186 Kontribusi Kondisi Lingkungan Masyarakat Terhadap Tingkat Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Siswa pada Siswa Kelas VIII S M P N e g e ri 8 S ur a ka r t a Tahun Pelajaran 2011/2012 Soeharto & Mualwi Widiatmoko
ABSTRACT Mualwi Widiatmoko. CONTRIBUTION OF SOCIETY ENVIRONMENT CONDITION TO THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT LEVEL OF DEVELOPMENT TASKS, AT THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF SMP NEGERI 8 SURAKARTA. Undergraduate Thesis. Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University Surakarta. 2012. The objectives of this research are: (1) to find out the students’ achievement level of development tasks; (2) to know the condition of students’ society environment; (3) to find out the contribution of society environment to the students’ achievement level of development tasks at the eighth grade students of SMP Negeri 8 Surakarta. This research is quantitative descriptive research. This research was conducted at SMP Negeri 8 Surakarta. The subject of this research was the eighth grade, which consisted of 140 students. The technique of collecting the data used was questionnaire and development task inventory (ITP). The technique of analyzing the data used for the first and second hypothesis was t-test one tail test with left tail test. Furthermore, simple regression linear technique with SPSS was used to analyze the third hypothesis. The results conclusion of the research is: (1) the average score of the students’ achievement in development tasks of eighth grade students of SMP Negeri 8 Surakarta was more than 37 (≥ 37) a range of value 37-41 belong to medium category; (2) the average score of society environment condition was more than 18 (≥ 18) ) a range of value 18-22 belong to medium category; (3) contribution of society environment condition to the students’ achievement development tasks is rx1y = 0,933 and p = 0,000. So that contribution 86,9%. Key words: society environment condition, achievement level of development tasks. A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan manusia telah dimulai sejak terjadinya konsepsi yaitu pertemuan antara sel telur ovum dan sperma, pertumbuhan dan perkembangan terus berlangsung sejak manusia didalam kandungan kemudian manusia dilahirkan hingga usia tua dan pada akhirnya berhenti pada kematian. Dari masa manusia dilahirkan sampai pada masa usia tua perkembangan manusia dibagi menjadi empat periode yaitu periode anak, periode ramaja, periode dewasa, dan periode tua, yang masingmasing periode tersebut tidak berdiri sendiri secara terpisah melainkan saling berkaitan antara satu periode dan periode lainnya.
Periode perkembangan dari setiap manusia berbeda, atau memiliki perbedaan antara individu satu dengan individu lainnya. Hal inilah yang harus dipahami oleh setiap peserta didik disekolah, karena didalam setiap periode perkembangan tersebut terdapat tugas-tugas perkembangan, dan ketuntasan terhadap tugastugas tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan pada periode perkembangan selanjutnya, Atas dasar itulah Bimbingan dan Konseling perkembangan diperlukan dalam setiap sekolah termasuk pada Sekolah Menengah Pertama guna membantu dan bertujuan untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan perserta didiknyanya. Berdasarkan survey yang telah dilakukan diSMP Negeri 8 Surakarta, diketahui bahwa SMP Negeri
187 8 Surakarta juga telah melakukan dan melaksanakan Bimbingan dan Konseling Perkembangan yang berorientasi pada tugas-tugas perkembangan siswa sudah cukup lama, bimbingan dan konseling perkembangan di SMP Negeri 8 Surakarta ini sudah dimulai sejak awal berubahnya Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang sering disebut dengan KBK menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP yakni pada tahun 2008. Berdasarkan hal tersebut, seharusnya para siswa di SMP negeri 8 Surakarta telah mampu untuk mencapai ketuntasan tugas-tugas perkembangannya tersebut, dikarenakan SMP Negeri 8 Surakarta telah melakukan bimbingan dan konseling perkembangan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam menuntaskan tugastugas perkebangannya, namun yang terjadi pada kenyataannya tidak demikian. Kenyataannya yang terjadi disekolah tersebut tidak seluruh siswa sudah memahami dan mencapai ketuntasan tugas-tugas perkembangannya, mayoritas dari siswa memang telah memahami tugas-tugas perkembangan tersebut tetapi untuk ketuntasan dari tugas-tugas perkembangan tesebut masih kurang, diantranya seperti: 1) Aspek landasan hidup religius yang belum tercapai, hal ini ditunjukkan dengan masih jarangnya siswa shalat dzuhur pada saat berada disekolah, dan beberapa siswa belum mampu untuk membaca dan menulis al-Qur’an; 2) Aspek landasan perilaku etis belum sepenuhnya tercapai, hal ini ditunjukkan dengan masih adanya siswa yang melanggar tata tertib dan kepatuhan disekolah; 3) Aspek kematangan emosional belum tercapai sepenuhnya, hal ini ditunjukkan dengan masih adanya kecemasan, dan masih kurangnya kestabilan emosi siswa; 4) Aspek kematangan intelektual belum tercapai, hal ini ditunjukan dari sikap kurang rasionalnya pola pikir dan sikap mereka, dan kurang kritis dalam menerima pembelajaran didalam kelas; 5) Aspek kesadaran tanggung jawab juga masih kurang, hal ini ditunjukkan dengan masih adanya siswa yang datang terlambat pada saat masuk sekolah; 6) Aspek peran sosial sebagai pria wanita belum tercapai, hal ini ditunjukkan dengan belum mampunya siswa bertingkah laku dan berperilaku
sesuai dengan jenis kelaminnya, para siswa lakilaki masih takut bila dipilih menjadi ketua kelas dan pemimpin upacara, sedangkan bagi siswa perempuan belum nampaknya peran sosial tersebut; 7) Aspek penerimaan diri dan pengembangannya juga masih belum tercapai, hal ini ditunjukkan dengan masih belum mampunya siswa untuk menerima keadaan dan kondisi fisik mereka seperti, kondisi fisik yang kegemukan maupun kondisi fisik yang kecil dan kurus; 8) Aspek kemandirian perilaku ekonomis belum tercapai, hal ini ditunjukkan dengan sebagian besar siswa belum mampu memahami hidup hemat seperti menabung, mayoritas para siswa belum mampu untuk mencoba menghasilkan uang secara mandiri, dan belum mampu untuk memahami etos bekerja keras dan tidak pernah menyerah akan kesulitan-kesulitan yang dihadapi; 9) Aspek wawasan dan persiapan karir masih kurang, hal ini ditunjukkan dengan sikap siswa yang belum atupun kurang bersungguh-sungguh dalam belajar, dan masih minimnya pengetahuan siswa akan pekerjaan dan dunia kerja yang ada; 10) Aspek kematangan hubungan dengan teman sebaya belum sepenuhnya tercapai, hal ini ditunjukkan dengan belum mampunya siswa untuk memahami karakteristik dan kepribadian orang lain maupun siswa lainnya. Pada dasarnya belum tuntasnya beberapa tugas-tugas perkembangan siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat membuat seorang siswa belum mampu untuk menyelesaikan tugastugas perkembangannya bisa berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal misalnya seperti pemahaman diri yang kurang, pola pikir atau inteligensi, keturunan, dan penyesuaian diri. Sedangkan faktor eksternal misalnya seperti kondisi sosial ekonomi keluarga, pola asuh orang tua, kepemimpinan orang tua, kehidupan keberagamaan didalam keluarga, bimbingan belajar didalam keluarga dan kondisi lingkungan pergaulan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ketuntasan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan tersebut salah satunya berasal dari faktor eksternal yakni kondisi lingkungan masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat akan
188 memberikan peran dan andil dalam ketuntasan tugas-tugas perkembangan siswa, hal tersebut dikarenakan lingkungan masyarakat mampu membentuk kepribadian siswa melalui interaksi yang dilakukan siswa dengan individu ataupun maupun manusia lainnya Kondisi lingkungan masyarakat akan memberikan kontribusi terhadap ketuntasan tugastugas perkembangan siswa, termasuk kepada para siswa SMP Negeri 8 Surakarta. Lingkungan masyarakat akan membentuk setiap pribadi dan karakter menjadi baik ataupun tidak baik melalui hal-hal yang dipelajari dilingkungan melalui indra pengelihatan, pendengaran penciuman, perasa dan perabanya.
dampak negatif dan positif bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa serta terhadap ketuntasan tugas-tugas perkembangannya, maka penulis ingin melakukan penelitian yang berkaitan dengan latar belakang masalah tersebut dengan judul penelitian: “KONTRIBUSI KONDISI LINGKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012?”
B. Rumusan Masalah
Hal yang dipelajari oleh siswa inilah yang sangat berguna dan akan membantu siswa dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangannya sebagai siswa Sekolah Menegah Pertama, karena pada masa ini merupakan bagian kehidupan yang sangat penting dalam siklus perkembangan individu. Pada masa usia Sekolah Menegah Pertama individu dituntut untuk mampu menuntaskan atau menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya karena kegagalan siswa dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangannya selain akan berpengaruh terhadap periode perkembangan selanjutnya juga akan membawa reaksi negatif dan juga rasa cemas dan gelisah didalam dirinya.
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Kegagalan ataupun terhambatnya siswa dalam menuntaskan tugas-tugas perkembangan tersebut dapat menimbulkan reaksi yang negatif terhadap sikap dan perilaku siswa yang mengalaminya seperti perilaku menutup diri, tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungannya, atau bahkan dapat menimbulkan perilaku menyimpang.
Sejalan dengan permasalahan yang ditemukan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
Perilaku-perilaku menyimpang ini tidak lepas dari pengaruh yang diberikan oleh lingkungan masyarakat, jika lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah bentuk lingkungan yang cenderung negatif hal ini akan berakibat kurang baik terhadap tidak tertuntaskan atau tercapainya tugas-tugas perkembangan siswa tersebut sebagai peserta didik. Memahami pentingnya bahwa kondisi lingkungan masyarakat dapat memberikan
1. Bagaimana tingkat pencapain tugas-tugas perkembangan siswa pada siswa-siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012? 2. Bagaimana kondisi lingkungan masyarakat pada siswa-siswa tersebut? 3. Seberapa besar kontribusi lingkungan masyarakat terhadap tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa pada siswa-siswa tersebut? C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat pencapain tugas-tugas perkembangan siswa pada siswa-siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 2. Untuk megetahui kondisi lingkungan masyarakat pada siswa-siswa tersebut 3. Untuk mengetahui kontribusi kondisi lingkungan masyarakat terhadap tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangannya.
D. Manfaat Penelitian
189 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan memberikan manfaat praktis dalam rangka memecahkan masalah aktual. 1. Manfaat Teoritis a. Untuk dapat memperkaya teori yang sudah ada yang berkaitan dengan kontribusi kondisi lingkungan masyarakat terhadap tingkat pencapaian tugas–tugas perkembangan siswa Sekolah Menengah Pertama b. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian bagi penelitianpenelitian selanjutnya terutama penelitian di bidang bimbingan dan konseling perkembangan. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan masukan kepada kepala sekolah dalam membantu proses pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa. b. Memberikan masukan kepada guru tentang pelayanan bimbingan dan konseling yang berdasarkan pada upaya ketuntasan tugas-tugas perkembangan setiap peserta didik . c. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada siswa mengenai tugas–tugas perkembangannya, serta pentingnya pencapaian tugas – tugas tersebut secara optimal E. Rancangan atau Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam pendekatan penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif. Menurut Sutarno (2010:13) penelitian deskriptif adalah “penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan, melukiskan atau memberikan dan menafsirkan peristiwa atau situasi yang terjadi saat sekarang atau penelitian berlangsung untuk
keperluan saat sekarang”. Dapat disimpulkan dari pengertian tersebut bahwa penelitian deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan yang terjadi saat ini berdasarkan fakta yang ada. Ciri-ciri
pokok
penelitian
deskriptif
adalah: a.
Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk membuat deskripsi mengenai peristiwa, kejadian atau gejala tingkah laku b. Penelitian deskriptif diutamakan memusatkan pada maslah aktual yang terjadi saat sekarang c. Data mula-mula dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis. (Sutarno, 2010: 13) Tujuan penelitian deskriptif menurut Sumadi Suryabrata (2003: 75) yaitu “membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”. Pemilihan penelitian deskriptif dipilih karena penelitian ini memusatkan pada masalah yang ada pada masa kini yang bersifat aktual dan merupakan topik yang masih hangat diperbicarakan pada saat ini. Sehubungan dari ciri-ciri penelitian deskriptif diatas, penelitian ini termasuk dengan penelitian kuantitatif. 2.
Variabel Penelitian Definisi variabel menurut Sumadi Suryabrata (2003: 5) adalah segala sesuatu yang menjadi obyek penelitian. Variabel disebut juga faktorfaktor yang terkandung dalam gejala atau peristiwa yang terjadi. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 116) variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa, variabel penelitian adalah konsep yang terkandung dalam obyek penelitian yang bervariasi. Variabel tergantung (independent variable) adalah kondisi atau karakterisrik yang berubah atau muncul ketika penelitian mengintroduksi, pengubah atau mengganti variabel bebas (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2002: 119). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Tingkat Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Siswa.
190 Variabel bebas adalah kondisi-kondisi atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi dalam rangka untuk menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2002: 119). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kondisi lingkungan masyarakat. F. Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) tingkat pencapaian tugas–tugas perkembangan siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta; 2) kondisi lingkungan masyarakat siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta; dan 3) kontribusi kondisi lingkungan masyarakat terhadap tingkat pencapaian tugas–tugas perkembangan siswa. Setelah dilakukan analisis data untuk setiap pengujian hipotesis diperoleh nilai sebagai berikut: 1. Pada uji hipotesis 1 dengan diperoleh nilai t hitung sebesar 11,31783 dengan taraf kesalahan 5% untuk diuji satu fihak dengan nilai t tabel = 1,645 maka t hitung > t tabel, sehingga dapat diartikan bahwa tingkat pencapaian tugastugas perkembangan siswa kelas VIII SMP negeri 8 Surakarta rata-rata skor yang diperoleh adalah lebih dari 37 (>37). 2. Pada uji hipotesis 2 dengan nilai thitung sebesar 11,54460 dengan taraf kesalahan 5% untuk diuji satu fihak diperoleh ttabel = 1,645 maka thitung > ttabel, sehingga dapat diartikan bahwa kondisi lingkungan masyarakat siswa tersebut rata-rata skor yang diperoleh adalah lebih dari 18 (>18). 3. Kontribusi kondisi lingkungan masyarakat ( X ) terhadap tingkat pencapaian tugas–tugas perkembangan siswa. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga diterima yaitu bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara kondisi lingkungan masyarakat terhadap tingkat pencapaian tugas – tugas perkembangan siswa SMP Negeri 8 Surakarta sebesar 86,9 %. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan masyarakat turut memberikan kontribusi terhadap tingkat pencapaian tugas – tugas perkembangan siswa.
Dari data hasil pengujian tersebut dapat diketahui dan diperoleh nilai rata-rata dari variabel kondisi lingkungan masyarakat (X) siswa SMP Negeri 8 Surakarta adalah 20, 530 > 18, rata-rata nilai variabel tingkat pencapaian tugastugas perkembangan siswa 39,1857 > 37 dan kontribusi yang diberikan variabel kondisi lingkungan masyarakat (X) terhadap tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa (Y) sebesar 86,9%. Ini berarti bahwa kenaikan dari variabel kondisi lingkungan masyarakat (X) akan diikuti dengan meningkatnya variabel tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa (Y) dan juga kontribusi yang diberikan oleh variabel kondisi lingkungan masyarakat (X) terhadap tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa (Y) tergolong tinggi yaitu sebesar 86,9%. Selain hal tersebut diketahui bahwa peningkatan variabel kondisi lingkungan masyarakat (X) yakni dari nilai 18 menjadi 20,53 atau 20,530>18 akan diikuti dengan peningkatan variabel pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa (Y) dari nilai 37 menjadi 39,1857 atau 39,1853>37 hal ini menandakan bahwa dengan semakin baiknya kondisi lingkungan masyarakat maka semakin baiknya pula tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa. Selain itu tingginya kontribusi yang diberikan oleh variabel kondisi lingkungan masyarakat (X) terhadap tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa (Y) yaitu sebesar 86,9% dikarenakan kondisi lingkungan dan keadaan masyarakat yang tinggal dan hidup didalamnya secara langsung ataupun tidak langsung akan memberikan peran, andil, maupun saling memberikan pengaruh terhadap perkembangan pribadi dan sosial siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh M. Elly Setiadi,dkk (2008: 177) lingkungan adalah “suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan lebih kompleks”, dan juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hassan Shadily (1999: 47) yang menjelaskan bahwa masyarakat adalah “golongan besar atau kecil terdiri dari beberapa manusia, yang dengan
191 atau karena sendirinya bertalian secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lain”. Adapun hal penting lainnya, bahwa didalam lingkungan masyarakat atau sosial didalamnya akan terjadi kontak maupun interaksi antar individu maupun antar manusia, dan hal ini akan memberikan pengaruh, peran, maupun kontribusi untuk proses perkembangan individu, seperti yang diungkapkan oleh Charles Zastrow dan Karen K. Kirst-Ashman (1989: 8) adalah sebagai berikut: The social environment involves the condition, circumstances, and human interactions which encompass beings. Persons are dependent on effective interactions with tthis environment in order to survive and thrive. The social envinronment includes the type of home a person live in, the type of work that’s done, the amount of money available, and the laws and social rulrs that must be lived by. The social environment also includes all th individuals, groups, organizations and systems with which a person comes into contact. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa lingkungan sosial atau masyarakat meliputi kondisi, keadaan dan interaksi antar manusia yang mencakup secara keseluruhan. Setiap orang tergantung pada keberhasilannya berinteraksi dengan lingkungan seperti untuk bertahan hidup dan untuk terus berkembang. Lingkungan sosial termasuk tipe rumah tempat tinggal, tipe pekerjaan yang dilakukan, jumlah keuangan, serta aturan hukum dan aturan sosial yang kesuluruhannya harus dimiliki. Lingkungan sosial juga termasuk seluruh individu, kelompok, organisasi, dan sistem dimana setiap orang dapat saling melakukan kontak. Oleh karena itu, para siswa hendaknya untuk lebih cermat dan lebih selektif dalam berinteraksi, bersosialisasi, dan beradaptasi terhadap lingkungan maupun masyarakat yang hidup didalamnya agar tidak terpengaruh hal-hal yang negatif dan dapat menghambat ketuntasan tugstugas perkembangannya, serta untuk para orang tua hendaknya mampu memberikan lingkungan masyarakat yang baik bagi anaknya, karena
kondisi lingkungan masyarakat yang baik akan membuat anak lebih optimal untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangannya. G. Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah peneliti lakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada umumnya tingkat pencapaian tugastugas perkembangan yang telah dicapai siswasiswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012 yaitu terdapat pada tingkatan perlindungan diri, tingkat konformistik, tingkat sadar diri, dan tahap seksama. Rata-rata skor tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan yang diperoleh adalah lebih dari 37 (≥37) berada diantara 3741 termasuk dalam kategori sedang dan terletak pada tingkat III: Tahap Konformitas (KOM). 2. Pada umumnya kondisi lingkungan masyarakat siswa SMP Negeri 8 Surakarta tersebut rata-rata skor yang diperoleh adalah lebih dari 18 (≥18) berada diantara 18-22 termasuk dalam kategori sedang. 3. Kontribusi kondisi lingkungan masyarakat terhadap tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa pada siswa-siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Surakarta sebesar 86,9%. H. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian tentang kontribusi kondisi lingkungan masyarakat terhadap tingkat pencapaian tugas– tugas perkembangan siswa yang telah dilaksanakan, berikut implikasi dari penelitian ini: 1. Tingkat pencapaian tugas–tugas perkembangan siswa dapat diprediksi dari kondisi lingkungan masyarakat. 2. Tingkat pencapaian tugas–tugas perkembangan siswa berada pada kategori sedang dan terletak pada tingkat III: Tahap Konformitas (KOM). sehingga perlu ditingkatkan lagi agar tingkat pencapaian pencapian tugas-tugas perkembangan berada pada tingkat IV: Tahap Sadar Diri (SD).
192 3. Kondisi lingkungan masyarakat siswa berada pada kategori sedang, maka perlu adanya peningkatan dari kondisi lingkungan masyarakat agar tingkat pencapaian tugastugas perkembangan siswa menjadi lebih optimal 4. Kondisi lingkungan masyarakat memberikan kontribusi terhadap tingkat pencapaian tugas – tugas perkembangan siswa. I. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, maka ada beberapa saran yang perlu disampaikan, yaitu: 1. Bagi Pihak Sekolah : a. Kepada Guru BK sebaiknya lebih aktif dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling perkembangan kepada para siswa, agar para siswa mampu melaksanakan dan menuntaskan tugastugas perkembangannya secara optimal karena keberhasilan dalam menuntaskan tugas–tugas perkembangan tersebut sangat mempengaruhi ketuntasan tugas– tugas perkembangan siswa pada periode selanjutnya. b. Diharapkan kepada guru BK untuk memperhatikan faktor lingkungan masyarakat tempat siswa tinggal, artinya bahwa lingkungan masyarakat satu dengan yang lain dapat memberi pengaruh yang berbeda terhadap sikap, perilaku dan ketuntasan tugas-tugas perkembangan siswa. 2. Bagi Orang tua siswa: a. Sebaiknya orang tua siswa lebih memperhatikan dan mengawasi setiap perkembangan yang terjadi pada diri anak atau siswa, agar orang tua mengetahui dan memahami perkembangan yang sedang terjadi pada anaknya. b. Orang tua harus mendidik dan memberikan contoh kepada anaknya sejak usia dini, baik itu memberikan pendidikan umum serta memberikan kondisi lingkungan yang baik agar mampu untuk menunjang perkembangan sosial anaknya.
c. Diharapkan orang tua dalam mendidik anaknya untuk tetap memberikan bimbingan dan contoh teladan yang baik sehingga anak akan selalu mencotoh dari perilaku orang tua dan dijadikan pegangan dalam berperilaku di kehidupan seharihari dan dalam hidup bermasyarakat. 3. Bagi Peserta Didik : a. Peserta didik harus memahami bahwa lingkungan masyarakat akan memberikan peranan terhadap perkembangannya b. Peserta didik harus bersikap aktif dan kritis agar mampu mencapai ketuntasan dalam tugas-tugas perkembangannya. 4. Bagi Peneliti Berikutnya : Penelitian yang akan dilakukan berikutnya hendaknya benar-benar memahami dan mempersiapkan materi-materi yang dibutuhkan, dan lebih memperhatikan kepada penggunaan instrument yang akan digunakan dalam pengumpulan data penelitia. Hal ini agar hasil yang akan diperoleh lebih optimal dan maksimal serta bermanfaat bagi setiap pihak baik yang terlibat dalam penilitain tersebut maupun bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA Akhmad Sudrajat. 2008 Pengaruh Lingkungan Terhadap Individu. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/20 08/02/07/pengaruh-lingkungan-terhadapindividu. diakses Pada tanggal 22 Agustus 2012. Cholid
Nabuko dan Abu Ahmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Dedi Rosadi. 2009. Program Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan Pencapaian Tugas Perkembangan Siswa (Studi analitis tentang tugas perkembangan siswa dalam upaya pengembangan program bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Kibin Kabupaten SerangBanten).
193 http://reporsitory.upi.edu/tesislist.php. Diakses pada tanggal 03 Maret 2012. Dewi Puji Lestari. 2011. Pengaruh Lingkungan Masyarakat Terhadap Etika Berbusana Remaja Di Desa Sendangrejo Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. http://lib.unnes.ac.id/3990. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2012. Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2007. RambuRambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam jalur Pendidikan Formal. Jakarta. Elly Setiadi,dkk. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya. Jakarta: Kencana. Hassan
Shadily. 1999. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Havighurst, Robert J. 1953. Human Development and Education. New York: David McKay Company.Inc. Mamat
Supriatna. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor). Jakarta: Rajawali Pers.
Oman Sukmana. 2003. Dasar-Dasar Psikologi Lingkungan. Malang: UMM Press. Suharsimi Arikunto. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Asdi Mahasatya. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik ( Edisi revisi VI ). Jakarta: PT.Asdi Mahasatya. Sumadi Suryabrata. 2003. Metodologi Penelitian Edisi II. Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada. Sutarno. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Bimbingan. Surakarta: UNS press. Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV ALVABETA. Tedjo N. Reksoatmodjo. 2007. Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama. Tony Wijaya. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Wakitri ,dkk. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Surakarta: UNS Press. Yohanes Anton Nugroho. 2011. It’s Easy, Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta : Skripta Media Creative. Zastrow, Charles and Kirst-Ashman, 1989. Understanding Human and Social Environment. Nelson-Hall
Karen K. Behaviour Chicago: Publishers