JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
109
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012 Oleh: Aliyanto SD Negeri 04 Punjul Tulungagung Abstrak. Pengajaran matematika merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara keseluruhan, karena dengan pengajaran matematika anak dilatih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara logis. Dengan demikian perlu sekali diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi ajaran, matematika semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakannya di dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran Matematika diantaranya: (1) siswa merasa takut pada guru dan pelajaran Matematika, (2) siswa sulit memahami dan menerapkan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan, (3) sebagian guru kurang tepat dalam menerapkan metode pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 04 Punjul Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung yang dilaksanakan dalam bulan Nopember sampai dengan bulan Desember 2011 pada bidang studi Matematika pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas III SDN 04 Punjul Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011 /2012 yang kelasnya berjumlah 14 anak. Dari hasil persiklus mengalami peningkatan yaitu dari awal siklus: 55.00, siklus 1: 73.93, siklus 2: 76,43 dan siklus 3 menjadi 84.29, dari sini dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar bidang studi Matematika pada siswa Kelas III SDN 04 Punjul Kecamatan Karangrejo kabupaten Tulungagung Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012. Kata kunci: prestasi belajar, pembelajaran demonstrasi
Pendidikan diharapkan dapat menghasilkan insan-insan pembangunan yang tangguh. Karena selain terampil menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan pendidikan tersebut haruslah merata pada seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda. Karena di tangan merekalah masa depan bangsa akan diberikan sehingga mutu dan kualitas pendidikan perlu ditingkatkan (P3M SIAT, 2002). Pengajaran matematika merupakan bagian yang penting dari pendidikan secara keseluruhan, karena dengan pengajaran matematika anak dilatih berfikir secara kritis, kreatif, cermat dan teliti serta bertindak secara bertindak secara logis. Dalam pembelajaran menurut Gagne (1987) peranan guru
hendaknya lebih banyak membimbing peserta didik. Dengan demikian perlu sekali diperhatikan bagaimana cara agar anak didik dapat menyerap materi ajaran matematika semaksimal mungkin, sehingga anak didik dapat menggunakannya di dalam kehidupan sehari-hari (Suryana, 2002). Selama ini ada beberapa masalah yang menyebabkan sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran Matematika diantaranya: (1) siswa merasa takut pada guru dan pelajaran Matematika, (2) siswa sulit memahami dan menerapkan pokok bahasan Perkalian dan Pembagian, (3) siswa jarang melakukan percobaan guna membuktikan kebenaran suatu pokok, bahasan Matematika, (4) sebagian guru, kurang efektif dalam
110
Aliyanto, Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui...
menerapkan metode pembelajaran yang digunakan dan (5) sebagian guru masih menyukai pembelajaran ceramah tanpa variasi model lain (Depdikbud, 1996). Metode Demonstrasi sudah sering digunakan dalam berbagai kegiatan, semacam penataran dan pelatihan, dengan harapan peserta penataran atau pelatihan dapat langsung mempraktekkan materi-materi yang ditatarkan dan dilatihkan. Dalam penelitian ini, Metode Demonstrasi diartikan sebagai tindakan pembelajaran yang menuntut siswa untuk melakukan beberapa kegiatan secara utuh. Karena dalam metode ini siswa dituntut untuk mengidentifikasikan suatu konsep, merubah suatu konsep, merubah suatu pokok bahasan menjadi persamaan matematis, mendemonstrasikan suatu pokok bahasan dengan nilai atau peraga dan mengkaitkan suatu pokok bahasan materi dengan suatu alat dalam kehidupan sehari-hari (Erman Suherman, dkk. 2003). Jika memperhatikan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Demonstrasi pada Siswa Kelas III SDN 04 Punjul Tulungagung Semester I Tahun 2011/2012 “. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian Classroom Action Research (Depdiknas, 2001) ini dilaksanakan di SDN 04 Punjul Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dilaksanakan dalam bulan Nopember sampai bulan Desember 2011 pada bidang studi Matematika. Sedangkan kelas yang dijadikan obyek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas III Semester I SDN 04 Punjul
Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang kelasnya berjumlah 14 siswa. Sedangkan peneliti adalah guru kelas III di SDN 04 Punjul. Persiapan Penelitian Dalam menyiapkan Penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. (a) Mengubah formasi tempat duduk dan bangku siswa menurut model yang dikehendaki. (b) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket. (c) Mengajak guru kelas V untuk menjadi pengamat sekaligus kolaborator dalam penilaian. Populasi dan Sampel Populasi merupakan jumlah individu secara keseluruhan pada wilayah penyelidikan, seperti yang diungkapkan oleh Sutrisno Hadi, 1986 “Seluruh siswa yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sebagai jumlah siswa atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno Hadi, 1981: 220). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto populasi adalah “Keseluruhan subyek penelitian“. (Suharsimi Arikunto, 1991: 102) Lebih lanjut Sutrisno Hadi Menyatakan Bahwa: “Populasi dapat terwujud alat-alat pelajaran, cara mengajar kurikulum cara-cara administrasi dan sebagainya, semua itu harus ditegaskan juga dijadikan populasi obyek penelitian. Alat bermacam-macam, cara mengajar, kurikulum, cara-cara administrasi demikian juga dalam segala hal yang perlu diperhatikan adalah mendapatkan lebih luas dan sifat-sifat populasi, memberi batasan yang tegas, baru kemudian menetapkan sampelnya.“ (Sutrisno Hadi, 1981: 221). Berdasarkan dari pengertian di atas maka dapatlah diambil suatu pengertian
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
bahwa populasi dari penelitian ini adalah semua jumlah keseluruhan Siswa Kelas III Semester I SDN 04 Punjul Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012 yang kelasnya berjumlah 14 siswa. Sampel merupakan bagian dari populasi, artinya penyelidikan dilakukan terhadap sebagian individu dari jumlah yang ada dalam populasi. Hal ini dilakukan bila individu yang dijadikan obyek penelitian terlalu besar. Artinya menurut Sutrisno Hadi “Sebagian dari populasi disebut sejumlah penduduknya yang jumlahnya kurang dari populasi. Jumlah sampel harus mempunyai paling. sedikit satu sifat sama baik kodrat maupun pengkhususannya“ (Hadi, 1981: 221 ). Walaupun demikian menetapkan sampel tidaklah ada secara pasti namun ada pendapat yang dapat dijadikan suatu acuan, yaitu pendapat dari Suharsimi Arikunto yang mengemukakan bahwa: “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penilaiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika obyeknya besar dapat diambil antar 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Suharsimi Arikunto, 1991: 107). Karena jumlah populasi dalam penelitian ini hanya 20 siswa maka berdasarkan pendapat diatas peneliti mengambil sampel total. Hal ini berarti sampel diambil dari seluruh populasi, yaitu seluruh siswa Kelas III Semester I SDN 04 Punjul Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun Pelajaran 2011/2012. Siklus Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berbentuk siklus yang terdiri dari 2 siklus yang masingmasing meliputi : planning (perencanaan), acting (pelaksanaan), observing (peng-
111
amatan) dan reflecting (refleksi). Masingmasing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus pertama direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, selanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas pada siklus dalam penelitian ini tindakan yang diberikan berupa penggunaan Metode Demonstrasi dalam proses belajar mengajar. Instrumen Penelitian Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa instrument penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi yang, digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstruktur digunakan untuk meningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan untuk mengungkapkan aktifitas guru. Butir-butir observasi supervisi dan observasi terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti. (2) Lembar tes tertulis berupa tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dan uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran Tes dilakukan tiap akhir siklus. (3) Dokumen siswa berupa catatan siswa saat proses pembelajaran Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi Matematika. (4) Lembar angket untuk mengukur minat belajar siswa, yang berisi
112
Aliyanto, Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui...
beberapa. Pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan memilih beberapa alternatif. Jawaban yang meliputi Selalu, Kadangkadang, dan tidak pernah. (Arikunto. 2012). (5) Daftar nilai berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub Pokok bahasan tertentu sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Kriteria Penilaian Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pembelajaran, peneliti tentukan sebagai berikut. Nilai 86-100 A (baik sekali) Nilai 76 85 B (baik) Nilai 60-75 C (cukup) Nilai 50-5 D (kurang) Nilai 0-40 E (kurang sekali) Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kolas telah tuntas belajar jika sekurang kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan nilainya ≥ 60. Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut. 70 %-100% = baik 41 %-69% = cukup 0 % - 40% = kurang HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Perencanaan (Planning) Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pembelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat pelajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan metode pembelajaran demonstrasi. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru
dan siswa, lembar angket minat siswa dan catatan lapangan. Guru mempersiapkan alat tes. Guru membuat perangkat sistem penilaian. Dan guru menentukan jadwal pelaksanaan penelitian. Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Tanggal Jenis No Ket. Pelaksanaan Kegiatan 1 1 Nopember Ijin Penelitian Ruang kepala 2011 kepada kepala UPT Dinas UPT Dinas pendidikan pendidikan Kecamatan Kecamatan Karangrejo Karangrejo 2 4 s/d 8 Observasi Ruang Kelas Nopember 2011 Penelitian III SDN 04 Punjul 3 11 s/d 19 Penelitian Siklus Ruang Kelas Nopember 2011 I III SDN 04 Punjul 4 22 Nopember - 2 Penelitian Siklus Ruang Kelas Desember 2011 II III SDN 04 Punjul 5 3 s/d 13 Penelitian Siklus Ruang Kelas Desember 2011 III III SDN 04 Punjul
Pelaksanaan (Action) Guru membentuk kelompok-kelompok dalam kelas, yang mana setiap kelompok terdiri dari 5 anak dan terdiri dari 3 kelompok. Pengelompokan dilakukan secara acak dari nomor urut daftar nilai. Guru membentuk formasi bangku seperti U yang terdiri dari dua lapis, ditengahnya diletakkan satu bangku untuk tempat demonstrasi. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi. Guru meminta siswa membaca buku paket atau buku lainnya yang memuat materi pembelajaran. Guru menentukan kelompok melalui sistem undi yang bertugas untuk mendemonstrasikan Pokok Bahasan Perkalian dan Pembasian Pecahan Desimal. Guru menentukan kelompok melaui sistem
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
undi yang bertugas untuk menyimpulkan Perkalian dan Pembasian Pecahan Desimal, kelompok ini kebagian membaca dari hasil demo kelompok sebelumnya. Guru membimbing agar siswa dapat menarik kesimpulan. Beberapa paparan kalimat yang ditulis di papan tulis sehingga kelompok lain bisa mencatat hasilnya. Guru menetukan kelompok berdasarkan hasil system undi yang bertugas untuk mengerjakan soal-soal hitungan. Untuk mengefektifkan penggunaan Buku Paket, maka kelompok tersebut ditugaskan mengerjakan soal yang tersedia pada buku tersebut di papan tulis. Sementara kelompok-kelompok lain memperhatikan pengerjaan tersebut. Siswa tidak kesulitan dalam mengerjakan soal. Guru melakukan penilaian hasil kerja kelompok berdasarkan keaktifan. dan kecakapan berdemonstrasi. Di akhir pembelajaran, ketika berlangsung diskusi kelas, guru membuat pengamatan dan kesimpulan. Pengamatan (Observing) Guru kolaborator mengamati hal-hal berikut dalam pembelajaran. (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat, Siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara. merata, membuat rang kuman dan memberikan. (b) Siswa selalu memperhatikan : (1) guru sedang memberi penjelasan , (2) Siswa yang mengemukakan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, (3) Siswa yang mendefinisikat suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal. Di samping itu Siswa bersikap selalu: (1) Melaksanakan perintah, (2) Melakukan demonstrasi, dan (3) Bekerja sama dengan kelompoknya. (a) Sedangan kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (1) Menguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (2)
113
Meminta Pendapat kelompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) memberi kesempatan siswa untuk bertanya. (b) Aktifitas siswa yang sering dilakukan: (1) Mengemukakan contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang berhubunan dengan konsep, dan (2) Memperhatikan temanya yang sedang mendemonstrasikan suatu pokok bahasan dengan alat atau gambar. (c) Hasil Tes Akhir. (d) Minat belajar siswa. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan maka pada siklus 1 komponen komponen minat yang masih memenuhi kriteria kurang yaitu mempersiapkan buku Matematika, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, Aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya, memperhatikan arahan guru, berusaha mencari jawaban bila mendapat tugas dan belajar lebih intensif bila diberi tahu akan ada ulangan. Refleksi Berdasarkan hasil pantauan guru peneliti dan guru pengamat maka pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua tindakan efektif yang direncanakan dapat terlaksana meskipun belum efektif. (b) Guru peneliti menyadari adanya kekurangan-kekurangan yang timbul saat proses pembelajaran. (c) Siswa lebih memperhatikan ketika guru sedang, menjelaskan sesuatu permasalahan, hal ini disebabkan pandangan siswa dengan guru tidak terhalang siswa lain. (d) Rencana perbaikan: (1) Guru akan merubah urutan tindakan pada metode, Demonstrasi, (2) Memberi kesempatan bertanya pada siswa supaya lebih aktif. (3) Mendiskusikan langkah-langkah yang sudah mapan yang telah dilakukan di siklus I.
114
Aliyanto, Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui...
Siklus Kedua Perencanaan (planning) Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I yang dipaparkan di atas maka guru peneliti dan guru pengamaat saat diskusi dirumuskan rencana tindakan untuk siklus 2, dengan bcberapa perubahan diantaranya: (a) Merubah urutan Metode Demonstrasi, yang tadinya langkah pertama adalah mengaitkan suatu pokok bahasan dalam kehidupan sehari-hari atau lingkungan menjadi mendemostrasikan suatu pokok bahasan dengan alat atau peraga. (b) Menunjukkan kepada setiap kelompok untuk bersiap-siap melakukan demonstrasi kegiatan sebagaimana yang petunjuknya ada di dalam buku paket. (c) Menentukan jadwal yang lebih tepat untuk melaksanakan penelitian pada siklus II, diharapakan pada siklus ini para siswa lebih siap menghadapi evaluasi tentang sesuai materi ajar. Pelaksanaan (Action) Bimbingan guru dalam tindakan demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok semakin sedikit. Siswa sudah terampl I membaca hasil ukur yang dihasilkan saat demonstrasi. Siswa sudah dapat memikirkan dalam rnengamati data hasil demonstrasi. Pengamatan(Observing) Hasil pengamatan dan guru pengamat menunjukkan: (a) Guru melaksanakan seluruh rencana tindakan dengan efektif. (b) Ketika melaksanakan demonstrasi tindakan siswa lebih percaya diri dan kelihatan menyakinkan. (c) Tindakan merubah pokok bahasan sebagaimana berikut: Materi pokok bahasan Perkalian dan pembagian. Tidak itu saja dengan sedikit dengan arahan siswa
dapat Penjumlahan dan Peng-uranganyang telah diajarkan di kelas. (d) Hasil Tes Akhir. (e) Hasil Pengukuran minat pada siklus 2 yang memenuhi kriteria baik yaitu : mempersiapkan buku Matematika, berusaha menyelesaikan tugas rumah yang diberikan guru, aktif berkumpul dengan anggota kelompoknya memperhatikan arahan guru, berusaha menjawab bila mendapat pertanyaan, dan lebili intensif jika diberitahukan akan ada ulangan. Refleksi Dari hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus 2 dapat diilustrasikan sebagai berikut. (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. (b) Kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran dapat diatasi oleh guru peneliti. (c) Alur berfikir lebih menyeluruh dalam memahami suatu konsep, terlihat dari kemampuan siswa untuk mengkaitkan suatu pokok bahasan dengan materi Matematika termasuk di Kelas III. Siklus Ketiga Perencanaan (Planning) Berdasarkan hasil tindakan pada siklus 2 yang terjadi, maka guru melakukan tindakan untuk siklus 3, diantaranya: (a) Melaksanakan untuk simulasi seperti siklus 2, pada sikus ini diberi perubahan tindakan pada pelaksanaan demonstrasi semua kelompok berkewajiban untuk mendemonstrasikan pokok bahasan yang menjadi bahasan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya anggota kelompok yang kurang Aktif, demonstrasi dilakukan oleh semua anggota secara bergiliran. (b) Kegiatan demonstrasi tidak diarahkan secara rinci namun setiap kelompok diberi kebebasan untuk melakukan demonstrasi dengan tujuan jelas.
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
(c) Menentukan jadwal yang lebih tepat untuk melaksanakan penelitian pada siklus III, diharapakan pada siklus ini para siswa lebih siap menghadapi evaluasi. Pelaksanaan (Action) Guru memerintahkan semua kelompok untuk mendemonstrasikan cara mengerjakan Penjumlahan dan Penguranganpecahan desimal. Siswa diberi kebebasan untuk memilih perhitungan pecahan desimal. Siswa melakukannya pada masing-masing kelompok secara bergiliran. Ketika pada bagian mendefinisian suatu pokok bahasan dari hasil demonstrasi, maka guru menentukan kelompok tersebut dengan cara undi/acak. Pengamatan (Observing) Hasil Pengamatan guru peneliti dan guru pengamat menunjukkan: (a) Rencana tindakan yang akan dilaksanakan sudah berjalan dengan baik. (b) Ketika melakukan kegiatan berdemonstrasi siswa lebih santai, hal ini disebabkan tidak merasa diamati temantemannya. (c) Sewaktu menanggapi pendapat kelompok lain, semua anggota kelompok tidak kesulitan, ini akibat siswa tersebut mengamati sendiri proses mengitung Penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal.
115
(d) Hasil tes akhir. Hasil pengukuran minat siklus 3 Untuk, kriteria sangat baik hampir sama dengan hasil siklus 2, namun untuk kriteria cukup yang mengalami peningkatan pada komponen-komponen mengingat materi terakhir pada pelajaran Matematika, membaca materi yang akan dijadikan pembelajaran berikutnya, ikut menjawab pertanyaan walaupun tugas kelompok lain dan setelah sampai di rumah mempelajari materi yang sudah diberikan. Refleksi Hasil pengamatan guru peneliti dan guru pengamat pada siklus 3 dapat dihasilkan sebagai berikut. (a) Semua tindakan yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar. (b) Siswa terlatih untuk menyimpulkan penemuan baru dalam hal ini belum ada pada buku pelajaran yang dimiliki siswa. Dari hasil analisa data yang telah diambil dalam seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan dalam beberapa tahap yang meliputi: pengambilan data sebelum siklus, pengambilan data siklus I, pengambilan data siklus II, dan pengambilan data siklus III. Pembahasan secara keseluruhannya adalah sebagai berikut.
Tabel 2 Perbandingan perkembangan prestasi belajar siswa No Unsur Perbandingan Sub. Siklus Siklus I 1 Rata-rata nilai UH 55.00 73.93 2 Nilai Tertinggi 70 90 3 Nilai Terendah 35 60
Siklus II 76.43 100 65
Siklus III 84.29 100 70
Kesimpulan Ada kenaikan Ada kenaikan Ada kenaikan
116
Aliyanto, Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui...
Gambar 1 Grafik Hasil Penelitian Setiap Siklus
Kesimpulan dari pengambilan data yang telah dilakukan pada setiap siklus tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Dari hasil analisis keseluruhan mulai dari pengambilan data awal (data sebelum siklus) hingga siklus III seperti yang tercantum diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa melalui proses pembelajaran dengan menerapkan metode Demonstrasi ternyata prestasi belajar Matematika pada Kelas III SDN 04 Punjul kecamatan Karangrejo kab. Tulungagung dapat meningkat secara optimal. Hal ini terjadi karena dalam setiap siklus selalu diadakan perbaikan-perbaikan menuju pada penyempurnaan pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran pun dapat meningkat. Dalam setiap siklus terjadi perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran yang meliputi: (1) Guru selalu berusaha terus menerus untuk membangkitkan semangat, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran dengan jalan memberikan masukan bahwa sebenarnya setiap siswa itu mampu mengerjakan soalsoal Matematika walaupun soal itu sulit, yang terpenting adalah ketelitian dan tidak tergesa-gesa dalam mengerjakannya, karena semua kesulitan akan terpecahkan apabila kita mau terus latihan serta tidak tergantung
pada orang lain. (2) Untuk lebih meningkatkan semangat, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran, kiranya pemberian balikan tidak hanya sekedar dalam bentuk tulisan / simbolik benar salah namun perlu dikombinasikan dalam bentuk lisan, sehingga lebih mengena dan terkesan pada siswa. (3) Bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas baik itu tugas yang harus diselesaikan di rumah maupun yang harus diselesaikan di kelas, perlu di dekati dan perlu diberi balikan tidak hanya dalam bentuk tulisan/simbolik benar salah namun perlu dikombinasikan dalam bentuk lisan, sehingga lebih mengena dan terkesan pada diri para siswa. Dan kelompok ini perlu mendapat penanganan dan perhatian khusus sehingga nantinya lambat laun mereka menyadari kekeliruannya sendiri dan akhirnya akan membangkitkan semangat, motivasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran. (4) Dengan adanya materi perbaikan dalam setiap siklus ternyata membawa implikasi yang positif terhadap kualitas pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar siswa. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan langkah-langkah yang diterapkan ke dalam 3 siklus pada penelitian tindakan ini dapat disimpulkan sebagai
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
berikut: Metode demonstrasi dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan minat belajar dan perolehan hasil belajar jika dilakukan tindakan dengan urut-urutan : (a) dalam menyampaikan materi ajar guru mendemonstrasikan pengerjaan contoh-contoh soal dipapan tulis sesuai materi pelajaran matematika dalam penelitian, (b) Semua siswa diminta mengerjakan soal-soal pecahan decimal sesuai pokok bahasan dalam materi ajar, (c) Selain mengerjakan pada buku/lembar kerja, siswa secara bergantian juga diminta mengerjakan latihan soal di papan tulis. Dari tindakan-tindakan yang di terapkan dalam metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bidang studi Matematika. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Aksara Baru. Arikunto, S. 2001. Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Arikunto. 2012. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud. 1996, Teknik Pembelajaran Bidang Studi Matematika, Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2001. Pedoman Teknis Pelaksanaan CAR (Classroom Action
117
Keberhasilan tindakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh ketuntasan belajar secara klasikal. Kondisi ini dapat terwujud dengan langkah-langkah (a) Merubah urutan penyampaian materi ajar, (b) Mengkaitkan pokok bahasan materi baru dengan pokok bahasan materi lama yang telah diberikan, (c) Memberikan soal-soal latihan hitungan sesuai dengan persamaan yang baru diperoleh dan (d) Setiap kelompok dituntut untuk mengerjakan secara bergiliran di papan tulis oleh masing-masing anggota kelompok. Saran Agar penerapan metode demonstrasi dapat efektif, maka dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika hendaknya guru dapat di bantu oleh tenaga guru lainnya.
Research). Jakarta. Depdiknas. Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI. Gagne. 1987. Essensial Of Learning For Intruction. Florida: Drydn Press. Hadi, S. 1981. Metodologi Research 2. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta. P3M SIAT. 2002. Pelangi Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Suryana, D. 2002. Belajar Aktif Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.