VOL. 8 NO. 1-2, JULI & DESEMBER 2014
ISSN: 1979-9187
TERAKREDITASI No.494/AU2/P2MI-LIPI/08/2012 Lembar Abstrak ini Boleh Dikopi Tanpa Izin dan Biaya
DDC: 387.107. 2
DDC: 382.659.805.2
Aziza Rahmaniar Salam Pusat Kebijakan Perdagangan Internasional, BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI
Muhammad Fawaiq Pusat Kebijakan Perdagangan Internasional, BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 Juli 2014, Hal.1-23
Peluang Ekspor Jasa Indonesia ke Jepang Melalui Mode 3 (Commercial Presence)
Analisis Penentuan Pelabuhan Impor Produk Hortikultura: Aplikasi Metode Eckenrode
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 Juli 2014, Hal. 25-50
Tulisan ini mengkaji kriteria pelabuhan impor sebagai pintu masuk produk hortikultura. Metode analisis yang digunakan adalah metode pembobotan Eckenrode yaitu metode pembobotan yang digunakan untuk menentukan derajat kepentingan dari setiap kriteria yang ditetapkan dalam pengambilan keputusan. Dengan metode tersebut diperoleh hasil bahwa kriteria utama dari pelabuhan yang dapat dijadikan sebagai pintu masuk impor produk hortikultura adalah (1) kriteria keamanan, ketahanan, dan pelayanan pelabuhan, (2) kriteria ketersediaan sumber daya manusia, (3) kriteria fasilitas pelabuhan laut, (4) kriteria proteksi terhadap produk lokal, dan (5) kriteria wilayah perairan untuk pelabuhan laut. Kriteria pelabuhan tersebut dapat dijadikan rujukan bagi pengambil keputusan untuk menentukan pelabuhan yang akan ditetapkan sebagai pintu masuk impor produk hortikultura. Diharapkan bahwa beberapa pelabuhan seperti Belawan, Tanjung Perak, Batu Ampar, Soekarno Hatta dan Bitung dapat memenuhi kriteria sebagai pelabuhan impor dengan meningkatkan fasilitas pelabuhan laut dan wilayah perairan untuk pelabuhan laut, diantaranya fasilitas untuk tempat sandar k a pa l , p e n g e m b a n g a n p e l a b u h a n d a n tempat karantina.
Kemitraan ekonomi Indonesia dan Jepang (IJEPA) telah diratifikasi pada tahun 2008. Dalam lima tahun implementasinya, pemanfaatan sektor jasa Jepang oleh Indonesia hanya terbatas pada jasa perawat dan caregiver. Penelitian ini bertujuan memberikan informasi mengenai komitmen Jepang dan identifikasi sektor jasa yang dibuka oleh Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk membandingkan komitmen antara Indonesia dengan Jepang dan metode Indeks Hoekman untuk memetakan tingkat komitmen sektor jasa kedua negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jepang membuka 137 sub sektor dan rata-rata sebanyak 100 sub sektor diantaranya dibuka tanpa persyaratan. Peluang ekspor tertinggi Indonesia ke Jepang pada moda 3 dan moda 4 yaitu 27 sub sektor jasa bisnis, lima sub sektor jasa komunikasi, dua sub sektor jasa pendidikan, empat sub sektor jasa lingkungan, tiga sub sektor jasa pariwisata, empat sub sektor jasa rekreasi, budaya dan olah raga, enam sub sektor jasa transportasi dan lima sub sektor jasa lainnya. Untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut maka pemerintah Indonesia perlu mempromosikan sektor jasanya ke Jepang dan melakukan negosiasi lanjutan terkait penghapusan hambatan-hambatan lain di sektor jasa.
Kata kunci : Impor, Hortikultura, Kriteria Pelabuhan.
Kata kunci: Pemanfaatan, IJEPA, Peluang Ekspor, Perdagangan Jasa
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
vii
DDC: 380.21 Ari Mulianta Ginting Pusat pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi, Sekretariat Negara DPR-RI Perkembangan neraca Perdagangan dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 Juli 2014, Hal. 51-72 Penelitian ini menganalisis perkembangan neraca perdagangan Indonesia dan faktor yang mempengaruhinya selama periode Kuartal I tahun 2006 sampai dengan Kuartal II tahun 2013 menggunakan Vector Error Correction Model (VECM). Neraca perdagangan Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif dalam kurun waktu 2006-2011, dan pertumbuhan negatif selama periode 2012-2013. Penelitian ini juga menemukan bahwa baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, konsumsi domestik dan nilai tukar riil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap neraca perdagangan Indonesia, sedangkan variabel Investasi Asing Langsung dan PDB Negara lain berpengaruh positif. Nilai error correction model yang negatif dan signifikan menunjukkan adanya koreksi dari pergerakan variabel pada keseimbangan jangka panjang. Hal ini mengindikasikan pentingnya pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk mengatasi defisit neraca perdagangan Indonesia, antara lain menjaga stabilitas nilai tukar, mengendalikan konsumsi masyarat terhadap barang impor, dan menarik Foreign Direct Investment. Kata Kunci: Neraca Perdagangan, Vector Error Correction Model, Perdagangan Luar Negeri, Foreign Direct Investment DDC: 382.9 Yuventus Effendi Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan-RI Implementasi ASEAN Free Trade Agreement Terkait Kinerja Perdagangan Indonesia: Pendekatan model Gravitasi Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 Juli 2014, Hal.73-92
viii
Salah satu tujuan dari pelaksanaan AFTA adalah untuk mengurangi hambatan perdagangan dengan mengurangi tarif impor antar anggota ASEAN dengan asumsi bahwa jika tarif lebih rendah atau nol, seharusnya terdapat peningkatan nilai perdagangan antara anggota ASEAN. Penelitian ini menguji apakah pelaksanaan AFTA memiliki dampak pada kinerja ekspor Indonesia dan kontribusi kendala di belakang perbatasan (behind the border constraints) terhadap kinerja ekspor Indonesia seperti administrasi bea dan cukai. Penelitian ini menggunakan pendekatan model gravitasi dengan analisis stochastic frontier yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya tentang kinerja perdagangan Indonesia yang menggunakan estimasi OLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara empiris, GDP , jarak, populasi, nilai tukar, tarif, dan keanggotaan di ASEAN signifikan mempengaruhi perdagangan Indonesia dengan negara partner. Lebih lanjut, hasil estimasi stochastic frontier menunjukkan bahwa kendala di belakang perbatasan menurun setiap tahunnya. Namun, ekspor Indonesia masih under trade dengan semua negara ASEAN yang mengindikasikan rendahnya pemanfaatan AFTA. Di sisi lain, ekspor Indonesia over trade dengan Cina dan hampir berada di tingkat yang optimal dengan Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa pemerintah Indonesia harus mempromosikan lebih banyak ekspor dengan negara-negara ASEAN untuk mencapai tujuan dari deklarasi AFTA dua dekade lalu. Kata kunci: Indonesia, FTA, Kinerja Perdagangan, Model Gravitasi, Analisis Stochastic Frontier DDC: 382.095.98 Suci Safitriani Badan Pusat Statistik Perdagangan Internasional dan Foreign Direct Investment di Indonesia Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 Juli 2014, Hal. 93-116 Penelitian ini mengkaji pengaruh arus pendapatan perdagangan internasional dan Foreign Direct Invesment (FDI) di Indonesia dengan menggunakan analisis regresi secara terpisah. Hasil penelitian ini menunjukkan
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
terdapat hubungan satu arah antara ekspor dan FDI dan terdapat hubungan dua arah antara impor dan FDI di Indonesia. Temuan ini mengindikasikan bahwa FDI memberikan dampak jangka panjang yang positif terhadap ekspor, sementara dalam jangka pendek, FDI berdampak negatif terhadap ekspor. Namun dalam hal impor, ditemukan bahwa FDI memiliki dampak positif terhadap impor meskipun secara statistik tidak signifikan. Oleh karena itu pemerintah perlu mengambil langkah untuk meningkatkan FDI di Indonesia, tidak hanya pada sektor domestik tetapi juga pada sektor yang berorientasi ekspor. Kata kunci: FDI, Perdagangan Internasional, Kausalitas Granger, VECM, Impulse Response, Variance Decomoposition DDC: 381.909.598 Azis Muslim Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Impor Kedelai Indonesia Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 Juli 2014, Hal. 117-138 Kajian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi impor kedelai Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder berbentuk time series, diolah dan dianalisis dengan metode estimasi dan kointegrasi Autoregressive Distributed Lag (ARDL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi impor kedelai Indonesia dalam jangka pendek adalah impor kedelai sebelumnya, harga kedelai USA, harga minyak kedelai Argentina, dan nilai tukar Rupiah. Dalam jangka panjang faktor yang berpengaruh adalah harga minyak kedelai Argentina, PDB Indonesia, dan nilai tukar Rupiah. Kajian ini merekomendasikan bahwa mekanisme pengamanan stok kedelai maupun minyak kedelai bermanfaat untuk menjaga ketersediaan pangan dalam negeri. Peran aktif pemerintah dalam mengamankan stok kedelai nasional serta pengumpulan data-data tentang impor kedelai merupakan tuntutan yang mendesak. Untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan kedelai d a l a m n e g e r i p e r l u a d a u pa y a u n t u k mendiversifikasi negara asal impor.
DDC: 658.785 Hasni Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI Analisis Manfaat Skema Subsidi Resi Gudang Terhadap Petani dan Industri Kakao) Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 Juli 2014, Hal. 139-161 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat yang diperoleh petani dan industri pengolahan kakao nasional, jika memanfaatkan skema Sistem Resi Gudang (SRG) yang diberikan oleh pemerintah. Pada skema SRG, pemerintah memberikan subsidi bunga yang akan meringankan beban petani dan menghilangkan ketergantungan petani terhadap pinjaman tengkulak. Skema SRG yang diusulkan terbukti dapat mengatasi permasalahan pendanaan petani kakao dan permasalahan bahan baku industri pengolahan kakao. Analisis menunjukkan bahwa proporsi penyerapan bahan baku yaitu biji kakao fermentasi lokal oleh industri kakao nasional, dengan menggunakan skema SRG meningkat dari 35,3% menjadi 72,4% sedangkan impor biji kakao turun dari 64,7% menjadi 27,6%. Petani memperoleh peningkatan nilai manfaat 229,8% dibanding dengan kondisi sebelum SRG, sedangkan total nilai manfaat pada sistem kakao nasional dengan penggunaan skema SRG mengalami peningkatan 19,5%. Kata kunci: Biji Kakao, Pendanaan Petani, Bahan Baku, Industri Pengolahan Kakao, Skema Subsidi Resi Gudang DDC: 658.57 Dwi Wahyuniarti Prabowo Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI Pengelompokan Komoditi Bahan Pangan Pokok Dengan Metode Analytical Hierarchy Process Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No. 2 Desember 2014, Hal. 163-182 Pemerintah sampai saat ini belum memiliki daftar komoditi bahan pangan pokok (Bapok) y a n g k o n s i s t e n . Te r d a p a t p e r b e d a a n pandangan tentang komoditi Bapok antar
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
ix
lembaga pemerintah, misalnya Surat Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No. Kep-28/M.EKON/05/2010 dan Renstra Kementerian Perdagangan 2010-2014 memasukkan komoditi Bapok yang berbeda. Tulisan ini bertujuan untuk mencari kriteria penentuan suatu komoditi untuk dikategorikan sebagai Bapok dan mengusulkan komoditi-komoditi potensial untuk Bapok dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process. Hasil temuan menyimpulkan enam kriteria penentu komoditas sebagai Bapok yaitu pangsa pengeluaran komoditi dalam pengeluaran pangan rumah tangga; kontribusi kandungan komoditi terhadap karbohidrat; konsumsi terhadap protein; frekuensi konsumsi; kontribusi konsumsi komoditi terhadap vitamin dan mineral; serta pangsa produksi domestik terhadap konsumsi. Berdasarkan kriteria tersebut, calon Bapok yang diusulkan adalah beras, telur ayam ras, kedelai (tahu dan tempe), daging ayam ras, ikan kembung segar, ikan bandeng segar, gula pasir, susu, minyak goreng, dan terigu. Kata Kunci: Pangan Pokok, Kriteria Bahan Pangan Pokok, Analytical Hierarchy Process DDC: 658.83 Sri Rahayu, Reni Kristina Arianti Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat; Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Negeri, BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI Persepsi National Branding Sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja Ekspor Ke Jepang Dan Australia (Ind) Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No. 2 Desember 2014, Hal. 183-208 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaitan persepsi national branding dengan upaya meningkatkan kinerja ekspor yang diukur dari nilainilai budaya dan nilai ekonomis produk Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui survei kepada responden yang berdomisili di Tokyo dan Sydney dengan menggunakan teknik convenience sampling. Hasil penelitian memberikan gambaran persepsi masyarakat internasional, khususnya Jepang dan Australia, terkait nilai budaya yang menjadi cerminan bangsa Indonesia, serta sudut pandang
x
nilai ekonomis berdasarkan brand equity dari produk ekspor yang didasarkan pada persepsi terhadap product country image, dan product association to the country of origin. Kata kunci: National Branding, Persepsi National Branding, Nilai Budaya, Nilai Ekonomis, Citra Produk DDC: 382.095.980.73 Berlian Sitorus BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Perbedaan Teknologi Produksi: Implikasi Pada Konten Faktor Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No. 2 Desember 2014, Hal. 209-228 Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan teknologi produksi antara Amerika Serikat (AS) dan Indonesia, khususnya untuk mengestimasi intensitas faktor produksi pada perdagangan bilateral kedua negara berdasarkan persyaratan Leamer (1980). Model penelitian mengacu pada definisi konten faktor perdagangan dari Trefler & Zhu (2010) berdasarkan data World InputOutput Database (WIOD) yang diuji dengan asumsi teknologi sama dan pada saat teknologi berbeda. Dalam konten faktor perdagangan bilateral, upah pekerja AS 16 kali upah pekerja Indonesia, namun secara total, rata-rata akses modal tenaga kerja AS 23 kali rata-rata akses modal tenaga kerja Indonesia dan nilai tambah dari tenaga kerja di AS 35 kali lebih tinggi dibanding di Indonesia. Dengan memperhitungkan produktivitas faktor produksi berdasarkan nilai tambah tersebut, ternyata Indonesia adalah padat modal dan AS adalah padat karya; dan disimpulkan juga bahwa teknologi produksi yang digunakan di AS berbeda dengan di Indonesia. Selama 2000-2009, sebagian besar, yaitu sekitar 84,57% dari 35 sektor produksi yang diamati adalah padat modal. Untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, penelitian ini merekomendasikan agar modal dan teknologi yang baru diprioritaskan ke sektor-sektor yang masih rendah produktivitasnya seperti sektor pertanian sehingga pada gilirannya akan menambah volume dan nilai tambah ekspor Indonesia.
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
Kata Kunci: Indonesia-AS; Intensitas faktor; InputOutput; Teknologi Produksi DDC: 382 Azis Muslim Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI Kointegrasi Ekspor Impor Indonesia, 1970-2013 Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No. 2 Desember 2014, Hal. 229-246 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kointegrasi antara ekspor dan impor di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kointegrasi GregoryHansen dengan pertimbangan adanya structural break berdasarkan pada data tahunan ekspor impor Indonesia dari tahun 1970 sampai dengan 2013. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tidak terjadi kointegrasi antara ekspor dan impor. Hal ini berarti bahwa Indonesia menghadapi masalah neraca pembayaran, serta defisit perdagangan yang terjadi bukan merupakan fenomena jangka pendek. Kata kunci: Ekspor, Impor, Neraca Perdagangan, Kointegrasi. DDC:382.3 Aditya P Alhayat Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI Efektivitas Tindakan Anti Dumping Indonesia 1996-2010 (Ind) Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No. 2 Desember 2014, Hal. 247-268 Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara empiris dampak tindakan anti-dumping Indonesia terhadap kinerja impor produk terkait pada periode 1996-2010. Dengan menggunakan model regresi Lee, Park, dan Cui yang dikembangkan pada tahun 2013, dampak tindakan antidumping dapat dibedakan menjadi efek restriksi dan efek pengalihan perdagangan. Hasil empiris menunjukkan bahwa tindakan anti-dumping tidak efektif dalam memberikan efek restriksi perdagangan dari negara yang menjadi target
anti-dumping. Bahkan, impor dari negara yang bukan menjadi target anti-dumping meningkat secara definitif pada tahun ditetapkannya antidumping. Secara agregat, efek netto restriksi dan pengalihan perdagangan terbukti mampu menekan impor pada periode investigasi anti-dumping, namun pada periode sesudahnya impor kembali meningkat. Penelitian ini merekomendasikan agar pemerintah mempertimbangkan instrumen kebijakan tindakan pengamanan perdagangan lain yang dapat menekan impor dengan lebih efektif dan bersifat jangka panjang. Kata kunci: Anti-Dumping, Efek Restriksi Perdagangan, Efek Pengalihan Perdagangan DDC: 352.6 Asmirawati Ismail Sekretariat BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI Kualitas Layanan Sistem Perijinan Perdagangan Online Inatrade Di Kementerian Perdagangan (Ind) Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No. 2 Desember 2014, Hal. 269-290 Proses pelayanan yang berkualitas, transparan dan cepat merupakan nilai penting yang diharapkan oleh pelaku-pelaku ekonomi termasuk eksportir dan importir. Sistem perijinan perdagangan online INATRADE Kementerian Perdagangan perlu melakukan peningkatan. Dalam menggunakan sistem INATRADE, eksportir dan importir mengharapkan mendapatkan pelayanan yang cepat dan transparan karena mempengaruhi waktu proses dan biaya yang harus dikeluarkan pada aktivitas perdagangan. Penelitian ini menilai kualitas pelayanan sistem perijinan perdagangan online INATRADE dengan menggunakan metode Service Quality, dan perbaikan apa yang perlu dilakukan pada sistem INATRADE dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada eksportir dan importir berdasarkan tingkat kepuasan pengguna jasa dengan menggunakan metode Quality Function Deployment. Pengguna sistem perijinan perdagangan online INATRADE tidak puas dengan layanan yang diberikan sehingga diperlukan perbaikan atau peningkatan kualitas pada sistem INATRADE online. Kementerian Perdagangan mengoptimalkan pelaksanaan service level arragement sebagai janji layanan
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
xi
yang sudah ditetapkan pada Permendag No. 28/M-DAG/6/2013 karena sampai saat ini belum terlaksana 100%, peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia terutama dalam memberikan solusi terkait dengan kebijakan yang berlaku, serta pengaplikasian dan pengesahan dokumen secara digital. Penerapan digitalisasi dokumen dan pengesahan secara digital, memerlukan koordinasi dengan Kementerian terkait yaitu Kementerian Informasi dan Informatika, dan Kementerian Keuangan terutama Bea dan Cukai.
Ketidakjelasan yang lain adalah aturan terkait Produsen (P-B2) yang dapat mengimpor B2, sementara dalam peraturan ini diatur bahwa P-B2 hanya memproduksi B2 saja. Kata kunci: Bahan Berbahaya, Permendag Nomor: 44/M-DAG/PER/9/2009, Regulatory Impact Assesment.
Kata kunci: Sistem Informasi, Service Quality, Quality Function Deployment, Pelayanan Perdagangan DDC: 604.702.6 Erizal Mahatama, Bagus Wicaksena Pusat Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri, BP2KP, Kementerian Perdagangan-RI Evaluasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 44/M-Dag/Per/9/2009 Tentang Pengadaan, Distribusi, Dan Pengawasan Bahan Berbahaya (Ind) Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No. 2 Desember 2014, Hal. 291-314 Dalam rangka melindungi hak-hak konsumen dari penyalahgunaan yang dilakukan produsen, importir, distributor dan setiap pihak yang berada dalam jalur perdagangan barang atau jasa, pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor: 44/M-DAG/PER/9/2009 tentang Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan Bahan Berbahaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan sekaligus mengevaluasi Permendag tersebut. Dengan menggunakan metode Regulatory Impact Assesment (RIA), hasil penelitian menunjukkan bahwa Permendag tersebut belum komprehensif dan implementasinya belum efektif. Beberapa ketentuan dalam Permendag tersebut menunjukkan kontradiksi yang menimbulkan ketidakjelasan seperti pengaturan penunjukan Pengecer Terdaftar B2 (PT-B2) yang seharusnya hanya dapat ditunjuk oleh Distributor Terdaftar B2 (DT-B2) namun dapat juga ditunjuk oleh Importir Terdaftar B2 (IT-B2) atau Produsen B2 (P-B2).
xii
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
VOL. 8 NO. 1-2, JULI & DESEMBER 2014
ISSN: 1979-9187
Accredited No.494/AU2/P2MI-LIPI/08/2012 The abstract sheet may reproduced/copied without permission or charge
DDC: 387.107. 2 Aziza Rahmaniar Salam Center for International Trade Cooperation Policy, Ministry of Trade-Republic of Indonesia) Analysis of Determination of Port Criteria for Imported Horticultural Product: Application of Eckenrode Method Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 July 2014, Page 1-23 This paper studies the criteria for determining port of the imported horticultural products. The study uses Eckenrode weighting analysis to indicate the degree of the importance of each of the selected criteria. The results find that the main criteria of the port to be eligible as an entrance point of the imported horticultural products are (1) Security, Resilience, and Service Ports, (2) Human Resource Availability, (3) Seaport Facilities, (4) Protection Against Local Products, and (5) Port Inland Sea Region. This paper suggests that several ports, namely, Belawan, Tanjung Perak, Batu Ampar, Soekarno Hatta and Bitung are qualified if these ports are able to increase facilities of sea ports and marine waters for sea ports which include facilities to berth the ship, port development and the place of quarantine. Keywords: Import, Horticulture, Port Criteria. DDC: 382.659.805.2 Muhammad Fawaiq Center for International Trade Cooperation Policy, Ministry of Trade-Republic of Indonesia) Indonesia’s Services Export Opportunities to Japan Through Mode 3 9Commercial Presence) and Mode 4 (Movement of Natural Persons Under IJEPA)
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 July 2014, Page 25-50 Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) has been ratified in 2008. During the 5 years-implementation, Indonesia has been utilizing nurse and caregiver sectors. This research aims to review Japan’s commitment on trade in services and to identify which sectors/sub-sectors that could benefit Indonesia. Descriptive analysis is used to compare the commitments in services sector between Indonesia and Japan and Hoekman Index to map the degree of commitments. The results showed that Japan has committed to open 137 subsectors and to give full commitment to 100 subsectors. Among the services subsectors that can be utilized by Indonesia through Mode 3 (commercial presence) and Mode 4 (movement of natural person) are 27 in businesses, five in communication, two in education, four in recreation, six in transportation and five in other services. This study recommends Indonesia to promote her services sector to Japan and to negotiate in reducing other barriers in services sector. Keywords: Utilization, IJEPA, Export’s Opportunities, Trade in Services DDC: 380.21 Ari Mulianta Ginting Secretariat National Council-Republic of Indonesia) Trade Balance Development and Its Determining Factors Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 July 2014, Page 51-72 This paper examines the development of Indonesia’s trade balance and its determinant factors from the first quarter of 2006 to the second
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
xiii
quarter of 2013 using a Vector Error Correction Model (VECM). The development of trade balance from the year 2006-2011 has shown a positive trend. However between the year 2012 and 2013, the trade balance has been negative.The analysis shows that both in the short run and the long run,the domestic consumption and Real Exchage Rate have negative and significant influence on Indonesia’s trade balance. Whilst Foreign Direct Investment and Foreign GDP have positive effect. The coefficient of Error Correction Model is negative and significant implying that there is correction movement from those variabels in the long run. This study suggests that the Government should make the right policy to overcome the deficit of trade balance by maintaining including exchange rate stability,and household consumption of imported goods as well as by attracting Foreign Direct Investment. DDC: 382.9 Yuventus Effendi Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance-Republic of Indonesia ASEAN Free Trade Agreement Implementation for Indonesia Trading Performance: A Gravity Model Approach Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 July 2014, Page 73-92 One objective of the AFTA implementation is to reduce trading constraints by reducing import tariffs among ASEAN’s members with the assumption that if tariffs are lower or zero, there should be an increase in intra-trading value among ASEAN members. This study examines whether the implementation of the AFTA has had any impact on Indonesia’s export performance and ‘behind the border’ constraints contribution in Indonesia’s exports such as customs administrations. The study uses the gravity model approach with a stochastic frontier analysis which is different from previous research about Indonesia’s trading performance that uses OLS estimation. The results show that, empirically, GDP, distance, population, exchange rate, and membership in ASEAN significantly affect Indonesia’s trading with partner
xiv
country. Furthermore, stochastic frontier analysis’ results show that ‘behind the border’ constraints decrease overtime. However, Indonesia’s exports is under trade with all ASEAN countries which indicates the low utilisation of AFTA. On the other hand, Indonesia’s exports are over trade with China and almost at optimal level of exports with the US, Japan, and the Netherlands. The implication of this study is that the Indonesian government should promote more exports with ASEAN countries to accomplish the objectives of the AFTA declaration two decades ago. Keywords: Indonesia, FTA, Trading Performance, Gravity Model, Stochastic Frontier Analysis DDC: 382.095.98 Suci Safitriani Statistic Indonesia International Trade and Foreign Direct Investment in Indonesia Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 July 2014, Page 93-116 The objective of this study is to examine the effect of the flow of the international trade foreign direct investment in Indonesia using a separate Regression analysis. The study found that there is a significant relation between export and FDI and between import and FDI. However the effect of FDI on the export in the long run is positive while in the short run it was found negative and insignificant. Therefore, the Government needs to formulate policies to promote FDI at both national level as well as at the international level Keywords: FDI, International Trade, Granger causality, VECM, Impulse Response, Variance Decomposition DDC: 381.909.598 Azis Muslim The Center for Foreign Trade Policy, Ministry of Trade-Republic of Indonesia Determinig Factors of Indonesia’s Soybean Import Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 July 2014, Page 117-138
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
The aim of this study is to determine the factors that affect Indonesia’s imports of soybean. The study utilised time series secondary data and Autoregressive Distributed Lag (ARDL) cointegration analysis. The results reveal that in the short run Indonesia’s import of soybean are influenced by Indonesia's soybean imports in the previous year, price of USA’s soybean, Argentina’s soybean oil price, and the Rupiah exchange rate. In the long run Indonesia’s imports of soybean are influenced by Argentina’s soybean oil, Indonesia GDP, and the Rupiah exchange rate. This study recommends that mechanism to maintain soybean stocks demanded is useful for food security.Therefore Government role is important in providing the accurate data on soybean stock, and diversivication of the country of origin is crusial to maintain price stability and supply continuity in the country. Keywords: Import Soybean, Soybean Consumption, ARDL DDC: 658.785 Hasni The Center for Foreign Trade Policy, Ministry of Trade-Republic of Indonesia An Analysis of the Benefits of Warehouse Receipt Subsidy Scheme on farmers and Cocoa Industry Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.1 July 2014, Page 139-161 This research aims to analyze the benefits of the scheme of warehouse receipt subsidy for both local cocoa farmers and cocoa processed industries. In the scheme government would give an interest subsidy which could help ease the burden of the cocoa farmers and reduce their dependency on money lenders. The result of the proposed model for the scheme could overcome the financial problems of farmer and raw material problem for the cocoa processed industries. Using the scheme, the proportion of the local fermented cocoa bean as a raw material increases from 35,3% to 72,4%, while the import of cocoa bean falls from 64,7% to 27,6%. The farmers could get an increase in the benefit value as large as 229,8% of the value without the scheme while the total
benefit value for national cocoa system increases by 19,5%. Keywords: Cocoa Bean, Farmer’s Financial, Raw Material, Cocoa Processed Industry, Scheme of Warehouse Receipt Subsidy DDC: 658.57 Dwi Wahyuniarti Prabowo The Center for Domestic Trade Policy, Ministry of Trade- Republic of Indonesia Classification of Staple Food Commodity Using Analytical Hierarchy Process Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.2 Desember 2014, Page 163-182 The government does not have yet a consistent list of commodities classified as staple food. There is a difference view on the staple foods among government institutions. The economic coordinating ministry’s decision letter No. Kep28/M.EKON/05/2010 and The Ministry of Trade Strategic Plan 2010-2014 for example, listed diiferent staple foods. The aim of this paper is to identify the criteria of commodity which can be classified as staple food and to identify potential commodities that can be included as staple food by using Analytical Hierarchy Process. Six criteria of staple food are expenditure share of food in household spending; contribution to carbohydrate; consumption of the protein; frequency of consumption; contribution to vitamins and minerals; as well as the share of domestic production to consumption. Based on these criterias, the candidates of proposed staple foods are rice, eggs, tofu and tempe, chicken meat, fresh mackerel, fresh milk, fish, sugar, milk, cooking oil, and wheat flour. Keywords: Staple Food, Staple Food Criteria, Analytical Hierarchy Process DDC: 658.83 Sri Rahayu, Reni Kristina Arianti University of Indonesia, The Center for Foreign Trade Policy, Ministry of Trade-Republic of Indonesia
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
xv
Indonesian National Branding Perception for Supporting Export Performance to Japan and Australia Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.2 Desember 2014, Page 183-208 This study aims to find relationship of the national branding perception and effort to enhance the export performance, from cultural and economic value perspective of Indonesian products. This study utilized a quantitative approach through survey for selected respondents in Tokyo and Sydney, using convenience-sampling technique. The research finding provides an overview of how the international community, especially those who lives in Japan and Australia, perceives the cultural and economic value of Indonesia based on brand equity, product country image, and product association to the country of origin. Keywords: National Branding, Perception of National Branding Indonesia, Cultural Value, Economic Value, Product Country Image.
than in Indonesia. By accounting the production factors productivity based on value-added in exportimport of goods and services, Indonesia is capital intensive and the U.S. is labor intensive; and the production technology used in the U.S. is unlike that one used in Indonesia. In the period of 20002009, the production sectors, which are classified as capital intensive are around 84.57 percent. To increase labor productivity, the study recommends that the new capital stocks and technology should be prioritized to the sectors that are still low in productivity such as agriculture, which in turn will increase the volume and exports value-added of Indonesia. Keywords: Indonesia-U.S.; Factor Intensity; InputOutput; Production Technology DDC: 382 Azis Muslim The Center for Foreign Trade Policy, Ministry of Trade-Republic of Indonesia
DDC: 382.095.980.73
Indonesian Export Import Cointegration, 1970-2013
Berlian Sitorus Statistic Indonesia, Belitung
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.2 Desember 2014, Page 229-246
Production Technology Differences: Implications for Factor Content of Trade of Indonesia –the United States
This research aims to investigate empirically the existence of Indonesian export import cointegration. This Research used the Gregory-Hansen cointegration analysis due to structural break based on Indonesia Export import annual data (period of 1970-2013 ). The results showed that there is nocointegration of Indonesia export and import which means that Indonesia is facing international budget constraint and trade deficit isn’t a short term phenomenon.
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.2 Desember 2014, Page 209-228 This study aims to compare the production technology between the United States and Indonesia, especially to estimate the factor intensity of production on bilateral trade based on the Leamer’s requirements (1980) . The research model refers to the definition of trade factor content of Trefler and Zhu (2010) based on data from the World Input-Output Database (WIOD). The model was tested based on two technology assumptions, similar technology and different technology. On the bilateral trade factor content, the labor prices of the U.S. was 16 times than Indonesian; however in overall, the average of capital access per labor of the U.S. was 23 times than Indonesian and the labor productivity in the U.S. was 35 times higher
xvi
Keyword: Export, Import, Trade Balance, Cointegration. DDC:382.3 Aditya Paramita Alhayat The Center for Foreign Trade Policy, Ministry of Trade-Republic of Indonesia The Effectiveness of Anti-Dumping Action in Indonesia 1996-2010
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.2 Desember 2014, Page 247-268 This study aims to investigate the effects of Indonesia’s anti-dumping actions on import performance of related products during 1996-2010. Utilizing the Lee, Park, dan Cui regression model developed in 2013, the effects of anti-dumping actions can be distinguished into two effects, namely trade restriction and trade diversion. The study shows that anti-dumping measures are not effective in providing trade restriction effect to the targeted countries. In fact, imports from nontargeted countries definitively increased in the year when anti-dumping measures was being set up. The net effects of anti-dumping action are proven to reduce imports during the investigation period, but imports continued to rise afterwards. The study recommends the government to consider other trade remedies policy which could give significant and long term trade restriction effect. Keywords: Anti-Dumping, Trade Restriction Effect, Trade Diversion Effect DDC: 352.6 Asmirawati Ismail The Secretariat Trade Policy Analysis and Development Agency Quality Services Licensing Online Trading Systems INATRADE in Ministry of Trade Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.2 Desember 2014, Page 269-290 The quality of process services, transparent, and fast are important value which expected by economics including exporters and importers. Online service trade licencing system INATRADE Ministry of Trade needs to increase. Transparent processing and fast service is considered to be the key by exporters and importers because its effected to whole trade activities. This study assessess the quality of online service trading system INATRADE using Service Quality method, and using using Quality Function Deployment to indicating the need for improving technical factors of the INATRADE. It finds that INATRADE users are not satisfied with the service, then the system
need to improve to reach the quality of service. The Ministry of Trade has to implementation the service level arrangement which is the target level set by Permendag No.28 / M-DAG / 6/2013. It needs to upgrade human resources capability, especially in solving technical problems, and implementing document verification with digital system to save time, cost, and manpower. With respect to digitalization, the Ministry of Trade needs to coordinate closely with the Ministry of Information Technology and the Ministry of Finance, especially Customs Office. Keywords: Information System, Service Quality, Quality Function Deplyoment, Trade Public Service DDC: 604.702.6 Erizal Mahatama, Bagus Wicaksena The Center for Domestic Trade Policy, Ministry of Trade- Republic of Indonesia The Evaluation of Ministry of Trade Decree Number: 44/M-DAG/PER/9/2009 on the Procurement, Distribution, and Control of Hazardous Materials Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan Vol.8 No.2 Desember 2014, Page 291-314 Misuse of hazardous material may risk human health and the environment. In effort to protect consumer from the misconduct behavior of producers, importers, distributors, and other stakeholders along the distribution of goods and services, the Government issued Trade Minister Regulation Number 44/M-DAG/PER/9/2009 regarding Procurement, Distribution, and Surveilance of Hazardous Materials. This study aims to explore and evaluate the implementation of that regulation. Using Regulatory Impact Assesment (RIA) method, the study reveals that the Trade Minister Regulation is neither comphrehensively nor effectively implemented. Further, some clauses are found contradictory and poor clarity such as B2-Registered Retailers (PT-B2) that should be only appointed by the Registered Distributor (DT-B2) but in other article states that it can also be appointed by the
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014
xvii
Registered Importer (IT-B2) or Manufacturer (PB2). The other poor clarity rules is on B2-Producers (P-B2) that is allowed to import B2, while other article sets that B2-Producers (P-B2) is only allowed to produce hazardous materials only. Keywords: Hazardous Materials, Trade Minister Regulation Number:44/M-DAG/PER/9/2009, Regulatory Impact Assesment.
xviii
Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, VOL. 8 NO. 2, DESEMBER 2014