1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 269/MENKES/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat (Hatta, 2011) Sebagai salah satu sarana kesehatan, rumah sakit harus memiliki tenaga kesehatan yang cukup baik. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 1996 menyebutkan bahwa Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Perekam medis termasuk dalam jenis tenaga keteknisian medis yang merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan. Pada Pasal 3 disebutkan Tenaga kesehatan wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga pendidikan.
2
Rumah sakit besar yang memiliki kelompok tenaga medis yang banyak akan menangani pelayanan kesehatan yang cukup tinggi. Hal ini berdampak pada beragamnya data dan informasi medis sebagai hasil tugas pelayanan, dan berpengaruh terhadap pengelolaan data dan informasi serta manajemen sumber daya manusia di unit kerja MIK (Hatta, 2011). Fungsi MIK adalah sebagai pusat informasi. Hal ini mencakup kualitas informasi, keamanan dan kesediaan data. Informasi yang disimpan dapat berbentuk kertas berbeda sekali dengan penyimpanan dalam bentuk rekam kesehatan elektronik. Salah satu ruang lingkup pelayanan MIK yaitu secara komputerisasi SIR-rumah sakit (Hatta, 2011). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Suatu sistem informasi manajemen adalah kumpulan dari manusia dan sumber daya modal dalam suatu organisasi yang bertanggungjawab dan mengelola data yang menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian (Jogiyanto, 2005). Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem yang informasi yang berfungsi untuk mengelola informasi bagi manajemen organisasi. Dalam organisasi SIM berfungsi baik untuk pengelolaan transaksi, manajemen kontrol, maupun sebagai sistem pendukung keputusan (Davis, 1989). Sistem informasi manajemen rumah sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2013 adalah suatu sistem
3
teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari sistem informasi kesehatan. Salah satu pengumpulan data statistik Rumah Sakit untuk pemenuhan pembuatan laporan bersumber dari sensus harian (Depkes RI, 2005). Sensus harian merupakan data mentah yang nantinya akan diolah menjadi rekapan oleh bagian pengolahan data baik secara manual maupun menggunakan komputer. Salah satu contoh rekapan yang sangat berguna untuk pembuatan laporan yaitu rekapitulasi sensus harian rawat inap atau sensus harian pasien rawat inap. Sensus
harian
rawat
inap
(SHRI)
adalah
kegiatan
pencacahan/penghitungan pasien rawat inap yang dilakukan setiap hari pada satu ruang rawat inap (Depkes RI, 2005). Data sensus pasien rawat inap merupakan data yang harus dikumpulkan setiap hari dan merupakan aktivitas pasien untuk selama 24 jam periode waktu lapor. Termasuk pada pasien yang masuk dan keluar pada 24 jam sebelumnya. Umumnya sensus dimulai dari pukul 00.01 dan berakhir di pukul 24.00 (Hatta, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta pada tanggal 7 Februari 2014. RSUD Kota Yogyakarta telah mempunyai SIMRS yang berbasis komputer sejak tahun 2006. Terintegrasi di setiap bangsal, poli, instalasi penunjang, dan seluruh ruang administrasi. Aplikasi yang berjalan meliputi 1) menu transaksi berupa transaksi pembayaran, rawat jalan, rawat inap, IRD, serta instalasi penunjang, 2) rekam medik, 3) pengelolaan instalasi farmasi, 4) pengelolaan inventaris
4
rumah sakit. Aplikasi SIMRS merupakan proyek dari Dinas Kesehatan Propinsi yang pada awalnya bertujuan sebagai pilot project terhadap pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan yang terintegrasi dengan dinas kesehatan, puskesmas, rumah sakit daerah, dan rumah sakit swasta. Kenyataannya, sampai saat ini integrasi tersebut tidak pernah terwujud. Khusus untuk aplikasi di RSUD Kota Yogyakarta, masih banyak ditemukan berbagai kendala dalam hal pengimplementasian teknologi informasi tersebut. Beberapa menu masih belum dijalankan, dan beberapa formmasih belum sesuai dengan harapan pengguna. Hal ini tentu saja membuat pengguna aplikasi kemudian kembali ke cara-cara manual, terutama pada saat pembuatan laporan dan penyiapan data-data untuk bahan pengambilan keputusan bagi atasannya, salah satunya adalah menu sensus harian rawat inap. Sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta dilakukan oleh perawat di ruang perawatan secara manual. Walaupun menu sensus harian rawat inap sudah ada dalam SIMRS namun hingga saat ini belum digunakan karena belum berjalan secara maksimal dan masih dalam tahap perencanaan, bahkan ada beberapa perawat yang belum mengetahui jika menu sensus harian rawat inap sudah terdapat dalam SIMRS. Pelaksanakaan sensus harian rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta masih mengalami kendala yaitu ketidaksesuaian hasil sensus harian rawat inap manual dengan sensus harian rawat inap yang ada di SIMRS. Hal itu membuat sensus harian rawat inap yang terdapat dalam sistem informasi manajemen rumah sakit belum dimanfaatkan secara maksimal oleh RSUD
5
Kota Yogyakarta yang dimungkinkan disebabkan oleh faktor Sumber daya manusia. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti melakukan evaluasi kepada pengguna (user) terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Terkait Sensus Harian Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Persepsi PenggunaTerhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terkait sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta?”
C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah persepsi pengguna dalam implementasi sistem informasi manajemen rumah sakit terkait sensus harian rawat inap.
D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pengguna Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terkait sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai peneliti adalah: a. Mengetahui pengolahan sensus harian rawat inap;
6
b. Menganalisis persepsi pengguna (user) terkait kemanfaatan terhadap SIMRS; c. Menganalisis persepsi pengguna (user) terkait kemudahan terhadap SIMRS; d. Menganalisis sikap pengguna (user) menggunakan SIMRS; e. Menganalisis minat perilaku pengguna SIMRS terkait sensus harian rawat inap.
E. Manfaat 1. Manfaat Praktis a) Bagi Rumah Sakit 1) Sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan bagi rumah sakit 2) Sebagai evaluasi sumber daya manusia terhadap kinerja di rumah sakit
dalam
mendukung
perkembangan
Sistem
Informasi
Manajemen Rumah Sakit b) Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku perkuliahan dan pengembangan ilmu rekam medis serta menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman terkait dengan pelaksanaan SIMRS. 2. Manfat Teoritis a) Bagi Institusi Pendidikan Menambah referensi untuk membandingkan teori yang ada dengan praktek di lapangan
7
b) Bagi Peneliti Lain Sebagai acuan/referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya yang sesuai dengan materi yang berhubungan dengan materi yang diambil
F. Keaslian Penelitian Menurut pengamatan peneliti, penelitian tentang “Persepsi Pengguna Terhadap Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Terkait Sensus Harian Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta” belum pernah dilakukan, namun ada beberapa penelitian yang mempunyai kesamaan yaitu: 1. Waruna, Philip (2008) dengan judul “Penerimaan dan Pemanfaatan Sistem Teknologi Informasi di IGD RS. St. Vincentius Singkawang”. Perbedaan penelitian Waruna dengan penelitian ini terdapat pada tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi faktor-faktor penerimaan perawat terhadap SIM berbasis komputer di IGD dan menilai efektifitas SIMRS berbasis komputer dalam persepsi kemudahan dan manfaat di IGD, sedangkan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui persepsi pengguna terhadap sistem informasi manajemen rumah sakit di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta. Perbedaan lain dari penelitian ini adalah waktu dan lokasi penelitian. 2. Rhesavani, Prissilia (2013) dengan judul “Evaluasi Sistem Informasi Rekam Medis di RSU PKU Muhammadiah Bantul Berdasarkan Pendekatan Kemudahan dan Kemanfaatan”.
8
Perbedaan penelitian Rhesavani dengan penelitian ini terdapat pada tujuan penelitian yaitu mengetahui persepsi pengguna (user) yaitu petugas rekam medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul dalam menerima penerapan Sistem Informasi Rekam Medis berdasarkan pendekatan kemudahan dan kemanfaatan, sedangkan tujuan penelitian ini yaitu mengetahui implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit terkait sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta. Penelitian ini lebih menitikberatkan pada proses pengisian sensus harian rawat inap yang dilakukan oleh pengguna (user) pada SIMRS. Perbedaan lainnya yaitu pada waktu dan lokasi penelitian. Persamaan penelitian Rhesavani (2012) dengan penelitian ini adalah sama-sama
menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan kualitatif. 3. Sumantiningsih (2005) dengan judul “Keakuratan Data Sensus Harian Rawat Inap: Tinjauan Faktor Sumber Daya Manusia dan Pelaksanaan Komputerisasi Sensus Harian (Studi Kasus di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta)”. Perbedaan penelitian Sumantiningsih (2005) dengan penelitian ini terdapat pada tujuan penelitian yaitu untuk memperoleh gambaran keakuratan data sensus harian rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta, khususnya data pasien pulang. Tujuan khusus penelitian Sumantiningsih adalah untuk mendapatkan gambaran faktor sumber daya manusia
dan
pelaksanaan
komputerisasi
sensus
harian
yang
mempengaruhi keakuratan data sensus harian rawat inap. Sedangkan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi SIMRS
9
terkait sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta. Persamaan penelitian Sumantiningsih (2005) dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan datanya yaitu penelitian ini akan dilakukan dengan observasi dan wawancara. 4. Inayati, Kurnia (2010) yang bejudul “Analisis Kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) Rekam Medis Tentang Rekam Medis Elektronik (RME) di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus”. Perbedaan penelitian Inayati (2010) dengan penelitian ini yaitu penelitian Inayati (2010) bertujuan untuk menganalisis kemampuan SDM rekam medis (RM) tentang rekam medis elektronik (RME) di rumah sakit Aisyiyah Kudus, sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui implementasi SIMRS terkait sensus harian rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta. Pada penelitian ini lebih menitikberatkan pada pengisian sensus harian yang terdapat dalam SIMRS. Perbedaan lainnya yaitu watu dan lokasi penelitian. Persamaan penelitian Inayati (2010) dengan penelitian ini yaitu sama-sama
menggunakan
metode
penelitian
deskriptif
dengan
pendekatan kualitatif. Pengambilan datanya yaitu penelitian ini akan dilakukan dengan observasi dan wawancara.
G. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta Berdasarkan Buku Profil RSUD Kota Yogyakarta tahun 2012, diperoleh informasi sebagai berikut:
10
1. Profil RSUD Kota Yogyakarta Nama rumah sakit
: RSUD Kota Yogyakarta
Alamat
: Jl. Wirosaban No. 1 Yogyakarta
Telepon
: (0274) 371195, 386691, 386692
Faximile
: (0274) 385769
Jenis rumah sakit
: Rumah sakit umum
Type rumah sakit
: Type B non pendidikan
2. Sejarah Singkat dan Lokasi Rumah Sakit Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta berdiri sejak tanggal 1 Oktober 1987. Rumah Sakit ini merupakan pengembangan dari klinik Bersalin Tresnowati yang beralamat di Jalan Letkol Sugiyono Yogyakarta. Dari klinik ini berkembang menjadi sebuah rumah sakit umum dengan tipe kelas “D” meliputi pelayanan dasar umum, gigi dan kebidanan. Pada tahun 1988 pelayanan sudah mulai memanfaatkan gedung rumah sakit yang berada di wilayah Wirosaban Kelurahan Sorosutan Kecamatan Umbulharjo. Selanjutnya pada tanggal 1 Oktober 2010 Rumah sakit berubah nama menjadi RSUD Kota Yogyakarta namun masyarakat lebih sering menyebutnya sebagai Rumah Sakit Wirosaban. Rumah sakit mendapatkan penetapan dari Pemerintah melalui SK Menkes RI No. 496/Menkes/SK/V/1994 dan dikukuhkan dengan Perda No.1 Tahun 1996 Tentang Pembentukan RSUD Kota Yogyakarta dan Perda No.2 Tahun 1996 mengenai Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kota Yogyakarta. Pada saat itu rumah sakit telah berkembang menjadi rumah sakit kelas C.
11
Dalam hal mutu pelayanan RSUD Kota Yogyakarta pada tahun 1999, memperoleh Sertifikat dari KARS Pusat “terakreditasi penuh” dengan 5 pelayanan yang meliputi: Administrasi Dan Manajemen, Pelayanan Medis, Rawat Darurat, Keperawatan, dan Rekam Medis. Selanjutnya pada tahun 2010 mendapat Sertifikasi lagi dari KARS Pusat “terakreditasi penuh 12 Pelayanan”, yaitu dari 5 bidang yang sebelumnya ditambah 7 bidang meliputi: Farmasi, K3, Radiologi, Laboratorium, Pelayanan Kamar Operasi, PPI, dan Perinatal Resiko Tinggi. Melalui Perda No. 42 Tahun 2000 Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai pemilik menetapkan RSUD Kota Yogyakarta sebagai Rumah Sakit Unit Swadana, dengan pengertian khusus kewenangan mengelola pendapatan fungsional untuk keperluan memenuhi biaya operasionalnya. RSUD Kota Yogyakarta juga ditetapkan menjadi BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) berdasarkan Keputusan Walikota Yogyakarta No.423/Kep/2007 pada tanggal 12 September 2007. Dengan meningkatnya jenis-jenis pelayanan, kemampuan SDM, peralatan medis, sarana dan prasarana maka RSUD Kota Yogyakarta ditetapkan menjadi Rumah Sakit kelas “B” Non Pendidikan pada tanggal 28 Nopember 2007dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1214/MENKES/SK/XI/2007. Dengan ditetapkannya RSUD kelas “B” Non Pendidikan maka susunan dan tata kerja organisasi telah disempurnakan dengan peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah yang sudah sesuai peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007. Uraian Rincian
12
Tugasnya ditetapkan berdasarkan Peraturan Walikota No. 64 Tahun 2008. 3. Kepemilikan rumah sakit RSUD Kota Yogyakarta ditetapkan sebagai Rumah Sakit Instalasi Swadana pada tanggal 20 Desember 2000 dengan Perda No.42. Pada perkembangannya pengelolaan keuangan rumah sakit ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah dengan Penetapan Menjadi PPK secara penuh BLUD oleh keputusan Walikota Yogyakarta No. 423/Kep/2007 tanggal 21 September 2007 dan Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 59/2007 tentang Pedoman Teknis PPK BLUD RSUD. 4. Visi RSUD Kota Yogyakarta “Unggul, pilihan utama masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.” 5. Misi RSUD Kota Yogyakarta a. Mewujudkan pelayanan perumahsakitan dengan standar profesi tertinggi berbasis keselamatan pasien sesuai dengan kebutuhan serta menyenangkan pelanggan tanpa diskriminasi; b. Mewujudkan organisasi pembelajaran terus menerus, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kinerja pegawai; c. Mewujudkan rumah sakit pendidikan wahana penelitian, pelatihan dan pengembangan serta berwawasan lingkungan; d. Mewujudkan menajemen modern, efektif dan efisien dalam iklim kerja serasi dengan mengutamakan kebersamaan.
6. Motto RSUD Kota Yogyakarta “Kepuasan Anda Kebahagiaan Kami”
13
7. Fasilitas Pelayanan a. Pelayanan rawat jalan 1) Klinik Spesialis Anak; 2) Klinik Spesialis Bedah; 3) Klinik Spesialis Dalam; 4) Klinik Spesialis Kebidanan dan Kandungan; 5) Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin; 6) Klinik Spesialis THT; 7) Klinik Spesialis Mata; 8) Klinik Spesialis Syaraf; 9) Klinik Spesialis Jiwa; 10) Klinik Spesialis Gigi dan Mulut; 11) Klinik Konsultasi Gizi. b. Pelayanan IGD 24 jam c. Pelayanan Paripurna Satu Hari (One Day Care), d. Pelayanan Rawat Inap dan Tindakan Operasi e. Pelayanan Penunjang 1) Instalasi Bedah Sentral; 2) Instalasi Radiologi; 3) Instalasi Farmasi; 4) Laboratorium Klinik; 5) Instalasi Sterilisasi ntral; 6) Instalasi Gizi; 7) Pelayanan Haemodialisa; 8) Pelayanan Endoscopy Gastro Intestina.
14
f.
Fasilitas Umum a) ATM; b) Parkir mobil & motor; c) Masjid.
8. Performance Indikator pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari beberapa tabel performance rumah sakit yang disajikan dalam bentuk angka dalam persen. Persentase Performance RSUD Kota Yogyakarta mengenai data pelayanan pasien Rawat Inap, sebagai berikut: Tabel 1. Performance RSUD Kota Yogyakarta tahun 2011, 2012, 2013 No.
Parameter
2011
2012
2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bed Occupancy Rate dalam % Average Length of Stay dalam Hari Bed Turnover dalam Kali Turnover Interval dalam Hari Gross Death Rate dalam Permil Net Death Rate dalam Permil Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Darurat Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap Jumlah Tempat Tidur Sumber: Profil RSUD Kota Yogyakarta, 2012
62,7 3,95 52,41 2,37 36,82 16,30 95.01 26.21 8.101 158
60,78 4,18 51,73 2,77 38,04 18,30 105.72 27.12 9.674 187
69,09 4,30 58,69 1,92 39,46 19,82 123.37 31.46 13.64 190
15
Tabel 2. Tempat tidur pasien rawat inap RSUD Kota Yogyakarta KETERANGAN No RUANG JUMLAH KELAS I II III ANGGREK 1 Bangsal 3 10 6 19 Isolasi 1 0 0 1 BOUGENVILLE 2 Bangsal 5 8 14 27 Isolasi 2 0 0 2 CEMPAKA 3 Bangsal 10 6 0 16 Isolasi 0 1 0 1 DAHLIA 4 Bangsal 0 8 16 24 Isolasi 0 0 0 0 EDELWEIS 5 Bangsal 0 0 40 40 Isolasi 0 0 2 2 KENANGA 6 Bangsal 0 0 8 8 Isolasi 0 0 2 2 WIJAYA KUSUMA 7 0 5 0 5 KANNA 8 0 2 0 2 PADMA (PERINATALOGI) Incubator 0 4 0 4 Covis 0 4 0 4 9 Bed 3 8 8 22 Ruang Infeksius 0 2 0 2 10 INST. RAWAT DARURAT 0 4 0 4 11 INST. BEDAH SENTRAL 4 4 VINOLIA 12 11 (VIP B=9; VIP C=3) TOTAL 200 Sumber SK Direktur No. 445/03/KPTS/I/2013