SUAP
UPSI R O K L ASA DANA P A P BERA K PI A TUR DALAM BE D A N I I UU T PD A SU Pasal 5 ayat (1) huruf a
Pasal 13
P) (diadopsi dari Pasal 209 KUH
Apabila diuraikan unsur-unsur perbuatannya adalah:
apabila diuraikan unsur-unsur perbuatannya adalah:
Setiap orang
Setiap orang
memberi atau menjanjikan sesuatu
yang memberi hadiah atau janji
kepada Pegawai Negeri atau penyelenggara negara
kepada Pegawai Negeri
dengan maksud supaya Pegawai Negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya
dengan mengingat kekuasaan atau wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya; atau oleh pemberi hadiah atau janji dianggap melekat pada jabatan atau kedudukan tersebut.
9 jo UU 20/2001 Pasal 11 UU 31/199 ) 418 KUHP (diadopsi dari Pasal
Apabila diuraikan unsur-unsur perbuatannya adalah: Pegawai Negeri atau penyelenggara negara menerima hadiah menerima janji diketahui atau patut diduga hadiah atau janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
Sering terjadi
MODUS PEMBERIAN DALAM BENTUK SUMBANGAN untuk acara keagamaan, kesenian atau olah raga oleh perusahaan pada organisasi masyarakat yang dipimpin oleh pegawai negeri atau pejabat negara. Hal ini
TIDAK DIANJURKAN karena jabatan pegawai negeri melekat pada seseorang dan tidak bisa dilepas, sampai ia pensiun.
BILA S NEGE EORANG PEG RI M IA DA ENERIMA AWAI PAT SUA DIPID ANA, LANGSUN P, MENU G T NGGU ANPA HA RU P TERH ADAP ENUNTUT S AN SI PE M BERI SUAP
DAN I R E B PEM P A SUA M I R E A PEN IPIDAN D T A DAP DIRI. N E S I SENDIR PENUN TUTAN TERHA DAP SI PENER IMA SU AP DA DILAKU PAT KAN A PABILA TELAH CUKUP BUKTI.
an yang t a h e s e K an di Dinas n a n okter d i d z i k r e e t P k pra gian ik an izin pala Ba k e r Poliklin K a u n l h a e a i l g r a n i d d e a n m a pe uk Ibu Sisk layakan liklinik gan unt e o n k p a a n n s i e k z i i w er ar i ke hkan ag aat mem aan ibu a S s memilik t k . n i i r Y r e e a m t em pe k di ko asnya m ut hasil n r i u D n poliklini e a l a m ertugas ep b al K h g a , n d u a l a y a p l e an ter i Sehat S ena dok ikeluark ndatang r d e a k a m r k e n a g a y la aw n t se juta da i Pak W tersebu ya tidak r n 0 a n 2 H a . n u p o t h rR Sua rmo i sebesa raktek. lak a Siska pe p n u n t i z g i n i a meno a k k u i s l i i a S m w u e a b b I i m belum m kan, tap r layak mbil me r a a a g s u a l a e k k i k s i i n ikli ra d Ibu S nahi pol ras dari ya sege e e rumah n b k n i m n z i e a r r km egu a aga an untu dapat t n w e a memint m kan oleh W r a a k k a u s l i P e S k a i d Ibu mint ut tetap harinya b dan me n e s a r k e o t s inik asi. Kee n polikl i z i beroper n an. a i Kesehat kemud . s a a y n i n n D atasa
P PENERIMA SUA KIBAT MELUPAKAN A AN MEMBAHAYAK IK YANG DARI POLIKLIN UHI TIDAK MEMEN PERSYARATAN
SUAP PADA PETUGAS NEGARA
Banyak di antara kita yang malas menunggu antrian panjang saat mengurus KTP, Paspor atau surat identitas hukum lain. Agar urusan cepat beres, kita lalu menyelipkan sejumlah uang di bawah map dokumen kita. Pada akhirnya memang surat yang kita butuhkan itu keluar dengan cepat, mendahului tumpukan dokumen orang lain yang sudah menunggu lama. Hal semacam ini kemudian menjadi kebiasaan. Tidak kita sadari, bahwa perilaku seperti ini bukan saja membiasakan petugas publik menerima suap, tetapi juga merampas hak orang lain yang sudah mengantri untuk mendapat pelayanan.
MEMASUKKAN ANAK SEKOLAH
Semua orangtua ingin anak-anaknya masuk sekolah favorit, yang diyakini memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik untuk masa depan mereka. Tetapi dengan persaingan yang semakin ketat, seringkali orangtua dihadapkan pada kenyataan, anaknya tergeser oleh nama-nama lain dalam daftar penerimaan murid di sekolah tersebut. Demi memberikan pendidikan yang terbaik, akhirnya banyak orangtua mengorbankan integritasnya dengan memberikan “amplop” pada Kepala Sekolah atau guru.
SUAP PADA PETUGAS RUMAH SAKIT
Putra bapak Yanto harus dirawat di rumah sakit karena demam yang sudah tiga hari lamanya. Namun sayangnya, ruang/kamar perawatan kelas satu yang biayanya sesuai dengan kemampuannya penuh. oleh karenanya petugas rumah sakit menyarankan untuk dirawat di bangsal saja dulu karena hanya itu ruang perawatan yang ada. Bapak Yanto, merasa bahwa ruang bangsal terlalu berisik dan ditakutkan tidak akan mendapat perawatan yang semestinya. Bapak Yanto berusaha membujuk petugas rumah sakit untuk memberikan kamar pesanan orang lain kepada dirinya, dengan mengatakan bahwa orang lain tersebut sudah dewasa, meski sakitnya lebih serius dari putranya. Lelah berusaha membujuk, pak Yanto memberikan amplop berisi uang kepada petugas rumah sakit. Akhirnya pak Yanto, mendapatkan kamar kelas satu untuk anaknya.