INFLUENCE OF SARBANES OXLEY ACT TO INTERN CONTROL, APPLICATION CONTROL AND FINANCIAL STATEMENTS ON TELECOMMUNICATION COMPANIES Yesshy Nahampun Undergraduate Program, Faculty of Economics, 2010 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id
Keywords: Sarbanes Oxley Act, Internal Control, Control Applications, Financial Statements.
ABSTRACT This law is often abbreviated as the Sarbanes-Oxley (SOX), regarded as one of the most important laws and significant throughout history that affects public companies (companies listed on stock exchanges). Although Sarbanes-Oxley only applies to companies whose shares are traded on the stock, i.e. companies whose shares are held by the public, the law stresses the need for an assessment of controls and financial reporting for the entire company. Research Methodology in the form of primary data obtained from sources by distributing questionnaires. The analysis method used is simple linear regression analysis for independent samples and analysis of the coefficient of determination. Results of correlation analysis showed strong and significant relationship between the Sarbanes-Oxley Act on internal controls, application controls and financial statements on Telecommunication Companies. And there is significant between the Sarbanes-Oxley Act to internal controls, application controls and financial statements of companies in the Telecommunication Companies.
1
PENGARUH UNDANG-UNDANG SARBANES OXLEY TERHADAP PENGENDALIAN INTERNAL, PENGENDALIAN APLIKASI DAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN JASA TELEKOMUNIKASI Yesshy Nahampun Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2010 Email :
[email protected]
ABSTRACK This law is often abbreviated as the Sarbanes-Oxley (SOX), regarded as one of the most important laws and significant throughout history that affect public companies (companies listed on stock exchanges). Although Sarbanes-Oxley only applies to companies whose shares are traded on the stock, ie companies whose shares are held by the public, the law stresses the need for an assessment of controls and financial reporting for the entire company. Research Methodology in the form of primary data obtained from sources by distributing questionnaires. The analysis method used is simple linear regression analysis for independent samples and analysis of the coefficient of determination. Results of correlation analysis that showed strong and significant relationship between the law the Sarbanes-Oxley on internal controls, application controls and financial reporting on telecommunications services company. And there is significant between the laws of the Sarbanes-Oxley internal controls, application controls and financial statements of companies in the telecommunications services company. Keywords: Sarbanes Oxley Act, Internal Control, Control Applications, Financial Statements.
ABSTRAK Undang-undang ini sering disingkat sebagai Sarbanes-Oxley (SOX), dianggap sebagai salah satu hukum yang paling penting dan signifikan sepanjang sejarah yang mempengaruhi perusahaan publik (perusahaan yang terdaftar di bursa efek). Meskipun Sarbanes-Oxley hanya berlaku untuk perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperjualbelikan di bursa, yaitu perusahaan-perusahaan yang sahamnya dimiliki publik, undang-undang ini menekankan perlunya penilaian atas pengendalian serta pelaporan keuangan bagi seluruh perusahaan. Metodologi Penelitian dalam penelititan ini berupa data primer yang diperoleh dari sumber dengan cara menyebarkan kuesioner. Metode Analisis yang
2
digunakan adalah Analisis regresi linier sederhana untuk satu sampel independen dan analisis koefisien determinasi. Hasil analisis korelasi yang menunjukkan hubungan kuat dan signifikan antara undang-undang Sarbanes-Oxley terhadap pengendalian internal, pengendalian aplikasi dan laporan keuangan pada perusahaan jasa telekomunikasi. Serta adanya pengaruh yang signifikan antara undang-undang Sarbanes-Oxley terhadap pengendalian internal, pengendalian aplikasi dan laporan keuangan perusahaan pada perusahaan jasa telekomunikasi. Kata Kunci : Undang-undang Sarbanes Oxley, Pengendalian Internal, Pengendalian Aplikasi, Laporan Keuangan.
PENDAHULUAN Undang-undang Sarbanes Oxley ini diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio), dan telah ditandatangani oleh Presiden George W. Bush pada tanggal 20 Juli 2002. Tujuan undang-undang Sarbanes Oxley ini adalah mengembalikan keyakinan dan kepercayaan publik terhadap laporan keuangan perusahaan. Untuk melakukan itu, SOX menekankan pentingnya pengendalian internal yang efektif . SOX mengharuskan perusahaan mempertahankan pengendalian internal yang kuat dan efektif terhadap pencatatan transaksi dan pembuatan laporan keuangan. Pengendalian seperti itu sangat penting karena dapat mencegah kecurangan dan pembuatan laporan keuangan yang menyesatkan. Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa korporasi besar seperti: Enron, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan Xerox; yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC. Semua skandal ini merupakan contoh tragis bagaimana fraud schemes berdampak sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para pegawai. Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas korporasi, transparansi dalam pelaporan keuangan, serta memperkecil kemungkinan bagi perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud, serta membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate governance. Saat
3
ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan lagi sesuatu yang mewah lagi; karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang. Ketentuan baru itu berlaku bagi perusahaan Amerika dan juga perusahaan Non Amerika. Baik yang mengeluarkan saham atau obligasi di pasar modal Amerika seperti tentu di New Yorks Stock Exchange. Tentu saja Undang-Undang ini akan berpengaruh pada perusahaan Indonesia yang mendaftarkan sahamnya di pasar modal Amerika seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Indosat Tbk.
TINJAUAN PUSTAKA Undang-undang Sarbanes oxley Sarbanes-Oxley Act (Pub. L. No. 107-204, 116 Stat 745) adalah sebuah landasan hukum yang disahkan pada 23 Januari 2002 oleh kongres Amerika Serikat. Undang-undang ini dikenal sebagai Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002 atau undang-undang perlindungan investor dan pengaturan akuntansi perusahaan publik yang seringkali disebut SOX atau Sarbox. Undang-Undang Sarbanes Oxley Section 302 ((Disclosure Controls and Procedures) Bostelman (2005:12-14) dan TELKOM presentation to HCGA (2007:5) menyatakan bahwa Sarbanes Oxley Act section 302 berisi kewajiban: a. Sertifikasi terhadap laporan keuangan triwulanan oleh CEO dan CFO. b. CEO dan CFO melakukan sertifikasi kelengkapan dan keakuratan laporan yang diserahkan kepada US SEC. c. CEO dan CFO melakukan sertifikasi terhadap efektivitas internal control. Menurut Bostelman (2005:14), “Disclosure Controls and Procedures is defined under SEC rules as controls and other procedures of public company that are designed to ensure that both non-financial and financial information required to be disclosed by the company in its periodic reports is recorded, processed, summarized, and reported in a timely fashion.” Berdasarkan definisi dari SEC, cakupan disclosure controls and procedures tidak terbatas pada pengendalian internal atas pelaporan keuangan, tetapi juga pengendalian untuk memberikan keyakinan atas kepatuhan (compliance) terhadap persyaratan SEC. Definisi dengan maksud yang sama juga dinyatakan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk secara terperinci. Menurut definisi yang dinyatakan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk pada Keputusan Direksi No: KD
4
76/PW000/PRO-IIC/2006 tanggal 22 Desember 2006, “Disclosure Controls and Procedures (pengendalian dan prosedur pengungkapan) adalah pengendalian dan prosedur yang dirancang dan dijalankan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa semua informasi keuangan dan non-keuangan yang wajib diungkapkan dalam laporan perusahaan yang disampaikan atau diserahkan ke Otoritas Pasar Modal (stock exchange) telah dikumpulkan, diperiksa, dicatat, diproses, diikhtisarkan dan disampaikan secara tepat waktu, akurat dan dapat diandalkan sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditetapkan di dalam peraturan Otoritas Pasar Modal.” Undang-Undang Sarbanes Oxley section 404 (Internal Control Attest) Bostelman (2005:15-16) dan TELKOM presentation to HCGA (2007:5) menyatakan bahwa Sarbanes Oxley Act section 404 berisi: a. Tanggung jawab manajemen terhadap internal controls over financial reporting (ICOFR). b. Atestasi manajemen terhadap efektifitas internal control over financial reporting (ICOFR) berdasarkan pengujian yang dilakukan. c. Auditor harus melakukan atestasi dan melaporkan evaluasi atas laporan manajemen. Menurut Bostelman (2005:31), “Internal control over financial reporting is a process designed to provide reasonable assurance regarding the reliability of financial reporting and the preparation of financial statements for external purposes in accordance with generally accepted accounting principles.” Bostelman (2005:15) menyatakan bahwa proses pengendalian internal atas pelaporan keuangan (internal controls over financial reporting) harus mencakup tiga elemen, yaitu: a. Pemeliharaan dokumentasi yang akurat, wajar, dan dalam rincian yang memadai yang mencerminkan transaksi dan disposisi asset. b. Keyakinan yang memadai atas pencatatan transaksi sesuai dengan prinsip akuntansi secara umum. c. Keyakinan yang memadai terhadap tindakan prevention atau detection pada hak akuisisi, penggunaan, atau disposisi asset perusahaan TELKOM presentation to HCGA (2007:16) internal control perusahaan dilaksanakan pada beberapa level kontrol, yaitu: a) Entity level control Soft control, pengendalian yang dilakukan oleh top manajemen, seperti: komitmen dari pimpinan puncak, etika bisnis, dan corporate governance. b) Transactional level control
5
Hard control/physical control, pengendalian di dalam proses dan sistem untuk mengawali, mencatat, melaksanakan, dan melaporkan transaksi yang telah dilakukan. Dengan kata lain, pengendalian internal level transaksional melibatkan serangkaian aktivitas yang secara umum bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh akun signifikan beserta risiko dan pengendalian terkait telah diidentifikasi, dilaksanakan, dan diuji secara memadai sehingga efektivitasnya dapat terukur. c) IT General control Pengendalian atas aplikasi dan sistem pemeliharaan software dan keamanan akses dalam program aplikasi dan data perusahaan, yang disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab karyawan. Undang-Undang Sarbanes Oxley section 906 (Civil Certification by CEO/CFO) Bostelman (2005:21) dan TELKOM presentation to HCGA (2007:5) menyatakan bahwa Sarbanes Oxley Act section 906 berisi: a. CEO dan CFO melakukan sertifikasi bahwa, laporan periodik ‘fully complies’ peraturan yang dikeluarkan oleh US SEC, informasi yang terkandung pada laporan periodik tersebut disajikan secara wajar, dalam keseluruhan hal yang material, terhadap kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Menurut Bostelman (2005:21), “The SOA itself (section 906) states that the certification must state two things- that the report ‘fully complies’ with the relevant SEC requirements and that information in the report ‘fairly presents, in all material respects, the financial condition, and results of operations’ of the company.” b. Bostelman (2005:22) mengatakan bahwa hukuman atas penyimpangan section 906 bagi individu yang secara sadar melakukan penyimpangan dikenakan denda sampai dengan $1 juta dan hukuman penjara sampai dengan 10 tahun. Dan bagi individu yang sangat dengan sengaja dan secara sadar melakukan penyimpangan, dikenakan denda sampai dengan $5 juta dan hukuman penjara sampai dengan 20 tahun. Pengendalian Internal Pengendalian internal (internal control) secara luas diartikan sebagai prosedur-prosedur serta proses-proses yang digunakan perusahaan untuk melindungi aset perusahaan, mengolah informasi secara akurat, serta memastikan kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku.
6
Pengendalian Aplikasi Pengendalian khusus atau pengendalian aplikasi (application controls) adalah sistem pengendalian intern komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan (setiap aplikasi berbeda karakteristik dan kebutuhan pengendaliannya). Pengendalian aplikasi terdiri dari : a. Pengendalian masukan atau input controls b. Pengendalian proses pengolahan data atau process controls c. Pengendalian keluaran atau output controls d. Pegendalian file/database atau files/database controls Laporan Keuangan Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah “ dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan)”.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Undang-Undang Sarbanes Oxley terhadap Pengendalian Internal Analisis Regresi Linier Sederhana I.
Output Model Summary Model Summaryb Change Statistics R
Model 1
R .653a
Adjusted
Std. Error of
Square R Square the Estimate .426
.406
a. Predictors: (Constant), uu soa b. Dependent Variable: pengendalian internal
1.826
R Square Change .426
Sig. F F Change 20.801
df1
df2 1
Change 28
.000
7
a. Dalam regresi sederhana angka R ini menunjukkan korelasi sederhana (korelasi pearson) antara variabel X terhadap Y. Angka R didapat 0,653, artinya korelasi antara variabel “UU SOX” dengan “pengendalian internal” sebesar 0,653. Hal ini berarti terjadi hubungan di antara ke dua variabel, karena nilai mendekati 1. b. R Square (R²) atau kuadrat R menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase keeratan hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R² sebesar 0,426 artinya persentase keeratan hubungan antara variabel UU SOX terhadap pengendalian internal sebesar 42,6%. Sedangkan sisanya sebesar 57,4% adalah persentase keeratan hubungan variabel UU SOX dengan variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. II.
Persamaan Regresi Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) UU SOX
a.
Std. Error 12.516
1.718
.468
.103
Coefficients Beta
t
.653
Sig.
7.287
.000
4.561
.000
Dependent Variable: Pengendalian Internal
a. Persamaan regresi untuk regresi linear sederhana adalah dilihat dari output diatas adalah sebagai berikut : Y1 = 12,516 + 0,468X Arti dari angka-angka pada persamaan diatas adalah : 1) Nilai konstanta (a) adalah 12,516 artinya jika tidak ada pengaruh atau perubahan, atau jika X=0, maka nilai variabel dependen yaitu pengendalian internal (Y1) adalah sebesar 0,468. 2) Nilai koefisien regresi variabel UU SOX (b) bernilai positif, yaitu 0,468. Dapat diartikan bahwa setiap perubahan UU SOX sebesar 1%, maka pengendalian internal juga berubah sebesar 0.468%.
8
Pengaruh Undang-Undang Sarbanes Oxley terhadap Pengendalian Aplikasi Analisis Regresi Linier Sederhana I.
Output Model Summary Model Summaryb Change Statistics
Model
R
R Square
1
.752
a
Adjusted R
Std. Error of
R Square
F
Square
the Estimate
Change
Change
.566
.550
1.310
Sig. F
.566 36.491
df1
df2 1
Change
28
.000
a. Predictors: (Constant), UU SOX b. Dependent Variable: Pengendalian Aplikasi
a. Dalam regresi sederhana angka R ini menunjukkan korelasi sederhana (korelasi pearson) antara variabel X terhadap Y. Angka R didapat 0,752 artinya korelasi antara variabel “UU SOX” dengan “pengendalian internal” sebesar 0,752. Hal ini berarti terjadi hubungan di antara ke dua variabel, karena nilai mendekati 1. b. R Square (R²) atau kuadrat R menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase keeratan hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R² sebesar 0,566 artinya persentase keeratan hubungan antara variabel UU SOX terhadap pengendalian aplikasi sebesar 56,6%. Sedangkan sisanya sebesar 43,4% adalah persentase keeratan hubungan variabel UU SOX dengan variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini. II.
Persamaan Regresi Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) UU SOX
B
Std. Error 12.831
1.810
.817
.135
a. Dependent Variable: Pengendalian Aplikasi
Coefficients Beta
t
.752
Sig. 7.090
.000
6.041
.000
9
a. Persamaan regresi untuk regresi linear sederhana adalah dilihat dari output diatas adalah sebagai berikut : Y2 = 12,831 + 0,817X Arti dari angka-angka pada persamaan diatas adalah : 1) Nilai konstanta (a) adalah 12,831 artinya jika tidak ada pengaruh atau perubahan, atau jika X=0, maka nilai variabel dependen yaitu pengendalian aplikasi (Y2) adalah sebesar 0,817. 2) Nilai koefisien regresi variabel UU SOX (b) bernilai positif, yaitu 0,817. Dapat diartikan bahwa setiap perubahan UU SOX sebesar 1%, maka pengendalian aplikasi juga berubah sebesar 0.817%. Pengaruh Undang-Undang Sarbanes Oxley terhadap Laporan Keuangan Analisis Regresi Linier Sederhana I.
Output Model Summary Model Summaryb Change Statistics
Model 1
R .720a
R
Adjusted R
Std. Error of
R Square
Square
Square
the Estimate
Change
.519
.501
2.620
.519
F Change 30.158
df1
df2 1
Sig. F Change
28
a. Predictors: (Constant), UU SOX b. Dependent Variable: Laporan Keuangan
a. Dalam regresi sederhana angka R ini menunjukkan korelasi sederhana (korelasi pearson) antara variabel X terhadap Y. Angka R didapat 0,720, artinya korelasi antara variabel “UU SOX” dengan “laporan keuangan” sebesar 0720. Hal ini berarti terjadi hubungan di antara ke dua variabel, karena nilai mendekati 1. b. R Square (R²) atau kuadrat R menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase keeratan hubungan variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R² sebesar 0,519 artinya persentase keeratan hubungan antara variabel UU SOX terhadap laporan keuangan sebesar 51,9%. Sedangkan sisanya sebesar 48,1% adalah persentase keeratan hubungan variabel UU SOX dengan variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini.
.000
10
II.
Persamaan Regresi Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients
Model 1
B (Constant) UU SOX
a.
Std. Error 6.269
2.468
.901
.164
Coefficients Beta
t
.720
Sig. 2.540
.017
5.492
.000
Dependent Variable: Laporan Keuangan
a. Persamaan regresi untuk regresi linear sederhana adalah dilihat dari output diatas adalah sebagai berikut : Y3 = 6,269 + 0,901X Arti dari angka-angka pada persamaan diatas adalah : 1) Nilai konstanta (a) adalah 6,269 artinya jika tidak ada pengaruh atau perubahan, atau jika X=0, maka nilai variabel dependen yaitu laporan keuangan (Y3) adalah sebesar 6,269. 2) Nilai koefisien regresi variabel UU SOX (b) bernilai positif, yaitu 0,901. Dapat diartikan bahwa setiap perubahan UU SOX sebesar 1%, maka laporan keuangan juga berubah sebesar 0,901%.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan masalah pada bab sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan mengenai : 1. Hubungan antara undang-undang Sarbanes-Oxley terhadap pengendalian internal, pengendalian aplikasi dan laporan keuangan pada perusahaan jasa telekomunikasi, yaitu : a. Hasil yang diperoleh dari metode analisis korelasi antara Undang-undang Sarbanes Oxley terhadap pengendalian internal menunjukkan bahwa angka R didapat 0,653, artinya korelasi antara variabel “UU SOX” dengan “pengendalian internal” sebesar 0,653. Hal ini berarti terjadi hubungan di antara ke dua variabel, karena nilai mendekati 1.
11
b. Hasil yang diperoleh dari metode analisis korelasi antara Undang-undang Sarbanes Oxley terhadap pengendalian aplikasi menunjukkan bahwa angka R yang didapat adalah 0,752, artinya korelasi antara variabel “UU SOX” dengan “pengendalian aplikasi” sebesar 0,752 maka dapat disimpulkan terjadi hubungan yang signifikan di antara ke dua variabel karena nilai mendekati 1. c. Hasil yang diperoleh dari metode analisis korelasi antara Undang-undang Sarbanes Oxley terhadap laporan keuangan menunjukkan bahwa angka R yang didapat adalah 0,720, artinya korelasi antara variabel “UU SOX” dengan “laporan keuangan” sebesar 0,720 maka dapat disimpulkan terjadi hubungan yang signifikan di antara ke dua variabel karena nilai mendekati 1. 2. Pengaruh antara undang-undang Sarbanes-Oxley terhadap pengendalian internal, pengendalian aplikasi dan laporan keuangan pada perusahaan jasa telekomunikasi, yaitu : a. Hasil analisis data dengan menggunakan metode regresi linear sederhana menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut : Y1 = 12,516 + 0,468X Yang dapat diartikan bahwa jika tidak ada pengaruh atau perubahan atau X=0, maka nilai variabel dependen yaitu pengendalian internal (Y1) adalah sebesar 0,468. Dan juga setiap perubahan UU SOX sebesar 1%, maka pengendalian internal juga berubah sebesar 0.468%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara UU SOX terhadap Pengendalian Internal. b. Hasil analisis data dengan menggunakan metode regresi linear sederhana menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut : Y2 = 12,831 + 0,817X Yang dapat diartikan bahwa jika tidak ada pengaruh atau perubahan atau X=0, maka nilai variabel dependen yaitu pengendalian internal (Y2) adalah sebesar 0,817. Dan juga setiap perubahan UU SOX sebesar 1%, maka pengendalian internal juga berubah sebesar 0.817%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara UU SOX terhadap Pengendalian Aplikasi. c. Hasil analisis data dengan menggunakan metode regresi linear sederhana menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut : Y3 = 6,269 + 0,901X Yang dapat diartikan bahwa jika tidak ada pengaruh atau perubahan atau X = 0, maka nilai variabel dependen yaitu pengendalian internal (Y3) adalah
12
sebesar 0,901. Dan juga setiap perubahan UU SOX sebesar 1%, maka pengendalian internal juga berubah sebesar 0.901%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara UU SOX terhadap Laporan Keuangan. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi investor dalam melakukan investasi saham dengan melihat kondisi kinerja suatu perusahaan yang nantinya dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. 2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan semua jenis perusahaan yang telah menerapkan Undang-undang Sarbanes Oxley sebagai sampel penelitian, sehingga dapat menjelaskan pengaruh Undang-undang Sarbanes Oxley secara maksimal. 3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah penelitian dengan metode lain misalnya wawancara serta membahas lebih rinci tentang Undangundang Sarbanes Oxley khususnya section 302 agar hasil penelitian lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA Harahap, Sofyan Safri. Teori Akuntansi. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. 1993.
Istikawati, Annisa. “Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Kontrol Pada Siklus Bisnis Beban dengan Principle Evaluation Matrix di Kantor Divisi Regional III PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk” HTTP://WWW.ITTELKOM.AC.ID/LIBRARY/INDEX.PHP?VIEW=ARTICLE&CATID=25%3AINDU STRI&ID=446%3ASARBANES-OXLEY ACT&OPTION=COM_CONTENT&ITEMID=15
(diunduh pada tanggal 11 februari 2010, pukul 10.30 wib)
Lukita, Dheaning. “Penerapan Sarbanes Oxley untuk Menjadi Good Corporate Governance Pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk” http://blog.unila.ac.id/dhea/files/2009/06/dheaning-lukita-0711011009.pdf (diunduh pada tanggal 25 mei 2010, pukul 15.16 wib)
13
Munawir. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Liberty. 2004.
Priyatno, Duwi. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta : Penerbit ANDI Yogyakarta. 2008.
Reeve, James M.,et al. Pengantar Akuntasi : Adaptasi Indonesia. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. 2009.
Rosalina. Analisis Statistik Menggunakan Aplikasi Excel. Bandung : Penerbit Alfabeta. 2005.
Rofi, Mukhson. “Peraturan atau undang-undang terkait Fraud dan Korupsi : SOX Sarbanes Oxley Act.” http://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/09/20/peraturanatau-undang-undang-terkait-fraud-dan-korupsi-sox-sarbanes-oxley-act/ (diunduh pada tanggal 10 februari 2010, pukul 18.00 wib)
Supranto, J. Metode Riset : Aplikasinya Dalam Pemasaran. Jakarta : Penerbit PT Rineka Cipta. 1997.
Tarigan, Josua. “Merancang IT Governance dengan COBIT & Sarbanes-Oxley dalam Konteks Budaya Indonesia.” http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/Page01/P01f.pdf (diunduh pada tanggal 28 Agustus 2010, pukul 07.00 wib)
Utami, Resti Yunita. Pengaruh Kualitas Pengendalian Internal Pasa SIA Terhadap Keandalan Audit Trail Dalam Sistem Informasi (Studi Survai atas auditor internal pada PT Pelabuhan Indonesia (PELINDO II)), Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.
14
Yuni, Herlena. Analisis Hubungan Antara Rasio Harga Saham Terhadap Imbal Hasil Saham Sebagai Dasar Penentuan Strategi Investasi, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. 2006.
HTTP://WWW.SCRIBD.COM/DOC/29529694/SARBANES-OXLEY-ACT
(diunduh pada tanggal 25 mei 2010, pukul 14.07 wib)
http://repository.binus.ac.id/content/KA122/KA12248272.pdf (diunduh pada tanggal 25 mei 2010, pukul 14.11 wib)
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=5&submit.x=7&submit.y=19&submit=nex t&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fhotl%2F2009% 2Fjiunkpe-ns-s1-2009-33404048-12138-oasis_benoa-chapter3.pdf (diunduh pada tanggal 20 Juni 2010, pukul 11.55 wib)