MODEL PEMBELAJARAN MENGARANG EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X SMAN 1 KRANGPAWITAN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 RIA OCKTAVIANI NIM. 1021.0515 PROGRAM STUDI PBS INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya pembelajaran mengarang di SMA kelas X, realitas membuktikan bahwa salah satu penyebab kegagalan pembelajaran, termasuk pembelajaran menulis, adalah ketidakmampuan guru dalam menggunakan teknik atau metode pembelajaran. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mencoba suatu metode yaitu metode inkuiri untuk dilihat keefektifannya dalam pembelajaran mengarang eksposisi. Agar pembahasan lebih terarah, penulis menetapkan rumusan masalah pada penelitian sebagai berikut: (1) bagaimanakah hasil pembelajaran mengarang eksposisi sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Karangpawitan Garut Tahun Pelajaran 2011/2012? (2) adakah perbedaan hasil pembelajaran mengarang eksposisi sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas X SMAN 1 Karangpawitan Garut Tahun Pelajaran 2011/2012? tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui hasil pembelajaran mengarang eksposisi sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas X SMAN 1 Karangpawitan Garut tahun pelajaran 2011/2012; (2) untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran mengarang eksposisi sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas X SMAN 1 Karangpawitan Garut tahun pelajaran 2011/2012. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan hasil pembelajaran mengarang eksposisi sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas X SMAN 1 Karangpawitan Garut tahun pelajaran 2011/2012. Populasi penelitian ini sebanyak tujuh kelas, sedangkan sampel penelitian yakni kelas X2 SMAN 1 Karangpawitan Garut tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 30 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain uji coba pembelajaran dan tes. Pengolahan data yang penulis lakukan adalah uji normalitas dan uji t atau t-tes. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil pembelajaran dari rata-rata prates 6,1 menjadi ratarata pascates 6,9. Jadi terdapat peningkatan rata-rata sebesar 0,8. setelah dilakukan uji t diperoleh hasil, thitung (14,6) > ttabel (2,462) pada taraf kepercayaan 99%.
Kata Kunci : Mengarang Eksposisi / Inkuiri PENDAHULUAN Keterampilan menulis akan tercapai dengan baik apabila diiringi dengan latihan yang baik dan teratur. Tetapi kenyataan yang penulis lihat selama ini, guru-guru di sekolah pada umumnya agak mengabaikan pelajaran mengarang. Memang ada kalanya pelajaran mengarang dilaksanakan, tetapi biasanya guru kurang bersemangat untuk memeriksa hasil karya siswa satu per satu. Hal ini bukan pekerjaan yang ringan, melainkan pekerjaan yang memerlukan kecermatan, ketelitian, dan membutuhkan waktu yang cukup banyak, karena guru menganggap hal itu sebagai beban tambahan, akhirnya tidak jarang guru yang melewatkan pembelajaran mengarang.
Kondisi seperti itu tentu saja tidak boleh dibiarkan, karena akan menjadi preseden buruk bagi keterampilan siswa dalam menulis atau mengarang. Keterampilan menulis atau mengarang bukanlah suatu keterampilan yang dilahirkan “tetapi harus dilatihkan”. Dengan latihan, para siswa akan terbiasa mengungkapkan ide atau gagasan dalam kalimat yang sesuai dengan kaidah. Realitas membuktikan bahwa salah satu penyebab kegagalan pembelajaran, termasuk pembelajaran menulis, adalah ketidakmampuan guru dalam menggunakan teknik atau metode pembelajaran. Kalaupun ada, guru harus menggunakan metode konvensional, teknik Tanya jawab untuk segala keperluan pembelajarannya, tanpa divariasikan dengan metode lainnya,
sehingga siswa merasa jemu terhadap pembelajaran mengarang. Sehubungan dengan menggunakan metode yang lain, penulis mencoba menawarkan suatu metode lain dalam pembelajaran mengarang yaitu metode inkuiri. Tujuannya untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran mengarang, termasuk mengarang eksposisi. Salah satu metode yang cenderung supaya siswa aktif dalam pembelajaran adalah metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk eksperimen sendiri. Dalam arti luas siswa dikondisikan agar memiliki dorongan untuk melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, dan mencari jawaban atau pertanyaan sendiri serta membandingkan penemuannya dengan penemuan temannya (Rustiyah, 2008: 76). KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Metode Inkuiri Istilah metode inkuiri diartikan sebagai upaya atau cara-cara yang terpola dalam mendekati suatu obyek, tujuan dan masalah. Oleh sebab itu, penggunaan istilah ini kadang-kadang digantikan dengan istilah strategi termasuk dalam konteks belajar mengajar atau pembelajaran. Dahlan (1990:168) mengemukakan pendapatnya bahwa “Inkuiri adalah salah satu ke arah pembaharuan pendidikan yang berpusat pada siswa”. Sementara Kourilsky (1987) dalam Hamalik (2001:220) “Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok siswa inkuiri masuk ke dalam persoalan atau mencari jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas”. Berdasarkan definisi di atas jelas bahwa inkuiri dapat diartikan sebagai proses yang ditempuh manusia untuk mendapatkan informasi atau dapat juga berupa proses yang ditempuh untuk memecahkan suatu permasalahan. Jadi kesimpulannya, metode inkuiri adalah pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk eksperimen sendiri, dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Pengertian Mengarang Mengarang sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa merupakan kegiatan aktifproduktif. Kemampuan menulis memerlukan latihan yang intensif. Misalnya orang yang mengetahui seluk-beluk berenang, tetapi tidak pernah menyentuh air, jika diterjunkan ke kolam akan tenggelam juga. Begitu juga tanpa pernah menggerakan pena atau menggerakkan jari-jemari pada mesin tik, papan keyboard komputer untuk menyatakan pikiran atau perasaan, mustahillah kita dapat menulis. Dalam KBBI edisi kedua (1991) ada suatu kata padanan yang memiliki arti yang sama dengan mengarang, yaitu menulis. Menulis arti pertamanya ialah membuat huruf, angka, nama dan sesuatu tanda kebahasaan apapun dengan sesuatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Kini dalam pengertiannya yang luas, menulis merupakan kata sepadan yang mempunyai arti yang sama seperti mengarang. Berikut ini penulis kemukakan beberapa pengertian tentang mengarang atau menulis menurut para ahli bahasa. Rusyana (1986:15) dalam buku Keterampilan Menulis mengemukakan, “Mengarang adalah mengutarakan sesuatu dengan menggunakan bahasa secara tertulis”. Mengutarakan itu dimaksudkan menyampaikan, memberitakan, menceritakan, melukiskan, menerangkan, meyakinkan, menjelmakan dan sebagainya. Pengertian Karangan Eksposisi Eksposisi adalah salah satu jenis tulisan atau karangan. Eksposisi ini berisi uraian, penjelasan dan pemberian contoh-contoh. Eksposisi bertujuan memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Syamsudin (1985:106) menyatakan, “Eksposisi merupakan tuturan yang bersifat memaparkan suatu pikiran. Pokok pikiran itu lebih dijelaskan lagi dengan cara menyampaikan uraian bagian yang detaildetailnya”. Selain Syamsudin, Parera (1984:4) juga menjelaskan bahwa “Eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menginformasikan kejadian atau masalah secara analisis ruangan dan kronologis sehingga pembaca memahaminya”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa karangan eksposisi adalah karangan yang berisi paparan, penjelasan suatu pendapat, ide atau gagasan penulis kepada pembaca untuk memperluas pengetahuan atau pandangan pembaca.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam hal ini, penulis bermaksud untuk meneliti suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu. Peristiwa tersebut merupakan fenomena pendidikan dalam hal situasi proses belajar mengajar yang cenderung menggunakan teknik yang itu-itu saja sehingga timbul kurangnya minat siswa terhadap setiap materi yang disampaikan guru. Metode ekperimen dalam hal ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen, salah satu lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan kelompok pembanding. Teknik Penelitian Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah “One group Pretest-Posttest design” desain prates dan postes satu kelompok subjek. Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan percobaan terhadap satu kelompok tanpa menggunakan kelompok pembanding dengan terlebih dahulu meneliti situasi variabel bebas (X) melalui prates (Yl) sebelum mengadakan pengukuran dan mengidentifikasi pengaruh varibel terikat (Y) kemudian barulah mengadakan eksperimen. Hasil pengukuran yang dilakukan melalui pascates (Y2) dibandingkan dengan hasil atau skor Yl untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari munculnya Y. HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil penelitian berupa nilai prates dan pascates, sebelum penulis mencantumkan nilai prates dan pascates, penulis akan menganalisis data hasil kerja siswa sebagai berikut.
(10%), siswa yang memperoleh nilai 8 sebanyak satu orang (3,3%), dan siswa yang memperoleh nilai 8,5 sebanyak 2 orang (6,6%). Persentase tersebut diambil dari banyaknya siswa yang memperoleh nilai tertentu dibagi dengan banyaknya jumlah seluruh siswa dikalikan 100%. Analisis Contoh Karangan Eksposisi Sesudah Menggunakan Metode Inkuiri Data pascates diambil dari karangan siswa setelah diadakan pembelajaran. Berdasarkan perhitungan persentase pascates didapat bahwa siswa yang memperoleh nilai 5,5 sebanyak satu orang (3,3%), siswa yang memperoleh nilai 6 sebanyak 7 orang (23,3%), siswa yang memperoleh nilai 6,5 sebanyak 6 orang (20%), siswa yang memperoleh nilai 7 sebanyak 9 orang (30%), siswa yang memperoleh nilai 7,5 sebanyak 2 orang (6,6%), siswa yang memperoleh nilai 8 sebanyak 3 orang (10%), siswa yang memperoleh nilai 8,5 sebanyak satu orang (3,3%), dan siswa yang memperoleh nilai 9 sebanyak satu orang (3,3%). Berdasarkan jumlah prates dan pascates secara keseluruhan didapat nilai rata-rata untuk prates dan pascates, di antaranya: Rata-rata prates Mean (nilai rata-rata)
= =
X n 182 30
Mean = 6,1 Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata prates di atas didapat bahwa nilai rata-rata prates siswa kelas X SMAN 1 Karangpawitan Garut adalah 6,1. Ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu mengarang eksposisi dengan baik. Dengan demikian, siswa masih perlu mendapat pembelajaran kembali. Rata-rata pascates
Analisis Contoh Karangan Eksposisi Sebelum Menggunakan Metode Inkuiri Penganalisisan mengarang eksposisi yang dilakukan sebelum menggunakan metode inkuiri, penulis cantumkan dari hasil prates terhadap 30 orang siswa. Berdasarkan data hasil pretest dapat dihitung bahwa siswa yang memperoleh nilai 4,5 sebanyak satu orang (3,3%), siswa yang memperoleh nilai 5 sebanyak 4 orang (16,6%), siswa yang memperoleh nilai 5,5 sebanyak 7 orang (23,3%), siswa yang memperoleh nilai 6 sebanyak 10 orang (333%), siswa yang memperoleh nilai 6,5 sebanyak 2 orang (6,6%), siswa yang memperoleh nilai 7 sebanyak 3 orang
Mean (nilai rata-rata)
= =
X n 208,5 30
Mean = 6,9 Berdasarkan penghitungan hasil pascates siswa di atas didapat nilai rata-rata setelah menggunakan metode inkuiri adalah adalah 6,9. c. Menentukan rata-rata perbedaan antara prates dan pascates SP = ∑ XY -
(∑ Y)(∑ Y) N
(182)(208,5) 30 37947 = 1472,75 30 = 1472,75 -
= 1472,8 – 1264,9 = 207,9 Dari perhitungan uji normalitas hasil prates, diperoleh harga Z1 yaitu -5,57 yang kemudian diperoleh pula harga FZi yaitu 0,99 dari rumus 0,5 + 0,4994 = 0,999 dan SZi yaitu 0,9 dari rumus
fk 27 = = 0,9 sehingga diperoleh n 30
harga FZi - SZi yaitu 0,16. Perolehan 0,16 tersebut diketahui sebagai harga Lhitung Untuk selanjutnya, dengan taraf kepercayaan 99%, maka Ltabel 0,01 yaitu 0,19. Karena Lhitung nya adalah 0,16 yang merupakan perwakilan dari pengurangan FZi dan SZi, maka didapat Ltabel > Lhitung yaitu 0,19 > 0,16. Dengan demikian data tersebut termasuk data normal. Hasil Zi, FZi, SZi dan FZi-SZi yang belum diketahui. Selain penghitungan uji normalitas pada hasil prates, penghitungan uji normalitas hasil pascates pun dapat diketahui bahwa harga Z1 yaitu -5,57 yang kemudian diperoleh pula harga FZi yaitu 0,99 sesuai dengan tabel pada Daftar F dengan rumus 0,5 + 0,4938 = 0,99. Nilai SZi yaitu 0,73 dari rumus
fk 22 = = 0,73 sehingga n 30
diperoleh harga FZi - SZi yaitu 0,26. Perolehan 0,26 tersebut diketahui sebagai harga Lhitung Untuk selanjutnya, dengan taraf kepercayaan 99%, maka Ltabel 0,01 yaitu 0,19. Karena Lhitung nya adalah 0,26 yang merupakan perwakilan dari pengurangan FZi dan SZi, maka didapat Ltabel > Lhitung yaitu 0,19 > 0,26. Untuk menentukan ttabel dengan taraf kepercayaan 99% digunakan rumus: df =n–1 df = 30 – 1 df = 29 Pengujian signifikansi atau pengujian keberartian perlakuan dalam penelitian ini adalah keberartian penggunaan metode inkuiri pada pembelajaran menulis karangan eksposisi dapat ditempuh dengan membandingkan thitung dengan t tabel. Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil konsultasi dengan tabel distribusi t, diketahui bahwa thitung dengan t tabel. yaitu 14,6 > 2,462, artinya terdapat perbedaan hasil prates dan pascates dalam pembelajaran mengarang eksposisi dengan menggunakan metode inkuiri.
Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan pernyataan sementara yang telah penulis rumuskan, baik untuk membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran. SIMPULAN Bagian akhir dari penulisan penelitian ini merupakan proses pengambilan beberapa simpulan yang didasarkan pada permasalahan yang dikemukakan pada bagian awal dan hasil analisis terhadap data yang terkumpul. Beberapa simpulan yang dapat penulis kemukakan antara lain: 1. Hasil pembelajaran mengarang eksposisi sebelum menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas X SMAN 1 Karangpawitan Garut tahun pelajaran 2011/2012 mencapai nilai rata-rata tes sebesar 6,1. 2. Hasil pembelajaran mengarang eksposisi sesudah menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas X SMAN 1 Karangpawitan Garut tahun pelajaran 2011/2012 mencapai nilai rata-rata tes sebesar 6,9. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pembelajaran mengarang eksposisi sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri pada siswa kelas X tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan dengan data sebagai berikut. a. Terdapat selisih antara hasil pembelajaran mengarang eksposisi sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri, yakni 6,9-6,1 = 0,8. b. Berdasarkan pengujian statistik pun menunjukkan perbedaan yang signifikan karena thitung (14,6) > dari ttabel (2,462) pada taraf kepercayaan 99%. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah,S. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Erlangga: Jakarta. Arikunto, S. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.Rineka Cipta: Jakarta. Hidayat, K., et al.1996. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bina Cipta: Bandung. Keraf, G. 1997. Komposisi. Flores: Nusa Indah. Poerwadarminta, W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.
Rusyana, Yus. 1982. Metode Pengajaran Sastra. Gunung Larang: Bandung. Soedjito dan Hasan. 1985. Keterampilan Menulis Paragraf. Malang. Sudirman, et al. 1987. Ilmu Pendidikan. Sarana Panca Karya: Bandung. Sudjana, N. 2005. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Sinar Baru: Bandung. Surakhmad, W.. 1982. Pengantar Penelitian Umiah Dasar Metode dan Teknik. Tarsito: Bandung. Syamsuddin, A.R..1985. Bimbingan Karang Mengarang. FPBS IKIP Bandung: Bandung. Tarigan, H.G.. 1983. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.