BAB II TINJAUAN TENTANG SULAMAN BUSANA PENGANTIN ADAT SUNDA
2.1. Sulaman Sulaman merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memberi hiasan pada suati obyek. Biasanya sulaman diterapkan untuk keperluan interior misalnya : sprei, sarung bantal dan guIing, tutup makan, dan taplak meja, untuk keperluan busana misalnya : busana kerja, busana adat, dan busana pengantin. Sulaman pada busana dilakukan untuk memperindah busana, dengan memberi warna dan motif hias yang menggunakan jahitan. 2.1.1. Pengertian dan Sejarah Sulaman Pengertian sulaman, dalam kamus bahasa Indonesia sulam diartikan 'suji" atau 'tekad ( Poerwadarminta; 1996 : 100). Dalam bahasa Sunda, menyulam disebut 'ngabo rdeI ' yan g b er a rti me mbuat h iasa n pada kain de ngan bermacam benang berwarna ( Kamus Umum Bahasa Sunda; 1976:64 ). Sulaman menurut Bernice Barsky dalam buku Aneka Hobi Rumah Tangga adalah Sulaman pemula merupakan contoh sulam - menyulam dewasa ini. Dengan gambar pemandangan, huruf, angka, serta bunga hiasan pinggir yang kebanyakan dikerjakan dengan setik silang pada kain tenunan lurus sebagian besar muncul dari perkembangan yang terjadi di Amerika dan Inggris antara tahun 175(3 dan 1840 (Suwargono Wirono; 1984: 57) Dari pengertian diatas, maka sulaman merupakan kegiatan memberikan hiasan diatas kain, kulit, dan kert a s. M e n yu l a m d a pa t di ke rj a ka n de n g a n m e si n a t a u p u n tangan. Piasanya sulam diterapkan pada bagian – bagian tertentu, seperti pinggiran, sambungan, dan sudut – sudut yang dianggap perlu. Sejarah Sulaman Menurut Jane Williams dalam buku La ttering ln Embroidery teknik menghias kain dengan sulaman terdapat dua kelompok yaitu : Sulaman berwarna dan sulaman putih atau sulaman perancis. Sulaman berwarna dapat menggunakan benang dengan berbagai macam warna, sedangkan sulaman putih benang yang digunakan harus sama dengan bahan dasarnya ( Janica Williams; 1982: 24 ).
www.stisitelkom.ac.id
1
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Pada mulanya sulaman hanya dikerjakan pada kain berwarna putih dengan benang yang berwarna putih pula. Oleh sebab itu maka disebut dengan sulaman putih. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan warna Vain pada saat itu. Setelah terjadi perkembangan dalam bidang tekstil maka sulaman putih banyak dikerjakan ppada kain berwarna, dan warna benang disesuaikan dengan bahan dasarnya. Sulaman putih disebut juga dengan sulaman perancis. Sulaman putih atau perancis biasanya dipergunakan untuk simhol dan ragam alam yang sederhana. Syarat ragam, sulaman perancis, mempunyai bentuk ragam hias yang ter- tentu, seperti : batang, garis, bulatan, dan lain - lain.
1 1111,11
Penggabungan atau komposisi bentuk - bentuk ini akan menghasilkan desain dekorasi yang menarik. Tusuk yang digunakan adalah tusuk rantai untuk pengisi, tusuk pipih untuk penyelesaian, dan tusuk tikam jejak untuk pinggiran. Tusuk rantai,
Tusuk pipih,
Tusuk tikam jejak
t =Keterangan : Pada tusuk pipih harus rapat betul supaya isi tidak kalihatan.
www.stisitelkom.ac.id
2
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Sulaman berwarna, yang dimaksud dengan sulaman berwarna dalam menghias kain adalah sulaman yang menggunaVan bermacam-macam warna benang. Sulaman berwarna biasanya digunakan untuk ragam hias yang sederhana. Ragam hias sulaman berwarna sama dengan sulaman putih, seperti : batang, garis, buIatan. Hanya saja pada sulaman ini menggunakan benang berwarna. Tusuk yano digunakan pada sulaman ini adalah tusuk rantai sebaga.i pengisi, tusuk pipih untuk penyelesaian, dan tusuk tikam jejak untuk pinggiran. 2.1.2. Desaian ( estetis dan motif ) Sulaman Desain menurut kamus umum Bahasa Indonesia sama dengan kata Anggitan, yaitu : Mengubah dan mengarang ( Purwadarminta; 1972: 200 ). Hasil kerja yang bertujuan tertentu dengan cara menyusun, mengubah, dan mengarang dari yang belum ada atau sudah ada menjadi lebih baik, disebut desain. Menurut Imam Imam Buchori Zainuddin dalam buku Paradigma Desain Indonesia oleh Agus Sachari desain menurut pengertian awam adalah : mode, motif, contoh, dan pola ( Imam Buchori Zainuddin; 1983: 80 ). Desain bisa juga merupakan satu rancangan gambar yang nantinva dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa susuna garis, bentuk warna, dan tekstur. Dengan demikian desain dapat diterapkan pada berbagai benda hias yarg ada di lingkungan kita. Suatu desain yang baik akan memperhatikan susunan yang teratur dari bahan-bahan yang dipergunakan sehingga menghasilkan suatu benda yang sesuai dengan fungsinya. Desain menurut Widjiningsih dalam buku Desain Hiasan Busana Lenen Rumah Tangga ada dua, yaitu Desain murni dan desain terpakai. Desain murni adalah desain yang asli keluar dari hati sanubari, sedangkan desain terpakai adalah desain yang mudah dimengerti dan dilaksanakan sehingga semua erang dapat melaksanakannya.(Widjiningsih, Dra; 1983: 46). Desain yang diterapkan pada busana merupakan desain terpakai. Desain ini bertujuan untuk menambah keindahan, dan berfungsi sebagai benda pakai. Untuk. Menciptakan desain yang baik maka harus memenuhi unsur - unsur desain dan prinsip prinsip desain. Unsur - unsur desain a. Garis, garis menunjukan suatu arah, membagi suatu bidang yang dilaluinya, juga menghubungkan dua titik yang berada pada suatu jejak yang bersinambungan.
www.stisitelkom.ac.id
3
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
b. Arah, merupakan suatu aspek arah suatu garis dimana arah garis memiliki efek kejiwaan dan fisik yang kuat,karena arah suatu garis mengarahkan mata dari efek garis tersebut. c. Bentuk, bentuk selalu dinyatakan sebagai suatu kawasan yanq bersifat 2 dimensi atau dimensi yang ditutup oleh garis. (aris tersebut mencipta kan siluet dari suatu kawasan dalam yang tampak datar maupun 3 dimensional. Kekuatan, ekspresif bentuk diperkuat pula oleh kekuatan garis dan ruang. Yang termasuk bentuk 2 dimensi misalnya oval, segitiga, persegi panjang, jajaran genjang, air mata, bujur sangkar. Sedangkan bentuk dimensi misalnya : bola, kubus, silinder, kerucut, piramid, kotak, kubah, lorong. d. Sifat gelap terang, bisa juga disebut value. value merupakan suatu aspek yang bisa dilihat secara bebas dari kedua aspek lainnya yaitu hue ( nama sekelompok warna yang terdiri dari warna - warna merah, hijau, biru, kuning dan ungu ) dan intensitas (menyatakan kecerahan atau kesuraman warna ).Yalue bisa dinyatakan oleh presentase total cahaya yang diserap atau dipantulkan. e. Warna, warna merupakan unsur desain yang pertama kali mampu menarik perhatian seseorang. Dalam penggunaannya ada dua langkah dasar, yaitu : a. Harus mengetahui efek fisik dan kejiwaan yang ingin dicapai yang b. Harus tahu bagaimana mempwrgunakan warna terse but agar bisa mencapai efek yang diinginkan. Prinsip - prinsip desain a. Kesatuan Charmoni; Asas kesatuan merupakan asas yang tidak dapat dibagi-bagi, setiap bagian saling tergantung satu sama lain, sehingga tercipta suatu keutuhan. b. Keseimbangan Keseimbangan visual terjadi dalam cara vang sama dengan keseiimbangan yang ada hubungannya dengan berat, ukuran, kecepatan, dan letak dimana kesemuanya harus saling bekeria sama untuk terciptanya suatu titik keseimbangan. c. Propors d. Suatu desain dikatakan baik apabila memiliki proporsi 'iang baik, masalah desain yang berkaitan dengan proporsi : 1. Mengenai bentuk-bentuk, ukuran, ruang, sehingga timbul hubungan baik terhadap keseluruhannya. 2. Mengenai penciptaan proporsi yang menarik pada suatu desain
www.stisitelkom.ac.id
4
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
e. Irama Irama dalam desain dapat dicapai dengan beberapa cara, misalnya : pengulangan garis, bentuk, tekstur, stur, atau warna yang yan g dapat menghasilkan suatu pola yang berirama. f. Aksen Aksen merupakan efek kejiwaan, menarik perhatian kearah yang dimaksud, berpadu secara baik dengan bagian lain secara dominan. Salah satu cara yang digunakan dalam desain terpakai terpakai yaitu dengan cara memberi sulaman pada benda-benda benda tersebut. Untuk menciptakan motif sulaman yang baik danmenarik harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Penggunaan motif hias terbatas. terbatas b. Padaa hias dan letaknya harus disesuaikan dengan benda. c. Teknik hias harus disesuaikan dengan tekstil yang digunakan dan sesuai dengan pemeliharaannya. Untuk mendapat mctif hias ada beberapa cara, c yaitu : a. Bentuk dari alam Motif ini menggambarkan bentuk benda secara alamiah semua bentuk benda dapat digunakan sebagai motif hias, misalnya rumah, hewan, orang, bunga.
b. Bentuk alam m yang direngg c. Bentuk renggaan atau stilasi ialah bentuk alam yang telah diubah dan disederhanakan, namun masih dikenal bentuk aslinya.
www.stisitelkom.ac.id
5
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
d. Bentuk geometris Bentuk geometris ialah bentuk yang terdapat dalam ilmu ukur, yaitu bentuk bulatan, segi empat, segi tiga, bujur sangkar, garis. Dari motif-motif motif tersebut tersebutm dapat diperoleh motif hias dengan cara : 1. Menjejerkan jerkan atau mengelompokkan bentuk tersabut dengan jarak tertentu. 2. Membagi atau memecahkan bentuk tersebut.
e. Bentuk dasar yang sederhana Motif hias dapat diperoleh dengan cara mengelompokkan bentuk-bentuk bentuk dasar, seperti bentuk titik air, bentuk telur kecil, ecil, bentuk daun, atau bentuk garis tak berujung. Dari bentuk--bentuk tersebut dapat diperoleh motif hias dengan cara
www.stisitelkom.ac.id
6
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
1. Mengelompokan bentuk-bentuk bentuk bentuk tersebut membuat pohon, daun, roset, dan mengisi lingkaran. 2. Membuat binatang dari bentuk daun. 3. Mengisi bidang dengan satu garis yang tersambung
f. Bentuk garis bebas Garis-garis garis dibuat tidak terikat arah. Tergantung dari keperluan untuk mengisi lingkaran, bentuk persegi maupun pinggiran.
Dalam membuat motif ada beberapa pola hias diantaranya dianta : a. Pola hias pinggiran Hiasan pinggiran terjadi dari motif-motif motif yang berulang-ulang ulang danb memiliki arah ke Viri dan ke kanan serta ke atas dan ke bawah. Hiasan ini digunakan pada bagian sisi atau tepi dari suatu benda. Dilihat dari macamnya, pola hias pinggiran dapat dibagi menjadi : 1. Pinggiran Simetris Pinggiran simetris adalah pinggiran pola hias dengan bentuk motif dan warna pada bagian atas maupun bawah sama. 2. Pinggiran berdiri
www.stisitelkom.ac.id
7
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Bentuk motif dan warna pada pola hias pinggiran berdiri lebih besar dan lebih berat pada bagian bawah sehingga tampak makin ke atas tampak makin ringan.
3. Pinggiran Bergantung Pinggiran bergantung ini merupakan kebalikan dari pinggiran berdiri, kesan yang tampak dari pinggiran ini makin ke bawah makin ringan.
4. Pinggiran berjalan Pinggiran berjalan merupakan pinggiran yang diletakkan miring ke sala salah satu arah sehingga tampak seperti berjalan.
5. PInggiran Memanjat Pada pinggiran memanjat motif hias tampak seolah olah bergerak ke atas.
www.stisitelkom.ac.id
8
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
b. Pola Hias Bidang Pola hiasan bidang merupakan hiasan yang letaknya pada masing-masing masing bidang. Motif dari hiasan ini harus sesuai dengan bidang benda yang dihias. Pola hiasan bidang dapat dibagi 1. Hiasan Sudut Hiasan sudut adalah hiasan yang letaknya di masing masin sudut bidang. Motif dari hiasan sudut ini harus sesuai dengan sudut dari benda yang d'hias.
2. Hiasan Pusat Hiasan pusat adalah hiasan yang letaknya didi tengah-tengah tengah suatu bidang. Hiasan pusat dapat diterapkan pada semua bentuk bidang, baik lingkungan, segi tiga, segi empat, maupun bujur sangkar.
www.stisitelkom.ac.id
9
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
3. Hiasan Serak Hiasan serak adalah penempatan motif hiasan yang berulang berulang-ulang dengan teratur serta meletakkan takkan ssedemikian edemikian rupa sehin sehingga gga m motif otif dapat diteruskan kearah manapun dengan tidak bersambungan satu sama lain.
Pola dasarnya motif sulaman tidak j auh berbeda dengan mutif yang terdapat pada batik. Motif pada batik dapat digolongkan ongkan menjadi 2 bagian besar, yaitu : Pe n gg o l o no Pen n oaann po p o l a hi h iaass bbaatt i k tteerr ba gi aatt a s du a golongan besar yaitu 1. Pola-pola pola yang berdasarkan pembagian atau ukuran geometris saperti lingkaran, jajaran genjang, banji, garis miring, kawung, ceplok, titik, dan garis-garis garis pendek yang tersusun secara geometris membentuk pola yang meniru tenunan atau anyaman. yaman. 2. Pola-pola pola yang bersifat tidak geometris, misal : pola hias semenan seperti binatang, lar, tetumbu han bunga, awan, kuncup, gunung, dan batu-batuan. batuan. Pola hias yang lain adalah gabungan antara pola-pola pola pola yang bersifat geometris dan pola semenan. Jadi pemakaian motif pada sulaman tidak jauh berbeda dengan pemakaian motif pada batik. Perbedaannya terletak pada teknik, bahan, dan peralatan yang dipakai. 2.1.3. Teknik, Macam, dan Bahan Sulaman Untuk menampilkan suatu hiasan dengan menggunakan sulaman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya : teknik sulaman, macam sulaman, dan bahan sulaman . Teknik Sulaman diantaranya : a. Menyulam dengan tangan. Antara lain dikerjakan untuk menghias pakaian adat atau sebagai pekerjaan tangan. Peralatan yang dipakai adalah : jarum, benang, dan pemidangan.
www.stisitelkom.ac.id
10
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
b. Menyulam dengan mesin jahit. Untuk menyulam dengan mesin jahit model lama, terlebih dahulu harus dilepas bagian sepatu, dan diturunkan geriginya agar kedua bagian tidak menekan dan menarik kain pada waktu menyulam. c. Menyulamdengan mesin jahit modern, mesin sudah dilengkapi dengan alat -ang bisa mengatur bekerjanya sepatu dan gerigi. d. Menyulam dengan brokat Drokat adalah sulaman pada kain lebar yang dibuat dengan mesin sulam sistim kartu. Kain brokat adalah sulaman penuh pada kain lebar dengan pengulangan pola hias timbul yang berlubang, kain ini biasa dipakai sebagai busana. Ragam yang berlubang-lubang pada brokat mirip pada lubang-lubang sulaman kerancang, lubang tersebut dapat terbentuk karena memang kain dasarnya sudah berlubang, atau lubang dibentuk dengan alat bor pada waktu sulaman dibuat. Mengenai tusuk - tusuk sulam yang dipakai ada beberapa macam, tetapi t usuk dasar sulam itu sendiri ada empat yaitu : tusuk putar, atau balik, tusuk rantai, tusuk datar dan tusuk simpul. Dari tusuk dasar diperoleh aplikasi tusuk sulam yang lain. Macam-macam tusuk sulam a. Tusuk balik, yaitu Tusuk yang bentuknya hampir sama dengan jahitan tusuk tali, kalau tusuk tali jahitan benang yang tampak pada permukaan kain dibuat bergerak, maka tusuk balik jarak diisi dengan cara mengambil jarak melompat pada setiap tusuk. Kemudian tusuk dibalikkan kembali kP belakang sehingga terbentuk deretan rapat pada permukaan kain. b. Tusuk rantai, yaitu Tusuk putar balik yang menghasilkan jahitan seperti rantai. c. Tusuk datar, yaitu : Tusuk lurus yang merupakan dasar dari berbagai jahitan tusuk baik tusuk tepi ataupun tusuk isi. d. Tusuk simpul, yaitu : Tusuk yang dibentuk oleh ikatan, lilitan, dan jeratan benang sehingga membentuk simpul. e. Tusuk tali, yaitu : Tusuk sulam yang paling sederhana. Tusuk itu herupa jahitan jelujur dibentuk oleh turun naiknya benang pada permukaan kain. f. Tusuk pinggir, yaitu
www.stisitelkom.ac.id
11
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Tusuk dengan dasar tusuk tali yang disusun berderet pada permukaan kain sehingga menghasilkan jajaran. Jarak dari panjang tusuk jajaran dapat dibentuk sendiri. g. Tusuk tangkai, yaitu Jahitan yang menghasilkan bentuk lilitan atau lintingan benang seperti tali, disebut tusuk tangkai karena biasa dipakai menyulam motif tangkai, daun, bunga, ranting, dan sulur. h. Tusuk cincin, yaitu Tusuk mata rantai yang diikat ujungnya. i. Tusuk satin, yaitu : Salah satu variasi tusuk datar yang dibuat rapat dan jarang. Umumnya dipakai sebagai tusuk pengisi motif-motif daun. Placam-macam sulaman antara lain a. Kain bersulam benang polos atau warna, misal sula man kristik b. Sulaman aplikasi, yaitu penempelan aneka bentuk potongan kain pada permukaan kain dengan jahitan benang yang warnanya serasi. c. Sulaman karawang yang dibuat dengan tangan, untuk membuatnya ter lebih dahulu henang pakan atau lusi pada sebagian kain dasar dicabut, kemudian bagian tersebut disulam. d. Kain bersulam berkilau-kilau dari payet, dan benang sutra. e. Kain brokat, yaitu sulaman penuh pada lebar dengan pengulangan pola hias timbul yang berlubang dibuat dengan mesin sulam sistim kartu. Macam-macam bahan untuk sulam Segala macam bahan yang dapat dilubangi dengan jarum. Bahan-bahan dapat dibedakan dalam empat kelompok sebagai berikut : a. Kain, meliputi segala jenis kain batik tenunan atau bukan misal : sutra, sifon, strimin. crepe, satin, tule, wol, titoren, dan buludru. b. Kulit, yaitu kulit binatang yang asli atau tiruan. c. Plastik dan karet, yaitu lembaran plastik dan karet yang dapat dilubangi dengan jarum. d. Anyaman kasal, misal : anyaman bambu. 2.2. Busana Dewasa ini kebutuhan terhadap busana semakin meningkat sejalan dengan perkembangan jaman dan aktiftas masyarakat modern. Tujuan dan fungsinyapun tidak hanya sebagai pelindung kesehatan dan memenuhi rasa kesusilaan, akan tetapi lebih
www.stisitelkom.ac.id
12
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
cenderung untuk memenuhi rasa keindahan. keinginan manusia untuk berkarya.
Keadaan
ini
menimbulkan
Cara berbusana, tidak sama pada setiap daerah. Seba-gian besar penduduk daerah sekarang ini menggunakan cara herbusana hangsa Barat dalam kehidupan sehariharinya. Sebagian kecil Iainnya masih ada yang memegang teguh tradisi dengan memakai pakaian tradisional, seperti busana kebaya untuk penduduk jawa. 2.2.1. Pengertian dan Sejarah Busana Pen gertian busana menurut Purwadarm inta dalam k am u s u m um B a h a sa I n do n es i a , a da l a h : Pa k a i a n ( ya n g indah-indah) perhiasan (Pperwadarminta; 1972: 172). Maka busana dapat diartikan pakaian atau perhiasan. Menurut pendapat Arifah A. Riyanto dalam buku Pengetahuan Busana, busana adalah Semua yang kita pakai dari kepala sampai dengan kaki, terbagi atas tiga helompok : bersifat pokok diantaranya : sarung, kain, kebaya, rok dan blus. Bersifat perIengkapan diantaranya : tas, sepatu, ka os ka ki , d an sel e nd an g. Ya n g i st il a h a s i n gn ya disebut 'Milliheris". Bersifat menambah keindahan bagi sipemakai diantaranya : pita rambut, kalung, dan cincin, yang istilah asingnya disebut asesoris. (Arifah. A. Riyanto; 1991: 3). Pada dasarnya busana merupakan semua yang kita pakai dari kepala sampai kaki, selain bersifat pokok, juga bersifat melengkapi dan bersifat menambah keindahan bagi sipemakai, sebagai contohnya : pemakain sepatu, tas, cincin, dan kalung. Pengertian tentang busana, tidak selalu sama antara suku daerah yang satu dengan daerah lainnya. Banyak faktor yang mementukan bentuk busana suatu suku daerah seperti iklim, adat istiadat, kepercayaan, dan pengaruh kebudayaan asing. Pada jaman neolithikum di Indonesia telah dikenal cara membuat husana. Dari alat-alat peninggalan jaman itu, dapat diketahui bahwa kuli kayu merupakan busana jaman pra sejarah di Indonesia. Alat tersebut berupa alat pemukul kulit kayu yang terbuat dari batu. Busana dari kulit kayu dapat dijumpai di beberapa daerah tertentu di Indonesia, misaln a di daerah Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Menurut Arifah A. Riyanto dalam buku Pengetahuan Busana, manusia berbusana dari jaman dulu sampai sekarang mempunyai tujuan untuk : Menutupi badan, sehingga busana mempunyai fungsi sebagai pelindung tubuh, alat penunjang komunikasi dan keindahan. ( Arifah. A.Riyantn; 1991: 57 ). Berikut ini akan diuraikan mengenai fungsi-fungsi busana tersebut.
www.stisitelkom.ac.id
13
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
a. Busana berfungsi sebagai pelindung Fungsi busana sebagai pelindung tubuh adalah mempertahankan diri dari berbagai tantangan alam, misalnya dari angin, panas, hujan, dan sengatan binatang. Untuk memenuhi fungsi pelindung, dalam arti agar tetap sehat, yaitu busana yang dipakai perlu memperhatikan bahan, model, warna yang sesuai dengan iklim, cuaca, atau waktu dimana busana dipergunakan. b. Busana berfungsi sebagai alat penunjang komunika-Komunikasi adalah hubungan antara manusia satu dengan yang lainnya. Salah satu yang dipergunakan pada waktu berkomunikasi maka busana yang dipergunakan perlu memperhatikan kebersihan dan kerapihan, kesopanan, keseragaman busana, dan keindahan keserasian yang akan menimbulkan rasa kagum. c. Busana berfungsi sebagai keindahan. Pada dasarnya manusia adalah mahluk yang senang pada suatu yang serasi dan indah. Untuk memenuhi kebutuhan fungsi keindahan, berbusana pada mulanya manusia membubuhi badannya dengan tatto untuk menghias diri, setelah mereka mengenal tekstil maka bahan tekstil menjadi salah satu sarana yang dipergunakan untuk memperindah bentuk tubuh. Setiap busana dipakai sesuai dengan fungsinya. Busana untuk melindungi tantangan alam misalnya hujan, akan lain dengan busana untuk suatu instansi, faktor penyebab perbedaan karena setiap busana dengan fungsifungsi tertentu akan memiliki hriteria tersendiri, misalnyA, pada bahan, model, dan warna yang dipakai. Pada kenyataannya busana selain dilihat dari fungsi, busana juga dapat dari jenisnya, dilihat dari jenis, busana dibagi atas : busana rumah, busana kerja, busana olah raga, busana rekreasi, busana pesta, busana pengantin, dan masih banyak lagi jenis busana yang lain. 2.2.2. Jenis Busana Menurut Chodidjah claiarn buku Desain Busana, jenis busana dapat digolongkan berdasarkan kesempatan pemakaian, diantaranya : Busana rumah, busana kerja, busana olah raga, busana rekreasi, busana pesta, dan busana pengantin ( Chodidjah; 1982: 155166 ). Berdasarkan jenis busana, maka pemakaian busana harus disesuaikan dengan tujuan. Sebagai contoh, orang yang pergi ke kantor tidak cocok menggunakan
www.stisitelkom.ac.id
14
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
busana pesta, atau busana pengantin, begitu juga sebaliknya. Alasan ini disebabkan karena setiap jenis busana mempunyai ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri busana menurut jenis pemakaian a. Busana rumah Busana yang dipergunakan untuk bekerja dirumah. Pemakaian desain sebaliknya d pilih bentuk busana yang sederhana, busana mudah dicuci, dan busana tetap kelihatan rapi. misalnya : berupa rok, blouse, dan celana panjang. Bahan untuk busana sebaiknya terbuat dari bahan kapas karena mudah mengisap keringat, misal katun, atau santung. b. Busana kerja Busana kerja dapat dipilih model yang sederhana dan sportif, baik berupa rok dan blouse atau gaun. Busana kerja sebaiknya memberikan pengaruh tenang, hiasan busana jangan berlebih-lebihan. c. Busana olah raga Setiap cabang olah raga diperlukan jenis busana tertentu. Seperti busana tenis, busana ski, busana renang, dan sebagainya. Busana olah raga pada umumnya bersifat agak longgar untuk memberi- kan kebebasan bergerak. Misalnya : kaos yang sportif, rok cipit, celana panjang dari bahan kaos. Bahan yang dipergunkan untuk busana olah raga berasal dari serabut alam yang dapat mengisap keringat, misal : bahan kaos, d. Busana rekreasi Busana rekreasi biasanya dikenakan pada waktu bertamasya seperti ke pantai, taman hiburan, atau ketempat-tempat yang banyak dikunjungi orang. Busana yang dapat dipakai seperti celana panjang atau kulot dengan blouse yang diberi hiasan. Bahan busana rekreasi bisa dari katun karena mudah mengisap keringat, dengan warna-warna yang cerah untuk memberi kesan riang gembira. e. Busana pesta Untuk busana pesta model lebih bebas daripada busana sehari-hari. Busana pesta dapat dibuat dari bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan istimewa. Bahan yang dipergunakan untuk busana pesta misalnya : kain renda, beludru, chifon, dan sutra. f. Busana pengantin Busana pengantin merupakan busana yang dipakai pada waktu pernikahan. Busana pengantin dapat dibuat dari bahan sutra, beludru, brokat, dan satin.
www.stisitelkom.ac.id
15
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
2.2.3. Busana Pengantin Busanapengantin adalah busana yang dipakai pada saat seseorang melaksanakan pernikahan, biasanya busana pengantin memiliki perbedaan dengan busana yang lain karena lebih mewah. Busana pengantin salah satu dari busana daerah. Busana daerah menurut Cornelia Jame dan Benny dalam buku Pakaian Tradisional Jawa Barat, yaitu : Busana yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan budaya yang dikaitkan dengan nilai nilai budaya, adat istiadat, dan pandangan hidup beragama. ( Dra. Cornelia Jeme, Benny S. BA dkk ; 1988: ix ). Beragam nilai budaya telah mengembangkan aneka ragam busana dari sekedar penutup bagian-bagian tubuh tertentu, sampai pada ragam busana yang menutup dari ujung kepala sampai ujung kaki. Demikian pula berpangkal pada adat istiadat daerah yang beragam, beragam pula busana yang dapat dipakai untuk keperluan sehari-hari sampai yang hanya patut untuk dikenakan pada peristiwa-peristiwa tertentu. Begitu pula ragam busana bisa beraneka ragam karena keterkaitannya dengan pandangan hidup beragama, seperti kebiasaan orang menghias daun telinga dengan anting-anting ukiran ekstra besar sehingga menimbulkan perubahan daun telinga yang bersangkutan. Semakin paniang daun telinga semakin baik, karena nantinya akan mempermudah masuk sorga, karena dewa-dewa penjaga sorga juga mempunyai daun telinga yang panjang pula. Dilihat dari beragamnya adat istiadat, beragam pula busana pengantin, diantaranya busana pengantin adat Jawa, adat Sunda, dan adat Setawi. 2.3.
Adat
Adat merupakan suatu kegiatan, tindakan, atau cara ya n g d il a k u ka n s ec a ra tu r un t em u r u n, b a i k me ru pa ka n peraturan tertulis atau tidak. Setiap daerah mempunyai adat yang berbeda dengan daerah lain. Penyebab perbedaan adat dikarenakan letak geografisnya. 2.3.1. Pengertian Adat Menurut kamus umum bahasa Indonesia, adat atau tradisi adalah segala sesuatu (seperti kepercayaan, kebiasaan, ajaran, dan sebagainya) yang turun temurun dari nenek moyang. ( Poerwadarminta; 1984: 413). Jadi pengertian adat adalah segala sesuatu baik kebiasaan, ajaran, kepercayaan yang dilakukan secara turun temurun. Pen gertian adat menurut Koentj araningrat dalam buku Kebudayaan Mentalitat dan Pembangunan adalah : Wujud ideal dari kebudayaan secara lengkap, wujud itu dapat kita sebut adat tata kelakuan, karena a da t b er f u n gs i
www.stisitelkom.ac.id
16
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
soba ga i pe n gat ur k e l ak ua n. Sua t u contoh dari adat ialah : aturan sopan santun untuk memberi uang kepada seseorang yang mengadakan pesta kondangan.( Koentjaraningrat; 1974: 11 ) Adat merupakan wujud ideal dari kebudayaan. Wujud ideal adalah segala sesuatu baik berupa pikiran tindakan masyarakat sebagai pendukung kebudayaan. Wujud mengatur, mengendali, dan memberi arah kepada kelakuan perbuatan manusia dalam masyarakat. DaIam fungsi itu secara leblh hhusus berkaitan dengan nilai budaya, norma-norma, dan peraturan-peraturan khusus mengenai berbagai aktifitas sehari-hari dalam kehidupan masyarakat ( seperti aturan sopan santun ). Setiap daerah di Indonesia mempunyai adat yang berbeda. Perbedaan ini karena letak geograf is berupa kepulauan yang beragam dan Ietaknya di persimpangan j a lan a nta ra du a b en ua da n dua sa mud ra be sar. Dari kedua faktor tersebut, mengakibatkan adanya beberapa jenis adat, diantaranya adat Jawa. Sumatra, dan Sunda. 2.3.2. Adat sunda Adat Sunda merupakan adat yang berlaku pada masyarakat suku sunda. Sunda terletak di daerah Jawa Barat. Menurut Harsoyo dalam buku Kebudayaan Mentalitatdan Pembangunan yang disebut suku Sunda, adalah Crarg yang secara turun-temurun menggunakan bahasa ibu dan berasal serta bertempat tinggal di daerah Jawa Parat, daerah yang juga disebut tanah Pasundan. (Harsoyo; 1971: 301) Jadi dapat disimpulkan bahwa penduduk Jawa Barat disebut suku Sunda, Vecuali daerah Jakarta dan pantai Utara yang berbahasa melayu. Bila diteliti lebih lanjut sebenarnya suku Sunda terdiri dari beberapa unsur kebudayaan yang berbeda, seperti gaya hidup, gaya bahasa, adat istiadat. A d a t i s t i a d a t y a n g b e r l a k u d i s u k u S u n d a a d a beberapa macam, diantaranya adat khitanan, adat menjaga o rang hamil, dan adat pernikahan. Berikut ini akan diuraikan mengeani adat-adat tersebut : a. Adat Khitanan B i la m a n a m e m p u n ya i a n a k l a k i - la ki s u da h c u k up unt u k di kh i t a n, su da h m em pu n y ai ke ma ua n un t u k dikhitan, apalagi kalau anak itu sudah mempunyai k e pa n da i an , mi s a l n ya k ha ta m O ur 'a n, i ni suda h menjadi hewajiban orang tua agar anaknya dikhitan. Apalagi crang itu miskin, tidak mampu, atau anak yatim, atau piatu, maka nrang yang didiaminyalah yang menanggung.
www.stisitelkom.ac.id
17
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
b. Adat menjaga orang hamil Adat kebiasaan menjaga perempuan yang sedang hamil sa mp ai b e r um u r dua at a u t i ga b ul a n d is eb ut n ya ngidam. Kemudian kalau sudah lewat tiga bulan disebut hamil atau mengandung. KaIau hamilnya sudah mencapai tujuh bulan, bersiap siap untuk mengadakan sedekah, walaupun adat ini berasal dari Jawa, banyak juga masyarakat Sunda yang meniru. Untuk menentukan waktu sedekah, yaitu dengan cara menghitung tanggal yang ada angka tujuh, biasanya diambil tanggaI yang terakhir yaitu tanggal 27. c. Adat Pernikahan Dalam acara adat pernikahan suku Sunda terdapat aturan-aturan yang harus ditaati oleh kedua mempelai,antara lain 1. Menikah harus disetujui orang tua, pada selamatannya memakai bahan kemenyan dan sajian kepada arwah leluhur. 2. Menikah langsung dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat dan memakai khotbah pernikahan Islam. 3. Pada selamatan diadakan pemberian ucapan selamat dengan bermacammacam kado dan hidangan makan. 4. Pernikahan disahkan oleh undang-undang pernikahan dari pemerintah.
www.stisitelkom.ac.id
18
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1