KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.81/AJ.108/DRJD/2004 TENTANG PENYELENGGARAAN UJI COBA METODE BARU PENGELOLAAN JEMBATAN TIMBANG DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM UKURAN DAN BERAT KENDARAAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT DAN NANGGROE ACEH DARUSSALAM DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Menimbang
:
a. Bahwa dalam implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 khususnya yang berkaitan dengan penanganan jembatan timbang telah diatur ketentuan mengenai kewenangan dalam pengelolaan jembatan timbang. b. Bahwa dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a untuk mewujudkan konsistensi pelaksanaan kewenangan dan kebijakan perlu ditetapkan suatu kebijakan dalam penanganan muatan lebih melalui jembatan timbang sebagai acuan secara nasional. c. Bahwa untuk mewujudkan kebijakan sebagaimana dimaksud dalam huruf b perlu adanya program penanganan muatan lebih yang diimplementasikan dalam bentuk Pilot Project atau uji coba metode baru dalam pengelolaan jembatan timbang dalam rangka penegakan hukum terhadap ukuran dan berat kendaraan di Provinsi Sumatera Barat dan Nanggroe Aceh Darussalam. d. Bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu ditetapkan Penyelenggaraan Uji Coba Metode Baru Pengelolaan Jembatan Timbang Dalam Rangka Penegakan Hukum Ukuran dan Berat Kendaraan di Provinsi Sumatera Barat dan Nanggroe Aceh Darussalam dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat.
Mengingat
:
1. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara No. 49, Tambahan Lembaran Negara No. 3480);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 No. 63, Tambahan Lembaran Negara No. 3529); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; 4. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 5 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan; 6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 1 Tahun 2000 tentang Penetapan Kelas Jalan di Pulau Sumatera. 7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 24 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan menteri Perhubungan Nomor KM 45 Tahun 2001. M E M U T U S K A N Menetapkan
:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG PENYELENGGARAAN UJI COBA METODE BARU PENGELOLAAN JEMBATAN TIMBANG DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM UKURAN DAN BERAT KENDARAAN DI PROVINSI SUMATERA BARAT DAN NANGGROE ACEH DARUSSALAM.
PERTAMA
:
Menyelenggarakan Uji Coba Metode Baru Pengelolaan Jembatan Timbang Dalam Rangka Penegakan Hukum Ukuran dan Berat Kendaraan di Provinsi Sumatera Barat dan Nanggroe Aceh Darussalam.
KEDUA
:
Pelaksanaan Uji Coba dilakukan oleh Kontraktor Swasta, konsultan Bank Dunia dan staf Dinas Perhubungan Provinsi yang dikoordinasikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Provinsi setempat.
KETIGA
:
Waktu pelaksanaan uji coba selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal 1 Januari 2004 sampai dengan tanggal 31 Desember 2004.
KEEMPAT
:
Pelaksanaan uji coba sebagaimana dimaksud diktum PERTAMA, berlokasi di Jembatan Timbang Lubuk Selasih, Jembatan Timbang Sungai Langsek, Jembatan Timbang Kamang yang terletak di Provinsi Sumatera Barat dan Jembatan Timbang Seumadam yang terletak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
KELIMA
:
Dalam hal penegakan hukum terhadap pelanggaran kelebihan muatan dalam pelaksanaan uji coba ini dilakukan melalui pentahapan sosialisasi, simpati (peringatan) dan penindakan yustisi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. KEENAM
:
Uji coba dilaksanakan dengan berpedoman pada SOP yang terlampir dalam Keputusan ini dan tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas dan distribusi barang serta tidak menimbulkan dampak sosial yang tidak diinginkan.
KETUJUH
:
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan bahwa apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : J A K A R T A Pada Tanggal : 23 Januari 2004 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT ttd Ir. ISKANDAR ABUBAKAR, MSc. NIP. 120 092 889 Tembusan Yth. : 1. Menteri Perhubungan RI; 2. Menteri Kimpraswil; 3. Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan; 4. Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan; 5. Direktur Jenderal Anggaran, Departemen Keuangan; 6. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat; 7. Gubernur Sumatera Barat; 8. Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam; 9. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Barat; 10. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam; 11. Pimpro Standarisasi Perencanaan Jaringan dan Keselamatan Transportasi Jalan.
Lampiran : Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK.81/ AJ.108/ DRJD/ 2004 Tanggal : 23 Januari 2004
SRRP PROYEK PERCONTOHAN VWDE
PROSEDUR OPERASI ONAL STANDARD UNTUK JEMBATAN TI MBANG
DAFTAR I SI STANDARD PROSEDUR OPERASI UNTUK JEMBATAN TIMBANG
1.
PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4
Tujuan .................................................................................... 3 Ketentuan SOP untuk Petugas ................................................... 3 Kepatuhan Terhadap SOP......................................................... 3 Lampiran-Lampiran.................................................................. 4
2.
DEFINISI-DEFINISI.................................................................... ......... 5
3.
MANAJEMEN & PETUGAS JEMBATAN TIMBANG .................................... 7 3.1 Struktur Petugas ...................................................................... 7 3.2 Tim Manajemen ....................................................................... 8 3.3 Petugas-Petugas Penegak ......................................................... 9 3.4 Petugas penegak Senior & Pengawas ......................................... 10
4.
PERILAKU PETUGAS ........................................................................... 11 4.1 Menerima Bantuan ................................................................... 11 4.2 Kepatuhan Terhadap Instruksi Manajemen ................................. 11 4.3 Perselisihan-Perselisihan ........................................................... 11 4.4 Jadwal Kerja ............................................................................ 12 4.5 Penampilan dan Pakaian ........................................................... 12 4.6 Kerahasiaan ............................................................................ 12
5.
BATAS-BATAS BERAT & UKURAN ......................................................... 13 5.1 Mengapa Menerapkan Batas-Batas Kendaraan ? ......................... 13 5.1.1 Keselamatan Jalan ........................................................ 13 5.1.1.1 Kontrol Kendaraan ......................................... 13 5.1.1.2 Kondisi Kendaraan ......................................... 13 5.1.1.3 Pengganjuran ................................................ 14 5.1.1.4 Keamanan Muatan ......................................... 14 5.1.2 Manajemen Lalu Lintas .................................................. 14 5.1.2.1 Lajur ............................................................. 14 5.1.2.2 Kemampuan Bermanuver ............................... 14 5.1.2.3 Ruang Bebas Ketinggian ................................ 14 5.1.3 Perlindungan Prasarana ................................................. 14 5.1.3.1 Perkerasan ................................................... 15 5.1.3.2 Jembatan ....................................................... 15 5.1.3.3 Kabel ........................................................... 15 5.1.3.4 Perlengkapan Jalan ........................................ 15 5.1.4 Lingkungan ................................................................... 15 5.1.4.1 Polusi Udara ................................................... 15 5.1.4.2 Limbah............................................................ 16
1
5.2 5.3 5.4
Kepatuhan Terhadap Batas Kendaraan ....................................... 16 Penegakan Batas-Batas Kendaraan .......................................... 16 Batas-Batas Resmi .................................................................... 17
6
PROSEDUR-PROSEDUR OPERASI ONAL .................................................. 17 6.1 Keselamatan ............................................................................ 17 6.2 Pengaturan Lalu Lintas ............................................................. 17 6.3 Kehati-hatian Terhadap Peralatan .............................................. 18 6.4 Penimbangan Berat Kotor ......................................................... 18 6.5 Penimbangan Sumbu & Kelompok Sumbu .................................. 18 6.6 Pengukuran Panjang, Lebar, Tinggi & Pengganjuran ................... 19 6.7 Penentuan Berat Dengan Pengukuran Muatan ............................ 19 6.8 Toleransi-Toleransi ................................................................... 19 6.9 Pembongkaran Muatan ............................................................. 19 6.10 Penyimpanan Barang-Barang .....................................................20
7
LATIHAN KEBIJAKAN PENUNTUTAN .................................................... 20 7.1 Petugas Penanggung Jawab ..................................................... 20 7.2 Kendaraan Yang Melebihi Batas Berat atau Ukuran ..................... 20 7.2.1 Penerbitan Surat Pemberitahuan Pelanggaran .................. 20 7.2.2 Toleransi ....................................................................... 21 7.2.3 Muatan yang Tidak Dapat Dilihat ..................................... 21 7.2.4 Surat-surat Peringatan .................................................... 21 7.2.4.1 Penuntutan Tidak Dilakukan – Surat Peringatan Tidak Diterbitkan ............................................... 21 7.2.5 Kendaraan yang Tidak Berhenti atau Tidak Memasuki JembatanTimbang.......................................................... 22 7.3 Kendaraan dalam Batas Berat & Ukuran ......................................22
8
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................... 23 8.1 Catatan Perubahan ................................................................. 23 Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran Lampiran
1 2 3 4 5 6 7 8
Batas Resmi .................................................................. 24 Toleransi ....................................................................... 26 Prosedur Penimbangan Berat Kotor.................................. 28 Prosedur Penimbangan Sumbu dan Kelompok Sumbu ....... 30 Prosedur Pengukuran Panjang, Lebar & Tinggi ................. 34 Pembongkaran Muatan & Penyimpanan Barang ................ 36 Tidak Masuk atau Berhenti Tidak Mematuhi Arahan .......... 38 Prosedur Resolusi Perselisihan ........................................ 39
2
SRRP PROYEK PERCONTOHAN VWDE
STANDARD PROSEDUR OPERASI UNTUK JEMBATAN TI MBANG 1. PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Standard Prosedur Operasi (SOPs) ini dibuat sebagai informasi dan pedoman bagi Petugas jembatan timbang. SOP tersebut merupakan referensi yang didesain untuk membantu para Petugas dalam memahami ketentuan akan batas berat dan ukuran kendaraan, mengapa kepatuhan terhadap batas tersebut diperlukan dan pedoman bagi Petugas Penegak tentang bagaimana mereka harus melaksanakan tugas mereka dalam menegakkan kepatuhan melalui pendekatan yang seragam dan tidak parsial terhadap penegakan peraturan berat dan ukuran. Pedoman juga diberikan pada Petugas tentang hubungan mereka (Manajer, Petugasyang dipekerjakan secara langsung dan petugas yang ditugaskan), perhatian umum terhadap tugas-tugas dan perhatian terhadap berbagai persoalan disiplin diri yang penting bagi keselamatan Petugas, mereka yang diwajibkan memasuki jembatan timbang agar menaati peraturan berkaitan dengan berat dan ukuran kendaraan dan publik pada umumnya. 1.2 Ketentuan SOP untuk Petugas Kepada semua Petugas jembatan timbang akan diberikan SOP ini berikut perubahan-perubahannya (bila ada) sebagai panduan dalam melaksanakan tugas. SOP ini hendaknya disimpan sebagai referensi dan dikembalikan pada akhir Proyek Percontohan, atau saat petugas berhenti dari tugasnya yang berkaitan dengan Proyek Percontohan. 1.3 Kepatuhan terhadap SOP Semua staf yang ada di jembatan timbang, termasuk mereka yang bertugas di sekitar jembatan timbang, diwajibkan untuk memahami mematuhi prosedur ini dan perubahan-perubahan terhadap prosedur ini. Juga ada kewajiban bagi Petugas tidak hanya pada saat bertugas, dan dalam keadaan tertentu bagi mantan petugas, untuk mematuhi prosedur ini. Kegagalan dalam menaati prosedur tersebut dapat menyebabkan diambilnya tindakan disipliner atau tindakan hukum.
3
SOP ini hendaknya dibaca dalam hubungannya dengan peraturan yang ada saat ini dan dibuat, sebagian, untuk membantu dalam pengaplikasian harian peraturan tersebut. 1.4 Lampiran Lampiran-lampiran yang disertakan dalam SOP ini memberi instruksi dan pedoman rinci mengenai cara dimana Petugas diwajibkan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Halaman-halaman pengganti untuk lampiran dapat diterbitkan setiap waktu, halaman pengganti tersebut akan segera dicantumkan dalam tabel yang berada di depan bagian lampiran dan kemudian disisipkan ke dalam posisi yang tepat. Saat mengacu ke suatu lampiran bagi SOP ini pastikan lampiran tersebut belum disupecede dengan memeriksa nomor penerbitan dan efektif dari tanggal pada bagian kanan atas lampiran tersebut.
4
2. DEFI NI SI - DEFI NI SI Definisi Dalam Standard Prosedur Operasi (SOP) ini – “Asisten manajer” adalah seseorang yang ditunjuk oleh Konsultan untuk bertanggung jawab secara umum atas pengoperasian sebuah jembatan timbang tertentu saat Manajer tidak ada. “Penasehat” berarti Tim Proyek Keselamatan Lalu Lintas Jalan dan Penegakan Berat dan Ukuran Kendaraan (RTS & VWDE) pada Sumatra Region Roads Project (SRRP). “Konsultan” adalah Perusahaan yang ditunjuk oleh Departemen Perhubungan untuk Kontrak Pelayanan Manajemen Jembatan Timbang menurut No. Pinjaman/ Kredit: 4307 IND. “Petugas Penegak” adalah petugas Dinas Perhubungan yang ditugaskan oleh Proyek Percontohan Jembatan Timbang tertentu untuk tujuan penegakan peraturan VWDE. “Pemberitahuan pelanggaran” adalah pemberitahuan yang diberikan kepada pengemudi kendaraan yang merinci pelanggaran yang dituduhkan telah dilakukan dan memanggil pengemudi untuk hadir dalam persidangan. “Manajer” adalah orang yang ditunjuk oleh Konsultan untuk bertanggung jawab secara umum atas pengoperasian Jembatan Timbang tertentu. “Tim manajemen” adalah Manajer, Asisten Manajer dan Petugas lain yang langsung dipekerjakan oleh Konsultan di Jembatan Timbang tertentu. “Petugas” adalah seorang [ PPNS seperti dimaksud dalam peraturan pemerintah] “Proyek Percontohan Jembatan Timbang” adalah jembatan timbang yang dikelola oleh Konsultan berdasarkan Kontrak Pelayanan Manajemen Jembatan Timbang dalam No. Pinjaman/ Kredit: 4307 IND. “Petugas penanggung jaw ab”, adalah petugas yang membuat keputusan apakah akan menggugat terhadap pengemudi kendaraan. “Petugas penegak senior” adalah Petugas Penegak dari Dinas Perhubungan yang ditugaskan oleh Konsultan di jembatan timbang tertentu untuk tujuan menegakkan peraturan VWDE. “SOPS” adalah Standard Prosedur Operasi. “Petugas” adalah orang yang langsung dipekerjakan oleh Konsultan (“Tim Manajemen”) di jembatan timbang tertentu dan Petugas Penegak Dinas Perhubungan yang ditugaskan (“Petugas Penegak”) di Jembatan Timbang tertentu. “ Supervisor” adalah Petugas Penegak Dinas Perhubungan yang ditugaskan di
5
Jembatan Timbang tertentu untuk tujuan menegakkan peraturan VWDE dan untuk melaksanakan tugas dari Penegak Senior bila Petugas Penegak Senior tersebut sedang tidak bertugas. “ UU VWD” adalah peraturan yang berkaitan dengan berat atau ukuran kendaraan yang dipakai pada suatu Jembatan Timbang. “ Pemberitahuan peringatan” adalah surat pemberitahuan yang diberikan kepada pengemudi kendaraan atau siapa saja yang mempunyai hubungan kepemilikan atau kontrol jelas atas kendaraan yang memperingatkan bahwa batas berat atau ukuran telah dilampaui dan bahwa hal tersebut tidak dapat diperpanjang atau jika tidak akan ada kasus ketidak-patuhan lebih lanjut. “ Jembatan timbang” adalah Proyek Percontohan Jembatan Timbang.
6
3. MANAJEMEN & PETUGAS JEMBATAN TI MBANG Dua kelompok berbeda bertanggung jawab atas pengoperasian Proyek Percontohan Jembatan Timbang, mereka yang langsung dipekerjakan oleh Konsultan, tim manajemen, dan para Petugas Penegak, yaitu dari Petugas Penegak dari Dinas Perhubungan dengan kewenangan ini untuk menegakkan peraturan. 3.1 Struktur Petugas Manajer bertanggung jawab atas keseluruhan pengoperasian dan keefektifan jembatan timbang sedangkan Petugas Penegak Senior, yang langsung melapor ke Manajer, bertanggung jawab dalam memastikan bahwa para Petugas Penegak melaksanakan tugas-tugas mereka dengan efektif dan efisien, yaitu menegakkan peraturan berat dan ukuran kendaraan. Sifat pengoperasian selama 24-jam mengharuskan tim manajemen dan Petugas Penegak dalam dua struktur “sektor swasta - publik” ini dikenalkan untuk tujuan Proyek Percontohan tersebut.
Manajer Jembatan Timbang Manager Staf yang ditugaskan
Staf swasta
Asisten Manajer
Minimal Manajer atau Satu Orang Asisten Manajer yang selalu hadir setiap waktu
Petugas Penegak Senior
Pengawas
Petugas Penegak
x7
Pengawas
Petugas Penegak
x7
Pengawas
Petugas Penegak
x7
Struktur Petugas secara Mendasar
7
Manajer, berkonsultasi dengan Petugas Penegak Senior, bertanggung jawab atas taktik yang digunakan di jembatan timbang untuk meraih hasil akhir yang diharapkan sesuai kontrak. Petugas Penegak Senior harus berhubungan erat dan bekerja sama dengan Manajer untuk memastikan bahwa semua Petugas Penegak mematuhi persyaratan manajerial. 3.2 Tim Manajemen Petugas konsultan yang dipekerjakan langsung (tim manajemen) diwajibkan untuk: • Mengelola keefektifan pengoperasian jembatan timbang selama 24 jam, • Mengelola secara langsung Petugas swasta yang dipekerjakan oleh Konsultan, • Mengawasi pengoperasian Petugas Penegak dan memonitor kepatuhan Petugas terhadap kebijakan, strategi dan SOP yang telah ditentukan ini, • Menyediakan prasarana kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan semua Petugas dengan memadai, • Melakukan sesi penilaian kinerja individual secara rutin dengan semua Petugas, memberi pengarahan, mengidentifikasi adanya pelatihan atau kebutuhan individual lain yang diperlukan dan menyimpan catatan yang sesuai, • Mengidentifikasi dengan basis harian adanya persoalan dengan kinerja Petugas Penegak, • Segera menyadarkan Petugas tentang adanya ketidak-patuhan yang tampak jelas terhadap prosedur dll, mencatat semua hal, berkonsultasi bila diperlukan, melaporkan persoalan yang berulang atau bersifat serius, • Memastikan Petugas didaftarkan dengan benar untuk pengoperasian jembatan yang efektif dan menyimpan catatan daftar hadir, • Sesuai dengan sistem pembayaran yang disepakati, melakukan pembayaran bonus secara langsung ke setiap individu Petugas Penegak sesuai dengan jadwal yang telah dijelaskan yaitu pada akhir setiap bulan, • Memastikan bahwa pencatatan akurat semua kendaran yang masuk dan tidak masuk jembatan timbang disimpan dengan cara yang telah ditentukan, • Terus menerus memastikan bahwa semua peralatan berfungsi, memastikan bahwa dilakukan pemeliharaan rutin dan mengatur perbaikan/ penggatian dengan segera peralatan yang tidak berfungsi, • Menerbitkan dan menyimpan catatan hal-hal yang berharga, misalnya buku surat panggilan, • Mengontrol penyimpanan barang-barang yang perlu dibongkar muat, • Berhubungan dekat dengan Penasehat dan petugas departemen yang memonitor kontrak.
8
TUGAS LEBI H LANJUT BAGI MANAJER – LAPORAN Menerima laporan dari Komputer: • HSWIM • Alat penimbang Petugas Penegak, salinan: • Surat peringatan • Pelanggaran • Detil pembongkaran muatan • Laporan kegagalan dalam menghentikan kendaraan
Membuat laporan untuk Pemerintah: • Operasional bulanan • Sertifikasi, pemeliharaan dan kesalahan peralatan Penasehat: • Semua catatan harian untuk minggu sebelumnya • Keganjilan data • Kondisi peralatan • Kepatuhan Petugas terhadap SOPS • Penilaian penghargaan dan kinerja Petugas • Rekomendasi pembayaran Petugas
3.3 Petugas- Petugas Penegak Beberapa kondisi kepegawaian dan persyaratan operasional umum berikut berlaku bagi para Petugas Penegak yang ditugaskan: • • •
• •
• •
Petugas Penegak yang ditugaskan akan tetap menjadi petugas Dinas Perhubungan, Pembayaran sesuai dengan kontrak mereka akan dibayar langsung ke Petugas Penegak oleh Konsultan, Tidak ada pembayaran uang (kecuali gaji dan bonus resmi) atau dalam bentuk pertimbangan berharga lain yang akan diterima di jembatan timbang mana pun oleh siapa pun atau bentuk pertimbangan berharga apa pun yang dapat mengkompromikan integritas profesional Petugas Penegak yang dapat diterimana di lokasi mana pun (penskorsan dari tugas akan diberikan bila hal ini dilanggar), Kewenangan untuk mengeluarkan gugatan dll akan tetap dipertahankan dan akan merupakan tanggung jawab individual Petugas Penegak untuk mengambil tindakan berdasarkan bukti yang ada, Hanya Petugas Penegak, bukan manajemen swasta, yang mempunyai kewenangan untuk menegakkan UU dan tepat adanya bahwa hanya petugas ini yang terlibat langsung dalam tindak penegakan; Tim Manajemen dapat mengeluarkan surat peringatan, Para petugas akan diwajibkan untuk mematuhi kebijakan, strategi dan SOP, Para petugas akan bertanggung jawab terhadap manajemen swasta dengan basis harian dan akan mematuhi semua pengarahan yang
9
•
konsisten dengan kebijakan, strategi dan SOP, Petugas yang yakin bahwa mereka telah diperlakukan dengan tidak adil oleh Konsultan dapat mengajukan gugatan melalui proses resolusi perselisihan; lihat Lampiran 9, Proses Resolusi Perselisihan.
3.4 Petugas Penegak Senior & Pengaw as Bagian 3.3 di atas berlaku bagi semua Petugas Penegak, termasuk Petugas Penegak Senior dan Pengawas. Petugas Penegak Senior dan Pengawas juga bertanggung jawab langsung kepada Manajer untuk memastikan bahwa para Petugas Penegak melaksanakan tugas-tugas mereka dengan efektif dan efisien, sesuai dengan SOP ini dan arahan atau persyaratan resmi lain dari Manajer. Merupakan tanggung jawab Petugas Penegak Senior dan Pengawas untuk mematuhi semua persyaratan legal dari Manajer. Hal ini meliputi membantu Manajer dalam hal ketentuan tentang data untuk persiapan laporan yang harus diserahkan oleh Manajer; lihat Bagian 3.2, Tim Manajemen. Petugas Penegak Senior dan Pengawas dapat mendelegasikan tugas-tugas ke Petugas Penegak tertentu, termasuk tanggung jawab dalam memastikan bahwa mereka melakukan arahan penggugatan dengan tepat sesuai dengan Bagian 6 SOP ini. Pada akhirnya merupakan tanggung jawab Petugas Penegak Senior dan Pengawas untuk memastikan bahwa pengajuan gugatan dilakukan sesuai dengan Bagian 6 SOP ini; adanya kesalahan seseorang dalam mematuhi Bagian 6 harus segera dilaporkan ke Manajer.
10
4. PERI LAKU PETUGAS Petugas harus sopan namun tegas dan dapat mengambil keputusan dalam tugasnya dan pada saat yang sama bersifat adil dan konsisten. Kekonsistenan dalam pendekatan dan aplikasi bersifat penting dan merupakan kunci untuk keberhasilan. Standard profesional harus dipertahankan bahkan saat dihadapkan dengan kekasaran dan ketidak-ramahan. Bila dihadapkan dengan kekerasan, staf harus memastikan bahwa reaksi mereka dibenarkan oleh hukum. 4.1 Menerima Bantuan Tidak ada pembayaran dalam bentuk uang atau pertimbangan berharga lain yang akan diterima oleh siapa pun di jembatan timbang mana pun begitu pula bentuk pertimbangan berharga apa pun yang dapat mengkompromikan integritas profesional anggota Petugas dapat diterima di lokasi mana pun; hal ini termasuk pendekatan apa pun ke Petugas oleh siapa saja. Bila Manajer yakin dengan alasan yang masuk akal bahwa seorang anggota Petugas tidak mematuhi ketentuan dalam paragraf ini, ia akan segera membebaskan anggota Petugas tersebut, menginformasikan Penasehat melalui faksimili dan menyerahkan laporan tertulis lengkap tentang insiden tersebut ke Penasehat dalam waktu 48 jam. Bila Manajer mengetahui bahwa seorang anggota Petugas ditekan untuk membayar ke orang lain, Manajer akan membantu anggota Petugas tersebut dan melaporkan persoalan tersebut ke Penasehat sesegera mungkin. Bagian ini (4.1) tidak berlaku untuk adanya penerimaan atau pertanyaan berkaitan dengan pembayaran resmi untuk tugas. 4.2 Kepatuhan terhadap I nstruksi Manajemen Semua instruksi/ arahan resmi oleh manajemen harus dipatuhi dengan ketentuan. 4.3 Perselisihan- perselisihan Bila seorang petugas yakin bahwa satu instruksi tidak tepat hal ini tidak akan dipertanyakan saat adanya kehadiran orang lain selain Petugas jembatan timbang. Bila persoalan tersebut tidak dapat dipecahkan, petugas tersebut dapat menyerahkan laporan yang merinci situasinya. Laporan ini akan dipertimbangkan sesuai dengan prosedur yang ditentukan dalam Lampiran 9, Prosedur Resolusi Perselisihan.
11
4.4 Jadw al Kerja Para petugas harus hadir untuk memulai bertugas pada waktu yang ditentukan sesuai shift kerja mereka dan harus tetap ada sampai waktu shift mereka selesai. 4.5 Penampilan dan Pakaian Seragam resmi yang disuplai, termasuk topi, semua badge dan tanda, harus dikenakan terus menerus setiap saat seorang petugas sedang bertugas. Topi seragam tidak perlu dikenakan saat berada di dalam gedung jembatan timbang dan tidak dikenakan di dalam ruangan mana pun. Penampilan yang bersih dan rapi harus dijaga pada setiap saat seorang petugas mengenakan seragam. 4.6 Kerahasiaan Petugas tidak boleh mengungkapkan detil-detil operasional jembatan timbang ke orang lain selain untuk tujuan resmi ke petugas jembatan timbang, Petugas Dinas Perhubungan dan Departemen Perhubungan, Penasehat dan sesuai yang diharuskan oleh hukum.
12
5. BATAS- BATAS BERAT & UKURAN Batas berat dan ukuran kendaraan dibatasi di seluruh dunia walau pun kepatuhan terhadap batas-batas ini merupakan persoalan lain. Di mana saja di mana jalan terus berada dalam kondisi yang baik, tingkat kepatuhan akan tinggi dan akan ada strategi penegakan yang efektif dalam pengoperasiannya. Petugas Penegak mempunyai tanggung jawab yang signifikan dan harus mengerti dengan jelas mengapa batasan-batasan tersebut diatur dan mengingat tugas mereka adalah memperoleh penegakkan terhadap kepatuhan batas-batas tersebut. 5.1 Mengapa Menerapkan Batas- Batas Kendaraan? Batas-batas diperlukan untuk membantu manajemen lalu lintas, melindungi prasarana dan yang paling penting, untuk melindungi publik. Batas berat juga dapat membantu dalam melindungi lingkungan. Banyak orang mengabaikan batas ukuran, fokus mereka adalah berat, dan seringkali diketahui bahwa persoalannya adalah bukan kegagalam operator dalam mematuhi batasan yang ada tapi jalan-jalan yang ada tidak dibangun dengan standard yang cukup tinggi. Alinyemen dan perkerasan dapat dibangun untuk mengakomodir muatan sumbu yang lebih tinggi dan kendaraan yang lebih besar (landasan pacu di bandar udara merupakan contoh ekstrim dari hal ini dan landasan tersebut mampu mengatasi muatan dan ukuran sumbu yang besar) tapi ada berbagai persoalan untuk dipertimbangkan. 5.1.1 Keselamatan Jalan Batas VWD memberi perlindungan bagi semua pengguna jalan. 5.1.1.1 Kontrol Kendaraan Melebihi berat rencana pembuat kendaraan pada penempatan tekanan tehadap komponen-komponenya, misalnya kemudi tidak seresponsif seperti seharusnya dan rem tidak bekerja dengan sempurna. Muatan kurang seimbang dan berbahaya terhadap sumbu kemudi, sehingga kemudi tidak terkendali dan rem menjadi tidak efektif. 5.1.1.2 Kondisi Kendaraan
Memuat melebihi batas pembuat mempunyai pengaruh detrimental pada usia kendaraan dan secara dramatis meningkatkan biaya operasional kendaraan. Terutama, pecah ban, rem dan kopling sering rusak dan terus memerlukan perbaikan serta penggantian, seringkali pada saat dan tempat yang tidak tepat. Kegagalan seperti tersebut dapat menimbulkan implikasi keselamatan jalan
13
yang bersifat langsung, menyebabkan tabrakan, atau kecelakaan yang terjadi karena mencoba memperbaiki kendaraan pada atau di tepi jalan. 5.1.1.3 Pengganjuran
Muatan yang mengganjur merupakan bahaya bagi kendaraan di belakang, dampak dari muatan seperti tersebut seringkali bersifat fatal. Muatan yang mengganjur ke sisi kendaraan akan merusak sisi luar bis dan bagian atap mobil.
5.1.1.4 Keamanan Muatan
Muatan, terutama muatan berat, yang tidak dimuat dengan baik pada kendaraan (atau dalam kendaraan) merupakan bahaya bagi semua pengguna jalan. Muatan jatuh ke jalur lalu lintas kendaraan yang datang dan jatuh tepat di atas kendaraan dan pejalan kaki, menghancurkan mereka. 5.1.2 Manajemen Lalu Lintas Lalu lintas seringkali terganggu oleh kendaraan yang tidak mematuhi batas VWD. 5.1.2.1 Lajur Lebar kendaraan dibatasi demi ketertiban pergerakan lalu lintas dalam lajur. 5.1.2.2 Kemampuan bermanuver Panjang keseluruhan dan wheelbase dibatasi karena hal ini mempengaruhi kemampuan manuver kendaraan dan hal ini bersifat kritis pada persimpangan dimana kendaraan melakukan putaran pelan dan pada tikungan dimana kendaraan perlu tetap berada dalam lajur. Kelebihan berat juga mempengaruhi kemampuan manuver, akselerasi dan deselerasi memerlukan ruang jalan yang lebih lapang. 5.1.2.3 Ruang Bebas Ketinggian Ketinggian dibatasi untuk ketertiban pergerakan di bawah bangunan, kabel dan pepohonan. 5.1.3 Perlindungan Prasarana Ketidak-patuhan terhadap batas VWD menyebabkan kerusakan ekstensif.
14
5.1.3.1 Perkerasan Jalan didesain untuk muatan sumbu tertentu dan muatan sumbu yang melebihi muatan desainnya mengurangi usia perkerasan jalan. Pada jalan yang didesain untuk sumbu dual 8 ton, beban 12 ton pada sumbu menyebabkan kerusakan 5 kali lebih parah dan beban 16 ton menyebabkan kerusakan 15 kali lebih parah. 5.1.3.2 Jembatan Jembatan didesain untuk muatan tertentu dan usianya banyak berkurang bila kelebihan beban, kesalahan yang bersifat merusak juga dapat terjadi dan keruntuhan pada struktur bangunan dapat segera terjadi, terutama bila lebih dari satu kendaraan dengan muatan lebih berada di atas jembatan pada satu waktu. Kesalahan seperti tersebut dapat mengisolir masyarakat, menciptakan kesulitan besar. Kendaraan dengan tinggi dan muatan lebih dapat merusak jembatan penyeberangan jalan secara serius. 5.1.3.3 Kabel Kendaraan dengan muatan dan beban lebih dapat mengakibatkann gangguan signifikan terhadap kabel telepon dan listrik dan merupakan bahaya listrik. 5.1.3.4 Perlengkapan Jalan Kendaraan dengan panjang dan lebar yang lebih merupakan bahaya bagi tiang, lampu lalu lintas, rambu, tempat duduk (di kendaraan), halte bis dan obyek lain di dekat tepi jalan. 5.1.4
Lingkungan Muatan lebih juga mempunyai pengaruh lingkungan. 5.1.4.1 Polusi Udara • Kendaraan dengan muatan lebih memberi beban lebih pada mesin sehingga meningkatkan emisi pembuangan beracun. Juga ada peningkatan tuntutan terhadap pelumas, ban, kampas rem dan komponen lain yang menyebabkan pemborosan pemakaian dan peningkatan polusi.
15
5.1.4.2 Limbah • Pemakaian tambahan pada kendaraan yang terjadi pada kendaraan dengan muatan lebih menyebabkan pembuangan bagian rusak di tepi jalan, terutama ban. 5.2
Kepatuhan terhadap Batas Kendaraan Walau pun Petugas Penegak mempunyai tugas untuk menegakkan hukum, perlu dipahami bahwa menciptakan kepatuhan bukan hanya persoalan penegakan hukum. Sebagian orang akan mematuhi hukum karena mereka memahaminya sebagai “hal yang benar untuk dilakukan”, sebagian lain tidak mematuhinya dan perlu dibujuk. Pendidikan dapat mendesak beberapa orang tapi penegakan diperlukan pula guna mendesak pada sebagian yang lain. Hendaknya ada hubungan dekat antara kelompok penegak dan industri yang berkaitan dengan transportasi, termasuk mereka yang sangat bergantung pada industri transportasi. Hal ini memberi pemahaman lebih erat mengenai kebutuhan dan tanggung jawab setiap orang dan memberi kesempatan untuk menyebarluaskan informasi melalui skema seminar dan pelatihan. Jembatan timbang memberi kontak langsung dengan industri dan merupakan sarana yang baik untuk menyebarluaskan informasi. Ada berbagai alasan lain atas ketidak-patuhan terhadap peraturan berkaitan dengan berat dan ukuran kendaraan dan beberapa poin berikut memberi gambaran umum: • Ketidakpedulian pada fakta bahwa ada peraturan. • Kurangnya pemahaman tentang alasan peraturan tersebut. • Keyakinan bahwa perlu untuk melebihi batas yang diketahui untuk memberi pelayanan yang diperlukan. • Keprihatinan bahwa kepatuhan akan mengakibatkan kerugian komersial. • Melebihi batas karena kemungkinan terdeteksi dan dihukum rendah dan keuntungan keuangan jangka pendek tinggi. Perubahan perilaku melalui pendidikan adalah sarana yang lebih disukai untuk meraih kepatuhan tapi hal ini tidak sepenuhnya efektif. Penegakan aktif secara langsung juga diperlukan untuk memerangi poin terakhir walau pun tekanan dari kelompok sebaya juga dapat bersifat efektif.
5.3
Penegakan Batas- Batas Kendaraan Tanggung jawab utama Petugas jembatan timbang adalah untuk mewujudkan/ menciptakan kepatuhan melalui penegakan, sesuai dengan peraturan dan SOP ini.
16
5.4
Batas-Batas Resmi Lampiran 1, Batas Resmi , merinci batas-batas yang berlaku di jalan dalam wilayah Proyek Percontohan VWDE. Perhatikan juga Lampiran 2, Toleransi. Toleransi akan diberlakukan untuk semua keadaan tapi hendaknya diperhatikan bahwa pelanggaran yang sesungguhnya adalah untuk jumlah dimana berat atau ukuran kendaraan melebihi batas Resmi , bukan toleransi. Yaitu, sekali toleransi dilampaui, akan diambil tindakan seolah tidak ada toleransi.
6. ROSEDUR- PROSEDUR OPERASI ONAL Pendekatan yang distandarisasi diperlukan untuk memastikan pengoperasian jembatan timbang yang aman, efektif dan efisien. Prosedur yang benar harus diikuti untuk memastikan bahwa bukti yang sesuai dikumpulkan untuk mempertahankan gugatan dalam semua kasus dimana pelanggaran terdeteksi dan untuk memastikan masyarakat tidak salah digugat atas suatu pelanggaran. Tanggal “mulai efektif” pada Lampiran dalam SOP ini adalah tanggal saat lampiran tersebut mulai dioperasikan dan adanya perubahan terhadap Lampiran akan menunjukkan tanggal mulai efektifnya. Lampiran sebelumnya, dengan nomor yang sama, didahului dari tanggal tersebut. 6.1. Keselamatan Pengoperasian jembatan timbang yang aman merupakan kepedulian dan tanggung jawab utama semua Petugas jembatan timbang. Warung dan bentuk gangguan usaha lain terhadap properti dan jalan masuk/ keluar jembatan timbang, selaian kendaraan yang masuk untuk diperiksa, tidak akan diijinkan berada di dekat lokasi jembatan timbang. Orang-orang yang hendak mengunjungi jembatan timbang untuk mengamati pengoperasiannya tidak boleh dipersulit, dengan menganggap aman bagi mereka untuk melakukannya, tapi pergerakan mereka sebagai pejalan kaki harus dibatasi untuk meminimalisir konflik dengan kendaraan. 6.2. Pengaturan Lalu Lintas Pengaturan lalu lintas merupakan persoalan kritis, baik bagi keselamatan maupun keefisienan pengoperasian jembatan timbang. Para petugas akan memastikan bahwa mereka mempunyai kendali terhadap lalu lintas dengan bersikap tegas dalam tindakan mereka. Sinyal tangan dan pengarahan lisan yang jelas, sesuai dengan pelatihan, akan diberikan. Perhatian besar akan diberikan untuk memastikan bahwa para petugas dan pejalan kaki yang ada bebas dari jalur kendaraan sebelum kendaraan diijinkan bergerak. Saat jam sibuk, pertimbangan akan diberikan dengan perjanjian petugas keselamatan akan mengambil alih kendali pengarahan dan keselamatan lalu lintas.
17
6.3. Kehati-hatian Terhadap Peralatan Alat penimbangan dan pengukur lain yang disediakan di jembatan timbang merupakan peralatan mahal yang harus dirawat dengan baik. Kesalahan, kerusakan atau kesulitan yang terjadi saat mengoperasikannya atau yang teramati kapan saja akan dilaporkan tanpa penundaan ke manajer atau orang yang bertanggung jawab atas jembatan timbang pada saat itu. Pada waktu mulai shift, para petugas harus memastikan bahwa semua peralatan berfungsi dengan baik dan peralatan yang dapat diangkut berada di posisinya yang benar. Platform penimbang akan diperiksa pada setiap interval tertentu untuk memastikan bahwa tidak ada material seperti agregat, pasir atau debris yang terkumpul pada atau dekat jarak antara platform dan bahu terowongan. Adanya material seperti tersebut akan dipindahkan dan dihilangkan segera. Perhatian juga akan diberikan pada gap untuk mematikan bahwa gap tersebut rata di semua sisi, bila tidak fakta ini harus segera dilaporkan ke manajer atau orang yang bertanggung jawab pada saat itu. Pita-pita pengukur hendaknya dikeringkan dan dibersihkan sebelum dipasang ke kontainer. 6.4. Penimbangan Berat Kotor Platform penimbang dan kapasitas penimbang di semua Proyek Percontohan jembatan timbang sesuai untuk menimbang berat kotor sebagian besar bila tidak semua kendaraan kaku yang beroperasi di Sumatera Bagian Utara. Penimbangan berat kotor kendaraan akan dilakukan sesuai dengan Lampiran 3, Prosedur Penimbangan Berat Kotor. 6.5. Penimbangan Sumbu & Kelompok Sumbu Pendekatan rata yang dipasang di setiap ujung platform penimbang di Proyek Percontohan jembatan timbang memungkinkan penimbangan end-and-end, yaitu menimbang sumbu individual atau kelompok sumbu pada setiap ujung kendaraan; kendaraan tempel atau kendaraan gandeng dengan trailer juga dapat diakomodir. Penimbangan sumbu dan kelompok sumbu akan dilakukan sesuai dengan Lampiran 4, Prosedur Penimbangan Sumbu dan Kelompok Sumbu. 6.6. Pengukuran Panjang, Lebar, Tinggi & Pengganjuran Pengukuran panjang, lebar dan tinggi kendaraan merupakan komponen penting dalam tugas Petugas Penegak. Hal ini memerlukan peralatan yang tidak mahal dan biasanya dilakukan secara langsung. Ukuran kendaraan akan ditentukan sesuai dengan Lampiran 5, Prosedur Pengukuran Dimensi.
18
6.7. Penentuan Berat dengan Pengukuran Muatan Sebagai tambahan untuk mendapatkan kepatuhan terhadap batas ukuran, pengukuran kendaraan dan muatan dapat meraih tingkat kepatuhan berat yang signifikan. Berat dengan pengukuran muatan akan ditentukan sesuai dengan Lampiran 6, Penentuan Berat dengan Pengukuran Muatan. 6.8. Toleransi- Toleransi Toleransi penegakan biasanya diberikan untuk memastikan bahwa tidak diambil tindakan terhadap orang karena variasi kecil dalam pemuatan. Toleransi tersebut ditentukan untuk memberi keseragaman dalam aplikasinya. Untuk tujuan Proyek Percontohan, tingkat toleransi yang tinggi akan diberlakukan pada awalnya, dan berkurang secara bertahap untuk ditentukan seiring dengan berkembangnya proyek. Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberi wkatu bagi industri untuk menyesuaikan diri dengan tingkat kepatuhan yang lebih sesuai dan untuk memastikan bahwa proses penegakan tidak dikejutkan dengan jumlah pelanggaran yang perlu diproses. Toleransi akan berlaku sesuai dengan Lampiran 2, Toleransi. Lampiran ini akan diperbaharui secara teratur. 6.9. Pembongkaran Muatan Kendaraan dengan muatan lebih yang terlalu banyak tidak dapat diijinkan meninggalkan jembatan timbang lebih jauh mengingat keselamatan jalan dan kerusakan tambahan terhadap prasarana. Oleh karenanya perlu dibuat ketentuan untuk pembongkaran muatan. Hal ini bukan merupakan persoalan sederhana namun mengingat pertimbangan perlu diberikan terhadap sifat muatan, barang yang tidak dapat tahan lama, hewan ternak dan barang berhaya harus dipertimbangkan dengan perhatian. Metode penahanan beberapa muatan juga dapat menimbulkan bahaya. Pembongkaran muatan akan dilakukan sesuai Lampiran 6, Pembongkaran muatan & Penyimpanan barang, dan hendaknya dilakukan langsung ke kendaraan lain untuk meminimalisir penanganan dan penyimpanan dan mengurangi penundaan pengiriman. Sebelum mengijinkan pembongkaran muatan ke kendaraan lain atau pemuatan barang yang disimpan ke kendaraan, petugas hendaknya puas karena kondisi kendaraan yang akan dimuat sesuai untuk tujuan tersebut. Saat dimuat, kendaraan akan ditimbang dan diukur bila perlu, untuk menjamin bahwa kendaraan tersebut mematuhi peraturan. 6.10. Penyimpanan Barang- Barang Operator, pemilik dan pengemudi kendaraan yang diharuskan dibongkar muatannya di jembatan timbang akan bertanggung jawab sesuai pengarahan petugas jembatan timbang atas pembongkaran muatan dan untuk tambahan kendaraan/ peralatan yang diperlukan untuk memindahkan
19
atau mengirimkan barang-barang tersebut. Petugas jembatan timbang tidak akan campur tangan dengan atau menggunakan barang-barang yang dibongkar muat atau bertanggung jawab atas keamanan atau pemeliharaan barang-barang tersebut walau pun mereka hendaknya setuju bila ada orang yang datang untuk tujuan mengambil barang-barang tersebut dari penyimpanan diberikan hak yang sah untuk mengambil barang-barang tersebut. Lihat Lampiran 6, Pembongkaran Muatan & Penyimpanan Barang.
7. LATI HAN KEBI JAKAN PENUNTUTAN Para petugas harus melakukan semua pengukuran yang beralasan untuk memastikan bahwa pengemudi angkutan barang memasuki jembatan timbang sesuai dengan rambu yang ditempatkan pada pendekatan ke jembatan timbang. Setiap kendaraan yang akan ditimbang dan yang perlu diukur sesuai dengan SOP ini untuk menentukan kepatuhan terhadap peraturan VWD. 7.1 Petugas Penanggung Jaw ab Bagi setiap kendaraan yang memasuki jembatan timbang, seorang petugas harus ditugaskan untuk bertanggung jawab atas keputusan apakah penuntutan akan dilakukan atau surat peringatan akan diberikan walau pun petugas yang membuat keputusan mungkin bukan merupakan petugas yang membuat surat pemberitahuan pelanggaran. Catatan harian harus disimpan oleh Petugas Penegak Senior atau pada saat ia tidak ada Pengawas yang merinci petugas penanggung jawab yang sedang bertugas kapan saja setiap saat. Diharapkan bahwa petugas penanggung jawab adalah Petugas Penegak Senior atau Pengawas kapan saja ada dan ketika tidak ada akan tepat bila merupakan seseorang yang ditunjuk dari waktu ke waktu oleh Petugas Penegak Senior atau Pengawas. 7.2 Kendaraan yang Melebihi Batas Berat atau Ukuran Prosedur berikut harus diperhatikan pada setiap saat kendaraan terdeteksi melebihi batas berat atau ukuran.
7.2.1 Penerbitan Surat Pemberitahuan Pelanggaran Bila kendaraan melebihi batas berat atau ukuran, diharapkan agar petugas penanggung jawab akan memastikan penuntutan dilakukan terhadap pengemudi kendaraan tersebut dengan menerbitkan surat pemberitahuan pelanggaran. Bila baik berat maupun ukuran melebihi batas yang diijinkan maka surat pemberitahuan terpisah akan diterbitkan untuk masing-masing pelanggaran.
20
7.2.2 Toleransi Namun, seorang petugas tidak diharapkan untuk melakukan penuntutan bila kendaraan masih dalam batas toleransi yang ditentukan dalam Lampiran 2, Toleransi. Tindakan dapat diambil terhadap residivis dengan kebijakan petugas dan akan dilakukan sesuai dengan SOP ini yang akan tersedia dari waktu ke waktu. 7.2.3 Muatan yang Tidak Dapat Dilihat Berikut ini adalah beberapa item individual yang tidak dapat dikurangi dari segi ukurannya tanpa usaha keras, biaya atau resiko kerusakan. Karena tidak ada sistem dioperasikan untuk melayani muatan yang tak dapat dibagi maka angkutannya perlu ditoleransi dalam kepentingan nasional. Namun muatan seperti tersebut hendaknya diangkut dengan kendaraan yang sesuai walau pun dalam banyak hal kendaraan seperti tersebut mungkin tidak tersedia. Muatan yang panjang hendaknya diangkut dengan kendaraan tempel dan muatan berat dengan kendaraan sumbu banyak untuk meminimalisir resiko/ bahaya/ kerusakan. Muatan hendaknya ditempatkan dalam kendaraan untuk memastikan distribusi berat yang merata pada semua kelompok sumbu dan untuk meminimalisir lebar. Lebih dari satu item yang tak dapat dibagai hendaknya tidak diijinkan diangkut dalam satu kendaraan bila akan menyebabkan peningkatan ukuran kendaraan atau item ekstra akan menyebabkan batas berat dilampaui sampai batas yang lebih jauh. 7.2.4 Surat- Surat Peringatan Bila berat atau ukuran kendaraan masih berada dalam satu atau lebih batas toleransi yang ditentukan dalam Lampiran 2, Toleransi, Petugas Penanggung Jawab harus memastikan bahwa surat peringatan diterbitkan untuk pengemudi kendaraan tersebut. Surat peringatan tunggal harus digunakan untuk setiap kendaraan tapi setiap pelanggaran harus dijelaskan. 7.2.4.1 Penuntutan Tidak Dilakukan – Surat Peringatan Tidak Diterbitkan Bila petugas penanggung jawab tidak memastikan bahwa penuntutan dilakukan ketika toleransi dilampaui (Bagian 7.2.1) atau surat peringatan tidak diterbitkan sesuai dengan Bagian 7.2.4, petugas penanggung jawab harus memastikan bahwa laporan dibuat berisi informasi berikut: • • • •
nama dan alamat pemilik kendaraan; nama dan alamat operator kendaraan; nama, alamat dan nomor SIM pengemudi; detil kendaraan, diambil langsung dari kendaraan dan
21
Buku Uji kendaraan; • alasan mengapa prosedur penuntutan tidak dilakukan sesuai dengan Bagian 6.2.1 atau mengapa surat peringatan tidak diterbitkan sesuai Bagian 6.2.4. Laporan yang asli harus diserahkan ke Manajer atau Asisten Manajer sebelum petugas selesai bertugas pada shift yang dimaksud. 7.2.5 Kendaraan yang Tidak Berhenti atau Tidak Memasuki Jembatan Timbang Petugas penanggung jawab harus memastikan bahwa laporan dibuat tentang semua kendaraan yang tidak berhenti atau tidak memasuki jembatan timbang atau yang tidak mematuhi arahan yang diberikan oleh seorang petugas. •
Tidak memasuki berarti bila pengemudi kendaraan mengabaikan rambu atau arahan seorang petugas untuk memasuki jembatan timbang.
•
Tidak berhenti termasuk tidak berhenti untuk waktu saat petugas meminta kendaraan untuk berhenti untuk menimbang kendaraan dan bagi petugas untuk melakukan tugas-tugas lain yang diperlukan berkaitan dengan pengemudi, kendaraan dan muatan. Tindakan akan diambil sesuai dengan Lampiran 8, Tidak Masuk atau Berhenti, Tidak Mematuhi Arahan.
7.3 Kendaraan dalam Batas Berat & Ukuran Petugas penanggung jawab akan memastikan bahwa catatan kendaraan dibuat dan mengijinkan kendaraan melanjutkan perjalanan dengan waktu penundaan yang minimal.
22
8. LAMPI RAN- LAMPI RAN Lampiran-lampiran yang disertakan dalam SOP ini memberikan detil instruksi dan arahan dengan cara dimana Petugas diwajibkan melakukan tugas-tugas tertentu. Saat mengacu pada satu lampiran dalam SOP ini pastikan bahwa lampiran tersebut belum kadaluarsa dengan memeriksa nomor penerbitan dan tanggal mulai efektif pada sisi kanan atas lampiran. 8.1 Catatan Perubahan Berdasarkan bukti perubahan, judul dan nomor lampiran akan disisipkan dalam kolom kiri, nomor penerbitan dan tanggal efektif perubahan tersebut dalam dua kolom berikutnya dan kolom dengan judul “Sisipan (Rambu)” akan ditandai untuk mengindikasikan petugas telah mencantumkan bukti perubahan, telah memasukkannya dalam SOP untuk mengganti lampiran yang sebelumnya. Lampiran
Perubahan Nomor penerbitan
Tanggal efektif
Sisipan (Rambu)
23
Lampiran 1 Batas Resmi Semua proyek percontohan jembatan timbang berada pada jalan Kelas IIIA. Batasbatas VWD berikut oleh karenanya akan berlaku di semua lokasi Proyek Percontohan. Dalam menerapkan batas-batas ini petugas diwajibkan untuk menerapkan toleransitoleransi yang ditentukan dalam Lampiran 2, Toleransi. Batas- batas untuk jalan Kelas I I I A. I tem Berat Kotor Berat sumbu:
Tabel batas kendaraan – jalan Kelas I I I A Limit Berat kotor yang diindikasikan dalam plakat kendaraan, Buku Uji atau seperti yang dihitung dari jumlah sumbu, bila lebih kecil.
Kemudi – Sumbu tunggal (empat ban) – Kelompok tandem (delapan ban) – Sumbu tripel (dua belas ban) – Panjang: Truk kaku – Kombinasi truk trailer – Truk sambung – Lebar Tinggi Pengganjuran Belakang – Depan –
6t 8t 15 t 20 t 12m 18m 18m 2,5m 4,2m 62,5% dari wheelbase 47,5% dari wheelbase
Pengganjuran belakang berarti • Bila ada sumbu tunggal pada belakang kendaraan dengan jarak dari pusat. sumbu belakang ke bagian belakang kendaraan (termasuk muatan); •
Bila ada kelompok sumbu pada bagian belakang kendaaran dengan jarak dari pusat kelompok sumbu ke bagian belakang kendaraan (termasuk muatan).
Tabel berikut diberikan untuk membantu penentuan pengganjuran belakang. Kolom pada bagian paling kanan memperkirakan 62,5% dari wheelbase, sedikit menguntungkan pengemudi.
24
Tabel pengganjuran belakang yang diijinkan
Wheelbase : Jarak ( meter) Dilampaui 2,6 2,8 3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 4,0 4,2 4,4 4,6 4,8 5,0
Pengganjuran belakang yang tidak boleh dilampaui ( meter) Tidak dilampaui 2,6 2,8 3,0 3,2 3,4 3,6 3,8 4,0 4,2 4,4 4,6 4,8 5,0 5,2
1,7 1,8 1,9 2,0 2,2 2,3 2,4 2,5 2,7 2,8 2,9 3,0 3,2 3,3
25
Lampiran 2 Toleransi Toleransi-toleransi yang berlaku baik bagi batas berat maupun ukuran kendaraan dan penting bahwa petugas tidak memberi toleransi dengan tingkat yang lebih jauh dari yang ditentukan dalam Lampiran ini. Toleransi umum. Akibat banyaknya muatan lebih yang jelas terjadi di seluruh Sumatera Bagian Utara, penegakan berat, sampai dikaji ulang, akan difokuskan pada pengurangan berat kotor kendaraan secara progresif. Kelebihan berat sumbu individual dan kelompok berat akan ditoleransi (yaitu tidak ditegakkan) sampai penjebolan yang substansial telah dicapai dalam meraih kepatuhan terhadap batas berat kotor kendaraan. Sumbu individual dan kelompok sumbu oleh karenanya hanya akan ditimbang untuk tujuan menentukan berat kotor kendaraan yang tidak dapat ditimbang kotor dengan penimbangan tunggal. Hendaknya diperhatikan bahwa pengurangan signifikan terhadap berat sumbu belakang/ kelompok sumbu dapat diraih selama Proyek Percontohan melalui pengurangan progresif dengan toleransi terhadap pengganjuran belakang dan panjang keseluruhan. Tahap 1; bulan 1. Beberapa toleransi berikut akan diberlakukan selama bulan kalender pertama Proyek Percontohan: Pelanggaran Berat: kotor (Hanya berat kotor yang akan ditentukan) Ukuran: Panjang Kaku – Kombinasi – Pengganjuran Belakang – Depan – Lebar Tinggi
Toleransi Amnesti total penimbangan pertama semua kendaraan dilanjutkan dengan: Akan ditentukan Amnesti total
Surat peringatan harus diterbitkan untuk pengemudi semua kendaraan yang melebihi batas yang Resmi.
26
Tahap 2; bulan 2 sampai selanjutnya ( sampai pemberitahuan selanjutnya) . Beberapa toleransi berikut berlaku mulai dari awal bulan kedua kalender Proyek Percontohan sampai pemberitahuan selanjutnya: Pelanggaran Berat: kotor (Hanya berat kotor kendaraan yang akan ditentukan) Ukuran: Panjang Kaku – Kombinasi – Pengganjuran Belakang – Depan – Lebar Tinggi
Toleransi Akan ditentukan
Akan ditentukan Tidak ada toleransi, kecuali untuk muatan yang tak dapat dibagi 80% dari wheelbase 0,2m (mengijinkan lebar 2,7m) 0,2m (mengijinkan tinggi 4,4m)
Muatan yang tak dapat dibagi. Berikut ini adalah beberapa item individual yang tidak dapat dikurangi dalam ukuran tanpa usaha ekstrim, biaya atau resiko kerusakan. Karena tidak ada sistem yang dioperasikan untuk melayani muatan yang tidak dapat dibagi, pengangkutannya perlu ditoleransi dalam kepentingan nasional. Namun, muatan seperti tersebut hendaknya diangkut dengan kendaraan yang sesuai walau pun dalam banyak hal kendaraan seperti tersebut mungkin tidak tersedia. Muatan yang panjang hendaknya diangkut dengan kendaraan sambung dan muatan berat dengan kendaraan sumbu banyak untuk meminimalisir resiko/ bahaya/ kerusakan. Muatan hendaknya ditempatkan dalam kendaraan untuk memastikan pendistribusian berat yang merata pada kelompok sumbu dan untuk meminimalisir lebar. Lebih dari satu item yang tak dapat dibagi hendaknya tidak diijinkan pada kendaraan bila akan menyebabkan peningkatan ukuran kendaraan atau item ekstra akan menyebabkan batas berat terlampaui sampai batas yang lebih besar.
27
Lampiran 3 Prosedur Penimbangan Berat Kotor Pastikan kendaraan yang mendekat diluruskan dengan platform penimbang dengan cara yang sedemikian rupa sehingga pengemudi tidak diwajibkan untuk melakukan lebih dari pengemudian korektif minimal saat roda kendaraan berada dalam kontak dengan platform. Kendaraan yang mampu masuk seluruhnya ke platform penimbang 1. Arahkan pengemudi untuk menghentikan kendaraan sehingga permukaan kontak jalan semua ban kendaraan berada utuh pada platform penimbang. 2. Arahkan pengemudi untuk melepaskan gigi kendaraan dan melepas rem. 3. Amati indikator berat digital, yang memberi waktu beberapa detik bagi bahan bakar dan cairan dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Bila berat kotor kendaraan lebih besar dari yang diijinkan untuk kendaraan: • arahkan pengemudi untuk memperhatikan berat • arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke posisi yang sesuai bebas dari platform penimbang dan lanjutkan melakukan semua detil relevan untuk penuntutan pelanggaran atau penerbitan surat peringatan bila masih dalam batas toleransi Bila berat kotor tidak lebih besar dari yang diijinkan untuk kendaraan: • arahkan pengemudi untuk keluar dari platform
Kendaraan dan kombinasi yang tidak mampu masuk seluruhnya ke platform penimbang 1. Arahkan pengemudi untuk menghentikan kendaraan sehingga permukaan kontak jalan semua ban sumbu kemudi (kelompok sumbu) dan kelompok sumbu (sumbu) kedua berada utuh pada platform penimbang memastikan bahwa sumbu yang lain berada di atas apron pendekatan yang rata ke platform. 2. Arahkan pengemudi untuk melepaskan gigi kendaraan dan untuk melepas rem.
28
3. Amati indikator berat digital, memberi waktu beberapa detik bagi bahan bakar dan cairan lain dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Arahkan pengemudi untuk mengamati indikator berat digital dan perhatikan beratnya. 4. Arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke depan sehingga kelompok sumbu (sumbu) yang tersisa mempunyai permukaan kontak jalan semua ban utuh pada platform berat memastikan bahwa sumbu yang lain berada pada apron platform pemberangkatan yang rata. 5. Arahkan pengemudi untuk melepas gigi kendaraan dan melepas rem. 6. Amati indikator berat digital, memberi waktu beberap detik bagi bahan bakar dan cairan lain dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Arahkan pengemudi untuk mengamati indikator berat digital dan perhatikan berat. 7. Jumlahkan semua penimbangan individual. Bila beratnya lebih besar dari yang diijinkan bagi kendaraan/kombinasi: • arahkan pengemudi untuk memperhatikan berat • arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke posisi yang sesuai bebas dari platform penimbang dan lanjutkan semua detil relevan untuk penuntutan pelanggaran atau penerbitan surat peringatan bila masih dalam batas toleransi Bila berat kotor/ berat kombinasi tidak lebih besar dari yang diijinkan bagi kendaraan/ kombinasi: • arahkan pengemudi untuk keluar dari platform
29
Lampiran 4 Prosedur Penimbangan Sumbu dan Kelompok Sumbu Pastikan kendaraan yang mendekat diluruskan dengan platform penimbang dengan cara yang sedemikian rupa sehingga pengemudi tidak diwajibkan untuk melakukan lebih dari pengemudian korektif minimal saat roda kendaraan berada dalam kontak dengan platform. Kendaraan kaku ( bukan trailer, atau semi trailer, kendaraan sambung) 1. Arahkan pengemudi untuk menghentikan kendaraan sehingga permukaan kontak jalan semua ban sumbu kemudi (kelompok sumbu) dan kelompok sumbu (sumbu) kedua berada utuh pada platform penimbang memastikan bahwa sumbu yang lain berada di atas apron pendekatan yang rata ke platform. 2. Arahkan pengemudi untuk melepaskan gigi kendaraan dan untuk melepas rem. 3. Amati indikator berat digital, memberi waktu beberapa detik bagi bahan bakar dan cairan lain dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Arahkan pengemudi untuk mengamati indikator berat digital dan perhatikan beratnya. 4. Arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke depan sehingga kelompok sumbu (sumbu) yang tersisa mempunyai permukaan kontak jalan semua ban utuh pada platform berat memastikan bahwa sumbu yang lain berada pada apron platform pemberangkatan yang rata. 5. Arahkan pengemudi untuk melepas gigi kendaraan dan melepas rem. 6. Amati indikator berat digital, memberi waktu beberap detik bagi bahan bakar dan cairan lain dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Arahkan pengemudi untuk mengamati indikator berat digital dan perhatikan berat. 7. Jumlahkan semua penimbangan individual. Bila beratnya lebih besar dari yang diijinkan bagi kendaraan/kombinasi: • arahkan pengemudi untuk memperhatikan berat • arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke posisi yang sesuai bebas dari platform penimbang dan lanjutkan semua detil relevan untuk penuntutan pelanggaran atau penerbitan surat peringatan bila masih dalam batas toleransi Bila berat kotor/ berat kombinasi tidak lebih besar dari yang diijinkan bagi kendaraan/ kombinasi: • arahkan pengemudi untuk keluar dari platform
30
Kendaraan kombinasi ( kendaraan dengan trailer, semi- trailer) Tergantung pada ukuran platform penimbang dan apron pendekatan/ pemberangkatan ada kebutuhan untuk melakukan penilaian tentang metode yang paling tepat untuk penimbangan sumbu individual dan/ atau kelompok sumbu. •
Penimbangan langsung setiap sumbu individual/ kelompok sumbu 1. Arahkan pengemudi untuk menghentikan kendaraan sehingga permukaan kontak jalan semua ban sumbu kemudi (kelompok sumbu) dan kelompok sumbu (sumbu) kedua berada utuh pada platform penimbang memastikan bahwa sumbu yang lain berada di atas apron pendekatan yang rata ke platform. 2. Arahkan pengemudi untuk melepaskan gigi kendaraan dan untuk melepas rem. 3. Amati indikator berat digital, memberi waktu beberapa detik bagi bahan bakar dan cairan lain dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Arahkan pengemudi untuk mengamati indikator berat digital dan perhatikan beratnya. 4. Arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke depan sehingga kelompok sumbu (sumbu) yang tersisa mempunyai permukaan kontak jalan semua ban utuh pada platform berat memastikan bahwa sumbu yang lain berada pada apron platform pemberangkatan yang rata. 5. Arahkan pengemudi untuk melepas gigi kendaraan dan melepas rem. 6. Amati indikator berat digital, memberi waktu beberap detik bagi bahan bakar dan cairan lain dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Arahkan pengemudi untuk mengamati indikator berat digital dan perhatikan berat. 7. Lanjutkan dengan cara ini sampai semua sumbu/ kelompok sumbu ditimbang secara individual. 8. Jumlahkan semua penimbangan individual.
Bila beratnya lebih besar dari yang diijinkan bagi kendaraan/kombinasi: • arahkan pengemudi untuk memperhatikan berat • arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke posisi yang sesuai bebas dari platform penimbang dan lanjutkan semua detil relevan untuk penuntutan pelanggaran atau penerbitan surat peringatan bila masih dalam batas toleransi Bila berat kotor/ berat kombinasi tidak lebih besar dari yang diijinkan bagi kendaraan/ kombinasi: • arahkan pengemudi untuk keluar dari platform •
Menentukan berat dengan mengelompokkan sumbu/ kelompok sumbu dan penghitungan 1. Arahkan pengemudi untuk menghentikan kendaraan sehingga permukaan
31
kontak jalan semua ban sumbu kemudi (kelompok sumbu) dan kelompok sumbu (sumbu) kedua berada utuh pada platform penimbang memastikan bahwa sumbu yang lain berada di atas apron pendekatan yang rata ke platform. 2. Arahkan pengemudi untuk melepaskan gigi kendaraan dan untuk melepas rem. 3. Amati indikator berat digital, memberi waktu beberapa detik bagi bahan bakar dan cairan lain dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Arahkan pengemudi untuk mengamati indikator berat digital dan perhatikan beratnya. 4. Arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke depan sehingga kelompok sumbu (sumbu) yang tersisa mempunyai permukaan kontak jalan semua ban utuh pada platform berat memastikan bahwa sumbu yang lain berada pada apron platform pemberangkatan yang rata. 5. Arahkan pengemudi untuk melepas gigi kendaraan dan melepas rem. 6. Amati indikator berat digital, memberi waktu beberapa detik bagi bahan bakar dan cairan lain dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Arahkan pengemudi untuk mengamati indikator berat digital dan perhatikan berat. Pastikan berat sumbu/ kelompok sumbu depan dengan mengurangi berat yang kedua dari yang pertama. 7. Arahkan pengemudi untuk bergerak maju sehingga sumbu/ kelompok sumbu ketiga mempunyai permukaan kontak jalan semua ban utuh pada platform penimbang memastikan bahwa sumbu kemudi dan sumbu/ kelompok sumbu kedua berada pada apron platform pemberangkatan yang rata dan sumbu/ kelompok sumbu keempat berada pada apron pendekatan yang rata. 8. Arahkan pengemudi untuk melepas gigi kendaraan dan melepas rem. 9. Amati indikator berat digital, memberi waktu beberapa detik bagi bahan bakar dan cairan dalam kendaraan untuk menyesuaikan. Arahkan pengemudi untuk mengamati indikator berat digital dan perhatikan beratnya. 10. Lanjutkan dengan cara ini, sesuai yang diperlukan, untuk memastikan berat individual semua sumbu/ kelompok sumbu. 11. Jumlahkan semua penimbangan individual. Bila beratnya lebih besar dari yang diijinkan bagi kendaraan/kombinasi: • arahkan pengemudi untuk memperhatikan berat • arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke posisi yang sesuai bebas dari platform penimbang dan lanjutkan semua detil relevan untuk penuntutan pelanggaran atau penerbitan surat peringatan bila masih dalam batas toleransi
32
Bila berat kotor/ berat kombinasi tidak lebih besar dari yang diijinkan bagi kendaraan/ kombinasi: • arahkan pengemudi untuk keluar dari platform
33
Lampiran 5 Prosedur Pengukuran Panjang, Lebar & Tinggi Panjang, lebar dan tinggi maksimal kendaraan yang diijinkan termasuk adanya pemasangan dan muatan pada kendaraan. Pengukuran akan menentukan panjang, lebar dan tinggi sesungguhnya dari kendaraan oleh karenanya perlu menyertakan adanya pemasangan dan proyeksi pada kendaraan bersama dengan adanya muatan yang diangkut dalam kendaraan. Penting sifatnya bila lebih dari seorang petugas terlibat dalam mengukur kendaraan agar petugas yang membuat laporan pelanggaran yang diperlukan merupakan petugas yang benar-benar membaca pita pengukur dan agar petugas tersebut juga yakin bahwa ujung angka nol pada pita pengukur ditempatkan dengan benar. Pengemudi akan ditawarkan kesempatan untuk mengamati proses pengukuran dan memperhatikan pengamatan yang dilakukan oleh petugas. Panjang Bila kendaraan terdiri dari kendaraan kaki dan trailer, termasuk semi-trailer, pastikan kendaraan kombinasi diposisikan dalam garis lurus; garis pandangan dengan mata tanpa bantuan sesuai untuk tujuan ini. Angka nol pada pita pengukur hendaknya dipegang dalam posisi pada dasar di sepanjang satu sisi kendaraan pada satu panjang kendaraan (garis pandang yang teliti akan tepat) dan pita yang tidak diikat ke ujung yang satu dimana pita tersebut dikaitkan dan pengukuran dilakukan. Bila melebihi ukuran Resmi, pengemudi diberi kesempatan untuk mencatat panjangnya. Bila tidak praktis untuk membentangkan pita pada bagian dasar, maka dapat diterima untuk menggantung pita tapi dikaitkan pada saat pengukuran dan dibantu secara horizontal pada interval minimal 12 meter. Bantuan seperti tersebut bisa merupakan bantuan dengan kendaraan yang diukur. Pengukuran dapat dilakukan secara bertahap dengan berbagai tahap dijumlahkan untuk mendapatkan panjang keseluruhan. Pengganjuran •
Belakang Ukur jarak antara sumbu depan (bagian tengah pusat roda depan) dan bagian tengah sumbu belakang atau kelompok sumbu belakang: wheelbase. Hitung 62,5% wheelbase (lihat Tabel pengganjuran yang diijinkan, Lampiran 1). Ukur pengganjuran belakang; jarak dari bagian tengah sumbu/ kelompok sumbu belakang ke bagian belakang kendaraan/ muatan dalam cara yang dijelaskan di atas untuk menentukan panjang.
34
Pengganjuran • Depan Prosedur penegakan berkaitan dengan pengganjuran depan akan ditentukan kemudian. Lebar Seorang petugas dapat mengukur lebar kendaraan bila memungkinkan bagi petugas tersebut untuk mengaitkan ujung pita ke salah satu ujung kendaraan dan menarik gulungan pita sedemikian rupa sehingga menjadi paralel dengan sumbu kendaraan. Pitanya kemudian dipegang horizontal dan dikaitkan sehingga secara efektif mengurangi kelonggaran. Bila muatannya tidak beraturan, seperti yang sering terjadi dengan kayu gelondongan, memungkinkan untuk mengukur lebar badan kendaraan dan secara bebas mengukur proyeksi ekstrim pada setiap sisi badan (tak peduli bila proyeksi tersebut di sepanjang panjang kendaraan), menggabungkan ketiga pengukuran untuk mendapatkan lebar keseluruhan. Tinggi Tinggi dapat diukur dengan sejumlah cara, tergantung peralatan yang tersedia pada saat itu. • Pita saja • Pita dan tangkai perpanjangan • Alat khusus pengukur tinggi Bila ada ukuran yang melebihi yang diijinkan bagi kendaraan; • arahkan pengemudi untuk memperhatikan ukuran • bila perlu arahkan pengemudi untuk menggerakkan kendaraan ke posisi yang sesuai dan lanjutkan semua detil relevan untuk penuntutan pelanggaran Bila tidak ada ukuran yang lebih dari yang diijinkan bagi kendaraan: • arahkan pengemudi untuk keluar dari platform Saat menggulung kembali pita pengukur petugas harus memastikan bahwa pita tersebut bersih dan kering untuk menjaga pita dalam keadaan baik.
35
Lampiran 6 Pembongkaran Muatan & Penyimpanan Barang Kendaraan harus dibongkar muat bila berat atau ukuran kendaraan melebihi toleransi relevan dengan jumlah yang ditunjukkan dalam tabel berikut. Pelanggaran Berat Panjang dan pengganjuran belakang Lebar Tinggi
Toleransi kelebihan sampai Akan ditentukan Akan ditentukan 0,3m (bongkar muatan pada 3m) 0,2m (bongkar muatan pada 4,6m)
Kapan saja memungkinkan kendaraan harus langsung dibongkar muat ke kendaraan lain yang sesuai yang disediakan oleh pihak pemilik, operator atau pengemudi kendaraan untuk dibongkar muatannya. Para petugas akan mengarahkan ke mana pembongkaran muatan akan dilakukan tapi tidak terlibat dalam menangani barang-barang atau mengambil alih barang-barang tersebut: hal ini merupakan tanggung jawab pemilik atau agen pemilik; biasanya pengemudi. Metode pengamanan muatan dapat menyebabkan muatan atau sebagian muatan jatuh dari kendaraan, segera dilakukan usaha untuk melepaskan ikatan. Dalam hal lain tidak memungkinkan untuk memindahkan muatan tanpa peralatan khusus, misalnya: • kunci twist kontainer dapat dilepaskan tapi memindahkan kontainer adalah persoalan lain, namun memungkinkan untuk membuka kontainer dan membongkar muatan (kontainer dalam ikatan pabean tidak dapat dimasukkan untuk tujuan ini), • kayu gelondongan yang diirantai dan diikat dengan tali khususnya berbahaya bila dibongkar. Barang berbahaya, hew an ternak, barang yang tidak tahan lama dan yang didinginkan/ beku Sebagian barang memerlukan pertimbangan khusus karena pemindahannya ke kendaaan lain atau penyimpanan yang tidak tepat dapat tidak aman atau tidak praktis. Operator kendaraan pengangkut komoditas ini hendaknya memahami konsekuensi muatan lebih dan mencegah kerugian dan pemborosan biaya dengan mematuhi batas VWD. •
Barang berbahaya, termasuk yang bersifat eksplosif, tidak akan dibongkar muat dan disimpan. Pembongkaran muatan harus langsung dilakukan ke kendaraan lain yang tepat dengan pengawasan ahli. Pembongkaran produk minyak tanah dan penanganan barang berbahaya jenis apa pun mengandung resiko bahaya
•
Hew an ternak hendaknya tidak ditahan untuk waktu yang lama kecuali ada cukup makanan dan minuman untuk memastikan bahwa mereka dirawat dengan baik; hal ini belraku tak peduli apakah hewan ternak tersebut dibongkar
36
muat atau tetap berada dalam kendaraan saat menunggu kendaraan lain untuk dimuat. Pembongkaran muatan mungkin tidak praktis akibat kurangnya ramp yang sesuai tapi bila dianggap memungkinkan untuk membongkar muatan, pengemudi hendaknya diminta meninggalkan orang yang tepat untuk menangani hewan ternak tersebut. Bila pembongkaran muatan tidak memungkinkan, manajernya akan diinformasikan dan dibuat laporan yang merinci situasinya. •
Barang yang didinginkan dan dibekukan akan membusuk dengan cepat bila tidak disimpan dalam temperatur yang tepat; pembekuan atau pendinginan ulang tidak akan memecahkan persoalan. Bila diperlukan dan memungkinkan penawaran hendaknya dilakukan untuk memberi kewenangan untuk menahan unit pendingin sampai waktu tertentu. Pembusukan sebagian barang mungkin tidak dapat dihindari.
•
Barang yang tidak tahan lama seperti buah-buahan dan sayur-sayuran hendaknya dibongkar muat dengan pengemudi diberi peringatan bahwa kecuali pengaturan segera dibuat untuk pemuatan ke kendaraan lain barang-barang tersebut dapat membusuk, menyebabkan kerugian pada sebagian pengiriman.
Muatan yang dapat dibagi. Beberapa item individual ini tidak dapat dikurangi dalam ukurannya tanpa usaha ekstrim, biaya atau resiko kerusakan. Karena tidak ada sistem yang dioperasikan untuk melayani barang-barang yang tidak dapat dibagi, pengangkutannya perlu ditoleransi dalam kepentingan nasional. Namun, muatan seperti tersebut hendaknya diangkut dengan kendaraan yang sesuai walau pun dalam banyak hal kendaraan seperti tersebut mungkin tidak tersedia. Muatan yang panjang hendaknya diangkut dengan kendaraan sambung dan muatan berat dengan kendaraan sumbu banyak untuk meminimalisir resiko/ bahaya/ kerusakan. Muatan hendaknya diposisikan pada kendaraan untuk memastikan pendistribusian berat secara merata pada semua kelompok sumbu dan untuk meminimalisir lebar. Lebih dari satu item yang tak dapat dibagi hendaknya tidak diijinkan pada satu kendaraan bila akan menyebabkan peningkatan ukuran kendaraan atau item ekstra akan menyebabkan kelebihan batas berat sampai batas yang lebih besar. Pembongkaran muatan yang tidak dapat dibagi tidak akan dicoba dilakukan kecuali kendaraan menimbulkan bahaya serius, ada kendaraan yang lebih tepat dan diberikan pengawasan ahli.
37
Lampiran 7 Tidak Masuk atau Berhenti Tidak Mematuhi Arahan Tidak masuk atau berhenti. Semua detil kendaraan yang memungkinkan akan diamati dan dicatat dan sebuah laporan yang menjelaskan keadaan tersebut disusun dan segera diserahkan ke Manajer. Tidak ada usaha yang akan dilakukan untuk mengikuti kendaraan untuk mencoba melakukan penangkapan. Laporan tersebut hendaknya memberi informasi berikut dan dapat dibuat dan disimpan secara elektronik.
Jembatan Timbang: Tanggal: No Registrasi: Pembuat & model: Warna: Muatan:
Waktu: Arah perjalanan: Tipe bodi: Jumlah sumbu: Komentar:
Petugas: ……………….
Tidak mematuhi arahan. Hal ini dapat terjadi sebelum adanya detil tentang pengemudi atau kendaraan dan muatan yang telah diperoleh atau kapan saja setelah itu dan sebelum pengemudi diberi persetujuan untuk melanjutkan perjalanan. Tergantung pada informasi yang tersedia Petugas Penanggung Jawab, Pengawas atau Petugas Penegak Senior akan mengarahkan apakah laporan tersebut sebaiknya dibuat langsung menjadi Surat Pemberitahuan Pelanggaran atau kesalahan Tidak Masuk atau Berhenti merupakan tindakan yang lebih tepat.
38
Lampiran 8 Prosedur Resolusi Perselisihan Dalam hal perselisihan antara Manajemen dan staf yang ditugaskan prosedur berikut akan digunakan untuk memecahkan persoalan tersebut. Manajemen. Manajer akan menyusun laporan tertulis mengenai sifat perselisihan, termasuk adanya laporan terkait yang diserahkan ke manajemen dan menyerahkan laporan ke Penasehat. Petugas yang ditugaskan. Anggota Petugas yang ditugaskan akan menyusun laporan tertulis mengenai sifat perselisihan, hal ini dapat meliputi adanya informasi yang mendukung petugas dan menyampaikan laporan tersebut ke Penasehat. Proses resolusi. Bila Penasehat menerima laporan hanya dari satu pihak, Penasehat akan mempertimbangkan laporan tersebut. Bila Penasehat menganggap bahwa pihak kedua tidak mempunyai kasus untuk dijawab atau persoalannya bersifat sepele Penasehat akan menginformasikan pelaksana proses tersebut bahwa perselisihan telah diselesaikan dengan memihak pihak yang lain dan bahwa tidak ada tindakan lebih lanjut yang akan diambil. Bila Penasehat menganggap bahwa laporan dari pihak kedua diperlukan maka pihak kedua akan diminta, secara tertulis oleh Penasehat, untuk menyerahkan laporan tertulis tentang persoalan yang diperselisihkan. Penasehat akan mempertimbangkan kedua laporan tersebut dan, bila memungkinkan, memecahkan persoalan sehingga memuaskan kedua belah pihak. Bila persoalan tersebut belum dapat dipecahkan, Penasehat akan mengatur diadakannya pertemuan dengan pihak-pihak yang terkait untuk secara resmi memecahkan persoalan tersebut. Bila persoalan yang diperselisihkan berkaitan dengan menerima atau mencari bantuan, lihat Bagian 4.1 dalam SOP ini, petugas akan dibebaskan dari tugas sampai Penasehat memecahkan persoalan yang diperselisihkan. Bila perselisihan tersebut dipecahkan dengan keuntungan pada pihak petugas dan dianggap bahwa tidak ada penerimaan atau pencarian keuntungan petugas akan menerima pembayaran bonus seolah mereka tidak dibebaskan dari tugas.
39