BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Banyak dari perkembangan kehidupan seseorang yang telah ada sangat
bervariasi, apa lagi memasuki abad ke-21, rasanya sulit dan mustahil untuk bisa secara tepat memahami manusia yang ideal dalam kehidupan masyarakat. Humanis secara etimologi, mengandung suatu keinginan untuk mendapatkan sumber alami manusia dan mendorong manusia untuk menentukan kebebasan dalam hidup. Kata humanisme mengandung suatu keinginan untuk mendapatkan sumber alami manusia dan mendorong manusia untuk menentukan kebebasan dalam hidup. Kata humanism seakan – akan membawa pada gerakan yang humanisti, membangkitkan kembali pendidik humanitas, yang pernah dialami manusia zaman klasik yang menganggap manusia yang massif, rasional, dan estetik.1 Menurut Ali syariati, humanisme adalah aliran filsafat yang menyatakan Men bahwa tujuan pokok yang dimilikinya adalah keselamatan dan kesempurnaan manusia dan prinsipnya berdasarkan respon terhadap kebutuhan – kebutuhan dasar yang membentuk keistimewaan manusia2
1
ST.Ozias Fernandes. Humanisme: Citra Manusia Budaya Timur dan Barat ( Sekolah tinggi filsafat – Teologi Katolik led alero, 1983 ), hlm. XI 2 Ali Syariati, Kritik Islam Atas Mrxisme dan Sesat-pikir Barat Lainnya, terj. Husni Anis AlHabsyi ( Bandung: Mirzan, 1983), Hlm 52
1 digilib.mercubuana.ac.id
2
Simbol adalah gambar, tulisan, kata-kata, gerakan, warna, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, agama, pemikiran, benda, ataupun jumlah sesuatu. Simbol sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan pemaknaan nilai-nilai yang diwakilinya. Sebagai sebuah media, film tentunya mewakili pandanganpandangan yang dimiliki oleh kelompok tertentu, termasuk ideologi serta gagasan yang dibawa oleh kelompok tersebut. Hal ini menjadi sangat esensial, karena dalam penyampaiannya, film menyampaikan ideologi dengan lebih halus serta memiliki unsur paksaan. Hal itu dikarenakan ketika kita menonton film komunikasi yang terjadi lebih bersifat satu arah. Dimana kita sebagai penonton akan disuguhi berbagai macam informasi yang ada dan ditampilkan dalam film, dan kita secara tidak sadar diharuskan untuk ‘menelan’ segala macam informasi yang disajikan dalam film tersebut. Lebih tepatnya pesan-pesan bermuatan ideologis yang berasal dari pembuatnya. Memang film sudah terbukti bisa mempengaruhi ideologi penontonnya. Film sebagai media pada dasarnya merupakan hiburan tersendiri bagi penonton. nton. Selain sebagai hiburan tersendiri, ketika film yang sebenarnya memiliki ideologi bisa menyampaikan pesan dan penontonnya bisa terpengaruh maka film itu berhasil dalam menyampaikannya. Ketika calon penonton pada umumnya menikmati film sebagai sajian audio-visual ini memilihnya sebagai hiburan, mereka mencoba menyelam bersama dalam film itu. Mencoba menikmati saat bersama, tertawa, menangis dan merasa ikut ambil bagian di dalam film tersebut. Selain itu ketika menonton film ada semacam upaya untuk katarsis, melarikan diri sesaat dari hiruk pikuk persoalan sehari-hari. Kemudian film juga dimanfaatkan
digilib.mercubuana.ac.id
3
sebagai alat untuk mendukung propaganda ideologi, pendidikan politik dan halhal lainnya. Pada kondisi ini penonton digiring untuk menonton, memahami dan menjadi
bagian
dari
propaganda
politik
dalam
pembuatan
film.
Mengenai ideologi dalam dunia perfilman di Indonesia bisa dikatakan bahwa film sekarang sangat miskin ideologi. Lihat saja film-film saat ini hanya berisikan kisah-kisah sah-kisah remaja, percintaan, horor, hingga komedi dewasa yang sangat misikin ideologi. logi. Production House (PH) membuat film-film tersebut dengan dalih ‘tuntutan untutan pasar’. Padahal tidak semua tuntutan pasar itu baik, akhirnya sineas kita miskin in ideologi dan hanya sekedar mencari keuntungan materi semata. Hal ini mengakibatkan ngakibatkan penonton kita tidak akan mendapatkan ‘ilmu’ maupun ‘ideologi’ ketika ka menonton film. Begitu jarangnya film kita yang memuat kisah mengenai kritikan terhadap penguasa, sa, pemerintah maupun pemimpin kita. Lihat saja, film di India, Jepang mereka bisa melakukan kritikan terhadap siapa saja baik itu pemimpin atau raja mereka, pemerintah, pejabat, polisi, maupun terhadap warga negaranya sendiri. Ini diakibatkan iakibatkan pemerintahan kita sejak zaman Orde Baru (Orba) dimana Soeharto memang melarang segala macam bentuk film yang sarat pesan dan kritikan. Akibatnya penonton kita cenderung malas untuk melihat film yang sarat akan ideologi. Meskipun begitu saat ini masih ada film-film kita yang menyetir realita kehidupan yang sebenarnya bukan hanya membuat film yang sesuai dengan tuntutan pasar. Contohnya film Daun di Atas Bantal, Pasir Berbisik, GIE, Berbagi
digilib.mercubuana.ac.id
4
Suami, Detik Terakhir, Ruang, Badai Pasti Berlalu, Jamila dan Sang Presiden, Alangkah Lucuya Negeri Ini, Laskar Pelangi dan banyak lagi film berisi lain.3
Film sebagai alat propaganda dengan yang diungkapkan Elizabeth Noelle Nuemann bahwa media dalam hal ini film memiliki efek yang sangat kuat dalam membentuk opini publik. Menurut teori spiral kebisuan, ada tiga karakteristik komunikasi unikasi massa yang dapat berpengaruh pada opini publik, yaitu kumulasi (cummulation) mulation) atau penimbunan, ubiquitas (ubiquity): keberadaan media yang selalu lu ada dimana-mana, dan konsonansi (consonance) atau penyesuaian antara apa yang ang disampaikan media massa dengan opini publik.4
Media massa memainkan peran penting, sebab media berfungsi sebagai sumber ber informasi, dimana orang mencari distribusi opini publik. Media massa dapat mempengaruhi spiral kebisuan dengan tiga cara, yaitu satu, media membentuk mbentuk kesan-kesan tertentu tentang opini mana yang dominan, dua, media membentuk mbentuk kesan-kesan tertentu tentang opini yang sedang naik atau berkembang; mbang; dan ketiga, media membentuk kesan tentang opini yang mutlak diperhatikan perhatikan khalayak tanpa menampilkannya secara khusus. Istilah spiral kebisuan diberikan didasarkan pada logika bahwa semakin tersebar opini yang dominan oleh media massa dalam masyarakat maka semakin senyap pula suara perseorangan yang bertentangan dengan opini mayoritas tersebut. Dalam hal ini media massa yang berupa film - film perang fiksi ilmiah buatan Hollywood membentuk kesan tentang opini bahwa tentara - tentara Amerika itu kuat, baik 3 4
Ramdan asha. 2007. Ideologi perkembangan Film . Semarang: majalah film indonesia. Rike marila. 2001. Film sebagai alat propaganda. Majalah satu hati.
digilib.mercubuana.ac.id
5
dan pantang menyerah untuk membela rakyatnya dan opini - opini yang dibuat tersebut berhasil menenggelamkan fakta sebenarnya dari tentara Amerika itu sendiri yang menjajah negara lain bahkan merusaknya, karena yang ada dibenak publik adalah tentara Amerika adalah pahlawan yang menyelamatkan negaranya.5
Humanisme dalam pengertian Ethichal Humanism adalah sebuah gerakan kemanusiaan anusiaan
yang
secara
luas
memiliki
perhatian
khusus
kepada
perikemanusiaan, kemanusiaan, yang memperjuangkan kaum minoritas, sebagaimana uraian berikut: ikut: Humanisme tersebut menempatkan diri sebagai satu pemikiran etis yang mempromosikan mpromosikan harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaan yang dalam perkembangannya telah menjadikan manusia sadar akan eksistensinya sebagai perkem makhluk hluk rohani, yang sekaligus juga menandaskan kembali tanggung jawabnya dalam am kehidupan di dunia. Akibat pandangannya tentang manusia yang cukup optimis, timis, humanisme telah berjasa mengembalikan harkat dan martabat manusia, menyadarkan nyadarkan potensinya dan menendaskan tanggung jawabnya dalam kehidupan. Manusia ia dalam pandangan humanistik adalah ukuran segala sesuatu. Pengertian
humanisme
menurut
terminologi
Philosopical
Humanism adalah kesamaan yang disatukan dalam suatu term yang disandarkan kepada madzhab filsafat Pragmatisme yang dikembangkan oleh Charles S. Piece dan William James, yakni semenjak mereka memberikan interpretasi atas pragmatisme sebagai suatu madzhab yang berkeyakinan bahwa akhir (tujuan) manusia adalah aksi, dan semua upaya filosofis telah dihubungkan dengan manusia dan kemanusiaan. 5
Rike marila. 2001. Film sebagai alat propaganda. Majalah satu hati.
digilib.mercubuana.ac.id
6
Sementara kata humanisme di pergunakan sebagai sebuah system tertentu bagi madzhab pragmatisme, meskipun dalam beberapa bagian, bertentangan dengan
definisi
dan
semangat
humanisme.
Pengertian
humanisme
dalam Sociological Humanism atau yang secara umum di kenal dengan Humanitarianism adalah sebagai berikut: Humanisme dalam penjelasan itu dijadikan
sebagai
sebuah
term
yang
digunakan
untuk
mendefinisikan
kecenderungan dalam menerapkan karakteristik dari bentuk pola hubungan yang sangat tertutup, seperti mereka menyelamatkan terhadap anggota keluarga mereka dari sebuah komunitas yang terbatas, untuk mempertinggi harga diri mereka. Humanitarianisme ini bisa mencapai kondisi ideal, jika gambaran kesetiaan iaan (loyalty), rasa kasih (pity), rasa kebersamaan (mental service), dan rasa cinta nta (love) tersambungkan pada semua manusia dan tidak hanya pada anggota kelompok ompok tertentu saja.6 Pengertian humanisme juga terkait dengan terminology Relegius ius Humanisme, yakni: Humanisme Relegius, dalam pengertian tersebut adalah ah terminology yang disandarkan pada madzhab pemikiran Unitarianisme, yang ng berkembang di kalangan Kristen Amirika, sebagai reaksi atas para komunis sekuler ler yang telah mendefinisikan agama sebagaimana tersebut dalam manifesto Humanis (1933): “Agama meliputi aksi, tujuan dan pengalaman yang berhubungan dengan kemanusiaan. Tidak seorang pun yang dapat mengasingkan suatu agama.” dengan kata lain, beberapa motifasi matafisis atas tingkah laku etis di tolak, para humanis Kristen mendasarkan pandangan hidup mereka pada nilai-
6
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996). Tom Jacobs dkk dalam Paham Allah, (Kanisius, Yogyakarta, 2002).
digilib.mercubuana.ac.id
7
nilai kemanusiaan, yang menolak kehidupn akhirat sebagai balasan dan hukuman atas tingkah laku etis mereka.7 Seorang pria bernama Pi menceritakan kisah yang terjadi ketika ia berusia 16 tahun. Ketika keluarganya memutuskan untuk memindahkan kebun binatang mereka dari India ke Kanada, Pi menjadi satu-satunya orang yang selamat dari karamnya nya
kapal
kargo
yang
mereka
tumpangi.
Di atas sekoci, ia bersama hewan lainnya yang selamat, seekor zebra yang mengalami ngalami patah kaki, seekor hyena, orangutan betina dan Harimau Benggala agresif bernama Richard Parker. Hyena memangsa zebra dan kemudian orangutan. gutan. Setelah harimau memangsa hyena, Pi mencoba menangkap ikan untuk ia
berikan
kepada
harimau
sebelum
ia
sendiri
menjadi
santapan.
Ketika ika petugas dari Departemen Kelautan tidak mempercayai ceritanya, Pi akhirnya nya mengubah kisahnya. Kali ini, ia mengaku bersekoci dengan ibunya, seorang rang pelaut dengan kaki yang patah, dan juru masak kapal, yang membunuh si pelaut aut dan Ibu Pi. Humanis dari film Life of PI penulis tertarik untuk meneliti simbol-simbol dalam film Life of Pi . Kenapa dari berbagai macam film yang ada penulis memilih Life of Pi, selain ini adalah kisah nyata seorang anak laki-laki yang dimulai dari ia ragu akan dirinya dengan tuhan sehingga dia memiliki tiga agama sekaligus, lalu pergi dan melakukan perjalanan dengan menggunakan kapal
7
Giri, Membentuk Entrepreneur Muslim, Baryatusslamah, Jakarta, tt). Mangunhardjana, Isme-Isme dari A sampai Z, Kanisius, Yogyakarta, 1997). Hauma, Humanism, (The World University Encyclopedia Unbridge, Vol. 6, Publisher Company, Inc., Washington, t.th.).
digilib.mercubuana.ac.id
8
sampai akhirnya terkena badai dan harus bertahan beberapa hari di laut, sama sekali tidak mengerti bagaimana melakukan perjalannan yang dilakukanya di tengah laut sendiri berjuang untuk makan dan minum untuk bisa bertahan selama mungkin untuk hidup. Tidak itu saja didalam film ini ada sisi humanis di dalam bertahan hidup dan akhirnya mendekatkan dirinya kepada tuhan. Di film ini Pi mengatakan.“ Setiap agama memiliki tujan yang sama yaitu mengajarkan tentang kebaikan “. Banyak sisi humanis film ini yang sangat menarik untuk saya teliti dan maknai dalam simbol-simbol yang ada dalam film tersebut, makan dalam film tersebut yaitu untuk mengajarkan seseorang tentang kehidupan manusia, dari kebiasaan manusia itu sendiri, lalu sisi dimana sifat manusia, cara berpikir manusia itu sendiri dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Lalu memaknai kejadiankejadian di film ini sangat besar kebesaran tuhan yang telah diberikan kepada Pi yang menganggap Tuhan tidak ada di sisinya ketika ia dalam kesulitan namun dibalik itu semua Tuhan memberikan tanda-tanda untuk akhirnya Pi bisa selamat. 1.2
Fokus Penelitian
Menurut Latar Belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana simbol humanis dalam kisah cerita dalam film yang berjudul Life of Pi ?
digilib.mercubuana.ac.id
9
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menjelaskan simbol - simbol humanis dalam film yang berjudul Life of Pi. 1.4
Manfaat
1.4.1 Manfaat Akademis Menambah pengetahuan dan bisa lebih mengerti memaknai arti simbol humanis dalam film Life of Pi. 1.4.2 Manfaat Praktis Diharapakan Penelitian ini dapat bermanfaat
bagi praktisi perfilman
terutama untuk memberikan rujukan bagaimana membuat film yang sarat muatan makna dan memberikan pencerahaan. Sedangkan untuk praktisi komunikasi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran ideal tentang bagaimana membaca makna yang terkandung dalam suatu produk media massa, melalui pendekataan semiotik.
digilib.mercubuana.ac.id