PENGARUH KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI CEPOGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: MAFLAHAH NIM 111 07 090
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
PENGARUH KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI CEPOGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: MAFLAHAH NIM 111 07 090
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl . Tentara Pelajar 02 Telp. ( 0298 ) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected] Dr. M. Zulfa M, M.Ag. Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) Eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Saudara Maflahah Kepada Yth, Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : MAFLAHAH NIM : 1107090 Jurusan : Tarbiyah Program studi : Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs NEGERI CEPOGO BOYOLALI TAHUN 2011 / 2012. Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, Januari 2012 Pembimbing
Dr. M. Zulfa M, M.Ag. NIP. 19520430 197707 1 001
SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI CEPOGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011 / 2012
DISUSUN OLEH MAFLAHAH NIM: 11107090
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 27 Februari 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag : Miftachur Rif’ah, M.Ag : Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd : Dr. Zakiyuddin, M.Ag : Dr.H.M.Zulfa, M.Ag
________________ ________________ ________________ ________________ ________________
Salatiga, 27 Februari 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Maflahah
NIM
: 111 07 090
Jurusan Program Studi
: Tarbiyah : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 08 Februari 2012 Yang Menyatakan
MAFLAHAH NIM 11107090
MOTTO
(M =¡ Bn#r‘) ِ'ﱠŠِã َ‘ْ` َã ٌA ُsْ¤ َBْN ُ5 ُ?ﱡ1َrٍí #َ‘ْN ُ5 ُ?ﱡ1 “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya (HR: Muslim)”
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ayah Ibuku tercinta, Muhsin dan Zumroatun yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan, motivasi dan doa yang tak pernah putus untuk anak-anaknya. 2. Adik ku Muhammad Abdullah Fahim dan Faiq Zaki. 3. Sahabat-sahabat ku Intan Nur Chasanah, Ariyanto, Dwi Nuryanto, Ngatimin, Arina Arifah, Dewi Puspitorini, Eni Susilowati, Nadhir, Widawati, Siti Umi Hani’, Yuni Riyati dan Abdul Haris, yang senantiasa memotivasi dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini, mendukung dan selalu mendoa’akan ku, makasih atas kebersamaan, kebaikan, serta senyum yang telah kalian berikan padaku. 4. Kepala Sekolah MTs Negeri Cepogo, Boyolali dan Guru-gurunya, yang telah memberi izin untuk penelitian sehingga skripsi saya bisa terselesaikan dengan baik. 5. Teman-temanku PAI angkatan 2007 khususnya PAI-C. I LOVE YOU ALL……..
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Kepemimpinan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas VIII di MTs Negeri Cepogo Boyolali Tahun 2011 / 2012” dapat terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku ketua jurusan tarbiyah. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku ketua program studi PAI. 4. Bapak Dr. M. Zulfa M, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Bapak Jaka Siswanta M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik. 6. Bapak dan ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga, yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini. 7. Bapak Drs. Nur Hudaya Sholichin, M.Pd.I. selaku kepala sekolah MTs Negeri, Cepogo, Boyolali yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
Serta Guru, Karyawan dan siswa siswi MTs Negeri Cepogo, Boyolali yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 08 Februari 2012 Yang Menyatakan
MAFLAHAH NIM 11107090
ABSTRAK
Maflahah.2012. Pengaruh Kepemimpinan Orang tua terhadap Motivasi Belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Cepogo, Boyolali Tahun 2011 / 2012. Pembimbing: Dr. M. Zulfa M, M.Ag. Kata kunci : Kepemimpinan Orang Tua dan Motivasi Belajar. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kepemimpinan Orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Cepogo, Boyolali. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Kepemimpinan Orang tua dari siswa kelas VIII di MTs N Cepogo, Boyolali. 2. Bagaimana Motivasi belajar dalam pembelajaran siswa kelas VIII di MTs N Cepogo, Boyolali. 3. Adakah Pengaruh Kepemimpinan Orang tua terhadap Motivasi belajar kelas VIII di MTs N Cepogo, Boyolali. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik angket, dan studi dokumentas. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dengan mengambil sampel sebanyak 40 siswa. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat Kepemimpinan Orang tua siswa MTs Negeri Cepogo Boyolali tahun 2011 / 2012. Sebanyak 30% kepemimpinan orang tua bersifat demokratis, sementara 70% kepemimpinan orang tua yang lain bersifat otoriter. Sedangkan Motivasi Belajar siswa dalam pembelajaran pada kelas VIII di MTs Negeri Cepogo Boyolali tahun 2011 / 2012 yaitu termasuk pada kategori Cukup (Sedang), dengan nilai rata-rata 26,47 dan masuk pada interval (26-27). Hal ini terbukti dari 40 responden yang diteliti diperoleh hasil untuk tingkat Baik sebanyak 7 responden atau 17,5%, tingkat Cukup sebanyak 26 responden atau 65%, tingkat Rendah sebanyak 7 responden atau 17,5%. Setelah dianalisis menggunakan product moment diperoleh nilai rxy sebesar (1) Kepemimpinan yang cenderung demokratis (0, 833 > 0,708) = berpengaruh terhadap motivasi belajar. (2) Kepemimpinan yang cenderung otoriter (0,891 > 0,478) = berpengaruh terhadap motivasi belajar. Ini berarti bahwa, baik kepemimpinan yang cenderung demokratis dan otoriter berpengaruh terhadap motivasi belajar. Namun kepemimpinan yang otoriter lebih besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar dibanding kepemimpinan yang demokratis.
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................... ii JUDUL ....................................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................. iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................................. vii KATA PENGANTAR ................................................................................................ viii ABSTRAK.................................................................................................................. x DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi DAFTAR
TABEL
.................................................................................................................................... xi v BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5 E. Hipotesis ...................................................................................... 5 F. Definisi Operasional .................................................................... 6 G. Metode Penelitian ........................................................................ 9 H. Sistematika Penulisan................................................................... 13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan ............................................................................. 15 1. Kepemimpinan Orang tua...................................................... 15 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan orang tua . 18 a. Faktor Internal ................................................................ 18 b. Faktor Eksternal ............................................................. 19 3. Tipe dan Ciri Kepemimpinan Orang tua ................................ 23 a. Tipe Kepemimpinan Orang Tua....................................... 23 b. Ciri Kepemimpinan Orang Tua........................................ 25 B. Motivasi Belajar ........................................................................... 28 1. Pengertian Motivasi Belajar .................................................. 28 2. Macam-macam Motivasi Belajar ........................................... 29 3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ............. 31 4. Ciri-ciri Motivasi Belajar....................................................... 35 5. Fungsi Motivasi Belajar ........................................................ 36 C. Hubungan Antara Kepemimpinan Orang Tua Dengan Motivasi Belajar ........................................................................................ 39 BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian ...................................... 42 1. Sejarah Singkat MTs Negeri Cepogo ..................................... 42 2. Visi dan Misi MTs Negeri Cepogo ........................................ 43
3. Tujuan Madrasah................................................................... 43 4. Identitas Madrasah ................................................................ 45 5. Sarana dan Prasarana ............................................................. 46 6. Perlengkapan dan Alat Pelajaran ........................................... 47 7. Jumlah Murid, Guru dan Pegawai.......................................... 48 B. Penyajian Data ............................................................................. 49 1. Data Nama Responden .......................................................... 49 2. Hasil Data Mentah................................................................. 50 BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Isi (Content Analysis) ..................................................... 54 B. Analisis Pendahuluan ................................................................... 64 C. Analisis Lanjutan ......................................................................... 68 D. Analisis Hipotesis ........................................................................ 71 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 74 B. Saran............................................................................................ 75 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Data Jumlah Murid
Tabel 2
Ketenagaan
Tabel 3
Daftar Nama Responden
Tabel 4
Jawaban Angket Variabel 1
Tabel 5
Jawaban Angket Variabel 2
Tabel 6
Data Distribusi Variabel 1
Tabel 7
Data Persentase Variabel 1
Tabel 8 Data Distribusi Variabel 2 Tabel 9
Data Persentase Variabel 2
Tabel 10
Data Tabel Kerja Product Moment
Tabel 11 Data Tabel Kerja Product Moment
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak selanjutnya, atau dapat pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar bagi pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan demikian karena segala pengetahuan, kecerdasan, intelektual, maupun minat anak diperoleh pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu orang tua harus menanamkan nilai-nilai yang sangat diperlukan bagi perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik pula, seperti tidak cepat marah, tidak cepat emosional mampu beradaptasi dan lain sebagainya. Orang tua sebagai pemimpin dalam rumah tangganya utamanya terhadap anak-anaknya, ini bukan suatu hal yang mudah sebab kesemuanya itu berkaitan dengan amanat dan tanggung jawab yang nantinya akan dimintai pertanggung jawabannya dihadapan Allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. :
: م ﯾﻘﻮل. ﺳﻤﻌﺖ رﺳﻮل اﷲ ص:وﻋﻦ اﺑﻦ ﻋﻣر رﺿﻲ اﷲ ﻋﻧﮭﻤﺎ ﻗﺎﻞ اﻹﻣﺎﻢ راع ﻮﻤﺴﺌﻮل ﻋﻦ رﻋﯾﺗﮫ ﻮ اﻟرﺠل،ﻛﻟﻜﻢ راع ﻮ ﻛﻟﻜﻢ ﻣﺴﺌﻮل ﻋﻦ رﻋﯾﺗﮫ ﻮ اﻟﻣﺮاة ﺮاﻋﯿﺗﮫ ﻔﻰ ﺑﯿت زﻮﺟﮭﺎ ﻮ ﻤﺴﺋﻮﻟﺔ،راع ﻔﻰ اھﻟﮫ ﻮﻣﺴﺌﻮل ﻋن ﺮﻋﯿﺗﮫ ﻔﻜﻟﻜم راع، ﻮ اﻟﺨﺎﺪم راع ﻔﻰ ﻤﺎل ﺳﯾده وﻤﺳﺌولﻋﻦ رﻋﯾﺗﮫ.ﻋﻦ رﻋﯿﺗﮭﺎ (و ﻤﺳﺌول ﻋﻦ رﻋﯾﺗﮫ )ﻤﺗﻔﻖﻋﻟﯾﮫ
Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw., bersabda: “Kalian adalah pemimpin dan yang dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Seorang penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang isteri adalah pemimpin terhadap rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua akan dimintai pertanggungjawaban akan kepemimpinanmu”. (HR. Bukhari Muslim). (Nawawi, 1999: 315). Dari hadits tersebut dapat diambil pengertian bahwa orang tua menjadi pemimpin terhadap anak-anaknya. Karena itu bertanggung jawab terhadap anakanaknya, orang tua harus dapat mendidik dan membimbing anak-anaknya untuk menjadi orang yang baik (sholeh) dan akhlakul karimah. Kepemimpinan merupakan hasil dari pada organisasi sosial yang telah terbentuk atau sebagai hasil dinamika dari pada interaksi sosial. Sejak mula kala terbentuknya suatu kelompok sosial seseorang atau beberapa orang diantara warga-warganya melakukan peran yang lebih aktif dari pada rekan-rekannya, sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebih menonjol dai lain-lainnya. Itulah asal mulanya timbul kepemimpinan yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam struktur sosial yang kurang stabil (Ahmadi, 1999 : 141-142). Setiap orang tua dalam suatu keluarga memiliki tipe kepemimpinan yang berbeda-beda, ada orang tua cenderung otoriter, ada orang tua yang penuh dengan kompromi dengan anak-anaknya (demokratis) dan ada pula orang tua cenderung memberikan kebebasan pada anak-anaknya (Gerungan , 1991: 131).
Berdasarkan suatu pengamatan tidak semua orang tua (keluarga) dalam membimbing anaknya mempunyai suatu pandangan yang sama, tergantung pada bentuk-bentuk kepemimpinan yang diterapkan oleh orang tua dalam keluarga itu sendiri. Lembaga di pendidikan (sekolah) merupakan wadah para siswa dalam menggali ilmu pengetahuan, salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Oleh karena itulah motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar dengan demikian ia akan dengan senang hati akan mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik,siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari. Hal-hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya guru di samping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarnya.Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan hasil belajarnya menurun. Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar.
Mengingat akan pentingnya motivasi belajar ini dalam kegiatan belajar mengajar, maka sudah seharusnya berbagai pihak yang terkait dengan bidang pendidikan menaruh perhatian sebaik-baiknya. Beranjak dari apa yang penulis paparkan di atas dapat dipahami bahwa upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII dengan kepemimpinan orang tua. Berdasarkan hal tersebut mendorong penulis untuk membahasnya dengan judul “PENGARUH KEPEMIMPINAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI MTs N CEPOGO, BOYOLALI TAHUN 2011 / 2012”. B. Rumusan Masalah Dalam kaitannya dengan judul yang penulis kemukakan di atas, maka disini ada beberapa pokok permasalahan yaitu : 1. Bagaimana Kepemimpinan Orang tua dari siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali tahun 2011 /2012? 2. Bagaimana
Motivasi Belajar siswa dalam pembelajaran di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali tahun 2011 /2012? 3. Adakah Pengaruh Kepemimpinan Orang tua terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam pembelajaran di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali tahun 2011 /2012?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui kepemimpinan orang tua dari siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali. 2. Untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh kepemimpinan orang tua terhadap motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi para pembaca yang budiman di samping itu juga dapat meningkatkan etos kerja para guru serta meningkatkan motivasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali.
E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap
permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 1998: 67) Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah ,dia akan ditolak jika salah satu palsu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan . (Sutrisno Hadi, 1981: 63) Dari kedua pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa: hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan
sementara terhadap permasalahan penelitian, yang
mungkin benar dan mungkin salah, hipotesis ini akan diterima jika benar dan ditolak jika salah. Hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah ada pengaruh kepemimpinan orang tua terhadap motivasi siswa dalam belajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali.
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi berbagai interpretasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan penelitian ini, perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu : 1. Pengaruh Yaitu sesuatu yang diberikan atau diperoleh satu pihak ke pihak lain sehingga dapat mengubah tindakan. 2. Kepemimpinan Yaitu proses membimbing, mengarahkan dan mempengaruhi, atau mengawasi pikiran, perasaan atau tindakan dan tingkah laku orang lain (Hadari Nawawi, 1993 : 79) atau dengan kata lain kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu. Tujuan tersebut merupakan tujuan bersama (Soekarno Indra F., 1993 : 12). 3. Orangtua Kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “orang tua adalah ayah, ibu kandung, dua orang yang dianggap tua” (Kridalaksana, dkk 1996 : 706).
Kartono (1982 : 2) mengatakan bahwa : “orang tua adalah bapak/ibu yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk membesarkan anak-anaknya” Kedua pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan orang tua adalah ayah ibu kandung yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk membesarkan anak-anaknya. Sehubungan dengan penelitian ini, dimaksud dengan penelitian ini, dimaksud dengan orang tua adalah ayah dan ibu atau wali siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali. Adapun indikator dari kepemimpinan orangtua adalah: 1) Kepemimpinan Orang Tua yang Demokratis, dengan ciri-ciri : a) Semua diputuskan secara bersama. b) Aktifitas dilakukan bersama-sama pada permulaan, pola aktifitas selanjutnya telah digariskan apabila diperlukan bantuan, orang tua berrtindak dengan memberikan beberapa alternatif. c) Tiap anggota keluarga bebas memilih dan pembagian tugas melalui perundingan. d) Pemimpin bersikap obyektif, adil dalam teguran dan pujian, berusaha mengenal anggotanya “(Soetoe, 1982 : 39)” 2) Kepemimpinan Orang Tua yang Otoriter, dengan ciri-ciri : a) Semua hal ditentukan oleh kepemimpinan orang tua. b) Tiap langkahnya ditentukan oleh kepemimpinan orang tua. c) Pemimpin membagikan tugas. d) Pemimpin memuji atau memberikan kritik secara pribadi, dia bersikap tanpa menghiraukan (Soetoe, 1982 : 39)
4. Motivasi Yaitu “kata motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan luar subyek untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai satu tujuan bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiap siagaan) berawal dari kata “motif” itu maka motifasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2011: 73). 5. Belajar Menurut Hilgard, belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya (Abd.Rohman, 1995 : 66). Jadi pengaruhnya terhadap motivasi belajar adalah merubah dari keseluruhan diri siswa yang menimbulkan kegiatann belajar menjadi kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah kepada kegiatan belajar agar menjadi aktif. 6. Siswa Yaitu anak atau seseorang yang sedang belajar atau berguru pada orang lain di suatu tempat yang tersedia. Menurut Sardiman (2001 : 81), indikator motivasi belajar adalah : 1) Tekun menghadapi tugas yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diberikan guru. 2) Ulet menghadapi kesulitan dalam belajar
3) Menunjukkan
minat
terhadap
bermacam-macam
masalah
dalam
pembelajaran. 4) Tidak bergantung pada orang lain dalam belajar. 5) Cepat bosan pada pada tugas tugas rutin misalnya tugas rumah (PR). G. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan mengkaji kebenaran suatu ilmu pengetahuan yang dalam proses penelitian, baik pada waktu mengumpulkan data maupun mengolah data, diperlukan metode yang sesuai dengan permasalahan. (Asih, 2006 : 6) 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dikarenakan peneliti
hanya
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya
mengenai faktor-faktor pendukung antar variabel, kemudian dianalisis untuk menemukan peranan antar variabel penelitian. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah
Madrasah
Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali. Bahwa di MTs N Cepogo, Boyolali terdapat sesuatu yang menurut peneliti menarik untuk diteliti yaitu tentang kepemimpinan orang tua dan motivasi belajar siswa kelas VIII. 3. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010: 115). Dapat diartikan juga semua individu yang siapa kenyataankenyataan yang diperoleh dari sampel, dari sampel itu yang hendak
digeneralisasikan disebut populasi. (Sutrisno, 1997: 70). Berdasarkan kedua pendapat di atas populasi adalah keseluruhan atau seluruh individu atau penduduk dalam wilayah penelitian yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Populasi penelitian ini diambil dari siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali, yang berjumlah 165 siswa dari jumlah seluruh siswa sebanyak 525 siswa yaitu siswa kelas I, II, III. 4. Sampel dan Teknik pengambilan sampel Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki. (Suharsimi Arikunto, 2010: 117) Sutrisno
Hadi
berpendapat,
sebagian
sampel.sampel adalah sejumlah penduduk
dari
populasi
disebut
yang jumlahnya kurang dari
jumlah populasi. (Sutrisno, 1997: 221) Penulis menyimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek peneltian mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil maka kesimpulan yang diperoleh semakin baik, menurut Suharsimi Arikunto, untuk sekedar ancer-ancer apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subyeknya besar (lebih dari 100 orang), dapat di ambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih sesuai kemampuan (Suharsimi Arikunto, 2010: 120). Untuk menghemat waktu tenaga maka penulis menetapkan besar sampel lebih kurang 25% dari besarnya subyek (populasi), karena subyeknya
berjumlah 165 siswa maka sampelnya adalah 25% x 165 siswa yaitu berjumlah 41,25 namun sampel dibulatkan menjadi 40 siswa, dari jumlah tersebut penulis mengambil dari kelas VIII sebanyak 40 siswa. Adapun teknik pengambilan
sampel yang penulis gunakan adalah
Random Sampling, yaitu pengambilan sampel
secara random atau tidak
pandang bulu. (Sutrisno, 1981: 75). Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel hanya dari siswa, karena peneliti ingin mengetahui jawaban psikologis siswa dalam arti siswa tersebut yang mengalaminya. Mungkin dalam penelitian lebih lanjut akan meneliti orangtua siswa. 5. Teknik Pengumpulan Data Yang dimaksud dengan sumber data dalam peneltian ini adalah subyek darimana data dapat diperoleh sedangkan data adalah hasil dari penelitian yang diperoleh melalui subyek penelitian. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : a. Metode Angket Metode angket juga sering disebut metode kuessioner. Penulis gunakan untuk memperoleh data mengenai kepemimpinan orang tua dan motivasi belajar siswa di kelas. Adapun caranya adalah dengan menyebarkan angket terhadap siswa. b. Metode Observasi Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki (Sutrisno Hadi, hal 136). Metode ini
digunakan untuk memperoleh data yang bersifat konkrit seperti situasi sekolah, situasi proses belajar mengajar, keadaan siswa, guru dan lain-lain. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ini penulis gunakan sebagai pelengkap dalam mengumpulkan data. Dalam menerapkan metode ini hanya digunakan untuk mengumpulkan data, yang berwujud surat – surat atau dokumentasi, jumlah siswa dan tenaga pengajar maupun sarana yang tersedia. 6. Analisis Data Setelah penulis memperoleh data, penulis akan melakukan rekap dan kemudian mengadakan analisis data. Dalam proses analisisnya dibagi menjadi dua tahapan. Analisis pendahuluan dengan menggunakan table distribusi sederhana untuk setiap variabel. Dengan menggunakan kriteria : a.
Untuk jawaban alternative A dengan nilai 3
b.
Untuk jawaban alternative B dengan nilai 2
c.
Untuk jawaban alternative C dengan nilai 1 Langkah selanjutnya menentukan kualifikasi dari internal nilai dengan
menentukan : =
× 100%
Keterangan : P : Angka prosentase F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya N : Jumlah responden
Sedangkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan, akan menggunakan rumus product moment angka kasar karena sampel dan jumlah respondennya sama, sehingga teknik perhitungannya berdasar skor aslinya, adapun rumusnya sebagai berikut : (∑ ) (∑ )
∑
rxy = ∑
(∑ )
∑
(∑ )
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi antara x dan y
X
: Variabel bebas, yaitu Implementasi hadiah
Y
: Variabel terikat, yaitu Keaktifan siswa
X2
: Product dari X
Y2
: Product dari Y
N
: Jumlah responden (Arikunto, 1998 : 258)
H. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi
ini,
maka akan
dikemukakan sistematika hasil yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut : 1. Bagian muka memuat: Halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, dan daftar isi.
2. Bagian isi yang terdiri dari: -
BAB I: Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika penulisan.
-
BAB
II:
Kajian
kepemimpinan
pustaka
orang
tua,
yang
memuat
faktor-faktor
pengertian yang
tentang
mempengaruhi
kepemimpinan orang tua, tipe dan ciri kepemimpinan orang tua, motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, ciri-ciri motivasi belajar, hubungan antara kepemimpinan orang tua dengan motivasi belajar, dan fungsi motivasi belajar. -
BAB III: Berisi hasil penelitian yang memuat gambaran tentang gambaran umum dan lokasi penelitian, sejarah singkat Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, visi dan misi Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, tujuan madrasah, identitas madrasah, sarana dan prasarana, perlengkapan dan alat pelajaran, jumlah murid, guru dan pegawai, penyajian data.
-
BAB IV: Berisi analisis data yang memuat analisis isi, analisis pendahuluan, analisis lanjutan, analisis hipotesis.
-
BAB V: Berisi penutup yang memuat kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kepemimpinan Dalam hal ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang pengertian kepemimipinan orang tua, faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan orang tua, tipe dan ciri kepemimpinan orang tua. Kepemimpinan orang tua terdiri dari dua kata yaitu kepemimpinan dan orang tua. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan masing-masing istilah tersebut akan digabung menjadi satu kesatuan. 1. Kepemimpinan Orang Tua a. Kepemimpinan Dalam
buku
psikologi
sosial
dijelaskan
bahwa
:
“Kepemimpinan adalah keseluruhan dari keterampilan (skill) dan sikap (attide) yang diperlukan oleh tugas pemimpin” (Gerungan, 1991:128). Sedangkan menurut Oday Tead seperti yang dikutip oleh Cahyono dalam
buku
Psikologi
Kepemimpinan
dijelaskan
bahwa
:
“Kepemimpinan adalah merupakan kombinasi dari serangkaian perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang lain untuk menjelaskan tugas-tugas tertentu” (Cahyono, 1984: 14) dari kedua pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah keseluruhan dari keterampilan dan sikap yang diperlukan oleh tugas perihal pemimpin atau arah memimpin yang merupakan
kombinasi dari serangkaian perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang lain untuk menjalankan tugas-tugas tertentu. Dalam hadis di sebutkan :
اﻦ اﷲ ﺴﺎﺌل ﺮاع ﻋﻤﺎ اﺴﺗﺮﻋﺎه اﺣﻔﻆ ذاﻟﻚ ام ﺿﯿﻊ ﺤﺘﻰ ﯿﺴﺋل اﻟﺮﺠل ﻋﻦ اھﻞ ﺑﯿﺘﮫ Artinya: sesungguhnya Allah akan bertanya kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya, apakah dia memeliharanya, apakah dia menyia-nyiakannya, sehingga dia menanyakan (pertanggungjawaban) kepada seorang laki-laki tentang keluarganya. (Sunan An-Nasa’i: 292). b. Orang Tua Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan yang dimaksud dengan orang tua adalah : “orang tua adalah ayah, ibu kandung, dam orang-orang yang dianggap tua” (Krisdalaksana, dkk, 706). Ahli lain mengatakan dalam bukunya Bimbingan keluarga dijelaskan bahwa “Orang tua adalah bapak/ibu yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk membesarkan anak-anaknya” (Kartono, 1998:2). Dari kedua pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan orang tua adalah ayah dan ibu kandung yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk membesarkan anak-anaknya. Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang bersifat informal yaitu pendidikan yang tidak mempunyai program yang jelas dan resmi, selain itu keluarga juga merupakan lembaga yang bersifat kodrati, karena terdapat hubungan darah antara pendidikan dan anak
didiknya (Soewarno, 1992:66-67). Di dalamnya selain ada ayah dan ibu juga ada anak yang menjadi tanggung jawab orang tua. Menurut M. Arifin (1995: 74) bahwa keluarga adalah persekutuan hidup terkecil di masyarakat yang luas. Keluarga merupakan ladang terbaik dalam penyampaian nilai-nilai agama. Pendidikan dan penananaman nilainilai agama harus diberikan kepada anak sendiri, mungkin salah satunya melalui keluarga sebagai tempat pendidikan pertama yang dikenal oleh anak. Menurut Zuharini, dkk (1995 :182) bahwa pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama, tempat anak didik pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tua atau anggota lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh orang tua dan anggota lain. Allah SWT berfirman:
äou‘$yf Ïtø:$#ur ⨠$¨Z9$#$yd ߊqè%ur #Y‘$tR ö/ä3 ‹Î=÷d r&ur ö/ä3 |¡ àÿRr&(#þqè% (#qãZtB#uä tûïÏ%©!$#$pkš‰r'¯»tƒ
ÇÏÈ tb râsD÷sム$tB tb qè=yèøÿtƒur öN èd ttBr&!$tB ©! $#tb qÝÁ ÷ètƒ žw ׊#y‰ Ï© Ôâ Ÿx Ïî îps3 Í´¯»n=tB $pköŽn=tæ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan
apa
yang
diperintahkan.”
(At-Tahrim:6).
(Nawawi,
1999:314). Dari ayat di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa orangtua memiliki kewajiban untuk memberi pendidikan terhadap anak-anaknya, dan memelihara keluarga dari kemaksiatan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan orang tua Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan orang tua meliputi : a. Faktor Internal Faktor internal meliputi faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis. Faktor fisiologis sangat menunjang atau melatar belakangi aktivitas belajar. Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibanding jasmani yang keadaannya kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi harus cukup. Hal ini disebabkan, kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan keadaan jasmani lemah yang mengakibatkan lekas mengantuk dan lelah. Faktor psikologis, yaitu yang mendorong atau memotivasi belajar. Faktor-faktor tersebut diantaranya: 1) Adanya keinginan untuk tahu 2) Agar mendapatkan simpati dari orang lain. 3) Untuk memperbaiki kegagalan 4) Untuk mendapatkan rasa aman.
b. Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat. 1) Faktor yang berasal dari orang tua Faktor yang berasal dari orang tua ini utamanya adalah sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dlam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire. Cara
atau
tipe
mendidik
yang
demikian
masing-masing
mempunyai kebaikannya dan ada pula kekurangannya. Menurut hemat peneliti, tipe mendidik sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe diatas. Karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam. Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.
Dalam kaitan dengan hal ini, Tim Penyusun Buku Sekolah Pendidikan Guru Jawa Timur (1989: 8) menyebutkan, “Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak. 2) Faktor yang berasal dari sekolah Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut
kepribadian
guru,
kemampuan
mengajarnya.
Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar. 3) Faktor yang berasal dari masyarakat Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung
atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi. Selain beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat disebutkan sebagai berikut: a) Minat Seorang yang tidak berminat mempelajari sesuatu tidak akan berhasil dengan baik, tetapi kalau seseorang memiliki minat terhadap objek masalah maka dapat diharakan hasilnya baik. Masalahnya adalah bagainama seorang pendidik selektif dalam menentukan atau memilih masalah atau materi pelajaran yang menarik siswa. Berikutnya mengemas materi yang dipilih dengan metode yang menarik. Karena itu pendidik/ pengajar perlu mengenali karakteristik siswa, misalnya latar belakang sosial ekonomi, keyakinan, kemampuan, dan lain-lain. b) Kecerdasan Kecerdasan menentukan
memegang
berhasil
tidaknya
peranan
penting
seserorang.
Orang
dalam pada
umumnya lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas. Berbagai penelitian menunjukkan hubungan yang erat antara tingkat kecerdasan dan hasil belajar di sekalah (Sumadi, 1989: 11).
c) Bakat Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud (Utami, 1992: 17). Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Selain kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan
berhasil tidaknya seseorang dalam
belajar
(Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil. d) Motivasi Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi (Suharsimi, 1993: 88). Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran,
cemoohan dan
hukuman.
Motivasi
ini tetap
diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan memiliki kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat mengalih gunakan kemampuan-kemampuan masalah-masalah
tersebut
dalam
dalam
berbagai
mengahadapi
bidang
pelajaran.
Kemampuan bernalar, kemampuan memilih strategi yang cocok
dengan
permasalahannya,
maupun
kemampuan
menerima dan mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang. 3. Tipe dan Ciri Kepemimpinan Orang Tua a. Tipe kepemimpinan orang tua Setiap
orang
tua
dalam
suatu
keluarga
memiliki
tipe
kepemimpinan yang berbeda-beda, ada orang tua cenderung otoriter, ada orang tua yang penuh dengan kompromi dengan anak-anaknya (demokratis) dan ada pula orang tua cenderung memberikan kebebasan pada anak-anaknya. Sehubungan dengan hal ini, dalam buku Psikologi Sosial dijelaskan bahwa : “Ada tiga bentuk cara dalam memimpin yaitu : 1) Demokratis, 2) Otoriter dan
3) Laisez Faire” (Gerungan , 1998 : 131). Sementara
itu
dalam
buku
Psikologi
Perkembangan
Mengutamakan Segi-Segi Perkembangan dijelaskan pula bahwa : “Ada tiga cara didikan yaitu 1) Demokratis 2) Otoriter dan 3) Laisez Faire/Laisez Passer (Soeitoe, 1982 : 39). Selanjutnya dalam buku Perkembangan Peserta Didik dijelaskan bahwa : “Ada tiga pola kepemimpinan yaitu: 1) Demokratis, 2) Otoriter dan 3) Liberal” (Sunarto dan Hartono, 2002 : 194). Dari pendapat ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga tipe kepemimpinan orang tua dalam suatu keluarga yaitu otoriter, demokratis dan liberal. b. Ciri masing kepemimpinan orang tua Berikut ini akan diuraikan secara singkat ciri masing-masing cara kepemimpinan orang tua tersebut yaitu sebagai berikut : 1)
Ciri kepemimpinan orang tua yang demokratis Kepemimpinan orang tua yang demokratis ini, orang tua
lebih banyak menyelesaikan sesuatu dengan jalan damai, penuh dengan kasih sayang, selalu memberikan nasehat dan dorongan pada anak-anaknya. Hal ini sesuai dengan pendapat seorang ahli
dalam
psikologi
perkembangan
pendidikan
dijelaskan
bahwa
mengutamakan ciri
segi-segi
kepemimpinan
yang
demokratis adalah a) Semua diputuskan secara bersama, b) Aktivitas dilakukan bersama-sama pada permulaan, pola aktivitas selanjutnya telah digariskan apabila diperlukan bantuan, orang tua bertindak dengan memberikan beberapa alternatif, c) Tiap anggota keluarga bebas memilih dan pembagian tugas dilakukan melalui perundingan, d) Pemimpin bersikap obyektif, adil dalam teguran dan pujian, berusaha mengenai anggotanya (Soetoe, 1982 : 39). Disamping itu dalam buku Menuju Keluarga Sakinah yang mengatakan bahwa : “Ciri kepemimpinan yang demokratis adalah a) Menunjukkan perhatian dan kasih sayang, b) Berperan serta dalam kegiatan anak, c) Perhatian terhadap prestasi sekolah anak, d) Percaya pada anak, e) Tidak terlalu banyak mengharapkan dari anak, f) Memberi dorongan dan nasehat kebijaksanaan pada anak” (Salman, 2000 : 80-81).
2)
Ciri kepemimpinan orang tua yang otoriter Dalam buku Menuju Keluarga Sakinah dijelaskan bahwa
“Ciri kepemimpinan yang otoriter adalah : a) Menuntut kepatuhan mutlak anak, b) Pengawasan ketat terhadap anak dalam segala kegiatannya, c) Memperhatikan hal-hal yang spele dan d) Banyak mengeritik anak” (Salman, 2000 : 81). Selanjutnya
dalam
buku
Psikologi
Pendidikan
Mengutamakan Segi-segi Perkembangan dijelaskan bahwa : “Ciri kepemimpinan yang otoriter adalah : a) Semua hal ditentukan oleh gurunya (orang tuanya), b) Tiap langkahnya ditentukan oleh pemimpin (orang tua), c) Pemimpin membagikan tugas, d) Pemimpin memuji atau memberikan kritik secara pribadi, dia bersikap tanpa menghiraukan” (Soetoe, 1982 : 39). Dari pendapat di atas, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang otoriter orang tua terlalu menuntut kepathan, ketaatan dan banyak
memberikan
kritikan-kritikan
kepada
anak-anaknya
walaupun hal-hal yang sepele dan bahkan juga orang tua suka bertindak kejam tanpa menghiraukan anak-anaknya.
3) Ciri kepemimpinan orang tua yang liberal (laisez faire) Dalam buku Psikologi Perkembangan Mengutamakan segisegi perkembangan dapat dijelaskan bahwa: ciri kepemimpinan yang laisez faire/laisez passer adalah a) Kebebasan penuh tiap-tiap anggota kelompok, b) Memberikan penerangan (nasehat) bila diminta, c) Pemimpin tidak turut campur sama sekali, d) Pemimpin tidak memberikan komentar atas aktivitas kelompok atau anggota kelompok, kecuali diminta dan tidak berusaha mencampuri hal-hal yang terjadi” (Soeitoe, 1982:39) Dalam buku Menuju Keluarga Sakinah dijelaskan pula bahwa “Ciri kepemimpinan yang liberal adalah a) Tidak dapat mengendalikan anaknya, b) Disiplin lemah dan tidak konsisten, c) Anak dibiarkan tidak mengikuti aturan-aturan di rumah dan d) Anak dibiarkan mendominir orang tua” (Salman, 2000 :81). Dari pendapat ini menunjukkan bahwa kepemimpinan yang liberal (Laisez faire/laisez passer) ini otoriter pemimpin (orang tua) lebih banyak bersifat pasif dan memberikan kebebasan kepada anggota kelompok (anak-anaknya) untuk melakukan aktivitas sesuai dengan keinginannya.
B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar terdiri dari dua kata yaitu Motivasi dan belajar, dan masing-masing kata tersebut memiliki pengertian sendiri, yaitu : a. Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. dalam artikel Siti Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya, atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. (KBBI, 2001:756). b. Belajar adalah menurut Morgan, mengatakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Wisnubrata, 1983:3). Sedangkan menurut Moh. Surya (1981:32), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu
sendiri
dalam
interaksinya
dengan
lingkungan.
Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. Dalam hadis disebutkan:
اطﻟﺐ اﻟﻌﻟم ﻤﻦ اﻟﻤﮭﺪ اﻟﻰ اﻟﮭﺪﻰ
Artinya: tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat. Maksud dari hadis di atas adalah bahwa belajar adalah suatu proses mencari pengetahuan yang berkelanjutan mulai dari lahir sampai wafat. (Zakiah, 1975: 101). Dari uraian yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk
menyediakan
kondisi-kondisi
tertentu)
yang
menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. 2. Macam-macam Motivasi Belajar Disini saya hanya akan dibahas dari dua macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”. a) Motivasi Intrinsik Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi intrinsik yaitu motifmotif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno (2007) mengartikan motivasi intrinsik
sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan rangsangan dari luar. Contohnya: siswa yang belajar, karena memang dia ingin mendapatkan pengetahuan, nilai ataupun keterampilan agar dapat mengubah tingkah lakunya, bukan untuk tujuan yang lain. Intrinsic motivations are inherent in the learning situations and meet pupilneeds and purpose. Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajarnya. b) Motivasi Ekstrinsik Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sedangkan Rosjidan menganggap motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian seseorang
mau melakukan sesuatu (http://belajarpsikologi.com/macam-macammotivasi-belajar). Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar. Misalnya, seseorang belajar karena tahu besok akan ada ulangan dengan harapan mendapatkan nilai yang baik, sehingga akan dipuji oleh guru, atau temannya atau bisa jadi, seseorang rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya. Jadi, tujuan dari belajar bukan untuk mendapatkan pengetahuan atau ilmu, tetapi ingin mendapatkan nilai baik, pujian ataupun hadiah dari orang lain. Ia belajar karena takut hukuman dari guru atau orang tua. Waktu belajar yang tidak jelas dan tergantung dengan lingkungan sekitar juga bisa menjadi contoh bahwa seseorang belajar karena adanya motivasi ekstrinsik. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi Belajar 1) Menurut Keller, seperti yang dikutip oleh prasetyo, suciati dan wardani dikemukakan model ARCS (Attention, Relevance, Confidance, and Satisfaction) a) Attention (Perhatian) Perhatian siswa didorong oleh rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu ini perlu mendapatkan rangsangan sehingga siswa akan memberikan perhatian, dan perhatian
tersebut terpelihara selama proses belajar mengajar, bahkan lebih lama lagi. Rasa ingin tahu ini dapat dirangsang atau dipancing melalui elemen-elemen yang baru atau lain dari yang sudah ada. Apabila elemen-elemen seperti itu dimasukkan dalam rancangan pembelajaran, hal itu akan menstimulir rasa ingin tahu siswa. Namun yang perlu diperhatikan stimuli tersebut jangan terlalu berlebihan sebab akan menjadikan hal kebiasaan dan kurang keefektifannya. b) Relevance (Relevan) Relevan menunjukkan adanya hubungan materi pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa. Motivasi akan terpelihara apabila mereka menganggap apa yang dipelajari untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau bermanfaat dan sesuai dengan nilai yang dipegang. c) Confidance (Kepercayaan diri) Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi siswa bahwa dirinya memiliki untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilannya. Prinsip yang berlaku dalam hal ini adalah bahwa motivasi akan meningkat sejalan dengan
meningkatnya harapan untuk berhasil. Hal ini seringkali dipengaruhi oleh pengalamn sukses yang dialami dimasa lalu. Dengan pengalaman
demikian sukses
menghasilkan
ada
dengan
ketekunan
hubungan motivasi.
yang
spiral
antara
Motivasi
dapat
membawa
keberhasilan
(prestasi), dan selanjunya pengalaman sukses tersebut akan memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas berikutnya. d) Satisfaction (Kepuasan) Keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan akan mengasilkan kepuasan dan siswa akan termotivasi untuk terus berusaha mencapai tujuan serupa. Kepuasan karena mencapai tujuan dipengaruhi oleh konsekuensi yang diterima, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Untuk memelihara dan meningkatkan motivasi siswa, guru dapat menggunakan
pemberian
kesempatan,
penguatan
dan
lain
berupa
pujian,
sebagainya.
(http://tirman.wordpress.com/motivasi-dalam-pembelajaran/). 2) Menurut Brophy (2004) terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yaitu a) Harapan b) Intruksi langsung c) Umpan Balik (feedback) yang tepat d) Penguatan dan Hadiah
e) Hukuman Sebagai pendukung kelima faktor diatas, Sardiman (2000) menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah : a) Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama yaitu mencapai angka atau nilai yang baik. b) Persaingan atau kompetisi c) Ego-involment, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri. d) Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan. e) Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan. f) Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif. 3) Motivasi belajar pada anak berbakat Menurut Heward (1996), karakteristik perilaku belajar dengan motivasi tinggi yang dimiliki oleh anak yang berbakat, yaitu : a) Konsisten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi minatnya.
b) Senang mengerjakan tugas secara iendependen dimana mereka hanya memerlukan sedikit pengarahan. c) Ingin belajar, menyelidiki, dan mencari lebih banyak informasi. d) Memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam hal pembelajaran, seperti mudah menagkap pelajaran, memiliki ketajaman daya nalar,
daya
konsentrasi
baik,
dan
lain
sebagainya.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17468/3/Chapter%2 0II.pdf).
4) Ciri-ciri Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2006:83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Tekun menghadapi tugas yang berhubungan dengan materi pelajaran yang diberikan guru. b. Ulet menghadapi kesulitan dalam belajar c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah dalam pembelajaran. d. Tidak bergantung pada orang lain dalam belajar. e. Cepat bosan pada pada tugas tugas rutin misalnya tugas rumah (PR). f. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal dalam pembelajaran. Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas, maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam
kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri, selain itu siswa juga harus peka dan responsive terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan berusaha keras uttuk mencapai keberhasilan ituyang ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik. 4. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2006: 85) bahwa motivasi selain berfungsi sebagai pendorong, usaha, dan pencapaian prestasi juga berfungsi sebagai berikut : 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. 2) Menentukan arah perbuatan yaitu kea rah tujuan yang telah di capai dalam pembelajaran. 3) Menyelesaikan perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan mana yang akan dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut maka dapat dikemukakan indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah : a. Tekun mengerjakan tugas sekolah. b. Mempunyai keinginan untuk sukses. c. Suka bekerja keras. d. Berorientasi jauh ke depan. 5. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2006:92-95) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah : a. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai symbol dari nilai kegiatan belajarnya, bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang bisa dikejar siswa adalah nilai-nilai ulangan atau nilai-nilai pada rapot angkanya baik-baik. b. Hadiah Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu, karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut. c. Saingan atau kompetisi Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik
persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar. d. Ego involvement Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagian tangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. 1) Memberi ulangan Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui aka nada ulangan, member ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi. 2) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya akan terus meningkat. 3) Pujian Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.dengan pujian
yang tepat yang menyenankangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membuktikan harga diri. 4) Hukuman Hukuman bagi reinforcement yang negatif tetapi kalau di berikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motisi. 5) Hasrat Belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan ada maksud untuk belajar sehingga hasilnya akan baik. 6) Minat Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancer kalau disertai dengan minat.
C. Hubungan antara kepemimpinan Orang tua dengan Motivasi Belajar Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak selanjutnya, atau dapat pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar bagi pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan demikian karena segala pengetahuan, kecerdasan, intelektual, maupun minat anak diperoleh pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu orang tua harus menanamkan nilainilai yang sangat diperlukan bagi perkembangan kepribadian anak-anaknya,
sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan memiliki sifatsifat kepribadian yang baik pula, seperti tidak cepat marah, tidak cepat emosional mampu beradaptasi dan lain sebagainya. Berdasarkan suatu pengamatan tidak semua orang tua (keluarga) dalam membimbing anaknya mempunyai suatu pandangan yang sama, tergantung pada bentuk-bentuk kepemimpinan yang diterapkan oleh orang tua dalam keluarga itu sendiri. Secara umum bentuk kepemimpinan orang tua dalam keluarga ada tiga macam yakni demokratis, otoriter dan liberal (laissez faire). Menurut Gunarsa (2000), pola asuh otoriter yaitu pola asuh di mana orang tua menerapkan aturan dan batasan yang mutlak harus ditaati, tanpa memberi kesempatan pada anak untuk berpendapat, jika anak tidak mematuhi akan diancam dan dihukum. Pola asuh otoriter ini dapat menimbulkan akibat hilangnya kebebasan pada anak, inisiatif dan aktivitasnya menjadi kurang, sehingga anak menjadi tidak percaya diri pada kemampuannya. Mahmud (1990), menambahkan orangtua yang authoritarian juga suka mengawasi, tetapi tidak mau mendengarkan anak – anak mereka. Mereka tidak begitu banyak berpartisipasi dalam aktifitas anak – anak mereka, mereka lebih bersifat lugas dan dingin. Perintah dan hukuman adalah rutin, berlangsung dari hari ke hari. Dari gaya seperti ini ternyata bahwa anak – anak mereka pada umumnya tidak bahagia dan cendrung menarik diri dari pergaulan, suka menyendiri di samping itu sulit bagi mereka untuk mempercayai pihak lain dan prestasi belajar mereka di sekolah pun rendah.
Kepemimpinan orang tua itu juga bisa dikatakan sebagai motivasi belajar anak, anak akan bisa lebih termotivasi dalam belajar jika orang tua juga memerhatikan perkembangan anak dalam pendidikannya. Sehingga hubungan antara kepemimpinan orang tua dengan motivasi belajar anak itu sangatlah berkaitan.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo pada awalnya bernama Madrasah Tsanawiyah Agama Islam (MTs AI) berdiri pada tanggal 1 januari 1952 dengan perintis Bp. Ky. Muhammad Ilham dan Bp. Ky. Muhammad Dawam Gunung Wijil. Pada tahun 1971 MTs AI sesuai dengan perkembangan menjadi PGAP (4th) dengan pengasuh / pimpinan Bp. Ridwan. Tahun 1976 dengan adanya peraturan penyempitan PGA berubah kembali menjadi MTs AI. Tahun 1985 MTs AI berubah nama menjadi MTs Negeri Boyolali Fillial di Cepogo dengan pimpinan / kepala sekolah Bp. Sangadi al-Baihaqi (tahun pelajaran 1986/1986 s.d. 1986/1987) dilanjutkan oleh Bp. Suratin (tahun pelajaran 1987/1988 s.d. 1996/1997). Mulai tahun 1997 MTs Negeri Boyolali Fillial di Cepogo berubah menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Cepogo, dengan kepala sekolah yang pertama Bp. Drs. Madijo sampai dengan tahun 2004. Pada tahun 2004 Bp. Drs. Madijo purna tugas digantikan Bp. Drs. H. Mushonif sampai dengan tahun 2006. Tahun 2006 sampai dengan sekarang Kepala MTs Negeri Cepogo dijabat oleh Drs. Nur Hudaya Sholichin, M.Pd.I.
2. Visi dan Misi MTs Negeri Cepogo a. Visi MTs Negeri Cepogo “Menghasilkan lulusan yang berakhlaqulkarimah, berprestasi, terampil dan mampu bersaing”. b. Misi MTs Negeri Cepogo 1) Pembiasaan pelaksanaan ibadah wajib dan sunnah. 2) Peningkatan kemampuan baca tulis Al Qur’an peserta didik. 3) Pembentukan karakter peserta didik yang islami dan mampu mengaktualisasikan diri di lingkungan masyarakat. 4) Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dalam bidang akademik. 5) Peningktan prestasi olah raga, seni dan budaya. 6) Peningkatan pengetahuan dan professional pendidik dan tenaga kerja kependidikan. 7) Pembiasaan sikap kompetitif dan sportivitas dalam pencapaian prestasi. 8) Penyelenggaraan tata kelola Madrasah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel. 3. Tujuan Madrasah Tujuan Madrasah adalah meletakkan dasar kcerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Berdasarkan tujuan tersebut, secara terperinci tujuan MTs Negeri Cepogo sebagai berikut : a. Mewujudkan perilaku islami dan budi pekerti luhur di lingkungan Madrasah. b. Meningkatkan prestasi peserta didik dalam setiap lomba di bidang keagamaan. c. Meningkatkan prestasi peserta didik dalam bidang akademik. d. Meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana menuju keadaan yang ideal dengan tersedianya multimedia di setiap ruang kelas dan kelengkapan laboratorium untuk IPA, Komputer, Bahasa dan Telekomunikasi. e. Meningkatkan prestasi peserta didik di bidang seni dan olah raga. f. Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat peserta didik melalui layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstra kurikuler. g. Mewujudkan lingkungan Madrasah yang bersih, nyaman, aman dan kondusif untuk kegiatan belajar mengajar. h. Mewujudkan hubungan yang harmonis dan dinamis antar warga Madrasah, warga madrasah dengan masyarakat dan madrasah dengan instansi lain. i.
Meningkatkan kependidikan.
profesionalisme
tenaga
pendidik
dan
tenaga
j.
Mewujudkan tata kelola madrasah yang efektif, efesian, trasparan dan akuntabel.
4. Identitas Madrasah a.
Nama Madrasah
: Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Cepogo
b. Alamat Madrasah a) Jalan
: : Gunung Wijil
b) Desa / kelurahan : Bakulan c) Kecamatan
: Cepogo
d) Kabupaten
: Boyolali
e) Kode Pos
: 57362
c. Status Madrasah
: Negeri
d. Didirikan
: Tahun 1952 (Fillial)
e. Diresmikan
: Tahun 1997 (penegerian)
f. Waktu Belajar
: Pagi
g. Jumlah jam pelajaran/mgg a) Kelas VII
: 46 jam
b) Kelas VIII
: 46 jam
c) Kelas IX
: 46 jam
h. Kepala Madrasah a) Nama
: Drs. Nur Hudaya Sholichin, M.Pd.I
b) NIP
: 196211101994031001
c) Alamat Rumah
: Jl. Merapi No. 73 Boyolali
i.
Kepala Tata Usaha a) Nama
: Raharjo
b) NIP
: 196111011982031004
c) Alamat Rumah
: Jl. Kemuning Pusung Banaran Boyolali
5. Sarana Prasarana Yang Dimiliki a. Luas tanah
: 5.366 m2
b. Luas bangunan
: 2.087 m2
c. Jumlah RKB
: 5 unit
d. Runag Kepala Madrasah : 1 unit e. Ruang Kantor / TU
: 1 unit
f. Ruang Guru
: 1 unit
g. Masjid
: 1 unit
h. Lapangan Olah Raga
: 1 lokal
i.
Ruang perpustakaan
: 1 lokal
j.
Ruang BP
: 1 lokal
k. Ruang UKS
: 1 lokal
l.
: tidak ada
Aula
m. Lab. IPA
: 1 unit
n. Lab. Bahasa
: tidak ada
o. Ruang Kesenian
: tidak ada
p. Ruang Keterampilan
: tidak ada
q. Lab. TIK
: tidak ada
r. Pagar Keliling
: tidak ada
s. Gapura
: tidak ada
t. Pagar Depan
: tidak ada
u. Koperasi madrasah
: 1 unit
6. Perlengkapan dan Alat Pelajaran a. Perlengkapan 1) Meja Murid
: 221 buah
2) Kursi Murid
: 560 buah
3) Meja / Kursi Ka. Madrasah : 2 set 4) Meja Guru
: 32 buah
5) Kursi Guru
: 52 buah
6) Lemari Kayu
: 19 buah
7) Lemari Prakarya
:-
8) Lemari Etalase
: 1 buah
9) Rak Kayu
: 2 buah
10) Rak Besi
: 2 buah
11) Filling Kabinet
: 3 buah
12) Kursi Tamu
: 4 unit
13) Jam Dinding
: 6 buah
14) Sound System
: 1 unit
15) Mesin Ketik
: 2 buah
16) Mesin Stensil
: 1 buah
17) Mesin Jahit
: 2 buah
18) Kalkulator
: 5 buah
19) Alat Potong Kertas
: 1 buah
20) Komputer (Kantor)
: 3 unit
21) Televisi
: 3 buah
22) Dispenser
: 3 buah
23) Kompor Gas + Tabung
: 1 buah
24) Pompa Air
: 3 buah
b. Alat Pelajaran 1) Torso Manusia
: 2 buah
2) Microscope
: 3 buah
3) Globe
: 3 buah
4) Peta
: 4 buah
5) Alat-alat olahraga
: 2 unit
6) Komputer untuk praktik siswa: 40 unit 7) Alat Praktik Lab IPA
: 1 unit
8) Alat Peraga
: 1 unit
7. Jumlah Murid, Guru dan Pegawai a. Jumlah murid dan kelas
Kelas VII VIII IX Jumlah
Jumlah Kelas 5 5 5 15
Tabel 1 Jumlah Murid Jumlah Murid Laki-laki Perempuan Jumlah 88 73 161 86 104 165 82 82 164 256 259 490
Ket.
b. Ketenagaan
No 1. 2. 3. 4. 5.
Status Kepala Madrasah Guru Tetap Guru Tidak Tetap Pegawai DPK Pegawai Jumlah
Tabel 2 Ketenagaan Pegawai Negeri Sipil GOL GOL GOL II III IV L P L P L P - 1 3 1 10 11 3 3 3 1 6 1 11 11 4 3
Non NIP L 4 5 9
P 2 2
Jumlah L P 1 16 15 4 2 9 30 17
L+ P 1 31 6 9 47
B. Penyajian Data 1. Data Nama Responden Pada tanggal 18 November 2011, peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan seperti mencari beberapa data yang diperlukan, misalnya : nama-nama responden, menyiapkan instrumen penelitian yaitu Angket, kemudian barulah mulai melakukan penelitian lanjutan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sejumlah 33 siswa. Tabel 3 Daftar Nama Responden No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Nama Siswa Agus Taufik Ikhsanudin Alfiatun Nikmah Budi Utomo Dwi Miyarni Ita Sri Lestari Muhammad David Arifin Farida Nina Ayu Lestari
Jenis Kelamin L P L P P L P P
Kelas VIIIA VIIIA VIIIA VIIIA VIIIA VIIIA VIIIA VIIIA
9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Adi Harmanto Ariyanto Diah Setyowati Eko Suranto Erma Fitriana Fajar Susanti Sri Hartini Restu Budi Utomo Nur Hayati Adi Wahyu Setiawan Agus Setya Pratama Bejo Sutrisno Dwi Wijayanti Eni Nur Fitriyani Siti Ngasiah Umiyati M. Nur Arifin Arif Nur Wahid Eni Puji Astuti Febriyanti Astuti Nova Fitriyani Nur Falahudin Siti Nur Jannah Doni Prasetyo Agus Ari Amin Choiri Ayu Ambarwati Dwi Laksono Eka Romadhon Istiqomah Nur Masitoh Soniah Sriyatun
L L P L P P P L P L L L P P P P L L P P P L P L L L P L L P P P
VIIIB VIIIB VIIIB VIIIB VIIIB VIIIB VIIIB VIIIB VIIIB VIIIC VIIIC VIIIC VIIIC VIIIC VIIIC VIIIC VIIIC VIIID VIIID VIIID VIIID VIIID VIIID VIIID VIIID VIIIE VIIIE VIIIE VIIIE VIIIE VIIIE VIIIE
2. Hasil Data Mentah Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai Pengaruh Kepemimpinan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VIII di MTs Negeri Cepogo
Boyolali. Untuk itu peneliti
memberikan angket yang berisi 10 item soal tentang Kepemimpinan Orang Tua, dan 10 item soal tentang Motivasi Belajar.
Untuk mengetahui Kepemimpinan Orang tua juga pengaruhnya terhadap Motivasi Belajar Siswa, maka penulis akan menyajikan data berdasarkan hasil angket yaitu angket tentang Kepemimpinan Orang tua dan Motivasi Belajar siswa, sebagai berikut :
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2
Tabel 4 Jawaban Kepemimpinan Orang tua Item Soal 3 4 5 6 7 8 9 10 2 3 2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 1 3 1 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 1 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 1 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 1 2 3 3 2 3 1 2 2 3 2 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 1 3 1 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 1 3 1 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 1 3 1 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 1 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 1 3 1 3
Kecenderungan B B A B B B A B A B B B A B B B A B B A B B A B B B B B A B A B
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
3 2 2 3 2 2 2 2
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 1 2 2 2 2
2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 2 3 2
3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3
3 3 3 1 3 3 3 3
2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 1 2
1 1 1 2 1 1 2 1
3 3 3 3 3 3 2 3
2 1 1 2 1 1 2 1
Tabel 5 Jawaban Motivasi Belajar Item Soal 4 5 6 7 8 9 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 1 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2
3 2 3 2 3 3 3 3
10 2 2 1 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
A B B B B B A B
Kecenderungan A B B B B A B A B B A B B A B B B B B A B B A B B B A B A B B
32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 2 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3
2 2 2 1 1 2 1 1 3
2 3 3 3 2 2 2 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 2 2 2 2 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 2
B B B B A A A B B
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam hal ini akan diuraikan data tentang Kepemimpinan Orang tua terhadap Motivasi Belajar siswa di kelas. Data ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan rumus Product Moment. Analisis data ini digunakan untuk mencari koefisien pengaruh antara variabel X yaitu Kepemimpinan Orang tua dan variabel Y yaitu Motivasi Belajar siswa. Setelah data terkumpul serta adanya teori yang mendukung, langkah selanjutnya adalah membuktikan ada atau tidaknya pengaruh positif antara Kepemimpinan Orang tua terhadap Motivasi Belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Cepogo Boyolali melalui analisis data. Dalam analisis ini dideskripsikan tentang pengaruh Kepemimpinan Orang tua terhadap Motivasi Belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Cepogo Boyolali, melalui data yang diperoleh dari responden melalui angket. Setelah diketahui data-data tersebut kemudian dihitung untuk mengetahui tingkat hubungan masing-masing varibel dalam penelitian, adapun langkahnya adalah sebagai berikut : A. Analisis isi (Content Analysis) atau Analisis per item 1. Kepemimpinan Orang tua a. Bagaimana kebiasaan orang tua kalian dalam memerintah belajar? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa :
1) Yang menjawab Memberi kesempatan tanpa ada paksaan, ada 8 anak. 2) Yang menjawab Dengan memaksakan kehendak, ada 32 anak. Ini berarti terhadap perintah / anjuran belajar kepada anak, orang tua cenderung Otoriter b. Apakah orang tua kalian selalu memberikan nasehat untuk selalu belajar dan mengulangi pelajaran yang didapat disekolah? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Sering, ada 7 anak. 2) Yang menjawab Memberi nasehat dengan nada marah, ada 31 anak. 3) Yang menjawab Tidak pernah memberi nasehat, ada 2 anak. Dari jawaban tersebut menunjukkan sebanyak 77,5%. Orang tua dalam menasehati anak untuk belajar dengan nada marah. Hal ini menandakan sikap orang tua yang cenderung otoriter terhadap anaknya dalam mengingatkan untuk belajar. c. Apakah orang tua kalian sering memberi hadiah jika prestasi kalian baik? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Ya, selalu atau sering, ada 9 anak. 2) Yang menjawab Mengancam kalau prestasinya jelek, ada 28 anak. 3) Yang menjawab Tidak pernah, ada 3 anak. Berdasarkan jawaban tersebut di atas menunjukkan ketidak seimbangan antara metode punishment dengan reward berkenaan
dengan prestasi anak. Orang tua cenderung mengancam ketika prestasi anak kurang bagus, tetapi kurang memberikan penghargaan, jika prestasinya baik. Sehingga sikap orang tua dalam hal ini dapat dikategorikan otoriter. d. Pernahkah orang tua kalian sering memberikan semangat belajar pada kalian? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Sering, ada 30 anak. 2) Yang menjawab Malah menekan dengan ancaman, ada 7 anak. 3) Yang menjawab Tidak pernah, ada 3 anak. Suatu bentuk perhatian orang tua terhadap anaknya adalah pemberian semangat untuk belajar. Dari jawaban diatas diketahui mayoritas responden (75%) menjawab sering memberikan semangat. Dengan hal tersebut, maka sikap orang tua dalam memberikan semangat untuk belajar tergolong demokratis. e. Apakah orang tua kalian memperhatikan fasilitas-fasilitas yang mendukung dalam belajar? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Ya, selalu memperhatikan, ada 4 anak. 2) Yang menjawab Kadang-kadang, ada 36 anak. Untuk menunjang keberhasilan belajar anak orang tua harus memperhatikan sarana prasarana pendukungnya. Dari keseluruhan siswa yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 90% menjawab orang tuanya kadang-kadang hanya memberikan perhatian terhadap
kebutuhan sarana prasarananya, sedangkan orang tua yang selalu memberikan sarana prasarana pendukung belajar hanya 10%. Ini merupakan satu contoh tindakan orang yang cenderung otoriter dalam memberikan fasilitas pendukung belajar anaknya. f. Jika kalian tidak belajar pernahkah orang tua memperhatikan dan mengingatkan kalian? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Ya, selalu mengingatkan, ada 1 anak. 2) Yang menjawab Kadang-kadang, jika orang tua tidak sibuk, ada 31 anak. 3) Yang menjawab Tidak pernah mengingatkan, ada 8 anak. Keikut sertaan orang tua dalam proses pendidikan anaknya adalah dengan memperhatikan belajar anaknya dirumah. Namun dengan jawaban responden yang menunjukkan 77,5% orang tua mengingatkan anaknya untuk belajar hanya kadang-kadang saja, sedangkan sisanya tidak pernah mengingatkan. Hal ini menunjukkan sikap orang tua yang cenderung otoriter. g. Pernahkah orang tua kalian memberikan hukuman jika kalian tidak belajar pada jam-jam belajar? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Menghukum dengan marah-marah, ada 15 anak. 2) Yang menjawab Tidak pernah, ada 25 anak Dengan jawaban responden sebanyak 62,5% yang memilih orang tuanya tidak pernah memberikan hukuman jika anak tidak
belajar. Ini menunjukkan sikap orang tua yang cenderung acuh tak acuh dengan membiarkannya. Yang dikenal dengan istilah Laizes faire. h. Jika rapot kalian hasilnya jelek, apakah orang tua kalian tidak memberi peringatan? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Ya, diberikan peringatan agar lebih giat lagi, ada 30 anak. 2) Yang menjawab Diberi peringatan dengan marah-marah, ada 10 anak. Dari jawaban responden diatas dapat
diketahui bahwa
kebanyakan orang tua memperingatkan anaknya untuk belajar lebih giat jika nilai raportnya jelek, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sikap orang tua cenderung demokratis. i.
Apakah orang tua kalian selalu memperhatikan dan menanyakan kesulitan-kesulitan dalam belajar? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Ya, selalu memperhatikan dan menanyakannya, ada 2 anak. 2) Yang menjawab Kadang-kadang, jika orang tua tidak sibuk, ada 16 anak. 3) Yang menjawab Tidak pernah, ada 22 anak. Selain orang tua memperingatkan kepada anaknya untuk belajar atau mengerjakan PR perlu juga ditanyakan kesulitan-kesulitan apa
yang dihadapi oleh anak dalam belajar. Tetapi jawaban dari responden menunjukkan sebanyak 55% menjawab tidak pernah menanyakan. Sedangkan 40% menjawab kadang-kadang menanyakan dan 5% selalu menanyakan. Hal ini berarti orang tua lebih bersikap Laizes faire yaitu acuh tak acuh terhadap kesulitan belajar anaknya. j.
Bagaimana sikap orang tua kalian jika tahu sering membolos dari sekolah? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Mengingatkan supaya tidak diulangi, ada 24 anak. 2) Yang menjawab Masa bodoh, ada 16 anak. Membolos adalah suatu perbuatan yang menyimpang yang perlu diberikan sanksi, namun dari jawaban responden menunjukkan sebanyak 60% orang tua menasehati supaya tidak diulangi. Sedangkan 40% nya bersikap masa bodoh. Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan kebanyakan orang tua cenderung bersikap demokratis.
2. Motivasi Belajar a. Apakah sebelum berangkat sekolah anda menyempatkan membaca buku pelajaran? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Ya, selalu membaca buku, ada 27 anak. 2) Yang menjawab kadang-kadang, ada 7 anak. 3) Yang menjawab jarang sekali, ada 5 anak. Dari jawaban responden diatas dapat diketahui bahwa anak yang menyempatkan membaca buku pelajarann sebelum berangkat, oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi belajar anak itu cenderung Tinggi. b. Apa yang anda lakukan ketika guru menjelaskan materi didepan kelas? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Saya lebih sering memperhatikan, ada 37 anak 2) Yang menjawab Kadang-kadang memperhatikan, ada 3 anak. Dengan
jawaban
mayoritas
92,5%
siswa
cenderung
memperhatikan, hal ini mengindikasikan bahwa motivasi belajar anak cenderung Tinggi. c. Bagaimana usaha anda untuk mencapai prestasi yang baik? , dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Belajar dengan rajin, ada 29 anak. 2) Yang menjawab Belajar semampunya, ada 11 anak. Dengan upaya anak untuk mencapai prestasi yang lebih baik, ini menunjukkan bahwa motivasi belajar anak cukup tinggi. d. Apakah anda sering mengerjakan tugas rumah (PR)? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Ya, selalu mengerjakan tugas rumah (PR), ada 31 anak. 2) Yang menjawab Kadang-kadang, ada 9 anak. Kepatuhan peserta didik untuk mengerjakan PR, menunjukkan seberapa tingkat motivasi belajar mereka. Dari jawaban peserta didik sebanyak 77,5% menjawab selalu mengerjakan. Sedangkan sisanya
22,5% responden menjawab dengan kadang-kadang. Dengan jawaban tersebut maka motivasi peserta didik dalam mengerjakan PR cukup tinggi. e. Jika diberi tugas oleh guru, bagaimana sikap anda? , dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Sering mengerjakan, ada 2 anak. 2) Yang menjawab Kadang-kadang mengerjakan, ada 24 anak. 3) Yang menjawab Sering Menunda, ada 14 anak. Untuk memperdalam penguasaan materi, dapat dilakukan dengan latihan yang diantaranya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh
pendidik.
Kesungguhan
peserta
didik
dalam
mengerjakan tugas tersebut merupakan wujud motivasi belajar. Berdasarkan jawaban responden diketahui sebanyak 60% menjawab kadang-kadang mengerjakan, sedangkan 35% nya menunda. Adapun sisanya sebanyak 5% menjawab sering mengerjakan. Hal ini berarti motivasi belajar peserta didik cenderung rendah. f. Bagaimana sikap anda jika besok ulangan? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Belajar sungguh- sungguh, ada14 anak. 2) Yang menjawab Belajar semampunya, ada 24 anak. 3) Yang menjawab Saya kadang-kadang malas, ada 2 anak. Kesiapan dalam menghadapi ujian adalah salah satu faktor keberhasilan. Kesiapan tersebut dapat diperoleh jika menguasai materi
atau dengan belajar sebelumnya. Dari 40 siswa yang dijadikan sampel hanya 30% yang belajar sungguh-sungguh, sedangkan 60% responden belajar semampunya. Adapun yang 5%nya menjawab kadang-kadang malas. Dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa cenderung Sedang. g. Apakah anda mempelajari kembali pelajaran yang telah disampaikan oleh guru setelah sampai dirumah? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Sering mempelajari, ada 39 anak. 2) Yang menjawab Kadang- kadang, ada 1 anak. Salah satu bentuk motivasi belajar adalah kemauan mengulang kembali pelajaran yang disampaikan oleh pengajar. Dari jawaban diatas mayoritas 97% menjawab sering mengulang, sedangkan sisanya kadang-kadang. Berdasarkan jawaban tersebut, maka motivasi belajar anak untuk mengulang kembali pelajaran itu sangat tinggi. h. Apakah anda selalu mengikuti pelajaran secara aktif? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Ya, selalu aktif, ada 39 anak. 2) Yang menjawab Kadang- kadang, ada 1 anak. Keaktifan belajar peserta didik tergolong sangat tinggi, hal ini karena sebanyak 97,5% reponden menyatakan mereka aktif dalam pelajaran, sedangkan yang menjawab kadang-kadang hanya 1
responden, dan dari jawaban tersebut dapat dipahami motivasi belajar anak sangat tinggi i.
Apakah anda selalu mencatat keterangan guru ketika sedang mengajar? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : a. Yang menjawab Ya, Selalu mencatat, ada 26 anak. b. Yang menjawab Sering, ada 14 anak. Berdasarkan jawaban diatas peserta didik yang mencatat penjelasan dari pengajar menunjukkan usaha yang dilakukan untuk memahami materi yang diberikan. Hal ini dikarenakan ada 65% responden yang selalu mencatat keterangan guru, adapun sisanya menjawab sering. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar peserta didik cenderung sedang.
j.
Saat jam kosong apa yang anda lakukan? Dari jawaban anak diperoleh informasi bahwa : 1) Yang menjawab Belajar sendiri/ kelompok dikelas, ada 26 anak. 2) Yang menjawab Cerita sama teman, ada 12 anak. 3) Yang menjawab Untuk kegiatan lain, ada 2 anak. Dari jawaban tersebut diatas dapat dipahami bahwa motivasi peserta didik dalam belajar tergolong tinggi, terbukti 65% responden tetap belajar, meskipun jam belajar tidak ada pengajarnya. Sedangkan 35%nya digunakan untuk berbincang-bincang pada teman atau kegiatan lainnya.
B. Analisis Pendahuluan Untuk memperoleh data kuantitatif, langkah yang penulis tempuh adalah dengan memberi nilai terhadap siswa, dengan penilaian : 1. Untuk jawaban alternatif A dengan nilai 3 2. Untuk jawaban alternatif B dengan nilai 2 3. Untuk jawaban alternatif C dengan nilai 1 Sehingga akan diperoleh data sebagai berikut :
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Tabel 6 Data Distribusi Kepemimpinan Orang tua Frekuensi Skor Jawaban A B C A B C 3 5 2 9 10 2 21 2 6 2 6 12 2 20 3 6 1 9 12 1 22 3 5 2 9 10 2 21 3 5 2 9 10 2 21 3 5 2 9 10 2 21 3 6 1 9 12 1 22 2 6 2 6 12 2 20 6 1 3 18 2 3 23 3 5 2 9 10 2 21 3 7 0 9 14 0 23 3 5 2 9 10 2 21 3 7 0 9 14 0 23 2 6 2 6 12 2 20 3 5 2 9 10 2 21 2 6 2 6 12 2 20 3 6 1 9 12 1 22 3 5 2 9 10 2 21 2 6 2 6 12 2 20 3 6 1 9 12 1 22 3 5 2 9 10 2 21 2 6 2 6 12 2 20 4 5 1 12 10 1 23 3 5 2 9 10 2 21 2 6 2 6 12 2 20 3 5 2 9 10 2 21 2 7 1 6 14 1 21
28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
2 4 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3
6 5 6 6 5 5 6 5 6 5 5 6 5
2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2
6 12 6 9 9 12 6 9 6 9 9 9 9
12 10 12 12 10 10 12 10 12 10 10 12 10
2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2
20 23 20 22 21 23 20 21 20 21 21 22 21
Berdasarkan data di atas, maka selanjutnya responden di kelompokkan ke dalam kategori berdasar kepemimpinan orang tua sebagai berikut : Tabel 7 Kategori Kepemimpinan orang tua Kepemimpinan Σ (Jumlah) Prosentase (%) Orang tua Demokratis 12 30% Otoriter 28 70% 40 100% Σ (Jumlah)
Tabel 8 Data Distribusi Motivasi Belajar Siswa No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Frekuensi A B C 5 5 0 7 2 1 7 2 1 7 3 0 6 4 0 7 2 1 7 2 1 7 2 1 6 4 0 9 1 0
A 15 21 21 21 18 21 21 21 18 27
Skor B C 10 0 4 1 4 1 6 0 8 0 4 1 4 1 4 1 8 0 2 0
Jawaban 25 26 26 27 26 26 26 26 26 29
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
5 6 7 7 8 8 9 8 6 7 7 9 6 8 9 7 7 7 6 6 7 7 8 9 8 5 5 5 7 8
5 4 3 2 1 1 0 1 4 2 3 1 4 1 1 3 2 2 4 4 3 3 2 1 1 5 5 5 2 2
0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
15 18 21 21 24 24 27 24 18 21 21 27 18 24 27 21 21 21 18 18 21 21 24 27 24 15 15 15 21 24
10 8 6 4 2 2 0 2 8 4 6 2 8 2 2 6 4 4 8 8 6 6 4 2 2 10 10 10 4 4
0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
25 26 27 26 27 27 28 27 26 26 27 29 26 27 29 27 26 26 26 26 27 27 28 29 27 25 25 25 26 28
Dari angket dapat diketahui peluang skor tertinggi dan terendah yaitu 29 dan 25, kemudian dicari intervalnya dengan rumus : I=
=
=
(
)
=
= 1,6 Dari hasil diatas dapat diperoleh nilai 1,6, dan dibulatkan menjadi 2, interval
yang
diambil
adalah
kelipatan
2.
Sehingga
untuk
mengkategorikannya dapat diperoleh sebagai berikut : 1. Kategori A antara skor 28-29 2. Kategori B antara skor 26-27 3. Kategori C antara skor 24-25 Untuk mengetahui tingkat Motivasi belajar siswa di MTs Negeri Cepogo Boyolali tahun 2011 / 2012, maka penulis akan menyajikan data yang diperoleh untuk menghitung rata-rata kelas dari data yang terkumpul melalui angket, yang terdiri dari 10 item soal yaitu: 1. Untuk Kategori A yaitu antara skor 28-29 adalah 7 responden P=
x 100%
P = 17,5% 2. Untuk Kategori B yaitu antara skor 26-27 adalah 26 responden P=
x 100%
P = 65% 3. Untuk Kategori C yaitu antara skor 24-25 adalah 7 responden P=
x 100%
P = 17,5%
Untuk lebih jelasnya, akan dijelaskan dalam bentuk tabel nilai interval Motivasi Belajar siswa.
No 1. 2. 3.
Tabel 9 Persentase Motivasi Belajar Siswa Motivasi Belajar Interval Frekuensi Prosentase Tinggi 28-29 7 17,5% Cukup 26-27 26 65% Rendah 24-25 7 17,5% Jumlah 40 100%
C. Analisis Lanjutan Analisis dalam tahap ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Kepemimpinan Orang tua terhadap Motivasi belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Cepogo Boyolali tahun 2011 / 2012. Adapun analisis yang digunakan adalah analisis Product Moment yaitu dengan mengorelasikan antar variabel X (Kepemimpinan Orang tua) dengan variabel Y (Motivasi belajar) yang disajikan melalui tabel koefisien korelasi sebagai berikut : Tabel 10 Pengaruh Kepemimpinan Orang tua yang CenderungDemokratis Terhadap Motivasi Belajar No Responden X Y X2 Y2 XY 1. 22 25 484 625 550 2. 22 26 484 676 572 3. 23 26 529 676 598 4. 23 25 529 625 575 5. 23 26 529 676 598 6. 22 26 484 676 572 7. 22 26 484 676 572 8. 23 26 529 676 598 9. 23 26 529 676 598 10. 22 25 484 625 550 11. 23 25 529 625 575 12. 22 25 484 625 550
Jumlah
270
307
6078
7857
6910
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui : N
= 12
∑
= 6078
∑
= 270
∑
= 7857
∑
= 307
∑
= 6910
Untuk langkah selanjutnya akan dihitung melalui rumus korelasi product moment: (∑ ) (∑ )
∑
rxy =
(∑ )
∑
6910
rxy =
(270)
6078
6078
rxy = rxy = rxy =
(∑ )
(270)(307)
7857
(307)
6910
rxy =
rxy =
∑
7857
6910
6907,5
{6078 6075}{7857 7854} 2,5
{3}{3} 2,5
√9 2,5 3
rxy = 0,833
Tabel 11 Pengaruh Kepemimpinan Orang tua yang Cenderung Otoriter Terhadap Motivasi Belajar No Responden X Y X2 Y2 XY 1. 21 26 441 676 546 2. 20 26 400 676 520 3. 21 27 441 729 567 4. 21 26 441 676 546 5. 21 26 441 676 546 6. 20 26 400 676 520 7. 21 29 441 841 609 8. 21 26 441 676 546 9. 20 27 400 729 540 10. 21 27 441 729 567 11. 20 27 400 729 540 12. 21 28 441 784 588 13. 20 27 400 729 540 14. 21 26 441 676 546 15. 20 27 400 729 540 16. 21 29 441 841 609 17. 20 27 400 729 540 18. 21 29 441 841 609 19. 21 27 441 729 567 20. 20 26 400 676 520 21. 20 26 400 676 520 22. 21 27 441 729 567 23. 20 27 400 729 540 24. 21 28 441 784 588 25. 20 29 400 841 580 26. 21 27 441 729 567 27. 21 26 441 676 546 28. 21 28 441 784 588 Jumlah 577 757 11897 20495 15612 Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui : N
= 28
∑
= 11897
∑
= 577
∑
= 20495
∑
= 757
∑
= 15612
Untuk langkah selanjutnya akan dihitung melalui rumus korelasi product moment: (∑ ) (∑ )
∑
rxy =
(∑ )
∑
15612
rxy =
11897
(577)(757)
(577)
11897
rxy = rxy = rxy =
20495
(757)
15612
rxy =
rxy =
(∑ )
∑
20495
15612
15599,60
{11897 11890,32}{20495 20466,03} 12,4
{6,68}{28,97} 12,4
√193,51 12,4 13,91
rxy = 0,891
D. Analisis Hipotesis 1. Berdasarkan penghitungan yang pertama yaitu korelasi koefisien kepemimpinan orang tua yang cenderung Demokratis di atas, dimana harga koefisien korelasi product moment XY (rxy) adalah
0,833
dan untuk
langkah selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel nilai t product moment pada N = 12 dengan taraf signifikansi 1% dan taraf signifikansi 5%, sebagai berikut :
a. Taraf signifikansi 1% sebesar 0,708 b. Taraf signifikansi 5% sebesar 0,576 2. Berdasarkan
penghitungan
yang
kedua
yaitu
korelasi
koefisien
kepemimpinan orang tua yang cenderung Otoriter di atas, dimana harga koefisien korelasi product moment XY (rxy) adalah 0,891 dan untuk langkah selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel nilai t product moment pada N = 28 dengan taraf signifikansi 1% dan taraf signifikansi 5%, sebagai berikut: a. Taraf signifikansi 1% sebesar 0,478 b. Taraf signifikansi 5% sebesar 0,374 Oleh karena harga rxy hitung yang pertama dan yang kedua lebih besar dari harga rxy taraf, maka taraf signifikansi 1% dan 5%, dapat bahwa hipotesis nilai berlaku. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikansi kepemimpinan orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII, baik itu kepemimpinan orang tua yang demokratis maupun kepemimpinan orang tua yang otoriter. Dengan demikian hipotesis berbunyi “Ada pengaruh positif antara kepemimpinan orang tua terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di MTs Negeri Cepogo Boyolali”. Artinya Kepemimpinan oraang tua baik yang cenderung demokratis maupun yang cenderung otoriter sama-sama atau tidak berbeda dalam mempengaruhi motivasi belajar anak.
Namun demikian bila bila dilihat hasilnya, kepemimpinan yang cenderung otoriter lebih besar pengaruhnya terhadap motivasi belajar dibanding yang cenderung demokratis. b. Kepemimpinan yang cenderung demokratis (0, 833 > 0,708) c. Kepemimpinan yang cenderung otoriter (0,891 > 0,478) Ini artinya kepemimpinan yang cenderung otoriter lebih berpengaruh terhadap motivasi belajar anak bila dibandingkan kepemimpinan orang tua yang cenderung demokratis.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah peneliti lakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kepemimpinan Orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo Boyolali tahun 2011 / 2012. Sebanyak 30% kepemimpinan orang tua bersifat demokratis, sementara lainnya (mayoritas) 70% kepemimpinan orang tua bersifat otoriter. 2. Motivasi Belajar siswa dalam pembelajaran pada kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo Boyolali tahun 2011 / 2012 yaitu termasuk pada kategori Cukup (Sedang), dengan nilai rata-rata 26,47 dan masuk pada interval (26-27). Hal ini terbukti dari 40 responden yang diteliti diperoleh hasil untuk tingkat baik sebanyak 7 responden atau 17,5%, sedangkan pada tingkat cukup sebanyak 26 responden atau 65%, tingkat Rendah sebanyak 7 responden atau 17,5%. Dengan demikian mayoritas motivasi belajar siswa pada tingkat cukup. 3. Kepemimpinan orang tua mempunyai pengaruh terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo, Boyolali tahun pelajaran 2011 / 2012 yang dibuktikan dengan nilai rxy hitung yang pertama yaitu
0,833
dan rxy
hitung
yang kedua yaitu
0,891
signifikansi 5% dan taraf signifikansi 1%.
lebih besar dari taraf
Dengan demikian bahwa
kepemimpian orang tua itu mempengaruhi motivasi belajar bagi siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri, Cepogo Boyolali. Dalam hal ini kepemimpinan yang otoriter pengaruhnya lebih besar daripada yang demokratis (0,891 : 0,833) sekalipun menurut hemat penulis perbedaan itu tidak cukup signifikan.
B. Saran Setelah penulis mengadakan penelitian yang berkaitan dengan Pengaruh kepemimpinan orang tua terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pada siswa kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Negeri Cepogo Boyolali, maka penulis dapat mengajukan saran yang berkaitan dengan hal di atas : 1. Bagi Orang tua, dalam memberikan nasehat pada anak mengenai pembelajaran, harus lebih hati-hati agar anak tidak salah paham dalam menerima nasehat tersebut dan bisa lebih konsentrasi terhadap pelajaran dan bisa termotivasi untuk lebih giat belajar. 2. Untuk siswa, Belajar hendaknya tidak perlu dipengaruhi oleh orang lain, baik orang tua maupun teman, yang penting bahwa belajar adalah sarana menuju kesuksesan.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman, 1987, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru), Jakarta : P.T Raja Grafindo Persada. Abu, Ahmadi, 1999, Psikologi Sosial, Jakarta : P.T Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, 1999, Prosedur Penelitian, Jakarta : P.T Rineka Cipta. Azis, 1987, Manajemen Kepemimpinan, Bandung : Rosda Karya. Cahyono, 1984, Psikologi Kepemimpinan, Jakarta : Cipta Baru. Gerungan, W.A, 1991, Psikologi Sosial, Bandung : P.T Eresco. Gunarsa, Singgih. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT BPK Gunung Mulia. Hadi, Sutrisno, 1981, Metodologi Research, Yogyakarta : Fakultas Psikologi, UGM. Hartono dan Sunarto, 2002, Buku Perkembangan Peserta Didik, Bandung : Bumi Algesindo. http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/12/kepemimpinan-orang-tua.html. Diunduh pada tanggal 11 November 2011. http://belajarpsikologi.com/macam-macam-motivasi-belajar. Diunduh pada tanggal 11 November 2011. http://heru-id.blogspot.com/2011/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html. Diunduh pada tanggal 11 November 2011. http://janetniez.blogspot.com/2009/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html. Diunduh pada tanggal 11 November 2011. http://tirman.wordpress.com/motivasi-dalam-pembelajaran/. Diunduh pada tanggal 11 November 2011. Mahmud, M. Dimyati, 1990, Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE. Nawawi, Imam. 1999. Riyadhus Shalihin. Jakarta: Pustaka Amani. Purwanto, M.Ngalim, 1988, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remadja Karya. Slameto, 1988, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta. Soeitoe, 1982, Psikologi Perkembangan, Bandung : Rosda Karya.
Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta. Sutrisno Hadi, Drs, 1973, Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Maflahah
Tempat, tanggal lahir
: Semarang, 20 November 1988
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Ayah
: Muhsin
Nama Ibu
: Zumroatun
Alamat
: Tlogosari wetan, rt 07 rw 03, Pedurungan, Semarang.
Pendidikan
:
No.
Tingkatan
Nama Sekolah
Tahun Lulus
1.
SD / MI
MI Miftkhul Ulum
2001
2.
SLTP / MTs
SMP Ky Ageng Giri
2004
3.
SMA / MAN
SMA Ky Ageng Giri
2007
4.
Strata 1
S1 Tarbiyah STAIN Salatiga
2012