perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
i UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MENGGUNAKAN MEDIA JERIGEN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BOJONGSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: HENDRO WILARSO X 4711061
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit user JULI to 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Hendro Wilarso
NIM
: X 4711061
Jurusan/Program Studi
: FKIP/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MENGGUNAKAN MEDIA JERIGEN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BOJONGSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Hendro Wilarso
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iii UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MENGGUNAKAN MEDIA JERIGEN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BOJONGSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh: HENDRO WILARSO X 4711061
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user JULI 2012
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
iv PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 30 Juli 2012
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
v PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Senin
Tanggal : 30 Juli 2012
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vi ABSTRAK
Hendro Wilarso. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RENANG GAYA DADA MENGGUNAKAN MEDIA JERIGEN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 2 BOJONGSARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012 Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar renang gaya dada menggunakan jerigen pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan 9 siswa putri. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi wawancara dan angket dan dokumentasi atau arsip. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media jerigen dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada dari pra siklus sebesar 36% kemudian pada siklus I mencapai 64% dan dari pada siklus II meningkat menjadi 88%. Proses pembelajaran pada pra siklus bersifat teacher-centered sehingga hasil belajar renang gaya dada siswa rendah. Peningkatan terjadi pada siklus I, hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan hasil belajar renang gaya dada siswa meningkat tinggi sehingga mendukung suatu pembelajaran yang berkualitas. Simpulan penelitian ini adalah penggunaan media jerigen dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: penggunaan jerigen, hasil belajar, renang gaya dada. commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
vii MOTTO
Mengajar seringkali disebut sebagai ibu dari segala profesi (Stinnett Dan Huggett) Berbicara masalah martabat guru, separuhnya adalah kesejahteraannya (Wardiman Djojonegoro) Agar para pendidik jangan menampilkan diri sebagai sosok yang serba tahu, biarkan anak didik yang menemukan sendiri (Muchlas Samani) Profesionalisme guru dibangun melalui penguasaan kompetensi-kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan (Purwanto) Adanya standar untuk menentukan guru sebagai profesi, memungkinkan tidak semua orang menjadi guru (Purwanto)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
viii PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembakan karya ini untuk: SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya Istri dan anak-anakku tercinta, Segalanya bagiku Bapak dan Ibuku, Kasihmu sepanjang jalanku Bapak dan Ibu Mertuaku, Sumber inspirasiku Sundari, Martoyo, Khadiyono, Praptono Setyo, Sri Sudarsih, Samsiati, Siti Sumarti, Muslimah. Kebersamaan kita segalanya jadi mudah dan cerdas. FKIP Universitas Sebelas Maret, almamater tercinta kampus tempatku mengasah dan mempertajam wawasan keilmuan
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ix KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua sehingga Penelitian Tindakan Kelas dapat terselesaikan guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama penyusunan penelitian, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penyusunan Penelitian Tindakan Kelas. 2. Drs. Mulyono, M. M, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan Penelitian Tindakan Kelas. 3. Waluyo, S. Pd. M. Or, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Drs. Waluyo, M. Or, selaku pembimbing I, dan Slamet Widodo, S. Pd. M. Or, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan sehingga penelitian dapat terselesaikan dengan lancar 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Pengakuan Pengalaman Kerja dan Hasil Belajar (PPKHB) Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan yang telah tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan. 6. Hendarsih Tri Hartami, S. Pd, Selaku kepala sekolah SD Negeri 2 Bojongsari yang telah memberikan izin terlaksananya penelitian. 7. Rekan-rekan mahasiswa UNS Surakarta yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan penelitian. 8. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun spiritual demi terselesaikannya Penelitian Tindakan Kelas ini. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
x Penelitian Tindakan Kelas ini telah diusahakan sebaik-baiknya, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penelitian. Semoga penelitian yang telah disusun dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xi DAFTAR ISI
Halaman JUDUL..........................................................................................................
i
PERNYATAAN…………………………………………………………...
ii
PENGAJUAN……………………………………………...........................
iii
PERSETUJUAN...........................................................................................
iv
PENGESAHAN……………………………………………………………
v
ABSTRAK…………………………………………………………………
vi
MOTTO……………………………………………………........................
vii
PERSEMBAHAN…………………………………………........................
vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
ix
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
1
B. Perumusan Masalah............................................................................
3
C. Tujuan Penelitian................................................................................
3
D. Manfaat Penelitian..............................................................................
3
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka……………………………………………………
4
1. Pendidikan Jasmani……………………………………………....
4
a. Pengertian Pendidikan Jasmani………………………………..
4
b. Manfaat Pendidikan Jasmani………………………………….
5
2. Renang Gaya Dada…………………………………………….....
6
3. Teknik Dasar Renang Gaya Dada………………………………..
6
a. Posisi Badan…………………………………………………...
6
b. Gerakan Kaki………………………………………………..... commit to user
7
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xii c. Gerakan Lengan…………………………………………….....
7
d. Pernapasan………………………………………………….....
8
e. Koordinasi Gerakan…………………………………………...
9
3. Pembelajaran……………………………………………………..
9
a. Pengertian Pembelajaran………………………………………
9
b. Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran………………..
10
4. Hasil Belajar……………………………………………………...
11
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar………………...
12
6. Media Pembelajaran……………………………………………...
13
a. Pengertian Media……………………………………………...
13
b. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran………………
15
c. Manfaat Media………………………………………………..
16
d. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media………………………..
17
e. Kriteria Pemilihan Media……………………………………..
18
7. Pembelajaran Renang Gaya Dada Menggunakan Jerigen……......
19
B. Kerangka Berpikir…………………………………………………..
21
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………
23
1. Tempat Penelitian………………………………………………...
23
2. Waktu Penelitian………………………………………………….
23
B. Subyek Penelitan……………………………………………………
24
C. Data dan Sumber Data………………………………………………
24
D. Pengumpulan Data………………………………………………….
24
E. Uji Validitas Data…………………………………………………...
25
F. Analisais Data……………………………………………………….
26
G. Indikator Kinerja Penelitian………………………………………...
26
H. Prosedur Penelitian………………………………………………….
26
1. Rancangan Siklus I……………………………………………….
28
a. Tahap Perencanaan……………………………………………
28
b. Tahap Pelaksanaan……………………………………………. commit to user c. Pengamatan Tindakan…………………………………………
28
xii
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiii d. Tahap Evaluasi………………………………………………...
29
2. Rancangan Siklus II………………………………………………
29
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan……………………………………………..
30
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus………………………………
32
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus…………………………
41
D. Pembahasan…………………………………………………………
43
BABV SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A.Simpulan………………………………………………………….....
47
B. Implikasi………………………………………………………….....
47
C. Saran………………………………………………………………...
48
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
49
LAMPIRAN……………………………………………………………….
50
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xiv DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian..........................
23
2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data……………………………………
25
3. Rencana Prosentase Target Pencapaian Siklus .………………………..
29
4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus……………………………….
31
5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I…………………………………
36
6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………………..
40
7. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus……………….
41
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xv DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Kedudukan Media dalam Proses Pembelajaran..……………………….....
15
2. Pembelajaran Renang dengan Jerigen Bekas……………………………..
20
3. Kerangka Berpikir ………………………………………………………..
22
4. Skema Siklus……………………………………………………………… 27 5. Grafik Hasil Belajar Pra Siklus……………………………………………
31
6. Grafik Hasil Belajar Siklus I………………………………………………
36
7. Grafik Hasil Belajar Siklus II……………………………………………..
40
8. Grafik Hasil Belajar Renang Gaya Dada……………………………….....
43
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Silabus Pembelajaran……………………………………………………. 50
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I…………………………….. 51
3.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……………………………. 61
4.
Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus…………………………................... 72
5.
Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I…………………………… 73
6.
Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus I………………..................... 74
7.
Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I………………………………. 75
8.
Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I…………………………..................... 76
9.
Data Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II………………………….. 77
10. Data Hasil Pengamatan Sikap Siswa Siklus II……………….................... 78 11. Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II……………….....................
79
12. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II……………………………………..
80
13. Foto-foto Kegiatan…………………………………………....................
81
14. Surat Ijin Penelitian……………………………………………………… 86 15. Surat Ijin Menyusun Skripsi……………………………………………… 87 16. Surat Permohonan Izin Penelitian……………………………………….. 88 17. Surat Keterangan Penelitian……………………………………………… 89
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kelemahan pendidikan jasmani di SD bukan semata-mata terletak pada pemilihan dan pengembangan materi yang memerlukan penyesuaian dengan kondisi siswa SD, akan tetapi yang memerlukan perhatian khusus adalah pengembangan model-model pembelajarannya. Hal ini menunjukkan bahwa aspek proses memerlukan perhatian yang lebih, sehingga bukan saja menghindarkan siswa dari gagal dalam mempelajari tugas gerak, tetapi juga mencegah kegagalan siswa dalam menikmati pengalaman gerak yang menyenangkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam keseluruhan proses pembelajaran pendidikan jasmani, sarana dan prasarana menduduki posisi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dengan komponen-komponen lain, seperti tujuan, materi, metode dan sebagainya. Tujuan pembelajaran akan terwujud apabila didukung oleh sarana dan prasarana serta lingkungan sumber belajar yang memadai. Dengan demikian jelaslah bahwa sarana prasarana berpengaruh secara langsung pada maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajaranya. Begitu pula sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya. Proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar pada umumnya seringkali terkendala oleh sarana dan prasarana yang ada. Hal ini juga terjadi pada pembelajaran renang di SD Negeri 2 Bojongsari. Meskipun fasilitas kolam renang dekat dengan sekolah, namun bukan berarti pembelajaran renang berjalan sebagaimana yang diharapkan. Ketersediaan media pelampung di sekolah hanya ada 1 buah sehingga berdampak buruk pada efektivitas pembelajaran renang. Sementara rata-rata dalam satu kelas di SD Negeri 2 Bojongsari berjumlah 22-25 siswa, maka terjadi ketidakseimbangan antara media pelampung dengan jumlah commit to user siswa. Jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran renang menjadi
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 kurang efektif. Tingkat partisipasi siswa berkurang dan akibatnya bahwa target kurikulum menjadi sangat rendah. Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai saat ini belum bisa memenuhi sarana pelampung tersebut sampai batas yang ideal, (1 pelampung untuk 1 siswa). Hal ini bisa dimengerti, karena sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai tingkat urgensitas yang tinggi untuk dipenuhi oleh sekolah. Sehingga menuntut sekolah untuk menyediakan pelampung sesuai dengan kondisi ideal, merupakan suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa menimbulkan gejolak dan iklim yang tidak kondusif di sekolah. Berdasarkan data hasil belajar renang gaya dada, dari 25 jumlah siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari hanya 36% atau 9 siswa yang dapat mencapai ketuntasan belajar. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan belum dapat mencapai KKM yang ditetapkan pihak sekolah yaitu 70. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya penyajian materi yang kurang variatif. Minimnya media yang digunakan dalam pembelajaran dan kurangnya model-model pembelajaran juga dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang berorientasi pada teknik juga menjadi penyebab terjadinya suasana pembelajaran yang kurang kondusif dan mengakibatkan tidak tercapainaya tujuan pembelajaran. Berdasarkan permasalahan di atas, maka perlu adanya tindakan untuk mengatasi keterbatasan media pelampung yang memang cukup mahal. Media tersebut harus bisa mewakili karakteristik pelampung, murah, banyak tersedia atau mudah di dapat. Dari beberapa kriteria, nampaknya jerigen bisa dijadikan media alternatif untuk mengganti pelampung. Meskipun dari segi bentuk tidak ada kemiripan, namun dari segi kegunannya sama dengan pelampung yang sesungguhnya. Dari sisi ketersediaan dan harga, jerigen sangat mudah sekali di dapat di pasar-pasar tradisional dengan harga sangat murah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Berdasarkan latar belakang di atas maka judul Penelitian Tindakan Kelas ini adalah ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Renang Gaya Dada Menggunakan Media Jerigen Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah dengan media jerigen dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan media jerigen dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada pada siswa kelas V SD Negeri 2 Bojongsari tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian dapat digunakan untuk menentukan dapat tidaknya penerapan media jerigen digunakan untuk meningkatkan hasil belajar renang gaya dada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Tahun Pelajaran 2011/2012. Manfaat lainnya adalah: 1. Bagi
siswa,
dapat
meningkatkan
suasana
pembelajaran
yang
lebih
menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani, khususnya renang gaya dada. 2. Bagi guru, untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional, terutama dalam mengelola pembelajaran. 3. Bagi sekolah, sebagai masukan untuk penyusunan program dan meningkatkan mutu sekolah khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendidikan Jasmani a. Pengertian Pendidikan Jasmani Aip Syarifudin (2001: 116) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani adalah phase dari proses pendidikan secara keseluruhan yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup sistem, otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut”. UNESCO masih dalam Syarifudin, mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistimatik melalui berbagai kegiatan jasmani
dalam
rangka
memperoleh
peningkatan
kemampuan
dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Rusli Lutan (2001: 14) mendefinisikan Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan via aktivitas jasmani, permainan dan/atau olahraga. Sedangkan Subagiyo, dkk (2001: 118) mengatakan pendidikan jasmani yang dipergunakan dalam istilah di lembaga-lembaga pendidikan adalah sebagai berikut: “Pendidikan Jasmani adalah latihan jasmani yang dimanfaatkan, dikembangkan, didayagunakan dalam ruang lingkup pendidikan, baik sebagai sarana, metode, dan merupakan bagian mutlak dari seluruh pendidikan”. Di sisi lain Sugiyanto (2001: 737) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian integral dari proses pendidikan secara total, yang bertujuan untuk mengembangkan warga negara segar fisik, mental, emosional, dan sosial melalui aktivitas fisik. Dari tiga pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, commit to user keterampilan gerak, pengetahuan kesehatan, perilaku hidup sehat dan
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 kecerdasan emosi. Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, kognitif, dan afektif setiap siswa.
b. Manfaat Pendidikan Jasmani Menurut Reuben B. Frost (Sugiyanto 2001: 737) mengemukakan secara rinci mengenai fungsi pendidikan jasmani sebagai berikut: 1. Mengembangkan
keterampilan
gerak,
dan
pengetahuan
tentang
bagaimana dan mengapa seseorang bergerak, serta pengetahuan tentang bagaimana cara-cara gerakan dapat diorganisasi. 2. Untuk belajar menguasai pola-pola gerak keterampilan secara efektif melalui latihan, pertandingan, tari dan renang. 3. Memperkaya pengertian tentang konsep ruang, waktu dan gaya dalam hubungannya dengan gerakan tubuh. 4. Mengekspresikan
pola-pola
perilaku
personal
dan
hubungan
interpersonal yang baik di dalam pertandingan dan lari. 5. Meningkatkan kondisi jantung, paru-paru, otot dan sistem organ tubuh lainnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dalam keadaan darurat. 6. Memperoleh manfaat serta bisa menghargai kondisi fisik dan bentuk tubuh yang baik, serta kondisi perasaan yang selaras. 7. Mengembangkan minat atau keinginan berpartisipasi dalam olahraga sepanjang hidup Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar gerak mempunyai peranan penting di dalam pendidikan jasmani. Belajar gerak berperan dalam pendidikan jasmani yang melibatkan domain psikomotor, yaitu dalam upaya pencapaian tujuan: 1) Mengembangkan keterampilan gerak tubuh 2) Menguasai pola-pola gerak keterampilan olahraga 3) Mengekspresikan pola-pola perilaku personal dan interpersonal yang commit to lari. user baik di dalam pertandingan dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 2. Renang Gaya Dada Renang pada dasarnya adalah berjalan di air. Renang merupakan olahraga yang dilaksanakan di air dan cukup populer dan digemari banyak orang dari mulai anak-anak sampai dengan orang tua. Dalam renang kita kenal gaya dasar, yaitu gaya bebas dan gaya dada. Gaya dasar adalah dasar dari gaya yang lebih rumit yaitu gaya lanjut. Pada renang gaya dasar yaitu gaya bebas dan gaya dada, maka faktor-faktor kesulitannya tidaklah terlalu besar. Renang gaya dada dalam percakapan sehari hari disebut juga gaya katak, karena gaya ini hampir sama seperti katak yang sedang berenang. Gerakan kaki pada gaya dada atau gaya katak ini adalah bersama-sama dalam menarik dan menendang air, seperti halnya gerakan kaki katak yang sedang berenang. Demikian juga gerakan lengannya, sama seperti gerakan kaki depan katak yang sedang berenang , Sumarno, dkk (2000: 2)
3. Teknik Dasar Renang Gaya Dada Menurut Ade Mardiana, Purwadi, Wira Indra Satya (2009: 7.19), unsur gerakan dalam gaya dada yaitu: posisi badan/tubuh, gerakan kaki/tungkai, bernapas, gerakan lengan, koordinasi dengan gerakan tungkai, dan koordinator gerakan. a. Posisi Badan Di dalam semua gaya renang harus dijaga sikap yang stream line, atau posisi yang horisontal sedatar mungkin dengan permukaan air. Kuncinya adalah terletak pada sikap kepala pada waktu mengambil napas. Pada gaya dada, pada waktu kepala naik ke permukaan air untuk bernapas, harus diusahakan serendah mungkin, sehingga bibir bawah tepat pada permukaan air, sedang pada waktu kepala masih di atas air, usahakan sebagian kecil dari rambut kepala masih di atas permukaan air. Dengan cara tersebut maka sikap (posisi) badan akan tetap stream line. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 b. Gerakan Kaki a) Gerakan Rekaveri atau Gerak Kontra Pada rekaveri gerakannya adalah sebagi berikut: Dari sikap meluncur kedua kaki dalam keadaan lurus, dimulailah gerakan menarik kaki dengan cara lutut ditarik ke bawah. Gerakan ini dilakukan dengan pelan untuk mengurangi tahanan. Telapak kaki selama tarikan menghadap ke atas. Lebar antara kedua lutut terletak di tengah-tengah antara tumit dan pantat. Jadi antara tumit dan pantat membentuk huruf ”V”. Apabila lutut terlalu ditarik ke depan, sehingga lutut berada di bawah perut maka pantat akan keluar dari permukaan air, sebaliknya apabila lutut terlalu di belakang, maka kaki akan keluar dari permukaan air. Pada akhir rekaveri ini telapak kaki dari keadaan lurus ke keadaan tertekuk (dari plantas flexi ke dorsal flexi).
b) Gerakan Tendangan Kaki Gerakan tendangan kaki dimulai setelah berakhirnya gerakan rekaveri kedua kaki (whip kick). Kedua kaki ditendang ke arah luar dan dirapatkan kembali. Gerakan ini melingkar setengah lingkaran. Kecepatan gerakan tendangan kaki dimulai dari gerakan pelan kemudian cepat, pada waktu kaki memutar/mencambuk gerakannya adalah yang paling keras., untuk kemudian kaki menjadi rapat dan lurus. Akhir dari gerakan tendangan kaki (gerakan mencambuk) telapak kaki dari keadaan tertekuk menjadi lurus kembali (dari dorsal flexi ke plantar flexi).
c. Gerakan Lengan a) Gerakan Mendayung Dari keadaan meluncur, tangan lurus di depan. Lengan ditarik ke arah samping bawah sehingga tangan berada pada kedalaman 15 sampai 20 cm di bawah permukaan air. Tangan harus lebih rendah dari siku dan telapak tangan menghadap ke luar. Dari posisi lengan yang masih lurus commit to userKedua lengan terpisah, tangan ini, dimulailah dayungan lengan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 diarahkan ke bawah dengan menekuk pergelangan tangan dan merupakan bilah yang mendayung ke arah luar, siku menjadi semakin tinggi karena ditekuk dan dengan demikian tangan serta lengan bagian bawah dapat mendorong lebih banyak air dengan garis lengkung. Setelah itu lengan bagian bawah diarahkan ke belakang dengan garis lengkung ke dalam. Telapak tangan yang tadi dimiringkan ke luar sekarang dimiringkan ke dalam. Lengan bagian atas digerakkan ke bawah, bahu menjadi naik ke permukaan air, kepala terangkat secukupnya untuk mengambil napas. Gerakan mendayung ini dilaksanakan dari pelan ke arah cepat, sampai kedua lengan bawah dapat menjadi satu di bawah dada.
b) Gerakan Rekaveri Sehabis lengan melakukan gerakan mendayung sampai kedua tangan di bawah dada, maka dimulailah gerakan rekaveri dengan menggerakkan kedua tangan ke muka dengan pelan, untuk menghindari tahanan depan yang besar. Akhir dari gerakan tangan ke depan ini, ibu jari menghadap ke bawah (telapak tangan menghadap ke luar).
d. Pernapasan Pernapasan pada renang gaya dada dilakukan dengan cara mengangkat kepala ke arah depan, pandangan melihat ke arah depan sehingga mulut keluar dari permukaan air. Naiknya kepala diusahakan sedikit mungkin hanya secukupnya untuk dapat bernapas. Naiknya kepala sedikit mungkin ini akan mengakibatkan dapat dipertahankannya posisi badan yang stream line. Demikian juga waktu rekaveri lengan, kepala diturunkan sedikit, sehingga hanya sebagian kecil dari rambut yang masih di atas permukaan air. Pengambilan napas dilakukan pada kepala naik ke atas permukaan air, mulut dibuka lebar sehingga udara dapat masuk secara bebas. Pengeluaran udara dilakukan pada saat kepala akan keluar dari permukaan air, hembusan commit to user udara melalui mulut secara cepat (eksplosif).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 e. Koordinasi Gerakan Gerakan lengan dan gerakan kaki pada gaya dada tidak dilakukan secara bersama-sama. Juga tidak dilakukan secara bergantian. Gerakan ini dilakukan secara beriringan antara gerakan lengan dan gerakan kaki. Koordinasi atau gerakan lengan dan gerakan kaki adalah sebagai berikut: Dari sikap meluncur di mana lengan dan kaki dalam keadaan lurus, dimulailah dayungan lengan, sampai kira-kira pada pertengahan dayungan, barulah rekaveri kaki dimulai. Pada saat kaki melakukan tendangan, maka lengan melakukan rekaveri. Lengan dan kaki berada pada keadaan lurus kembali, untuk melakukan luncuran. Koordinasi gerakan lengan dan gerakan pada gaya dada berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) Pull starts, just before legs recovery (dayungan lengan sesaat sebelum rekaveri kaki dimulai), 2) Legs kick start, arms start recovery (tendangan kaki dimulai, demikian juga rekaveri lengan dimulai).
4. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Menurut Mohammad Asrori (2009: 6) Secara umum pembelajaran merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui pengalaman individu yang bersangkutan Pembelajaran berlangsung melalui lima alat indra kita, yaitu: Penglihatan (visual): melihat kejadian suatu peristiwa. Pendengaran (auditory): mendengar suatu bunyi. Pembauan (olfactory): bau makanan membuat kita lapar. Rasa atau pengecap (taste): lidah kita merasa dan dapat membedakan antara manis dan masam. Sentuhan (tactile): kulit kita merasa sentuhan dan dapat membedakan antara permukaan licin dan permukaan kasar. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif commit to user dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar (Rudi Susilana, Cepi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 Riyana, 2009: 1). Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sbagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process). Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri berikut: (1) belajar sifatnya disadari, dalam hal ini semua siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar, timbul dalam dirinya motivasi-motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul disadari sepenuhnya. (2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, Zainal Aqib (2010: 41) Gagne (1985), dalam Sri Anitah, dkk (2007: 1.3), memberikan pengertian bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagi akibat pengalaman. Dalam proses pembelajaran tidak hanya melibatkan penguasaan fakta atau konsep sesuatu bidang ilmu saja, tetapi juga melibatkan perasaanperasaan yang berkaitan dengan emosi, kasih sayang, benci, hasrat dengki dan kerohanian. Pembelajaran tidak terbatas pada apa yang kita rancangkan saja, tetapi juga melibatkan pengalaman yang di luar kesadaran penuh kita, seperti peristiwa kemalangan atau seseorang yang jatuh cinta pada pandangan pertama.
b. Konsep dan Prinsip Belajar dan Pembelajaran Menurut Zainal Aqib (2010: 51), Belajar memiliki tiga atribut pokok yaitu: 1) Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan, 2) Hasil belajar berupa perubahan tingkah laku, baik to usermaupun afektif, 3) Belajar berkat yang menyangkut kognitif, commit psikomotorik,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 mengalami, baik mengalami secara langsung (melalui media). Dengan kata lain, belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan (lingkungan fisik dan sosial) Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain: 1) Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belejar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik sebab berkaitan langsung dengantujuan pembelajaran itu sendiri. 2) Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan/atau terhadap situasi pembelajarannya. 3) Aktivitas belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila pikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pemeblajaran, pada hakekatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar. 4) Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera mengetahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya, sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut. 5) Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing.
5. Hasil Belajar Salah satu tujuan dari keseluruhan proses pembelajaran adalah hasil belajar siswa. Setelah melalui proses pembelajaran diharapkan hasil belajar siswa meningkat. Menurut Sri Anitah, dkk (2007: 2.19), hasil belajar commit to user merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh dan hasilnya relatif permanen. Masih dalam Sri Anitah W, dkk (2007: 2.19), menurut Benyamin Bloom (1956) yang dapat menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Romizoswki (1982) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukkan hasil belajar yaitu: 1) keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berpikir logis, 2) keterampilan psikomotor yang berkaitan dengan
kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual, 3)
keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, perasaan, dan self control, 4) keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan. Semetara menurut Gagne (1979) menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat dicapai oleh siswa 1) motor skills, 2) verbal information, 3) intelectual skills, 4) attitude, 5) cognitive strategies. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka guru harus memperhatikan secara seksama agar perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar siswa (ekstern). Menurut Sri Anitah, dkk (2007: 2.7) faktor-faktor dari diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain: 1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa to userkebutuhan dirinya. Minat belajar belajar yang dilakukannyacommit merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 berkaitan seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka terhadap materi yang dipelajari siswa. Minat inilah yang harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Minat, motivasi dan perhaian siswa dapat dikondisikan guru. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang berbeda-beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarka kecepatan belajar, yakni sangat cepat, sedang, dan lambat. Demikian pula pengelompokkan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu dengan alat/media. 2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang disyaratkan dalam profesi guru. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus dapat menciptakan
suasana
menyenangkan.
pembelajaran
Suasana
yang
pembelajaran
kondusif, yang
efektif
demikian
dan dapat
membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam belajarnya sehingga dapat mencapai perubahan perilaku secara menyeluruh.
7. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan juga organisasi commit topengertian user yang memberikan batasan mengenai media.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 Dalam Rudi Susilana, Cepi Riyana (2009: 6) beberapa pakar diantaranya mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut: 1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperlua pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru (Schram,1982). 2. National Education Asociation (NEA) memberikan batasan bahwa media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audiovisual termasuk teknologi perangkat kerasnya. 3. Briggs berpendapat bahwa media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar. 4. Association of Education Comunication Technology (AECT) memberikan batasan bahwa media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan. 5. Sedangkan Gagne berpendapat bahwa berbagai jenis komputer dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. 6. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989) Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata ”medium” yang secara harfiah berarti ”perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkat perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa (a) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan (b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran (c) tujuan yang ingin dicapai ialah commit to user proses pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran.
b. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai suatu sistem karena di dalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan (Rudi Susilana, Cepi Riyana, 2009: 5). Komponenkomponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Masing-masing komponen saling berkaitan erat merupakan satu kesatuan. Untuk lebih memahami sistem pembelajaran lihatlah gambar berikut ini:
Gambar 1. Kedudukan Media dalam Proses Pembelajaran (Rudi Susilana, Cepi Riyana, 2009: 5)
Proses perancangan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional khusus sebagai pengembangan daru tujuan instruksional umum. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik komponen penggunaannya. Setelah itu guru menentukan alat dan melaksanakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah commit to dilaksanakan. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 Apabila
ternyata
hasil
belajar
siswa
rendah,
maka
kita
mengidentifikasi bagian-bagian apa yang mengakibatkannya. Khususnya dalam penggunaan media, maka perlu melihat bagaimana efektivitas apakah yang menjadi faktor penyebabnya.
c. Manfaat Media Perolehan pengetahuan siswa akan semakin abstrak apabila pesan hanya disampaikan melalui kata verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme. Artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung di dalamnya. Hal semacam ini akan menimbulkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu sebaiknya siswa memiliki pengalaman yang lebih konkret, pesan yang disampaikan benarbenar dapat mencapai sasaran dan tujuan. Menurut Rudi Susilana, Cepi Riyana (2009: 9) secara umum media mempunyai kegunaan: 1. Memperjelas pesan agar tidak verbalistis 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indera 3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar 4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,auditori & kinestetiknya 5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, (1985) yang juga masih dalam Rudi Susilana, Cepi Riyana (2009: 9) adalah sebagai berikut: 1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar 2. Pembelajaran dapat lebih menarik 3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek commit to user 5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan 8. Peran guru berubah kea rah yang positif Selain
fungsi-fungsi
sebagaimana
diuraikan
di
atas,
media
pembelajaran juga memiliki nilai dan manfaat sebagai berikut: 1. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. 2. Menghadirkan obyek-obyek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. 3. Menampilkan obyek yang terlalu besar atau kecil 4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
d. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah system yang di dalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Menurut Rudi Susilana, Cepi Riyana (2009: 62-65) dasar pertimbangan pemilihan media adalah sebagai berikut: 1. Alasan Teoritis Pemilihan Media Proses pemilihan media menjadi penting karena kedudukan media yang strategis untuk keberhasilan pembelajaran. Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah sistem yang di dalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh media yang sesuai dengan materi, strategi yang digunakan, dan commit to user karakteristik siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 2. Alasan Praktis Pemilihan Media Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan si pengguna seperti guru, dosen, instruktur mengapa mneggunakan media dalam pembelajaran. Masih dalam Rudi Susilana, Cepi Riyana, Arif Sadiman (1996:84) mengungkapkan beberapa penyebab orang memilih media, antara lain: a) Demonstration. Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain. b) Familiarity. Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut. c) Clarity. Alasan ketiga ini adalah untuk memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. d) Active Learning. Media yang digunakan oleh guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas program belajar mengajar.
e. Kriteria Pemilihan Media Secara singkat dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran, jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan maka media tersebut tidak digunakan. Menurut Rudi Susilana, Cepi Riyana (2009: 7072) ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, antara lain: a) Kesesuaian dengan tujuan b) Kesesuaian dengan materi pembelajaran c) Kesesuaian dengan karakteristik pembelajar atau siswa d) Kesesuaian dengan teori e) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 f) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia. Lebih lanjut menurut Rudi Susilana, Cepi Riyana, sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari: accsess, cost, technology, interctivity, organization, dan novelty. 1) Accsess. Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media, mudah diperoleh dan dapat dimanfaatkan oleh siswa. 2) Cost. Dari sisi ekonomis mudah didapat dan harganya murah, sehingga tidak boros dalam pembiayaan. 3) Technology.
Dari
sisi
teknologinya
tersedia
dan
mudah
menggunakannya. 4) Interactivity. Media yang baik adalah media yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. 5) Organization. Pertimbangan yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan organisasi, dalam hal ini pihak sekolah. 6) Novelty. Media yang relatif baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
8. Pembelajaran Renang Gaya Dada Menggunakan Jerigen Dalam proses belajar mengajar sarana dan alat bantu mengajar merupakan komponen tak dapat dipisahkan dengan komponen-komponen lain, misalnya tujuan, materi metode dan sebagainya. Setelah tujuan dirumuskan secara khusus, materi ditetapkan, dan metode dipilih, maka agar proses belajar mengajar dapat efektif dan efisien, perlu didukung dengan menggunakan alatalat bantu mengajar yang memadai. Menurut Subagiyo, dkk (2001: 8.3), pengertian alat bantu mengajar adalah alat-alat yang digunakan oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan mengajar. Alat dalam hal ini sering disebut alat peraga atau audio visual atau sering juga disebut media. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Bentuk-bentuk media digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkret. Pengajaran dengan menggunakan media tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal). Dengan demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar dapat lebih berarti bagi siswa. Demikian juga dalam pembelajaran renang gaya dada. Untuk mempermudah penguasaan gerak dasar renang gaya dada diperlukan beberapa media, salah satunya adalah pelampung. Fungsi pelampung sendiri cukup vital khususnya pada saat pembelajaran konsep dasar gerakan renang gaya dada yang meliputi: 1) Posisi badan, 2) Gerakan kaki, 3) Gerakan lengan, 4) Pernapasan, 5) Koordinasi gerakan. Mahalnya harga pelampung mengakibatkan pihak sekolah tidak dapat memenuhi pelampung sebanding dengan jumlah siswa. Minimnya sarana pelampung dapat mengakibatkan proses pembelajaran renang kurang efektif. Hal tersebut akan menyebabkan pencapaian tujuan pembelajaran kurang maksimal. Oleh karena itu maka jerigen dijadikan media alternatif untuk mengganti pelampung. Meskipun dari segi bentuk tidak ada kemiripan, namun dari segi kegunannya sama dengan pelampung yang sesungguhnya. Dari sisi ketersediaan, jerigen mudah didapat oleh siswa karena bissa memanfaatkan jerigen bekas minyak. Dari segi ketersediaan dan harga, maka jerigen sangat mudah sekali di dapat di pasar-pasar tradisional dengan harga sangat murah.
Gambar 2. Gerakan Lengan dan Kaki Gaya Dada commit to user Ade Mardiana, dkk(2009: 7.26)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 B. Kerangka Berpikir Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah kurangnya sarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa. Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan dipegang secara langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran, penggunaan modifikasi pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan seperti melihat, menyentuh, merasakan, melalui modifikasi alat bantu tersebut. Penggunaan
media
dalam
pelaksanaan
tindakan
tiap
siklusnya
disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Secara garis besar media yang digunakan berupa alat bantu yaitu jerigen bekas yang digunakan untuk pembelajaran dalam teknik dasar renang gaya dada. Secara lebih rinci jenis-jenis media tersebut dijabarkan dalam RPP setiap pertemuan. Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana. Guru kurang akan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, dan hanya mengerjar materi tersebut dapat selesai tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tersebut bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata. Pemanfaatan alat bantu jerigen bekas sebagai sarana membantu guru dalam mengajarkan teknik dasar renang gaya dada pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut, guru dapat memperlihatkan dan memberikan penjelasan yang commitgaya to user mendetail mengenai teknik dasar renang dada.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Secara sederhana, kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran
a. Siswa kurang antusias dan cepat bosan dengan pelajaran pendidikan jasmani b. Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Menerapkan model pembelajaran melalui media jerigen
Siklus I: Peneliti bersama kolaborator menyusun pola pengajaran yang bertujuan meningkatkan efektivitas pembelajaran renang gaya dada menggunakan jerigen
Penggunaan media jerigen dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada
Siklus II: Upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan efektivitas pembelajaran renang gaya dada menggunakan jerigen
Gambar 3. Kerangka Berpikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga
2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai selesai.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian
Apr
1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah b. Diskusi dengan teman sejawat dan kolaborator c. Penyusunan proposal d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrumen (lembar observasi) e. Simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis Data b. Penyusunan Laporan Skripsi c. Ujian dan Revisi d. Penggandaan dan Pengumpulan Laporan commit to user
23
2011/2012 Mei Jun Jul
Ag
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa terdiri atas 16 siswa putra dan 9 siswa putri.
C. Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Berupa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran renang gaya dada. 2. Data sekunder Berupa RPP, silabus dan dokumen kelas VI Negeri 2 Bojongsari.
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa Untuk mendapatkan data hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran renang gaya dada. 2. Siswa Untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan jerigen terhadap proses pembelajaran renang gaya dada
D. Pengumpulan Data Dalam penelitian data diperoleh dengan cara pengamatan langsung terhadap semua kejadian-kejadian yang muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dipergunakan untuk mencatat semua kejadiankejadian yang terjadi pada saat proses pembelajaran. Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 Tabel 2. Teknik dan Alat Pengumpulan Data No
Jenis Data
Sumber Data
1
Hasil belajar siswa dalam
Siswa
Teknik Pengumpulan Data Tes unjuk kerja
Instrumen Lembar tugas
pembelajaran renang gaya dada
2
Sikap siswa dalam proses Siswa
Pengamatan
pembelajaran
Lembar Observasi
E. Uji Validitas Data Validitas adalah ukuran yang menyatakan ketepatan tujuan tes (alat ukur) dan memenuhi persyaratan pembuatan tes. Validitas tes menunjukkan derajat kesesuaian antara tes dan atribut yang akan diukur. Validitas menggambarkan kemampuan kemampuan tes dalam mengukur apa yang ingin diukur (Kirkendall, 1987) dalam Ismaryati (2011: 14) Dalam penelitian ini untuk menguji validitas data menggunakan teknik trianggulasi data yang diperoleh melalui: a. Kolaborator. Untuk mendapatkan data tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. b. Teman sejawat Untuk mendapatkan data tentang kejadian-kejadian yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung c. Hasil Penelitian Berupa hasil belajar renang gaya dada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Tahun Pelajaran 2011/2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 F. Analisis Data Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif statistik dengan menggunakan teknik prosentase
untuk
melihat
kecenderungan
yang
terjadi
dalam
kegiatan
pembelajaran. Adapun data tersebut untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran renang gaya dada, yang diperoleh melalui pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi oleh kolaborator. Hasil pengamatan dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
G. Indikator Kinerja Penelitian Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa terhadap materi ajar adalah ketuntasan siswa dalam mempelajari materi. Dengan kriteria siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika menguasai materi 70 % ke atas atau mendapat nilai 70. Untuk mengukur keberhasilan tindakan dalam penelitian maka ditentukan kriteria keberhasilan. Penelitian dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM).
H. Prosedur Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian tindakan kelas, dilakukan tindakan-tindakan yang dalam pelaksanaanya berlangsung secara terus-menerus dan dilaksanakan dalam siklus yang diberikan pada siswa yang dijadikan subyek penelitian. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas prosedurnya adalah dilaksanakan secara partisipatif atau kolaborasi dengan teman sejawat bekerja sama, mulai dari tahap orientasi dilanjutkan penyusunan rencana tindakan dilanjutkan pelaksanaan tindakan dalam siklus. Menurut Agus Kristiyanto (2010: 54), langkah-langkah PTK pada prinsipnya meliputi 4 (empat) langkah pokok pada tiap siklusnya. Keempat langkah tersebut meliputi (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindaakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. commit to usermenemukan solusi atas masalah PTK adalah penelitian praktis untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 yang dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau tindakan rasional yang telah dipilih dan disepakati oleh peneliti utama dan kolaborator. Oleh karena merupakan penelitian atas masalah praktis, maka kebanyakan pakar menyarankan untuk dilakukan minimal 2 siklus. Melalui kerjasama dan diskusi, diharapkan dapat memecahkan kebuntuan dalam proses pembelajaran, sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Diskusi yang bersifat analitik yang kemudian dilanjutkan pada langkah reflektif-evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus dan seterusnya. Secara sederhana prosedur tindakan atau langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan seperti skema berikut: Penetapan fokus masalah
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksnaan
Observasi
Perencanaan
TINDAKAN LANJUTAN
Refleksi Observasi
SIKLUS II HASIL Pelaksanaan
commit to user Gambar 4. Skema Siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti bersama teman sejawat dan kolaborator menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran renang gaya dada. 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, lembar pengamatan pembelajaran renang gaya dada. 4) Menyiapakan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap, pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan aktivitas pembelajaran di lapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain sebagai berikut: 1) Menjelaskan kegiatan pembelajaran renang gaya dada menggunakan jerigen 2) Melakukan pemanasan 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan latihan gerak dasar renang gaya dada. a. Cara melakukan renang gaya dada menggunakan jerigen yang telah dirancang oleh guru dan peneliti. b. Cara melakukan renang gaya dada dan penerapan alat bantu 5) Menarik kesimpulan 6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 7) Melakukan pendinginan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 c. Pengamatan Tindakan Pengamatan tindakan tahap (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada menggunakan jerigen (2) kemampuan melakukan gerak dasar renang gaya dada (3) aktivitas siswa dalam pembelajaran.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.
2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interprestasi, serta analisis, refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. Persentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada siklus seperti pada tabel berikut:
Tabel 3. Rencana Persentase Target Pencapaian Siklus Aspek yang diukur Hasil Belajar
Persentase Kondisi awal 36 %
Siklus 1
Siklus 2
60 %
80%
Cara mengukur
Dihitung dari siswa
siswa dalam
yang dapat
pembelajaran
mencapai
renang gaya
ketuntasan belajar
dada
renang gaya dada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Tindakan Pembelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Bojongsari
Kabupaten
Purbalingga
selama
ini
belum
berjalan
efektif.
Pembelajaran tak ubahnya rutinitas yang menjemukan bagi siswa. Pembelajaran berorientasi pada teknik, sehingga pembelajaran menjadi suasana yang monoton. Guru kurang bisa memodifikasi pembelajaran menjadi suatu aktifitas yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Kecenderungan pola pembelajaran yang monoton tersebut di atas berdampak pada ketidaktercapaian tujuan pembelajaran. Dari hasil pengamatan pra penelitian yang dilakukan pada kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga, diperoleh data sebagai berikut: a. Siswa Kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Tahun Pelajaran 2011/2012 berjumlah 25 siswa terdiri atas 16 siswa putra dan 9 siswa putri. b. Dari jumlah keseluruhan 25 siswa, hanya 36% siswa atau sekitar 9 siswa yang dapat mencapai batas ketuntasan minimal. c. Kurangnya media bantu pembelajaran sehingga menghambat guru dalam memberikan materi secara tuntas d. Model pembelajaran yang diterapkan belum bisa menbangkitkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran renang dengan materi gaya dada. Situasi yang demikian berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai. Dari hasil observasi pra penelitian tersebut di atas menjadi bukti konkrit bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang dengan materi renang gaya dada masih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang masih monoton.
Kurangnya
model-model
pembelajaran
serta
kecenderungan
pembelajaran yang berorientasi pada teknik. Pendekatan yang dilakukan oleh guru belum dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sementara karakteristik gerak dasar renang gaya dada juga cukup menyulitkan bagi siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari pada khususnya. user Sebagian siswa merasa kesulitancommit dalamtomempelajari gerak dasar renang gaya
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 dada. Pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran juga belum dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada. Kegagalan guru dalam merancang pembelajaran, sering mengakibatkan pembelajaran yang seharusnya menyenangkan menjadi suasana yang menjemukan dan membosankan bagi siswa. Hal tersebut berdampak buruk terhadap pencapaian hasil belajar siswa kurang memuaskan. Adapun hasil belajar siswa Kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari pada tahap pra siklus seperti pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 4. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus Jumlah Skor Kriteria Persentase Keterangan Siswa 90-100 Baik Sekali 0 0% 80-89 Baik 2 8% Tuntas 70-79 Cukup 7 28% Tuntas 60-69 Kurang 6 24% Belum Tuntas < 60 Kurang Sekali 10 40% Belum Tuntas Jumlah 25 100%
Pra Siklus 40%
0%
8% 28% 24%
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Pra Siklus
Berdasarkan data tabel 4 dan grafik di atas, dari 25 siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga, siswa yang berhasil mencapai KKM dalam mengikuti pembelajaran renang gaya dada hanya 36% dan sisanya sebesar 64% masih belum mencapai batas ketuntasan minimal yang ditetapkan. Data selengkapnya ada pada lampiran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 Oleh karena itu dilakukan tindakan dalam pembelajaran renang gaya dada menggunakan media jerigen. Skenario pembelajarannya adalah berupa pemberian materi gerak dasar renang gaya dada menggunakan media jerigen sebagi pengganti media pelampung. Pemberian tindakan dilakukan dari gerakan yang mudah kemudian meningkat ke gerakan yang lebih kompleks. Penggunaan media jerigen dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari gerak dasar renang gaya dada. Adapun media jerigen berfungsi sebagi pengganti pelampung yang memang dari sisi ketersediaan pihak sekolah sampai detik ini belum dapat menyediakan sebanding dengan jumlah siswa. Media jerigen dipilih sebagi pengganti pelampung karena dari sisi ketersediaan mudah didapat, sedangkan dari sisi harga cukup mahal. Melalui penggunaan jerigen tersebut memungkinkan siswa dapat menyerap dan mempelajari materi renang gaya dada yang diberikan oleh guru dengan mudah dan tuntas. Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua siklus yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran renang gaya dada khususnya di SD Negeri 2 Bojongsari. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Untuk mengetahui hasil dari tindakan tersebut, maka dilakukan evaluasi dengan cara mengamati peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada, kemudian diklasifikasikan dengan indikator yang telah ditetapkan pada tiap akhir siklus.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 April 2012, sedangkan pertemuan kedua siklus I pada hari Sabtu tanggal 5 Mei 2012. Pada siklus II tindakan juga dilakukan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 Mei 2012, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 26 Mei 2012. Masing-masing siklus terdiri dari: (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) observasi (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, dilakukan refleksi bersama to user kolaborator dan teman sejawat commit untuk membahas tentang tindakan yang telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 dilaksanakan dalam siklus. Selanjutnya mencari solusi dari permasalahan yang muncul pada siklus dan menentukan tindakan berikutnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
1. Deskripsi Siklus Pertama a. Perencanaan Tindakan I - Penentuan waktu tindakan kelas - Penentuan kelas yang akan diberi tindakan - Perencanaan tindakan yang akan diberikan - Pembuatan RPP - Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran.
b. Tindakan I Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu pada hari Sabtu tanggal 28 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Sabtu tanggal 5 Mei 20122012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Siswa berbaris, berdo’a dan presensi b) Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan awal). c) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. d) Pemanasan meliputi: - Melakukan pengenalan air sambil duduk di tepi kolam dilanjutkan dengan memasukan muka ke dalam air dengan mata terbuka. - Aktivitas berikutnya memasukan seluruh badan ke dalam air. - Bermain estafet menggunakan jerigen dilakukan di dalam kolam. - Bermain bola keranjang dalam kolam dangkal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 2) Kegiatan Inti a) Gerakan meluncur menggunakan alat bantu jerigen. b) Gerakan kaki menggunakan alat bantu jerigen.
3) Penutup a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan dengan tertib. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang telah di pelajari. c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan penuh keberanian dan percaya diri. d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus I pertemuan kedua adalah sebagi berikut: 1) Pendahuluan a) Siswa berbaris, berdo’a dan presensi b) Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan awal). c) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. d) Pemanasan meliputi: - Melakukan pengenalan air sambil duduk di tepi kolam dilanjutkan dengan memasukan muka ke dalam air dengan mata terbuka. - Aktivitas berikutnya memasukan seluruh badan ke dalam air. - Bermain estafet menggunakan jerigen dilakukan di dalam kolam. - Bermain bola keranjang dalam kolam dangkal.
2) Kegiatan Inti Melakukan gerakan lengan dengan kaki menjepit jerigen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 3) Penutup a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan dengan tertib. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang telah di pelajari. c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan penuh keberanian dan percaya diri. d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
c. Observasi Berdasarkan
hasil
observasi
yang
dilakukan
selama
proses
pembelajaran berlangsung, yaitu pada hari Sabtu tanggal 28 April 2012, sedangkan pertemuan kedua pada hari Sabtu tanggal 5 Mei 2012 diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran renang dengan materi renang gaya dada. Hal tersebut berkaitan
dengan
model
pembelajaran
yang
diterapkan
yaitu
menggunakan media jerigen dapat mempermudah siswa dalam mempelajari gerak dasar renang gaya dada. Penggunaan media jerigen juga meningkatkan antusiasme siswa dalam mempelajari gerak dasar renang gaya dada. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam melakukan gerak dasar renang gaya dada. 2. Berdasarkan data hasil pengamatan pada siklus I, hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus. Dari 25 siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari, 16 siswa atau 64% berhasil mencapai ketuntasan belajar. Persentase tersebut meliputi 2 siswa atau 8% termasuk dalam kategori baik sekali, 4 siswa atau 16% termasuk dalam kategori baik dan 10 siswa atau 40% termasuk dalam kategori cukup hasil belajarnya. Sedangkan untuk kategori kurang adalah 4 siswa atau 25%. Sedangkan 2 siswa atau 12,5% berada pada kategori commit to user kurang sekali.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus I seperti pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus I Skor 90-100 80-89 70-79 60-69 < 60
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Jumlah
Jumlah Siswa 2 4 10 4 5 25
Persentase
Keterangan
8% 16% 40% 16% 20% 100%
Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas
Siklus I 8%
16%
20% 16% 40%
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Gambar 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siklus I
Penggunaan jerigen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang dengan materi gaya dada. Akan tetapi masih ditemukan beberapa masalah yang mengakibatkan tindakan pada siklus I kurang maksimal. Masalah tersebut diantaranya adalah: 1. Sebagian siswa masih takut dengan air sehingga enggan untuk mencoba melakukan gerak dasar renang gaya dada. 2. Pada saat meluncur posisi badan belum streamline sehingga badan mudah tenggelam. 3. Beberapa siswa masih belum paham gerak dasar renang gaya dada commit to gaya user dada belum maksimal. sehingga dalam melakukan renang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 d. Refleksi Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan permasalahan yang muncul selama pembelajaran siklus I, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya, yang antara lain meliputi: 1. Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih berani dalam melakukan gerak dasar renang gaya dada. 2. Menjelaskan kembali tentang konsep gerak dasar posisi badan streamline dalam renang gaya dada disertai dengan demonstrasi gerakan yang benar. 3. Memberikan kesempatan melakukan koordinasi gerakan renang gaya dada tanpa menggunakan media jerigen.
2. Deskripsi Siklus Kedua Pelaksanaan tindakan pada siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan yang dilakukan pada siklus I. Implementasi tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah untuk mengatasi masalah-maslah yang muncul pada siklus I. Setelah dilakukan tindakan yang dilakukan pada siklus II diharapkan hasil belajar siswa semakin meningkat dan hambatan serta permasalahanpermasalahan yang muncul pada siklus sebelumnya dapat teratasi, sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada dapat meningkat lebih maksimal. a. Perencanaan Tindakan II - Penentuan waktu tindakan kelas - Penentuan kelas yang akan diberi tindakan - Perencanaan tindakan yang akan diberikan - Pembuatan RPP - Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
b. Tindakan II Pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri dari dua pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 19 Mei 2012 pertemuan pertama, sedangkan pertemuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 kedua hari Sabtu, 26 Mei 2012. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan pertama adalah sebagi berikut: 1) Pendahuluan a) Siswa berbaris, berdo’a dan presensi b) Apersepsi (menghubungkan materi pokok dengan pengetahuan awal). c) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. d) Pemanasan meliputi: - Melakukan pengenalan air sambil duduk di tepi kolam dilanjutkan dengan memasukan muka ke dalam air dengan mata terbuka. - Aktivitas berikutnya memasukan seluruh badan ke dalam air. - Bermain estafet menggunakan jerigen dilakukan di dalam kolam. - Bermain bola keranjang dalam kolam dangkal.
2) Kegiatan Inti a) Gerakan meluncur tanpa alat dilanjutkan dengan gerakan kaki gaya dada. b) Meluncur tanpa alat dilanjutkan dengan gerakan lengan gaya dada c) Melakukan perbaikan gerakan kaki dilanjutkan gerakan lengan sambil berpasangan.
3) Penutup a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar rileks dan tertib. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang telah di pelajari. c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan penuh keberanian dan percaya diri. d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Pertemuan kedua pada siklus II dilakukan tindakan sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Siswa berbaris, berdo’a dan presensi b) Apersepsi (menghubungkan materi pelajaran dengan pengetahuan awal). c) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. d) Pemanasan meliputi: - Melakukan pengenalan air sambil duduk di tepi kolam dilanjutkan dengan memasukan muka ke dalam air dengan mata terbuka. - Aktivitas berikutnya memasukan seluruh badan ke dalam air. - Bermain estafet menggunakan jerigen dilakukan di dalam kolam. - Bermain bola keranjang dalam kolam dangkal.
2) Kegiatan Inti a) Melakukan koordinasi gerakan meluncur dilanjutkan gerakan kaki dan tangan gaya dada. b) Melakukan koordinasi gerakan
dari start, meluncur, kaki, lengan,
pernapasan gaya dada
3) Penutup a) Siswa melakukan sikap duduk melingkar dan melakukan pendinginan dengan tertib. b) Guru memberikan evaluasi dan tanya jawab proses pembelajaran yang telah di pelajari. c) Siswa mendengarkan dengan tertib dan berusaha menjawab dengan penuh keberanian dan percaya diri. d) Siswa dipersilahkan berdo’a dengan hikmat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 c. Observasi Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut: 1. Terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran renang dengan materi gaya dada. Peningkatan hasil belajar siswa berkaitan dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu menggunakan media jerigen berhasil menarik perhatian siswa. 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar, siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar dalam pembelajaran renang gaya dada meningkat jika dibandingkan data pada siklus I. Dari 25 siswa Kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari yang dapat mencapai KKM 22 siswa atau 88%. Sedangkan 3 siswa atau 12% berada pada kategori kurang. Meskipun demikian, terjadi pengurangan siswa yang berada pada kategori kurang semula 4 siswa atau 16% menjadi 3 siswa atau 12%. Adapun data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran siklus II seperti pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar Siswa Siklus II Skor 90-100 80-89 70-79 60-69 < 60
Kriteria Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Jumlah
Jumlah Persentase Keterangan Siswa 5 20% Tuntas 8 32% Tuntas Tuntas 9 36% 3 12% Belum Tuntas 0 0% 25 100%
Siklus II
0% 12%
36%
Baik Sekali
Baik
20%
32%
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
commit to user Gambar 7. Grafik Hasil Belajar Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 Dari tabel dan grafik di atas diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga pada proses pembelajaran renang dengan materi gaya dada pada siklus II meningkat menjadi 88%. Prosentase tersebut meliputi jumlah kriteria: a) baik sekali 20% atau 5 siswa, b) baik 32% atau 8 siswa, c) cukup 36% atau 9 siswa, d) kurang 12% atau 3 siswa. Pada kategori kurang tidak ada atau 0%. d. Refleksi Secara umum kelemahan-kelemahan dan hambatan yang muncul pada siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II. Tindakan yang dilakukan berhasil meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran renang dengan materi renang gaya dada. Siswa terlihat lebih antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan media jerigen dapat meningkatkan hasil belajar renang gaya dada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari. Penggunaan media jerigen dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari gerak dasar renang gaya dada serta meningkatkan rasa percaya diri siswa. Berdasarkan data pada siklus II (tabel 6) maka dapat disimpulkan bahwa pemberian tindakan terhadap materi renang gaya dada renang meenggunakan media jerigen dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari. Melalui kesepakatan bersama kolaborator, maka diputuskan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil sehingga hanya sampai pada siklus kedua.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi renang gaya dada menggunakan media jerigen dapat membangitkan minat dan motivasi siswa sehingga mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, yaitu hasil belajar siswa kelas VI SD commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 Negeri 2 Bojongsari. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Dalam hal ini penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan data hasil observasi pada pra siklus, siklus I, siklus II, tindakan yang dilakukan menggunakan media jerigen berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data hasil belajar pada pra siklus. Peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 7. Deskripsi Data Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus Pra Siklus
Skor
Kriteria
Jumlah Siswa
90-100 80-89 70-79 60-69 < 60
Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
0 2 7 6 10 25
Jumlah
Siklus I
Persen
Jumlah Siswa
0% 8% 28% 24% 40% 100%
2 4 10 4 5 25
Siklus II
Persen
Jumlah Siswa
Persen
8% 16% 40% 16% 20% 100%
5 8 9 3 0 25
20% 32% 36% 12% 0% 100%
Ket Meningkat Meningkat Meningkat Berkurang Berkurang
Tabel 7 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran renang pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil belajar siswa-siswi Kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari yang berjumlah 25 siswa pada pra siklus adalah sebesar 36%, siklus I 64%, siklus II 88%. Berdasarkan data persentase tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus. Peningkatan persentase dari pra siklus ke siklus I sebesar 28%. Sedangkan dari siklus I ke siklus II sebesar 24%. Pencapaian persentase pada siklus II sebesar 88% melampaui target capaian yang direncanakan yaitu sebesar 80%. Dengan demikian pelaksanaan tindakan melalui penggunaan media jerigen dinyatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Peningkatan persentase hasil belajar siswa pada tiap siklus, adalah merupakan
bukti
konkrit
bahwa
penggunaan
jerigen
dapat
mengatasi
permasalahan dalm proses pembelajaran renang gaya dada, dalam hal ini rendahnya hasil belajar siswa. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan
temuan
bahwa
cara
penyampaian
materi
pembelajaran
menggunakan media lebih efektif dan efisien, sehingga mendukung pencapaian target pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu siswa juga dengan mudah menyerap materi dengan optimal pula. Perbandingan peningkatan hasil belajar siswa dalam pra siklus, siklus I dan siklus II seperti terlihat dalam grafik berikut:
40% 30%
Baik Sekali
20%
Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
10% 0% Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 8. Grafik Perbandingan Hasil Belajar Renang Gaya Dada Tiap Siklus
D. Pembahasan Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi renang gaya dada menggunakan media jerigen bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari gerak dasar renang gaya dada. Indikator keberhasilan penelitian dalam hal ini penggunaan media jerigen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal, penguasaan materi pembelajaran siswa menjadi lebih baik. Pemberian tindakan dalam pembelajaran renang gaya dada menggunakan media jerigen ternyata tidak mengurangi commit to makna user dari pembelajaran itu sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 Siswa lebih antusias, semangat, disiplin, tanggung jawab, serta percaya diri, dalam melakukan tugas gerak. Penggunaan media jerigen merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada proses pembelajaran yang monoton, sehingga pembelajaran renang yang dilaksanakan dapat berhasil. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan data pada hasil belajar pra penelitian. Berdasarkan tindakan yang dilakukan dalam penelitian melalui penggunaan media jerigen, pembelajaran ini bertujuan untuk memberikan kemudahan siswa agar lebih termotivasi untuk mempelajari gerak dasar renang gaya dada. Upaya untuk memudahkan siswa dalam mempelajari materi renang gaya dada dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melakukan modifikasi sarana pembelajaran. Yang perlu mendapat perhatian khusus dalam pembelajaran renang di sekolah dasar adalah penguasaan gerak dasar meluncur, gerak dasar kaki, gerak dasar tangan dan pernapasan. Setelah pengenalan air telah familiar dilakukan oleh anak-anak, maka langkah berikutnya adalah mengajarkan kepada mereka tentang bagaimana cara mengapung di air maupun gerak dasar renang. Pengenalan gerak dasar renang sangat penting karena gerak dasar tersebut diperlukan untuk mempelajari gaya dalam renang. Pembelajaran diawali dengan pengenalan air yang dilakukan sambil duduk di tepi kolam dilanjutkan dengan memasukkan muka dengan mata terbuka ke dalam air. Aktivitas berikutnya adalah memasukkan seluruh badan ke dalam air. setelah beberapa saat maka dilakukan permainan estafet menggunakan jerigen dilakukan di kolam yang dangkal. Agar lebih menarik dan menghilangkan rasa takut terhadap air dilakukan permainan bola keranjang. Mula-mula permainan dilakukan dengan lempar tangkap, kemudian untuk lebih menarik perhatian siswa bola dapat dibawa sambil berenang. Pemenangnya adalah regu yang paling banyak memasukkan bola ke keranjang. Pemberian tindakan diawali dari siklus I pertemuan pertama berupa melakukan gerak dasar meluncur menggunakan jerigen. Siswa berdiri rapat ke dinding kolam kedua tangan lurus memegang jerigen yang dilanjutkan commitdan to user menjejakkan kaki ke dinding kolam meluncur ke depan. Aktivitas ini
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 dilakukan beberapa kali sampai gerak dasar meluncur benar-benar dapat dikuasai oleh siswa. Yang perlu dipehatikan dalam meluncur adalah posisi badan harus rata-rata air (streamline). Berikutnya melakukan gerakan meluncur dilanjutkan dengan melakukan gerak dasar kaki gaya dada dengan kedua tangan lurus ke depan memegang jerigen. Dalam melakukan gerak dasar kaki ini dilakukan beberapa kali sampai siswa dapat memahami konsep dan cara melakukan gerak dasar kaki gaya dada. Agar lebih menarik dan memotivasi siswa, maka aktivitas dilakukan dalam bentuk perlombaan menempuh jarak tertentu. Pemenangnya adalah siswa yang paling cepat mencapai batas yang telah ditetapkan. Tindakan yang dilakukan dalam siklus I pertemuan kedua diawali dengan mengulang aktivitas yang dlakukan pada pertemuan pertama, kemudian dilanjutkan dengan melakukan gerak dasar lengan gaya dada. Pelaksanaan gerakannya adalah siswa beridir di tepi kolam dengan kedua kaki mengapit jerigen. Didahului dengan meluncur kemudian melakukan gerak dasar lengan gaya dada. Aktivitas ini dilakukan berulang kali sampai siswa memahami cara melakukan gerakan lengan gaya dada. Guru memberikan koreksi gerakan di selapembelajaran. Penentuan jarak yang ditempuh siswa dalam melakukan gerak dasar lengan gaya dada akan membangkitkan motivasi siswa dalam melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru. Dalam tahap ini siswa terlihat antusias dalam melakukan gerakan. Keengganan dalam mengikuti pembelajaran mulai berkurang. Sebagian siswa yang tadinya kurang berminat terhadap materi renang gaya dada, mulai terlihat aktif dalam pembelajaran. Pada siklus II pertemuan pertama, aktivitas pembelajaran masih merupakan kelanjutan dari siklus sebelumnya. Dalam tahap ini gerakan dilakukan tanpa menggunakan jerigen. Didahului dengan gerakan meluncur kemudian dilanjutkan melakukan gerak dasar kaki gaya dada mencapai jarak tertentu. Setelah gerak dasar kaki tanpa alat dapat dilakukan siswa maka dilanjutkan dengan meluncur tanpa menggunakan jerigen dilanjutkan dengan gerakan lengan gaya dada. Aktivitas ini juga dilakukan dalam bentuk perlombaan mencapai jarak commit to user tertentu, pemenangnya adalah siswa yang tercepat dalam mencapai batas yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 telah ditentukan sebelumnya. Dalam tahap ini siswa juga mulai diperkenalkan dengan cara melakukan gerakan mengambil nafas. Akan tetapi perlu ditekankan pula dalam melakukan semua gerakan posisi badan harus selalu rata-rata air (streamline). Yang tidak kalah pentingnya adalah mata harus selalu terbuka di dalam air. Siklus II pertemuan kedua, siswa mulai diperkenalkan dengan koordinasi gerakan kaki, lengan dan pernapasan renang gaya dada. Aktivitas ini mula-mula dilakukan pada kolam dangkal. Setelah koordinasi gerakan dapat dilakukan dengan benar, maka langkah berikutnya adalah melakukan renang gaya dada menempuh jarak 25 meter dimulai dari start sampai finish. Aktivitas ini dimaksudkan untuk lebih memotivasi siswa dalam melakukan koordinasi gerakan renang gaya dada. Pada kegiatan inipun dapat digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana tingkat keberhasilan tindakan yang telah dilakukan. Berdasarkan data hasil penelitian, hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada meningkat jika dibandingkan data pada pra siklus. Pada siklus I rencana target pencapaian yang semula 60% ternyata dapat tercapai. Dari 25 siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari, 16 siswa atau 64% dapat mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan. Titik puncak peningkatan hasil belajar siswa pada penelitian ini adalah pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian diketahui bahwa 22 siswa atau 88% menunjukkan peningkatan hasil belajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sedangkan 3 siswa atau 12% berada pada kriteria kurang berhasil. Hal itu berarti rencana pencapaian target siklus II yang semula 80%, dapat terlampaui. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada menggunakan media jerigen pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga Tahun 2011/2012, telah mencapai keberhasilan pada siklus II. Dengan tercapainya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran renang gaya dada, maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu; (1) perencanaan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi (4) refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran renang gaya dada menggunakan media jerigen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil analisis yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa terjadi dari 9 siswa atau 36% pada pra siklus menjadi 16 siswa atau 64% pada siklus I. Kemudian meningkat lagi pada siklus II menjadi 22 siswa atau 88%.
B. Implikasi Penelitian
ini
memberikan
suatu
gambaran
yang jelas
bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung beberapa faktor. Faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa, serta metode pembelajaran yang digunakan. Faktor dari guru yaitu kemampuan guru dalam penggunaan sarana pembelajaran, mengembangkan materi, menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, serta metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan perangkat pembelajaran yang menarik, dapat juga membantu meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar, sehingga akan diperoleh hasil yang optimal. Penelitian ini juga memberikan implikasi bahwa media jerigen dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengatasi rendahnya hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 2 Bojongsari Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012 commit to user dalam pembelajaran renang gaya dada.
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Pemberian tindakan dari siklus I, dan siklus II memberikan deskripsi bahwa adanya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Kekurangan dan kelemahan tersebut dapat diatasi setelah dilakukan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran renang gaya dada terutama hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Melalui penggunaan media jerigen dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari gerak dasar renang gaya dada, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
C. Saran 1. Untuk Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri 2 Bojongsari: a. Lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan memaksimalkan penggunaan sarana pembelajaran. b. Kreatif mengembangkan keterbatasan media pembelajaran agar dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. c. Memperhatikan
kondisi
siswa
dalam
menentukan
model-model
pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2. Untuk Siswa a. Selalu siap untuk mengikuti pembelajaran dengan metode apapun dan selalu bersedia melaksanakan instruksi yang diberikan guru. b. Keaktifan siswa hendaknya tidak hanya selama kegiatan pembelajaran berlangsung, melainkan aktif belajar mandiri, agar kemampuannya meningkat. 3. Untuk Penelitian Berikutnya Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat mengembangkan penelitian tentang strategi dan metode pembelajaran, gaya mengajar maupun penggunaan pendekatan dalam pembelajaran agar kualitas pembelajaran dapat semakin meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan. commit to user