TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012
Hilangnya Rasa Nasionalisme Remaja Berimbas Kehancuran Bangsa
disusun oleh : EVI LISTYANINGRUM
11.02.7998
KELOMPOK “A” PROGRAM STUDI : PANCASILA JURUSAN : D3 - MANAJEMEN INFORMATIKA DOSEN : M Khalis Purwanto, Drs, MM
STMIK “AMIKOM” YOGYAKARTA 2011
ABSTRAK
Nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia saat ini telah mengalami penurunan walaupun tidak dilupakan sama sekali. Sedikit demi sedikit Indonesia digerogoti dari dalam oleh segelintir manusia yang mengatasnamakan rakyat demi kepentingan pribadi dan golongannya tanpa rasa bersalah, tanpa rasa malu. Tampaknya sudah saatnya beberapa gelintir manusia yang masih mempercayai nilainilai luhur Pancasila berupaya mengembalikan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme tersebut melalui berbagai sistem, terutama sistem pendidikan baik formal, informal,
maupun
nonformal.
Keberadaan
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan (bersama-sama mata pelajaran IPS, bahasa, dan kesenian) perlu diberdayakan dalam membina dan memupuk rasa kebangsaan pada diri anak didik sejak jenjang pendidikan usia dini, sekolah dasar, hingga perguruan tinggi.
I. Latar Belakang Seiring berkembangnya zaman, rasa nasionalisme di kalangan remaja kian memudar. Hal ini dibuktikan dari berbagai sikap remaja dalam memaknai berbagai hal penting bagi Negara Indonesia. Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme remaja : pada peringatan hari-hari besar nasional hannya dimaknai sebagai serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dalam benak mereka, lebih tertariknya pemuda terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam negeri. Rasa nasionalisme di kalangan remaja pada saat ini hanya muncul bila ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa nasionalisme remaja pun kembali berkurang seiring dengan meredanya konflik tersebut.
II. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas ,maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apa penyebab memudarnya nasionalisme di kalangan remaja? 2.
Apa hubungan antara memudarnya nasionalisme di kalangan pemuda dengan kehancuran bangsa?
III. Pendekatan A. Historis Beberapa nasional dilihat sebagai satu konsep kehidupan, menunjukkan proses historis dari kelahiran dan perkembangan nasionalisme. Bilamana kita mempelajari nasionalisme, akan tampak jelas bahwa ada pertumbuhan konsep yang besar dan pendekatan-pendekatannya bermacam-macam. Apa yang menarik perhatian kita dalam hubungan ini adalah bahwa secara luas disetujui bahwa
nasionalisme
dalam
beberapa
pengertian
asal
mula
dan
perkembangannya bersifat historis sehingga sejarah pergerakan nasional menjadi inti akibat-akibatnya berbeda-beda tergantung pada keadaan historis. Nasionalisme sebagai fenomena historis timbul sebagai jawaban terhadap kondisi-kondisi historid, politik, ekonomi dan sosial tentunya. Penyelidikan tentang nasionalisme sebagai fenomena yang serba kompleks memerlukan pula pendekatan yang multidisipliner. Dengan demikian, aka terjadi jelas aspek multidimensionalnya. Umtuk mengenal sifat-sifat khas nasionalisme sudah barang tentu unsur-unsur pembentukan perlu pula diselidiki dengan mengguakan multiple approach.
B. Sosiologis Nasionalisme merupakan
persepsi
identitas
seseorang
terhadap
kolektivitas politik yang terorganisasi secara teritorial. Bagi Indonesia, nasionalisme merupakan salah satu alat perekat kohesi nasional. Ada berbagai macam pendekatan untuk memahami nasionalisme. Yang paling sederhana nasionalisme merupakan kesadaran bangsa, emosi kuat yang telah mendominasi tindakan kebanyakan rakyat di berbagai negara sejak Revolusi Prancis 1789. Dengan demikian nasionalisme lebih merupakan dinamika subjektif. Dengan pendekatan yang subjektif nasionalisme digambarkan sebagai kebutuhan psikologis, cara untuk merasakan dan berpikir seseorang. Pada peringkat objektif, negara dengan tingkat etnik dan agama yang heterogen, seperti Kanada, AS, Swiss, Singapura menunjukkan diversitas atau tingkat perbedaan yang besar sekali, tetapi secara subjektif warga negaranya memiliki rasa patriotisme yang kuat terhadap negaranya, yang mampu memberikan rasa aman, serta memungkinkan masyarakat heterogen mencapai tujuan mereka.
Akan tetapi di hampir semua negara bangsa menunjukkan masyarakat plural, makin hari makin banyak kekuatan yang dapat mengancam nasionalisme sebagai faktor integratif. C. Yuridis Secara yuridis-konstitusional, Pancasila adalah dasar negara. Namun secara multidimensional, ia memiliki berbagai sebutan (fungsi/ posisi) yang sesuai pula dengan esensi dan eksistensinya sebagai kristalisasi nilainilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Karena itu Pancasila sering disebut dan dipahami sebagai: 1 ) Jiwa Bangsa Indonesia; 2 ) Kepribadian Bangsa Indonesia; 3 ) Pandangan Hidup Bangsa Indonesia; 4 ) Dasar Negara Republik Indonesia; 5 ) Sumber Hukum atau Sumber Tertib Hukum bagi Negara Republik Indonesia; 6 ) Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia pada waktu mendirikan Negara; 7 ) Cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia; 8 ) Filsafat Hidup yang mempersatukan Bangsa Indonesia. Sebutan yang beraneka ragam itu mencerminkan kenyataan bahwa Pancasila adalah dasar negara yang bersifat terbuka. Pancasila tidak bersifat kaku melainkan luwes karena mengandung nilai-nilai universal yang praktis serta bersumber pada nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Maka keanekaragaman fungsi Pancasila tersebut merupakan konsekuensi logis dari esensinya sebagai satu kesatuan sistem filsafat milik sendiri yang dipilih oleh bangsa Indonesia untuk dijadikan dasar negara. Pancasila bersifat dinamis karena menjadi pandangan hidup, filsafat bangsa, ideologi nasional, kepribadian bangsa, sumber dari segala sumber tertib hukum, tujuan negara, perjanjian luhur bangsa Indonesia, yang menuntut
pelaksanaan
dan
pengamanannya
dalam
kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam praksis kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, peranan atau implementasi Pancasila secara multidimensional itu dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
Sebagai dasar negara, Pancasila menjadi dasar/ tumpuan dan tata cara penyelenggaraan negara dalam usaha mencapai citacita kemerdekaan Indonesia.
Sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum, Pancasila menempati kedudukan tertinggi dalam tata perundangundangan negara Republik Indonesia. Segala peraturan, undang-undang, hukum positif harus bersumber dan ditujukan demi terlaksananya (sekaligus pengamanan) Pancasila.
Sebagai filsafat bangsa, Pancasila merupakan hasil proses berpikir yang menyeluruh dan mendalam mengenai hakikat diri bangsa Indonesia, sehingga merupakan pilihan yang tepat dan satu-satunya untuk bertingkah laku sebagai manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai budaya bangsa yang terkandung dalam Pancasila telah menjadi etika normatif, berlaku umum, azasi dan fundamental, yang senantiasa ditumbuhkembangkan dalam proses mengada dan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
IV. Pembahasan A. Penyebab Memudarnya Nasionalisme di Kalangan Remaja 1. Faktor Penyebab Internal
a) Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus
korupsi, penggelapan
uang Negara, dan
penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat Negara membuat para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan. b)
Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
c)
Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya sifat malas, egois dan, emosional.
d)
Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
e)
Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari sukusuku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.
2. Faktor Penyebab Eksternal a)
Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih
memilih
kebudayaan
Negara
lain,
dibandingkan
dengan
kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para remaja lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang mencerminkan budaya barat dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Para remaja kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat merusak martabat bangsa Indonesia b)
Paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara barat yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme,
seperti sikap individualisme yang hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh pada pemerintahan.
B.
Hubungan Antara Memudarnya Nasionalisme di Kalangan Remaja dengan Kehancuran Bangsa Remaja adalah penerus bangsa. Bangsa akan menjadi maju bila para pemudanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggi. Namun dengan perkembangan zaman yang semakin maju, malah menyebabkan memudarnya rasa nasionalisme. Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara karena merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap bangsa sendiri. Dengan hal itu, remaja dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi bangsanya, menjaga keutuhan persatuan bangsa, dan meningkatkan martabat bangsa dihadapan dunia. Namun, dengan memudarnya rasa nasionalisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Bangsa Indonesia sudah dijajah dari dulu sejak rasa nasionalisme remaja memudar. Bukan dijajah dalam bentuk fisik, namun dijajah secara mental dan ideology. Banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia. Kemampuan local genius bangsa tidak lagi berjalan dengan semestinya. Banyak budaya dan paham barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi jati diri bangsa. Dalam aspek perekonomian Negara, dengan memudarnya rasa nasionalisme remaja, mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara tetangga. Saat ini masyarakat hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk mereka, bukan memikirkan apa yang mereka dapat berikan pada Negara. Dengan keegoisan inilah, masyarakat lebih menuntut hak
daripada kewajibannya sebagai warga Negara. Sikap individual yang lebih mementingkan diri sendiri dan hanya memperkaya diri sendiri tanpa memberikan retribusi pada Negara, mengakibatkan perekonomian Negara semakin lemah.
V. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan a)
Penyebab memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme pemuda dikarenakan oleh faktor internal dan eksternal. faktor. Faktor internal seperti kekecewaan pemuda terhadap kinerja pemerintah, dan sebagainya, sedangkan faktor eksternal seperti arus globalisasi yang membawa pengaruh negatif.
b)
Hubungan antara memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism terhadap kehancuran bangsa sangat erat. Memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar.
c)
Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda dibutuhkan peran keluarga, pendidikan, dan pemerintah.
Saran Dari hasil pembahasan yang telah penulis bahas, penulis memberikan saran kepada semua pihak, khususnya pemuda untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme terhadap Negara Indonesia, karena pemuda adalah calon penerus perjuangan dan pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengupayakan peningkatan nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda.
VI. Referensi http://infogokil.com/penyebab-memudarnya-nasionalisme-dikalangan-anak.html http://www.scribd.com/doc/39241879/Sejarah-Nasionalisme-Indonesia http://www.suaramerdeka.com/harian/0705/19/opi05.htm http://hendrikofirman.wordpress.com/2009/01/10/sejarah-analitik-strukturalnasionalisme-indonesia/