BAB II TINJAUAN PSIKOLOGI ANAK, BUSANA ANAK DAN TEKNIK PATCHWORK
2.1. Psikologi Anak 2.1.2 Pengertian Psikologi Anak Menurut kamus umum I3ahasa Indonesia, psikologi adalah pengetahuan gejalagejala dan kegiatan-kegiatan jiwa (W.J. S. Pocrwanarminta Menurut asal katanya , psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno, ari kata psyche dan logos. Secara etimologis atau pengertian ladhiyah, berarti jikva, roh,sukma, atma atau napas hidup, dan logos berarti ihnu atau Drs. E Usman Efendi;1993:1). Dengan demikian secara Fsikologis berarti ilmu jiwa. atau suatu studi tentang jiwa, tentang rolt, tentangskema dan tentang napas hidup dalam jangka waktu cukup lama. 2.1.2 Psikologi Perkembangan Anak Sejak berabad-abad yang perhatian terhadap seluk belak kehidupan su da h diperhat ikan. S edikit nya dari sudu t p erkembangan agar b isa mempenaaruhi kehidupan anak kearah kesejahteraan yang diharapkan. Banyak universitas pendidikan dan ahli teologi memberikan pandangan mengenai i-ac:an latar belakang perkembangannya serta pengaruh-pengaruh keturunan dan lingkungan hidup terhadap kejiwaan anak. Pada akhir abad ke-17, seorang filsuf Inggris yang terkenal John Locke mengemukaka n bahwa penga lama n dan pcndidikan bagi a nak merupakan faktor yang paling mencntukan dalam perkembangan anak. Menurut Prof. Dr.sc dtami Munandar dalam buku nya "Mengembangka n Bakat dan Kreatijitas Anak Sekolah" membagi masa anak mcnjadi cmpat masa, yaitu: a. Masa bayi, yaitu sejak lahir sampai akhir masa kedua b. Masa anak awal atau masa masa anak sekolab, yaitu dari permulaan tahun kctiga sampai usia 6 tahun. Masa ini disebut pula masa anak pra seko lah karena pada usia ini anak mulai masuk Kclompok Bermain dan Taman Kanakkanak. c. Masa anak lanjut atau masa anak sekolah, yaitu dari usia 6-12 talum. Nlasa ini disebut pula masa anak usia sekolah dasar, karcna pada masa itu biasanya ia duduk disekolah dasar.
www.stisitelkom.ac.id
1
d. Masa remaja, yaitu dari tisia 13-18 tahun. Pada masa itu anak menjadi matang secara seksual dan merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa ( litami Munandar; 1987:1). Pada setiap perkembangan, anak diharapkan dapat melakukan tugas-tugas tertentu sesuai dengan tingkat perkembangannya. Pada masa ba yi anak mulai me nalla yat i ob ye k-ob yek diluar diri sendir i dan saat melat ib rungs i-fu ngs terutama fungsi-fungsi yang berkaitan dengan gerakan dari badan. Masa anak awal ada lah masa pe mge nalan du nia ob ye kt if c filu ar dir i s end iri, d iser ta i penghayatan yang subyektif. Pada masa ini anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya tam an kana k-kanak) dan ia mulai belajar menge nal arti prestasi, peker jaan da n tu ga s-tu gas ke wa jib an. Mas a a nak se ko la h, anak mencap ai obyektifitas yang tinggi, masa mcnyclidik, mcncoba dan bereksperimen. Setelah usia 13-18 (masa temaja) pentuda pemudi Icbih mengarabkan minatnya pada lapanuaa hidup konkrit, yang clahulu hanya dikenal secara subyektif belaka. B e r d a s a r ka n h a l; - ha l t e r s e b u t d i a t a s m a ka p e r k e m b a n g a n b i s a didefunsikan sebagai perubahan-perubahan fisik, fisis, scbagai hasil dari proses pcmatangan fungsi-fungsi psikis dan fisis pada diri anak. Hal irii ditunjang 1eh faktor-faktor lingkungan dan proscs belajar dalam pasage waktu tertentu menuju kedewasaan. 2.1.3 Perkembangan Anak Masa Prasekolah Masa bayi berlangsung sejak dilahirkan sampai kurang lebih usia satu tahun, dan masa anak kecil berlangsung antara usia 1 — 5 atau 6 tahun. Ciri yang paling menonjol pada masa ini, ialah berlangsungnya pertumbuhan jiwa dan badan dengan memperoleh berbagai ketrampilan seperti berjalan, berbicara, menagunakan anggota badan, berhubungan dengan orang lain dan sebagainya. Pada masa ini inulai timbul konsep "Aku ", yaitu masa d imana anak mulai menyadari dirinya sebagai Sesuatu yan g terpisah dari orang lain. Secara sosial pula pada masa terscbut anak masih terikat dengan keluarganya. Lingkungan keluar ga terSebut merupakan lingkungan pertama yang dikenal anak scbclum ia menge nal lingkunga n yang lebih luas lagi, yaitu lingkungan se kola h dan masyarakat. Pengalarnan masa kanak-kanak .mcmpunyai pengaruh yang besar sekali kepada proses perkembangan seorang anak. Peristiwa yang dialami pada masa tersebut akan mcmpcngaruhi dan menimbulkan gejala-gejala kelainan, penyesuaian diri pada masa selanjutnya.
www.stisitelkom.ac.id
2
2.1.4 Perkembangan Anak Masa Sekolah Dasar Masa sekolah dasar diawali dengan tercapainya kcmatangan sekolah anak. Masa ini merupakan batu tonggak dalam hid upnya, ditandai olch banya k perubahan dalam sikap dan prilaku. Menurut para ahli psikologi ada korelasi yang siknifikan antara perubahan bentuk badan dan perkembangan jiwa, sehingga perkembangan fisik anak sekolah merupakan patokan bagi ketnatangan jiwanya (Utann Munandar 1996:4). Dari lingkungan yang sempit, yaitu lingkungan keluarga, anak mulai mengenal dan memasuki fingkungan sekolah yang lehth luas Di sekolah hasilhasil kebudayaan bangsa dan jamannya diambil atill pada diri anak. Dengan pcnaambilan alih budaya ciiharapkan anak dapat mcmpelajari hasil-hasil budaya bangsanya sendiri untuk untuk kemudian inampu bertingkah laku sesuai norrnanorma sosial dan norma lingkungan sekolah. Teori pengamatan menurut usia seperti yang diutarakan oleh Singgih Gunarsa dalam bukunya "Dasar dan Teori Perkembangan Anak da1ahsebagai berikut: Priode usia 7-8 tahun Segala hasil pengamatan incrupakan kasan keseluruhan,sifatnya rnasih samarsamar, selanjutnya kesai ini dilengkapi dengan daya khayal anak. Olch karena itu anak usia ini suka sckali pada dongeng-dongena , kisahkisalt, legenda dan cerita khayal. Periode usia 8-10 tahun Anak s u d ah b isa memb er ika n b agia n- b agia n, t et ap i b e lu r n mampu menghubungkan satu dengan yang lainnya dalam satu kesatuan. Unsur khayalan sudah mukti diganti dengan pengamatan pada kenyataan. Periode usia 10-12 tahun Pengamatan Icbih bersifat pada kennyataan dan kritis, anak sudah mulai bisa melakukan pengamatan secara masuk akal dan karena wawasan serta akalnya itulah anak sudah mulai bisa menagabungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan ( Singgih D. Gunarsa; 1990:15) Masa ini disebut juga Gang age atau masa suka berkelompok karena bagi ana k usia ini p eran kelo mpok seba ya sa ngat berarti baginya . Ia sa ngat mendambakan penerimaan oleh kelompoknya. Baik dalam penampilan perilaku maupun dalatn ungkap2n diri (bahasa) ia cenderung meniru kelompok sebaya. Pada masa sekolah dasar, pada umumnya anak lebih mudah diasuh dibandingkan dengan masa kanak-kanak atau masa remaja. Akan tetapi kebutultan tentang busana pada anak usia sekolah dasar hampir sama dengan
www.stisitelkom.ac.id
3
masa kanak-kanak tcrutama dalam hal penzgunan bahan, motif, dan warna (terutama pada masa kelas-kelas rendah sekolah dasar). 2.2 Busana 2.2.1 Pengertian Busana Busana adalah segala sesuatu yang kita pakai mulai dari kepala sampai ujung kaki (Ita. A Mamdy ;1985:3). Dalam hal ini termasuk: Semua benda yang melekat dibadan seperti, baju,sarung, dan kain panjang. Semua benda yang melengkapi dan berguna bagi sipemakai, seperti selendang, topi, sarung tangan, kao kaki, scpatu, tas dan ikat pinggang . Semua benda yang gunanya menambah keindahan bagi sipemakai, seperd hiasan rambut, giwang, kalung, dan lain-lain. Pada dasarnya kata pakaian dan busana mempunyai arti yang sama Hal ini juga diungkapkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia bahwa busana istilah lamanya adalah pakaian (W.J.S. Poenvadarmita;1982:172) kata busana 4akai dalam dunia mode yang menyangkut keindahan. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia di samping kebutuhan tempat tinggal dan pangan. Pada mulanya pakaian hanya berguna untuk melindungi tubuh manusia dari pengaruh alam seperti hujan, panas, dingin,dan debu. Tetapi lambat laun sesuai d engan kemaju an jaman fungsi p akaian tidak hanya sebagai alat untu k melindungi tubuh, akan tetapi pakaianpun berguna untuk memperindah diri dan sebagai syarat suatu peradapan, kesusilaan dan keagamaan 2.2.2 Fungsi Busana Pada awal sejarah kehidupan manusia dalam melindungi tubuhnya dari uejala alam adalah dengan mengoleskan lemak binatang pada tubuhnya serta membakarnya dengan abu. Upaya kedua agar mereka memperoleh penghargaan dan dapat berbangga diri serta disegani, adalah dengan menoreh tubuhnya dengan benda tajam dan mewarnai torehan tersebut dengan bahan warna Uari alam. Biasanya makin banyak hiasan pada tubuh akan semakin baik dan semakin disegani dan dihargai. Dengan demikian jelas bahwa pertama tubuh memerlukan se su atu untuk melindu nginya dari p engar uh alam. Kedua bahwa denga n berbusana atau bcrpakaian seseorang akan memperoleh pcnghargaan. Lebih dari itu pakaian merupakan kebutuhan pokok disamping pangan dan papan. Selain berperan sebag,ai alat pclindung dan kebutuhan pokok, sesuai dengan kcmajuan jaman, pakaian berperan pula untuk peradapan, identitas, status dan keindahan. Berdasarkan. hal tersebut diatas fungsi busana adalah sebagai berikut:
www.stisitelkom.ac.id
4
Fungsi fisik Busana adalah penutup aurat dan bagian tubult lainnya dengan konsep tertentu agar memungkinkan keleluasaan bergerak pemakainaya, selain itu busana adalah pelindung tubuh dari pengaruh alam. Funtasi Psikis Ke yak inan d iri s eseorang dalam berbusa na s angat me nentu ka n bagi keberasilan dalatn proscs so sialisasi. Dengan demikian bu sana adalah pendukung secara moril bagi pemakainya. Fungsi Simbolik Busana dapat menggambarkan identitas pemakainya, yaitu menggambarkan status dan kedudukan dalam masyarakat. Apakah dia itu pria, wanita, anakanak, dewasa dan sebagainya. Fungsi Estetika Busana mcrupakan ungsur keserasian bagi tubuh pemakainya. Setiap orang ingin terhltat cantik, dikagumi dan dihargai, hal ini dapat dicanai antara lain dengan penampilan yang secara karakteristik dapat diungkapkan dalarn busana., 2.2.3 Klasikasi Busa na Busana dapat di bagi berdasarkan jenis, tempat, dan waktu, yaitu: Berdasarkan jcnis kelarnin dan usia dibagi mcnjadi : busana pria, busana wanita.. Berdasarkan fungsi dibagi menjadi : busana dalam dan busana luar. Berdasarkan tempat dibagi menjadi : busana sehari-hari. bUsana kerja. busana olah raga, busana pcsta, busana formal, dan busana scmi formal. Berdasarkan waktu dibagi menjadi: busana pagi, busana siang, dan busana ma1a m 2.2.4. Busana anak Anak rnengalami irarna pertumbuhan yang berbeda, dan ada yang cepat bertambah tinggi, ada yang. lambat. Pertumbuhan anak lehin tampak pada lebar bahunya. ada kalanya anak umur 6 tahun sama besar dengan anak tanur 7 tahun dipengaruhi bermacam-macam Lktor, seperti; keturunan, c;ri bangsa, keadaan iklim, makanan, cara hidup, dan lain sebagainya. Adanya bentuk yang berbeda-beda dalam usia yang sama menjadi perhatian bagi para orang,tua dalam memilihpakaian untuk anaknya. Setiap orang tua berusaha supaya anak dapat berpakaian rapi dan bersih, sehingga ia kelihman segar, dan menarik. SaYang sekali pada anak-anak pakaian cepat menjadi kotor dan tidak rapi sebab sibuknya ia bergerak dan bermain, maka
www.stisitelkom.ac.id
5
orang tua perlu menyediakan jumlaa pakaian yang lebih banyak, agar pakaian anak dapat sering diganti. Anak umur 1-10 tahun di bagi dalam dua golongan, yaitu masa pra sekolah dan masa sekolah. Usia 1-5 tahun adalah masa pra sekolah dan usia 5-10 tahun termasuk usia anak sekolah. Perbeclaan anak pada usia ini terdapat pada ukuran tinggi anak serta lebar bahunya, sedangkan ukuran lingkar pinggang serta lingkar badannya tidak banyak berbeda. Dalam mode barat ditetnukan istilah toddler's untuk anak usia 1-3 tahun, dan children untuk anak usia 3-10 tahun ( Nuraini Sutantyo ;1984:1). Istilah ini digunakan untuk memb edakan model pakaian yang scsuai untuk kelompok umur masing-masing. Desain pakaian anak juga harus memperhankan prinsip-prinsip desain seperti pada pakaian orang dewasa. Diusahakan ada perbandingan bentuk yang scrasi untuk bentuk badan anak, dcmikian pula garis-garis mengikut: garis model, seperti letak garis pinggang yang ditinggikan , garis luar yang dikembangkan dan lainlain. Pakaian anak-anak banyak menggunakan jenis kcrah berbaring atau kerah pipih, karena leher anak masih pendek. Semuanya ditunjukan pada bentuk badannya yang kecil. Begitu pula pada iratna desain serta pusat perhatian. Dalam mendesain juga haru s memperhatikan perkembangan dan tingkah laku anak schingga dapat dihasilkan suatu dcsain busana anak yang sesuai untuk usia dan jiwa anak. Akan tetapi hal utama yang harus diperhatikan dalarn mendesain atau inemilili busana anak, adalah pernilihan bahan pakaian, motif, teknik dan warna. a. Bahan Tekstil Pengertian bahan tekstil berasal dari kata "tekxtil" (bahasa Inggris), berasal dari .bahasa latin "textere" yang artinya menenun; memiliki penjabaran, yaitu kain yang diperoleh dengan memintal , tnenertun, merajut, menganyam, atau membuat jala benang yang diperoleh dari berbagai scrat (Ensikplodia Nasional Indonesia ;1991:169-170). Semua pakaian dibuat dari tekstil dan tempat tinggal dibuat nyaman dan menarik menggunakan tekstil, dan setiap orang menggunakan tekstil dari mulai lahir hingga meninggal dunia. Tekstil dalam perkembangannya mengikuti perkembangan dunia mode dan sesuai dengan perubahan gaya hidup m anu sia. Per tu mb u han b a ru da lam p ro sc s produ ksi t eks t i l m en yeb a b kan perubahan pada tekstil, perubahan ini terdapat pada serat, benang, kontruksi kain, dan penyempumaan. Semua unsur merupakan keperluan akan keindahan tekstur, daya tahan,dan kenyamanan dari kain. Akan tetapi tekstil baru yang diciptakan dapat menimbulkan masalah bagi konsumen, terutama apabila salah dalarn menyeleks i tekst il u ntuk kebutuhan rumah tangga atau pakaian. Unt uk m enge t ahu i b a gaim ana kain d icipt a kan d an d igu nakan aka n me mb er ikan pengetahuan dasar yang baik
www.stisitelkom.ac.id
6
untuk menyeleksi dan mengerti sifat-sifat kain yar.g scsuai dengan yarIQ kita butuhkan. b. Motif Tekstil Pengertian motif adalah; sebab-sebab yang menjadi potongan, tindakan seseorang, dasar pikiran atau pendapat, sesuatu yang menjadi pokok (dalam cerita atau gambar) (W.J.S. Pocrwadarminta;1983:1074). Jadi pengertian motif, adalah ga m b aran bentuk yang merupakan sifat dan corak suatu perwu jutan yang diterapkan chatas kain. Motif secara garis b esar dap at dibedakan menjadi dua, yaitu; motif tradisional dan motif moderen. Pengertian tradisional dan modercn menurut Prof Dr. JS Bad udu — Zain dalam Kamu s U muin Bahasa Mdo nesia adalah, tradisional; menurut tradisi (adat istiadat) sudalt menjad i kebiasaan, tetap dilakukan seperti itu turun temurun dari dahulu hingga sekarang. Modern; terbaru, n-tutahir, hasil atau proses kerja yang membuat sesuatu menjadi moderen (Badadu — Zain ;1996:1531 dan 905). Mehhat pengertian diatas maka definisi dari motif tradisional dan moderen adalah: Motif tradisional, adalah bentuk khas suatu daerah atau negara tertentu yang telah terpatri dari tahun ketahun, bahkan telah mentradisi dan balcu dalam bentuk serta pembuatannya. Namun demikian pada awalnya motif tradisional tidak lepas dari pengaruh yang datang dari budaya bangsa Sebagai co ntoh: batik, ada pengaruh bentuk 1ndia,Cina,dan Arab, jumputan palembang yang dinegara lain dikenal dengan istilah tie dyedjuga mengalami pengaruh dari luar. Motif moderen, adalah motif yang disajikan secara bebas dalam bentuk simbolik,maupun ekspresif dengan teknik dan warna moderen. Secara umum, motif moderen dapat diklasifikasikan antara lain: floral, abstrak, etnik, dan geometris. Motif mempunyai peranan yang sangat penting dalam penarnpilan busana, selain itu Corak atau rr.otif sanat berperan dakun kegiatan berkarya khususnya desain tekstil, karena corak atau motif mempunyai ungsur penguat untuk membentuk komposisi desain yang indah. Motif akan lebib indah apabila dalam penempatanya menggunakan ungsur wama yang sesuai. c. Warna Menurut Katuus Unium Bahasa Indonesia warna adalah, kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan untuk benda-benda yang dikenainya (Departemen Pendidtkan dan Kebudayaan ;19881008). Sedangkan menurut Yusuf Affendi, warna adalah ungsur rupa yang paling mudah tertangkap oleh mata. Warna juga paling mudah menimbulkan kesan pada perasaan, sehingga
www.stisitelkom.ac.id
7
merupakan yang paling akrab dikenal manusia (Yusuf Affendi;1976 99). Warna mempunyai nilai psikologis, para ahli psikologi melalui percobaan mengatakan bahwa, warna dapat memberikan suasana hati sipemakai, oleh sebab itu warna berpengaruh kuat terhadap ernosi. Ditinjau dari segi pengaruh warna terhadap emosi, wama dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu: Kelompok warna sejuk (tenang) Warna yang termasuk kelompok ini memberikan pengaruh sejuk dan tenang terhadap perasaan Kelompok warna panas Warna yang termasuk kelompok ini memberikan pengaruh hangat, panas, terang, meransang, terutama untuk warna —warna yang mendekati merah. Setidaknya ada beberapa pendapat tentang warna yang dicacat sebagai teori warna diantaranya, yang banyak dipetik mamfaatnya adalah: a. Teori warna Newton Sir Is aac Newton (1642 -1727) mengemuka kan teo ri emis i hu bungan munculnya warna dengan cahaya matahari. Percobaan Newton dalam hal ini analisa cahaya matahari mclalui sebuah prisma yang mcnghasilkan bianglala atau pelangi. Wama has il u raian caha ya le wat p r i sma ini : merah, jingga , hijau turguoise, biru ultramarme — violet. b. Teori Warna Brewster Teori warna Brewster merup aka n a na lisa hasil campuran tiga warna p r ime • d a lam s u at u p ro s es li ng kar a n w ar na. S e c ar a s ed e rh a na Bre w s te r me nga nggap bahwa w ar na d as ar terc iiri dari biru, ku ning dan mera h ya ng kemudian berkembang menjadi pertemuan warna-warna dalam lingkaran warna. Secara mendasar tiap wama memb erikan efek psikologi tertentu bagi manusia sccara mental dan emosional. Busana yang menggunakan warna — warna aelap memberikan kesan maskulin, tua, canagih, keras, pribadi yang kuat, dan• dapat menandakan suasana yang resmi. Kebalikan dari warna-warna gelap adalah wama pucat seperti merah muda, biru muda dan kuning muda ya ng berkesan halus, lembut, cian umumnya dipergunakan pada pakaian bayi dan anak-anak. Sedangkan wama-wama yang dominan kearah merah ditambah intensitas yang tinggi akan mengcsankan keceriaan , merangsang sirkulasi darah, dan keaktifan. Karena itu warna ini sering dijumpai pada pakaian olah raga.
www.stisitelkom.ac.id
8
Warna sangat memeganQ peranan pentin g dalam menghadirkan suatu desain, salah satunya adalah tekstil untuk keperluan pakaian anak-anak masa sekolah dasar. Warna juga merupakan ungsur yang mampu menarik perhatian seseorang terhadap busana, baik yang sedanz dipajang ditoko-toko maupun yang sedang dikenaka n o:eh seseorang Penempatan warna pad a busana dapat dilakukan dengan berbagai teknik pengerjaan, salah satu teknik yang dipakai dalam penempatan warna pada busana anak-anak adalah teknik patchwork. e. Mode Istilah mode sering diartikan sebagai mode atau gaya, sedangkan model dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai potongan atau contoh (W.J.S. Poerwadarminta ;1983:653). Kata mode itu sendiri berasal dari bahasa Belanda dan Perancis mode' yang dalam bahasa Inggris sama dengan istilah fashion, yaitu gaya busana yang sedang digemari atau sedang populer (W. Roesbani Pulukadang ;1983: 9). Mode biasanya berlaku pada kuru n waktu tertentu tergantung pada kecenderungan trend yang berlaku saat itu. Pada saatnya mode akan mengalami perub aha n d an perula nga n sesuai dengan nila i- nila i ya n g ter jad i dalam masyarakat. Oleh karena itu para perancang busana mempersiapkan rancangannya dan mengadakan prediksi, yaitu suatu perkiraan kecenderungan mode untuk tahun yang akan datang berdasarkan perkembangan mode tahun-tahun sebelumnya. Prediksi biasanya ditetapkan berdasarkan perkembangan dan inforrnasi trend mode yang berlaku secara nasional maupun internasional. Perkembangan mode dinegara kita dipengaruln oleh kebudayaan dan keadaan bangsa kita yang kaya akan jenis pakaian daerahnya. Bangsa kita pun mengenakan busana ala barat seperti rok dan gaun yang dikenakan untuk bekerja atau kesekolah. Hal ini berdasarkan pertimban g an praktis dari paia mengenakan pakaian clacrah atau pakaian adat. 2.3
Teknik Patehwork
2.3.1 Pengertian Patchwork Patchwork adalah ; penjahitan kain perca, kain tambal seribu, potonganpoton an campur aduk (John Echols; 1996:421). Sedangkan rnenurut Katnus Untatn Bahasa Indonesia ' pengertian perca mempunyai arti robekan,potonganpotongan kain (W.J.S Poerwanarminta;1983 976) Menurut Yoshiko, seorang pakar patchwork asal Jepang putchwork adalah potongan-potongan kain yang beraturan. dibentuk dan chsambung sehingga menghasilkan sehelai kain yang lebar dan menawan (Yoshiko :1997;91). Sedangkan Harry Darsono dalam g
www.stisitelkom.ac.id
9
bukunya Seni Sultan Harry Darsono mengartikan Patchwork sebagai seni tarnbal menambal yang terbuat dari potongan-potongan kain pilihan dan dibentuk sesuai motif yang telah direncanakan (Harry Darsono :1992;110). Perca selalu ditunjukan untuk kain van g berupa potong an atau tidak utuh. Kalau mendenzar kata patchwork pada umumnya orang ingat akan kain-kain perca yang disambungsambung atau ditambal-tambal menjadi bad cover, seprey, sarung bantal kursi dan peralatan interior lainnya. Dengan melihat kedua pengertian diatas, maka definisi kerajinan palchwork yang didapat adalah seni dalam merencanakan suatu karya dengan cara menggabungkan potongan kain 2.3.2 Sejarali Patchwork Parchwork pertama kali ditemukan terdapat pada lukisan clinding di Thebe Mcsir ain; mennt;ambarkan sambungan kain pada perahu layar bangsa Mesir kuno di sungai Nil. Data lain mengatakan pada tahun 600 SM di gua Scribu Budha India di temukan kerajinan kain yang tersusun dari ribuan potongan perca berpola gcometris. Dari data te • sebut terlihat adanya u saha manu sia u ntuk memenuhi kebutuhan yang pada saat itu r.iasih terbatas. Di E ro pa p er ke mba nga n ker aji na n kai n perc a Icb ih p cs at se tc lah kembalinya serdadu (crusaders) dari perang salip, para serdadu tersebut kembali dengan membawa panji-panji yang terbuat dari aplikasi kain yang menyolok warnanya. Di samping itu mereka juga mcmbawa dan memakai pakaian tempur yang didapat dari prajurit muslim bangsa Turki atau Arab yang mcreka kalahkan. Pakaian tempur hasil rampasan terscbut dikerjakan denuan teknik guthing, dimana dengan teknik ini marnpu memberikan rasa hangat kepada pemakai, di samping mcmberi perlindungan terhadap gesekan baju besi pada tubub. 2.3.3 Perk emba ngan Kerajinan Ka in Perca Kerajinan kain perca merupakan kegiatan pengrajin yang telah dilakukan turun temurun pada suatu bangsa tertentu. Setiap bangsa biasanya mempunyai eiri-etri khusus dalam karya kerajinan perea tradisi terscbut, misalnya dalain teknik pembuatan, pola ragam hias dan bahan serta warna yang dipilth tidak selalu sama. Beberapa ciri khas yang terdapat pada kerajinan kain perea bangsa terteniu didunia. diantaranya: Libanon Kaum lelaki di Libanon biasanya mengerjakaa proses pengisian dengan teknik • ztalting, mereka mengisikan serat katun mentah diantara dua lembar kain
www.stisitelkom.ac.id
10
dengan semacam tongkat yang berbentuk pipih. Setelah scrat pengisi terisi pcnuh kernudian diratakan dengan cara menepuk-nepuk hingga rata. l agant hias dibuat dengan dengan menjahit tembus ketiga lapisan tersebut diatas, dan hiasanya bercorak geornetris. Syria Pengrajin Syria memakai teknik yang tidak terlalu berbeda dengan teknik yan dipakai ol2h para peng,rajin Lihanon. Merekit mentakai benung atau kur sebagai out/ine atau pinggiran pola yang telah disatukan dengan kain dasar dibelakangnya. Mereka juga menerapkan teknik aplikasi untuk hiasan pada sarung bantal atau g
Brazil Masyarakat dan pengrajin Berazil telah mengenal kerajinan kain perca dengan baik sejak puluhan tahun yang lampau. Mereka sering metnakai pola menyerupai balok kayu yang disusun dengan memakai bahan pita bagian dalam kemeja yang telah usang. Teknik khusus lainnya yang digemari adalph dengan membiarkan . satu sisi pola kain perca tidak terjahit. sehingga menggantung dan memberi kesan tia dimensi Hawai Teknik aplikasi diperkenalkan oleh kaum penginjil dengan mernbawa bahan kain yang sangat terbatas. Mereka mernbuat pola aplikasi dengan cara terlebih dahulu mclipat kain yang akan dibuat sebagai ragam hias. Has:: yang didapat adalah bentuk geometris atau simetri antara satu sisi dengan lainnya. India Pengrajin kain perca India lebih sering memakai teknik aplikasi, dan cara penthuatan ragam hias aplikasi tersebut hampir sarna dengan cara pngrajin di Hawai. Mereka melipat kain yang akan menjadi pola ragam hiasnya terlebih dahulu. Colombia Teknik aplikasi leb ih di g emari pcngrajin Colombia, mcreka rnemiliki teknik khusus yan g dinamakan mola. Mola dibuat dengan cara membuat lubang dengan pola tertentu diatas sehelai kain, kemudian diletakkan diatas atau dibawah kain yang lain, selanjutnya kain tersebut dilubangi menurut pola sebelumnya. Hal ini dilakukan terus menerus hingga menjadi 6-7 lapis.
www.stisitelkom.ac.id
11
Afghanitan Kerajinan kain perca pada masyarakat di Afghanistan berfungsi scbagai hiasan jendela, atau juga sering didapatkan pada selimut pcnutup binatang ternak. Teknik folded- patchwork sebagaimana pada pengrajin di Brazil • uga digunakan di Afgbanistan, yaitu menjahit pada satu sisi saja dan sisi yang lain dibiarkan menggantung. Amerika Seni irii dibawa keAmerika oleh para prajurit perang kctika mercka kembali dengan mengenakan pakaian dalam dari perca. Di Amerika seni ini menjadi kerajinan tangan yang sangat disukai oleh rakyat. Karya perca rakyat Amerika pertama berbentuk potongan —potongan kain yang dijahit hingga menjadi kain yang luas, dan merupakan penjahitan potongan kain tanpa pola dan desain khusus. Sesuai dengan tuntutan dan kemajuan jaman, kerajinan kain perca terus berkernbang sampai sekarang. Para pernbuat perca baru, memberikan ciri-ciri unik lain dengan membuat derctan-deretan setik perca dengan mengikuti garis bentuk perca. retapi ada pula yang rnasih tetap mempertahankan atau menggunakan cara lama hanya untuk memperoleh penQartili visual. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka ke•ajinan kain perca dapat dikelompokan dalam dua bagian besar, yaitu: a. Kerajinan Kain Perca Tradisional Kerajinan kain perca tradisional merupakan kerajinan yang dilakukan sccara turun ternurun, menurut tradisi (adat istiadat) yang sudah ada pada setiap negara tertentu. F3iasanya terdiri dari tiga lapisan, yaitu: lapisan bagian atas, lapisan bagian bawah atau penunjang dan lapisan bagian tengah atau pengist. Dahulu digunakan serabut kelapa untuk mengisi bagian tengah, tctapi lama kelamaan orang mulai membuat lapisan tengah dari bahan tebal, lunak dan hatus yang disebut domette. Fungsinya adalah sebagai penyekat elesien dari panas dan dingin. Perca tradisional kebanyakan mcmakai bahan katun dan puliester yang memiliki tenunan rapat. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam
www.stisitelkom.ac.id
12