1 | MENGATASI MENOPAUSE Re-published
by
GANGGUAN EMOSIONAL
PADA
WANITA
www.klinikmedis.com
Oleh : Dra. M.Louise Maspaitella M.Psi.1
Pendahuluan Kapasitas reproduksi wanita akan terus berlangsung selama menstruasinya masih teratur. Akan tetapi dengan berhentinya fungsi ini, maka proses ovulasinya juga terhenti. Fungsi ini pada wanita disebut sebagai Monopause, dan umumnya terjadi diusia sekitar lebih kurang 48-55 tahunan . Masa Menopause disebut juga Periode Klimakterium (Climacterium = tahun perubahan) karena ada perubahan secara fisiologis maupun psikologis dalam perkembangan fase kehidupannya yang berhubungan dengan menurunnya kapasitas reproduksinya. Mudah tidaknya seseorang mengalami gangguan emosional sehubungan dengan terjadinya perubahan fisik yang dialaminya antara lain tergantung dari kepribadiannya, gaya hidupnya, kondisi kesehatan mental dan fisiknya secara menyeluruh, masalahmasalah pribadi yang dialaminya, kondisi lingkungan psikososialnya yang menimbulkan stress. Untuk mengatasi gangguan emosional yang timbul pada saat seorang wanita memasuki masa menopausenya ataupun untuk bisa mengantisipasi agar bisa menghindari munculnya gangguan emosional, setiap wanita perlu memahami semua sindrom menopause yang terjadi pada dirinya.
Sindrom Menopause diperiode klimakterik wanita
Sindrom menopause pada wanita ditandai dengan berhentinya menstruasi secara mendadak atau arus menstruasi secara berangsur berkurang, siklus menjadi lebih pendek dengan arus pendarahan yang lancar dan deras. Seiring dengan pertambahan usia dimana system reproduksi
menurun dan
berhenti, penampilan kewanitaanpun menurun, karena hormon–hormon estrogen diovariumnya berkurang sehingga lekuk tubuh menjadi rata, tubuh menjadi gemuk, payudara tidak kencang, bulu pubis menjadi lebih tipis,bibir dan kulit menjadi kering ,kurang halus dan kelenturannya berkurang, rambut beruban menipis dan mudah rontok ,selaput bening mata menjadi lebih kering .
1 Disampaikan dalam Simposium Nasional PERKUMPULAN MENOPAUSE INDONESIA (PERMI ) : Tatalaksana Menopause “Apa yang harus kita lakukan sekarang ?” pada hari Sabtu 4 Februari 2006 di Hotel Borobudur Jakarta
2 | MENGATASI MENOPAUSE Re-published
by
GANGGUAN EMOSIONAL
PADA
WANITA
www.klinikmedis.com
Selain itu dapat juga terjadi gangguan vasomotor seperti terjadinya hot flashes, banyak berkeringat, libido menurun, gangguan urogenital, gangguan kardiovaskuler, osteoporosis, Insomnia, Kepala sering pusing (yang harus dicari penyebab rasa pusingnya) Apabila sesesorang tidak siap mental menghadapi periode klimakteriknya ataupun fase Menopausenya dan lingkungan psikososialnya tidak memberikan dukungan moril yang positif, seringkali ia menjadi kurang percaya diri, merasa tidak diperhatikan,tidak dihargai, merasa stres dan rasa prihatin yang berlebihan tentang perubahan fisiknya yang tidak seindah dan sesehat ketika ia berusia muda, sehingga dapat menimbulkan gejala psikologik seperti perasaan gelisah, cemas, perasaan takut, mudah tersinggung, mudah marah, merasa tertekan, mudah merasa sedih, rasa hampa, rasa bersalah, merasa kesepian saat berada ditengah orang ramai dll Ada pula yang seolah-olah ingin mengingkari ketuaannya serta ingin mengulang kembali pola kebiasaannya dimasa muda, sehingga muncul perilaku yang aneh-aneh, janggal dan kurang mapan yang tidak sesuai dengan usianya , atau menimbuni diri dengan dandanan yang mencolok mata agar kelihatan “remaja” berperilaku seperti masa pra pubertas karenanya kadang-kadang orang menyebutnya sebagai “pubertas ke 2”. Sehingga manifestasi perilaku yang janggal dan aneh-aneh itu menyebabkan fase klimakterium ini disebut sebagai “ usia berbahaya (The dangerous age)“, karena biasanya mengakibatkan efek-efek psikologis yang cukup tragis .
Sindrom Klimakterik pada pria
Sangat penting bagi para wanita untuk mengenali perubahan yang terjadi pada pasangannya, karena banyak pria tidak menyadari bahwa ia telah memasuki masa klimakterik, dan masalah inipun masih perlu diteliti lebih jauh. Memang
tidak
ada
indikasi
yang
pasti
mengenai
kapan
dimulainya
ketidakseimbangan hormonal pada pria , seperti halnya pada wanita yaitu dengan terjadinya Menopause. Sebenarnya
seiring dengan
pertambahan usia setelah usia
50–60 tahunan, pada pria mulai terjadi juga penurunan hormon androgen yang disebut Partial Androgren Deficiency in Aging Men ( PADAM ), walaupun pada sebagian pria ada yang telah berusia 70–80 tahunan masih mampu membuahi isterinya . Memang dengan bertambahnya usia,produksi testosteron pria dapat saja mulai menurun,dan dengan datangnya penuaan secara umum pada seluruh tubuh, terjadi pula penurunan secara bertahap daya seksual dan kemampuan reproduksi pria sebagai akibat rusaknya fungsi Gonad, kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi,sering merasa mudah lelah, kehilangan kepadatan massa otot dan tulang, namun sebagian gejala klimakteriknya pria bisa disebabkan hal–hal yang bersifat psikologis, misalnya : Kekhawatiran yang berlangsung lama karena hubungan perkawinan yang tidak serasi,
3 | MENGATASI MENOPAUSE Re-published
by
GANGGUAN EMOSIONAL
PADA
WANITA
www.klinikmedis.com
pekerjaan yang tidak memuaskan dan beban kerja yang berat, kekhawatiran tentang masalah ekonomi rumah tangga dsb. Dengan menurunnya aktifitas gonad, pria kehilangan ciri kelakiannya dan menampilkan beberapa ciri yang lebih bersifat kewanitaan,misalnya : Intonasi suara menjadi lebih tinggi,rambut dikepala dan di tubuh menjadi berkurang,tubuh menjadi lebih gemuk sedikit terutama dibagian perut dan paha. Pria yang gelisah akan penampilan dan tingkah lakunya yang kurang maskulin,akan lebih memperhatikan kejantanannya, namun kekhawatirannya seperti ini justru sering mengarah ke impotensi . Banyak pria usia 40–50/60 tahunan mengeluh adanya ketidaknyamanan fisiknya seperti kepala pusing, gangguan pencernaan, insomnia, rasa letih, pegal dll yang menyebabkan kegelisahan, lekas marah, ketegangan dan rasa tidak menentu yang muncul secara tiba -tiba. Kemunduran ini sebagian disebabkan gaya hidup dan kesehatan yang buruk dan sebagian lagi karena defisiensi gonad. Karena pengaruh budaya dan lingkungan Psikososial ,umumnya pria merasa bahwa mereka telah kehilangan keperkasaannya bila kesehatan dan daya tahan tubuhnya menurun. Akibatnya sejumlah pria menunjukkan prilaku yang hampir sama dengan orang muda yang sedang menunjukkan kejantanannya. Periode ini apabila ia tidak waspada ,tidak memegang dan menjaga komitmen dalam perkawinannya, akan dapat menjadi periode yang berbahaya bagi sebagian pria-pria dimana ia telah beristeri namun terlibat urusan cinta dengan perempuan lain.
Penyesuaian diri terhadap perubahan Fisik Pada perempuan, penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan mental yang disertai Menopause sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya. Faktor budaya pada sebagian masyarakat, ada yang menilai perempuan menurut penampilan lahiriahnya lebih dari apapun juga. Penekanannya diletakkan pada kecantikan, mode,bentuk tubuh,dan kemudaan yang dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian kaum pria untuk meningkatkan rasa penghargaan terhadap diri sendiri. Hal tersebut menyulitkan bagi beberapa perempuan untuk menilai diri sendiri setelah mereka mencapai usia Madya (40–50 tahunan), karena bagi mereka akan merupakan bencana kalau suami atau kekasihnya meninggalkannya untuk mendapatkan teman hidup yang lebih muda, yang kadang-kadang terjadi dalam usia Madya/separuh baya. Sebenarnya tanpa masalah seperti itupun, perempuan sudah cukup kalut karena kekeringan vagina dan rasa nyeri sewaktu bersenggama,ia merasa dirinya tidak memadai sebagai partner seksual bagi suaminya.
4 | MENGATASI MENOPAUSE Re-published
by
GANGGUAN EMOSIONAL
PADA
WANITA
www.klinikmedis.com
Mungkin perempuan ini akan merasa bahwa akhir kesuburannya berarti akhir seksualitasnya, dan ia tidak lagi memandang dirinya sebagai perempuan yang diinginkan suaminya, apalagi bila komunikasi diantara keduanya kurang atau tidak harmonis. Mungkin pula ia menganggap rasa semburan panas ( hot flashes ), rasa nyeri yang ditampilkannya dsb sebagai tanda-tanda ketuaan yang dapat dilihat dan memalukan. Semua perasaan ini dapat menambah kegelisahan dan tekanan jiwa yang memerlukan pertolongan medis. Meskipun demikian, tidak semua perempuan memberi reaksi terhadap penuaan dengan “distress“ atau “depresi “, walaupun ada tekanan budaya yang menjunjung tinggi kecantikan dan sifat sexy perempuan muda. Perempuan yang menghargai diri mereka dalam pekerjaan, memiliki kemampuan atau ketrampilan khusus yang bisa dikembangkannya, dan bisa bersikap sebagai sahabat maupun anggota keluarga dilingkungan sosialnya; akan mempunyai kesempatan yang lebih mudah untuk menyesuaikan dirinya dengan setiap penambahan usianya dan dengan menghilangnya kemudaannya. Bagi perempuan seperti tersebut diatas, mungkin akan memandang Menopause sebagai akhir masa Menstruasi yang menggembirakan, serta menerima perubahan dalam tubuhnya sebagai sesuatu yang normal. Bagi perempuan yang memusatkan seluruh energinya terutama bagi anak, biasanya akan merasa kehilangan gairah hidup, jika anak-anaknya meninggalkan rumah karena mereka sudah bekerja, kuliah atau menikah. Ia akan mengalami rasa gelisah dan tekanan jiwa yang menyakitkannya, karena merasa kehilangan peranan sebagai seorang ibu. Selain itu apabila kehidupan anak-anaknya terganggu oleh penyakit, narkoba, kehamilan yang tidak dikehendaki, kegagalan disekolah atau dalam pekerjaannya dsb; dapat pula menimbulkan rasa bersalah sebagai orang tua dan menyebabkan rasa khawatir, rasa gelisah dan tekanan jiwa . Jika kondisi gangguan Psikologik yang dialaminya bersamaan dengan usia klimakterik dan datangnya menopause, acapkali yang dipersalahkan adalah karena perempuan itu sudah Menopause, dan salah satu pemecahannya yaitu diberi obat penenang atau pil estrogen. Sedangkan masalah gangguan Psikologik yang disebabkan masalah pribadi yang sesungguhnya, tidak disinggung-singgung.
Mengatasi gangguan emosional pada wanita MENOPAUSE : •
Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan masa menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh setiap wanita
•
Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya
5 | MENGATASI MENOPAUSE Re-published
•
by
GANGGUAN EMOSIONAL
PADA
WANITA
www.klinikmedis.com
Bagi perempuan yang energinya terpusat untuk anak dan keluarga, apabila ia memasuki masa Klimakterik dan menjelang Menopause : Perlu memeriksa kembali apa yang ingin dilakukan dalam hidupnya, selain menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu.
•
Untuk sementara masalah Menopause yang menimbulkan perasaan khawatir itu di black out. Anda dapat mengembangkan kemampuan otak, untuk waktu tertentu tidak memikirkan situasi yang tidak menyenangkan tersebut, dan memusatkan pikiran pada sesuatu hal yang sangat berbeda dan menyenangkan
•
Lakukan “Poison Pen Therapy” atau menulis memo untuk diri sendiri untuk mengeluarkan semua unek-unek mengenai situasi perubahan fisik dan psikologik yang menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap orang dilingkungan anda yang mengesalkan dsb. Anda akan merasa lebih enak dan dapat berpikir lebih rasional setelah emosi-emosi negatif yang mendasari kekhawatiran bisa terekspresikan dalam memo itu. (catatan : Memo itu tidak untuk dibaca orang lain)
•
Menyesuaikan sikap. Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat dipelajari saat masa menopause harus dihadapi . Letakkan stressor tersebut dalam perspektif yang benar, jangan biarkan pikiran-pikiran negatif menguasai diri dan hindari sikap pesimis.
•
Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang monoton. Misalnya : merubah susunan perabot dirumah atau dikantor, jalan-jalan keluar rumah sebentar, makan diluar dalam suasana yang nyaman dsb
•
Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik melalui gaya busana, gaya make up , atau potongan rambut yang sesuai dengan pribadinya
•
Makanlah makanan yang sehat dengan kadar lemak yang rendah, berserat, berkalori dan berkadar kolesterol rendah dll
•
Lakukan olah raga yang disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan tubuh, karena riset membuktikan bahwa berolahraga secara teratur dan menjaga kebugaran dapat memperpanjang hidup, memberi dampak positif kepada otak, dan meningkatkan kemampuan mengatasi perasaan khawatir .
•
Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak kegiatan yang positif dan kreatif, seperti ikut aktif dalam kegiatan keagamaan, mencoba hobi baru atau menggali lagi hoby yang telah lama ditinggalkan misalnya : belajar masak, membuat kerajinan tangan, melukis, menulis buku, mendengarkan musik atau main musik, menciptakan lagu dll. Dengan mengembangkan minat baru dan mempelajari keahlian yang baru akan memberikan perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi.
•
Kembali kuliah, masuk kegiatan politik atau aktif di kegiatan sosial, serta dapat memiliki atau menciptakan pekerjaan yang menarik, atau mempunyai pekerjaan
6 | MENGATASI MENOPAUSE Re-published
by
GANGGUAN EMOSIONAL
PADA
WANITA
www.klinikmedis.com
dengan penghasilan yang tetap, akan dapat membuat seseorang merasa dirinya berguna bagi orang lain dan meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri. •
Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-tehnik meditasi, yoga dll.
•
Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu konsultasi dengan psikolog atau konsultasi ke dokter sesuai dengan keluhan yang dialaminya.
Kesimpulan : Masa menopause adalah suatu proses alamiah yang pasti dialami oleh setiap wanita. Untuk menghadapinya agar tidak timbul gangguan emosional yang pada dirinya maupun lingkungan, wanita perlu mengembangkan pikiran yang positif agar dapat mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh sejak masih muda, juga memperluas wawasan pengetahuan tentang masalah menopause. Pada saat sudah masuk pada masa menopause, tetaplah aktif mempergunakan waktu luang yang ada dengan menjalin komunikasi yang terbuka dengan anggota keluarga ataupun lingkungan sosialnya, ikut dalam kegiatan positif dilingkungan sosialnya, menyalurkan hobi yang kemungkinan bisa menghasilkan sesuatu hasil karya ataupun mendatangkan uang sehingga para wanita menopause tetap bisa merasa bahwa dirinya berarti, ia merasa diperhatikan, dibutuhkan dan dihargai dengan demikian masa menopause justru merupakan awal kehidupan yang membahagiakan apabila ia bisa mensyukuri hikmah yang diperolehnya dalam kehidupan ini