10
2. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengulas tentang pelbagai teori dan literatur yang dipergunakan dalam penelitian ini. Adapun teori-teori tersebut adalah tentang perubahan organisasi (organizational change) yang terdiri dari pendekatan dalam perubahan dan penolakan terhadap perubahan ; Konsep kesiapan untuk berubah (readiness for change) yang terdiri dari sejarah konsep, definisi dari pelbagai ahli dan peneliti, tahap-tahap kesiapan untuk berubah, dimensi kesiapan untuk berubah, cara mengukur kesiapan untuk berubah, dan variabel-variabel yang berhubungan dengan kesiapan untuk berubah. Kemudian juga akan dibahas mengenai ciri kepribadian Big Five Factor yang terdiri dari sejarah, domain dari kepribadian tersebut dan cara pengukurannya. Pada bagian terakhir akan dibahas mengenai dinamika hubungan ciri kepribadian Big Five Factor, usia, jenis kelamin, masa kerja, dan tingkat pendidikan dengan kesiapan untuk berubah.
2.1. Perubahan Organisasi (Organizational Change) Perubahan merupakan suatu kegiatan yang membuat sesuatu hal menjadi berbeda atau tidak sama. Organisasi dalam hal ini juga banyak melakukan perubahan dalam melakukan kegiatannya. Tetapi, kegiatan perubahan yang dapat diklasifikasikan dalam konteks perubahan organisasi adalah perubahan dalam organisasi yang terencana, bersifat pro-aktif dan bertujuan yang dilakukan dengan sengaja dan berorientasi sasaran, bukan perubahan yang terjadi karena suatu kebetulan (Robbins, 2006). Robbins (2006) menyatakan ada dua hal yang menjadi sasaran dari perubahan terencana tersebut yaitu perubahan dalam mengupayakan perbaikan kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan dalam mengupayakan perubahan perilaku karyawan. Jika suatu organisasi ingin tetap eksis dalam kegiatannya, organisasi harus menanggapi perubahan lingkungan dan mengambil langkah-langkah perubahan yang diperlukan dalam diri organisasi itu sendiri, termasuk didalamnya para karyawan.
Hubungan Antara..., Mochamad Wardhi Fachri, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
35
3. MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN
Bab ini terbagi dalam dua bagian. Pada bagian pertama peneliti akan memaparkan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini. Bagian kedua berisi tentang variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini.
3.1. Masalah Penelitian Adapun permasalahan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja dari faktor ciri kepribadian Big Five Factor, usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin secara bersama-sama yang akan berhubungan dan dapat dijadikan prediktor skor total kesiapan untuk berubah pada karyawan PT. “X” cabang Jakarta dan sekitarnya ? 2. Faktor-faktor apa saja dari faktor ciri kepribadian Big Five Factor, usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin secara bersama-sama yang akan berhubungan dan dapat dijadikan prediktor dimensi appropriateness kesiapan untuk berubah pada karyawan PT. “X” cabang Jakarta dan sekitarnya ? 3. Faktor-faktor apa saja dari faktor ciri kepribadian Big Five Factor, usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin secara bersama-sama yang akan berhubungan dan dapat dijadikan prediktor dimensi management support kesiapan untuk berubah pada karyawan PT. “X” cabang Jakarta dan sekitarnya ? 4. Faktor-faktor apa saja dari faktor ciri kepribadian Big Five Factor, usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin secara bersama-sama yang akan berhubungan dan dapat dijadikan prediktor dimensi changespesific efficacy kesiapan untuk berubah pada karyawan PT. “X” cabang Jakarta dan sekitarnya ? 5. Faktor-faktor apa saja dari faktor ciri kepribadian Big Five Factor, usia, masa kerja, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin secara bersama-sama yang akan berhubungan dan dapat dijadikan prediktor dimensi personal valence kesiapan untuk berubah pada karyawan PT. “X” cabang Jakarta dan sekitarnya ?
Hubungan Antara..., Mochamad Wardhi Fachri, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
36
3.2. Variabel Penelitian 3.2.1. Variabel-variabel Bebas / Prediktor Dalam bagian ini akan dijelaskan secara singkat variabel-variabel yang akan berperan menjadi variabel prediktor atau variabel bebas dalam penelitian ini. Adapun variabel-variabel prediktor tersebut adalah ciri kepribadian Big Five Factor yang terdiri dari lima domain, yaitu neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness , serta usia, masa kerja, tingkat pendidikan dan jenis kelamin yang tergolong dalam faktor demografis. Kepribadian Big Five Factor tidak akan menghasilkan skor tunggal, melainkan lima skor dari masing-masing domain yang mempunyai arti yang berbeda. Individu yang mempunyai skor tinggi pada domain tertentu tidak secara otomatis akan mempunyai skor yang tinggi di keempat domain lainnya. Setiap domain akan menghasilkan skor berbeda yang bermakna dan interpretasi skor dari tiap domain tersebut dapat dijadikan satu untuk mendapatkan gambaran kepribadian yang utuh. Domain neuroticism dapat didefinisikan sebagai tingkat kestabilan emosi seseorang serta kemampuan untuk menghadapi stres atau tekanan. Individu yang mempunyai skor tinggi pada domain ini cenderung memiliki afek negatif seperti rasa takut atau bersalah, tidak mampu menghadapi tekanan, dan kurang dapat mengontrol impuls yang ada pada diri mereka sendiri. Adapun individu yang mempunyai skor yang rendah biasanya lebih tenang, datar, santai, mampu menghadapi tekanan dan memiliki kestabilan emosi. Domain extraversion dapat didefinisikan sebagai kuantitas dan intensitas dari interaksi interpersonal, tingkat aktivitas, kebutuhan akan stimulasi, dan kapasitas kegembiraan seseorang. Individu yang mempunyai skor yang tinggi pada domain ini mempunyai karakteristik mudah bergaul, suka berkumpul dengan orang, asertif, aktif dan talkative. Adapun individu yang mempunyai skor rendah akan kurang dapat bergaul, suka menyendiri, pendiam, kurang bahagia dan pesimistis. Domain openness to experience dapat didefinisikan sebagai ukuran individu dalam pencarian yang proaktif terhadap pengalaman -pengalaman baru, tingkat toleransi dan eksplorasi individu terhadap hal-hal yang tidak familiar.
Hubungan Antara..., Mochamad Wardhi Fachri, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
37
Individu yang mempunyai skor yang tinggi pada domain ini akan mempunyai ide/pemikiran baru, menghargai hal yang tidak konvensional dan lebih dalam merasakan emosi. Adapun individu yang mempunyai skor cenderung berprilaku konvensional, memiliki cara pandang yang konservatif, dan cenderung memendam respon emosi mereka. Domain agreeableness dapat didefinisikan sebagai ukuran kualitas dari orientasi hubungan interpesonal individu. Individu yang mempunyai skor yang tinggi pada domain ini mempunyai karakteristik sifat altuistik, bersimpati pada orang lain dan cukup kooperatif. Adapun individu yang mempunyai skor rendah akan menunjukkan keegosentrisan, bersikap skeptis dan memilih untuk berkompetisi daripada kooperatif. Domain
conscientiousness
dapat
didefinisikan
sebagai
tingkatan
organisasi, ketekunan dan motivasi tingkah laku individu dalam mencapai suatu tujuan. Individu yang mempunyai skor yang tinggi pada domain ini mempunyai karakteristik berkemauan keras, tekun, teratur, konsisten dan mempunyai tujuan yang jelas. Adapun individu yang mempunyai skor rendah akan lebih lesu, kurang rapi, tidak tekun, dan tidak bersemangat dalam mencapai tujuan mereka. Adapun variabel seperti usia, jenis kelamin, masa kerja, dan tingkat pendidikan individu yang tergolong ke dalam faktor demografis juga akan dilihat hubungannya dengan kesiapan untuk berubah. Hal ini dikarenakan ada sejumlah asumsi tentang pentingnya untuk melihat keterkaitan faktor demografis dalam tingkat kesiapan seseorang untuk berubah (Madsen, Miller, & John, 2005). Variabel usia akan dihitung dalam tahun dan akan diolah sebagai variabel yang berbentuk kontinum. Variabel masa kerja dihitung berdasarkan lama kerja para karyawan pada PT. “X”. Variabel jenis kelamin akan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu laki-laki dan perempuan. Adapun variabel tingkat pendidikan akan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kelompok graduate bagi yang telah menempuh tingkat sarjana atau lebih tinggi serta kelompok undergraduate bagi yang belum mencapai tingkat sarjana.
Hubungan Antara..., Mochamad Wardhi Fachri, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
38
3.2.2. Variabel-variabel Terikat Variabel-variabel total keseluruhan dan tiap dimensi kesiapan seseorang untuk berubah akan bertindak sebagai variabel terikat atau variabel yang akan diprediksi pada penelitian ini. Konsep kesiapan untuk berubah yang dipergunakan adalah konsep yang dijabarkan oleh Holt (2003) yaitu sebuah sikap yang komprehensif yang dipengaruhi secara simultan oleh hal apa yang berubah, bagaimana perubahan tersebut dilakukan, keadaan dimana perubahan tersebut akan berlangsung, dan karakteristik dari orang yang diminta untuk melakukannya yang terliputi secara bersama-sama terefleksi ke dalam tingkatan seseorang atau sekelompok orang secara kognitif dan emosional untuk cenderung menerima dan mengadopsi perubahan yang dipersiapkan yang direncanakan untuk mengganti keadaan saat ini. Kesiapan untuk berubah adalah suatu konstruk yang multi-dimensional yang terdiri dari empat dimensi yaitu appropriateness, change specific efficacy, management support, dan personal valence. Masing-masing dimensi akan mengukur aspek-aspek yang berbeda dari tingkat kesiapan seseorang untuk berubah. Dimensi appropriateness adalah dimensi yang menjelaskan aspek tentang keyakinan individu bahwa perubahan yang diajukan akan tepat bagi organisasi / perusahaan dan perusahaan akan mendapat keuntungan dari penerapan perubahan. Individu akan meyakini adanya alasan dan kebutuhan yang dapat melegitimasi perubahan, dan perubahan merupakan tindakan yang tepat untuk menangani gap antara kondisi aktual dengan kondisi ideal. Dimensi change spesific efficacy adalah dimensi yang menjelaskan aspek keyakinan individu tentang kemampuan mereka untuk menerapkan perubahan yang diinginkan, dimana mereka merasa mempunyai ketrampilan serta sanggup untuk melakukan tugas yang berkaitan dengan perubahan. Dimensi ini juga menjelaskan tentang tingkat kepercayaan diri individu dan kelompok untuk dapat menyukseskan perubahan yang direncanakan. Dimensi management support adalah dimensi yang menjelaskan aspek keyakinan atau persepsi individu bahwa para pemimpin dan pihak manajemen akan mendukung dan berkomitmen
Hubungan Antara..., Mochamad Wardhi Fachri, FPSI UI, 2008
terhadap perubahan yang direncanakan.
Universitas Indonesia
39
Adapun dimensi personal valence adalah dimensi yang menjelaskan aspek tentang sesuatu yang dirasakan individu tentang keuntungan yang dirasakan secara personal yang akan didapatkan apabila perubahan tersebut diimplementasikan. Skor yang didapat dari keempat dimensi tersebut dapat dijumlah menjadi satu untuk melihat tingkat total keseluruhan kesiapan individu untuk berubah. Semakin tinggi skor total yang didapatkan oleh individu dapat dikatakan bahwa individu siap untuk melakukan perubahan dan sebaliknya, semakin rendah skor total yang didapatkan oleh individu dapat dikatakan bahwa individu cenderung tidak siap untuk melakukan perubahan.
Hubungan Antara..., Mochamad Wardhi Fachri, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia