15. Thian Siang Sing Bo (Tian Shang Sheng Mu) 天上聖母 Thian Siang Sing Bo atau Tian Shang Shen Mu dikenal juga dengan sebutan Ma Couw (Ma Zu), Ma Couw Po (Ma Zu Po) atau Tian Hou (permaisuri langit). Terkenal sebagai dewi pelindung pelaut. Cerita : Ma Couw adalah seorang wanita yang pernah hidup di daerah Fujian, tepatnya di Pulau Mei Zhou dekat Pu Tian. Nama aslinya Lim Bek Nio (Lin Mo Niang). Ayahnya Lin Yuan pernah menduduki jabatan sebagai pengurus di Propinsi Fujian. Karena kehidupan yang sederhana dan gemar berbuat kebaikan, orang menyebutnya sebagai Lin San Ren, yang berarti Lin orang yang baik. Lim Bek Nio dilahirkan pada masa pemerintahan Kaisar Tai Zu dari Dinasti Song Utara, tahun Jian-long pertama, tanggal 23 bulan 3 Imlek (tahun 960 M). Selama sebulan sejak dilahirkan, Bek Nio tidak pernah menangis sama sekali. Sebab itulah sang ayah memberi nama Bek Nio (Mo Niang) kepadanya. Huruf "Bek (Mo)" berarti diam. Sejak kecil Bek Nio telah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa. Pada usia 7 tahun ia telah masuk sekolah dan semua pelajaran yang telah diterima tidak pernah dilupakan. Kecuali belajar, Ia juga tekun sekali bersembahyang. Ia sangat berbakti pada orang tua dan suka menolong tetangga-tetangga yang sedang ditimpa kemalangan. Sebab itu penduduk desa sangat menghormatinya. Kehidupan di tepi laut menempa dirinya menjadi seorang gadis yang tidak gentar menghadapi dahsyatnya gelombang dan angin taufan yang menghantui para pelaut. Selain itu, ia dapat juga menyembuhkan orang sakit, konon katanya ia mendapatkan kitab suci rahasia dari Thay Siang Lo Kun. Kemahirannya dalam pengobatan ini menyebabkan orang-orang di desa menyebutnya sebagai ling nü (gadis mukjijat), long nü (gadis naga) dan shen gu (bibi yang sakti). Dalam legenda diceritakan bahwa pada usia 23 tahun, ia berhasil menaklukkan 2 siluman sakti yang menguasai pegunungan Tao Hua Shan. Kedua siluman itu adalah Ciang Ling Gan (Qian Li Yan 千里眼) yang dapat melihat sejauh ribuan li, dan Soe Hong Ni (Sun Feng Er 順 風耳) yang dapat mendengar ribuan pal. Setelah dikalahkan akhirnya mereka menjadi pengawalnya. Pada usia 28 tahun, yaitu pada masa | http:// poanthian.blogspot.com
83
pemerintahan Kaisar Tai Zong, tahun Yong-xi ke-4, tanggal 16 bulan 2 Imlek, bersama sang ayah, ia berlayar. Tapi di tengah jalan perahunya dihantam gelombang dan badai lalu tenggelam. Tanpa memperdulikan keselamatan dirinya sendiri, ia berusaha menolong sang ayah. Tapi akhirnya keduanya tewas bersama-sama. Sebuah versi lain mengatakan bahwa Ia tidak tewas tetapi "diangkat ke langit" bersama raganya. Dikisahkan bahwa pagi itu, penduduk Meizhou melihat bahwa awan warna-warni sedang menyelimuti pulaunya. Di angkasa terdengar musik yang sangat merdu dan terlihat Lim Bek Nio perlahan-lahan naik ke angkasa untuk dinobatkan menjadi Dewi. Setahun kemudian, penduduk dengan tulus hati lalu mendirikan sebuah kelenteng di tempat Lim Bek Nio diangkat ke surga. Kelenteng yang didirikan di Meizhou ini merupakan kelenteng Thian Siang Sing Bo yang pertama di Tiongkok. Pada masa Dinasti Song, perdagangan maritim dari Propinsi Fujian sangat berkembang. Tapi para pelaut sadar bahwa hidup di tengah lautan selalu penuh dengan mara-bahaya yang bisa mengancam setiap saat. Untuk memohon perlindungan dan keselamatan, mereka menganggap Lim Bek Nio sebagai Dewi Pelindung Pelaut. Dan kemana-mana patungnya selalu dibawa serta. Keselamatan mereka dalam pelayaran dianggap anugerah dan perlindungan dari Dewi ini. Dan kisah-kisah tentang pemunculan sang Dewi dalam memberi pertolongan pada para pelaut mulai satu-persatu tersebar. Pada tahun 1122 M, Kaisar Song Hui Zong memerintahkan seorang menteri bernama Lu Yun Di untuk menjadi duta ke negeri Gaoli (Korea sekarang). Dalam perjalanan rombongan ini dihantam badai. Dari 8 buah kapal yang ada, 7 buah tenggelam. Hanya kapal yang ditumpangi oleh Lu Yun Di saja yang terselamatkan. Sang Duta heran bukan main, ia bertanya kepada para anak buahnya, siapakah Dewa yang menyelamatkan mereka. Di antara pengiringnya itu ada seorang yang kebetulan berasal dari Pu Tian dan | http:// poanthian.blogspot.com
84
biasa bersembahyang kepada Dewi Lim Bek Nio ini. Ia lalu mengatakan pada Lu Yun Di bahwa mereka diselamatkan oleh Dewi Lim Bek Nio yang berasal dari Pulau Meizhou. Lu Yun Di lalu melaporkan hal ini pada Kaisar Song Hui Zong. Sebagai rasa penghormatan sang Kaisar memberi gelar "Sun Ji Fu Ren" kepada Lim Bek Nio dan sebuah papan bertuliskan "Sun-ji" yang berarti "pertolongan yang sangat dibutuhkan", hasil tulisan tangan sang Kaisar sendiri lalu dipasang di kelenteng di Meizhou. Sejak dari masa Dinasti Song sampai Qing, tidak kurang dari 28 gelar kehormatan yang dianugerahkan oleh kerajaan kepada Lim Bek Nio. Gelar-gelar itu antara lain adalah Fu Ren (Nyonya Agung), Tian Hou atau Tian Fei (Permaisuri Surgawi), Tian Shang Sheng Mu (Bunda Suci dari Langit) dan Ma Zu Po (Bunda Ma Zu). Sejak jaman Song itulah, di kota-kota utama sepanjang pantai Tiongkok timur yang memanjang dari utara ke selatan seperti Dandong, Yantai, Qinhuangdao, Tianjin, Shanghai, Ningpo, Hangzhou, Fuzhou, Xiamen, Guangzhou, Macao dan lain-lain bermunculan kelenteng-kelenteng yang memuja Dewi Pelindung Pelaut ini. Thian Siang Sing Bo sudah menjadi pujaan para pelaut dari seluruh negeri, tidak lagi terbatas bagi mereka yang berasal dari Meizhou saja. Sudah menjadi kebiasaan pada saat itu, sebelum pelayaran dimulai akan diadakan sembahyang besar untuk memohon perlindungannya. Pada tiap-tiap kapal pun selalu disediakan ruang pemujaan untuk patungnya. Menurut sejarah, Laksamana Zheng He ), yang dikenal sebagai Sam Po Tai Jin (San Bao Da Ren sebelum memulai pelayarannya selalu bersembahyang kepada Thian Siang Sing Bo. Gelar "Tian Fei" dianugerahkan kepada Thian Siang Sing Bo oleh Kaisar Yong Le, karena dianggap telah berjasa melindungi armada Zheng He. Kira-kira pada masa Dinasti Ming, bersamaan dengan semakin banyaknya penduduk Propinsi Fujian yang pergi merantau, pemujaan terhadap Thian Siang Sing Bo memasuki Pulau Taiwan. Kelenteng tertua Thian Siang Sing Bo di Taiwan adalah terdapat di kota Magong, kepulauan Penghu. Dewasa ini di Taiwan terdapat tidak kurang dari 800 buah kelenteng Thian Siang Sing Bo. Dan hampir dua per tiga penduduknya memuja arcanya di dalam rumah. Kelenteng Thian Siang
三保大人
| http:// poanthian.blogspot.com
85
Sing Bo yang paling ramai dikunjungi orang dan mungkin terbesar di Taiwan adalah di Beigang. Patung yang dipuja di sini berasal dari Meizhou yang dibawa ke sana pada tahun ke-33 pemerintahan Kaisar Kang Xi. Gelar kehormatan Tian Hou adalah juga anugerah dari Kaisar Kang Xi ini, karena dianggap telah melindungi keselamatan rombongan utusan kerajaan Qing yang sedang berlayar menuju Taiwan. Tiap tahun bertepatan dengan hari kelahirannya, ratusan ribu warga Taiwan membanjiri kota ini untuk bersembahyang. Tempat pemujaan kepada Thian Siang Sing Bo, bersamaan dengan menyebarnya para perantau Tionghoa ke berbagai tempat, juga bermunculan di banyak negeri. Di negeri seperti Jepang, Amerika Serikat, Singapura, Malaysia, Indonesia, Philipina dan lain-lain; dimana banyak bermukim para Tionghoa perantau banyak dijumpai kelenteng dan patung Thian Siang Sing Bo. Di Jepang, pemujaan Thian Siang Sing Bo diperkirakan mulai ada pada akhir Dinasti Ming. Di salah satu kota kecil di Jepang yang dalam bahasa Tionghoa disebut Sui-hu, Thian Siang Sing Bo telah dimasukkan dalam jajaran Dewata Jepang dan dipuja di kuil utama kota itu. Pada tanggal 31 Oktober 1987, bertepatan dengan hari wafatnya Thian Siang Sing Bo yang ke 1000, dilangsungkan upacara peringatan besar-besaran di Mei-zhou. Di antara khalayak yang berbondong-bondong itu terdapat beberapa ratus warga Taiwan yang mengkhususkan diri untuk hadir di situ, sekaligus melampiaskan keinginannya untuk mengunjungi dan bersembahyang ke kelenteng leluhur. Banyak di antara mereka yang membawa patung Thian Siang Sing Bo dari Taiwan untuk disembahyangkan di sana, dalam upacara yang disebut "Thian Siang Sing Bo pulang ke kampung halaman". Juga tidak sedikit yang membawa pulang patung-patung Thian Siang Sing Bo yang disediakan oleh kelenteng Thian Siang Sing Bo untuk dipuja di Taiwan. Dalam kesempatan itu juga diadakan seminar yang dihadiri oleh kurang lebih 60 orang ahli sejarah untuk membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan pemujaan Thian Siang Sing Bo. Kemudian diadakan pula upacara peletakan batu pertama untuk pembangunan patung peringatan untuk Thian Siang Sing Bo, dan pembukaan selubung untuk miniaturnya, di puncak bukit Mei-feng Shan di tengah pulau itu. Dua belas orang dari wakil-wakil perantau Tionghoa dari luar negeri, Taiwan, Hongkong dan Macao | http:// poanthian.blogspot.com
86
melakukan acara timbun tanah untuk pondasi patung tersebut. Hampir dua tahun kemudian yaitu pada tahun 1989, bertepatan dengan hari kelahiran Thian Siang Sing Bo, patung Dewi Pelindung Pelaut yang sangat dihormati itu sudah berdiri tegak di puncak Mei-feng Shan menghadap ke Selat Taiwan. Mengenai mengapa Thian Siang Sing Bo disebut Ma Couw (Ma Zu) atau Ma Couw Po (Ma Zu Po), dalam buku Tian Shang Sheng Mu Jing atau kitab pujian kepada Thian Siang Sing Bo disebut seperti ini : "Pada Dinasti Tang ada seorang pendeta suci yang disebut Tao It Sian Su (Dao Yi Chan Shi), beliau bernama Ma Couw". Sing Bo yang hidup pada jaman Dinasti Song adalah penitisan dari Ma Couw yang hidup pada jaman Dinasti Tang ini. Hanya kemudian huruf Ma pada nama keluarga pendeta Ma Couw diganti dengan huruf Ma yang berarti ibu, agar sesuai dengan Sing Bo yang berarti "Ibu yang suci". Dari sinilah sebutan Ma Couw berasal. Profil : Thian Siang Sing Bo selalu ditampilkan dalam posisi duduk di singasana, sebagai seorang dewi yang cantik dan berpakaian kebesaran layaknya seorang permaisuri, dan umumnya dikawal oleh kedua iblis yang pernah ditaklukkan, yaitu Qian Li Yan (Si Mata Seribu Li) dan Sun Feng Er (Si Telinga Angin Baik). Qian Li Yan dapat melihat jauh sekali, berkulit hijau kebiru-biruan, mulutnya bertaring, senjatanya tombak. Sun Feng Er berkulit merah kecoklatan, mulutnya juga bertaring, bersenjata kapak bergagang panjang, dan dapat mendengar sampai jauh sekali. Biasanya, di tempat pemujaan Thian Siang Sing Bo, terdapat juga altar untuk memuja kepada Tiong Than Goan Swee Li Lo Cia (Zhong Tan Yuan Shuai Li Ne Zha ), sebab Lo Cia merupakan salah satu dari Wu Ying Jiang (lima komandan pengawal) dari tentara langit, yang berada di bawah komando Thian Siang Sing Bo. Hari perayaan : Di klenteng Po An Thian, peringatan shejid (HUT) Thian Siang Sing Bo jatuh pada tanggal 23 bulan 3 Imlek.
中壇元帥李哪吒
| http:// poanthian.blogspot.com
87