PEMBELAJARAN MUSIKALISASI PUISI DENGAN METODE KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IX SMP PERKAPPEN PANGHEOTAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Endang Suhendar
[email protected] Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang Pembelajaran Musikalisasi Puisi dengan Metode Kontekstual (Contextual Teaching Learning) Pada Siswa Kelas IX SMPPerkappen Pangheotan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Keefektifan pembelajaran musikalisasi puisi dengan menggunakan metode kontekstual, 2. Apakah penggunaan metode kontekstual padamusikalisasi puisi dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran musikalisasi puisi puisi, 3. Bagaimana hasil pembelajaran musikalisasi puisi dengan metode kontekstual.Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen denganrancangan tes awal dan tes akhir kelompok tunggal (one group pretest posttest design) yaitu pengaruh atau efek suatu treatment diputuskan berdasarkan perbedaan antara tes awal dan tes akhir pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Kemampuan musikalisasi puisi dengan metode kontekstual diperoleh skor rata-rata tes awal sebesar 49,38 dan tes akhir sebesar 60,28. Hasil kemampuan pembelajaran musikalisasi puisi meningkat sebesar 10,90. Hasil perhitungan uji signifikansi diperoleh dengan harga thitung = 12,22> ttabel = 2,04 dengan taraf signifikasi 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Kata Kunci: Pembelajaran, Musikalisasi, Puisi, Kontekstual
siswa tidak diberi kesempatan untuk mengapresiasi puisi dengan teknik, gaya dan bentuk yang diinginkan siswa itu sendiri. Kreativitas dan aktivitas siswa terkesan dibatasi dalam mengapresiasikan puisi.Penulis beranggapan dalam pembelajaran apresiasi puisi tersebut kurang berhasil, karena penggunaan metode, teknik dan model pembelajaran apresiasi puisi kurang bervariasi. Dengan demikian, pembelajaran apresiasi puisi kurang diminati oleh siswa Musikalisasi puisi dijadikan sebuah alternatif pembelajaran apresiasi puisi karena siswa biasanya menggemari sebuah seni, diantaranya sebuah lagu.Selain mendengarkan sebuah lagu, biasanya siswa menghayati dan mengambil pesan yang terdapat dalam lagu tersebut, apalagi isi lagu tersebut berkaitan dengan kehidupan dirinya.Oleh karena itu, penulis mengenalkan puisi dengan musikalisasi puisi agar siswa lebih memahami pesan yang terkandung dalam puisi tersebut dan mengaitkan isi pesan puisi dengan kehidupan dirinya.Sehingga siswa dapat memahami sebuah karya sastra terutama bentuk puisi. Pada pembelajaran di kelas, tidak hanya apresiasi puisi dalam bentuk musikalisasi puisi yang diperlukan dalam menyampaikan sebuah puisi. Ada faktor lain yang sangat berpengaruh untuk melaksanakan kegiatan apresiasi tersebut yaitu guru yang menjadi pengelola pembelajaran di kelas. Pembelajaran di kelas, guru tidak hanya sebagai publik figur tetapi sebagai fasilitator dalam berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.
PENDAHULUAN Pengajaran sastra merupakan bagian dari isi kurikulum pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berfungsi untuk mengembangkan kemampuan menikmati, menghayati, memahami, memanfaatkan karya serta untuk pengembangan kepribadian, pengetahuan, dan kemampuan berbahasa.Kemampuan mengapresiasi karya sastra secara kreatif diharapkan dapat mendorong keberanian siswa untuk menuangkan pengalaman, gagasan, dan perasaannya dalam berbagai bentuk karya sastra seperti puisi, prosa dan drama. Pada pengajaran puisi kita mengenal istilah apresiasi. Apresiasi merupakan curahan seseorang dalam bentuk mimik muka, gerak tubuh, intonasi, pelafalan, atau dengan bentuk lain seperti musikalisasi puisi, dramatisasi puisi, visualisasi puisi. Apresiasi dalam bentuk musikalisasi puisi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya tarik siswa terhadap karya sastra.Puisi dapat disampaikan dengan baik kepada para pendengarnya yakni melalui apresiasi yang baik dalam penyampaian puisi tersebut. Pada pembelajaran mengapresiasi puisi, masih ditemukan berbagai kendala dan hambatan, hal ini berkaitan dengan ketepatan penggunaan model dan teknik pembelajaran mengapresiasi puisi. Selama ini praktek dalam pembelajaran mengapresiasi puisi, guru hanya membacakan salah satu puisi dari buku paket saja dan menyuruh siswa untuk menuliskan puisi tersebut, lalu guru menyuruh untuk membacakannya di depan kelas. Sedangkan 1
Sebagai fasilitator dalam pembelajaran di kelas, guru harus memperhatikan komponenkomponen pembelajaran, yaitu merumuskan tujuan pengajaran yang ingin dicapai, materi yang sesuai yang diajarkan, metode yang digunakan, serta prosedur evaluasi yang digunakan. Guru dituntut kreatif, termasuk kreatif dalam memilih dan mengembangkan teknik dan metode pembelajaran. Kaitan dengan pembelajaran musikalisasi puisi, metode alternatif yang dapat dimanfaatkan adalah metode kontekstual (Contextual Teaching Learning). Suyatno (2004:38) mengemukakan siswa dalam belajar tidak berada di awan tetapi berada di bumi yang selalu menyatu dengan tempat belajar, waktu, situasi, dan suasana alam dan masyarakatnya.Untuk itu metode alternatif untuk mengembangkan pembelajaran adalah metode kontekstual. Menurut Nurhadi (2004:13) Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Contructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assesment). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis menitikberatkan penelitian ini pada aspek keefektifan pembelajaranmusikalisasi puisi puisi dengan menggunakan metode kontekstual(CTL) pada siswa kelas IX SMP Perkappen Pangheotan. Adapun rumusan masalah dari pembelajaran musikalisasi puisi dengan metode kontekstual(CTL) sebagai upaya meningkatakan apresiasi puisi kelas IX SMP Perkappen Pangheotan dapat dikemukakan sebagai berikut:1) Bagaimana kemampuan siswa kelas IX SMP Perkappen Pangheotan dalam pembelajaran musikalisasi puisi sebelum menggunakan metode kontekstual (CTL)? 2) Bagaimana kemampuan siswa kelas IX SMP Perkappen Pangheotan dalam pembelajaran musikalisasi puisi setelah menggunakan metode kontekstual (CTL)? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan tingkat kemampuan siswa pada pembelajaran musikalisasi puisi sebelum dan sesudah menggunakan metode kontekstual (CTL)? Penelitian ini bertolak dari anggapan berikut : 1) Musikalisasi puisi merupakan salah satu media pembelajaran pada apresiasi puisi, 2) Pembelajaran Musikalisasi puisi merupakan kompetensi yang perlu
diajarkan kepada siswa, 3) Penggunaan metode kontekstual dalam pembelajaran musikalisasi puisi merupakan salah satu metode yang dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa. KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran sebagai upaya sistematik dan sistemik untuk menciptakan lingkungan belajar yang potensial untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar yang bermuara pada berkembangnya potensi individu sebagai peserta didik. (Winataputra, 2008:1.18). Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya (Waluyo, 1995:25).Slamet Mulyana menyatakan bahwa puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara (baca irama) sebagai ciri khasnya (Waluyo, 1995:23).S.Effendi menyatakan bahwa dalam puisi terdapat bentuk-bentuk permukaan yang berupa larik, bait, dan pertautan makna antara larik dan bait.Kemudian berusaha mengkonkretkan pengertian-pengertian dan konsep abstrak dengan menggunakan pengimajian, pengiasan dan perlambangan (Waluyo, 1995:213). Musikalisasi adalah hal yang menjadikan sesuatu dalam bentuk musik (KBBI, pada Andoyo, 2008:69). Dedi S. Putra, dalam Fredie (1996:14), berpendapat tentang pengertian musikalisasi puisi yang dikemukakan yaitu,musikalisasi puisi sebagai bentuk apresiasi puisi adalah ungkapan musikal: instrument, melodi, dan nyayian ucapan. Nuansa makna kata; ekplisit dan implisit.Penghayatan menjadikan puisi mendapat kemampuan ekstra untuk berkomunikasi karena pencarian yang diciptakan.Andrie S. Putra, dalam Fredie, (1996:16), mengatakan "bahwa musikalsasi puisi adalah satu bentuk ekpresi sastra, puisi dengan melibatkan beberapa unsur seni, seperti: irama, bunyi, (musik), gerak (tari)."(http://bumimalam.blogspot.com/2010/02/skri psi-musikalisasi-puisi.html?zx=f61c4f937564af5b) Tahap-tahap Pembelajaran Musikalisasi Puisi a. Tahap Pembacaan Puisi Pada tahap ini siswa diajak membaca puisi secara keseluruhan dengan memperhatikan teknik baca puisi.Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap pembacaan puisi adalah nada, irama, rima, intonasi, serta artikulasi yang tepat. b. Tahap membaca nada dan melodi c. Kegiatan inti dari musikalisasi puisi adalah mengekspresikan puisi dengan menyanyikan baitbait puisi yang diapresiasi. 2
d. Tahap membaca nada/melodi layaknya mengajarkan lagu dengan menggunakan notasi, baik notasi balok maupun notasi angka. Karena kepentingannya untuk menyanyikan lagu, lebih baik menggunakan notasi angka. Selain efisien, juga mudah mengajarkannya. Baris demi baris siswa diajak menyanyikan melodi dengan teknik solmisasi, hingga keseluruhan lagu. Pada tahap ini akan dijumpai perubahan sikap siswa, dan pengamat seyogianya mencatat setiap perubahan, perkembangan yang dialami siswa. e. Tahap menyanyikan puisi Jika melodi lagu sudah dikuasai, tahap berikutnya adalah menyanyikan puisi sesuai melodi.Kegiatan ini dilakukan dengan membagi dua kelompok.Kelompok satu menyanyikan melodi, sedangkan kelompok lainnya menyanyikan syairnya secara bergantian. f. Tahap memaknai isi puisi Menjelang akhir pembelajaran siswa diajak untuk mendengarkan (mengapresiasi) puisi yang sudah dinyanyikan dari kaset rekaman (Bimbo, Ebiet G Ade, buatan MGMP). Kemudian pengalaman apa yang diperoleh siswa setelah mendengarkan (atau bahkan melakukan sendiri) melodisasi puisi (http://smp-satucilacap.blogspot.com/2009/01/musikalisasipuisi.html) Kriteria Musikalisasi Puisi Kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam penilaian musikalisasi puisi teridiri dari dua jenis, yaitu penilaian terhadap kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik sebuah puisi dan penampilan musikalisasi puisi. 1. Penilaian memahami unsur-unsur instrinsik puisi Untuk mengukur kemampuansiswadalammusikalisasipuisiberdasar kan unsur-unsur instrinsikyangterdapatdalampuisi,makakriteriakriteria yang harus dicapai oleh siswa meliputi pemahaman tema, perasaan, nada, suasana, dan amanat. a. Tema adalah pokok persoalan yang disampaikan penyair di dalam puisi. b. Perasaanadalahperasaanpenyairterhadappokok persoalanyang diekspresikan dalam puisi. c. Nadaadalahsikappenyairterhadappembacayang kadangmenggurui, menasehati, mengejek, menyindir atau sekedar bercerita. d. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi, atau akibat psikologisyangditimbulkanpuisiterhadappemba ca.Nadadansuasana puisisalingberhubungankarenanadapuisimenim bulkansuasana terhadap pembaca.
e. Amanatyanghendakdisampaikanpenyairdalamp uisi,dapatditemukan setelahmengetahuitema,perasaan,nada,dansuas anapuisiyangkita baca. 2. Penilaian penampilan musikalisasi puisi Kriteria penilaian penampilan musikalisasipuisimeliputi penghayatan, vokal, penampilan, kesesuaian. a. Penghayatan Penghayatan merupakan unsur batin yang terpenting. Penghayatan akan memunculkan interpretasi terhadap vokal, penampilan, dan keserasian sebagai wujud eksplorasi lahiriah. Yang harus dihayati itu adalah tema puisi, tujuan puisi, nada, dan rasa.semuanya merupakan kesatuan yang utuh. b. Vokal Kemampuan eksplorasi vokal harus mencapai taraf keseimbangan antara suara (vokal) manusia dan instrumen.Dalam dunia musik vokal mencakup vokal manusia dan vokal instrumen. Indikasi tinggi rendah suara adalah penciptaan jenis suara dan tekanan nada eksplorasi karakteristik nada c. Penampilan Penampilan yang diharapkan adalah wujud berupa mimik dan pantomimik dengan indikasi tema tersampaikan melalui bentuk-bentuk tersebut. d. Kesesuaian Kesesuaian yang diharapkan adalah keserasian harmonisasi permainan bunyi, warna bunyi, ragam bunyi yang disajikan selaras dengan interpretasi terhadap penghayatan yang nantinya akan menjadi sumber terbaik dalam penilaian. Pembelajaran Kontekstual (CTL) Menurut Nurhadi (2004:13) CTL adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.Menurut Jonhson dalam Nurhadi (2004:12) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyeksubyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. Pembelajaran CTL ini bertujuan untuk:a) memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya, b) belajar itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman, c) menekankan pada 3
Hasil pre testdan post testpembelajaran musikalisasi pusi dengan metode kontekstual dikoreksi dan dianalisis. Hasil rata-rata pre testadalah 49,38 sedangkan hasil rata-rata post testadalah 60,28. Langkah selanjutnya melakukan analisis data penelitian untuk menguji taraf signifikasi hasil penelitian (t-test) dengan menggunakan desain pretest dan post-tes one group design(Arikunto, 2006:307).
pengembangan minat pengalaman siswa, d) melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain, e) pembelajaran lebih produktif dan bermakna, f) mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari, g) secara individu dapat menemukan dan mentrasfer informasiinformasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Komponen pembelajaran CTL meliputi: a) Kontruktivisme,yaituproses membangun dan menyusunpengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.Pembelajaran ini harus dikemas menjadi proses ”mengkontruksi” bukan menerima pengetahuan.b) Inquiry, yaitu proses pembelajaran yang didasarkan pada proses pencarian penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Inquiry merupakan proses pemindahan dari pengamatan menjadi pemahaman sehingga siswa belajar mengunakan ketrampilan berfikir kritis.c) Bertanya, yaitu bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan. d)Masyarakat belajar, yaitu merupakan interaksi dua arah, pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain. e) Pemodelan, adalah proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. f) Refleksi, adalah proses pengalaman yang telah dipelajari dengan cara mengevalusi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang bersifat positif maupun bernilai negative. g) Penilaian nyata, adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa (Nurhadi, 2004: 31). Penulis pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen, sebab penulis ingin mengetahui pengaruh dan efektivitas penggunaan metode kontekstual (CTL) dalam pembelajaran musikalisasi puisi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah tes awal dan tes akhir kelompok tunggal (one group pretest posttest design) yaitu pengaruh atau efek suatu treatment diputuskan berdasarkan perbedaan antara tes awal dan tes akhir pada satu kelompok saja tanpa kelompok control(Arikunto,2006:273).
1. Mencari Mean Deviasi =
∑
=
386 = 11,029 35
2. Mencari jumlah kuadrat deviasi ∑
=∑
∑
−
= 5.226 − 4527,029 = 968,971
3. Mencari derajat kebebasan d.b = N – 1 = 35 – 1 = 34 4. Koefisien t =
∑ (
)
=
11,029 .
,
=
11,029
√0,814
=
11,029 = 12,222 0,902
Setelah melakukan proses pengolahan data, penulis melakukan pembahasan hasil penelitian pembelajaran musikalisasi puisi dengan metode kontekstual di kelas IX SMP Perkappen Pangheotan. Hasil dari pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran musikalisasi puisi dengan metode kontekstual meningkat. Hal ini dapat dilihat dari pengolahan data, kemampuan menganalisis unsur intrinsik puisi serta penampilan musikalisasi puisi dengan menggunakan metode kontekstual diperoleh nilai rata-rata pre tes sebesar 49,38 dan nilai rata-rata post tes sebesar 60,28. Hasil kemampuan post tes meningkat sebesar 10,90. Sedangkan hasil perhitungan uji signifikasi diperoleh harga thitung> ttabel = 12,22 > 2,04 dengan taraf kepercayaan 95%. SIMPULAN Berdasarkan pengolahan dan penganalisisan data, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut: 1) Pembelajaran musikalisasi puisi dengan menggunakan metode kontekstual yang telah dilaksanakan memperoleh hasil yang cukup memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan ratarata nilai pre tes 49,38 terhadap nilai rata-rata post tes 60,28. Artinya ada peningkatan kemampuan siswa pada pembelajaran musikalisasi puisi. 2) Adanya peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar musikalisasi puisi dengan menggunakan metode kontekstual pada siswa kelas IX SMP Perkappen
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan pengumpulan data melalui penelitian di sekolah, penulis melakukan pengolahan data.Data yang telah diolah kemudian di uji taraf signifikannya.Hal tersebut penulis lakukan untuk mengetahui berhasil tidaknya penelitian yang telah penulis lakukan. 4
Pangheotan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji t, diperoleh thitung (12,22) > ttabel (2,04) dengan menggunakan taraf signifikasi 5 % dan taraf kepercayaan 95 %. Artinya hipotesis kerja (H1) diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak. 3) Metode kontekstual (CTL) salah satu alternatif pada proses pembelajaran untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan belajarnya. DAFTAR PUSTAKA Aminudin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta http://smp–satu– cilacap.blogspot.com/2009/01/musikalisasi– puisi.html http://bumimalam.blogspot.com/2010/02/skripsimusikalisasi-puisi.html?zx=f61c4f937564af5b Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching Learning/CTL). Malang: Universitas Negeri Malang Sastromiharjo, Andoyo, dkk. 2008. Bahan Ajar Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Bandung: UPI Suyatno. 2010. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya: SIC Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresisasi Puisi. Jakarta: Erlangga Winataputra, Udin S. 2008. Modul Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UT
5