Mohammad Farid Fad
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tuhan dan Filsafat Ketuhanan (1) Tuhan dan Filsafat Ketuhanan (2) Manusia dalam Pandangan Islam (1) Manusia dalam Pandangan Islam (2) Moral, Etika, Akhlaq Iptek dan Seni dalam Perspektif Islam (1) Iptek dan Seni dalam Perspektif Islam (2) UTS
9. Kerukunan Antar Umat Beragama 10. Masyarakat Madani, HAM, dan Demokrasi Islam 11. Kebudayaan Islam 12. Sistem Politik Islam (1) 13. Sistem Politik Islam (2) 14. Hukum Islam (1) 15. Hukum Islam (2) 16. UAS
• •
• • • • •
SANSKRIT : A+gam tidak pergi, tetap di tempat, turun temurun, A+gam tidak kacau, teratur, Gam tuntunan, SEMIT: Din undang-undang/hukum menguasai, menundukkan, patuh
• •
• • • • •
LATIN : Religi Relegere mengumpulkan, membaca, Religare mengikat, INDO-GERMANIA : Agama : jalan menuju nirwana AL-QUR’AN : Hubungan antara dua pihak yang salah satu dari keduanya mempunyai kedudukan lebih tinggi,
Pengakuan adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi, Pengakuan adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia, Kepercayaan pada kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup tertentu, Sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari kekuatan gaib,
Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Rasul, Pengakuan adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber dari kekuatan gaib, Dialog dan hubungan yang dirasakan antara jiwa dengan Kekuatan yang tidak terjangkau hakikatnya namun dirasakan kehadirannya,
Kekuatan gaib, Keyakinan membina hubungan baik dengan kekuatan gaib, Respon emosional , Sacred.
1.
Dalil Ontologis Bukti ini digagas oleh Plato yang ingin membuktikan bahwa Tuhan ada, dengan menunjukkan kepada adanya pengertian tentang Tuhan. Tiap orang memiliki pengertian tentang Tuhan. Oleh karena tiap orang memiliki pengertian tentang Tuhan, maka Tuhan tentu ada. Plato mengemukakan dalil yang demikian, oleh karena di dalam pikiran manusia terdapat idea atau cita yang sifatnya umum, maka haruslah diambil kesimpulan, bahwa ada akal yang mutlak, yang merangkumkan segala idea atau cita. Idea yang merangkumkan segala idea ini adalah yang benar dan yang indah secara mutlak. Idea yang demikian itu adalah Tuhan.
•
Menurut Plato, yang disebut Tuhan adalah keberadaan yang ilahi yang bersifat rohani atau akali, dalam arti: yang keadaannya berlawanan dengan yang bendawi, yaitu keberadaan yang halus, yang tidak tampak, yang tidak dapat diraba. Yang ilahi, yang bersifat rohani atau akali itu jauh lebih tinggi daripada yang bendawi dan mengatasi yang bendawi itu. Oleh karena itu yang ilahi ini disebut transenden. Jadi sifat Tuhan yang transenden itu disebabkan karena sifatnya yang rohani atau akali, yang mengatasi yang bendawi
•
Ide tentang Tuhan yang infinite (tidak terbatas), kata Descartes, tidak dapat ditentukan oleh benda yang finite. Oleh sebab itu, ide Tentang Tuhan telah ditimbulkan oleh Tuhan sendiri.
Dalil Kosmologis atau Kausalitas • Jika disingkat, bukti kosmologis ini dapat dirumuskan demikian: Segala yang ada memiliki suatu sebab (dunia ada, jadi dunia atau kosmos memiliki suatu sebab, yaitu Tuhan). Itulah sebabnya bukti ini juga disebut bukti kausalitas. • Plato melemparkan ide causality. Dalam keyakinannya, setiap benda itu terwujud karena ada yang menjadikan. Contohnya, adanya gerak, tentu ada yang menggerakkan. Tetapi dalam rentetan seluruh gerakan, harus ada penggerak, yang dirinya sendiri tidak digerakkan oleh sesuatupun. Thomas Aquinas mengemukakan, bahwa adanya rentetan sebabmusabab menunjukkan kepada adanya sebab pertama, yaitu Tuhan. Bukti kosmologis ini dibangun atas rasio tidak mungkin untuk menerima adanya sebab-musabab yang tiada akhirnya, maka harus ada suatu sebab pertama yang berdiri sendiri secara mutlak, yang menjadi sebab adanya dunia ini
Dalil Teleologis (telos = tujuan) •
•
Dalil Teleologis ini dibangun di atas logika bahwa suatu harmoni meniscayakan adanya tujuan.
Oleh karena di dalam seluruh kosmos ada suatu tata tertib, suatu harmoni, suatu keselarasan dan suatu tujuan, maka harus ada suatu zat yang sadar, yang menentukan tujuan itu terlebih dahulu. Seperti ketika suatu musim datang pada waktunya, tiap makhluk mendapat pemeliharaan masing-masing dan sebagainya, menunjukkan bahwa ada Tuhan yang menjadikan dan mengatur semuanya itu
Dalil Moral Bukti ini mengemukakan, bahwa pada segala orang ada kesadaran tentang kesusilaan, yaitu pengertian mengenai yang baik dan yang jahat. Dari mana asalnya itu, jika tidak ada yang memberitakannya? Ini adalah berasal dari wahyu Tuhan
(revealed religion): Islam, Kristen, Yahudi Ardhi (natural religion): Hindu, Budha Samawi
Agama kuno adalah agama-agama yg secara historis telah muncul dan berkembang jauh sebelum Masehi Dpt disebut juga agama budaya karena hasil renungan manusia, bkn berasal dari wahyu Tuhan Dalam ilmu perbandingan agama disebut juga pseudo agama, emitasi agama, earth religion.
Agama Mesir kuno; agamanya Fir’aun (Ramses) Agama Yunani/ Romawi purba; agama Pagan Agama Iran kuno; Zoroaster (Majusi) berkitab suci Zen Avista Agama Hinduisme dan Budhisme dari India Agama Taoisme dan Laoseisme di Cina Agama Shintoisme dan Kitagawaisme di Jepang
To han (Yunani dan Romawi) Thou, Thee, God Lord, Devine (Inggris) Do (Spanyol) Tien, Syang Ti (Taoisme, Laoseisme) Minggu (Mesir Kuno) Sang Hyang Widi Wasa (Hindu-India) Kami (Jepang) Dominggu (Nasrani) (Kecenderungan perbedaan penyebutan sering disebut cognate)
Agama yang bersumber dari wahyu Tuhan (Sky Religion) Misalnya; Agama Yahudi, Nasrani, dan Islam Ketiganya satu rumpun Abrahamic Religion (Smithism Religion) dengan bahasa Hebran Agama Yahudi menyebut tuhannya dengan Elohim/Eloh/Ell/Yahweh Agama Nasrani hampir sama dengan Yahudi; Alah Agama Islam menyebut Tuhan dengan Ilah, Allah
Yahweh berarti Dia, dlm gramatika Arab disebut dengan “huwa”. (Lihat al-Ikhlas ayat 1) Elohim berarti doa, dalam bahasa Arab serupa dengan Allahumma Dalam ajaran Yahudi, Tuhan dipersepsikan mempunyai putra yg bernama Uzair Dalam Nasrani, dikenal konsep Trinitas Islam sebagai agama Hanif, konsisten mengajarkan Tauhid
ْن َمريَ َْم قُلْ فَ َمن يَم ِل ُك ُْ ح اب ُْ الل ُه َْو ال َم ِسي َّْ ن َّْ ين قَآلُواْ ِإ َْ لَّقَدْ َكفَ َْر الَّ ِذ ن َمريَ َْم َوْأ ُ َّم ْهُ َو َمن فِي َْ ح اب َْ ك ال َم ِسي َْ الل شَيئًا ِإنْ أ َ َرا ْدَ أَن يُه ِل ِّْ ن َْ ِم ُْ ُض َو َما بَينَ ُْه َما يَخل ق ْ ِ ت َواألَر ِْ اوا َْ س َم ُْ لل ُمل ِّْ ِ ض َج ِميعًا َو ْ ِ األَر َّ ك ال ْل شَيءْ قَ ِدير ِّْ علَى ُك ّْ َما يَشَاء َو َ ُالل
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalanghalangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?” Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS, 5:17)
ْل ال َم ِسي ُح َْ ن َمريَ َْم َْوقَا ُْ ح اب ُْ الل ُه َْو ال َم ِسي َّْ ن َّْ ين قَالُواْ ِإ َْ لَقَدْ َكفَ َْر الَّ ِذ ْالل فَقَد ِّْ الل َرِْبّي َو َربَّ ُكمْ ِإنَّ ْهُ َمن ْيُش ِركْ ِب َّْ ْل اعبُدُوا َْ يَا بَنِي ِإس َرائِي َّ ار َو َما ِل ْصار َْ لظا ِل ِم ُْ َّعلَي ِْه ال َجنَّ ْةَ َو َمأ َواْهُ الن ّْ َح َّر َْم َ ُالل َ ين ِمنْ أَن
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun (QS, 5:72).
ِ َّ ن ْالل ُْ ح اب ُْ ارى ال َم ِسي ِْ َالل َْوقَال َِّْ ن ُْ عزَ يرْ اب ِْ َ َوقَال ُ ُت اليَ ُهو ْد َ َّت الن َ ص ُْ ين َكفَ ُروا ِْمنْ قَب ل َْ ل الَّ ِذ َْ ون قَو َْ ُ ضا ِهْئ َْ ذَ ِل َ ُك قَولُ ُهمْ ِبأَف َوا ِه ِهمْ ي َْ اللُ أَنَّى يُؤفَ ُك ون َّْ قَاتَلَ ُه ُْم
"Orang-orang Yahudi berkata: 'Uzair itu putera Allah', dan orang-orang Nasrani berkata: 'Al-Masih itu putera Allah'. Demikian itulah ucapan mereka, dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling." – (QS.9:30)
ْن يَشَا ُء ْ ُون ذَ ِل َكْ ِْل َم َْ ك ِب ِْه َويَغ ِف ُْر َما د َْ الل ال يَغ ِف ُْر أَنْ يُش َر ََّْ ن َّْ ِإ ع ِظي ًما َِّْ َو َمنْ يُش ِركْ ِب َ الل فَقَ ِْد افت َ َرى ِإث ًما
"Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain daripada (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." – (QS.4:48)
•
•
•
•
•
Animisme : kepercayaan yang mengajarkan tiap-tiap benda---baik yang bernyawa maupun tidak---mempunyai roh, (E.B. Tylor) Dinamisme : kepercayaan pada benda mempunyai kekuatan gaib, Politeisme : kepercayaan pada banyak dewa, Henoteisme : kepercayaan mengakui satu Tuhan untuk satu bangsa, Monoteisme : kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa untuk semesta,
Fitrah secara bahasa berasal dari kata fa-tara, yang mempunyai banyak arti antara lain; sifat dasar/natural, watak/karakter, penciptaan, ciptaan, agama, alami, insting dan primitif.
فَأَبَ َوا ُهْ يُ َه ِّ ِو ْدَا ِن ِهْ أ َ ْو،َلىْ ال ِْفط َر ِة َ َما ِمنْ َم ُولُودْ ِإ ْلا يُولَ ْدُ ع ،سانِ ِْه ِّ ِ َيُن َ ص َرانِ ِْه أَوْ يُ َم ِ ِّج
Fitrah” yang terdapat pada lafaz hadis diatas,
menurut sebagian besar ulama mengartikan bahwa yang dimaksud dengan “fitrah” yakni berkeyakinan tauhid (Islam). Sehingga dengan “fitrah”-nya tersebut manusia cenderung akan berusaha mencari petunjuk dan bukti untuk menguatkan keyakinannya akan ketauhidan Tuhannya.
Menurut sebagian ulama lainnya bahwa justru yang dimaksud dengan “fitrah” yaitu sifat dasar manusia untuk berfikir dan menganalisa (akal fikiran manusia). Sehingga dengan akal fikiran tersebut mereka dapat membedakan mana yang hak dan mana yang batil, dapat menganalisa sebab akibat dari sesuatu
َ َْاَللْالاتِيْف ْعْلَي َهاْل َ ْاس ِِّْينْ َحنِيفًاْفِط َرةَ ا َ فَأَقِم َ ط َرْالنا ِ ْوج َه َكْ ِلل ِد ُ ْاَللْذَ ِل َكْال ِد اسْل يَعلَ ُمون ِق ا ِ ْولَ ِن انْأَنر َ َرْالنا َ ِّينْالقَ ِْيِّ ُم ِ تَب ِدي َلْ ِل َخل
Ayat diatas menjelaskan bahwasanya tujuan manusia diciptakan tidak lain karena fitrah Allah, maka jika dikorelasikan dengan (QS. AdzDzariyaat [51]: 56) berarti tujuannya adalah tidak lain untuk menyembah-Nya semata.
Devine act (Perbuatan Allah) yaitu memberikan wahyu yang berisi ajaran, aturan-aturan hidup yang harus dijalankan oleh manusia untuk kebahagiaan manusia itu sendiri. Dalam Islam dikenal Al-Qur’an dan Hadist.
ن ال َه َوى ِإنْ ُه َْو ِإال َوحيْ يُو َحى ِْ ع ُْ َو َما يَن ِط َ ق
“dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an), menurut kemauan hawa nafsunya.“Ucapannya (para nabi-Nya) itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (Allah kepadanya)”
Human Act, yaitu perbuatan manusia sebagai bentuk respons terhadap Tuhan. Misalnya, shalat, puasa, zakat, haji, tolong menolong dalam kebaikan, dan segala bentuk ibadah lainnya. Meliputi 3 hal; 1. Iman, meyakini apa saja yg datang dari Allah dengn sepenuhnya (tashdiq bil qalb) 2. Iqrar bil Lisan, mengucapkan dengan lisan apa yg diyakininya 3. Amal bil jawarih, melaksanakan dengan amal perbuataannya apa yg diyakininya
Aqidah Islam adalah sesuatu yang bersifat tauqifi, artinya suatu ajaran yang hanya dapat ditetapkan dengan adanya dalil dari Allah dan Rasul-Nya. Maka, sumber ajaran aqidah Islam adalah terbatas pada alQuran dan Sunnah saja. Karena, tidak ada yang lebih tahu tentang Allah kecuali Allah itu sendiri,
1. Mempertebal keimanan kepada Allah 2. Memberikan pedoman hidup yang pasti 3. Landasan diterimanya ibadah
Rukun adalah ; ماْكانْمنْحقيقةْالشىء Sesuatu yg pada dasarnya merupakan hakikatnya . Atau dngn kata lain ialah sesuatu yg harus ada. Rukun Iman; 1. Iman kpd Allah 2. Iman kpd Malaikat 3. Iman kpd Kitab-kitab Allah 4. Iman kpd Rasul-rasul 5. Iman kpd Hari Akhir 6. Iman kpd Qada’ Qadar
Allah sbg Tuhan (Tauhid Uluhiyah) Allah sbg Pencipta (Tauhid Rububiyah) Allah dngn sifat-sifat-Nya (Nafsiyyah dan Salbiyyah, Tauhid Asma’ wa Sifat)
Dalil Naqli; al-Ikhlas Dalil Aqli; Ontologis, Kosmologis, Teleologis, Moral Ke-esa-an Allah berbeda dari yg lain, esa yg tdk ada unsur dan bagian-bagiannya. Allah memperkenalkan Diri-Nya memiliki nama-nama indah (Asmaul Husna)