PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
Oleh: SRI REJEKI K7408270 commit to user
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober 2012
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh: SRI REJEKI K7408270
Skripsi
ditulis dan diajukan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran commit to user
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Oktober 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK Sri Rejeki. PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Oktober 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pengaruh langsung perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, (2) mengetahui pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, (3) mengetahui pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, (4) mengetahui pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, (5) mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi adalah seluruh siswa SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Sampel berjumlah 73 siswa diambil dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, dan gaya belajar digunakan metode angket, sedangkan hasil belajar digunakan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur dengan SPSS 17. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa, (2) terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar, (3) terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil belajar, (4) terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar, dan (5) terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar melalui gaya belajar. Kata kunci: kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, gaya belajar, hasil belajar siswa, analisis jalur commit to user
vi
ABSTRACT
Sri Rejeki. THE EFFECT OF THE ECONOMIC CONDITION OF FAMILY, THE LEARNING MOTIVATION, AND THE LEARNING STYLE ON THE LEARNING RESULT OF THE STUDENTS OF HIGH VOCATIONAL SCHOOL MURNI 2 OF SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi: The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id University, Surakarta, October 2012. The objectives of this research are to investigate: (1) the direct effect of the economic condition of family on the learning result of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; (2) the direct effect of the learning motivation on the learning result of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; (3) the direct effect of the learning style on the learning result of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; (4) the indirect effect of the economic condition of family on the learning result of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012; and (5) the indirect effect of the learning motivation on the learning result of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012. This research used the quantitative method. The population of the research was all of the students of Vocational High School Murni 2 of Surakarta in Academic Year 2011/2012. The samples of the research consisted of 73 students and were taken by using the cluster random sampling technique. The data of the economic condition of family, the learning motivation and the learning style were gathered through questionnaire, and the data of the learning result were collected through documentation. The data were then analyzed by using the path analysis with the computer program of SPSS17. The results of the research are as follows: (1) there is a direct effect of the economic condition of family on the learning result of the students; (2) there is a direct effect of the learning motivation on the learning result of the students; (3) the direct effect of the learning stylecommit on tothe user learning result of the students; (4) the indirect effect of the economic condition of family on the learning result of the students; and (5) the indirect effect of the learning motivation on the learning result of the students. Keywords: Economic condition of family, learning motivation, learning style, learning result, and path analysis.
vii
MOTTO
“Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis sedih,tetapi hanya kamu sendiridigilib.uns.ac.id yang tersenyum ” perpustakaan.uns.ac.id
(Mahatma Gandhi )
“Orang-orang hebat dibidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”.
(Ernest Newman )
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua”.
(Aristoteles)
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(QS. Al Insyirah: 7) commit to user
“Semua manusia mempunyai potensi yang sama untuk sukses. Yang membedakan adalah seberapa efektif kita belajar untuk sukses”
(Gusbud)
viii
PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seiring rasa syukur ke hadirat ALLAH S.W.T, ku persembahkan karya kecil ini teruntuk:
Ibu dan ayah tersayang. Terimakasih untuk semua doa, dorongan, cinta dan kasih sayang yang tulus.
Adikku tersayang .
Keluarga besarku yang selalu memberi motivasi serta dukungan.
Untuk “seseorang” yang dijanjikan ALLAH untukku.
Sahabatku Allien, Nopi, Rini, Ninik, Ndro, Sastro yang selalu menjadi tempatku berbagi suka dan duka.
Rekan-rekan PAP 2008 (Yessi, Sari, Tria, Tika, Nurul, Ima, commit to user
Mita, Dita, Indry, Watin, dll)
Semua orang yang selalu ada kala peneliti butuhkan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Almamater
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MURNI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan para pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan surat ijin penyusunan skripsi dan memberikan ijin guna melakukan penelitian.
2.
Drs. H. Saiful Bachri, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah menyetujui atas permohonan ijin penulisan skripsi ini.
3.
commit to user
Dr. Wiedy Murtini, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.
4.
Drs. Ign. Wagimin, M.Si selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.
x
5.
Dr. Heri Sawiji, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6.
Susantiningrum, S.Pd., SE., M.AB selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan petunjuk sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7.
Tim Penguji Skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji peneliti, sehingga peneliti dapat melaksanakan ujian skripsi guna perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyelesaikan studi di bangku kuliah. 8.
Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.
9.
Drs. Suwitadi,SH,MM,MSi selaku Kepala Sekolah SMK Murni 2 Surakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di SMK Murni 2 Surakarta.
10. Ayah dan Ibu tercinta, yang selalu mendoakan, memberi semangat dan dorongan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 11. Fajar Susanto dan Ulinuha Maulana adikku tersayang yang selalu mengingatkan peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman PAP angkatan 2008 khususnya kelas B yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung terhadap penyusunan skripsi ini. 13. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang turut membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. commit to user Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti. Meskipun demikian, semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta,
Oktober 2012
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ..................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
v
HALAMAN ABSTRAK ...........................................................................
vi
HALAMAN ABSTRACT ........................................................................
vii
HALAMAN MOTTO ...............................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................................
ix
KATA PENGANTAR ..............................................................................
x
DAFTAR ISI .............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I
BAB II
digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Identifikasi Masalah................................................... ..........
7
C. Pembatasan Masalah.................................................. ..........
7
D. Perumusan Masalah .............................................................
8
E. Tujuan Penelitian ................................................................. commit to user
8
F. Manfaat Penelitian ...............................................................
9
LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................
10
1. Tinjauan tentang Hasil Belajar........................................
10
a. Pengertian belajar .......................................................
10
b. Pengertian Hasil Belajar .............................................
11
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar.... ...
12
d. Domain Hasil Belajar.................................................
16
xii
2. Tinjauan tentang Kondisi Ekonomi Keluarga................ .
18
a. Pengertian Kondisi Ekonomi Keluarga .............................
18
b. Sosial Ekonomi ..................................................................
20
3. Tinjauan tentang Motivasi Belajar ...........................................
24
a. Pengertian Motivasi Belajar ..............................................
24
b. Macam-macam Motivasi ..................................................
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id c. Fungsi Motivasi ..........................................................
31
4. Tinjauan tentang Gaya Belajar ........................................
36
a. Pengertian Gaya Belajar .............................................
36
b. Macam-macam Gaya Belajar .....................................
38
B. Penelitian yang Relevan...............................................................
43
C. Karangkan Pemikiran ..........................................................
45
D. Hipotesis ..............................................................................
47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................
48
B. Rancangan Penelitian ...........................................................
48
C. Populasi dan Sampel ............................................................
52
D. Teknik Pengambilan Sampel ...............................................
55
E. Pengumpulan Data ...............................................................
56
F. Validasi Instrumen Penelitian ..............................................
65
G. Teknik Analisis Data ...........................................................
67
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data...................................................................... commit to user
75
B. Pengujian Prasyarat Analisis Jalur .......................................
80
1. Uji Normalitas .................................................................
80
2. Uji Linieritas ...................................................................
81
3. Uji Heterokedastisitas .....................................................
81
C. Hasil Analisis Data ..............................................................
82
1. Penentuan Diagram Jalur ................................................
82
2. Pengujian Hipotesis .........................................................
82
3. Uji Signifikansi Diagram Jalur Baru ...............................
87
xiii
BAB V
4. Efek Langsung dan Tidak Langsung...............................
88
D. Pembahasan .........................................................................
88
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ..............................................................................
95
B. Implikasi ..............................................................................
95
C. Saran ....................................................................................
96
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
98
LAMPIRAN ..............................................................................................
101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku hasil belajar 16 Tabel 2.2 Perbedaan gaya belajar Impulsif-reflektif ................................. 40 Tabel 2.3 Perbedaan gaya belajar presetif-reseptif ................................... 41 Tabel 2.4 Perbedaan gaya belajar intuitif-sistematis................................. 42 Tabel 3.1 Proporsi Jumlah Sampel untuk Setiap Strata ............................ 56 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel 3.2 Kisi-Kisi Uji coba instrumen kondisi ekonomi keluarga .......... 60 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian kondisi ekonomi keluarga ....... 61 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Uji coba instrumen motivasi belajar .......................... 62 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian motivasi belajar ....................... 63 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Uji coba instrument gaya belajar ............................... 64 Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian gaya belajar ........................... 65 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar ............................. 76 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga ...... 77 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar........................ 78 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Belajar ............................. 79 Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis................................................ 86 Tabel 4.6 Harga Koefisien Korelasi, Jalur, dan Residu Awal .................. 87 Tabel 4.7 Harga Efek Langsung dan Efek Tidak Langsung ..................... 88
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................... 47 Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 terhadap Y ....................... 68 Gambar 3.2 Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 ......................................... 68 Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Variabel Hasil belajar ........................... 76 Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Variabel Kondisi ekonomi keluarga ..... 77 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Variabel Motivasi belajar ..................... 78 Gambar 4.4 Histogram Frekuensi Variabel Gaya belajar ........................... 79 Gambar 4.5 Diagram Jalur Variabel X1, X2, X3 dan Y ............................... 87
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Jadwal Penelitian......................................................................... 101 Lampiran 2. Instrumen Penelitian a. Matrik uji coba angket............................................................ 102 b. Surat pengantar uji coba angket.............................................. 103 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Angket uji coba ...................................................................... 104 d. Matrik penelitian.................................................................... 113 e. Surat pengantar penelitian...................................................... 114 f. Angket penelitian.................................................................... 115 Lampiran 3. Analisis Instrumen a. Data Awal try out.................................................................. 123 b. Uji Validitas Angket Kondisi ekonomi keluarga.................. 126 c. Uji Reliabilitas Angket Kondisi ekonomi keluarga................ 130 d. Uji Validitas Angket Motivasi belajar.................................... 133 e. Uji Reliabilitas Angket Motivasi belajar............................... 137 f. Uji Validasi Angket Gaya belajar .......................................... 140 g. Uji Reliabilitas Angket Gaya belajar...................................... 145 Lampiran 4. Data Hasil Penelitian a. Data Awal Kondisi ekonomi keluarga................................... 148 b. Data Awal Motivasi belajar.................................................... 151 c. Data Awal Gaya belajar......................................................... 154 d. Data Awal hasil belajar siswa................................................ 157 commit to user e. Deskripsi Data........................................................................ 161
Lampiran 5. Hasil Uji Prasyarat a. Uji Normalitas........................................................................ 162 b. Uji Linieritas........................................................................... 163 c. Uji Heterokedastisitas............................................................. 164 Lampiran 6. Jumlah siswa SMK Murni 2 Surakarta....................................... 165 Lampiran 7. Analisis Data a. Uji Korelasi ..........................................................................
166
b. Uji Hipotesis Pertama............................................................. 167
xvii
c. Uji Hipotesis Kedua............................................................... 167 d. Uji Hipotesis Ketiga............................................................... 167 e. Uji Hipotesis Keempat........................................................... 168 f. Uji Hpotesis Kelima............................................................... 168 Lampiran 8. Surat Perijinan............................................................................. 169 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia mempunyai tujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya baik secara material dan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
spiritual. Pembangunan yang dilaksanakan tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah atau batiniah saja, melainkan keselarasan dan keseimbangan diantara keduanya. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat yang merata, dimana ketiga sasaran tersebut mempunyai ikatan yang erat dan saling mendukung. Dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan tersebut perlu diadakan upaya pengembangan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumber daya manusia karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya, (Kunaryo, 2000). Pendidikan dalam arti luas didalamnya terkandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar dan melatih. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan
proses
pembelajaran
dimana
peserta
didik
secara
aktif
mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan commit to user yang diperlukan bagi masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan terdiri dari totalitas pengalaman yang memungkinkan seseorang dapat tumbuh dan berkembang menurut potensi yang dimiliki baik sebagai individu, anggota keluarga dan masyarakat. Tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 (2003:7), sebagai berikut:
1
2 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada hakekatnya tujuan pendidikan yang hendak dicapai pemerintah perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tujuan tersebut dapat dikatakan tercapai jika hasil belajar tuntas. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebagai berikut: Untuk mata pelajaran kelompok Normatif dan Adaptif, KKM ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas
kompetensi,
dan
kemampuan
sumber
daya
pendukung
penyelenggaraan pembelajaran sedangkan untuk mata pelajaran produktif, KKM ditentukan dengan batas paling rendah adalah nilai 60. Kemudian dengan ketentuan tersebut masing-masing sekolah dapat menetapkan KKM untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa, ketuntasan hasil belajar merupakan salah satu wujud tercapainya keberhasilan pendidikan. Keberhasilan pendidikan bukan semata-mata tugas dari sekolah, namun keberhasilan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga (orang tua), anggota masyarakat dan pemerintah. Dalam hal ini sekolah bekerjasama dengan keluarga (orang tua), masyarakat dan pemerintah demi tercapainya keberhasilan pendidikan. Sekolah merupakan lembaga formal yang di bentuk oleh pemerintah dan masyarakat, dimana siswa belajar dan diberikan pengetahan tentang macam-macam mata pelajaran yang akan dipelajari, dipahami, commit to user
diujikan dan diberikan penilaian yang hasil belajarnya akan dipaparkan dalam buku raport biasanya dinyatakan dalam bentuk huruf dan angka. Sekolah menjalankan tugas mendidik anak yang sudah tidak mampu lagi dilakukan oleh keluarga, mengingat semakin kompleksnya praktek mendidik anak. Keluarga adalah orangtua berarti ibu dan ayah kandung, orang yang sudah tua, orang yang dianggap tua (pandai, cerdik) Poerwodarminto (2002:68). Mendidik anak di dalam keluarga merupakan wujud pendidikan yang pertama dan utama yang dialami oleh anak. Sejak adanya kemanusiaan sampai sekarang ini, kehidupan
3 keluarga selalu mempengaruhi perkembangan budi pekerti setiap manusia. Selain kehidupan keluarga dan sekolah anak juga mengalami kehidupan masyarakat. Lingkungan dalam masyarakat yang baik dapat mendorong anak untuk berkembang pribadi kreativitasnya. Untuk mengembangkan kreativitas pribadi anak, anak perlu menikmati bangku pendidikan formal yaitu sekolah. Sekolah formal dibutuhkan biaya perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pendidikan yang tidak sedikit. Dalam hal ini keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan bahwa: pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Anakanak yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Sedangkan dorongan atau motivasi dari keluarga merupakan faktor eksternal yang dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang menjadi aktif pada saat–saat tertentu. Motivasi dapat tumbuh dari diri seseorang (intrinsik) tetapi dapat commitjuga to user dirangsang oleh faktor dari luar diri individu (ekstrinsik). Motivasi intrinsik timbul sebagai akibat dari dalam individu sendiri, tanpa paksaan dorongan dari orang lain, motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya mau melakukan sesuatu atau belajar. A.M. Sardiman (2005:75) menyatakan motivasi belajar dapat juga diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka
4 itu. Tanpa adanya motivasi belajar dari siswa, maka keberhasilan belajar sulit untuk tercapai. Motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Siswa akan menyenangi suatu pelajaran di karenakan pengajarnya pandai dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga siswa mudah dalam menyerap apa yang ingin disampaikan oleh pengajarnya sendiri. Interaksi atau hubungan timbal perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
balik antara guru dengan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Oleh karena itu faktor pengajar dalam dalam proses kegiatan belajar mengajar memang sangat berpengaruh sekali terhadap motivasi untuk belajar. Dalam hal ini pengertian motivasi sangatlah bermanfaat bagi orang tua ataupun bagi pengajar yang berurusan dengan pendidikan. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai adalah hasil belajar yang optimal. Selain itu juga harus memperhatikan gaya belajar siswa, gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural , dan pengalaman pendidikan. Gaya belajar akan memudahkan bagi para pebelajar untuk belajar maupun para guru untuk mengajar mengajar dalam proses pembelajaran. Menurut L. Crow & A. Crow (2005:308) “sebagai hasil dari pendidikan, seseorang terdorong memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani, mewujudkan tujuan atau cita-citanya, ataupun untuk mencapai kepuasan pribadi dalam kegiatan yang dinginkan oleh masyarakat”. Siswa yang ingin menggapai cita-citanya tidak commit to user lepas dari sejumlah faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajarnya. Berdasarkan
penjelasan
Astim
Riyanto
(2003:51)”faktor-faktor
yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat kelompok yaitu bahan, lingkungan, instrumental dan kondisi individu siswa”. Faktor bahan (materi) yang harus dipelajari ikut menentukan bagaimana proses belajar itu terjadi, dan bagaimana hasil yang diharapkan. Selain itu, taraf kesukaran serta kompleksitas bahan yang harus dipelajari juga besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar. Faktor lingkungan dalam konteks ini di bedakan
5 menjadi dua menurut Astim Riyanto (2003:52) yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami misalnya suhu kelembapan udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar diudara segar berbeda dengan belajar diudara panas. Lingkungan sosial berwujud hubungan antara manusia atau wujud lain yang berhubungan, misalnya tulisan, rekaman suara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memecahkan soal dapat terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya. Lingkungan sosial ini seperti suara mesin pabrik, hiruk-pikuk lalu lintas juga berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Faktor instrumental yaitu faktor yang adanya dan penggunaannya dirancang sesuai dengan proses dan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan semula. Faktor ini juga bisa berwujud perangkat keras (hard ware) seperti perlengkapan belajar, alat praktikum dan sebagainya, tetapi dapat pula berwujud perangkat lunak (soft ware) seperti kurikulum, program, pedoman belajar dan sebagainya. Faktor-faktor ini jelas mempengaruhi proses dan hasil belajar menurut Astim Ryanto (2003:52). Faktor kondisi fisik siswa merupakan faktor yang menentukan, berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Faktor kondisi individu siswa dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis. Kondisi fisiologis umumnya berpengaruh terhadap belajarnya seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang lelah, mudah ngantuk, commit to user dan tidak mudah menerima pelajaran. Kondisi panca indera, terutama penglihatan dan pendengaran juga berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. SMK Murni 2 Surakarta adalah salah satu Sekolah yang dinaungi Yayasan Perguruan Murni Surakarta, dan merupakan salah satu yayasan tertua di kota Solo. Walaupun tergolong sebagai salah satu yayasan tertua di Solo namun berdasarkan studi prapenelitian dan pengamatan di lapangan untuk hasil belajar masih belum optimal. Hasil belajar dapat dilihat diakhir suatu program pendidikan yang telah dilaksanakan dengan cara mengadakan evaluasi, evaluasi adalah
6 pengambilan keputusan berdasarkan pengukuran dan standar kriteria. Untuk itu evaluasi dilakukan atas komponen-komponen dan prosesnya sehingga bila terjadi kegagalan dalam pencapaian tujuan maka dapat ditelusuri komponen dan proses yang menjadi sumber kegagalan. Hasil belajar merupakan patokan dari
pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Apabila tujuan tersebut tidak sesuai dengan yang telah perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ditetapkan maka proses belajar dikatakan belum efektif. Hasil belajar belum tercapai, maka masih perlu dilakukan upaya untuk dapat meningkatkan hasil belajar. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar adalah dengan kondisi ekonomi keluarga siswa, motivasi belajar dan gaya belajar. Hal tersebut peneliti pilih sebagai suatu hal yang mempengaruhi hasil belajar dan sekaligus ditetapkan peneliti sebagai variabel. Dilihat dari hasil belajarnya, orangtua siswa yang kurang menyadari tentang pentingnya pendidikan, orangtua kurang memperhatikan pendidikan serta biaya pendidikan, orangtua lebih mementingkan bagaimana cara mendapatkan uang untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Dengan kondisi ekonomi keluarga yang seperti tersebut motivasi belajar anak berkurang dalam hal ini sebagai pendidik harus bisa menumbukan motivasi kepada siswa, agar tetap memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar serta menjelaskan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Penerapan gaya belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa diharapkan hasil belajar dapat optimal. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang berjudul ” Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Pada Mahasiswa di Pendidikan Jarak jauh” (Sukiniarti: 2003) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara motivasi belajar commit to user dengan hasil belajar. Berpijak pada latar belakang masalah diatas, menimbulkan dorongan pada peneliti untuk mengkaji lebih lanjut mengenai “PENGARUH KONDISI EKONOMI KELUARGA, MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK MURNI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012”.
7 B. Idetifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, timbul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Motivasi belajar siswa yang masih rendah, karena kurangnya dukungan belajar dari keluarga. 2. Siswa yang masih belum mengetahui gaya belajar yang cocok untuk masingperpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masing siswa, sehingga perlu ditumbuhkan. 3. Sarana dan prasana belajar yang kurang memadai di sekolah, menyebabkan siswa malas untuk belajar. 4. Hasil belajar siswa yang kurang maksimal, karena motivasi belajar yang masih rendah. 5. Kondisi ekonomi keluarga siswa yang kurang mampu mempengaruhi dukungan siswa untuk belajar. 6. Kondisi ekonomi yang kurang mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. 7. Kurangnya perhatian orang tua untuk meningkatkan hasil belajar. 8. Biaya pendidikan yang semakin tinggi, sehingga orang tua kesulitan untuk membayar dan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas tidak seluruhnya dibahas dalam penelitian ini karena untuk mendapatkan hasil penelitian yang berguna, maka hanya akan membahas masalah-masalah kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya belajar serta hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun commit to user ajaran 2011/2012”. Agar permasalahan yang diteliti semakin jelas dan terarah, maka peneliti menjelaskan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Kondisi ekonomi keluarga adalah suatu keadaan ekonomi yang menyangkut tentang kedudukan dan prestise seseorang atau keluarga dalam masyarakat serta usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi terpenuhinya kebutuhan baik jasmani maupun rohani.
8 2. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari diri siswa untuk menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu tujuan. 3. Gaya belajar adalah bahwa yang dimaksud dengan gaya belajar dalam penelitian ini adalah orientasi untuk mendekati tugas-tugas belajar dan mengolah informasi dengan cara-cara tertentu. 4. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai yang tercantum dalam raport.
D. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
2.
Apakah terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
3.
Apakah terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
4.
Apakah terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
5.
Apakah terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
commit to user
E. Tujuan Penelitian Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta.
2.
Untuk mengetahui pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta.
9 3.
Untuk mengetahui pengaruh langsung gaya belajar, terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta.
4.
Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga, terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta.
5.
Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.. 1.
Manfaat teoretis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu di bidang pendidikan, faktor-faktor yang berpengaruh yaitu kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, gaya belajar dan hasil belajar siswa.
2.
Manfaat praktis b. Guru Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan bahan masukan tentang pentingnya pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya belajar dalam mewujudkan tercapainya hasil belajar siswa pada SMK Murni 2 Surakarta. c. Institusi Peneliti Diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan yang bersifat konstruktif dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan commit to user
kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa pada SMK Murni 2 Surakarta. d. Peneliti Lain Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan, terutama tentang masalah yang berkaitan dengan pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi berprestasi dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa.
BAB II LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan tentang Hasil Belajar Siswa a. Pengertian Belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Menurut pendapat Winkel (1999) belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap (Purwanto, 2011:39). Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil pengalaman. Dalam pandangan behavioristik, belajar merupakan sebuah perilaku membuat hubungan antara stimulus (S) dan respon (R), kemudian memperkuatnya, S dan R dapat diperkuat dengan menghubungkannya secara berulang-ulang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar dan menghasilkan perubahan yang diinginkan. Para behavioristik meyakini bahwa hasil belajar akan lebih baik dikuasai kalau dihafal secara berulang-ulang, belajar terjadi karena ada ikatan stimulus dan respon (S-R bonds). Ikatan itu menjadi ikatan kuat dalam latihan/pengulangan dengan cara menghafal. Belajar tidak membutuhkan pengertian dan commit to user pemahaman karena terbentuk hanya dengan mengikat S
dan R secara
berulang-ulang. Teori belajar kognitif diilhami oleh aliran rasionalisme dalam filsafat. Pengetahuan datangnya dari penalaran. Penalaran merupakan sumber valid dari pengetahuan. Menurut teori ini belajar berlangsung dalam pikiran sehingga sebuah perilaku hanya disebut belajar apabila siswa yang belajar telah mencapai pemahaman (understanding). Menurut pendapat Dahar (1998) seseorang
dapat dikatakan belajar apabila telah memahami keseluruhan 10
11 persoalan secara mendalam (insightful), berkaitan dengan proses mental bagaimana impresi indera dicatat dan disimpan dalam otak dan bagaimana impresi-impesi
itu
digunakan
untuk
memecahkan
masalah
(Purwanto,2011:39). Thordike, mengemukakan bahwa belajar adalah proses interaksi antar stimulus (yang mungkin berupa perasaan, pikiran, atau gerakan) dan respons. Uno (2003) mengemukakan belajar antara lain: 1) perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memodifikasi dan memperteguh kelakuan melalui pengalaman, 2) suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya, 3) perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi, 4) belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdsarkan praktik atau pengalaman tertentu. Dari beberapa pendapat mengenai belajar dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu pengalaman yang diperoleh berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkunganya, belajar menunjukkan perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan pengalaman tertentu, belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. b. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan commit to user dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (produk) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Menurut pendapat Winkle (1996) Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Purwanto,2011).
12 Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Menurut pendapat Dahar (1998) Hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada dilingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulusstimulus baru untuk menentukan hubungan di dalam dan di antara kategoriperpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kategori (Purwanto,2011). Sedangkan Leo Sutrisno (2008) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan gambar tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimen, yang diukur dengan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi pada diri individu. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah : 1. Faktor-faktor Internal a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaancommit segar to user jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam keadaan lelah. b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja
13 merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. c. Kelelahan, Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak-anak yang kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Faktor-faktor Eksternal a. Keluarga dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. b. Sekolah dilihat dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah). c. Masyarakat dari kegiatan siswa dalam masyarakat, Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat)
Menurut
R.
Angkowo
&
A.
Kosasih
(harminingsih.blogspot.com/2008) bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lima faktor yaitu : 1. Bakat belajar adalah suatu commit yang dibentuk dalam kurun waktu, sejumlah to user lahan dan merupakan perpaduan taraf intelegensi. Pada umumnya komponen intelegensi tertentu dipengaruhi oleh pendidikan dalam kelas, sekolah, dan minat subyek itu sendiri. Bakat yang dimiliki seseorang akan tetap tersembunyi bahkan lama-kelamaan akan menghilang apabila tidak mendapat kesempatan untuk berkembang. 2. Waktu yang tersedia untuk belajar, waktu yang dibutuhkan untuk belajar sangat mempengaruhi hasil belajar, semakin banyak waktu yang digunakan untuk belajar maka hasil belajar akan maksimal.
14 3. Kemampuan individu, Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah, Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam kemampuan belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu mendapatkan pendidikan khusus perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Kualitas pengajaran, kualitas pengajar menetukan hasil belajar siswa. 5. Lingkungan, Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: a) Lingkungan Alami
Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar pada suhu udara yang lebih panas dan pengap. b) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal akan terganggu bila ada orang lain yang mondar-mandir di dekatnya atau keluar masuk kamar.
Clark
dalam
Nana
Sudjana
&
Ahmad
Rivai
harminingsih.blogspot.com/2008) bahwa hasil belajar siswa commitmengungkapkan to user di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Sedangkan menurut Sardiman (2007:39-47), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor intern (dari dalam) diri siswa dan faktor ekstern (dari luar) siswa. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan, ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan
15 senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Thomas F. Staton dalam Sardiman (2007:39) menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu 1. Motivasi, Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melaksanakan kegiatan belajar. 2. Konsentrasi, Konsentrasi dimaksudkan memusatkan perhatian pada situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. 3. Reaksi, Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga pebelajar
itu bertindak atau
melakukannya. Jadi belajar harus aktif, bertindak dan melakukannya dengan segala panca inderanya secara optimal. 4. Organisasi,
Belajar
dapat
juga
dikatakan
sebagai
kegiatan
mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. Hal semacam inilah yang dapat membuat pebelajar akan menjadi lebih mengerti jelas tetapi mungkin juga bertambah bingung, misalnya belajar kelompok. 5. Pemahaman, Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti maksud dan implikasinya,
commit to user
6. Ulangan, Lupa adalah sifat umum manusia. Semakin lama manusia
belajar akan semakin banyak pula kemungkinan dilupakan, walaupun tidak lupa keseluruhan maka dari itu untuk menghindarinya diberikan ulangan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan yang dimiliki siswa tentang materi yang akan
16 disampaikan, sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar. Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Perubahan dalam kepribadian ditunjukkan oleh adanya perubahan perilaku akibat belajar. Untuk mengukur perubahan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perilaku maka kejiwaan manusia dibagi menjadi tiga domain atau ranah yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kalau belajar menimbulkan perubahan perilaku, maka hasil belajar merupakan hasil perubahan perilakunya. Oleh karena perubahan perilaku menunjukkan perubahan perilaku kejiwaan dan perilaku kejiwaan meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik maka hasil belajar yang mencerminkan perubahan perilaku meliputi hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. c. Domain Hasil Belajar Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah, perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 2.1 Perubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku hasil belajar INPUT
PROSES
Siswa:
Proses
1. Kognitif
HASIL belajar
mengajar
commit to user
Siswa: 1. Kognitif
2. Afektif
2. Afektif
3. Psikomotorik
3. Psikomotorik
Potensi perilaku
Usaha mengubah
Perilaku
yang
perilaku
telah berubah:
dapat
diubah
yang
1.Efek pengajaran 2. Efek pengiring
(Sumber: Purwanto,2011)
17 Hasil
belajar
atau
perubahan
perilaku
yang
menimbulkan
kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran (instructional effect) maupun hasil sampingan pengiring (nurturant effect). Hasil utama pengajaran adalah kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan untuk diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil pengiring adalah hasil yang dicapai namun tidak direncanakan untuk perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dicapai. Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi meliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggil kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi dalam otak berupa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan masalah. Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. Benjamin S Blomm membagi dan menyusun secara hirearkis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Makin tinggi tingkat maka makin kompleks dan penguasaan suatu tingkat mempersyaratkan penguasaan tingkat sebelumnya. Enam tingkat itu adalah hafalan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), commit to user analisis (C4), sintesis(C5), dan evaluasi. Kemampuan
menghafal
(knowledge)
merupakan
kemampuan
kognitif yang paling rendah. Kemapuan ini merupakan kemampuan memanggil kembali fakta yang disimpan dalam otak digunakan untuk merespon suatu masalah. Dalam kemampuan tingkat ini fakta dipanggil kembali
persis
seperti
ketika
disimpan.
Kamampuan
pemahaman
(comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. Menghafal fakta tidak lagi cukup karena pemahaman menurut
18 pengetahuan akan fakta dan hubungannya. Kemampuan penerapan (application) adalah kemampuan kognitif untuk memahami aturan, hukum, rumus dan sebagainya serta digunakan untuk memecahkan masalah. Kemampuan analisis (analysis) adalah kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya kedalam unsur-unsur. Kemampuan sintesis (synthesys) adalah kemampuan memahami dengan mengorganisasikan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bagian-bagian kedalam satuan. Kemampuan evaluasi (evaluation) adalah kemampuan membuat penilaian dan mengambil keputusan dari hasil penilaian. Hasil penilaian dapat dilihat diakhir semester, proses untuk menilai hasil belajar siswa berdasarkan nilai-nilai ujian yang telah ditempuh selama satu semester. Proses-proses penilaian dengan cara guru melakukan penilaian berdasarkan nilai Tugas (Harian), nilai UTS dan nilai UAS. Kemudian nilai-nilai tersebut diisikan ke dalam daftar nilai yang telah disediakan. Dari daftar nilai yang telah diisi, akan dilakukan perhitungan Nilai Akhir. Rumusan perhitungan Nilai Akhir/Nilai Raport adalah sebagai berikut :
NR = UH + UTS + 2UAS 4 Berdasarkan
butir-butir yang terkandung dalam alinea di atas commit to user
diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai yang tercantum dalam raport. 2. Tinjauan tentang Kondisi Ekonomi keluarga a. Pengertian Kondisi Ekonomi Keluarga Bintari A dan Titin Suprihatin (1984:5), “Menyatakan bahwa ekonomi berasal dari kata bahasa Greek (Yunani), yaitu dari kata oikos yang
19 artinya rumah dan dari kata nomos yang artinya aturan, jadi ekonomi berarti mengatur rumah tangga”, dari pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa ekonomi merupakan cara untuk mengatur rumah tangga, yang berhubungan erat dengan keuangan, jadi ekonomi merupakan cara mengatur keuangan untuk memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga yang berdasarkan penghasilan orang tua. Menurut Soerjono Soekanto (2001) perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam hubunganya dengan sumber daya. Ekonomi dapat diartikan berbagai hal yang menyangkut kebutuhan manusia, kebutuhan manusia yang tidak terbatas berkaitan erat dengan kondisi ekonomi di sebuah keluarga. Keluarga menurut Dewantara dalam Ahmadi (1997:95) keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan grup, dan merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak-anak menjadi anggotanya. Jadi keluarga dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang pertama yang mewarnai pribadi anak, hal ini karena di dalam keluarga akan ditanamkan nilai-nilai dan norma-norma hidup yang positif pada akhirnya akan dipakai oleh anak-anaknya sebagai pedoman dalam bermasyarakat. Kondisi ekonomi commit to user setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Kondisi ekonomi keluarga yang dimaksud disini adalah kondisi ekonomi keluarga yang ditinjau dari status atau kedudukan perekonomian keluarga baik dari segi penghasilan atau mata pencaharian seseorang dalam memenuhi penghasilan atau mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan keluarga dari individu yang bersangkutan. Kondisi ekonomi ini dapat diukur dengan mengetahui pekerjaan/profesi,
20 bentuk rumah, wilayah tempat tinggal ataupun lingkungan, dan sumber pendapatan. b. Sosial Ekonomi Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal, dan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jabatan dalam organisasi. Jadi yang dimaksud dengan kondisi ekonomi disini lebih terfokus pada barang atau jasa yang dimiliki atau dapat dibeli orang tersebut. Kondisi ekonomi erat kaitannya dengan status ekonomi, hal ini dapat digunakan pula untuk mengambil pengertian tentang tentang kondisi ekonomi dari pendekatan mengenai pendapat para ahli tentang status ekonomi. Soerjono Soekanto (2001:39),”status sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajiban dalam hubungannya
dengan sumber
daya”.
Sedangkan Soerjono
Sukanto
(2004:49),”Status ekonomi ditunjukkan dalam sudut pandang keuangan masyarakat tempat tinggal objektif dalam kultur masyarakat tertentu”. Dapat disimpulkan bahwa status ekonomi adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diukur berdasarkan kemampuan seseorang tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Status ekonomi keluarga dapat dilihat dengan menggunakan indikator-indikator tertentu, misalnya commit to user keluarga tersebut dilihat dari tingkat penghasilan, besarnya anggota keluarga, tingkat kesejahteraan keluarga, keadaan rumah beserta perabotnya. a. Tingkat Penghasilan Tingkat penghasilan adalah pendapatan yang diperoleh kepala keluarga beserta anggota keluarganya yang bersumber dari sektor formal,sektor informal dan sektor subsistem dalam waktu satu bulan yang diukur berdasarkan rupiah. Pada umumnya tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor
penting dalam
menetukan tingkat
21 kesejahteraan mereka. Tinggi rendahnya taraf hidup seseorang tergantung pada tinggi rendahnya penghasilan seseorang, makin banyak penghasilan seseorang makin tinggi taraf hidupnya. Cara menghitung pendapatan atau penghasilan tersebut dapat dihitung berdasaran tiga sumber utaman yaitu: (1)
Pendapatan tetap (formal), yaitu pendapatan yang diperoleh dari perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hasil pekerjaan pokok (2)
Pendapatan tidak tetap (informal), yaitu pendapatan yang diperoleh dari hasil pekerjaan sampingan
(3)
Pekerjaan subsistem, yaitu pendapatan yang tidak dengan uang atau tanpa menukar barang. Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2010, ada 4 macam penggolongan pendapatan seseorang dalam satu bulan, antara lain: 1. Golongan berdapatan rendah : kurang dari Rp1.000.000,00 2. Golongan
berpendapatan
menengah
:
Rp
1.000.000-
Rp2.000.000,00 3. Golongan berpendapatan tinggi : Rp2.000.000,00-Rp5.000.000,00 4. Golongan berpendapatan sangat tinggi : Rp5.000.000,00 keatas b. Jumlah anggota keluarga Bentuk keluarga umumnya terdiri dari seorang suami , seorang istri dan anak-anak yang biasanya tinggal dalam satu rumah yang sama atau biasa disebut dengan keluarga inti. Keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan utama yang dialami commit to useroleh anak. Kehidupan keluarga selalu mempengaruhi perkembangan budi pekerti setiap manusia. Slameto (2010:61) menyatakan: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat, besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, Negara, dan dunia. Menurut Munandar Soelaman (2001:115),”Keluarga diartikan sebagai suatu satuan terkecil yang memiliki manusia sebagai makhluk sosial yang ditandai adanya kerjasama ekonomi”. Besarnya anggota keluarga akan ikut menentukan besar
22 kecilnya kegiatan dalam subsistem dan pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan konsumsi. Perilaku konsumsi dipengaruhi bebrapa variabel yang relevan seperti pendapat (income), jumlah anggota keluarga (family size), jumlah anak (the number of children) dan sebagainya. c. Tingkat kesejahteraan keluarga Kesejahteraan atau keadaan tidak miskin merupakan keinginan lahiriah perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
setiap orang. Keadaan semacam ini barulah sekedar memenuhi kepuasan hidup manusia sebagai makhluk individu manusia juga merupakan makhluk sosial. Penilaian kesejahteraan penduduk tidak cukup hanya dengan
melihat
besar
kecilnya
pendapatan
tetapi
harus
pula
memperhatikan distribusi pendapatan di kalangan penduduk. Tolak ukur mengenai kesejahteraan (sekaligus kemiskinan) penduduk baik yang berpendekatan ekonomi maupun sosial. d.
Kondisi rumah Rumah adalah tempat untuk tumbuh dan berkembang baik secara jasmani, rohani dan sosial. Sesuai dengan fungsinya rumah adalah sebagai tempat tinggal dalam suatu lingkungan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang diperlukan manusia sehingga rumah diharapkan memberi ketentraman hidup, pengamanan dan pusat kegiatan sosial. Rumah merupakan salah satu alat untuk mengekspresikan status seseorang termasuk bentuk dan lokasinya. Rumah juga merupakan suatu indikator penting untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk dan biasanya mencerminkan pula tingkatcommit pendapatan dan pengeluaran suatu rumah to user tangga terutama di kota, karena itu tempat tinggal merupakan suatu faktor yang memegang peranan penting dalam hubungannya dengan kebutuhan rumah tangga. Pada umumnya bentuk atau tipe rumah yang ditinggali penduduk Indonesia adalah rumah gubug, tidak permanen, semi permanen dan permanen. Keempat bentuk rumah tersebut dapat terlihat berdasarkan konstruksi bangunannya. Konstruksi rumah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
23 1.
Konstruksi bangunan tidak permanen yaitu: a) Dinding terbuat dari bambu atau kayu dengan pemisah ruangan dari bambu atau tanpa pemisah ruangan b) Lantai tanah c) Atap dari daun rumbia
2. Konstruksi bangunan semi permanen yaitu: perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Dinding luar tembok dengan pemisah ruangan dari triplek atau bamboo, dinding luar setengah tembok b) Lantai semen c) Atap dari genteng atau asbes 3. Konstruksi bangunan permanen yaitu: a) Dinding luar dari tembok atau beton b) Lantai dari tegel atau keramik c) Atap dari genteng atau asbes e. Kepemilikan barang-barang Disamping tipe atau konstruksi bangunan rumah, bentuk dan letaknya maka isi rumah perabot rumah seperti almari, meja, radio. TV, peralatan elektronik lainya, dan kendaraan juga dapat dijadikan tolak ukur tingkat pendapatan dan pengeluaran rumah tangga. Di pedesaan selain kepemilikan perabot rumah tangga seperti tersebut diatas yang juga dapat diperhitungkan dalam mencerminkan tingkat pendapatan dan pengeluaran rumah tangga adalah jumlah dan macam kepemilikan hewan piaraan atau ternak seperti sapi, kerbau, kuda, kambing, ayam, dan itik. commit to user f. Luas lahan Indonesia adalah Negara agraris, karena sebagian besar wilayah di Indonesia sawah. Mata pencaharian masyarakat Indonesia mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Berdasarkan butir-butir yang terkandung dalam alinea di atas diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan kondisi ekonomi keluarga dalam penelitian ini adalah suatu keadaan ekonomi yang menyangkut tentang kedudukan dan prestise seseorang atau keluarga dalam
24 masyarakat serta usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi terpenuhinya kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang merujuk dari tingkat
penghasilan, besarnya anggota keluarga, kondisi rumah, dan
kepemilikan barang. Secara keseluruhan, kesimpulan kondisi ekonomi keluarga tersebut dapat disintesiskan dalam bentuk indikator-indikator penting sebagai perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
landasan definisi operasional yang meliputi empat indikator, antara lain: 1) tingkat penghasilan, 2) besarnya anggota keluarga, 3) kondisi rumah, dan 4) kepemilikan barang. 3. Tinjauan tentang Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. Dalam kehidupan, manusia selalu membutuhkan dan melibatkan diri dalam gejala atau aktivitas yang sangat kompleks, seperti: benda, jabatan, tingkah laku keterampilan dan sebagainya. Dalam pemilihan suatu aktivitas merupakan salah satu aspek psikis commityang to user dapat membantu menentukan pilihan yang berguna bagi dirinya. Hal ini dikarenakan setiap individu mempunyai kecenderungan untuk melakukan kegiatan berdasarkan faktor pendorong dan tujuan. Adanya dorongan dalam diri individu bertujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi
25 terkandung adanya keinginan yang mengakifkan, menggerakkan dan menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Koeswara, 1989). Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu: 1) Kebutuhan, Kebutuhan ini terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. 2) Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rangka memenuhi harapan, dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan tersebut merupakan tujuan motivasi. 3) Tujuan, hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal perilaku belajar. Menurut Mc.Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman,2011:74). Dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald ini mengandung tiga element penting yaitu: 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organism manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, commit to user afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah-laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya akan terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Dengan ketiga elemen diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya
26 suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk tidak meniadakan atau menggelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai. Dikatakan “keseluruhan” karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun dalam kelompok tertentu. Burton dalam sebuah buku “ The Guidance og Learning Activities” merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam buku Educational Psychology, H.C.Witheringtin, commit mengemukakan bahwa belajar adalah suatu to user perubahan didalam pribadi yang menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Abdillah (2002) mengidentifikasi sejumlah pengertian belajar yang bersumber dari para ahli pendidikan/pembelajaran. James O. Whittaker mengemukakan belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Belajar adalah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan
27 lingkungannya. Jadi belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan pengalaman yang menyangkut
aspek-aspek
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik
untuk
memperoleh tujuan tertentu. Dari uraian diatas, menunjukkan motivasi belajar adalah faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Perannya yang khas adalah dalam penumbuhan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Seorang siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, mentak (boleh jadi) gagal karena kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Elemen motivasi belajar antara lain:(1) kekuatan dari dalam diri siswa untuk belajar, (2) Dorongan untuk melaksanakn suatu aktivitas, (3) kegiatan fisik, (4) munculnya rasa dan afeksi, (5) Rangsangan adanya tujuan, (6) memenuhi kebutuhan. Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan karena siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan belajar secara maksimal. b. Macam-Macam Motivasi Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan demikian, motivasi atau motif-morif yang aktif itu sangat berfariasi. Macam-macam motivasi antara lain: 1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motif-motif bawaan
commit to user
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya dorongan untuk makan, dorongan untuk minum,dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis. Relevan dengan ini maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis motivasi Physiological drives.
28 b. Motif-motif yang dipelajari Motif-motif ini timbul karena dipelajari, sebagai contoh dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan, dorongan untuk mengajar
sesuatu
dalam
masyarakat.
Motif-motif
ini
sering
diisyaratkan secara sosial, sebab manusia hidup dalam lingkungan sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi ini perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terbentuk. Frandsen mengistilahkan dengan affiliative needs. Sebab justru dengan kemampuan berhubungan, kerja sama di dalam masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri, sehingga manusia perlu mengembangkan sifat-sifat ramah, kooperatif, membina hubungan baik dengan sesama, apalagi orang tua dan guru. Disamping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motif sebagai berikut: a. Kognitive motives Motif ini menunjukkan pada gejala intrinsic, yakni menyangkut kepuasan individual. Kepuasan individual yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dan produk mental. Jenis motivasi seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar disekolah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. b. Self-exspression Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia, yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapicommit jugato user mampu membuat suatu kejadian. Untuk itu memang diperlukan kreativitas, penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri. c. Self-enhancement Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri ini menjadi salah satu keinginan bagi setiap individu. Dalam belajar dapat diciptakan suasana kompetensi yang sehat bagi anak didik untuk mencapai suatu prestasi.
29 Jenis Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis a. Motif atau kebutuhan organis, misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini sesuai dengan jenis Physiological drives . b. Motif-motif darurat, yang termasuk dalam jenis motif ini adalah dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar. c. Motif-motif objektif, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar secara efektif. 1. Motivasi jasmaniah dan rohaniah Yang termasuk motivasi jamasni seperti reflex, insting otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kamauan. Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat momen, yaitu: a) Momen timbul alasan b) Momen pilihan c) Momen putusan d) Momen terbentuknya kemauan 2. Motivasi intrinsic dancommit ekstrinsik to user Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Intrsinsic motivations are inherent in the learning situation and meet pupil-need and purpose. Motivasi intrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
30 Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan menuju ketujuan yang ingin di capai dengan belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan, tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan yang digerakkan itu bersumber pada kebutuhan, kebutuhan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar simbol dan seremonial. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Jadi dari beberapa pendapat motivasi timbul karena adanya dorongan dari dalam dan dari luar individu .
Belajar sangat dibutuhkan adanya motivasi. Motivastion is an essential condition of learning , hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Motivasi bertalian dengan suatu tujuan, sebagai contoh walaupun disiang hari yang panas si abang tukang becak commit to user juga menarik becaknya karena bertujuan untuk mendapatkan uang untuk menghidupi
kebutuhan
keluarganya,
dengan
demikian
motivasi
mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi menurut Sardiman (2011) sebagai berikut: a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
31 b. Menetukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. (hlm.85) b.
Fungsi Motivasi Fungsi motivasi menurut Ngalim Purwanto (2006), fungsi motivasi ada tiga yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat baik atau bertindak baik Motivasi ini berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas. 2) Menentukan arah perbuatan Yakni kearah perwujudan sesuatu tujuan atau cita-cita. Makin jelas motivasi itu, makin jelas pula yang akan ditempuh 3) Menyeleksi perbuatan Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan guna mencapai tujuan yang diharapkan dan meninggalkan perbuatan yang commit to user bermanfaat bagi tujuan itu (hlm.61) Jadi motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian hasil belajar dan prestasi belajarnya.
32 Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah menurut Sardiman (2011) antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai hasil/nilai yang baik. Sehingga siswa yang biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai raport angkanya baik-baik. Angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, tetapi ada juga bahkan banyak siswa yang belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimiliki kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik, namun demikian semua itu harus diingatkan oleh guru bahwa pencapaian angka-angka seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati, hasil belajar yang bermakna. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan afeksinya. b.
Hadiah
commit to user
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah suatu pekerjaan, mungkin akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. c. Saingan/kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
33 d. Ego-involment Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan bekerja dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga diri. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan bekerja dengan keras bisa jadi karena harga diri. e. Memberi ulangan Para siswa akan giat beljaar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus terbuka,
maksudnya kalau akan ulangan harus
diberitahu kepada siswanya. f. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat. g. Pujian Apabila ada siswa yang commit sukses to user yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus sebagai motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
34 h. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. i. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan dengan segala sesuatu kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. j. Minat Motivasi timbul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar tersebut akan lancar bila disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: a.
Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b.
Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
c.
Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
d.
Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
k. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan commit to user menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar. (hlm.92)
Disamping bentuk-bentuk motivasi sebagaimana diuraikan diatas, sudah barang tentu masih banyak bentuk dan cara yang dapat dimanfaatkan. Hanya yang penting bagi guru adanya bermacam-macam motivasi itu dapat dikembangkan dan diarahkan untuk mendapatkan hasil belajar yang bermakna. Jadi bentuk-bentuk motivasi didapat dari diri sendiri, lingkungan sekolah yaitu guru serta teman sebaya.
35 Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan mental, umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif dan interaksi. Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar
menimbulkan perubahan
mental pada diri
siswa.
Bekerja
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa (winkel, 1991). Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah : 1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir 2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya 3. Mengarahkan kegiatan belajar 4. Membesarkan semangat belajar 5. Menyadarkan tentang adanya perjalan belajar dan kemudian bekerja Merujuk uraian-uraian yang terkandung dalam alinea sebelumnya, dapat diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar dalam penelitian ini adalah dorongan yang berasal dari diri siswa untuk menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu tujuan yang merujuk adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif. Motivasi dibagi menjadi dua kategori yaitu motivasi intrinsik (dari dalam) dan motivasi ekstrinsik (dari luar). commit to user Secara keseluruhan kesimpulan motivasi belajar tersebut dapat disintesiskan dalam bentuk indikator-indikator penting sebagai landasan definisi operasional yang meliputi : 1) adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil, 2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4) adanya penghargaan dalam belajar, 5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, 6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.
36 4. Tinjauan tentang Gaya Belajar a. Pengertian Gaya Belajar Gaya adalah cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut atau cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Gaya belajar atau learning perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
style menurut Sahertian (2004) adalah suatu karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikomotorik, sebagai indikator yang bertindak yang relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai para pebelajar. Gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural , dan pengalaman pendidikan. Gaya belajar akan memudahkan bagi para pebelajar untuk belajar maupun para guru untuk mengajar mengajar dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan pebelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat. Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfkir dan memecahkan soal. Menurut Bobbi Depoter Hernacki (2002:110) gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiahcommit (pembawaan) dan faktor lingkungan. Dengan to user mengenali gaya belajar pebelajar akan dapat menentukan cara belajar yang efektif. Siswa tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan
belajar secara
maksimal, sehingga hasil belajarnya dapat optimal. Proses pembelajaran siswa di dalam kegiatan proses belajar mengajar agar dapat berjalan sesuai dengan harapan tidak lain menggerakkan menggabungkan gerak fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera yang dimiliki siswa ataupun orang yang belajar dengan cara yang berbeda-beda, setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Banyak
37 gaya yang dapat dipilih untuk belajar secara efektif, ada tujuh gaya belajar yang diantaranya bisa di terapkan pada anak didik (Depdiknas, 1998:1), antara lain: a. Belajar dengan kata-kata, gaya ini bisa dimulai dengan mengajak seorang teman yang senang bermain dengan bahasa, seperti bercerita dan membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena bisa perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
membantu kita mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal-hal lainnya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya. b. Belajar dengan pertanyaan, bagi sebagian orang belajar makin efektif dan bermanfaat bila itu dilakukan dengan cara bermain dengan pertanyaan. c. Belajar dengan gambar, ada sebagian orang yang lebih suka belajar dengan membuat gambar, merancang, melihat gambar, slide, video atau film. Orang yang memiliki kegemaran ini biasa memiliki kepekaan tertentu dalam mengkap gambar atau warna, peka dalam membuat perubahan, merangkai dan membaca kartu. d. Belajar dengan musik, detak irama, nyanyian dan mungkin memainkan salah satu instrument musik, atau selalu mendengarkan musik. e. Belajar dengan bergerak, gerak manusia, menyentuh sambil berbicara dan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan adalah salah satu cara belajar yang menyenangkan. f. Belajar dengan bersosialisasi, bergabung dan member dengan orang lain adalah cara terbaik mendapatkan informasi dan belajar secara cepat. Dengan berkumpul kita bisacommit menyerap berbagai informasi terbaru secara to user cepat dan mudah memahaminya. Dan biasanya informasi yang didapat dengan cara ini akan lebih lama terekam dalam ingatan. g. Belajar dengan kesendirian, ada sebagian orang yang gemar melakukan segala sesuatunya termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini biasanya suka tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya.
38 b. Macam-Macam Gaya Belajar Macam-Macam Gaya Belajar menurut Meylina (2010) 1. Gaya Belajar Visual Seseorang yang memiliki gaya belajar visual cenderung belajar melalui hubungan visual (penglihatan). Dengan demikian dalam gaya belajar visual yang sifatnya eksternal, ia menggunakan materi atau media yang perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
bisa dilihat atau mengeluarkan tanggapan indera penglihatan. Materi atau media yang bisa digunakan adalah buku, poster, majalah, rangka tubuh manusia, peta, dan lain-lain.Sedangkan gaya belajar visual yang bersifat internal adalah menggunakan imajinasi sebagai sumber informasi. 2. Gaya Belajar Auditori Gaya belajar ini cenderung menggunakan pendengaran/ audio sebagai sarana mencapai keberhasilan dalam belajar. Gaya belajar auditori yang bersifat eksternal adalah dengan mengeluarkan suara atau ada suara. Mereka dapat membaca keras, mendengarkan rekaman kuliah, diskusi dengan teman, mendengarkan musik, kerja kelompok, dan lain-lain. Gaya auditori yang bersifat internal adalah memerlukan suasana yang tenanghening sebelum mempelajari sesuatu. Setelah itu diperlukan perenungan beberapa saat terhadap materi apa saja yang telah dikuasai dan yang belum. 3. Gaya Belajar Kinestetik Orang yang bergaya belajar kinestetik belajar melalui gerakan-gerakan sebagai sarana memasukkancommit informasi ke dalam otaknya. Penyentuhan to user dengan bidang objek sangat disukai karena mereka dapat mengalami sesuatu dengan sendiri. Gaya belajar jenis ini yang bersifat eksternal adalah melibatkan kegiatan fisik, membuat model, memainkan peran, berjalan, dan sebagainya. Sedangkan gaya belajar kinestetika yang bersifat internal menekankan pada kejelasan makna dan tujuan sebelum mempelajari sesuatu hal.
39 Sedangkan menurut Markova dalam Bobbi DePoter,dkk (2000:85) banyak orang lebih memiliki akses ketiga modalitas visual, auditorial, dan kinestetik hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar. 1. Visual Modalitas ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan ruang, potret mental dan gambar menonjol dalam perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
modalitas ini. Seseorang sangat visual bercirikan sebagai berikut: a) Teratur, memperhatikan sesuatu, menjaga penampilan b) Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada dibacakan c) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail, mengingat apa yang dilihat. 2. Auditorial Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi kata yang diciptakan maupun yang diingat. Musik, nada, irama, dialog internal, dan suara menonjol disini. Seseorang yang sangat auditorial dapat dicirikan sebagai berikut: a) Perhatiannya mudah terpecah b) Berbicara dengan pola berirama c) Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/bersuara pada saat membaca d) Berdialog secara internal dan eksternal 3. Kinestetik Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat. Gerakan commit koordinasi, irama, tanggapan emosional, to user kenyamanan fisik menonjol disini. Seseorang yang sangat kinestetik sering: a) Menyentuh orang dan berdiri, berdekatan, banyak bergerak b) Belajar dengan melakukan, menunjukkan tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik c) Mengingat sambil berjalan dan melihat Menurut S.Nasution, M.A (2005:94-100) gaya belajar dibedakan menjadi tiga yaitu:
40 a) Impulsif-reflektif Orang yang impulsif mengambil keputusan dengan cepat tanpa memikirkannya secara mendalam. Sebaliknya dengan orang yang reflektif mempertimbangkan segala alternatif sebelum mengambil keputusan dalam situasi yang tidak mempunyai penyelesaian dengan mudah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jadi seorang reflektif atau impulsif bergantung pada kecenderungan untuk
merefleksikan
kemungkinan
atau
pemecahan
memikirkan
masalah
yang
alternatif-alternatif bertentangan
dengan
kecenderungan untuk mengambil keputusan yang impulsif dalam menghadapi masalah-masalah yang sangat tidak pasti jawabannya. Tabel 2.2 Perbedaan gaya belajar Impulsif-reflektif Dimensi Pengambilan keputusan Pemikiran
Impulsif Cepat tanpa memikirkan secara mendalam Cenderung cepat bertindak
Reflektif Mempertimbangkan segala alternative Merefleksi atau memikirkan kembali pemecahan masalah
(Sumber: S.Nasution, M.A 2005) b) Preseptif-reseptif Precept artinya aturan. Orang yang preseptif dalam mengumpulkan informasi mencoba mengadakan organisasi dalam hal-hal yang diterimanya, ia menyaring informasi yang masuk dan memperhatikan commit to user hubungan-hubungan diantaranya ia membentuk “precept” atau aturan yang membantunya dalam menerima informasi yang sesuai dengan sistem atau konsep yang mereka gunakan agar informasi itu merupakan kebulatan yang saling bertalian. Orang reseptif lebih memperhatikan detail atau perincian informasi dan tidak berusaha untuk membulatkan atau mempertalikan informasi yang satu dengan yang lainya. Orang yang reseptif mengumpulkan banyak informasi akan tetapi tidak melihat atau membentuknya
41 menjadi kebulatan yang bermakna. Sebaliknya orang yang prespetif cenderung untuk menyaring data atau informasi, dengan kemungkinan mengabaikan detail yang mungkin ada maknanya bagi pemecahan suatu masalah. Tabel 2.3 Perbedaan gaya belajar presetif-reseptif Dimensi Sikap
Preseptif digilib.uns.ac.id Memperhatikan aturan atau “cue” Perhatian Memusatkan perhatian pada hubungan diantara informasi atau data Penarikan Melompat dari kesimpulan data sat kepada data yang lainnya untuk mendapatkan hubungannya. (Sumber: S.Nasution, M.A 2005) perpustakaan.uns.ac.id
Reseptif Memperhatikan detail Menjauhi membentuk konsep sebelum memperoleh selurh keterangan Mendesak atau menuntut keterangan sebelum mengambil kesimpulan
c) Sistematis-intuitif Orang yang sitematis mencoba melihat struktur suatu masalah dan bekerja sistematis dengan data atau informasi untuk memecahkan masalah suatu persoalan. Orang yang intuitif langsng mengemukakan jawaban tertentu tanpa commit menggunakan informasi secara sistematis. to user Mereka lebih cenderung untuk memecahkan suatu soal dengan jalan “trial and error” dan mudah melompat-lompat dari cara penyelesaian yang satu dengan kepada yang lain.
42 Tabel 2.4 Perbedaan gaya belajar intuitif-sistematis Dimensi Perhatian
Intuitif Memperhatikan keseluruhan masalah
Sistematis Mula-mula mencari suatu metode pendekatan dan pemecahan Pencarian Mempercayai”hunches” Menentukan jawaban atau petunjuk atas jawaban perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id perasaan berdasarkan suatu metode Pemikiran Melompat-lompat Segera dalam jalan pikirannya meniadakan alternatif yang tidak sesuai Permusan Seiring perumusan Melakukan masalah masalah itu kembali penelitian dengan teratur untuk mencari data yang lebih banyak. Penyelesaian Mempertahankan Menyelesaikan masalah jawaban atas dasar setiap langkah cocoknya jawaban it sebelum dengan hal-hal lain, meningkatkan jadi tidak berdasarkan kepada langkah metode yang berikutnya. digunakannya. (Sumber: S.Nasution, M.A 2005)
Merujuk uraian-uraian yang terkandung dalam alinea sebelumnya, dapat diperoleh pengertian, bahwa yang dimaksud dengan gaya belajar dalam penelitian ini adalah orientasicommit untuk mendekati tugas-tugas belajar dan to user mengolah informasi dengan cara-cara tertentu yang merujuk pada visual, auditorial dan kinestetik. Terdapat tiga gaya belajar antara lain : 1. Impulsivereflektif, 2. Preseptif-reseptif, 3 sistematis-intuitif. Secara
keseluruhan
kesimpulan
gaya
belajar
tersebut
dapat
disintesiskan dalam bentuk indikator-indikator penting sebagai landasan definisi operasional yang meliputi tiga indikator, antara lain: a) Visual, b) Audiotorial, c) Kinestetik.
43 B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumya dan dapat dijadikan sebagai pedukung dalam sebuah penelitian baru. Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis lakukan. 1.
Adams dan Singh (1998) Direct and Indirect Effect of School Learning perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variables on The Academic Achievement of African American 10th Graders. Penelitian ini memusatkan pada efek langsung dan tidak langsung variabel dalam pembelajaran yang mempengaruhi prestasi anak kelas 10 di Amerika dan Afrika. Hasil penelitian ini adalah 1) prestasi sebelumnya sangat mempengaruhi prestasi selanjutnya, 2) status sosial ekonomi mempengaruhi prestasi, 3) persepsi siswa pada guru dan pembelajaran berpengaruh kecil tetapi signifikan terhadap prestasi, 4) prestasi terdahulu, status sosial ekonomi, dan aspirasi orang tua berpengaruh terhadap aspirasi siswa, 5) motivasi siswa dipengaruhi oleh prestasi terdahulu, status sosial ekonomi, dan jenis kelamin, dan 5) aspirasi orang tua dan siswa dari Afrika dan Amerika tinggi dan mempengaruhi prestasi dilihat dari standar tes dan motivasi siswa. 2.
Ching-Chun Shih (2001) Web-based learning: relationships among student motivation, attitude, learning styles, and achievement, hasil penelitian sebagai berikut: Korelasi Pearson dan korelasi digunakan untuk menggambarkan hubungan antara nilai prestasi siswa standar commit to user dan variabel yang dipilih. Sepuluh hubungan diperiksa yang berkisar hubungan antara prestasi siswa dan nilai rata-rata keseluruhan motivasi (r = 53) adalah signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif untuk laporan terkait dengan kenyamanan berbasis web instruksi (mean = 4,03), kemampuan untuk mengontrol kecepatan belajar (mean = 4,00), pengiriman lebih berbasis web instruksi (mean = 3,69), rekomendasi berbasis web kursus untuk teman (mean = 3,62), dan kesempatan untuk belajar disediakan oleh berbasis web program (mean = 3,57). Skor rata-rata sikap siswa terhadap berbasis web instruksi
44 adalah 3.49 (SD = 0,64). Selain itu, ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara bidang-tergantung siswa dan bidang-independen siswa dalam sikap mereka terhadap berbasis web instruksi. 3.
Setyowati (2007) Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang, hasil penelitian sebagai berikut: a.
Motivasi belajar pada kelas VII SMPN 13 Semarang yang terdiri dari cita perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
cita/aspirasi, kemampuan siswa, kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa sedangkan hasil belajar siswa meliputi informasi verbal, keterampilan intelek, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap. b.
Secara nyata motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 13 Semarang, terbukti dengan adanya pengambilan data dengan cara observasi, dokumentasi, angket yang kemudian diolah dengan cara silmultan.
c.
Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN
13 Semarang sebesar 29,766 sedangkan sisanya sebesar
70,234 dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut
tidak diteliti oleh peneliti karena
keterbatasan waktu, kemampuan dan
dana, sehingga peneliti memberikan kesempatan kepada peneliti-peneliti lain untuk menelitinya d) Sukiniarti (2003) Hubungan motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar Pada Mahasiswa di Pendidikan Jarak commit Jauh, hasil penelitian sebagai berikut: to user a.
Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara pemahaman mahasiswa UT tentang PJJ (X1) dengan hasil belajar di UT (Y) Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan positif antara pemahaman mahasiswa UT tentang SPJJ dengan hasil belajar di UT”. Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi, dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t, sehingga diperoleh data yang menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan oleh pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ sebesar 52,89%.
45 b. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara motivasi belajar mahasiswa (X2) dengan hasil belajar mahasiswa UT (Y). Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah “terdapat hubungan positif antara motivasi belajar mahasiswa dengan hasil belajar mahasiswa di UT” Untuk mengetahui keberartian korelasi, dilakukan pengujian hipotesis dengan uji t, sehingga diperoleh data yang menunjukkan bahwa perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan oleh motivasi belajar mahasiswa itu sendiri sebesar 67,87%. c. Pengujian hipotesis mengenai hubungan antara pemahaman mahasiswa tentang sistem PJJ (X1) dan motivasi belajar mahasiswa (X2) secara berrsama-sama dengan hasil belajar mahasiswa di UT (Y) Hipotesis ketiga yang diuji adalah “Terdapat hubungan yang positif antara pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar mahasiswa secara bersama-sama dengan hasil belajar mahasiswa di UT”. Berdasarkan hasil uji yang signifikan maka persamaan regresi ganda signifikan dan linier. Selanjutnya uji korelasi ganda variabel X 1 dan X2 dengan variabel Y, dengan menggunakan analisis korelasi ganda, diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi ganda Ry12 sebesar 0,8592 dan koefisien determinan R2y12 = 0,7382 x 100% = 73,82%. Hal ini berarti bahwa 73,83% variasi hasil belajar mahasiswa di UT ditentukan oleh pemahaman mahasiswa tentang SPJJ dan motivasi belajar mahasiswa secara bersama-sama. C. Kerangka Pemikiran commit to user Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimen, yang diukur dengan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar. Untuk mencapai tujuan ditentukan banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar antar lain: 1) Faktor-faktor Internal (jasmaniah, psikologis, kelelahan) dan 2) Faktor-faktor Eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat) Salah satu yang dianggap paling efisien menunjang hasil belajar adalah melalui faktor internal
dan eksternal, antara lain kondisi ekonomi keluarga,
46 motivasi belajar dan gaya belajar. Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan bahwa: pada umumnya anak yang berasal dari keluarga menengah keatas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Sedangkan anak-anak yang berlatar belakang kondisi ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memenuhi kebutuhan sehari-hari, anak yang berlatar ekonomi ekonomi menengah keatas seharusnya lebih memiliki motivasi berprestasi tinggi karena mendapat perhatian dan pengarahan dari orang tua dibandingkan dengan anak yang berlatar kondisi ekonomi menengah kebawah. Dengan adanya pendapat tersebut siswa yang kondisi ekonominya menengah keatas nilainya lumayan bagus sedangkan siswa yang kondisi ekonominya menengah kebawah nilainya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar. Dengan adanya permasalahan kondisi ekonomi keluarga yang rendah seorang guru atau pengajar dituntut untuk dapat memotivasi siswa untuk tetap belajar disekolah dengan serius untuk mencapai ketuntasan dalam belajar dengan menerapkan gaya belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. Motivasi merupakan pengarah untuk perbuatan belajar pada tujuan yang jelas yang diharapkan dapat tercapai, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan commit yang to user dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai. Siswa yang mempunyai motivasi belajar baik ekstern maupun intern yang tinggi hasil belajar baik sedangkan siswa yang motivasi belajar rendah hasil belajar juga rendah. Hal ini menunjukkan motivasi belajar berpengaruh terhadap hasil belajar. Kemudian gaya belajar siswa
juga dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa, gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan kemudian memproses informasi tersebut, gaya belajar setiap orang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan)
47 dan faktor lingkungan. Dengan mengenali gaya belajar siswa maka akan dapat menentukan cara belajar yang efektif, sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal, sedangkan siswa yang tidak dapat mengenali gaya belajarnya hasil belajar rendah. Hal ini menunjukkan bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, maka dapat digambarkan sebagai berikut: perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi ekonomi keluarga
Gaya Belajar
Hasil Belajar
Siswa
Motivasi Belajar
Gambar 2.1 Kerangka Teoretik
D. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 2. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakartacommit tahun to userajaran 2011/2012. 3. Terdapat pengaruh langsung positif gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 4. Terdapat pengaruh tidak langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 5. Terdapat pengaruh tidak langsung positif motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
48
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penelitian tentang kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Murni 2 Surakarta. Dipilihnya lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian dengan alasan: a. Adanya permasalahan yaitu mengenai hasil belajar yang kurang optimal, maka
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian di SMK Murni 2
Surakarta. b. Tersedia data dan informasi yang dibutuhkan dalam melakukan penelilitian. c. Dari pihak sekolah mengijinkan untuk melakukan penelitian. 2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan sejak proposal disetujui sampai selesai penulisan laporan akhir penelitian (Februari-Oktober 2012). Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tahapan-tahapan yang dirinci dalam Lampiran 1.
B. Rancangan atau Desain Penelitian Rancangan penelitian memaparkan hubungan antara berbagai variabel yang commit to user
akan diteliti. Rancangan penelitian meliputi metode yang nantinya digunakan untuk memperoleh data. Salah satu cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah melalui metode penelitian. Tujuan umum pelaksanaan penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang digunakan harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Winarno Surachmad (2004: 131) “menggolongkan metode penelitian menjadi tiga macam, yaitu :
49
1. Metode penelitian historis 2. Metode penelitian deskriptif 3. Metode penelitian eksperimental Untuk lebih memperjelas pendapat tersebut, maka dapat diuraikan sebagai berikut : perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Metode penelitian historis
Metode penelitian historis merupakan penelitian yang menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historis suatu masalah. Metode ini merupakan sebuah proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran gejala, peristiwa ataupun menemukan gagasan yang timbul dimasa lampau untuk menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha memahami situasi sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan datang. 2. Metode penelitian deskriptif Metode penelitian deskriptif merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang. Penyelidikan dalam metode ini dengan menggunakan teknik interview, angket, observasi. Bisa juga dengan menggunakan teknik tes, studi kasus, studi kooperatif atau operasional. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung). Tujuan utama dalam menggunakan metode ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan commit to user
fenomena yang diselidiki. Disamping itu, penelitian yang dilakukan tidak hanya mengumpulkan data saja, akan tetapi memberikan interpretasi atas data yang diperoleh. Ada beberapa sifat tertentu pada umumnya yang terdapat dalam metode deskriptif sehingga dipandang sebagai ciri. Winarno Surachmad (2004: 140) mengemukakan ciri-ciri tersebut antara lain: a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang pada masa yang aktual.
50
b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu sering juga disebut metode analitik). 3. Metode penelitian eksperimental Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan jalan melaksanakan suatu treatment (perlakuan) tertentu kepada subjek diikuti dengan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengukuran terhadap akibat trearment tersebut, untuk menentukan hubungan kausal (sebab-akibat) antara dua fenomena (variabel bebas dan variabel tergantung). Ciri khas penelitian eksperimen adalah adanya dua kelompok yaitu satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan kelompok lainnya sebagai kelompok control. Suatu eksperimen dapat dikatakan valid apabila hasil yang diperoleh semata-mata dari pemanipulasian variabel bebas, dan jika variabelvariabel tersebut dapat digeneralisasikan pada lingkungan luar . Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif karena penelitian ini bermaksud menggambarkan sifat atau keadaan yang sementara sedang berjalan dan berusaha meneliti sejauh mana hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Penelitian ini tidak hanya berusaha menggambarkan suatu fenomena yang sesuai dengan fakta yang ada tetapi juga mencari hubungan diantara variabel – variabel yang diteliti dengan cara menguji hipotesis. Adapun variabel tersebut adalah Variabel eksogenus (bebas) adalah kondisi ekonomi keluarga (X1), motivasi belajar (X2), gaya belajar (X3), dan Variabel endogenus (terikat) adalah hasil belajar (Y).
commit to user
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai metode deskriptif seperti berikut ini : 1.
Nana Syaodih Sukmadinata (2004) berpendapat, “Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau” (hlm. 54). Pendapat tersebut mengandung arti bahwa metode deskriptif adalah sebuah metode penelitian yang bermaksud atau memiliki tujuan untuk menggambarkan
51
fenomena atau kejadian yang berlangsung pada saat ini atau waktu yang sudah lampau. 2.
Saifuddin Azwar (2002) berpendapat, “Metode deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan” (hlm. 6).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendapat tersebut berarti bahwa metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang hanya melakukan deskripsi atau penggambaran sebuah fenomena, menganalisis fenomena tersebut dan kemudian menyajikan hasil analisisnya secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami. 3. Winarno Surachmad (2004) menyatakan: Penelitian deskriptif adalah bentuk penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data yang ada. Misalnya, tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang menampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang menampak, pertentangan yang meruncing, dan sebagainya (hlm. 139). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif merupakan upaya untuk menggambarkan, menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis dari suatu objek atau sekelompok manusia pada kondisi peristiwa pada masa sekarang ataupun masa lampau. Peristiwa atau fenomena tersebut dapat berupa sikap manusia, hewan, benda ataupun sebuah kejadian itu sendiri. Tujuan utama commit to user
penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tertentu. Rancangan penelitian yang disusun dengan baik, selain berguna untuk peneliti itu sendiri juga memudahkan pihak lain untuk melakukan evaluasi. Berikut ini merupakan rancangan penelitian dalam penelitian ini: 1. Variabel eksogenus (bebas) adalah kondisi ekonomi keluarga (X1), belajar (X2), dan gaya belajar (X3)
motivasi
52
2. Variabel terikat atau dependent variable adalah hasil belajar diambil melalui rapot (Y). 3. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan data, peristiwa atau kejadian yang ada pada masa sekarang. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Populasi dan Sampel 1. Penetapan Populasi Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Murni 2 Surakarta Tahun ajaran 2011/2012. Populasi adalah himpunan sampel atau anggota yang akan diamati. Unsur atau anggota disini dapat berupa orang, nilai, lahan percobaan, suhu udara dan sebagainya. Menurut Margono (2004), “Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”(hlm.118). Sedangkan Arikunto (2006) berpendapat “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (hlm.130). Sementara menurut Nawawi menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik langsung menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik
tertentu
mengenai
sekumpulan
objek
yang
lengkap
(Riduwan,2008:38). Menurut Riduwan (2008) ada dua jenis populasi yaitu: a. Populasi terbatas
commit to user
Populasi terbatas adalah mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. b. Populasi tak terbatas (tak terhingga) Populasi tak terbatas adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan batasanbatasannya sehingga relatif tidak dapat ditentukan dalam bentuk
jumlah.
(hlm.38) Berdasarkan sifatnya menurut Riduwan (2008) populasi dibagi menjadi dua yaitu:
53
a. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. b. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga tidak perlu ditetapkan batasbatasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. (hlm.39) perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jadi populasi adalah keseluruhan dari kerakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat–syarat tertentu bekaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMK Murni 2 Surakarta yang berjumlah 275 siswa.
2. Penetapan Sampel Arikunto (2006) mengatakan bahwa : “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti) ”(hlm.131). Sedangkan Sugiono (2005) memberikan pengertian sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Berkaitan dengan pengambilan sampel Nasution (2003 :135) bahwa “..mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar–dasar teorinya, oleh desain penelitiannya
(asumsi–asumsi
statistik),
serta
mutu
pelaksanaan
dan
pengolahannya”(Riduwan,2008 :40). Berkaitan dengan sampel, Arikunto (2006) mengemukakan bahwa:
commit to user
“Untuk sekedar ancer–ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya lebih besar, maka diambil antara 10% - 15 % atau 20% - 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari: a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data c. Besar kecilnnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik (hlm.134).
54
Teknik pengambilan sampel menurut rumus Taro Yahmane dalam Riduwan (2008:44) sebagai berikut : N n= N.d2 + 1 Dimana : n = jumlah sampel perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
N = jumlah populasi
d2 = presisi yang ditetapkan (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Surahmad dalam (Riduwan,2008:45) apabila ukuran populasi kurang dari 100, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi, apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000 ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi. Penentuan jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut: 1000 - n S = 15% +
. (50% - 15%) 1000 - 100
Dimana : S = Jumlah sampel yang diambil n = Jumlah anggota populasi Langkah-langkah pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
commit to user
a. Peneliti mengambil sampel berdasarkan jurusan secara acak tanpa melihat daftar nama siswa terlebih dahulu. Sehingga dalam pengambilan sampel ini bersifat objektif, karena setiap sampel dianggap sama. b. Peneliti mengambil sampel pada semua siswa dengan menggunakan rumus dari pendapat Taro Yamane Riduwan (2008:44). Rincian pengambilan sampel penelitian ini yaitu:
55
N n= N.d2 + 1 275 = 275.10% + 1 perpustakaan.uns.ac.id 275 =
digilib.uns.ac.id
= 73,33 = 73 siswa
3,75 Jadi sampel dalam penelitian ini sejumlah 73 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel menurut Arikunto (2006) yaitu : 1. Sampel random atau sampel acak, sampel campur Pengambilan sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. 2. Sampel berstrata atau stratified sampel Populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara ramdom. Adanya strata tidak boleh diabaikan, dan setiap strata harus diwakili satu sampel. 3. Sampel wilayah atau area probality sample Teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap commit to user wilayah yang terdapat dalam populasi. 4. Sampel proporsi atau proportional sample, atau sampel imbangan Teknik pengambilan sampel proporsi atau smapel imbangan ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau smapel wilayah. 5. Sampel bertujuan atau purposive sample Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu 6. Sampel kuota atau quota sample Sampel ini mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan
56
7. Sampel kelompok atau cluster sample Kelompok-kelompok kelas atau tingkatan di masing-masing tingkatan sekolah 8. Sampel kembar atau double sample Dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak termasuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dari sampel pertama.(hlm.133) Dalam penelitian ini, akan digunakan teknik sampling cluster random sampel, dimana cara pengambilan sampel berdasarkan kelas dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 73 siswa, yang terdiri dari : Tabel 3. 1 Proporsi Jumlah Sampel untuk Setiap Strata Kelas
Jumlah Siswa
Jumlah Sampel
Jumlah Total
Menurut Strata X AK
25
25
X AP
22
22
X TN
27
26
73
Sumber data primer diolah Juni 2012
E. Pengumpulan data 1.
Teknik pengumpulan data
commit to user
Mengutip dari pendapat Nasir (2003) yang mengatakan bahwa teknik pengumpulan
data
merupakan
alat-alat
ukur
yang
diperlukan
dalam
melaksanakan suatu penelitian (Riduwan,2008 :213). Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang akan dikumpulkan,
57
maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu dokumentasi dan angket. a. Metode dokumentasi Cara pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting. Menurut Arikunto (2006 ) “Metode dokumentasi perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis”(hlm.158). Dalam penelitian ini data dokumentasi yang penulis kumpulkan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar dengan menggunakan data yang diambil dari rapor siswa semester 1 pada siswa kelas X SMK Murni 2 Surakarta. b.
Metode angket atau kuesioner Angket ini digunakan untuk mendapatkan data dari tiga variabel eksogenus yaitu kondisi ekonomi keluarga, motivasi berprestasi dan gaya belajar. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket yang ditunjukkan siswa sebagai sampel penelitian dengan skala yang digunakan adalah skala likert. Untuk variabel kondisi ekonomi keluarga pemberian skor tiap item pertanyaan Untuk mempermudah analisis data, yang berasal dari angket bertingkat maka perlu diketahui skor yang diperoleh responden dari hasil angket yang telah diisi (Arikunto, 2006). Untuk itu perlu ditentukan kriteria penskoran sebagai berikut :
commit to user
a) Untuk alternatif jawaban a diberi skor 4, b) Untuk alternatif jawaban b diberi skor 3, c) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 2, d) Untuk alternatif jawaban d diberi skor 1. Riduwan (2008), “skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi sesuai dengan penelitian ini”(hlm.20). Pemberian skor tiap item pernyataan menurut skala Likert dalam adalah sebagai berikut:
58
1) Pernyataan Positif Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 2) Pernyataan Negatif perpustakaan.uns.ac.id Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
skor 5 skor 4 skor 3 skor 2 skor 1
(SS) (S) (N) (TS) (STS)
skor 1 skor 2 skor 3 skor 4 skor 5
digilib.uns.ac.id
Namun dalam Arikunto (2006) disebutkan bahwa untuk menghindari responden yang cenderung memilih alternatif pilihan yang ada di tengah karena dirasa aman dan paling gampang, maka alternatif disarankan alternatif pilihannya hanya empat poin. Setiap item angket terdapat empat pilihan pernyataan yang dapat dipilih dengan memberi tanda chek (√), kemudian jumlah chek (√) dijumlah sebagai skor setiap item(hlm.241). Maka dari itu, peneliti menggunakan skalah Likert dengan pilihan empat poin seperti berikut: 1) Pernyataan Positif Sangat Setuju (SS) dengan skor 4 Setuju (S) dengan skor 3 Tidak Setuju (TS) dengan skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1 2) Pernyataan Negatif Sangat Setuju (SS) dengan skor 4 Setuju (S) commit to userdengan skor 3 Tidak Setuju (TS) dengan skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1 Alternatif jawaban ragu-ragu harus dihilangkan, karena alternatif jawaban
tersebut
mempunyai
arti
ganda.
Dan
jawaban
tersebut
mengakibatkan responden untuk cenderung memilihnya. Setiap instrumen mempunyai empat alternatif jawaban yang sesuai. Dengan cara memberikan tanda chek (√) pada jawaban yang dipilih yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
59
2.
Instrumen penelitian Instrumen
penelitian
menggunakan
angket
dan
dokumen.
Pengumpulan data variabel hasil belajar menggunakan dokumen yang berupa rapor, sedangkan variabel kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya belajar menggunakan angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini angket perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih alternatif jawaban yang ada. Penelitian ini memiliki satu variabel endogen dan tiga variabel eksogen. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut: a.
Variabel Endogen Hasil belajar di SMK Murni2 Surakarta
b. Variabel Eksogen 1) Instrumen penelitian Kondisi ekonomi keluarga a) Definisi konseptual Suatu keadaan ekonomi yang menyangkut tentang kedudukan dan prestise seseorang atau keluarga dalam masyarakat serta usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi terpenuhinya kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang merujuk dari besarnya penghasilan, besarnya anggota keluarga, kondisi rumah, dan kepemilikan barang. b) Definisi operasional
commit to user
Kondisi ekonomi diukur dengan angket yang menunjukkan keadaan ekonomi keluarga dalam mencukupi kebutuhan sehari– hari terutama kebutuhan pendidikan anak c) Kisi–kisi Instrumen Berdasarkan definisi konseptual dan definisi operasianal, maka disusun kisi-kisi instrumen dengan mengacu pada aspek-aspek teori yang ada. Kisi-kisi uji coba instrumen sebagai berikut :
60
Tabel 3. 2 Kisi-kisi uji coba instrumen Variabel kondisi ekonomi keluarga Variabel
Indikator
Kondisi 1. ekonomi 2. keluarga perpustakaan.uns.ac.id 3.
Pernyataan Positif Negatif 1,2,3 4,5,6 -
Besar penghasilan Jumlah anggota digilib.uns.ac.id keluarga Penggunaan 7,8,9,10 penghasilan keluarga 4. Kondisi rumah, 11,12,13, 14,15,16 5. Kepemilikan barangbarang 6. Luas lahan
Jumlah Sumber data primer diolah Juni 2012
17,18,19 20,21 21
-
Jml 3 3
-
4
-
6
-
3 2 21
d) Validitas Berdasarkan hasil uji coba instrument, perhitungan validitas kuesioner dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistic SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa dari 20 item angket, terdapat data sebanyak kuesioner kondisi ekonomi keluarga didapat data sebanyak 2 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 3 dan 6. Pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514. Angket commit yangto userdikatakan valid berjumlah 19 item. Pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria atau tidak valid diatas dibuang sedangkan yang memenuhi kriteria disusun kembali dan selanjutnya dihitung koofesien reliabilitasnya. e) Reliabilitas Untuk uji reliabilitas dengan menggunakna rumus Alpha, diperoleh reliabilitas sebesar 0,927. Setelah dikonsultasikan dengan r
tabel
pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514
61
ternyata 0,927 > 0,514. Hal ini berarti bahwa angket kondisi ekonomi keluarga adalah reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data yang memadai (hasil selengkapnya lihat Lampiran 3). Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut : Tabel 3. 3 Kisi-kisi instrumen penelitian perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Variabel kondisi ekonomi keluarga Variabel Kondisi ekonomi keluarga
Indikator 1. Besar penghasilan 2. Jumlah anggota keluarga 3. Penggunaan penghasilan keluarga 4. Kondisi rumah, 5. Kepemilikan barang-barang 6. Luas lahan
Jumlah
Pernyataan Positif Negatif 1,2 -
Jml 2
3,4
-
2
5,6,7,8
-
4
9,10,11, 12,13,14
-
6
15,16,17
-
3
1,2 19
-
2 19
Sumber data primer diolah Juni 2012 2.Instrumen penelitian motivasi belajar commit to user a) Definisi konseptual
Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari diri siswa untuk menghasilkan kegiatan (belajar) dalam mencapai suatu tujuan,
yang merujuk adanya hasrat dan keinginan untuk
berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif.
62
b) Definisi operasional Motivasi belajar diukur dengan angket yang merupakan dorongan dari siswa untuk melakukan kegiatan belajar. c) Kisi–kisi Instrumen Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data variabel ini perpustakaan.uns.ac.id
berbentuk
angket.
digilib.uns.ac.id
Sebelum
membuat
angket
untuk
mendapatkan data penelitian maka dibuat instrumen yang diuji cobakan . Tabel 3. 4Kisi-kisi uji coba instrumen Variabel motivasi belajar Variabel
Indikator
Motivasi belajar
1. Adanya hasrat keinginan untuk berhasil 2. Adanya dorongan atau kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan citacita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Lingkungan belajar yang kondusif
Jumlah to user Sumber data primer diolah Junicommit 2012
Pernyataan Positif Negatif 22,23 24
Jml 3
25,27
26,28
4
29,31,32
30
4
33
34
2
35,36,37
38
4
39,41
40
3
13
7
20
d) Validitas Berdasarkan hasil uji coba instrument, perhitungan validitas kuesioner dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistic SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa dari 20 item angket, terdapat data sebanyak kuesioner motivasi belajar didapat data sebanyak 1 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 32.
63
Pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514. Angket yang dikatakan valid berjumlah 19 item. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria atau tidak valid diatas dibuang sedangkan
yang memenuhi kriteria di susun kembali dan
selanjutnya dihitung koofesien reliabilitasnya. perpustakaan.uns.ac.id
e)
Reliabilitas
digilib.uns.ac.id
Untuk uji reliabilitas dengan menggunakna rumus Alpha, diperoleh reliabilitas sebesar 0,957. Setelah dikonsultasikan dengan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514 ternyata 0,957 > 0,514. Hal ini berarti bahwa angket motivasi belajar adalah reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data yang memadai (hasil selengkapnya lihat Lampiran 3). Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut : Tabel 3. 5 Kisi-kisi instrumen penelitian Variabel motivasi belajar Variabel
Indikator
Motivasi belajar
1. Adanya hasrat keinginan untuk berhasil 2. Adanya dorongan atau kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan to user cita-cita masacommit depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Lingkungan belajar yang kondusif
Jumlah Sumber data primer diolah Juni 2012
Pernyataan Positif Negatif 20,21 22
Jml 3
23,25
24,26
4
27,29
28
3
30
31
2
32,33,24
35
4
36,38
37
3
12
7
19
64
3) Instrumen penelitian gaya belajar a)
Definisi konseptual Gaya belajar adalah orientasi untuk mendekati tugas-tugas belajar dan mengolah informasi dengan cara-cara tertentu yang merujuk pada visual, auditorial dan kinestetik.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Definisi operasional
Konsep diri siswa yang diukur dengan menggunakan angket yang menggambarkan gaya belajar siswa, gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai para pebelajar c)
Kisi–kisi Instrumen Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data variabel ini berbentuk
angket.
Sebelum
membuat
angket
untuk
mendapatkan data penelitian maka dibuat instrumen yang diujicobakan dengan kisi-kisi sebagai berikut : Tabel 3. 6 Kisi-kisi uji coba instrumen Variabel gaya belajar Variabel Gaya belajar
Indikator 1. Visual 2. Auditorial 3. Kinestetik
Pernyataan Positif Negatif 42,43,44,45,4 49,50,51 6,47,48 52,53, 56,57,58 54,55 63,64 commit to user 59,60,61 62,65
Jumlah Sumber data primer diolah Juni 2012
16
8
Jml 10 7 7
24
d) Validitas Berdasarkan hasil uji coba instrument, perhitungan validitas kuesioner dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan program statistic SPSS 17.0 dapat diketahui bahwa dari 24 item angket,
65
terdapat data sebanyak kuesioner gaya belajar didapat data sebanyak 1 butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pernyataan nomor 56. Pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah 0,514. Angket yang dikatakan valid berjumlah 23 item. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak memenuhi kriteria perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atau tidak valid diatas dibuang sedangkan yang memenuhi kriteria di susun kembali dan selanjutnya dihitung koofesien reliabilitasnya. .
e) Reliabilitas Untuk uji reliabilitas dengan menggunakna rumus Alpha, diperoleh reliabilitas sebesar 0,940. Setelah dikonsultasikan dengan r
tabel
pada tingkat signifikansi 0,05, r tabel adalah
0,514 ternyata 0,940> 0,514. Hal ini berarti bahwa gaya belajar adalah reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data yang memadai (hasil selengkapnya lihat Lampiran 3). Kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut : Tabel 3.6. Kisi-kisi instrumen penelitian Variabel gaya belajar Variabel
Indikator
Gaya
1. Visual
Belajar
2. Auditorial 3. Kinestetik
commit to user
Jumlah Sumber data primer diolah Juni 2012
Pernyataan Positif Negatif 39,40,41,42, 46,47,48 43,44,45 49,50,51,52 53,54 55,56,57, 60,61 58,59 16 7
Jml 10 6 7 23
F. Validasi Instrumen Penelitian a.
Validitas Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur berfungsi dengan baik atau valid/tingkat kesahihan untuk dijadikan alat ukur. Suharsimi Arikunto
66
(2006) berpendapat, “Validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan kevalidan kesahihan suatu instrumen” (hlm. 168). Penelitian ini untuk menguji tingkat validitas kuesioner menggunakan korelasi Product Moment sebagai berikut : perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
n∑XY – (∑X )(∑Y) rxy = √{n ∑X² − (∑X)² {n∑Y² − (∑Y)²}}
(Suharsimi Arikunto, 2006: 170) Keterangan: rxy
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑X
= jumlah skor dalam sebaran X
∑Y
= jumlah skor dalam sebaran Y
XY
= jumlah perkalian skor X dan skor Y yang berpasangan
X²
= jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
Y²
= jumlah skor yang di kuadratkan dalam sebaran Y
n
= jumlah subyek
Kriteria Uji: Kriteria uji validitas tersebut adalah jika ρ < 0,050 maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pengujian adalah valid, sebaliknya jika ρ > commit to user
0,050 maka kriteria pengujian dinyatakan tidak valid b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Cronbach Alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:
67
∑σb²
k 1−
r 11 =
σt²
(k−1)
(Suharsimi Arikunto, 2006: 196) perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: r 11
= Reliabilitas instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal
∑σb²
= Varians butir
σt²
= Varians total Hasil r 11 dikonsultasikan dengan tabel product moment. Apabila
hasil yang diperoleh r
hitung
> r
tabel
dengan taraf signifikan 5% maka
angket tersebut reliabel.
G. Teknik Analisis Data 1. Penentuan diagram jalur a. Penentuan Diagram Model Path Analysis Struktur I Penelitian ini menggunakan paradigma jalur. Disebut sebagai paradigma jalur, menurut Sugiyono “ karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus commit to user
melewati variabel antara itu atau bisa langsung ke sasaran akhir“ (2009:46). Diagram jalur struktur I dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
68
1
X1 Kondisi ekonomi keluarga
2
YX1
X3X1 X3 Gaya Belajar
r12 perpustakaan.uns.ac.id
Y Hasil Belajar
YX3 digilib.uns.ac.id
X3X2 YX2
X2 Motivasi Belajar
Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2, dan X3 terhadap Y
b. Penentuan Diagram Model PathAnalysis Struktur II Diagram jalur struktur II digunakan untuk mengetahui pengaruh antara X1 dan X2 terhadap X3. dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : X1
Kondisi ekonomi keluarga
X3X1
r12
X3
Gaya belajar
X3X2
commit to user
X2
Motivasi belajar
Gambar 3.1 Hubungan Struktur X1, X2, terhadap X3
69
1.
Data Interval Data mentah yang diperoleh dari sebuah penelitian masih belum dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang sesuatu secara jelas. Disamping itu data yang belum teratur tidak dapat dipakai untuk menarik kesimpulan. Salah satu alternatif untuk meyampaikan informasi dengan menyajikan data dalam tabel frekuensi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Uji Prasyarat Analisis Jalur a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS 17 dengan melihat nilai p (signifikansi) pada uji kolmogorov-smirnov dengan nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal sedangkan nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan dengan test of linearity yaitu dengan Uji Anova (F test). Bila diperoleh nilai p > 0,05 pada deviation from linearity, maka model dinyatakan berbentuk linier. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dan residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan model karena commit to user
gangguan varian yang berbeda antar observasi satu ke observasi lain. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam
SPSS
metode
yang
digunakan
untuk
mendeteksi
adanya
heterokedastisitas menurut Santoso dalam Hindrayani & Totalia (2010 : 203) yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Predicted Residual dengan
70
Regression Standardized Predicted Value dan dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan scatterplot tersebut adalah: 1)
Jika terdapat pola tertentu yaitu apabila titik-titiknya membentuk pola
tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka diindikasikan terdapat masalah heterokedastisitas. 2)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu titik-titiknya menyebar diatas
dan di bawah angka “0” pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas. 3. Hipotesis Statistik Penelitian dilakukan untuk menguji lima hipotesis yaitu hipotesis pertama, kedua, dan ketiga mempunyai cara yang sama, sedangkan hipotesis empat dan kelima bersama-sama karena mempunyai cara yang sama, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Hipotesis pertama, kedua, dan ketiga Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga yang diajukan dalam penelitian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: Hipotesis statistik ditentukan sebagai berikut: 1) Hipotesis Pertama Ha: Terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 . H0: Tidak terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap commit to user
hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 . 2) Hipotesis Kedua Ha: Terdapat pengaruh langsung Motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 . H0: Tidak terdapat pengaruh langsung Motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012.
71
3) Hipotesis Ketiga Ha: Terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012. H0: Tidak terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Uji statistik dilakukan dengan analisis regresi berganda menggunakan SPSS 17, yang diperoleh hasil uji secara simultan dan individu dengan rumus sebagai berikut: Secara simultan
F
(n k 1) Rsquare k (1 Rsquare) Signifikansi/ probabilitas nilai F hasil uji statistik < 0,05, dapat
dilanjutkan pengujian statistik secara individual. Pengujian statistik secara individu menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut: t=
se = standar eror, yang diperoleh dari hasil komputasi SPSS Signifikansi
analisis
jalur
dapat
diketahui
dengan
membandingkan nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas sig. Nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig atau (0,05 ≤ sig), Ha commit diterima dan Ho ditolak, artinya signifikan. to user Kesimpulan, besarnya pengaruh
langsung antara variabel kondisi
ekonomi keluarga dengan hasil belajar dirumuskan: (x1 y) (x1 y), besarnya pengaruh langsung antara motivasi belajar dirumuskan:
belajar dengan hasil
(x2 y) (x2 y), sedangkan besarnya pengaruh
langsung antara gaya belajar dengan hasil belajar dirumuskan: (x3 y) (x3y).
72
b. Hipotesis keempat dan kelima 1) Hipotesis statistik yang digunakan sebagai berikut: Hipotesis keempat Ha: Terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta Tahun 2012 melalui gaya belajar.
H0: Tidak Terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 melalui gaya belajar. Hipotesis kelima Ha: Terdapat pengaruh tidak langsung Motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 melalui gaya belajar. H0: Tidak Terdapat pengaruh tidak langsung Motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta Tahun 2012 melalui gaya belajar. Uji statistik dilakukan dengan analisis regresi berganda menggunakan SPSS 17, yang diperoleh hasil uji secara simultan dan individu dengan rumus sebagai berikut: Secara simultan
F
(n k 1) Rsquare
commit to user
k (1 Rsquare) Signifikansi/probabilitas nilai F hasil uji statistik < 0,05, dapat
dilanjutkan pengujian statistik secara individual. Pengujian statistik secara individu menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut: t=
se = standar eror, yang diperoleh dari hasil komputasi SPSS
73
2) Hipotesis keempat dan kelima dianalisis menggunakan analisis regresi berganda dan analisis korelasi Product Moment, untuk mendapatkan besarnya koefisien (kontribusi) X1, X2, dan X3 secara simultan terhadap Y sebesar (RSquare=R2YX1X2X3) = ( YX1) (r YX1) + ( YX2) (r YX2) + ( YX3) (r YX3) perpustakaan.uns.ac.id
3) Besarnya koefisien residu
digilib.uns.ac.id
2
dapat dihitung dengan cara
2
=
, sehingga diperoleh persamaan model kedua Y = ρ YX1 + ρ YX3 + ε2 4) Kesimpulan, besarnya pengaruh langsung yang sudah diketahui pada hipotesis pertama dan pengaruh tidak langsung X1 (kondisi ekonomi keluarga) terhadap Y (Motivasi belajar) melalui X3 (Gaya belajar) = ρ X1X3 x ρ YX3. 4. Pengujian model Koefisien jalur yang tidak signifikan, dilakukan trimming yaitu melakukan perhitungan ulang dengan menghilangkan jalur yang tidak signifikan. Selain itu, dilakukan uji kesesuaian model untuk menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian dengan data atau tidak yaitu dengan menggunakan uji statistik kesesuaian model koefisien Q dengan rumus sebagai berikut: Q=
1 – R2m
Dimana
1–M Q
= koefisien Quser commit to
R2m = 1 – (1-R12).( 1-R22) M = R2m setelah dilakukan trimming Apabila Q = 1 mengindikasikan model fit sempurna. Jika Q < 1, untuk menentukan fit tidaknya model maka statistik koefisien Q perlu diuji dengan statistik W yang dihitung dengan rumus: Whitung = - (N – d)ln Q
74
Keterangan: N d
= Menunjukkan ukuran sampel. = Banyaknya koefisien jalur yang tidak signifikan sama dengan degree of freedom/derajat bebas) R2m = Koefisien determinasi multipel untuk model yang diusulkan M = Menunjukkan koefisien determinasi multipel (R2m) setelah koefisien jalur yang tidak signifikan yang dihilangkan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Setelah mengetahui besarnya W hitung , kemudian dibandingkan dengan tabel
Chi square dengan α = 0,05. Dasar pengambilan keputusan: Jika Whitung ≥ χ2 (df;α), Ho ditolak (berarti matriks korelasi sampel berbeda dengan matriks korelasi estimasi), masudnya kedua model tersebut signifikan. Jika Whitung ≤ χ2 (df;α), Ho diterima (berarti matriks korelasi sampel sama dengan matriks korelasi estimasi), maksudnya kedua model tersebut tidak signifikan (Riduwan dan Kuncoro, 2008: 148). 5.
Efek Langsung dan Tidak Langsung Dalam analisis jalur, model jalur memiliki dua jenis efek yaitu langsung dan tidak langsung. Menurut Dana (2010) Ketika variable eksogen memiliki panah diarahkan terhadap variable dependen, maka dikatakan efek langsung. Ketika variable eksogen berpengaruh terhadap variable endogen melalui variable eksogen lainnya maka dikatakan menjadi pengaruh tidak langsung. Untuk melihat pengaruh total dari variable eksogen, harus menambah efek langsung dan tidak langsung. Dalam analisis jalur, satu variable mungkin tidak memiliki commit to user
pengaruh langsung, tetapi mungkin memiliki efek tidak langsung.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Data penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi data dari semua variabel yang meliputi (1) Variabel hasil belajar siswa (Y), (2) Variabel kondisi ekonomi perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keluarga (X1), (3) Variabel motivasi belajar (X2), (4) Variabel gaya belajar (X3). Data dideskripsikan dengan melihat nilai rerata (mean), simpangan baku (standart deviation), nilai maksimal dan nilai minimal. Nilai-nilai tersebut dapat menggambarkan sampel secara garis besar. Data hasil penelitian dari keempat variabel diperoleh dari 73 responden disajikan dalam Lampiran 4. Lampiran 4 menyajikan statistik deskriptif data sampel secara keseluruhan. Angka minimal variabel menunjukkan nilai terendah varibel dan angka maksimal variabel menunjukkan nilai tertinggi variabel. Nilai rata-rata menggambarkan nilai kisaran data nilai tersebut diperoleh dari penjumlahan seluruh nilai data dan membaginya dengan jumlah data. Nilai depresi dapat dilihat dari standar deviasi. Jika nilai standar deviasi kecil, hal ini berarti nilai-nilai data berkisar mendekati rata-rata. Semakin besar standar deviasi, maka nilai data tersebar semakin jauh dari nilai rata-ratanya yang berarti data populasi mendekati normal.
1.
Variabel Hasil Belajar Siswa Variabel hasil belajarcommit menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar to user siswa adalah 71,12 dengan standar deviasi 2,303 dan dengan nilai minimal dan maksimal data masing-masing 67 dan 77. Sebaran data tersebut disajikan dalam tabel distribusi frekuensi berikut ini:
75
76 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Kelas Interval 77 - 78 75 - 76 73 - 74 71 - 72 69 - 70 perpustakaan.uns.ac.id 67 - 68
Frekuensi Persentase 3 4,10% 2 2,74% 14 19,17% 21 28,76% 19 26,02% digilib.uns.ac.id 14 19,17% 73 100,00% Sumber data primer diolah Agustus 2012
Dari tabel 4.1 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam enam kelas dengan lebar kelas dua, skor terbanyak pada interval 71 sampai dengan 72 yaitu 16 orang atau 28,76%. Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat digambarkan histogram variabel hasil belajar, sebagai berikut: 25
Frekuensi
20 15 10 5 0 77-78
75-76
73-74
71-72
69-70
67-68
Hasil belajar commit to user
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Variabel Hasil Belajar
2.
Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga Berdasarkan skor angket mengenai kondisi ekonomi keluarga dapat dideskripsikan bahwa data tersebar dengan skor minimal adalah 40 dan skor maksimal adalah 65 dengan nilai rata-rata sebesar 52,11 dan standar deviasi 6,177. Sebaran data tersebut disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut ini.
77 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Ekonomi Keluarga Kelas Interval 64 - 67 60 - 63 56 - 59 52 - 55 48 - 51 perpustakaan.uns.ac.id 44 - 47 40 - 43
Frekuensi Persentase 2 2,74% 9 12,33% 10 13,70% 17 23,29% 18 24,66% digilib.uns.ac.id 11 15,07% 6 8,22% 73 100,00% Sumber data primer diolah Agustus 2012
Dari tabel 4.2 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam tujuh kelas dengan lebar kelas empat, skor terbanyak pada interval 48 sampai dengan 51 yaitu 18 orang atau 24,66%. Berdasarkan tabel 4.2 maka dapat digambarkan histogram variabel kondisi ekonomi keluarga, sebagai berikut:
Frekuensi
20 15 10
5 0 40-43 44-47 48-51 52-55 56-59 60-63 64-67 to user Kondisicommit Ekonomi Keluarga
Gambar 4.2 Histogram Distribusi Frekuensi Variabel Kondisi Ekonomi keluarga.
78 Variabel Motivasi Belajar Berdasarkan
skor
angket
mengenai
motivasi
belajar
dapat
dideskripsikan bahwa data tersebar dengan skor minimal adalah 41 dan skor maksimal adalah 61 dengan nilai rata-rata sebesar 52,58 dan standar deviasi 4,086. Sebaran data tersebut disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Kelas Interval 59 - 61 56 - 58 53 - 55 50 - 52 47 - 49 44 - 46 41 - 43
Frekuensi Persentase 2 2,74% 17 23,29% 20 27,40% 22 30,14% 6 8,22% 3 4,11% 3 4,11% 73 100,00% Sumber data primer diolah Agustus 2012
Dari tabel 4.3 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam tujuh kelas dengan lebar kelas tiga, skor terbanyak pada interval 50 sampai dengan 52 yaitu 22 orang atau 30,14%. Berdasarkan tabel 4.3 maka digambarkan histogram variabel motivasi belajar, sebagai berikut:
25 20 Frekuensi
3.
commit to user
15 10 5 0 41-43 44-46 47-49 50-52 53-55 56-58 59-61 Motivasi Belajar
Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Variabel Motivasi Belajar
79 Variabel Gaya Belajar Berdasarkan skor angket mengenai gaya belajar dapat dideskripsikan bahwa data tersebar dengan skor minimal adalah 49 dan skor maksimal adalah 69 dengan nilai rata-rata sebesar 58,92 dan standar deviasi 4,740. Sebaran data tersebut disajikan pada tabel distribusi frekuensi berikut ini. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Gaya Belajar perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelas Interval 67 - 69 64 - 66 61 - 63 58 - 60 55 - 57 52 - 54 49 - 51
Frekuensi Persentase 2 2,74% 13 17,81% 12 16,44% 17 23,29% 13 17,81% 13 17,81% 3 4,11% 73 100,00% Sumber data primer diolah Agustus 2012
Dari tabel 4.4 tersebut terlihat, bahwa data disajikan dalam tujuh kelas dengan lebar kelas tiga, skor terbanyak pada interval 58 sampai dengan 60 yaitu 17 orang atau 23,29%. Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat digambarkan histogram variabel gaya belajar, sebagai berikut:
20 Frekuensi
4.
15
commit to user
10 5 0 49-51 52-54 55-57 58-60 61-63 64-66 67-69 Gaya Belajar
Gambar 4.4 Histogram Frekuensi Variabel Gaya Belajar
80 B. Pengujian Prasyarat Analisis Jalur Uji Prasyarat yang digunakan untuk analisis regresi yaitu uji normalitas, uji linieritas dan uji heterokedatisitas.
1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk memastikan data variabel yang perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diteliti berdistribusi normal. Uji normalitas data menggunakan SPSS 17, yang hasilnya dapat dilihat dari taraf signifikansi (p) pada uji KolmogorovSmirnov, dengan interpretasi uji yaitu jika nilai p > 0,05 maka data terdistribusi normal dan apabila p < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel kondisi ekonomi keluarga (X1) sebesar 0,648 dengan signifikasi sebesar 0,795, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel kondisi ekonomi keluarga (X1) berdistribusi normal. Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel motivasi belajar (X2) sebesar 0,985 dengan signifikasi sebesar 0,287, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel motivasi belajar (X2) berdistribusi normal. Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel gaya belajar (X3) sebesar 0,713 dengan signifikasi sebesar 0,690, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel gaya belajar (X3) berdistribusi normal. Hasil uji kolmogorov-smirnov untuk variabel hasil belajar (Y) commit to user sebesar 1,294 dengan signifikasi sebesar 0,070, karena signifikan hitung lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan bahwa data variabel hasil belajar (Y) berdistribusi normal. (Lampiran 5).
81 2. Uji Linieritas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas menggunakan SPSS 17 menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi (p) = 0,05. Dua variabel dikatakan memiliki hubungan linier apabila signifikansi (p) > 0,05 pada Deviation from Linearity. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Uji linieritas variabel kondisi ekonomi keluarga (X1) terhadap hasil belajar (Y) Dari hasil uji linieritas kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar diperoleh nilai signifikansi (p) = 0,153 pada Deviation from Linearity. Oleh karena nilai p > 0,05 maka antara variabel kondisi ekonomi keluarga dan hasil belajar terdapat hubungan yang linier. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
b. Uji linieritas variabel motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y) Dari hasil uji linieritas motivasi belajar terhadap hasil belajar diperoleh nilai signifikansi (p) = 0,592 pada Deviation from Linearity. Oleh karena nilai p > 0,05 maka antara variabel motivasi belajar dan hasil belajar terdapat hubungan yang linier. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5. commit to user
c. Uji linieritas variabel gaya belajar (X3) terhadap hasil belajar (Y) Dari hasil uji linieritas gaya belajar terhadap hasil belajar diperoleh nilai signifikansi (p) = 0,63 pada Deviation from Linearity. Oleh karena nilai p > 0,05 maka antara variabel gaya belajar dan hasil belajar terdapat hubungan yang linier. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
82 3. Uji Heteroskedatisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pemeriksaan heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar scatterplot. Berdasarkan hasil analisis scatterplot antara nilai prediksi standar (ZPRED) dengan nilai residu standar (SRESID), dapat dilihat pada Lampiran 5. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terlihat titik tebaran tidak mempunyai pola tertentu dan menyebar merata di sekitar garis titik nol residual, maka dapat dinyatakan varian homogen pada setiap nilai variabel sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
C. Hasil Analisis Data
1. Penentuan Diagram Jalur Untuk menentukan diagram jalur, terlebih dahulu harus dihitung harga dan koefisien korelasi, koefisien jalur, dan koefisien residu. Untuk menentukan koefisien korelasi digunakan rumus Product Moment, koefisien jalur dihitung berdasarkan transformasi variabel dengan memanfaatkan hubungannya terhadap koefisien korelasi, sedangkan koefisien residu dihitung dengan memanfaatkan hubungannya terhadap koefisien korelasi dan koefisien jalur. Hasil perhitungan koefisien korelasi dan koefisien jalur dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
Tabel 4.5 Harga Koefisien Korelasi, Jalur, dan Residu Awal Variabel
Koefisien Korelasi
Koefisien Jalur
thitung
X1 terhadap Y X2 terhadap Y X3 terhadap Y X1Y melalui X3
0,347 0,407 0,444 -
0,250 0,317 0,297 -
2,482 3,153 2,860 -
X2Y melalui X3
-
-
-
Koefisien Residu 0,8074
83 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, untuk selanjutnya diagram jalur yang dilengkapi dengan koefisien jalur dan koefisien residu dapat digambarkan sebagai berikut: x1 y= 0,250
X1 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
X1X3=0,249
X3
0,058
X2
2
1
x3y=0,297
Y
X2X3=0,240 x y=0,317 2
Gambar 4.5 Diagram Jalur Variabel X1, X2, X3 dan Y
2. Pengujian Hipotesis a. Hipotesis Pertama Pengaruh langsung X1 terhadap Y Hipotesis yang diuji adalah: H0 = YX1 ≤ 0 H1 = YX1 > 0 Uji hipotesis pertama dilakukan dengan analisis jalur melalui analisis regresi linier berganda dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dari uji statistik commit diperoleh nilai F sebesar 12,262 dengan nilai to user probabilitas (sig) = 0,000. Nilai sig < 0,05, maka keputusan Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilakukan atau dilanjutkan. Hipotesis pertama menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar. Hasil uji statistik menunjukkan YX1 = beta = 0,250 dengan nilai t = 2,482 dan probabilitas (sig) = 0,016. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui besarnya kontribusi kondisi ekonomi keluarga (X1) yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar siswa (Y) adalah (YX1) x (YX1) =
84 (0,250).(0,250) x 100% = 6,25%. Nilai probabilitas < 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak yang artinya koefisien jalur signifikan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta, pengaruh tersebut bernilai positif dan signifikan (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7). perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Hipotesis Kedua Pengaruh langsung X2 terhadap Y Hipotesis yang diuji adalah: H0 = YX2 ≤ 0 H1 = YX2 > 0 Uji hipotesis kedua dilakukan dengan analisis jalur melalui regresi linier berganda dari variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dari uji statistik diperoleh nilai F sebesar 12,262 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000. Nilai sig < 0,05, maka keputusan Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilakukan atau dilanjutkan. Hipotesis kedua menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji statistik menunjukkan YX2 = beta = 0,317 dengan nilai t = 3,153 dan probabilitas (sig) = 0,002. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui besarnya kontribusi motivasi belajar (X2) yang secara langsung mempengaruhi hasil belajar siswa (Y) adalah (YX2) x (YX2) = (0,317).(0,317) x 100% = 10,05%.
commit to user
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).
c. Hipotesis Ketiga Pengaruh langsung X3 terhadap Y Hipotesis yang diuji adalah: H0 = YX3 ≤ 0 H1 = YX3 > 0
85 Uji hipotesis ketiga dilakukan dengan analisis jalur regresi linier berganda dari variabel intervening terhadap variabel endogen. Dari uji statistik diperoleh nilai F sebesar 12,262 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,000. Karena nilai sig < 0,05, maka keputusan Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilakukan atau dilanjutkan. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
gaya belajar terhadap hasil belajar siswa. Hasil uji statistik menunjukkan YX3 = beta = 0,297 dengan nilai t = 2,860 dan probabilitas (sig) = 0,006. Dari hasil uji tersebut dapat diketahui besarnya kontribusi gaya belajar (X3) secara langsung mempengaruhi hasil belajar siswa (Y) sebesar ( YX3 ) x ( YX3 ) = (0,297).(0,297) x 100% = 8,82%. Nilai YX3 menunjukkan koefisien jalur bernilai positif dan nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis nihil (Ho) ditolak yang artinya koefisien jalur signifikan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh langsung gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta, pengaruh tersebut bernilai positif dan signifikan, hal ini senada dengan Tanta (2010) yang menyatakan gaya belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).
d. Hipotesis Keempat to user Pengaruh tidak langsung X1commit terhadap Y melalui X3
Hipotesis yang diuji: H0 = YX1 . X3 ≤ 0 H1 = YX1 . X3 > 0 Uji hipotesis keempat dilakukan dengan analisis jalur melalui analisis jalur regresi ganda antara variabel eksogen, variabel intervening, dan variabel endogen. Dari uji statistik sub struktur 1 antara variabel kondisi ekonomi keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel independen, sedangkan gaya belajar sebagai variabel dependen, nilai F untuk sebesar 5,059 dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig <
86 0,05, maka Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilaksanakan atau dilanjutkan. Hipotesis keempat menyatakan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar melalui gaya belajar. Hasil uji statistik menunjukkan X3X1 = beta = 0,249 dengan Sedangkan YX3 bernilai nilai t perpustakaan.uns.ac.id = 2,223 dan probabilitas (sig) = 0,029. digilib.uns.ac.id 0,297 dengan nilai t = 2,860 dan probabilitas (sig) = 0,006. Maka pengaruh tidak langsung X1 terhadap Y melalui X3 sebesar X3X1 . YX3 = (0,249).(0,297) x 100% = 7,4%. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar, pengaruh tersebut bernilai positif dan signifikan. Namun koefisien pengaruh tidak langsung lebih besar dibanding pengaruh langsung (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7).
e. Hipotesis Kelima Pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui X3 Hipotesis yang diuji: H0 = YX2 . X3 ≤ 0 H1 = YX2 . X3 > 0 Uji hipotesis kelima dilakukan dengan analisis jalur regresi ganda antara variabel eksogen dan variabel endogen melalui variabel intervening. Dari uji statistik sub struktur 1 antara variabel kondisi commit to user ekonomi keluarga dan motivasi belajar sebagai variabel eksogen,
sedangkan gaya belajar sebagai variabel endogen, nilai F untuk sebesar 5,059 dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilaksanakan atau dilanjutkan. Hipotesis kelima menyatakan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar. Uji statistik yang digunakan untuk membuktikan variabel independen dengan variabel dependen melalui variabel intervening. Hasil uji regresi linear berganda (selengkapnya pada Lampiran 5), diperoleh
87 X3X2 = beta = 0,240 dengan t = 2,143 dan probabilitas (sig) = 0,036 dan ρ YX3 = beta = 0,297 dengan nilai t = 2,860 dan probabilitas (sig) = 0,006. Dari hasil tersebut diperoleh besarnya koefisien diterminan (kontribusi) X1 dan X2 secara simultan terhadap X3 sebesar (Rsquare= R2x1x2x3) = 0,126 dengan besar residu untuk x3 1 =
1 0,126 =
digilib.uns.ac.id Dan untuk besarnya koefisien diterminan (kontribusi) X1 dan X3 0,934.perpustakaan.uns.ac.id
secara simultan terrhadap Y sebesar (R square= R2yx3x1) = 0,348 dengan besar residu untuk y 1 =
1 0,348 = 0,807. Dari hasil analisis
diketahui besarnya pengaruh tidak langsung motivasi belajar (X2) terhadap hasil belajar siswa (Y) melalui gaya belajar (X3) sebesar X3X2 . ρ YX3 = (0,240).(0,297) x 100% = 7,1%. Hasil uji di atas menunjukkan bahwa koefisien jalur positif dilihat dari nilai ρ dan Ho ditolak artinya signifikan dilihat dari nilai probabilitas. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung perhatian motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar. Besarnya koefisien jalur tidak langsung tersebut adalah 7,1%. Tabel 4.6 rangkuman hasil uji hipotesis (periksa halaman berikut).
commit to user
88 Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis No.
Hipotesis
Uji
Beta
Keputusan
Kesimpulan
0,250
H0 ditolak
X1 berpengaruh langsung terhadap Y
Statistik 1
X1 terhadap Y
H0 = YX1 ≤ 0 H = YX1 > 0
perpustakaan.uns.ac.id 1
2
3
X2 terhadap Y
H0 = YX2 ≤ 0
X3 terhadap Y
H0 = YX3 ≤ 0
digilib.uns.ac.id
0,317
H0 ditolak
X2 berpengaruh langsung terhadap Y
0,297
H0 ditolak
X3 berpengaruh langsung terhadap Y
H1 = YX2 > 0
H1 = YX3 > 0
4
X1 H0 = YX1 . terhadap X3 ≤ 0 Y melalui H1 = YX1 . X3 X3 > 0
0,074
H0 ditolak
X1 berpengaruh tidak langsung terhadap Y melalui X3
5
X2 H0 = YX2 . terhadap X3 ≤ 0 Y melalui H1 = YX2 . X3 X3 > 0
0,071
H0 ditolak
X2 berpengaruh tidak langsung terhadap Y melalui X3
commit to user
3. Uji Signifikansi Diagram Jalur Baru Dari perhitungan variabel dinyatakan signifikan sehingga tidak terdapat jalur baru dan tidak diperlukan perhitungan kembali untuk mendapatkan jalur baru.
4. Efek Langsung dan Tidak Langsung Dari hasil analisis data di atas, rangkuman efek langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada tabel 4.7.
89 Tabel 4.7 Harga Efek Langsung dan Efek Tidak Langsung Variabel
Efek Langsung (DEij)
Efek Tidak Langsung (IEij)
X1 – Y
0,250
-
X2 – Y
0,317
-
X3 – Y
perpustakaan.uns.ac.id
0,297
digilib.uns.ac.id
-
X1Y melalui X3
-
0,074
X2Y melalui X3
-
0,071
D. Pembahasan
1. Hipotesis Pertama Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama diperoleh YX1 = beta = 0,250 dengan probabilitas (sig) = 0,016. Nilai yang diperoleh menunjukkan koefisien jalur bernilai positif yang artinya pengaruh secara langsung antara kondisi ekonomi dengan hasil belajar di SMK Murni 2 Surakarta bernilai positif. Hasil belajar akan meningkat atau menurun sebanding dengan kenaikan atau penurunan kondisi ekonomi keluarga sebesar 0,250. Nilai probabilitas yang diperoleh menunjukkan koefisien jalur tersebut signifikan. Dengan demikian, kondisi ekonomi keluarga memiliki pengaruh langsung terhadap hasil belajar yang berarah positif dan signifikan, menunjukkan bahwa koefisien jalur bernilaicommit positif, artinya kondisi ekonomi keluarga to user memiliki pengaruh positif terhadap gaya belajar dengan setiap kenaikan atau penurunan nilai kondisi ekonomi keluarga akan mempengaruhi kenaikan atau penurunan hasil belajar. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa kondisi ekonomi keluarga memiliki kontribusi sebesar 6,25% terhadap hasil belajar. Hal itu menunjukkan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh banyak hal yang salah satunya adalah kondisi ekonomi keluarga siswa. Pada umumnya siswa yang berasal dari keluarga menengah kaeatas lebih banyak mendapatkan
90 pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Siswa yang berlatar belakang ekonomi rendah, kurang dapat mendapat bimbingan dan pengarahan yang cukup dari orang tua mereka, karena orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Bahar dalam Yerikho, 2007). perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Hipotesis Kedua Motivasi belajar merupakan suatu dorongan dari dalam diri siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal dengan mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi segala tantangan. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dan selalu berusaha maksimal, biasanya akan mencapainya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sedangkan untuk siswa yang memiliki motivasi rendah, kurang memiliki kesadaran untuk berusaha dalam belajar sehingga tidak bisa mencapai hasil belajar yang baik. Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua diperoleh YX2 = 0,317 dengan probabilitas (sig) = 0,02. Nilai sig yang lebih kecil dari 0,05 berarti Ha diterima, maka koefisien jalur signifikan. Hal tersebut berarti motivasi belajar berpengaruh langsung terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta. Pernyataan tersebut senada dengan penelitian Sukiniarti (2006) yang menyebutkan bahwa terdapat pengaruh langsung dari motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. commit tomotivasi user Berdasarkan hasil analisis, belajar memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan dengan hasil belajar siswa pada siswa kelas di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa merupakan hubungan langsung. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa motivasi belajar memiliki kontribusi sebesar 10,05% terhadap hasil belajar. Hal tersebut menunjukkan siswa dengan motivasi belajar yang tinggi, terdorong untuk berusaha mencapai hasil belajar yang maksimal. Penjelasan di atas menunjukkan hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi
91 hasil belajar adalah motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri siswa untuk mencapai tujuan. Tujuan dalam belajar adalah mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Setiap siswa memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan keinginan untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan lebih baik. Siswa yang memiliki motivasi perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belajar tinggi akan berusaha mengerjakan tugas yang dianggapnya sulit dengan berbagai cara baik sendiri maupun berdiskusi dengan orang lain. Sebaliknya siswa yang memiliki motivasi belajar rendah akan cenderung masa bodoh dan tidak berusaha mengatasi masalah dari tugas.
3. Hipotesis Ketiga Gaya belajar merupakan cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan
memproses informasi
tersebut atau cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. Siswa yang mengerti gaya belajar yang sesuai dengan kepribadiannya maka hasil belajar dapat maksimal. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh YX3 = 0,297 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,006. Nilai yang diperoleh menunjukkan koefisien jalur bernilai positif yang artinya pengaruh langsung variabel gaya belajar terhadap hasil belajar bersifat positif. Hasil belajar akan meningkat atau menurun sebanding dengan kenaikan atau penurunan gaya belajar
to user sebesar 0,297. Nilaicommit probabilitas < 0,05 menunjukkan bahwa
koefisien jalur signifikan. Dengan demikian, gaya belajar memiliki pengaruh langsung terhadap hasil belajar yang positif dan signifikan, sehingga semakin tinggi gaya belajar yang dimiliki siswa, maka semakin besar kecenderungan siswa tersebut untuk mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Sebaliknya, semakin rendah gaya belajar yang dimiliki siswa, maka semakin besar kecenderungan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang rendah. Berdasarkan hasil analisis gaya belajar memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dengan hasil belajar pada siswa SMK Murni 2 Surakarta tahun
92 pelajaran 2011/2012. Pengaruh antara gaya belajar dengan hasil belajar merupakan pengaruh langsung. Hal tersebut menunjukkan siswa dengan gaya belajar yang sudah sesuai dengan kepribadiannya, terdorong untuk berusaha mencapai hasil belajar yang maksimal. Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai para pebelajar. Pada penelitian ini diketahui besarnya kontribusi gaya belajar secara langsung mempengaruhi hasil belajar perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebesar 8.82% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian. Penjelasan di atas menunjukkan hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah gaya belajar. Gaya belajar mempunyai kontribusi sebesar 8,82% terhadap hasil belajar. Gaya belajar akan memudahkan bagi para pebelajar untuk belajar maupun para guru untuk mengajar dalam proses pembelajaran tujuan. Tujuan dalam belajar adalah mendapatkan prestasi belajar yang maksimal. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan kemampuan, kepribadian untuk dapat belajar dalam mencapai hasil yang maksimal.
4. Hipotesis Keempat Hasil uji hipotesis keempat diperoleh nilai F untuk sebesar 5,059 dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilanjutkan ke analisis jalur/ path analysis. Hasil uji statistik menunjukkan commit Xto3X user 1 = 0,249 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,029. Nilai menunjukkan bahwa koefisien jalur bernilai positif, artinya kondisi ekonomi keluarga memiliki pengaruh positif terhadap gaya belajar dengan setiap kenaikan atau penurunan nilai kondisi ekonomi keluarga akan mempengaruhi kenaikan atau penurunan gaya belajar sebesar 0,249. Sedangkan X3Y bernilai 0,297 dengan nilai dan probabilitas (sig) = 0,006 yang telah dibahas pada hipotesis ketiga, maka pengaruh tidak langsung X 1 terhadap Y melalui X3 sebesar X3X1 . YX3 = (0,249) . (0,297) = 0,074.
93 Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi keluarga memiliki pengaruh tidak langsung yang positif terhadap hasil belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Pengaruh tidak langsung kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar melalui gaya belajar sebesar 7,4%. Pengaruh tidak langsung ini lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung antara kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
belajar. Maka dapat dikatakan bahwa gaya belajar sebagai variabel intervening memperkuat hubungan kondisi ekonomi keluarga dengan hasil belajar. Kondisi ekonomi keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar siswasiswa yang sedang belajar harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya kebutuhan untuk makan, pakaian, perlindungan, kesehatan dan juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar tersebut akan terpenuhi jika kebutuhan pokok keluarga sudah tercukupi. Kondisi ekonomi keluarga yang dimiliki oleh seseorang akan mempengaruhi keinginannya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Selain itu siswa yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki gaya belajar yang sesuai dengan karakteristiknya maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang memiliki kondisi ekonomi keluarga dan gaya belajar yang tinggi kemungkinan akan mencapai hasil belajar yang tinggi pula. Sebaliknya bila siswa memiliki kondisi ekonomi keluarga dan gaya belajar yang rendah maka hasil commit belajarnya pun akan menurun. to user
5. Hipotesis Kelima Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai F untuk sebesar 5,059 dengan probabilitas (sig) = 0,009. Karena nilai sig < 0,05, maka Ho ditolak sehingga uji analisis jalur dapat dilaksanakan atau dilanjutkan. Uji statistik diperoleh X3X2 = beta = 0,240 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,036 dan ρ YX3 = beta = 0,297 dengan nilai probabilitas (sig) = 0,006. Dari hasil tersebut diperoleh besarnya koefisien diterminan (kontribusi) X1 dan X2 secara simultan
94 terhadap X3 sebesar (Rsquare= R2 x3x2 x1) = 0,126 dengan besar residu untuk x3 1 =
1 0,126 = 0,934. Dan untuk besarnya koefisien diterminan
(kontribusi) X1 dan X3 secara simultan terrhadap Y sebesar (R square= R2 yx3 x1) = 0,348 dengan besar residu untuk y 2 =
1 0,348 = 0,807. Dari hasil
analisis diketahui besarnya pengaruh tidak langsung motivasi belajar (X2) perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terhadap hasil belajar siswa (Y) melalui gaya belajar (X3) sebesar 7,1%. Pada probabilitas (sig) = 0,016 yang berarti < 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Dengan demikian, gaya belajar menjadi intervening dari motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Siswa akan termotivasi untuk belajar lebih giat untuk mencapai hasil belajar siswa semaksimal mungkin dengan mempertimbangkan dan melihat cara belajar apa yang paling menonjol dari diri seseorang maka guru serta individu yang bersangkutan, diharapkan dapat bertindak secara bijaksana dalam memilih gaya belajar yang sesuai.
commit to user
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Terdapat pengaruh langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 2. Terdapat pengaruh langsung positif motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 3. Terdapat pengaruh langsung positif gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 4. Terdapat pengaruh tidak langsung positif kondisi ekonomi keluarga terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. 5. Terdapat pengaruh tidak langsung positif motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa melalui gaya belajar di SMK Murni 2 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoretis Hasil penelitian ini secara teoretis dapat digunakan sebagai bahan kajian dan referensi pada penelitian yang sejenis, terutama bagaimana commit to user pengaruh kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar, dan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMK Murni 2 Surakarta. 2. Implikasi Praktis a. Siswa di SMK Murni 2 Surakarta lebih meningkatkan motivasi untuk belajar dengan mengidentifikasikan gaya belajar yang sesuai sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan.
95
96 b. Guru lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar terutama untuk faktor kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan gaya belajar pada diri siswa. c. Orang tua berusaha meningkatkan kondisi ekonomi keluarga guna penunjang fasilitas belajar siswa dan siswa diharapkan mampu mengidentifikasikan gaya belajar yang sesuai, agar hasil belajar perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkat.
C. Saran Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka dapat diajukan saran sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah 1. Dari hasil penelitian tersebut, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan hasil yang maksimal
dengan
memberikan pelatihan lebih mendalam kepada siswa untuk mata pelajaran yang membutuhkan keterampilan. 2. Bagi siswa yang berprestasi dan orang tuanya kurang mampu diharapkan sekolah dapat memberikan beasiswa atau program orang tua asuh atau orang
tua
angkat
yang
bersedia
membantu
memenuhi
biaya
pendidikannya. 2. Bagi Guru a. Guru perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, terutama kondisi ekonomi keluarga, motivasi belajar dan commit to user gaya belajar siswa tanpa mengabaikan peran faktor-faktor yang lain. b. Guru dapat membantu siswa untuk menentukan gaya belajar siswa yang sesuai, sehingga hasil belajar semakin meningkat. Gaya belajar seharunya disesuaikan dengan karakteristik mata kuliah sehingga dapat dirumuskan strategi pembelajaran yang beragam yang dimungkinkan strategi tersebut lebih mempengaruhi hasil belajar
97 c. Guru dapat membantu siswa dalam meninggkatkan motivasi belajar dengan cara memberi latihan dan tugas yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan, agar hasil belajar meningkat. 3.
Bagi Orang Tua Bagi orang tua yang kondisi sosial ekonominya rendah atau kurang mampu dalam hal ini tingkat pendapatannya agar berusaha untuk perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkatkan pendapatannya dengan mencari pekerjaan tambahan agar anak termotivasi untuk berprestasi lebih baik. Jadi, siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. 4. Bagi Siswa a. Siswa harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar agar mendapatkan hasil belajar yang maksimal. b. Siswa dapat lebih meningkatkan motivasi belajar dalam mencapai hasil belajar dengan cara menyukai pelajaran dan senantiasa mengerjakan tugas yang diberikan guru, agar hasil belajar disetiap mata pelajaran semakin meningkat. 5. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain, agar dapat melakukan lanjutan dengan mencari seberapa
besar
pengaruh
faktor-faktor
lain
yang
berperan
dalam
meningkatkan hasil belajar termasuk variabel-variabel intervening yang lain yang turut mempengaruhinya.
commit to user
DAFTAR PUSTAKA Abdulsyani, 1994.Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan. Jakarta: BumiAksara. Ahmadi, Abu. (1997). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Astim Riyanto, 2003. Proses Belajar Mengajar Efektif di Perguruan Tinggi, digilib.uns.ac.id Yapemdo, perpustakaan.uns.ac.id Bandung Azwar, S. (2002). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dana.(2010). Konsep path analisis. Diperoleh 5 April 2012, http//danageo99.wordpress.com//2010/12/25/konsep-path-analisis.html
dari
DePotter,Bobbi,dkk. (2000). Quantum Teaching. Mempraktikkan Quantum Learning Di ruang-ruang kelas. Penerjemah Ary Nilandari. Bandung Kaifa. DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. (2002). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman Dan Menyenangkan. Penerjemah: Alwiyah Abdurrahman. Edisi 1. Bandung: Kaifa Gandeesss. (2010). Pengertian Keluarga. Diperoleh 7 februari 2012, dari http://gandeesss.blogspot.com/2010/11/pengertian-keluarga.html Hadi Soedomo. (2003). Pengantar Pendidikan. Surakarta.Sebelas Maret University Press Harminingsih. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Diperoleh 8februarari 2012, dari http://harminingsih.blogspot.com/2008_08_01_archive.html. commit to user kondisi Irawan. (2009). Pengaruh ekonomi keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas IV SDN Tawangrejo 1 tahun ajaran 2009/2010. Diperoleh 7 februari 2012, dari http://proposal file:///E:/pengaruh- kondisi-ekonomi-keluarga.html .
Koeswara. E, (1989), Motivasi:Teori dan Penilaiannya, Angkasa, Bandung L Crow, A Crow. (2005). Psikologi Pendidikan.Yogyakarta.Nurcahya Meylina-naini. (2010). Jenis-jenis gaya belajar. Diperoleh 8 februari 2012, dari http://meylina-naini.blogspot.com/2010/05/jenis-jenis-gaya-belajar.html
98
Ngalim Purwanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya. Purwanto. (2011). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Poerwodarminto, W J S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Riduwan dan Kuncoro, E.A. (2008). Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta Sahertian. (2004). Pengaruh penggunaan bahan ajar dan gaya belajar terhadap hasil belajar Diperoleh 7 februari 2012, dari (http://lambanlunik.blogspot.com/2009/03/pengaruh-penggunaan- bahanajar- dan-gaya.html Sardiman. (2011). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Pers Suharsimi Arikunto.(2002). Prosedur penelitian Suatu pendekatan Jakarta : Rineka cipta Slameto. (2003). Teori Belajar Salatiga:PTRineka Cipta
dan
faktor-faktor
yang
praktek.
mempengaruhi.
...................(2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta Soedijarto. (1997). Menuju Pendidikan Yang Relevan dan Bermutu. Jakarta : BalaiPustaka Soekanto, S. (2001). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. ..................... (2004). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Soelaeman, M. (2001). Ilmu Budaya Dasar. commit to userBandung: Eresco. Sugiyono. (2005). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. .................(2009) Sukmadinata, N. S. (2004). Metode Penenelitan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Surakhmad, W. (2004). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Transito Sutrisno Leo. (2008). Hasil Belajar . http://smpnbilahhulu.wordpress.com 99
Diperoleh
8
februari
2012,
dari
Tim Skripsi. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta. Wijaya, Tony. (2009). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. Winkel.W.S (1991). Bimbingan dan konseling di institusi Pendidikan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Jakarta:Grasindo Winkel, W. S. (1996). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia ........................(1999). Yulianti, S. S. (2006). Hubungan Persepsi terhadap Ekonomi Keluarga dan Sikap Orang Tua dengan Minat Berwirausaha Siswa Jurusan Bangunan SMK Negeri 5 Surakarta 2005/2006. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Zakaria. (2009). Pengertian Ekonomi. Diperoleh 01 Februari 2012, dari http://info.gexcess. com/id/info/EkonomiPengertian.info.
commit to user
100