BABII BATIK PEKALONGAN
2.1 Batik 2.1.1 Pengertian Batik Menurut keterangan Bapak Sutotaruna dari bagian khusus Balai Penyeledikan Batilc Yogyakarta, kata batik berasal dari kata Jawa Kuno yaitu: ba-bo-hobo-hob = bayangan. tik-tiks = hurup = tulisan, gambar Bila ditinjau asal katanya, batik berarti suatu tulisan atau gambaran yang seakanakan mempunyai bayangan. Pada kain batik garis-garis membentuk motif yang berwarna merah muda kekuning-kuningan berdekatan dengan yang berwama kecoklatcoklatan memberi kesan seakan-akan terdapat suatu bayang-bayang antara gelap dengan terang. Beberapa orang dalam bidang perbatikan berpendapat bahwa batik yang baik adalah yang mempunyai garis-garis yang hidup serta mempunyai bayangan yang seakan-akan dapat mengungkapkan gerak jiwa penulisnya. Perkataan batik dalam bahasa Jawa "KROMO" adalah serat yang m.alcsudnya sama dengan tulis. Jacii batikan artinya sama dengan seratan atau tulisan, yaitu coretan atau gambar dengan garis yang mempunyai arti tertentu. Perkataan seratan mengandung arti suatu pekerjaan tulisan dengan tangan, yaitu macam kegiatan yang dalam bahasa asing disebut Hand Werk. Adapula yang mcnyebutkan perkataan batik itu berasal dari perkataan tik, yang sama artinya dengan tes, yaitu mcnitikan lilin keluar dari canring hingga melahirkan lulcisan yang terdiri dari susunan titlic. Baru pada perkembangan selanjutnya titik-titik itu dihubungkan menjadi garis oleh goresan canting. (R.J. Katamsi, Laporan Lengkap Seminar Ilmu dan Kebudayaan, U.N.G.M.A, Sern Kerajinan II, 26 Juni 1956, Yogyakarta, 1956, hal 23). Didalam Encyklopedia Britannica, membatik itu dinamakan Wax Painting. The application ofwax "resist" to various materrials which are crfter wards dyed and certain portions of which are proteced by so that they do not absorb the dye, leaving as result a pattern or design on.
www.stisitelkom.ac.id
1
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Ditinjau dari sudut pengerjaan, batik tidak lain daripada hasil menggambar diatas kain, dengan mempergunakan zat penutup (blasanya campuran lilin) untuk bagianbagian yang sementara tidak boleh menerima warna. Sesuai perkembangan zaman pengertian batik berkembang pula, segala kemungkinan bisa terjadi dimasa depan di bidang Seni Batik sejalan dengan berkembangnya selera, proses pengerjaan, fungsi batik (applied art), bahan, simbolis serta nilai seninya. Motif batik sekarang tidak hanya terdiri dari bentuk-bentuk tradisional saja seperti Parang, kritik, kawung, Sidomukti, Sidoluhur dan lain-lain. Selain motif-motif yang terikat oleh otrum ini, juga terdapat motif-motif bebas yang menunjukan seniman batik dapat leluasa mengekspresikan ilhamnya. Bahan batik juga tidak tergantung dari mori saja akan tetapi dapat dipakai kain sutra atau bahan tekstil lainnya. Selain batik yang ditulis tangan Icita mengenal pula batik cap. Batik adalah proses pengerjaan yang kompleks; ia dikerjakan berdasarIcan teknik, pengetahuan desain, cara pewarnaan yang direncanakan lebih dahulu sehingga seni batik merupalcan salah satu seni kerajinan yang memerlukan keahlian, kecermatan dan ketelaman yang memunglcinkan berhasilnya suatu karya artistik. 2.1.2 Sejarah Batik Asal batik sesurigguhnya tidak begitu jelas tetapi para ahli Arkeologi telah menemulcan fakta bahwa orang-orang Mesir dan Parsi telah memakai pakaian batik dua ribu tahun yang lampau. Demikian pula penduduk di Jepang, Belanda, Tiongkolc, India dan kebanyakan negara-negara Timur. Sangat menarik bahwa di India telah ada suatu pola yang menyerupai desain "Paisley" kuno dari Skotlandia sejak berabad-abad lamanya. Orang Tiong Hoa telah menggunakan proses tersebut bertahun lamanya, ini sebagai cara yang paling baik untuk menggambarkan hiasan-hiasan mereka dalam bentuk desain yang indah, di Afrika telah diturunkan motif-motif suku tertentu secara berulang-ulang dari generasi kegenerasi. Kepulauan Indonesia yaitu pulau Jawa, seni ini telah mencapai puncak perkembangan. Adalah suatu faktor bahwa batik telah terdapat disini sejak abad kesepuluh sesudah Masehi dan sejak itu pula dia telah menjadi satu dengan sejarah dan kebutuhan orang-orang Jawa sehingga tidak dapat dipisahkan dari padanya. Sebagian besar hal ini disebabkan oleh peranan yang dimainkan para bangsawan didalam mengembangkan batik di Jawa, terutama seorang yang memerintah pada abad ke-tujuh belas yang sangat mencintai seni itu hingga diciptakannya desain-desain yang sangat indah yang sampai sekarang masih tetap ada.
www.stisitelkom.ac.id
2
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Melalui istana raja-raja di Jawa, batik merupakan kegemaran masa lampau dari para wanita, yang telah memperindah dan mengembangkan masing-masing budaya mereka. Keluarga bangsawan mengembangkan motif-motif mereka sendiri seperti halnya bangsawan Inggris memilih jambul-jambul mereka dan sulcu Skotlandia memiliih jubah-jubah mereka. Para Sultan, pegawai-pegawai istana dan para abdi diharuskan memakai desain-desain khusus yang menggambarkan motif-motif yang ada, dengan ancaman akan dihukum berat apabila mereka tidak mematuhinya. Sebuah pola yang dikenal Parang Rusak, hanya boleh dipakai oleh raja sedangkan saat ini pola tersebut sudah menjadi biasa dan dijual sebagai bahan-bahan untuk pakaian namun demikian pola tersebut salah satu pola batik tangan yang lebih mahal, dan biasanya menunjulcan beberapa variasi dari yang asli. Sudah sejak berabad-abad lamanya berbagai aspek dari sejarah Jawa telah tergambar jelas didalam desain-desain batik dan desain itu mengandung banyak sekali lambang-lambang mistik dan agama. Sejak seorang anak Jawa dilahirkan, dia dibungkus dengan sebuah kain khusus yang melindunginya dari jiwa-jiwa roh jahat. Ada pula kain yang dianggap metniliki kekuatan untuk menyembuhkan penyalcit, dan ada satu desain sangat kuno yang hanya boleh dipalcai oleh wanita yang sudah lanjut guna menjamin kemurniannya, sebelum dia dipakai sebagai persembahan kepada Nyi Roro Kidul, ratu dari laut Selatan. Pasangan pengantin dan orang tua mereka juga mempunyai pola batik sendiri. Pengantin pria dan wanita memakai suatu pola yang disebut Sidomukti. Dalam semua dethin pengaruh alam sangat menonjol dan banyak sekali dijumpai motif bunga, ikan, burung dan pohon anggur. Dengan datangnya agama Islam di Jawa pada abad kelima belas, pengaruh yang menarik kita jumpai dalarn desain. Kepercayaan ini tidak memperbolehkan adanya gambar manusia atau mahluk asing, sehingga seni harus mencari jalan guna menghindari larangan ini. Hal ini dilakukan dengan menggambarkan binatang atau burung dan melingkarinya dengan pola-pola bunga dan daun yang rumit diselcitarnya. Batilc digunalcan sebagai sarana untuk mengenal orang dan tingkatan status mereka yang merupakan kelcuasaan bagian suatu daerah tertentu ataupun suatu kelompok suku bangsa tertentu memunglcinkan kita untuk mengetahui dari mana asal corak seperti itu. 2.1.3 Tinjauan Batik secara Teknis Ditinj au dari segi teknis, kata " membatik" mempunyai pengertian "mengambar" diatas permukaan kain Mori dengan menggunalcan alat canting yang berisi cairan malam, kemudian kain mori yang sudah dilcerjakan tadi mengalami pewarnaan celup ataupun c,olet. Secara pasti tidak dapat ditentukan kapan dan dimana pertama kali seni batik digunakan orang, melihat kenyataan bahwa negara kita pernah
www.stisitelkom.ac.id
3
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
mempunyai hubungan kebudayaan kemancanegara membuat kita sulit menelusuri asalusul seni batik. Tetapi ada beberapa keterangan yang memiliki kejelasan bahwa pada abad ke lima belas Sultan Agung sebagai penguasa kerajaan Mataram telah menggunakan motif "parang Rusak" untuk kain batiknya, begitu pula,tercatat dalam Kitab Centini yang dikeluarkan oleh Batcrviaasehe Genootschap Van Kunsten en Wetenschappen tahun 1917 yang dikutip oleh Kuswaji, sebagai berikut : "bahwa pada zaman Pakubuono X ketika masih sebagai Adipati Anom, sudah ada yang m~butkan istilah batik". 2.2 Seni Batik Pekalongan 2.2.1 Sejarah Masuknya Batik Pekalongan Menurut keterangan yang diperoleh dari orang-orang tua di daerah Pekalongan, seni batik memasuki Pekalongan sebelum perang dunia pertama. Kepandaian membatik ini dibawa oleh orang-orang Belanda yang memperolehnya dari India sewaktu mereka mengunjungi daerah tersebut. Salah seorang dari mereka yang benarbenar tertarik dan mencintai batik adalah Mr. Van Zuylen. Dialah yang mengembangkan batik mulai dari bahan yang sederhana dan peralatan yang tradisional seperti dengan keadaan yang sekarang dengan jalan antara lain mendatangkan kain Mori dari Belanda, Jerman dan Amerika. Dia pulalah yang mengajarkan pada penduduk setempat bagaimana cara membatik. Dapat dibayangkan betapa sulitnya kehidupan dalam suasana peperangan, begitu Mr Van Zuylen mengajarkan cara membatik kepada penduduk, mereka mempelajari dengan tekun, ternyata mereka menerimanya, lalu mengembangkannya sendiri dan akhimya merupakan mata pencaharian pokok mereka. Begitulah seterusnya kepandaian membatik ini turun temurun pada anak cucu mereka sampai sekarang. (Tiffico, Kota Batik Pekalongan, dalam kebudayaan Indonesia, September 1980, No. 18 hal. 21) Seni batik Pekalongan dengan tata warna yang segar, indah dan modern seperti yang kita kenal sekarang ini, ada pula jenis lain dibuat dengan tata kerja khas dari daerah ini yang juga berkembang lebih dahulu, yaitu yang meng,gunakan pewarna dari tumbuhtumbuhan (vegetative) yang terbatas macamnya, tata kerja ini masih sederhana. Batik Pekalongan yang kita kenal sekarang ini menggunakan bahan warna kimiawi yang memungkinkan membuat warna lebih bebas, Batik lama yang dikenal dengan nama batik Jelamprang itu, saat ini jarang dibuat, sebab terdesak oleh batik Pekalongan yang lebih modern. 2.2.2 Batik Daerah Pekalongan
www.stisitelkom.ac.id
4
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Batik dari daerah Pekalongan jika ditinjau dari segi motifnya, terdapat semacam campuran dari berbagai daerah dan kebudayaan. 1. kita tanyakan kepada beberapa orang tokoh dari kota Pekalongan maka yang dianggap batik asli adalah motif "Jelamprang" yaitu tergolong motif geometris sejenis motif Nitik. (Gambar 1) 2. Corak batik Wonopringo yang dianggap mempunyai corak khusus adalah terdiri dari susunan sisik dan tumbuhan dibabar dengan warna soga coklat kehitamhitaman, isennya berupa cecek kasar.
3. Sebaliknya batik Pekajang dari Kedungwuni yang dibuat oleh perusahaan batik Oei Tjoe Soen adalah batik yang sangat halus, motifnya corak Pekalongan gaya Cina, isennya berupa cecek-c,ec,ek yang sangat halus dengan soga kekuning-kuningan diselingi dengan beberapa warna seperti biru dan violet. Harga untuk batik-Batik ini sangat mahal dengan hargajuan mencapai jutaan rupiah. (Gambar 15) 4. Batik cap yang dibuat didaerah Pesindon, yaitu yang dibuat oleh Bapak Bachir Achmad adalah yang disukai konsumen daerah Medan dan Sumatra. Untuk warnawarna daerah Sumatra ini agak lain dengan daerah lain. Produksi lain yang dibuatnya, berupa kain selendang adalah motif Cina dengan gambar Liong Cina besar sebagai ornamennya. 5. Pengusaha batik tulis Bapak H.M.Gasjim, khususnya yang membuat batik tulis halus, juga untuk melayani konsumen daerah medan. Motif H.M. Gasjim ini adalah motif Pekalongan yang disukai konsumen. Dengan mengadakan perubahan motif-motif baru, seperti Ramayana, dimana burung Jatayu digambarkan sebagai bentuk orang terbang dengan gambar yang besar. Harga jual untuk batik ini mulai harga Rp. 75.000.- sampai Rp. 1.000.000.-. 6. Pada toko batik dari Koprasi batik PPIP Pekaiongan dapat kita lihat berbagai corak dan motif batik yang tergolong motif geometris yaitu sejenis "Jelamprang", limaran nitik dan lain sebagainya maupun golongan motif semen, yaitu jenis motif Cuwiri yang dimaksud dengan golongan motif cuwiri ini di Pekalongan adalah motif-motif batik yang terdapat ornamen sayap atau sawat. Menurut keterangan motif batik Pekalongan selalu berubah menurut apa yang sedang laku pada suatu waktu sehingga tidak ada penilaian motif
www.stisitelkom.ac.id
5
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
mana yang dianggap bermutu dan asli. Perubahan-perubahan motif mungkin sekali digabung atau dimasukkan unsur motif dari daerah lain seperti dari Solo dan Yogya. 7. Perusaham batik PT. "Rimbun Jaya" khusus membuat batik cap Pekalongan kualitas eksport dari mori prima dan primisima. Pada pembuatan batik oleh perusahaan ini terdapat peningkatan mekanisme maupun motif-motifnya. Misalnya proses penyetrikaan kain yang sudah jadi dikerjakan dengan mesin press-kalander bermotor. Motifnya diperbaharui dengan ornamenornemen Ramayana. 8. Mabrur Dahlan dari perusaan batik "Mustika Ratu" Pekalongan, dapat menunjukkan batik Pekalongan lama dan yang baru. Batik Pekalongan lama, hampir menyerupai batik semen dari Solo, yaitu terdapat antara omamen Garuda atau sayap dan tumbuhan, dibatik dengan soga coldat dan tumbuhan. Golongan batik lama ini tidak menggunakan isen cecek, melainkan semua isen bentuk garis-garis. (Gambar 11). Batik kelasik Pekalongan ini ada beberapa lembar, dari peninggalan orang tuanya, dan satu diantaranya bernama "Babad Sumping". Batik model baru yang ditunjukkan pada umumnya berupa sarung, motifnya berupa bentuk tumbuhan besar selembar kain (Lunglungan), ornamen itu diisi penuh dengan cecek pitu. Bentuk seperti buah lombok dan bentuk seperti belarakan dengan garis-garis tegak sehingga menyerupai kembang kemuning. Kain batik ini diselesaikan dengan warna hijau, merah, biru, violet dan soga coklat kekuningan. Salah satu batik tua milik bapak Mabrur Dahlan ini adalah batik kelengan buatan Van Zuylen. 9. Yayasan museum batik di Pekalongan diketuai oleh ibu Teguh (mantan istri walikota Pekalongan). Barang koleksinya ditempatkan pada kompleks THR Pekalongan. Kumpulan barang-barang belum cukup banyak hanya berupa kain-kain batik lama, gambar-gambar motif batik baik dicetak maupun digambar tangan. 10. Disamping penonjolan batik klasik dan batik lama, daerah ini sampai pada akhir tahun 1972 yaitu disebut batik formika. Batik ini merupakan batik biasa, dimana pada tengah-tengah sebagai dasarnya diberiwarna menyerupai formika dimana warna formika ini dari cat kayu bukan cat tekstil. Batik fonnika ini dibuat oleh beberapa pengusaha secara tertutup.
www.stisitelkom.ac.id
6
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Batik formika memerlukan proses batik yang agak rumit karena pengrajin harus melalui proses pewarnaan dasar dahulu sebelum pembatikan. 2.3. Batik Printing 2.3.1. Pengertian Batik Printing Kata "batik printing" mengandung pengertian batik dan pengertian printing. Kata printing menunjukan pada media yang dipakai, yaitu teknik" atau cetak kasa. Teknik ini digunakan untuk melipat gandakan produksi. Sedangkan kata "batik" menunjuk pada ragam hias yang digunakan dengan mengambil ragam hiasan yang biasa dikenakan pada produk batik tradisional. Usaha untuk meniru poduk batik secara lebih tepat kadang kala "printing" dilakukan dengan pemberian malam pada sebagian proses pembuatan batik printing, sehingga bau dan karaktemya mendekati produk asli. (Gambar 14). Sikap konsumen terhadap batik asli sebenamya masih cukup besar, dan dengan usaha peniruan tersebutpun konsumen tetap tertarik, daya tarik yang culcup besar sebenarnya karena batik printing memiliki harga yang lebih murah sebagai akibat dari biaya produksinya yang dapat ditekan. Pada produk-produk batik tulis yang klasik masih kita kenal memiliki arti filosofis, sehingga kita terikat oleh nilai produk batik klasik tersebut yang telah mantap baik ukuran, corak, motif dan wamanya yang melatar belakangi fungsinya. Sedangkan penghayatan filosofis dari pengurusan "batik printing" dapat dikatakan hanya memandang segi keuntungannya saja dan melipat gandakan produksi dengan cara yang relatif sederhana dan murah. (Skripsi, "Tinjauan Batik Printing di Kecamatan Setiabtich Jakarta", Pramayuga Danu). Jadi kalau begitu pengertian "batik printing" adalah kegiatan penerapan corak atau ragam hias batik (yang biasa diteraplcan pada batik tradisional) dengan tehnik cetak saring. Dengan pengertian tersebut, maka jelaslah pengertian tersebut berbeda secara teknik dan filosofis dengan pengertian batik klasik yang dikerjakan secara tradisional. Pengertian teralchir mungkin hanya berlaku bagi para ahli dan orang-orang yang tertarik pada asal-usul batik saja. Karena pihak lain, yaitu masyarakat konsumen dan masyaralcat produsen pada umumnya tidalc menguraikan pengertian "batik" dalam kata "batik printing". Berhubungan dengan hal tersebut diatas, malca pemerintah secara bijaksana berusaha memperjelas kedudukan batik printing agar dapat dibedakan dengan
www.stisitelkom.ac.id
7
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
kerajinan batik tulis, yaitu dengan memberikan istilah khusus "Tekstil motif batik" bagi "batik printing". Kata tekstil disini dikaitkan dengan proses "printing" yang dikenakanya, dan proses produksi yang diterapkan dalam usaha itu. Sedangkan pada "motif batik" disitu dikaitkan dengan motif atau ragam hias yang biasa diterapkan pada kain batik tulis. 2.3.2 Tinjauan Batik Printing Secara Tehnis Peranan batik yang berkembang secara luas di pulau Jawa pada masa dasa warsa 60-an pernah mengalarni kelesuan dan surut, ditandai dengan banyaknya koperasi batik yang ditinggalkan anggota-anggotanya. Tetapi pada dasa warsa 70-an berkembang lagi. Apalagi pemerintah bermaksud melestarilcan seni batik sebagai warisan budaya Bangsa, sehingga pasaran batik kembali ramai. Sementara itu beherapa pengurus masih memikirkan kemungkinan tehnis yang lebih baik dan efektif dalarn membuat batik, mengingat batik dengan tehnik cap masih banyak memiliki kelemahan dipandang dari sudut komersial, karena seperti pola ulang cetakannya terbatas, kontrol karena dalam skala produksi yang besar sukar dicapai kestabilannya. Maka percobaan-percobaan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi itu sendiri. Pemanfaatan tehnik c,etak saring mendorong timbulnya "batik printing". Keadaan ini berhubungan dengan kutipan berikut: “……..Batik sebagai produk kebudayaan materi, mengalami perubahcm-perubahan akibat faktor tehnologi, lingkungan alam dan kebudayaan dari masyarakat yang menciptakannya. Batik dikerjakcm secara sederhana dengan teknologi yang seclerhcrna hanya dapat mencapai pewarnaan terbatas pada warna-warna alant saja, seperti soga, biru, hitam, dengan latantilas produksi yang kecil karena dikerjakan dengan conting tulis " (skripsi,. Tinjauan Batik printing di Kecarnatan Setiabudi Jakarta, Pramayuga Danu, hal 21). Usaha pemerintah dalam melestarikan batikpun mulai di realisasi pada awal dasa warsa 70-an, contohnya seperti di DKI, dimana hampir diseluruh sekolah tingkat SD hing,ga SLTA mewajibkan penggunaan kain batik sebagai seragam sekolahnya, begitu pula ditanamkan kemeja batik sebagai pakaian resmi disarnping mengenakan setelan jas. Usaha tersebut sepintas lalu nampaknya membawa hasil, yaitu membangkitkan usaha kerajinan rakyat disektor perbatikan, dan secara umum melestarikan kesenian batik. Diperkirakan pada awal dasa warsa yang sama pula muncullah "batik printing" yang dikelola oleh pengusana pribumi dan non priburni yaitu kain "batik" dengan tehnik cetalc saring atau sablon "screen printing". Tetapi sebelum dasa warsa tersebut, pencetakan dengan media cetakan kayu dan screen printing sudah dikembanglcan di India dan Belanda. -
www.stisitelkom.ac.id
8
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Tehnik cetak saring atau istilah asalnya "screen printing" adalah merupakan perkembangan dari teknik cetak stensil, yang digunakan pada kebudayaan Cina kuno, dan baru benar-benar digunakan sebagai teknik cetak yang sempurna pada tahun 1920. Pada awalnya tehnik ini banyak diperdebatkan kehadirannya karena kemampuan memperbanyak hasil karya seni cetalc (Serigraph). Tetapi tehnik ini digunakan dan dimanfaatkan secara rnaksimal oleh industri tekstil. Begitu pula yang terjadi di Indonesia pacta dasa warsa 70-an, yaitu dengan masalah: " batik tulis merasa terancam kelestariannya oleh penggunaan oleh tehnik cetak saring datam menerapkan ragam hiasnya", karena banyak pengusaha batik yang menggunakan cara tradisional. Pindah haluan keusaha "batik printing" ini dengan pertimbangan faktor produksi komersial. Masalah keterancaman seni kerajinan batik sebetulnya dikaitIcan dengan motifasi para pengusaha "batik printing" yang ingin meniru, bahkan menjtplak ragam hiasan batik yang sesempurna rnungldn, hingga karya asli dan tiruannya sangat sulit dibedakan, dan yang terakhir adalah Icarena kemampuannya merebut pasaran batik secara lebih luas karena harganya yang relatif jauh lebih murah dari karya batik yang ditirunya. Karena sebab-sebab diatas malca pemerintah membuat kebijaksaan yang mewajiblcan setiap pengusaha batik printing untuk meneanturnkan etiket "tekstil motif batik" disetiap lembar produk batik printingnya agar dapat dibedalcan dengan hasil batikan. 2.4 Warna 2.4.1 Warna-Warna Batik Dalam pewarnaan batik tradisional, dikenal warna-warna yang khas antara lain sebagai berikut: - Warna Hitam hasil dari proses medel - Warna Biru hasil dart proses mbironi - Warna Coklat soga hasil dari proses menyoga - dan lain-lain Wama-warna diatas secara umum sudah dapat dicapai dengan warna-warna dari zat warna reaktif yang sudah diproduksi oleh perusahaan zat warna, seperti: Hoechat, Ciba, ICI, dan lain-lain. Kemajuan dibidang tekrtologi icimia sangat membantu dalam mencapai kualitas produk batik printing yang diinginkan, seperti yang diungkapkan seorang pencetak sebagai berikut:
www.stisitelkom.ac.id
9
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
"...Bahan pewarna kimia yang mutakhir, selain tidak banyak bleber ( bleeding ), juga bisa ditembus, sehingga hasil cetakannya bila dibolak balik sama cian juga tampak seperti hasil eehipan batik tradisional..." (Skripsi, Tinjauan Batik Printing di kecamatan Setiabudi Jakarta, Pramayuga Danu, hal. 29) 2.4.1.1 Bahan Pewarna Zaman Dulu Pada waktu dulu sebelum zat warna sintetik masuk ke Indonesia, maka sebagai bahan pewama dipakai zat warna dari tumbuh-tumbuhan, diantaranya yaitu: a. Warna biru tua, warna nila atau warna medelan Adalah zat warna yang diambil dari daun nila atau disebut juga taruma, tom, indigo dan nama latin indicofera. Zat warna nila atau indigo, sebagai obat pembantunya dipakai campuran tetes dan kapur atau tunjung dan kapur. b. Warna soga dan warna coklat Diambil dari bagian kulit pohon atau kayu dari pohon-pohon yang sejenis pohon soga, misalnya: pohon tegeran atau cudrania javanensis. Warna diambil dari bagian kayu. Warna coklat kekuningan. c. Soga tinggi atau c,etiops c,endolleana arn. Warna diambil dari bagian kulit pohon. Warnanya colclat kekuningan. d. Soga Jambal dan Peltophorum. Wama diambil dari bagian kulit pohon. Warna merah sawo. Untuk mendapatkan warna yang baik dipakai campuran dari ketiga jenis pohon soga tersebut . 3. Warna Merah Mengkudu Zat warna diambil dari bagian akar pohon mengkudu atau pohon pace atau marinda. Kain yang berwama merah, di Jakarta disebut kain bang-bangan. Warna merah dipakai untuk kain batik ii Cirebon, Tasikmalaya, Indramayu dan daerahdaerah Jawa Barat yang lain. Warna merah di Jawa Tengan berasal dari campuran mengkudu, jirak, untuk memberi warna kain tritik atau dikenal sebagai kain ketelan Warna merah didaerah Pekalongan diperoleh dari mengkudu dan jirak, begitu pula wama merah untuk kain-kain dari daerah Gresik, Lasem dan Madiun. 4. Warna Orange Warna orange yang dipakai didaerah Jawa Tengah adalah dibuat dari rarnuan yang terdiri dari kembang pulu, jangkang, kunir curcunia dan jeruk. Warna kuning dari daerah Pekalongan dibuat dari carnpuran tegeran dan gula batu, jeruk, dan tawas.
www.stisitelkom.ac.id
10
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
5. Warna Hijau Warna hijau dari Pekalongan dibuat dari biru indigo ditumpangi kuning dari tegeran. 6. Warna Violet atau Ungu Warna violet dari Pekalongan dibuat dari biru indigo ditumpangi dengan campuran soga. 7. Warna Hitam Warna hitam dari daerah Indramayu dan Cirebon terdiri dari warna biru dan indigo ditumpangi dengan warna soga, lalu difixer (diaduk) dengan campuran yang terdiri dari tanah lumpur hitam, kelapa muda dan daun kelapa, secara umum dibuat dari biru indigo ditumpangi soga. 2.4.1.2 Zat Warna Sintetis Seperti yang telah diuraikan pada halaman sebelumnya bahwa dahulu zat warna diambil dari bahan-bahan alam yaitu dari tumbuh-tumbuhan, tetapi kemudian orang membuat zat wama secara sintetis dan hasil pengolahan bahan tambang. Mulai abad ke 19, zat-zat warna sintetis jadi terkenal karena warnanya lebih baik dan cara pemakaiannya juga lebih gampang, cat-cat yang biasa dipakai dalam pembatikan yaitu: a. Golongan direk Yang diperkuat, ialah cat ergan, cat koppel, cat soga chroorn, warna pada umumnya coklat, yaitu coklat kekuningan, coklat kemerahan dan coklat kehitaman. b. Golongan cat napthol Warnanya tergantung pada jenis napthol dan jenis garam diazo sebagai pembangkitnya. Warna-warnanya kuning, orange, merah, biru violet dan hitam. Wama hijau yang benar-benar hijau sukar dicapai, yang ada adalah hijau tua. Cat napthol termasuk mempunyai tahan cuci yang baik. c. golongan cat bejana Dari golongan cat ini yang terkenal dalam pembatikan ialah cat indigo, yang berhasil dibuat secara sintetis oleh beberapa pabrik cat. Wamanya ialah biru tua, dalam pembatikan dipakai untuk medel. Adapula beberapa daerah menggunakan cat indantheen untuk memberi wama pada batik.
www.stisitelkom.ac.id
11
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
d. golongan cat indigosol golongan cat ini mempunyai warna yang banyak sekali, warnanya rata dan ketahanannya baik, pemakaiannya untuk batik dapat dengan cara celup dan dapat secara coletan. e. golongan cat rapid Warna-warnanya seperti golongan cat napthol Pada pembatikan pemalcaiannya secara coletan. 2.4.2 Warna Yang Dipakai Dalam Batik Printing Ditinjau dari segi tehnis praktis, maka dapat dipakai sebagai pewarnaan batik dengan berbagai macam cara antara lain dengan cat remazol: 2.4.2.1 Pewarnaan secara celupan Pewarnaan secara celupan ini, pada prinsipnya kain dicelup dengan larutan cat remazol yang mengandung alkali, celupan dilakukan beberapa kali, lalu dikeringkan, kemudian di fixer dengan natrium-silikat, selanjutnya dicuei dan dilorod. Resep untuk eelupan perliter : 10-30 gram cat remazol 1 g,ram kostik soda ( atau 2 gram soda abu ) 1 gram urea cara mengerjakan sebagai berikut : 1. Cat yang diperlukan dilarutkan dengan air panas secukupnya, ditambah air sarnpai yang diperlukan, kemudian obat-obat pembantu yang diperlukan dimasukkan ke dalamnya. 2. Kain dicelup dengan larutan cat tersebut dengan alat "lerekan" atau bak celup. Oleh karena affinity cat remazol rendah, maka celupan dilakukan tiga kali c,elup atau lebih, yaitu kain dic,elup-dimasukkan, dicelup-dimasukkan, dicelup dan dikeringkan. 3. Kain dikeringkan sampai kering betul. Pengeringannya dapat dibiarkan agak lama atau dijemur sebentar.
www.stisitelkom.ac.id
12
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
4. Kain berwarna yang kering ini, dioles atau dilcuwas dengan natriumsilikat, kemudian dibiarkan satu malam, pada pagi harinya dicuci dan selanjutnya dapat dilorod. 2.4.2.2 Pewarnaan secara Coletan atau Kuwasan Pewamaan secara coletan atau kuwasan, pada dasarnya, larutan cat remazol dengan konsentrasi agak tinggi, diletakkan pada perrnukaan kain, lalu dikeringkandan kemudian difixer dengan natrium-silikat. Prinsip ini menyerupai cara pewamaan "padding" proses, dimana zat warna dengan konsentrasi tinggi diletakkan pada permukaan kain, tidak tergantung pada affinity dari cat tersebut. Larutan cat yang dipakai untuk pewarnaan secara kuwasan ini dapat beberapa macam antara lain : a. larutan netral, tanpa pengental b. larutan alkalis, tanpa pengental c. larutan alkalis, dengan pengental Contoh-contoh resep pemakaian Remazol untuk kuwasan : a. 50 gram cat remazol untuk 1 liter air panas b. 50 gram cat remazol untuk 1 liter air - 2 gram kostik soda (atau 5 gram soda abu) - 2 gram urea c. 50 gram c,at remazol untuk lliter air - 2 gram kostik soda - 2 gram urea - 500 Qram pengental alginat (Diaprint AF, Polypint, Manutex dsb) Cara pewamaan adalah sebagai berikut : 1. Kain diletakan diatas meja yang rata permukaannya dan diberi alas kain selimut, atau kain hitam, atau kertas, atau plastik. 2. Larutan cat remazol dikuwaskan pada permukaan kain secara merata atau setempat, dengan kuwas yang sesuai dengan luas permukaan kain yang dikuwaskan. 3. Kain yang telah diwama diangkat dari meja dan dikeringkan. 4. Kain yang dikuwas lagi dengan natrium-silikat dan dibiarkan 1 malam. Natriumsilikat yang dipakai untuk fixer ini mempunyai kekentalan antara 45-50 Be. 5. Selanjutnya kain dicuci untuk menghilangkan sisa cat yang melekat dan natriumsilikat. Kemudian dapat dilorod.
www.stisitelkom.ac.id
13
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
2.4.2.3 Pewarnaan secara printing Oleh karena pembuatan batik dapat dikerjakan secara printing, maka perlu diberikan cara pewarnaan secara printing. Contoh resep pemakaian remazol : 30 gram c,at remazol 400 gram air panas 2 g-ram kostik soda 2 gram urea 2 gram obat pembasah (daya tembus) 570 gram pengental alginat (Diaprint AF 7%) 1000 gram pasta printing. Sebagai obat pembasah untuk menambah daya tembus dapat dipakai hostapal 36, 34 atau lainnya. Cara beketja pewamaan secara printing adalah sebagai berikut : 1. Kain dipasang diatas meja printing, ditegang dan diletakan yang baik 2. Kain diprinting atau dicetak dengan pasta printing secara screen printing, satu atau dua warna menurut desain batik yang dikehendaki 3. Kain hasil printing dikeringkan 4. Difixer dengan natrium-Silikat, dibiarkan satu malam, pada pagi harinya dicuci dan diseterika. Pembuat batik printing yang mempunyai fouland, fiksasi dengan natrium-silikat dapat dikerjakan dengan fouland pada keadaan panas 90-95 C selama 5-10 menit, kemudian kain dicuci.
www.stisitelkom.ac.id
14
This page was created using BCL ALLPDF Converter trial software. To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1