BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango
a. Sejarah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan sebuah instansi yang memiliki tugas pokok untuk melaporkan dan mencatat secara terus menerus, permanen dan universal terhadap keberadaan dan karateristik kejadian vital (peristiwa penting) yang terjadi pada populasi masyarakat sebagaimana ditetapkan berdasarkan ketentuan dan peraturan perundangan dalam kaitannya dengan persyaratan dan keperluan dokumen yuridis-legal dalam suatu Negara. Pada awalnya kantor Catatan Sipil Kependudukan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bone Bolango dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 16 tanggal 6 Juni tahun 2003 yang dikepalai oleh Pejabat Eselon II Bapak Dr. Rusli Katili. Kemudian dirubah dengan Perda (Peraturan Daerah) Nomor 6 Tahun 2005 menjadi Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana yang dikepalai oleh Pejabat Eselon II Bapak Drs. Robin H. Daud. Pada tahun 2007 Badan Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Bone Bolango sesuai Perda (Peraturan Daerah) Nomor 51 Tahun 2007 berubah lagi menjadi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango yang dikepalai oleh Pejabat Esselon II Bapak Anas Mile, Sm.H yang beralamat di Jalan Nani Wartabone Kelurahan Padengo Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Pada bulan oktober sampai dengan nopember
2010 dipimpin oleh Pejabat Esselon II Bapak Drs. Hi. Yudhi Ekwanto, MM kemudian mulai bulan desember 2010 sampai dengan 12 juli 2010 dipimpin oleh Pejabat Esselon II Bapak Taufik Sidiki, SE.,MM. Kemudian sejak tanggal 12 juli 2010 Sampai dengan sekarang kepala dinasnyaa dalah pejabat eselon II Bapak Drs. Sofyan Mohi,MM b. Struktur Organisasi Struktur Organisasi menggambarkan mekanisme formal mengenai hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berada di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Bone Bolango. Dalam pelaksanaan tugas pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mempunyai Struktur Organisasi dalam bidang kependudukan dan catatan sipil dengan jabatan struktural sebagai berikut : 1) Kepala Dinas
: 1 Orang
2) Sekretaris
: 1 Orang
3) Kepala Bidang
: 3 Orang
4) Kepala Sub Bidang/Seksi
: 8 Orang
5) Staf
: 22 Orang
Data bagan struktur organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada lampiran. 4.2
Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini responden adalah seluruh pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango yang berjumlah 35 orang. Dari lembar kuisioner diperoleh data responden berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan umur a. Data responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.1.
Data Responden di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase (%)
Laki-Laki
15
43%
Perempuan
20
57%
Jumlah
35
100%
Sumber Data Primer 2012 Dari tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden yang bekerja di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango adalah perempuan dengan jumlah 20 orang atau 57%, sedangkan yang laki-laki hanya berjumlah 15 orang atau 43%. b. Data responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir Tabel 4.2
Data Responden di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango Berdasarkan Tingkat Pendidkan Terakhir Tahun 2012
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Presentase (%)
S MU
13
37%
Diploma
10
29%
Sarjana
12
34%
Jumlah
35
100
Sumber Data Primer 2012 Mencermati data pada tabel 4.2 di atas diketahui bahwa pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango yang dijadikan responden di paling banyak berpendidikan SMU yang berjumlah 13 orang atau 37%, kemudian berpendidikan sarjana yang berjumlah 12 orang atau 34% dan yang paling sedikit yakni responden yang berpendidikan diploma dengan jumlah 10 orang atau 29%.
c. Data responden berdasarkan umur Tabel 4.3
Data Responden di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango Berdasarkan Umur Terakhir Tahun 2012
Umur
Frekuensi
Presentase (%)
21-30 tahun
15
43%
31-40 tahun
12
33%
> 41 tahun
8
23%
Jumlah
35
100%
Sumber Data Primer 2012 Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango yang dijadikan responden paling banyak berumur 21-30
tahun yakni berjumlah 15 orang atau 43%, kemudian yang berumur 31-40 tahun berjumlah 12 orang atau 33%, sedangkan yang paling sedikit adalah responden yang berusia >41 tahun yang berjumlah 8 orang atau 23%. 4.3
Deskripsi Hasil Pengujian Instrument Sehubungan dengan tujuan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
kompetensi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bone Bolango, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian instrument sebagai berikut.
4.3.1 Deskripsi Hasil Uji Validitas Variabel Kompetensi (X) Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dari instrument kuisioner yang digunakan dalam pengumpulan data. Selain itu uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item pertanyaan dalam kuisioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Dalam penelitian ini uji validitas diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Menurut Riduwan (2010) bahwa cara yang digunakan untuk mengukur validitas adalah dengan analisis item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel. Agar memudahkan proses perhitungan data seluruh analisa menggunakan alat bantu program statistik SPSS versi 15. Dari hasil uji validitas variabel kompetensi (X) melalui analisa korelasi product moment dengan menggunakan SPSS versi 15 diperoleh nilai pada setiap butir pertanyaan sebagai berikut.
Tabel 4.4 Data Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kompetensi (X)
Item
R hitung
R tabel
Keputusan
Pertanyaan 1
.396
0.3
Valid
Pertanyaan 2
.357
0.3
Valid
Pertanyaan 3
.379
0.3
Valid
Pertanyaan 4
.398
0.3
Valid
Pertanyaan 5
.382
0.3
Valid
Pertanyaan 6
.370
0.3
Valid
Pertanyaan 7
.314
0.3
Valid
Pertanyaan 8
.497
0.3
Valid
Pertanyaan 9
.365
0.3
Valid
Pertanyaan 10
.365
0.3
Valid
Pertanyaan 11
.387
0.3
Valid
Pertanyaan 12
.394
0.3
Valid
Pertanyaan 13
.363
0.3
Valid
Pertanyaan 14
.365
0.3
Valid
Pertanyaan 15
.315
0.3
Valid
Pertanyaan 16
.383
0.3
Valid
Pertanyaan 17
.381
0.3
Valid
Pertanyaan 18
.459
0.3
Valid
Pertanyaan 19
.455
0.3
Valid
Pertanyaan 20
.467
0.3
Valid
Data Olahan SPSS 2012
Dari 20 item pertanyaan perlu diperhatikan berapa jumlah item yang valid dan berapa yang tidak valid. Tingkat validitas item pertanyaan dapat dilihat perbandingan antara nilai rhitung harus lebih besar dari tingkat nilai r
tabel
atau rhitung > r
tabel,
maka item tersebut adalah
valid. Mencermati hasil perhitungan pada tabel 4.4, dapat dilihat bahwa dari 20 item pertanyaan variabel kompetensi (X) semuanya valid. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai rhitung dengan r tabel dimana rhitung > r tabel. 4.3.2 Deskripsi Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja (Y) Untuk menguji tingkat validitas diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Menurut Riduwan (2010) bahwa cara yang digunakan untuk mengukur validitas adalah dengan analisis item, dimana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel. Dari hasil uji validitas variabel kinerja (Y) melalui analisa korelasi product moment dengan menggunakan SPSS versi 15 diperoleh nilai pada setiap butir pertanyaan sebagai berikut.
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kinerja (Y)
Item
R hitung
R tabel
Keputusan
Pertanyaan 1
.467
0.3
Valid
Pertanyaan 2
.427
0.3
Valid
Pertanyaan 3
.438
0.3
Valid
Pertanyaan 4
.575
0.3
Valid
Pertanyaan 5
.327
0.3
Valid
Pertanyaan 6
.321
0.3
Valid
Pertanyaan 7
.499
0.3
Valid
Pertanyaan 8
.360
0.3
Valid
Pertanyaan 9
.419
0.3
Valid
Pertanyaan 10
.617
0.3
Valid
Pertanyaan 11
.544
0.3
Valid
Pertanyaan 12
.594
0.3
Valid
Pertanyaan 13
.395
0.3
Valid
Pertanyaan 14
.447
0.3
Valid
Pertanyaan 15
.453
0.3
Valid
Pertanyaan 16
.360
0.3
Valid
Pertanyaan 17
.520
0.3
Valid
Pertanyaan 18
.313
0.3
Valid
Pertanyaan 19
.479
0.3
Valid
Pertanyaan 20
.309
0.3
Valid
Data Olahan SPSS 2012
Sama halnya dengan analisis validitas data pada variabel kompetensi (X), maka perlu diperhatikan perbandingan antara r
tabel
dan rhitung untuk mengukur tingkat validitas data pada 20
item pertanyaan variabel kinerja (Y). Dari hasil analisa pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa dari 20 item pertanyaan variabel kinerja (Y) semuanya valid. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan nilai rhitung dengan r tabel dimana rhitung > r tabel. 4.3.3 Deskripsi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi (X) Dalam peneltian ini, rumus uji reliabilitas yang digunakan adalah rumus cronbach alpha, jika nilai koefisien cronbach-alpha lebih dari 0.60 maka hal tersebut menunjukan bahwa kuisioner reliabel (Arikunto, 1996:93). Untuk mempercepat hasil perhitungan maka digunakan progra SPSS versi 15. Berikut ini adalah hasil pengujian reliabilitas terhadap item-item pernyataan dari variabel kompetensi (X). Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus cronbach alpha.
Tabel 4.6 Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi (X) Item Pertanyaan
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Pertanyaan 1
.792
Pertanyaan 2
.714
Pertanyaan 3
.758
Pertanyaan 4
.796
Pertanyaan 5
.764
Pertanyaan 6
.740
Pertanyaan 7
.628
Pertanyaan 8
.994
Pertanyaan 9
.730
Pertanyaan 10
.730
Pertanyaan 11
.774
Pertanyaan 12
.788
Pertanyaan 13
.726
Pertanyaan 14
.730
Pertanyaan 15
.630
Pertanyaan 16
.766
Pertanyaan 17
.762
Pertanyaan 18
.918
Pertanyaan 19
.910
Pertanyaan 20
.934
Sumber Data Olahan SPSS 2012 Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas data pada tabel 4.6 diketahui bahwa variabel kompetensi (X) menunjukan nilai cronbach-alpha item 1 sampai 20 lebih besar dari 0.60 yang dapat dilihat pada kolom cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel kompetensi (X) reliabel. 4.3.4 Deskripsi Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai (Y) Uji reliabilitas variabel kinerja pegawai (Y) dianalisa dengan melihat nilai koefisien cronbach – alpha lebih dari 0.6 (Arikunto, 1996:193), maka hal tersebut menunjukkan bahwa kuisioner adalah reliabel. Tabel 4.7 Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Item Pertanyaan
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Pertanyaan 1
.808
Pertanyaan 2
.815
Pertanyaan 3
.814
Pertanyaan 4
.817
Pertanyaan 5
.820
Pertanyaan 6
.816
Pertanyaan 7
.808
Pertanyaan 8
.815
Pertanyaan 9
.811
Pertanyaan 10
.796
Pertanyaan 11
.807
Pertanyaan 12
.805
Pertanyaan 13
.829
Pertanyaan 14
.809
Pertanyaan 15
.806
Pertanyaan 16
.833
Pertanyaan 17
.811
Pertanyaan 18
.817
Pertanyaan 19
.818
Pertanyaan 20
.813
Sumber Data Olahan SPSS 2012 Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas data pada tabel 4.6 diketahui bahwa variabel kompetensi (X) menunjukan nilai cronbach-alpha item 1 sampai 20 lebih besar dari 0.60 yang dapat dilihat pada kolom cronbach’s alpha if item deleted dengan demikian dinyatakan variabel kinerja pegawai (Y) reliabel. 4.4
Pengujian Hipotesis
4.4.1 Uji Normalitas Data
Sebelum melakukan analisa regresi dan korelasi terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data yang dilakuka dengan menggunakan grafik plot probabilitas normal. Uji normalitas berdistribusi normal atau acak untuk setiap kali nilai X mengikuti distribusi normal di sekitar rata-rata. Dengan plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai harapan pada distribusi normal. Normalitas terpenuhi apabila titik-titik (data) terkumpul pada sekitar garis lurus (Susanto:2005). Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 15. Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas Data
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kinerja 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Dari grafik di atas terlihat bahwa titik-titik terletak menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tidak terpencar jauh dari garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persyaratan normalitas bisa dipenuhi.
4.4.2 Uji Persamaan Regresi Linear Sederhana Uji regresi digunakan untuk mengetahui apakah variabel kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango. Untuk memudahkan perhitungan maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 15. Dari hasil analisa regresi linear sederhana diperoleh nilai Ŷ= a + bX sebagai berikut. Tabel 4.8 Uji Persamaan Regresi Linear Sederhana
Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) Kompetensi
Std. Error
2.604
.247
.044
.084
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
.062
10.531
.000
.528
.599
a Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan hasil analisa pada tabel 4.8 diketahui bahwa nilai koefisien regresi linear sederhana dari variabel kompetensi (X) dan variabel kinerja (Y) adalah Ŷ = 2.604 + 0.044X. Hasil analisa koefisien regresi sederhana mengindikasikan bahwa: a. Konstanta sebesar 2.604 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kompetensi (X) maka nilai variabel Y adalah 2.604
b. Koefisien regresi sebesar 0.044 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan pada variabel kompetensi (X) akan meningkatkan sati satuan pada variabel kinerja (Y) sebesar 0.044 dengan anggapan variabel bebas lain besarnya konstan. 4.4.3 Uji Signifikan Persamaan Regresi Setelah diperoleh nilai persamaan regresi linear sederhana, maka tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian siginifikan persamaan regresi tersebut. Sebelum melakukan pengujian maka terlebih dahulu ditetapkan kriteria pengujian sebagai berikut : RJKReg(b/a) F= RJKRes
Jika FHitung > FTabel artinya signifikan, sedangkan FHitung < FTabel artinya tidak signifikan. Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS. Dengan taraf signifikan ( α ) = 0.01 FTabel = (1-α) (1, n-2) FTabel = (1- 0.01) (1, 74 – 2 ) FTabel = (1- 0.01) (1, 72 ) FTabel = 7.08 Berdasarkan hasil perhitungan SPSS versi 15 diperoleh hasil uji signifikan persamaan regresi dengan nilai harga FHitung = 55.584 dan FTabel = (0.99) (1,72) = 7.08, yang artinya FHitung > FTabel. Sesuai dengan kriteria pengujian bahwa jika FHitung > FTabel artinya signifikan. Hal ini
berarti bahwa variabel kompetensi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango. 4.4.4 Uji Koefisien Korelasi (r) dan determinasi (r2) Uji koefisiesn korelasi (r) dan determinasi (r2) digunakan untuk mengetahui seberapa kuat atau derajat hubungan antara variabel kompetensi (X) dengan variabel kinerja pegawai (Y). Dari hasil uji koefisien korelasi dengan menggunakan program SPSS versi 15 diperoleh nilai koefisien korelasi (r) dengan nilai koefisien determinasi (r2) sebagai berikut. Tabel 4.9 Koefisien Korelasi
Model 1
r .661a
r square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.437
.429
5.355
a Predictors: (constant) kompetensi b Dependent variable: kinerja pegawai Berdasarkan data hasil analisa koefisien korelasi pada tabel 4.9 diketahui kekuatan hubungan variabel kompetensi dengan kinerja pegawai ditunjukan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.661, hal ini berarti bahwa keeratan hubungan antara variabel kompetensi dengan variabel kinerja pegawai kuat dan positif. Sedangkan besarnya pengaruh variabel kompetensi terhadap kinerja pegawai ditunjukan oleh nilai determinasi (r2) atau r square yakni sebesar 0.437. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa pengaruh variabel kompetensi (X) terhadap variabel kinerja pegawai (Y) sebesar 0.437 atau sebesar 43.7%. Artinya tingkat hubungan kompetensi dengan kinerja pegawai tergolong sedang.
Hal ini dapat dilihat pada tabel penafsiran koefisien korelasi menurut Sugiyono (2004:216) dibawah ini. Tabel 4.10 Pedoman Untuk memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2004:216) 4.4.5 Uji Signifikan dari Koefisien Korelasi Uji signifikan dari koefisien korelasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan uji t. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai
thitung dengan ttabel pada α =
0.05, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dan derajat kebebasan (n-k-1) dimana k adalah jumlah variabel independent dan n sebagai jumlah sampel yang diteliti dengan kriteria sebagai berikut. Jika t hitung ≤ t tabel : Ho diterima atau HA ditolak Jika t hitung ≥ t tabel : Ho ditolak atau HA diterima Dari hasil uji signifikan koefisien korelasi diperoleh nilai thitung = 7.476 sedangkan nilai t tabel pada α = 0.05 yakni sebesar 2.000. Jadi 7.476 > 2.000 atau dengan kata lain nilai thitung >
ttabel maka H0 ditolak atau Ha diterima artinya variabel kompetensi (X) berpegaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja pegawai (Y) pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango. 4.5
Pembahasan Kompetensi merupakan kemampuan yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang dimiliki individu untuk melakukan suatu pekerjaan. Dari hasil penelitian terhadap 35 pegawai yang bekerja di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango diketahui bahwa kompetensi dari masing-masing pegawai berbeda-beda. Kompetensi pegawai yang meliputi kemampuan berprestasi, inisiatif, percaya diri, memiliki komitmen dan hubungan kerja dapat mempengaruhi kinerja pegawai itu sendiri, sebab jika seorang pegawai kurang berkompetensi dalam bidang pekerjaannya pasti kinerja pegawai itu kurang baik dan begitu pula sebaliknya. Pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango berdasarkan hasil analisa persamaan regresi ditunjukan oleh nilai Ŷ = 2.604 + 0.044X. Hasil ini mengindikasikan nilai konstanta sebesar 2.604 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel kompetensi maka nilai variabel kinerja pegawai di Dinas Kependuduan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango adalah sebesar 2.604. Sedangkan nilai koefisien regresi sebesar 0.044 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan pada variabel kompetensi akan mempengaruhi peningkatkan satu satuan pada variabel kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango sebesar 0.044 dengan anggapan variabel bebas lain besarnya konstan.
Beberapa contoh yang diperoleh peneliti bahwa pegawai yang memiliki semangat kerja yang tinggi untuk dapat berprestasi, memiliki pengetahuan untuk menciptakan dan mengemukakan gagasan, dan menguasai tugas pokok dan fungsi jabatan memiliki kinerja yang baik seperti kemampuan menyelesaikan pekerjaan, memahami tugas pokok dan fungsi sebagai seorang pegawai sehingga serta mampu menciptakan terobosan-terobosan baru dalam pekerjaannya. Pendapat di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Wibowo (2007:86) bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut. Selain itu ditambahkan pula oleh Gibson (2002:233) bahwa kinerja mengandung dua komponen penting yakni kompetensi dan produktivitas. Kompetensi berarti individu atau organisasi yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat kekuatan hubungan antara variabel kompetensi dengan kinerja pegawai yang ditunjukan oleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.661. Sedengkan besarnya pengaruh variabel kompetensi terhadap kinerja pegawai sebesar 0.437. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa pengaruh variabel kompetensi (X) terhadap variabel kinerja pegawai (Y) sedang yakni sebesar 0.437 atau 43.7%, sedangkan sisanya sebesar 56.7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijadikan variabel dalam penelitian ini seperti manajemen, sikap mental, jaminan sosial dan lingkungan dan iklim kerja. Kondisi manajemen instansi yang dijalankan dapat mempengaruhi kinerja pegtawai sebab fungsi manajemen yang meliput perencanaan, pengorganisasian, pengaktualisasian dan pengawasan yang tidak berjalan dengan baik
lebih berpotensi terjadinya kegagalan yang
berimbas pada kinerja pegawai. Selain itu faktor yang mempengaruhi kinerja yakni sikap mental pegawai. Pegawai yang memiliki mental rapuh tidak dapat bekerja dibawah tekanan dan sulit untuk berprestasi sebab dalam situasi dan kondisi tertentu bisa saja pimpinan mengharapkan agar pegawainya dapat menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah jaminan sosial dan lingkungan. Setiap pegawai ingin bekerja dalam kondisi sosial yang akrab dan lingkungan kerja yang nyaman. Kondisi sosial yang tidak bersahabat dan lingkungan kerja yang tidak kondusif bisa mengakibatkan pegawai tidak betah untuk bekerja dan ujungnya ingin pindah, berhenti atau keluar dari pekerjaannya. Pendapat di atas sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sedarmaryanti, (2001:7276) bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai diantaranya adalah sikap mental pegawai, pendidikan, keterampilan, manajemen, tingkat penghasilan, gizi dan kesehatan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, sarana produksi dan kesempatan berprestasi. Dari hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji signivikan F dan uji t diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kompetensi dengan kinerja pegawai. Hal ini berarti bahwa kompetensi yang dimiliki mempengaruhi kinerja pegawai di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bone Bolango.