1
STUDI KORELASI PRESTASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS II SMPN I PANEKAN TAHUN 2006/2007
SKRIPSI
Oleh ZAINAL ARIFIN NIM: 243 032 098
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO Oktober 2008
2
STUDI KORELASI PRESTASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS II SMPN I PANEKAN TAHUN 2006/2007
SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh ZAINAL ARIFIN NIM: 243 032 098
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO Oktober 2008
3
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi atas nama saudara: Nama NIM Jurusan Program Studi Judul
: : : : :
ZAINAL ARIFIN 243 032 098 Tarbiyah Pendidikan Agama Islam (PAI) STUDI KORELASI PRESTASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS II SMPN PANEKAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam ujian munaqasah
Pembimbing I
Drs. AHMADI BARDAN, M.Ag. NIP. 150 281 403
Tanggal, 04 Juli 2008
Pembimbing II
RETNO WIDYANINGRUM, M.Pd. NIP. 150 300 069
Tanggal, 04 Juli 2008
Mengetahui, Kaprodi Pendidikan Agama Islam
BASUKI, M.Ag. NIP. 150 327 277
4
DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan pada sidang munaqosah di sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN) Ponorogo, pada: Hari : Kamis Tanggal : 23 Oktober 2008 Dan telah diterima sebagai bagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Agama dalam bidang Pendidikan Agama Islam, pada: Hari : Kamis Tanggal : 23 Oktober 2008
Ponorogo 23 Oktober 2008 Mengesahkan Ketua
Drs.H. A. Rodli Ma'mun, M.Ag. NIP. 150206247 Tim Penguji: 1. Ketua Sidang
: Drs. M. Muhsin
(________________)
2. Sekretaris Sidang
: Mkhlison Effendi, M. Ag.
( _______________ )
3. Penguji I
: Basuki, M.Ag.
( _______________ )
4. Penguji II
: Retno Widyaningrum, M.pd
( _______________)
5
MOTTO
Artinya: “Orang yang bijaksana itu lebih mengedepankan hati dan perasaan dari pada omongannya dan orang yang bodoh itu lebih baik mengedepankan omongannya dari pada hati dan perasaannya”.
6
PERSEMBAHAN
Sekripsi Ini Kami Persembahkan Kepada: Ibu dan Bapak yang selalu memberi restu dan kasih sayang yang tidak akan pernah surutsampai akhir zaman Seluruh keluarga besar yang selalu mendukung baik secara materi maupun non materi Bapak dan Ibu dosen yang selalu sabar mendukung dan membimbing dangan ikhlas dalam memberikan ilmunya selama penulis menempuh studinya Soulmateku yang selalu ada dihatiku dan selalu setia menemani dan memberikan support dalam setiap langkah baik secara mental maupun spiritual Sahabat sejatiku Badrun, Koyong,Gofur, Mbak Putry yang selalu dukungdan memberikan masukan dalam setiap langkah imajinasiku Semua sahabatku senasib seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu
7
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil
alamin,
atas
karunian-Nya
penulis
adapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap Sosial Siswa Kelas di SMPN I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007”’ Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rosululloh Muhammad SAW. Sebagai sosok pribadi yang sholeh yang mengarahkan umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pencerahan akliyah, fikriyah, ruhiyah, maknawiyah dan amaliyah dan membimbing kita bagaimana untuk menjadi pribadi yang sholeh dalam aqidah, ibadah, muamalah dan segala aspek kehidupan. Banyak pihak yang selalu mendukung dan memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis ucapkan terimakasih kepada yang terhormat : 1. Bapak Drs H. A.Rodli Makmun, MAg. selaku Ketua STAIN Ponorogo. 2. Bapak Drs. Kasanun, MAg. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah. 3. Bapak Drs. Ahmadi Bardan, MAg. selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Retno Widyaningrum, M.pd.selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah ikhlas memberikan ilmu, membimbing dan mengarahkan selama penulis menempuh studi di STAIN Ponorogo.
8
6. Bapak dan Ibuguru beserta staf SMPN I Panekan, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini. Atas jasa dan kebaikan beliau yang saya sebutkan diatas, hanya do’a yang dapat penulis panjatkan, semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan HidayahNya serta Inayah-Nya kepada mereka semua. Akhirnya, hanya kehadirat Allah SWT penulis bersyukur atas Karunia-Nya juga penulis memohon ampun atas kekurangan bahkan kesalahan yang terdapat didalamnya. Ponorogo, 04 Mei 2008 Penulis
ZAINAL ARIFIN
9
ABSTRAK
Zainal Arifin : 2008, Pengaruh Prestasi hasil belajar hasil belajar Pendidikan Agama Islam terhadap Sikap Sosial Siswa kelas II SMPN I panekan tahun Pelajaran 2006/2007, skripsi Jurusan Tarbiyah, program studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo, pembimbing, Drs. Ahmadi Bardan, MAg, Retno Widyaningrum, M.pd. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk dalam kelompok mata pelajaran yang berorientasi pada pendidiakan akhlak, moral dan kepribadian, namun Pendidikan Agama Islam harus bisa memberikan keuntungan dan manfaat terhadap dirinya masyarakat dan lingkung sekitar bahkan masyarakat ramai dan manusia seluruhnya. Maka dari itu salah satu keberhasilan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum adalah siswa mampu memahami materimateri yang diajarkan dan dapat mencerminkan sikap dan kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. berangkat dari hal diatas maka prestasi hasil belajar pendidikan agama islam mempunyai pengaruh terhadap sikap sosial dan kepribadian dalam kesehariannya. Fokus masalah dalam penelitan ini adalah bagaimanakah Prestasi hasil belajar hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelas II SMPN I Panekan tahun Pelajaran 2006/2007, bagaimanakah Sikap Sosial Siswa kelas II SMPN I Panekan tahun Pelajaran 2006/2007, adakah pengaruh Prestasi hasil belajar hasil belajar Pendidikan Agama Islam terhadap Sikap Sosial Siswa kelas II SMPN I Panekan tahun pelajaran 2006/2007. Tujuan penelitian ini adalah intuk mengetahui Prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelas II SMPN I Panekan tahun Pelajaran 2006/2007, untuk mengetahui Sikap Sosial siswa kelas II SMPN I Panekan tahun pelajaran 2006/2007, untuk mengetahui pengaruh Prestasi hasil belajar hasil belajar Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap Sosial Siswa kelas II SMPN I Panekan tahun pelajaran 2006/2007. Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif. Adapun tehnik pengumpulan datanya menggunakan metode observasi dan angket. Dalam menga menganalisis data penulis menggunakan rumus Korelasi Koefisien Kontingensi. Dari berbagai analisis diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa Pengaruh Prestasi hasil belajar hasil belajar Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap Sosial Siswa kelas II SMPN I Panekan tahun Pelajaran 2006/2007 adalah tergolong sedang, dan ternyata Pendidikan Agama Islam berpengaruh terhadap Sikap Sosial Siswa kelas II SMPN I Panekan tahun pelajaran 2006/2007.
10
DAFTAR TABEL No
Table
Halaman
4.7
Skor prestasi hasil belajar siswa
55
4.8
Perhitungan mean dan standart deviasi prestasi hasil
56
belajar 4.9
Perhitungan mean dan median sikap sisial siswa
57
4.10 Kata gori prestasi hasil belajar pendidikan islam siswa
59
4.11 Table kerja perhitungan prestasi hasil belajar PAI dan
60
sikap sosial 4.12 Kategori sikap sosial
62
4.13 Perhitungan kai kuadrat angka indeks kontingensi C
64
11
DAFTAR LAMPIRAN No
Lampiran
Halaman
Lampiran 1
Instumen Pengumpulan Data
72
Lampiran 2
Keadaan Sarana dan prasarana
73
Lampiran 3
Keadaan Guru dan Karyawan
74
Lampiran 4
Keadaan Siswa
76
Lampiran 5
Struktur Organisasi
77
Lempira 6
Skor Jawaban Angket Sikap Sosial
78
Lampiran 7
Mentabulasi
Skor
Prestasi
Pendidikan Agama Islam
hasil
belajar
81
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………...
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………...
ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii HALAMAN MOTTO………………………………………………………….
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….
v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. vi ABSTRAK……………………………………………………………………...
viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...
ix
BAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...
x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… xi BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………
3
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….
3
D. Manfaat Penelitian………………………………………….......
4
E. Sistematika Pembahasan………………………………………..
5
7
13
BAB II
KONSEPSI PRESTASI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SIKAP SOSIAL…………………………………………….
7
A. Prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam…………………………...
7
1. Pengertian Prestasi hasil belajar Belajar pendidikan Agama Islam…….
7
2. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi hasil belajar Belajar….................
10
B. Pendidikan Agama Islam…………………………………………………
21
1.Pengertian Pendidikan Agama Islam…………………………………....
21
2.Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam……………………………….…
23
3.Tujuan Pendidikan Agama Isam…………………………......................
26
4.Kurikulum Pendidikan Agama Islam…………………………………… 30 C. Sikap Sosial………………………………………………………………. 33 1. Pengertian Sikap……………………………………………………..
33
2. Pengertian Sikap Sosial………………………………………………
34
3. Ciri-Ciri Sikap Sosial………………………………………………...
36
4. Pembentukan Dan Yang Mempengaruhi Sikap Sosial……................
37
5. Kerangka Berfikir……………………………………………………. 40
BAB III
6. Pengajuan Hipotesis……………………………………….................
41
METODE PENELITIAN…………………………………………………..
42
A. Rancangan Penelitian…………………………………………………....
42
B. Populasi, Sample, Responden…………………………………………...
43
C. Instrument Pengumpulan Data……………………………….................
45
14
BAB IV
D. Tehnik Pengumpulan Data…………………………………….
46
E. Tehnik Analisa Data…………………………………………...
48
TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN DI SMPN NEGERI I PANEKAN TAHUN PELAJARAN 2006/2007…………………
50
A. Data Umum……………………………………………………
50
1. Sejarah Berdidinya Smpn I Panekan……………………….
50
2. Letak Geografis Smpn I Panekan…………………………..
51
3. Sarana Dan Prasarana………………………………………
52
4. Keadaan Guru Dan Karyawan……………………………...
52
5. Keadaan Siswa……………………………………………..
53
6. Struktur Organisasi…………………………………………
53
B. Diskripsi Data Tentang Prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap Sosial Siswa Kelas Ii Smpn I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007…………………………………………................... 1. Data
Tentang
Prestasi
hasil
belajar
Pendidikan
Agama 53
Islam………………………………………………………. 2. Data Tentang Sikap Sosial Siswa Kelas Ii Smpn I Panekan….. 53 ………………………………………………. C. Analisis Data (Pengujian Hipotesis)…………………………..
54
1. Analisa Tentang Prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam 55 Kelas
II
SMPN
I
15
Panekan……………………………………….................... 2. Analis
Tentang
Sikap
Sosial
Siswa
Kelas
II
SMPN
I 51
Panekan…………………………………………………… 3. Analisa Tentang Pengaruh Prestasi hasil belajar Pendidikan 59 Agama Islam Terhadap Sikap Sosial Siswa Kelas II SMPN I Panekan……………………………………………………
BAB V
D. Pembahasan dan Interpretasi………………………………….
62
PENUTUP…………………………………………………………
64
A. Kesimpulan……………………………………………………
67
B. Saran…………………………………………………………...
67
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
67
LAMPIRAN…………………………………………………………………….
69
RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………………
71
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………......................................
83 84
16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah usaha mengubah tingkahlaku dalam kehidupan baik individu ataupun masyarakat serta berinteraksi dengan lingkungan sekitar melalui proses pendidikan berlandaskan nilai-nilai Islam1. Dari uraian diatas dapat difahami bahwa pendidikan Islam tidak hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan saja, melainkan pendidikan Islam itu harus dipahami dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana pokok ajaran Islam yaitu taqriru billisan (diucapkan dengan lisan) kemudian tasdiqu biljunan (diyakini dalam hati) dan ‘amalun bil arkan (dilakukan dalam perbuatan) sebagai mana juga disebutkan dalam
sistem
pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2 Dalam GBPP pendidikan agama Islam disekolah umum dijelaskan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan
1 2
Muhaimin, paradigma pendidikan Islam. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001 ) 75. UU sisdiknas No: 20 tahun 2003
17
pengajaran, dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional. Berangkat dari teori diatas dapat diartikan bahwa pendidikan harus diarahkan pada dua dimensi yaitu dunia dan akhirat. Sebagaimana islam mengajarkan yang tercantum dalam Qs Al-qashash ayat 77 ª!$# u‘#¤$!$# nοtÅzFψ$# ( Ÿωuρ š[Ψs? y7t7ŠÅÁtΡ š∅ÏΒ $u‹÷Ρ‘‰9!$yϑŸ2 z|¡ômr& ª!$# šø‹s9û ÇÚö‘F{$# ( ¨βÎ) ©!$#
Ÿω =Ïtä† tωšøßϑø9$#
Artinnya: Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa proses pendidikan hendaklah mampu membawa peserta didik yang intelek dan juga agamis baik akhlak dan prilakunya dalam sisial bermasyarakat. Berangkat dari penjajakan awal yang penulis lakukan pada taggal, 10 Maret 2007 di SMPN I Panekan melihat bahwa prestasi hasil belajar siswa
18
dalam pendidikan agama Islam memiliki pengaruh terhadap sikap social anak, Ini terbukti ketika ada teman siswa yang sakit, anak yang berprestasi dalam pendidikan agama paling antusias untuk memberikan bantuan.3 Dari uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yaitu untuk mengetahui korelasi prestasi hasil belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam
dengan sikap social siswa kelas II SMPN I Panekan tahun ajaran
2006/2007. B. Rumusan Maslah Berdasarkan fenomena yang terjadi seperti tersebut diatas maka dapat di rumuskan sebuah rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prestasi hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas II SMPN 1 Panekan Magetan 2006-2007? 2. Bagaimana sikap sosial siswa kelas II SMPN 1 Panekan Magetan tahun Pelajaran 2006-2007? 3. Adakah korelasi prestasi hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap sikap sosial siswa kelas II SMPN 1 Panekan Magetan tahun Pelajaran 2006-2007? C. Tujuan Penelitian Sebagai konsekuensi dari permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 3
Arif, guru pendidikan agama Islam SMPN I Panekan.
19
1. Untuk mengetahui prestasi hasil belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam kelas II SMPN 1 Panekan Magetan 2006-2007. 2. Untuk mengetahui sikap sosial siswa kelas II SMPN 1 Panekan Magetan tahun Pelajaran 2006-2007. 3. Untuk mengetahui korelasi prestasi hasil belajar mata pelajaran pendidikan agama Islam terhadap sikap sosial siswa kelas II SMPN 1 Panekan Magetan tahun Pelajaran 2006-2007. D. Manfaat Penelitian Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sebuah manfaat secara praktis: 1. Secara Praktis a) Untuk guru mata pelajaran Pendididkan Agama Islam Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi guru khususnya guru Pendidikan
Agama
Islam
untuk
meningkatkan
kualitas
dalam
penyampaian materi, yang ternyata mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sikap sosial siswa. b) Untuk siswa Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan dan menanamkan sikap sosial terkadap diri siswa dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. c) Kepala Sekolah
20
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam peningkatan mutu dan kualitas Pendidikan Agama Islam
yang ada
disekolah, karena kepala sekolah merupakan orang yang bertanggung jawab penuh dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. d) Tokoh Masyarakat Diharapkan dengan penelitian ini tokoh masyarakat dapat memberikan suri tauladan yang baik terhadap generasi mudanya mengingat pentingnya rasa sosial dalam bermasyarakat. E. Sistematika Pembahasan Dalam sistematika pembahasan ini dibagi menjadi beberapa bab, dimana setiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab, sehingga tersusun sebagai berikut : Bab pertama yaitu pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, penulisan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua merupakan diskripsi teori dan pengajuan hipotesis. Adapun isi dari diskripsi teori meliputi definisi prestasi pendidikan agama Islam, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, pengertian pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan agama Islam, dasar pendidikan agama Islam, kurikulum pendidikan agama Islam. Yakni definisi sikap siswa, sikap sosial, ciri-ciri sikap, pembentukan dan perubahan sikap.
21
Bab ketiga memuat metodologi penelitian dalam bab ini tediri dari lima sub bab yakni rancangan penelitian, populasi, insrumen pengumpulan data, tenhik pengumpulan data, tehnik analisis data. Bab keempat berisi temuan dan hasil penelitian di SMPN I Panekan tahun pelajaran 2006/2007, dalam bab ini terdiri dari empat sub bab yaitu gambaran umum lokasi penelitian, diskripsi data, analisa data, pembahasan dan Interpretasi. Bab kelima merupakan penutup dalam bab ini terdiri dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran-saran.
22
BAB II KONSEPSI PRESTASI HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN SIKAP SOSIAL
A.
Prestasi Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian prestasi pendidikan agama Islam Pengertian prestasi belajar merupakan suatu nilai yang menunjukkan hasil nilai tertinggi dalam belajar, yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mempelajari sesuatu pada saat tertentu. Adapun menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, menyatakan: ”Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang di kembangkan pada mata pelajaran, lazimnya di tunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang di berikan guru.”4 Oleh karena itu untuk mencapi prestasi hasil belajar yang baik juga perlu adanya penyelarasan antara bakat, minat, cita-cita dan sikapnya. Keselarasan ini akan membuat orang senang dalam belajar, dan merasa puas dengan prestasi yang diperolehnya. Dari pembahasan diatas penulis mengambil suatu pengertian, prestasi belajar adalah suatu penilaian hasil usaha dari kegiatan belajar yang dapat di ukur secara kualitatif, yang mencerminkan hasil yang sudah di 4
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT Balai Pustaka, 1989), 700
23
capai oleh masing-masing siswa yang telah menempuh proses belajar dalam jangka tertentu dan periode tertentu. Pengertian pendidikan menurut Abu Ahmad dan Nur Uhbiyat berpendapat: “Pendidikan pada hakekatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang di cita-citakan dan berlangsung terus menerus.”5 Jhon S. Brubacker, berpendapat: “Pendidikan diartikan sebagai proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman dan dengan alam semesta. Pendidikan merupakan pola perkembangan yang terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi-potensi manusia, moral, intelektual, dan jasmani (fisik), oleh dan untuk kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya yang diharapkan demi menghimpun semua aktivitas tersebut bagi tujuan hidupnya (tujuan terakhir).”6 Pendidikan pada dasarnya
merupakan interaksi antara pendidik
dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan dan mempengaruhi dalam hal ini peranan pendidik lebih besar, karena kedudukanya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih pengalaman, lebih banyak menguasai nilainilai, pengetahuan dan ketrampilan. Pendidikan
berfungsi
membantu
peserta
didik
dalam
mengembangkan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan,
5 6
Abu Ahhmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Renika Cipta, 2001), 70 Zuhairi, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 150
24
serta karakteristik pribadinya kearah positif, baik bagi dirinya maupun lingkunganya. Sedangkan peran pendidikan adalah mengaktualisasikan potensipotensi yang masih kuncup, dan mengembangkan lebih lanjut apa yang baru sedikit atau baru sebagian teraktualisasi, semaksimal mungkin sesuai kondisi yang ada. SA. Branata dkk, berpendapat :“pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik langsung maupun dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam perkembanganya mencapai kedewasaan.”7 Dari beberapa pengertian pendidikan diatas dapat difahami bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik baik berupa bimbingan, arahan untuk mencapi kedewasaan. Pengertian Pendidikan Agama, dalam Encyclopedia Education, pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan orang beragama. Dengan demikian perlu diarahkan kepada pertumbuhan moral dan karakter.8 Abd. Rahman Saleh, berpendapat: “Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan arahan terhadap anak didik supaya kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama islam serta menjadikan sebadgi way of life (jalan kehidupan)”.9
7 8 9
Abu Ahhmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan ,68 Zuhairi dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo : Ramadhani, 1993), 10 Ibid.
25
Dari definisi tersebut dapat dimengerti bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk membimbing kearah pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam, sehingga mencapai kebaha giaan dunia akhirat. Oleh karena itu pengartian prestasi Pendidikan Agama Islam dapat diartikan sebagi suatu nilai yang menunjukkan nilai tertinggi dalam belajar (Pendidikan Agama Islam), yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mempelajari agama Islam pada saat tertentu. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Tidak sedikit pelajar yang mengalami kesulitan untuk belajar dengan baik, kadangkala sudah belajar semaksimal mungkin tetapi hasil yang didapat belum memuaskan seperti yang diharapkan. Dimana hal yang demikian ini memungkinkan keputusasaan siswa dalam belajar. Adapun beberapa faktor yang dianggap sangat mempengaruhi belajar siswa adalah : Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono dalam bukunya “psikologi belajar”, berpendapat:“Prestasi belajar yang dicapai seorang individu yang merupakan hasil dari interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri siswa (intern) maupun dari luar siswa (ekstern)”. a. Faktor intern adalah : 1) Faktor jasmaniah (fisiologi) yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh dari genetik seseorang. Pada faktor ini terdiri dari penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lainnya. 2) Faktor psikologis yang bersifat bawaan yang diperoleh melalui:
26
a) Faktor intelektif, yang meliputi : (1) Faktor potensial, yaitu faktor kecerdasan dan bakat. (2) Faktor kecakapan yang meliputi prestasi yang telah dimiliki. b) Faktor non intelektif, yaitu unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motifasi dan lain-lain. b. Faktor eksternal adalah : 1) Faktor sosial yang terdiri dari : a) Lingkungan keluarga. b) Lingkungan sekolah c) Lingkungan masyarakat 2) Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tehnologi dan kesenian. 3) Faktor lingkungan fisik seperti: fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan lain-lain. Berbeda lagi kalau menurut Muhibbin Syah, dalam bukunya “Psikologi belajar”. Beliau berpendapat:10 Secara global faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni: a. Faktor internal, meliputi dua aspek yakni: 1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah). 2) Aspek psikologis (yang bersifat rohani). 10
Muhibbin syah,psikologi Belajar, Jakarta : PT Raja Grafindopersada, 2003, 144
27
b. Faktor eksternal, meliputi dua aspek yaitu: 1) Lingkungan sosial. 2) Lingkungan non sosial. c. Faktor pendekatan belajar. Dari beberapa ungkapan diatas, penulis cenderung untuk membahas hal-hal yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi ini, yaitu ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa: a. Faktor internal siswa Faktor yang berasal dari siswa sendiri, ini meliputi dua aspek, yakni: 1) Aspek fisiologis Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah, apalagi pusing-pusing kepala misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas. Disamping itu kondisi-kondisi organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan juga sangat mempengaruhi
28
kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan dikelas.11 Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar harus diusahakan dalam kondisi prima agar dalam penerimaan mata pelajaran dapat berkonsentrasi secara maksimal dan memperoleh hasil yang maksimal pula. 2) Aspek psikologis Banyak faktor yang termasuk dalam aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi
kuantitas
dan
kualitas
kesuksesan
pembelajaran siswa. Namun diantara faktor rokhaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: a)
Tingkat kecerdasan (intelegensi) Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-pisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan secara tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh yang lain. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peranan otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada peranan tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara pengontrol” hampir seluruh aktifitas manusia. Disamping itu juga sangat
11
ibd 131
29
menentukan tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa. Tingkat kecerdasan siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan siswa. Ini bermakna, semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluang untuk meraih sukses, dan sebaliknya. b) Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif yang berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon tendency) dengan cara yang relative tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya baik secara positif atau negatif. Sikap siswa yang positif, terutama kepada guru dan mata pelajarannya yang disajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut dan sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan mata pelajaran, apalagi diiringani dengan kebencian terhadap pengajar dan mata pelajaranya dapat menumbuklkan kesulitan dalam belajar. Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif , guru dituntut lebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan mata pelajaran yang diajarkan, setelah itu guru diharapkan bisa meyakinkan siswa akan manfaat bidang setudi itu bagi kehidupanya.
Dengan
cara
inilah
siswa
akan
merasa
30
membutuhkan, dan dari sikap butuh itu timbul perasaan positif pada siswa. c) Bakat siswa Secara umum, bakat (apitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian sebetulnya setiap orang pasti mempunyai bakat dalam arti berpotensi dalam mencapi prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Itulah
sebabnya
seorang
anak
yang
berintelegensi yang sangat cerdas (cerdas luar biasa) disebut juga anak yang berbakat. Sehubungan dengan hal diatas, bakat akan mempengarui tinggi rendahnya prestasi belajar bidang studi tertentu sehingga pemaksaan kehendak terhadap seseorang siswa adalah hal yang tidak bijaksana, atau pemaksaan terhadap dirinya pada suatu pelajaran padahal bukan bidangnya atau bukan bakatnya akan pengaruh buruk pada prestasi belajar siswa.12 d) Minat siswa Secara sederhana, minat (interes) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dimana, ini juga sangat berpengaruh pada prestasi siswa terbukti pada contoh ini, seorang siswa menaruh minat besar 12
ibid 136
31
terhadap pelajaran matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak dari siswa yang lainya. Kemudian dengan memusatkan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar giat dan akhirnya memperoleh prestasi yang memuaskan. e)
Motivasi belajar Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya untuk bertingkahlaku secara terarah. Dalam perkembangan selanjutnya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam:13 (1) Motivasi intrinsik Adalah motivasi yang yang keadaanya berasal dari diri siswa sendiri yang mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi ini adalah perasaan menyenangai materi dan kebutuhanya terhadap materi tersebut. (2) Motifasi ekstrensik Adalah keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorong untuk melakukan kegiatan
13
ibid 137
32
belajar. Termasuk dalam motivasi ini adalah pujian, hadiah dan peraturan atau tatatertib sekolah, serta suri tauladan guru dan orang tua. Oleh karena itu kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang bersifat internal maupun eksternal, akan memyebabkan
kurang
bersemangatnya
siswa
dalam
melakukan prases pembelajaran materi-materi pelajaran baik disekolah maupun dirumah.14 b. Faktor eksternal siswa Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal juga terdiri atas dua macam, yakni : 1) Faktor lingkungan sosial Pada faktor lingkungan sosial ini dibagi manjadi tiga macam, yakni : a) Faktor keluarga Pada faktor keluarga ini meliputi orang tua, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi social keluarga dan lain-lain. Lingkungan sosial yang lebih banya mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dankeluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktek pengelolaan keluarga,ketegangan keluarga,dan demografi keluarga (letak rumah) kesemuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang 14
ibid
33
dicapai oleh siswa. Contoh kebiasaan yang diterapkan orang tua siswa dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti kelalaian dalam memonitor kegiatan anak menimbulkan dampak yang lebih buruk lagi. Dan hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan juga ia berperilaku yang menyimpang. b) Faktor lingkungan sekolah Yang termasuk dalam kategori lingkungan sekolah ini adalah para guru, staf administrasi dan teman-teman sekelas, kesemuanya ini dapat mempengaruhi dalam semangat belajar pada siswa. Pada guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dam memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan diskusi dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.15 c) Faktor lingkungan masyarakat Pada faktor ini terdapati beberapa faktor yaitu : (1) Teman bergaul Teman bergaul pengaruhnya sangat besar sekali dan lebih cepat
masuk pada jiwa anak. Apabila anak suka
bergaul dengan mereka yang tidak sekolah maka ia akan malas belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah beda 15
ibid 138
34
dengan anak yang tidak sekolah. Oleh karena itu kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memonitor mereka serta mencegahnya agar mengurangi pergaulan dengan mereka. (2) Lingkungan tetangga Cara hidup tetangga, misalnya yang suka main, judi, minum arak, menganggur, pedagang minuman, tidak suka belajar
dan
lain
sebagainya.
Kesemuanya
itu
akan
berpengaruh pada anak yang sekolah khususnya pada proses belajarnya, sebaliknya jika tetangga terdiri dari pelajar, mahasiswa dan lingkungan yang baik, itu berdampak pada anak untuk bersekolah dan dalam belajarnya. (3) Aktivitas dalam masyarakat Dalam aktifitas ini tercermin apabila anak yang terlalu banyak berorganisasi , kursus-kursus dan kegiatan ekstra yang lainnya, itu sedikit banyak akan mempengaruhi dan mengakibatkan belajar anak terbengkelai. Oleh karena itu
sebagai
orang
tua
harus
bias
mengawasi,
dan
mengarahkan kepada anak agar kegiatan yang bersifat ekstra kulikuler dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya, sehingga tidak mempengaruhi dalam belajar anak.16 2) Lingkungan non sosial 16
Sumadi Subrata, psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995, 249
35
Faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan siswa. Rumah tangga yang berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja itu akan mendorong
siswa
untuk
berkeliaran
sebenarnya
tidak
pantas
dikunjungi.
ketempat-tempat Kondisi
rumah
yang dan
perkampungan inilah jelas akan berpengaruh buruk pada kegiatan belajar siswa khusus pada waktu belajar yang disenangi
untuk
belajar seperti pada saat waktu pagi, sore bahkan pada tengah malam. Perbedaan antara waktu dan kesiapan belajar inilah yang menimbulkan perbedaan study time prefreece antara siswa dengan siswa lain. Dengan demikian, waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering dipercayai berpengaruh pada prestasi belajar, tak perlu dihiraukan sebab, bukan bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan sistem memori siswa dalam menyerap,
mengelola,
dan
menyimpan
item-item
informasi
pengetahuan yang dipelajari siswa tersebut.17 c. faktor pendekatan belajar Selain faktor-faktor internal dan eksternal siswa sebagaimana yang telah 17
Muhibbin Syah, 140
dipaparkan
diatas,
factor pendekatan
belajar juga
36
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Seorang siswa yang biasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep misalnya, mugkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang belajar menggunakan pendekatan belajar surface atau reproductive. B.
Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam. Pendidikan dalam arti sederhana adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan dalam arti istilah adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar menjadi dewasa. Pendidikan dalam arti luas adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang, kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.18 Pengertian pendidikan yang di kemukakan oleh ahli pendidikan adalah: a)
18
Menurut Ahmad D. Marimba.
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), 1.
37
Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani, berdasarkan hokum-hukum agama Islam menuju kterbentuknya kepribadian utama lewat aturan-aturan Islam.19 b)
Menurut Mustafa Al-Ghulayani. Pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam anak pada masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan meresap dalam jiwanya sehingga buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta kerja untuk kemanfatan tanah air.20
c)
Hasil seminar pendidikan se-Indonesia tangggal 7 sampai dengan 11 Mei 1960 di Cipayung Bogor menyatakan: “pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam
dengan
hikmah
mengarahkan,
melatih,
mengasuh dan
mengawasi berlakunya semua ajarai islam”.21 d)
Didalam GBPP Pendidikan Agama Islam di sekolah umum dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran, dan atau latihan
19
20
Ahmad D. Maarimba, Pengartar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung, Al-Ma’arif, 1989), 19
Djalaludin dan Abdullah Aly, Kapita Selakta Pendidikan Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 1998). 10 21 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam,(Bandung:CV Pustaka Setia , 1997), 9-11
38
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.22 Dari uraian tersebut diatas dapat difahami bahwa para ahli didik Islam berbeda pendapat. Menitik beratkan segi pembentukan akhlak anak dan sebagian lagi menurut pendidikan teori dan praktek. Namun dari perbedaan pendapat tersebut, masih banyak titik persamaan secara ringkas yang dapat di kemukakan sebagai berikut: pendidikan Islam ialah pendidikan yang dilakukan orang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia mempunyai kepribadian sebagai muslim.23 2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan sebagai aktifitas yang bergerak dalam bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian, tentunya pendidikan Islam memerlukan landasan untuk dapat berdiri tegak dan kokoh. Sebab dengan adanya dasar juga akan memberi arah bagi programnya dan juga berfungsi sebagai semua sumber peraturan pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalur yang menentukan arah usaha tersebut.24
22
Muhaimin, Paradigma Islam,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001), 75 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, 19 24 Zuhairini Dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 153 23
39
Pendidikan Islam sangat memperhatikan penataan individu sosial yang
membawa
pengaruh
dapat
mengaplikasikan
Islam
secara
komprehensif, agar penganutnya mampu memikul amanat yang dikehendaki Allah. Pendidikan Islam harus merupakan sumber utama Islam itu sendiri. Sumber-sumber pendidikan Islam di Indonesia yaitu: a.
Religius Yaitu ajaran-ajaran yang bersumber pada agama Islam yang berasal dari Al-Quran dan Al-Hadist. Ayat yang menerangkan tentang pendidikan merupakan perintah dan merupakan ibadah ditunjukkan dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 125
Artinya: Suruhlah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik25 Dasar dari Segi Yuridis atau Hukum. Yaitu dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam dari peraturan perundang-undangan yang secara langsung dan tidak langsungdijadikan pegangan pelaksanaan pendidikan agama Islam. Adapun dasar-dasar yuridis formal 3 macam yaitu:
25
Al-Quran, 421
40
1) Dasar ideal yaitu: dasar falsafah Negara pancasila, sila pertama ketuhanan yang Maha Esa. 2) Dasar struktural atau konstitusional, yakni
dasar dari undang-
undang 1945. XI pasal 24 ayat 1-2 yang berbunyi: a) Negara berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaanya itu. Bab XIII pasal 31 yang berbunyi: a) Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. b) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang yang ada dinegara. b.
Dasar operasional yakni dasar yang secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan disekolah-sekolah Indonesia. Jadi secara langsung pendidikan agama Islam dimasukkan dalam kurikulum sekolah, baik mulai sekolah dasar sampai universitas-universitas negeri.
c.
Dasar dari segi sosial psikologi. Sesama manusia di dalam lingkungan ini selalu membutuhkan adanya pandangan hidup di sebut agama. Mereka merasakan bahwa didalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengikuti adanya zat yang
41
maha kuasa. Mereka terasa senang dan tentram hatinya jika mereka dapat mendekat dan mengabdikan kepadanya zat Yang Maha Kuasa. Hal ini sesuai dengan firmanya dalam surat Al-Ra’du ayat 28 yang berbunyi:
Artinya:(yaitu)orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah SWT. Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram.26 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam. Secara
umum,
pendidikan
agama
Islam
bertujuan
untuk
mewujudkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim. Yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak di tingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu: a)
26
Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam.
Al-Quran, 373
42
b)
Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik dalam menjalankan agama Islam.
c)
Dimensi penghayatan atau pengakuan batin yang di rasakan peserta didik dalam menjalankan agama Islam.
d)
Dimensi pengalamanya, dalam arti bagaimana ajaran Islam yang telah di imani, di pahami dan dihayati atau di internalisasi oleh peserta didik itu dapat menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan mentaati ajaran-ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.27 Menurut AL-Ghozali, tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu: a) Mendekatkan
diri
kepada
Allah,
yang
wujudnya
adalah
kemampuan dan dengan kesadaran diri melaksanakan ibadah wajib dan sunah. b) Menggali dan mengembangkan potensi atau fitroh manusia. c) Mewujudkan profesionalisasi manusia untuk mengembangkan tugas keduniaan dengan sebaik-baiknya. d) Membentuk manusia yang berakhlak mulia, suci jiwanya dan perendahan budi dan sifat-sifat tercela.
27
Muhaimin, Paradikma Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001), 48
43
e) Mengembangkan sifat-sifat manusia yang utama sehingga menjadi manusia yang manusiawi. Dari sini dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan agama Islam menurut Al-Ghozali ialah “ membentuk manusia shalih dan berakhlak mulia”28 Zakiya Daradjat, dalam bukunya pendidikan Islam, membagi tujuan pendidikan agama Islam menjadi beberapa bagian antara lain yaitu: a. Tujuan umum. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan cara pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi dengan kerangka yang sama. Bentuk insan kamil dengan bertakwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang yang sudah di didik, walaupun dalam ukuran yang kecil dan mutu yang rendah, siswa dengan tingkat-tingkat tersebut. UU nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi: pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang
28
61
Abidin Ibn Rusn, Pmikiran Al-Ghozali tentang Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar),.60-
44
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrtis serta tanggung jawab.29 b. Tujuan Instruksional Tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat pengajaran. Hasil pencapaian akan berwujud anak didik yang secara bertahap terbentuk
wataknya,
kemampuan
berfikir
dan
keterampilan
teknologinya.30 c. Tujuan akhir. Pendidikan itu berlangsung selama hidup, maka tujan akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Tujuan pendidikan Islam itu dapat di fahami dalam firman Allah SWT. Ali imran 102
Artinya; Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar takwamu, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (menurut ajaran islam). (Qs. Ali Imran102) 31
29
UU Sisdiknas, No. 20. 7 Syaiful Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif,(Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2000), 25-26 31 Al-quran,Depag RI 92 30
45
Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah SWT sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai hasil dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya.32 4. Kurikulum Pendidikan Agama Islam. a. Pengertian kurikulum. Kurikulum pendidikan Islam adalah pencerminan nilai-nilai Islami yang dihasilkan dari pemikiran filsafat dan termanifestasi dari seluruh aktivitas dan kegiatan pendidikan dalam prakteknya. Dalam konteks ini harus difahami bahwa karakteristik kurikulum pendidikan Islam sanantiasa memiliki keterkaitan yang tidak dapat di pisahkan dengan prinsip yang telah di letakkan Allah SWT dan Rosulnya, Muhammad SAW. Konsep inilah yang membedakan kurikulum pendididkan Islam dengan kurikulum pendidikan pada umumnya.33 Kurikulum dapat di pandang sebagai “ suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuantujuan pendidikan tertentu”. Batasan ini mencerminkan hal-hal sebagai berikut: pertama, pendidikan itu suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan. Kedua, di dalam kegiatan pendidikan itu terdapat suatu rencana yang di susun atau diatur. 32
Zakiya Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 30-31 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, (Jakarta, Cipotat Pres, 2002), 61 33
46
Ketiga, rencana tersebut di dilaksanakan di sekolah dengan cara-cara yang telah di tetapkan. Fungsi kurikulum dapat di lihat dari tiga sudut yaitu: (1). Bagi sekolah yang bersangkutan. (2). Bagi sekolah pada tingkatan di atasnya dan (3). Bagi masyarakat atau pemakai lulusan sekolah tersebut. Untuk sekolah yang bersangkutan, kurikulum sekurang-kurangnya memiliki dua fungsi yaitu: 1) Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang di ingainkan. 2) Sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan sehari-hari. b. Komponen kurikulum. 1) Tujuan. 2) Isi. 3) Metode atau proses belajar mengajar. 4) Evaluasi. Setiap komponen dalam kurikulum diatas sebenarnya saling berkaitan, bahkan masing-masing merupakan bagian yang integral dari kurikulum tersebut. Komponen tujuan mengarahkan atau menunjukkan sesuatu yang akan dituju dalam proses belajar mengajar tesebut. Materi harus relevan dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan tadi, komponen proses belajar mengajar, maka proses itu banyak bergantung pada kemampuan guru dalam menguasai dan mengaplikasikan teoriteori keilmuan. Yaitu teori psikologi pendidikan, metodologi mengajar,
47
metode belajar, penggunaan alat pengajaran. Dan komponen yang keempat yaitu evaluasi adalah kegiatan kulikuler yang berupa penilaian untuk mengetahui berapa persen tujuan tadi dapat di capai.34 c. Ruanglingkup Pengajaran Pendidikan Agama Islam 1) Ruanglingkup
Pendidikan
Agama
Islam
mencakup
usaha
mewujudkan keserasian, keselarasan dan keimbangan antara lain: a)
Hubungan manusia dengan Allah SWT.
b)
Hubungan manusia dengan sesama manusia.
c)
Hubungan dengan dirinya sendiri.
d)
Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungan.
2) Bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam meliputi 7 unsur pokok yaitu: e) keimanan. f) Al-Qur’an. g) Akhlak. h) Muamalah. i) Syari’ah. j) Tarikh. Pada tingkat sekolah dasar tekanan di berikan pada empat unsur pokok yaitu: keimanan, ibadah, Al-Qur’an dan Akhlak.
34
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001), 54-55
48
Sedangkan pada tingkat SLTP dan SMU di samping empat unsur pokok tersebut masih ada
unsur pokok mu’amalah dan syari’ah semakin
dikembangkan unsur pokok. Tarikh di berikan secara seimbang pada setiap pendidik.35 C.
Pengertian Sikap Pembentukan Dan Yang Mempengaruhi Sikap Sosial. A. Pengertian Sikap Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno(1987), sikap (attitude) adalah kecenderungan relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dengan demikian pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini perilaku belajar siswa akan di tandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah (lebih maju dan lugas) terhadap suatu objek, tata nilai, peristiwa dan sebagainya.36 Sikap berfungsi untuk menggugah motif untuk bertingkah laku, baik dalam bentuk tingkahlaku nyata maupun tingkah laku tertutup. Dengan demikian sikap mempengaruhi dua bentuk reaksi seseorang terhadap obyek, yaitu dalam bentuk nyata dan terselubung. Karena sikap diperoleh dari hasil
35
Petunjuk pelaksanaan kurikulum, GBPP Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Umum, (Jakarta: Direktorat Jendral pembinaan kelembagaan Agama Islam, 1994), 3. 36 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003), 123
49
belajar atau pengaruh lingkungan, maka sikap dapat di ubah, walaupun sulit (Mar;at: 18 ).37 Sikap (attitude) dapat kita terjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut di sertai dengan kecenderungan sesuai dengan sikap objek itu. Jadi attitude dapat di terjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal. Attitude senantiasa terarahkan kepada suatu hal, suatu objek. Tidak ada attitude tanpa ada objeknya. B. Sikap Sosial Istilah sikap yang dalam bahasa inggris di sebut “Attitude” pertama kali di gunakan oleh Herbert Spencer (1862), yang menggunakan kata ini untuk menunjuk suatu status mental seseorang. Kemudian pada tahun 1888 Lange menggunakan konsep ini dalam suatu eksperiman laboratorium. Kemudian konsep sikap secara popular di gunkan oleh para ahli sosiologi dan psikologi. Bagi para ahli psikologi, perhatian terhadap sikap beralasan pada alasan perbedaan individu. Mengapa individu yang berbeda memperlihatkan tingkahlaku yang berbeda di dalam situasi yang sebagian besar gejala ini di terangkan oleh adanya perbedaan sikap. Sedang bagi para ahli sosiologi sikap sosial
memiliki arti yang lebih besar untuk
menerangkan perubahan sosial dan kebudayaan.
37
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta, PT Raja Grafindo, 2002), 206
50
Sedangkan (W.A. Gerungan,2004) mengatakan Attitude adalah suatu attitude sosial dinyatakan dengan cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap obyak sosial. Attitude sosial menyebabkan terrjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap suatu obyek sosial, dan biasanya attitude sosial, dinyatakan tidak hanya oleh seseorang, tetapi juga oleh orang lain yang sekelompok atau masyarakat. .38 L.L. Thurstone (1946): Sikap sosial sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan obyak psikologi, obyak psikologi meliputi: simbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide dan sebagainya. Orang dikatakan mempunyai sikap positif terhadap suatu obyek psikologis apabila ia suka (like) atau memiliki sikap yang vavorabel, sebaliknya orang yang dikatakan memiliki sikap yang negatif terhadap obyek psikologi bila ia tidak suka (dislike) atau sikapnya unfavorable terhadap obyak psikologi (Back, Kurt, W.,1977, Hal.3) 1.
Zimbardo dan Ebbesen “Sikap adalah sesuatu predisposisi (keadaan mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyak yang berisi komponen-komponen cognitive dan behavior”.
2. D. Krech and RS. Crutchfield “Sikap sosial adalah organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persoasi atau pengamatan atau suatu aspek dari kehidupan individu”. 3. John H. Harvey dan William P. Smit “Kesiapan merespon secara konsisten dalam bentuk positif atau negatif terhadap obyek atu situasi”. 4. Gerungan Pengertian attitude social dapat di terjemahkan dengan kata sikap terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap, pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap mana di sertai kecenderungan untuk 38
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2004),160
51
bertindak sesuai dengan sikap terhadap obyek tadi itu. Jadi attitude social lebih di terjemahkan sebagai sikap dan kesediaan beraksi terhadap suatu hal.39 C. Ciri-Ciri Sikap Sosial 1) Attitude tidak dibawa orang sejak ia lahir, tetapi di bentuk atau di pelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini membedakan dengan sifat motif-motif biogenesis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat, dan lain-lain penggerak kegiatan manusia yang menjadi pembawaan baginya, dan yang terdapat padanya sejak ia lahir.40 2)
Sikap itu dipelajari (learnability)
3) Sikap merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif psikologi lainya misal: lapar, haus, adalah motif psikologi yang tidak di pelajari, sedangkan pilihan terhadap objek tertentu adalah sikap. 4) Memiliki kestabilan (Stabiliti) Sikap bermula dari dipelajari, kemudian lebih kuat, tepat dan stabil, melalui pengalaman. Misalnya: perasaan suka dan tidak suka terhadap sesuatu tertentu yang sifatnya berulang-ulang atau memiliki frekuensi yang tinggi. 5) Personal- Sosiaetal Significance.
39 40
Abu Ahmadi, Psikologi Sosia, (Jakarta: PT Rinaka Cipta, 1999), 161 W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2004),160
52
Sikap melibatkan antara seseorang dengan orang lain dan antara orang dan barang atau situasi. Jika seseorang merasa bahwa orang lain menyenangkan, terbuka serta hangat, maka ini akan sangat berarti bagi dirinya. 6) Berisi kognisi dan affeksi. Komponen kognisi daripada sikap adalah berisi informasi yang faktual misalnya:
obyek
itu
di
rasakan
menyenangkan
atau
tidak
menyenangkan. Approach-avoidance directionality. Bila seseorang memiliki sikap yang faborebel terhadap sesuatu obyak mereka akan mendekati dan membantunya, sebaliknya bila seseorang memiliki sikap yang unfavortabel, mereka akan menghindarinya.41 D. Pembentukan dan Yang Mempengaruhi Sikap Sosial Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lapas dan hidup sendirian tanpa adanya sebuah interaksi dengan manusia lainya, dengan demikian watak, sikap, dan kepribadian seseorang terbentuk karena adanya orang lain atau karena hidup dalam lingkungan sosial yang mempengaruhinya. Maka dari itu perlu di jelaskan mengenai struktur-struktur yang membentuk sikap sosial yaitu: 1. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal 41
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: PT Rinaka Cipta, 1999), 178-179
53
yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap. 2. Komponen efektif (komponen emosional), yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif atau negatif. 3. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak teradap obyek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas terhadap obyek sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap obyek sikap. Komponen-komponen tersebut diatas merupakan komponen yang membentuk struktur sikap. Analisis dengan melihat komponen-komponen yang membentuk sikap disebut analisis komponen atau analisis struktur.42 Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan di jelaskan mengenai halhal yang bisa mempengaruhi dalam pembentukan sikap sosial. 1. Sikap muncul karena adanya stimulus, terbentuknya sikap itu banyak di pengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat.
42
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta, Andi Offset, 2000), 110
54
2. Sikap seseorang tidak selamanya tetap, ia akan berkembang manakala mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif maupun negatif. 3. Antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbak balik tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkahlaku. 4. Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang tertentu misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam perkembanganhnnya sikap banyak di pengaruhi oleh lingkungan, norma-norma atau group.43 5. Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang di alami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. 6. Pengalaman pribadi yang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar pembentukan sikap. 7. Pengaruh organ lain yang di anggap penting di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen yang mempengaruhi sikap kita. 8. Pengaruh kebudayaan di mana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh terhadap pembentukan sikap.
43
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, 170-171
55
9. Media massa sebagai sarana komunikasi sangat mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. 10. Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap di karenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. 11. faktor emosional suatu sikap merupakan pernyataan yang di dasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.44
44
Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranya Edisi 2, (Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), 30-36
56
D.
Kerangka Berfikir Kerangka berfikir merupakan model konseptual bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Berdasarkan teori yang di kemukakan diatas maka dihasilkan kerangka berfikir yang berupa kerangka asosiatif: Variabel X: Prestasi hasil belajar pendidikan agama Islam Variabel Y: Sikap Sosial Berdasarkan landasan teori diatas, maka dapat di ajukan kerangka berfikir sebagai berikut: Jika prestasi hasil belajar pendidikan agama Islam baik, maka sikap sosial siswa akan semakin baik pula.
E.
Hipotesis Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.45 Karena hipotesis merupakan dugaan yang dianggap benar untuk sementara dan perlu dilakukan sebuah penelitian lebih lanjut, maka penulis mengajukan hipotesis nol (Ho) yang diajukan berbunyi “ tidak adanya pengaruh prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam terhadap sikap sosial siswa kelas II di SMPN I Panekan tahun pelajaran 2006/2007”. sedangkan untuk mengajukan 45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatanpraktek, 67
57
hipotesis alternative (Ha) yang berbunyi “ Adanya pengaruh anatara prestasi pendidikan agama islam terhadap sikap sosial siswa kelas II SMPN 1 Panekan Tahun Pelajaran 2006-2007”.
58
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian Dilihat dari datanya penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu sebuah penelitian yang data-datanya berupa angka, sampai pada kesimpulanpun di diskripsikan dengan angka pula, dan penghitungannya dengan menggunakan rumus statistik. Suharsimi Arikunto (2002) menyatakan “….sesuai dengan namanya, penelitian kuantitatif banyak di tuntut dengan menggunakan angka, mulai dari pengumplan data, penefsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari data tersebut”.46 Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik analisa statistik inferensial, yakni suatu tehnik statistik yang di gunkan untuk menganalisa data sampel dan hasilnya akan di generalisasikan untuk populasi dimana sampel diambil. 1. Lokasi Penelitian Yang menjadi lokasi penelitian adalah SMPN 1 Panekan Magetan tahun Pelajaran 2006-2007. 2.
46
Ibid. 10
Data dan Sumber Data Data yang akan di gali penulis dalam penelitian ini adalah:
59
a)
prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam kelas II SMPN 1 Panekan Magetan tehun Pelajaran 2006-2007.
b)
Sikap Sosial Siswa kelas II SMPN 1 Panakan Magetan tahun Pelajaran 2006-2007
B. Populasi, Sampel, Responden 1. Populasi Penulis berpendapat bahwa seluruh individu dalam wilayah penelitian yang nantinya akan di jadikan subyek penelitian disebut populasi. Populasi adalah “keseluruhan dari subyak penelitian”47 Sedangkan Sutrisno Hadi mengatakan “ semua individu dan untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak di generalisasikan disebut populasi dan universe”.48 Dalam penelitian ini populasi mencakup seluruh siswa kelas II SMPN 1 Panekan Magetan tahun Pelajaran 2006-2007. Sedangkan jumlah populasi yang di jadikan dalam obyek penelitian ini adalah sebesar: 243 siswa 2. Sampel Penulis berpendapat bahwa sampel adalah sebagian pupulasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyak penelitian. Mengenai besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan tapi yang perlu di ingat bahwa semakin 47 48
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 115 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, 117
60
banyak sampel yang di ambil maka kesimpulan yang di ambil semakin baik pula. Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah “ sebagian atau wakil populasi yang akan di teliti”.49 Sutrisno Hadi juga berpendapat bahwa sampel adalah “ sembagian dari populasi”.50 Dalam pengambilan sample ini penulis menggunakan tekhnik probability sampling yaitu: tehnik sampling yang memberikan peluang yang sama kepada anggota populasi untuk di pilih menjadi sampel cara demikian disebut juga random sampling, atau pengambilan sampling secara acak. Untuk itu ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh kepercayaan 95%. Jadi menurut sugiyono untuk menentukan banyaknya sample dengan menggunakan rumus/table kracing, dengan dengan taraf kesalahan 5% populasi siswa yang berjumlah 243 maka sample yang diambil sebanyak 100 siswa kelas II SMPN 1 Panekan Magetan tahun Pelajaran 2006-2007. 51 3. Responden Responden adalah orang semua yang yang memberikan informasi yeng berkaitan dengan masalah penelitian yang akan di teliti oleh peneliti,
49
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 117 Sutrisno Hadi, Statistik Jilid 2, (Yogyajarta: Andi, 2000), 221 51 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (bandung: CV Alfabeta, 2002), 60 50
61
baik itu berupa tulisan maupun jawaban tentang pertanyaan yang ada dalam angket. Orang yang diminta memberikan keterangan suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut biasa berupa tulisan, ketika mengisi Angket.52 Maka yang di jadikan responden dalam penelitian ini adalah 243 siswa kelas II SMPN 1 Panekan Magetan tahun pelajaran 2006-2007. C. Instrumen Penelitian Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena social maupun alam, meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang lebih rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian. karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instruman penelitia. Jadi instrument penelitian merupakan alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun social yang di amati. secara spesifik fenomena ini dinamai variable penelitian.53 Maka dari itu untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal, terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian 52 53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,118 Sugiyono, 148
62
kuantitatif, kualitas instrument penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan tehnik atau cara-cara yang di gunakan untuk mengumpulkan data. Agar lebih jelasnya lihat pada lampiran 1 D. Tehnik Pengumpulan Data 1. Angket atau Kuesioner Menurut hemat penulis angket adalah suatu alat pengmpul data dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden. Kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti tentang dirinya atau hal-hal yang di ketahui.54 Dalam
hal
ini
peneliti
menggunakan
angket
dalam
rangka
mengumpulkan data dengan tehnik angket langsung dengan bentuk pertanyaan daftar pilihan ganda. Data yang penulis peroleh dengan angket adalah data tentang pendidikan agama islam dan sikap sosial siswa. 2. Observasi Metode observasi merupakan cara untuk mendapatkan suatu data dengan jalan pengamatan dan pencatatan terhadap obyek yang diselidiki 54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 140
63
Metode observasi adalah metode ilmiah yang bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-fenomena yang di selidiki.55 . Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi langsung agar penulis bisa melihat langsung keadaan sekolah, keadaa sarana dan prasarana yang ada di sekolahan tersebut. 3. Dokumentasi Menurut penulis metode dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis atau dokumen-dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian. Metode dokumentasi adalah mencari data atau hal-hal yang yang berkaitab dengan variabel yang berupa catatan, transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.56 Metode dokumentasi ini berfungsi agar penulis bisa mendapatkan data-data yang lebih valid dan akurat yang berkaitan dengan variabel-variabel. Dengan metode ini penulis mendapatkan data tentang : 1. Kondisi obyektif yang ada di SMP Negeri 1 panekan. 2. Kegiatan-kegiatan yang ada di SMPN 1 Panekan Magetan.
55 56
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, 136 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, 236
64
4. Interview Interview adalah alat untuk mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lesan pula. Mengadakan wawancara dengan kepala sekolah guru dan staf, para orang tua dan tokoh masyarakat, dengan wawancara tersebut penulis mendapatkan data tentang 1) Sejarah berdirinya SMP Negeri 1 panekan. 2) Sikap sosial siswa baik di sekolah maupu dilingkungan keluarga dan masyarakat. E. Tehnik Analisis Data. Untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal penelitian ini dengan menggunakan analisa statistik, karena datanya kuantitatif maka tehnik analisis datanya menggunakan statistic,. Proses analisis data dalam penelitian kuantitatif adalah pengolahan data dalam bentuk statistik. Kegiatan ini merupakan inteprestasi terhadap data melalui angkaangka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik analisa statistik inferensial, yakni suatu tehnik statistik yang di gunakan untuk menganalisa data
65
sampel dan hasilnya akan di generalisasikan untuk populasi dimana sampel diambil.57 dalam menganalisa atau menghitung data-data dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut Tehnik analisis Korelasi Koefisien Kontingensi C=
x2 ( fo − ft ) x 2 diperolehdari ∑ 2 ft x +N
C
= Angka Indeks korelasi Koefisien Kontingensi.
Χ²
= Angka Indeks Kai Kuadrat.
N
= Number ofccases (Jumlah Data yang di Observasikan).
fo
= Frekuensi Observasi.
ft
= Frekuensi Teoritik.
57
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian,62
66
BAB IV TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN
A.
Data Umum 1. Sejarah Berdirinya SMP NEGERI 1 Panekan yang sejak berdirinya, tepat pada tanggal 10 Nopember 1978, sampai dengan perkembanganya sekarang ini banyak mendapat dukungan dari orang tua murid baik secara moril maupun materiil. Partisipasi masyarakat (orang tua) dalam penyelenggaraan pendidikan di SMP Negeri 1 Panekan dalam kurun waktu 26 tahun ini dapat terwujud dengan adanya penambahan pemagaran sekeliling sekolah, kamar kecil siswa, taman, ruang OSIS, lapangan olahraga dan lain-lain. Sesuai dengan tuntutan pendidikan nasional serta tuntutan kurikulum hal-hal tersebut belumlah memadai. Untuk itu SMP Negeri 1 Panekan berusaha keras untuk mewujudhan tuntutan-tuntutan tersebut. Karena peran serta peran serta orang tua dalam hal ini masih sangat diperlukan. Hal ini sejalan dengan UU No:2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional bahwa pada dasarnya pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat
dan
pemerintah
yang
berlaku
juga
biaya
penyelenggaraan pendidikan. Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan zaman, maka SMP Negeri 1 Panekan mengembangkan iklim belajar mengajar yang dapat
67
menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama semua bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Sehingga SMP Negeri 1 Panekan mampu menjadi sekolah terfavorit di Kecamatan Panekan, ini terbukti pada saat PMB (Penerimaan Murid Baru) masih banyak calon siswa yang mendaftar. 58 2. Letak Geografis Yang di maksud letak geografis di sini adalah tempat atau daerah dimana SMP Negeri 1 Panekan berada dalam menyalenggarakan kegiatan belajar sebagai lembaga pendidikan formal. SMPN Negeri 1 Panekan merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang bernaung di bawah pengawasan Departemen Pendidikan nasional. Adapun letak geografisnya berada di jalan raya Panekan-Kendal, Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. Gedung dan lokasi SMP Negeri 1 Panekan berada di tanah seluas 9.910 m2, adapun batas-batasnya adalah.
58
a. Sebelah Barat
: Desa Manjung
b. Sebelah Selatan
: Desa Ploso
c. Sebelah Utara
: Persawahan
Profil SMP Negeri 1 Panekan 2006/2007
68
d. Sebelah Timur
: Jl. Raya Magetan-Kendal
3. Sarana dan Prasarana Sarana
dan
prasarana
sekolah
sangat
berpengaruh
guna
terlaksanannya belajar yang representatif, yang pada akhirnya dapat membantu out put yang lebih baik. Oleh karena itu sangat penting sekali fungsi dan manfaat sarana dan prasarana dalam menunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini selain RKB (Ruang Kegiatan Belajar), sarana lain berupa : perpustakaan, laboratorium, ruang serba guna, dan beberapa ruang pendukung. Untuk lebih jelasnya penulis akan memaparkan sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri I Panekan. Sarana yang dimiliki SMP Negeri I Panekan pada tahun 2006/2007 ini dapat dilihat dilampiran 2 4. Keadaan Guru dan Karyawan Guru memegang peranan yang sangat penting pada suatu Lembaga Pendidikan karena guru yang terlibat secara langsung serta bertanggung jawab terhadap suksesnya belajar mengajar. Jumlah tenaga pendidik yang ada di SMPN 1 panekan adalah 48 orang perincianya sebagi berikut : Guru tetap ada 35 orang. Guru tidak tetap ada 9 orang, dan Guru Bantu ada 4 orang. Untuk lebih jelasnya penulis memaparkan ketenagaan yang ada di SMP Negeri I Panekan baik ketenaga pendidikan, karyawan maupun administrasi. Lihat lampiran 3
69
5. Keadaan Siswa Yang dimaksud siswa di sini adalah mereka yang secara resmi menjadi siswa di SMP Negeri 1 Panekan, dan terdaftar dalam buku induk sekolah. Siswa-siswi SMP Negeri 1 Panekan berasal dari daerah setempat dan dari latar belakang orang tua petani, pegawai negeri dan swasta, pedagang dan wiraswasta. Keadaan siswa-siswi saat melakukan penelitian tahun pelajaran 2006/2007 berjumlah756 Siswa. Adapun perincianya sebagai berikut: Lihat lampiran : 4 6. Stuktur organisasi Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi SMP Negeri I Panekan Lihat lampiran 5 B.
Diskripsi Data tentang Prestasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap social siswa kelas II SMP Negeri I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007 1. Analisa tentang Prestasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Panekan tahun pelajaran 2006/2007 Maksud diskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sejumlah data hasil prestasi akhir semester, maka penulis meperoleh data tentang prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas II SMPN I Panekan.
70
Selanjutnya nilai prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.6 Nilan prestasi hasil belajar pendidikan Agama Islam siswa Kelas II SMPN I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007 Nilai Jumlah Siswa 96 10 95 4 94 5 93 2 92 3 91 2 90 2 89 15 88 29 87 9 86 2 85 5 84 4 83 2 82 2 81 2 80 2 100 Untuk lebih jelasnya tentang nilai Pendidikan Agama Islam yang diperoleh dapat dilihat pada lempiran 7 2. Data tentang sikap sosial siswa-siswi kelas II SMPN I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007 Untuk memperoleh data tentang sikap sosial siswa kwlas II SMPN I Panekan maka penulis sebarkan angket untuk siswa. Setelah diteliti penulis memperoleh data tentang sikap social siswa kelas II SMPN I Panekan,
71
Selanjutnya sekor penilaian angket dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.7 Skor Sikap Sosial siswa kelas II SMPN I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007 Skor Sikap Social Siswa Jumlah Siswa 60 15 59 5 58 4 57 2 56 3 55 2 54 2 53 10 52 29 51 9 50 2 49 5 48 4 47 2 46 2 45 2 44 2 100 Untuk lebih jelasnya skor jawaban angket tentang sikap sosial siswa kelas II di SMPN I Panekan dapat dilihat pada lampiran 6 C.
Analisa Data (Pengujian Hipotesis) 1. Analisis Tentang Prestasi Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas Di SMPN I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007 Untuk mendapatkan data ini, penulis mendapatkan dari nilai hasil studi semester pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa kelas II
72
SMPN I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007. Setelah diketahui nilai prestasinya dari 100 siswa, kemudian dicari Mx dan SDx, untuk menentukan kategori prestasi pendidikan agama islam baik, sedang, kurang, berikut penghitungan:
Tabel .4.8 Perhitungan Mean dan Standart Deviasi dari Prestasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Fx’ Nilai frekuensi fX x’ x’² 96 10 960 +8 80 64 95 4 380 +7 28 49 94 5 470 +6 30 36 93 2 186 +5 10 25 92 3 276 +4 12 16 91 2 182 +3 6 9 90 2 180 +2 4 4 89 15 1339 +1 15 1 88 29 2552 0 0 0 87 9 783 -1 -9 1 86 2 176 -2 -4 4 85 5 425 -3 -15 9 84 4 336 -4 -16 16 83 2 166 -5 -10 25 82 2 164 -6 -12 36 81 2 162 -7 -14 49 80 2 160 -8 -16 64 100 8752 89 408
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Dari data di atas maka dapat diketahui : N = 100
∑ fx = 8752 ∑ fx'
2
= 1629
f.x’² 600 196 180 50 48 18 15 0 9 8 45 64 50 72 98 128 1629
73
Kemudian dicari mean dan defiasi standartnya :
Mx =
∑ fX N =
8752 100
= 87,5 2
SDx =
=
∑ fx' N
2
∑ fx ' − N
1629 89 − 100 100
2
2
= 16,29 − (0,89) = 16,29 − 0,7921 = 15,4979 = 3,9367 Dari perhitungan diatas, dapat diketahui nilai meanya = 87,52 dan deviasi standartnya = 3,9367 , kemudian untuk mencari batas atas dan batas bawah nilai sedang maka digunakan rumus : M + 1 . SD = Batas bawah nilai atas. M – 1 . SD = Batas atas nilai bawah Sehingga diperoleh = M + 1 . SD = 87,52 + 1 . 3,9367 = 91,4567 = M – 1 . SD
= 91
74
= 87,52 – 1 . 3,9367 = 83,5833
= 84
Untuk lebih jelasnya mengenai prestasi hasil belajar pendidikan islam dapat di kata gorika sebagai berikut :
Tabel 4.9 Katagori mengenai prestasi hasil belajar pendidikan islam siswa No
Interval
frekuensi
katagori
Persentase
1
91 keatas
26
Baik
26%
2
85 – 90
62
Cukup
62%
3
84 kebawah
12
kurang
12%
Dari kategori diatas dapat disimpulkan bahwa : 1.
Untuk tingkat prestasi hasil belajar pendidikan agama islam baik berjumlah 26 anak yaitu 26%
2.
Untuk tingkat prestasi hasil belajar pendidikan agama islam sedang berjumlah 62 anak yaitu 62%
3.
Untuk tingkat prestasi hasil belajar pendidikan agama islam kurang berjumlah 12 anak yaitu 12% Dari data diatas disumpulkan bahwa untuk tingkat prestasi
pendidikan agama islam yang mendapatkan nilai cukup berjumlah 62%, dan yang mendapatkan nilai kurang berjumlah 12%, kemudian yang mendapatkan nilai baik berjumlah 26%.
75
2. Analisa data tentang sikap social siswa kelas II SMPN 1 Panekan tahun pelajaran 2006/2007 Untuk mendapatkan jawaban baik tidaknya sikap social siswa kelas II di SMPN 1 Panekan, terlebih dahulu dicari mean dan deviasi standartnya
Table 4.10 Perhitungan mean dan SD dari data sikap social siswa kelas II SMPN 1 panekan Tahun Pelajaran 2006/2007 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nilai 60 59 58 57 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 44
frekuensi 15 5 4 2 3 2 2 10 29 9 2 5 4 2 2 2 2 100
fY 900 295 232 114 168 110 108 530 1508 459 100 245 240 94 82 90 88 5373
Dari data diatas maka dapat diketahui : N = 100
∑ fy = 5373 ∑ fx
'2
= 1957
y’ +8 +7 +6 +5 +4 +3 +2 +1 0 -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -
fy’ 120 35 24 10 12 6 4 10 0 1 -4 -15 -16 -10 -12 -14 -16 125
y’² 64 49 36 25 16 9 4 1 0 1 4 9 16 25 36 49 64 408
f.y’² 960 245 144 50 48 18 8 10 0 9 8 45 64 50 72 98 128 1957
76
kemudian dicari meanya : My =
=
∑ fy N
5373 100
= 53,73
SDy =
∑
fy '
N
∑ fy ' − N
1957 125 = − 100 100
= 19,57 − (1,25)
2
2
2
= 19,57 − 1,5625 = 18,0075 = 4,2435 Dari perhitungan di atas dapat diketahui nilai mean = 53,75 dan deviasi standartnya = 4,2435 kemudian untuk mencari batas atas dan batas bawah nilai sedang maka digunakan rumus : M + 1 . SD = batas bawah nilai atas M + 1 . SD = batas atas nilai bawah sehingga diperoleh : = M + 1 . SD
77
= 53,75 + 1 . 4,2435 = 57,9935 = Di bulatkan (57) = M – 1 . SD = 53,75 – 1 . 4,2435 = 49,5065 = Dibulatkan (51) Untuk lebih jelasnya mengenai sikap sosial siswa dapat di katagorikan sebagai berikut ;
Tabel 4.11 Kategori Mengenai Sikap Sosial Siswa No
Interval
Frekuensi
katagori
Persentase
1
57 keatas
24
Baik
24%
2
50 – 56
57
Cukup
57%
3
49 kebawah
17
kurang
17%
Dari kategori diatas dapat disimpulkan bahwa : 4.
Untuk tingkat sikap sosial baik berjumlah 24 anak yaitu 24%
5.
Untuk tingkat sikap sosial sedang berjumlah 57anak yaitu 57%
6.
Untuk tingkat sikap sosial kurang berjumlah 17 anak yaitu 17% Dari data diatas disumpulkan bahwa untuk tingkat sikap sosial yang
mendapatkan nilai cukup berjumlah
57%, dan yang mendapatkan nilai
78
kurang berjumlah 17%, kemudian yang mendapatkan nilai baik berjumlah 24%. 3. Analisis Tentang korelasi Prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam Terhadap Sikap Social Siswa Kelas Ii Smpn I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007 Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara prestasi hasil belajar pendidikan agama Islam terhadap sikap social siswa kelas II SMPN I Panekan yaitu dengan menggunakan tehnik penghitungan korelasi koefisien kontingensi. Adapun langkah-langkah perhitunganya adalah sebagai berikut: a.
Mentabulasi data kedua variabel. Lihat lampiran
b.
Menghitung masing-masing sekor antara kedua variabel sebagaimana tabel berikut :
Tabel 4.12 Table kerja penghitungan prestasi hasil belajar pendidikan agama Islam Dengan sikap social siswa kelas II di SMPN I Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007 ……prestasi Sikap Sosial Baik Cukup Kurang Jumlah
Baik
Cukup
Kurang
Jumlah
11 9 5 25
12 38 5 55
2 12 6 20
25 59 16 100
79
c.
Menghitung kai kuadrat untuk mencari angka indeks korelasi kontingensi, rumus yang digunakan
C=
x2 ( fo − ft ) 2 2 x dengan harga x² dapat diperoleh dari : = ft x2 + N
Tabel 4.13 Perhitungan kai kuadrat untuk mencari angka indeks kontingensi C
Sel
Fo
Ft
Fo-ft
(fo-ft)²
( fo − ft ) 2 ft
1
11
25 x 25 = 6,25 100
4,75
22,5625
2,051136
2
12
-1,75
3,0625
0.255208
3
2
4
5
55 x 25 = 13,75 100
-3
9
1,8
9
20 x 25 =5 100 25 x59 = 14,79 100
-5,75
33,0625
3,67361
38
55 x59 = 32,45 100
5,55
30,8025
0,810592
20 x59 = 11,18 0,82 0.6724 0,060143 100 25 x16 =4 7 5 1 1 0,2 100 55 x16 = 8,8 8 5 -3,8 14,44 2,888 100 20 x16 = 3,2 9 6 2,8 7,84 2,45 100 Jumlah 100 14,188689 Maka dari perhitungan diatas dipertoleh harga X² : 14,188689 maka C atau KK 6
12
80
x2 C= x2 + N 14,188689 14,188689 = = = 0,12425 = 0,35249 14,188689 + 100 114,188689
D.
Pembahasan dan Interpretasi Untuk memberikan interpretasi dan hasil data, perhitungan C atau KK, terlebih dahulu C diubah menjadi DHi (Q) dengan harga C=0,35249 maka diperoleh harga Ø adalah : Ø=
=
=
C 1− C2
0,35249
=
1 − 0,35249
2
0,35429 1 − 0,124249 0,35429 0,87575
=
0,35429 0,93581
= 0,3766 = 0,377 Setelah diperoleh harga phi(Ø)kemudian dikonsultasikan dengan nilai “r” product momen dengan terkebih dahulu mencari df nya yaitu: df
= N-Nr = 100-2 = 98
81
dengan df 98 diperoleh r table Pada taraf signifikansi 5% Øt = 0,205 Sehingga Øo > Øt Maka Ho Ditolak Pada taraf signifikansi 1% Øt = 0,267 Sehingga Øo > Øt Maka Ho Ditolak Berarti terdapat pengaruh yang signifikan tentang prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan sikap social siswa kelas II SMP Negeri 1 Panekan. kesimpulan dari interpretasi diatas ialah sebagai berikut: Berarti hubunganya bersifat searah, maksudnya semakin prestasi hasil belajar anak baik maka sikap sosial anak juga semakin baik. Pendidikan Agama Islam adalah usha sadar berupa bimbingan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikanya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikanya sebagai pedoman hidup. Pendidikan yang terpenting adalah dalam keluarga, karena dalam keluarga inilah anak mendapatkan pertama dan utama terutama dalam hal pendidikan keagamaan, karena anak bisa mempunyai prilaku yang baik dan dapat melaksanakan perintah allah itu dari didikan orang tua. Selain dalam lingkungan keluarga dan masyarakat anak akan menerima pendidikan keagamaan di sekolahan, disekolah anak akan di didik menjadi anak yang sholeh sehingga siswa dapat berprilaku yang baik dan
82
bisa memahami nilai-nilai Agama sehingga siswa bisa berprilaku yang baik, baik disekolah maupun di lingkungan keluarga.
83
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data-data yang didapat dari hasil penelitian dan kemudian diolah serta di analisis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Bahwa Prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas II SMP Negeri 1 Panekan tahun ajaran 2006 / 2007 baik sebesar 26%, sedang sebesar 62%, kurang sebesar 12%. 2. Sikap sosial pada siswa kelas II SMP Negeri 1 Panekan pada tahun ajaran 2006/2007 adalah dalam kategori cukup ini terbukti dengan adanya perolehan sekor dalam data sikap sosial untuk kategori cukup berjumlah 57% orang siswa, kata gori baik berjumlah 26%, kategori kurang berjumlah 17% orang siswa. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat terdapat korelasi yang signifikan antara prestasi hasil belajar Pendidikan Agama Islam dengan sikap sosial siswa kelas II SMP Negeri 1 Panekan pada tahun pelajaran 2006 / 2007.
B. Saran Prestasi hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam memahami suatu pelajaran, dan hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan social yang ada, bagaimanapun prestasi hasil belajar siswa akan berpengaruh terhadap sikap sosialnya. oleh karena itu harus di usahakan secara optimal guna
84
memperoleh target tersebut, dalam hal ini penulis mempunyai beberapa saran yang di tujukan kepada : 1.
Pendidik. Untuk selalu memperhatikan dan mengawasi anak didiknya agar dalam proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan, karena semua itu akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak didik.
2.
Orang Tua Selalu
memberikan
bimbingan
keagamaan
terhadap
anak
karena
lingkungan keluarga merupakan pondasi awal dimana terbentuknya kepribadian dan sikap atau perilaku anak. 3.
Anak Didik Untuk meningkatkan ritual keagamaan atau kegiatan keagamaan baik disekolah maupun di rumah, karena akan mempengaruhi terhadap sikap social dan kagamaanya, dan nantinya bisa membentuk sikap atau perilaku yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
85
DAFTAR PUSTAKA
Ahhmadi Abu dan Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Renika Cipta, 2001 Al-Quran, 421 Maarimba Ahmad D, Pengartar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, Al-Ma’arif, 1989 Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001 Ibn Rusn Abidin, Pmikiran Al-Ghozali tentang Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ahmadi Abu, Psikologi Sosia, Jakarta: PT Rinaka Cipta, 1999 Walgito Bimo, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Yogyakarta, Andi Offset, 2000 Djalaludin dan Aly Abdullah, Kapita Selakta Pendidikan Islam,(Bandung: Pustaka Setia, 1998 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001 Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta, PT Raja Grafindo, 2002 syah Muhibbin,psikologi Belajar, Jakarta : PT Raja Grafindopersada, 2003 Muhaimin, Paradigma Islam, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001 Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam, bandung:CV Pustaka Setia , 1997 Petunjuk pelaksanaan kurikulum, GBPP Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Umum, Jakarta: Direktorat Jendral pembinaan kelembagaan
Agama Islam, 1994 Profil SMP Negeri 1 Panekan 2006/2007 Subrata Sumadi, psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995
86
Djamarah Syaiful, Guru dan Anak Didik dalam Interaktif Edukatif, Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2000 Nizar Samsul, Filsafat Pendidikan Islam,Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, Jakarta, Cipotat Pres, 2002
Azwar Saifuddin, Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranya Edisi 2, Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 1997 Hadi Sutrisno, Statistik Jilid 2, Yogyajarta: Andi, 2000 ---------, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi,2006 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta, 200 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatanpraktek Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Balai Pustaka, 1989
UU sisdiknas yang direvisi rindang 2003 Gerungan W.A., Psikologi Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2004 Darojat Zakiya, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1970 ---------, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2002 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 ---------, Metodologi Pendidikan Agama, Solo : Ramadhani, 1993
87
Lampiran 1 Instrument / kisi-kisi penelitia untuk menentuka angket Judul Penelitian
Variable Penelitian
Sub Variabel
STUDI KORELASI Pendidikan Agama • Prestasi PRESTASI HASIL
(Independent:X)
BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
No. Item
Indikator
hasil•Nilai
rapot
Instrumen mata
belajar
pelajaran
Pendidikan
pendidikan agama
Agama Islam
Islam
semester
ganjil 2006/2007
AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS II SMPN 1 PANEKAN TAHUN 2006/2007
Sikap Siswa (Dependen: Y)
• Sikap Sosial •Toleransi
dalam 1,14,11,12, 13,15 lingkungan keluarga yaitu mengucapkan salam ketika berangkat dan pulang sekolah.
• Toleransi sesama teman baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. yaitu peduli terhadap teman atau orang yang sakit di lingkungan sekitar.
2,3,5,9,10, 19,20 6,7,8,16,17 , 18
88
Lampiran 2
Tabel 4.1 Keadaan Sarana dan Prasarana Tahun Pelajaran 2006/2007 No Jumlah Luas Jenis Ruangan Keterangan . Ruangan (m2) 1 Ruang kelas 18 1.218 2 Ruang tata usaha 1 35 3 Ruang kepala sekolah 1 35 4 Ruang guru 1 36 Kurang luas 5 Ruang BP/BK 1 20 6 R. Laboratorium PA (Sains) 1 104,5 7 Ruang UKS 1 16 8 Ruang Ketrampilan/kesenian 1 80 9 Laboratorium computer 1 45 10 Ruang koprasi/kantin 7 12 12 Masjid/tempat ibadah 1 95 13 KM/WC guru 2/2 10 14 KM/WC Murid 3/4 42 15 Gudang 3 90 16 Tempat parker 1 10 (Sumber Dokumen SMP Negeri 1 Panekan Tanggal 5 Mei 2007)
89
Lampiran 3 Tabel 4.2 Tenaga Kependidikan Tahun Pelajaran 2006/2007 Tingkat No.
Mata Pelajaran
Pendidikan
Jml
PNS GTT GB S-1 D-3 1 Pendidikan Agama 2 PPKn 3 Bahasa Indonesia 4 Matematika 6 Bahasa inggris 7 IPA a. Fisika b. Biologi 8 IPS a. Ekonomi b. Geografi c. sejarah 9 Bahasa Jawa 10 Muatan Lokal a. Elektronika b. Pembukuan c. Tata busana 9 Teknologi Informasi
Lain
3
1
2
-
3
-
-
3 7 7 4
3 5 6 3
2 1 -
1
3 5 3 4
2 -
-
3 3
2 3
1 -
-
2 -
2
PGSMP
1 4 2 4
1 2 4
2 1 -
1 1 -
1 4 4
-
-
1 1 1 4
1 1 1 3
-
1
4
- PGSLTP 1 -
Tabel 4.3 Keadaan karyawan/karyawati Tahun Pelajaran 2006 / 2007 No N A M A TUGAS 1 Sugiyah Bendahara 2 Sukadi Pembuat Daftar Gaji 3 Sundari hariyanti Inventaris 4 Rima Fatmawati Perpustakaan 5 Siti sundari Kesiswaan 6 Endik P Pesuruh/penjaga malam 7 Paryadi Pesuruh/ penjaga malam 8 Supriyanto Pesuruh/penjaga malam 9 Romi Ardian Pembantu umum
Ket
90
Tabel 4.4 Tenaga Administrasi Tahun Pelajaran 2006/2007 Jumlah No. Jabatan KETERANGAN PT PTT 1 Kepala Tata Usaha 1 2 Bag. Kesiswaan Dan 1 Administrasi Perlengkapan 3 Bag. Persuratan 1 4 Bag. Persuratan 1 5 Penerima Uang Sekolah 1 6 Penjaga Malam 1 7 Pesuruh 3 Jumlah 3 6 (Sumber Dokumen SMP Negeri 1 Panekan Tanggal 5 Mei 2007)
91
Lampiran 4
No
Tabel 4.5 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Panekan Tahun Pelajaran 2006/2007 kelas Jumlah siswa jumlah Keterangan
1
VII
122
131
253
-
3
VIII
132
128
260
-
3
IX
113
243
243
-
JUMLAH
367
389
756
-
92
Lampiran 5 Struktur Organisasi SMPN 1 Panekan Kepala Sekolah Djoko Santoso
Komete Sekolah Singgih Hudijono Kepala TU Wagimun
Wakil kepala sekolah
Kurikulum Isnan
Sarana Prasarana Surodo
Kesiswaan Siti sundari
G U
Lampiran 4
R U
S I S W A
Humas Suroso
93
Lampiran 6 Skor jawaban angket sikap social siswa kelas II di SMPN I Panekan Magetan tahun pelajaran 2006/2007 Kode Jawaban Angket Dari Nomor Item No Jumlah Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 EAA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 2 DRI 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3 NTG 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 58 4 KMT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 5 NTI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 6 SFT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 7 WFI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 8 ANY 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 9 EFS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 10 RPI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 11 SMI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 12 LPW 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 47 13 IDS 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 59 14 MLI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 59 15 SPT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 59 16 PLR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59 17 DYT 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 59 18 IMN 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 54 19 NSL 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 54 20 TWY 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 21 NAP 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 53 22 SLW 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 49 23 JER 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 53 24 PRY 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 53 25 ERF 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 53 26 LPL 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 53 27 NMP 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 53 28 MLS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 29 YUL 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 53 30 ARI 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 31 VEN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 32 SRT 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 53 33 CPS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 34 DWS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 35 WRS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 36 ISP 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 47
94
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77
SMT DRS FAY RIS IML EDA TNYA HST ABP ADY ADP USH SGP PVA ERN JPY AGT SSY EKI SPG DDJ AGS SNT MRT YNA PWT SHI TKS CDN NKP SWH AIR ESA NAF RNW SKS IFT NMW PIT TMS IAG
2 3 3 2 2 2 3 1 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3
2 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3
3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3
3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3
3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3
3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 1 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 22222 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3
3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3
3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3
3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3
2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
53 56 48 53 56 52 56 58 52 45 52 52 52 58 55 55 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 54 52 52 52 59 59 52 52 52 52 52 52 52 52 60
95
78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
SWT WSH ESW AGET ANG IER ASW NNS ENL SHT EDS RDNT EWT YUU AJM KRT UEY ESN PPT NDN DMN ART MXY
3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 1 1
3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 3 1
2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 3 1 2 2 2 3 2 3 1 2 1 1 1
3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3
3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 3
3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 1 2 1 2 2 3 3
2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1
3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2 1 2
2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 3 1 3
2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 3 2
2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 1 2 3 2 3 1
2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 3 3 2
3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1
2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3
3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 1 2 2 3 2 2 1 2 3 3
3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 1 3 2 2 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3
52 50 52 50 52 50 51 50 52 48 49 48 48 48 47 49 47 45 45 46 46 44 44
96
Lampiran 7 Mentabulasi data skor prestasi hasil belajar pendidikan agama islam Dan skor sikap sosial siswa kelas II di SMPN I Panekan Magetan tahun Pelajaran 2006/2007 Kode Prestasi PAI Nilai sikap No Indikasi Indiaksi Responden Siswa social siswa 1 EAA 96 Baik 60 Baik 2 DRI 91 Baik 60 Baik 3 NTG 84 Kurang 58 Baik 4 KMT 96 Baik 60 Baik 5 NTI 96 Baik 60 Baik 6 SFT 96 Baik 60 Baik 7 WFI 90 cukup 60 Baik 8 ANY 96 Baik 60 Baik 9 EFS 91 Baik 60 Baik 10 RPI 95 Baik 60 Baik 11 SMI 85 Cukup 60 Baik 12 LPW 95 Baik 47 Kurang 13 IDS 85 Cukup 59 Baik 14 MLI 89 Cukup 59 Baik 15 SPT 89 Cukup 59 Baik 16 PLR 89 Cukup 59 Baik 17 DYT 88 Cukup 59 Baik 18 IMN 85 Cukup 54 Cukup 19 NSL 89 Cukup 54 Cukup 20 TWY 83 Kurang 60 Baik 21 NAP 89 Cukup 53 Cukup 22 SLW 83 Kurang 49 Kurang 23 JER 88 Cukup 53 Cukup 24 PRY 88 Cukup 53 Cukup 25 ERF 82 Cukup 53 Cukup 26 LPL 90 Cukup 53 Cukup 27 NMP 86 Cukup 53 Cukup 28 MLS 96 Baik 60 Baik 29 YUL 89 Cukup 53 Cukup 30 ARI 84 Kurang 60 Bauk 31 VEN 95 Baik 60 Baik 32 SRT 88 Cukup 53 Cukup 33 CPS 82 Kurang 58 Baik 34 DWS 95 Baik 60 Baik 35 WRS 94 Baik 60 Baik
97
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76
ISP SMT DRS FAY RIS IML EDA TNYA HST ABP ADY ADP USH SGP PVA ERN JPY AGT SSY EKI SPG DDJ AGS SNT MRT YNA PWT SHI TKS CDN NKP SWH AIR ESA NAF RNW SKS IFT NMW PIT TMS
94 85 96 81 89 94 87 94 81 89 94 87 87 85 80 93 93 88 88 88 88 89 88 80 88 88 87 96 87 89 88 84 93 84 88 89 88 88 88 88 89
Baik Cukup Baik Kurang Cukup Baik Cukup Baik Kurang Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Kurang Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Kurang Baik Kyrang Cukup Cukup Cukup Kurang cukup Cukup Cukup
47 53 56 48 53 56 52 56 58 52 45 52 52 52 58 55 55 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 54 52 52 52 59 59 52 52 52 52 52 52 52 52
Kurang Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
98
77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
IAG SWT WSH ESW AGET ANG IER ASW NNS ENL SHT EDS RDNT EWT YUU AJM KRT UEY ESN PPT NDN DMN ART MXY
83 88 92 87 93 87 87 96 88 89 88 96 88 88 88 88 96 88 88 88 88 89 89 88
Kurang Cukup Baik Cukup Baik Cukup kurang Baik Kurang Kurang Kurang Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
60 52 50 52 50 52 50 51 50 52 48 49 48 48 48 47 49 47 45 45 46 46 44 44
Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang
99
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Zainal Arifin, dilahirkan pada tanggal 04 juni 1984 di turi panekan magetan, putra pertama dari Bapak Sadat dan Ibu Sudarmi. Pendidikan MI ditamatkan pada tahun 1997 di Mi Joso Turi Panekan Magetan Pendidikan selanjutnya dijalani di mts negeri turi panekan magetan ditamatkan tahun 2000, kemudian masuk man denanyar jombang dan tamat pada tahun 2003, pada tahun yang sama ia menekuni ilmu pendidikan islam di pondok pesantren mamba’ul ma’arif denanyar jombang, dan mengikuti kursus bahasa inggris di (EEC) nglundo jombang. Dan pada tahun 2003 ia melanjutkan pendidikanya di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo dengan mengambil Program Studi Pendidikan Agama Islam sampai sekarang