2,{PPI}), (01,3,{PPD}), (02,3,{PPD}), (02,3,PPD}), (03,3,{PPD}), (05,3,{PPD}), (05,3,{PPI}), (06,3,{PPD), (07,3,{PPD}). (15,3,{PPI}), (16,3,{PPCon}), (17,3,{PPDe})
8. Paragraf dengan tiga
(01,1,{PPI}), (15,1,{PPD}).(15,3,{PPDe})
unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas) 9. Paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, transisi)
(05,2,{PPCam}), (12,2,{PPD}), (13,2,{PPI}), (13,3,{PPI}). (17,3,{PPI}).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Contoh kode (05,2,{PPDI}) Keterangan: 1. Huruf pertama menunjukkan nomor urut siswa dari nomor 1-17. Jadi 05 menunjukkan siswa yang berada di urutan lima. 2. Huruf kedua menunjukkan tahap penelitian. Penelitian dilakukan tiga tahap. Jadi, angka 2 menujukkan tahap kedua penelitian dilakukan. 3. Huruf ketiga menunjukkan pola pengembangan. PPDI menujukkan bahwa paragraf di atas menggunakan pola pengembangan deduktif-induktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KEHADIRAN SISWA Nomor Nomor Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
2023 2024 2025 2026 2028 2030 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2039 2040 2041 2042 2043
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
September 9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 22
Ade Kurniawan Cristian Tuwuh Kawiargo Tri Wijayanto Ahmad Alfin Hidayat Avi Lupi Rinasti Erika Indriyani Erlin Prastika Dewi Gabriel Yudha Putra Perdana Indra Yudha Perdana Milzam Maqi Milzam Maqinudin nudin Muhamad Khanif Kurniawan Raden Dhimas Ageng Pambudi Siwi Nur Pratiwi Umi Nur Rahmatin Utia Nafisa Rahmatin Yusuf Zulfan Hasyim Bagas Anggit Prastyo Kepala Sekolah
Guru Kelas
Haryanto, SPd.
Yuwono, SPd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
BIODATA PENULIS Juwang Listriani lahir di Kulon Progo pada tanggal 10 Juli 1990. Memulai pendidikan formal di TK Marsudi Luhur dan diselesaikannya tahun 1996. Ia melanjutkan pendidikan di SD Totogan dan diselesaikannya pada tahun 2002. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan di SLTP N 1 Samigaluh dan lulus tahun 2005. Pendidikan SMA ditempuh di SMA Negeri 1 Kalibawang lulus tahun 2008. Tahun 2008 ia melanjutkan pendidikan lagi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Tugas akhir diselesaikan dengan menulis skripsi berjudul “Pola Pengembangan dan Struktur Paragraf pada Karangan Deskripsi Siswa Kelas IV SD Negeri Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Tahun Ajaran 2011/2012”.