perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA TANGRAM DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD N WINONG TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh: SITI AMINAH X7210131
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA September 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Siti Aminah
NIM
: X7210131
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/PGSD Menyatakan
bahwa
skripsi
yang
berjudul
“PENGGUNAAN
MEDIA
TANGRAM DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD N WINONG TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebut dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, September 2012
Yang memberi pernyataan
Siti Aminah
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGGUNAAN MEDIA TANGRAM DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKATENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD N WINONG TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh: SITI AMINAH X7210131
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user September 2012 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul: PENGGUNAAN MEDIA TANGRAM DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD N WINONG TAHUN AJARAN 2011/2012.
Yang disusun oleh: Nama
: SITI AMINAH
NIM
: X7210131
Program Studi
: S1 PGSD
Jurusan
: Ilmu Pendidikan
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
: Sebelas Maret
Telah mendapat persetujuan oleh Tim Pembimbing Skripsi FKIP UNS Surakarta. Hari
: Senin
Tanggal
: 16 Juli 2012
Surakarta,
commit to user iv
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: Penggunaan Media Tangram dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika tentang Bangun Datar Siswa Kelas V SD N Winong Tahun Ajaran 2011/2012. Yang disusun oleh: Nama
: Siti Aminah
NIM
: X7210131
telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Kamis
Tanggal
: 27 September 2012
Tim Penguji Skripsi Nama Terang Ketua
: Drs. Imam Suyanto, M.Pd
Sekretaris : Kartika Chrysti Suryandari, M.Si Anggota I : Drs. Wahyudi, M.Pd Anggota II: Drs. Ngatman, M.Pd
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Siti Aminah. PENGGUNAAN MEDIA TANGRAM DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD N WINONG TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, September 2012. Tujuan penelitian ini, yaitu (1) mendeskripsikan penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 dan (2) mendeskripsikan kendala dan solusi media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 Penelitian ini berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Siswa yang diteliti adalah siswa kelas V SD Negeri Winong yang berjumlah 28 anak. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Masing–masing siklus terdiri dari 3 pertemuan. Setiap siklus, terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber, teknik dan waktu. Teknik analisis yang digunakan dalam PTK adalah teknik analisis deskriptif kualitataif. Hasil penelitian adalah penggunaan media tangram meningkat hasil belajar 85,7% sesuai dengan sesuai skenario pembelajaran yaitu dari (1) persiapan, (2) pengenalan media tangram, (3) pembuatan media tangram, (4) penggunaan media tangram sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan (5) penyimpulan dan evaluasi. Kedala dan solusi dalam penelitian ini adalah: (1) siswa yang kurang aktif dalam berpendapat solusinya guru berusaha memberi pertanyaan-pertanyaan, (2) siswa kesulitan untuk memahami petunjuk LKS solusinya guru membimbing dan selalu mengingatkan siswa untuk bekerja secara teliti dan urut berdasarkan petunjuk LKS, (3) siswa yang belum terampil dalam membuat solusinya tangram perlu latihan terus menerus, (4) ukuran tangram yang menyulitkan siswa saat menggambar dirubah menjadi 12cm X 12cm, (5) siswa yang belum terampil dalam menggunakan tangram perlu latihan terus menerus, (6) siswa yang belum percaya diri saat demontrasi klasikal diberi motovasi dan perlu latihan terus menerus supaya terbiasa, dan (7) siswa yang kurang aktif saat diskusi kelompok selalu diingatkan dengan memberikan motivasi yang bervariasi. Kata kunci: media tangram, matematika, hasil belajar.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Siti Aminah. THE USING TANGRAM MEDIA TO INCREASE RESULT LEARNING MATHEMATICS ABOUT FLATE SHAPE V GRADE STUDENT AT STATE ELEMENTARY SCHOOL WINONG IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi, Surakarta: Faculty of Education and Teacher Training Sebelas Maret University Surakarta, September 2012. The aims of research of are, (1) to know use tangram media to increase result learning mathematics about flate shape V grade student at state elementary school Winong in academic year 2011/2012 and (2) to know the problem and solution the using tangram media to increase result learning mathematics about flate shape V grade student at state elementary school Winong in academic year 2011/2012. The researcher use of classroom action research the students who studied are V grade students of elementary school. The number population are 28 students of Winong in this research. The researcher was conducted in three cycles. Each cycle consists of three meeting. They are planning, implementation, observation, and reflection. The equipment of collecting is observation sheet, interview, documentation, and test. The data validity of the research instrument or test use the technique of source triangulasi, technique and time. The data analysis technique in classroom action research use qualitative data of descriptive analisysis. The conclusion of using tangram media can increasing result learning 85,7% with the teaching learning process comes from (1) preparation, (2) the introduction of tangram media, (3) making tangram media, (4) how to applicate the tangram media based on the aim of leraning, and (5) inverence and evaluation. The problem and solution for teaching learning prosses in tangram media is (1) for students who are less active in the opinion of researchers or teachers try fishing with questions, (2) while students are difficult to understand instructions and worksheets to guide teachers always remind students to work closely and sort by clues worksheets, (3) students are not skilled in making tangram need continuous training, (4) the size of Tangram is difficult to draw a student at 12cmX12cm converted into, (5) students who are not skilled in using tangram media need continuous training, (6) students are not confident when demonstrations given classical motovasi and need constant practice to get used to, and (7) students who are less active during the group discussions are always reminded by providing a variety of motivations. Key words: tangram media, mathematics, learning result
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Selalu pilih jalan yang nampak baik sesulit dan sekeras apapun jalan itu. Kebiasaan akan membuat menjadi mudah dan ramah (Pythagoras)
Persahabatan adalah hal tersulit untuk dijelaskan di dunia ini. Dan, ini bukan apa yang anda pelajari di sekolah. Tetapi, bila anda tidak pernah belajar makna persahabatan anda benar-benar tidak belajar apa pun. (Muhammmad Ali)
Aku aman bagimu Aku menyenangkan bagimu Aku manfaat bagimu (Penulis)
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, ku persembahkan karya ini untuk:
mama tercinta Yang dengan tulus ikhlas mencurahkan cinta, kasih sayang, doa dan semua yang dimiliki tuk kesuksesan dan kebahagiaan putrinya. Terima kasih untuk semuanya.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang member ilmu, inspirasi dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA TANGRAM DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD N WINONG TAHUN AJARAN 2011/2012”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih: 1.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
2.
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
3.
Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
4.
Koordinator Pelaksana
PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen 5.
Sekretaris Pelaksana S1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen.
6.
Drs. Wahyudi, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, mengarahkan mulai dari penyusunan proposal hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
7.
Drs. Ngatman, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan mulai dari penyusunan proposal hingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
8.
Surip, S.Pd, selaku Kepala SD Negeri Winong yang telah mengizinkan commit to beliau user pimpin. pelaksanaan penelitian di sekolah yang x
perpustakaan.uns.ac.id
9.
digilib.uns.ac.id
Sapartini dan keluarga SD Negeri Winong yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah banyak membantu lancarnya proses penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak sekali kesalahan yang menjadikan skripsi ini jauh dari sempurna. Meskipun demikian, harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Surakarta,
September 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………… ii HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ iii HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vi HALAMAN MOTTO ................................................................................. vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
BAB II
KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 8 B. Kerangka Berpikir ............................................................... 49 C. Hipotesis Tindakan .............................................................. 49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 50 B. Subjek Penelitian ................................................................ 52 D. Sumber Data ........................................................................ 52 E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................... 53 F. Uji Validasi Data ................................................................. 58 commit to user G. Analisis Data ....................................................................... 60 xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Indikator Kinerja Penelitian ................................................. 61 I. BAB IV
Prosedur Penelitian ............................................................. 62
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan ......................................................... 67 B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus ............................... 68 C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ....................... 152 D. Pembahasan ........................................................................ 158
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ............................................................................ 163 B. Implikasi ............................................................................ 164 C. Saran .................................................................................. 165
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 166 LAMPIRAN – LAMPIRAN ...................................................................... 168
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
2.1
Kurikulum Matematika SD kelas V Semester 2 ………………
15
4.1
Pretes siklus I ………………………………………………….
67
4.2
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Guru Siklus I Pertemuan 1……………………..
4.3
71
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus I Pertemuan 1…………………….
71
4.4
Hasil belajar siklus I Pertemuan 1…………………………….
73
4.5
Pelaksanaan Pembajaran Siklus I Pertemuan 1 ……………….
74
4.6
Perbandingan Pretest dan Postest Siklus 1 Pertemuan 1 ……..
74
4.7
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Guru Siklus I Pertemuan 2……………………..
4.8
78
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus I Pertemuan 2…………………….
79
4.9
Hasil belajar siklus I Pertemuan 2……………………………
80
4.10
Pelaksanaan Pembajaran Siklus I Pertemuan 2 ………………
81
4.11
Perbandingan Pretest dan Postest Siklus 1 Pertemuan 2 ……..
82
4.12
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Guru Siklus I Pertemuan 3……………………..
4.13
86
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus I Pertemuan 3…………………….
87
4.14
Hasil belajar siklus I Pertemuan 3……………………………
88
4.15
Pelaksanaan Pembajaran Siklus I Pertemuan 3 ………………
89
4.16
Perbandingan Pretest dan Postest Siklus 1 Pertemuan 3 ……..
90
4.17
Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus I …………………………………..
4.18
4.19 4.20
92
Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus I …………………………………..
92
Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.. commit to user Pretes siklus II …………………………………………………
96
xiv
97
perpustakaan.uns.ac.id
4.21
digilib.uns.ac.id
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Guru Siklus II Pertemuan 1…………………….
4.22
101
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus II Pertemuan 1……………………
101
4.23
Hasil belajar siklus II Pertemuan 1…………………………….
103
4.24
Pelaksanaan Pembajaran Siklus II Pertemuan 1 ………………
103
4.25
Perbandingan Pretest dan Postest Siklus II Pertemuan 1 ……..
104
4.26
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Guru Siklus II Pertemuan 2…………………….
4.27
108
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus II Pertemuan 2……………………
108
4.28
Hasil belajar siklus II Pertemuan 2……………………………
110
4.29
Pelaksanaan Pembajaran Siklus II Pertemuan 2 ………………
110
4.30
Perbandingan Pretest dan Postest Siklus II Pertemuan 2 ……..
111
4.31
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Guru Siklus II Pertemuan 3…………………….
4.32
115
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus II Pertemuan 3……………………
116
4.33
Hasil belajar siklus II Pertemuan 3……………………………
117
4.34
Pelaksanaan Pembajaran Siklus II Pertemuan 3 ………………
117
4.35
Perbandingan Pretest dan Postest Siklus II Pertemuan 3 ……..
118
4.36
Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus II …………………………………..
4.37
120
Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus II …………………………………..
121
4.38
Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.
124
4.39
Pretes siklus III ………………………………………………
126
4.40
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media
4.41
Tangram bagi Guru Siklus III Pertemuan 1……………………
129
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media commit to user 1…………………. Tangram bagi Siswa Siklus III Pertemuan
129
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4.42
Hasil belajar siklus III Pertemuan 1……………………………
130
4.43
Pelaksanaan Pembajaran Siklus III Pertemuan 1 …………….
131
4.44
Perbandingan Pretest dan Postest Siklus III Pertemuan 1 …….
132
4.45
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Guru Siklus III Pertemuan 2……………………
4.46
136
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus III Pertemuan 2…………………..
136
4.47
Hasil belajar siklus III Pertemuan 2……………………………
137
4.48
Pelaksanaan Pembajaran Siklus III Pertemuan 2 ……………...
138
4.49
Perbandingan Pretest dan Postest Siklus III Pertemuan 2 …….
139
4.50
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Guru Siklus III Pertemuan 3……………………
4.51
142
Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus III Pertemuan 3…………………..
143
4.52
Hasil belajar siklus III Pertemuan 3……………………………
144
4.53
Pelaksanaan Pembajaran Siklus III Pertemuan 3 ……………..
145
4.54
Perbandingan Pretest dan Postest Siklus III Pertemuan 3 …….
146
4.55
Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus III …………………………………
4.56
Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus III …………………………………
4.57
151
Hasil Analisis Antar Siklus Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru ........................................................
4.59
148
Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ……………………………………………………………...
4.58
148
153
Hasil Analisis Antar Siklus Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa .......................................................
154
4.60
Peningkatan Hasil Belajar Antar Siklus ………………………
156
4.61
Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram ………………………………………………. commit to user xvi
168
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Halaman Model-Model
Tangram
menurut
Pedoman
Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga atau Praktik Sederhana Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Depdiknas (1996: 59) ……………………………
38
2.2
Pancagram A ..…………………………………………..
39
2.3
Pancagram B …………………………………………….
40
2.4
Kerangka Berpikir Penelitian…………………………….
49
3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ………………………
51
3.2
Indikator Kinerja Penelitian..............................................
61
3.3
Skema tahap-tahap penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2008 : 16) ………
4.1
Diagram perbandingan pretes dan postes siklus I pertemuan 1 ………………………………………………
4.2
Diagram
Pelaksanaan
4.8
95
Diagram perbandingan pretes dan postes siklus II pertemuan 1 ………………………………………………
4.7
93
Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I …………………………….
4.6
91
Pembelajaran dengan Media
Tangram Siklus I ………………………………………… 4.5
83
Diagram perbandingan pretes dan postes siklus I pertemuan 3 ………………………………………………
4.4
75
Diagram perbandingan pretes dan postes siklus I pertemuan 2 ………………………………………………
4.3
62
105
Diagram perbandingan pretes dan postes siklus II pertemuan 2 ………………………………………………
112
Dagram perbandingan pretes dan postes siklus II commit to user pertemuan 3 ………………………………………………
119
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
4.9
Diagram
digilib.uns.ac.id
Pelaksanaan
Pembelajaran dengan Media
Tangram Siklus II ………………………………………..
119
Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa 4.10
Siklus II …………………………......................................
4.11
Diagram perbandingan pretes dan postes siklus III pertemuan 1 ……………………………………………...
4.12
Diagram
Pelaksanaan
4.17
149
Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III ………………………………………………..
4.16
147
Pembelajaran dengan Media
Tangram Siklus III ……………………………………… 4.15
140
Dagram perbandingan pretes dan postes siklus III pertemuan 3 ………………………………………………
4.14
133
Dagram perbandingan pretes dan postes siklus III pertemuan 2 ………………………………………………
4.13
124
Digram
Pelaksanaan
Pembelajaran
dengan
151
Media
Tangram ………………………………………………….
155
Diagram Peningkatan Hasil Belajar antar Siklus ………...
157
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Silabus……………………………………………………..
168
2.
Skenario Pembelajaran......…………………………………
171
3.
Kisi-kisi Observasi……...………………………………….
173
4.
Kisi-kisi Pedoman Wawancara……...……………………..
174
5.
Kisi-kisi Penilaian Hasil……………...……………………
175
6.
Lembar observasi.…..……………………………………...
179
7.
Pedoman wawancara…………………..………………….
183
8.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I…………….…
187
9.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II……………...
214
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III……………
238
11. Rekap Observasi Guru dan Siswa Siklus I……………...…
253
12. Rekap Observasi Guru dan Siswa Siklus II……………….
265
13. Rekap Observasi Guru dan Siswa Siklus III……………...
277
14. Contoh Hasil Belajar Siswa Siklus I……...………………..
289
15. Contoh Hasil Belajar Siswa Siklus II……………...………
292
16. Contoh Hasil Belajar Siswa Siklus III……………...………
295
17. Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus I……………………….
298
18. Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus II...……………………
299
19. Rekap Hasil Belajar Siswa Siklus III..……………………
300
20. Dokumensi Pelaksanaan Pembelajaran…..……………….
301
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21. Surat Permohonan Izin Penelitian………………………….
308
22. Surat Keterangan Ijin Penelitian…………………………..
309
commit to user xx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya dan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sehingga manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi menuju ke arah yang lebih baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Pengembangan aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup melalui seperangkat kompetensi, agar siswa dapat
bertahan
hidup,
menyesuaikan
diri,
dan
berhasil
di
masa
mendatang.Pendidikan erat sekali kaitannya dengan pendidik atau guru. Guru yang baik adalah guru yang berhasil dalam pengajaran, mampu mempersiapkan siswa mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Untuk membawa siswa mencapai tujuan itu, setiap guru perlu memiliki berbagai kemampuan atau kualifikasi profesional. Guru yang professional harus mampu melakukan tugas mendidik yaitu untuk mengembangkan kepribadian siswa dan mengajar yaitu untuk mengembangkan kemampuan berpikir, serta melatih yaitu untuk mengembangkan keterampilan siswa. Pembelajaran diharapkan menjadi suatu menyenangkan bukan suatu yang dianggap sulit dan membosankan, sehingga pembelajaran akan mencapai hasil yang memuaskan. Guru merupakan kunci dalam meningkatkan mutu pendidikan, guru bertanggung jawab untuk mengatur dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan di kelas. Memilih pendekatan, metode, media dan sarana pendukung lainnya merupakan tanggung jawab guru. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika berorientasi pada siswa. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian kegiatan untuk mengekploitasi lingkungan melalui pembelajaran. Di dalam kelaslah semua aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan semua kemampuannya, siswa dengan
semua
latar
belakang
dan
potensinya,
commit to user
1
kurikulum
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 semuakomponennya, metode dengan semuapendekatannya, dan materi dengan semua sumber belajar bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Hasil belajar mata pelajaran matematika di SD N Winong kelas lima masih rendah.Hal ini terbukti dari hasil tes yang diperoleh dari 28 siswa kelas V hanya 8 siswa yang berhasil menguasai materi lebih dari 70% atau diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pelajaran Matematika kelas V KKM yang ditetapkan adalah 65. Berarti hanya ada 8 siswa atau 28% siswa dari jumlah seluruh siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Sementara 20 siswa atau 62% siswa dari jumlah seluruh siswa kelas V di bawah KKM atau belum tuntas. Hal ini berarti tingkat penguasaan materi masih rendah. Pembelajaran dikatakan dikatakan berhasil jika 85% siswa sudah mendapat nilai diatas KKM. Kegagalan ini diduga karena siswa terjebak dalam rutinitas, media pembelajaran yang kurang, penilaian terfokus pada aspek kognitif (mengingat dan menyebutkan) dan umumnya siswa tidak tahu makna atau fungsi dari hal yang dipelajarinya. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa kurang dilibatkan dalam proses belajar, pembelajaran cenderung berpusat dari guru dan klasikal. Selain itu, siswa kurang dilatih untuk menganalisis permasalahan matematika, jarang sekali siswa menyampaikan ide untuk menjawab pertanyaan bagaimana proses penyelesaian soal yang dilontarkan guru. Akibatnya banyak siswa mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya mereka tidak memahaminya. Siswa menganggap pelajaran matematika pelajaran yang sulit. Setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru dan melakukan observasi dalam proses pembelajaran matematika peneliti menemukan beberapa kesimpulan. Guru menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu guru yang aktif menjelaskan sementara siswa mendengarkan. Dalam penyampaian materi matematika guru hanya langsung memberi tahu cara mengerjakannya, sehingga siswa tidak tahu dari mana konsep yang mendasarinya. Misalnya dalam konsep luas, siswa hanya diberi tahu bahwa luas segi tiga adalah alas dikali tinggi dibagi dua. Saat pembelajaran guru hanya menggunakan media papan tulis untuk commit to user menerangkan materi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal latihan. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 pembelajaran ini siswa kurang realistik dan sistematik dalam berpikir. Hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran matematika serta tahap perkembangan siswa sekolah dasar, sehingga siswa cepat lupa dengan materi tersebut akibatnya hasil belajarnya tidak maksimal atau kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pembelajaran
matematika
di
Sekolah
Dasar
berfungsi
untuk
mengembangkan kemampuan belajar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika serta alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Adapun tujuan pembelajaran matematika di SD adalah melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten. Matematika merupakan ilmu yang bersifat abstrak, oleh karena itu dalam pembelajarannya memerlukan sesuatu yang konkret. Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Piaget (1988) mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu: (1) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, (2) tahap operasional usia 2-6 tahun, (3) tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (4) tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas (Asrori, 2009: 67-70). Siswa Sekolah Dasar biasanya berusia 6-13 tahun sehingga usia siswa SD berada pada tahap operasional kongkrit. Siswa yang berada pada tahap operasi konkret memahami hukum kekekalan, tetapi ia belum bisa berpikir secara deduktif sehingga pembuktian dalil-dalil matematika tidak akan dimengerti oleh mereka. Pada usia ini anak interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orangtuanya sudah semakin berkurang. Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih obyektif. Tingkatan perkembangan mental peserta didik menurut Bruner ada tiga user sangat operasional yang tidak yaitu: (1) enactive merupakan commit proses toyang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 menggunakan citra (bayangan) maupun kata-kata tetapi berlangsung dalam bentuk tindakan(action) dan dapat diamati, (2) iconic yang nampak sudah lebih maju dalam arti hal itu menggunakan bayangan atau imajinasi, meskipun belum menggunakan bahasa, (3) symbolic merupakan proses proses yang lebih dari tindakan dan imajinasi yakni dengan menggunakan bahasa(Nasution,1992: 78). Sesuai dengan pendapat tersebut, siswa SD berada pada tahap enactive, sehingga pembelajaran matematika harus secara langsung dengan sesuatu yang konkret. Guru dalam memberi pengalaman langsung dengan membawa siswa ke objek tersebut atau membawa objek tersebut kepada siswa. Objek tersebut disederhanakan dalam bentuk media. Media akan mempermudah siswa dalam pembelajaran, karena akan menjembatani siswa dalam belajar dari sesuatu yang konkret ke abstrak. Guru harus dapat menggunakan media pembelajaran secara tepat, karena akan menentukan hasil belajar siswa. Sering guru kurang tepat dalam menggunakan media pembelajaran sehingga hasil belajar kurang maksimal atau tidak sesuai target. Tangram
adalah
sebuah
permainan
dengan
cara
memindahkan
lempengan–lempengan berbentuk segitiga, segi empat, dan jajaran genjang untuk membentuk suatu bangun yang menyerupai orang, binatang, rumah kapal dan lain–lain. Tangram akan dapat meningkatkan apresiasi terhadap bangun datar dan diharapkan mampu menumbuhkan rasa seni. Media tangram dalam pembelajaran matematika berupa kumpulan beberapa bangun datar yang dapat membentuk suatu bangun datar lain sehingga mudah untuk menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki bangun datar, konsep luas dan keliling bangun datar. Upaya penciptaan dan pemeliharaan kelas yang memungkinkan peserta didik belajar secara efisien memungkinkan peserta didik belajar lebih baik. Apabila guru dalam menyampaikan pelajaran matematika kurang dipahami oleh siswa, maka kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika akan mengalami kesulitan, sehingga menjadikan mata pelajaran matematika sulit dan menakutkan. Oleh karena itu, perlu diadakan sebuah penelitian tentang pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 matematika dengan menggunakan media
pembelajaran yang membantu
pemahaman siswa. Dari masalah di atas peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Arikuntadengan tegas mengatakan bahwa ide yang dicobakan dalan penelitian tindakan kelas harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa hasilnya akan lebih baik dari biasanya(Asrori, 2009). Penelitian Tindakan Kelas merupakan cara bagi guru untuk menemukan apa yang terbaik dalam situasi kelas sehingga keputusan tentang proses pembelajaran dapat diambil dengan baik.Berdasarkan observasi dan wawancara, media tangram belum digunakan dalam pembelajaran matematika di kelas V SD N Winong. Untuk itu, peneliti bermaksud untuk menggunakan media tangram dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar. Peneliti berharap dengan mengunakan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti termotivasi untuk mengajukan skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Tangram dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Bangun Datar Siswa Kelas V SD N Winong Tahun Ajaran 2011/2012” B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas rumuskan masalah penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012? 2. Apa kendala dan solusi penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 C. Tujuan Penelitian Dari latar belakang masalah di atas tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012. 2. Mendeskripsikan kendala dan solusi media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian penelitian tindakan kelas yang berjudul Penggunaan Media Tangram dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Bangun Datar Siswa Kelas V SD N Winong Tahun Ajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut: 1. ManfaatTeoretis Manfaat teoretis dari penelitian tindakan kelas diatas adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong, tahun ajaran 2011/2012 dengan menggunakan media tangram.
2. ManfaatPraktis Manfaat praktis dari penelitian tindakan kelas yang berjudul Penggunaan Media Tangram dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Bangun Datar Siswa Kelas V SD N Winong Tahun Ajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut: a. Bagi Guru 1) Membantu memperbaiki kinerja guru, khususnya dalam pembelajaran Matematika di kelas. 2) Membantu guru untuk berkembang secara profesional sehingga memahami anak didiknya lebih commit to dekat. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 3) Meningkatkan rasa percaya diri sehinga tidak ragu–ragu dalam mengambil tindakan. 4) Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. b. Bagi Siswa 1) Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga prestasi belajar anak meningkat. 2) Menumbuhkan sikap kritis pada anak dalam menerima pelajaran, sehingga anak terlibat aktif secara fisik ataupun mental dalam proses belajar mengajar. c. Bagi Sekolah 1) Mengetahui tolak ukur tingkat kelulusan siswa di sekolah. 2) Membantu sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah dengan meningkatnya kemampuan guru dan pendidikan di sekolah. d. Bagi Peneliti Memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam hal meningkatkan pemahaman tentang penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Dalam penelitian yang berjudul Penggunaan Media Tangram dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang Bangun Datar Siswa Kelas V SD N Winong Tahun Ajaran 2011/2012 mempunyai dua variable. Penggunaan media tangram sebagai variabel bebas dan peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 sebagai variabel terikat. 1. Peningkatan Hasil Belajar Matematika tentang Bangun Datar Siswa Kelas V a. Karakteristik Siswa Kelas V SD Di dalam kelaslah segalah aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segalah kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segalah komponennya, metode dengan segalah pendekatannya, dan materi dengan segalah sumber belajar bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Upaya penciptaan dan pemeliharaan kelas yang memungkinkan peserta didik belajar secara efisien memungkinkan peserta didik belajar lebih baik. Menurut Arikuntokelas adalah sekelompok siswa yang pada waktu yang
sama
menerima
pelajaran
yang
sama
dari
guru
yang
sama(Padmono,1998: 3). Siswa di sini maksudnaya adalah mereka yang duduk dibangku sekolah sebagai murid. Masing-masing siswa mempunyai karakterristik yang berbeda-beda sesuai perkembangannya. Perkembangan intelektual yang dilalui anak menurut Piaget (1988)ada 4 tahapan yaitu: (1) tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, (2) tahap operasional usia 2-6 tahun, (3) tahap opersional kongkrit usia 7-11 atau 12 tahun, (4) tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas (Asrori, 2009: 67-70).Siswa sekolah dasar biasanya berusia 6-12 tahun. Pada usia ini menurut perkembangan psikososial pada usia enam sampai commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 pubertas, anak mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah. Anak sekolah dasar merupakan individu yang sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Sependapat dengan hal tersebut, Karso mendefinisikan bahwa siswa yang berada pada tahap operasi konkret memahami hukum kekekalan, tetapi ia belum bisa berpikir secara deduktif sehingga pembuktian dalil-dalil matematika tidak akan dimengerti oleh mereka.Stadium operasional konkret (7 - 11 tahun)
dapat digambarkan sebagai pada
stadium
berfikir
praoperasional(2009). Ciri berfikir anak yang operasional konkret kurang egosentris. Kemampuan anak pada
stadium ini juga mengadakan
konservasi. Anak sudah mampu mengerti operasi logisnya reversibilitas. Namun ada juga kekurangannya dalam cara berfikir
yang operasional
konkret. Anak mampu untuk melakukan aktifitas logis tertentu (operasi) tetapi hanya dalam situasi yang konkret. Dengan kata lain bila anak dihadapkan dengan suatu masalah (misalnya masalah klsifikasi) secara verbal, yaitu tanpa adanya bahan yang konkret maka ia belum mampu untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik. Stadium operasional konkret (7 - 11 tahun) dapat digambarkan sebagai menjadinya positif ciri-ciri yang negatif pada stadium berfikir praoperasional. Asrori (mengutip pendapatJean Piaget, 1988) menjelaskan anak pada tahap praoperasional pada ini anak interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orangtuanya sudah semakin berkurang (2009: 50). Anak sudah dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih obyektif dan mereka tidak lagi mengandalkan orang tuannya. Mereka sudah belajar mandiri dan percaya diri. Mengenai perubahan bentuk atau proses transformasi belajar dalam commit to user Bruner menyatakan bahwa berlangsung dalam tiga bentuk yaitu: (1) bentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 enactive merupakan yang sangat operasional tidak menggunakan citra (bayangan) tetapi dalam bentuk tindakan, (2) bentuk iconic merupakan yang nampak lebih maju dalam penggunaan bayangan tetapi masih belum menggunakan bahasa,(3) bentuk symbolik merupakan proses yang lebih dari tindakan dan imajinasi yakni dengan menggunakan bahasa. Pada anak usia sekolah dasar mereka masuk dalam bentuk enactive yaitu meneka belum dapat menangkap suatu bayangan dan cara berpikir mereka belum kongkret (Nasution,1992). Mengenai kreativitasnya anak pada tahapan operasional konkret menurut Asrori (mengutip pendapat Jean Piaget, 1988) sudah semakin berkembang. Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangya kreativitas itu adalah: (1) anak sudah mulai mampu menampilkan operasioperasi mental, (2) mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana, (3) mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas diri, (4) sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini dan masa yang akan dating, (5) sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkret(2009: 69). Beberapa sifat khas pada anak kelas tinggi (usia 9 – 12 tahun) adalah sebagai berikut: (1) adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan yang praktis, (2) amat realistis ingin tahu dan ingin belajar, (3) sampai kira-kira usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya setelah umur 11 pada umumnya anak menghadapi tugas-tugas dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri, (4) pada masa ini anak memandang nilai (angka raport) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi prestasi sekolah, (5) anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk dapat bermain bersama(Nasution, 1992). Hal di atas dapat diakaitkan dengan kesimpulan seorang peneliti yang menyatakan”Perkembangan sikap ilmiah pada siswa kelas tinggi di Sekolah Dasar dapat dilakukan dengan cara menciptakan pembelajaran yang commit to user memungkinkan siswa berani berargumentasi dan mengajukan pertanyaan-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 pertanyaan, mendorong siswa supaya memiliki rasa ingin mengetahui, memiliki sifat jujur terhadap dirinya dan orang lain”(Anitah, 2008: 2.34). Kelas tinggi biasanya berusia 10-11 tahun. Pada usia ini anak belum bisa untuk membedakan antara hasil ciptaan mentalnya sendiri dengan hal-hal yang nyata. Cara berpikir anak kelas tinggi ditandai dengan apa yang disebut dengan realitas asumtif, yaitu anak melihat kenyataan berdasarkan informasi terbatas dan tidak dipengaruhi informasi baru atau informasi bertentangan. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa kelas V SD usia 7-11 tahun termasuk dalam tahapan operasional konkret usia ini menurut perkembangan psikososial pada usia enam sampai pubertas, anak mulai memasuki dunia pengetahuan dan dunia kerja yang luas. Peristiwa penting pada tahap ini anak mulai masuk sekolah, mulai dihadapkan dengan tekhnologi masyarakat, di samping itu proses belajar mereka tidak hanya terjadi di sekolah. Siswa yang berada pada tahap operasi konkret memahami hukum kekekalan, tetapi ia belum bisa berpikir secara deduktif sehingga pembuktian dalil-dalil matematika tidak akan dimengerti oleh mereka. Pada masa ini cara berfikir anak masih konkret belum bisa berfikir secara abtrak. Pada usia ini anak belum bisa untuk membedakan antara hasil ciptaan mentalnya sendiri dengan hal-hal yang nyata. Cara berpikir anak kelas tinggi ditandai dengan apa yang disebut dengan realitas asumtif, yaitu anak melihat kenyataan berdasarkan informasi terbatas dan tidak dipengaruhi informasi baru atau informasi bertentangan. b. Konsep Matematika tentang Bangun Datar 1) Pengertian Matematika Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau “manthenein” artinya
pembelajaran. Matematika menurut Ruseffendi
(mengutip simpulan James dan James)adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling commit to user berhubungan satu sama lainnya dengan jumlah yang banyaknya terbagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa objek langsung belajar matematika itu pada hakikatnya
merupakan
penanaman
penalaran
dan
pembinaan
keterampilan dari konsep yaitu, ide-ide atau gagasan-gagasan yang tebentuk dari sifat-sifat yang sama (1992: 27). Tentang matematika Johnson dan Rising (1972) menyatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logika, matematika adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai arti dari pada bunyi; matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya; matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan pola atau ide; dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keteraturan dan keharmonisannya (Karso, 2009: 1.39). Menurut kurikulum KTSP tahun 2006, matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas. Dari beberapa pengertian matematika diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah sebagai ilmu yang memiliki objek dasar yang berupa fakta, operasi dan prinsip. Dari objek dasar itu berkembang menjadi objek–objek lain, misalnya pola–pola, struktur-struktur dalam matematika yang ada dewasa ini. Pola pikir yang digunakan dalam matematika adalah deduktif (dari pernyataan yang bersifat umum menjadi pernyataan yang bersifat khusus). Matematika adalah adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsepcommit to user konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
2) Tujuan Pembelajaran Matematika di SD Tujuan pembelajaran matematika SD dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yaitu agar peserta didik mempunyai kemampuan
sebagai
berikut:(a)
memahami
konsep
matematika,
menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemahaman masalah, (b) menggunakan penalaran pada pola dan sikap, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan, dan pernyataan matematika, (c) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (d) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.Dari tujuan pembelajaran matematika di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran matematika di SD adalah untuk memahami konsep matematika dengan menggunakan cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten dalam setiap memecahkan masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 3) Fungsi Pembelajaran Matematika di SD Menurut
KTSP
SD
2006
matematika
berfungsi
untuk
mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, dan diagram dalam menjelaskan gagasan. Matematika diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Karakteristik pembelajaran matematika adalah sebagai berikut : a) Pembelajaran matematika dilaksanakan berjenjang, (1) Dimulai dari konsep sederhana bergerak menuju konsep yang lebih sukar. (2) Berawal dari hal yang kongkret bergerak ke semi konkret commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 beralih dari semi abstrak dan berakhir pada abstrak. b) Pembelajaran matematika mengikuti model spiral (1) Konsep baru diperkenalkan dengan mengaitkannya pada konsep yang telah dipahami siswa. Hal ini merupakan prinsip belajar bermakna atau belajar dengan pemahaman. (2) Konsep baru merupakan perluasan dan pendalaman konsep sebelumnya. (3) Pembelajaran matematika menekankan pola deduktif yaitu memahami konsep melalui suatu pemahaman definisi umum kemudian ke contoh-contoh.
Sebaliknya di Sekolah Dasar
ditempuh pola pendekatan induktif yaitu mengenai konsep melalui contoh-contoh. Hal ini dikarenakan alasan psikologis yaitu anak sekolah dasar masih berada pada tahap berfikir konkret. c) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsisten yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan sebelumnya yang dianggap sudah benar.
4) Kurikulum Matematika Kelas V SD Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI KTSP
2006
meliputi
aspek–aspek
sebagai
berikut:(1)bilangan,
(2)geometri dan pengukuran, dan (3) pengolahan data.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 Tabel 2.1 Kurikulum Matematika SD kelas VSemester 2 Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
6. Memahami 6.1.Mengidentifikasi sifat-sifat sifat-sifat, keliling bangun dan dan luas bangun hubungan datar antar bangun
6.2.Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang
6.3.Menentukan jaringjaring berbagai bangun ruang sederhana 6.4.Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang commit to user sederhana
Indikator Pencapaian Kompetensi o Mengidentifikasi sifatsifat bangun segitiga dan persegi panjang o Mengidentifikasi keliling dan luas bangun segitiga dan persegi panjang o Menggambar bangun segitiga dan persegi panjang o Mengidentifikasi sifatsifat bangun trapesium dan jajargenjang o Mengidentifikasi keliling dan luas bangun trapesium dan jajargenjang o Mengidentifikasi sifatsifat lingkaran o Mengidentifikasi keliling dan luas bangun lingkaran o Menggambar lingkaran dengan jangka o Mengidentifikasi sifatsifat belah ketupat o Menggambar belah ketupat o Mengidentifikasi sifatsifat bangun prisma tegak, Limas, dan Kerucut o Menggambar bangun prisma tegak, Limas, dan Kerucut o Membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana o Menghitung masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 5) Materi Bangun Datar Kelas V SD Dalam bidang studi matematika terdapat beberapa kajian materi diantaranya geometri, aljabar, aritmatika, dan lain – lain. Dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar terdapat satu bab yang mempelajari mengenai geometri sederhana yaitu bangun datar. Dalam kehidupan sehari–hari dapat ditemui contoh bangun datar, permukaan meja dan permukaan buku contohnya. Mengenai pengertian bangun datar seorang peneliti menyatakan “Bangun datar didefinisikan sebagai bangun yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak punya tinggi dan tebal”(Hambali dan Siskandar, 1990: 13). Bangun datar merupakan bangun dua dimensi yang rata.Bangun datar ditinjau dari segi sisinya dapat digolongkan menjadi dua yaitu bersisi lengkung dan bersisi lurus. Tahapan anak belajar geometri menurut Karso (mengutip simpulan Van Hielle) ada 5 tahapan yaitu: (1) pengenalan yaitu siswa mulai mengenal , (2) analisis yaitu siswa menganalisis sifat-sifat bangun datar, (3) mengurutkan yaitu siswa mengurutkan hubungan antar bangun datar, (4) deduksi yaitu siswa menarik kesimpulan, (5) akurasi yaitu siswa menyadari pentingnya ketepatan prinsip dasar yang mendasari suatu pembuktian (2009: 1.21). Penggolongan bangun datar ditinjau dari sisinya menurut Hambali dan Siskandardapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni bangun datar bersisi lengkung dan lurus. Bangun datar yang bersisi lengkung antara lain lingkaran dan ellips. Bangun datar bersisi lurus antara lain segitiga, segi empat, segi lima dan seterusnya(1991). Jenisjenis bangun datar adalah sebagai berikut: a) Segitiga Segitiga adalah nama suatu bentuk yang dibuat dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut. Macam-macam segitiga menurut sisinya ada dua yaitu segitiga sama kaki dan segi tiga sama sisi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 C
A
C
B
A
B
Segitiga sama kaki mempunyai dua buah sisi yang sama panjang dan dua sudut yang sama besar, yaitu yaitu sisi AC=sisiBC dan sudutCAB=sudutABC. Segitiga sama sisi mempunyai tiga buah sisi yang sama panjang dan tiga sudut yang sama besar yaitu SisiAB=sisiBC=sisiAC
dan
.
sudutCAB=sudutABC=sudutBCA.
Macam segitiga menurut sudutnya: (1) Segitiga siku-siku C
A
B
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang salah satu sudutnya sikusiku yaitu sudut CAB
(2) Segitiga sembarang B A
C Segitiga sembarang yaitu segi tiga yang ketiga sudut dan sisinya tidak sama panjang. (3) Segitiga lancip C
A
B
Segitiga lancip adalah segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip atau sudut yang kurang dari commit to user
.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 (4) Segitiga tumpul A
C
B
Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu sudutnya tumpul atau lebih dari
. Sudut ACB merupakan sudut tumpul.
Cara mengetahui rumus keliling dn luas segitiga sebagai berikut: T
D
C
1/2
L=t
1/2
A
B
P=a Keliling segitiga ABT = sisi AB + sisi BT + sisi TA Luas segitiga ABT = ½ luas persegi Jika panjang persegi = alas segitiga dan lebar persegi = tinggi segitiga maka luas segitiga = a x ½ t Luas seggitiga = b) Persegi Panjang Persegi Panjang adalah bangun datar mirip bujur sangkar namun dua sisi yang berhadapan lebih pendek atau lebih panjang dari dua sisi yang lain. Dua sisi yang panjang disebut panjang, sedangkan yang pendek disebut lebar. A
B
D
C
Sifat-sifat bangun persegi panjang adalah sebagai berikut: (1) Mempunyai empat buah sisi. Sisi-sisinya yang berhadapan sama to user panjang,yaitu ADcommit = BC, AB = DC.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 (2) Keempat pojoknya berbentuk siku-siku. Luas persegi panjang = p x l c) Persegi Persegi adalah bangun datar yang memiliki empat buah sisi sama panjang.
Sifat bangun persegi adalah sebagai berikut: (1) Keempat sisinya sama panjang,yaitu KL = LM = MN = NK. (2) Keempat pojoknya siku-siku Rumus luas persegi = sisi x sisi Luas persegi = s x s
d) Layang-layang Layang-layang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing pasangannya sama panjang dan saling membentuk sudut. Sifat-sifat layang-layang sebagai berikut: (1) Layang-layang mempunyai satu sumbu simetri. (2) Mempunyai dua pasang sisi yang sama panjang. (3) Mempunyai sepasang sudut berhadapan yang sama besar. Unsur-unsur yang ada pada layang-layang adalah diagonal panjang (d1) dan, diagonal pendek (d2). Untuk itu perhatikan gambar berikut:
AO = OC to user BD = diagonal panjang (dcommit 1) dan BO = diagonal pendek (d2)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Menemukan rumus luas layang-layang Untuk menemukan rumus luas daerah layang-layang dapat diperoleh dari turunan rumus luas daerah persegi panjang. A/D’
E’ d2
E d2
D
d1
B
C Gb.i
E d1
B/A’
C
D’ Gb.ii
Pada (Gb.i) merupakan layang-layang ABCD dengan Diagonal panjang (d1) = AC, dan diagonal pendek (d2) = BD. Kemudian dipotong pada garis AC dan selanjutnya dipotong pada garis DE sehingga menjadi tiga potongan yaitu daerah ABC, daerah CDE, dan daerah AED. Pada (Gb.ii) daerah potongan CDE, sisi CD dihimpitkan pada sisi BC dari daerah ABC. Kemudian dari daerah potongan AED, sisi AD dihimpitkan dengan sisi AB pada daerah ABC, maka terbentuk daerah baru, yaitu AE’DC, dengan panjang d1 dan lebar d2. Luas daerah layang-layang ABCD (Gb.i) = Luas daerah persegi panjang AE’DC (Gb.ii). Jadi Luas daerah layang-layang adalah L
=pxl = diagonal panjang x diagonal pendek
L
= d1 x ½ d2 = (d1 x d2)/2 , atau luas layang-layang = (d1 x d2)/2
e) Belah Ketupat Belah Ketupat adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh to user dan memiliki dua pasang sudut empat buah rusuk yang commit sama panjang,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 bukan siku-siku yang masing-masing sama besar dengan sudut di hadapannya. Sifat-sifat belah ketupat sebagai berikut: (1) Panjang keempat sisinya sama panjang. (2) Kedua diagonal berpotongan tegak lurus dan saling membagi dua sama panjang. (3) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang. (4) Sudut-sudut yang berhadapan besarnya sama. (5) Kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri Hampir sama dengan dengan layang-layang luas belah ketupat. Sesuai dengan sifat yang kedua di atas maka luas belah ketupat adalah sebagai berikut:
Luas belah ketupat = (d xd)/2 f) Jajar Genjang Jajar genjang adalah suatu bangun datar yang terbentuk oleh segitiga. D
A
C
B
Sifat-sifat jajargenjang sebagai berikut: (1) Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang. (2) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. (3) Keempat sudutnya tidak siku-siku.Jumlah sudut-sudut yang berdekatan 180°. (4) Kedua diagonalnya saling membagi dua ruas garissama panjang. commit to user Cara menghitung luas jajar genjang adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
t
a L = alas (a) × tinggi (t)
g) Trapesium Trapesium adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang dua diantaranya saling sejajar namun tidak sama panjang. Jenis-jenis trapesium yaitu sebagai berikut: D
C
Trapesium siku-siku Sudut
ADC dan sudut BAD merupakan
sudut siku-siku A
B D
C
A
trapesium sama kaki yaitu AD=CB
B D
C Trapesium sembarang
A
B
Sifat-sifat trapesium sebagai berikut; (1) Mempunyai sepasang sisi yang sejajar. (2) Jumlah besar sudut yang berdekatan di antara sisi sejajar 180°. (3) Jumlah keempat sudutnya 360°.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 Langkah-langkah mencari luas trapesium: (1) Trapesium dipotong setengah tingginya sehingga menjadi potongan daerah, yaitu bangun I dan bangun II.
2
1
(2) Bangun I dipindah ke samping bangun II sehingga menjadi gambar (ii). Bangun yang terbentuk selanjutnya adalah persegi panjang. (3) Buktikan apakah luas bangun persegi panjang sama dengan luas trapesium! (4) Rumus luas persegi panjang = p x l, dimana: p = a + b, dan l = t/2
misal a = 6 cm, b = 3 cm, dan t = 4
cm p = 6 cm + 3 cm = 9 cm, dan l = t/2 = 4 cm/2 = 2 cm Kemudian hitung luas persegi panjang tersebut dengan rumus: Luas daerah
=pxl = (a + b) x ½ t = (6 + 3) x ½.4 = 9 x 2 = 18 cm2
Karena a dan b adalah sepasang garis sejajar pada trapesium, maka luas daerah trapesium adalah: L= (a + b) x ½ t Dari perbagai pengertian matematika, karakteristik,tujuan, fungsi pembelajaran matematika serta bidang dalam matematika dapat disimpulkan bahwa konsep matematika tentang bangun datar adalah ilmu yang berhubungan dengan logika dan faktor–faktor kuantitatif serta masalah– masalah yang berhubungan dengan pola, bentuk dan struktur dan bangun datar merupakan bagian dari bidang kajian matematika. Matematika adalah sesuatu yang berkenaan dengan ide–ide / konsep abstrak yang tersusun commit to user secara hirarkis dan memerlukan penalaran dalam penyampaiannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 c. Tinjauan Tentang Hasil Belajar 1) Pengertian Belajar Dalam kehidupan ini manusia senantiasa selalu belajar. Anitah (mengutip pendapat Gagne, 1992) menyatakan bahwa belajar suatu proses dimana organisme berubah perilakunya akibat pengalama(2008: 1.3). Seseorang dikatakan telah belajar sesuatu kalau telah terjadi perubahan tertentu misalnya seseorang siswa tidak dapat mengoperasikan computer kemudian dia belajar computer akhirnya mahir menggunakan computer. Mengenai pengertian belajar Sumiati & Asra menyatakan “Belajar dapat diartikan proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya” (2009: 38). Lingkungan yang baik untuk belajar adalah lingkungan yang memacu dan menantang siswa belajar. Belajar dapat melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. Belajar dari pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa akan lebih memahami dan lebih menguasai pelajaran. Belajar dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas fisik maupun mental untuk mencapai sesuatu hasil sesuai dengan tujuan. Tujuan itu lahir dari adanya keinginan atau kebutuhan baik jasmani maupun rohani. Atas dasar kebutuhan itulah individu berperilaku ia belajar. Memperoleh pemahaman berarti menangkap makna atau arti dari suatu objek atau suatu situasi yang dihadapi. Sedangkan struktur kognitif adalah persepsi atau tanggapan seseorang tentang keadaan dalam lingkungan sekitarnya yang mempengaruhi ide-ide, perasaan, tindakan dan hubungan sosial orang yang bersangkutan.Kegiatan para siswa di dalam kelas misalnya siswa bertanya, berdiskusi, merangkum dan sebagainya. Kegiatan itu muncul karena ada aktivitas mental (pikiran dan perasaan). Siswa yang duduk menyimak pelajaran berarti juga belajar karena ada proses mental. Sependapat dengan beberapa ahli diatas Makmun menyatakan bahwa: (a) belajar merupakan perubahan commit to user fungsional yaitu, belajar berarti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 melatih daya (mengasah otak) agar ia tajam sehingga ia berguna, untuk menyayat atau memecah persoalan-persoalan ataupun dalam hidup. Hasil belajar dalam bidang tertentu, menurut teori ini, akan dapat ditransferkan ke bidang-bidang lain, (b) belajar merupakan perkayaan materi pengetahuan
(material
dan
atau
perkayaan
pola-pola
sambutan
(responses) perilaku baru (behavior) yaitu dalam konteks ini, dapat diartikan sebagai proses memperoleh pengetahuan dalam pengalaman bentuk pola-pola sambutan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor dan belajar merupakan perubahan perilaku dan pribadi secara keseluruhan. Dalam konteks teori ini, belajar bukan hanya bersifat mekanis melainkan perilaku organisme sebagai totalitas yang bertujuan (2009). Dari berbagai pengertian belajar yang dikemukaan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman dan proses perubahan perilaku ini akibat interaksi individu dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pada individu yang sedang belajar. 2) Prinsip Belajar Prinsip belajar merupakan ketentuan atau hukum yang harus dijadikan pegangan dalam pelaksanaan kegitan belajar. Prinsip belajar terkait dengan motivasi, perhatian, aktivitas, balikan dan perbedaan individu(Anitah,2008). Motivasi muncul karena ingin menguasai kemampuan yang terdapat dalam tujuan dari belajar. Perhatian kaitannya dengan pemusatan pikiran terhadap suatu objek belajar. Belajar itu sendiri merupakan aktivitas baik mental maupun emosional. Siswa dalam proses belajar harus segera mendapat balikan yang gunanya untuk perbaikan dalam proses belajar. Kegiatan belajar ini terjadi secara individual dan masing-masing individu mempunyai perbedaan satu dengan yang lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 Sedangkan prinsip belajar menurut Sumiati & Asra ada 4 yaitu: (a) belajar verbal, (b) belajar konsep dan prinsip, (c) belajar pemecahan masalah dan (d) belajar keterampilan(2009). Prinsip belajar verbal adalah proses pembentukan asosiasi verbal, yaitu hubungan antara objek yang diamati atau yang dibayangkan dengan kata-kata. Belajar verbal berkaiatan pula dengan konsep dan aturan. Seseorang harus berpegang pada konsep dan aturan gramatik atau tata bahasa agar pernyataannya dimengerti orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat De Cecco dan Crawford menyatakan bahwa kemampuan yang diharapkan dapat dicapai dalam proses belajar meliputi kemampuan mengingat dan menyatakan kembali apa yang dipelajari secara bebas dan cepat, kemampuan merangkai kata atau kalimat berdasarkan aturan tertentu, dan kemampuan memasang-masangkan
kata,
rangkaian
kata
atau
kalimat
yang
mempunyai hubungan satu sama lain (Sumiati &Asra, 2009: 55).Proses belajar verbal ini menekankan pada keaktifan belajar siswa, berlangsung melalui latihan yang bersifat praktis. Konsep merupakan penyimpulan tentang suatu hal berdasarkan azas adanya ciri-ciri yang sama pada hal tersebut. Adapun prinsip adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Dalam belajar konsep dan prinsip biasanya sejalan dengan belajar bahasa. Seseorang dapat mengungkapkan dengan baik dan benar jika menguasai konsep dan prinsip. Oleh karena itu belajar menggunakan metode
pencapaian
konsep
dapat
diterapkan
dalam
belajar
bahasa.Kemampuan memecahkan masalah dipengaruhi oleh kemampuan menguasai sejumlah konsep dan prinsip. Proses pemecahan masalah dapat berlangsung jika seseorang dihadapkan pada suatu persoalan dengan sejumlah kemungkinan jawaban. Keberhasilan memecahkan masalah memiliki transfer yang cukup tinggi, serta memiliki tingkat retensi dengan jangka waktu yang cukup lama. Oleh karena itu belajar pemecahan masalah menekankan pada kegiatan siswa yang bersifat commit to user optimal, sehingga memungkinkan siswa mencapai pemahaman yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 lebih tinggi. Diharapkan siswa mampu melakukan penemuan ilmiah, dan mampu melakukan proses berpikir analitis. Keterampilan melakukan sesuatu
merupakan
bentuk
pengalaman
belajar.
Bentuk-bentuk
keterampilan ada tiga macam yaitu: rangkaian respon atau reaksi, koordinasi gerakan dan pola-pola respon atau reaksi. Rangkaian reaksi merupakan rangkaian gerak yang mengikuti urutan tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Kegiatan bentuk belajar keterampilan menekankan pada proses latihan. Pertama pencapaian hasil belajar kognitif, baik berupa konsep dan prinsip. Selanjutnya penyesuaian gerakan dengan aturan tertentu, dan melalui latihan lebih lanjut sampai pencapaian keterampilan yang berbentuk pola-pola respon. Jadi prinsip belajar merupakan ketentuan yang harus dijadikan pegangan dalam kegiatan belajar serta tahapan di dalam proses belajar. 3) Tipe Belajar Tidak ada suatu teori belajar pun yang untuk segala situasi, karena masing-masing mempunyai landasan yang berbeda dan cocok untuk situasi tertentu. Menurut Gagne belajar mempunyai delapan tipedan
setiap
tipe
merupakan
prasyarat
bagi
tipe
belajar
diatasnya(Sumiati & Asra, 2009: 52). Kedelapan tipe tersebut adalah sebagai berikut: a) Belajar Isyarat (Signal Learning) yaiatu tipe belajar seperti ini dilakukan dengan merespon suatu isyarat. Respon yang dilakukan bersifat umum, kabur dan emosional. Menurut Sumiati dan Asra (mengutip pendapat Kimble) bentuk belajar isyarat biasanya bersifat tidak sadar (2009: 52). b) Belajar Stimulus Respon (Stimulus Respon Learning) yaitu tipe belajar S-R respon bersifat spesifik. Respon dapat diperkuat dengan reinfortcement. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 c) Belajar Rangkaian (Chaining) adalah semacam rangkaian antara SR yang bersifat segerah. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik. d) Asosiasi Verbal (Verbal Association) yaitu hubungan atau asosiasi verbal terbentuk jika unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu, yang satu mengikuti yang lain. e) Belajar Dikriminasi (discrimination) adalah perbedaan terdapat berbagai rangkaian. Seperti perbedaan bentuk wajah, hewan dan tumbuhan. f) Belajar Konsep (Concept Learning) merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta atau realita,
dan
hubungan
antar
berbagai
fakta.
Kemampuan
membentuk konsep ini terjadi jika orang dapat melakukan diskriminasi. g) Belajar Aturan (Rule Learning) adalah belajar berdasarkan rule atau aturan. Oleh karena itu setiap dalil atau rumus harus harus dipelajari artinya. h) Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning) adalah tipe ini biasa dalam kehidupan. Ini memerlukan pemikiran. Pemecahan
masalah
memecahkan
masalah
memerlukan memperbesar
waktu.
Kesanggupan
kemampuan
untuk
memecahkan masalah lain
4) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Dalam
pembelajaran
harus
memperhatikan
faktor
yang
berpengaruh dalam proses pembelajaran hal ini bertujuan untuk pencapai hasil belajar yang lebih baik. Faktor–faktor dalam belajar ada tiga yaitu: (a) motivasi untuk belajar, (b) tujuan yang hendak dicapai, dan (c) situasi yang mempengaruhi proses belajar(Sumiati & Asra, 2009).Situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses belajar kaitannya dengan siswa itu sendiri, keadaan belajar, proses belajar, guru yang memberi pelajaran, commitserta to user teman belajar dan bergaul, program belajar yang ditempuh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 merupakan
faktor-faktor
penting
dalam
keberhasilan
proses
pembelajaran. Nantinya ini digunakan guru untuk menentukan proses pembelajaran yang efektif untuk pencapaian tujuan pengajaran yang lebih baik sehingga hasil belajarnya meningkat. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar ada dua yaitu faktor alam dan ekternal(Nasution, 1992). Faktor alam yaitu faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar dari siswa baik dari fisiologis maupun psikologis siswa. Kondisi fisiologis ini baik kesehatan maupun kesempurnaan anggota tubuh. Kondisi psikologis termasuknya yaitu termasuk bakat atau kemampuan untuk belajar, kecerdasaan, minat atau kecenderungan untuk tetap memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, motivasi atau kondisi psikologis untuk melakukan sesuatu, serta kemampuan kognitif atau kemampuan menalar pelajaran yang diberikan. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar dan dipengaruhi oleh lingkungan dan instrumental yang terdiri dari ingkungan baik alami dan budaya, instrumental kurikulum, program, sarana dan fasilitas guru. Kondisi eksternal atau dari luar dapat diatur oleh guru seperti adanya kegiatan guru menimbulkan motivasi, pemilihan cara mengajar yang tepat, menyenangkan serta sesuai dengan tahap perkembangan siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Dari berbagai faktor inilah nantinya hasil belajar ini akan ditentukan. Seorang guru dalam mendesain pembelajaran harus memperhatiakan faktor-faktor ini. Lingkungan dan potensi yang dimiliki siswa sangat beragam guru disini dituntut untuk mampu menguasai dan mengenal dengan baik faktor ini. Berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pelaksanaan pembelajaran seorang guru sepatututnya berpegang pada asas-asas mengajar yang harus dimiliki guru guna pelaksanaan pembelajaran yang efektif.
Saat siswa mulai lelah dengan proses belajar karena setiap
individu mempunyai sifat bosan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap commit userbosan atau jenuh guru harus cepat proses pembelajaran. Saat siswa to mulai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 tanggap dan mencari variasi lain untuk mengembalikan motivasi belajar siswa. Disinilah diperlukan dorongan dan bimbingan dari guru. Pembelajaran diibaratkan kendaraan, guru sebagai supirnya dan siswa sebagai penumpangnya yang nantinya kendaraan ini nantinya akan mencapai tujuan yang ingin dituju. Guru memilih bagaiman cara yang harus ditempuh agar perjalanan ini menyenangkan, efektif, dan tentunya berkesan bagi peserta didik serta pencapaian tujuan yang sangat memuaskan. 5) Hasil Belajar Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman tetapi belajar adalah suatu proses dan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Hasil-hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Padmono (mengutip pendapat Sudjana) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia mendapatkan pengalaman belajarnya(2002: 37). Dengan demikian hasil menunjukan perubahan dari sebelum menerima pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menunjukan perubahan yang berupa penambahan, peningkatan dan penyempurnaan prilaku. Tentang hasil belajar Anitah menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar “(2008: 2.19). Hasil adalah segalah yang telah dicapai seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan. Hasil
belajar sebagai suatu
penambahan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 Yang dinilai dari selama proses belajar mengajar siswa biasanya dilambangkan dengan angka. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Nasution menjelaskan hasil belajar adalah output dari proses kegiatan belajar, hasil belajar dalam bidang pendidikan disekolah biasanya dinyatakan dalam lambang angka. Angka yang diperoleh dari kegiatan belajar inilah yang selanjutnya disebut hasil belajar atau prestasi belajar(1992). Sementara Makmun menyatakan bahwa hasil belajar itu dapat dimanifestasikan dalam wujud: (a) pertambahan materi pengetahuan yang berupa fakta, informasi, prinsip atau hokum atau kaidah prosedur atau pola kerja atau teori sistem nilai-nilai dan sebagainya,(b) penguasaan pola-pola perilaku kognitif (pengamatan) proses berpikir, mengingat atau mengingat kembali, perilaku afektif (sikap-sikap apresiasi;
penghayatan
dan
(keterampilan-keterampilan
sebagainya),
psikomotorik
perilaku termasuk
psikomotorik yang
bersifat
ekspresif, dan (c) perubahan dalam sifat-sifat kepribadian baik yang tangible maupun yang intangible(2009). Sumantri
&Permana
(mengutip
pendapat
Gagne)
mengemukakan lima macam kemampuan yang merupakan hasil belajar yaitu: (a) keterampilan intelektual, sejumlah pengetahuan mulai dari baca, tulis, hitung sampai kepada pemikiran yang rumit. Kemampuan intelektual tergantung kepada kapasitas intelektual kecerdasan seseorang dan pada kesempatan belajar yang tersedia, (b) strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berfikir seseorang didalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah, (c) informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta, (d) keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya, (e) sikap dan nilai, berhubungan commit toemosional user dengan arah serta intensitas yang dimiliki seseorang,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian(2001:15). Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pengajaran dan kemampuan mental siswa. Setelah selesai mempelajari materi, diadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya, sebelum dilanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. Hasil belajar menurut Rasyid & Mansyur (mengutip pendapat Bloom) mencakup peringkat dan tipe prestasi belajar, kecepatan belajar dan afektif (2009: 12). Karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan rana kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan dengan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dalam bidang pendidikan ketiga ranah tersebut merupakan hasil belajar. Hasil belajar di Indonesia menurut Padmono (berdasarkan taxonomi Bloom)meliputi tiga ranah , yaitu : afektif, kognitif, dan psikomotor (2002: 37). Ketiga ranah tersebut sebenarnya tidak dapat dipisah-pisahkan
karena
perkembangan
manusia
terjadi
secara
menyeluruh, aspek perkembangan satu mempengaruhi dan dipengaruhi aspek perkembangan lain. Akan tetapi, dalam rangka perkembangan manusia Indonesia seutuhnya dan agar perhatian pada satu ranah tidak mendominasi perkembangan ranah lain, maka penekanan perkembangan ranah sesuai karakteristik pembelajaran perlu dilakukan.Ranah – ranah tersebut
antara lain : (1)ranah kognitif, meliputi : pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. (2) ranah afektif, meliputi : penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. (3) ranah psikomotor, meliputi : persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, commit to user penyesuaian pola gerakan, kreativitas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 Dari berbagai pengertian dari beberapa ahli mengenai hasil belajar dapat di simpulkan bahwa, hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Hasil belajar adalah hasil pengukuran atau penilaian dari proses kegiatan belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk simbol atau lambang angka yang mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak. Angka yang diperoleh dari kegiatan belajar inilah yang selanjutnya disebut hasil belajar. Berdasarkan uraian-uraian karakteristik siswa kelas V SD, konsep matematika tentang bangun datar dan tinjauan tentang hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V SD adalah pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan memberi respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, dan diperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu tentang ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentukbentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan hubungan di antara hal-hal itu oleh siswa yang cara berfikirnya masih konkret dan belum bisa berfikir secara abstrak. 2. Penggunaan Media Tangram a) Pengertian Media Media berasal dari kata latin yaitu medium yang artinya perantara. Maksud dari perantara yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan.Susilana dan Riyana (mengutip pendapat Heinich) menjelaskan media merupakan alat saluran komunikasi(2007: 6). Sementara Sumiati & Asramenyatakan “Media pembelajaran diartikan sebagai segalah susuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan commit to userperasaan, perhatian dan kemauan pesan (messege), merangsang pemikiran,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 siswa sehingga dapat mendorong proses belajar”(2009: 160). Media merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran
harus
didasarkan
pada
pemilihan
yang
tepat
agar
pembelajaran berlangsung maksimal. Dengan demikian arti dan fungsi dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Tentang media Sumantri & Permana (mengutip pendapat Bringgs) menjelaskan media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar (2001: 56). Dari berbagai pengertian media dari beberapa ahli penulis menyimpulkan bahwa media adalah sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan dalam komunikasi. b) Media Pembelajaran Bentuk-bentuk media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar agar menjadi lebih konkrit. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tidak hanya sekedar menggunakan katakata (simbol verbal). Dengan demikian, diharapkan pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa. Pengalaman belajar yang berarti akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Media pembelajaran pada hakekatnya merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran (messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan sesuai dengan tujuannya (Anitah, 2008). Mengenai media pembelajaran, Sumiati & Asra menyatakan bahwa “media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar”(2009: 160). Sementara
Sumantri
&Permana
(mengutip
pendapat
Dinje
Bowman Rumupuk) mendefinisikan pengajaran sebagai setiap commit tobahwamedia user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 alat, baik software maupun hardware yang dipergunakan sebagai media komunikasi yang tujuannya untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar (2001: 153). Definisi media pengajaran yang dikemukakan di atas dapat dipelajari bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan–bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran tersebut. Usaha membuat pembelajaran lebih konkrit menggunakan media pembelajaran banyak dilakukan oleh guru. Berbagai jenis media pembelajaran
mempunyai
nilai
kegunaan
masing-masing.
Media
pembelajaran sangat beraneka ragam. Sumiati & Asra menyimpulkan berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media pembelajaran yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat (2009). Beberapa kesimpulan (generalisasi) hasil penelitian pada intinya menyatakan bahwa berbagai macam media pembelajaran memberikan bantuan sangat besar kepada siswa dalam proses pembelajaran.Namun demikian, peran yang dimainkan guru itu sendiri juga menentukan terhadap efektivitas penggunaan media pembelajaran serta kemampuan memilih aneka ragam media pembelajaran sesuai dengan situai dan kondisi. Sedangkan Sumantri & Permana secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut: (1) memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip dan keterampilan, (2) menggunakan media yang paling tepat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar, (3) menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dengan teknologi, karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu, (4) menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik (2001).Secara umum tujuan penggunaan suatu media yaitu untuk membantu guru menyampaikan pesan–pesan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat menguasai pesan tersebut to user secara tepat dan akurat.commit Menggunakan media pembelajaran akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 menyenangkan dan sulit untuk dilupakan sehingga penyampaian materi akan lebih mudah. Sedangkan faktor–faktor dipertimbangkan dalam memilih media pengajaran menurut Sumantri & Permana adalah: (1) objektivitas yaitu pemilihan suatu media tidak didasarkan karena kesukaan pribadi atau sekedar hiburan, sehingga menghiraukan kegunaan dan relevansinya, dengan bahan ajar dan karakteristik peserta didik, (2) program pengajaran artinya dalam memilih media harus disesuaikan dengan program pengajaran, karena tidak semua media dapat digunakan untuk semua program pengajaran, (3) situasi dan kondisi artinya pemilihan media harus disesuaikan dengan situasi belajar mengajar yaitu disesuaikan dengan metode mengajar, materi pelajaran, serta lingkungan, dan (4) kualitas teknik yaitu kesiapan operasional media sebelum digunakan, misalnya untuk video compact disk apakah kondisinya masih bagus, dan (5) keefektifan dan efisien penggunaan artinya penggunaan media bukan semata–mata karena melaksanakan salah satu komponen– komponen tetapi apakah media itu betul–betul berguna untuk memudahkan pemahaman peserta didik (2001). c) Klasifikasi Media Pembelajaran Pengklasifikasian media pembelajaran hingga sekarang belum ada pembakuan, yaitu belum ada kesepakatan atau ketentuan yang berlaku secara umum atau khusus. Oleh karena itu pengklasifikasian media pembelajaran yang ada sekarang berdasarkan pertimbangan kepentingan atau pendapat yang berbeda-beda. Aneka ragam media pembelajaran menurut Sumiati & Asra dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri tertentu, antara lain berdasarkan kemampuan indera, jenis media pembelajaran terdiri atas: 1) Media audio, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indera telinga atau pendengaran (audio). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bunyi atau suara. Contoh: radio, tape recorder, committelepon. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 2) Media visual, yaitu jenis media pembelajaran yang menggunakan kemampuan indra mata atau penglihatan (visual). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa bentuk atau yang dapat dilihat. Contoh: gambar, poster, grafik. 3) Media
audio
visual,
yaitu
jenis
media
pembelajaran
yang
menggunakan kemampuan indra telinga atau pendengaran dan indra mata atau penglihatan (audio-visual). Jenis media pembelajaran ini menghasilkan pesan berupa suara dan bentuk atau rupa. Contoh: televisi, film, video.(2009). Pengelompokan media pembelajaran menurut pakar dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: (1) media visual yaitu media yang dapat dilihat dengan indra penglihata, (2) media audio yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa untuk mempelajaribahan ajar dan (3) audiovisual yaitu merupakan kombinasi antara audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar(Anitah, 2008). Media tangram termasuk dalam media visual karena menggunakan kemampuan indra penglihatan. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata tetapi siswa juga harus dapat mengunakannya. Dengan demikian, diharapkan pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa. Pengalaman belajar yang berarti akan mempengaruhi hasil belajar siswa. d) Media Tangram Mengenai penertian tangram Karimmenyatakan bahwa “tangram adalah suatu himpunan yang terdiri dari tujuh bangun geometri datar yang dapat dipotong dari suatu persegi”(2009: 1.29). Bangun datar tersebut adalah segitiga, persegi, persegi panjang, jajargenjang, trapezium, belah ketupat, dan layang-layang. Dengan tangram akan dapat meningkatkan apresiasi terhadap bangun datar dan diharapkan mampu menumbuhkan rasa seni.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 Tangram merupakan permainan yang berasal dari Cina. Jenis tangram yang banyak digunakan di Indonesia adalah pancagram. Tidak hanya di Indonesia tangram sudah dikenal di seluruh dunia, walaupun penemunya tidak diketahui secara pasti. Permainan ini dapat digunakan untuk mengenal bentuk-bentuk bangun geometri datar pada siswa. Permainan edukatif tidaklah harus mahal atau alat yang canggih tetapi dari bahan-bahan yang sederhana pun bisa dibuat sebuah permainan edukatif yang menarik dan menyenangkan.Tangram merupakan salah satu permainan edukatif yang bisa dibuat dari bahan-bahan yang sederhana. Permainan ini yaitu suatu permainan puzzle persegi yang dipotong menjadi 7 bagian (2 berbentuk segitiga besar,1 berbentuk persegi, 1 berbentuk jajarangenjang, 1 berbentuk segitiga sedang, dan 2 berbentuk segitiga kecil).
2
1
2
1
1
3
5
3
7 1
4
6
2 3
2
5 4
3
Gambar 2.1 Gambar model-model tangram menurut Pedoman Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga atau Praktik Sederhana Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Depdiknas (1996: 59) Dalam pedomana pembuatan dan penggunaan alat peraga atau praktik sederhana mata pelajaran matematika untuk sekolah dasar commit to user Depdiknas menjelaskan fungsi tangram dapat untuk menumbuhkan daya
3333
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 kreatif siswa dalam membentuk bangun datar, bentuk hewan, rumah dan lain-lain serta sebagai pemahaman konsep kekekalan luas (1996). Pengertian tangram. Sebagaimana dinyatakanIswar(2007) bahwa “Tangram merupakan permainan puzzle yang dapat disusun menjadi bentuk bangun datar seperti gambar di atas berbentuk persegi”. Permainan ini berasal dari negeri panda, dimana permainan ini dulunya dikhususkan untuk wanita dan anak-anak. Permainan menyusun puzzle matematika ini akan menjadi seru bila dimainkan secara kelompok dengan memberikan ceritacerita seputar kegiatan/masalah sehari-hari yang dialami siswa dan dongeng. Buatlah mereka berekplorasi dan menemukan sendiri dengan bermain puzzle bangun datar ini. Hal ini dapat dikembangkan dengan ceritacerita lain dan membentuk bermacam-macam hewan. inilah satah satu cara kita memperkenalkan bangun datar kepada anak SD. Lebih khusus Hambali menjelaskan tentang tangram yang dipotong menjadi lima bagian disebut dengan pancagram (1991). Pancagram dibedakan menjadi dua yaitu pancagram A dan pancagram B. Pancagram merupakan himpunan bangun geometri yang terdiri dari lima bangun datar. Sesuai dengan artinya panca yaitu lima. Pancagram A adalah bangun bujur sangkar yang dipotong menjadi lima bagian.
5 cm
5 cm
e
a
5 cm
d 5 cm
b c Gambar 2.2 Pancagram A
Untuk membuat langkahnya sebagai berikut: (1) potonglah karton dengan ukuran 10 X 10 cm; (2) tentukan titik tengah dari setiap sisinya; (3) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 dari titik tengah itu hubungkan ruas-ruas garis sehingga bangun –bangun bagian dari tangram seperti gambar permainan ini sekarang sudah berubah fungsi menjadi permainan edukatif yang sering dimainkan dalam proses pembelajaran, khususnya matematika.Pancagram B adalah bangun persegi panjang yang dipotong menjadi lima bagi.
e
a
5 cm
d b
5 cm
c 15 cm Gambar 2.3 Pancagram B
Cara membuat pancagram B adalah sebagai berikut: (1) potong kertas karton dengan ukuran 10 cm x 10 cm; (2) kemudian tentukan titik tengah dari setiap sisinya; (3) dari titik tersebut hubungkan ruas-ruas garis sehingga membentuk bangun-bangun bagian dari tangram B seperti gambar. Kelima bagian dari tangram ini adalah bangun a, b, c. d, dan e. bangun a adalah bujur sangkar, bangun b adalah segitiga, bangun c adalah bangun segitiga besar, bangun d adalah jajar genjang, bangun e adalah segitiga kecil. Mencari sifat, keliling dan luas jajar genjang dan segitiga dengan pendekatan
persegi
panjang,
yaitu
langkahnya
menggunakan pancagram A ambil bangun c, b, dan e.
c
b
Susun menjadi bangun segitiga commit to user
e
sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Dari berbagai segitiga di atas carilah sifat-sifatnya. Hitunglah kelilingnya. Dari bangun di atas rubahlah menjadi bangun persegi panjang. Sebelum mencari luas segitiga, perlu di jelaskan bahwa luas segitiga sama dengan bangun persegi. Kemudian cari luas segitiga dengan menggunakan pendekatan luas persegi. Mencari sifat-sifat yang dimiliki bangun trapesium, keliling dan luasnya dengan pendekatan luas persegi panjang. Menggunakan pancagram A ambil bangun a, b, dan e. a b
e
Susun menjadi bangun trapesium
Kemudian carilah sifat-sifat yang dimiliki bangun jajar genjang dan keliling.Dari bangun di atas rubahlah menjadi bangun trapezium. Sebelum mencari luas trapesium, perlu di jelaskan bahwa luas jajar genjang sama dengan bangun sebelumnya. Kemudian cari sifat-sifat yang dimiliki bangun trapesium, keliling dan luasnya dengan pendekatan luas persegi panjang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Mencari sifat-sifat yang dimiliki bangun trapesium, keliling dan luasnya dengan pendekatan luas persegi panjang.Menggunakan pancagram A ambil bangun a, b, d, dan e. d
a b
e
Susun menjadi bangun jajar genjang
Kemudian cari sifat-sifat yang dimiliki bangun jajar genjang, keliling. Untuk menghitung luas jajar genjang dapat menggunakan pendekatan luas persegi panjang dengan mengubah jajar genjang menjadi persegi panjang. Sebelumnya perlu dijelaskan bahwa luas jajar genjang sama dengan luas persegi panjang.
Kita dapat pula menggunakan bentuk tangram yang lain untuk media pembelajaran matematika tentang bangun datar yang lainnya Permainan ini cukup sederhana baik dalam pembuatannya maupun cara mainnya yaitu hanya menyusun potongan-potongan puzzle agar menjadi suatu bentuk dan setiap potongan puzzle harus saling bersambung, tetapi tidak boleh saling bertindihan. Permainan tangram cocok untuk diterapkan di sekolah dasar, khususnya di daerah terpencil yang masih terbatas media pembalajarannya. Guru atau pendidik bisa membuat sendiri permainan ini dari bahan-bahan yang seadanya, yaitu karton, kayu, atau bahan-bahan lainnya yang bisa digunakan. Salah satu tujuan permainan ini dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 matematika yaitu untuk mengembangkan kreativitas anak dan mengenalkan bentuk bidang datar kepada anak-anak. Jadi tangram merupakan permainan puzzle yang dapat disusun menjadi bentuk bangun datar seperti gambar di atas berbentuk persegi. Permainan ini cukup sederhana baik dalam pembuatannya maupun cara mainnya yaitu hanya menyusun potongan-potongan puzzle agar menjadi suatu bentuk dan setiap potongan puzzle harus saling bersambung, tetapi tidak boleh saling bertindihan.Pemainan sederhana seperti tangram ini bisa sangat menarik dan menyenangkan bagi anak-anak jika disajikan dalam kemasan yang sesuai dengan dunia mereka, yaitu dunia yang penuh permainan dan spontanitas. Jadi, sudah seharusnya dunia pendidikan anakanak di negara kita berevolusi menuju arah yang lebih baik yaitu bermain sambil belajar. Mainan pun bukan sekedar jadi mainan, tetapi akan menjadi sumber pengetahuan untuk mereka. e) Pembelajaran Menggunakan Media Tangram Penggunaan media terkait dengan proses pembelajaran. Proses pembelajaran itu sendiri melibatkan berbagai kegiatan sesuai tuntunan pencapaian tujuan. Praktek pembelajaran ini berhubungan dengan cara mengajar guru di dalam atau pun di luar kelas. Mengajar pada dasarnya beraneka ragam. Tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa dari guru. Mengajar merupakan kegiatan komplek. Banyak kegiatan atau tindakan yang harus dilakukan terutama jika ingin hasil belajar lebih baik pada seluruh siswa. Sumiati & Asra (mengutip pendapat Smith) menyatakan bahwa mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan keterampilan(2009). Proses penyampaian pengetahuan dan keterampilan ini yang berkaitan dengan suatu mata pelajaran tertentu yang didapat siswa sebagai mana dituntut dalam mata pelajaran tersebut. Mengajar ini termasuk memberi perangsang (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Dari pengertian diatas sasaran akhir pembelajaran adalah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 siswa belajar. Dan proses belajar ini melibatkan berbagai kegiatan, sesuai dengan tuntunan pencapaian tujuan. Segala sesuatu yang diberikan guru adakalanya memberikan bimbingan, memberikan rangsangan dan dorongan serta pengarahan dalam belajar. Hal ini sebagai upaya dalam rangka memberi kemudahan kepada siswa untuk terjadinya proses belajar. Asas-asas mengajar adalah sebagai berikut: (1) mengajar sepatutnya mempertimbangkan pengalaman belajar siswa yang dimiliki sebelumnya, (2) proses pembelajaran dimulai jika siswa dalam keadaan siap untuk melakukan kegiatan belajar, (3) materi pembelajaran seharusnya menarik minat siswa untuk mempelajarinya, (4) dalam melaksanakan pembelajaran guru seharusnya berupaya agar siswa termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar, (5) proses belajar sepatutnya memperhatikan perbedaan individual yang dimilika oleh masing-masing siswa, (6) pembelajaran sepatutnya mengantar siswa untuk melakukan proses pembelajaran secara aktif, dan (7) pelaksanaan pembelajaran sepatutnya berpegang
pada
prinsip-prinsip
pencapaian
hasil
belajar
secara
psikologis(Sumiati & Asra, 2009). Disini guru berperan sebagai pendesain pembelajaran. Kemampun menyelengarakan proses pembelajaran dapat dilihat melalui rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran ini sebagai acuan kita dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dan dapat membantu penciptaan, mengelola dan mengorganisasi peristiwa yang memungkinkan kegiatan pembelajaran itu terjadi. Mengenai rencana pembelajaran Anitah(mengutip pendapat Burden & Byrd) menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran berkenaan dengan keputusan
yang
diambil
guru
dalam
mengorganisasikan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi hasil belajar (2008: 12.19). Langkah pembelajaran ini mengenai tahapan-tahapan yang dilalui siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Semuanya ini disebut dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang di singkat dengan RPP. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 Langkah-langkah
perancangan
media
dalam
persiapan
pembelajaran menurut Silalahi & Riyanasebagai berikut: (1) merumuskan kebutuhan siswa, (2) merumuskan tujuan pembelajaran, (3) merumuskan butir-butir
materi
pelajaran,
(4)
mengembangkan
alat
pengukur
keberhasilan, (5) menuliskan naskah media, dan(6) merumuskan instrument. Dalam langkah ini guru mulai persiapan diperhatikan sampai evaluasi untuk menentukan pemahaman siswa tentang matari yang disampaikan(2009). Menurut Hambalilangkah-langkah menggunakan media pancagram dalam pembelajaran yaitu seperti berikut: (1) memotong karton ukuran 10 cm x 10 cm, (2) menggambar pancagram, (3) memberi nama pada masingmasing bangun dalam pancagram, (4) memotong pancagram menjadi bangun-bangun yang ada, (5) menggunakan sesuai dengan materi yang akan di sampaikan (1991). Penggunaan media tangram sesuai dengan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran yaitu untuk mencari sifat, keliling dan luas bangun datar dengan pancagaram.Penggunaan media pancagram dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar diawali dengan kegiatan membuat pancagram. Langkah yang dirasakan ideal bagi pembelajaran membaca manual media tangram.Sebagaimana dinyatakan Iswar (2007) adalah sebagai berikut: (1) penguraian dasar teori geometri menggunakan tangram, (2) pembagian kelas menjadi kelompok, (3) penugasan membaca manual, (4) pembelajaran mengekplorasi tagram sebagai praktik dari manual tersebut, (5) memberi soal-soal, (5) membahas soal, (6) membahas soal-soal, dan (7) penilaian performansi siswa. Langkah ini dilakukan dalam waktu kurang lebih 80 menit (2 x 40 menit atau 2 jam pelajaran).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 Langkah pertama yaitu penguraian dasar teori geometri menggunakan tangram perlu dilakukan sebagai motivasi awal pembelajar untuk membaca manual. Dengan demikian, pengajar tidak semata-mata masuk kelas dan langsung memerintahkan membaca manual. Dengan cara demikian, efektifitas manual diharapkan dapat terukur bagi pemahaman pembelajar. Langkah kedua yaitu pembagian kelas menjadi kelompok dapat dilakukan dengan cepat yaitu dengan menglompokkan pembelajar berdasarkan letak duduknya. Langkah ketiga yaitu penugasan membaca manual dilakukan selama 15 menit. Pembelajar diminta untuk membaca selembar manual dengan teks ringkas pada tiap halaman (bolak-balik). Beberapa pembelajar dapat mengulang membaca selama waktu 15 menit itu dan berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Selama membaca, langkah keempat yaitu beberapa pembelajar mengeksplorasi tangram sebagai praktik dari manual itu. Manual diberikan kepada semua pembelajar sedangkan media tangram hanya diberikan kepada setiap kelompok.
Setelah
waktu
membaca
tangram
usai,
pembelajar
mengeksplorasi tangram. Dalam mengeksplorasi ini, pembelajar ada yang kembali membuka manual. Eksplorasi tangram tak akan maksimal tanpa tuntunan manual maka langkah eksplorasi merupakan langkah setelah membaca manual. Pada langkah ini pun pembelajar masingmasing mengisi manualnya dengan jawaban berdasarkan perhitungannya. Langkah kelima adalah pemberian soal-soal bagi pembelajar. Beberapa pembelajar
memecahkan
soal
sambil
berdiskusi
dengan
teman
sebangkunya masing-masing. Pada langkah ini pengajar menjelaskan kriteria penilaian yaitu kebenaran proses dan akhir; penjelasan bentuk tangram dan perujukan pada manual. Sekalipun pembelajar diminta bekerja secara kelompok, pembelajar harus menuliskan pekerjaannya secara individual di buku masing-masing. Langkah keenam dilakukan setelah pembelajar relatif selesai mengerjakan soal-soal, yaitu pembahasan soal-soal. Pembahasan soal to user dilakukan di antaranyacommit dengan cara meminta pembelajar menulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 jawaban soal geometri dari bukunya di papan tulis. Hampir semua kelompok pembelajar dapat mengerjakan soal dengan proses dan hasil yang
benar;
menunjukkan
pengukuran
dengan
tangram
dan
mencocokkannya atau merujuknya dengan manual. Sekalipun demikian, pembelajar yang hanya mengerjakan soal dengan proses dan hasil yang benar sudah menunjukkan kerja keras yang sangat baik. Langkah ketujuh yaitu penilaian performansi dan prestasi pembelajar. Pengajar dengan cepat mengetahui pembelajar yang keliru pengerjaan soalnya, keliru pemahamannya terhadap tangram dan keliru pemahamannya terhadap manual. Langkah ini sangat penting dalam penyusunan tindak lanjut bagi pengayaan (enrichment) atau perbaikan (remedial). Dari
langkah
perencanaan
penggunaan
media,
langkah
pembuatan tangram, dan contoh pembelajaran dengan media tangram dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar, maka peneliti mengembangkan langkah yang akan dilalui guru dalam skenario pembelajaran menggunakan media tangram sebagai berikut: 1)
Persiapan pembelajaran yaitu mulai menyiapkan materi media dan menyiapkan siswa sebelum pembelajaran.
2)
Memperkenalkan media tangram yaitu menjelaskan pengertian, tujuan, dan jenis media tangram.
3)
Membuat media tangram yaitu mulai membentuk kelompok, membagi LKS kemudian menyiapkan alat dan bahan, menggambar tangram, dan memotong tangram.
4)
Menggunakan media tangram sesuai untuk tujuan maksudnya tujuan yang ingin dicapai sesuai materi yang akan dipelajari.
5)
Penyimpulan dan evaluasi yaitu menyimpulkan materi dan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi.
Skenario ini akan berubah sesuai dengan kebutuhan, maksudnya jika skenario ini tidak tepat maka akan dilakukan perbaikan sampai di temukan yang sesuai untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan commit to user media tangram.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 3. Penelitian yang Relevan Penelian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Upaya Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika Konsep Luas dan Keliling Bangun Datar Melalui Media Tangram di Kelas V SD N 3 Abean Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen Tahun 2010. Setelah menggunakan media tangram hasil penelitian menunjukan ada peningkatan pemahaman terhadap materi pokok adalah sebagai berikut nilai rata-rata studi awal 58,6 dengan ketuntasan belajar 25%. Nilai rata-rata siklus I adalah 67,8 dengan ketutasan belajar 46,4%. Nilai rata-rata siklus II adalah 80,7 dengan ketuntasan belajar 92,8%. (Sapartini, 2010). Penggunaan Media Tangram Untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Luas dan Keliling Bangun Datar Siswa Kelas V SD N 2 Sarwogadung Tahun 2008. Setelah menggunakan media tangram hasil penelitian menunjukan ada peningkatan pemahaman terhadap materi pokok sebagai berikut pada kondisi awal ketuntasannya 8,33%, siklus I ketuntasannya 22,23% dan siklus II ketuntasannya nencapai 77,77%. (Hidayat, 2008). Persamaan dari kedua penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama penelitian tindakan kelas dan menggunakan tangram untuk pembelajaran bangun datar. Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah setting penelitian yang berbeda. B. Kerangka Berpikir Hasil belajar mata pelajaran matematika di SD N Winong kelas lima masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil tes yang diperoleh dari 28 siswa kelas V hanya 8 siswa yang berhasil menguasai materi lebih dari 70% atau diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini berarti tingkat penguasaan materi masih rendah. Pembelajaran dikatakan berhasil jika 85% siswa sudah mendapat nilai diatas KKM. Tangram merupakan salah satu permainan edukatif yang bisa dibuat dari bahan-bahan yang sederhana dan akan dapat memudahkan dalam memahami suatu konsep tentang bangun datar. Media tangram dalam pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 matematika dapat mengembangkan kreativitas anak dan mengenalkan bentuk bidang datar kepada anak-anak. Fungsi tangram dapat untuk menumbuhkan daya kreatif siswa dalam membentuk bangun datar, bentuk hewan, rumah dan lain-lain serta sebagai pemahaman konsep kekekalan luas. Dari pemikiran di atas diharapkan dengan menggunakan media tangram maka hasil belajar matematika tentang bagun datar siswa kelas V diharapkan dapat meningkat di atas KKM.
hasil belajar matematika tentang bangun datar rendah
Pembelajaran dengan media tangram
hasil belajar matematika tentang bangun datar meningkat
Gambar 2.4. Kerangka Berpikir Penelitian
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: jika penggunaan media tangram dilaksanakan dengan tepat maka dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tentang tempat penelitian seorang ahli menjelaskan bahwa “Setting penelitian, menjelaskan tentang lokasi dan gambaran tentang kelompok siswa atau subjek yang dikenai tindakan. Perlu ditekankan di sini bahwa dalam penelitian tindakan, tidak ada populasi atau sampel”(Arikunto, 2008: 39). Tempat penelitian adalah kelas V SD N Winong. SD N Winong terletak di desa Winong RT 2 RW1 kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Posisinya sangat trategis karena terletak di tepi Jalan Gentan Mirit Km 3. Berdekatan dengan kantor UPT Dikpora Kecamatan Mirit, sehingga SD N Winong menjadi pusat kegiatan di kecamatan Mirit. Jumlah siswa di SD N Winong yaitu 153. Jumlah tenaga pendidik di SD Negeri Winong berjumlah 10 orang, 1 orang penjaga sekolah dan 1 petugas perpustakaan dan administrasi. Kepala sekolah SD N Winong saat ini adalah Surip, S.Pd.
Sarana dan prasarananaya cukup lengkap, selain mempunyai 6 kelas juga terdapat kantor, musolah, laboratorium, perpustakaan dan UKS.Jumlah ruangan yang ada di SD Negeri Winong ada 6 ruang kelas, 1 ruang guru, dapur, ketrampilan, perpustakaan, gudang, 1 kamar mandi/WC guru dan 4 kamar mandi/WC siswa. Sarana dan prasarana yang tersedia di SD Negeri Winong terbilang cukup lengkap dalam menunjang kegiatan belajar siswa. Alat peraga yang tersedia juga cukup lengkap antara lain : model rangka manusia, model jantung manusia, model system pernapasan manusia, globe, model planet, gambar-gambar yang menunjang pelajaran, peta, alat-alat olahraga, alat-alat musik, papan flannel, model bangunbangun ruang, model-model bangun datar dan buku-buku paket siswa dan pegangan guru.
Kelas yang menjadi subjek penelitian ini adalah kelas V (lima) semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 28 anak yaitu putra 15 orang dan putri 13 orang. commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan selama tujuh bulan yaitu dari bulan Nopember 2011 sampai dengan bulan Juni 2012 yang dimulai dengan pengajuan judul sampai dengan penyelesaian penulisan laporan penelitian. Bulan Kegiatan Penelitian
Nov Des Jan Peb Mar Apr 2011 2011 2012 2012 2012 2012
1. Persiapan Penelitian a. Koordianasi peneliti dengan kepala sekolah dan guru b. Diskusi dan mengidentifikasi masalah dan merancang tindakan c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkat pembelajaran dan instrument penelitian e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I - Perencanaan - Pelaksanaan tindakan - Observasi - Refleksi b. Siklus II - Perencanaa - Pelaksanaan tindakan - Observasi - Refleksi 1) Siklus III - Perencanaa - Pelaksanaan tindakan - Observa - Refleksi 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data b. Penyusunan laporan c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan
Gambar 3.1. Jadwal Penelitian commit Tindakan to Kelas user
Mei 202
Jun 2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 B.Subjek Penelitian Subjek penelitian ini maksudnya adalah siapa yang dikenai tindakan, alasan pemilihan subjek, dan prosedur pemilihan. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dikenai tindakan adalah seluruh siswa kelas V SD N Winong. Kelas lima berjumlah 28 anak yaitu putra 15 dan putri 13. Alasan pemilihan kelas lima hasil belajar Matematika di kelas V masih rendah. Hal ini terbukti dari hasil tes yang diperoleh dari 28 siswa kelas V hanya 8 siswa yang berhasil menguasai materi lebih dari 70% atau diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pelajaran matematika kelas V KKM yang ditetapkan adalah 65. Berarti hanya ada 8 siswa atau 28% siswa dari jumlah seluruh siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Sementara 20 siswa atau 62% siswa dari jumlah seluruh siswa kelas V di bawah KKM atau belum tuntas. Hal ini berarti tingkat penguasaan materi masih rendah. B. Sumber Data Mengenai sumber belajar Arikunto (2006) mengemukakan bahwa “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”(hlm 129). Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti mengambil data dari beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti mencari data yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas. Sumber data yang digunakan peneliti pada penelitian ini, yaitu: 1. Siswa Sumber data dari siswa diperoleh dari siswa kelas V SD Negeri Winong Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 28 yaitu putra 15 dan putri 13. Data yang didapatkan dari siswa adalah berupa tes hasil belajar siswa dan prestasi akademik sebelumnya. 2. Teman Sejawat/ Guru Teman sejawat adalah mahasiswa S1 PGSD yang membantu dalam mengamati pembelajaran yang sedang dilakukan dalam penelitian. Data yang diperoleh dari 2 teman sejawat/ mahasiswa yang masing–masing berupa data tentang pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran dengan angket, observasi commit to user dan wawancara. Guru sebagai orang yang sering berjumpa dengan siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 merupakan salah satu sumber data yang sangat dibutuhkan juga. Guru yang dipilih adalah guru yang berkompetensi dalam hal mengajar. Data yang didapat berupa data tentang pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran dengan angket, observasi dan wawancara. Untuk data pengamatan proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Winong, data didapat melalui observasi. 3. Dokumen Dokumen-dokumen penting mengenai latar belakang siswa kelas V SD N Winong yaitu, mengenai pendidikan selama sekolah di SDN Winong dan perkembangan akademik. Dokumen tersebut adalah daftar nilai, daftar kelas dan tarap serap kelas V. C. Teknik dan Alat Pengumpula Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas tidak hanya satu, tetapi menggunakan multi teknik atu multi instrument. Teknik yang digunakan
untuk
mengumpulkan
data
tentang
proses
pembelajaran
menggunakan tiga teknik, yaitu: observasi, wawancara dan dokumenter. Untuk mengetahui pemahan tentang materi yang disampaikan peneliti menggunakan tes. a. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatanterhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2010: 229). Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar. Sementara Nasution
tentang observasi menyatakan bahwa
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan (Sugiono, 2009). Observasi juga memiliki pengertian yaitu, pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 Menurut Patton dinyatakan bahwa manfaat observasi adalah sebagai berikut. 1) Dengan observsi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik aau menyeluruh. 2) Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. 3) Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain, kususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara. 4) Dalam observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga. 5) Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang komprehensif. 6) Peneliti tidak hanya mengumpilkan daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan suasana situasi yang diteliti.(Sugiono, 2009) Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap tingkah laku subjek, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Observasi ini untuk mengetahui bagaimana penggunaan media tangram dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V. Observasi ini digunakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 juga untuk mengamati kegitan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media tangram. b. Wawancara Wawancara
atau
interviu
merupakan
salah
satu
bentuk
pengumpulan data penelitian tindakan kelas. Wawancara memiliki 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : 1) Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan; 2) Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan masing-masing individu; 3) Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik lain sudah tidak dapat dilakukan Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada responden, caranya adalah dengan bercakapcakap secara tatap muka.Sebelum melaksanakan wawancara peneliti membuat instrument wawancara yang disebut pedoman wawancara (intervieu guide). Bentuk pertanyaan ini sangat terbuka sehingga responden mempunyai keleluasaan untuk member jawaban atau penjelasan. Hal yang perlu disiapkan lagi dari pewawancara adalah perekan atau pencatat data. Wawancara ini digunakan untuk mencari informasi bagaimana penggunaan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012. c. Dokumenter Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektrik (Sukmadinata, 2010). Dokumen yang peneliti gunakan adalah berupa catatan lapangan dan hasil kerja siswa yang dapat dilihat dari lembar
kerja siswa selama mengikuti pembelajaran
dengan media tangram. Beberapa dokumentasi ini akan dipadukan dengan commit to user hasil observasi dan wawancara.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
d. Tes Tentang pengertian tes Arikunta menjelaskan pengertian tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang dapat dikatakan tepat dan benar (Padmono, 2002: 25). Tes merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpulan data yaitu lembar pertanyaan atau soal. Teknik tes ini digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 yaitu pemahaman siswa terhadap materi. Jadi teknik pengumpulan
data yang peneliti gunakan yaitu lembar
observasi untuk mengamati kegitan pembelajaran dan kegiatan siswa dengan menggunakan media tangram. Untuk mengungkap kegiatan tersebut secara lebih dalam dan mengungkap kendala serta solusi untuk perbaikan pada siklus berikutnya peneliti melakukan wawancara. Dari observasi dan wawancara dipadukan dengan hasil dokumentasi berupa catatan lapangan yang berisi catatan selama kegiatan pembelajan berlangsung yang dibuat oleh peneliti dan observer. Tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. 2. Alat Pengumpulan Data Karena teknik yang digunakan ada 4 yaitu, observasi, wawancara, documenter dan tes maka alat pengumpulan data yang digunakan juga ada 4, yaitu sebagai berikut: a. Lembar Observasi Lembar observasi atau pengamatan ini untuk mengetahui bagaimana pembelajaran penggunaan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 serta untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram. Observer mengamati proses pembelajaran dengan lembar pengamatan commit to user baik pelaksanaan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 dan
kegiatan
siswa
selama
pembelajaran
menggunakan
media
tangram.Observer ini terdiri dari tiga orang yaitu teman sejawat dan guru senior. b. Pedoman Wawancara Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara, dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mencari apa kendala dan solusi penggunaan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 yang dapat digunakan untuk perbaikan dalam pembelajaran di siklus berikutnya. c. Catatan Lapangan Menurut Hubberman, Michael, dan Milles Catatan lapangan merupakan data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian angka yang berlangsung
secara
terus
menerus
selama
penelitian
berlangsung
(2007).Catatan lapangan ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media tangram. Selama proses yang dilalui serta tahapannya ditulis atau dicatat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 d. Butir Soal Tes merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpulan data yaitu lembar pertanyaan atau soal. Bentuk soalnya yaitu uraian singkat dan uraian. Soal tes berupa lembar evaluasi yang harus dikerjakan oleh siswa kelas V Winongyang dibagikan oleh peneliti. Tes ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa kelas VSD N Winong dalam memahami mata pelajaran matematika khususnya tentang bangun datar yang telah di berikan guru. Tes ini di sebelum siklus dan sesudah siklus di masing-masing pertemuan. D. Uji Validitas Data Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiono,
2009). Validitas sebuah tes diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil kenyataan/pengalaman. Adapun untuk kepentingan keabsahan atau validitas digunakan validitas logis jenis konstruksi karena butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek untuk berpikir seperti yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran khusus atau dengan kata lain jika tujuan pembelajaran menuntut murid untuk dapat menjelaskan suatu konsep, maka butiran tes harus disusun dengan tujuan untuk mendorong murid agar dapat menjelaskan suatu konsep secara sederhana. Untuk memeriksa pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dan kegiatan siswa
selama pembelajaran dengan media tangram peneliti
menggunakan teknik pemeriksaan triangulasi. Triangulasi adalah
teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2006). Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Peneliti menggunakan angket, observasi serta wawancara untuk pemeriksaan penggunaan commit to user media tangram dari sumber data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 yaitu teman sejawat. Peneliti melakukan kerja sama dengan seorang guru senior, serta teman sejawat untuk memperoleh data dengan satu teknik yang sama pada masing-masing responden. Menurut Sugiono(mengutip dari Wiliam Wierisma) ada 3 macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:(1) Triangulasi sumber yaitu menguji keabsahan data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, data yang telah dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan beberapa sumber tersebut, (2) triangulasi teknik yaitu teknik untuk menguji data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, alu dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuisioner, dan (3) triangulasi waktu yaitu waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data, data yang dilakukan dengan teknik wawancara maupun observasi maka hasilnya akan berbeda, untuk itu dalam rangka pengujian keabsahan data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya (2009: 273). Triangulasi yaitu menguji kredebilitas sebagai pengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Triangulasi yang peneliti gunakan adalah penggabungan ketiga triangulasi tersebut yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Sumber data di peroleh dari teman sejawatdan guru senior yang masing-masing sumber tersebut menguji data dengan cara mengecek data dengan teknik yang berbeda yaitu observasi, wawancara dan catatan lapangan. Triangulasi waktu peneliti menetapkan dalamsatu siklus ada tiga pertemuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 E. Analisis Data Langkah yang di tempuh setelah pengumpulan data adalah analisis data. Analisis data adalah upaya yang dilakukan untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar. Teknik analisis yang digunakan dalam PTK adalah teknik analisis deskriptif kualitataif. Data kuantitataif dapat dianalisis secara deskriptif yaitu hasil tes dari masing masing siklus dideskripsikan. Data kualitataif yang berupa kalimat dapat dianalisis dengan metode analisis kualitatatif yaitu dari wawancara, observasi dan dokumentasi dianalisis dengan analisis kualitataif. Teknik analisis data diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal. Sugiono (mengutip pendapatMiles and Hubermen) mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitataif dilakukan secara
interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Langkah-langkah analisis data terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan simpulan atau verifikasi(2011: 246). 1. Reduksi Data Menurut pendapat Sugiono“Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan pola” (2011).Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang distorsi data yang tidak perlu dan menggorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan atau diverifikasi.
1. Penyajian Data Setelah data direduksi langkah selanjutnya yaitu diadakan penyajian data. Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian data, maka akan dimengerti apa yang terjadi dan commit to user memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada analisis ataupun tindakan lain
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 berdasarkan pengertian tersebut. Dalam pelaksanaan penelitian panyajian data merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Untuk menampilkan data-data tersebut agar lebih menarik maka diperlukan penyajian yang menarik pula. Dalam penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik, chart, diagram, dan matrik. 2. Verifikasi Data Data-data dari hasil penelitian setelah direduksi, disajikan dan langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil dari data-data yang telah didapatkan dari laporan penelitian selanjutnya digabungkan dan disimpulkan serta diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh sehingga kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil dari laporan penelitian. Kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan/kesimpulan dapat ditinjau sebagai makna-makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya yaitu yang merupakan validitasnya. F. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja yang peneliti tetapkan dalam penelitian ini sesuai denagan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
Aspek yang diukur
Prosentase Cara mengukur yang ditargetkan Pembelajaran dengan media Diamati saat pembelajaran tangram 85% dengan media tangram baik kegiatan guru maupun siswa Hasil belajar matematika Diukur dengan tes hasil belajar 85% tentang bangun datar Gambar 3.2. Indikator Kinerja Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 G. Prosedur Penelitian Adapun prosedur penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sesuai dengan tahap-tahap penelitian tindakan kelas menurut kemmis dan Mc. Taggart yaitu sebagai berikut: Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
SIKLUS I
pelaksanaan
Pengamatan
Gambar 3.3 Skema tahap-tahap penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2008: 16) Tahap perencanaan merupakan tahap pertama dalam setiap kegiatan, rencana ini akan sebagai acuan melaksanakan tindakan. Tanpa kegiatan apa yang kita lakukan tidak akan terarah dalam suatu tujuan penelitian. Dalam tahap perencanaan, menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Perencanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan September dengan pengajuan judul, kemudian untuk pelaksanaannya dilaksanakan sesuai jadwal yang telah direncanakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 Melakukan tindakan merupakan langkah kedua sebagai wujud realisasi dari suatu rencana yang dibuat.Tanpa adanya tindakan rencana hanya sebagai angan–angan dan tidak pernah menjadi suatu kenyataan. Dalam tahap tindakan, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru.Pelaksanaan tindakan ini disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan. Tahap tindakan ini guru melaksanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan skenario pembelajaran dengan menggunakan media tangram. Pelaksanaan tindakan ini menggunakan beberapa siklus. Tahapan berikutnya adalah tahap pengamatan, ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Agar tindakan kita dapat diketahui kwalitasnya kita lakukan pengamatan dengan cermat. Berdasarkan pengamatan kita dapat menemukan hal – hal yang harus dibenahi dan diperbaiki.Dalam tahap ini, berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Tahap refleksi yang kita lakukan setelah tindakan. Dari hasil refleksi akan kita gunakan untuk memperbaiki rencana tindakan. Penelitian tindakan kelas Mata Pelajaran Matamatika peneliti dalam beberapa siklus. Pada tahapan ini, peneliti mengkaji ulang pelaksanaantindakan dan masalah-masalah apa yang muncul, serta hambatan-hambatan apa yang terjadi. Hal ini dilakukan demi sempurnanya pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan 1. Siklus1 a. Perencanaan Tahap perencanaan ini peneliti bersama teman sejawat menyusun rencana tindakan dan dilaksanakan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan. Tahap perencanaan ini berisi tindakan yang akan dilakukan, materi dan media apa saja yang digunakan, kapan waktu pelaksanaannya commit to user dan bagaimana pelaksanaannya. Pada tahap perencanaan, penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 melakukan tindakan yaitu: (1) pembuatan RPP tentang bangun segitiga, (2) penyusunan lembar soal tes formatif, (3) penyusunan format observasi, dan (4) penyusunan format wawancara.
b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan siklus pertama dilakukan selama tiga kali pertemuan dengan pembagian materi berbeda. Sebelum dilaksanakan diadakan tes sebelum pelaksanaan siklus untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang akan di sampaikan. Pertemuan pertama siklus pertama tentang sifat-sifat bangun segitiga. Pertemuan kedua siklus 1 tentang keliling bangun segitiga. Pertemuan ketiga siklus 1 tentang luas bangun segitiga. Setiap akhir pertemuan peneliti memberi soal evaluasi.
c. Observasi Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat. melaksanakan observasi di dalam kelas. Kegiatan observasi dilaksanakan pada pelaksanaan siklus I. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan observasi dilaksanakan terhadap isi tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut.
d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan analisis data pada siklus I, terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki pada kegiatan pengajaran berikutnya. Aktifitas siswa pada pelaksanaan siklus I menunjukan siswa kurang antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar.Hal
ini
mendorong
peneliti
mengupayakan
peningkatan
pemahaman siswa dan meminimalisir kesalahan dalam mengerjakan soal. Dari observasi yang dilakukan direfleksikan apakah masih perlu dilakukan siklus berikutnya. Jika indikator kinerja belum tercapai maka perlu diadakan siklus berikutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
2. Siklus2 a. Perencanaan Berdasarkan refleksi pelaksanaan siklus I, peneliti merencanakan beberapa kegiatan untuk pelaksanaan siklus II. Pada tahap perencanaan, penulis melakukan tindakan yaitu: (1) pembuatan RPP tentang bangun jajar genjang, (2) penyusunan lembar soal tes formatif,(3) penyusunan format observasi, dan (4) penyusunan format wawancara. b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan siklus II direncanakan tiga kali pertemuan dengan rencana. Sebelumnya diadakan pre tes. Pertemuan pertama siklus 2 tentang sifat bangun trapezium. Pertemuan kedua siklus 2 tentang keliling bangun trapezium. Pertemuan ketiga siklus 3 tentang luas trapesium. Setiap akhir pertemuan peneliti memberi soal evaluasi. c. Observasi Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat. Kegiatan ini dilaksanakan
di
dalam
kelas.
Selama
pelaksanaan
kegiatan
pembelajarandan siswa menunjukan partisipasi yang aktif atau tidak. Kegiatan observasi dilaksanakan pada pelaksanaan siklus II. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan observasi dilaksanakan terhadap isi tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut.
d. Refleksi Dari observasi yang dilakukan direfleksikan apakah masih perlu dilakukan siklus berikutnya. Jika indikator kinerja belum tercapai maka perlu diadakan siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
3. Siklus 3 a. Perencanaan Berdasarkan hal-hal yang didapatkan dari pelaksanaan siklus II dan hasil refleksi dari pelaksanaan siklus ke dua maka peneliti merencanakan beberapa kegiatan pada silkus ke tiga, diantaranya membuat (1) Pembuatan RPP tentang bangun trapesium, (2) penyusunan lembar soal tes formatif, (3) penyusunan format observasi, dan (4) penyusunan format wawancara.
b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, yaitu dengan pembagian materi yang sebelumnya diadakan pre tes. Pertemuan pertama siklus 2 tentang sifat bangun jajar genjang. Pertemuan kedua siklus 2 tentang keliling bangun jajar genjang. Pertemuan ke-3 siklus ke-2 tentang luas jajar genjang. Setiap akhir pertemuan peneliti member soal evaluasi. c. Observasi Observasi dilaksanakan oleh peneliti dan teman sejawat. Kegiatan ini dilaksanakan di dalam kelas selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan aktifitas siswa menunjukan partisipasi yang aktif. Kegiatan observasi dilaksanakan pada pelaksanaan siklus III. Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan observasi dilaksanakan terhadap isi tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. d. Refleksi Dari observasi yang dilakukan di refleksikan apakah masih perlu dilakukan siklus berikutnya.Jika indikator kinerja belum tercapai maka perlu diadakan siklus berikutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan Tempat penelitian adalah kelas V SD N Winong. SD N Winong terletak di desa Winong RT 2 RW 1 Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen. Posisinya sangat trategis karena terletak di Jalan Gentan Mirit Km 3. Berdekatan dengan kantor UPT Dikpora Kecamatan Mirit, sehingga SD N Winong menjadi pusat kegiatan di Kecamatan Mirit. Jumlah siswa di SD N Winong yaitu 153 siswa. Dengan jumlah guru PNS yang sudah memenuhi semua kelas. Ada 4 guru yang sudah menempuh Strata I PGSD dan lainnya masih D2. Kelas yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V pada tahun ajaran 2011/2012, dengan jumlah 28 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Mereka tentunya memiliki persamaan dan juga perbedaan individu, kehendak, IQ dan latar belakang keluarga. Sebelum masuk siklus I pada hari Selasa 28 Februari 2012 peneliti pelaksanaka pretest siklus I. Materi pokok pada siklus satu adalah segi tiga yang terbagi menjadi tiga sub pokok materi yaitu sifat-sifat segi tiga, keliling segi tiga dan luas segi tiga. Jumlah soal tiga puluh dengan bentuk soal isian.Berikut hasil pretes siklus I yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.1. Hasil Pre Test Siklus I Nilai Frekuensi 60-69 1 50-59 2 40-49 11 30-39 3 20-29 3 10-19 8 Jumlah siswa 28
Persentase 3,5% 7,1% 39,3% 10,7% 10,7% 28,6% 100%
commit to user 67
Keterangan
Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Dari hasil pretest siklus I peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada siswa kelas V yang tuntas. Nilai tertinggi hanya 60 dan terendah 13. Nilai rata-rata hanya 33,3. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada keadaan awal sebelum dilaksanakan tindakan, diketahui siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan ketuntasan minimal 70 (KKM yang telah ditentukan peneliti) adalah tidak ada, yaitu x 100% =0%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan adalah 28 siswa atau
x 100% = 100%. Data selengkapnya terdapat pada
lampiran.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan tiga siklus, untuk setiap siklus tiga kali pertemuan.
1. Deskripsi Siklus I Pada pelaksanaan penelitian siklus I dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan. Pada pelaksanaan penelitian siklus I ini peneliti membagi dalam beberapa tahapan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang diuraikan sebagai berikut : a. Pertemuan 1 1) Perencanaan Pelaksanaan pertemuan 1 direncanakan pada Selasa 6 Maret 2012 dengan materi pokok sifat-sifat segi tiga. Peneliti
menyiapkan
pembuatan RPP tentang sifat-sifat segi tiga sesuai skenario pembelajaran yang telah ditentuka. Peneliti menghubungi observer. Peneliti menyusun lembar observasi baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dan penyusunan lembar wawancara baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram. Peneliti menyiapkan commit to user alat yang dapat membantu untuk dokumentasi, menyiapkan media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 tangram, menyiapkan LKS dan menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran. 2) Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Selasa 6 maret 2012. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai pukul 10.40 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Materi pokok sifat-sifat segi tiga. Pembelajaran
dimulai dengan salam dilanjutkan berdoa bersama,
kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah di buat. Langkah pertama yaitu persiapan yang dimulai dengan siswa siap mengikuti pelajarandan siswa menyiapkan buku pelajaran. Kemudian siswa menentukan tujuan pembelajaran, namun siswa belum aktif dalam kegiatan ini karena masih dilakukan guru dan tidak melibatkan siswa. Siswa memperhatikan contoh media tangram dan siswa mengamati benda-benda sekitar. Media tangram belum pernah digunakan dalam pembelajaran sehingga langkah berikutnya yaitu pengenalan media tangram. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang pengertian media tangram, tujuan media tangram, dan jenis-jenis media tangram. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran masih kurang baik, hal ini karena siswa ribut dan guru kurang menguasai kelas. Setelah mengenal tangram, kemudian siswa pembuatan tangram. Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk guru. Siswa menerima LKS dansiswa memperhatikan guru dalam menjelaskan petunjuk penggunaan LKS. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tangram.Siswa memperhatikan cara membuat tangram 2 potongan dan 5 potongan, kemudian siswa
menggambar
tangram, dan siswa memotong tangram tersebut. Dalam membuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 tangram kegiatan pembelajaran masih kurang baik. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik namun siswa belum terbiasa membuat tangram sehingga membutuhkan waktu yang lama dan siswa baru pertama kali melaksanakan kegiatan secara berkelompok. Sebagian siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian kecil siswa terlihat bermain sendiri dan tidak bekerjasama dengan kelompoknya. Sedikit siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Setelah membuat tangram siswa menggunakan media tangram untuk mencari sifat-sifat segitiga. Siswa memililih salah satu model tangram,mengamati tangram dan menyebutkan bangun dalam tangram tersebut. Kemudian siswa membongkar tangram dan siswa memasang tangram sesuai petunjuk LKS. Siswa menemukan jawaban dari masalah yaitu sifat-sifat segitiga.Tahap penggunakan media tangram tidak berjalan dengan baik karena siswa belum terampil menggunakannya. Siswa belum terbiasa bekerja dengan LKS, sehingga waktu yang diperlukan terlalu lama. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik, hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif. Pertemuan pertama dilaksanakan tidak tepat waktu karena hampir 100 menit, hal ini sangat jauh dari yang direncanakan yaitu 70 menit. Pada pembelajaran pertemuan pertama kali ini kegiatan pembelajaran terlihat belum efektif hal ini akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya.
3) Observasi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti (guru) dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut disajikan hasil pengamatan terhadap berlangsungnya pembelajaran dengan media tangram. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 Tabel 4.2. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus I Pertemuan 1 Jumlah skor Rata Skor Keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 15 16 16 15,7 24 66% 2 Pengenalan media tangram 8 8 7 7,7 12 66% 3 Membuat media tangram 21 22 22 21,7 32 65% 4 Menggunakan media tangram 14 14 15 14,4 32 43% 5 Penyimpulan dan evaluasi 14 16 14 14,6 20 70% Rata-rata 62%
Berdasarkan tabel 4.2 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram masih menunjukkan tingkatan kurang baik yaitu dengan hasil keberhasilan pembelajaran baru 63%. Guru belum dapat menguasai kelas. Langkah pembelajaran ada yang terlewati dan tidak urut. Selain itu peneliti juga menampilkan hasil observasi siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.3. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus I Pertemuan 1 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 15 17 14 15,3 24 63% 2 Pengenalan media tangram 9 9 11 9,7 12 75% 3 Membuat media tangram 20 25 19 21,3 32 65% 4 Menggunakan media tangram 14 14 19 15.3 32 46% 5 Penyimpulan dan evaluasi 16 16 17 16,3 20 80% Rata-rata 65%
Berdasarkan tabel 4.3 siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram masih menunjukkan kurang baik yaitu dengan hasil keberhasilan pembelajaran baru 65%. Kekurangan ini karena siswa belum terbiasa bekerja berdasarkan LKS. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Hasil wawancara pertemuan pertama peneliti menemukan banyak kendala. Tahap perencanaan untuk kegitan guru baru mendapat mencapai karena ini termasuk kriteria kurang baik yaitu dalam perumusan masalah guru tidak menyebutkannya. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajara kurang baik karena guru belum dapat menguasai kelas dan bahasanya kadang terlalu cepat.
Dalam
membuat tangram hasil masih kurang baik. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik namun siswa belum terbiasa membuat tangram sehingga membutuhkan waktu yang lama dan siswa baru pertama kali melaksanakan kegiatan secara berkelompok. Sebagian siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian kecil siswa terlihat bermain sendiri dan tidak bekerjasama dengan kelompoknya. Melihat hal itu, peneliti segera mengingatkan agar masing-masing kelompok untuk lebih aktif. Siswa yang terlibat aktif bertanya masih jarang. Tahap penggunaan tangram tidak jauh berbeda hasilnya dengan tahap membuat tangram yaitu pada intinya siswa belum terbiasa bekerja dengan LKS. Siswa masih bingung dalam memahami petunjuk LKS dan belum dapat menggunakan tangram dengan baik. Namun, walupun lama dengan bimbingan guru siswa akhirnya dapat menggunakan tangram untuk menemukan jawaan dari perumusan masalah. Masih banyak dari siswa yang tidak mengerti tujuan dari penggunaan tangram dalam pembelajaran pada pertemuan 1. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif. Pertemuan pertama ini dilaksanakan tidak tepat waktu karena hampir yaitu 100 menit, hal ini sangat jauh dari yang direncanakan yaitu 70 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan
pertama diakhiri dengan
pemberian evaluasi. Evaluasi ini berlangsung sekitar 10 menit. Siswa mengerjakan evaluasi tersebut dengan tenang meskipun masih ada beberapa yang terlihat bertanya-tanya pada teman lainnya. Hal tersebut commit karena siswa kurang percaya diri.to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 Diakhir pembelajaran pertemuan 1 peneliti membagikan soal evaluasi. Berikut adalah hasil belajar pertemuan 1.
Tabel 4.4. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1 Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 100 1 3,5% 90-99 13 44,4% Tuntas 80-89 4 14,8% 70-79 4 14,8% 60-69 2 7,1% Belum 50-59 2 7,1% Tuntas 40-49 1 3,5% Jumlah 27 100%
Untuk hasil belajar pada pertemuan 1 sudah terlihat meningkat yaitu dari 27 anak niilai tertinggi adalah 100 dan terendah 50. Nilai ratarata kelas 80,3. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 22, yaitu x 100% =81,4%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan adalah 5 siswa atau
x 100% = 18,6%. Data selengkapnya terdapat pada
lampiran.
4) Refleksi Pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong berjalan dengan kurang baik pada pertemuan 1. Berikut hasil pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa saat pembelejaran dengan media tangram yang disajikan dalam bentuk tabel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 Tabel 4.5. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 Kegiatan guru Kegiatan siswa No Aspek % Kriteria % Kriteria 1 Persiapan 66% KB 63% KB 2 Pengenalan media tangram 66% KB 75% CB 3 Membuat media tangram 65% KB 65% KB 4 Menggunakan media tangram 43% TB 46% TB 5 Penyimpulan dan evaluasi 70% KB 80% CB Rata-rata 62% KB 65% KB
Keterangan kriteria keberhasilan Tidak baik (TT) = kurang dari 50% Kurang baik (KB) = 50% -70% Cukup baik (CB) = 71% -85% Baik (B) = 86 %-95% Baik sekali (BS) = lebih dari 95% Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 berjalan dengan kurang baik dengan hasil observasi untuk kegiatan guru tingkat keberhasilannya 62% yang artinya kurang
baik.
Hasil
observasi
untuk
kegiatan
siswa
tingkat
keberhasilannya 65% yang artinya kurang baik. Disetiap akhir pertemuan diadakan evaluasi untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
Tabel 4.6. Perbandingan Pretest dan Postest Siklus I Pertemuan 1 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 Jumlah
Pre test Frekuensi Persentase 0 0% 0 0% 2 7,1% 1 3,5% 5 17,8% 13 46,4% 4 14,2% 3 10,7% 28 100%
Post tes Frekuensi Persentase 1 3,5% 12 44,4% 4 14,8% 4 14,8% 2 7,1% 2 7,1% 1 3,5% 0 0% 28 100%
commit to user
Ket Tuntas
Belum tuntas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 Hasil pretes terlihat bahwa dari 28 siswa nilai tertinggi 80 dan terendah 40 dengan nilai rata-rata kelas 47,5. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 3, yaitu
3 26
x 100% = 10,7%, sedangkan siswa yang belum
mencapai batas ketuntasan adalah 25 siswa atau
3 26
x 100% = 89,3%.
Setelah pembelajaran hasil belajar pada pertemuan 2 sudah terlihat meningkat yaitu dari 27 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 50. Nilai rata-rata kelas 80,3. Siswa yang sudah mencapai KKMadalah 19, yaitu
19 27
x 100% = 81,4%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas
persentase
ketuntasan adalah 8 siswa atau
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
89.30%
8 27
x 100% = 18,6%.
81.40%
tuntas
10.70%
pretes
18.60%
belum tuntas
postest
Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1 Kendala pertemuan 1 adalah siswa belum terampil dalam membuat dan menggunakan tangram serta kurang dapat memahami petunjuk LKS. Perlu diadakan pertemuan berikutnya supaya siswa lebih terampil dalam menggunakan tangram dan terbiasa bekerja berdasarkan petunjuk LKS. Masih banyak siswa yang belum aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa terlihat aktif mencoba namun siswa kesulitan dalam menemukan tujuan pembelajaran. Ada kegiatan dalam skenario pembelajaran yang tidak dilaksanakan ataupun bila dilaksanakan tidak menibatkan siswa. Kendala tersebut akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya pada siklus I. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 b. Pertemuan 2
1) Perencanaan Pelaksanaan pertemuan 2 direncanakan pada Senin 12 Maret 2012 dengan materi pokok keliling segi tiga. Peneliti
menyiapkan
pembuatan RPP tentang keliling segi tiga sesuai skenario pembelajaran yang telah ditentukan. Peneliti menghubungi observer. Peneliti menyusun lembar observasi baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dan penyusunan lembar wawancara baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram. Peneliti menyiapkan alat yang dapat membantu untuk dokumentasi. Peneliti menyiapkan media tangram. Peneliti menyiapkan LKS dan menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran.
2) Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I pertemuan dua yang dilaksanakan pada hari Senin 12 Maret 2012. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Materi pokok keliling segi tiga. Pembelajaran dimulai dengan berdoa, mengabsen kehadiran siswa dan pembelajaran selanjutnya berjalan sesuai dengan skenario pembelajaran yang direncanakan. Dalam pertemuan kedua ini, tahap perencanaan dimulai dengan mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa mengamati benda-benda sekitar. Kemudian siswa merumuskan masalah,namun dalam hal ini siswa kurang terlibat. Siswa memperhatikan contoh media tangram. Langkah pengenalan media tangram yang dimulai dengan siswa commit memperhatikan penjelasan guruto user tentang pengertian media tangram,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 tujuan media tangram, dan jenis-jenis media tangram.Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran baik yaitu guru sudah bisa menguasai kelas hanya bahasanya kadang terlalu cepat. Setelah mengenal tangram, siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing
sesuai
dengan
petunjuk
guru.
Siswa
menerima
LKSdanmemperhatikan guru dalam menjelaskan petunjuk penggunaan LKS. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tangram.Siswa memperhatikan cara membuat tangram. Siswa menggambar tangram dan siswa memotong tangram 5 potongan. Dalam membuat tangram hasil masih kurang baik. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik namun siswa belum terbiasa membuat tangram berdasarkan petunjuk LKS sehingga membutuhkan waktu yang lama. Siswa mulai menggunakan tangram yang mereka buat. Siswa menyebutkan
bangun-bangun
dalam
tangram
tersebut.
Siswa
membongkar tangram 5 potongan sesuai petunjuk LKS kemudian memasang tangram untuk mencari keliling segitiga. Siswa menemukan jawaban dari rumusan masalah yaitu mencari keliling segitiga.Tahap pengunaan tangram tidak jauh berbeda hasilnya dengan tahap membuat tangram yang pada intinya siswa belum terbiasa bekerja dengan LKS sehingga waktu yang diperlukan lama. Langkah terakhir yaitu penyimpulan dan evaluasi. Langkahnya dimulai dengan siswa bertanya jawab secara klasikal tentang pemahanan materi dan untuk menanyakan hal–hal yang belum jelas. Siswa menerima penguatan dari guru.Siswa menyimpulkan materi.Siswa membuat rangkuman. Siswa melaksanakan evaluasi kemudian ditutup dengan berdoa bersama. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik yaitu hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif. Pertemuan kedua dilaksanakan tidak tepat waktu karena hampir 90 menit, hal ini sangat jauh dari yang direncanakan yaitu 70 menit namun ini lebih baik dari pertemuan pertama.Siswa mengerjakan evaluasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 tersebut dengan tenang meskipun masih ada beberapa yang terlihat bertanya-tanya pada teman lainnya.
3) Observasi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut disajikan hasil pengamatan terhadap berlangsungnya pembelajaran dengan media tangram.
Tabel 4.7. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus I Pertemuan 2 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 21 16 17 18 24 75% 2 Pengenalan media tangram 11 11 9 10 12 83% 3 Membuat media tangram 24 30 22 25.3 32 78% 4 Menggunakan media tangram 25 29 22 25.3 32 78% 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 18 14 16.7 20 80% Rata-rata 78%
Berdasarkan tabel 4.7 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram masih menunjukkan tingkat cukup baik yaitu dengan keberhasilan pembelajaran 78%. Selain itu peneliti juga
menampilkan
hasil
observasi
menggunakan media tangram.
commit to user
siswa
selama
pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 Tabel 4.8. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus I Pertemuan 2 Jumlah skor Rata Skor keber observasi -rata mak hasil No Aspek an 1 2 3 1 Persiapan 17 16 16 16,7 24 70% 2 Pengenalan media tangram 8 11 9 9,3 12 75% 3 Membuat media tangram 26 26 22 24,7 32 75% 4 Menggunakan media tangram 20 20 21 20.3 32 62% 5 Penyimpulan dan evaluasi 15 14 16 15 20 75% Rata-rata 70,8%
Berdasarkan tabel 4.8 siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram masih menunjukkan cukup baik dengan keberhasilan pembelajaran 70,8%. Siswa masih belum terbiasa membuat dan menggunakan tangram berdasarkan petunjuk LKS. Hasil wawamcara pertemuan kedua ini, peneliti menemukan banyak kendala. Tahap perencanaan untuk kegitan guru baru mendapat berjalan dengan cukup baik hanya saja dalam perumusan msalah yaitu siswa kurang terlibat. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran baik yaitu guru
sudah bisa menguasai kelas hanya
bahasanya kadang terlalu cepat.
Dalam membuat tangram hasil masih
kurang baik. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik namun siswa belum terbiasa membuat tangram sehingga membutuhkan waktu yang lama dan siswa baru pertama kali melaksanakan kegiatan secara berkelompok. Sebagian siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian kecil siswa terlihat bermain sendiri dan tidak bekerjasama dengan kelompoknya. Melihat hal itu, peneliti segera mengingatkan agar masing-masing kelompok untuk lebih aktif. Siswa yang terlibat aktif bertanya tentang kegiatan yang dilaksanakan. Tahap pengunaan tangram tidak jauh berbeda hasilnya dengan tahap membuat tangram yaitu pada intinya siswa belum terbiasa bekerja dengan LKS. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik yaitu dalam kegiatan penyimpulan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 siswa kurang terlibat aktif. Pertemuan kedua dilaksanakan tidak tepat waktu karena hampir 90 menit, hal ini sangat jauh dari yang direncanakan yaitu 70 menit namun ini lebih baik dari pertemuan pertama. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ke dua diakhiri dengan pemberian evaluasi. Diakhir pembelajaran pertemuan 2 peneliti membagikan soal evaluasi. Berikut adalah hasil belajar pertemuan 2.
Tabel 4.9. Hasil Belajar Siswa Siklu I Pertemuan 2 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 Jumlah
Frekuensi 6 3 9 4 3 1 26
Persentase 23% 11,5% 35,6% 15,4% 11,5% 3,8% 100%
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
Untuk hasil belajar pada pertemuan ke dua sudah terlihat meningkat yaitu dari 26 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 50. Nilai rata-rata kelas 81,5. Siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasanminimal 70 (KKM yang telah ditentukan peneliti) adalah 22, yaitu x 100% =84,4%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan adalah 4 siswa atau
4 26
x 100% = 15,6%. Data selengkapnya
terdapat pada lampiran.
4) Refleksi Pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong pada pertemuan 2 sudah berjalan dengan cukup baik dibandingkan pada pertemuan 1 kendala dalam pertemuan 1 sudah mulai commit to user dapat diatasi oleh peneliti.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
Tabel 4.10. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 No
Aspek
1 2 3 4
Persiapan Pengenalan media tangram Membuat media tangram Menggunakan media tangram 5 Penyimpulan dan evaluasi Rata-rata
Kegiatan guru % Kriteria 75% CB 83% CB 78% CB
Kegiatan siswa % Kriteria 70% KB 75% CB 75% CB
78%
CB
62%
KB
80% 78%
CB CB
75% 70,8%
CB CB
Keterangan kriteria keberhasilan Tidak baik (TT) = kurang dari 50% Kurang baik (KB) = 50% -70% Cukup baik (CB) = 71% -85% Baik (B) = 86 %-95% Baik sekali (BS) = lebih dari 95% Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 berjalan dengan cukup baik dengan hasil observasi untuk kegiatan guru tingkat keberhasilannya 78% yang artinya cukup baik. Guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah urut dan sesuai dengan skenario namun kadang penjelasan dari guru terlalu cepat sehingga sulit dimengerti siswa. Hasil observasi untuk kegiatan siswa tingkat keberhasilan 70,8% yang artinya cukup baik. Siswa sudah berusaha membuat dan menggunakan tangram dengan baik namun karena belum terbiasa bekerja dengan kelompok dan berdasarkan petunjuk LKS maka siswa banyak mengalami kesulitan. Setelah diadakan tindakan pada pertemuan 2 dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari tabel perbandingan hasil belajar pretes dan postes pertemuan 2. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82 Tabel 4.11. Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus I Pertemuan 2 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 Jumlah
Pre test Frekuensi Persentase 1 3,5% 0 0% 7 25% 2 7.1% 6 21,4% 2 7,1% 2 7,1% 0 0% 2 7,1% 1 3,5% 5 17,8% 28 100%
Post tes Frekuensi Persentase 6 23% 3 11,5% 9 35,6% 4 15,4% 3 11,5% 1 3,8% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 26 100%
Ket
Tuntas
Belum tuntas
Hasil pretes terlihat bahwa dari 28 siswa nilai tertinggi 80 dan terendah 40 dengan nilai rata-rata kelas 47,5. Siswa yang sudah KKM adalah 10, yaitu
10 28
x 100% = 35,7%, sedangkan siswa yang belum
mencapai batas ketuntasan adalah 18 siswa atau
3 26
x 100% = 64,3%.
Setelah pembelajaran hasil belajar pada pertemuan 2 sudah terlihat meningkat yaitu dari 27 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 50. Nilai rata-rata kelas 80,3. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 19, yaitu
x 100% = 81,4%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan adalah 8 siswa atau
x 100% = 18,6%. Data selengkapnya
terdapat pada lampiran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
90%
81.40%
80% 70%
64.30%
persetase
60% 50% 40%
tuntas
35.70%
30%
belum tuntas 18.60%
20% 10% 0% pretest
postes
Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 2
Karena siswa belum terampil dalam membuat dan menggunakan tangram dan kurang dapat memahami petunjuk LKS. Perlu diadakan pertemuan berikutnya supaya siswa lebih terampil dalam menggunakan tangram dan terbiasa bekerja berdasarkan petunjuk LKS. Masih banyak siswa yang belum aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa terlihat aktif mencoba namun siswa kesulitan dalam menemukan tujuan pembelajaran. Kegiatan dalam skenario pembelajaran pada pertemuan 2 sudah dilaksanakan urut dan guru selalu berusaha melibatkan siswa.Kendala tersebut akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya pada siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 c. Pertemuan 3
1) Perencanaan Pelaksanaan pertemuan 3 direncanakan pada hari Jumat 16 Maret 2012. Peneliti menghubungi observer. Peneliti menyusun lembar observasi baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dan penyusunan lembar wawancara baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram. Peneliti menyiapkan alat yang dapat membantu untuk dokumentasi. Peneliti menyiapkan media tangram dan menyiapkan LKS. Peneliti menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran. 2) Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 yang dilaksanakan pada hari Jumat 16 Maret 2012. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran dimulai dengan salam dilanjutkan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah dibuat. Langkah pertama yaitu persiapan yang dimulai dengan siswa siap mengikuti pelajaran dan siswa menyiapkan
buku pelajaran.
Kemudian siswa dan guru menentukan rumusan masalah. Siswa memperhatikan contoh media tangram. Siswa mengamati benda-benda sekitar. Dalam pertemuan ketiga ini, peneliti menemukan sedikit kendala. Tahap perencanaan untuk kegiatan guru sudah mendapat mencapai kriteria baik hanya saja dalam perumusan masalah yaitu siswa kurang terlibat namun guru sudah mencoba mengajak siswa untuk merumuskan masalah. Sebelum membuat media tangram siswa mengenal media commit to user tangram terlebih dahulu terutama tangram yang akan digunakan. Guru
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 dalam mengenalkan media tangram sudah bisa menguasai kelas hanya bahasanya kadang terlalu cepat. Pada pertemuan 3 ini tangram yang digunakan adalah tangram 5 potongan. Pembuatan tangram 5 potonga dimulai dengan siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk guru.Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tangram.Siswa memperhatikan cara membuat tangram. Siswa menggambar tangram dan dan memotong tangram.Guru sudah berusaha membimbing dengan baik namun siswa belum terbiasa membuat tangram sehingga membutuhkan waktu yang lama dan siswa mulai bisa membuat tangram sendiri tanpa bantuan guru namun belum terampil. Sebagian besar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian kecil siswa terlihat bermain sendiri dan tidak bekerjasama dengan kelompoknya. Setelah membuat tangram siswa menggunakan media tangram sesuai tujuan pembelajaran yaitu mencari luas segitiga. Siswa menyebutkan
bangun-bangun
dalam
tangram
tersebut.
Siswa
membongkar dan memasang tangram sesuai petunjuk LKS.Siswa menemukan jawaban dari masalah yaitu mencari luas segitiga.Siswa merapkan rumus untuk mengerjakan soal. Tahap penyimpulan dimulai dengan siswa bertanya jawab secara klasikal tentang pemahanan materi dan untuk menanyakan hal–hal yang belum jelas.Siswa menerima penguatan dari guru.Siswa menyimpulkan materi. Siswa membuat rangkuman. Siswa melaksanakan evaluasi kemudian ditutup dengan berdoa bersama. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif. Pertemuan 3 dilaksanakan 90 menit, hal ini sangat jauh dari yang direncanakan yaitu 70 menit, namun ini lebih baik dari pertemuan pertama.Siswa mengerjakan evaluasi tersebut dengan tenang meskipun masih ada beberapa yang terlihat bertanya-tanya pada teman lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
3) Observasi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut disajikan hasil pengamatan terhadap berlangsungnya pembelajaran dengan media tangram
Tabel 4.12. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus I Pertemuan 3 Jumlah skor Rata Skor kebe observer -rata mak rhasi No Aspek l 1 2 3 an 1 Persiapan 24 22 23 23 24 97% 2 Pengenalan media tangram 11 12 12 11,6 12 97% 3 Membuat media tangram 27 31 31 29,6 32 90% 4 Menggunakan media tangram 27 32 27 28,6 32 87% 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 19 18 18,3 20 90% Rata-rata 90%
Berdasarkan tabel 4.12 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram masih menunjukkan tingkat baik dengan keberhasilan pembelajaran 90% itu artinya sudah baik. Selain itu peneliti juga menampilkan hasil observasi siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 Tabel 4.13. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus I Pertemuan 3 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 19 21 20 20 24 83% 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 100% 3 Membuat media tangram 28 28 29 28,3 32 87% 4 Menggunakan media tangram 22 21 22 20,3 32 62% 5 Penyimpulan dan evaluasi 17 16 17 16,3 20 80% Rata-rata 82,4%
Berdasarkan tabel 4.13 siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram masih menunjukkan cukup baik dengan keberhasilan pembelajaran 82,4% yaitu artinya cukup baik. Siswa mulai terampil dalam membuat dan menggunakan tangram berdasarkan petunjuk LKS. Hasil wawancara pertemuan ketiga ini, peneliti menemukan sedikit kendala. Tahap perencanaan untuk kegitan guru baru mendapat mencapai kriteria baik hanya saja dalam perumusan masalah yaitu siswa kurang terlibat namun guru sudah mencoba mengajak siswa untuk merumuskan masalah. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran baik yaitu guru sudah bisa menguasai kelas hanya bahasanya kadang terlalu cepat. Dalam membuat tangram hasil observasi kegiatan pembelajaran sudak cukup baik. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik sehingga siswa mulai bisa membuat tangram sendiri tanpa bantuan guru namun belum terampil. Sebagian besar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian kecil siswa terlihat bermain sendiri. Tahap menggunakan tangram dengan media tangram tidak jauh berbeda hasilnya dengan tahap membuat tangram yaitu pada intinya siswa belum terbiasa bekerja dengan LKS dan menggunakan tangram untuk menemukan jawaban dari rumusan masalah. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Hanya saja dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif. Pertemuan kedua dilaksanakan 90 menit. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan 3 diakhiri dengan pemberian evaluasi. Evaluasi ini berlangsung sekitar 10menit. Siswa mengerjakan evaluasi tersebut dengan tenang meskipun masih ada beberapa yang terlihat bertanya-tanya pada teman lainnya Pada pembelajaran pertemuan keketiga kali ini kegiatan pembelajaran terlihat lebih efektif namun kegiatan membuat dan menggunakan tangram belum berjlan baik sehingga waktu yang di perlikan lama. Diakhir pembelajaran pertemuan 3 peneliti membagikan soal evaluasi. Berikut adalah hasil belajar pertemuan 3.
Tabel 4.14. Hasil Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 3 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 Jumlah
Frekuensi 1 2 6 4 6 2 2 1 1 26
Persentase 3,8% 7,65% 23% 15,4% 23% 7,6% 7,6% 3,8% 3,8% 100%
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
Untuk hasil belajar pada pertemuan ke tiga sudah terjadi penurunan nilai yaitu dari 26 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 10. Nilai rata-rata kelas 61,2. Siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal 70 (KKM yang telah ditentukan peneliti) adalah 12, yaitu 12 x 100% =46,2%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas 26
ketuntasan adalah 14 siswa atau 14 x 100% = 53,8%. Data selengkapnya 26
terdapat pada lampiran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
4) Refleksi Pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong sudah berjalan dengan baik sekali untuk kegiatan guru namun untuk kegiatan siswa baru berjalan cukup baik. Kendala pada pertemuan sebelumnya dapat diatasai pada pertemuan 3.
Tabel 4.15. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 3 N Aspek o 1 Persiapan 2 Pengenalan media tangram 3 Membuat media tangram 4 Menggunakan media tangram 5 Penyimpulan dan evaluasi Rata-rata
Kegiatan guru Kegiatan siswa % Kriteria % Kriteria 97% BS 83% KB 97% BS 100% BS 90% B 87% B 87% B 62% KB 90% B 80% B 91% BS 82,4% CB
Keterangan kriteria keberhasilan Tidak baik (TT) = kurang dari 50% Kurang baik (KB) = 50% -70% Cukup baik (CB) = 71% -85% Baik (B) = 86 %-95% Baik sekali (BS) = lebih dari 95% Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 berjalan dengan baik dengan hasil observasi untuk kegiatan guru tingkat keberhasilannya 91% itu artinya baik. Hasil observasi
untuk kegiatan siswa tingkat keberhasilannya 82,4% itu
artinya cukup baik. Setelah diadakan tindakan pada peretemuan 3 dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari tabel perbandingan hasil belajar pretes dan postes pertemuan 3. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 Tabel 4.16. Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus I Pertemuan 3 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 Jumlah
Pre test Frekuensi Persentase 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 28 100% 28 0%
Post tes Frekuensi Persentase 1 3,8% 2 7,65% 6 23% 4 15,4% 6 23% 2 7,6% 2 7,6% 1 3,8% 1 3,8% 2 0% 0 0% 26 100%
Ket Tuntas
Belum tuntas
Hasil pretes terlihat bahwa dari 28 siswa nilai tertinggi 0 dan terendah 0 dengan nilai rata-rata kelas 0. Siswa yang sudah KKM yang telah adalah tidak ada, yaitu
0 28
x 100% = 0%, sedangkan siswa yang belum mencapai
batas ketuntasan adalah 28 siswa atau
28 28
x 100% = 100%. Setelah
pembelajaran hasil belajar pada pertemuan ke tiga sudah terjadi peningkatan nilai, yaitu dari 26 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 10. Nilai rata-rata kelas 61,2. Siswa yang sudah KKM adalah 13, yaitu
13 26
x 100% = 50%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan adalah 13 siswa atau
13 26
x 100% = 50%. Data selengkapnya
terdapat pada lampiran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 100.00% 100%
presentase
80% 50.00% 50.00%
60% 40%
tuntas belum tuntas
20% 0.00% 0% pretest
postest
Gambar 4.3. Diagram Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 3 Karena siswa belum terampil dalam membuat dan menggunakan tangram dan kurang dapat memahami petunjuk LKS. Perlu diadakan pertemuan berikutnya supaya siswa lebih terampil dalam menggunakan tangram dan terbiasa bekerja berdasarkan petunjuk LKS. Masih banyak siswa yang belum aktif dalam kegiatan pembelajaran dan siswa terlihat aktif mencoba namun siswa kesulitan dalam menemukan tujuan pembelajaran. Kegiatan dalam skenario pembelajaran pada pertemuan 3 sudah dilaksanakan urut dan guru selalu berusaha melibatkan siswa.Kendala selama siklus I tersebut akan diperbaiki pada pertemuan berikutnya pada siklus II.
d. Analisis Antar Pertemuan Siklus I Analisis siklus I dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada akhir siklus I. Dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan teman sejawat dan guru serta hasil belajar siswa, maka refleksi dapat disimpulkan bahwa. Pembelajaran di sini maksudnya adalah kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media tangram. berikut adalah tabel hasil analisis kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram siklus I. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 Tabel 4.17. Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus I % Keberhasilan pertemuan No Aspek Rata-rata 1 2 3 1 Persiapan 66% 75% 97% 74,2% 2 Pengenalan media tangram 66% 83% 97% 82.5% 3 Membuat media tangram 65% 78% 90% 78,4% 4 Menggunakan media tangram 43% 78% 87% 50,3% 5 Penyimpulan dan evaluasi 70% 80% 90% 80,5% Rata-rata 62% 78% 91% 73,1%
Dari tabel 4.17 pembelajaran dari pertemuan 1 sampai tiga kegiatan
guru
terus
terjadi
peningkatan.
Rata-rata
pelaksanaan
pemelajaran dari kegiatan guru adalah 73,7%, ini temasuk kriteria cukup baik. Tahapan yang masih kurang adalah tahapan penggunaan media karena siswa belum terbiasa menggunakan tangram dan bekerja berdasarkan petunjuk LKS. Hal tersebut juga berpengaruh pada kegiatan guru. Guru harus membimbing satu persatu. Saat guru membimbing kelompok satu, kelompok yang lain ribut karena tidak dapat mengerjakan.Selain itu peneliti juga menampilkan hasil kesimpulan kegiatan siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.18.Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus I % Keberhasilan Ratapertemuan No Aspek rata 1 2 3 1 Persiapan 63% 70% 83% 70,8% 2 Pengenalan media tangram 75% 75% 100% 86% 3 Membuat media tangram 65% 75% 87% 78% 4 Menggunakan media tangram 46% 62% 62% 60% 5 Penyimpulan dan evaluasi 80% 75% 80% 80% Rata-rata 65% 70,8% 82,4% 72,8% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 Dari tabel 4.18 pembelajar dari pertemuan 1 sampai pertemuan 3 kegiatan siswa terus terjadi peningkatan. Rata-rata pelaksanaan pemelajaran dari kegiatan guru adalah 72,8%, ini temasuk kriteria cukup baik. Tahapan yang masih kurang adalah tahapan membuat dan penggunaan media. Dari tabel diatas berikut peneliti sajikan diagram kegiatan Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siklus I.
100% 90% 80% persentase
70%
65.0% 62.0%
78.0% 70.8%
91.0% 82.4%
60%
kegiatan guru
50%
kegiatan siswa
40% 30% 20% 10% 0% pertemuan pertemuan 1 pertemuan 2 3
Gambar 4.4. Diagram Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram Siklus I
Dari hasil analisis pembelajaran baik kegiatan guru maupun siswa pada siklus I peneliti simpulkan sebagai berikut: a) Langkah persiapan sudah berjalan dengan baik namun saat perumusan masalah dan tujuan pembelajaran siswa belum terlibat. Langkah persiapan saat perumusan masalah belum terlaksanakan dengan kurang baik yaitu guru belum menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dibahas, serta siswa belum berperan aktif dalam melakukan tanya jawab dengan guru untuk merumuskan masalah, sehingga pembelajaran pada siklus I dirasakan masih commit to user kurang efektif, dan hal ini perlu dibenahi di siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94 b) Tahap pengenalan media tangram sudah berjalan dengan baik, hanya saja kadang siswa saat guru menjelaskan kurang memperhatikan.Hal ini perlu dibenahi di siklus II. c) Langkah pembuatan media tangram belum berjalan dengan baik karena masih baru siswa belum dapat menggunakannya dengan terampil namun siswa sudah berusaha menggunakannya. Ukuran tangram 10cm X 10cm menyulitkan siswa saat menggambar tangram. Hal ini akan diperbaiki pada siklus berikutnya dengan mengganti ukuran tangram yaitu 12cm X 12cm. d) Langkah penggunaan media tangram karena masih baru siswa belum dapat menggunakannya dengan terampil namun siswa sudah berusaha menggunakannya. Siswa menggunakan media tangram dengan petunjuk LKS belum dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini perlu dibenahi di siklus II. e) Kegiatan pembelajaran yang belum sesuai berakibat waktu pembelajaran
menjadi
melebihi
dari
jam
pelajaran
yang
direncanakan. Hal ini perlu dibenahi di siklus II. f)Langkah kerja siswa dengan petunjuk LKS belum dapat dipahami dengan baik sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan lancar hal ini karena siswa belum pernah bekerja berdasarkan LKS. Hal ini perlu dibenahi di siklus II. g) Sebagian besar siswa telah dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, hanya saja sebagian kecil siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sambil bermain sendiri dan apabila ditanya pasti diam saja. Hal tersebut dapat mengganggu temannya pada saat mereka berkelompok. Dan hal ini menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran, walaupun telah diantisipasi oleh peneliti. Hal ini perlu dibenahi pada siklus II. h) Pada
pembelajaran
saat
menyimpulan
siswa
belum
aktif
mengemukakan pendapatnya, guru sudah berusaha memancing commit siswa to usertertentu saja yang mau menjawab dengan pertanyaan namun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 yang lainnya diam. Apabila mereka belum paham terhadap materi yang sedang dipelajari mereka masih malu bertanya. Hal ini juga perlu dibenahi pada siklus II agar pembelajaran semakin aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Selain pembelajaran yang terus meningkat, hasil belajar juga terjadi peningkatan ada siklus I ini terjadi peningkatan hasil belajar hal ini dapat dilihat
dari hasil tes siklus I selama tiga kali pertemuan
dibandingkan dengan kondisi awal pelaksanaan tindakan.
100% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
81%
85%
50% 50% tuntas 19%
15%
belum tuntas
0%
Gambar 4.5. Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I
Siswa yang belum tuntas hasil belajarnya pada siklus I, dalam proses pembelajaran siswa tersebut juga masih terlihat kurang aktif, dan sering bermain sendiri tidak fokus dalam pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan penilaian hasil yang lebih rendah dari pada teman yang lain. Selama tiga kali pertemuan di siklus I ada beberapa kendala yang peneliti temui selama pelaksanaan tindakan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 Tabel 4.19. Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan Kendala 1 a) Siswa kurang dapat memahami petunjuk LKS
2 3
b) Siswa belum terampil membuat tangram c) Ukuran tangram menyulitkan siswa d) Siswa belum terampil menggunakan tangram Siswa yang kurang aktif dalam berpendapat Siswa yang kurang aktif saat diskusi kelompok
Solusi a) Siswa bekerja teliti dan urut berdasarkan petunjuk LKS b) Siswa latihan terus menerus c) Ukuran tangram dirubah menjadi 12cm X 12cm d) Siswa latihan terus menerus Guru berusaha memancing dengan pertanyaan Selalu diingatkan dengan memberikan motivasi yang bervariasi.
Setelah pelaksanaan siklus I selama tiga kali pertemuandan diperoleh hasil seperti yang diuraikan di atas, maka peneliti berkesimpulan bahwa: (1) Penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 baru berjalan dengan cukup baik dan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran belum mencapai 85%. Oleh karena itu, peneliti mengambil keputusan untuk melanjutkan siklus II sesuai refleksi tindakan pada siklus I dengan melanjutkan materi berikutnya yaitu tentang trapesium.Penggunaan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Walaupun sudah meningkat namun belum sesuai dengan ketuntasan belajar yang seharusnya mencapai 85% dari seluruh siswa mendapat nilai diatas KKM. Hal ini akan dibenahi pada siklus II. (2) Kendala dan solusi penggunaan media tangram dalam pada siklus I adalah (1) siswa belum terampil dalam membuat dan menggunakan media tangram berdasarkan petunjuk LKS sehingga pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 berlangsung lama, (2) ukuran tangram 10cm X 10cm menyulitkan siswa saat menggambar tangram. Hal ini akan diperbaiki pada siklus berikutnya dengan mengganti ukuran tangram yaitu 12cm X 12cm (3) sebagian besar siswa belum terlibat aktif dalam pembelajaran, (4) siswa dalam masih sulit dalam menarik kesimpulan, (5) siswa belum percaya diri dalam mengemukakan pendapat dan (6) pembelajaran yang berlangsung lebih dari 2 X 35 menit pada siklus II akan diubah 2 X 45 menit. Oleh karena itu, peneliti mengambil keputusan untuk melanjutkan siklus II sesuai refleksi tindakan pada siklus I. Solusi yang peneliti lakukan adalah dengan mengubah ukuran tangram dan mengubah skenario pembelajaran serta selalu melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga melatih percaya diri siswa.
2. Deskripsi Siklus II Dari hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I maka peneliti masuk pada siklus II. Sebelum masuk siklus II diadakan pretest siklus II yang dilaksanakan pada hari Kamis 22 Maret 2012 materi pokok trapesium dan jumlah saolnya 30 soal dengan pembagian soal yaitu 10 soal sifat trapesium, 10 soal keliling trapesium dan 10 soal luas trapesium dengan bentuk soal isian. Pretes siklus II dilaksanakan selama 45 menit yaitu dimulai dari pukul 08.15 sampai 09.00. Hasilnya dari pretes siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.20. Hasil Pretes Siklus II Nilai 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 Jumlah
Frekuensi Persentase 1 3,5% 1 3,5% 9 32,1% 13 45,2% 2 7,2% 1 3’5% 1 commit to user 3,5% 28 100%
Keterangan
Belum Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
Dari hasil pretest siklus II peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada siswa kelas V yang tuntas. Nilai tertinggi hanya 60 dan terendah 3. Nilai ratarata hanya 33,1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada keadaan awal sebelum dilaksanakan tindakan, diketahui siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan ketuntasan minimal 70 (KKM yang telah ditentukan peneliti) adalah tidak ada, yaitu x 100% =0%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan adalah 28 siswa atau
x
100% = 100%. Data selengkapnya terdapat pada lampiran. Dari hasil pretest siklus II ini peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas V SD N Winong masih rendah khususnya materi tentang trapesium. Maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran agar hasil belajarnya meningkat berdasarkan refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan. a. Pertemuan 1 1) Perencanaan Pertemuan 1 dilaksanakan pada Sabtu 24 Maret 2012 dengan materi pokok sifat-sifat trapesium. Dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP tentang bangun trapesium sesuai skenario pembelajaran yang telah ditentukan berdasarkan refleksi dari tindakan siklus I.Peneliti menghubungi observer. Peneliti menyusun lembar observasidanlembar wawancara baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram. Peneliti menyiapkan alat yang dapat membantu untuk dokumentasi. Peneliti menyiapkan media tangram dan menyiapkan LKS.
Peneliti menyiapkan lembar evaluasi untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99 2) Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu 24 maret 2012. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Materi pokok sifat-sifat trapesium.Pembelajaran dimulai dengan salam dilanjutkan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa dan pemberian tes penjajagan berupa sifat-sifat trapesium. Setelah itu guru melanjutkan dengan apersepsi dan acuan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah di buat. Siswa menyiapkan buku pelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran. Siswa mengamati bendabenda sekitar.
Siswa menemukan masalahdan menentukan tujuan
pembelajaran. Tahap perencanaan, untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang pengertian media tangram, tujuan media tangram, dan jenis-jenis media tangram. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Dalam tahapan ini siswa juga dilibatkan dalam perkenalan jenis-jenis media tangram terutama mencoba menggunakan tangram yang akan digunakan. Dalam membuat tangram hasil observasi kegiatan pembelajaran lebih baik karena ukuran tangram sudah berubah sehingga memudahkan siswa dalam membuat tangram. tangram yang digunakan adalah tangram 7 potongan untuk mencari sifat-sifat trapesium. Kegiatan pembuatan media tangram diawali dengan siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk guru. Siswa menerima LKS dan memperhatikan guru dalam menjelaskan petunjuk penggunaan LKS. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tangram.Siswa commit tangram, to user siswa menggambar tangram, memperhatikan cara membuat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 dan siswa memotong tangram. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik dan siswa mulai terampil dalam membuat tangram sehingga membutuhkan waktu yang singkat. Sebagian besar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian kecil siswa terlihat bermain sendiri dan tidak bekerjasama dengan kelompoknya. Setelah membuat tangram siswa menggunakan media tangram untuk mencari sifat-sifat trapesium. Langkahnya yaitu siswa memililih salah satu model tangram, siswa mengamati tangram, siswa menyebutkan bangun-bangun dalam tangram tersebut. Siswa membongkar dan memasang tangram sesuai petunjuk LKS.Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan media tangram. Tahap penggunakan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa mulai terbiasa bekerja dengan LKS. Di sini siswa mulai terlihat terampil dalam menggunakan tangram sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. Langkah terakhir yaitu penyimpulan dan evaluasi. Pertama yaitu siswa bertanya jawab secara klasikal tentang pemahanan materi dan untuk menanyakan hal–hal yang belum jelas.Siswa menerima penguatan dari guru. Siswa menyimpulkan materi, siswa membuat rangkuman dan siswa melaksanakan evaluasi kemudian ditutup dengan berdoa bersama. Kegitan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif bertanya jawab. Siswa hanya mau bertanya jika ditanya guru. Pertemuan pertama dilaksanakan tepat 90 menit. 3) Observasi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut disajikan hasil pengamatan terhadap berlangsungnya pembelajaran dengan media tangram. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
Tabel 4.21 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus II Pertemuan 1 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 23 20 20 21 24 87,5% 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 100% 3 Membuat media tangram 30 30 30 30 32 93% 4 Menggunakan media tangram 27 24 24 25 32 78,1% 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 17 17 17,3 20 85% Rata-rata 88,2%
Berdasarkan tabel 4.21 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan tingkat baik, sedangkan keberhasilan pembelajaran 88%. Selain itu peneliti juga menampilkan hasil observasi siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.22. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Tangram bagi Siswa Siklus II Pertemuan 1 Jumlah skor Rata Skor N observer -rata mak Aspek o 1 2 3 1 Persiapan 19 19 19 19 24 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 3 Membuat media tangram 26 29 25 26,7 32 4 Menggunakan media tangram 24 25 24 24,5 32 5 Penyimpulan dan evaluasi 16 17 16 16,3 20 Rata-rata
Media keber hasil an 79% 100% 81% 75% 80% 83%
Berdasarkan tabel 4.22 siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram masih menunjukkan tingkat cukup baik, to user 83%. Tahap pengenalan media sedangkan keberhasilan commit pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102 tangram sudah berjalan baik sekali karena siswa sudah mencoba menggunakan. Hasil wawancara pada pertemuan 1. Tahap perencanaan untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah dan tujuan pembelajaran hal ini karena guru selalu melibatkan siswa dalam setiap kegiatan. Langkah yang dilakukan guru adalah dengan memancing siswa dengan pertanyaan pertanyaan hal ini dapat melatih siswa dalam mengemukakan pendapat. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik di sini siswa yang aktif mengenalkan media tangram khususnya tangram yang akan digunakan. Dalam membuat media tangram kegiatan pembelajaran lebih baik karena ukuran tangram sudah berubah sehingga memudahkan siswa dalam membuat tangram. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik dan siswa mulai
terampil dalam membuat tangram sehingga
membutuhkan waktu yang singkat. Sebagian besar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian kecil siswa terlihat bermain sendiri dan tidak bekerjasama dengan kelompoknya. Melihat hal itu, peneliti segera mengingatkan agar masing-masing kelompok untuk lebih aktif. Tahap penggunakan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa mulai terbiasa bekerja dengan LKS. Saat demontrasi klasikal siswa sudah mulai percaya diri dan lancar dalam menyampaikan pada temannya. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif yaitu jika tidak ditanya siswa tidak berpendapat. Pertemuan pertama dilaksanakan tepat 90 menit.Di setiap akhir pembelajaran peneliti memberikan lembar evaluasi yang tujuannya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103 Tabel 4.23. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1 Nilai 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 Jumlah
Frekuensi 7 4 6 6 2 1 1 27
Persentase 25% 14% 22% 22% 7% 3,5% 3,5% 100%
Keterangan
Belum Tuntas
Untuk hasil belajar pada pertemuan 1 sudah terlihat meningkat yaitu dari 27 anak nilai tertinggi adalah 90 dan terendah 30. Nilai ratarata kelas 71. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 17, yaitu
x
100% = 62%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan adalah 10 siswa atau
x 100% = 38%. Data selengkapnya pada
lampiran. 4) Refleksi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut hasil refleksi berlangsungnya pembelajaran dengan media tangram.
Tabel 4.24. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 Kegiatan guru Kegiatan siswa N Aspek o % Kriteria % Kriteria 1 Persiapan 87,5% B 79% CB 2 Pengenalan media tangram 100% BS 100% BS 3 Membuat media tangram 93% B 81% CB 4 Menggunakan media tangram 78,1% CB 75% CB 5 Penyimpulan dan evaluasi 85% B 80% CB Rata-rata 88,2% B 83% CB commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104 Keterangan kriteria keberhasilan Tidak baik (TT)
= kurang dari 50%
Kurang baik (KB)
= 50% -70%
Cukup baik (CB)
= 71% -85%
Baik (B)
= 86 %-95%
Baik sekali (BS)
= lebih dari 95%
Dari tabel 4.24 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 berjalan dengan baik dengan hasil observasi untuk
kegiatan
guru
tingkat
keberhasilannya
88,2%.
Kegiatan
penggunaan media tangram baru berjalan cukup baik. Hasil observasi untuk kegiatan siswa tingkat keberhasilannya 83% itu artinya cukup baik hal ini karena siswa mulai terampil dalam menggunakan media tangram. Tahap pengenalan media tangram berjalan sangat baik karena siswa yang melakukannya dan ini dilakukan dengan percaya diri. Tahapan yang lainnya baru berjalan dengan cukup baik. Selain pembelajaran yang terus ditingkatkan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat dari tabel perbandingan hasil belajar pretes dan postes pertemuan 1.
Tabel 4.25. Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus II Pertemuan 1 Pre test Post tes Nilai Ket Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase 100 0 0% 0 0% 90-99 1 3,5% 7 25% Tuntas 80-89 1 3,5% 4 14% 70-79 7 25% 6 22% 60-69 6 21,4% 6 22% 50-59 4 14,2% 2 7% 40-49 4 14,2% 1 3,5% Belum 30-39 3 10,7% 1 3,5% tuntas 20-29 0 0% 0 0% 10-19 2 7% 0 0% Jumlah 28 100% 27 100% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105 Hasil pretes terlihat bahwa dari 28 siswa nilai tertinggi 90 dan terendah 0 dengan nilai rata-rata kelas 52,1. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 9, yaitu x 100% = 32,1%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan adalah 19 siswa atau x 100% = 67,9%. Setelah pembelajaran hasil belajar pada pertemuan I sudah terlihat meningkat yaitu dari 27 anak nilai tertinggi adalah 90 dan terendah 30. Nilai rata-rata kelas 71. Siswa yang sudah KKM yang telah adalah 17, yaitu x 100% =62%, sedangkan siswa
yang belum
mencapai batas ketuntasan adalah 10 siswa atau x 100% = 38%. Data selengkapnya terdapat pada lampiran.
persentase
80%
67.9%
62.0%
60% 40%
32.1%
38.0%
tuntas belum tuntas
20% 0%
pretest
Gambar
postest
4.6. Diagram Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus II Pertemuan 1 Kendala yang peneliti temui selama pembelajaran pada
pertemuan 1 yaitu siswa belum terampil menggunakan tangram dan kurang dapat memahami petunjuk LKS. Perlu diadakan pertemuan berikutnya supaya siswa lebih terampil dalam menggunakan tangram dan terbiasa bekerja
berdasarkan
petunjukLKS.
Siswa
kurang
aktif
dalam
mengemukakan pendapat saat perumusan masalah dan menentukan tujuan pembelajaran serta dalam kegiatan tanya jawab jika siswa tidak ditanya tidak menjawab. Siswa kurang percaya diri, hal ini akan diperbaiki dengan menambah motivasi yang bervariasi pada pertemuan berikutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106 b. Pertemuan 2 1) Perencanaan Pertemuan 2 dilaksanakan pada Kamis 29 Maret 2012 dengan materi pokok keliling trapesium. Dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP tentang bangun keliling trapesium sesuai skenario pembelajaran yang telah ditentukanberdasarkan refleksi dari tindakan siklus I.Peneliti menghubungi observer.Peneliti menyusun lembar observasi baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
dengan
media
tangram.
Peneliti
menyusunlembar
wawancarabaik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram. Peneliti menyiapkan alat yang dapat membantu untuk dokumentasi, menyiapkan media tangram, menyiapkan LKS, dan menyiapkan lembar evaluasi. 2) Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II pertemuan dua yang dilaksanakan pada hari Kamis 29 Maret 2012. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Materi pokok keliling trapesium.Pembelajara dimulai dengan salam dilanjutkan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa dan pemberian tes penjajagan berupa keliling trapesium. Setelah itu guru melanjutkan dengan apersepsi dan acuan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah di buat. Langkah persiapan dimulai dengan siswa siap mengikuti pelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran. Siswa menyiapkan
buku pelajaran. Siswa mengamati
benda-benda sekitar. Siswa dan guru tujuan pembelajaran. Tahap perencanaan, untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan commit to user masalah.Langkah pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107 berjalan dengan baik. Dalam tahapan ini siswa juga dilibatkan dalam perkenalan media tangram terutama mencoba menggunakan tangram yang akan digunakan. Setelah mengenal tangram yang akan digunakan, langkah berikutnya yaitu membuat tangram 3 potongan. Kegiatannya dimulai dengan siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk guru. Siswa menerima LKSdan memperhatikan guru dalam menjelaskan petunjuk penggunaan LKS. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tangram.Siswa memperhatikan cara membuat tangram. Siswa menggambar dan siswa memotong tangram. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik dan siswa mulai terampil dalam membuat tangram sehingga membutuhkan waktu yang singkat. Sebagian besar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian kecil siswa terlihat bermain sendiri dan tidak bekerjasama dengan kelompoknya. Setelah siswa membuat tangram langkah berikutnya yaitu menggunakan media tangram untuk mencari keliling trapesium. Siswa menyebutkan
bangun-bangun
membongkar
dan
memasang
dalam tangram
tangram sesuai
tersebut.
Siswa
petunjuk
LKS.
Kemudiansiswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan siswa memperhatikan cara bagaimana mencari penyelesaian masalah dengan media tangram. Tahap penggunakan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa mulai terbiasa bekerja dengan LKS. Di sini siswa mulai terlihat terampil dalam menggunakan tangram sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif bertanya jawab. Yang menjadi catatan penting bagi peneliti pada pertemuan ini siswa mulai bosan dengan media tangram dan mungkin ini juga yang mengakibatkan penurunan hasil belajar siswa. Hal tersebut akan diperbaiki di pertemuan berikutnya dengan memberikan motivasi yang commit to user lebih sering dan bervariasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108 3) Observasi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut disajikan hasil pengamatan terhadap pembelajaran dengan media tangram.
Tabel 4.26. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus II Pertemuan 2 Jumlah skor Rata Skor keber observer -rata mak hasil No Aspek an 1 2 3 1 Persiapan 22 21 22 21,7 24 87,5% 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 100% 3 Membuat media tangram 32 30 32 31,3 32 96,8% 4 Menggunakan media tangram 27 27 29 27,9 32 84,3% 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 18 18 18 20 90% Rata-rata 91,7%
Berdasarkan tabel 4.26 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan tingkat baik, sedangkan keberhasilan pembelajaran 91,7%. Berikut hasil observasi kegiatan siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.27. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus II Pertemuan 2 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 22 22 21 21,7 24 87,5% 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 100% 3 Membuat media tangram 31 31 31 31 32 96,6% 4 Menggunakan media tangram 27 28 27 27,3 32 87,5 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 18 18 18 20 90% Rata-rata 92% commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109 Berdasarkan tabel 4.27 siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan baik, yaitu dengan keberhasilan pembelajaran 92%. Langkah pengenalan dan pembuatan media tangram berjalan dengan baik sekali karena siswa sudah terampil dalam membuat tangram. Hasil wawancara pada pertemuan 2. Tahap perencanaan untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah dan tujuan pembelajaran hal ini karena guru selalu melibatkan siswa dalam setiap kegiatan. Langkah yang dilakukan guru adalah dengan memancing siswa dengan pertanyaan pertanyaan hal ini dapat melatih siswa dalam mengemukakan pendapat. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik, di sini siswa yang aktif mengenalkan media tangram khususnya tangram yang akan digunakan. Dalam membuat media tangram kegiatan pembelajaran lebih baik karena ukuran tangram sudah berubah sehingga memudahkan siswa dalam membuat tangram. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik dan siswa mulai
terampil dalam membuat tangram sehingga
membutuhkan waktu yang singkat. Sebagian besar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, tetapi sebagian kecil siswa terlihat bermain sendiri dan tidak bekerjasama dengan kelompoknya. Melihat hal itu, peneliti segera mengingatkan agar masing-masing kelompok untuk lebih aktif. Tahap penggunaan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa mulai terbiasa bekerja dengan LKS. Saat demontrasi klasikal siswa sudah mulai percaya diri dan lancar dalam menyampaikan pada temannya.Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif yaitu jika tidak ditanya siswa tidak berpendapat.Setelah tindakan pertemuan 2 diadakan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110 Tabel 4.28. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 Jumlah
Frekuensi 4 5 2 7 0 4 1 2 27
Persentase 14,8% 18,5 7,4% 25% 0% 14,8% 0% 7,4% 100%
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
Untuk hasil belajar pada pertemuan ke dua sudah terlihat meningkat yaitu dari 26 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 20. Nilai rata-rata kelas 71. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 20, yaitu x 100% =74%, sedangkan siswa ketuntasan adalah 7 siswa atau
yang belum mencapai batas
x 100% = 26%. Data selengkapnya
terdapat pada lampiran. 4) Refleksi Pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong berjalan dengan baik. Langkah pengenalan media tangram berjalan baik sekali, sedangkan langkah mengguanakan media tangram belum berjalan dengan baik.
Tabel 4.29.Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 Kegiatan guru Kegiatan siswa N Aspek o % Kriteria % Kriteria 1 Persiapan 87,5% B 87,5% B 2 Pengenalan media tangram 100% BS 100% BS 3 Membuat media tangram 96,8% BS 96,6% BS 4 Menggunakan media tangram 84,3% CB 87,5 B 5 Penyimpulan dan evaluasi 90% B 90% B commit to user Rata-rata 91,7% B 92% B
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
Keterangan kriteria keberhasilan Tidak baik (TT)
= kurang dari 50%
Kurang baik (KB)
= 50% -70%
Cukup baik (CB)
= 71% -85%
Baik (B)
= 86 %-95%
Baik sekali (BS)
= lebih dari 95%
Dari tabel 4.29 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 berjalan dengan baik dengan hasil observasi untuk
kegiatan
guru
tingkat
keberhasilannya
91,7%.
Kegiatan
penggunaan media tangram berjalan baik. Hasil observasi
untuk
kegiatan siswa tingkat keberhasilannya 92% yang artinya baik hal ini karena siswa mulai terampil dalam menggunakan media tangram. Peningkatan hasil belajar dari pelaksanaan tindakan dapat dilihat dari tabel perbandingan hasil belajar pretes dan postes pertemuan 2.
Tabel 4.30. Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus II Pertemuan 2 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 Jumlah
Pre test Frekuensi Persentase 0 3,5% 0 0% 3 25% 5 7.1% 4 21,4% 5 7,1% 5 7,1% 3 0% 1 7,1% 0 3,5% 3 17,8% 28 100%
Post tes Frekuensi Persentase 4 14,8% 5 18,5 2 7,4% 7 25% 0 0% 4 14,8% 1 0% 0 0% 2 7,4% 0 0% 0 0% 27 100%
commit to user
Ket
Tuntas
Belum tuntas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112 Hasil pretes terlihat bahwa dari 28 siswa nilai tertinggi 80 dan terendah 0 dengan nilai rata-rata kelas 47,5. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 8, yaitu
8 28
x 100% = 28,5%, sedangkan siswa yang belum
mencapai batas ketuntasan adalah 20 siswa atau
20 28
x 100% = 71,5%.
Setelah pembelajaran hasil belajar pada pertemuan ke dua sudah terlihat meningkat yaitu dari 26 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 20. Nilai rata-rata kelas 71. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 20, yaitu
20 26
x 100% =74%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan adalah 7 siswa atau
7 26
x 100% = 26%. Data selengkapnya
persentase
terdapat pada lampiran.
80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
71.5%
28.5%
pretest
Gambar 4.7.
74.0%
tuntas 26.0%
belum tuntas
postest
Diagram Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus II Pertemuan 2
Kendala yang peneliti temui dapat diselesaikaikan dengan baik karena siswa mulai terampil menggunakan tangram dan sudah dapat memahami petunjuk LKS dan mampu bekerja secara urut. Perlu diadakan pertemuan berikutnya supaya siswa lebih terampil dalam menggunakan tangram dan terbiasa bekerja berdasarkan petunjuk LKS. Siswa kurang aktif dalam mengemukakan pendapat saat perumusan user masalah dan menentukancommit tujuan to pembelajaran serta dalam kegiatan tanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113 jawab jika siswa tidak ditanya tidak menjawab. Siswa kurang percaya diri, hal ini akan diperbaiki dengan menambah motivasi yang bervariasi pada pertemuan berikutnya.
c. Pertemuan 3
1) Perencanaan Pertemuan 3 dilaksanakan pada Sabtu 31 Maret 2012 dengan materi pokok sifat-sifat trapesium. Dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP tentang bangun trapesium sesuai skenario pembelajaran yang
telah
ditentukan.
Penelitimenghubungi
observer.Peneliti
menyusunan lembar observasi baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
media
tangram
dan
penyusunan lembar wawancarabaik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram. Peneliti menyiapkan alat yang dapat membantu untuk dokumentasi, menyiapkan media tangram, menyiapkan LKS dan menyiapkan lembar evaluasi.
1) Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II pertemuan 3 yang dilaksanakan pada hari Sabtu 31 Maret 2012. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Pembelajaran dimulai dengan salam dilanjutkan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa dan pemberian tes penjajagan berupa luas trapesium. Setelah itu guru melanjutkan dengan apersepsi dan acuan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah di buat. Siswa
siap
mengikuti
pelajaran.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran. Siswa menyiapkan buku commit to user pelajaran. Siswa mengamati benda-benda sekitar, siswa menemukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114 masalah,
dan
siswa
menentukan
tujuan
pembelajaran.
Tahap
perencanaan, untuk kegitan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah. Langkah berikutnya yaitu perkenalan media tangram. Langkah ini dimulai dengan siswa memperhatikan penjelasaan gurutentang pengertian media tangram, tujuan media tangram, dan tentang jenis-jenis media tangram. Dalam tahapan ini siswa juga dilibatkan dalam perkenalan media tangram terutama mencoba menggunakan tangram yang akan digunakan dan berjalan dengan baik. Siswa membuat tangram 2 potongan. Kegiatannya dimulai dengan siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk guru. Siswa menerima LKS dan memperhatikan guru dalam menjelaskan petunjuk penggunaan LKS. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tangram, siswa memperhatikan cara membuat tangram. Siswa menggambar tangram, dan siswa memotong tangram. Dalam membuat tangram hasil observasi kegiatan pembelajaran lebih baik karena ukuran tangram sudah berubah sehingga memudahkan siswa dalam membuat tangram. Guru sudah berusaha membimbing dengan baik dan siswa mulai
terampil dalam membuat tangram sehingga
membutuhkan waktu yang singkat. Setelah siswa membuat tangram langkah berikutnya yaitu menggunakan media tangram untuk mencari luas trapesium. Siswa menyebutkan
bangun-bangun
dalam
tangram
tersebut.
Siswa
membongkar dan memasang tangram sesuai petunjuk LKS.Siswa menemukan jawaban dari masalah yaitu mencari luas trapesium, kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan media tangram. Tahap penggunakan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa mulai terbiasa bekerja dengan LKS sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115 Langkah terakhir yaitu penyimpulan dan evaluasi. Pertama yaitu siswa bertanya jawab secara klasikal tentang pemahanan materi dan untuk menanyakan hal–hal yang belum jelas, siswa menerima penguatan dari guru, siswa menyimpulkan materi, siswa membuat rangkuman dan siswa melaksanakan evaluasi.Kegitan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif bertanya jawab. Siswa hanya mau bertanya jika ditanya guru. Pertemuan pertama dilaksanakan kurang dari yang direncanakan yaitu hanya 75 menit.
2) Observasi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut disajikan hasil pengamatan terhadap berlangsungnya pembelajaran dengan media tangram.
Tabel 4.31. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus II Pertemuan 3 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 22 22 22 22 24 91% 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 100% 3 Membuat media tangram 32 32 32 32 32 100% 4 Menggunakan media tangram 30 28 29 29 32 90% 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 18 18 18 20 90% Rata-rata 94,2
Berdasarkan tabel 4.31 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram menunjukkan tingkat baik, commit to user sedangkan keberhasilan pembelajaran 94,2%. Selain itu peneliti juga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116 menampilkan hasil observasi siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.32. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus I Pertemuan 3 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 22 22 22 22 24 91% 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 100% 3 Membuat media tangram 32 31 32 31,7 32 96% 4 Menggunakan media tangram 28 28 28 28 32 87,5% 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 18 18 18 20 90% Rata-rata 92,8%
Berdasarkan tabel 4.32 siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram menunjukkan tingkat baik, sedangkan hasil keberhasilan pembelajaran 94,2%. Tahap pengenalan dan pembuatan media tangram berjalan dengan baik sekali sedangkan tahapan yang lain berjalan cukup baik. Hasil wawancara pertemuan ketiga ini. Tahap perencanaan untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Dalam membuat tangram hasil observasi kegiatan pembelajaran lebih baik karena ukuran tangram sudah berubah sehingga memudahkan siswa dalam membuat tangram. Tahap penggunaan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa mulai terbiasa bekerja dengan LKS. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan baik. Siswa terlibat aktif dalam bertanya jawab. Pertemuan pertama dilaksanakan tepat waktu yaitu 70 menit.Setelah tindakan pertemuan 3 diadakan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa tentang luas trapesium. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117 Tabel 4.33. Hasil Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 3 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 Jumlah
Frekuensi 5 4 6 8 1 1 1 0 1 27
Persentase 18% 14,8% 23% 28,7% 3,8% 3,8% 3,8% 0% 3,8% 100%
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
Untuk hasil belajar pada pertemuan ke tiga sudah terjadi penurunan nilai yaitu dari 27 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 20. Nilai rata-rata kelas 75,18. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 23, yaitu
x 100% = 85,2%, sedangkan siswa yang belum mencapai
batas ketuntasan adalah 4 siswa atau
x 100% = 14,8%.
3) Refleksi Pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong berjalan dengan baik yaitu untuk kegiatan guru dan siswa. Berikut refleksi pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan 3.
Tabel 4.34.Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 3 N Aspek o 1 Persiapan 2 Pengenalan media tangram 3 Membuat media tangram 4 Menggunakan media tangram 5 Penyimpulan dan evaluasi Rata-rata
Kegiatan guru % Kriteria 91% B 100% BS 100% BS 90% B 90% B 94,2%
commit to user
B
Kegiatan siswa % Kriteria 91% B 100% BS 96% BS 87,5% B 90% B B 92,8%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118 Keterangan kriteria keberhasilan Tidak baik (TT)
= kurang dari 50%
Kurang baik (KB)
= 50% -70%
Cukup baik (CB)
= 71% -85%
Baik (B)
= 86 %-95%
Baik sekali (BS)
= lebih dari 95%
Dari tabel 4.34 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan 3 berjalan dengan baik dengan hasil observasi untuk
kegiatan
guru
tingkat
keberhasilannya
94,2%.
Kegiatan
penggunaan media tangram berjalan baik. Hasil observasi
untuk
kegiatan siswa tingkat keberhasilannya 92,8%, itu artinya baik. Hal ini karena siswa mulai terampil dalam menggunakan media tangram. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari tabel perbandingan hasil belajar pretes dan postes pertemuan 3.
Tabel 4.35. Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus II Pertemuan 3 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 Jumlah
Pre test Frekuensi Persentase 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 3% 10 35,7% 17 60,7% 28 0%
Post tes Frekuensi Persentase 5 18% 4 14,8% 6 23% 8 28,7% 1 3,8% 1 3,8% 1 3,8% 0 0% 1 3,8% 0 0% 0 0% 27 100%
Ket Tuntas
Belum tuntas
Hasil pretes terlihat bahwa dari 28 siswa nilai tertinggi 2 dan terendah 0 dengan nilai rata-rata kelas 0,7. Siswa yang sudah mencapai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119 KKM adalah tidak ada, yaitu
0 28
x 100% = 0%, sedangkan siswa yang
belum mencapai batas ketuntasan adalah 28 siswa atau
28 28
x 100% =
100%. Setelah pembelajaran hasil belajar pada pertemuan ke tiga sudah terjadi penurunan nilai yaitu dari 27 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 20. Nilai rata-rata kelas 75,18. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 23, yaitu
23 27
x 100% = 85,2%, sedangkan siswa yang
belum mencapai batas ketuntasan adalah 4 siswa atau
4 27
x 100% =
14,8%. Data selengkapnya terdapat pada lampiran.
100.0%
persentase
100%
85.2%
80% 60%
tunas
40% 20%
belum tuntas
14.8% 0.0%
0% pre test
pos test
Gambar 4.8. Diagram Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus II Pertemuan 3 Siswa sudah mulai terampil dalam membuat dan menggunakan tangram dan dapat memahami petunjuk LKS. Perlu diadakan pertemuan berikutnya
supaya
siswa
lebih
terampil
dalam
membuat
dan
menggunakan tangram dan terbiasa bekerja berdasarkan petunjuk LKS. Siswa kurang aktif dalam mengemukakan pendapat saat perumusan masalah dan menentukan tujuan pembelajaran serta dalam kegiatan tanya jawab jika siswa tidak ditanya tidak menjawab. Siswa kurang percaya diri, hal ini akan diperbaiki dengan menambah motivasi yang bervariasi pada pertemuan berikutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
120 d. Analisis Antar Pertemuan Siklus II Analisis siklus II dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada akhir siklus II. Dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan teman sejawat dan guru serta hasil belajar siswa, maka refleksi dapat disimpulkan bahwa:
Tabel 4.36. Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Tangram bagi Guru Siklus II % Keberhasilan N pertemuan Aspek o 1 2 3 1 Persiapan 87,5% 87,5% 91% 2 Pengenalan media tangram 100% 100% 100% 3 Membuat media tangram 93% 96,8% 100% 4 Menggunakan media tangram 78,1% 84,3% 90% 5 Penyimpulan dan evaluasi 85% 90% 90% Rata-rata 88,2% 91,7% 94,2%
Media Ratarata 89,5% 100% 96,8% 84,3% 88,5% 89,8%
Berdasarkan tabel 4.36 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan tingkat baik,
sedangkan
keberhasilan pembelajaran 89,8%. Langkah persiapan baik, namun siswa kurang terlibat dalam perumusan masalah dan tujuan pembelajaran. Langkah pengenalan kegiatan banyak dilakukan siswa dan ini berarti baik sekali. langkah membuat tangram berjalan baik yaitu guru hanya mengamati kerja siswa karena siswa mulai terampil. Langkah yang cukup baik hanya langkah menggunakan media tangram karena siswa belum terampil, namun pada pertemuan 3 sudah berjalan dengan baik karena siswa sudah terampil dalam menggunakan tangram. Selain itu peneliti juga menampilkan hasil refleksi siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121 Tabel 4.37. Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus II % Keberhasilan Ratapertemuan No Aspek rata 1 2 3 1 Persiapan 79% 87,5% 91% 87% 2 Pengenalan media tangram 100% 100% 100% 100% 3 Membuat media tangram 81% 96,6% 96% 93% 4 Menggunakan media tangram 75% 87,5 87,5% 81% 5 Penyimpulan dan evaluasi 80% 90% 90% 85% Rata-rata 83% 92% 92,8% 89,2%
Dari tabel 4.37 pembelajar dari pertemuan 1 sampai tiga kegiatan siswa terjadi peningkatan. Rata-rata pelaksanaan pemelajaran dari kegiatan siswa adalah 89,2% ini temasuk kriteria cukup baik. Langkah persiapan berjalan baik. Langkah pengenalan berjalan dengan baik sekali yaitu siswa yang mengenalkan media tangram terutama tangram yang kan digunakan. Langkah yang cukup baik hanya langkah menggunakan media tangram karena siswa belum terampil, namun pada pertemuan 3 sudah berjalan dengan baik karena siswa sudah terampil dalam menggunakan tangram. Langkah penyimpulan dan evaluasi berjalan baik, hanya siswa kurang percaya diri dalam mengemukakan pendapat saat penyimpulan. Berikut diagaram kegiatan pembelajaran dengan media tangram baik kegitan guru maupun siswa pada siklus II. 92.0% 91.7%
persentase
95% 90% 85%
94.2% 92.8%
88.2% 83.0%
kegiatan guru kegiatan siswa
80% 75% pertemuan pertemuan pertemuan 1 2 3
Gambar 4.9. Diagram Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram Siklus commitIIto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
Dari tabel observasi siklus II maka hasil refleksi pembelajaran pada siklus II peneliti simpulkan sebagai berikut: (a) Penggunaan media tangram dalam pembelaran matematika tentang bangun datar pada siklus II telah sesuai prosedur yaitu dengan menerapkan langkah persiapan, pengenalan media tangram, pembuatan media tangram, penggunaan media tangram sesuai dengan tujuan pembelajaran serta penyimpulan dan evaluasi. (b) Pada pembelajaran siklus II langkah persiapan saat perumusan masalah baru terlaksana dengan cukup baik yaitu guru belum menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dibahas dan sebagian besar siswa sudah berperan aktif dalam melakukan tanya jawab dengan guru untuk merumuskan masalah dan tujuan pembelajaran. Hal ini akan dibenahi pada siklus III. (c) Langkah pembuatan media tangram pada siklus II siswa mulai dapat membuatnya dengan terampil hanya saja saat menggambar masih ada sebagian siswa yang bingung. Kegiatan pembelajaran yang sudah sesuai bahkan siswa sudah tidak perlu waktu lama lagi untuk membuat tangram. Pada siklus berikutnya peneliti akan mencoba menggunakan tangram 7 potongan serta dalam membuat tangram peneliti akan mencoba menggunakan barang bekas yang ada disekitar siswa. (d) Langkah penggunaan media tangram sudah berjalan dengan baik yaitu langkah kerja siswa dengan petunjuk LKS mulai dapat dipahami dengan baik sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. Karena siswa mulai terampil menggunakan LKS maka pembelajaran menjadi cepat. Pada siklus berikutnya peneliti dalam satu pertemuan akan kembali menggunakan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Saat membacakan penyimpulan hasil diskusi siswa mulai percaya diri hal ini akan terus diperbaiki pada siklus berikutnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123 (e) Sebagian besar siswa telah dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, hanya saja sebagian kecil siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sambil bermain sendiri dan apabila ditanya pasti diam saja. Hal tersebut dapat mengganggu temannya pada saat mereka berkelompok. Dan hal ini menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran, walaupun telah diantisipasi oleh peneliti. Hal ini perlu dibenahi pada siklus III. (f) Pada pembelajaran saat menyimpulan siswa mulai terlibat aktif mengemukakan pendapatnya, guru sudah berusaha memancing dengan pertanyaan dan sebagian siswa mau menjawab walaupun yang lainnya diam. Apabila mereka belum paham terhadap materi yang sedang dipelajari mereka masih malu bertanya. Hal ini juga perlu dibenahi pada siklus III agar pembelajaran semakin aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar hal ini dapat dilihat dari hasil tes siklus II yang dapat dibandingkan dengan kondisi awal pelaksanaan tindakan setelah dirata-rata dari tiga pertemuan. Sebanyak 28 anak atau 100 % dari jumlah siswa keseluruhan mengalami peningkatan hasil belajar, sedangkan tidak ada anak atau 0 % dari jumlah keseluruhan belum mengalami peningkatan hasil belajar.Hasil pretest tidak ada siswa yang tuntas. Setelah tindakan sebanyak 19 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar yaitu mendapat nilai lebih dari 70. Ketuntasan belajar pada siklus I adalah
19 28
yang belum tuntas sebangak 9 siswa atau
X 100 = 67,8%, sedangkan 8 28
X 100 = 32,2%. Hal ini
belum sesuai dengan ketuntasan belajar yang seharusnya mencapai 85%. Hal ini akan dibenahi pada siklus III.Nilai rata-rata juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari 33,4 naik menjadi 71,4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124 100% 100%
85% 74%
80%
62%
60%
38%
40% 20%
26% 15% 0%
0% pretes
pertemuan 1 tuntas
pertemuan 2
pertemuan 3
belum tuntas
Gambar 4.10.DiagramRekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II
Siswa yang belum tuntas hasil belajarnya pada siklus II, dalam proses pembelajaran siswa tersebut juga masih terlihat kurang aktif, dan sering bermain sendiri tidak fokus dalam pembelajaran, hal ini ditunjukkan dengan penilaian hasil yang lebih rendah dari pada teman yang lain.
Tabel 4.38. Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan
Kendala
Solusi
1
a) Siswa belum terampil menggunakan tangram b) siswa kurang percaya diri saat demontrasi klasikal
a) Siswa latihan terus menerus b) Diberikan motivasi yang bervariasi
2
Siswa yang kurang aktif Guru berusaha memancing dalam berpendapat dengan pertanyaan
3
Siswa yang kurang aktif saat Selalu diingatkan dengan diskusi kelompok memberikan motivasi yang bervariasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125 Setelah selesai melaksanakan siklus II diperoleh hasil seperti yang diuraikan di atas, maka peneliti berkesimpulan bahwa: a. Penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran
2011/2012
baru
berjalan
baik.Siswa
mulai
terampil
menggunakan tangram berdasarkan petunjuk LKS sehingga pada pertemuan berikutnya peneliti akan menggunakan tangram 7 potongan. Walupun siswa sudah terampil namun siswa kurang aktif saat kegiatan tanya jawab. Sehingga peneliti mngambil keputusan untuk
masuk
siklus
berikutnya
untuk
pemantapan
pembelajaran.Penggunaan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes dan postes terjadi peningkatan. Walaupun sudah meningkat namun belum sesuai dengan ketuntasan belajar yang seharusnya mencapai 85% dari seluruh siswa mendapat nilai diatas KKM. Hal ini akan dibenahi pada siklus III. b. Kendala penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 adalah saat siswa sudah terampil dalam membuat dan menggunakan media tangram berdasarkan petunjuk LKS namun saat kegiatan tanya jawab siswa kurang aktif mengemukakan pendapat untuk kegiatan penyimpulan. Oleh karena itu, peneliti mengambil keputusan untuk melanjutkan siklus III sesuai refleksi tindakan pada siklus II.Solusi yang peneliti lakukan adalah selalu memberi motivasi yang bervariasi dan mengaktifkan siswa. Dari kesimpulan diatas, peneliti mengambil keputusan untuk melanjutkan siklus III sebagai pemantapan dari skenario siklus II.Peneliti mengambil keputusan untuk masuk pada siklus berikutnya dengan melanjutkan materi berikutnya yaitu tentang jajar genjang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126 3.Deskripsi Siklus III Sebelum masuk siklus III diadakan pretest siklus III yang dilaksanakan pada hari Selasa 10 April 2012 dengan materi pokok jajar genjang dan jumlah saolnya 30 soal dengan pembagian soal yaitu 10 soal sifat jajar genjang, 10 soal keliling jajar genjang dan 10 soal luas jajar genjang dengan bentuk soal isian. Pretes siklus III dilaksanakan selama 45 menit yaitu dimulai dari pukul 08.15 sampai 09.00.
Tabel 4.39. Hasil Pretes Siklus III Nilai 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 Jumlah
Frekuensi 1 3 0 2 3 7 7 5 28
Persentase 3,5% 7,1% 0% 3,57,1% 10,7% 25% 25% 17,8% 100%
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
Dari hasil pretest siklus III peneliti menyimpulkan bahwa hanya ada 4 siswa kelas V yang tuntas. Nilai tertinggi hanya 80 dan terendah 10. Nilai ratarata hanya 36,1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada keadaan awal sebelum dilaksanakan tindakan, diketahui siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal 70 (KKM yang telah ditentukan peneliti) 4 anak, yaitu
x
100% =14,2%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan adalah 24 siswa atau
x 100% = 85,8%. Dari hasil pretest siklus III ini peneliti
menyimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas V SD N Winong masih rendah, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran agar hasil belajarnya meningkat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127 a. Pertemuan 1 1) Perencanaan Pertemuan 1 dilaksanakan pada Kamis 12 April 2012 dengan materi pokok sifat-sifat jajar genjang. Dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP tentang bangun trapesium sesuai skenario pembelajaran yang telah ditentukan. Peneliti menghubungi observer. Peneliti menyusun lembar observasi baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dan penyusunan lembar wawancara baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram. Peneliti menyiapkan alat yang dapat membantu untuk dokumentasi, menyiapkan media tangram, menyiapkan LKS dan menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran. 2) Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 12 April 2012. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai pukul 10.40 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Materi pokok sifat-sifat jajar genjang. Pembelajaran dimulai dengan salam dilanjutkan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa dan pemberian tes penjajagan berupa sifat-sifat jajar genjang. Setelah itu guru melanjutkan dengan apersepsi dan acuan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah di buat. Siswa
memperhatikan
penjelasan
guru
tentang
tujuan
pembelajaran. Siswa menyiapkan buku pelajaran. Siswa mengamati benda-benda sekitar, siswa menemukan masalah, dan siswa menentukan tujuan pembelajaran. Tahap perencanaan, untuk kegitan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128 Langkah berikutnya yaitu perkenalan media. Siswa dilibatkan dalam perkenalan media tangram terutama mencoba menggunakan tangram yang akan digunakan.Setelah mengenal tangram yang akan akan digunakan langkah berikutnya yaitu membuat tangram 7 potongan. Kegiatannya dimulai dengan siswa berkumpul dengan kelompok masingmasing sesuai dengan petunjuk guru. Siswa menerima LKS dan memperhatikan guru dalam menjelaskan petunjuk penggunaan LKS. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tangram.Siswa memperhatikan cara membuat tangram, siswa menggambar tangram, dan siswa memotong tangram. Dalam membuat tangram hasil observasi kegiatan pembelajaran lebih baik karena ukuran tangram sudah berubah sehingga memudahkan siswa dalam membuat tangram walaupun menggunakan tangram 7 potongan siswa tidak kesulitan membuatnya sehingga siswa tidak memerlukan waktu yang lama. Setelah siswa membuat tangram langkah berikutnya yaitu menggunakan media tangram untuk mencari sifat-sifat jajar genjang. Siswa menyebutkan bangun-bangun dalam tangram tersebut, siswa membongkar dan memasang tangram sesuai petunjuk LKS.Siswa menemukan sifat-sifat trapesium dansiswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok media tangram. Tahap penggunakan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa mulai terbiasa bekerja dengan LKS. Disini siswa mulai terlihat terampil dalam menggunakan tangram sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. Langkah terakhir yaitu penyimpulan dan evaluasi. Langkah pertama yaitu siswa bertanya jawab secara klasikal tentang pemahanan materi dan untuk menanyakan hal–hal yang belum jelas, siswa menerima penguatan dari guru, siswa menyimpulkan materi, siswa membuat rangkuman dan siswa melaksanakan evaluasi kemudian ditutup dengan berdoa bersama. Kegitan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik yaitu siswa mulai terlibat aktif bertanya jawab. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129 3) Observasi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut disajikan hasil pengamatan terhadap berlangsungnya pembelajaran dengan media tangram.
Tabel 4.40. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus III Pertemuan 1 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 22 22 22 22 24 91% 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 100% 3 Membuat media tangram 32 32 32 32 32 100% 4 Menggunakan media tangram 30 28 29 29 32 90% 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 18 18 18 20 90% Rata-rata 94,2%
Berdasarkan tabel 4.40 guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan tingkat
baik sedangkan
keberhasilan pembelajaran 94,2%. Selain itu peneliti juga menampilkan hasil observasi siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.41. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus III Pertemuan 1 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 22 22 22 22 24 91% 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 100% 3 Membuat media tangram 32 31 32 31,7 32 96% 4 Menggunakan media tangram 28 28 28 28 32 87,5% 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 18 18 18 20 90% commit to user Rata-rata 92,8%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130
Berdasarkan tabel 4.41 siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan tingkat baik, sedangkan keberhasilan pembelajaran 92,8%. Siswa semakin terampil dalam membuat dan menggunakan tangram. Hasil wawancara pada pertemuan 1. Tahap perencanaan untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah. Sedangkan untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik bahkan siswa ikut terlibat. Dalam membuat tangram hasil observasi kegiatan pembelajaran baik karena ukuran tangram sudah berubah sehingga memudahkan siswa dalam membuat tangram. Guru hanya mengamati kerja siswa dan siswa sudah
terampil dalam
membuat tangram sehingga membutuhkan waktu yang singkat walaupun menggunakan tangram 7 potongan. Tahap penggunakan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa sudah terbiasa bekerja dengan LKS. Kegitan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Hanya saja dalam kegitan penyimpulan khususnya saat tanya jawab siswa kurang terlibat aktif.Disetiap akhir pembelajaran peneliti membagikan lembar evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari yaitu tentang sifat-sifat jajar genjang. Berikut tabel hasil belajar siswa siklus III pertemuan 1
Tabel 4.42. Hasil Belajar Siswa Siklus III Pertemuan 1 Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 100 12 42,8% 90-99 7 25% Tuntas 80-89 5 17,8% 70-79 2 7% 60-69 1 3,5% Tuntas Belum 50-59 1 3,5% Jumlah 28commit to user 100%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131
Untuk hasil belajar pada pertemuan 1 sudah terlihat meningkat yaitu dari 28 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 50. Nilai ratarata kelas 87,8. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 26, yaitu
x
100% = 92,8%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan adalah 2 siswa atau
x 100% = 7,2%.
4) Refleksi Pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong sudah berjalan dengan baik. Berikut refleksi pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1.
Tabel 4.43.Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan 1 No
Aspek
1 2 3 4
Kegiatan guru % Kriteria 91% B 100% BS 100% BS
Persiapan Pengenalan media tangram Membuat media tangram Menggunakan media 90% tangram 5 Penyimpulan dan evaluasi 90% Rata-rata 94,2%
Keterangan kriteria keberhasilan Tidak baik (TT)
= kurang dari 50%
Kurang baik (KB)
= 50% -70%
Cukup baik (CB)
= 71% -85%
Baik (B)
= 86 %-95%
Baik sekali (BS)
= lebih dari 95% commit to user
Kegiatan siswa % Kriteria 91% B 100% BS 96% BS
B
87,5%
B
B B
90% 92,8%
B B
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
132 Dari tabel 4.43 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus III pertemuan 1 berjalan dengan baik dengan hasil observasi untuk kegiatan guru tingkat keberhasilannya 94,2%. Hasil observasi untuk
kegiatan
siswa
tingkat
keberhasilannya
92,8%.
Selain
pembelajaran yang semakin baik, hasil belajar siswa juga terjadi peningkatan yang dapat dilihat dari tabel perbandingan hasil belajar pretes dan postes pertemuan 1.
Tabel 4.44. Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus III Pertemuan 1 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 Jumlah
Pre test Frekuensi Persentase 1 0% 1 3,5% 3 3,5% 2 25% 4 21,4% 3 14,2% 7 14,2% 7 10,7% 0 0% 0 3,5% 0 3,5% 28 100%
Post tes Frekuensi Persentase 12 42,8% 7 25% 5 17,8% 2 7% 1 3,5% 1 3,5% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 28 100%
Ket Tuntas
Belum tuntas
Hasil pretes terlihat bahwa dari 28 siswa nilai tertinggi 100 dan terendah 0 dengan nilai rata-rata kelas 51,4. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 7, yaitu
7 28
x 100% = 25%, sedangkan siswa yang belum
mencapai batas ketuntasan adalah 21 siswa atau
21 x 28
100% = 75%.
Setelah pembelajaran hasil belajar pada pertemuan I sudah terlihat meningkat yaitu dari 28 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 50. Nilai rata-rata kelas 87,8. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 26, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133 yaitu
26 28
x 100% = 92,8%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan adalah 2 siswa atau
2 28
x 100% = 7,2%. Data selengkapnya
terdapat pada lampiran. 93%
100%
persentase
80%
75%
60% 40%
tuntas belum tuntas
25%
20%
7%
0%
pretes
postest
Gambar 4.11. Diagram Perbandingan Pretes dan Postes Siklus III Pertemuan 1
Kendala dalam pertemuan 1yaitu saat perumusan masalah, penentuan tujuan pembelajaran dan menyimpulan siswa belum aktif mengemukakan pendapatnya, guru sudah berusaha memancing dengan pertanyaan dan siswa mau menjawab walaupun yang lainnya diam. Apabila mereka belum paham terhadap materi yang sedang dipelajari mereka masih malu bertanya. Pada saat membacakan hasil diskusi kelompok siswa masih kurang percaya diri hal ini akan terus diperbaiki pada pertemuan berikutnya.
b. Pertemuan 2
1) Perencanaan Pertemuan 2 dilaksanakan pada Sabtu 14 April 2012 dengan materi pokok keliling jajar genjang. Dalam tahap perencanaan ini, commit to user peneliti menyiapkan RPP tentang bangun trapesium sesuai skenario
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134 pembelajaran yang telah ditentukan. Peneliti
menghubungi observer.
Peneliti menyusunan lembar observasi baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dan penyusunan lembar wawancara baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram.Peneliti menyiapkan alat yang dapat membantu untuk dokumentasi. Peneliti menyiapkan media tangram, menyiapkan LKS dan menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran.
2) Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus III pertemuan dua yang dilaksanakan pada hari Sabtu 14 April 2012. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai pukul 10.40 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Materi pokok keliling jajar genjang. Pembelajaran
dimulai dengan salam dilanjutkan berdoa bersama,
kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa dan pemberian tes penjajagan berupa keliling jajar genjang. Setelah itu guru melanjutkan dengan
apersepsi
dan
acuan.
Kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan skenario pembelajaran yang sudah di buat. Langkah persiapan dimulai dengansiswa siap mengikuti pelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran. Siswa menyiapkan buku pelajaran. Siswa mengamati benda-benda sekitar, siswa menemukan masalah, dan Siswa menentukan tujuan pembelajaran. Tahap perencanaan, untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah. Langkah berikutnya yaitu perkenalan media tangram siswa sudah dilibatkan dalam perkenalan media tangram terutama mencoba menggunakan tangram yang akan digunakan. Setelah mengenal tangram yang akan digunakan langkah commit to user berikutnya yaitu membuat tangram 7 potongan. Siswa berkumpul dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
135 kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk guru. Siswa menerima LKS.Siswa
memperhatikan
guru
dalam
menjelaskan
petunjuk
penggunaan LKS. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tangram.Siswa memperhatikan cara membuat tangram, menggambar tangram, dan memotong tangram.Dalam membuat tangram hasil observasi kegiatan pembelajaran lebih baik karena ukuran tangram sudah berubah sehingga memudahkan siswa dalam membuat tangram dan siswa sudah terampil dalam membuat tangram 7 potongan. Guru hanya mengamati kerja siswa dan siswa sudah
terampil dalam membuat
tangram. Setelah siswa membuat tangram langkah berikutnya yaitu menggunakan media tangram untuk mencari keliling jajar genjang. Siswa membongkar dan memasang tangram sesuai petunjuk LKS untuk mencari keliling jajar genjang. Kemudiansiswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dengan media tangram. Siswa makin percaya diri saat presentasi. Tahap penggunakan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa sudah terbiasa bekerja dengan LKS. Di sini siswa sudah terlihat terampil dalam menggunakan tangram sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan cukup baik. Dalam kegiatan penyimpulan siswa sudah terlibat aktif bertanya jawab.
3) Observasi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut disajikan hasil pengamatan terhadap berlangsungnya pembelajaran dengan media tangram commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
136 Tabel 4.45. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi GuruSiklus III Pertemuan 2 Jumlah skor Rata Skor keber N observer -rata mak hasil Aspek o an 1 2 3 1 Persiapan 22 22 22 22 24 91,6% 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 12 100% 3 Membuat media tangram 32 32 32 32 32 100% 4 Menggunakan media tangram 32 32 32 32 32 100% 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 18 18 18 20 90% Rata-rata 96,4%
Berdasarkan tabel 4.45 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram masih menunjukkan tingkat baik sekali, sedangkan hasil keberhasilan pembelajaran 96,4%. Selain itu peneliti juga menampilkan hasil observasi siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.46. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Tangram bagi SiswaSiklus III Pertemuan 2 Jumlah skor Rata N observer -rata Aspek o 1 2 3 1 Persiapan 22 22 22 22 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 3 Membuat media tangram 32 32 32 32 4 Menggunakan media 32 31 31 31,3 tangram 5 Penyimpulan dan evaluasi 18 18 18 18 Rata-rata
dengan Media Skor Keber mak hasil an 24 91,6% 12 100% 32 100% 32
96,8%
20
90% 95,6%
Berdasarkan tabel 4.46 siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan baik sekali, sedangkan keberhasilan pembelajaran 95,6%. Semua langkah berjalan dengan baik, bahkan langkah pengenalan, pembuatan dan penggunaan media tangram commit to user berjalan baik sekali.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
137 Hasil wawancara pada pertemuan 2. Tahapperencanaan untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik bahkan siswa ikut terlibat. Dalam membuat tangram guru hanya mengamati kerja siswa dan siswa sudah
terampil membuat tangram
sehingga membutuhkan waktu yang singkat walaupun menggunakan tangram 7 potongan. Tahap penggunaan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa mulai terbiasa bekerja berdasarkan LKS dan terampil dalam menggunakannya. Saat membacakan hasil diskusi kelompok siswa mulai percaya diri. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan baik. Hanya saja dalam kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif karena guru harus memancing pertanyaa. Pertemuan kedua dilaksanakan tepat 70 menit.Disetiap akhir pembelajaran peneliti membagikan lembar evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Berikut adalah tabel hasil belajar pertemuan 2.
Tabel 4.47. Hasil Belajar Siswa Siklu III Pertemuan 2 Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 Jumlah
Frekuensi 8 1 6 8 0 1 2 1 1 28
Persentase 28,5% 3,5% 21,4% 32,1% 0% 3,5% 7,14% 3,5% 3,5% 100%
Keterangan Tuntas
Belum Tuntas
Untuk hasil belajar pada pertemuan ke dua sudah terlihat meningkat yaitu dari 28 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 20. Nilai rata-rata kelas 75,4. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 23, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
138 yaitu x 100% =82,1%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan adalah 5 siswa atau
x 100% = 17,9%. Data selengkapnya
terdapat pada lampiran.
4) Refleksi Pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong sudah berjalan dengan baik.Berikut adalah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2.
Tabel 4.48. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan 2 N o 1 2 3 4
Aspek
Persiapan Pengenalan media tangram Membuat media tangram Menggunakan media tangram 5 Penyimpulan dan evaluasi Rata-rata
Kegiatan guru % Kriteria 91,6% B 100% BS 100% BS
Kegiatan siswa % Kriteria 91,6% B 100% BS 100% BS
100%
BS
96,8%
BS
90% 94,2%
B B
90% 92,8%
B B
Keterangan kriteria keberhasilan Tidak baik (TT)
= kurang dari 50%
Kurang baik (KB)
= 50% -70%
Cukup baik (CB)
= 71% -85%
Baik (B)
= 86 %-95%
Baik sekali (BS)
= lebih dari 95%
Dari tabel 4.48 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus III pertemuan 3 berjalan dengan baik dengan hasil observasi commit to user untuk kegiatan guru tingkat keberhasilannya 94,2%. Hasil observasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
139 untuk kegiatan siswa tingkat keberhasilannya 92,8. Peningkatan hasil belajar dari pelaksanaan tindakan dapat dilihat dari tabel perbandingan hasil belajar pretes dan postes pertemuan 3.
Tabel 4.49. Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus III Pertemuan 2 Pre test Frekuensi Persentase 1 3,5% 0 0% 3 10,7% 3 10,7% 2 7,1% 3 10,7% 1 3,5% 1 3,5% 5 17,8% 1 3,5% 8 28,6% 28 100%
Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 Jumlah
Post tes Frekuensi Persentase 8 28,5% 1 3,5% 6 21,4% 6 25% 2 21,4% 1 3,5% 2 7,14% 1 3,5% 1 3,5% 0 0% 0 0% 28 100%
Ket
Tuntas
Belum tuntas
Hasil pretes terlihat bahwa dari 28 siswa nilai tertinggi 100 dan terendah 0 dengan nilai rata-rata kelas 41. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 7, yaitu
7 28
x 100% = 25%, sedangkan siswa yang belum
mencapai batas ketuntasan adalah 21 siswa atau
21 x 28
100% = 75%.
Setelah pembelajaran hasil belajar pada pertemuan ke dua sudah terlihat meningkat yaitu dari 28 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 20. Nilai rata-rata kelas 75,4. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 23, yaitu
23 28
x 100% =82,1%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas
ketuntasan adalah 5 siswa atau
5 28
x 100% = 17,9%. Data selengkapnya
terdapat pada lampiran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
140
82.1%
90% 75.0%
80%
persentase
70% 60% 50%
tuntas
40% 30%
tidak tuntas
25.0% 17.9%
20% 10% 0% pretest
postest
Gambar 4.12. Diagram perbandingan pretes dan postes siklus III pertemuan 2 Kendala dalam pertemuan 2 yaitu saat menyimpulan siswa belum aktif mengemukakan pendapatnya, guru sudah berusaha memancing dengan pertanyaan dan sebagian besar siswa mau menjawab walaupun yang lainnya diam. Siswa mulai percaya diri terutama saat membacakan hasil diskusi kelompok dan dapat menanggapi dengan baik. Apabila mereka belum paham terhadap materi yang sedang dipelajari mereka sudah mau bertanya.
c. Pertemuan 3 1) Perencanaan Pertemuan 3 dilaksanakan pada Senin 23 April 2012 dengan materi pokok luas jajar genjang. Dalam tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan RPP tentang bangun trapesium sesuai skenario pembelajaran yang telah ditentukan, menghubungi observer. Peneliti menyusun lembar observasi baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dan penyusunan lembar wawancara baik untuk menilai peneliti maupun siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram. commit to user Peneliti menyiapkan alat yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
141 dapat membantu untuk dokumentasi. Peneliti menyiapkan media tangram, menyiapkan LKS dan menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran.
2) Pelaksanaan Pembelajaran pada siklus III pertemuan 3 yang dilaksanakan pada hari Senin 23 April 2012. Pembelajaran dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai pukul 10.40 WIB. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.Pembelajaran dimulai dengan salam dilanjutkan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa dan pemberian tes penjajagan berupa luas jajar genjang. Setelah itu guru melanjutkan dengan apersepsi dan acuan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah di buat. Langkah persiapan dimulai dengan siswa siap mengikuti pelajaran. Siswa menyiapkan buku pelajaran. Siswa mengamati bendabenda sekitar, siswa menemukan masalah, dan siswa menentukan tujuan pembelajaran. Tahap perencanaan, untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah. Untuk pengenalan media tangraam siswa sudah dilibatkan dalam perkenalan media tangram terutama mencoba menggunakan tangram yang akan digunakan. Setelah mengenal tangram yang akan digunakan langkah berikutnya yaitu membuat tangram 7 potongan. Kegiatannya dimulai dengan siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk guru. Siswa menerima LKS dan memperhatikan guru dalam menjelaskan petunjuk penggunaan LKS. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk membuat tangram.Siswa memperhatikan cara membuat tangram, siswa menggambar tangram, dan siswa memotong tangram. Dalam membuat tangram hasil observasi kegiatan pembelajaran lebih commit to user baik karena ukuran tangram sudah berubah sehingga memudahkan siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
142 dalam membuat tangram dan siswa sudah terampil membuat tangram dengan 7 potongan. Setelah siswa membuat tangram langkah berikutnya yaitu menggunakan media tangram untuk mencari luas jajar genjang. Siswa membongkar dan memasang tangram sesuai petunjuk LKS. Setelahsiswa menemukan jawaban dari masalahsiswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Tahap penggunakan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa mulai terbiasa bekerja dengan LKS. Di sini siswa sudah terampil dan percaya diri dalam menggunakan tangram sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana. Langkah terakhir yaitu penyimpulan dan evaluasi. Langkah pertama yaitu siswa bertanya jawab secara klasikal tentang pemahanan materi dan menanyakan hal–hal yang belum jelas.Siswa menerima penguatan dari guru. Siswa membuat rangkuman. Siswa melaksanakan evaluasi kemudian ditutup dengan berdoa bersama. 3) Observasi Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan peneliti dan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan analisis teman sejawat yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan peneliti maupun siswa. Berikut disajikan pengamatan terhadap berlangsungnya pembelajaran.
Tabel 4.50. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Tangram bagi Guru Siklus III Pertemuan 3 Jumlah skor Rata N observer -rata Aspek o 1 2 3 1 Persiapan 22 23 23 22,6 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 3 Membuat media tangram 32 32 32 32 4 Menggunakan media tangram 32 32 32 32 5 Penyimpulan dan evaluasi 19 20 20 19,6 commit to user Rata-rata
dengan Media Skor keber mak hasil an 24 94,1% 12 100% 32 100% 32 100% 20 98% 98,6%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
143
Berdasarkan tabel 4.50 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sydah menunjukkan tingkat sangat baik sedangkan keberhasilan pembelajaran 98,6%. Selain itu peneliti juga menampilkan hasil observasi siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.51. Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Tangram bagi Siswa Siklus III Pertemuan 3 Jumlah skor Rata N observer -rata Aspek o 1 2 3 1 Persiapan 23 22 22 22,3 2 Pengenalan media tangram 12 12 12 12 3 Membuat media tangram 32 32 32 32 4 Menggunakan media tangram 32 32 32 28 5 Penyimpulan dan evaluasi 20 19 20 19,6 Rata-rata
dengan Media Skor Keber mak hasi Lan 24 91% 12 100% 32 100% 32 100% 20 98% 97,8%
Berdasarkan tabel 4.51 siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan tingkat sangat baik, sedangkan
keberhasilan
pembelajaran
97,8%.
Semua
langkah
dilaksanakan dengan baik sekali karena siswa sudah terbiasa bekerja berdasarkan petunjuk LKS dan terampil dalam menggunakan media tangram. Hasil wawancara pada pertemuan 3. Tahap perencanaan untuk kegiatan guru sudah baik terutama pada perumusan masalah yaitu siswa mulai terlibat aktif dalam menentukan perumusan masalah. Untuk pengenalan media tangram kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik bahkan siswa ikut terlibat. Dalam membuat tangram hasil observasi kegiatan pembelajaran baik karena ukuran tangram sudah berubah commit to user sehingga memudahkan siswa dalam membuat tangram. Guru hanya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
144 mengamati kerja siswa dan siswa sudah
terampil dalam membuat
tangram sehingga membutuhkan waktu yang singkat walaupun menggunakan tangram 7 potongan. Tahap penggunakan media tangram berjalan lebih baik yaitu siswa sudah terbiasa bekerja dengan LKS. siswa sudah percaya diri saat membacakan hasil diskusi kelompok bahkan sudah dapat menanggapi hasil kelompok lain. Kegiatan penyimpulan dan evaluasi berjalan baik. Kegiatan penyimpulan siswa kurang terlibat aktif karena siswa sudah mulai berani dalam mengemukakan pendapat. Pertemuan 3 dilaksanakan tepat 70 menit. Disetiap akhir pembelajaran peneliti membagikan lembar evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
Tabel 4.52. Hasil Belajar Siswa Siklus III Pertemuan 3 Nilai Frekuensi Persentase Keterangan 100 9 32,1% 90-99 5 17,8% Tuntas 80-89 8 28,5% 70-79 4 14,3% 60-69 1 3,5% 50-59 0 0% Belum Tuntas 40-49 0 0% 30-39 1 3,5% Jumlah 28 100%
Untuk hasil belajar pada pertemuan ke tiga sudah terjadi penurunan nilai yaitu dari 28 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 20. Nilai rata-rata kelas 84,2. Siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal 70 (KKM yang telah ditentukan peneliti) adalah 26, yaitu x 100% =92%, sedangkan siswa ketuntasan adalah 4 siswa atau
yang belum mencapai batas
x 100% = 7,2%. Data selengkapnya
dapat dilihat dilampiran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
145
4) Refleksi Pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong sudah berjalan dengan baik.Pada pertemuan 3 sumua langkah pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Bahkan langkah pengenalan
media
tangram,
pembuatan
media
tangram
dan
penggunaannya sudah berjalan baik sekali. Berikut adalah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 3, baik kegiatan guru maupun siswa selama pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram.
Tabel 4.53. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan 3 Kegiatan guru Kegiatan siswa N Aspek o % Kriteria % Kriteria 1 Persiapan 94,1% B 91% B 2 Pengenalan media tangram 100% BS 100% BS 3 Membuat media tangram 100% BS 100% BS 4 Menggunakan media tangram 100% BS 100% BS 5 Penyimpulan dan evaluasi 98% B 98% B Rata-rata 98,6% BS 97,8% BS
Dari tabel 4.53 dapat dilihat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus III pertemuan 3 berjalan dengan baik dengan hasil observasi untuk kegiatan guru tingkat keberhasilannya 94,2%. Hasil observasi untuk kegiatan siswa tingkat keberhasilannya 92,8%. Peningkatan hasil belajar dari pelaksanaan tindakan dapat dilihat dari tabel perbandingan hasil belajar pretes dan postes pertemuan 3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
146 Tabel 4.54. Perbandingan Pretest Dan Postest Siklus III Pertemuan 3 Pre test Frekuensi Persentase 0 0% 1 3% 0 0% 1 3% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 5 16% 9 30% 12 49% 28 0%
Nilai 100 90-99 80-89 70-79 60-69 50-59 40-49 30-39 20-29 10-19 0-9 Jumlah
Post tes Frekuensi Persentase 9 32,1% 5 17,8% 8 28,5% 4 14,3% 1 3,5% 0 0% 0 0% 1 3,5% 0 0% 0 0% 0 0% 28 100%
Ket Tuntas
Belum tuntas
Hasil pretes terlihat bahwa dari 28 siswa nilai tertinggi 90 dan terendah 0 dengan nilai rata-rata kelas 15,7. Siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal 70 (KKM yang telah ditentukan peneliti) adalah 2 atau
2 28
x 100% = 7,1%, sedangkan siswa
mencapai batas ketuntasan adalah 26 siswa atau
26 28
yang belum
x 100% = 92,9%.
Setelah pembelajaran hasil belajar pada pertemuan ke tiga sudah terjadi penurunan nilai yaitu dari 28 anak nilai tertinggi adalah 100 dan terendah 20. Nilai rata-rata kelas 84,2. Siswa yang sudah mencapai KKM adalah 26, yaitu
26 28
x 100% = 92,8 %, sedangkan siswa yang belum mencapai
batas ketuntasan adalah 2 siswa atau selengkapnya terdapat pada lampiran.
commit to user
2 28
x 100% = 7,2%. Data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
147
100%
92.9%
92.8%
90% 80% persentase
70% 60%
tuntas
50%
belumtuntas
40% 30% 20%
10%
7.1%
7.2%
0% pretest
postest
Gambar 4.13.Diagram Perbandingan Pretes dan Postes Siklus III Pertemuan 3
Kendala dalam pertemuan 3yaitu saat menyimpulan siswa belum aktif mengemukakan pendapatnya, guru sudah berusaha memancing dengan pertanyaan dan sebagian besar siswa mau menjawab walaupun yang lainnya diam. Siswa mulai percaya diri terutama saat membacakan hasil diskusi kelompok dan dapat menanggapi dengan baik. Apabila mereka belum paham terhadap materi yang sedang dipelajari mereka sudah mau bertanya.
d. Analisis Antar Pertemuan Siklus III Analisis siklus III dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat pada akhir siklus III. Dari hasil penelitian dan observasi yang dilakukan teman sejawat dan guru serta hasil belajar siswa, maka refleksi dapat disimpulkan dalam analisis antar pertemuan siklus III. Pembelajaran di sini maksudnya adalah kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media tangram. Pada siklus III pembelajaran berlajan dengan baik sekali dan selalu terjadi peningkatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
148 Tabel 4.55.Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru Siklus III % Keberhasilan pertemuan No Aspek Rata-rata 1 2 3 1 Persiapan 91% 91,6% 94,1% 93,3% 2 Pengenalan media tangram 100% 100% 100% 100% 3 Membuat media tangram 100% 100% 100% 100 % 4 Menggunakan media tangram 90% 100% 100% 96% 5 Penyimpulan dan evaluasi 90% 90% 98% 93% Rata-rata 94,2% 94,2% 98,6% 95,2%
Berdasarkan tabel 4.55 guru (peneliti) dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan tingkat sangat baik, sedangkan hasil refleksi 95,2%. Pada pertemuan 3 sumua langkah pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Bahkan langkah pengenalan media tangram, pembuatan media tangram dan penggunaannya sudah berjalan baik sekali. Selain itu peneliti juga menampilkan hasil refleksi siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.56. Hasil Analisis Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa Siklus III % Keberhasilan pertemuan No Aspek Rata-rata 1 2 3 1 Persiapan 91% 91,6% 91% 93,3% 2 Pengenalan media tangram 100% 100% 100% 100% 3 Membuat media tangram 96% 100% 100% 100 % 4 Menggunakan media 87,5% 96,8% 100% 96% tangram 5 Penyimpulan dan evaluasi 90% 90% 98% 93% Rata-rata 92,8% 92,8% 97,8% 97,8%
Berdasarkan tabel 4.56siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan media tangram sudah menunjukkan tingkat sangat baik, sedangkan hasil commit to3 user observasi97,8%.Pada pertemuan sumua langkah pembelajaran sudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
149 berjalan dengan baik. Bahkan langkah pengenalan media tangram, pembuatan media tangram dan penggunaannya sudah berjalan baik sekali. Berikut diagram kegiatan pembelajaran dengan media tangram baik kegiatan guru maupun siswa pada siklus III.
98.6% 97.8%
99% 98% 97% persentase
96% 95% 94% 93%
94.2% 92.8%
94.2% 92.8%
kegiatan guru
92% 91% 90% 89% pertemuan 1pertemuan 2pertemuan 3
Gambar 4.14. Diagram Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram Siklus III
Dari observasi siklus III maka hasil refleksi pembelajaran pada siklus III peneliti simpulkan sebagai berikut: (a) Penggunaan media tangram dalam pembelaran matematika tentang bangun datar pada siklus III telah sesuai prosedur yaitu dengan menerapkan langkah persiapan, pengenalan media tangram, pembuatan media tangram, penggunaan media tangram sesuai dengan tujuan pembelajaran serta penyimpulan dan evaluasi. (b) Pada pembelajaran siklus III langkah persiapan saat perumusan masalah sudah terlaksanakan dengan baik yaitu guru sudah menggali pengetahuan siswa tentang materi yang akan dibahas dan sebagian besar siswa sudah berperan aktif dalam melakukan tanya jawab dengan guru untuk merumuskan masalah. Seperti itu juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
150 saat menentukan tujuan pembelajaran siswa ikut terlibat secara aktif. (c) Langkah pengenalan media tangram berjalan baik sekali karena siswa yang mencoba mengenal tangram yang akan digunakan. (d) Langkah pembuatan media tangram pada siklus III siswa sudah dapat membuatnya dengan terampil walaupun menggunakan tangram 7 potongan. Kegiatan pembelajaran yang sudah sesuai bahkan siswa sudah tidak perlu waktu lama lagi untuk membuat tangram. (e) Langkah penggunaan media tangram sudah berjalan dengan baik yaitu langkah kerja siswa dengan petunjuk LKS dapat dipahami dengan baik dan urut sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar. Karena siswa sudah terampil menggunakan tangram ini terbukti dengan menggunakan tangram 7 potonganpun siswa tidak kesulitan sehingga pembelajaran menjadi cepat. Saat mebacakan hasil diskusi kelompok siswa sudah percaya diri bahkan sudah dapat menanggapi pendapat teman dengan baik. (f) Sebagian besar siswa telah dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, hanya saja sebagian kecil siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sambil bermain sendiri dan apabila ditanya pasti diam saja. Hal tersebut dapat mengganggu temannya pada saat mereka berkelompok. Dan hal ini menjadi faktor penghambat dalam pembelajaran, walaupun telah diantisipasi oleh peneliti. (g) Pada pembelajaran saat menyimpulan siswa sudah terlibat aktif mengemukakan pendapatnya. Saat siswa belum jelas siswa sudah berani bertanya dan siswa lain mau membantu dan berusaha memecahkan masalah temannya bersama. Hal ini sudah berjalan dengan baik. Saat kegiatan evaluasi siswa sudah sangat percaya diri, hal tersebut di tandai dengan semua siswa mengerjakan sendiri dan tenang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
151 Selain pembelajaran yang terus meningkat hasil belajar juga mengalami peningkatan ini dapat dilihat dari kondisi awal dibandingkan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan dari pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3.
86%
100%
93%
92%
82%
80% 60% 40%
20%
14%
18%
7%
8%
0% pretes
pertemuan 1
tuntas
pertemuan 2
pertemuan 3
belum tuntas
Gambar 4.15. Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus III
Tabel 4.57. Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III Pertemuan
Kendala
Solusi
1
Siswa kurang percaya diri saat demontrasi klasikal Siswa yang kurang aktif dalam berpendapat
Diberikan motivasi yang bervariasi Guru berusaha memancing dengan pertanyaan
2 3
Siswa yang kurang aktif saat Selalu diingatkan dengan diskusi kelompok memberikan motivasi yang bervariasi.
Setelah selesai melaksanakan siklus III diperoleh hasil seperti yang diuraikan di atas, maka peneliti berkesimpulan bahwa: a. Penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 baru berjalan commit to user sangat baik.Penggunaan media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
152 tangram dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes dan postes terjadi peningkatan dan sesuai dengan ketuntasan belajar yang mencapai 85% dari seluruh siswa mendapat nilai diatas KKM. b. Kendala penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 tidak ada. Pada siklus III siswa sudah terampil membuat dan menggunakan tangram walaupun menggunakan tangram 7 potongan siswa dapat menggunakan dengan baik. Dari kesimpulan di atas maka, peneliti mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan siklus IV karena indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai. Pembelajaran sudah sesuai sekenario pembelajaran dengan keberhasilan pembelajaran sudah lebih dari 85%. Hasil belajar terjadi peningkatan dan sesuai dengan ketuntasan belajar yang seharusnya mencapai 85% dari seluruh siswa mendapat nilai diatas KKM. Kendala selama pelaksanaan sudah diatasi dengan baik oleh peneliti.
C.Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus 1. Penggunaan Media Tangram dalam Pembelajaran Dari deskripsi pelaksanaan tindakan selama tiga siklus bahwa pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong sudah sesuai. Pembelajaran di sini maksudnya adalah kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran dengan menggunakan media tangram. Pembelajaran
dimulai
dengan salam dilanjutkan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen kehadiran siswa dan pemberian tes penjajagan berupa luas jajar genjang. Setelah itu guru melanjutkan dengan apersepsi dan acuan. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah di buat. Langkah persiapan dimulai dengansiswa siap mengikuti pelajaran, commit to user menyiapkan buku pelajaran, penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
153 mengamati benda-benda sekitar, menemukan masalah, dan menentukan tujuan pembelajaran.Langkah berikutnya yaitu perkenalan media tangram. Langkah ini dimulai dengan penjelasan tentang pengertian media tangram,penjelasan tentang tujuan media tangram, penjelasan tentang jenis-jenis media tangram. Setelah mengenal tangram yang akan digunakan langkah berikutnya yaitu membuat tangram. Kegiatannya dimulai dengan siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai dengan petunjuk guru,siswa menerima LKS, siswa memperhatikan guru dalam menjelaskan petunjuk penggunaan LKS. menyiapkan alat untuk membuat tangram, menyiapkan bahan untuk membuat tangram, memperhatikan cara membuat tangram,menggambar tangram, dan memotong tangram.Setelah membuat tangram langkah berikutnya yaitu menggunakan media tangram sesuai tujuan pembelajaran. Langkahnya yaitu memililih salah satu model tangram, mengamati tangram, menyebutkan bangun-bangun dalam tangram tersebut, membongkar tangram sesuai petunjuk LKS, memasang tangram sesuai petunjuk LKS, menemukan jawaban dari masalah, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok,dan memperhatikan cara bagaimana mencari penyelesaian masalah dengan media tangram.Langkah terakhir yaitu penyimpulan dan evaluasi. Langkah pertama yaitu bertanya jawab secara klasikal tentang pemahanan materi dan untuk menanyakan hal– hal yan belum jelas, siswa menerima penguatan dari guru, menyimpulkan materi, membuat rangkuman dan melaksanakan evaluasi kemudian ditutup dengan berdoa. Hasil analisis antar siklus pelaksanaan pembelajaran dengan media tangram disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.58. Hasil AnalisisAntar Siklus Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Guru % Keberhasilan siklus No Aspek I II III 1 Persiapan 74,2% 89,5% 93,3% 2 Pengenalan media tangram 82.5% 100% 100% 3 Membuat media tangram 78,4% 96,8% 100 % 4 Menggunakan media tangram 50,3% 84,3% 96% 5 Penyimpulan dan evaluasi 80,5% 88,5% 93% commit to user Rata-rata 73,1% 89,8% 95,2%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
154 Selain itu peneliti juga menampilkan hasil analisis antar siklus kegiatan siswa selama pembelajaran menggunakan media tangram.
Tabel 4.59. Hasil AnalisisAntar Siklus Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram bagi Siswa % Keberhasilan siklus No Aspek I II III 1 Persiapan 70,8% 87% 93,3% 2 Pengenalan media tangram 75% 100% 100% 3 Membuat media tangram 78% 93% 100 % 4 Menggunakan media tangram 60% 81% 96% 5 Penyimpulan dan evaluasi 80% 85% 93% Rata-rata 72,8% 89,2% 97,8%
Langkah persiapan pada siklus I belum berjalan dengan baik karena langkahlangkahnya masih terbalik-balik dan untuk kegiatan perumusan masalah belum melibatkan siswa. Pada siklus II langkah sudah diperbaiki hanya saat perumusan masalah siswa kurang terlibat meskipun guru sudah menjembatani siswa hal ini terus diperbaiki pada siklus III. Langkah pengenalan tangram pada siklus I belum berjalan dengan baik karena guru kurang menguasai kelas namun dapat diperbaiki pada pertemuan berikutnya pada siklus I. Siklus II perkenalan media tangram mulai melibatkan siswa misalnya siswa mencoba menjelaskan pengertian, tujuan dan jenis-jenis tangram serta mencoba
menggunakannya. Pada siklus III langkah pengenalan media tangram dilakukan oleh siswa dengan makin percaya diri ini dapat melatih siswa untuk mengemukakan pendapat. Langkah pembuatan tangram pada siklus I belum berjalan dengan baik karena tangram baru pertama digunakan dalam pembelajaran matematikadan siswa juga kurang dapat memahami petunjuk LKS. Namun akhirnya siswa dapat membuat tangram dengan bimbingan guru walaupun dengan waktu yang lama. Kesulitan tersebut karena ukuran tangram yang menyulitkan siswa dalam membuatnya maka pada siklus II ukuran tangram dirubah dan ini memudahkan siswa dalam membuat tangram. Pada siklus II siswa mulai terampil dalam membuat tangram sehingga tidak
commitIIItosebagai user pemantapan siklus II bahan yang memerlukan waktu yang lama. Siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
155 digunakan untuk membuat tangram peneliti menggunakan kertas bekas ini tujuannya, bahwa media tidak harus mahal yang penting mudah didapat yang penting tujuan pembelajaran dapat tercapai, menyenangkan, dan bermakna. Siklus III tangram yang digunakan adalah tangram 7 potongan namun karena siswa sudah terampil jadi siswa tidak kesulitan untuk membuatnya. Langkah penggunaan media tangram pada siklus I belum berjalan dengan baik karena tangram baru pertama digunakan dalam pembelajaran matematikadan siswa juga kurang dapat memahami petunjuk LKS. Namun akhirnya siswa dapat menggunakan tangram dengan bimbingan guru walaupun dengan waktu yang lama. Saat diskusi klasikal banyak didominasi guru. Siswa masih malu-malu dan bingung dalam mempraktekan hasil diskusi kelompok mereka. Pada siklus II karena siswa muali terampil menggunakan tangram dan mulai berani memdemontrasikan hasil diskusi kelompok dengan hasil yang baik. Pada siklus III hal tersebut semakin baik dan terampil. Langkah penyimpulan pada siklus I siswa kurang terlibat dan evaluasi masih banyak siswa yang kurang percaya diri walaupun guru sudah mengingatkan. Pada siklus II penyimpulan sudah mulai melibatkan siswa yaitu guru memancing siswa dengan pertanyaan namun siswa masih enggan mengeluarkan pendapatnya dan hal tersebut terus diperbaiki oleh guru dengan memberi motivasi yang bervariasi. Pada siklus III sebagian siswa sudah mulai terbiasa untuk mengemukaan pendapatnya. Evaluasi siklus II dan III berjalan dengan baik. Berikut disajikan diagram antar siklus pelaksanaan pembelajaran dengan
media tangram baik kegiatan guru maupun siswa.
persentase
100%
97.8% 89.2% 95.2% 72.8% 89.8% 73.1% kegiatan guru
50%
kegiatan siswa
0% siklus I
siklus II
siklus III
Gambar 4.16. Diagram Antar Siklus Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Media commit to user Tangram
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
156
Dari diagram 4.16 disetiap siklus terjadi peningkatan pelaksanaan pembelajaran baik kegiatan guru maupun kegiatan siswa. Siklus I siswa saat pembelajaran kurang paham dengan apa yang sedang mereka lakukan. Mereka terlihat aktif membuat dan menggunakan tangram namun inti dari tujuan pembelajaran sebagian besar siswa belum paham, saat tanya jawab pemahaman materi mereka kurang aktif mengemukaan pendapat. Siklus II siswa mulai paham dengan apa yang sebenarnya mereka sedang kerjakan, yaitu tidak hanya sekedar bermain membuat dan menggunakan tangram tetapi mereka sedang melakukan suatu
pembuktian sehingga pembelajaran jadi lebih bermakna.
Siklus III sebagai pemantapan dari siklus II tujuannya agar siswa terampil dalam membuat dan menggunakan tangram serta semakin aktif mengemukaan pendapat. Selain pembelajaran yang terus meningkat hasil belajar siswa juga meningkat. Disetiap siklus selama pembelajaran menggunakan media tangram selalu terjadi peningkatan hasil belajar, ini dapat dilihat dari hasil pretest, sikus I, siklus II, dan siklus III. Berikut adalah tabel peningkatan hasil belajar antar siklus.
Tabel 4.60. Peningkatan Hasil Belajar Antar Siklus No
Siklus
1 2 3 4
pretest I II III
Ketuntasan hasil belajar Tuntas Belum tuntas 0% 100% 60,7% 39,3% 68,7% 31,3% 85,7% 14,3%
Pada pretes belum ada siswa yang tuntas belajarnya. Rata-rata siswa mengalami kesulitan saat mengerjakan soal tentang sifat-sifat bangun datar dan luas bangun datar, sedangkan untuk materi keliling bangun datar sebagian commit to user siswa sudah dapat memahami walaupun belum diajarkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
157 Siklus I ketuntasan belajarnya baru mencapai 60,7% ini karena siswa saat pembelajaran kurang paham dengan apa yang sedang mereka lakukan. Mereka terlihat aktif membuat dan menggunakan tangram namun inti dari tujuan pembelajaran sebagian besar siswa belum paham, saat tanya jawab pemahaman materi mereka kurang aktif mengemukaan pendapat. Siklus II ketuntasan belajarnya sudah meningkat dibandingkat siklus I yaitu 68,7%. Siklus II siswa mulai paham dengan apa yang sebenarnya mereka sedang kerjakan, yaitu tidak hanya sekedar bermain membuat dan menggunakan tangram tetapi mereka sedang melakukan suatu pembuktian sehingga pembelajaran jadi lebih bermakna. Siklus III ketuntasan belajarnya mencapai 85,7% ini berarti ini berarti ketuntasan belajarnya sudah berhasil. Berikut disajikan diagram peningkatan hasil belajar antar siklus. 100.0% 100%
85.7%
persentase
80%
60.7%
60%
39.3%
40% 20%
68.7% tuntas 31.3%
belum tuntas 14.3%
0.0%
0% pretes
siklus I
siklus II
siklus III
Gambar 4.17. Peningkatan Hasil Belajar Antar Siklus
Dari diagram 4.17 terlihat bahwa dari pretest, siklus I, siklus II sampai siklus III selalu terjadi peningkatan hasil belajar. 2. Kendala dan Solusi Selama pembelajaran dengan media tangram ada beberapa kendala terutama pada siklus I, hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa bekerja secara kelompok dan berdasarkan petunjuk LKS. Siswa masih belum terampil dalam membuat dan menggunakan Hal tersebut menyebabkan commit totangram. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
158 pembelajaran berlangsung lama. Pada siklus II kendala yang peneliti temui mulai teratasi dan terus diperbaiki pada siklus III.Selama pembelajaran dengan menggunakan media tangram ada kendala yang peneliti temui selama pembelajaran dari siklus I siklus II dan siklus III antara lain sebagai berikut:
Tabel 4.61. Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran dengan Media Tangram Siklus Kendala Solusi 1 a. Siswa kurang dapat a. Siswa bekerja teliti dan urut memahami petunjuk LKS berdasarkan petunjuk LKS b. Siswa belum terampil membuat tangram c. Ukuran tangram menyulitkan siswa d. Siswa belum terampil menggunakan tangram e. Siswa yang kurang aktif saat diskusi kelompok 2
3
b. Siswa latihan terus menerus c. Ukuran tangram dirubah menjadi 12cm X 12cm d. Siswa latihan terus menerus
e. Selalu diingatkan dengan memberikan motivasi yang bervariasi. Saat demontrasi klasikal Diberi motovasi dan perlu latihan terus menerus supaya siswa kurang percaya diri terbiasa Siswa yang kurang aktif Guru memancing dengan dalam berpendapat pertanyaan-pertanyaan
C. Pembahasan Penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa SD N Winong tahun ajaran 2011/1012 sudah berjalan sesuai dengan scenario yaitu 5 langkah mulai dari (1) persiapan, (2) pengenalan media tangram, (1) membuat media tangram, (4) menggunakan media tangram sesuai dengan tujuan pembelajaran, (5) penyimpulan dan evaluasi. Langkah tersebut hampir sama dengan pendapat ahli yaitu sebagai berikut langkah yang dirasakan ideal bagi pembelajaran membaca manual media tangram. Sebagaimana dinyatakan Iswar (2007) adalah sebagai berikut: (1) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
159 penguraian dasar teori geometri menggunakan tangram, (2) pembagian kelas menjadi kelompok, (3) penugasan membaca manual, (4) pembelajaran mengekplorasi tagram sebagai praktik dari manual tersebut, (5) memberi soalsoal, (5) membahas soal, (6) membahas soal-soal, dan (7) penilaian performansi siswa. Langkah tersebut disesuaikan dengan pendapat beberapa ahli dan kondisi awal SD N Winong. Langkah persiapan ini sesuai dengan
langkah-langkah perancangan
media dalam persiapan pembelajaran menurut pendapat ahli sebagai berikut: (1) merumuskan kebutuhan siswa, (2) merumuskan tujuan pembelajaran, (3) merumuskan butir-butir materi pelajaran, (4) mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5) menuliskan naskah media, dan(6) merumuskan instrument. Dalam langkah ini guru mulai persiapan diperhatikan sampai evaluasi untuk menentukan pemahaman siswa tentang matari yang disampaikan(Silalahi dan Riyana, 2009). Pada siklus I belum berjalan dengan baik karena langkahlangkahnya masih terbalik-balik dan untuk kegiatan perumusan masalah belum melibatkan
siswa.
Pada
siklus
II
langkah
sudah
diperbaiki
langjah
pembelajarannya, hanya saat perumusan masalah siswa kurang terlibat meskipun guru sudah menjembatani siswa hal ini terus diperbaiki pada siklus III. Karena tangram adalah media yang belum pernah digunakan dalam pembelajaran matematika di SD N Winong maka peneliti masuk dengan langkah pengenalan tangram. Pada langkah ini siklus I belum berjalan dengan baik karena guru kurang menguasai kelas namun dapat diperbaiki pada pertemuan berikutnya pada siklus I. Siklus II perkenalan media tangram mulai melibatkan siswa misalnya siswa mencoba menjelaskan pengertian, tujuan dan jenis-jenis tangram serta mencoba menggunakannya. Pada siklus III langkah pengenalan media tangram dilakukan oleh siswa dengan makin percaya diri ini dapat melatih siswa untuk mengemukakan pendapat. Langkah pembuatan tangram sesuai denganpendapat ahli, yaitu langkahlangkah menggunakan media pancagram dalam pembelajaran seperti berikut: (1) memotong karton ukuran 10 cm x 10 cm, (2) menggambar pancagram, (3) commit to userdalam pancagram, (4) memotong memberi nama pada masing-masing bangun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
160 pancagram menjadi bangun-bangun yang ada, (5) menggunakan sesuai dengan materi yang akan di sampaikan (Hambali, 1991). Pada siklus I belum berjalan dengan baik karena tangram baru pertama digunakan dalam pembelajaran matematikadan siswa juga kurang dapat memahami petunjuk LKS. Namun akhirnya siswa dapat membuat tangram dengan bimbingan guru walaupun dengan waktu yang lama. Kesulitan tersebut karena ukuran tangram yang menyulitkan siswa dalam membuatnya maka pada siklus II ukuran tangram dirubah yakni 12cm x 12cm dan ini memudahkan siswa dalam membuat tangram. Pada siklus II siswa mulai terampil dalam membuat tangram sehingga tidak memerlukan waktu yang lama. Siklus III sebagai pemantapan siklus II bahan yang digunakan untuk membuat tangram peneliti menggunakan kertas bekas ini tujuannya, bahwa media tidak harus mahal yang penting mudah didapat yang penting tujuan pembelajaran dapat tercapai, menyenangkan, dan bermakna. Siklus III tangram yang digunakan adalah tangram 7 potongan namun karena siswa sudah terampil jadi siswa tidak kesulitan untuk membuatnya. Langkah penggunaan media tangram pada siklus I belum berjalan dengan baik karena tangram baru pertama digunakan dalam pembelajaran matematikadan siswa juga kurang dapat memahami petunjuk LKS. Namun akhirnya siswa dapat menggunakan tangram dengan bimbingan guru walaupun dengan waktu yang lama. Saat diskusi klasikal banyak didominasi guru. Siswa masih malu-malu dan bingung dalam mempraktekan hasil diskusi kelompok mereka. Pada siklus II karena siswa mulai terampil menggunakan tangram dan mulai berani memdemontrasikan hasil diskusi kelompok dengan hasil yang baik. Pada siklus III hal tersebut semakin baik dan terampil. Langkah penyimpulan pada siklus I siswa kurang terlibat dan evaluasi masih banyak siswa yang kurang percaya diri walaupun guru sudah mengingatkan. Pada siklus II penyimpulan sudah mulai melibatkan siswa yaitu guru memancing siswa dengan pertanyaan namun siswa masih enggan mengeluarkan pendapatnya dan hal tersebut terus diperbaiki oleh guru dengan memberi motivasi yang bervariasi. Pada siklus III sebagian siswa sudah mulai commit to user terbiasa untuk mengemukaan pendapatnya. Evaluasi siklus II dan III berjalan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
161 dengan baik. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswayaitu tentang pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan. Padmono (mengutip pendapat Sudjana) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia mendapatkan pengalaman belajarnya (2002: 37). Dengan demikian hasil menunjukan perubahan dari sebelum menerima pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar menunjukan perubahan yang berupa penambahan, peningkatan dan penyempurnaan prilaku. Penggunaan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa SD N Winong tahun ajaran 2011/1012. Sebelum tindakan hasil belajar siswa yaitu belum ada siswa yang mencapai batas Kriteria Ketuntusan Minimal (yaitu yang ditentukan peneliti 70). Setelah diadakan tindakan hasil belajar siklus I ketuntasan belajarnya baru mencapai 60,7% ini karena siswa saat pembelajaran kurang paham dengan apa yang sedang mereka lakukan. Mereka terlihat aktif membuat dan menggunakan tangram namun inti dari tujuan pembelajaran sebagian besar siswa belum paham, saat tanya jawab pemahaman materi mereka kurang aktif mengemukaan pendapat. Siklus II ketuntasan belajarnya sudah meningkat dibandingkat siklus I yaitu 68,7%. Siklus II siswa mulai paham dengan apa yang sebenarnya mereka sedang kerjakan, yaitu tidak hanya sekedar bermain membuat dan menggunakan tangram tetapi mereka sedang melakukan suatu
pembuktian sehingga
pembelajaran jadi lebih bermakna. Siklus III ketuntasan belajarnya mencapai 85,7% ini berarti ini berarti ketuntasan belajarnya sudah berhasil. Kendala yang peneliti temui selama pembelajaran dengan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 yaitu siswa kurang aktif, siswa belum terampil dalam membuat dan menggunakan tangram serta siswa kesulitan dalam memahami petunjuk KLS. Solusi yang peneliti berikan untuk menangani kendala tersebut adalah selalu mengingatkan siswa untuk terlibat aktif, terus berlatih agar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
162 lebih terampil dalam membuat dan menggunakan tangram serta dalam bekerja dengan menggunakan petunjuk LKS harus teliti dan urut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
163 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Dari pelaksanaan tindakan selam tiga siklus maka, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 berjalan sesuai skenario pembelajaran yaitu (1) persiapan, (2)
pengenalan media
tangram, (3) pembuatan media tangram, (4) penggunaan media tangram sesuai dengan tujuan pembelajaran dan (5) penyimpulan dan evaluasi. Penggunaan media tangram dapat meningkatkan hasil belajar matematikatentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012. Kedala penggunaan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar siswa kelas V SD N Winong tahun ajaran 2011/2012 yaitu (a) siswa kurang aktif dalam mengemukaan pendapat, (b) siswa kurang dapat memahami petunjuk LKS, (c) siswa belum terampil membuat tangram, (e) ukuran tangram menyulitkan siswa, (e) siswa belum terampil menggunakan tangram, (f) saat demontrasi klasikal siswa kurang percaya diri, (g) saat diskusi kelompok ada siswa yang tidak aktif bahkan hanya mengganggu temannya. Solusi yang peneliti gunakan untuk menangani kendala yang penelti temui dalam pembelajaran dengan media tangram adalah (a) untuk siswa yang kurang aktif dalam berpendapat peneliti atau guru berusaha memancing dengan pertanyaan-pertanyaan, (b) saat siswa kesulitan untuk memahami petunjuk LKS guru membimbing dan selalu mengingatkan siswa untuk bekerja secara teliti dan urut berdasarkan petunjuk LKS, (c) siswa yang belum terampil dalam membuat tangram perlu latihan terus menerus, (d) ukuran tangram yang menyulitkan siswa saat menggambar dirubah menjadi 12cm X 12cm, (e) siswa yang belum terampil dalam menggunakan tangram perlu latihan terus menerus, (f) siswa yang belum percaya diri saat demontrasi klasikal diberi motovasi dan perlu latihan terus menerus supaya terbiasa, (g) siswa yang kurang aktif saat diskusi kelompok selalu diingatkan dengan memberikan motivasi yang bervariasi.
commit to user 163
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
164 B. Implikasi Hasil
penelitian
ini
secara
teoretis
dan
secara
praktis
perlu
ditindaklanjuti. Kesimpulan penelitian ini secara teoritis memberikan gambaran bahwa dalam melaksanakan pembelajaran matematika tentang bangun datar sebaiknya menggunakan media tangram yang dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga hasil belajar meningkat. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi guru, terutama guru SD untuk menentukan media pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar matematika tentang bangun datar. Media yang tepat dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar salah satunya adalah tangram. Dengan skenario pembelajaran seperti diatas sangat membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan belajar sendiri secara langsung serta berlatih memecahkan persoalan yang sedang dihadapi pada waktu pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga, memberi kesempatan pada siswa untuk berani mengkomunikasikan kepada temannya. Dengan demikian hasil penelitian ini mempunyai implikasi
bahwa
dengan media tangram dalam pembelajaran matematika tentang bangun datar dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan proses dan hasil belajar matematika. C. Saran Berdasarkan penelitian yang peneliti laksanakan dapat dianjurkan saran sebagai berikut: 1. UntukGuru a. Guru hendaknya menggunakan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar. b. Guru menggunakan media tangram dalam peningkatan hasil belajar matematika tentang bangun datar, agar mampu menciptakan suasana kelas yang menarik dan menyenangkan dan hasil belajar Matematika siswa meningkat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
165 2. UntukSekolah a. Pihak Sekolah hendaknya menyediakan media pembelajaran kepada para guru sehingga para guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan. b. Pihak Sekolah hendaknya lebih banyak memeberikan pengetahuan tentang macam-macam media pembelajaran, sehingga para guru mempunyai gambaran tentang pembelajaran
pentingnya menggunaan media dalam pelaksanaan
dapat
meningkatkan
kualitas
Matematika di kelas dan hasil belajar siswa.
commit to user
proses
pembelajaran