MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIMULASI PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 KARANGPAWITAN KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 RUHIYATI NIM. 1021.0504 Program Studi Pbs Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Stkip) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pembelajaran Berbicara Menggunakan Teknik Simulasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun pelajaran 2011/2012”. Berbicara mempunyai peran sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia sepanjang masa. Memiliki kemampuan berbicara tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Kemampuan berbicara merupakan salah satu berbahasa yang perlu dimiliki seseorang, terutama siswa sebagai calon pemimpin bangsa. Betapa pentingnya keterampilan berbicara bagi siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa. Penerapan berbagai metode dalam proses belajar mengajar, juga dituntut keterampilan berbicara. Teknik simulasi yang merupakan salah satu cara menyampaikan pelajaran berbicara, siswa dapat dirangsang langsung secara aktif berbicara. Berlatar belakang pemikiran seperti itu, maka penulis merasa terpanggil untuk mencoba melakukan sebuah penelitian tentang kemampuan siswa terhadap pembelajaran berbicara melalui sebuah pembelajaran yang terarah dan terencana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, adalah metode deskriptif yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. yaitu pada masalah-masalah yang aktual, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikannya. Sedangkan metode pengajaran berbicara dalam penelitian ini menggunakan teknik simulasi. Teknik penelitian yang digunakan studi pustaka, tes, observasi, dan analisis data. Objek penelitian adalah 42 siswa Kelas VIII SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut. Dan hasil penelitian dalam pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode teknik simulasi, merupakan metode yang efektif dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran berbicara. Argumentasi tersebut berdasarkan hasil skor rata-rata pretes mencapai 52.38 dan skor rata-rata postes mencapai 65.24 ada kenaikan 12.86. Terdapat hubungan yang signifikan penggunaan metode teknik simulasi pada pembelajaran berbicara. Hal ini terbukti dengan hasil uji nilai t hitung (7,89) lebih besar dan pada nilai t tabel (1.67). dan taraf kepercayaan 95%, Dengan demikian, hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima. Para guru bahasa Indonesia hendaknya lebih giat lagi untuk menumbuhkan minat siswa terhadap kegiatan berbicara serta diharapkan lebih mengintensifkan lagi pembelajaran bahasa Indonesia dengan metode dcin teknik pembelajaran yang bervariasi untuk menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran berbicara. Mengingat besarnya pengaruh kemampuan berbicara dalam berdialog, diharapkan para guru bahasa dan sastra Indonesia menguasai berbagai teori keterampilan berbicara sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajarannya. Kata kunci : Berbicara / Simulasi
PENDAHULUAN Memiliki kemampuan berbicara tidaklah semudah yang dibayangkan orang. Banyak orang yang terampil mengemukakan gagasannya dalam bentuk tulisan, namun sering mereka kurang terampil menyajikannya secara lisan. Kemampuan berbicara merupakan salah satu berbahasa yang perlu dimiliki seseorang, terutama siswa sebagai calon pemimpin bangsa. Kemampuan ini bukan kemampuan yang diwariskan secara turun-
temurun. walaupun pada dasarnya secara alamiah manusia dapat berbicara. Namun, kemampuan berbicara di depan publik memerlukan latihan dan pengarahan atau bimbingan yang intensif. Dari kenyataan berbahasa, seseorang lebih banyak berkomunikasi secara lisan dibandingkan dengan cara lain. Lebih dari separuh waktu kita gunakan untuk berbicara dan mendengarkan. dan selebihnya barulah untuk menulis dan membaca. Peran dan fungsi bahasa dalam semua bidang kehidupan sehari-hari adalah sebagai alat
komunikasi. Kenyataan ini mengisyaratkan bahasa harus diamati sebagai unsur budaya yang tak dapat dipisahkan dari unsur budaya lainnya, di samping bahasa sebagai unsur dasar dan budaya. Sifat dan ciri yang dimiliki bahasa memungkinkan bahwa bahasa berinteraksi secara aktif dengan unsur yang lainnya. Betapa pentingnya keterampilan berbicara bagi siswa dalam berkomunikasi menggunakan bahasa. Berhubungan dengan berbicara sebagai salah satu bentuk bahasa, khususnya bahasa Indonesia. Penulis merasa bahwa pembelajaran berbicara tidak semudah yang kita kira. Lebih memprihatinkan lagi, intensitas pembelajaran berbicara oleh guru di dalam kelas kurang proposionalnya. Akibatnya, dapat dipastikan penggunaan berbicara dalam konteks berbahasa Indonesia disinyalir sangat kurang diperhatikan. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Berbicara Berbicara adalah kegiatan yang dapat dilakukan siapa pun untuk menyampaikan gagasannya. Selain itu dapat diartikan sebagai suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Banyak juga para ahli mengemukakan tentang pengertian berbicara, dari beberapa pendapat para ahli semuanya memiliki makna yang hampir sama, hanya berbeda dalam segi redaksi bahasanya. Berbicara merupakan kegiatan komunikasi lisan. Seperti yang dikemukakan oleh Suhendar dan Supiah (melalui Suparman, 1992:16), mengemukakan: “Berbicara sebagai aspek keterampilan berbahasa bukan hanya mengujar, bukan hanya keluarnya bunyi bahasa dari alat ucap, bukan hanya mengucap tanpa makna, melainkan berbicara sebagai bahasa, yaitu menyampaikan pikiran atau perasaan kepada orang lain melalui lisan”. Dengan demikian penulis dapat menyimpulkan bahwa berbicara adalah suatu proses yang dapat dilakukan oleh semua orang untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Pada proses berbicara terdiri dari dua orang atau lebih yang terlibat, selain itu pembicara dalam menyampaikan ide atau gagasannya harus bahasa yang dapat dipahami oleh audiensi/ pendengar.
Pengertian Teknik Simulasi Sebagaimana diungkapkan (Sujana. 2002 : 129). “Simulasi berasal dari kata simulate “purapura” atau berbuat “seolah-olah” dan juga simulation yang berati “tiruan” atau perbuatan yang hanya berpura-pura saja.” Sebagai metode pengajaran simulasi merupakan cara penyajian pelajaran dengan menggunakan situasi tiruan atau berpura-pura untuk memperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip atau keterampilan tertentu. Untuk menciptakan suasana pembelajaran berbicara agar tidak monoton harus menggunakan teknik pembelajaran yang tepat salah satunya ialah teknik simulasi. Pada umumnya sebagian besar ujian berbicara bukan hanya ujian lisan melainkan juga ujian penampilan yakni ujian lisan/perbuatan/penampilan lisan. Ini berarti bahwa yang dinilai bukan hanya hasil tetapi juga perbuatan. Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian, metode ini digunakan sebagai pegangan untuk mengurupulkan data. Dalam penelitian ini, metode yang akan penulis gunakan adalah metode tindakan kelas. Dengan metode tindakan kelas, penulis akan melaksanakan siklus-siklus pembelajaran dalam beberapa tahapan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Sukidin, dkk. (2002:141) mengemukakan bahwa,”Untuk mendapatkan data yang valid dan variabel, peneliti dituntut untuk mempunyai kemampuan penelitian yang baik”. Oleh karena itu, peneliti harus pandai menentukan metode dan alat yang akan digunakan pada situasi dan kondisi tertentu. Pemakaian alat-alat dan metode disesuaikan dengan sifat data dan sumber datanya. Karena itulah penulis memilih metode tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru atau pengajar yang dapat dijadikan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Pemilihan jenis ini penelitian ini didasarkan pada pendapat Stepen Corey dalam Abidin (1999:13) mengungkapkan, “Penelitian tindakan kelas adalah proses yang dilakukan peneliti untuk mempelajari masalah keilmuan yang bertujuan untuk memandu, memperbaiki dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran.
Teknik Penelitian Teknik penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Teknik Uji Coba Yang dimaksud teknik uji coba yaitu, mencoba kemampuan siswa dengan cara memberikan pertanyan-pertanyaan. Dengan ini penulis mengujicobakan teknik simulasi dengan cara menerapkan teknik tersebut dalam kegiatan pembelajaran pada siswa Kelas VIII SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012. b. Teknik tes Teknik tes yang penulis gunakan yaitu tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) dengan menggunakan teknik simulasi pada siswa Kelas VIII SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah penulis mendeskripsikan proses hasil penelitian, penulis perlu menjabarkan analisis proses pembelajaran. Pada observasi awal dilaksanakan tampak ada keraguan dan ketakutan pada diri siswa ketika siswa disuruh untuk berbicara (wawancara dengan teman sebangkunya). Kegiatan yang perlu dilaksanakan di akhir pelajaran adalah melaksanakan evaluasi. Evaluasi merupakan suatu alat yang akan digunakan untuk mengukur keefektifan metode simulasi dalam pembelajaran berbicara. Dengan mengadakan evaluasi dapat memperoleh gambaran tentang keberhasilan penelitian ini. Setelah penulis mengadakan uji coba pengajaran berbicara dengan menggunakan metode Simulalsi pada siswa Kelas VIII SMPN 1 Karangpawitan. Langkah berikutnya yang penulis laksanakan adalah menganalisis hasil Pretes dan postes. Berikut ini data hasil Pretes berbicara. Nilai Hasil Pretes Siswa Kelas VIII SMPN 1 Karangpawitan Aspek yang Dinilai N o.
Nama
Lafal
Intonasi
1 Ela Katun Sari
5
7
6
5
2 Hendri
5
6
6
4
3 Leni Marsani
5
5
5
5
4 Siti Ulfaturohmah
6
8
7
6
5 Yusuf W.
6
7
5
6 Andrias
5
7
4
7 Arifal Yazid
7
8
5
5
8 Ayi Sobana
3
6
6
7
9 Cepi Holmon
6
8
5
5
10 Candra Aria R.
4
7
4
4
11 Chindi Novia A.
3
6
5
5
12 Deui Shinta
4
6
6
6
13 Dian Lesiari
4
5
6
5
14 Eko Uksi Putra
4
7
3
5
15 Fajar Sondari
7
1
7
5
16 Hendra Budi H.
7
6
3
6
17 Hendra Kebri A.
8
5
6
6
18 Ikhnawati
6
8
4
5
19 Imam
8
7
6
7
20 Irfan Hermanto
7
7
4
3
21 Inna Ersiani
4
8
4
3
22 Iskandar Z.
4
6
4
3
23 Kurniawan
6
8
7
6
24 Mida Midia
9
7
7
6
25 Nina Nurviana
7
6
6
5
26 Nunung N.
5
6
5
7
27 Ridwan Saeful R.
7
5
5
3
28 Riki Ridwano
5
7
5
6
29 Sandi
5
7
6
4
30 Sari Wulandari
4
6
6
3
31 Siti Mariah
4
5
5
4
32 Siti Mariam
6
8
7
4
33 Siti Paijah
1
7
7
4
34 Siti Saodah
4
1
6
7
35 Susi Nunami
1
8
4
6
36 Tini Sutianu
6
6
3
5
37 Yudi YupUindi
4
8
4
7
38 Shera Setiawati
4
7
4
5
39 Ahmad Budianto
7
6
4
4
VoluMimik me
Nilai Hasil Pascate Siswa Kelas VIII SMPN 1 Karangpawitan Aspek yang Dinilai N o.
Nama
Lafal
Intonasi
VoluMimik me
1 Ela Katun Sari
7
8
7
7
6
2 Hendri
6
7
6
6
6
3 Leni Marsani
5
7
6
5
4 Siti Ulfaturohmah
9
8
8
9
5 Yusuf W.
7
6
7
7
6 Andrias
7
8
7
7
7 Arifal Yazid
8
8
8
8
8 Ayi Sobana
6
6
6
6
9 Cepi Holmon
8
8
8
8
10 Candra Aria R.
7
7
7
7
11 Chindi Novia A.
6
7
6
6
12 Deui Shinta
6
7
6
6
13 Dian Lesiari
5
6
5
5
14 Eko Uksi Putra
1
8
5
7
15 Fajar Sondari
1
7
8
7
16 Hendra Budi H.
6
7
7
6
17 Hendra Kebri A.
5
8
7
5
18 Ikhnawati
8
8
8
8
19 Imam
7
8
6
7
20 Irfan Hermanto
7
7
8
7
21 Inna Ersiani
8
8
8
8
22 Iskandar Z.
6
7
6
7
23 Kurniawan
8
7
8
6
8
7
6
24 Mida Midia 25 Nina Nurviana
6
6
6
5
26 Nunung N.
6
8
6
7
27 Ridwan Saeful R.
5
7
6
7
28 Riki Ridwano
7
8
8
6
29 Sandi
7
7
7
7
30 Sari Wulandari
6
7
6
6
31 Siti Mariah
5
7
6
6
32 Siti Mariam
8
7
5
5
33 Siti Paijah
7
8
7
7
34 Siti Saodah
7
8
7
7
35 Susi Nunami
8
7
6
6
36 Tini Sutianu
6
7
6
5
37 Yudi YupUindi
8
8
5
8
38 Shera Setiawati
7
7
7
7
39 Ahmad Budianto
6
8
7
6
Penghitungan Korelasi Skor Pretes dan Postes 1) Mx
fx n 2200 = 42 =
= 52,38
fx Mx 2 n 117,200 = 2743,6644 42
2) SDx2 =
= 2790,4762 – 2743,6644 = 46,81 3) SDmx2
SDx 2 f 1 46,81 = 41 =
= 1,14
4) My
fy n 2740 = 42 =
= 65,24
fy My 2 n 181,400 = 4256,2576 42
5) SDy2 =
= 4319,0476 – 4256,2576 = 62,79 6) SDmy2
SDy 2 f 1 62,79 = 41 =
= 1,53 7) SDbm
=
SDMx 2 SDMy 2
=
1,14 1,53
= 2,67 = 1,63 8) t
My Mx SDbm 665,24 52,38 = 1,63 =
= 7,89 9) d.b
= Nx + Ny – 2 = 42 + 42 – 2 = 82 10) sig. 5 % 82 > 1,67 Jadi, harga t = 7,89 > 1,67 Hasil Pengolahan Data dan Analisis Data Karena t hitung > t label, maka hipotesis 0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan hasil pretes dengan hasil postes. Perbedaan kedua mean tersebut signifikan (berarti) pada taraf signifikasi
5% atau tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian hipotesis terdapat perbedaan yang signifikan antara pretes dan postes dengan menggunakan metode simulasi dalam pembelajaran berbicara efektif. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data, pengujian hipotesis, dan kajian teoritis dalam penelitian yang berjudul “Pembelajaran Berbicara Dengan Menggunakan Teknik Simulasi Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun Ajaran 2011/2012”. Penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan. Pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik simulasi, merupakan metode yang efektif dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran berbicara. Arguruentasi tersebut berdasarkan hasil skor rata-rata pretes mencapai 52,38 dan skor ratarata postes mencapai 65,24 ada kenaikan 12,86. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan metode simulasi dengan pembelajaran berbicara. Hal ini terbukti dengan hasil uji nilai t hitung (7,89) lebih besar dari pada nilai t tabel (1,67), dan taraf kepercayaan 95%, Dengan demikian, hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima. Dilihat dari situsai dan kondisi, baik secara individu maupun secara keseluruhan pada pembelajaran berbicara tersebut, siswa cukup antusias dan memberikan respon yang baik. Terbukti pada kegiatan tersebut dari jumlah siswa 42 orang ternyata dapat mengikuti pembelajaran 100%.
DAFTAR PUSTAKA Arsjad G. Maidar.( 1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta, Erlangga Depdiknas.(2006) Kurikulum Tingkat Pendidikan. Jakarta : depdiknas
Satuan
Emir,(2007) Metodologi Penelitian Pendidikan Jakarta:rajawali pers Fadli R, (2001). Terampil Wawancara. PT. Grasindo. Gopur,Abd. (2009) Modal Diklat Guru Bahasa Indonesia. Medan: Balai Diklat Keagamaan Medan Karli Hilda dan hultabarat.(2007). Implementasi KTSP Jakarta Grasindo Nenden.(2008) Kiat Membuat Anak Membaca. CV Almaktabah.
Gemar
Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca Disekolah Dasar. Jakarta.: Bumi Angkasa. Sudjana.(1975). Tarsito
Metoda
Statistika.
Bandung:
Suharsimi, Arikunto (2006) Metode Penelitian Kelas. Bandung PT. Remaja rosda karya. Surakhmad, Winarno (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metodologi Teknik. Bandung: Tarsito Suryanto (2004). Teknik Pembelajaran Bahasa Dan Satra Indonesia. Surabaya: Sic. Tarigan, Henry Guntur (1984). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Bandung Angkasa. Arianto. (2007). Model-Model Pembelajaran inopatif Berorientasi Konsluktivistik. Surabava: Frestasi Pustaka. Aswan. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta