UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UJIAN AHIR SEMESTER GENAP 2011/2012 Mata Kuliah : Hari /Tanggal: Waktu : Sifat : Pengajar :
Akuntansi Keuangan Lanjutan Selasa, 29 Mei 2012 150 menit Closed Book Taufik Hidayat, SE,MM
SOAL 1 (20%) PT Parent mengakuisisi 800.000 lembar saham PT Subsidisary pada nilai bukunya tanggal 2 Januari 2011. Berikut adalah komponen ekuitas PT Subsidiari tanggal 1 Januari 2012 : Equity Common stock, Rp.1.000 par value Additional paid-in capital Retained earnings Total stockholders' equity
Amount 1,000,000,000 450,000,000 850,000,000 2,300,000,000
Pada tanggal 2 Januari 2012 PT Subsidiary menerbitkan saham baru kepada PT Parent sebanyak 200.000 lembar seharga Rp 2.360/lembar. Diminta : 1. Buatlah jurnal penerbitan saham baru tersebut di pembukuan PT Subsidiary 2. Buatlah jurnal yang dibutuhkan oleh PT Parent atas tambahan investasinya tersebut. 3. Apakah tambahan investasi PT Parent menimbulkan differential? Buktikan dengan perhitungan. 4. Buatlah jurnal eliminasi yang dibutuhkan terkait eliminasi ekuitas dan investasi (jurnal eliminasi standar no.3 saja). SOAL 2 (20%) Pada 1 April 2011, PT Parent membeli kepemilikan 60% atas saham biasa PT Subsidiary senilai Rp.3.180.000.000. Ekuitas PT Subsidiary pada tanggal 1 Januari 2011 adalah Saham Biasa Rp.3.000.000.000, dan Saldo Laba Rp.2.000.000.000. PT Subsidiary hanya membagikan deviden senilai Rp. 500.000.000,- pada tanggal 1 Mei 2011. Data laba rugi kedua perusahaan untuk tahun 2011 adalah sebagai berikut : Laba Parent Pendapatan Beban Laba
3,500,000,000 2,000,000,000 1,500,000,000
Laba Subsidiary Jan - Maret April - Desember 600,000,000 1,600,000,000 300,000,000 900,000,000 300,000,000 700,000,000
Diminta :
Halaman 1 dari 10
1. Buatlah ayat jurnal eliminasi untuk penyusunan konsolidasi per 31 Desember 2011 2. Susun laba rugi konsolidasi sederhana tahun 2011. SOAL 3 (25%) Pada tanggal 2 Januari 2011, PT Parent yang berkedudukan di Jepang mengakuisisi 80% kepemilikan di saham PT Subsidiary, perusahaan di Indonesia, senilai IDR 5.022.200.000,-. Functional Currency PT Subsidiary adalah Rupiah. Berikut neraca saldo PT Subsidiary per 31 Desember 2011 serta nilai tukar tahun 2011 (IDR/1 JPY): Cash Account Receivable Inventory Plant & Equipment Account Payable Capital Stock Retained Earning Sales COGS Operating Expenses Depreciation Expense Income tax exp Dividend
IDR 540,000,000 756,000,000 1,935,000,000 3,735,000,000 729,000,000 3,480,000,000 2,499,000,000 1,470,750,000 885,937,500 248,062,500 31,387,500 15,187,500 32,175,000
Tanggal 2 Januari 1 September 31 Desember Rata-rata
Kurs 120 128 130 125
Diminta : 1. Tentukan apakah laporan keuangan dijabarkan dengan metode translation atau remeasurement! Jelaskan alasan anda. 2. Buatlah kertas kerja translasi atau remeasurement tahun 2011. 3. Buatlah jurnal investasi PT Parent tahun 2011 jika menggunakan metode ekuitas. Soal 4 (20%) Pada tanggal 1 Desember 2010 PT Hambalang menjual persediaan kepada pelanggan di Perancis senilai € 30.000,- secara kredit selama 60 hari. Karena pembayaran dilakukan dalam Euro maka PT Hambalang merasa perlu untuk melakukan fair value hedge dengan menandatangani forward contract senilai penjualan di atas dan periode kontrak sama dengan jangka waktu kredit. Berikut adalah data nilai tukar yang diperlukan (per 1 Euro terhadap IDR) : Tanggal 1 Desember 2010 31 Desember 2010 1 Februai 2011
Spot Rate 13,200 13,350 13,250
Fwd rate 13,450 13,300
Ket 60 hari 30 hari
Diminta : 1. Buatlah jurnal transaksi ekspor dan derivatif yang diperlukan selama periode kontrak oleh PT Hambalang berdasarkan PSAK (IFRS)!
Halaman 2 dari 10
2. Jika PT Hambalang tidak melakukan transaksi ekspor di atas, namun ingin melakukan spekulasi dengan cara masuk ke forward contract, maka perjanjian seperti apa (serahkan Euro atau serahkan Rupiah) yang akan dilakukan dengan broker valas jika PT Hambalang memiliki ekspektasi IDR menguat secara signifikan dalam 60 hari kedepan. Jelaskan alasannya! Soal 5 (15%) PT A melakukan kerjasama usaha dengan beberapa pihak sebagai berikut: 1. PT A melakukan usaha pertambangan dengan PT B di Kalimantan. Peraturan di Indonesia mensyaratkan dibentuknya perusahaan patungan untuk usaha pertambangan tersebut. PT A dan PT B masing-masing memiliki 45% saham di perusahaan patungan, sisanya dimiliki pemerintah daerah setempat. PT A dan PT B memiliki pengendalian bersama seperti yang didefinisikan oleh PSAK No.12 (Revisi 2009). 2. PT A bekerjasama dengan PT B dan PT C untuk memproduksi emas murni. PT A sebagai perusahaan tambang akan menyerahkan hasil galian mengandung emas kepada PT B untuk dilakukan pemisahan antara material galian dengan butiran emas. Selanjutnya, butiran emas yang dihasilkan PT B dikirim ke PT C untuk diolah menjadi emas batangan 24 karat. Masing-masing perusahaan menggunakan aset masing-masing dalam rangka proses produksi tersebut. Hasil penjualan dibagi diantara ketiga perusahaan berdasarkan proporsi biaya yang terjadi di masing-masing perusahaan. Ketiga perusahaan memiliki pengendalian bersama seperti yang didefinisikan oleh PSAK No.12 (Revisi 2009). 3. PT A bekerjasama dengan 2 perusahaan tambang lainnya yaitu PT X dan PT Y dalam membangun jalur kereta api untuk menyalurkan hasil tambang dari penambangan ke pelabuhan dengan jarak 40 km. PT A berkontribusi dalam bentuk rel kereta api sepanjang 25 km, sisanya oleh PT X sepanjang 25 km. Sedangkan PT Y berkontribusi lokomotif berikut gerbongnya. Masing-masing perusahaan ataupun pihak lain harus membayar sewa jika menggunakan fasilitas tersebut. Pada akhir periode, pendapatan sewa dikurangi biaya perawatan dibagi ke masing-masing perusahaan sesuai nilai aset yang dikontribusikan. Ketiga perusahaan memiliki pengendalian bersama seperti yang didefinisikan oleh PSAK No.12 (Revisi 2009). Diminta : 1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian bersama seperti yang didefinisikan oleh PSAK No.12 (Revisi 2009)? Jelaskan! 2. Identifikasi jenis pengendalian bersama dari ketiga kasus terpisah di atas menurut PSAK No.12 (Revisi 2009)! Sertakan alasannya!
Selamat Mengerjakan
Halaman 3 dari 10
Jawaban:
Soal 1 1. 2 Januari 2012 Jurnal penerbitan saham baru oleh PT Subsidiary Dr. Cash Rp 472,000,000 a) Cr. Common Stock Rp 200,000,000 APIC-Common Stockb) Rp 272,000,000 a) 200,000 lembar*Rp 1,000 b) 200,000 lembar*(Rp 2,360-Rp 1,000) 2. Sebelum Sesudah % Kepemilikan (800,000/1,000,000)= (1,000,000/1,200,000)= 80% 83.33% Common Stock Rp 800,000,000 Rp 1,000,000,000 APIC-Common Stock (Rp450,000,000*80%)= (Rp722,000,000*83.33%)= Rp 360,000,000 Rp 601,642,600 Retained Earnings (Rp850,000,000*80%)= (Rp850,000,000*83.33%)= Rp 680,000,000 Rp 708,305,000 Nilai buku investasi PT Rp 1,840,000,000 Rp 2,309,947,600 Parent Kenaikan investasi PT Parent= Rp 2,309,947,600- Rp 1,840,000,000 = Rp 469,947,600 NCI after sale of additional shares to PT Parent Rp 462,092,400 (Rp 1,200,000,000+ Rp 722,000,000+Rp 850,000,000)*16.67%
NCI before sale of additional shares to PT Parent (Rp 1,000,000,000+ Rp 450,000,000+Rp 850,000,000)*20%
(Rp 460,000,000) Rp 2,092,400
2 Januari 2012 Jurnal PT Parent atas tambahan investasi Dr. Investment in PT Subsidiary Stock Rp 469,947,600 APIC-Common Stock Rp 2,092,400 Cr. Cash Rp 472,000,000 3. Differential adalah selisih antara Cost of Investment dengan nilai buku dari PT Subsidiary. Pada awal soal kita mengetahui sebelum adanya penjualan additional share, saham perusahaan dibeli pada harga buku. Setelah penjualan additional share, harga buku perusahaan meningkat sesuai dengan besarnya Cost of Investment sehingga tidak ada differential yang timbul. Perhitungannya : COI = 2.309.947.600 X 100/83,33 = Rp 2.772.000.000 BV = 2,3 Miliar + 472 juta = Rp 2.772.000.000 No Differential
4. Penghitungan nilai buku:
Halaman 4 dari 10
NCI (16.67%) Book value on 31/12/2011 New shares issued (200,000*Rp2,360) Book value on 02/01/2011
Parent (83.33%)
Common Stock
APICC/S
Retained Earnings
Rp 460 jt
Rp 1.84 M
Rp 1 M
Rp 450 jt
Rp2.620924 jt Rp462.0924
Rp 469.9476 jt
Rp 200 jt
Rp 272 jt
Rp2.3099476 jt
Rp 1.2 M
Rp 722 jt
31 Desember 2011 Jurnal eliminasi dasar Dr. Common Stock APIC-Common Stock Retained earnings Cr. Investment in PT Subsidiary NCI in NA of PT Subsidiary
Rp 850 jt
Rp 850 jt
Rp 1,200,000,000 Rp 722,000,000 Rp 850,000,000 Rp 2,309,947,600 Rp 462,092,400
Soal 2 1. Nilai buku PT Subsidiary (100%): (100/60* Rp 3,180,000,000) = Rp 5,300,000,000 COI PT Parent (60%) = Rp 3,180,000,000 NCI (40%) = Rp 2,120,000,000 FVC = Rp 5,300,000,000 BV Subsidiary = Saham Biasa + Laba Ditahan + Laba Januari-Maret Rp 3 jt + Rp 2 jt + 300 rb = Rp 5,300,000,000 Perhitungan nilai buku: NCI (40%) Parent Common Retained (60%) Stock Earnings Book value on 01/04/2011 +Net income 2011 -Dividend 2011 Book value on 31/12/2011
Rp 2.12 M
Rp 3.18 M
Rp 3 M
Rp 2.3 M
Rp 280 jt Rp 200 jt Rp 2.6 M
Rp 420 jt Rp 300 jt Rp 3.9 M
Rp 3 M
Rp 700 jt Rp 500 jt Rp 2.5 M
(E1) 31 Desember 2011- Jurnal eliminasi equity method Income-Parent Dr. Income From Subsidiary Rp 420,000,000 Cr. Dividend Declared Rp 300,000,000 Investment Rp 120,000,000 (E2) 31 Desember 2011- Jurnal eliminasi equity method Income- NCI Dr. Income to Non Controlling Interest Rp 280,000,000 Cr. Dividend Declared Rp 200,000,000 Investment Rp 80,000,000 (E3) 31 Desember 2011- Jurnal eliminasi investasi awal Dr. Common Stock Rp 3,000,000,000 Retained Earnings Rp 2,000,000,000
-
Halaman 5 dari 10
Pendapatan Cr.
Rp 600,000,000
Beban Investment in PT Subsidiary NCI in NA of PT Subsidiary
-
Rp 300,000,000 Rp 3,1800,000,000 Rp 2,1200,000,000
2. Laba-rugi konsolidasi 2011 Eliminasi Kredit
PT Parent
PT Subsidiary
Debit
Pendapatan
3,500,000,000
2,200,000,000
600,000,000
Beban
2,000,000,000
1,200,000,000
5,100,000,000 300,000,000 2,900,000,000
Consolidated Net Income
2,200,000,000
Income to Noncontrolling Interest Net Income to Controlling Interest
Consolidated
280,000,000 1,500,000,000
1,000,000,000
280,000,000
880,000,000 300,000,000 1,920,000,000
Soal 3 1. Laporan keuangan dijabarkan dengan metode translasi. Metode translasi digunakan ketika mata uang lokal merupakan mata uang fungsional dari entitas asing. PT Subsidiary mencatat dan melaporkan posisi keuangan perusahaan menggunakan mata uang Rupiah Indonesia yang merupakan mata uang lokal dari PT Subsidiary yang berlokasi di Indonesia. Dengan demikian, laporan keuangan PT Subsidiary akan mengalami proses translasi menjadi mata uang perusahaan induk, yakni PT Parent yang berlokasi di Jepang dan menggunakan mata uang Yen. 2. Kertas kerja untuk melakukan translasi perusahaan anak asing pada 2 Januari 2011 (tanggal akuisisi), mata uang fungsional adalah Rupiah Indonesia. Item Cash Account Receivable Inventory Plant & Equipment COGS Operating Expenses Depreciation Expenses Income Tax Expenses Dividend Total debits: Account Payable Capital Stock Retained Earning Sales Total credits:
Trial Balance, Rp 540,000,000 756,000,000 1,935,000,000 3,735,000,000 885,937,500 248,062,500 31,387,500 15,187,500 32,175,000 8,187,750,000 729,000,000 3,480,000,000 2,499,000,000 1,470,750,000 8,178,750,000
Exchange Rate, Rp/1 ¥ 130 130 130 130 125 125 125 125 128 130 120 120 125
Trial Balance, ¥ 4,153,846 5,815,385 14,884,615 28,730,769 7,087,500 1,984,500 251,100 121,500 251,367 63,280,582 5,607,692 29,000,000 20,825,000 11,766,000 67,198,692
Halaman 6 dari 10
OCI-TA (Dr)
3,918,110
Tabel Perhitungan Differential Rupiah COI (100%)
100/80*5.022.200.000
Differential BV
Rate
6,277,750,000
120 52,314,583
298,750,000
120 2,489,583
3.480.000.000+2.499.000.000 5,979,000,000
Tabel Perubahan Differential Rupiah
Yen
120 49,825,000
Rate Yen
1/1/2011
298,750,000
120 2,489,583.33
31/12/2011
298,750,000
130 2,298,076.92
OCI Translation Adjustment Dr.
191,506.41
Jurnal investasi (metode ekuitas): 2 Jan 2011 Dr. Investment in PT Subsidiary ¥ 41,851,667 Cr. Cash -
¥ 41,851,667
1 Sept 2011 Dr. Cash ¥ 201,093.6 Cr. Investment in PT Subsidiary (80%*251,367= 201,093.6)
¥ 201,093.6
31 Des 2011 Dr. Investment in PT Subsidiary ¥ 1,857,120 Cr. Income from PT Subsidiary ¥1,857,120 (80%*2,321,400= 1,857,120) 31 Des 2011 Dr. OCI-TA ¥ 3,134,488 Cr. Investment in PT Subsidiary ¥ 3,134,488 (80%*3,918,110=3,134,488) 31 Des 2011 Dr. OCI-TA ¥ 191,506.41 Cr. Investment in PT Subsidiary ¥ 191,506.41
Soal 4 1. Jurnal derivatif dan ekspor berdasarkan fair values hedge Entries for Forward Contract (use forward rate)
Entries for Foreign Currency Account Payable (use spot rate)
1 Des 2010 Acquire forward exchange contract Dr. Rupiah Rp Dr. Rp Receivable 403,500,000 Account 396,000,000 Receivable Cr. Rp Cr. FC payable 403,500,000 Sales
Formatted: English (United States)
Rp 396,000,000
Halaman 7 dari 10
Formatted: English (United States)
€ 30,000*13,450= Rp 403,500,000 31 Des 2010 Revalue forward contract Dr. Rp FC 4,500,000 Payable Cr. FCT Rp Gain 4,500,000 € 30,000*(13,300-13,450)= Rp 4,500,000 1 Feb 2011 Settlement of contract Dr. Rp FC Payable 1,500,000 Cr. FCT Rp Gain 1,500,000
€ 30,000*13,200= Rp 396,000,000 Dr. 4,500,000 Account Receivable Cr. FCT 4,500,000 Gain € 30,000*(13,350-13,200)= Rp 4,500,000
Dr. FCT Rp Loss 3,000,000 Cr. Rp Account 3,000,000 Receivable € 30,000*(13,300-13,250)= € 30,000*(13,250-13,2350)= Rp 1,500,000 Rp 3,000,000 Dr. FC Rp Dr. FC (€) Rp Payable 397,500,000 397,500,000 Cr. FC (€) Rp Cr. Rp 397,500,000 Account 397,500,000 Receivable € 30,000*13,250= € 30,000*13,250= Rp 397,500,000 Rp 397,500,000 Dr. Cash Rp No entry 403,500,000 Cr. Rupiah Rp Receivable 403,500,000 2. Jika PT Hambalang tidak melakukan transaksi ekspor di atas, tetapi ingin melakukan spekulasi dengan cara masuk ke forward contract jika PT Hambalang memiliki ekspektasi IDR menguat secara signifikan dalam 60 hari kedepan, maka PT Hambalang akan melakukan perjanjian dengan broker untuk menyerahkan Rupiah di masa yang akan datang dengan memberikan Euro sekarang. Nilai sekarang dari Euro yang lebih tinggi dari Rupiah mampu membeli lebih banyak Rupiah sehingga ketika di masa yang akan datang Rupiah menguat, maka PT Hambalang dapat memperoleh keuntungan dengan menukarkan Rupiah tersebut dengan Euro yang lebih banyak dengan jumlah Rupiah yang sama.
Soal 5 1. Pengendalian bersama menurut PSAK 12 Revisi 2009 adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas aktivitas ekonomi dengan ketentuan bahwa keputusan keuangan dan operasional stratejik mensyaratkan konsesus semua pihak (venturer). Potensi pengendalian bersama dapat hilang jika investee melakukan reorganisasi legal atau kebangkrutan atau investee beroperasi dalam pembatasan jangka panjang untuk mengalihkan dana ke venturer. Selain itu, dalam pengendalian bersama operator/manajer ventura bersama wajib bertindak sesuai dengan kebijakan keuangan dan operasional serta operator wajib menentukan kebijakan keuangan dan operasional ventura tersebut sebagai entitas anak.
Halaman 8 dari 10
(sumber: PSAK 12 Joint Ventura-Dwi Martani, Anggota Tim Implementasi IFRS, Ketua Departemen Akuntansi FEUI ) 2. Berdasarkan PSAK 12 Revisi 2009, maka ketiga kasus di atas dapat di analisis sebagai berikut: i. Pengendalian Bersama Entitas Karakteristik Pengendalian Bersama Entitas adalah sebagai berikut: Pendirian entitas terpisah (PT, CV, persekutuan, dsb) Perjanjian kontraktual yang menciptakan pengendalian bersama Pembukuan: Catatan akuntansi terpisah Laporan keuangan sesuai SAK Kasus pertama dapat digolongkan sebagai Pengendalian Bersama Entitas didukung oleh kalimat yang menyatakan bahwa: “Peraturan di Indonesia mensyaratkan dibentuknya perusahaan patungan untuk usaha pertambangan tersebut.” PT A dan PT B memiliki proporsi kepemilikan yang sama, yakni 45% serta berdiri sebagai entitas yang terpisah. PT A dan PT B bergabung hanya berdasarkan perjanjian kontraktual untuk dapat melaksanakan usaha pertambangan. ii.
Pengendalian Bersama Operasi
Karakteristik pengendalian bersama operasi adalah sebagai berikut: Aset yang dikendalikan dan liabilitas (kewajiban) yang ditanggung Beban yang ditanggung dan bagian pendapatan Pembukuan Catatan akuntansi terpisah tidak disyaratkan Laporan keuangan untuk PBO tidak perlu Dalam kasus kedua, PT. A bertugas dalam proses pertambangan emas, yang kemudian akan dipisahkan dalam proses produksi kedua oleh PT B, dan diolah menjadi emas batangan emas 24 karat oleh PT C dalam proses produksi ketiga. Tidak terdapat penggunaan aset bersama dan pendapatan dibagi berdasarkan biaya produksi yang terjadi dalam masing-masing proses produksi yang dilaksanakan. Dengan demikian, kasus kedua tergolong sebagai pengendalian bersama operasi. iii.
Pengendalian Bersama Aset
Halaman 9 dari 10
Karakteristik pengendalian bersama aset adalah sebagai berikut: Bagian atas PBA (aset diklasifikasikan berdasarkan sifat) Liabilitas (kewajiban) dan beban Bagian liabilitas (kewajiban), penghasilan dan beban bersama Pembukuan Catatan akuntansi terpisah untuk beban bersama Laporan keuangan PBA tidak perlu Pertanggungjawaban manajemen disusun untuk menilai kinerja PT A, PT X, dan PT Y melakukan kerja sama membangun rel kereta api yang di gunakan untuk menyalurkan barang tambang ke pelabuhan dan bersamasama memelihara serta memperoleh penghasilan berdasarkan kontribusi yang diberikan saat pembangunan aset. Dalam kasus ketiga, dapat disimpulkan bahwa pengendalian bersama yang terjadi adalah pengendalaian bersama aset. Hal ini didukung oleh kalimat yang berbunyi demikian: “Masing-masing perusahaan ataupun pihak lain harus membayar sewa jika menggunakan fasilitas tersebut. Pada akhir periode, pendapatan sewa dikurangi biaya perawatan dibagi ke masing-masing perusahaan sesuai nilai aset yang dikontribusikan.”
Halaman 10 dari 10