perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS III DAN IV SD SE KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: ARIF MUSTHOFA X4608507
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS III DAN IV SD SE KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: ARIF MUSTHOFA X4608507
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Arif Musthofa
NIM
: X4608507
Jurusan/Program Studi : POK/ Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Menyatakan
bahwa
skripsi
saya
yang
berjudul
“STUDI
TENTANG
KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS III DAN IV SD SE
KECAMATAN
CEPOGO
KABUPATEN
BOYOLALI
TAHUN
PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 24 Mei 2012 Yang membuat pernyataan
Arif Musthofa
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS III DAN IV SD SE KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: ARIF MUSTHOFA X4608507
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user Juli 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
ABSTRAK Arif Musthofa. STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS III DAN IV SD SE KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategori survei. Populasi penelitian adalah semua siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 757 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Stratified Random Sampling sebanyak 30% dari populasi sehingga berjumlah 247 siswa, terdiri dari 123 siswa kelas III dan 124 siswa kelas IV. Teknik pengumpulan data menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 6 – 9 tahun bagi siswa kelas III dengan lima butir tes terdiri dari lari 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter dan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 10 – 12 tahun bagi siswa kelas IV dengan lima butir tes terdiri dari lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter. Teknik analisis data menggunakan tabel nilai untuk penilaian prestasi dari masing-masing butir tes dan tabel norma untuk penentuan klasifikasi kesegaran jasmani dari masing-masing siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani bagi siswa kelas III dengan klasifikasi baik sekali berjumlah 1 siswa (0,008130081%), klasifikasi baik berjumlah 38 siswa (0,308943089%), klasifikasi sedang berjumlah 73 siswa (0,593495935%), klasifikasi kurang berjumlah 11 siswa (0,089430894%), klasifikasi kurang sekali berjumlah 0 siswa (0%) dan bagi siswa kelas IV dengan klasifikasi baik sekali berjumlah 0 siswa (0%), klasifikasi baik berjumlah 4 siswa (0,032258065%), klasifikasi sedang berjumlah 50 siswa (0,403225806%), klasifikasi kurang berjumlah 60 siswa (0,483870968%), klasifikasi kurang sekali berjumlah 10 siswa (0,080645161%). Simpulan penelitian ini adalah tingkat kesegaran jasmani siswa putra kelas III SD se Kacamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 dalam klasifikasi sedang dan bagi siswa putra kelas IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 dalam klasifikasi kurang. Kata kunci : kesegaran jasmani commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 MOTTO
“... Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ...” (Q.S. Ar Ra’d/13: 11) Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema’lumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim/14: 7)
Tunjukkan semangat, keikhlasan dan keseriusanmu dalam mengajar untuk menghadirkan hasil yang terbaik bagi anak didikmu. (Penulis)
Tanamkanlah pendidikan karakter kepada anak didikmu sebagai langkah awal untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas. (Penulis)
Pegang teguh dan tanamkannlah mottomu dalam setiap aktivitasmu untuk menghadirkan kepuasan dan kesuksesan dalam hidupmu. (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk: “Bapak dan Ibu” Do’amu yang tiada terputus, kerja kerasmu, dan seluruh daya upaya serta kasih sayang yang selalu tecurah untukku sehingga senantiasa membuat aku bangga akan semua pengorbananmu untukku. “Istri dan Anakku” Terima kasih karena senantiasa menjadi pendorong langkahku, pemberi semangat hidupku dan atas kesabaranmu untuk senantiasa berada disampingku. “Mbak Titik Kamtinah, Pak Edi, Mas Muslimin, Mas Supandi” Terima kasih atas semangat, perjuangan, semua kritik, saran, dan masukan kalian yang senantiasa memberikan inspirasi dalam segala aktivitasku. “Keluarga Besar SD Negeri Wirogunan 01 Kartasura” Terima kasih atas kerjasama, motivasi dan bantuannya dalam segala aktivitasku.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “STUDI TENTANG KESEGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA KELAS III DAN IV SD SE KECAMATAN
CEPOGO
KABUPATEN
BOYOLALI
TAHUN
PELAJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Progran Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan dan Olahraga, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Drs. Heru Suranto, M.Pd., selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Singgih Hendarto, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II, yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6.
Kepala UPTD Pendidikan Dasar dan Luar Sekolah Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, yang telah memberi kesempatan untuk pengambilan data dalam penelitian.
7.
Kepala SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang telah memberi tempat guna pengambilan data dalam penelitian. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 8.
Para Guru Penjasorkes SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang telah memberi bantuan dalam proses penelitian.
9.
Para siswa SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian.
10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis, meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta,
Juli 2012
Penulis,
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
v
HALAM AN ABSTRAK ................................................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vii HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ............................
7
1. Kesegaran Jasmani .....................................................................
7
a. Pengertian Kesegaran Jasmani ..............................................
7
b. Komponen Kesegaran Jasmani ..............................................
8
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani ........ 10 d. Manfaat Kesegaran Jasmani .................................................. 11 e. Upaya Peningkatan dan Pemeliharaan Kesegaran Jasmani .... 12 f. Macam-macam Tes Kesegaran Jasmani ................................ 13 2. Karakteristik Siswacommit SD ............................................................... 14 to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ..... 16 a. Pengertian Pendidikan Jasmani ............................................. 16 b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Penjasorkes di SD ............ 17 c. Ruang Lingkup Penjasorkes di Sekolah Dasar ...................... 19 4. Ekstrakurikuler ........................................................................... 20 a. Pengertian Ekstrakurikuler .................................................... 20 b. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler ............................................. 21 c. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler .................................. 21 B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 27 1. Tempat Penelitian ....................................................................... 27 2. Waktu Penelitian ......................................................................... 27 B. Rancangan/Desain Penelitian .......................................................... 27 C. Populasi dan Sampel ....................................................................... 28 1. Populasi ...................................................................................... 28 2. Sampel ........................................................................................ 28 D. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................... 28 E. Pengumpulan Data .......................................................................... 28 F. Validasi Instrumen Penelitian ......................................................... 29 G. Analisis Data ................................................................................... 29 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data .................................................................................. 32 B. Hasil Analisis Data .......................................................................... 33 C. Pembahasan Hasil Analisis Data ..................................................... 35 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan .......................................................................................... 38 B. Implikasi .......................................................................................... 39 C. Saran ................................................................................................ 40 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 41 commit to user LAMPIRAN ....................................................................................................... 43
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Halaman
Bagan Rancangan Penelitian ....................................................................... 27
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
3.1. Nilai Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 6 – 9 tahun Putra ........................................................................................................... 30 3.2. Nilai Tes Kesegaran Jasmani untuk Anak Umur 10 – 12 tahun Putra ............................................................................................................ 30 3.3. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia .................................................. 31 4.1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III .......................... 32 4.2. Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV .......................... 33 4.3. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III ................. 33 4.4. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV ................. 34 4.5. Jumlah Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III dan IV .......................................................................................................... 34 4.6. Hasil Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III ...................................................................................................... 35 4.7. Hasil Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV ....................................................................................................... 35
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Jadwal Penelitian ......................................................................................... 43
2.
Perhitungan Sampel Penelitian .................................................................... 48
3.
Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani ........................................... 50
4.
Rekapitulasi Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III ..................................................................................................... 58
5.
Rekapitulasi Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV ..................................................................................................... 63
6.
Rekapitulasi Jumlah Nilai 5 Butir Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III .................................................................................. 68
7.
Rekapitulasi Jumlah Nilai 5 Butir Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV .................................................................................. 74
8.
Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Lari 30 meter pada Siswa Putra Kelas III ..................................................................................................... 80
9.
Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Gantung Siku Tekuk pada Siswa Putra Kelas III ..................................................................................................... 85
10. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Baring Duduk 30 detik pada Siswa Putra Kelas III ............................................................................................. 90 11. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Loncat Tegak pada Siswa Putra Kelas III ..................................................................................................... 95 12. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Lari 600 meter pada Siswa Putra Kelas III ..................................................................................................... 100 13. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Lari 40 meter pada Siswa Putra Kelas IV ..................................................................................................... 105 14. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Gantung Siku Tekuk pada Siswa Putra Kelas IV ..................................................................................................... 110 15. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Baring Duduk 30 detik pada Siswa Putra Kelas IV ............................................................................................. 115 commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 16. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Loncat Tegak pada Siswa Putra Kelas IV ..................................................................................................... 120 17. Rekapitulasi Hasil Penilaian Tes Lari 600 meter pada Siswa Putra Kelas IV ..................................................................................................... 125 18. Hasil Tes Lari 30 meter pada Siswa Putra Kelas III ................................... 130 19. Hasil Tes Gantung Siku Tekuk pada Siswa Putra Kelas III ....................... 135 20. Hasil Tes Baring Duduk 30 detik pada Siswa Putra Kelas III .................... 140 21. Hasil Tes Loncat Tegak pada Siswa Putra Kelas III ................................... 145 22. Hasil Tes Lari 600 meter pada Siswa Putra Kelas III ................................. 151 23. Hasil Tes Lari 40 meter pada Siswa Putra Kelas IV ................................... 156 24. Hasil Tes Gantung Siku Tekuk pada Siswa Putra Kelas IV ........................ 161 25. Hasil Tes Baring Duduk 30 detik pada Siswa Putra Kelas IV .................... 166 26. Hasil Tes Loncat Tegak pada Siswa Putra Kelas IV ................................... 171 27. Hasil Tes Lari 600 meter pada Siswa Putra Kelas IV ................................. 177 28. Foto Pelaksanaan Kegiatan Pendahuluan ................................................... 182 29. Foto Pelaksanaan Tes Lari 30 meter dan Lari 40 meter ............................. 183 30. Foto Pelaksanaan Tes Gantung Siku Tekuk ............................................... 184 31. Foto Pelaksanaan Tes Baring Duduk 30 detik ............................................ 185 32. Foto Pelaksanaan Tes Loncat Tegak ........................................................... 186 33. Foto Pelaksanaan Tes Lari 600 meter ......................................................... 187 34. Foto Pelaksanaan Kegiatan Penutup ........................................................... 188 35. Pengajuan Judul .......................................................................................... 189 36. Validasi Proposal Skripsi ............................................................................ 190 37. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ............................................... 191 38. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ................ 192 39. Surat Permohonan Izin Research / Try Out ................................................ 193 40. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................... 194 41. Surat Izin Research / Try Out ..................................................................... 195 42. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 196 43. Surat Keterangan Pengujian Stop Watch Merk Rox .................................... 197 commit to user 44. Surat Keterangan Pengujian Stop Watch Merk Wish .................................. 199
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 45. Surat Keterangan Pengujian Ukuran Panjang Merk Nariko ....................... 201
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesegaran jasmani merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dan harus dipenuhi oleh setiap orang termasuk siswa sekolah. Banyak orang berolahraga semata-mata bertujuan agar kesegaran jasmaninya terjaga dengan baik. Hasil yang mampu diperoleh dengan kesegaran jasmani yang sehat, maka produktifitas setiap aktivitas seseorang akan senantiasa meningkat. Pentingnya peranan kesegaran jasmani, maka harus dijaga dan dipelihara melalui kegiatan olahraga yang teratur. Bagi siswa sekolah, kesegaran jasmani merupakan faktor yang sangat penting yaitu, menuju pembentukan manusia yang berkualitas dan penunjang
keberhasilan
pencapaian
tujuan
pendidikan
dan
prestasinya.
Pentingnya peranan kesegaran jasmani, maka kesegaran jasmani siswa perlu ditingkatkan ke dalam tingkatan fitness yang tinggi demi terbentuknya manusia yang berkualitas, tercapainya tujuan pendidikan dan tercapainya berbagai macam prestasi siswa. Terkait dengan upaya agar tercapainya tujuan pendidikan secara keseluruhan di setiap Sekolah Dasar di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali masih terdapat kendala yang dihadapi di dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya siswa terlihat kurang antusias dalam kegiatan belajar, masih sering ada siswa yang mengantuk saat belajar di dalam kelas, masih ada siswa yang sering ijin ke ruang UKS dan bahkan masih ada siswa yang pingsan ketika mengikuti upacara bendera di lapangan. Terkait dengan prestasi siswa bahwa kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan wadah bagi siswa yang berminat dalam olahraga agar mampu berprestasi. Di setiap Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali, kegiatan ekstrakurikuler sudah dilaksanakan sebagai penunjang prestasi siswa, salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai commit penunjang prestasi siswa dalam beberapa event to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 yang diikuti dan dilaksanakan secara periodik di Kabupaten Boyolali. Akan tetapi akhir-akhir ini hasil yang dicapai siswa SD di kecamatan tersebut belum maksimal. Hal tersebut terbukti dengan tidak ada satupun siswa SD di kecamatan tersebut yang berprestasi dalam event olahraga SD di Kabupaten Boyolali tahun 2011. Solusi yang tepat terhadap permasalahan di atas sangat diperlukan demi tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh dan tercapainya kembali prestasi siswa SD di kecamatan tersebut. Salah satu bentuk langkah yang bisa dilaksanakan adalah dengan peningkatan peran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dan kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai wadah pembinaan minat dan bakat siswa. Kenyataan yang terjadi dalam pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) kurang adanya perhatian khusus, hal ini terlihat dengan masih banyak siswa yang dibiarkan berolahraga sendiri tanpa adanya bimbingan dan pengarahan ketika proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang demikian akan berakibat tujuan pembelajaran Penjasorkes sebagai salah satu sarana pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan sulit tercapai dengan maksimal. Sedangkan kenyataan yang terjadi dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga adalah kurang adanya pemberian perhatian dalam bentuk prosedur pelaksanaannya oleh guru Penjasorkes. Pada umumnya para guru Penjasorkes dalam kegiatan ekstrakurikuler hanya serampangan
dalam
pelaksanaannya.
Masih
banyak
dalam
kegiatan
ekstrakurikuler olahraga hanya dilakukan jika ada waktu luang dari guru Penjasorkes,
serta
tidak
adanya
program
latihan
yang
benar
dalam
pelaksanaannya. Kegiatan yang demikian akan berakibat tujuan kegiatan ekstrakurikuler tidak tercapai dan terkesan asal-asalan, sehingga akan berdampak buruk terhadap hasil yang dicapai, yaitu tidak adanya prestasi siswa di kecamatan tersebut. Penjasorkes memiliki manfaat cukup banyak untuk perkembangan dan pertumbuhan siswa secara menyeluruh, salah satu di antaranya adalah untuk commit to user peningkatan kesegaran jasmani siswa. Tingkat kesegaran jasmani siswa sangat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 berpengaruh terhadap kemampuan dan kesanggupan siswa dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai peserta didik dalam peningkatan pengetahuannya. Misalnya, siswa dalam keadaan tidak segar jasmani dan rokhaninya maka pelajaran yang disampaikan oleh guru kurang bisa diterima dengan maksimal. Namun sebaliknya, dengan kesegaran jasmani baik maka pelajaran yang disampaikan oleh guru akan mampu diterima oleh siswa, bahkan tugas-tugas lain dari guru masih dapat dilaksanakan oleh siswa. Dalam kegiatan ektrakurikuler olahraga mutlak diperlukan program latihan yang tersusun dengan benar sebagai pedoman pelaksanaannya. Akan tetapi dalam penyusunan program latihan yang benar juga diperlukan bahan pertimbangan dan acuan agar bisa tersusun sesuai dengan kondisi di kecamatan tersebut. Salah satu kondisi objek latihan yang perlu menjadi pertimbangan dan acuan dalam penyusunan program latihan adalah tingkat kesegaran jasmani siswa. Muhammad Suhud (1991: 51) berpendapat, “pelatih perlu mengadakan persiapan sebelum melaksanakan tugas besarnya, paling tidak perlu melakukan observasi dahulu terhadap berbagai aspek yang dianggap akan berhubungan dengan proses latihan nanti, misalnya mengobservasi peralatan latihan, tempat latihan dan terhadap keterampilan atlet”. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin (1996) bahwa “untuk menyusun suatu program latihan yang teratur perlu diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut: kemampuan dari atlet baik fisik maupun mental...”( Iwan Setiawan 1991: 141). Berkaitan dengan kesegaran jasmani siswa sebagai acuan dalam penyusunan program latihan, Muhammad Suhud (1991: 51) berpendapat, “fisik atlet juga perlu diuji. Kalau mungkin, diuji setiap unsur fisiknya seperti kapasitas aerobik dan anaerobik, kekuatan otot, daya tahan, kecepatan gerak dan bergerak, morfologis dan antrofemetrinya...” Sedangkan pendapat Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin (1996) bahwa “untuk menyusun suatu program latihan yang teratur perlu diperhatikan unsur-unsur sebagai berikut: ...Waktu dalam pelaksanaan program latihan, untuk mengembangkan kekuatan, daya tahan, kecepatan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 kelentukan (fleksibility), dan yang lainnya untuk dikembangkan dengan sebaikbaiknya...” (Iwan Setiawan, 1991). Berkaitan dengan kesegaran jasmani, dalam penelitian ini akan dikaji dan diteliti tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012. Bagi siswa kelas III hal ini perlu karena siswa mulai memiliki beban belajar yang lebih berat dan bagi siswa kelas IV hasil belajarnya untuk menunjang kelulusan di kelas VI. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dimulai sejak siswa duduk di kelas III karena karakteristik fisik siswa pada usia ini mulai berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Adanya kondisi semacam maka diperlukan perhatian khusus dan pembinaan agar siswa mampu tumbuh dan berkembang dengan maksimal serta kelak mampu berprestasi. Bagi siswa kelas IV kegiatan ekstrakurikuler olahraga
merupakan
bentuk
tindak
lanjut
dari
pelaksanaan
kegiatan
ekstrakurikuler di kelas III dan persiapan lanjut agar siswa mampu lolos seleksi dan berprestasi di tingkat kabupaten. Berdasarkan data statistik yang ada, bahwa jumlah SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali adalah 35 SD yaitu: (1) SD Negeri 1 Cepogo, (2) SD Negeri 2 Cepogo, (3) SD Negeri Sukabumi, (4) SD Negeri 1 Genting, (5) SD Negeri 2 Genting, (6) SD Negeri 1 Wonodoyo, (7) SD Negeri 2 Wonodoyo, (8) SD Negeri 1 Gedangan, (9) SD Negeri 2 Gedangan, (10) SD Negeri 1 Jombong, (11) SD Negeri 2 Jombong, (12) SD Negeri 1 Sumbung, (13) SD Negeri 2 Sumbung, (14) SD Negeri 1 Paras, (15) SD Negeri 2 Paras, (16) SD Negeri 3 Paras, (17) SD Negeri Mliwis, (18) SD Negeri Randu, (19) SD Negeri 1 Jelok, (20) SD Negeri 2 Jelok, (21) SD Negeri Bakulan, (22) SD Negeri 1 Candigatak, (23) SD Negeri 2 Candigatak, (24) SD Negeri 1 Tumang, (25) SD Negeri 2 Tumang, (26) SD Negeri 3 Tumang, (27) SD Negeri 4 Tumang, (28) SD Negeri 1 Kembangkuning, (29) SD Negeri 2 Kembangkuning, (30) SD Negeri Sidorejo, (31) SD Negeri 1 Gubug, (32) SD Negeri Karangtalun, (33) SD Negeri 1 Cabeankunti, (34) SD Negeri 2 Cabeankunti, dan (35) SDIP Al Madinah. Dari commit to user sejumlah 35 SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali hampir sebagain besar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 belum diketahui tingkat kesegaran jasmaninya. Belum diketahuinya tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya cara pelaksanaan tes dan pengukuran kesegaran jasmani siswa SD kurang diketahui oleh guru Penjasorkes, guru Penjasorkes tidak peduli dengan keadaan kesegaran jasmani siswanya. Karena tidak diketahuinya tingkat kesegaran jasmani siswa, maka hasil belajar yang merupakan cerminan tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh kurang memuaskan dan dalam penyusunan program latihan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler juga akan terkendala. Kesegaran jasmani merupakan bagian terpenting yang harus dipelihara dan dimiliki setiap siswa. Oleh karena itu, kesegaran jasmani harus diketahui oleh setiap guru Penjasorkes agar tujuan pendidikan secara keseluruhan tercapai dan program latihan kegiatan ekstrakurikuler olahraga dapat tersusun dengan benar. Keterkaitan antara kesegaran jasmani dengan tujuan pendidikan dan penyusunan program latihan, dapat diketahui bahwa kesegaran jasmani merupakan penunjang tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh dan sebagai salah satu acuan dalam penyusunan program latihan dalam kegiatan ekstrakurikuler, akan tetapi tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali belum diketahui. Berkaitan dengan pentingnya tingkat kesegaran jasmani siswa sebagai salah satu acuan dalam penyusunan program latihan, maka tingkat kesegaran jasmani siswa harus diketahui dan pada akhirnya perlu dilakukan penelitian.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dirumuskan masalah dalam penelitian sebagai berikut: Seberapa tingkat kesegaran jasmani siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahuncommit pelajaran 2011/2012? to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan agar diketahui: Tingkat kesegaran jasmani siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut: Dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi guru penjasorkes serta sebagai acuan dalam penyusunan program latihan kegiatan ekstrakurikuler olahraga bagi siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Kesegaran Jasmani a. Pengertian Kesegaran Jasmani Definisi kesegaran jasmani atau physical fitness secara tepat tidak mudah untuk disimpulkan. Pada hakekatnya kesegaran jasmani merupakan hal yang rumit dan komplek. Kesegaran jasmani sangat erat kaitannya dengan kegiatan manusia dalam bekerja dan bergerak. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan setiap individu untuk bergerak dan bekerja tidak sama. Akan tetapi, kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugas sehari-hari sangat ditentukan dari derajat kesegaran jasmani seseorang. Dalam hal ini, semakin tinggi derajat kesegaran jasmani seseorang, semakin tinggi kemampuan kerja fisiknya. Sehingga hasil kerjanyapun semakin produktif jika kesegaran jasmaninya semakin meningkat. Agar arti dari kesegaran jasmani dapat diketahui dengan jelas, berikut adalah definisi kesegaran jasmani berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi ”Kesegaran jasmani adalah kondisi yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisian” (1994: 1). Sudarno SP. berpendapat, ”Kesegaran jasmani adalah suatu keadaan tubuh mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien dan tanpa kelelahan yang berarti, dan tubuh masih memiliki tenaga cadangan, baik untuk mengatasi keadaan darurat yang mendadak maupun untuk minikmati waktu senggang dengan rekreasi yang aktif” (1992: 9). Rusli Lutan et al (1992) berpendapat, ”Jasmani yang bugar adalah jasmani yang memiliki derajat sehat dinamis yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa terjadi kelelahan yang commit to user berlebihan, dan kelelahan itu pulih kembali sebelum datang tugas yang sama 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 pada keesokan harinya” (hlm. 49). Sedangkan Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro (1984) bahwa, ”Ditinjau dari segi ilmu faal (fisiologi), kesegaran jasmani (phisical fitness) adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh dalam melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebanan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan” (hlm. 1). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditunjukkan bahwa kesegaran jasmani adalah sebagai pencerminan kondisi kemampuan kesehatan seseorang sebagai pendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari secara produktif tanpa terjadi kelelahan yang berarti dan segara pulih kembali sebelum tugas yang sama datang pada keesokan harinya. Selain itu kesegaran jasmani merupakan hal yang sangat berperan dalam setiap aktivitas manusia, karena dengan kesegaran jasmani, semua tugas manusia dapat terselesaikan. Selain itu dengan tingkat kesegaran jasmani yang tinggi, waktu senggang seseorang dapat dinikmati secara maksimal. b. Komponen Kesegaran Jasmani Komponen kesegaran jasmani merupakan unsur ataupun bagian yang ada dalam kesegaran jasmani. Komponen kesegaran jasmani merupakan unsur fisik pokok yang ada dalam tubuh yang bisa ditingkatkan melalui latihan kondisi fisik. Berkaitan dengan komponen kesegaran jasmani Rusli Lutan et al berpendapat, “(1) Daya tahan jantung-pernafasanperedaran darah (respiration-cardio-vasculatoir endurance). (2) Kelentukan persendian, (3) Kekuatan, (4) Daya tahan otot, (5) Kecepatan, (6) Agilitas, (7) Power” (1992: 112). Sedangkan Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984) berpendapat bahwa komponen kesegaran jasmani adalah “(1) Daya tahan (endurance), (2) Kekuatan otot (muscle strength), (3) Tenaga ledak otot (muscle explosive power), (4) Kecepatan (kesepatan), (5) Ketangkasan (agility), (6) Kelenturan (flexibility), (7) Keseimbangan (balance),
(8)
Kecepatan reaksi (reaction commit to user (coordination)” (hlm. 3).
time),
(9)
Koordinasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat diketahui bahwa komponen kesegaran jasmani dapat dipilah ke dalam tiga kategori, yaitu: 1) Kategori yang dilihat dari segi kerja jantung dan paru dengan komponennya di dalamnya adalah daya tahan jantung-pernafasanperedaran darah. 2) Kategori yang dilihat dari segi kerja otot dengan komponen di dalamnya adalah kekutan otot, daya ledak, kecepatan, ketangkasan, kelentukan, keseimbangan, kecepatan reaksi, koordinasi. 3) Kategori yang dilihat dari segi kerja jantung dan paru serta segi kerja otot, yang merupakan bekerjanya jantung dan paru serta otot secara bersama-sama. Selain itu komponen kesegaran jasmani menurut Tim yang merupakan wakil-wakil dari Departemen Kesehatan, Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI, Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga dan Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Republik Indonesia (2002) bahwa “Kebugaran jasmani terdiri dari komponenkomponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness)” (hlm. 12). Mulyono Biyakto Atmojo (2011) berpendapat komponen kesegaran jasmani dikelompokkan menjadi dua yaitu: 1) Komponen khusus kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan meliputi: kesegaran kardiovaskuler, kekuatan, dan daya tahan otot, kelenturan punggung bagian bawah dan komposisi tubuh. 2) Komponen khusus kesegaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan meliputi: kelincahan, keseimbangan, koordinasi, power, waktu reaksi dan kecepatan. (hlm. 56 – 60). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Senada dengan hal tersebut di atas Ismaryati (2006) (mengutip Nieman DC, 1993) berpendapat bahwa: Komponen-komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan adalah: kelincahan, keseimbangan, koordinasi, kecapatan, power, dan waktu reaksi. Komponen-komponen yang berhubungan dengan kesehatan adalah: daya tahan kardiorespirasi, komposisi tubuh, kelentukan, kekuatan otot, dan daya tahan otot (hlm. 39). Berfungsinya
kerja
komponen-komponen
tersebut
sangat
berpengaruh terhadap derajat kesegaran jasmani seseorang. Komponenkomponen kesegaran jasmani tersebut tidak dapat dipisahkan baik dalam peningkatan maupun pemeliharaannya. Oleh karena itu dalam upaya peningkatan
maupun
pemeliharaannya
harus
dilaksanakan
secara
keseluruhan agar terjadi keseimbangan kerja antar komponen-komponen tersebut. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Tingkat kesegaran jasmani seseorang senantiasa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang bersifat internal maupun eksternal. Dangsina Moeloek & Arjatmo Tjokronegoro (1984) berkata “Faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani (1) keturunan (genetic), (2) usia, (3) jenis kelamin, (4) aktivitas fisik” (hlm. 1 – 4). Tim yang merupakan wakil-wakil dari Departemen Kesehatan, Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI, PDSKO (Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga) dan PPKORI (Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Republik Indonesia) (2002) berpendapat, “Faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani (1) umur, (2) jenis kelamin, (3) genetik, (4) makanan, (5) rokok” (hlm. 13). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesegaran jasmani tersebut penting untuk diberi perhatian dalam upaya menjaga dan memelihara kesegaran jasmani seseorang. Pencapaian kesegaran jasmani sacara total merupakan keterkaitan dan gabungan secara utuh dari faktorcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 faktor tersebut. Selanjutnya dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani dipengaruhi dua faktor utama, yaitu: 1) Faktor bawaan dengan unsur di dalamnya adalah komposisi tubuh, umur, jenis kelamin, genetik. 2) Faktor gaya hidup dan aktivitas manusia di masyarakat dengan unsur di dalamnya adalah makanan, rokok dan aktivitas fisik. d. Manfaat Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani sangat penting bagi kehidupan mausia. Bagi siswa sekolah kesegaran jasmani merupakan unsur dasar yang harus dimiliki siswa dalam aktivitas sehari-harinya. Tugas sehari-hari siswa akan dapat dilaksanakan dengan baik jika tingkat kesegaran jasmaninya tinggi. Sebaliknya tugas sehari-hari siswa tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik jika tingkat kesegaran jasmaninya rendah. Berdasarkan definisi dan uraian kesegaran jasmani di atas, dapat diketahui bahwa manfaat kesegaran jasmani bagi manusia khususnya siswa adalah: (1) Membantu siswa menyelesaikan tugas harian yang menjadi kewajibannya, (2) Membantu siswa menikmati dan memanfaatkan waktu senggang untuk kegiatan rekreasi yang aktif. Rusli Lutan et al (1992) berpendapat, ”Dihubungkan dengan kegiatan studi yang cukup berat dan pencapaian prestasi akademis yang memerlukan dukungan kemampuan kerja fisik, maka rendahnya kapasitas kerja fisik dapat menjadi penghambat untuk mencapai sukses” (hlm. 63). Sedangkan menurut Djauzak Ahmad, Harris Djabiruddin, Yosrizal, Supama dan Suwardi Muhammad (1995) berkenaan dengan fungsi kesegaran jasmani bagi siswa SD, mengatakan bahwa: Dengan pertumbuhan organ-organ tubuh yang baik secara menyeluruh, maka siswa akan mampu melakukan kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan gerakangerakan dasar manusia, seperti berjalan, berlari, melompat, melempar, memanjat, berguling dan lain-lain yang membutuhkan daya tahan, kecepatan, kelincahan dan kekuatan tubuh (hlm. 2). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani merupakan pendukung aktivitas siswa untuk dapat melaksanakan tugas dalam belajar dengan baik, di samping faktor-faktor pendukung lainnya. Dengan kesegaran jasmani tersebut siswa akan mampu berfikir secara jernih, penuh kreativitas, dan memiliki semangat yang tinggi untuk menyelesaikan segala tugas studinya sehingga dapat berhasil dengan memuaskan. e. Upaya Peningkatan dan Pemeliharaan Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setiap orang. Kualitas kesegaran jasmani yang dimiliki seseorang akan sangat berpengaruh terhadap penampilan gerak dan produktivitas kerjanya. Bagi siswa SD upaya peningkatan kesegaran jasmani bisa dilakukan dengan pemberian pengajaran Pendidikan Jasmani. Berkaitan dengan tujuan dan fungsi pengajaran Pendidikan Jasmani (Penjas) Djauzak Ahmad et al (1995) berpendapat “... Meningkatkan kesegaran jasmani” (hln. 2). Upaya menjaga kesegaran jasmani. Sebagaimana dikatakan Khairul Maddy (2010) bahwa “salah satu manfaat olahraga adalah terbentuknya kebugaran tubuh atau jasmani (2). Kegiatan olahraga yang bertujuan untuk peningkatan kesegaran jasmani yaitu dengan pemberian beban pada jantung dan paru. Hal ini karena, tingkat kesegaran jasmani seseorang akan tercermin dari kemampuan kerja jantung dan paru-paru. Jika kerja jantung dan paru-paru baik maka akan diperoleh tingkat kebugaran jasmani yang baik pula. Pernyataan Sudarno SP. (mengutip Cooper, 1968) bahwa "Untuk membina kesegaran jasmani, kita harus memberi beban kepada sistem kardiorespirasi. Latihan yang kita lakukan harus memberi beban kepada sistem jantung dan paru" (1992: 64). Latihan yang sangat efektif dalam upaya pemberian beban jantung dan paru adalah latihan aerobik. Latihan aerobik merupakan bentuk latihan dengan pemberian beban kepada sistem jantung dan paru agar tercapai kapasitas jantung dan paru yang lebih baik. commit to user Latihan aerobik dalam kamus kesehatan (2012) bahwa “Latihan aerobik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 adalah jenis latihan (misalnya, berlari, berenang) yang membuat jantung dan paru-paru bekerja lebih keras untuk memasok otot dengan oksigen”(1). Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa hal terpenting yang harus diperhatikan dalam upaya peningkatan pemeliharaan kesegaran jasmani bagi siswa adalah melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani dan melalui olahraga yang teratur dengan jalan pemberian beban terhadap jantung dan paru-paru untuk bekerja pada latihan aerobik. Selain itu juga dapat dilakukan dengan berolahraga secara efektif untuk pemeliharaan dan peningkatan kesegaran jasmani, antara lain berlari dan berenang. Di samping melakukan jenis olahraga tersebut dapat pula dengan berolahraga seperti jalan cepat, bersepeda dan lain sebagainya. f. Macam-macam Tes Kesegaran Jasmani Latihan secara baik dan teratur merupakan langkah yang tepat untuk memelihara tingkat kesegaran jasmani. Dalam pelaksanaan latihan hendaknya dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana hasil latihan yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini sangat penting, sehingga akan diketahui apakah tingkat kesegaran jasmaniya dalam keadaan baik atau belum. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani dapat dilakukan secara sederhana dan dapat melalui laboratorium. Pendapat Sudarno SP (1992) bahwa macam-macam tes kesegaran jasmani dapat dikelompokkan yaitu: 1) Tes untuk pengukuran kemampuan sistem jantung dan paru terdiri dari: a) Tes naik turun bangku Harvard b) Tes nai turun bangku Sharkey 2) Tes untuk pengukuran VO2max terdiri dari a) Tes jalan-lari 15 menit b) Tes lari 12 menit c) Tes lari 1,5 mil d) Tes jalan 3 mil (4,8 km) e) Tes lari 1 km (hlm. 104 – 112) Pendapat lain bentuk tes pengukuran VO2max adalah lari commit to user multitahap, dikemukakan Muchsin Doewes & M. Furqon H. (1999) bahwa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 “Tes lari multitahap terjemahan dari “Multistage Fitness Tes”. Tes ini bertujuan untuk memprediksi Ambilan Oksigen Maksimum (Maximum Oxygen Uptake) atau Kapasitas Aerobik Maksimum (VO2max)”. Sedangkan pendapat Sudarno SP (mengutip Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun kerja, 1990/1991) adalah “Tes Kesegaran Jasmani Indonesia bagi anak dan remaja umur 6 – 19 tahun, tes tersebut terbagi atas empat kelompok umur, yaitu: (1) Kelompok anak umur 6 – 9 tahun, (2) Kelompok anak umur 10 – 12 tahun, (3) Remaja umur 13 – 15 tahun, (4) Remaja umur 16 – 19 tahun” (1992: 113 – 114). Dari beberapa macam tes kesegaran jasmani tersebut, masingmasing memiliki karakteristik dan prosedur pelaksanaan yang berbeda-beda. Dari hasil tes yang telah dilaksanakan, kemudian dikonsultasikan sesuai norma dari masing-masing bentuk tes tersebut, sehingga akan dikatahui kondisi tingkat kesegaran kesegaran jasmani seseorang. 2. Karakteristik Siswa SD Siswa SD yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu dikembangkan secara optimal. Sehingga pada akhirnya karakteristik siswa SD perlu dipahami sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan tindakan penanganan. Berkaitan dengan karakteristik anak SD, Sadoso Sumosardjuno (1988) berpendapat, “pertumbuhan dan koordinasi terus berlanjut dan mengalami penyempurnaan pada umur sembilan tahun. Tetapi yang benar-benar menonjol adalah perkembangan keseimbangan dan keterampilan terutama dalam melakukan olahraga atletik” (hlm. 132). Karakteristik jasmani anak kelas III commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 dan IV SD sebagaimana dikatakan Achmad Chusairi (2011) bahwa karakteristik jasmani anak kelas III dan IV SD adalah sebagai berikut: Karakteristik fisik : a. Perbaikan koordinasi tubuh meningkat b. Ketahanan bertambah c. Pertumbuhan terus naik d. Koordinasi mata dan tangan meningkat e. Bentuk tubuh yang tidak baik dapat terjadi f. Perempuan satu tahun lebih maju dari pria g. Gigi yang tetap mulai nampak h. Perbedaan seksuil banyak pengaruhnya i. Adanya perbedaan individu mulai nyata dan terang j. Timbulnya kecelakaan banyak disebabkan mobilitas pada masa ini Karakteristik sosial-emosional : a. Mudah terpengaruh b. Anak suka membual c. Suka menggoda dan menyakiti anak lain d. Suka memperlihatkan e. Suka berteman dengan teman lain walau sudah punya teman akrab f. Kemauan besar g. Hasrat turut serta dalam kelompok h. Seringkali terlihat kurang hati-hati i. Ia selalu bermain-main j. Menginginkan kebebasan tetapi masih dalam perlindungan orang dewasa k. Lebih senang kegiatan beregu daripada individu l. Suka berpikir apa yang ia senangi m. Lebih senang ada teman yang mengalami kesakitan n. Ada kecenderungan membandingkan dirinya dengan anak-anak lain o. Mulai mengenal kebutuhan p. Mampu menyelesaikan problem-problem sosial yang kecil q. Sifat-sifat seksual lebih terlihat Karakteristik mental : a. Ruang lingkup perhatian bertambah b. Kemampuan berfikir bertambah c. Anak menghayalkan gerakan-gerakan berirama d. Suka meniru sosok “idola” e. Minat terhadap permainan yang terorganisasi bertambah f. Sangat berhasrat ingin menjadi dewasa g. Senang akan latihan-latihan aktivitas h. Senang akan aktifitas yang berbentuk pertandingan (1). Secara umum berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat diketahui commit to user bahwa pada kenyataannya karakteristik siswa berkenaan dengan ranah kognitif,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 afektif, fisik dan motorik bagi siswa kelas II dan IV SD mulai berkembang dan perlu diberi perhatian khusus dalam pengambilan tindak lanjut terhadap perkembangan siswa agar mampu berkembang dengan optimal. Berdasarkan keadaan siswa sebenarnya di lapangan diketahui bahwa usia siswa kelas III SD berkisar antara 8 – 9 tahun sedangkan usia siswa kelas IV SD berkisar antara 10 – 11 tahun. Terkait dengan bentuk tes kesegaran jasmani yang sesuai berdasarkan karakteristik siswa tersebut adalah penggunaan Tes Kesegaran jasmani Indonesia kelompok umur 6 – 9 tahun bagi siswa kelas III SD dan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia kelompok umur 10 – 12 tahun bagi siswa kelas IV SD. 3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan umum. Melalui program pendidikan jasmani dapat diupayakan peranan pendidikan untuk pengembangan kepribadian individu. Tanpa ada pendidikan jasmani di lingkungan sekolah, maka akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Menurut Samsudin (2008) bahwa: Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa (hlm. 2). Sedangkan menurut Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional 2004 (2003) diterangkan bahwa:
“Pendidikan
Jasmani
merupakan
proses
pendidikan
yang
memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional” (hlm. 6). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa pada hakekatnya pendidikan jasmani merupakan bentuk pembelajaran melalui aktivitas jasmani dengan menitikberatkan pada perkembangan dan pertumbuhan terhadap ranah jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif yang penjabaran
tujuannya
yaitu
pembentukan
siswa
yang
terampil,
berpengetahuan, berperilaku hidup sehat dan aktif, bersikap sportif, dan cerdas yang bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan secara keseluruhan. b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Penjasorkes di SD Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sering kali disalah artikan oleh banyak orang. Banyak anggapan bahwa, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan hanya suatu pelajaran agar anak bersenang-senang dan bergembira atau pelajaran selingan dari pelajaran lain yang dituntut berpikir dengan keras. Djauzak Ahmad et al (1995) berkata bahwa tujuan dan fungsi pengajaran Pendidikan Jasmani (Penjas) adalah: 1) Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh a) Meningkatkan pertumbuhan siswa b) Meningkatkan kesegaran jasmani c) Meningkatkan kesehatan 2) Meningkatkan ketangkasan/keterampilan 3) Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan 4) Menanamkan kehidupan yang kreatif, rekreatif dan sosial (hlm. 2 – 4) Menurut Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) 2004 (2003) diterangkan bahwa tujuan dari penjas adalah: 1) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani. 2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama. 3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar pendidikan jasmani. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktivitas jasmani. 5) Mengembangkan kemampuan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga. 6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani. 7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain. 8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat. 9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif. (hlm. 6 – 7) Berdasarkan uraian tentang tujuan Pendidikan Jasmani di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama penjas adalah pembangunan dan pengembangan semua potensi siswa yang berhubungan dengan tiga ranah, yaitu ranah kognitf, ranah afektif dan ranah psikomotor yang bisa bisa tercapai secara bersama-sama dalam suatu aktivitas jasmani. Sedangkan fungsi Pendidikan Jasmani menurut Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas 2004 (2003) terangkum dalam enam aspek yaitu: “(1) Aspek Organik, (2) Aspek Neuromuskuler, (3) Aspek Perseptual, (4) Aspek Kognitif, (5) Aspek Sosial, (6) Aspek Emosional” (hlm. 7 – 9). Berdasarkan
kajian
tentang
inti
dari
aspek-aspek
yang
dikembangkan dalam Pendidikan Jasmani di atas dapat disimpulkan yaitu pada intinya fungsi dari Pendidikan Jasmani adalah sebagai bentuk pendidikan bagi siswa dengan penekanan utamanya adalah pemberian perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pertumbuhan dan perkembangan siswa yang berkenaan dengan enam aspek di atas yang diberikan oleh guru Penjasorkes dalam kegiatan belajar mengajar Penjasorkes yang bermuara pada terbentuknya siswa yang sehat jasmani maupun rohani dengan derajat tingkat kesegaran jasmani yang tinggi sebagai bekal bagi siswa untuk terjun ke dalam masyarakat luas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 c. Ruang Lingkup Penjasorkes di Sekolah Dasar Ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk sekolah dasar mencakup banyak aspek. Menurut Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas 2004 (2003) bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi enam aspek sebagai berikut: 1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya. 2) Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. 3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. 4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya. 5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. 6) Pendidikan luar kelas meliputi: piknik, pengenalan lingkungan serta aktivitas lainnya. (hlm. 10 – 11) Berdasarkan pendapat tersebut ditunjukkan bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani untuk sekolah dasar meliputi enam aspek yaitu: Permainan dan olahraga, pengembangan diri, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air dan pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek tersebut di dalamnya terdiri beberapa macam cabang olahraga yang telah diatur berdasarkan kurikulum yang berlaku. Macam-macam cabang olahraga yang harus diajarkan pada siswa sekolah dasar ditekankan pada pengembangan kemampuan geraknya, baik gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Sehingga pada akhirnya dalam pengembangan kemampuan gerak anak harus dilaksanakan dengan benar melalui pembelajaran pendidikan jasmani. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 4. Ekstrakurikuler a. Pengertian Ekstrakurikuler Secara umum kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan siswa yang dilaksanakan di luar jam sekolah sebagai penunjang kegiatan kurikuler. Akan tetapi makna dari ekstrakurikuler sebenarnya lebih dari sekedar kegiatan tersebut. Pengertian ekstrakurikuler berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (SK Dirjen Dikdasmen) Nomor: 226/C/Kep/O/1992 (1992) dirumuskan bahwa, “Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan waktu libur sekolah, yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya” (Winarno Narmoatmojo, 2009: 5). Sedangkan pengertian ekstrakurikuler berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993 dikemukakan bahwa “kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah” (Winarno Narmoatmojo, 2009: 5). Berdasarkan pengertian di atas, penekanan dan inti dari kegiatan ekstrakurikuler sebenarnya sama sehingga dapat disimpulkan bahwa kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan yang ditujukan kepada siswa di luar jam sekolah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah guna memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat agar bisa berprestasi, serta upaya pembentukan kepribadian para siswa sebagai pelengkap pembentukan manusia seutuhnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 b. Peranan Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan merupakan bagian penting yang berperan sebagai pendukung kegiatan kurikuler sehingga tercapainya tujuan pendidikan secara menyeluruh. Berdasarkan kajian tentang ekstrakurikuler di atas dapat diketahui bahwa kegiatan ekstrakurikuler berperan sebagai berikut: 1) Sebagai penunjang tercapainya tujuan dari kegiatan kurikuler karena salah satu kebutuhan sekolah adalah tercapainya tujuan kegiatan kurikuler. 2) Sebagai wadah bagi siswa untuk memperluas pengetahuan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang ada. 3) Sebagai wadah pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian siswa. 4) Sebagai wadah pembinaan bakat, minat dan keterampilan siswa agar bisa berprestasi. 5) Sebagai wadah pembentukan manusia seutuhnya yaitu sehat jasmani dan rohani. c. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga Pada hakikatnya kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan wadah pembinaan bagi siswa yang berbakat dan berminat serta terampil dalam bidang olahraga agar bisa berkembang dan berprestasi dalam bidang tersebut, oleh karena itu, agar perkembangan dan prestasi siswa tercapai maka mutlak diperlukan program yang tersusun dengan prosedur langkahlangkah pelaksanaan yang benar sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler olahraga bisa dimulai dengan penentuan peserta kegiatan, sebagai contoh siswa yang duduk di kelas III SD, dengan alasan karena karakteristik fisik siswa pada usia ini mulai berkembang seiring dengan bertambahnya usia dan siswa yang duduk di commit to user kelas IV dengan alasan kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan bentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 tindak lanjut dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di kelas III. Adanya kondisi semacam ini maka diperlukan perhatian khusus dan pembinaan agar siswa mampu tumbuh dan berkembang dengan maksimal dan persiapan lanjut agar siswa bisa berprestasi. Salah satu bentuk prosedur yang harus dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler agar dalam pelaksanaannnya bisa terprogram dan terlaksana dengan benar adalah penyusunan program latihan yang sesuai dengan kondisi di masing-masing sekolah. Menurut Muhammad Suhud (1991) berpendapat, “Program latihan adalah seperangkat rencana latihan yang akan disajikan kepada atlet dengan jangka waktu tertentu, dibuat secara sistematis dan strategis. Tentu akan berkaitan dengan waktu, jumlah latihan, jenis kegiatan, serta fasilitas lainnya” (hlm. 50). Sedangkan menurut James Tangkudung (2006) berpendapat, “Program latihan adalah seperangkat kegiatan dalam berlatih yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh siswa/pelajar/atlet, baik mengenai jumlah beban latihan maupun intensitas latihannya”(hlm. 45). Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui dengan jelas bahwa sebelum pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan penyusunan program latihan yang benar karena program latihan merupakan pedoman dan pegangan pelaksanaan kegiatan yang di dalamnya berisi seperangkat kegiatan yang tersusun secara sistematis dan strategis berkenaan dengan keadaan obyek latihan maupun hal-hal pendukung lainnya serta berkaitan dengan kegiatan latihan yang akan dilaksanakan guru untuk siswa sejak awal sampai tercapainya tujuan kegiatan ekstrakurikuler. Dalam penyusunan program latihan diperlukan unsur-unsur pendukung sebagai bahan pertimbangan agar dapat tersusun dengan benar. Untuk menyusun program latihan yang teratur perlu diperhatikan unsur-unsur (Iwan Setiawan: 1991) sebagai berikut: commit usermaupun mental. 1) Kemampuan dari atlet baiktofisik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 2) Waktu dalam pelaksanaan program latihan, untuk mengembangkan kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelentukan (fleksibility), dan yang lainnya untuk dikembangkan dengan sebaik-baiknya. 3) Mengenai cabang olahraga yang akan dipersiapkan. 4) Ukuran tertentu yang akan dipakai sebagai patokan (standar atau tingkatan), nasional atau internasional. 5) Keadaan daerah setempat: tradisi, iklim dan lain-lain. 6) Faktor latihan: prestasi, volume, intensitas. 7) Jadwal untuk pertandingan/perlombaan dan ujicoba. 8) Periodisasi latihan. (Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin, 1996: 141) Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa terdapat beberapa unsur yang perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program latihan baik unsur dari dalam pribadi siswa maupun unsur dari luar yang juga sebagai unsur perlu dipertimbangkan. Dari beberapa unsur dari dalam pribadi siswa antara lain adalah kemampuan fisik maupun mental siswa. Salah satu unsur yang terkait dengan kemampuan fisik siswa adalah tingkat kesegaran jasmani siswa yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan dalam pelaksanaan proses latihan kelak. Prosedur penyusunan program latihan yang benar demi tercapainya hasil yang maksimal merupakan langkah yang seharusnya diutamakan dalam suatu proses latihan. Berdasarkan kajian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan program latihan yang benar dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga diperlukan kondisi tingkat kesegaran jasmani siswa sebagai bahan pertimbangan sebagai penentu tahap latihan yang sesuai bagi siswa dalam sebuah periodisasi latihan. Periodisasi latihan dalam upaya pencapaian hasil yang maksimal terbagi atas tiga tahapan besar. M. Furqon H. (1995) berpendapat bahwa tiga tahapan tersebut adalah “(1) Tahap latihan dasar atau pemula, (2) Tahap pembinaan atau intermediate, (3) Tahap penampilan puncak atau lanjut” (hlm. 128). 1) Tahap Latihan dasar atau Pemula Tahap latihan dasar atau pemula merupakan latihan yang dilakukan commit to user pertama kali oleh siswa. Tujuan pertama dari latihan ini, M. Furqon H.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 (1995) berkata “tahap ini sangat penting untuk menentukan umur dan tipe latihan dimana anak-anak akan terlibat” (hlm. 129). Tujuan lain dari tahap latihan ini pada dasarnya berhubungan dengan pembentukan kapasitas fisik siswa secara keseluruhan sebagai penunjang kegiatan olahraganya. Tujuan lain dari latihan tahap dasar atau pemula M. Furqon H. (1995) berpendapat, “... dapat mengembangkan kapasitas fisik yang lainnya seperti: keterampilan dasar, pola, pengalaman gerak yang berbada-beda. Keterampilan gerak diperoleh dalam bentuk kasar. Hal ini penting untuk melatih kemampuan berkonsentrasi, kemauan (will power) identifikasi afektif dalam olahraga” (hlm, 129). Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa tujuan latihan pada tahap ini yang berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah pembentukan awal kapasitas fisik yang merupakan tingkat kesegaran jasmani siswa sebagai salah satu unsur pendukung bagi siswa dalam berolahraga. 2) Tahap Pembinaan atau Intermediate Tahap pembinaan atau intermediate merupakan program latihan yang disusun setelah latihan dasar selesai dilakukan. Tujuan dari pelaksanaan program latihan ini Menurut M. Furqon H. (1995) berkata “Penekanan utamanya diarahkan pada pengembangan yang diarahkan pada tujuan” (hlm. 129). Oleh karena itu bisa disimpulkan bahwa bentuk penyajian kegiatan latihan sudah lebih condong terhadap hal-hal yang berkaitan dengan tujuan dari latihan. Kegiatan-kegiatan latihan tahap pembinaan atau intermediate adalah: a) Melanjutkan pengkondisian umum, tetapi lebih diarahkan pada pengkondisian khusus untuk event tertentu. b) Perbaikan kemampuan koordinasi, contohnya koordinasi halus dari gerakan-gerakan yang berkaitan dengan keterampilan gerak yang lebih sulit dan perbedaan-perbedaannya. c) Taktik dan juga pengembangan komponen kognitif yang lebih penting yang harus ditransfer ke dalam latihan dan kompetisi. commit (M. Furqon H., 1995: 129).to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa tujuan latihan pada tahap ini yang berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah latihan lanjutan dari latihan tahap awal dengan unsur latihannya berupa pengkondisian secara umum dengan unsur di dalamnya adalah pembentukan kapasitas fisik yang berhubungan dengan tingkat kesegaran jasmani siswa ketingkat lebih tinggi sebagai pendukung siswa dalam beraktivitas olahraga yang lebih bervariasi kearah suatu event yang akan dihadapinya. 3) Tahap Penampilan Puncak atau Lanjut Tahap penampilan puncak atau lanjut merupakan latihan yang dilaksanakan agar pencapaian hasil yang diinginkan bisa maksimal. Kegiatan dan tujuan dari pelaksanaan latihan ini dapat berupa: a) Kelanjutan penguasaan keterampilan gerak yang diperlukan, kestabilannya di bawah kondisi pertandingan yang berbeda-beda dan pengembangan gaya perorangan. b) Perbaikan kondisi tubuh yang paling tinggi. c) Pengalaman kompetisi yang beragam. d) Keluwesan taktik dan kemandirian dalam mengatasi atau menghadapi situasi kompetisi yang beragam. e) Kebutuhan standar tekad atau semangat yang setinggi mungkin agar supaya dapat mencapai penampilan puncak. (M. Furqon H., 1995: 130) Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa tujuan latihan pada tahap ini yang berhubungan dengan kesegaran jasmani adalah kelajutan pembentukan kapasitas fisik sebelumnya ke arah tingkat kesegaran jasmani siswa yang paling tinggi sebagai pendukung penampilan puncak siswa pada event tertentu agar mampu berprestasi dalam event tersebut.
B. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 1. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan wadah bagi siswa yang berminat dalam olahraga untuk berlatih dalam upaya pencapaian prestasi yang maksimal dan Penjasorkes merupakan sarana untuk pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. 2. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler olahraga diperlukan adanya program latihan dan agar tercapai tujuan pendidikan secara keseluruhan perlu pelaksanaan Penjasorkes yang benar. 3. Penyusunan program latihan yang benar dan untuk penyajian pembelajaran Penjasorkes harus diketahui semua kondisi awal yang berhubungan dengan kondisi siswa . 4. Tingkat kesegaran jasmani siswa merupakan salah satu kondisi siswa yang dijadikan acuan dalam penyusunan program latihan dan dijadikan masukan untuk dibuat rencana tindak lanjut dalam pelaksanaan Penjasorkes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di semua SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dimulai bulan Maret 2012 sampai dengan bulan April 2012. Adapun tempat penelitian dan jadwal selengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran 1 halaman 43 – 47.
B. Rancangan/Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kategori survei. Gambaran rancangan penelitiannya seperti pada bagan di bawah ini: Penentuan populasi penelitian, terdiri dari semua siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali sejumlah 757 siswa Penentuan sampel penelitian sejumlah 30% dari populasi Pelaksanaan penelitian dengan tes dan pengukuran
Pengggunaan TKJI untuk anak umur 6-9 tahun bagi siswa kelas III
Pengggunaan TKJI untuk anak umur 10-12 tahun bagi siswa kelas IV Analisis data
Pengambilan kesimpulan penelitian commit to user Penelitian Gambar 1. Bagan Rancangan
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 sejumlah 757 siswa. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi yaitu sejumlah 259 siswa.
D. Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, sampel diambil secara Proportional Stratified Random Sampling berdasarkan tingkatan kelas. Suharsimi Arikunto (2009) berpendapat, “Sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan kurang lebih 25 – 30% dari jumlah subjek tersebut”(hlm, 95). Berdasarkan pengertian di atas maka dalam penelitian ini digunakan sampel sejumlah 30% dari populasi, yaitu sebanyak 259 siswa terdiri dari 134 siswa kelas III dan 125 siswa kelas IV. Adapun rincian sampel penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran 2 halaman 48 – 49.
E. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang diperlukan dengan cara tes dan pengukuran. Data yang dikumpulkan berupa hasil dari dua kategori commit to user tes yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 1. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Untuk Anak Umur 6 – 10 bagi siswa kelas III dengan butir tes di dalamnya yaitu: lari 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter. 2. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) Untuk Anak Umur 10 – 12 Tahun bagi siswa kelas IV dengan butir tes di dalamnya yaitu: lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak, lari 600 meter. Petunjuk pelaksanaan tes dan pengukuran tersebut dari Depdiknas (1999: 6 – 18). Adapun petunjuk pelaksanaan tes tersebut dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 50 – 57.
F. Validasi Instrumen Penelitian Validitas tes yang dimiliki rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak putra umur 6 – 9 tahun yang digunakan bagi siswa putra kelas III dan rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak putra umur 10 -12 tahun yang digunakan bagi siswa putra kelas IV adalah sebagai berikut: 1. Validitas rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak putra umur 6 – 9 tahun adalah 0,894 – (AITKEN) (Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1999: 3). 2. Validitas rangkaian Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak putra umur 10 – 12 tahun adalah 0,884 – (AITKEN) (Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1999: 3).
G. Analisis Data Dari hasil tes dan pengukuran item tes tersebut di atas, selanjutnya teknik analisis data dilakukan dengan pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmani. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 Langkah-langkah pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmani adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil tes tiap item tes kesegaran jasmani kemudian dinilai dengan tabel nilai yang sesuai dengan tingkatan umur anak untuk penilaian prestasi dari masing-masing butir tes, yaitu Tabel Nilai untuk Anak Putra Umur 6 – 9 tahun dan Tabel Nilai untuk Anak Putra Umur 10 – 12 tahun. Kedua tabel tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 6 – 9 Tahun Putra. Nil ai
Lari 30 Meter
Gantung Siku Tekuk
Baring Loncat Lari 600 Duduk 30 tegak Meter Detik 5 S.d- 5.5” 40” ke atas 17 ke atas 38 ke atas S.d - 2’39” 4 5.6” – 6.1” 22” – 39” 13 - 16 30 - 37 2’40” - 3’00” 3 6.2” – 6.9” 09” – 21” 07 - 12 22 – 29 3’01” - 3’35” 2 7.0” – 8.6” 03” – 08” 02 - 06 13 – 21 3’36” - 4’48” 1 8.7” – dst 00” – 02” 00 - 01 12 dst 4’48” dst (Sumber: Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1999: 25)
Nil ai 5 4 3 2 1
Tabel 3.2. Tabel Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 10 – 12 Tahun Putra. Nil ai
Lari 40 Meter
Gantung Siku Tekuk
Baring Loncat Lari 600 Duduk 30 tegak Meter Detik 5 S.d – 6,3” 51” ke atas 23 ke atas 46 ke atas S.d – 2”09” 4 6,4” – 6,9” 31” – 50” 18 – 22 38 – 45 2’10” – 2’30” 3 7,0” – 7,7” 15” – 30” 12 – 17 31 – 37 2’31” – 2’45” 2 7,8” – 8,8” 5” – 14” 4 – 11 24 – 30 2’46” – 3’44” 1 8,9” – dst 4” dst 0–3 23 dst 3’45” dst (Sumber: Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1999: 24)
Nil ai 5 4 3 2 1
2. Hasil penjumlahan dari penilaian lima butir tes kesegaran jasmani dengan Tabel Nilai kemudian diklasifikasikan dengan cara dikonsultasikan ke Tabel Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Tabel 3.3. Tabel Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia No 1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah Nilai 22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5–9
Klasifikasi Baik Sekali (BS) Baik (B) Sedang (S) Kurang (K) Kurang Sekali (KS)
(Sumber: Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, 1999: 25)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data penelitian diperoleh berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani pada siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 sejumlah 247 siswa yang semula sejumlah 259 siswa dengan 5 butir tes bagi setiap siswa. Bagi siswa kelas III yang semula berjumlah 134 kemudian sejumlah 11 siswa didrop karena terdapat 9 siswa berumur lebih dari 9 tahun dan 2 siswa tidak hadir dalam tes, sehingga berjumlah 123 siswa dengan 5 butir tesnya adalah lari 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan tes lari 600 meter. Bagi siswa kelas IV yang semula berjumlah 125 kemudian terdapat 1 siswa didrop karena tidak hadir dalam tes, sehingga berjumlah 124 siswa dengan 5 butir tesnya adalah lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan tes lari 600 meter. Data penelitian tersebut dapat dideskripsikan secara keseluruhan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 4.1. Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III
No
Butir Tes
N
Hasil Tes Tertinggi
Hasil Tes Terendah
1 2 3 4 5
Lari 30 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak Lari 600 meter
123 123 123 123 123
5,2 detik 45 detik 26 kali 41 cm 2,29 menit
8,6 detik 0 detik 0 kali 17 cm 3,84 menit
commit to user 32
Siswa Gagal Menyelesaikan Tes 0 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa 3 siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Tabel 4.2. Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV
No
Butir Tes
N
Hasil Tes Tertinggi
Hasil Tes Terendah
1 2 3 4 5
Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak Lari 600 meter
124 124 124 124 124
6,3 detik 50 detik 27 kali 45 cm 2,30 menit
9,3 detik 0 detik 0 kali 19 cm 4,55 menit
Siswa Gagal Menyelesaikan Tes 0 siswa 0 siswa 0 siswa 0 siswa 9 siswa
B. Hasil Analisis Data Dalam analisis data hasil tes kesegaran jasmani ini, tiap hasil tes dikonsultasikan ke dalam tabel nilai (Tabel 3.1) bagi siswa kelas III dan tabel nilai (Tabel 3.2) bagi siswa kelas IV agar bisa ditentukan nilai tiap-tiap item tes. Adapun hasil penilaian tiap-tiap item tes pada siswa kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut berikut: Tabel 4.3. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai No
1 2 3
Butir Tes
Lari 30 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik
N
Juml Jum ah ah Terti Tere nggi ndah pada pada Nilai Nilai
Ratarata Nilai
5
4
3
2
1
123
9
48
51
15
0
3
1
3,41
123
1
27
75
15
5
3
5
3,03
123
22
49
39
9
4
4
1
3,62
4
Loncat tegak
123
3
45
68
7
0
3
1
3,36
5
Lari 600 meter
123
6
35
40
39
3
3
1
3,02
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 Tabel 4.4. Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai No
1 2 3
Butir Tes
Lari 40 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik
N
Juml Jum ah ah Terti Tere nggi ndah pada pada Nilai Nilai
Ratarata Nilai
5
4
3
2
1
124
2
19
62
35
6
3
5
2,81
124
0
13
53
54
4
2
5
2,60
124
5
39
47
26
7
3
5
3,07
4
Loncat tegak
124
0
16
53
41
14
3
5
2,57
5
Lari 600 meter
124
0
1
15
83
25
2
5
1,94
Selanjutnya adalah dilakukan penjumlahan nilai yang diperoleh setiap siswa dari semua nilai butir tes yang telah dilaksanakannya. Bagi siswa kelas III meliputi jumlah nilai dari tes lari 30 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan tes lari 600 meter. Bagi siswa kelas IV meliputi jumlah nilai dari tes lari 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan tes lari 600 meter. Adapun hasil penjumlahan nilai butir tes tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.5. Jumlah Nilai Hasil Tes Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III dan IV
No
Kelas
N
Jumlah Nilai Tes Tertinggi
Jumlah Nilai Tes Terendah
Rata-rata
1 2
III IV
123 124
24 19
10 7
16,44 12,99
Langkah selanjutnya adalah dilakukan analisis untuk penyusunan klasifikasi tingkat kesegaran jasmani berdasarkan jumlah nilai semua item tes dari tiap-tiap siswa yang dikonsultasikan ke dalam tabel norma tes (Tabel 3.3) untuk penentuan klasifikasi tingkat kesegaran commitjasmani to usersiswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Adapun hasil pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.6. Hasil Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas III No 1 2 3 4 5
Jumlah Nilai 22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5–9
Jumlah Siswa 1 38 73 11 0
Jumlah Siswa (%) 0,008130081 0,308943089 0,593495935 0,089430894 0
Klasifikasi Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
Tabel 4.7. Hasil Klasifikasi Tingkat Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra Kelas IV No 1 2 3 4 5
Jumlah Nilai 22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5–9
Jumlah Siswa 0 4 50 60 10
Jumlah Siswa (%) 0 0,032258065 0,403225806 0,483870968 0,080645161
Klasifikasi Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali
C. Pembahasan Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil analisis yang telah dilaksanakan dapat diketahui hasil penelitian kesegaran jasmani pada siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 diatas, bagi siswa kelas III, untuk nilai butir tes lari 30 meter ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 51 siswa, kedua pada nilai 4 sejumlah 48 siswa, ketiga pada nilai 2 sejumlah 15 siswa, keempat pada nilai 5 sejumlah 9 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 1 sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 3,41. Nilai butir tes gantung siku tekuk ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 75 siswa, kedua pada nilai 4 sejumlah 27 commit to userkeempat pada nilai 1 sejumlah 5 siswa, ketiga pada nilai 2 sejumlah 15 siswa,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 1 siswa dan ratarata nilai pada butir ini adalah 3,03. Nilai butir tes baring duduk 30 detik ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 4 sejumlah 49 siswa, kedua pada nilai 3 sejumlah 39 siswa, ketiga pada nilai 5 sejumlah 22 siswa, keempat pada nilai 2 sejumlah 9 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 1 sejumlah 4 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 3,62. Nilai butir tes loncat tegak ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 68 siswa, kedua pada nilai 4 sejumlah 45 siswa, ketiga pada nilai 2 sejumlah 7 siswa, keempat pada nilai 5 sejumlah 6 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 1 sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 3,36. Nilai butir tes lari 600 meter ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 40 siswa, kedua pada nilai 2 sejumlah 39 siswa, ketiga pada nilai 4 sejumlah 35 siswa, keempat pada nilai 5 sejumlah 6 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 1 sejumlah 3 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 3,02. Adapun bagi siswa kelas IV, nilai butir tes lari 40 meter ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 62 siswa, kedua pada nilai 2 sejumlah 35 siswa, ketiga pada nilai 4 sejumlah 19 siswa, keempat pada nilai 1 sejumlah 6 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 2 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 2,81. Nilai butir tes gantung siku tekuk ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 2 sejumlah 54 siswa, kedua pada nilai 3 sejumlah 53 siswa, ketiga pada nilai 4 sejumlah 13 siswa, keempat pada nilai 1 sejumlah 4 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 2,60. Nilai butir tes baring duduk 30 detik ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 47 siswa, kedua pada nilai 4 sejumlah 39 siswa, ketiga pada nilai 2 sejumlah 26 siswa, keempat pada nilai 1 sejumlah 7 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 5 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 3,07. Nilai butir tes loncat tegak ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 3 sejumlah 53 siswa, kedua pada nilai 2 sejumlah 41 siswa, ketiga pada nilai 4 sejumlah 16 siswa, keempat padatonilai commit user 1 sejumlah 14 siswa, sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 2,57. Nilai butir tes lari 600 meter ditunjukkan bahwa jumlah siswa tertinggi pada nilai 2 sejumlah 83 siswa, kedua pada nilai 1 sejumlah 25 siswa, ketiga pada nilai 3 sejumlah 15 siswa, keempat pada nilai 4 sejumlah 1 siswa, sedangkan jumlah siswa terendah pada nilai 5 sejumlah 0 siswa dan rata-rata nilai pada butir ini adalah 1,94. Selanjutnya dapat diketahui jumlah nilai yang diperoleh tiap-tiap siswa. Adapun jumlah nilai bagi siswa kelas III ditunjukkan bahwa jumlah nilai tertinggi adalah 24, jumlah nilai terendah adalah 10, dengan rata-rata nilainya adalah 16,44. sedangkan bagi siswa kelas IV ditunjukkan bahwa jumlah nilai tertinggi adalah 19, jumlah nilai terendah adalah 7, dengan rata-rata nilainya adalah 12,99. Berdasarkan pengklasifikasian tingkat kesegaran jasmani pada siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 ditunjukkan bahwa bagi siswa kelas III jumlah terbanyak berada pada klasifikasi sedang sejumlah 73 siswa (0,593495935%), kedua pada klasifikasi baik sejumlah 38 siswa (0,308943089%), ketiga pada klasifikasi kurang sejumlah 11 siswa (0,089430894%), keempat pada klasifikasi baik berjumlah 1 siswa (0,008130081%) dan terakhir pada klasifikasi kurang sekali dengan tidak ada satupun siswa yang masuk dalam klasifikasi ini (0%). Bagi siswa kelas IV jumlah terbanyak berada pada klasifikasi kurang sejumlah 60 siswa (0,483870968%), kedua pada klasifikasi sedang sejumlah 50 siswa (0,403225806%), ketiga pada klasifikasi kurang sekali sejumlah 10 siswa (0,080645161%),
keempat
pada
klasifikasi
baik
sejumlah
4
siswa
(0,032258065%) dan terakhir pada klasifikasi baik sekali dengan tidak ada satupun siswa yang masuk pada klasifikasi ini (0%).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data tes kesegaran jasmani pada siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesegaran jasmani bagi siswa kelas III dalam klasifikasi sedang, sedangkan bagi siswa kelas IV dalam klasifikasi kurang. Rangkuman hasil umum tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas III SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 dalam kategori adalah sebagai berikut: 1.
Klasifikasi Baik Sekali sejumlah 1 siswa (0,008130081%).
2.
Klasifikasi Baik sejumlah 38 siswa (0,308943089%).
3.
Klasifikasi Sedang sejumlah 73 siswa (0,593495935%).
4.
Klasifikasi Kurang sejumlah 11 siswa (0,089430894%).
5.
Klasifikasi Kurang Sekali sejumlah 0 siswa (0%). Adapun hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran 4 halaman
58 – 62. Sedangkan rangkuman hasil umum tingkat kesegaran jasmani pada siswa kelas IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 dalam kategori adalah sebagai berikut: 1.
Klasifikasi Baik Sekali sejumlah 0 siswa (0%).
2.
Klasifikasi Baik sejumlah 4 siswa (0,032258065%).
3.
Klasifikasi Sedang sejumlah 50 siswa (0,403225806%).
4.
Klasifikasi Kurang sejumlah 60 siswa (0,483870968%). commit to user Klasifikasi Kurang Sekali sejumlah 10 siswa (0,080645161%).
5.
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Adapun hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran 5 halaman 63 – 67.
B. Implikasi Berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani pada siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012 secara umum hasil yang diperoleh dalam klasifikasi sedang bagi siswa kelas III dan klasifikasi kurang bagi siswa kelas IV. Maka berimplikasi pada peningkatan kesegaran jasmani bagi siswa kelas III dan IV karena klasifikasi yang dimiliki siswa ini kemungkinan besar bisa ditingkatkan ke klasifikasi yang paling tinggi sebagai penunjang kegiatan siswa yang lebih berat agar tercapai hasil belajar yang maksimal dan pada akhirnya akan tercapai tujuan pendidikan secara keseluruhan. Selain itu berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani tersebut di atas juga berimpilikasi pada penyusunan program latihan tahap pembinaan atau intermediate bagi siswa kelas III dan berimplikasi pada penyusunan program latihan tahap dasar atau pemula bagi siswa kelas IV. Program latihan tahap pembinaan atau intermediate ini sesuai dengan tingkat kesegaran jasmani siswa kelas III, karena pada program latihan tahap pembinaan atau intermediate berisi lanjutan dari latihan tahap awal dengan unsur latihan berupa kelanjutan pengkondisian secara umum dengan unsur didalamnya adalah pembentukan kapasitas fisik yang berhubungan dengan kesegaran jasmani ketingkat yang lebih tinggi sebagai pendukung siswa dalam beraktivitas olahraga yang lebih bervariasi kearah suatu event yang akan dihadapi agar tercapai prestasi yang maksimal. Kemudian program latihan tahap dasar atau pemula ini sesuai dengan tingkat kesegaran jasmani siswa kelas IV karena pada program latihan tahap dasar atau pemula berisi pembentukan kapasitas fisik siswa secara keseluruhan sebagai penunjang kegiatan olahraga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi studi tentang kesegaran jasmani pada siswa putra kelas III dan IV SD se Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2011/2012, maka disarankan: 1.
Peningkatan kesegaran jasmani pada siswa kelas III dan IV melalui berbagai macam kegiatan olahraga dan aktivitas jasmani, salah satunya melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.
2.
Penggunaan program latihan tahap pembinaan atau intermediate bagi siswa kelas III dan penggunaan program latihan tahap dasar atau pemula bagi siswa kelas IV.
3.
Penyelenggaraan tes kesegaran jasmani secara rutin setiap tahun sejak siswa duduk di kelas III sebagai bagian dari pelaksanaan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dan sebelum penyusunan program latihan untuk kegiatan ekstrakurikuler.
4.
Peningkatan kerjasama antara guru, kepala sekolah dan komite sekolah agar kegiatan pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan benar.
commit to user