MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA DI KELAS IV SD NEGERI SUDALARANG 3 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH Oleh : DIAN EKAWATI SUSANTI 10.21.1022
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA DI KELAS IV SD NEGERI SUDALARANG 3 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh : DIAN EKAWATI SUSANTI 10.21.1022 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Kemampuan siswa dalam menulis sebelum siswa belajar menulis dengan menggunakan media kartu kata, Kemampuan siswa dalam menulis setelah siswa belajar menulis dengan menggunakan media kartu kata dan Tingkat efektivitas penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran penyusunan kalimat. Bab II memaparkan teori-teori tentang, (1) Pengertian kalimat (2) Kalimat Tunggal (3) Media Pengajaran Bahasa yang meliputi; pengertian media, kartu sebagai media pembelajaran, simulasi dan permainan cari kata, Teknik permainan cari kata, Bab III memaparkan Anggapan Dasar, Hipotesis, Metode Penelitian, Teknik Penelitian memaparkan tentang data, analisis data beserta pembahasannya. Simpulan atas hasil pengolahan data yang diperoleh adalah 1) Model pembelajaran menulis dengan media kartu kata cukup efektif dengan hasil rata-rata 8,27. Sedangkan hasil pretes mendapat nilai rata-rata 6,30 2) Kemampuan siswa terhadap penyusunan kalimat masih kurang, sehingga pembelajarannya perlu mendapat perhatian khusus. Kata Kunci : Menulis/Kartu Kata
PENDAHULUAN Yang menjadi sasaran dari proses belajar mengajar yaitu mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya atau perubahan tingkah laku siswa. Berubahnya tingkah laku siswa setelah proses belajar mengajar ditentukan oleh beberapa komponen, yang biasanya disebut komponen proses belajar mengajar. Diantara komponen-komponen utama yang harus ada pada setiap proses belajar mengajar yaitu: tujuan, bahan, metode dan alat-alat evaluasi proses belajar mengajar. Dalam menentukan model strategi belajar mengajar yang akan digunakan, guru harus memperhatikan kriteria dalam memilih strategi. Kriteria yang dimaksud adalah kriteria efisien dan kriteria efektivitas (Sulaeman, 1988 : 141). Kriteria efisien adalah kesesuaian antara tujuan pengajaran dengan strategi yang digunakan harus benar-benar mendukung terhadap tujuan yang akan dicapai. Kalau
tujuannya menekankan terhadap aspek pengetahuan, strategi pengajaran dapat dilihat dengan jalan menelaah prinsip-prinsip pengajaran yang telah disampaikan, apakah sudah dapat dipahami atau belum. Pembelajaran kalimat khususnya di jenjang pendidikan dasar, sangat membutuhkan suatu kondisi yang dapat membawa siswa dalam pembelajaran yang menyenangkan. Oleh karena itu guru harus mampu mencari teknik pembelajaran yang tepat dengan menggunakan media yang dapat mendukung tercapainya hasil pembelajaran. Media kartu kata merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam menarik minat siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara anak disediakan beberapa kartu kata kemudian mereka mencoba menyusunnya. Agar lebih menarik proses penyusunan kata ini dilakukan dengan cara berlomba. Dengan cara ini siswa belajar dengan cara bermain sekaligus melatih siswa dalam Menulis yang benar.
Rumusan masalah dapat dikemukakan dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam Menulis sebelum siswa belajar Menulis dengan menggunakan media kartu kata? 2. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam Menulis setelah siswa belajar Menulis dengan menggunakan media kartu kata? 3. Sejauhmana tingkat efektivitas penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran Menulis di kelas IV SDN Sudalarang 3 Penjelasan istilah ini terutama yang berhubungan dengan judul penelitian yaitu: 1) Model, 2) Pembelajaran, 3) Kalimat, dan 4) Media kartu kata. 1. Model Pengertian model pada judul penelitian ini adalah jenis pendekatan mengajar yang perlu dikenal oleh para pengajar. 2. Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses dalam membelajarkan siswa menuju tercapainya kegiatan belajar mengajar 3. Kalimat Pengertian kalimat menurut Muslich (1989:115) sebagai berikut: Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisannya kalimat diiringi alunan nada, di selai jeda, diakhiri intonasi selesai. Dalam bahasa tulis kalimat di mulai dengan huruf kapital diakhiri tanda titik, tanda tanya, tanda koma dan lain-lain 4. Media kartu kata Adalah sebuah media pembelajaran yang terdiri dari beberapa kartu dan masing-masing kartu tertulis satu kata. Kata yang terdapat dalam kartu baik dalam bentuk kata dasar, imbuhan maupun kata kompleks. Dari istilah-istilah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran kalimat dengan menggunakan media kartu kata adalah suatu kegiatan pembelajaran kalimat dengan menggunakan beberapa kartu sebagai media pembelajaran dan masing-masing kartu tertulis satu kata. Dari kartukartu tersebut diharapkan siswa dapat membuat sebuah kalimat. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Model Model adalah sebuah pola (contoh, acuan, ragam) dan sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (KBBI, 2003). Model juga dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan. Model dapat
dipahami sebagai : (1) suatu tipe atau desain ; (2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati ; (3) suatu sistem asumsiasumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk menggambarkan secara matematis suatu objek atau peristiwa ; (4) suatu desain yang disederhanakan ; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner ; dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukan sifat bentuk aslinya (Komarudin, 2000 ; 152). Pengertian Pembelajaran Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Jadi, pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya, dan lain sebagainya. Menurut Knirk dan Gustafson (1986 : 15) bahwa, pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran. Selanjutnya Knirk dan Gustason (1986 : 18) mengemukakan teknologi pembelajaran melibatkan tiga komponen utama yang saling berinteraksi yaitu guru (pendidik), siswa (peserta didik), dan kurikulum. Komponen tersebut melengkapi struktur dan lingkungan belajar formal. Hal ini menggambarkan bahwa interaksi pendidik dengan peserta didik merupakan inti proses pembelajaran (Intructional). Dengan demikian pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu seseorang mempelajari sesuatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang menggambarkan kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga penilai kemajuan belajar meminta peran pendidik untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk mencapai rujuan pembelajaran itu sendiri.
Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah pola suatu penyajian materi pembelajaran yang menggambarkan proses belajar dan pengalaman belajar siswa yang dirancang oleh guru, atau suatu penyajian pengajaran yang digunakan dalam suatu proses belajar mengajar dan pengalaman yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai pembelajaran (Depdiknas, 2002 : 8). Pengertian Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. (Tarigan, 2008 : 22). Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan memperdalam daya tangkap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi dan menyusun urutan bagi pengalaman. Pengertian Kalimat Dibawah ini terdapat definisi kalimat menurut beberapa ahli, yaitu: Menurut Ramlan (1987: 27) "Kalimat adalah gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun naik". Kalimat yang dimaksud dalam definisi tersebut adalah kalimat bentuk lisan. Muslich menguraikan batasan kalimat sebagai berikut: “Kalimat adalah bagian terkecil ujara atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.dalam wujud lisannya kalimat diiringi alunan nada, diselai jeda, diakhiri intonasi selesai. Dalam bahasa tulis,kalimat dimulai dengan huruf kapital,diakhiri tanda titik,tanda tanya atau tanda seru. Menurut Suhendar (1992: 266) "Kalimat merupakan bagian bahasa yang mengandung pikiran yang lengkap. Dalam bentuk bahasa lisan kalimat merupakan deretan bunyi. Dalam bentuk bahasa tulis kalimat merupakan deretan huruf/kata Secara sederhana, Parera (1991:2) menyebutkan bahwa "sebuah bentuk ketatabahasaan yang maksimal yang tidak merupakan bagian dari sebuah konstruksi ketatabahasaan yang lebih besar dan luas adalah kalimat." Berdasarkan batasan-batasan di atas, menurut Sudaryat (1989:167) jelaslah bahwa kalimat memiliki sifat-sifat berikut: 1) Kalimat merupakan satuan gramatik atau bentuk ketatabahasaan maksimal; 2) Kalimat berupa untaian berstruktur dari katakata; 3) Kalimat merupakan satuan gramatik yang mempunyai kesenyapan dan intonasi akhir,
atau satuan yang dibatasi oleh jeda panjang serta disertai nada akhir turun naik Definisi Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas sebuah klausa bebas dan tanpa klausa terikat. Karena dibentuk oleh sebuah klausa, maka kalimat tunggal hanya memiliki satu predikat (Sudaryat, 1991:170). Bila suatu kalimat hanya mengandung satu pola kalimat, sedangkan perluasannya tidak lagi membentuk pola kalimat yang baru, maka kalimat semacam ini disebut kalimat tunggal (Suhendar, 1992: 274). Pengertian Media Media pengajaran lebih dikenal sebagai salah satu alat bantu pengajaran atau alat peraga. Dikatakan sebagai alat karena fungsinya sebagai alat untuk membantu guru dalam memperlancar jalannya pengajaran, sehingga dapat memprjelas pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Alat bantu tersebut merupakan cara untuk menyajikan suatu materi pelajaran melalui peragaan. Hidayat (1991:107), menyatakan bahwa "yang dimaksud dengan media pengajaran ialah suatu alat yuang dipergunakan dalam proses penyampaiana pengajaran kepada siswa untuk membanu mempermudah, memperlancar jalannya pengajaransehingga materi dapat dipahami oleh siswa." Sedangkan Hastuti (1986: 177) berpendapat bahwa "Media berasal dari bahasa latin dengan bentuk jamak medium yang berarti perantara, maksudnya segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber untuk disampaikan kepada penerima pesan". Oemar Hamalik (1994:12) memberikan pengertian bahwa "media adalah alat metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa salam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah". Sehubungan dengan itu Sadiman (1984: 7) mengatakan bahwa, "Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi dengan efektif dan efisien Menurut Sri Utari Subiakto (1993: 206), yang dimaksud dengan alat atau media dalam pengajaran bahasa Indonesia adalah segala alat yang dapat digunakan oleh guru atau pengajar serta pelajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Jadi dengan demikian yang dimaksud dengan media dalam pengajaran bahasa Indonesia adalah suatu alat atau perantara yang dipergunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran atau
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang minat dan perhatian siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Kedudukan media pengajaran dalam proses belajar mengajar itu memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain, tujuan, bahan, metode, dan alat serta evaluasi. Unsur metode dan alat atau media merupakan unsur yang tidak bisa di lepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pengajaran tujuan, media atau alat memegang peranan yang sangat penting, sebab dengan adanya media tersebut bahan pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Sejalan dengan fungsi media pembelajaran, Sudhana (1987:100) berpendapat: Ada enam fungsi pokok dari media pengajaran, yaitu : 1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif 2) Salah satu unsur yang harus dikembangkan guru. 3) Penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. 4) Sebagai alat hiburan untuk menarik minat siswa. 5) Untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan oleh guru. 6) Untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Kartu Sebagai Media Pembelajaran Teknik penggunaan kartu dapat digunakan sebagai alat dan media pada proses belajar mengajar, dan digunakan terus dengan efektif dan mudah. Amir Hamzah Sulaiman mengatakan bahwa: "teknik pembelajaran dengan menggunakan kartu membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas dari pada yang dapat diungkapkan oleh kata-kata, baik yang ditulis maupun yang diucapkan" (Sulaiman, 1985:17). Oleh karena itu, teknik dengan menggunakan kartu merupakan sebuah media pendidikan yang sangat efektif apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak, tujuan yang akan dicapai, dan teknik penggunaan dalam situasi belajar. Di antara media-media pendidikan, kartu adalah media yang paling umum dipakai. Seperti yang dikemukakan oleh Sadiman, bahwa: "kartu merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana" (Sadiman, 1986:29). Oleh karena itu, ada pepatah Cina yang
mengatakan bahwa "sebuah kartu berbicara lebih banyak" dari pada seribu kata. Beberapa kelebihan media kartu dikemukakan oleh Arief S. Sadiman, diantaranya: a. Sifatnya konkrit Kartu lebih realitas menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata. b. Kartu dapat mengatasi batas ruang dan waktu. c. Murah harganya dan gampang didapat, serta dapat digunakan (Sadiman, 1986:29). Teknik pembelajaran dengan menggunakan kartu merupakan salah satu dari sekian banyak media pendidikan yang ada. dan dengan kartu, seorang siswa dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di daiamnya dengan lebih jelas daripada yang dapat diungkapkan oleh kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan. Juga, kartu merupakan media yang praktis, mudah didapat, dan gampang dimengerti, serta murah harganya, tetapi kartu lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media lainnya. Metode Penelitian Dalam penelitian yang penulis lakukan, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan sebuah metode yang menggambarkan suatu hal secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Jadi metode deskriptif dalam penelitian ini maksudnya adalah mengumpulkan data, menganalisis, serta mencari hubungan tiap variabel yang ada dalam lingkup penelitian tentang pembelajaran Menulis. Teknik Penelitian Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: a) Studi Literatur b) Analisis Hasil Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :( 1) analisis perangkat pembelajaran; dan (2) pengolahan data hasil prates dan postes. Analisis perangkat pembelajaran mengacu pada ketentuan dan tuntunan Garis-Garis Besar Program Pengajaran Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SD/MI. berdasarkan kurikulum KTSP. Sedangkan teknik pengolahan data hasil pembelajaran menggunakan perhitungan statistik. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis data penelitian merupakan hal yang penting, sebab persoalan-persoalan yang telah diuraikan sebelumnya akan terpecahkan, serta terujinya hipotesis-hipotesis penelitian.
Dari data tabel pertama, A ada 4 skor 16, nilai B ada 20 dengan skor 60, dan nilai C ada 1 dengan skor 2. Jadi total skor yaitu 16 + 80 = 77. Jumlah aspek yang dilihat dari tabel di atas ada 25. Jadi, kemampuan penulis dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan Media Kartu Kata yaitu 77 (skor total) dibagi 25 (jumlah aspek yang dinilai) hasilnya 3,1 (termasuk pada kategori B = baik) Dari data tabel kedua, nilai A ada 5 dengan skor 20, nilai B ada 18 dengan skor 54, dan nilai C ada 2 dengan skor 4. Jadi total skor yaitu 20 + 54 + 4 = 78 Jumlah aspek yang dinilai dari tabel di atas ada 25. Jadi kemampuan penulis dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan menggunakan model strategi deduktif yaitu 78 (total skor) dibagi 25 (jumlah aspek yang dinilai) hasinya 3,2 (terutama pada kategori B = baik) Dari hasil penilaian terhadap proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa kemampuan melaksanakan proses betajar mengajar dengan menggunakan Media Kartu Kata dan deduktif seimbang masing-masing termasuk pada kategori baik (B). Untuk menghitung nilai rata-rata hasil pembelajaran Menulis dengan menggunakan media kartu kata di kelas IV SDN Sudalarang 3 Sukawening Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2011/2012 seperti yang tertera pada tabel di atas menggunakan rumus : Jadi hasil rata-rata nilai postes dari label di atas adalah : = 248 30 = 8,27 Analisis Hasil Pengajaran Kosakata dengan Teknik Permainan cari kata. Metode yang dijadikan eksperimen dalam pengajaran Kosa Kata ini adalah Teknik Permainan cari kata. Pelaksanaan pengajaran Kosa Kata dengan menggunakan Teknik Permainan cari kata. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data tentang pembelajaran Menulis dengan menggunakan media kartu kata di kelas IVSDN Sudalarang 3 Tahun Pelajaran 2011/2012 diperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Model pembelajaran Menulis dengan media kartu kata di kelas IV SDN Sudalarang 3 cukup efektif dengan hasil rata-rata 8,27. Sedangkan hasil pretes mendapat nilai rata-rata 6,30 2) Kemampuan siswa kelas IV SDN Sudalarang 3 terhadap Menulis masih kurang, sehingga
pembelajarannya perlu mendapat perhatian khusus. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta; Rineka Cipta. Badudu, J.S. 1993. Cakrawala Bahasa Indonesia I. Jakarta; PT Gramedia. Burhan, Jazir. 1997. Problem Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung; Ganaco. Chaer, Abdul. 1981. Majalah Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Jakarta; Rineka Cipta. Karsana. 1986. Keterampilan Memilis. Jakarta; Karunika. Komarudin. 1987. Metode Penulisan Skripsi dan Test. Bandung; Angkasa. Mulyono, lyo. 1986. Bahasa Indonesia Alinea dan Karangan. Bandung; FPBS IKIP. Rusyana, Yus. 2060. Para Guru Perlu Melakukan Kegiatan Memilis. Makalah dalam Seminar dan Diskusi Panel Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi Millenium III di STKIP Garut. Suhendar, M.E. dan Supinah. 1992. MKDU Bahasa Indonesia. Bandung; Pionir Jaya. Suherli, Warjono. 1991. Keterampilan Memilis. Ciamis; STKIP Galuh. Suparni. 1988. Penuntun Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung; Ganesa Exact. Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung; Tarsito. Tarigan, Djago. 1996. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 1 Modul 7-12 Buku II. Jakarta; Depdikbud Universitas Terbuka. Tarigan, Guntur. 1982. Memilis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung; Angkasa.