52
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN BALIKAN PADA SISWA KELAS V SDN 1 SALAMREJO SEMESTER II TAHUN 2011/2012
Oleh: Harini SDN 1 Salamrejo, Karangan, Trenggalek
Abstrak. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1)Untuk mendiskripsikan pembelajaran bidang studi Matematika yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan Model Pemberian Balikan; (2)Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya pemberianbalikan. 3)Untuk mengetahui sikap siswa dengan diterapkannya pemberian bailkan dalam pembelajaran matematika di Kelas V. Dari hasil pengamatan dan analisis data secara keseluruhan mulai siklus I dan siklus II tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: (1) Dalam menerapkan pemberian balikan kepala sekolah berkolaboirasi dengan guru kelas V. tahap pertama yang dilakukan adalah membagi kelas ke dalam 2 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan tugas yang sama. Anggota dalam satu kelompok secara berpasangan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kelompoknya untuk mendapatkan pemecahan. Setelah diskusi berpasangan selesai, kelompok pasangan kembali kepada kelompok berempat, kemudian guru meminta kelmpok terpilih untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya guru memberikan penegasan secara tertuls terhadap hasil diskusi masing-masing kelompok; (2) Melalui proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan ternyata meningkatkan prestasii belajar dan keaktifan siswa dan berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung. Hal ini dapat dilihat darititngkat daya serap siswa pada siklus I sebesar 73,68% meningkat menjadi 94,74% pada akhir siklus II; (3) Respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan pemberian balikan memberikan respon yang sangat positif dengan peroleha rata-rata respon sebesar 21,05 % Kata Kunci: penerapan pemberian balikan , peningkatan prestasi belajar matematika
Pendidikan memberikan peran yang fundamental dan esensial dalam pembangunan suatu bangsa seperti yang tertuang dalam Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Tahun 2003 yang menyatakan bahwa system pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga telah mengubah prinsip-prinsip belajar yang harus dilaksanakan seumur hidup seperti yang disampaikan oleh UNESCO bahwa belajar
pada abad 21 haruslah didasarkan pada empat pilar, yaitu: Learning to think, Learning to do, Learning to be and Learning to live together (Tilaar,1996;61). Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, semua komponen pendidikan harus dapat berfungsi secara maksimal. Salah satu komponen tersebut adalah Guru. Peran seorang guru dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas hendaklah mampu membangkitkan dan mendorong serta meningkatkan peran aktif siswa. Demikian juga salah satu tujuan pembelajaran standart kompetensi yang harus dimiliki dalam proses pembelajaran Matematika Kelas V adalah siswa dapat mengenal, mendefinisikan dan
Harini, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika ...
mengerjakan operasi hitung yang berhubungan dengan bangun ruang sederhana dalam pemecahan masalah. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Slavin (1994:224) bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu strategi atau metode penyampaian pembelajaran yang efektif dan efisien, karena belajar itu lebih dari mengingat.Namun kenyataannya dari hasil kunjungan kelas pada saat monitoring di SDN 1 Salamrejo khususnya di Kelas V menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek pada mata pelajaran Matematika masih banyak berada di bawah SKBM (70) yang telah ditentukan yaitu dengan daya serap siswa rata-rata sebesar 47,37% (lihat lampiran 2). Oleh karena itu perlu adanya perbaikan proses pembelajaran Matematika agar terjadi perubahan kearah peningkatan prestasi belajar. Berdasarkan hasil refleksi dari guru Kelas V bersama-sama dengan penulis, ternyata rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: (1) Minat dan Motivasi serta perhatian siswa terhadap materi pelajaran matematika masih rendah. Mengingat materi ini penuh dengan perhitungan matematika sehingga siswa Kelas V banyak yang mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal-soal; (2) Kondisi kelas seperti ini mengakibatkan timbulnya kejenuhan dan akhirnya banyak siswa yang mengantuk, apalagi kalau pembelajaran berlangsung pada jam terakhir; (3) Di samping itu juga kondisi pembelajaran seperti ini mengakibatkan tingkat daya serap siswa terhadap materi pelajaran Matematika yang diberikan menjadi rendah dan akhirnya mempengaruhi prestasi belajar siswa pun menjadi rendah; (4) Dengan kondisi pembelajaran seperti ini
53
tentu kurang menarik perhatian dan minat siswa serta kurang dapat membangkitkan prestasi belajar siswa Agar proses pembelajaran menjadi lebih berkualitas, maka guru harus berusaha untuk mencari jalan keluar yang terbaik agar kondisi seperti ini dapat diatasi sehingga di kemudian hari prestasi belajar siswa dapat menjadi lebih baik dari kondisi sekarang ini. Salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah melalui pemilihan strategi/metode pembelajaran yang dapat membangkitkan prestasi belajar, minat dan perhatian siswa serta dapat melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran juga dapat memancing keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran terutama materi Matematika. Dengan pemanfaatan strategi/ metode pembelajaran yang tepat maka tujuan pembelajaran yang telah dituangkan dapatlah dicapai. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Slavin (1994:224) bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu strategi atau metode penyampaian pembelajaran yang efektif dan efisien, karena belajar itu lebih dari mengingat. Dalam memilih strategi pembelajaran seyogyanya seorang guru hendaknya lebih menekankan pada kondisi dimana keterlibatan langsung siswa aktif dalam proses pembelajaran secara optimal. Menurut hemat penulis untuk mengatasi rendahnya prestasi belajar siswa perlu dikembangkan metode pembelajaran yang dewasa ini telah banyak diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini penulis anggap akan sangat membantu pemecahan masalah pembelajaran Matematika di Kelas V mengingat pembelajaran ini mampu
53
54
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
membantu siswa untuk memahami konsepkonsep, menumbuhkan kerjasama, berpikir kritis dan mengembangkan sikap sosial siswa. Ketrampilan kooperatif menjadi semakin penting untuk menunjang keberhasilan siswa dalam rangka menghadapi tuntutan lapangan kerja yang berorientasi pada tim, karena pentingnya interaksi dalam tim maka penerapan strategi pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran menjadi lebih penting lagi. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku yang lebih positif terhadap ilmu yang dipelajari. Penerapan strategi pembelajaran kooperatif, merupakan esensi dari implementasi teori Konstruktivisme adalah adanya ide bahwa siswa harus secara individu menemukan dan menstransfer informasi-informasi kompleks apabila mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori Konstruktivisme memandang siswa secara terus menerus harus aktif mengkaji informasi– informasi baru utamanya yang justru berbeda bahkan berlawanan dengan aturan-aturan lama yang diketahuinya. Siswa juga dituntut untuk secara kritis mampu merevisi aturanaturan tersebut jika dirasa sudah tidak memadai lagi sejalan dengan perkembangan fakta empiris ataupun konsep-konsep teoritis mutakhir. Kemudian menurut Sriyono (1991:9) bahwa strategi pembelajaran CBSA merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subyek didiknya terlibat secara intelektual dan emosional sehingga ia betulbetul berperan dan berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Kualitas proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dapat ditunjukkan oleh tingginya interaksi siswa dengan guru dan obyek belajar, untuk itu guru harus berupaya agar siswanya dapat
terlibat langsung secara aktif dalam setiap proses pembelajaran. Lalu ditekankan lagi oleh Slavin (1994:227) bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat kerja kelompok dengan temannya. Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam menunjang Kecakapan Hidup Siswa, menyatakan bahwa siswa akan lebih memahami suatu prinsip dan konsep jika dalam belajar siswa dapat menggunakan sebanyak mungkin indera untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran. Seperti yang digambarkan dalam bentuk kerucut di bawah ini:
Gambar 1 Kerucut Pengalaman Belajar
Dari kerucut pengalaman belajar, diketahui bahwa siswa akan mencapai hasil belajar 10%, dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang dilihat dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan dan 90% dari apa yang dikatakan dan dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah maka siswa akan mengingat hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Sebaliknya jika guru meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkan maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Salah satu metode pembelajaran yang dapat mendorong dan membangkitkan serta meningkatkan peran serta aktif dari para siswa adalah Pemberian Balikan. Balikan adalah salah satu cara untuk memudahkan
Harini, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika ...
siswa belajar yaitu dengan memberikan informasi kepada siswa tentang hasil kerjanya dalam mengerjakan tes atau latihan. Hill dalam Sudjatmiko (2003:27) mengemukakan bahwa balikan merupakan interaksi antara guru dan siswa dalam mengerjakan es atau latihan. Balikan juga memungkinkan siswa untuk mengetahui dan menelusuri sendiri seberapa kemajuanya dalam pencapaian tujuan. Balikan juga mempengaruhi perolehan belajar siswa apabila di berikan pada hasil kerja siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang cukup sulit. Pemberian Balikan yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda pada perolehan belajar. Kelompok siswa menerima balikan memperoleh hasil yang lebih baik di bandingkan dengan menerima balikan (panjaitan.1997) Senada dengan Panjaitan, Craigh, dkk (1997) mengemukakan hasil penelitian bahwa balikan yang di sertai penjelasan lebih baik dari pada yang hanya menyatakan salah atau benar Dengan penerapan model Pemberian Balikan tentu akan menciptakan suasana proses pembelajaran semakin aktif, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk memberikan pendapatnya dalam memecahkan suatu problem yang dilontarkan oleh guru untuk dibahas. Keberhasilan Pemberian Balikan yang dilakukan oleh para siswa untuk memecahkan suatu problem juga tergantung pada peran guru dalam memberi bekal materi kepada anak didiknya. Gagne dalam toeti sukamto (2001:47) menytajan bahwa pemberian balikan dalam bentuk prosedur pembetulan merupakan suatu cara mengadaptasi pembelajaran terhadap kebutuhan siswa perseorangan. Pembelajran yang terjadi di kelas di rancang oleh guru dengan pola tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terjadi dikelas di rancang oleh guru
55
dengan pola tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan sebagai sustu proses yang dirancang secara sistematis, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang secara terpadu di gunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Informasi materi pelajaran Matematika tidak hanya didapatkan di dalam proses pembelajaran di kelas saja akan tetapi dapat juga diperoleh melalui media cetak maupun elektronik. Dengan demikian informasi yang diperoleh para siswa dari berbagai sumber dapat dijadikan sebagai ajang tukar informasi dalam pelaksanaan kerja kelompok sehingga kerja kelompok dapat berjalan lancar dan sukses. Dari pendapat para ahli tersebut di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pada dasarnya melalui Pemberian Balikan siswa merasa terdorong untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan volume kegiatan belajar agar materi pelajaran lain yang lebih kompleks dapat pula dikuasainya. Hasil kegiatan tersebut juga seyogyanya dijadikan pangkal tolak dan bahan pertimbangan dalam memperbaiki atau meningkatkan penyelenggaraan proses belajar mengajar pada masa yang akan datang. Dengan demikian kegiatan pembelajaran tidak bersifat statis tetapi terus meningkat hingga mencapai puncak kinerja yang sangat didambakan. Proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan ini dapat mengajarkan ketrampilan-ketrampilan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain dan meminta para siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi tidak hanya menerima saja. Menurut Sriyono, dkk (1991: 11) berpendapat bahwa keunggulan dari Pemberian Balikan sama dengan metode kerja kelompok, yaitu: (a) Melibatkan pelajar secara
55
56
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
langsung dalam proses pembelajaran; (b) Memupuk kepercayaan kepada diri sendiri; (c) Menggabungkan berbagai pendapat dari berbagai sumber; (d) Menghasilkan pandangan baru; (e) Memudahkan pencapaian tujuan; (f) MeIatih belajar bertukar pikiran dan berpikir secara terarah; (g) Memupuk sikap tolerensi, mau menerima dan memberi; (h) Mengembangkan kebebasan intelektual pelajar; (i) Memberi kesempatan kepada pelajar untuk menguji, mengubah dan memperbaiki pandangannya; (j) Memberi kesimpulan kepada mereka untuk menjalin hubungan kerja sama berikutnya. Untuk mendorong motivasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran kiranya perlu kita mencoba suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar aktif melalui Pemberian Balikan untuk memecahkan masalah sehingga proses pembelajaran berlangsung, di dalam kelas dengan suatu tingkat partisipasi tinggi dari peserta didik, dengan demikian dalam proses pembelajaran lebih terarah pada student centre. Dengan demikian penerapan Pemberian Balikan akan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan berpengaruh pada peningkatan peran aktif siswa pada proses pembelajaran sehingga akan berpengaruh pula pada peningkatan daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru yang pada gilirannya akan dapat mendorong peningkatan prestasi belajar siswa kelak di kemudian hari. METODE PENELITIAN Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut: (a) Refleksi awal; (b) Peneliti dan mitra guru merumuskan permasalahan secara operasional
dan relevan dengan rumusan masalah penelitian; (c) Peneliti dan mitra guru merumuskan hipotesis tindakan; (d) Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang di dalamnya. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam tahap tindakan dan pengamatan ini antara lain: (1) Peneliti melaksanakan desain/penyampaian materi dengan menerapkan Pemberian Balikan; (2) Guru Kelas V yang melakukan proses pembelajaran dalam rangka menyampaikan materi pelajaran pokok bahasan Luas Bangun Datar sedangkan peneliti bertugas untuk melakukan pengamatan secara sistematis terhadap pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan. Dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan sebanyak 2 (dua) siklus penelitian. Subyek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang dimaksud disini adalah pertimbangan keterlaksanaan proses pembelajaran yang menerapkan Pemberian Balikan, kemudian juga untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Maka subyek penelitian yang ditetapkan adalah siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo, Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek semester genap Tahun 2011/ 2012. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah berupa tes, angket, observasi, catatan lapangan, dokumen dan buku harian. Dalam setiap penelitian agar dapat mencapai hasil yang transparan, dapat dipertanggung jawabkan hasilnya juga dapat dikontrol dan dibuktikan kebenarannya maka dituntut untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Data yang terkumpul berasal dari nilai hasil tes ulangan harian siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo. Kemudian secara garis
Harini, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika ...
besar langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data secara deskriptif kualitatif, antara lain: (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan; (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan pengkategorian dan pengklasifikasian; (3) Menyimpulkan dan memverifikasi. PTK ini didasari dengan prinsip kolaboratif, partisipatoris dan kooperatif, sehingga penyiapan partisipan dipandang perlu dilakukan agar dapat membantu kelancaran pelaksanaan penelitian. Kemudian partisipan juga diperlukan pada saat peneliti melakukan refleksi karena dapat dimintai pendapatnya, mengingat partisipan juga ikut terlibat langsung pada saat kegiatan pengamatan penelitian. Kegiatan diawali saat melakukan diskusi dengan partisipan tentang desain/ strategi pembelajaran yang menerapkan Pemberian Balikan kemudian diikuti dengan penyusunan rencana pembelajaran menggunakan Pemberian Balikan. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai pengamat yang melaksanakan pengamatan atas jalannya proses pembelajaran di kelas yang menggunakan Pemberian Balikan sedangkan partisipan bertugas sebagai guru yang mengajar di kelas untuk melaksanakan proses pembelajaran yang menggunakan Pemberian Balikan.
57
telah dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan penelitian/pengamatan dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Luas Bangun Datar dalam beberapa kali pertemuan antara lain: (1) Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran berupa Satuan Pelajaran, Rencana pelajaran. Butir-butir soal untuk evaluasi; (2) Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian/ proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan; (3) Menyiapkan instrumen pengamatan dan instrumen tes; (4) Menyiapkan alat peraga/Media pendukung; (5) Menyiapkan daftar nilai. Pelaksanaan Implementasi Dalam tahap ini peneliti melakukan pelaksanaan proses pembelajaran dan sekaligus melakukan pengamatan/penelitian terhadap apa yang telah direncanakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Luas Bangun Datar. Siklus pertama, terdiri dari 1 (satu) kali pertemuan. Pada pertemuan 1, siswa diberi perlakuan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Kegiatan pendahuluan, meliputi: (1) Tanya jawab tentang rumus luas bangun datar, persegi panjang, bujur sangkar, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang; (2) Penjelasan singkat tentang cara menentukan luas bangun datar. Kegiatan Inti, meliputi: (1) Setelah mempraktekkan penjelasan tentang cara menentukan luas bangun datar siswa secara kelompok mengerjakan lembar kerja; (2) Melaporkan hasil kelompok; (3) Menyimpulkan hasil kelompok dibimbing guru; (4) Mengerjakan tes mandiri. Kegiatan Akhir, meliputi: (1) Pemajangan hasil tes; (2) Penegasan catatan siswa. Pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian pada Siklus I Refleksi Awal Peneliti selaku kepala sekolah bersama kolaborator guru kelas V mengidentifikasi permasalahan yang ada di Kelas V yaitu tentang rendahnya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika Perencanaan Dalam hal ini langkah-langkah yang
57
58
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Pengamatan yang penulis lakukan adalah selama proses pembelajaran berlangsung kemudian diikuti dengan kegiatan evaluasi/ ulangan harian 1, dapatlah disajikan hasil pengamatan dan hasil tes ulangan harian 1 sebagai indikator tingkat prestasi belajar yang diraih siswa dan juga indikator peningkatan kualitas pembelajaran, setelah proses pembelajaran diberi perlakuan penerapan Pemberian Balikan. Dari data inilah penulis dapat mengetahui apakah melalui penerapan Pemberian Balikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dapat memberi dampak terhadap peningkatan prestasi maupun aktivitas belajar di kelas V SDN 1 Salamrejo Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek pada mata pelajaran Matematika dalam pokok bahasan Luas Bangun Datar. Untuk aktivitas guru pada siklus I, guru lebih dominan dalam pembelajaran, dalam pemberian balikan tulisan, guru membutuhkan banyak waktu, karena koreksi dilakukan perindividu, namun demikian guru tekah mampu memotivasi siswa untuk dapat bekerjasama dengan pasangan kelompoknya. Untuk aktivitas guru pada siklus I mendapatkan skor sebesar 56,25%. Untuk aktivitas guru yang diberikan
80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
pada siklus I termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Selanjutnya untuk aktivitas siswa pada siklus I siswa menunjukkan bahwa masih ditemui siswa yang bekerja sendiri, pertanyaan yang diajukan siswa tidak fokus pada materi, serta keberanian siswa masih sangat kurang dalam mengemukakan idea tau gagasannya. Untuk aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor sebesar 51,25% dan termasuk dalam kriteria aktivitas yang baik. Data dari hasil pengamatan tes ulangan serta hasil pengamatan ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapatlah dilakukan analisis data sebagai berikut: (a) Rata-rata nilai hasil tes Ulangan Harian pada siklus I= 75,37; (b) Nilai tertinggi yang diraih oleh siswa adalah 88 sedangkan nilai terendah yang diraih siswa adalah 60; (c) Jumlah siswa yang tuntas = 14 siswa, atau 14/19 x 100% = 73,68% dan yang tidak tuntas belajar sejumlah 5 siswa, atau 5/19 x 100% = 26,32%; (d) Rekapitulasi kriteria peringkat prestasi belajar siswa Kelas V. Hasil rekapitulasi kriteria peringkat prestasi belajar siswa tersebut di atas dapat dilihat pada Gambar 1.
42.11 26.32
0.00
0.00
Sangat rendah
Rendah
Cukup
31.58
Cukup tinggi
Tinggi
Harini, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika ...
59
Gambar 1 Kriteria Prestasi Belajar Siswa
Dengan memperhatikan hasil analisis data tersebut di atas dapatlah ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut: (a) Nilai ratarata yang diperoleh dari siswa tergolong cukup tinggi (73,68%) bila dikonsultasikan pada tabel interpretasi kriteria prestasi belajar; (b) Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 88 dan nilai terendah 60; (c) Sebanyak 14 siswa yang mencapai kriteria prestasi belajar cukup tinggi dan 5 siswa yang mencapai kriteria prestasi belajar tinggi; (d) Ketuntasan belajar sudah mencapai 14 siswa atau mencapai 73,68%
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan Pemberian Balikan sudah mampu meningkatkan prestasi belajar, minat dan perhatian siswa, terbukti para siswa antusias dalam melaksanakan diskusi untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru, serta pelaksanaan presentasi hasil diskusi berjalan dengan penuh semangat dan saling menghargai pendapat antar peserta diskusi. Dengan demikian proses pembelajaran berjalan diikuti oleh keterlibatan siswa secara langsung dan cukup aktif serta menyenangkan, walaupun jalannya presentasi masih agak tersendat-sendat. Walaupun hasilnya sudah cukup menggembirakan namun masih belum mencapai kriteria keberhasilan dalam pembelajaran terbukti siswa yang tuntas belum memenuhi syarat ketuntasan belajar klasikal. Oleh karena itu berdasarkan hasil refleksi diri dan diskusi dengan partisipan diketahui ada beberapa hal yang menyebabkan pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan masih belum mencapai hasil maksimal. Beberapa kendala yang dihadapi dalam siklus I tersebut antara lain: (1) Masih banyak siswa yang belum terbiasa dengan penerapan model Pemberian Balikan dalam proses pembelajaran, sehingga mereka masih bingung apa yang harus mereka kerjakan. Dengan demikian banyak waktu yang terbuang hanya untuk menjelaskan apa yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa kemudian kembali ke kelompoknya untuk kerja kelompok guna mencari pemecahan yang lebih baik; (2) Masih ada saja anggota kelompok yang sulit untuk mengutarakan pendapatnya pada saat kerja kelompok, sehingga mereka masih bingung apa yang harus dikerjakan. Dengan demikian begitu waktu
Refleksi Dari hasil pengamatan dan analisis data tersebut, dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa pada siklus pertama dengan menerapkan Pemberian Balikan dalam proses pembelajaran Matematika ternyata prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek sudah meningkat namun belum optimal, karena belum mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Kesimpulan ini didukung oleh beberapa bukti data antara lain: (a) Nilai rata-rata Ulangan Harian Siklus I = 75,37; (b) Nilai tertinggi yang dicapai siswa = 88 dan nilai terendah 60; (c) Ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 14 siswa atau 73,68% dan belum memenuhi syarat ketuntasan belajar klasikal yaitu 85% dari jumlah siswa yang mencapai nilai minimal 70; (d) Hanya ada 8 siswa yang mencapai kriteria tingkatan prestasi belajar tinggi (42.11 %), 6 siswa mencapai tingkatan prestasi belajar cukup tinggi (31.58 %) dan 5 siswa mencapai tingkatan prestasi belajar cukup (26.32%). Namun ternyata dalam siklus I berdasarkan pengamatan dan catatan lapangan
59
60
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
yang diberikan untuk kerja kelompok berakhir, mereka pun belum selesai untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; (3) Masih ada saja siswa yang tidak bekerja pada saat mengerjakan sendiri-sendiri, malahan mengganggu temannya/ bersenda gurau dengan teman lainnya sehingga mengganggu jalannya kerja kelompok. Di samping itu juga pada saat disuruh kembali ke kelompoknya semula mereka tidak membawa hasil kerjanya; (4) Jalannya kerja kelompok masih saja didominasi oleh siswa tertentu, sehingga yang lainnya bersikap pasif. Dengan demikian hanya siswa yang aktif saja yang mampu menyerap dan menguasai materi pelajaran dengan baik; (5) Dalam presentasi juga hanya dikuasai oleh siswa tertentu dan lainnya hanya mendengarkan secara pasif tanpa mau bertanya atau mengemukakan pendapat terhadap kelompok yang sedang melakukan presentasi; (6) Pada saat presentasi dilakukan, banyak pertanyaan dan pendapat yang melenceng dan tidak terfokus pada permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga presentasi berjalan lambat yang berakibat tidak semua kelompok dapat maju untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya; (7) Masih ada saja siswa yang takut bertanya atau mengemukakan pendapat dengan alasan malu dan merasa bodoh serta kuatir salah bertanya atau mengeluarkan pendapatnya; (8) Dalam pelaksanaan presentasi ternyata masih didominasi oleh guru karena harus meluruskan pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari permasalahan, di samping itu juga harus rnenjawab pertanyaan-pertanyaan/ menanggapi pendapat dari kelompok lain karena kelompok yang tampil mengalami jalan buntu dalam menanggapi pendapat dari kelompok lain; (9) Siswa masih kurang teliti dan cermat dalam menghitung, sehingga
rumus yang diterapkan sudah tepat, namun hasil akhirnya banyak yang masih salah Hal tersebut akhirnya mengakibatkan tingkat daya serap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan Pemberian Balikan masih rendah, sehingga berakibat perolehan nilai ulangan harian 1 juga tergolong cukup. Oleh karena itu setelah ditemukannya faktorfaktor tersebut, maka sebelum pelaksanaan siklus II dimulai, terlebih dahulu perlu dicarikan jalan keluarnya sehingga nanti pada pelaksanaan siklus II lebih lancar dan dapat memberikan kontribusi yang lebih berarti pada hasil pelaksanaan proses pembelajaran Matematika yang menerapkan Pemberian Balikan. Berdasarkan hasil diskusi antara penulis dengan partisipan maka langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk memecahkan masalah tersebut antara lain: (1) Pada saat proses pembelajaran akan dimulai, sebaiknya guru menjelaskan kembali aturan main dalam kerja kelompok model Pemberian Balikan, apa yang harus dikerjakan oleh masingmasing kelompok. Tidak lupa pula membangkitkan minat dan prestasi belajar para siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika; (2) Sebaiknya pada saat kelompok bekerja, guru berkeliling untuk mengawasi jalannya kerja kelompok, di samping itu membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah serta sulit mengutarakan pendapatnya; (3) Menegur dan menasehati siswa yang bersenda gurau dan mengganggu temannya dalam kerja kelompok sehingga mereka tidak mengganggu jalannya proses kerja kelompok; (4) Untuk mencegah kerja kelompok dikuasai oleh siswa tertentu, maka pada saat presentasi pembicara/penanya diatur secara bergiliran dan merata sehingga
Harini, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika ...
anak pemalu atau pendiam mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya; (5) Pada saat menjawab pertanyaan/pendapat dari kelompok lain, sebaiknya bukan hanya ketua kelompok yang memberi argumentasi atau tanggapan namun dilimpahkan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua siswa dalam kelompok aktif; (6) Pertanyaan/pendapat yang melenceng dan permasalahan sebaiknya tidak ditanggapi namun oleh guru diluruskan lagi pertanyaan tersebut sehingga jalannya presentasi dapat lancar dan tepat sasaran; (7) Dominasi guru dalam pelaksanaan kerja kelompok perlu dikurangi yaitu dengan jalan melemparkan kembali pertanyaan/ pendapat yang tidak bisa dijawab oleh kelompok yang tampil kepada kelompok lainnya, seandainya tidak ada yang bisa maka persoalan ini nanti dibahas pada saat guru melakukan refleksi atas jalannya kerja kelompok; (8) Memberi latihan-latihan soal sebagai tugas yang harus dikerjakan di rumah agar dapat mengasah dan melatih ketelitian dan kecermatan dalam menghitung. Dengan solusi seperti tersebut di atas diharapkan pada pelaksanaan siklus II nantinya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran Matematika.
61
pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan; (c) Mempersiapkan instrument pengamatan dan instrumen tes; (d) Menyiapkan alat peraga/media pendukung; (e) Menyiapkan daftar nilai Pelaksanaan/ Implementasi Dalam tahap ini guru Kelas V sebagai partisipan melakukan pelaksanaan proses pembelajaran dan penulis melakukan pengamatan/ penelitian terhadap apa yang telah direncanakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Luas Bangun Datar. Siklus kedua, terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan. Pada pertemuan 2 siklus II, siswa diberi perlakuan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Kegiatan pendahuluan, meliputi: (a) Tanya jawab tentang rumus luas bangun datar, persegi panjang, bujur sangkar, trapezium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang; (b) Penjelasan singkat tentang cara menentukan luas bangun datar. Kegiatan Inti, meliputi: (a) Setelah mempraktekkan penjelasan tentang cara menentukan luas bangun datar siswa secara kelompok mengerjakan lembar kerja; (b) Melaporkan hasil kelompok; (c) Menyimpulkan hasil kelompok dibimbing guru; (d) Mengerjakan tes mandiri. Kegiatan Akhir, meliputi: (a) Pemajangan hasil tes; (b) Penegasan catatan siswa.
Hasil Belajar siswa Pada siklus II Perencanaan Dalam hal ini langkah-langkah yang telah dipersiapkan untuk mendukung pelaksanaan penelitian/pengamatan siklus II dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Luas Bangun Datar dalam 1 kali pertemuan antara lain: (a) Menyusun dan mempersiapkan instrumen pembelajaran berupa Satuan pelajaran, Rencana pelajaran, Butir-butir soal untuk evaluasi; (b) Menetapkan jadwal pelaksanaan penelitian/proses
Pengamatan Pengamatan yang penulis lakukan adalah selama proses pembelajaran berlangsung kemudian diikuti dengan kegiatan evaluasi/ ulangan harian 2 dapatlah disajikan hasil pengamatan dan hasil tes ulangan harian 1 sebagai indikator tingkat prestasi belajar yang diraih siswa dan juga indikator
61
62
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
peningkatan kualitas pembelajaran, setelah proses pembelajaran diberi perlakuan penerapan Pemberian Balikan. Untuk aktivitas guru pada siklus II mendapatkan skor sebesar 71,25%. Hal ini membuktikan bahwa guru telah mampu mengatasi pembelajaran yang muncul pada siklus I. Dengan semakin baiknya aktivitas guru maka aktivitas siswa dalam pembelajaran juga mengalami peningkatan sebesar 75,00%. Hal ini juga membuktikan bahwa siswa telah terbiasa dengan metode yang diterapkan oleh guru. Selanjutnya untuk mengetahui kefektifitas pemberian balikan dalam pembelajaran matematika, peneliti kemblai memberikan tes evaluasi pada siklus II. Dari data inilah penulis dapat mengetahui apakah melalui penerapan Pemberian Balikan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dapat memberi dampak terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo Trenggalek pada mata pelajaran Matematika dalam pokok bahasan Luas Bangun Datar. Data dari hasil pengamatan tes ulangan harian dan hasil penggamatan ketuntasan
belajar siswa pada siklus II tersebut dapatlah disajikan dilakukan analisis data sebagai berikut: (a) Rata-rata nilai hasil tes Ulangan Harian pada siklus II = 83,11; (b) Nilai tertinggi yang diraih oleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah yang diraih siswa adalah 68; (c) Jumlah siswa yang tuntas = 18 siswa atau 18/19 x 100% = 94,74% dan yang tidak tuntas belajar sejumlah 1 siswa atau 1/19 x 100% = 5,26%; (d) Respon siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Pemberian Balikan secara garis besarnya banyak disenangi oleh para siswa, banyak siswa yang termotivasi, penjelasan guru banyak yang menerima; (e) Kemudian banyak diantara mereka yang berharap untuk materi pelajaran berikutnya dapat digunakan pula model pembelajaran Pemberian Balikan, hanya masih ada 1 siswa yang masih merasa sulit menerima pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Pemberian Balikan Hasil rekapitulasi kriteria tingkatan prestasi belajar siswa tersebut di atas dapatlah dibuat grafiknya sebagai berikut.
80.00 70.00
57.89
60.00
42.11
50.00 40.00 30.00 20.00 10.00
0.00
0.00
Sangat rendah
Rendah
0.00
0.00 Cukup
Cukup tinggi
Gambar 2 Kriteria Prestasi Belajar Siswa
Tinggi
Harini, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika ...
Dengan memperhatikan hasil analisis data secara deskriptif kualitatif pada siklus II, kemudian dibandingkan dengan hasil analisis data pada siklus I maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan: (a) Adanya kenaikan nilai ratarata pada siklus II yaitu sebesar 83,11– 75,37=7,74; (b) Adanya kenaikan nilai tertinggi sebesar = 100 – 88 = 12 dan nilai terendah pun mengalami kenaikan sebesar 68-60 = 8; (c) Adanya kenaikan ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebanyak = 5 – 1 = 4 siswa; (d) Adanya kenaikan perolehan peringkat prestasi belajar tinggi sebanyak 11 – 7 = 4 orang; (e) Hanya tinggal 1 siswa yang masih mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran model Pemberian Balikan. Atau dapatlah digambarkan kenaikan tersebut melalui Gambar 3. Berdasarkan perbandingan hasil analisis data pada siklus I dan siklus II, ternyata
terdapat kenaikan nilai rata-rata , kenaikan nilai tertinggi dan terendah serta ketuntasan belajar siswa dan juga perolehan peringkat prestasi belajar siswa. Dengan demikian hal ini memberikan suatu indikator bahwa menerapkan Pemberian Balikan dalam proses pembelajaran Matematika ternyata prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo Kecamatan Karangan, Kabupaten Trenggalek dapat meningkat. Refleksi Dari hasil pengamatan dan analisis data secara deskriptif kualitatif tersebut pada siklus II di atas, dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa dengan menerapkan Pemberian Balikan dalam proses pembelajaran Matematika ternyata prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo dapat meningkat.
Siklus 2 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
63
Siklus 1
57.89 42.11 26.32
0.000.00
0.000.00
0.00
Sangat rendah
Rendah
Cukup
42.11
31.58
Cukup tinggi
Tinggi
Gambar 3 Perkembangan Kriteria Prestasi Belajar Siswa
63
64
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
Di samping adanya kenaikan yang signifikansi, juga berdasarkan catatan lapangan yang penulis peroleh ternyata dalam siklus II pelaksanaan proses pembelajaran yang menerapkan Pemberian Balikan membawa dampak yang positif, antara lain: (1) Prestasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran Matematika pokok bahasan Luas Bangun Datar meningkat, terbukti, sudah tidak ada lagi siswa yang ramai dan mengganggu temannya dalam kerja kelompok serta mereka telah mengerjakan tugas masing-masing sebelum dibawa ke kelompoknya dengan kesadaran mereka. Dan mereka telah percaya diri dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan Matematika; (2) Proses pembelajaran telah mampu meningkatkan keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran dan siswa semakin aktif saja serta pembelajaran berjalan dengan nuansa menyenangkan karena guru selalu memberi reward/ penguatan kepada setiap siswa yang tampil/ bertanya pada saat presentasi; (3) Dalam diri siswa muncul sikap kerjasama; (4) Dalam diri siswa timbul kebergantungan yang positif. Pembahasan Keseluruhan Dari hasil analisis data tersebut di atas baik melalul siklus I dan siklus II secara keseluruhan dapatlah penulis bahas sebagai berikut. Tabel 1 Perbandingan Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Antara Siklus I dan Siklus II Siklus Unsur No Kesimpulan Perbandingan I II Rata-rata nilai Ada 1 75,37 83,11 UH kenaikan Ada 2 Nilai tertinggi 88 100 kenaikan Ada 3 Nilai Terendah 60 68 kenaikan Ketuntasan Ada 4 73,68 94,74 belajar kenaikan
Dari hasil pengamatan dan analisis data secara keseluruhan mulai siklus I dan siklus II tersebut di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa melalui proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan ternyata prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo dapat meningkat secara optimal. Hal ini dapat terjadi karena dalam setiap siklus selalu diadakan perbaikan-perbaikan menuju pada penyempurnaan pembelajaran sehingga kualitas pembelajaran pun dapat meningkat. Dalam siklus II telah terjadi perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran yang meliputi: (1) Pada saat proses pembelajaran akan dimulai, sebaiknya guru menjelaskan kembali aturan main dalam kerja kelompok model Pemberian Balikan , apa yang harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok. Tidak lupa pula membangkitkan minat dan prestasi belajar para siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika; (2) Sebaiknya pada saat kelompok bekerja, guru berkeliling untuk mengawasi jalannya kerja kelompok, di samping itu membimbing kelompok yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah serta sulit mengutarakan pendapatnya; (3) Menegur dan menasehati siswa yang bersenda gurau dan mengganggu temannya dalam kerja kelompok sehingga mereka tidak mengganggu jalannya proses kerja kelompok; (4) Untuk mencegah kerja kelompok dikuasai oleh siswa tertentu, maka pada saat presentasi pembicara/ penanya diatur secara bergiliran dan merata sehingga anak pemalu atau pendiam mendapat kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya; (5) Pada saat menjawab pertanyaan/ pendapat dari kelompok lain, sebaiknya bukan harinya ketua kelompok yang memberi argumentasi atau tanggapan namun dilimpahkan kepada anggota
Harini, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika ...
kelompok lainnya sehingga semua siswa dalam kelompok aktif; (6) Pertanyaan/ pendapat yang melenceng dari permasalahan sebaiknya tidak ditanggapi namun oleh guru diluruskan lagi pertanyaan tersebut sehingga jalannya presentasi dapat lancar dan tepat sasaran; (7) Dominasi guru dalam pelaksanaan kerja kelompok perlu dikurangi yaitu dengan jalan melemparkan kembali pertanyaan/pendapat yang tidak bisa dijawab oleh kelompok yang tampil kepada kelompok lainnya, seandainya tidak ada yang bisa maka persoalan ini nanti dibahas pada saat guru melakukan refleksi atas jalannya kerja kelompok; (8) Memberi latihan-latihan soal sebagai tugas yang harus dikerjakan di rumah agar dapat mengasah dan melatih ketelitian, dan kecermatan dalam menghitung. Dengan adanya perbaikan pembelajaran pada siklus II ternyata membawa implikasi yang positif' terhadap kualitas pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar siswa, yaitu: (1) Prestasi belajar, minat dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran Matematika pokok bahasan Luas Bangun Datar meningkat, terbukti, sudah tidak ada lagi siswa yang ramai dan mengganggu temannya dalam kerja kelompok, serta mereka telah mengerjakan tugas masing-masing sebelum dibawa ke kelompoknya dengan kesadaran mereka. Dan mereka telah percaya diri dalam menyelesaikan soal-soal perhitungan Matematika; (2) Proses pembelajaran telah mampu meningkatkan keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran dan siswa semakin aktif saja serta pembelajaran berjalan dengan nuansa menyenangkan karena guru selalu memberi reward/ penguatan kepada setiap siswa yang tampil/ bertanya pada saat presentasi. Dengan demikian rnelalui proses pembelajaran yang menerapkan Pemberian
65
Balikan ternyata prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo dapat meningkat secara optimal. Penerapan Pemberian Balikan tentu akan menciptakan suasana proses pembelajaran semakin aktif, karena setiap siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan tugasnya sendiri untuk memecahkan suatu problem yang dilontarkan oleh guru kemudian dibahas bersama teman sebangku lalu dibawa ke kelompok berempat untuk didiskusikan hasil kerja ma-singmasing. Demikian juga penerapan Pemberian Balikan dalam proses pembelajaran tentu akan memberi dampak/ pengaruh terhadap prestasi belajar karena siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya dalam proses pembelajaran sehingga daya rekat/daya ingat tentang materi pelajaran yang diberikan akan sangat kuat dalam ingatannya. PENUTUP Kesimpulan Dalam menerapkan pemberian balikan kepala sekolah berkolaboirasi dengan guru kelas V. tahap pertama yang dilakukan adalah membagi kelas ke dalam 2 kelompok. Setiap kelompok mendapatkan tugas yang sama. Anggota dalam satu kelompok secara berpasangan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh kelompoknya untuk mendapatkan pemecahan. Setelah diskusi berpasangan selesai, kelompok pasangan kembali kepada kelompok berempat, kemudian guru meminta kelmpok terpilih untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Selanjutnya guru memberikan penegasan secara tertulis terhadap hasil diskusi masing-masing kelompok. Melalui proses pembelajaran dengan menerapkan Pemberian Balikan ternyata meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan
65
66
JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015
siswa dan berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan prestasi belajar Matematika pada siswa Kelas V SDN 1 Salamrejo. Hal ini dapat dilihat dari titngkat daya serap siswa pada siklus I sebesar 73,68% meningkat menjadi 94,74% pada akhir siklus II. Respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan menerapkan pemberian balikan memberikan respon yang sangat positif dengan perolehan nilai respon sebesar 21,05 %. Saran Dalam proses pembelajaran sebaiknya guru mau mencoba menerapkan strategi Pemberian Balikan agar dapat meningkatkan prestasi belajar, minat dan perhatian siswa sehingga akan mampu mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa. Di samping itu dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pihak
guru yang akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan variabel yang sama dan mungkin dikembangkan variabel lain yang mempengaruhi proses transformasi dalam pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa, karena prestasi belajar siswa merupakan tolok ukur keberhasilan pendidikan Diharapkan Kepala sekolah selalu memberikan dorongan kepada Guru agar melakukan class reform dengan jalan melakukan perubahan dalam penerapan metode pembelajaran seperti Pemberian Balikan dalam rancangan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar, minat dan perhatian siswa dan prestasi belajar. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pihak sekolah dalam mengambil suatu kebijakan demi perbaikan kualitas pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN Sukamto. 2001. The conditions of learning. New York: Holt, Rinehart and Winston Panjaitan.1997. Penerimaan umpan balikan. Bandung: Indonesia Publishing Houses Sriyono.1991. Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: Rineka Karya
Sudjatmiko,dkk, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikdasmen. Direktorat Tenaga Kependidikan Slavin. 1994. suatu analisis kebijakan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Tilaar. 1996. Pengembangan sumber daya manusia dalam era globalisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada