Survey Industri Lokal
15. IKAN 15.1 . Sekilas Mengenai Produksi Ikan Di Sulawesi Selatan Sumber daya perikanan laut diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu: (i) pelagis besar (cakalang, tuna, bill fish, hiu dan tuna kecil); (ii) pelagis kecil (layang, mackerels, sardine, trevallie, engraulid ikan teri); (iii) demersal dan terumbu ikan karang (ikan kerapu, snappers, beronang, dan lain-lain. Sebagian besar sumber daya laut di Sulawesi Selatan terutama di Pulau Spermondae telah dieksploitasi. Di Indonesia, secara biologis, pengelolaan sumber daya perikanan adalah melalui kuota ikan yang didasarkan pada total penangkapan yang diijinkan (TAC), yang ditentukan berdasarkan 80% dari perkiraan potensi hasil, yaitu 6,4 juta ton / tahun, dan dioperasikan di sembilan daerah perikanan tangkap. Produksi hasil perikanan laut Sulawesi Selatan meningkat, yang mengakibatkan peningkatan konsumsi ikan, penerimaan devisa dan pasokan bahan baku untuk industri dalam negeri. Walaupun peningkatan produksi ikan diharapkan untuk meningkatkan pendapatan nelayan, usaha pembangunan harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan sumber daya perikanan dan lingkungan dalam rangka mencapai wawasan lingkungan dan pembangunan perikanan berkelanjutan. Total produksi perikanan tangkap laut di Table 15.1. Produksi, Konsumsi, dan Ekspor Ikan Laut Sulawesi Selatan sedikit berkurang selama beberapa tahun terakhir. Meskipun terdapat peningkatan besar dalam produksi bermacam-macam spesies ikan seperti Sardinella, dan ikan kerapu, penurunan produksi tuna dan udang menyebabkan penurunan total produksi. Kebanyakan ikan yang dihasilkan dikonsumsi di dalam negeri (88%), dan hanya sekitar 12% yang diekspor. Ekspor terutama dalam bentuk ikan hidup (terutama untuk ikan kerapu, Sumber : Statistik Perikanan danKelautan, 2008 tuna, ikan layang, teripang, kakap) dan negara tujuan adalah Amerika Serikat, korea, cina, honkong dan Jepang. Data tahun 2007 menunjukkan bahwa sekitar 81% dari produksi ikan dikonsumsi dalam bentuk segar (beku), 15% dalam ikan kering, dan 4% abon atau bakso. Beberapa dari jenis ikan, seperti tuna, baronang, kakap, dan sunu biasanya dikonsumsi oleh masyarakat lokal dan pengunjung, terutama mereka yang datang ke Makassar. Selama beberapa tahun terakhir, restoran ikan di Makassar telah berkembang sangat cepat. Meskipun tidak ada angka-angka pasti jumlah ikan yang disajikan di restoran ikan di Makassar, diperkirakan bahwa jumlah yang diserap oleh restoran adalah antara 1 - 2 ton setiap hari. Makassar telah terkenal dengan ikan dan sebagian besar pengunjung yang datang ke Makassar mencari restoran ikan. Ikan yang disajikan di restoran Makassar kebanyakan pelagis dan ikan karang seperti ikan kerapu, kakap, beronang, dan ikan karang lainnya. Bisnis restoran ini telah memberikan kontribusi signifikan untuk meningkatkan permintaan ikan di Sulawesi Selatan. Sayangnya, sebagian dari ikan ini pada dasarnya tidak ditangkap dari perairan Sulawesi Selatan. ________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 1
Survey Industri Lokal
Keterbatasan pasokan es dan ketersediaan tempat penyimpanan yang mempunyai kapasitas pendingin yang baik serta transportasi, menyebabkan ikan-ikan tidak dapat dikonsumsi, dijual atau diproses sehingga dapat diolah sebagai ikan kering atau ikan asin, asap serta fermentasi. Ada beberapa unit usaha pengolahan ikan skala kecil di Sulawesi Selatan, yang umumnya menggunakan metode tradisional Baru-baru ini, ada pabrik pengalengan ikan yang dibangun di Kabupaten Bantaeng, atas kerjasama antara pemerintah daerah dan perusahaan pengalengan dari Jepang. Beberapa upaya, dalam industri ikan perlu diambil sedemikian rupa sehingga industri ikan tidak hanya dalam bentuk ikan beku, tetapi juga menyediakan produk-produk seperti ikan segar, fillet, ikan asap, kerupuk ikan, minyak ikan dan bahkan ikan hidup.
15.2. Karakteristik Produk Guna memberi nilai tambah bagi nelayan, Sulawesi Selatan mematok mutu ekspor ikan,seperti tuna dan cakalang sesuai standar kebutuhan pasar di beberapa negara seperti Jepang, Amerika, Cina dan Korea. Saat ini, digalakkan ekspor ikan dalam kondisi fisik yang segar, utuh, tak cacat, serta tidak mengandung bahan pengawet kimiawi, sesuai kebutuhan baku sashimi, makanan favorit di restoran Jepang. Sebagaimana telah disebutkan dalam bagian sebelumnya, sebagian besar ikan yang diproduksi di Sulawesi Selatan dikonsumsi di dalam negeri, dan hanya sejumlah kecil diekspor. Kebanyakan Ikan dikonsumsi, dan jika ada pengolahan yang terlibat, hanya terbatas pada ikan kering atau abon ikan. Ikan yang diekspor sebagian besar hidup atau beku, sehingga tidak ada pengolahan atau industri yang terlibat. Salah satu pusat pusat pengolahan ikan kering di Sulawesi Selatan adalah kabupaten Barru dan Kota Pare-pare. Produksi ikan kering skala komersial di Kabupaten Barru setidaknya telah berlangsung selama kurun waktu 20 tahun. Pengeringan ikan asin adalah metode pengawetan tertua, dan ikan kering memiliki kelebihan yaitu tahan lama dalam penyimpanan. Pengeringan tetap menyimpan banyak nutrisi dan membuat ikan lebih lezat dan todak banyak makan biaya. Dimana setiap nelayan atau keluarga dapat melakukannya dan produk yang dihasilkan mudah diangkut ke pasar. Pengasinan menjadi layak secara ekonomi selama produksi ikan surplus dan tersedianya garam murah dari Kabupaten Jeneponto yang mulai banyak tersedia di pasar. Secara tradisional, ikan asin (sebagian besar adalah Kerapu) dikeringkan dengan mengangin-anginkan di bawah terik matahari, digantung di bale-bale atau di biarkan tersebar di atas tebing atau batu yang bersih di dekat pantai. Produksi ikan lainnya di Kabupaten Barru adalah ikan kering dan abon ikan. Bentuk ikan kering adalah kecil, dan asin sebelum digoreng. Produk ini sangat populer di Sulawesi Selatan, di mana disajikan sebagai pendamping makanan pokok (nasi). Meskipun pohon industri telah dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia memiliki beberapa produk ikan, pengolahan ikan di Kabupaten Barru hanya punya tiga produk yang dijelaskan di atas.
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 2
Survey Industri Lokal
Gambar 15.1. Pohon Industri Ikan Ada beberapa usaha pengolahan ikan yang berbasis home industry di kabupaten Barru, diantaranya a. UD. Sejathera Produk yang dihasilkan dari usaha ini adalah abon dan ikan kering sunu. Abon ikan Abon dapat bertahan selama 3 – 4 bulan dengan dikemas plastik. Dikemas dalam beberapa ukuran yaitu : 0,25 kg dengan harga Rp.20.000, 0,5 kg dengan harga Rp.40.000 dan 100 gram dengan harga Rp.9.000. dalam satu bulan biasanya UD. Sejathera menghasilkan abon sebanyak 60 kg..
Ikan Sunu kering Ikan Sunu kering dapat bertahan selama 3 bulan. Ikan sunu yang sudah dikeringkan biasanya tidak dikemas
b. Kelompok Sentra Tappatasi Produk utam kelompok ini adalah ikan kering. Jenis ikan yang dikeringkan adalah : ikan teri, ikan tembang, ikan layang kecil dan ikan sarpu. Dengan jumlah anggota sebanyak 46 orang, kelompok ini biasa memproduksi 69 ton (berat kering) perbulan. Dengan rata-rata tiap orang anggota memproduksi 1,5 ton per bulan. Ikan yang sudah dikeringkan biasanya di kemas dalam karung dan dos-dos besar (isi 100 liter). c. Lela Mandiri Produk utama dari kelompok ini adalah Abon ikan, namun mereka juga membuat Nuget, Otak-otak, keripik dan Banden tanpa tulang jika ada pesanan. Abon dapat bertahan selama 3 – 4 bulan dengan dikemas plastik. Dikemas dalam beberapa ukuran yaitu : 1 kg dengan harga Rp.70.000, 0,5 kg dengan harga Rp.35.000 dan 180 gram dengan harga Rp.12.000 d. Kelompok pengering di Tanete Rilau ________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 3
Survey Industri Lokal
Ada 20 kios yang membuat ikan kering di Kecamatan Tanete Rilau. Ikan yang dikeringkan adalah jenis ikan sunu merah, sunu putih, sunu hitam dan cumi kering. Harga ikan ditentukan oleh ukuran ikan, dimana semakin besar ukuran ikan yang dikeringkan maka semakin mahal juga harga ikan tersebut.
15.3. Perolehan Bahan Baku Ikan sebagai bahan baku dalam industri perikanan perlu ditingkatkan jumlahnya. Dalam rangka usaha peningkatan penangkapan ikan atau produktivitas usaha perikanan perlu adanya motorisasi alat penangkapan yang dibarengi dengan usaha peningkatan produktivitas yang juga dapat memperluas kesempatan kerja. Dari segi potensi kelautan Sulawesi Selatan yang sebagian besar wilayahnya adalah laut terkandung sumber daya ikan (ikan kerapu, napoleon, cakalang dll) yang melimpah. sayangnya belum terkelola secara maksimal, sehingga selama ini lebih banyak dimamfaatkan oleh nelayan dari daerah lain. Kebanyakan Nelayan yang ada DiSulawesi Selatan berada dilaut Tabel : 15.2. Jumlah Nelayan yang ada di Sulawesi Selatan Tahun 2002 -2007. Jenis nelayan
Tahun 2002
2003
2004
2005
2006
2007
Nelayan dilaut
164,307
206,368
171,922
122,976
123,413
156,393
pembudidaya dilaut
106,942
106,535
172,176
153,080
40,779
229,384
Pembudidaya di darat
14,618
15,411
17,168
10,972
13,822
14,360
Sumber : http://statistik.dkp.go.id Tabel 15.2, menunjukan bahwa sebagaian besar nelayan di Sulawesi Selatan kebanyakan bekerja dilaut, baik itu nelayan lepas dilautan dan membudidaya dilaut. Selain mengandalkan potensi ikan, secara geografis posisi Sulawesi Selatan yang tepat berada di pertengahan Nusantara, dan menjadi salah satu jalur pelayanan nasional patut dipertimbangkan. Dengan posisi yang tepat di jantung nusantara tak mengherankan bila Pemdan Sul Sel berobsesi, menjadikan daerahnya sebagai pusat perdagangan ikan, sebagai program jangka panjang. Upaya untuk mewujudkan impian itu setidaknya telah dilakukan pembangunan meski masih menganut skala prioritas secara bertahap. Keseriusan membidik sebagai pusat bisnis ikan nusantara itu nampak dari pelabuhan pembangunan ikan, pabrik es serta infrastruktur penunjang lainnya. Selain itu juga telah dilakukan pembinaan secara terus menerus terhadap para nelayan, termasuk upaya memerangi penangkapan ikan secara illegal, dengan menggunakan bom, dan jenis pembius ikan lainnya.
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 4
Survey Industri Lokal
Khusus untuk kabupaten Barru ada lima kecamatan kecamatan yang merupakan penghasil terbesar ikan, yaitu:
Tabel : 15.3. Produksi Hasil Perikanan Diakabupaten Barru Tahun 2007
1. Kecamatan Tanete Rilau 2. Kecamatan Barru 3. Kecamatan Soppeng Riaja 4. Kecamatan Balusu 5. Kecamatan Mallusetasi Sumber : Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Barru
Sebagian besar ikan yang diproduksi adalah ikan laut sekitar (88%) dan sisanya adalah ikan air payau. Dulu ada beberapa ikan yang ditangkap dari sungai, hanya saja pada lima tahun terakhir ini berkurang. Cara masing-masing industri pengadaan bahan baku yang bervariasi seperti disajikan pada penjelasan di bawah ini; a.
KUB Sejathera Bahan baku abonnya adalah jenis ikan tuna, dimana ikan tuna ini diperoleh dari KIMA. Alasan mereka membeli bahan baku dari KIMA karena Ikan tersebut sudah bebas dari tulang sehingga untuk mengolah nya lebih gampang dibandingkan ikan Tuna yang bertulang. Biasanya mereka membeli dengan harga Rp. 15.000 – Rp.17.000 / kg. cara pembelian ikan Tuna ini adalah KUB. Sejathera biasanya menelpon langganan yang tinggal disekitar KIMA kemudian orang ini lah yang mengirim ikan tuna dalam keadaan dingin dengan menggunakan mobil. Sedangkan untuk produk ikan kering Sunu, produksinya tidak menentu. Mereka membuat ikan kering jika ada tangkapan ikan dari keluarganya.
b.
Sentra Tappatasi Group Para anggota kelompok memperoleh Ikan di tempat pelelangan ikan yang ada dikelurahan Sumpang Binangae. Ikan dijual biasanya dalam dijual dalam wadah gabus. Dalam satu wadah gabus biasanya berisi 37-40 kg yang biasa menghasilkan 50 liter setelah dikeringkan.
c.
Lela Mandiri Group Bahan baku abonnya adalah jenis ikan tuna, dimana ikan tuna ini diperoleh dari KIMA. Alasan mereka membeli bahan baku dari KIMA karena Ikan tersebut sudah bebas dari tulang sehingga untuk mengolah nya lebih gampang dibandingkan ikan Tuna yang bertulang. Biasanya mereka membeli dengan harga Rp. 15.000 – Rp.17.000 / kg. cara pembelian ikan Tuna ini adalah KUB. Sejathera biasanya menelpon langganan yang tinggal disekitar KIMA kemudian orang ini lah yang mengirim ikan tuna dalam keadaan dingin dengan menggunakan mobil. Biasanya juga mereka mengambil ikan dari PT. Philips tapi jumlahnya tidak tetap dan sedikit.
d.
Kelompok pengering di Tanete Rilau Ikan mentah yang dikeringkan biasanya diperoleh dari nelayan di Kabupaten Barru dan ikan yang berasal dari Makassar. Dengan perbandingan 50 % dari nelayan dan 50
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 5
Survey Industri Lokal
% dari makassar. Ikan yang berasal dari makassar biasanya berasal dari warungwarung seafood yang tidak terjual. Ikan yang berasal dari makassar diangkut menggunakan mobil dimana ikan tetap dalam keadaan dingin.
15.4. Distribusi dan Perdagangan Rantai pasokan ikan di Sulawesi Selatan melibatkan banyak pelaku, dari nelayan, pengumpul, distributor pembeli dan penjual di pelelangan ikan, penjual ikan, pengolah dan eksportir. Eksportir hanya mengekspor sebagian besar ikan hidup atau ikan beku. Pengolahan ikan secara tradisonal terbatas hanya untuk kegiatan-kegiatan i ikan beku, ikan asin, dan abon. Ada sekitar 11 unit bisnis terlibat dalam ikan beku, 36 pengolahan ikan kering dan 12 pengolahan abon ikan yang terdaftar di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Selatan. Angka nyata di lapangan bisa jauh lebih tinggi terutama untuk ikan kering dan abon ikan pada skala industry rumah tangga. Tabel 15.4. Daftar Perusahaan skala rumah tangga/tradisonal Pengolahan Ikan dan Kapasitasnya di Sulawesi Selatan
Tabel 15.4. Lanjutan
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 6
Survey Industri Lokal
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Tipe saluran distribusi untuk ikan ikan yang telah dip roses dapat dilihat pada beberapa industry ikan di Barru, sebagai berikut : a.
KUB Sejathera Ada dua cara pemasaran produk abon KUB. Sejathera,
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 7
Survey Industri Lokal
Pertama : dengan menjual produknya di rumah produksi sehingga para pembeli yang mendatangi rumah. Abon dijual 0,25 kg dengan harga Rp.20.000, 0,5 kg dengan harga Rp.40.000 dan 100 gram dengan harga Rp.9.000 Kedua : dengan menitip abonnya di swalayan di Barru. Pasar swalan menjual abon biasanya dengan selisih Rp. 2.000 dengan harga yang biasa dijual dirumah produksi Untuk ikan kering sunu, hanya dijual dirumah produksi. Biasanya dijual Rp. 40.000 untuk yang beratnya 0,5 kg.
b.
Kelompok Sentra Tappatasi Ikan yang dikeringkan diperoleh dari tempat pelelangan ikan yang selanjutnya dijual dirumah produksi atau ikan tersebut dijemput langsung oleh agen. Agen ini biasanya berasal dari Kab. Enrekang, Kab. Sidrap, Makassar dan beberapa daerah dari Sulawesi Barat. Rantai nilai dapat dilihat pada gambar berikut ini. Nelayan 100 kg = Rp.200.000 - Rp.250.000
Pengering 40 kg = Rp.250.000 - Rp.300.000
Agen di daerah 40 kg = Rp.350.000 - Rp.300.000
Penjual dipasar 50 liter = Rp.450.000 - Rp.500.000
Konsumen
c.
Kelompok Lela mandiri Sama dengan kelompok KUB. Sejathera, pemasaran abon dari kelompok ini ada dua cara yaitu : Pertama : dengan menjual produknya di rumah produksi sehingga para pembeli yang mendatangi rumah. Abon dijual 1 kg dengan harga Rp.70.000, 0,5 kg dengan harga Rp.35.000, dan 180 gram dengan harga Rp.12.000. Kedua : dengan menitip abonnya di swalayan di Pare-pare. Alasan memilih pare-pare sebagai daerah pemasaran karena lokasi rumah produksi dari kelompok ini lebih dekat ke Pare-pare dari pada di kota Barru. Pasar swalan menjual abon biasanya dengan selisih Rp. 2.000 dengan harga yang biasa dijual dirumah produksi.
d.
Kelompok Pengering di Tanete Rilau Kelompok ini menjual ikan keringnya dengan memajangnya sepanjang jalan pros Makassar-Pare-pare. Menurut para pedagang biasanya penjulan meningkat apabila musim liburan tiba, khususnya liburan bagi STPDN (sekolah perguruan tinggi
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 8
Survey Industri Lokal
dalam negeri) dan AKABRI. Mereka membeli ikan kering ini sebagai oleh-oleh yang akan di bawa mereka sekembalinya ke Jawa. Untuk kegiatan ekspor kebanyakan di ekspor dalam bentuk ikan beku atau ikan segar. Jenis ikan yang di ekspor adalah jenis ikan tuna, kerapu, ikan kakap, ikan terbang dan teripang. Negara tujuan ekspor kebanyakan di Hongkong, China, Jepang dan Korea. Adapun daftar perusahaan eksportir yang ada Di Sulawesi Selatan diantaranya : Tabel 15.5. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Cina Tahun 2007
Bulan Januari
Maret
April Juni
Nama Perusahaan PT. Multi Sari Makassar
Agustus
September
Oktober
Desember
Ekspor Volume Nilai (kg) (USD)
Keterangan
China
13,860.00
8.580,00
D. Ikan Kakap Beku
UD. Herawaty
Hongkong
2,000.00
7.000,00
Ikan Kerapu Hidup
CV. Karya Duta Perkasa
Hongkong
3,500.00
5.250,00
Ikan Kerapu Segar
PT. Pandu Andika Putera
Hongkong
3,810.00
32.115,00
D. Ikan Tuna Beku
PT. Pandu Andika Putera PT. Kemilau Bintang Timur
Hongkong
1,500.00
5.250,00
Ikan Kerapu Hidup
Hongkong
2,000.00
7.000,00
Ikan Kerapu Hidup
2.00
2,00
D. Ikan Kakap Beku
PT. Parlevliet Paraba
Taiwan
UD. Herawati PT. Wahyu Pradana Binamulia
Hongkong
2,000.00
10.000,00
Ikan Kerapu Hidup
Hongkong
30.00
300,00
T. Ikan Terbang Krg
China
0.10
1,00
T. Ikan Terbang Krg
China
10.00
10,00
Ikan Kakap Beku
Taiwan
2.00
5,00
Ikan Kakap Beku
Hongkong
19.00
190,00
Hongkong
150.00
1.500,00
Napoleon Wrasse
PT. Mega Pratama Indo PT. Wahyu Pradana Binamulia PT. Kemilau Bintang Timur
Hongkong
1,000.00
5.000,00
Ikan Kerapu Hidup
Hongkong
1.00
20,00
T. Ikan Terbang Krg
Hongkong
3,000.00
30.00
CV. Indah Sari PT. Wahyu Pradana Binamulia
Hongkong
400.00
1.00
Hongkong
5,080.00
144,955.00
Gurita Beku T. Ikan Terbang Kering T. Ikan Terbang Kering
PT. Chen Woo Fishery CV. Mina Timur Indonesia PT. Wahyu Pradana Bina Mulia
Hongkong
30.00
30.00
Taiwan
5,000.00
95,000.00
D. Ikan Tuna Beku T. Ikan Terbang Kering
Taiwan
4,000.00
61,300.00
T. Ikan Terbang Krg
PT. Tobiko Utama PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur CV. Berkat Selamat Agro Eskportir PT. Mega Bahari Adhi Mandiri
Juli
Negara Tujuan
T. Ikan Terbang Krg
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan ________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 9
Survey Industri Lokal
Tabel 15.6. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Cina Tahun 2008 Bulan
Februari April
Mei
Nama Perusahaan
Negara Tujuan
Ekspor Volume Nilai (Kg) (USD)
Keterangan
UD. Herawati PT. Mega Bahari Adhi Mandiri
Hongkong Taiwan, Kaohsiung
4,000.00
14,000.00
Ikan Kerapu Hidup
9,465.00
6,626.00
Ikan Beku
PT. Multi Sari Makassar
Hongkong
1,000.00
3,500.00
Ikan Kakap Beku
UD. Herawati PT. Mega Bahari Adhi Mandiri
Hongkong Taiwan, Kaohsiung
3,000.00
10,500.00
Kerapu Hidup
7,433.00
5,203.00
Ikan Beku
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan
Tabel 15.7. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Korea Tahun 2007
Bulan Januari Februari
Maret
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Nama Perusahaan CV. Makassar Jaya CV. Ome Trading Coy CV. Makassar Jaya PT. Wahyu Pradana Binamulia
Negara Tujuan Korea Korea Korea
Ekspor Volume (Kg) Nilai (USD) 1.620,00 6.494,00 10.800,00 26.440,00 1.706,00 8.596,00
Korea
100,00
995,00
PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur CV. Makassar Jaya PT. Wahyu Pradana Binamulia
Korea Korea Korea Korea
3,00 2.010,00 8.000,00 1.706,00
3,00 8.040,00 18.600,00 8.596,00
Korea
100,00
995,00
PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur PT. Multi Sari Makassar CV. Makassar Jaya CV. Ome Trading Coy PT. Tae Ho Bumi Abadi PT. Kemilau Bintang Timur CV. Makassar Jaya CV. Ome Trading Coy
Korea Korea Korea Hongkong Korea Korea Korea Korea Korea Korea
3,00 2.010,00 8.000,00 16.800,00 4.660,00 8.000,00 17.692,00 8,00 2.130,00 7.000,00
3,00 8.040,00 18.600,00 22.116,00 18.680,00 20.600,00 130.519,80 16,00 8.280,00 14.600,00
CV. Jireh Indonesia CV. Makassar Jaya
Korea Korea
1.510,00 1.630,00
15.000,00 6.520,00
CV. Jireh Indonesia
Korea
7.600,00
76.000,00
PT. Tobiko Utama PT. Tae Ho Bumi Abadi PT. Tae Ho Bumi Abadi CV. Anugerah Semesta Bahari
Korea Korea Korea
9.000,00 11.879,00 15.653,80
282.500,00 103.602,50 138.351,62
Keterangan Teripang Ikan Kayu Teripang Frozen Slipper Lobster D. Ikan Kakap Beku Teripang Ikan Kayu Teripang Frozen Slipper Lobster D. Ikan Kakap Beku Teripang Ikan Kayu Cumi-cumi Beku Teripang Ikan Kayu Udang Beku Ikan Kakap Beku Teripang Ikan Kayu Telur Ikan Terbang Kering Teripang Telur Ikan Terbang Kering Telur Ikan Terbang Kering Udang Beku Udang Beku
Korea
5.020,00
42.320,00
Udang Beku
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 10
Survey Industri Lokal
Tabel 15.7. Lanjutan
Agustus
September
November
PT. South Suco
Korea
78.190,80
661.919,40
CV. Jireh Indonesia
Korea
89.000,00
1.195.000,00
CV. Mina Timur Indo CV. Makassar Jaya
Korea Korea
310,00 510,00
8.990,000 2.040,00
PT. Tobiko Utama CV. Ome Trading Coy PT. Kemilau Bintang Timur
Korea Korea Korea
57.000,00 5.120,00 6.540,00
754.500,00 10.880,00 13.080,00
CV. Jireh Indonesia
Korea
32.000,00
480.000,00
CV. Mina Timur Indonesia
Korea
4.000
114.000,00
PT. Tobiko Utama CV. Makassar Jaya
Korea Korea
27.000,00 510,00
270.000,00 2.040,00
CV. Indah Sari
Korea
27.000,00
769.500,00
PT. Tae Ho Bumi Abadi PT. Mitra Kartika Sejati PT. Tae Ho Bumi Abadi CV. Anugerah Semesta Bahari
Korea Korea Korea
790 11.772,00 6.253,00
20.904,00 97.707,60 54.401,10
Udang Beku Telur Ikan Terbang Kering Telur Ikan Terbang Kering Teripang Telur Ikan Terbang Kering Ikan Kayu Gurita Beku T. Ikan Terbang Beku T. Ikan Terbang Beku T. Ikan Terbang Beku Teripang Telur Ikan Terbang Kering Telur Ikan Terbang Kering Udang Beku Udang Beku
Korea
4.530,00
38.760,00
Udang Beku
Puskopin
Korea
710.00
4,970.00
CV. Jireh Indonesia
Korea
19,000.00
285,000.00
PT. Tae Ho Bumi Abadi
Korea
1,752.00
43,800.00
CV. Mina Timur Indonesia
Korea
9,100.00
227,700.00
CV. Indah sari
Korea
9,002.00
198,002.00
CV. Ome Trading Coy
Korea
9,780.00
23,140.00
PT. Tobiko Utama
Korea
26,000.00
260,000.00
CV. Makassar Jaya
Korea
860.00
3,440.00
PT. Tobiko Utama
Korea
85,000.00
760,000.00
PT. Tae Ho Bumi Abadi
Korea
4,728.00
113,472.00
CV. Mina Timur Indonesia
Korea
8,000.00
144,000.00
Puskopin
Korea
150.00
5,100.00
Teripang
CV. Makassar Jaya
Korea
1,183.00
4,732.00
CV. Indah Sari
Korea
96,401.00
860,481.00
Teripang T. Ikan Terbang Kering
CV. Ome Trading Coy
Korea
9,420.00
21,470.00
Ikan Kayu
Teripang T. Ikan Terbang Kering T. Ikan Terbang Kering T. Ikan Terbang Kering T. Ikan Terbang Kering Ikan Kayu T. Ikan Terbang Kering Teripang T. Ikan Terbang Kering T. Ikan Terbang Kering T. Ikan Terbang Kering
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 11
Survey Industri Lokal
Tabel 15.7. Lanjutan
Oktober
Desember
CV. Ome Trading Coy Puskopin CV. Makassar Jaya
Korea Korea Korea
21,690.00 700 870,00
96,574.00 12.96 3.840,00
CV. Mina Timur Indonesia PT. Wahyu Pradana Binamulia CV. Ome Trading Coy
Korea
10.000,00
150.000,00
Korea Korea
30,00 18.400,00
795 50.810,00
CV. Indah Sari
Korea
18.000,00
432.000
CV. Jireh Indonesia
Korea
20.000,00
300.000,-
PT. Tobiko Utama Puskopin CV. Makassar Jaya
Korea Korea Korea
38.000,00 890 1.160
400.000,14.330 14.330
CV. Jireh Indonesia
Korea
16.000
270.000
PT. Tobiko Utma CV. Ome Trading Coy
Korea Korea
10.000 9.200
100.000 20.700
Ikan Kayu Teripang Teripang Telur Ikan Terbang Kering Telur Ikan Terbang Kering Ikan Kayu Telur Ikan Terbang Kering Telur Ikan Terbang Kering Telur Ikan Terbang Kering Teripang Teripang Telur Ikan Terbang Kering Telur Ikan Terbang Kering Ikan Kayu
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan
Tabel 15.8. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Korea Tahun 2008 Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Nama Perusahaan
Negara Tujuan
CV. Indah sari
Korea,Incheon
CV. Makassar Jaya
Korea,Seoul
CV. Ome Trading Coy
Korea,Incheon
Puskopin
Korea,Seoul
CV. Jireh Indonesia
Ekspor Volume (kg) Nilai
Keterangan Telur Ikan Terbang Kering
11.00
100.00
420.00
9,660.00
Teripang
8,400.00
14,290.00
Ikan Kayu
600.00
4,200.00
Korea
6,000.00
90,000.00
Teripang Telur Ikan Terbang Kering
CV. Makassar Jaya
Korea,Seoul
1,020.00
23,460.00
Teripang
CV. Mutiara sakti
Korea,Seoul
510.00
17,340.00
Teripang
Puskopin
Korea,Seoul
200.00
1,400.00
CV. Jireh Indonesia
Korea
11,000.00
165,000.00
CV. Makassar Jaya
Korea,Seoul
860.00
19,780.00
Teripang
CV. Ome Trading Coy
Korea,Incheon
9,961.00
28,882.00
Ikan Kayu
CV. Mutiara sakti
Korea
1,570.00
15,960.00
Teripang
CV. Makassar Jaya
Korea,Incheon
2,260.00
52,670.00
Teripang
Teripang Telur Ikan Terbang Kering
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 12
Survey Industri Lokal
Tabel 15.8. Lanjutan
Mei
CV. Ome Trading Coy
Korea,Seoul
1,534.00
12,657.00
Teripang
CV. Mutiara sakti
Korea, Busan
10,500.00
27,620.00
Ikan Kayu
CV. Ome Trading Coy
Korea, Busan
19,800.00
39,180.00
Ikan Kayu
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan
Tabel 15.9. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Jepang Tahun 2007
Nama Perusahaan PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur
Negara Tujuan Jepang Jepang
Ekspor Volume (kg) Nilai 20,00 22,00 17.900,00 48.625,00
PT. Parlevliet Paraba CV. Ome Trading Coy PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang Jepang Jepang Jepang
3.900,00 23.615,00 9.030,00 47.850,00
6.825,00 100.564,50 27.030,00 109.100,00
PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang
60,00
60,00
PT. Parlevliet Paraba CV. Ome Trading Coy PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang Jepang Jepang
3.750,00 19.450,00 42.880,00
6.565,00 70.260,00 114.500,00
PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang
1.700
2.975,00
Mei
PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur CV. Ome Trading Coy PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang Jepang Jepang Jepang
48.000,18.800,00 21.200,00 9.300,00
38.400,00 51.650,00 83.600,00 23.250,00
Juni
PT. Pintu Baru CV. Savana Laut Indo CV. Ome Trading Coy PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang Jepang Jepang Jepang
2,00 13.212,00 21.340,00 200,00
4,00 37.166,00 83.924,00 200,00
PT. Pintu Baru CV. Ome Pradana BM PT. South Suco PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang Jepang Jepang Jepang Jepang
8.000,00 22.390,00 77.640,00 2,00 9.300,00
280.00,00 91.422,00 691.462,76 2,00 23.250,00
CV. Indah Sari
Jepang
300,00
8.400,00
PT. Pintu Baru
Jepang
6.000,00
198.000,00
CV. Putra Galesong
Jepang
8.000,00
216.000,00
UD. ATOPS
Jepang
18.000,00
450.000,00
Bulan Januari
Februari
Maret
April
Keterangan D. Ikan Beku D. Kerang Beku D. Ikan Tuna Segar Ikan Kayu Gurita Beku D. Kerang Beku D. Ikan Kerapu Beku D. Ikan Tuna Segar Ikan Kayu D. Kerang Beku D. Ikan Tuna Segar Ikan Terbang Beku D. Kerang Beku Ikan Kayu D. Kerang Beku T. Ikan Terbang Beku Ikan Kayu Ikan Kayu D. Kerang Beku T. Ikan Terbang Krg Ikan Kayu Ikan Kakap Beku Ikan Kakap Beku D. Kerang beku T. Ikan Terbang Krg T. Ikan Terbang Krg T. Ikan Terbang Krg T. Ikan Terbang Krg
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 13
Survey Industri Lokal
Tabel 15.9. Lanjutan PT. Tobiko Utama
Jepang
14.000,00
252.500,00
Teripang T. Ikan Terbang Kering Ikan Kakap Beku Ikan Kakap Beku Ikan Teri Beku Ikan Kayu
Agustus
PT. Pintu Baru PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur PT. Kemilau Bintang Timur CV. Ome Trading Coy
Jepang Jepang Jepang Jepang Jepang
8.000,00 2,00 2,00 15,00 10.281.00
264.000,00 4,00 2,00 15,00 45.450,40
September
PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang
30.00
30.00
Gurita Beku
PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang
5.00
5.00
Oktober
CV. Indah sari
1,070.00
27,446.00
November
PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang Japan, Tokyo
Ikan Kakap Beku T. Ikan Terbang Kering
95,00
87,50
Ikan Kayu
Desember
PT. Kemilau Bintang Timur
Jepang
9.03
42.08
Gurita Beku
CV. Sakana Laut Indonesia
Jepang
9.780
33.91
Ikan Kayu
CV. Ome Trading Coy
Jepang
21.200
91.77
Ikan Kayu
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan
Tabel 15.10. Daftar Perusahaan Pengekspor ikan beku/ segar ke negara Jepang Tahun 2008
Bulan Januari
Nama Perusahaan
Negara Tujuan
Ekspor Volume (Kg)
Nilai
Keterangan T.Ikan Trbang Kering
CV. Indah sari
Japan,Kobe
4.00
40.00
CV. Sakana Laut Indonesia
Japan, Moji
3,921.00
16,126.70
PT. Kemilau Bintang Timur
Japan
10.00
10.00
Ikan Teri Beku
PT. Kemilau Bintang Timur
Japan,Tokyo
35.00
35.00
Gurita Beku
CV. Ome Trading Coy
Japan
9,373.00
44,752.20
Ikan Kayu
PT. Kemilau Bintang Timur
Japan,Tokyo
8,270.00
35,087.60
Gurita Beku
CV. Ome Trading Coy
Japan,Shimizu
9,450.00
43,018.00
Ikan Kayu
PT. Kemilau Bintang Timur
Japan,Shimizu
4,132.38
44,461.50
Gurita Beku
April
CV. Sakana Laut Indonesia
Japan,Kobe
7,984.00
35,069.00
Ikan Kayu
Mei
PT.Multi Sari Makassar
Japan,Tokyo
8,160.00
3,488.90
PT.Multi Sari Makassar
Japan,Tokyo
1.74.00
1.74
CV. Ome Trading Coy
Japan,Shimizu
24,000.00
130,824.00
Februari
Maret
Ikan Kayu
Gurita Beku D.Ikan Emperor Beku Ikan Kayu
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan ________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 14
Survey Industri Lokal
15.5. Posisi Pembeli Sebagaimana telah disebutkan dalam bagian sebelumnya, sebagian besar ikan yang diproduksi di Sulawesi Selatan dikonsumsi di dalam negeri, dan hanya sejumlah kecil diekspor. Kebanyakan Ikan dikonsumsi, dan jika ada pengolahan yang terlibat, hanya terbatas pada ikan kering atau abon ikan. Ikan yang diekspor sebagian besar hidup atau beku, sehingga tidak ada pengolahan atau industri yang terlibat. Salah satu pusat pusat pengolahan ikan kering di Sulawesi Selatan adalah kabupaten Barru dan Kota Pare-pare. Para eksportir umumnya mendapatkan ikan dari nelayan yang ada di Sulawesi Selatan dengan harga yang bervariasi, sebagai contoh : Harga ikan tuna di pasaran domestik ratarata mencapai Rp. 21.000,- dan sekitar Rp. 35.000,- di pasar global. Sedangkan jenis ikan lain seperti ikan kerapu, di pasaran domestik yang harganya berkisar antara Rp. 14.000,sampai Rp. 17.000,- di pasar global harganya mencapai Rp. 17.500,-. Hal ini menggambarkan bahwa komoditi ikan merupakan investasi yang menguntungkan apabila dikelola secara optimal. Perbandingan antara harga domestik dengan harga global beberapa jenis komoditi ikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 15.11. Harga Hasil Komoditi Perikanan Tahun 2007 Harga Global Kisaran Harga Domestik/kg (Rp)
Harga Domestik rata-rata/kg (Rp)
US ($)
Rp ($1 = 10,000)
Lobster
160,000
160,000
-
-
Tuna
35,000
21,000
3.49
34900
Kakap
-
14,000
-
-
Kerapu
14,000 - 17,000
15,500
1.74
17400
Kembung
9,000 - 10,000
9,500
-
-
Ikan
-) Data tidak teridentifikasi Sumber : Hasil Olah Data Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007 Sedangkan untuk Kegiatan usaha yang berbasis home industri, dapat dilihat pada setiap bentuk usaha yang ada di Kabupaten Barru : a.
KUB Sejathera Dalam melakukan penjualan abon, KUB Sejathera menjual produknya dirumah produksi dan menitip abon di mini market yang ada di kabupaten Barru. Tidak ada kontrak dengan pihak mini market dan harga yang dijual di mini market biasanya selisih Rp.2.000 dengan harga yang dijual langsung oleh KUB Sejathera di rumah produksi.
b.
Kelompok Sentra Tappatasi Harga ikan kering sangat ditentukan oleh ketersediaan ikan, dimana pada musim timur (bulan April –bulan November) jumlah ikan sangat melimpah
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 15
Survey Industri Lokal
sehingga harga ikan kering murah. Dalam melakukan transaksi antara agen dengan kelompok pengering ikan hanya dilandasi rasa kepercayaan karena para agen jarang membawa uang cash untuk membayar ikan yang dibawa di kabupaten asal agen berasal. Biasanya para pengering ikan mendapatkan uang dari para agen 1 -2 minggu kemudian. c.
Kelompok Lela Mandiri Dalam melakukan penjualan abon, Lela Mandiri menjual produknya dirumah produksi dan menitip abon di mini market yang ada di kota Pare-Pare. Tidak ada kontrak dengan pihak mini market dan harga yang dijual di mini market biasanya selisih Rp.2.000 dengan harga yang dijual langsung oleh Lela Mandiri di rumah produksi.
d.
Kelompok pengering di Tanete Rilau Dalam melakukan transaksi pembeli yang hendak membeli ikan kering bisa langsung membeli dipinggir jalan denga membayar dengan uang cash. Belum ada kerjasama yang dilakukan dengan pihak lain dalam hal penjualan produk ikan kering.
15.6. Pengolahan dan Nilai Tambah a. KUB Sejathera
Abon Untuk membuat Abon diperlukan ikan tuna dan beberapa bumbu seperti : garam, gula merah, ketumbar, bawang merah, jahe, sereh, dan bawang putih. Dari 10 kg ikan tuna (harga 1kg=17.000 x 10 = Rp.170.000) dapat dihasilkan 3-4 kg abon (harga jual 1 kg= Rp.80.000 x 4 = Rp.320.000) . Sehingga keuntungan yang bisa diperoleh adalah Rp.320.000 – Rp.170.000 = Rp. 150.000. Rata-rata penjualan KUB. Sejathera perbulannya adalah 60 kg. Sehingga keuntungan yang bisa diperoleh dari KUB. Sejathera dalam sebulan adalah kurang lebih Rp. 900.000. Selain itu nilai tambah yang bisa diperoleh adalah dari segi daya tahan produk dimana ikan tuna yang dibuat abon biasanya bisa bertahan sampai dengan 3-4 bulan.
Ikan kering Sunu Untuk membuat ikan kering sunu hanya diperlukan garam untuk mengasinkan ikan. Setelah pengeringan ikan sunu mengalami penyusutan sebesar 50 – 60 % dari berat awal. Dari 3 kg ikan sunu (harga = Rp. 20.000) dapat menghasilkan ikan kering seberat kurang lebih 1 kg. biasanya dijual Rp. 40.000.
b. Kelompok Sentra Tappatasi Kelompok ini hanya fokus pada proses pengeringan ikan karena mereka beranggapan bahwa proses ini yang paling murah dan mudah dilakukan. Dengan memproduksi ikan kering para anggota kelompok Sentra tappatasi dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp. 50.000 dari setiap 100 kg ikan kering yang dijual seperti yang ada pada c diatas. c. Kelompok Lela Mandiri ________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 16
Survey Industri Lokal
Untuk membuat Abon diperlukan ikan tuna dan beberapa bumbu seperti : garam, gula merah, ketumbar, bawang merah, jahe, sereh, dan bawang putih. Dari 10 kg ikan tuna (harga 1kg=17.000 x 10 = Rp.170.000) dapat dihasilkan 3-4 kg abon (harga jual 1 kg= Rp.70.000 x 4 = Rp.280.000) . Sehingga keuntungan yang bisa diperoleh adalah Rp.280.000 – Rp.170.000 = Rp. 110.000. Rata-rata penjualan KUB. Sejathera perbulannya adalah 80 kg. Sehingga keuntungan yang bisa diperoleh dari KUB. Sejathera dalam sebulan adalah kurang lebih Rp. 880.000. d. Kelompok pengering di Tanete Rilau Menurut penjual ikan kering di Tanete Rilau bahwa rata-rata keuntungan dari penjualan ikan kering biasanya berkisar Rp.40.000 – Rp. 60.000/ekor. sebagai contoh hitungan sebagai berikut : Harga mentah ikan sunu hitam = Rp.20.000/kg, harga jual = Rp.60.000/ekor.
15.7. Teknologi Pengolahan dan Inovasi Terkini a. KUB. Sejathera Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana dimana alat-alat yang digunakan masih skala rumah tangga. Alat alat yang digunakan pisau dapur, pengepres, blender, baskom, dan wajan. 1. Proses Pembuatan abon Ikan Tuna
Penambahan bumbu
Penggorengan
Pemasakan
Pengepresan
Pengepresan
Pemasakan
Pengemasan
2. Proses pembuatan ikan kering Ikan Sunu
Dibelah
Penggaraman
Pencucian
Pencucian
Penjemuran
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 17
Survey Industri Lokal
b. Kelompok Sentra Tappatasi Alat-alat yang digunakan cukup sederhana seperti wadah untuk penggaraman dan balai-balai untuk pengeringan. Ikan
pencucian
penggaraman
pencucian
penjemuran
c. Kelompok Lela Mandiri Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana dimana alat-alat yang digunakan masih skala rumah tangga. Alat alat yang digunakan pisau dapur, pengepres, blender, baskom, dan wajan. 1. Proses Pembuatan abon
Ikan Tuna
Pemasakan
Pengepresan
Pengepresan
Pemasakan
Penambahan Bumbu
Penggorengan
d. Kelompok pengering di Tanete Rilau Dalam membuat ikan kering hanya diperlukan alat dan bahan sederhana, seperti baskom, pisau, garam, dan lemari penjualan. Adapun proses pembuatan ikan kering, yaitu : Pengemasan
Ikan
Dibelah
Pencucian
Pengeringan
Penggaraman
Penjemuran
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 18
Survey Industri Lokal
15.8. Prospek Teknologi Pengolahan a.
KUB Sejathera Abon produk KUB Sejathera sangat diminati oleh masyarakat pada umumnya, sehingga mempermudah penjualan abon ini di pasar lokal. Walaupun begitu, akan lebih baik bila produknya di kemas dengan sentuhan teknologi pengemasan yang lebih baik. Penampakan produk abon ikan akan lebih menarik dan dapat memperpanjang masa simpan abon yang pada akhirnya dapat lebih mempermudah penjualan abon tersebut. Sedangkan untuk produk ikan kering, produk KUB ini mengalami penurunan mutu pada musim hujan dimana KUB ini belum mempunya alat yang memadai untuk mengeringkan ikan dengan baik.
b.
Kelompok Sentra Tappatasi Proses pengolahan yang dilakukan oleh kelompok ini masih sangat sederhana dan tertuju pada satu jenis produk saja yaitu ikan kering. Masih banyak bentuk diversifikasi produk yang bisa dibuat: seperti bakso ikan, nugget, abon, dan tepung ikan. Hal ini juga akan membantu mengatasi apabila terjadi over produksi ikan pada saat musim hujan. Penampakan ikan kering yang akan dijual tidak terlalu baik karena hanya di kemas dalam karung dan kardus. Produk ini akan lebih menarik perhatian konsumen apabila dikemas dengan baik yang pada akhirnya akan dapat menembus pasar di supermarket.
c.
Kelompok Lela Mandiri Sama dengan abon produk KUB Sejathera, abon ikan produk Lela Mandiri juga diminati oleh masyarakat pada umumnya. Penampakan produk abon ikan akan lebih menarik apabila dikemas dengan baik serta dapat memperpanjang masa simpan abon yang pada akhirnya dapat lebih mempermudah penjualan abon tersebut di Toko swalayan besar di Kota Pare-pare.
15.9. Potensi Pasar dan Tantangan Perdagangan produk-produk perikanan nasional mencapai nilai tertinggi di tahun 2007 sebesar US$ 2,26 milyar (nilai ekspor) pada tahun 2007, dengan tingkat pertumbuhan per tahun mencapai 7,46 persen sejak tahun 2002. Dari jumlah kuantitasnya, ekuivalent volume ekspor tersebut mencapai 18,5 persen dari jumlah produksi perikanan tangkap dan budidayanasional. Pada tahun 2007, jumlah perdagangan internasional produk perikanan mencapai nilai US$ 2,26 miliar (nilai ekspor), meningkat sebesar 9,21 persen dibanding tahun 2006 dan meningkat 7,46 persen pertahun sejak 2002. Volume ekspor produk perikanan secara umum meningkat
Gambar 5.2. Persentase Nilai Ekspor berdasarkan Pulau Utama, 2007
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 19
Survey Industri Lokal
10,42 persen pertahun pada periode 2002-2007. Volume ekspor meningkat dari 565.739 ton pada tahun 2002 menjadi 854.328 ton pada 2007. Pada tahun 2005 volume ekspor menurun dibanding tahun sebelumnya, sedangkan tahun 2006 dan 2007 terjadi peningkatan volume ekspor. Ekspor komoditas perikanan umumnya dilakukan melalui pelabuhan ekspor, baik laut maupun udara. Jawa Timur, yang memiliki tiga pelabuhan ekspor yaitu Tanjung Perak, Pacitan dan Bandara Juanda, tercatat sebagai propinsi pengekspor komoditas perikanan tertinggi pada tahun 2007 (37 persen dari volume ekspor komoditas perikanan nasional) Gambar disamping menampilkan 10 provinsi pengekspor produk perikanan terbesar pada tahun 2007. Jawa Timur adalah pengekspor utama produk perikanan dengan nilai ekspor Gambar 5.3. Volume Ekspor Komoditi mencapai US$ 02,5 ribu. Indonesia telah mengalami peningkatan volume Perikanan berdasarkan Negara Tujuan, 2007 ekspor komoditas perikanan sejak tahun 2000-an. Pertumbuhan ini terkait dengan peningkatan, berkembangnya industri pengolahan yang menggambarkan biaya produksi dan tenaga kerja yang kompetitif. Disamping ekspor dari produksi domestik, Indonesia juga mengekspor komoditas impor yang diproses kembali untuk meningkatkan nilai tambahnya. Pada tahun 2007, lebih kurang 57,6 persen produk perikanan di ekspor melalui P. Jawa, 19,63 persen melalui P. Sumatera dan 13,4 persen melalui Pulau Sulawesi . DiSulawesi Selatan ada beberapa perusahaan yang terlibat dalam usaha eksport ikan (udang) segar/beku, yaitu : Tabel 15.12. Daftar dan alamat Perusaahaan pengekspor ikan beku/segar Di Sulawesi Selatan No
Nama Perusahaan
1
CV Makassar Jaya
2
CV. Ome Trading Coy
3
PT. Tae HO Bumi Abadi PT. Wahyu Pradana Binamulia
4 5
PT. South Suco
6
PT. Mitra Kartika Sejati
7
CV. Anugerah Semesta Bahari
Alamat jl. Batara Bira PU No. 13 Jl. Poros kanjilo Gowa, Tlp. 440414, fax 442913 Jl. Kima 3 Kav. SB, Tpl. 512619 JL. Kima Raya I Blok D No. 2C. Tlp. 4720895 Jl. Kima VI Blok G.4. Tlp 510201, 510215. Fax 510049 Jl. Kima Raya Kav. D-1b. Tlp 514515,514782. Fax 515430
Kapasitas Produksi/Hari
Terpasang
10 ton / hari
15 ton
5 ton / hari
10 ton
6 ton / hari
10 ton
Jl. Lantebung No. 8
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 20
Survey Industri Lokal
Tabel 15.12 Lanjutan 8
PT. Kemilau Bintang Timur
Jl. Kima 3 Kav. 2A
9
PT. Sittomas Mulia Sakti
10
PT. Multi Sari Makassar
11
CV. Jireh Indonesia
12
PT. Tobiko Utama
13
CV. Mina Timur Indonesia
14
Puskopin
15
CV. Indah Sari
16
CV. Mutiara Sakti
Jl. Kima No. 7 Kav.2-2 Jl. Kima 14 Kav. SS. 12. Tlp. 4723232 Jl. Boulevard A 11/2 No. 30. Tlp (0411) 432868, 444684 Jl. Sultan Hasanuddin Ni. 47-51. Tlp. 871535 Villa Pantai Biru No. 11 Tj. Bunga. Tlp. 5396977, 5436527 Jl. Kima 8 No. 9 Jl. Dg. Tatta IV Griya Tata Asri, Tlp. 421306 Jl. Sinassara No. 50. Tlp. 458244
10 ton / hari
15 ton
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan
Untuk usaha home industri , Sebagaimana dinyatakan di atas, hanya ada dua kelompok pengolahan abon Ikan di Kabupaten Barru. Mereka adalah KUB Sejahtera dan Lela Mandiri Grup. Sayangnya, ruang lingkup pemasaran hanya terbatas di pasar lokal (Barru) dan kota Pare-pare. Sebenarnya, jika mereka mencoba untuk meningkatkan produk mereka dengan lebih menarik dan berkualitas, mereka masih memiliki pasar yang besar untuk penjualan di wilayah Sulawesi Selatan Berbeda dengan kelompok pengolahan abon, kelompok pengolahan ikan kering Sentra Tappatasi sudah dikenal sebagai kelompok terbesar pengolah ikan kering di Kabupaten Barru. Mereka telah memperluas pasar mereka tidak hanya di pasar lokal tapi juga ke Kabupaten Sidrap, Enrekang, Makassar dan beberapa Kabupaten di Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Kelompok ikan kering lain adalah Kelompok Tanete Rilau. Meskipun teknik pengolahan yang mereka gunakan adalah sangat sederhana, peluang untuk dijual dan bersaing dengan produsen lain tetap besar. Mereka menampilkan produk ikan kering di sepanjang jalan ke Kota Pare-pare. Pembelinya adalah wisatawan domestik yang selesai berkunjung ke Tana Toraja dan kabupaten lain di sepanjang pantai timur Sulawesi Selatan yang pasti akan melalui Tanete Rilau. Ada banyak kios yang dimiliki oleh kelompok ikan kering di Tanete Rilau dimana produk mereka relatif lebih murah dibandingkan dengan produk yang dijual di supermarket.
15.10. Kerjasama dengan Lembaga Pendukung KUB Sejathera dan Kelompok Lela Mandiri sudah melakukan kerjasama dengan supermarket di Kabupaten Barru untuk mempromosikan dan menjual produk mereka. Walaupun tidak dalam bentuk kerja sama dengan kontrak tertulis, tetapi sampai sekarang hubungan mereka berjalan dengan baik. Mereka juga mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari pemerintah daerah terutama dari dinas perdagangan dan dinas perikanan setempat. Selain itu, Dinas kesehatan juga membantu mereka dengan memberikan lisensi Kesehatan ________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 21
Survey Industri Lokal
pada produk mereka. Di sisi lain, Sentra Ikan Kering Tappatasi Group dan Group di Tanete Rilau tidak memiliki kerja sama dengan sektor swasta, tetapi mereka mendapat pelatihan dari dinas perikanan setempat untuk meningkatkan kualitas produk mereka.
15.11. Pelatihan Sumberdaya Manusia a.
KUB. Sejathera Jumlah tenaga kerja yang bekerja di kelompok ini sebanyak 5 orang, dimana kelima orang ini rata-rata tingkat pendidikannya hanya SD. Kelima orang ini mendapat training dari ibu Suleha, pimpinan KUB Sejathera. Ibu Suleha pernah mendapatkan training dari Desperindag dan Dinas Perikanan Kabupaten Barru mengenai pembuatan abon, kerupuk, dan amplan
b.
Kelompok Sentra Tappatasi Jumlah tenaga kerja yang bekerja di kelompok ini sebanyak 46 orang. Rata-rata tingkat pendidikannya setingkat SD. Seluruh tenaga kerja mendapat pelatihan dari H. Ridwan, pimpinan Sentra Tappatasi..
c.
Kelompok Lela Mandiri Jumlah tenaga kerja Kelompok Lela Mandiri sebanyak 6 orang, yang rata-rata tingkat pendidikannya setingkat SMU. Keenam orang ini mendapat pelatihan dari ibu Laila, pimpinan Kelompok Lela Mandiri.. Ibu Laila pernah mendapatkan training dari Desperindag dan Dinas Perikanan Kabupaten Barru mengenai pembuatan abon dan kerupuk. Ibu laila juga pernah ke Jawa untuk melakukan studi banding dengan fasilitas Deperindag Barru.
15.12. Analisis SWOT Berikut ini adalah analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (analisis SWOT) yang berkaitan dengan industri ikan Kabupaten Barru Kekuatan Rendah jumlah tangkapan sumber daya alam perikanan laut dari hasil tangkapan yang diperbolehkan. Adanya sumberdaya ikan pelagis dan ikan karang. \ Ada kemitraan yang baik antara lembaga perikanan dan industri skala kecil. Biaya tenaga kerja rendah Kelemahan Rendahnya tingkat integrasi antara penangkapan, pengolahan dan pemasaran serta kegiatan perusahaan. Produksi ikan yang tinggi tanpa tanpa diikuti strategi pengembangan pemasaran yang baik. Kurangnya pusat-pusat penjualan yang terdaftar Pengembangan pemasaran dan saluran distribusi yang tidak terlalu baik sehingga menambah biaya bagi pemasaran ikan. Kurangnya infrastruktur untuk penjualan (pasar dan tempat-tempat penyimpanan). Kurangnya fasilitas dan kegiatan promosi untuk ikan. ________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 22
Survey Industri Lokal
Kurangnya peralatan dan peningkatan pengeluaran untuk penyimpanan dan pemasaran produksi Peluang Peningkatan pemasaran dan distribusi produk ikan akan menyediakan pasar baru dan peluang pasar. Investasi dalam infrastruktur pasar dan pengolahan akan meningkatkan permintaan untuk produk ikan / perkembangan pasar internal. Potensi untuk membuka pasar baru. Meningkatkan berbagai produk ikan Tantangan Kebangkrutan industri pengolahan skala kecil (terutama karena pasar menyempit untuk diproses). Tidak adanya aturan ilegal pasar ikan. Mengubah preferensi konsumen untuk produk-produk lain (impor hasil laut). Sektor pengolahan tidak cukup untuk di kapitalisasi
15.13. Rekomendasi Rekomendasi berikut ini didasarkan pada pembahasan dan prinsip memaksimalkan kekuatan, meminimalkan kelemahan / ancaman dan memanfaatkan peluang yang diidentifikasikan dalam analisis SWOT di atas. Pada saat ini, Kabupaten Barru hanya menyumbang persentasi produksi ikan yang kecil dibandingkan keseluruhan produksi perikanan Sulawesi Selatan, namun perlu dicatat bahwa Kabupaten ini mempunyai potensi yang tinggi untuk peningkatan produksi perikanan. Kebutuhan fasilitas infrastruktur khususnya cold storage Hasil pengamatan selama kunjungan pengolahan perikanan yang ada memperlihatkan bahwa masih terdapat banyak kekurangan infrastruktur untuk pengembangan produksi ikan dan hasil olahannya. Fasilitas seperti cold storage dan fasilitas pengolahan, serta transportasi perlu dikembangkan untuk menunjang produksi ikan yang lebih baik. Pencarian oulet pasar Pasar lokal untuk peningkatan produksi ikan sangat terbatas, Oleh karena itu, kerjasama dengan instansi terkait berkaitan dengan bantuan teknis dalam peningkatan metode penangkapan dan pembentukan fasilitas penyimpanan dingin, bantuan dalam mencari outlet pasar harus dilakukan. Outlet pasar lokal di Kabupaten Barru harus dikembangkan dan ditingkatkan. Demikian pula, pencarian kemungkinan pasar eksternal termasuk dari Jakarta dan Balikpapan seharusnya dilakukan oleh instansi terkait untuk mengoptimalkan pemasaran produksi ikan dan hasil pengolahannya Survei evaluasi sumber daya sumber daya perikanan yang bernilai ekonomis tinggi. Komoditas lain dari pembangunan perikanan yang memiliki prospek baik di Kabupaten Barru adalah ikan kerapu dan ikan bandeng. Semua sumber daya ini memiliki prospek investasi yang baik dan nilai pasar tinggi. Sebuah survei dan ________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 23
Survey Industri Lokal
evaluasi sumberdaya perikanana yang bernilai ekonomis tinggi akan sangat berguna untuk memberikan gambaran pengembangan produk-produk perikanan lainnya.
________________________________________________________________________________ Laporan Akhir 15 - 24