PEMBELAJARAN MENGUNGKAPKAN INFORMASI DALAM BENTUK LAPORAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 MALANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Novi Dwi Cahyanti * Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 Email:
[email protected] Pembimbing (I): Prof. Dr. Anang Santoso, M.Pd. (II): Dr. Kusubakti Andajani, M.Pd. ABSTRACT: The aims of this research are to describe (1) planning, (2) implementation, and (3) evaluation of teaching and learning on information reveal in the report form subject for the VIII Graders of SMP Negeri 8 Malang in 2011/2012 academic year. The data are in the form of information about plan, implementation, and evaluation of teaching and learning are obtained through interview, observation, and documentation study techniques. The research result includes: (1) the teacher arranges teaching and learning plan with MGMPS team; (2) the teacher establishes teaching and learning based on the education principles; (3) teaching and learning evaluation that is made by the teacher has not yet included teaching and learning aspect in whole. Key words: information reveal teaching and learning, activity report, writing and speaking teaching and learning. ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) evaluasi pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan di kelas VIII SMP Negeri 8 Malang tahun pelajaran 2011/2012. Data berupa informasi mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dikumpulkan melalui teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian meliputi: (1) guru menyusun perencanaan pembelajaran bersama tim MGMPS; (2) guru melaksanakan pembelajaran mengikuti prinsip edukatif; (3) evaluasi pembelajaran buatan guru belum memuat aspek pembelajaran secara keseluruhan. Kata kunci: pembelajaran mengungkapkan informasi, laporan kegiatan, pembelajaran menulis dan berbicara.
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan sistemik terhadap seluruh komponen pendidikan, seperti peningkatan kualitas guru, kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, iklim pembelajaran yang kondusif, serta didukung kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Dari komponenkomponen tersebut, guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan dan harus mendapat perhatian sentral, pertama, dan utama. Hal ini dikarenakan di tangan gurulah kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, serta iklim pembelajaran menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan strategis ketika berbicara masalah pendidikan karena guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah. *
Novi Dwi Cahyanti adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang, 2012.
Upaya perbaikan apa pun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kualitas pendidikan harus berpangkal dari guru dan berujung pada guru pula karena guru merupakan titik sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar-mengajar. Berdasarkan kondisi tersebut, guru dituntut memiliki kompetensi profesional, yaitu kemahiran merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi, meliputi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan (Mulyasa, 2008:10). Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru diharapkan berpusat pada peserta didik, mengembangkan kreativitas peserta didik, bermuatan nilai etika, estetika, logika, dan kinestetika, serta menyediakan pengalaman belajar yang beragam. Terutama bagi pelajaran Bahasa Indonesia yang menjadi salah satu komponen yang sangat penting dalam KTSP. Hal ini dikarenakan pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual peserta didik, serta merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya, serta meningkatkan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan mapun tertulis (BSNP, 2006:231). Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam kurikulum mencakup materi kebahasaan dan materi kesastraan, serta memuat empat aspek keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik, yakni keterampilan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang saling terkait satu dengan yang lain dan dikembangkan dengan porsi yang tepat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan. Salah satu kompetensi yang diajarkan pada jenjang sekolah menengah pertama yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan. Kompetensi tersebut memuat dua aspek keterampilan, yaitu aspek berbicara dan aspek menulis. Standar kompetensi yang digunakan pada aspek menulis yaitu mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk, dengan kompetensi dasar menulis laporan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar, sedangkan standar kompetensi yang digunakan pada aspek berbicara yaitu mengungkapkan berbagai informasi melalui wawancara dan presentasi laporan, dengan kompetensi dasar menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar. Kedua kompetensi dasar tersebut merupakan keterampilan berbahasa produktif yang diajarkan di kelas VIII pada semester satu, serta membutuhkan alokasi waktu pembelajaran yang lebih banyak daripada pembelajaran keterampilan berbahasa reseptif. Terkait dengan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 8 Malang tahun pelajaran 2011/2012.
METODE Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Malang dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai pengamat pasif. Artinya, peneliti hanya mengumpulkan data berdasarkan pengamatan di dalam kelas secara wajar sebagaimana adanya tanpa dipengaruhi oleh pihak lain, supaya data yang diperoleh alamiah sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Instrumen utama penelitian ini yaitu peneliti sendiri (human instrumen). Hal ini dikarenakan peneliti berperan penuh dalam proses penelitian, yaitu sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, hingga pembuat simpulan atas temuan penelitian. Untuk menghindari penyimpangan data dari rumusan masalah, maka penelitian ini juga menggunakan instrumen pendukung berupa pedoman analisis dokumentasi RPP, pedoman wawancara, dan pedoman observasi. Data penelitian berupa informasi mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran diperoleh dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan peserta didik selama mengikuti pembelajaran di kelas melalui teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur yang ditujukan kepada guru dan peserta didik. Teknik pengamatan (observasi) digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan pembelajaran berupa gambaran realistik selama kegiatan pembelajaran berlangsung, serta digunakan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh melalui wawancara. Adapun teknik studi dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh informasi mengenai perencanaan pembelajaran, berupa silabus dan RPP. Analisis data penelitian dilakukan terus menerus selama proses pengumpulan data di lapangan hingga setelah pengumpulan data berakhir. Analisis data selama proses pengumpulan data bertujuan untuk menentukan pokok permasalahan yang akan diungkap pada pertemuan berikutnya, membatasi peneliti mengumpulkan data yang kurang bermanfaat, dan menghindarkan peneliti dari adanya penumpukan data. Analisis data setelah pengumpulan data berakhir bertujuan mengorganisir dan mempelajari kembali semua analisis data yang sudah terkumpul. Adapun proses analisis data penelitian ini terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk menjaga keabsahan data, penelitian ini menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber, serta melakukan perpanjangan kehadiran dan ketekunan pengamatan. Data berupa silabus dan RPP dianalisis menggunakan pedoman analisis dokumentasi desain pembelajaran, sedangkan data berupa pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran dianalisis menggunakan pedoman analisis pelaksanaan pembelajaran. HASIL Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara, guru menyusun perencanaan pembelajaran bersama tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS). Perencanaan pembelajaran yang disusun bersama tim MGMPS meliputi (1) program tahunan (prota), (2) program semester (promes), (3) silabus, dan (4) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP dikembangkan lagi oleh guru disesuaikan dengan kondisi peserta didik di kelas, supaya pembelajaran lebih terarah, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran, serta menciptakan pembelajaran yang efektif dan inovatif. Komponen silabus yang dikembangkan oleh guru menjawab kompetensi yang akan dikembangkan, beserta cara mengembangkannya pada peserta didik melalui standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang dicantumkan ke dalam silabus. Materi pembelajaran yang dicantumkan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru terdiri atas pokok-pokok langkah kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar. Indikator di setiap kompetensi dasar yang dirumuskan disertai dengan implementasi pendidikan berkarakter. Adapun sistem penilaian yang terdapat pada silabus terdiri atas teknik, bentuk instrumen, dan instrumen yang digunakan. Sistem penilaian yang dirumuskan tersebut berbeda di setiap kompetensi dasar yang diajarkan. Kompetensi dasar menulis laporan menggunakan teknik tes tulis dengan bentuk instrumen berupa tes kemampuan menulis, sedangkan pada kompetensi dasar menyampaikan laporan secara lisan guru menggunakan teknik tes lisan dengan bentuk instrumen berupa tes kemampuan berbicara. RPP yang disusun oleh guru memuat indikator keberhasilan dan indikator pendidikan berkarakter. Indikator keberhasilan dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional sehingga menggambarkan perilaku yang dapat diukur, namun masih terdapat kerancuan antara indikator dengan pengalaman belajar peserta didik. Indikator pendidikan berkarakter yang dirumuskan pada KD menyampaikan laoran secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar belum mencantumkan nilai pendidikan berkarakter berperilaku santun. Nilai pendidikan berkarakter tersebut perlu dicantumkan karena dalam menyampaikan laporan secara lisan, peserta didik dituntut untuk dapat berperilaku santun di depan kelas. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru menggambarkan proses dan hasil belajar yang harus dicapai oleh peserta didik, namun belum memuat semua indikator yang dirumuskan oleh guru, terutama pada KD menulis laporan. Materi pembelajaran yang dipaparkan dalam RPP secara keseluruhan disesuaikan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta disusun sesuai dengan tingkat kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Metode dan media yang digunakan bervariasi. Metode dan media tersebut direncanakan berpusat pada peserta didik, disesuaikan dengan kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Skenario pembelajaran buatan guru yang tercantum dalam RPP meliputi tiga tahapan, yaitu (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Di setiap kegiatan yang dirumuskan disertai dengan metode pembelajaran yang bervariasi. Skenario pembelajaran tersebut dibagi dalam dua pertemuan dengan alokasi waktu 4x40 menit. Skenario pembelajaran tersebut dirumuskan secara jelas dan runtut, serta mencerminkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, namun alokasi waktu pada setiap kegiatan maupun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menunjang aktivitas pembelajaran tidak dirinci secara proposional. Adapun rubrik penilaian yang direncanakan oleh guru belum mengevaluasi semua aspek dalam sebuah pembelajaran, serta tidak disertai kriteria penilaian yang jelas dan terukur.
Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan terdiri atas dua pelaksanaan pembelajaran, yaitu menulis laporan dan menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar. Masingmasing pelaksanaan pembelajaran tersebut terdiri atas (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan di kelas VIII-H, tepatnya di ruang Bahasa Indonesia 3 (B3) karena SMP Negeri 8 Malang menggunakan sistem pembelajaran moving class. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru mengikuti prinsip-prinsip edukatif, yaitu pembelajaran yang berfokus pada peserta didik aktif dalam membangun makna atau pemahaman materi. Sepanjang pengamatan peneliti, kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan pendahuluan meliputi (1) kegiatan membuka pelajaran dengan salam dan doa, (2) pengaturan tempat duduk sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (3) mengemukakan kompetensi pembelajaran, dan (4) melakukan kegiatan apersepsi. Kegiatan salam dan doa merupakan kegiatan rutin yang selalu dilakukan oleh guru untuk membuka pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan. Kegiatan tersebut bertujuan menanamkan nilai pendidikan berkarakter mensyukuri nikmat Tuhan pada diri peserta didik. Kegiatan pengaturan tempat duduk pada kegiatan pendahuluan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara memindahkan peserta didik yang berpotensi tidak memperhatikan pembelajaran ke deretan tempat duduk paling depan supaya peserta didik termotivasi untuk lebih memperhatikan pembelajaran. Adapun kegiatan apersepsi dilakukan oleh guru melalui teknik tanya jawab. Hal ini bertujuan menyelaraskan pemahaman yang dimiliki peserta didik berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai serta menumbuhkan pendidikan berkarakter berpikir cepat dan kritis. Kegiatan yang diabaikan oleh guru pada kegiatan pendahuluan yaitu kegiatan presensi. Kegiatan inti yang dilaksanakan oleh guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk turut aktif mengikuti berbagai metode dan media pembelajaran yang bervariasi, serta aktif mengembangkan keterampilan sesuai dengan kompetensi dasar baik secara individual maupun kelompok. Metode yang diterapkan oleh guru pada kegiatan inti meliputi pemodelan, inkuiri, masyarakat belajar (learning community), praktik (penugasan pada KD menulis laporan), dan unjuk diri (penugasan pada KD menyampaikan laporan secara lisan). Metode pemodelan digunakan untuk memberikan gambaran mengenai kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik. Metode inkuiri digunakan untuk melibatkan peserta didik menemukan prosedur, konsep, prinsip maupun karakteristik, sehingga peserta didik mampu membangun pemahaman secara mandiri berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai. Metode masyarakat belajar (Learning community) digunakan untuk melibatkan peserta didik mengintegrasikan kecakapan hidup dan melakukan kerja sama. Masyarakat belajar dapat tercipta apabila ada proses komunikasi dua arah dan diidentikkan dengan adanya kelompok belajar. Oleh karena itu, pada kegiatan inti guru mengkondisikan peserta didik untuk duduk berkelompok dengan peserta didik yang lain. Melalui kegiatan diskusi kelompok peserta didik dituntut untuk dapat berpikir kritis, bertindak kreatif, dan menghargai pendapat teman dalam sebuah kelompok.
Adapun metode praktik dan unjuk diri digunakan untuk membangun karakter berpikir kritis dan kreatif dengan menuangkan ide-ide dalam bentuk kerjasama. Media yang digunakan oleh guru dibedakan menjadi dua, yaitu (1) media visual dan (2) media audio visual. Media tersebut digunakan oleh guru supaya peserta didik dapat melakukan pengamatan, bertanya, mengumpulkan data, dan menarik kesimpulan. Media visual yang digunakan oleh guru dalam setiap pembelajaran berupa media tayang power point, LKS dan berbagai macam jenis laporan meliputi laporan pengamatan, laporan kegiatan, laporan penelitian, dan laporan perjalanan, sedangkan pada KD menyampaikan laporan secara lisan, guru menggunakan media audio visual berupa video. Penggunaan waktu kurang diperhatikan oleh guru pada kegiatan inti, sehingga pada kegiatan penutup yang seharusnya terdiri dari kegiatan refleksi diabaikan oleh guru. Guru hanya memberikan tugas lanjutan bagi peserta didik terkait dengan kompetensi yang sama untuk memeperdalam pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Bentuk penugasan yang serupa bertujuan meningkatkan pemahaman dan penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar yang sudah dipelajari. Evaluasi Pembelajaran Teknik evaluasi yang digunakan oleh guru terdiri atas (1) teknik tes dan (2) teknik nontes. Teknik berbentuk tes digunakan oleh guru untuk menilai kemampuan peserta didik, meliputi (1) aspek kognitif dan (2) aspek psikomotor. Bentuk instrumen yang digunakan pada tes menulis laporan yaitu (1) tes tertulis dan (2) tes perbuatan (performance test). Tes tertulis digunakan oleh guru untuk menilai aspek kognitif, sedangkan tes perbuatan (performance test) digunakan oleh guru untuk menilai aspek kemampuan yang bersifat psikomotor (keterampilan menulis). Penilaian tes tersebut menggunakan rubrik penilaian yang penilaiannya diberikan dalam bentuk angka. Adapun bentuk instrumen yang digunakan pada tes menyampaikan laporan secara lisan yaitu tes perbuatan (performance test). Tes tersebut digunakan untuk menilai aspek kemampuan yang bersifat psikomotor (keterampilan berbicara). Dalam pelaksanaannya, guru menyiapkan rubrik penilaian. Hal ini merupakan langkah kreatif guru untuk mengelola kelas, yaitu melibatkan peserta didik untuk melakukan peer assessment (penilaian antar teman). Teknik nontes yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan bertujuan menilai sikap, minat, dan kepribadian peserta didik selama mengikuti pembelajaran di kelas. Bentuk instrumen yang digunakan oleh guru berupa pedoman observasi. Pedoman observasi tersebut diwujudkan dalam bentuk rubrik penilaian. Rubrik penilaian nontes yang digunakan oleh guru pada saat pelaksanaan pembelajaran sedikit berbeda dengan rubrik penilaian nontes yang sudah direncanakan sebelumnya pada RPP. Kriteria penilaian nontes yang digunakan oleh guru pada saat pelaksanaan berbentuk pernyataan sangat tampak, tampak, belum tampak, dan tidak tampak. Kriteria penilaian yang digunakan pada saat pelaksanaan pembelajaran tersebut lebih sesuai diterapkan pada penilaian teknik nontes, karena teknik nontes tidak memerlukan skor dalam penilaian. Hal ini dikarenakan penilaian nontes hanya dilakukan untuk menilai aspek afektif peserta didik selama mengikuti pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru melakukan tindak lanjut pada peserta didik yang tidak tuntas berupa kegiatan remidi. Kegiatan remidi diberikan pada peserta didik yang mendapat nilai di bawah SKM yaitu 75. Standar ketuntasan minimal tersebut ditentukan oleh guru bersama tim MGMPS. Kegiatan remidi hanya dilakukan oleh guru pada KD menulis laporan. Remidi dilakukan dengan memberikan tugas tersetruktur pada peserta didik yang harus dikerjakan di rumah, yaitu membuat laporan kegiatan berwawancara. Pada kegiatan remidi tersebut untuk mengantisipasi kebiasaan peserta didik yang suka terlambat mengumpulkan tugas remidi, guru memberikan batas waktu pengumpulan guna menanamkan karakter bertanggung jawab pada peserta didik. Sehingga peserta didik yang mengumpulkan tugas melampaui batas waktu yang ditentukan dianggap tidak memperbaiki nilainya dan tidak diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan remidi. PEMBAHASAN Perencanaan Pembelajaran Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 8 Malang membuat perencanaan pembelajaran berupa prota, promes, silabus, dan RPP bersama tim MGMPS di awal tahun ajaran baru. Adanya tim MGMP di dalam lingkup sekolah sangat dianjurkan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Mulyasa (2010:37—38) bahwa dengan adanya MGMP di dalam lingkup sekolah dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Sesuai dengan KTSP yang menyebutkan bahwa pengembangan kurikulum diharapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka guru mengembangkan perencanaan pembelajaran berupa silabus dan RPP disesuaikan dengan kondisi peserta didik di dalam kelas supaya pembelajaran lebih terarah, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, serta menciptakan pembelajaran yang efektif dan inovatif. Silabus buatan guru sesuai dengan prinsip pengembangan silabus yaitu ilmiah, relevan, sistematis, dan berkesinambungan (Majid, 2009:41). Hal ini dikarenakan komponen pada silabus yang dikembangkan oleh guru menjawab kompetensi yang akan dikembangkan beserta cara mengembangkannya pada peserta didik melalui standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang dicantumkan di dalam silabus. Selain itu, komponenkomponen yang terdapat pada silabus saling berkaitan antara SK, KD, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sistem penilaian, dan sumber belajar. Tidak hanya itu saja karena materi pembelajaran yang dicantumkan dalam silabus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. RPP buatan guru terdiri atas beberapa komponen meliputi (1) mencantumkan identitas mata pelajaran, (2) mengutip standar kompetensi dan kompetensi dasar, (3) merumuskan indikator, (4) merumuskan tujuan pembelajaran, (5) memaparkan materi pembelajaran, (6) menentukan metode/strategi pembelajaran, (7) menyusun skenario pembelajaran, (8) menentukan sumber belajar, (9) menentukan media pembelajaran, dan (10) menyusun perangkat penilaian pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa (2010:239) yang mengatakan bahwa format RPP berbasis KTSP sekurang-kurangnya memuat (1) tujuan pembelajaran, (2) materi ajar, (3) metode pengajaran, (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.
Indikator pada RPP terdiri atas indikator keberhasilan dan indikator pendidikan berkarakter. Indikator keberhasilan yang dirumuskan oleh guru pada RPP dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional sehingga menggambarkan perilaku yang dapat diukur, walaupun masih terdapat kerancuan antara indikator dengan pengalaman belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Majid (2009:53) bahwa (1) indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan, dan respon yang dilakukan peserta didik, (2) indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, dan (3) indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diukur sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat evaluasi. Adapun indikator pendidikan berkarakter yang dirumuskan oleh guru disesuaikan dengan SK dan KD yang akan diajarkan, serta dikembangkan ke dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa guru mengikuti prinsip pengembangan nilai karakter yang diungkapkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010:19). Prinsip pengembangan nilai karakter tersebut meliputi (1) SK dan KD dikaji untuk menentukan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dicantumkan, (2) memperlihatkan keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator, dan (3) mengembangkan proses pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai. Materi yang dipaparkan oleh guru disesuaikan dengan KD yang hendak dicapai dan indikator yang dirumuskan. Metode dan media yang digunakan bervariasi. Guru merumuskan skenario pembelajaran secara jelas dan runtut, serta mencerminkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran, namun alokasi waktu pada setiap kegiatan maupun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menunjang aktivitas pembelajaran tidak dirinci secara proposional. Pada perencanaan evaluasi pembelajaran guru membuat soal dan rubrik penilaian, namun rubrik penilaian buatan guru belum mengevaluasi semua aspek dalam sebuah pembelajaran. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan pelaksanaan pembelajaran meliputi (1) kegiatan pendahuluan (kegiatan yang bertujuan untuk motivasi, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran/kompetensi), (2) kegiatan inti (kegiatan pembelajaran dengan berbagai metode dan model pembelajaran yang bervariasi, serta kegiatan pembelajaran dengan berbagai media yang dapat mengembangkan pengalaman belajar guna mengembangkan kecakapan hidup peserta didik), dan (3) kegiatan penutup (kegiatan pembelajaran yang terdiri dari refleksi, penarikan kesimpulan, evaluasi, dan penugasan) (Depdiknas, 2007:41—42). Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh guru sedemikian rupa mengikuti prinsip kegiatan belajar mengajar yang bisa memberdayakan potensi peserta didik. Prinsip KBM tersebut terdiri atas (1) pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, (2) belajar melalui berbuat, mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial, (3) belajar sepanjang hayat, dan (4) belajar mandiri dan bekerjasama (Muslich, 2008:48—51). Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru meliputi kegiatan salam dan doa, kegiatan pengaturan tempat duduk, kegiatan menyampaikan kompetensi
pembelajaran, dan kegiatan apersepsi. Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru sesuai dengan pernyataan Hasibuan dan Moedjiono (2010,74—75) bahwa pada kegiatan pendahuluan, guru harus mampu (1) menarik perhatian peserta didik dengan cara penggunaan gaya mengajar yang menarik, media pembelajaran, serta pola interaksi yang bervariasi, (2) menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik, (3) memberikan acuan berupa usaha memberi gambaran yang jelas kepada peserta didik, dan (4) membuat kaitan, artinya mengaitkan aspek yang relevan dengan hal yang dipelajari dengan cara guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui peserta didik. Kegiatan inti yang dilakukan oleh guru dilaksanakan untuk memberikan kesempatan pada peserta didik aktif mengikuti berbagai metode pembelajaran meliputi pemodelan, inkuiri, masyarakat belajar (learning community), praktik, dan unjuk diri, menggunakan berbagai media meliputi media visual dan audio visual, serta aktif mengembangkan keterampilan sesuai dengan kompetensi dasar baik secara individual maupun bersama kelompok. Kegiatan tersebut sesuai dengan Materi Sosialisasi dan Pelatihan KTSP (Depdiknas, 2007:41) yang menjelaskan bahwa kegiatan inti dalam sebuah pembelajaran terdiri dari (1) kegiatan pembelajaran dengan berbagai metode dan model pembelajaran yang bervariasi, (2) kegiatan pembelajaran dengan berbagai media yang dapat mengembangkan pengalaman belajar menyenangkan, dan (3) pengembangan kecakapan hidup melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pada kegiatan penutup guru kurang mampu mengatur waktu yang sudah dialokasikan sebelumnya pada kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti sehingga pada kegiatan penutup guru mengabaikan kegiatan refleksi. Guru hanya memberikan penugasan pada peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman serta penguasaan terhadap kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya di dalam kelas. Hal ini tidak sesuai dengan Materi Sosialisasi dan Pelatihan KTSP (Depdiknas, 2007:41—42) bahwa kegiatan penutup terdiri dari kegiatan refleksi, kesimpulan, evaluasi, dan penugasan. Dari beberapa temuan pada pelaksanaan pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik karena guru mampu mengelola kelas, mengelola peserta didik, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi pembelajaran, dan mengelola sumber belajar (Muslich, 2008:73). Selain itu, pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bersifat interaktif dan komunikatif, artinya kegiatan pembelajaran tersebut bersifat multi-arah antara guru, peserta didik, dan sumber belajar. Evaluasi Pembelajaran Pada tahap evaluasi pembelajaran guru menggunakan teknik tes dan teknik nontes guna menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Hal ini sesuai dengan pernyataam Sudjana (2005:113) bahwa teknik penilaian yang paling tepat untuk menilai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor terdiri atas teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes yang direncanakan digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, sedangkan teknik nontes digunakan untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku peserta didik selama mengikuti pembelajaran.
Setiap teknik yang digunakan disertai dengan bentuk instrumen dan instrumen penilaian. Bentuk instrumen yang digunakan pada teknik tes yaitu tes tertulis dan tes perbuatan, sedangkan bentuk instrumen pada teknik nontes yaitu observasi. Dari pemilihan bentuk instrumen yang digunakan oleh guru pada teknik tes tampak bahwa guru masih melakukan kesalahan dalam melakukan penilaian berdasarkan karakteristik kompetensi dasar. Karena kompetensi dasar yang digunakan guru yaitu menulis laporan dan menyampaikan laporan secara lisan, maka bentuk instrumen yang digunakan seharusnya hanya tes perbuatan (performance test). Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Purwanto (2010:110) bahwa kemampuan yang bersifat kognitif (ingatan dan pemahaman) dinilai melalui tes tertulis atau tes lisan, sedangkan tes perbuatan digunakan untuk menilai aspek kemampuan yang bersifat psikomotor (keterampilan). Setiap bentuk instrumen yang digunakan oleh guru disertai dengan rubrik penilaian. Cara yang ditempuh guru untuk memberikan penilaian berbeda di setiap teknik yang digunakan. Pada teknik tes guru memberikan penilaian dalam bentuk angka, sedangkan pada teknik nontes guru memberikan penilaian dalam bentuk pernyataan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Purwanto (2010:109) yaitu di dalam sebuah penilaian terdapat dua cara yang dapat ditempuh yaitu cara kuantitatif diberikan penilaian dalam bentuk angka, sedangkan cara kualitatif diberikan penilaian berbentuk pernyataan. Instrumen yang digunakan oleh guru diwujudkan dalam bentuk soal. Soal buatan guru disesuaikan dengan kompetensi dasar yang hendak dicapai dan indikator yang dirumuskan. Hanya saja instrumen tersebut tidak disertai dengan rubrik penilaian yang sesuai dengan rumusan indikator pembelajaran baik pada KD menulis laporan maupun pada KD menyampaikan laporan secara lisan. Hal tersebut dikarenakan rubrik penilaian buatan guru tidak disertai dengan kriteria penilaian yang jelas dan terukur. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Arifin (2011:6) bahwa pemberian penilaian tanpa disertai kriteria yang jelas dan terukur, bukanlah suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi pembelajaran. Dari beberapa temuan pada pelaksanaan evaluasi pembelajaran dapat disimpulkan bahwa guru belum mengikuti prinsip-prinsip penilaian, seperti yang dikemukakan oleh Arifin (2011:52), yaitu (1) mendidik, (2) terbuka, (3) menyeluruh, (4) terpadu, (5) objektif, (6) sistematis, (7) berkesinambungan, (8) adil, dan (9) menggunakan acuan kriteria. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, guru menyusun perencanaan pembelajaran bersama tim MGMPS. Perencanaan pembelajaran tersebut kemudian dikembangkan lagi oleh guru disesuaikan dengan kondisi peserta didik di dalam kelas. Silabus buatan guru disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan dikembangkan sesuai dengan prinsip pengembangan silabus yaitu ilmiah, relevan, sistematis, dan berkesinambungan. RPP yang disusun guru memuat indikator keberhasilan dan indikator pendidikan berkarakter. Materi yang dipaparkan oleh guru disesuaikan dengan KD yang hendak dicapai dan indikator yang dirumuskan. Metode dan media yang digunakan bervariasi. Selain itu, guru merumuskan skenario pembelajaran secara jelas
dan runtut, serta mencerminkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Namun alokasi waktu pada setiap kegiatan maupun strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menunjang aktivitas pembelajaran tidak dirinci secara proposional. Adapun rubrik penilaian yang direncanakan oleh guru belum mengevaluasi semua aspek dalam sebuah pembelajaran, serta tidak disertai kriteria penilaian yang jelas dan terukur. Terdapat tiga kegiatan yang dilakukan oleh guru pada tahap pelaksanaan pembelajaran yaitu (1) kegiatan awal, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dilaksanakan sedemikian rupa dengan mengikuti prinsip-prinsip edukatif yaitu pembelajaran yang berfokus pada peserta didik aktif dalam membangun makna atau pemahaman materi melalui metode yang bervariasi. Metode tersebut meliputi pemodelan, inkuiri, masyarakat belajar (learning community), praktik (penugasan pada KD menulis laporan), dan unjuk diri (penugasan pada KD menyampaikan laporan secara lisan). Pada tahap pelaksanaan, guru juga menggunakan berbagai media yaitu (1) media visual, dan (2) media audio visual. Pada kegiatan penutup, guru tidak memberikan kesempatan pada peserta didik untuk melakukan refleksi. Guru hanya memberikan tindak lanjut berupa penugasan, guna memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengaplikasikan pemahaman terkait dengan kompetensi yang sudah dipelajari. Pada tahap evaluasi pembelajaran, guru merencanakan teknik, bentuk, beserta instrumen evaluasi yang akan diterapkan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menyampaikan informasi dalam bentuk laporan secara lisan maupun tulis. Setiap instrumen yang diterapkan pada teknik tes dan nontes disertai dengan rubrik penilaian. Akan tetapi, rubrik penilaian pada teknik tes yang digunakan oleh guru tidak disertai deskriptor aspek yang tepat dan mudah dipahami, serta kriteria penilaian yang jelas dan terukur. Selain melakukan evaluasi pembelajaran, guru juga melakukan tindak lanjut berupa kegiatan remidi bagi peserta didik yang mendapat nilai di bawah SKM. Saran Berkaitan dengan hasil penelitian di atas, disarankan kepada guru supaya (1) mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif guna meningkatkan kualitas hasil dan proses pembelajaran, (2) mengembangkan media yang relevan dan lebih bervariasi guna meningkatkan motivasi belajar peserta didik, (3) mengalokasikan waktu secara proposional di setiap langkah dan metode pembelajaran, (4) memberikan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan belajar yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, (5) menggunakan waktu sebaik mungkin sehingga kegiatan pembelajaran yang dirumuskan dapat tersampaikan sepenuhnya pada peserta didik, dan (6) memperdalam teori mengenai evaluasi pembelajaran khususnya dalam mengembangkan dan menjabarkan rubrik penilaian supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan supaya dapat mengembangkan teknik evaluasi, strategi maupun media pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik terkait dengan pembelajaran mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan.
DAFTAR RUJUKAN Arifin, Zaenal. 2011. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya Dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kemendiknas. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 (Standar Isi). Jakarta: Kemendiknas Depdiknas. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Hasibuan, J.J dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur. 2008. KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan; Pedoman Bagi Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah, dan Guru. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto, M Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Aglesindo.