2 RANCANG BANGUN PLATFORM PERALATAN UNTUK OBSERVASI TINGKAH LAKU IKAN 2.1 Pendahuluan Penelitian tentang tingkah laku ikan di alam memerlukan keahlian dan peralatan khusus terutama karena obyek yang akan dilihat berada di dalam air dan pada kedalaman yang cukup besar sehingga akan menimbulkan permasalahan oleh adanya tekanan air yang besar pada peralatan pemantau dan penyelam yang mengoperasikannya serta keterbatasan cahaya didalam air yang membuat obyek yang diamati kurang jelas terlihat. Metodologi yang umum digunakan dalam memonitor aktivitas ikan di habit aslinya, misalnya di terumbu karang, adalah dengan menggunakan pengamatan secara langsung oleh para penyelam (Aronov 1971;
Crosby dan Reese 1996; Hemingway dan Elliott 2002).
Pengamatan
secara langsung merupakan metode yang bagus karena penyelam dapat menghitung dan mengestimasi ukuran ikan yang tersembunyi di lubang dan di sela karang yang sulit dilakukan dengan menggunakan kamera atau jaring (Helfman 1983). Menurut Helfman (1983) juga Hemingway dan Elliott (2002), observasi langsung in situ digunakan untuk menentukan distribusi, kelimpahan, biomassa, komposisi spesies, karakter populasi, aktivitas dan tingkah laku ikan yaitu memijah, makan, bergerak serta aktivitas yang berkaitan dengan dasar perairan atau suatu obyek dalam air. Oleh sebab itu metode inilah yang paling efektif dalam mempelajari tingkah laku ikan dan pemanfaatan habitat oleh ikan. Metode observasi visual biasanya dibantu dengan peralatan SCUBA, snorkling, kamera video (Portt et al. 2006), kendaraan bawah air, stasiun pengamat di atas air yang masing-masing alat bantu tersebut memiliki kekhususan tersendiri. Sungguhpun metode tersebut yang terbaik akan tetapi pada jarak yang relatif dekat dengan obyek, keberadaan penyelam akan mempengaruhi kondisi alami di lokasi pengamatan tersebut akibat gelembung udara yang dikeluarkan oleh penyelam yang akan menakuti ikan sehingga akan mengganggu penampilannya (Bradbeer et al. 2005).
Oleh sebab itu untuk pengamatan pada kedalaman yang rendah
16 penyelam sebaiknya hanya menggunakan peralatan snorkling (Helfman 1983) dan dapat menggunakan kamera untuk merekam. Keterbatasan kemampuan pandangan di dalam air membuat pemantauan secara visual tidak dapat memberikan informasi penting yang lebih akurat (Aronov 1971). Oleh sebab itu pada penelitian ini untuk dapat mengetahui pola pergerakan ikan terhadap fyke net digunakan 2 buah kamera digital yang diberi pelindung anti air yang dipasang pada posisi mendatar (sejajar dasar laut) dan vertikal (tegak lurus dasar laut) agar pengamatan dapat dilakukan dari dua arah yang berbeda. Data yang diharapkan tertangkap oleh kamera tersebut adalah gambar proses tertangkapnya ikan pada fyke net, proses penghindaran ikan terhadap fyke net dan reaksi ikan terhadap penaju dan sayap fyke net. Saat ini telah banyak dikembangkan peralatan yang mampu memantau obyek di dalam air dengan harga yang relatif semakin terjangkau. Selama ini video bawah air merupakan peralatan yang banyak digunakan untuk pengamatan benda-benda yang bergerak namun saat ini kamera digital bawah air dengan kemampuan penangkapan gambar yang semakin sempurna dan dengan menggunakan program movie dapat menghasilkan gambar yang bergerak sehingga gerakan ikan di dalam air dapat terekam.
Oleh sebab itu untuk
penelitian yang sederhana dan dalam jangka waktu yang singkat peralatan tersebut dapat digunakan. Peralatan lain yang saat ini semakin berkembang dan banyak digunakan untuk pemantauan bawah air adalah Close Circuit Televison (CCTV), namun harga peralatan ini masih cukup mahal sedangkan kemampuan alat untuk mendapatkan hasil yang cukup bagus masih sangat terbatas. Masih diperlukan banyak peralatan tambahan dan pengembangan teknik agar CCTV dapat menghasilkan pemantauan yang lebih sempurna. Pada penelitian ini digunakan stasiun pengamat berupa rakit apung dan perahu bercadik.
Alat pemantau bawah air digunakan kamera digital Nikon
Coolpix resolusi 8,0 megapixel dan Sony Cyber-shot dengan resolusi 10,1 megapixel serta Close Circuit Television (CCTV) . Tujuan penggunaan peralatan tersebut di atas adalah untuk dapat melihat tingkah laku ikan di sekitar dan di dalam fyke net agar performa alat di dalam air
17 dapat diketahui sehingga dapat dilakukan perbaikan baik pada konstruksi maupun teknik pengoperasiannya sehingga perolehan hasil tangkapan mencapai tingkat yang optimum.. 2.2 Metode Perancangan 2.2.1 Rancang bangun stasiun pengamatan Untuk dapat melakukan pengamatan bawah air di lokasi penelitian diperlukan stasiun pengamatan untuk menjadi tempat peneliti melakukan pengamatan baik dari atas air maupun di dalam air, tempat untuk para peneliti beristirahat dan tempat penyimpanan peralatan untuk pengamatan.
Stasiun
pengamatan yang diperlukan adalah dua buah yaitu stasiun menetap (Gambar 3) dan stasiun bergerak (Gambar 4). Stasiun menetap diperlukan untuk pengamatan yang dilakukan dari pagi hingga sore hari, dan juga sebagai tempat beristirahat dan tempat berlindung dikala badai. Sedangkan stasiun bergerak diperlukan untuk pengamatan pada fyke net yang dioperasikan secara berpindah. Stasiun bergerak yang digunakan adalah perahu bercadik dengan tenda yang dapat dikembangkan ke samping yang ujungnya diikat pada cadik perahu pada saat dilakukan pengamatan dan dapat digulung di saat angin kencang bertiup. Perahu tersebut juga dilengkapi dengan echosounder untuk mendetekasi kedalaman dan posisi terumbu karang. Stasiun menetap atau permanen yang digunakan adalah sebuah rakit dari bambu dengan ukuran 7 x 5 m dan diapungkan oleh 6 buah drum plastik dan 4 buah jerigen.
Di atas stasiun tersebut dibuat menara walaupun hal ini tidak
disetujui oleh para nelayan karena dikhawatirkan rakit tersebut dapat terjungkal oleh angin, dan di bawah menara tersebut dipasang tenda yang dapat melindungi pengamat dari sinar matahari dan agar kilau permukaan air tidak menghalangi pandangan pengamat ke dalam air.
18
Gambar 3 Rancang bangun stasiun pengamatan menetap di atas air
Gambar 4 Rancang bangun stasiun pengamatan bergerak di atas air
19 2.2.2 Rancang bangun bingkai tempat pemasangan kamera digital di dalam air Pengoperasian kamera digital secara tetap di dalam air dilakukan dengan cara menempatkan kamera tersebut pada bingkai (Gambar 5 dan 6) yang telah diberi pemberat agar dapat diluncurkan dari sebuah perahu atau rakit di permukaan air keposisinya di dekat dasar laut di dekat obyek yang akan diamati. Kamera tersebut dapat ditarik kembali ke atas dengan menggunakan seutas tali yang telah diikatkan pada bingkai tersebut (Gambar 7) untuk pengambilan data hasil observasi.
Pengoperasian kamera dilakukan secara horizontal untuk
mengambil gambar secara mendatar terhadap dasar perairan dan vertikal untuk mengambil gambar dari atas.
Gambar 5 Rancang bangun bingkai penahan kamera untuk observasi mendatar
Gambar 6 Rancang bangun bingkai penahan kamera untuk observasi dari atas
20
Gambar 7
Rancang bangun peralatan observasi bawah air dengan kamera digital
2.2.3 Rancang bangun ”Close Circuit Television” (CCTV)
Gambar 8 Rangkaian alat ”Close Circuit Television” (CCTV) Rangkaian CCTV (Gambar 8) terdiri atas Kamera CCTV yang terlindung dalam kemasan kedap air berbentuk torpedo, kabel video dan kabel power yang
21 bergabung menjadi satu yang menghubungkan kamera video dengan layar monitor serta sumber tenaga listrik (accu 12 V) dan corong pemantau gambar agar gambar pada layar monitor dapat terlihat lebih jelas. Kamera CCTV yang digunakan pada penelitian ini hanya bisa menampilkan gambar hitam-putih dan belum dilengkapi dengan peralatan perekam gambar sehingga perekaman gambar dilakukan langsung pada layar monitor menggunakan kamera digital walaupun hasilnya kurang bagus tetapi arah pergerakan ikan dapat tertangkap dengan jelas oleh mata pengamat.
2.3 Hasil dan Pembahasan 2.3.1 Rancang bangun stasiun pengamatan Di lokasi penelitian, observasi bawah air dilakukan dari stasiun (rakit apung) yang terpasang secara permanen di atas fyke net yang dioperasikan menetap (Gambar 9 dan 10) dan dari stasiun (perahu bercadik) yang dapat berpindah untuk memantau fyke net yang terpasang secara berpindah (Gambar 11). Pada stasiun rakit tersebut juga dipasang menara pengamat untuk dapat mengamati pergerakan ikan dari tempat yang tinggi. Rakit juga diberi atap plastik agar ruang dibawah atap tersebut cukup gelap untuk dapat melakukan pemantauan ke dalam air.
Gambar 9 Stasiun pengamatan menetap dari rakit bambu
22
Gambar 10 Stasiun pengamatan menetap setelah menara pengawas terpasang.
Gambar 11 Perahu bercadik yang digunakan untuk stasiun pengamatan bergerak
Dari stasiun tersebut kamera digital dan CCTV yang terpasang pada bingkai (Gambar 12) diturunkan dan dinaikkan dengan menggunakan rel
23 peluncuran berupa tali yang diberi pemberat dan ditegangkan oleh pelampung yang berada di permukaan air (Gambar 7). 2.3.2 Rancang bangun bingkai berkaki tempat pemasangan kamera digital di dalam air Oleh karena adanya pengaruh gelombang pada pelampung di permukaan air maka bingkai tempat kamera terpasang (rancangan semula pada Gambar 5 dan 6) ikut bergerak dan membuat hasil gambar yang diambil kurang bagus karena terus bergerak. Agar bingkai tidak bergerak maka bingkai tersebut kemudian dipasang pada bingkai berkaki (Gambar 12).
Gambar 12
Rancang bangun bingkai berkaki tempat pemasangan kamera digital
2.3.3 Teknik pengoperasian kamera digital di dalam air Kamera digital yang digunakan untuk merekam obyek di dalam air dioperasikan oleh seorang penyelam yang langsung mengoperasikannya sambil
24 menyelam atau dengan memasangnya pada bingkai penahan kamera dan diluncurkan ke dasar perairan oleh seorang operator dari atas stasiun. Sebelum kamera dimasukkan ke dalam air terlebih dahulu kamera dipastikan berada dalam posisi ”record” karena setelah berada di dalam air gambar di layar display yang berada di belakang kamera tidak tampak dengan jelas oleh operator. Kamera tersebut ditarik kembali ke atas dengan menggunakan seutas tali yang telah diikatkan pada bingkai tersebut untuk pengambilan data hasil observasi. Pengoperasian kamera dapat dilakukan secara horizontal untuk mengambil gambar secara mendatar atau sejajar dengan dasar perairan dan secara vertikal untuk mengambil gambar dari atas ke obyek di dekat dasar perairan. 2.3.4
Pengamatan dengan kamera digital yang dioperasikan seorang penyelam Untuk mendapatkan gambaran pada bidang yang lebih luas tentang pola
pergerakan ikan, seorang penyelam mengoperasikan sebuah kamera dan mengambil gambar dari atas di dekat permukaan air ke arah obyek di dasar atau dari sisi fyke net sambil menyelam. Agar tidak mengganggu pergerakan ikan secara alami, gerakan penyelam diusahakan terbatas dengan penggunaan baju pelampung yang membantu para penyelam untuk diam dan tetap dalam keadaan terapung dalam jangka waktu yang lama atau dengan berpegang pada ”tali tegak” saat menyelam.
Pengambilan gambar dengan kamera digital hanya mungkin
dilakukan pada pagi hingga siang hari, sedangkan pada sore hari obyek di dalam air tidak dapat dipantau secara visual maupun dengan bantuan kamera karena terjadi peningkatan kekeruhan air laut akibat turbulensi perairan oleh angin pada siang hari dan pada malam hari pemantauan juga tidak dapat dilaksanakan karena ketiadaan cahaya. 2.3.5 Pengamatan secara visual oleh pengamat dan dengan kamera digital dari stasiun pengamat di atas air Pengambilan gambar dengan kamera digital juga dicoba untuk dilakukan dari stasiun pengamat berupa perahu bercadik yang diberi atap (Gambar 11) agar
25 pantulan cahaya matahari di permukaan air tidak menggangu pandangan mata. walaupun cahayanya sudah terhalang oleh tenda tetapi kilauan permukaan laut ternyata masih sangat mengganggu pandangan mata pengamat maupun hasil rekaman gambar oleh kamera digital. Oleh karena hasil pangamatan dari perahu bercadik tidak memuaskan akibat adanya gangguan sinar matahari yang memantul di permukaan air, pemantauan dicoba dari sebuah rakit bambu yang diberi atap tenda plastik yang dapat dipasang di bawah menara pengamat saat dilakukan pengamatan. Hasil pemantauan yang didapatkan lebih baik dari pada pemantauan yang dilakukan dari atas stasiun perahu, namun tetap saja kilauan sinar matahari di permukaan air masih mengganggu pandangan. Pengamatan dari bawah tenda rakit ternyata hanya dapat dilakukan pada area di bawah rakit sehingga untuk memperluas bidang pandang agar ikan yang mendekat sudah dapat terlihat maka dicoba untuk mengamati dari ketinggian. Tempat pengamatan dibuat dengan ketinggian 4 m di atas rakit. Ternyata bidang pandang memang lebih luas tetapi hanya bisa dilakukan pada pagi hari yaitu pada saat matahari bersinar dari arah belakang pengamat. Semakin tinggi matahari maka kilauan permukaan air semakin mengganggu mata pengamat sehingga mengurangi kemampuan mata untuk memantau ke dalam air. 2.3.6 Hasil observasi menggunakan kamera digital Hasil tangkapan gambar program ”movie” oleh kamera digital dapat terlihat pada Gambar 13, 14 dan 15 berikut ini. Kamera tersebut dioperasikan secara menetap dengan menggunakan bingkai penahan kamera dan dioperasikan oleh operator (penyelam).
26
Gambar 13
Hasil pemantauan fyke net dari kamera digital dengan program ”movie” secara vertikal yang terpasang pada bingkai penahan kamera dari jarak 5 m terhadap obyek dengan kondisi perairan cerah pada siang hari.
Gambar 14 Hasil pemantauan fyke net dari kamera digital dengan program ”movie” secara horizontal yang terpasang pada bingkai penahan kamera dari jarak 5 m terhadap obyek dengan kondisi perairan sedikit keruh pada pagi hari.
27
Gambar 15 Hasil pemantauan terhadap fyke net dengan kamera digital dengan program ”movie” yang dioperasikan oleh operator penyelam dari jarak 1 m dengan kondisi perairan sedikit keruh pada siang hari. Kamera digital bawah air merupakan alat pemantau yang saat ini hampir dapat menggantikan kamera video bawah air yang harganya jauh lebih mahal. Oleh karena kemampuannya merekam gambar diam (foto) dan bergerak (movie) dengan resolusi gambar yang semakin baik membuat kamera digital semakin sempurna dan semakin banyak digunakan dalam pengambilan gambar. Sungguhpun demikian kegiatan pemantauan bawah air sering menghadapi banyak kendala terutama dalam pengambilan gambar di bawah air. Resiko rusaknya kamera akibat pelindung kamera yang tertembus air akibat tekanan air yang tinggi seperti yang terjadi pada salah satu kamera pemantau yang dioperasikan saat penelitian dilaksanakan merupakan hal yang sering terjadi. Kondisi pencahayaan yang kurang akibat perairan yang keruh serta posisi matahari terhadap obyek sangat mempengaruhi perolehan gambar. Pada Gambar 13, 14 dan 15 di atas terlihat adanya perbedaan hasil yang diperoleh akibat pengaruh kekeruhan perairan dan posisi kamera terhadap obyek (horizontal dan vertikal).
Pada
pengambilan gambar dari arah vertikal (atas) terlihat lebih jelas dibandingkan dari arah horizontal (samping) obyek.
28 Kelebihan teknik observasi bawah air menggunakan kamera digital bawah air yang terpasang secara menetap adalah : (1) Gambar obyek yang didapatkan lebih jelas (2) Ada momen pergerakan ikan yang tidak tertangkap oleh mata tetapi tertangkap oleh kamera (Gambar 16). Kekurangan menggunakan kamera digital bawah air yang terpasang secara menetap adalah: (1) Hasil pengamatan selama pelaksanaan perekaman gambar oleh kamera tidak dapat dipantau oleh operator sehingga kalau ada kesalahan arah bidang pandang kamera maka tidak dapat dilakukan perbaikan posisi dengan segera. Kekurangan ini baru diperbaiki pada kamera bawah air generasi baru yang memiliki ”laser pointer” untuk membidik sasaran dan tersedia di beberapa toko kamera di Jakarta beberapa tahun setelah penelitian lapangan ini dilaksanakan. (2) ”Default setting” kamera pindah dari posisi ”record” ke posisi ”standby” secara otomatis setelah pemantauan video selama 10 menit sehingga kalau pengaturan alat tersebut tidak dapat diubah maka setiap 10 menit kamera harus ditarik kembali ke permukaan untuk dikembalikan ke posisi ”record”. (3) Kemampuan battery sangat terbatas sehingga setiap 30 menit harus dilakukan penarikan kamera untuk diadakan pemeriksaan dan penggantian battery. (4) Bidang pemantauan terbatas hanya kepada selebar kemampuan lensa kamera. (5) Banyak mengambil gambar yang sia-sia karena ikan belum tentu lewat di depan kamera selama pengoperasian alat. (6) Fokus yang bekerja secara otomatis pada kamera otomatis digital membuat kamera hanya memfokus benda yang dominan yang terdekat padanya. Pada saat mengambil gambar yang terhalang oleh jaring, obyek yang berada di balik jaring tidak jelas terlihat.
Lain halnya dengan mata
manusia yang fokusnya dapat diatur oleh otak.
Mata manusia dapat
langsung mengubah fokus sesuai dengan keinginan sehingga bisa melihat
29 obyek di belakang jaring atau di dalam air yang terhalang oleh kilauan cahaya matahari. Hal tersebut belum bisa dilakukan oleh kamera secara spontan. Oleh karena banyaknya keterbatasan penggunaan kamera digital yang dipasang secara menetap, maka dicoba untuk mengambil gambar dari kamera digital yang langsung dioperasikan oleh seorang penyelam. Kelebihan penggunaan pemantauan oleh penyelam untuk mengoperasikan kamera digital adalah: (1) Pengambilan gambar dapat direkam saat pergerakan ikan terpantau oleh mata operator dan sebaliknya saat ikan tidak ada keremera dapat dimatikan (2) Bidang
pemantauan
lebih
luas
karena
operator
dapat
segerah
memindahkan arah kamera ke obyek yang penting. (3) Kearah mana ikan karang bergerak dapat diikuti dengan kamera karena diarahkan oleh penyelam. Pada Gambar 16 berikut ini terlihat dua ekor ikan pada sisi kiri bawah yang berbelok arah setelah mendekati fyke net.
Gambar 16 Pergerakan ikan (sudut kiri bawah) yang tidak tertangkap secara visual oleh penyelam tetapi tertangkap oleh kamera.
30 Kekurangan
menggunakan
pemantauan
oleh
penyelam
untuk
mengoperasikan kamera digital adalah: (1) Pemantauan yang dilakukan tidak bisa lama karena penyelam lama kelamaan akan lelah dan kedinginan. (2) Penyelam harus memegang/diikatkan pada tali berjangkar atau terikat ke stasiun pengamat di atas air karena tanpa disadari oleh penyelam dia akan terbawa arus menjauhi stasiun/obyek pengamatan. (3) Susah untuk mengadakan pergantian battery peralatan yang digunakan sehingga penyelam harus naik ke stasiun pengamat untuk mengganti battery. (4) Sungguhpun pergerakan ikan dapat terpantau namun untuk pergerakan pada ikan perenang cepat mata manusia mungkin tidak menangkap gerakannya sehingga perekaman oleh kamera hanya menangkap gerakan ikan secara sekilas kemudian ikan menghilang. (5) Penyelam hanya menduga arah sorot kamera karena penyelam tidak dapat melihat dengan jelas gambar di layar pemantau kamera yang terlihat redup di dalam air. Pada kamera generasi baru hal ini baru disempurnakan dengan menempatkan ”laser pointer” sebagai penunjuk arah sorot kamera yang dapat dipantau oleh mata penyelam. Selain di dalam air, pemantauan terhadap fyke net juga dilakukan dari atas permukaan air.
Pada Gambar 17 berikut terlihat hasil pemantaun dengan
menggunakan kamera digitial dari atas permukaan air. Kelebihan menggunakan sistem pengamat dari atas air, antara lain: (1) Pada pengamatan menggunakan mata manusia dari atas permukaan air, bidang padang sangat luas sehingga obyek yang mendekat ke sasaran pengamatan dapat teramati sehingga pada saat perekaman gambar oleh kamera tidak terjadi pengambilan gambar yang sia-sia (tidak terdapat aktivitas ikan). (2) Penggantian battery dapat segera dilaksanakan saat tenaganya sudah habis (3) Tidak perlu menggunakan kamera bawah air yang harganya relatif lebih mahal dibandingkan dengan kamera biasa.
31 (4) Semakin tinggi tempat pengamatan maka bidang pandang akan semakin luas
Gambar 17 Hasil pemantauan terhadap fyke net 5 m di bawah permukaan air dengan kamera digital dari atas permukaan air dengan kondisi perairan cerah pada pagi hari. Kekurangan menggunakan sistem pengamat dari atas air, antara lain: (1) Untuk pengamatan dengan menggunakan kamera, obyek yang ada di dalam air akan terlihat lebih kabur karena kamera digital otomatis akan secara otomatis memfokus obyek yang lebih dominan yaitu pantulan cahaya pada permukaan air sehingga obyek dibelakangnya akan kabur. (2) Sungguhpun telah ada tenda yang menghalangi cahaya matahari tetapi pantulan cahaya dari luar tenda masih cukup menghambat jangkauan pandangan. Selain itu bidang pandang terbatas hanya pada obyek yang berada di bawah rakit. Agar supaya bidang pandang menjadi lebih luas
32 dan jelas, maka pada permukaan air dipasang kotak kaca untuk menghilangkan pantulan sinar matahari di permukaan air. (3) Pemantauan dari tempat yang tinggi sangat dibatasi oleh keberadaan cahaya matahari yang terpantul di permukaan air sehingga pemantauan hanya efektif pada pagi hari saat matahari belum tinggi dan pengamat membelakangi matahari. Apabila pantulan cahaya pada permukaan air semakin menyilaukan, ikan yang terlihat hanyalah ikan yang berada di dalam kolom air, sedangkan ikan yang berada di dasar perairan sudah tidak tampak karena tersamar oleh dasar perairan. (4) Jenis ikan yang tampak terutama ikan demersal susah untuk diidentifikasi karena dari atas permukaan air yang terlihat hanya punggung ikan. Kalau ikan pelagis cenderung lebih mudah untuk diidentifikasi karena masingmasing memiliki kilauan cahaya yang dapat dibedakan.
Pada ikan
kembung akan terlihat kilauan warna hijau keputihan, pada ikan tembang dan sejenisnya akan terlihat kilauan warna biru langit. Pada ikan demersal yang terlihat hanya warna tanpa kilauan cahaya Kualitas gambar yang diperoleh dari kamera digital saat ini akan semakin bagus karena resolusi gambarnya yang semakin tinggi sehingga gambar yang diperoleh semakin tajam dan pemanfaatan cahaya remang yang optimum oleh kamera juga semakin baik. Sayangnya kelebihan ini baru bisa didapatkan pada pengambilan gambar yang diam (foto). Kualitas gambar bergerak (movie) yang diperoleh dari program movie pada kamera digital belum sebagus gambar yang dihasilkan oleh kamera video karena ketidak mampuan kamera digital memanfaatkan cahaya remang sehingga hasilnya lebih gelap. 2.3.7 Rangkaian ”Close Circuit Television” (CCTV) saat pengoperasian Kamera ”Close Circuit Television” dipasang pada bingkai penahan kamera digital kemudian dihubungkan dengan kabel monitor dan kabel power yang kedua kabel tersebut diikatkan pada tali penarik bingkai dan dihubungkan dengan monitor dan sumber tenaga (Accu 12 V) yang berada di stasiun pengamat (Gambar 18).
Panjang kedua kabel tersebut adalah 100 m.
Setelah tombol
33 ”on/off” ditempatkan ke posisi ”on” gambar di monitor mulai tampak. Pengamatan dapat dilakukan secara visual tetapi untuk perekaman gambar yang dilakukan dari kamera langsung ke layar monitor tersebut tidak menghasilkan gambar yang jelas.
Ikan yang tampak pada layar monitor juga tidak bisa
diidentifikasi karena warnanya hitam putih.
CCTV
Gambar 18 Sketsa pemasangan CCTV pada bingkai penahan kamera dari stasiun pengamatan bergerak 2.3.8 Hasil observasi menggunakan ”Close Circuit Television” (CCTV). Pengamatan pada obyek penelitian juga digunakan Close Circuit Television (CCTV). Namun oleh keterbatasan pada alat tersebut pengambilan gambar tidak dapat dilakukan.
Sungguhpun demikian CCTV juga memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penggunaan CCTV dalam pemantauan di bawah air, antara lain: (1) Pada pengamatan bawah air yang dilakukan dengan menggunakan CCTV pergerakan ikan di sekitar fyke net dapat dipantau tetapi karena CCTV yang digunakan tidak dapat merekam gambar yang diterimanya maka perekaman gambar dilakukan dengan menggunakan kamera langsung ke monitor pemantau tetapi hasilnya kurang jelas apalagi kalau cahaya disekitar monitor terlalu terang. (2) Dapat dilakukan pemantauan dalam jangka waktu yang lama asalkan tersedia beberapa accu 12 V yang telah penuh berisi listrik.
34 Kekurangan penggunaan CCTV dalam pemantauan di bawah air, antara lain: (1) Hasil pengamatan di dalam air kadang membingungkan terutama untuk membedakan apakah yang teramati adalah bagian sayap kiri atau sayap kanan. Sehingga untuk keperluan pengamatan maka harus ada tanda yang dibuat untuk membedakan kedua sayap fyke net tersebut dengan cara membuat berbeda antara warna dan bentuk pelampung pada kedua sayap fyke net. (2) Harus dilakukan oleh minimal dua orang. Seorang mengoperasikan dan mengarahkan CCTV dan seorang mengamati obyek pada layar monitor. Hal ini kadang membuat arah CCTV tidak sesuai dengan keinginan pengamat karena operator yang mengarahkan CCTV yang menyelam ke dalam air tidak dapat mendengar instruksi pengamat. 2.4 Kesimpulan dan Saran 2.4.1 Kesimpulan Teknik observasi terhadap tingkah laku ikan karang secara insitu dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu mulai dari teknik yang sederhana dengan pengamatan langsung secara visual hingga menggunakan alat bantu perekam gambar bergerak berupa kamera digital bawah air, video bawah air dan kamera CCTV. Kondisi
pencahayaan
dan
tingkat
kekeruhan
perairan
sangat
mempengaruhi hasil dan kualitas gambar yang diperoleh dari kamera digital bawah air karena program ”movie” pada kamera digital belum mampu memanfaatkan cahaya remang secara maksimal. Pengamatan tingkah laku ikan dari tempat yang tinggi di atas permukaan air hanya baik untuk ikan-ikan yang bergerak di kolom air tetapi sulit untuk memantau ikan yang berada di dekat dasar perairan karena tersamar oleh warna dan bentuk dasar perairan.
35 2.4.2 Saran Pada pengamatan tingkah laku ikan secara insitu sebaiknya tidak hanya mengandalkan peralatan pemantau, tetapi juga harus melengkapinya dengan peralatan pengukur parameter lingkungan berupa alat pencatat kondisi arus, suhu, salinitas perairan dan intensitas cahaya. Untuk pengambilan gambar bergerak (movie) di dalam air sebaiknya menggunakan kamera video terutama kamera video yang telah mampu memanfaatkan cahaya remang dan inframerah. Close Circuit Television (CCTV) sangat baik digunakan untuk pengamatan bawah air yang kontinu dan dalam jangka waktu yang cukup lama tetapi harus menggunakan CCTV yang beresolusi tinggi, mampu menangkap gambar yang berwarna dan memiliki kemampuan menangkap gambar dengan cahaya inframerah. Sebaiknya digunakan peralatan bantu robot bawah air yang mampu dikontrol dari jauh untuk menggerakkan kamera atau CCTV ke arah objek yang diinginkan oleh operator sehingga bidang gambar yang ditangkap oleh peralatan tersebut dapat diperluas. Untuk pengamatan di dalam air sebaiknya menggunakan stasiun pengamat di atas air yang multifungsi, yaitu memiliki ruang pengamatan yang tertutup dari cahaya matahari sehingga pandangan ke dalam air dapat lebih jelas. Stasiun tersebut harus bisa berfungsi sebagai tempat berlindung yang aman bagi para peneliti dikala cuaca buruk, tempat untuk beristirahat dan juga tempat yang aman bagi peralatan observasi yang rentan terhadap panas matahari dan air laut.
Daftar Pustaka Aronov MP. 1971. A Study of Fish Behavior and Underwater Research Techniques. p. 14 – 17. In: Alekseev AP [ed.]. Fish Behavior and Fishing Techniques. Israel Program for Scientific Translations, Jerussalem.
36 Bradbeer RS, Lam KKY, Yeung LF and Ku KKK. 2005. Real-time monitoring of fish activity on an inshore coral reef. Presented at Oceans 2005. (ieeexplore.ieee.org/iel5/10918/34367/01639811.pdf ;12 Juni 2009). Crosby MP and Reese ES. 1996. A Manual for Monitoring Coral Reefs with Indicator Species: Butterflyfish as Indicators of Change on Indo-pasific Reefs. Office of ocean and coastal resource management, National Oceanic and Atmospheric Administration, Siver Spring MD. 45 pp Helfman GS. 1983. Underwater Methods. P. 349 – 369. In: Nielsen LA and Johnson DL [eds.]. Fisheries Techniques. American Fisheries Society, Bethesda, Maryland. Hemingway KL and Elliott M. 2002. Field Methods. P 410 – 509. In: Elliott M and Hemingway KL. [eds]. Fishes in Estuaries. Blackwell Science Ltd. Oxford. Portt CB, Coker GA, Ming DL, and Randall RG. 2006. A review of fish sampling methods commonly used in Canadian freshwater habitats. Canadian Technical Report of Fisheries and Aquatic Sciences 2604. 51 P. (WWW ; 25 Januari 2011).