BAB II LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Tinjauan Desain
2.1.1 Pengertian Desain Tekstil Kata desain berasal dari bahasa Inggris, yaitu design yang berarti rancangan, rencana,tujuan, dan maksud. Dalam buku Desain Mode Tingkat Dasar (Dra. Chodijah, 2001: 2), desain didefinisikan sebagai sesuatu yang disusun berdasarkan garis, bentuk warna, value dan tekstur yang menghasilkan kesan secara visual melalui suatu proses. Tekstil berasal dari kata Textile dalam bahasa Ingris yang berarti barang tenun. Tekstil dihasilkan dengan cara memintal, menenun, ,erajut, merenda, melepasi, dan mengempa benang atau serat menjadi selembar kain untuk busana da keperluan lainnya. Berdasarakn uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa desain tekstil berarti suatu proses merancang, merencanakan, menciptakan dan mengolah susunan garis, bentuk, warna, value dan tekstur yang mengandung nilai estetik yang diwujudkan melalui motif diatas kain untuk memnuhi kebutuhan manusia akan sekarang.
2.1.1.1 Pengolahan Desain Teakstil Desain tekstil dapat dibedakan menjadi dua golongan, antara lain : 1. Desain Struktur (Structure Design) Desain
struktur
merupakan
suatu
upaya
penciptaan
desain
yang
memanfaatkan struktur susunan tenunnan. Hal ini dicapai melalui struktur jalinan atau kerapatan, kerenggangasn, jenis anyaman, perbedaan bahan atau jenis serat, ukuran benang, tekstur dan warna benang. Selain itu, desain struktur dapat dihasilkan dengan teknik rajutan. 2. Desain Permukaan (Surface Design) Desain permukaan merupakan suatu usaha perancangna desain dengan cara pemberian hiasan berupa corak atau warna diatas kain yang telah selelsai ditenun. Desain permukaaan umumnya dilakukan setelah pembuatan desain struktur yang fungsinya memberi nilai tambah atau keindahan suatu benda.
www.stisitelkom.ac.id
1
2.1.1.2 Jenis-jenis Desain Permukaan (Surface Design) Jenis-jenis Surface Design diantaranya adaalah : 1. Batik Suattu cara melukis diatas kain (kain mori, katun, tetoren, dan lainnya) dengan cara melepasi bagian-bagian yang berwarna dengan lilin yang disebut malam. 2. Printing Printing atau sablon adalah teknik yang bisa dilakukan secara mekanik dengan menggunakan mesin printing ataupun manual dengan menggunakan papan screen yang telah diafdruk, diletakan diatas kain kemudian diberi cat, misalnya pigmen. 3. Celup Ikat Celup ikat merupakan teknik mengikat kain dengan tali, jelujur, lipat, diisi sesuatu dan lain sebagainya kemudian dicelup menggunakan pewarna tekstil atau dicolet pada bagian-bagian tertentu yang diinginkan. 4. Patchowork Sambung-menyambung potongan kain yang tidak utuh dengan cara menjahit, baik menggunakan mesin jahit ataupun manual menggunakan tangan. 5. Embroidery Menghias kain kulit dengan cara menggunakan jarum dan benang, serabut atau jalur kulit sesuai media yang dikehendaki. 6. Imbuh Menghias kain dengan menambah beads, sequin
atau payet diatas
permukaan kain tersebut. 7. Painting Melukis ragam hias diatas permukaan kain dengan menggunakan kuas dan cat khusus tekstil.
www.stisitelkom.ac.id
2
8. Airbrush Teknik
membuat
permukaan
kain
menjadi
lebih
menarik
denganmenggunakan semprotan khusus, sehingga menimbulkan efek-efek gradasi dan nuansa warna yang menarik. 9. Quilting Seni melepasi hasil patchwork dengan material lembut seperti Dacron kemuian dijahit mengikuti arah patchwork atau garis-garis artiktik lainnya.
2.1.2 Tinjauan Wayang Purwa 2.1.2.1 Gambaran Umum Tentang Wayang Purwa Istilah wayang purwa, yang sekarang dikenal dengan sebutan wayang kulit adalah salah satu hasil budaya Jawa. Dinakmakan wayang, karena secara harfiah berasal dari kata wewayang yang berarti bayangan, dan dalam bahasa Inggris berarti shadow, dimana siapapun yang melihat pertunjukan wayang hendaknya dilihat dari balik layar/kelir. Dengan begitu, maka seolah-olah wayang itu bergerak sendiri tanpa ada yang menggerakan. Namun secara filosofis, wayang berarti gambar. Yaitu gambaran tentang manusia, khususnya mesyarakat Jawa dan um umnya nusantara yang disaat itu masih tepecah-pecah kedalam beberapa kerajaan. Dinilai dari budaya, yaitu sifat manusia yaitu baik dan buruk/jahat. Namun dari segi pendalangan, sifat manusia itu dibagi menjadi empat macam yaitu amarah, suwiyah, mutmaiamah dan lauwamah. Amarah berarti satu sifta manusia yang cepat marah, berangasan dan suka menghakimi. Suwiyah berarti orang yang bersifat banyak keinginan, suka kepada yang indah-indah. Mutmaimah berarti orang yang bersifat welas asih, suci dan berbakti sedangkan Lauwamah adalah orang yang bersifat tamak, serakah dan sebagainya. Tetapi oleh masyarakat Jawa secar aumum hanya dikenal dua sifat yaitu baik dan buruk/jahat. Sedangkan purwa berarti awal, kuno (purba) atau asli (original), tetapi yang dimaksud disini adalah awal mula, sehingga wayang purwa berarti sesuatu alat untuk menyampaikan ajaran tentang baik dan buruk/jahat yang pertama kali dilakukan oleh masyarakat Jawa khususnya, kemudian oleh para wali (Sunan Kalijaga waktu itu) dipakai untul menyebarkan agama Islam.
www.stisitelkom.ac.id
3
2.1.2.2 Kategori dan karakter Ada beberapa kategori dari wayang purwa atau wayang kulit, yaitu : 1. Kantongan yang mewakili raja dan permaisuri, pangeran dan putri raja 2. Putran dan putren, mewakili kelompok bangsawan lelaki dan wanita 3. Para dewa, pandita termasuk budayawan, pertapa dan guru 4. Patih, punggawa termasuk aparat dan punggawa lapisan bawah 5. Para denawa meliputi raksasa dan raksesi termasuk anak-anak raksasa 6. Para warna termasuk kera, dagelan termasuk punkawan dan pelayan lainnya 7. Ricikan termasuk tentara, kendaraan, binatangm surat, dan sebagainya, gegamel warni-warni termasuk banyak jenis persenjataan. Sedangkan dari karakter perorangan, dapat disimpulakn dari tinggi badan, cara berdiri, bentuk mata dan warna badan. Status sosial ditentukan oleh pakaian dan ornamen. Sedangkan orang jawa mengklasifikasikan wayang menjadi halus dan wayang kasar.
Muka Keprbadian karakter dilukiskan oleh muka, khususnya bentuk mata dan hidung. Ad beberapa jenis bentuk dari mata, hidung, dan mulut. Kebanyakan karakter n\bangsawan mempunyai bentuk mata yang memanjang dan miring. Nampak setngah tertutup (liyepen, jahitan atau gabahan/seperti gabah), hidung lancip, lebih bundar dari pada liyepen tetapi masih memanjang. Hidung panjang dan bagus (sembeda) dan sedikit mengangkat diujung. Yang kasar, fisik kuat atau keras (dan atau bengis) mempunyai bentuk mata telengan (bundar terbuka seluruh pupilnya). Hidung menonjol kuat dan bulat, mulut terbuka menyeringi dengan bibir tebal menampilkan kedua baris giginya.
www.stisitelkom.ac.id
4
Gambar 2.1 Jenis-jenis mata wayang Sumber : Lordly Shades, Wayang Purwa Indonesia
Tinggi badan Tinggi besar member 8imbol fisik yang kuat dan besar, keras dan kurang control diri. Bentuk postur yang sedang, memiliki kontrol diri yang baik dan memiliki kecakapan, kemahiran dan
sebagainya. Sedangkan bentuk langsing, badan kecil,
menunjukan kehalusan budi bahasa.
Warna badan Warna hitam menunjukan kedewasaan dan ketenangan atau kesentausaan. Warna merah menunjukan mempunyai nafsu dan keinginan yang tedak terkontrol, warna putih menunjukan agak berubah-ubah, dan dapat juga menunjukan silsilah bangsawan, ketampanan dan kecantikan. Kuning menunjukan kecantikan atau kerabat raja. Sedangkan warna emas untuk member hiasan
kepada wayang. Warna muda
biasanya menunjukan figur yang lebih muda. Beberapa tokoh penting mempunyai warna lbih muda atau lebih emas sebelum tengah malam.
Postur tubuh Posisi kepala dan kaki juga menunjukan karakter. Bentuk tumungkul (menunduk), menunjukan sabar, mungkul (dedikasi) dan kalem. Muka langak (keatas) menunjukan hal yang berlawanan. Muka lurus kedepan (longok) adalah netral. Posisi kaki bermacam-macam ada yang tertutup. Menunjukan sangat berhati-hati, terubuka menunjukan kecepatan dan kemampuan.
www.stisitelkom.ac.id
5
Pakaian dan ornament Pakaian menunjukan status dan fungsi dari wayang itu sendiri. Begitu juga hiasan kepala serta ornament lainnya.
Gambar 2.2 Hiasan kepala wayang Sumber : Lordly Shades, Wayang Purwa Indonesia
Gambar 2.3 jenis pakaian dan ornamen wayang Sumber : Lordly Shades, Wayang Purwa Indonesia
2.1.2.3 Material dan Proses Pembuatan Bahan untuk membuat wayang kulit adalah kulit kerbau karena lebih mudah dibentuk menjadi tipis dan tebal dan terhadap perubahan iklim. Kulit kerbau yang dipilih umumnya dari kebo wanci pengaron yaitu kerbau yang berumur sekitar dua atau tiga tahun (gudel). Kulit gudel ini lebih baik, fleksibel dan mudah dikerjakan. Kulit segar dengan hati-hati dikeringkan atau dijemur kemudian direndam dengan calcium solution selama dua atau tiga hari dan malam agar menjadi lemas dan rambut mudah dibersihkan. Kulit kemudian dibentangkan dengan bingkai kayu atau bamboo dan dijemur dipanasi matahari. Kalau sudah cukup kering dibersihkan dan
www.stisitelkom.ac.id
6
dihaluskan dengan pangot (pisau kecil , pendek dan tajam) Sampai mencapai ketebalan yang diinginkan. Dibasahi sekali lagi, kulit digosok dengan lap dan ditaruh dibingkai kemudian dijemur sekitar lima hari. Kulit kemudian digulung dan disimpan ditenpat yang hangat dan bervetilasi baik, misanya didapur. Kulit ini dinamakan kulit sakebar. Proses pembuatannya, kulit kemudian dipotong menjadi tiga bagian, dinamakan kulit sekacu. Secara tradisional, figure wayang dilaruh diatas setiap potongan kulit kemudian di gores dengan “untu walang” yaitu pen dari logam. Tetapi pada waktu sekarang, digambarkan dengan pensil selanjutnya dipertebal dengan yenta, kemudian dipotong, dan dinamakan lakaran. Unutuk mempermudah dalang memainkan wayang maka pada bagian kaki harus lebih tebal dari pada bagian bahu, agar lengan yang akan disambung fleksibel, bagian kepala tidak terlalu tipis, tetapi cukup tebal untuk memperlihatkan profil dari figure itu agar cukup jelas. Pakain, dekorasi, dan rambut dari figure wayang, dipahat diatas landasan kayu dengan pahat khusus dan ganden (perlu dari kayu). Pada tahap ini dinamakan tahap “gebingan”, artinya kulit sudah dipotong menjadi bakal wayang. Langkah selanjutnya membuat kreasi pada muka dengan memotong hidung, gigi dan mata yang akan menentukan karekter dari wayang itu sendiri. Pekerjaan ini dinamakan “ambebab”. Untuk beberapa figure, garis muka dan badan, rambut, dipotong dengan pisau kecil yang sesuai. Setelah pemotong semua selesai, maka tahap selanjutnya dinamakan menyungging (mewarnai/mengecat). Cat dasar yang digunakan untuk mewarnai wayang adalah oyan (lampion hitamChinese lamp-black), gincu (merah), atau watu (kuning tua/boreh), bakaran balung (putih abu tulang) dan nilai werdi (biru nilai). Kemudian wayang disepuh atau apabila itu tterlalu mahal, dicat dengan cat bronz. Campuran dari kelima warna dasar menghasilkan warna lain,tetapi wayang sebelumnya harus dikasih warna dasar putih. Untuk membuat cat warna-warna dicampur dengan ancur lempeng (lem kayu) dan kulit buah kepoh (larutan ekstrak alkali dari kulit buah jangkang). Setelah pengecatan disepuh, kemudian wayang diratakan dengan menjepit diantara dua papan tebal dipabrik. Lengan atas dan bawah disambungkan kebahu, dinamakan tetg (pasak dari kulit atau tulang) kemudian gagang untuk memainkan dipasang (cempitit). Untuk membuat supaya wayang bisa berdiri dipasanglah gapit. Keduanya biasanya dibuat dari
www.stisitelkom.ac.id
7
tanduk banteng atau dari tanduk sapi albino dari Sulawesi. Setelah semua dilkaukan, jadilah wayang yang dapat dimainkan.
Gambar 2.4 Proses pembuatan wayang Sumber : Lordly Shades, Wayang Purwa Indonesia
Gambar 2.5 Struktur wayang kulit Sumber Shades, Wayang Purwa Indonesia
www.stisitelkom.ac.id
8
2.1.2.4 Penyebaran Wayang Purwa Sebagai pertunjukan teatrik, pertunjukan wayang purwa menggunakan bahasa jawa, kadang-kadang menggunakan bahasa Jawa kuno/klasik. Dapat dikatakan, bahasa yang dipakai adalah bahasa Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dari apa yang terlihat tentang sejarah dari daerah ini sekarang, diperkirakan bahwa wayang purwa tumbuh pertama kali di Jawa Tengah, dimana tercatat dalam sejarah mundur ke 732 AD(tarih Mesir) dan pendirian kerajaan hindu Mataram, dimana hanya 200 tahun kemudian tercatat dalam sejarah bahasa, jawa timur dan kemudian Bali sebagai pusat kerajaan dimana wayang kulit ditulis. Karena itu, walaupun pada syair/sajak abad 11 ada referensi tertulis bahwa pertunjukan wayang purwa dating dari jawa Timur,namun menurut buku Lordly Shades karangan pandam Guritno tahun 1984, sangat beralasan bahwa wayang purwa telah dikenal sebelumnya di Jawa Tengah. Selama akhir ribuan tahun, wayang purwa muncul dimana orang Jawa berada . mereka mengadakan pertunjukan didaerah orang Jawa bermukim, misalnya Kalimantan Selatan, dan dipermukimkan di Sumatra Utara, Malaysia dan Suriname di Hindia Barat. Pada waktu orang Eropa datang ke Jawa, mereka melihat bahwa wayang merupakan elemen penting dalam kehidupan orang Jwa, dan ini menimbulkan interest mereka akan wayang purwa. Dalam laporan tahunan Batavia Society pertama tahun 1778 yang dibuat oleh Belanda, dalam studi kesenian di Indonesia, berisi kertas kerja panjang mengenai legenda wayang sebagai sejarah supranatural dinasti Jawa dan kerajaan-kerajaan. Koleksi-koleksi wayang kemudian muncul dari waktu kewaktu didunia barat. Satu fenomena muncul sejak akhir perang dunia kedua, satu interest yang baik di Indonesia setelah perang kemerdekaan. Sekarang, dimana-mana mereka belajar, mulai dari masyarakat, para sarjana dan artis tertarik wayang purwa dan menjadikan sebagai seni/gaya kehidupan. Bahkan sampai ke Amerika Serikat, Jepang, Australia , Inggris dan Belanda. Para sarjana dan artis datang ke Indonesia untuk mempelajari wayng purwa di Jawa.
www.stisitelkom.ac.id
9
2.1.2.5 Sumber cerita Sumber cerita wayang diambil dari sejarah Hindu, datang dari India yaitu Ramayana dan Mahabrata. Dalam cerita Ramayana bercerita tentang roman percintaan antara prabu Rama raja Ayodya, dan istrinya yang bernma Dewi Sinta, yang diculik oleh raja Alengka, Rahwana. Kemudian terjadi perang besar antara dua Negara hingga akhirnya Rama bertemu kembali dengan Sinta. Dalam Mahabrata, bercerita tentang perang saudara turunan Brata yang memperubutkan Negara Astina, antara Pandawa dan Kurawa yang akhirnya dimenangkan oleh Pandawa. Dalam dua ceriat tersebut, muncul satu ajaran yaitu benar dan salah, dimana kebenaran pada akhirnya akan menang.
Gamabar 2.6 Karakter dari Cerita Ramayana (a. Rama dan shinta;b.Rahwana; c.Hanom) Sumber : Lordly Shades, Wayang Purwa Indonesia
Gambar 2.7 Karakter Pandawa 5 dari cerita mahabrata (a.Puntadewa;b.Werkuda Bima;c. Arjuna; d.Nakula; e. Sadewa) Sumber : Lordly Shades, Wayang Purwa Indonesia
www.stisitelkom.ac.id
10
2.1.2.6 Perkembangan Wayang Purwa Perkembangan wayang purwa khususnya di Jawa, di tandai dengan menculnya kerajaan Mataram yang kemudian terpecah menjadi dua, yaitu Sukarta dan Yogyakarta. Oleh Karena itu, sebagai pusat perkembangan, terbelah versi atau dinamakan gagrag untuk menunjukan identitas masing-masing kerajaan. Selanjutnya secara umum wayang purwa terbagi kedalam dua versi atau gagra, yaitu gagra Sukarta dan gagra Yogyakarta. Sedangkan daerah lain biasanya kombinasi dari kedua versi tersebut, atau modifikasi dari versi keduanya terdapat banayak perbedaan antara versi Yogyakarka, namun dari segi wayangnya itu sendiri, wayang Yogyakarta biasanya lebih gemuk dan merupakan wayang mlaku (posisi berjalan) sedangkan versi Sukarta lebih kurus dan merupakan wayang tancep (kalau ditancap kaki belakang ambles dan kai depan pas disiten/batang pisang). Unutk wayang putren, kalau versi Yogyakarta wironnya kedepan dan kalau surakerta ke belakang, dan lain sebagainya.
2.1.3 Tinjauan busana 2.1.3.1 Pengertian Busana Kata busan dari bahasa sansakerta bhusana, dalam bahasa jawa dikenal dengan busono. Dalam kedua bahasa tersebut, artinya sama yaitu perhiasan. Namun dalam bahasa Indonesia terjadi pegeseran arti busana menjadi pakaian. Meskipun demikian, pengertian busana dan pakaian ada bedanya, dimana busana mempunyai konotasi pakain yang indah atau bagus. Secara umum busana adalah bahan tekstil atau bahan lainnya yang dijahit atau tidak dijahit yang dipakai atau hanya disampirkan untuk penutup tubuh seseorang (Riyanto, 2003:1).
2.1.3.2 Jenis-jenis Busana Busana berdasarkan karakter penampilan, yaitu: 1.
Busana ready To Wear Busana ready to wear adlah jenis busana yang dapat dikenakan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya (wearability), biasanya diproduksi secara mssal atau terbatas dalam berbagai pilihan ukuran dan warna serta yang
www.stisitelkom.ac.id
11
terpenting adalah ketahanan dan proses perawatan serta pemeliharaan busana ini tidak rumit. 2. Busana Art Wear Busana yang merancang lebih nmenonjolkan aspek estetika dibandingkan aspek fungsional. Artwear diproduksi secara manual dan dilakukan dengan pengerjaan tangan, bukan mesin. 3. High Fashion Dalam bahasa Indonesia berarti adibusana, yitu busana yang proses produksi dan pengerjaan rumit, materialnya memiliki kualitas tinggi, perhatian dan perlakuan khusus terhadap aspek detai, jahitan busana serta ketepatan dengan bentuk tubuh dan eksklusifitas kuantitasnya yang sangat terbatas.
2.1.3.3 Teori Fungsi Busana Fungsi busana berdasarkan teori terbagi menjadi empat, yaitu : 1. Teori kesopanan (Modesty Theory) Teori ini berpendapat bahwa fungsi busana didasarkan nila-nilai moral dan kesopanan. 2. Teori Ketidaksopanan (immodesty Theory) Teori ini menjelaskan bahwa pakaian dikenakan untuk menonjolkan bagian tibuh yang seharusnya ditutupi dengan tujuan untuk menarik perjatian orang lain. 3. Teori perlindungan (Protection Theory) Pakaian sebagai perlindungan tubuh berfungsi untuk melindungidiri terhadap cuaca, zat kimia yang berbahaya, gigitan binatang dan lain-lain. Hal yang harus dilindungi bukan hanya fisik, tetapi juga psikologis. 4. Teori keindahan (Decorative theory) Teori yang mengutamakan estetika, agar si pemakai terlihat menarik. Tujuan teori berhias ini untuk mempercantik atau membuat terlihat lebih menarik. Dari keempat teori yang sudah dijelaskan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam perancangan suatu busana harus memikirkan aturan-aturan yang dapat
www.stisitelkom.ac.id
12
menunjang terbentuknya rancangan busana dan dapat disesuaikan dengan lingkungan social dan budaya.
2.1.3.4 Aspek-aspek Perancangan Busana Penjabaran aspek-aspek perancangan antara lain: 1. Aspek Fungsional Aspek fungsional adalah sesuatu yang berhubungan dengan bagaimana busana tersebut ‘bekerja’, hal tersebut terkait pada bagian ataupun keseluruhan dari busana. 2. Aspek Struktural Aspek struktural dari busana menunjukan konstruksi, bagaimana bagianbagian dari busana bergabung menjadi satu untuk meemnuhi fungsinya dan saling berhubungan antara satu dan yang lainnya. Aspek structural busana harus selaras dengan struktur tubuh manusia. 3. Aspek Dekoratif Aspek dekoratif hanya untuk memperindah busana tersebut. Unsur dekoratif yang diterapkan pada busana harus menjadi bagian dan selaras dengan aspek fungsional serta struktural. Warna, ragam hias, detail konstruktif serta aplikasi adalah bagian dariaspek dekoratif yang diterapkan pada busana.
2.1.3.5 Prinsip-prinsip Desain Busana Prinsip-prinsip adalah pedoman, teknik atau cara, metode bagaimana menggunakan dan menyusun unsur-unsur untuk menghasilkan efek tertentu. Prinsipprinsip desain yang penting dalam pembuatan desain adalah : 1.
Harmoni Harmoni adalah prinsip yang mencerminkan kesatuan melalui pemilihan dan susunan unsure-unsur, ide-ide dan tema. Sesuai dengan idea tau tema desain ini akan dihasilkan desain busana yang berbeda-beda.
2.
Keseimbangan Keseimbangan adalah prinsip yang digunakan untuk memberikan perasaan tenang dan stabil dengan mengatur unsure-unsur seperti bentuk
www.stisitelkom.ac.id
13
atau warna yang dapat menimbulkan perhatian sama pada bagian kiri dan kanan dari pusat 3.
Proporsi Proporsi adalah suatu prinsip yang digunakan untuk memberikan kesan sesuatu kelihatan lebih besar atau kecil. Proporsi atau perbandingan dapat member penngaruh terhadap penglihatan seseorang.
4.
Irama Irama dalam desain dapat diartikan sebagai sesuatu pergerakan. Pergerakan yang berirama ini dapat dicapai dengan cara pengulangan sesuatu secara teratur atau berselingan sehingga tidak membosankan.
5.
Aksen Desain harus mempunyai suatu bagian yang lebih menarik dari bagianbagian lainnya. Dan ini disebut pusat perhatian/aksen. Aksen pada busana dapat berupa kerah yang indah, ikat pinggang, lipit kup, kerutan, bros, syal, warna dan lain sebagainya.
2.1.4 Tinjauan Teknik 2.1.4.1 Textile Painting Melukis merupakan salah satu pelepasan ekspresi manusia yang diungkapkan sejak dulu. Waktu itu manusia berekspresi dan berkomunikasi melalui gambar yang dilukiskan di dinding gua, sehelai daun, dan pada permukaan kulit binatang. Namun dengan perkembangan jaman dan pesatnya teknologi, kegiatan melukis ini tidak saja berfungsi sebagai ungkapan ekspresi, tapi juga sebagai mata pencaharian. Demikian pula dengan media lukisnya. Kalau dulu menggunakan dinding gua atau batu, kini bisa dilakukan diatas kertas, kanvas, bahkan tekstil sekalipun. Pewarnaan yang dulunya masih menggunakan sumber dari lam, seperti tanah, kapur dan tumbuhan, sekarang dapat dibuat melalui industri pewarna misalnya cat. Manusiapun berkreasi dengan
dapat
mudahnya melalui koleksi warna yang beraneka ragam. Seiring
dengan kemajuan jaman, ketika kebutuhan manusia terus bertambah, fungsi melukis yang dulu merupakan ekspresi atau lat komunikasi saat ini dapat berfungsi sebagai hiasan atau dekorasi dari suatu benda.
www.stisitelkom.ac.id
14
Kain yang dapat digunakan dengan teknik painting pun beragam seperti chiffon, satin sutera, katun hingga kanvas dan denim. Pewarna yang digunakan juga beragam, disesuaikan dengan jenis kain yang digunakan.
2.1.4.2 Prinitng/Sablon kata sablon konon berasal dari bahasa Belanda yaitu schablon. Dalam kmaus Besar Bahasa Indonesia, sablon didefenisikan sebagai pola berdesain yang dapat dilukis berdsarkan contoh. Cetak sablon atau cetak saring telah lama dikenal oleh bangsa Jepang sejak tahun 1664. Yuzensai Miyasaki dan Zisukeo Mirose mengembangkannya denagn menyablon
kain
kimono
beraneka
ragam
motif.
Penyablonan
kimono
ini
dilatarbelakangi oleh kebijakan kaisar yang melarang penggunaan kimono dengan motif tulis cetak tangan yang karena harganya yang sangat mahal. Dengan kebijakan tersebut harga kimono dapat ditekan sehingga kimono motif sablon mulai banyak digunakan masyarakat Jepang. Sejak saat itu teknik cetak sablon terus berkembang dan merambah ke berbagai Negara. Sablon pada massa itu belum menggunakan kain gasa atau screen, mereka masih menggunakan teknik pencapan atau menggunakan model cetakan atau mal. Pada tahun 1907, Samuel Simon mengembangkan teknik sablon menggunakan chiffon sebagai pola (form) untuk mencetak. Bahan inilah yang merupakan cikal bakal kain gasa untuk menyablon. Dengan cara ini, tinta yang dicetak dialirkan oleh kain gasa. Itu sebabnya teknik ini dikenal dengan sebutan silk screen printing yang berarti mencetak menggunakan kain saring sutera. Seiring dengan perkembangannya, teknik sablon berkembang menjadi beberapa macam teknik, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan screen/kain saring Metode yang paling umum dalam dunia percetakan sablon. Dengan menggunakan screen atau kain saring untuk mencetak warna desain ke bahan, satu screen berarti satu warna. Jadi, jika desain terdiri dari tiga warna maka screen yang digunakan juga ada tiga. 2. Direct To Garment (DTG)
www.stisitelkom.ac.id
15
Teknik ini dapat langsung mencetak desain ke media yang diinginkan dengan menggunakan mesin print khusu. Teknik ini memiliki kelebihan untuk desain yang terdiri dari banyak warna namun tidak bisa mencetak di bahan berwarna dasar hitam. 3. Heat Press Transfer Heat press menggunakan energy panas dan tintan transparan yang dibuat khusus dicetak diatas inkjet paper sebelum ditransfer ke bahan dengan menggunakan mesin press. Desain dengan full color dan kualitas sangat tinggi dapat dicetak menggunakan teknik ini. 4. Heat Trasfer Viny Mesin ini sangat cocok untuk mencetak huruf-huruf di bahan. Mesin viny ini digunakan untuk memotong kertas viny warna khusus. Hasil potongannya direkatkan ke bahan dengan mesin Heat Prees Trasfer
2.1.5 Psikologis Remaja Akhir Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual)sehingga mampu berproduksi. Menurut Konopka di dalam buku perkembangan psikologi Anak &Remaja, masa remaja ini meliputi masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja madya (15-18 tahun) dan masa remaja akhir (17-21 tahun). Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai masa “Strom and Stress”, frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan teralineasi atau tersisihkan dari kehidupan sosial budaya orang dewasa. Secara psikologis,masa ini merupakan permulaan masa dewasa. Emosinya mulai stabil dan pemikirannya mulai matang (kritis). Remaja sebagai individu yang sedang dalam proses berkembang atau menjadi(becoming), yaitu berkembang kea rah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapainya, remaja meemerlukann bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkunggannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
www.stisitelkom.ac.id
16
2.1.5.1 Ciri-ciri Masa Remaja Akhir Sebagai permulaan masa dewasa, masa remaja akhir memiliki cirri-ciri sebagai berikut: 1. Pada masa remaja akhir, proporsi tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalm semua bagiannya. 2. Remaja sudah mampu menggunakan abstrak-abstrak dan dapat memberikan antara yang nyata dan konkret dengan yang abstrak dan mungkin. 3. Remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat perecanaan dan mengeksplorasikan berbagai kemungkinan untuk mencapainya. 4. Berpikir operasi formal memungkinkan terbentuknya topik-topik baru, dan ekspansi (perluasan0 berpikir. 5. Pertumbuhan fisik mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan lebih intim denganlawan jenis. 6. Mulai memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifatsifat pribadi, minat nilai-nilai maupun perasaannya. 7. Memiliki kecenderungan untuk menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, keniasaan, kegemaran, atau keinginan orang lain. 8. Sudah lebih mengenal tentang nilai-nilai moral atau konsep-konsep moralitas, seperti kejujuran, keadilan, kesopanan dan kedisiplinan. 9. Sedah mampu memahami dan mengarahkan diri untuk mengembangkan dan memlihara identitas cirinya. 10. Dalam kehidupan beragama, remaja sudah dapat membedakan agam,a sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya diantaranya ada yang shalih dan tidak shalih.
2.1.5.2 Perkembangan Remaja Akhir Ragam minat remaja akhir sangat banyak. Minat-minat yanf sangat beragam jumlahnya itu dapat juda didefinisikan berdasarkan banyaknya jumlah orang yang mengalami dan kedudukannya. Minat-minat yang dimaksud, terdiri atas :
www.stisitelkom.ac.id
17
1. Minat terhadap penampilan fisik, dimana para wanita mempelajari banyak hal untuk memperoleh penampilan fisik yang memuaskan hatinya dengan cara berdiet, make-up, olahraga dan mempelajari cara-cara berpenampilan diri yang menarik. 2. Minat terhadap pakaian dan pehiasan. Remaja mulai menyadari bahwa keberhasilan dalam banyak hubungan sosial dan berbagai bidang kegiatan banyak dipengaruhi oleh penampilan pakaian dan aksesoris yang dipakainya. 3. Minat terhadap pemilikan bendan-benda, para remaja akhir mulai menyadari lingkungan sosialnya menilai tinggi status mereka yang memiliki barang-barang yang dapat mengangkat status mereka. 4. Minat terhadap uang, sangat kuat dalam masa dewasa awal dan bersangkutan dengan keadaan sekarang. Secara psikologis, nilai uang yang dipegang saat ini mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan nilai uang dalam jumlah sama yang dimiliki pada masa yang akan dating.
2.1.6 Psikologis warna Menurut Irma Hadisurya dalam Color Workshop dari Femina Group. Warna merupakan unsure paling kuat dalam suatu benda, desain atau kreasi. Selain yang pertama dilihat, juga yang paling diingat. Dari sudut estetika, warna merupakan unsur paling kreatif sekaligus rumit. Warna dapat membuat sesuatu manjadi sangat menarik, tapi bisa pula merusak bila keliru pemakainnya. Dalam desain warna dapat dimanfaatkan antara lain untuk : •
Menciptakan kesan tertentu
•
Menyampaikan pesan, perasaan dan suasana hati
•
Menarik dan mengarahkan perhatian
•
Menciptakan ilusi ruang, jarak, suhu dan sebagainya
•
Menyatukan berbagai objek dalam desain.
Warna dapat member dampak terhadap manusia baik secara psikis, emosional, budaya maupun pribadi. Dan warna berpengaruh pada suasana hati, selera maupun
www.stisitelkom.ac.id
18
energy. Berikut ini adalah dampak warna yang disebut dalam Color Workshop Irma Hadisurya : 1. Merah Merah meningkatkan denyut nadi, tekanan darah, mempercepat nafas, merangsang selera makan, meningkatksn metabolism tubuh. Merah warna paling seksi, membangkitkan gairah dan energy, menciptakan rangsangan, optimistic, provokatif, menuntut perhatian dan action. 2. Oranye Oranye warna riang, hangat, entusiasi, menyenagkan dan sosial. Secara fisik, oranye meningkatkan suplai oksigen ke otak, member efek mnyegarkan dan energik, merangsang selera dan mental, mendorong gerak dan aktivitas. Oranye memadukan energy merah dan keriangan kuning, banyak diterima orang muda karena efeknya menciptakan suasana fun, penuh gerak, ramah dan menimbulkan rasa senang. 3. Kuning Secara umum kuning dianggap warna hangat, riang dan inovatif. Efeknya mendorong spotanitas, kretivitas, merangsang mental dan system syaraf. Kunig juga mengaktifkan memori, konsentrasidam mempercepat metabolism. Secara visual kuning menarik perhatian paling cepat dinbandingkan warna apapun, sehingga banyak dipakai sebagai rambu-rambu. 4. Cokelat Berbagai nada cokelat seperti
bata, tnah, terakot, dan sebagainya sangat
membumi dam member rasa aman. Cokelat warn alami dan organic, mengundang
selera
dan
merangsang
nafsu
makan.
Kerap
dianggap
membosankan dan kotor (warna tanah). Cokelat bersifat ramah, sederhana dan apa adanya. Cokelat member rasa mapan dan teratur, membuat orang merasa aman dan nyaman dalam ruang bernada kecoklatan. Nada cokelat muda (beige, tan) berkesan elegan.
www.stisitelkom.ac.id
19
5. biru sebagai warna langit dan lautan, efek biru menenangkan, member rasa tentram, menciptakan suasana rileks dan suasana meditative. Sebagai warna latar, biru meningkatkan energy dan produktivitas, namun biru menekan selera makan. 6. Hijau Hijau warna kehidupan dan alam. Secara psikis dan mental, hijau menciptakan ketenangan, rasa nyaman, rileks, meringankan depresi dan kecemasan. Ramah, identik dengan alam dan lingkungan. Secara fisik, hijau membuat mata beristirahat, bahkan dipercaya bisa menyembuhkan.
Secara
universal
melambangkan
alam,
kesegaran,
pembaharuan, kesuburan, harmoni, bahkan sudah dianggap warna ikonik lingkungan. 7. Abu-abu Abu-abu merupakan warna ilmu pengetahuan, penuh kebijakan, selain juga klasik, abadi dan konservatif, bermartabat, serta menanyandang kewenangan. Terkendali dan tidak menyolok, abu-abu diangap warna warna penuh kompromi mingkin karena berada di dua kubu ekstrim hitam dan putih. Abu-abu merupakan warna yang sangat netral, praltis aman, karenanya desainer banyak memanfaatkan sebagai warna latar. 8. Putih Selain menyejukan dan menyegarkan, putih juga meningkatkan kejernihan mental, merangsang kemurnian berpikir dan bertindak. Putih melambangkan kemurnian, kebersihan dan kenetrala. Banyak nada dalam putih, tergantung kandungan nada di dalamnya yang bisa menggeser suhu warna serta mengubah efek psiskisnya. 9. Hitam Warna misterius, kekuasaan, kekuatan, menjadi lambing kematian dan kerap dikaitkan dengan kesedihan. Terpengaruh mode, hitam dianggap warna elegan, gaya pretisisu dan sophiticaled. Cocok dipadukan dengan hampir semua wanita, hitam termasuk warna netral. Dipadukan warna-warna kuat hitam menciptakan
www.stisitelkom.ac.id
20
skema warna dramatis, agresif, super intens. Secara fisik melangsingkan, berat dan kokoh. Dan bisa berkesan sangat formal.
2.2
Tinjauan empirik
2.2.1 Aplikasi Motif Wayang Purwa Wayang Perwa atau saat ni dikenal dengan sebutan wayang kulit merupakan kesenian tradisional yangberasal dari Jawa. Biasanya dipertunjukan dalam upacara ruwatan, nazr, dan keepentingan lainnya. Wayang Purwa merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan agar tidak punah.
Gambar 2.8 aplikasi Motif Wayang purwa ke dalam perangkat interior Sumber : dokumen pribadi dan www.goog.le.com
www.stisitelkom.ac.id
21
Gambar 2.9c Aplikasi wayang purwa pada souvenir Sumber : www. Souvenirindonesia.com
Gambar 2.10 Aplikasi wayang purwa dalam bentuk T-shurt dan tas Sumber : dokumntasi pribadi
Gambar-gambar diatas adlah barang-barang dengan motif wayang purwa yang banyak beredar di pasaran. Seperti yang terlihat pada gambar, motif Wayang Purwa lebih banyak diaplikasikan ke dalam pelengkapan interior seperti taplak meja, serbet, sarung bantal, seprei, hiasan dinding, atau ada juga yang mengaplikasikannnya ke dalam bentuk souvenir seperti kapas, pulpen pembatas buku, dan gantungan kunci. Dari segi fashion, pengaplikasian Wayang Purwa biasanya hanya dalam bentuk T-shirt, kemeja formal dan tas dengan desain yang biasa saja dan menonton.
www.stisitelkom.ac.id
22
2.2.2 Busana ready to wear Wanita Pada saat ini kebutuhan akan busana bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan utama manusia, tetapi sudah menjadi gaya hidup dan mode. Oleh karena itu, penerapan desain permukaan kain sangat penting selain bentuk dan ukuran busana itu sendiri. Busana wanita dengan cara bergam motif atau corak banyak beredar di pasaran. Biasanya motif atau corak yang banyak beredar lebih cenderung pada motif flora, animal print, polkadot, garis-garis, geometrid an kotak-kotak. Seperti yang tersapat pada gambar-gambar dibawah ini :
Gambar 2.11 busana redy to wear wanita yang banyak beredar di pasaran Sumber : majalah Gogirl! Dan polyvore.com
2.2.3 Minat Masyarakat Terhadap Wayang Purwa Berdasarkan angket yang telah disebar, didapatkan data mengenai minat masyarakat terhadap penerapan motif Wayang Purwa pada busana ready to wear untuk wanita remaja akhir (17-21 tahun).minat masyarakat untuk perancangan ini sangat positif, ditandai dengan hasil kuesioner mencapai 82% masyarakat yang tertarik pada perancangan ini.
www.stisitelkom.ac.id
23
2.3
Gagasan Awal
2.3.1 Tema Perancangan Tema yang diangkat pada perancangan ini adalah ‘the immorality of Wayang purwa’ yang diartikan sebagai ‘Wayang Purwa yang tidak pernah mati’. Tema ini dipilih dengan alas an, walaupun Wayang Purwa merupakan kebudayaan kuno, namun Wayang Purwa memiliki sejarah yang sangat menarik dan merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan agar tidak pernah punah atau diklaim oleh Negara lain.
www.stisitelkom.ac.id
24
2.3.2 Rumusan Desain Rancangan yang dibuat adalah casual dress untuk wanita remaja akhir (17-21 tahun), kalangan menengah keatas dan tinggal di kota-kota besar. Memiliki sifat open minded, percaya diri, ekspresif, memperhatikan penampilan, aktif, dinamis, fleksibel, dan ingin tampil beda. Pemilihan target konsumen ini diambil berdasarkan kuesioner yang telah disebar dan responden yang tertarik untuk mengisi lebih domain kepada para remaja akhir usia sekitar 17-21 tahun. Tahapan penting dalam rangkaian prises desain adalah mempertimbangkan beberapa aspek, seperti : 1. Aspek Fungsi a. Aspek fisik, yaitu sebagai pelindung tubuh dari pengaruh cuaca, gangguan dari binatang dan mempercantik penampilan. b. Aspek psikis, yaitu menambah percaya diri kepada si pemakai. c. Fungsi estetis, member daya tarik dengan menampilakn karakter-karakter dari cerita Wayang Purwa. d. Fungsi simbolik, untuk menyimbolkan status dan identitas si pemakai. 2. Aspek Estetika a. Motif yang digunakan adlah karakter-karakter Wayang Purwa. b. Warna diambil dari warna-warna yang ada pada Wayang Purwa. c. Siluet busana wanita yang dirancang adalah casual dress yang dapat digunakan untuk sehari-hari. d. Teknik yang digunakan dalam perancangan ini adalah textile painting. 3. Aspek Material Jenis bahan yang digunakan untuk rancangan busananya adalah bahan kaos seperti lacos, PE, DoubleFice, Double Knite dan Imitasilir. Pertimbanangam pe,ilihah bahan adalah karena bahan-bahan tersebut memiliki tekstur yang halus, nyaman digunakan dan tidak panas.
www.stisitelkom.ac.id
25