Restio 2. M.nurul saeful 3. Hanif Al-hafidz 4. Arif Rahman 1.
(204) (201) (215) (180)
PENGERTIAN TAQWA
TAQWA
MAKNA TAQWA
DEFINISI TAQWA
CIRI ORANG YANG BERTAQWA
KESIMPULAN
T A Q W A PENGERTIAN
Pengertian Taqwa
Secara etimologis , kata “taqwa” berasal dari bahasa arab. Kata taqwa memiliki kata dasar waqa yang berarti menjaga, melindungi, hati-hati, waspada, memerhatikan, dan menjauhi. Adapun secara terminologis, kata “taqwa” berarti menjalankan apa yang diperintahankan oleh Allah dan menjauhi segala apa yang dilarang-Nya. Para penerjemah Al-Qur’an mengartikan “taqwa” sebagai kepatuhan, kesalihan, kelurusan, perilaku baik, teguh melawan kejahatan, dan takut kepada Tuhan.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Ali Imran 102) DEFINISI
Definisi Taqwa Taqwa adalah kumpulan semua kebaikan yang hakikatnya merupakan tindakan seseorang untuk melindungi dirinya dari hukuman Allah dengan ketundukan total kepada-Nya. Asal-usul taqwa adalah menjaga dari kemusyrikan, dosa dari kejahatan dan hal-hal yang meragukan (syubhat). Seruan Allah pada surat Ali Imran ayat 102 yang berbunyi, “Bertaqwalah kamu sekalian dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu sekali-kali mati kecuali dalam keadaan muslim”, bermakna bahwa Allah harus dipatuhi dan tidak ditentang, diingat dan tidak dilupakan, disyukuri dan tidak dikufuri. Taqwa adalah bentuk peribadatan kepada Allah seakan-akan kita melihat-Nya dan jika kita tidak melihat-Nya maka ketahuilah bahwa Dia melihat kita. Taqwa adalah tidak terus menerus melakukan maksiat dan tidak terpedaya dengan ketaatan. Taqwa kepada Allah adalah jika dalam pandangan Allah seseorang selalu berada dalam keadaan tidak melakukan apa yang dilarang-Nya, dan Dia melihatnya selalu.
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah juga menegaskan bahwa “ketakwaan bukanlah menyibukkan diri dengan perkara yang sunnah namun melalaikan yang wajib”. Beliau rahimahullah berkata, “Ketakwaan kepada Allah bukan sekedar dengan berpuasa di siang hari, sholat malam, dan menggabungkan antara keduanya. Akan tetapi hakikat ketakwaan kepada Allah adalah meninggalkan segala yang diharamkan Allah dan melaksanakan segala yang diwajibkan Allah. Barang siapa yang setelah menunaikan hal itu dikaruni amal kebaikan maka itu adalah kebaikan di atas kebaikan Termasuk dalam cakupan takwa, yaitu dengan membenarkan berbagai berita yang datang dari Allah dan beribadah kepada Allah sesuai dengan tuntunan syari’at, bukan dengan tata cara yang diada-adakan (baca: bid’ah). Ketakwaan kepada Allah itu dituntut di setiap kondisi, di mana saja dan kapan saja. Maka hendaknya seorang insan selalu bertakwa kepada Allah, baik ketika dalam keadaan tersembunyi/sendirian atau ketika berada di tengah keramaian/di hadapan orang (lihat Fath al-Qawiy al-Matin karya Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah. MAKNA
Makna Taqwa Dalam Al-Quran hanya terdapat satu ayat yang secara eksplisit menyebut kata haqiq (haqiqat), tapi ada 227 ayat yang tafsirnya lain, akan tetapi memiliki hakikat yang sama dengan hakikat tersebut. Diantaranya :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekalikali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (Ali Imran:102)
Apa yang telah kami ciptakan itulah yang benar, yang datang dari tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang yang ragu-ragu (Ali Imran:60)
Pada mulanya, ketika ayat tadi (hakikat taqwa) turun, banyak diantara para sahabat yang gelisah, karena hakikat berarti taat yang terus menerus, tidak pernah mendurhakai, syukur secara terus menerus dan tidak pernah mengingkari, mengingat terus dan tidak pernah melupakan-Nya. Kemudian sahabat itu berkata, tidak mungkin seorang hamba mampu bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa (hakikatnya) sesuai bunyi ayat tadi.
CIRI-CIRI
HAKIKAT TAQWA
Taqwa lahir sebagai konsekwen logis dari keimanan yang kokoh, keimanan yang dipupuk dengan muroqobahtullah: rasa takut, terhadap murka dan adzab-Nya, dan selalu berharap limpahan karunia-Nya.
FAKTOR YANG BISA MENUMBUH SUBURKAN TAQWA 1. Mu”ahadah (mengingat perjanjian) 2. Muroqobah (merasakan kesertaan Allah) 3. Muhasabah (intropeksi diri)
Ciri Orang Yang Bertaqwa
yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran:134)
Ayat di atas menyatakan ciri orang yang bertaqwa yaitu:
1.
Dalam hidupnya gemar menginfakkan harta bendanya di jalan Allah, baik dalam keadaan sempit maupun lapang.
2.
Mampu mengendalikan serta menahan diri dari sifat amarah.
3.
Selalu bersifat pemaaf dan tidak pendendam kepada orang lain
yang berbuat salah. 4.
Ketikaterjerumus dalam perbuatan keji dan dosa atau mezalimi diri sendiri, ia segera inggat kepada Allah, dan kemudian bertaubat, beristigfar, memohon ampunan kepada-Nya atas segala perbuatan dosa yang telah dilakukannya.
5.
Secara sadar tidak mengulangi perbuatan keji dan mungkar yang pernah dilakukan.