1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bedasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab I Pasal I tentang Rekam Medis, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Catatan mengenai riwayat kesehatan
pasien
tersebut
yang
selanjutnya
akan
diolah
sehingga
menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh sarana pelayanan kesehatan
untuk
meningkatan
mutu
pelayanan
kesehatan.
Tujuan
dilaksanakannya rekam medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi di sarana pelayanan kesehatan dan dengan pengelolaan rekam medis yang baik dan benar akan menunjang tercapainya tertib administarasi di sarana pelayanan kesehatan. Kegunaan
rekam
medis
sering
disingkat
dengan
ALFRED
(Administrative value, Legal value, Financial Value, Research Value, Education value). Rekam medis dalam hubungannya dengan aspek keuangan Financial value berguna untuk mengetahui besarnya pembayaran yang harus dibayar, baik secara tunai maupun asuransi (Hatta, 2011). Secara tidak langsung, data – data yang terdapat dalam rekam medis dapat digunakan sebagai bahan dasar atau bukti untuk kelengkapan persyaratan pengajuan klaim kepada pihak asuransi oleh rumah sakit maupun bagi pasien sendiri guna penggantian biaya yang telah dikeluarkan untuk asuhan yang telah diberikan.
1
2
Asuransi dapat didefinisikan sebagai suatu perjanjian dimana si penanggung dengan menerima suatu premi mengikutkan dirinya untuk memberi ganti rugi kepada tertanggung yang mungkin diderita karena terjadinya
suatu
peristiwa
yang
mengandung
ketidakpastian
yang
akanmengakibatkan kehilangan kerugian, atau kehilangan suatu keuntungan (Azwar, 2000). Asuransi nasional yang berkembang saat ini di Indonesia adalah asuransi BPJS yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2014 lalu. Pembentukan Undang-Undang tentang badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) ini merupakan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Dalam implementasi jaminan kesehatan nasional (JKN) melalui program asuransi BPJS telah diatur pola pembayaran kepada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan adalah dengan INA-CBGs sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013. Untuk tarif yang berlaku pada 1 Januari 2014, telah dilakukan penyesuaian dari tarif INACBG Jamkesmas dan telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. INA-CBGs adalah kependekan dari Indonesia Case Based Groups yaitu aplikasi yang digunakan sebagai aplikasi pengajuan klaim asuransi di Rumah Sakit, Puskesmas dan semua penyedia pelayanan kesehatan (PPK). INA-CBGs merupakan kelanjutan dari aplikasi INA-DRGs yang lisensinya berakhir pada tanggal 30 September 2010 lalu.
Agar implementasi pola
3
pembayaran Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs) dapat berjalan dengan efektif dan lancar, maka pemerintah mengengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 27 tahun 2004 tentang
Petunjuk teknis Sistem
Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs) yang merupakan acuan bagi fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan dan pihak lain yang terkait mengenai metode pembayaran INA-CBGs dalam pembayaran penyelenggaraan Jaminan Kesehatan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah diketahui bahwa dalam mendukung program pemerintah terkait jaminan kesehatan kepada masyarakat, RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta asuransi kesehatan nasional dan daerah disamping memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien umum dan asuransi kesehatan non nasional dan daerah. Asuransi kesehatan nasional dan daerah yang berlaku di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah antara lain yaitu Askes, Jamkesmas, dan Jamkesda. Asuransi Askes merupakan cikal bakal asuransi Jamkesmas dengan nama Askeskin lalu pada tahun 2008 diubah terminologinya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Sejak tahun 2008 RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah sudah menerapkan Jamkesmas dengan pola pembayaran INADRGs (Indonesian Diagnostic Related Groups). Sedangkan untuk Jamkesda yang merupakan Program Jaminan Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Miskin yang diselenggarakan melalui APBD Pemerintah Kabupaten Klaten sebagai kegiatan pendampingan Program Jamkesmas telah diberlakukan di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah sejak tahun 2009.
4
Saat ini, asuransi kesehatan nasional yang berlaku di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah adalah asuransi BPJS yang merupakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebagaimana diamanatkan UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS ) yang mulai diterapkan 1 januari 2014 lalu. Asuransi BPJS ini berlaku bagi peserta Jamkesmas, PNS, TNI, Polri dan pensiunan. Sedangkan untuk Jamkesda pelaksanaannya terintegrasi dengan program JKN. Untuk pengajuan klaim asuransi BPJS ini digunakan sebuah aplikasi yaitu INA-CBGs yang mulai diaplikasikan sejak tahun 2010 untuk asuransi Jamkesmas dan mulai 1 Januari 2014 INA-CBGs digunakan untuk asuransi BPJS. Dalam hal pengajuan klaim, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petugas seperti kode F19 (pasien Napza) yang tidak dijamin oleh program JKN sehingga jika tetap di-entry di sistem INA-CBGs maka klaim akan ditolak, untuk dapat mendapatkan pelayanan kesehatan pasien harus mendaftar sebagai pasien umum. Pasien gelandangan atau pasien dari panti sosial / LSM atau penghuni lapas narkoba yang dulu dapat dijamin oleh Jamkesmas kini tidak dapat dijamin dalam program JKN melainkan diberikan pelayanan gratis dengan biaya dari rumah sakit. Dengan adanya pengecualian tersebut maka dibutuhkan ketelitian dari petugas agar pengajuan klaim dapat berjalan dengan lancar. Selain itu perlu diperhatikan juga sarana dan prasarana juga keuangan serta tata cara kerja untuk pelaksanaan program JKN ini terlebih lagi dalam pelaksanaan sistem INA-CBGs yang merupakan aplikasi untuk pengajuan klaim asuransi BPJS. Dikarenakan program JKN merupakan perpaduan antara Jamkesmas serta askes juga terintegrasi dengan Jamkesda dan dalam pelaksanaannya terdapat pengecualian dalam hal klaim seperti
5
yang telah disebutkan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pelaksanaan Sistem INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups) Berdasarkan Unsur Manajemen (5 M) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah” untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan sistem INA-CBGs di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah berdasarkan unsur manajemen (5 M).
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah "Bagaimana Pelaksanaan
Sistem
INA-CBGs
(Indonesian
Case
Based
Groups)
Berdasarkan Unsur Manajemen (5 M) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah?”
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut: 1.
Tujuan Umum Mengetahui gambaran umum pelaksanaan Sistem INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups) berdasarkan Unsur Manajemen (5 M) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah.
2. Tujuan Khusus a.
Mengetahui
faktor
Man
(Sumber
Daya
Manusia)
yang
mempengaruhi pelaksanaan sistem INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah.
6
b.
Mengetahui faktor Money (Uang) yang mempengaruhi pelaksanaan sistem INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups ) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah.
c.
Mengetahui faktor Materials
(Material) yang mempengaruhi
pelaksanaan sistem INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah. d.
Mengetahui
faktor
Machines
(Mesin)
yang
mempengaruhi
pelaksanaan sistem INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups ) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah. e.
Mengetahui
faktor
Methods
(Metode)
yang
mempengaruhi
pelaksanaan sistem INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini meliputi manfaat praktis dan manfaat teoritis sebagai berikut. 1.
Manfaat Praktis a)
Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan evaluasi dan masukan dalam mempertahankan pelaksanaan sistem INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah.
b)
Bagi Peneliti Menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman dibidang rekam medis dalam menerapkan teori yang peneliti peroleh dari
7
institusi pendidikan sesuai dengan praktik di lapangan.
2.
Manfaat Teoritis a)
Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan kajian yang berguna untuk pengembangan pendidikan
dan
metode
pembelajaran
yang
efektif
bagi
mahasiswa seiring perkembangan teknologi di bidang kesehatan.
b)
Bagi Peneliti Lain Sebagai
bahan
referensi
bagi
pengembangan
penelitian
selanjutnya bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan topik yang hampir serupa.
E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang “Pelaksanaan Sistem INA-CBGs (Indonesian Case Based Groups) Berdasarkan Unsur Manajemen (5 M) di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah” belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Sebagai acuan dalam penelitian, peneliti menggunakan penelitian dengan topik yang serupa, yaitu : 1. Lestari (2009) dengan judul “Pelaksanaan Sistem INA-DRGs (INDONESIAN DIAGNOSTIC RELATED GROUPS) di Unit Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta” Penelitian
ini
menggunakan
jenis
penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan kualitatif dan rancangan cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan sistem INA-DRGs di Instalasi
8
Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem INA-DRGs. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan INA-DRGs di RSUP Dr. Sardjito baru dilakukan untuk pasien Jamkesmas rawat jalan dan rawat inap kelas III periode 1 Januari 2009. Sistem INA-DRGs meliputi Clinical Pathway, Coding, dan Costing. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan INA-DRGs di Instalasi Catatan Medis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yaitu adanya Sumber daya Manusia yaitu 3 orang koder yang terdiri dari 2 orang koder rawat inap dan 1 orang koder rawat jalan, didukung oleh dana dan sarana, tapi belum ada prosedur tertulis yang mengatur jalannya proses INA-DRGs di RSUP Dr. Sardjito. Persamaan penelitian Lestari (2009) dengan penelitian ini yaitu dalam hal topik yang membahas pelaksanaan sistem pengajuan klaim asuransi beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti yaitu Lestari (2009) menggunakan sistem INA-DRGs sebagai objek sedangkan peneliti menggunakan sistem INA-CBGs sebagai objek.
2. Kusuma (2013) dengan judul “Analisis kelengkapan Persyaratan Klaim Asuransi Jamkesmas dan Jampersal Pada Sistem INA-CBGs di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta” Penelitian pendekatan
ini
menggunakan
kualitatif
dengan
jenis
tujuan
penelitian untuk
deskriptif
mengetahui
dengan
presentase
kelengkapan persyaratan klaim asuransi jamkesmas dan jampersal, mengetahui presentase kelengkapan pengisisan resume medis pasien asuransi
jamkesmas
dan
jampersal,
mengetahui
penyebab
9
ketidaklengkapan persyaratan klaim asuransi jamkesmas dan jampersal pada
sistem
INA-CBGs.
Hasil
penelitian
ini
adalah
penyebab
ketidaklengkapan persyaratan klaim asuransi jamkesmas dan jampersal, yaitu kesibukan dokter karena banyak pasien, dokter tidak segera mengisi resume medis setelah pasien pulang, perawat tidak mengetahui bahwa resume
medis
merupakan
salah
satu
persyaratan
klaim
asuransi
jamkesmas dan jampersal, perawat tidak memahami apa yang sudah disosialisasikan petugas rekam medis dan kepala Unit rekam Medis, perawat tidak melengkapai semua item identitas pasien, tidak adanya prosedur tetap dan kebijakan tentang pengisisan resume medis. Persamaan penelitian Kusuma (2013) dengan penelitian ini yaitu sama – sama meneliti tentang sistem INA-CBGs. Perbedaannya penelitian Kusuma (2013) melakukan analisis terhadap persyaratan klaim asuransi jamkesmas dan jampersal sedangkan peneliti mengambil topik Pelaksanaan Sistem INA-CBGs dalam klaim asuransi BPJS tanpa melakukan analisis terhadap persyaratan klaim.
3. Nurkonita (2014) dengan judul “Pelaksanaan Klaim BPJS / SJSN Terkait Sistem Case-Mix INA-CBG’s di RSJ Ghrasia DIY” Penelitian
ini
menggunakan
jenis
penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan kualitatif serta dengan rancangan cross sectional. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui alur serta proses pelaksanaan klaim BPJS/ SJSN terkait sistem case-mix INA-CBGs di RSJ Grhasia DIY, mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan klaim BPJS/SJSN terkait sistem casemix INA CBGs di RSJ Grhasia DIY. Hasil penelitian ini adalah alur serta
10
proses pelaksanaan klaim BPJS/SJSN terkait sistem case-mix INA CBG’s telah sesuai dengan Manual Pelaksanaan Klaim JKN BPJS Kesehatan. Kendala-kendala terdapat di sumber daya manusia, material, dan mesin pada pelaksanaan klaim BPJS di RSJ Grhasia DIY adalah man (manusia) yang meliputi pihak yang mengajukan klaim BPJS, petugas medis dan petugas rekam medis. Materials (bahan) yang meliputi surat rujukan dan cetakan SEP, sedangkan machine (mesin) yang meliputi server BPJS yang terkadang off, mesin pencetak SEP dan listrik di RSJ Grhasia DIY. Persamaan penelitian Nurkonita (2014) dengan penelitian ini yaitu sama – sama meneliti tentang sistem INA-CBGs. Perbedaannya penelitian Nurkonita (2014) melakukan analisis terhadap pelaksanaan klaim asuransi BPJS sedangkan peneliti mengambil topik Pelaksanaan Sistem INA-CBGs.
F. Gambaran Umum RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan profil RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah tahun 2014 yang diperoleh dari Instalasi Rekam Medis, diketahui: 1. Sejarah Singkat RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah sejak 23 Agustus 1953 sebagai Koloni Orang Sakit Jiwa (KOSJ), yang merupakan satelit RS Jiwa Mangunjayan Surakarta dan RS Jiwa Kramat Magelang. Berfungsi untuk penampungan pasien gangguan jiwa yang sudah pada tahap masa pemulihan (masa tenang)
11
untuk dilakukan rehabilitasi mental dan sosial. Tahun 1972 mulai dibuka pelayanan rawat jalan seminggu sekali, sedangkan fungsi sebagai penampungan ditingkatkan menjadi rawat inap. Hal ini dimungkinkan dengan didatangkannya spesialis jiwa dari RSJ Mangunjayan seminggu sekali. Dengan terbitnya SK MENKES RI Nomor: 135/SK/MenKes/IV/78 Tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa, maka KOSJ secara resmi berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa kelas B. Kemudian
sesuai
dengan
Surat
Nomor:
1732/Menkes-
Kessos/XII/2000 tanggal 12 Desember 2000, RSJ ini diserahkan oleh Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sesuai dengan rekomendasi Gubernur Jawa Tengah Nomor: 445/6797/2000 tanggal 28 Juni 2000 tentang perubahan nama Rumah Sakit Jiwa Klaten selanjutnya dengan SK. Menteri Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI No.1681.A/MENKES KESSOS/SK/XI/2000, maka sejak tanggal 20 Nopember 2000 nama RS Jiwa Klaten secara resmi berubah menjadi RSJD Dr. RM. Soedjarwadi. Saat ini dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsinya RSJD Dr. RM. Soedjarwadi mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 8 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah telah melaksanakan
PPK
BLUD BERTAHAP dengan
Pergub
Nomor
059/81/2008 Tentang Penetapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) pada RSJD Dr. RM.
12
Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Melaksanakan PPK-BLUD PENUH dengan Keputusan Gubernur Nomor 903/152/2012 Tentang Penetapan Peningkatan Status Pola Pengeloalaan Keuangan Badan Layanan Daerah Dari Bertahap Menjadi PENUH pada RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Ditetapkan sebagai Rumah Sakit Khusus Kelas A berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.216/Menkes/VI/2013 tanggal 9 Juni 2013 tentang Pentetapan Kelas RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
2. Visi dan Misi a.
Visi Rumah Sakit Jiwa pilihan pertama masyarakat dengan layanan yang lengkap, bermutu tinggi dan dengan ilmu terkini.
b.
Misi 1) Memberikan pelayanan kesehatan jiwa yang terbaik bagi semua lapisan masyarakat 2) Meningkatkan
kuantitas
dan
kualitas
SDM
secara
berkesinambungan 3) Menjamin kesehatan yang selalu terakreditasi dan tersertifikasi secara nasional maupun internasional 4) Mewujudkan penataan rumah sakit jiwa modern yang tertata dan konsisten dengan master plan
13
5) Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penelitian di bidang kesehatan jiwa
3. Fasilitas Pelayanan a.
Pelayanan Gawat Darurat Memberikan pelayanan gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan atau masyarakat yang mengalami kecelakaan, mengalami kegawatdaruratan
termasuk karena
bencana sesuai dengan standar selama 24 jam. Pelayanan yang diberikan: 1) Kegawatan Psikiatri 2) Kegawatan Non-Psikiatri 3) Kegawatan Bencana 4) Ambulance Emergency 5) Massa Disaster
b.
Pelayanan Rawat Jalan 1) Klinik Tumbuh Kembang Anak dan Remaja 2) Klinik Jiwa Dewasa 3) Klinik Jiwa Lansia (Psikigeriatri) 4) Klinik Ketergantungan Obat / NAPZA 5) Klinik Mental Organik 6) Klinik Psikoterapi 7) Klinik Penyakit Saraf 8) Klinik Umum
14
9) Klinik Kesehatan Gigi dan Mulut 10) Klinik Psikologi 11) Klinik Penyakit Dalam 12) Klinik Nyeri 13) Klinik VCT
c.
Pelayanan Rawat Inap Layanan
rawat
inap
RSJD
Dr.
RM.
Soedjarwadi
mempunyai 8 (delapan) bangsal atau ruang dengan total Tempat Tidur (TT) sejumlah 189. Terdiri dari Kelas Intensif, Kelas VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Dengan spesifik ruang Psikiatrik, Non Psikiatrik, Strok, dan Psikogeriatrik.
d. Pelayanan Penunjang 1) Instalasi Laboratorium 2) Instalasi Farmasi 3) Instalasi Radiologi 4) Instalasi Rehabilitasi 5) Instalasi Elektromedik dan Elektrodiagnostik
15
4. Indikator Kinerja Rumah Sakit RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah Tabel 1.1 Indikator Kinerja Rumah Sakit Tahun 2014 RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah JUMLAH NO INDIKATOR SATUAN 2012 2013 2014 1.
BOR
%
58,65
63,15
57,77
2.
LOS
Hari
21,66
19,81
17,85
3.
TOI
Hari
15,27
11,56
13,05
4.
BTO
Kali
9,91
11,62
11,81
5.
GDR
Permil
0,006
0,006
0,009
6.
NDR
Permil
0,004
0,003
0,002
7.
Hari Perawatan
Pasien
40.575
43.564
39.853
8.
Jumlah Tempat Tidur
Buah
189
189
189
9.
Kunjungan Rawat Inap
Kunjungan
1.864
2.195
2.233
10.
Kunjungan IGD
Kunjungan
4.887
5.969
5.229
11.
Kunjungan Rawat Jalan
Kunjungan
56.460
78.773
74.472
Sumber: Laporan Instalasi Rekam Medis RSJD Dr. RM Soedjarwadi Klaten Provinsi Jawa Tengah