BAB
KESIMPULAN
VI
DAN REKOMENDASI
Dalam bab terakhir ini dirumuskan beberapa dan
rekomendasi.
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil
pembahasan mengenai efektifitas
pembinaan guru SD Kodya Bandung, kesimpulan
kesimpulan
maka dapat ditarik beberapa
pokok.
1. Pembinaan
profesional guru SD Kodya Bandung
di
tingkat
wilayah dilaksanakan oleh dua instansi, yaitu oleh Bidang Dikdas
Kanwil Depdikbud Wilayah Jawa Barat dan
dan K DT I Jawa Barat (Jabar). Pembinaan yang kan
Depdikbud Wilayah Jabar dilakukan
rapat
Kasi
Dikdas se propinsi,
lomba
guru teladan,
lomba bidang studi
kegiatan
profesional,
serta
publikasi
media. Sedangkan pembinaan yang dilaksanakan Dinas P
K
DT
I Jabar,
penataran
dilakukan melalui
wawasan
IPTEK,
penyetaraan
penataran
P
dilaksana
melalui
penataran
Dinas
muatan
D2
dan
PGSD,
lokal
dan
penataran Calistung.
Dualisme
pembinaan
tersebut
mengakibatkan
terjadinya
orientasi dan manajemen pembinaan yang
tidak jelas,
melahirkan
kurang
berbagai
kondisi
penyebab
pembinaan profesional guru SD tersebut,
seperti
dinya kompetisi kurang sehat antara pelaksana
281
yang
efektifnya
:
terja
pembinaan,
282
pengkoordinasian pembinaan yang
bal sulam.
SD,
bersifat pragmental,
terjadinya
partikular,
kedua
ada,
instansi
menerjemahkan
disamping kekakuan
guru menjadi
laku
dan
birokrasi
pengurusan
kurang efektif.
guru
profesional
Pembinaan kurang
berpengaruh
perubahan perilaku mengajar guru di kelas dan profesional guru umumnya.
dilakukan
tam
kebijaksanaan
secara keseluruhan menyebabkan pembinaan
bagi
upaya
Dualisme pembinaan akibat kurang mampunya atau
keengganan yanq
pembinaan yanq sulit,
Dinas
P
efisiensi waktu,
dan K DT
tempat,
Terutama
I Jabar,
tenaga,
bila
biaya,
peri
pembinaan
yang
dilihat
dari
kesesuaian materi
maupun tingkat kepuasan pembina dan terbina tampak kurang efektif.
Dilihat dari jenis pembinaannya,
efektifitas yah.
pembinaan yang dilakukan pada tingkat
Pembinaan
yang
dirasakan
kunjungan daerah dan rapat tem
paling
efektif
Kasi se propinsi.
penataran,
Calistung,
dsb.
seperti
penataran
menunjukkan
sakan melalui
bermanfaat bagi guru. berbagai
dan
pembina berben-
profesional,
tingkat
Sedangkan
IPTEK dirasa kurang
cukup
sehingga
memberi
dira
pembinaan
lomba dan media serta penataran
wawasan
CBSA,
relevansi
sistem
sis komu
Selanjutnya sistem pembinaan
tinggi dengan kebutuhan guru sehari-hari,
lokal
Kedua
dua arah relatif dialogis antara
dan sasaran binaan.
wila adalah
pembinaan tersebut dirasakan dapat melahirkan
nikasi vertikal
tuk
terdapat keragaman
muatan
manfaat
HQ7
bagi peningkatan kualitas mengajar guru, karena alasan diri
sosio-kultural yang secara dominan guru
itu sendiri, serta tingkat
beberapa
melihat
pada
relevansinya
yang
rendah.
Pembinaan
profesional guru SD Kodya Bandung
di
tingkat
Kodya dilaksanakan oleh seksi pendidikan dasar. Dinas
DT
II hanya terlibat dalam rekruitmen guru yang akan dibina, meskipun Bandung
sejak
tahun
memiliki
1990 Dinas P dan K
otonomi
untuk
DT
II
meningkatkan
Kodya
kualitas
pendidikan dasar. Ketidak mampuan pemberi otonomi memaha
mi
kondisi
penerima otonomi
disamping
kurang
siapnya
penerima otonomi menerjemahkan pembinaan dan mencari dana
untuk
membiayai
kurang
program
pembinaan
merupakan
berfungsinya Dinas P dan K DT II Kodya
penyebab melakukan
pembinaan profesional guru SD di wilayahnya.
Pembinaan yang dilaksanakan Depdikbud Kodya Bandung terdiri dari dua sistem pembinaan, yaitu sistem pembinaan profesional
(SPP) melalui wadah KKPS dan model
non
(pembinaan sistem "konvensional") melalui penataran fesional
serta berbagai lomba yang
Dualisme
pembinaan
rutin
SPP
pro
dilaksanakan.
tersebut, yaitu sistem SPP
dan
non
SPP, cenderung diakibatkan kurang mampunya aparat pembina menerjemahkan
terdapatnya
sistem
pembinaan
profesional,
disamping
sikap kurang berani dan enggan pihak
lenggara melakukan pembaruan dalam pembinaan.
penye-
284
Pembinaan non-SPP yang dilakukan melalui
penataran
dirasakan memiliki manfaat besar bagi peningkatan
profe
sional guru dikarenakan tingkat relevansi materi penatar an
dengan
kebutuhan mengajar guru
sehari-hari
relatif
tinggi serta komunikasi dialogis dan dimanis yang berkem
bang
dalam
pembinaan
guru
proses
kualitas
berlangsung.
Sebaliknya,
non-SPP berupa berbagai jenis lomba
tidak
perbaikan
penataran
memberi
kontribusi
yang
dirasakan
berpengaruh
bagi
kualitas mengajar guru di kelas khususnya
dan
hidup guru umumnya. Pembinaan SPP melalui
sebagai
wadah
pembinaan
koordinasi dan konsultasi
profesional
KKPS
merupakan
forum
untuk membina kesamaan persep
si, orientasi dan dasar pijakan pembinaan antara penilik,
kepala
sekolah dan guru, dirasakan sangat
pembinaan melalui
berguna
profesional guru umumnya. Hal tersebut
wadah
ini akan ditemukan secara
terus
bagi karena
menerus
model pembinaan yang tepat bagi kepala sekolah dan guru.
Pada
tingkat
dilakukan
sistem umum
kecamatan, pembinaan profesional
oleh Depdikbudcam, yang ditempuh
guru
melalui
pembinaan. Pertama, melalui sistem yang
sistem non-SPP yang ditempuh
berbagai
lomba
menyentuh
kebutuhan pengembangan profesional
dangkan
pembinaan
yang
diselenggarakan
melalui SPP
yang
Pembinaan
melalui
dirasakan memiliki efektifitas cukup berarti,
dua
bersifat
yang meliputi pembinaan SPP dan non-SPP.
melalui
SD
penataran
sebaliknya
dinilai
kurang
guru.
dilakukan
Se
melalui
281
wadah
KKG,
yang
KKKS dan PKG, memiliki
tingkat
efektifitas
beragam. Yang tergantung pada letak geografi
seko
lah, motivasi guru, tuntutan masyarakat, kemampuan pembi na
memobilisasi
prasarana.
kegiatan serta kelengkapan
Dalam
kaitannya
dengan
sarana
pembinaan
dan
SPP
ini,
ternyata terdapat hubungan tingkat efektifitas antara KKG
dengan
KKKS
maupun PKG. KKG efektif
dengan
KKKS dan PKG yang
umumnya
berkaitan
efektif. Bila KKGnya
efektif,
maka KKKS dan PKGnya pun efektif.
Kedua,
pembinaan
melalui
sistem
yang
bersifat
khusus, yaitu pembinaan guru yang dilakukan oleh dan
penilik
kepala sekolah. Sistem ini belum
menunjukkan
hasil
menggembirakan bagi peningkatan
profesional
guru,
yang
dikarenakan beberapa faktor. Kekurang fahaman penilik dan
kepala
sekolah akan peran dan fungsinya sebagai
secara
komprehensif dan adanya hubungan yang
sangat
kaku
penyebab
yang
dan
kurang
dilakukan
birokratis
merupakan
efektifnya pembinaan
secara khusus oleh
pembina
seringkali
faktor
dominan
profesional
penilik
dan
guru
kepala
sekolah.
B.
REKOMENDASI
Berdasarkan
pokok-pokok/kesimpulan hasil
penelitian,
dapatlah dirumuskan beberapa rekomendasi.
1. Diperlukan
adanya perumusan yang jelas mengenai
konsep
286
dasar pembinaan profesional guru SD. Kejelasan konseptu
al
tersebut. diperlukan sebagai pijakan
penyusunan
majanemen
perumusan
pembinaan profesional
bagi
guru
yang
tepat dan terpadu.
2. Diperlukan
peninjauan kembali
perundang
(remodifikasi)
(peraturan) yang berkaitan
dengan
terhadap mekanisme
pengelolaan SD umumnya dan pembinaan guru khususnya.
tersebut yang
mengingat bahwa kondisi
kurang
kejelasan,
memadai — kepastian,
dalam
perundangan/peraturan
arti
kurang
dan daya jelas
tinggi disamping memiliki kemudahan dan
seperti
banyak terjadi
mela-hirkan
ketidak
Sebaliknya,
terdapatnya
memadai,
beresan
hingga
dalam
mengandung
konseptual
pengembang-
sekarang
yang
perundangan/peraturan
yang
disamping mengakibatkan kejelasan orientasi dan
melahirkan
produktifitas kerja secara maksimal sesuai
apa
diharapkan.
3. Diperlukan
kerjasama
dan koordinasi
yang
baik
pembinaan guru antara lembaga pendidikan guru, —
saja
ini—
implementasinya.
mekanisme pelaksanaannya juga secara praktis
tingkat
yang
ketunggalan pe
nafsiran yang tidak memandegkan kreatifitas annya.
Hal
berperan sebagai pemberi
pendidikan
dalam (tidak
prajabatan,
namun juga perlu memberi pendidikan lanjutan), organisa
si
birokratis
terutama
dalam
pengguna guru serta organisasi membentuk
wadah
problema pengguna sehari-hari.
guru
—
kerjasama
mengatasi
Kerjasama dan
koordinasi
tersebut
di1aksanak an agar hasil pemta inaan sesuai
per—
kembangan IPTEK, mekanisme birokrasi yang ada dan sesuai dengan
tuntutan guru itu sendiri.
4. Diperlukan adanya pelatihan yang intensif dan komprehen
sif
tentang analisis kebijakan bagi para pembuat
tusan
pendidikan, baik di tingkat wilayah
madya.
Pelatihan
wawasan,
tersebut
diperlukan
kepu
maupun
untuk
kota
memberi
pengetahuan maupun kompetensi profesional
para pembuat keputusan (decision makers), sehingga
tingkat konseptual maupun operasional mereka
dan mengimplementasikan program.
pada
diharapkan
mampu menganalisis kebijakan serta merumuskan,
kan
bagi
Dengan
menetap
demikian,
diharapkan selanjutnya tidak akan pernah terjadi (terda
pat)
suatu
tindih,
kasus
kurang
mekanisme
program
yanq
jelas pijakan
pelaksanaan
yang
bersubstansi
dan
sulit
tumpang
orientasinya
serta
terkoordinasi
dan
terkontrol.
5. Diperlukan upaya penyadaran yanq intensif berbagai pihak yang
terkait dengan pembinaan guru akan pentingnya
ningkatan kualitas guru SD.
tinggi
guru
kesadaran
dapat
Hal
tersebut karena
kolektif tentang
menumbuhkembangkan
perlunya
komitmen
jawab pembina profesional guru SD untuk
implementasi
semakin
pembinaan
dan
tanggung
mempriorotaskan
pembinaan seefektif mungkin. Dalam
ini, pihak pemerintah —
pe
dalam hal ini Depdikbud
rangka maupun
288
Depdaqri pada tingkat DT I maupun DT II — katkan
perlu mening
koordinasi yanq proporsional dan
didasarkan
intensif
pada orientasi tujuan yang sama,
yakni
ningkatkan profesional guru SD. Tanpa adanya
kedua
pihak, sebaliknya, mengakibatkan
koordinasi
program
pembinaan yang
bahkan
me
koordinasi
terjadinya
dapat
in-
menghasilkan
upaya pembinaan profesional guru yang dilakukan kurang
yang
menjadi
tidak efektif.
6. Pengembangan pembinaan profesional guru hendaknya
dise
lenggarakan berdasarkan pada kebutuhan dasar yang
dira
sakan guru itu sendiri. Pendekatan pembinaan guru
"dari
bawah
ke atas" merupakan cara strategis untuk
diterap
kan. Suara guru tentang apa yang diperlukan dan bagaima na cara memenuhinya tentang kebutuhan apa yang dirasakan
di
lapangan dan bagaimana cara pemenuhannya perlu
ngarkan
atau
pembinaan
bawah"
dipertimbangkan.
profesional guru yanq
sudah
pendekatan
bersifat "dari atas
saatnya direformulasi
bentuk dan mekanismenya, an
Sedangkan
atau
yanq
ke
dimodifikasi
sehingga sesuai dengan kebutuh
pembinaan profesional yang dirasakan guru
diri,
dide-
pada akhirnya menghasilkan
itu
sen
pembinaan
yanq
efektif.
7. Diperlukan sekolah
suatu
yanq
analisis jabatan penilik
jelas dan tegas. Hal
dan
tersebut
kepala
mengingat
bahwa kenyataan di lapangan terkesan belum adanya penye rahan
tanggung
jawab
sepenuhnya
kepada
penilik
dan
kepala
sekolah tentang pembinaan profesional guru
harus dilakukannya. Akibat belum adanya pemberian gung
mengakibatkan
melakukan
perubahan-perubahan
pembinaan
profesional guru itu sendiri. Untuk
ini
tang
jawab jelas dan tegas bagi kedua kelompok
tersebut,
tumbuhnya sikap dalam
hendaknya para pembuat kebijakan
pembina
gamang
upaya
yang
untuk
perbaikan
mencapai
pendidikan
perlu
memiliki kompetensi memadai yang mampu mereformulasi dan
menganalisis
tugas
dan tanggung
jawab
penilik
kepala sekolah secara komprehensif dan akurat,
serta
sehingga
dapat dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembinaan guru
bagi
secara
penilik dan kepala sekolah
kaku
kewenangan mereka
merekrut para penilik
tanpa
sebagai
membatasi
pedoman
untuk
dan kepala sekolah sesuai
kuali
fikasi yang disyaratkan dalam analisis jabatan.
8. Diperlukan program latihan bagi para penilik dan sekolah.
Program
latihan ini
menjadi
kepala
sangat
penting
artinya bagi penilik dan kepala sekolah. Melalui program ini
diharapkan
profesional jawab
—
yang
mereka
memiliki
berbagai
berkaitan dengan tugas
seperti tercantum dalam
kompetensi
dan
deskripsi
tanggung kerjanya,
misalnya kompetensi untuk 1) memahami tugas dan tanggung jawabnya secara komprehensif, 2) mengidentifikasi
masa-
lah/kebutuhan pembinaan guru yang dirasakan, 3) menyusun program
pembinaan guru yang sesuai dengan masalah
yanq
290
ada dan dapat dilakukan, naan
yanq
melaksanakan
program
telah disusunnya dan melakukan,
terhadap hasil tindak
4)
pembinaan serta,
lanjut
6)
berdasarkan hasil
dilakukannya.
5)
penilaian
menetapkan penilaian
Dalam rangka program ini,
pembi
aktifitas yang
telah
Depdikbud
hen
daknya menyusun rencana program latihan secara intensif, kontinu, gram
baik
jangka
seperti
berupa program jangka pendek. panjang.
lokakar-ya,
Oleh
kursus
administrasi
pendidikan,
ka
seperti
panjang,
Perlu adanya
secara tegas.
mengingat
peranan dan
onal
guru
berwenang
penilik tidak
dan
pembinaan
yang yang
tidak
dan
kepala
penilik dan kepala
fungsi
penilik dan
bawahnya.
Untuk dalam
sehingga
mencipta kondisi
profesional
kepala
yang
sekolah profesi
pihak
yang
proses
rekrutmen
secara
langsung
kondusif
dalam
sendiri.
Rekrutmen
dilaksanakan secara objektif atau
rekrutmen
menqakibatkan
guru SD itu
yanq
ini,
seko
dilakukan,
efektifitas pembinaan
bersifat objektif
tidak didasarkan
secara
Penilik
ini sangat perlu
kepala sekolah,
langsung
bidang
penyelenggaraannya.
para
Hal
bagi
SD yang di perlu
dalam
berdasarkan kriteria kualifikasi
dituntut
sangat determinatif
program-program
(short course)
program D3/SI.
pengangkatan
lah lebih selektif
itu
pro
maupun program pendidikan jang
sekolah perlu diintensifkan
9.
sebab
maupun
pada seleksi yang ketat
duduknya penilik dan
profesional
kurang
disamping
kepala sekolah
kompeten sehingga tidak
yang mampu
291
mengemban
tugas dan tanggung jawabnya, lebih jauh
juga
menyebabkan pembinaan profesional guru SD tidak efektif.
lo. Perlu
pengembangan wadah pembinaan profesional guru.
secara
memadai. Diketahui dalam hasil
pembinaan
penelitian
ptofesional guru. SD di Kodya Bandung
wadah
seperti
KKG, KKKS. KKPS, PKG mempunyai peran fungsi yang penting SD.
aktif,
kreatif
cara-cara
Dalam
luas, akrab,
atau
hendaknya
dan kontinu mencari
dan
strategi pengembangan
guru secara
mengembangkan
wadah
tersebut.
rangka ini pihak terkait mungkin dapat
melakukan
berbagai
antara
sangat
dan strategis dalam pembinaan profesional
Karena itulah pihak yang terkait
SD
aktifitas,
misalnya : I)
menjalin
sekolah dengan orang tua murid
sehingga yanq
pembinaan
terbentuk solidaritas
dapat diarahkan
itu
atau
sendiri,
2)
untuk
kerjasama
masyarakat
fungsional pencapaian
melakukan
yang tujuan
koordinasi
dan
konsoiidasi antar berbagai wadah pembinaan, pembina yang terkait dan anggota secara. baik, sehingga terjadi ngan
yanq
kompak dan terarah, sehingga
pada
hubu
akhirnya
menghasilkan pembinaan profesional guru yang efektif, 3)
melakukan
dalam
penggalian
dana
melalui
berbagai
rangka membiayai aktifitas pembinaan
lenggarakan wadah-wadah tersebut, serta 4) kesadaran
para guru SD
yang
dise
meningkatkan
sebagai anggota wadah
onal untuk secara aktif berpartisipasi dan
kegiatan
profesi
memanfaatkan
wadah-wadah yang tersedia tersebut sebagai
sarana/media
pengembangan/ peningkatan kualitas profesionalnya gai
guru.
Demikianlah
dibuat
bagi
penulis,
penulis
pembahasan,
puji
khususnya
limpahkan
syukur pada
A1hamdu1i11 ah.
penyimpulan
dengan harapan dapat
dan
profesional guru pada umumnya.
kan
seba
bagi Dan,
dan
rekomendasi
memberikan
sumbangan
pengembangan
pembinaan
terakhir penulis panjat-
pada Allah atas segala penulis sehingga karya
rachmat ini
yang
la
terselesaikan.